Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah: Media Pembelajaran

PEMBALAJARAN MELALUI MEDIA TV dan VIDEO

Oleh :

1. RASYID ANWAR GALANI


2. MUH. YUSUF M. ANDIKA
3. HELDAWATI
4. JULIANA

JURUSAN TARBIYAH KEPENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN KENDARI
OKTOBER
2012
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian & Karakterisik Televisi Pendidikan ....................................... 2
1.1 Klasifikasi Televisi Pendidikan ............................................................
1.2 Pemanfaatan Televisi Pendidikan dalam pembelajaran ................... 4
1.3 Kelebihan & Kelemahan Televisi Pendidikan ....................................
2. Pengertian Video .......................................................................................... 6
2.1 Karakteristik Video dalam Pembelajaaran .........................................
2.2 Jenis-jenis Tekhnik Video ...................................................................... 8
2.3 Cara Membuat Video Pembelajaran ................................................... 10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................... 12
2. Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ‬


‫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻠﻟﻪ ﺮﺐ ﺍﻠﻌﺎ ﻟﻤﻴﻦ ﻮﺍﻟﺼﻼﺓ ﻮﺍﻟﺴﻼﻢ ﻋﻟﻰ ﺍﺸﺮ ﻒ ﺍﻷﻨﺒﻴﺎﺀﻮﺍﻟﻤﺮ ﺴﻟﻴﻦ ﻮﻋﻟﻰ‬
‫ ﺍﻤﺎ ﺒﻌﺪ‬.‫ﺍﻟﻪ ﻮﺍﺼﺤﺎ ﺒﻪ ﺍﺠﻤﻌﻴﻦ‬

Alhamdulliah, segalah puji hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan taufik-Nya, sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan bentuk yang sangat sederhana. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW berserta sahabat tabi tabi’in dan seluruh umat
muslim yang tetap istiqamah di jalan-Nya.

Makalah sederhana yang berjudul “Pembelajaran Melalui Media Televisi & Video” ini
sengaja kami tulis sebagai syarat untuk memenuhi nilai mid semester pada mata kuliah Media
Pembelajaran yang dibimbing langsung oleh dosen yang kami hormati, Ibu Dr. Ambar Sri
Lestari M., Pd. Ucapan terima kasih kami kepada Ibu karena telah meluangkan waktunya untuk
mengajar dan membimbing kami. Semoga Ibu diberikan pahala dan selalu diberikan keridhaan di
sisi-Nya, Amin.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan dalam mengawali tulisan ini, akhirnya jika
ditemukan kelemahan dan keterbatasan baik dari aspek kebahasaan maupun bobot keilmiahan
serta kekurangan referensi dalam pembuatan makalah ini kami mohon dimaklumi, sekaligus
sumbangan saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 03 November 2012


Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya dunia. Begitu juga
dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin memadai dan semakin lengkap. Jika dulu
sekolah-sekolah menggunakan sarana yang seadanya, sekarang sudah semakin lengkap.
Sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal. Demikian juga media yang dipakai
dalam proses belajar mengajar semakin kompleks.
Perkembangan teknologi pada akhirnya juga merambah kepada dunia pendidikan.
Banyak sekolah yang sekarang memakai teknologi ini untuk memperlancar pembelajaran di
sekolah. Teknologi dalam pembelajaran bisa menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan
sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Sebagai sarana teknologi merupakan alat untuk
memperlancar pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai inovator agar
pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber belajar tekonologi sebagai
salah satu penyedia informasi bagi peserta didik. Ada beragam jenis tekhnologi yang dapat
mempermudah guru dalam proses pembelajaran dua diantaranya adalah TV dan Video.

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini. Di antaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan telivisi dan video pendidikan?
2. Apa manfaat dari TV edukasi dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari media TV dan Video dalam pembelajaran?
4. Bagaimana karakteristik dari media TV dan Video dalam pembelajaran?
5. Bagaimanakah cara membuat video pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian & Karakteristik Televisi Pendidikan


Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televise
pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu,
memiliki karakteristik tersendiri, antara lain yaitu: 1
a. Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa.
b. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan
pengalaman belajar yang terencana.
c. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan
di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
d. Terpadu-siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca,
diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.

1.1 Klasifikasi Televisi Pendidikan


Televisi pendidikan adalah penyampaian konten atau bahan-bahan pendidikan yang
disiarkan melalaui media televisis atau program-program (siaran televisi yang mengandung
pesan-pesan pendidikan). Berikut merupakan klasifikasi siaran televise yang mengandung pesan
pendidikan:
a. Siaran pendidikan sekolah atau (school broadcasting)
Sasaran siaran pendidikan sekolah adalah para murid sekolah dari tingkat taman kanak-
kanak sampai dengan para mahasiswa sekolah tinggi dengan demikian, acara siaran pendidikan
jenis ini erat sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran
tersebut. Karena acara pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu saja akan
memberikan pengaruh secara langsung kepada siswa. Darwanto mengemukakan pengaruhnya
sebagai berikut.
1. Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai
dengan pola piker mereka.

1
Rusman, dkk ,Pembelajaran Berbasis TIK, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 209, 2011.
2. Pembantu anak-anak atas suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.
3. Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajara
dengan kegiatan sekitar.
4. Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.

b. Siaran pendidikan sepanjang massa (Life Long Education)


Berbeda dengan siaran pendidikan berlandaskan kurikulum sekolah, acara pendidikan
yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan keseharian. Sasaran
siaran ini adalah khalayak umum yang dibagi menurut tingkatan tertentu, misalnya usia, jenis
kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui siaran ini adalah untuk mendorong pemirsanya untuk
terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas, tentang berbagai aspek social, seni, sastra,
home economic dan hobi.
TV edukasi atau sering disingkat dengan TV-E adalah sebuah stasiun televise yang
khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi dibidang pendidikan dan berfungsi sebagai
media pembelajaran bagi masyarakat. Stasiun TV ini diresmikan oleh menteri pendidikan Abdul
Malik Fajar tanggal 12 oktober 2004. Studio TV-E berada di Jakarta, dan memiliki afiliasi
dengan stasiun TV pendidikan daerah. TV-E dimiliki oleh Kemendiknas.
 Visi TV-E adalah menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan
 Misinya adalah menyiarkan program yang dapat mencerdaskan masyarakat, menjadi
tauladan, menyebarkan informasi dan kebijakan kemendiknas serta mendorong masyarakat
gemar belajar.
 Sedangkan tujuan TV edukