Anda di halaman 1dari 56

Khusniyati Masykuroh, M.

Pd
TK Islam Sabilina, 6 Maret 2015
Tiga Jenis Bermain

 Sensorimotor atau Fungsional


 Main Peran atau Simbolik
 Makro
 Mikro

 Pembangunan
 Sifat cair dan terstruktur
 Menangkap
rangsangan
melalui
penginderaan dan
menghasilkan
gerakan sebagai
reaksinya
 Anak bermain
dengan benda
untuk membangun
persepsi
Madrasah Istiqlal's file
 Allah membimbing anak usia dini
belajar melalui panca inderanya
dan melalui hubungan fisik
dengan lingkungan mereka.
 Main sensorimotor merupakan
respon paling sederhana hingga
gerakan hingga gerakan yang
lebih terarah dan bermakna,
misalnya; bayi menggeliat karena
terkena dingin, hingga anak
melakukan gerakan memegang,
mencium, menendang, dan
sebagainya.
 Main sensorimotor penting untuk
mempertebal sambungan antar
neuron.
 Main sensorimotor memenuhi
kebutuhan anak untuk selalu aktif
bereksplorasi dan bereksperimen.
 Anak disediakan
kesempatan untuk
berhubungan dengan
bermacam-macam benda
dan alat permainan baik
didalam maupun diluar
ruangan.
 Anak diberi kesempatan
untuk bergerak secara
bebas, bermain di halaman,
di lantai atau di tempat yang
memungkinkan.
 Lingkungan, baik didalam
maupun diluar ruangan
menyediakan kesempatan
untuk berhubungan dengan
banyak tekstur dan berbagai
jenis bahan main yang
berbeda yang mendukung
setiap kebutuhan
perkembangan anak.

Madrasah Istiqlal's file


Dengan izin Allah,
pengalaman main
sensorimotor pada
anak usia dini
merupakan
rangsangan untuk
mendukung proses
kerja otak dalam
mengelola informasi
yang didapat anak
dari lingkungan saat
bermain, baik bermain
dengan tubuhnya
ataupun dengan
berbagai benda
disekitarnya.

Madrasah Istiqlal's file


 Main peran juga
disebut main simbolik,
role play, pura-pura,
make-believe, fantasi,
imajinasi, atau main
drama.
 Anak bermain dengan
benda untuk
membantu
menghadirkan konsep
yang sudah dimilikinya

Madrasah Istiqlal's file


Madrasah Istiqlal's file
Main peran mendukung munculnya
dua kemampuan penting:

1. Kemampuan untuk memisahkan


pikiran dari kegiatan dan benda
2. Kemampuan menahan dorongan hati
dan menyusun tindakan yang diarahkan
sendiri dengan sengaja dan fleksibel.
Diambil dari Scaffolding Children’s Learning, Vygotsky & Early Childhood Education by
Laura E. Berk and Adam Winsler (NAEYC Research into Practice Series, Volume 7).
Vygotsky percaya
bahwa fungsi
mental yang lebih
tinggi berakar
pada hubungan
sosial dan
kegiatan
bekerjasama.
Diambil dari Scaffolding Children’s
Learning, Vygotsky & Early Childhood
Education by Laura E. Berk and Adam
Winsler (NAEYC Research into Practice
Series, Volume 7).

Madrasah Istiqlal's file


 Melalui main peran, Allah
membimbing anak untuk
menunjukkan kemampuan berpikir
anak yang lebih tinggi, karena
anak sudah dapat menahan
pengalaman yang sudah
didapatnya melalui panca indera
dan menampilkannya kembali
dalam bentuk perilaku berpura-
pura.
 Main peran dipandang sebagai
sebuah kekuatan yang menjadi
dasar perkembangan cipta,
tahapan ingatan, kerjasama
kelompok, penterapan kosa kata,
konsep hubungan kekeluargaan,
pengendalian diri, keterampilan
sudut pandang spasial,
keterampilan pengambilan sudut
pandang afeksi, keterampilan
sudut pandang kognisi (Gowen,
1995).
 Main peran sangat penting
untuk perkembangan kognisi,
sosial dan emosi anak pada
usia tiga sampai enam tahun
(Vygotsky, 1967; Erikson, 1963).
 Main peran membolehkan
anak memproyeksikan dirinya
ke masa depan dan
menciptakan kembali masa
lalu dan mengembangkan
keterampilan khayalan.
 Main peran diyakini sebagai
terapi bagi anak yang
mengalami pengalaman
traumatik, baik traumatik fisik
atau traumatik mental.
Anak belajar
bermain dan
bekerja dengan
orang lain. Hal ini
merupakan latihan
untuk
pengalaman-
pengalaman
bersosialisasi di
kehidupan nyata.
Erik Erikson (1963) menjelaskan dua jenis main peran:
 Main Peran Mikro; anak memainkan peran melalui
tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran kecil.
Contoh: kandang dengan binatang-binatangan dan
orang-orangan kecil.
 Main Peran Makro;
anak bermain menjadi
tokoh dengan
menggunakan alat
berukuran besar
(ukuran
sesungguhnya) yang
digunakan anak untuk
menciptakan dan
memainkan peran –
peran. Contoh: anak
memakai baju dan
menggunakan kardus
besar yang dianggap
sebagai mobil-
mobilan atau
binatang
Main Pembangunan kemampuan anak
untuk mewujudkan pikiran, ide, dan
gagasannya menjadi sebuah karya
nyata
 Saat anak menghadirkan dunia mereka
melalui main pembangunan, mereka
berada di posisi tengah antara main dan
kecerdasan menampilkan kembali
(merefleksi).
 Kesempatan main pembangunan
membantu anak mengembangkan
keterampilan koordinasi motorik halus,
berkembangnya kognisi ke arah berpikir
operasional, membangun keberhasilan
sekolah dikemudian hari.
Madrasah Istiqlal's file
Bahan Sifat Cair/ Bahan Pembangunan
Bahan Alam yang Terstruktur
 Air
 Pasir
 Balok unit
 Cat jari
 Lumpur  Balok berongga
 Tanah liat  Balok berwarna
 Play Dough  LegoTM
 Lincoln LogsTM
 Krayon
 Cat dengan kuas  Bristle BlocksTM
 Tinker ToysPuzzles
 Pulpen
 Pensil
Anak usia dini yang belum mempunyai
pengalaman dengan bahan main
pembangunan akan memulai dengan
kegiatan sensorimotor. Mereka akan
memegang dan membawa bahan main
pembangunan sampai mereka mengerti
penggunaannya.

Seiring anak menguasai bahan-bahan dan


meningkatnya keterampilan motorik halus,
hasil karya mereka menjadi semakin nyata.
Anak juga akan menggunakan alat main
peran dan memainkannya. Pada tahap ini
mereka lebih tertarik pada kegiatan
keaksaraan.
Keaksaraan tidak hanya ditandai
dengan kemampuan anak membaca
dan menulis huruf atau kata-kata, tetapi
yang terpenting anak memahami setiap
kata dan kalimat dalam tulisan.
“Kata pertama harus bermakna bagi anak. Kata itu harus
merupakan bagian dari dirinya. Harus merupakan ikatan yang
organik, secara organik lahir dari dinamika hidup itu sendiri.
Harus kata yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Kata
pertama, buku pertama harus dibuat oleh anak itu sendiri. Saya
masuk ke dalam otak anak, membawa keluar apa yang saya
temukan di sana dan menggunakannya sebagai bahan kerja
pertama. Ini adalah kosa kata penting bagi mereka.

(Sylvia Ashton Warner—1963)


Sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk
pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang
hari dan sepanjang tahun.

Contoh: Anak-anak dibolehkan untuk memilih dari


serangkaian kegiatan main setiap hari yang menyediakan
kesempatan untuk terlibat dalam main peran,
pembangunan, dan sensorimotor.

Konsep Intensitas menekankan pada sejumlah


waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah
melalui tahap perkembangan kognisi, emosi,,
dan fisik yang dibutuhkan
Berbagai macam cara setiap jenis main yang
disediakan untuk mendukung pengalaman
anak.
Contoh: Anak dapat menggunakan cat di papan lukis,
nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja,
dan sebagainya, untuk melatih keterampilan
pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat
menggunakan balok unit (Pratt), palu dengan paku
dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem
tembak, dan LegoTM untuk berlatih keterampilan
pembangunan terstruktur.

 Konsep densitas menekankan pada


kegiatan yang berbeda yang disediakan
untuk anak oleh orang dewasa di
lingkungan anak usia dini. Kegiatan-
kegiatan ini harus memperkaya kesempatan
pengalaman anak melalui tiga jenis main
dan dipilih sesuai dengan minat dan
kebutuhan perkembangan anak
Pengertian Pijakan (Scaffolding)
Dukungan yang berubah-rubah selama kegiatan
belajar, dimana mitra yang lebih terampil
menyesuaikan dukungan terhadap tingkat kinerja
anak pada saat ini. Dukungan lebih banyak
diberikan ketika tugas masih baru; dukungan lebih
sedikit ketika kemampuan anak sudah meningkat.
Dengan demikian menanamkan penguasaan diri
dan kemandirian anak. (Laura E, Berk and Adam
Sinsler, 1995, Scaffolding Children’s Learning:
Vygotsky and Early Childhood Education)
EMPAT TAHAP UNTUK
PIJAKAN (SCAFFOLDING)
PENGALAMAN MAIN YANG
BERMUTU (CCCRT-1999)

• Pijakan Lingkungan Main


• Pijakan Pengalaman
Sebelum Main
• Pijakan Pengalaman Main
Setiap Anak
• Pijakan Pengalaman
Setelah Main
 Mengelola awal lingkungan main
dengan bahan-bahan yang cukup (tiga
tempat main untuk setiap anak)
 Merencanakan untuk intensitas dan
densitas pengalaman
 Memiliki berbagai bahan yang
mendukung tiga jenis main
› Sensorimotor, pembangunan dan
main peran
 Memiliki berbagai bahan yang
mendukung pengalaman keaksaraan
 Menata kesempatan main untuk
mendukung hubungan sosial yang
positif
 Membaca buku yang berkaitan
dengan pengalaman atau
mengundang nara sumber
 Menggabungkan kosakata baru dan
menunjukkan konsep yang
mendukung standar kinerja
 Memberikan gagasan bagaimana
menggunakan bahan-bahan
 Mendiskusikan aturan dan harapan
untuk pengalaman main
 Menjelaskan rangkaian waktu main
 Mengelola anak untuk keberhasilan
hubungan sosial
 Merancang dan menerapkan urutan
transisi main
 Memberikan anak waktu
untuk mengelola dan
meneliti pengalaman main
mereka
 Mencontohkan komunikasi
yang tepat
 Memperkuat dan
memperluas bahasa anak
 Meningkatkan
kesempatan sosialisasi
melalui dukungan
hubungan teman sebaya
 Mengamati dan
mendokumentasikan
perkembangan dan
kemajuan main anak
 Mendukung anak untuk mengingat
kembali pengalaman mainnya dan saling
menceritakan pengalaman mainnya.

 Menggunakan waktu membereskan


sebagai pengalaman belajar positif melalui
pengelompokan, urutan, dan penataan
lingkungan main secara tepat.
Pengalaman main anak yang bermutu tinggi
sangat memerlukan waktu bermain, tempat
bermain, kegiatan dan alat-alat permainan
yang edukatif yang tepat untuk mendukung
main mereka, dan pijakan dari guru atau
orang dewasa ketika dibutuhkan. Dengan
konsep ini, dalam menata lingkungan main
yang bermutu tinggi untuk anak usia dini harus
ditekankan untuk menyediakan tiga jenis
main, intensitas, dan densitas dari pengalaman
main.
 Tema
 Sentra
Merupakan bingkai bagi materi yang telah
direncanakan agar :
 Materi pendidikan nilai-nilai kehidupan beragama
bisa teraplikasikan dalam kegiatan bermain
 Semua materi dapat diberikan, tidak ada yang
tercecer.
 Penggunaan waktu efektif tidak ada materi yang
diberikan yang tidak dibutuhkan anak
 Penggunaan waktu efisien, tidak ada yang
tumpang tindih
 Semua materi yang akan disampaikan pada anak
melalui hal-hal yang dekat dengan anak
 Memberikan
perhatian (Attending)
 Mendengarkan
(Listening)
 Mengamati
(Observation)
 Mengingat
(Remembering)
 Menyampaikan
kembali (Recalling)
 Tema untuk satu semester
 Tema untuk satu bulan
 Tema untuk satu minggu
 Tema untuk satu hari

Madrasah Istiqlal's file


Misalnya:
1. Aku hamba Allah
2. Binatang ciptaan Allah.
3. Pesawat Telepon Karunia
Allah, Dll.

Madrasah Istiqlal's file


Merupakan pusat kegiatan pembelajaran
dengan metoda bermain sambil belajar
Integrasi pendidikan nilai-nilai kehidupan
beragama yang dirancang untuk
mengembangkan seluruh potensi anak sebagai
karunia dari Allah.
Setiap sentra memiliki tujuan pembelajaran
yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Oleh karena itu dalam merancang dan menata
kegiatan bermain yang bermutu, seorang guru
harus memperhatikan proses perkembangan
anak, baik dari segi materi, kegiatan, bahan-
bahan, dan alat-alat main. Penataan lingkungan
sentra yang baik dan tepat akan menjadi salah
satu model pembelajaran bagi anak agar dalam
bermain dan bekerja mereka mengerti akan
urutan dan ketuntasan.
 Kegiatan di setiap Sentra setiap hari
harus terpusat pada materi yang sudah
ditetapkan dalam tema terintegrasi
Pendidikan Nilai-nilai kehidupan
Beragama.
 Pada setiap Sentra, untuk setiap anak
dikembangkan berbagai aspek
perkembangan, yaitu; Nilai-nilai Agama,
Moral, Kognisi, Afeksi, Bahasa, Sosial
emosional, seni dan Psikomotor.
 Sentra Ibadah  Sentra Main Peran
Makro

 Sentra Bahan Alam

 Sentra Main Peran


Mikro
 Sentra Balok  Sentra Persiapan

 Sentra Seni dan


Kreatifitas  Sentra Musik dan Olah
Tubuh
1. Penataan lingkungan
• Penempatan alat main yang tepat
memungkinkan anak:
 Mandiri, disiplin, bertanggung jawab, memulai
dan mengakhiri main, klasifikasi
• Penataan alat dan bahan selama main
seharusnya mendukung anak:
Membuat keputusan sendiri, mengembangkan
ide, menuangkan ide menjadi karya nyata,
mengembangkan kemampuan sosial
2. Aturan masing-masing Sentra
3. Awal dan akhir kegiatan
4. Beres-beres
5. Pengamatan guru pada setiap anak selama
kegiatan Sentra berlangsung
6. Pijakan guru sebelum main, pada waktu main dan
setelah main
 Semua benda yang mendukung
perkembangan anak dan anak belajar
apabila main dengannya :
Main Sensorimotor, Main Peran, Main
Pembangunan (mulai bahan sifat cair
sampai bahan terstruktur)

Madrasah Istiqlal's file


 Say : Guru menjelaskan,
Anak merespon
 Show : Guru memperlihatkan dengan benda,
gambar (bernuansa agama/dinuansakan
agama)dan lain-lain
 Check : Guru Memastikan konsep-konsep yang
diterima anak benar melalui
menyampaikan kembali (recalling) dan
portofolio anak (catatan perkembangan,
hasil karya, dokumentasi, dll).
Persentasi waktu dalam jenis main
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Usia
0-1 ------------------------------sensorimotor---------------------

1-2 --------sensorimotor ----------------------------------------symbolik

2-3 ---------sensorimotor -----------simbolik----------- pembangunan

3-4 ---------sensorimotor-------------simbolik-----------pembangunan

4-5 ----sensorimotor-------------simbolik------------pembangunan-----

5-7 -sensorimotor--------simbolik-----------------pembangunan--------

7+ sensori motor------simbolik------------------pembangunan---------
ke main dengan aturan ke membaca
Terencana: Zone Perkiraan
Perkembangan

Tingkat Tugas
Terlalu tepat Terlalu sulit
mudah
Hasil frustrasi
bosan Belajar

Dukungan Terlalu banyak


Tidak perlu beberapa

Vygotsky, L.S., 1978, Mind in Society


 Evaluasi Perkembangan Anak
 Evaluasi Program
 Harian
 Mingguan
 Bulanan
 Enam bulan
 Satu tahun

Madrasah Istiqlal's file


 Guru/Orangtua sebagai peneliti
 Guru/Orangtua sebagai partner, nurture, dan
pemandu
 Guru/Orangtua sebagai fasilitator yang
memberikan dukungan saat anak membangun
pengetahuan fisik, logika-matematika, sosial,
untuk membangun pengetahuan diri sendiri.
 Lingkungan sebagai guru ketiga
 Kegiatan main yang sesuai & menyenangkan
yang mendukung keseluruhan perkembangan
anak
 Interaksi efektif antara sekolah dan keluarga
 Tenaga pendidik yang terlatih (memiliki
pengetahuan tentang perkembangan anak)
 Rasio yang kecil dan ideal antara anak dan guru
 Guru bekerja dalam Tim

Anda mungkin juga menyukai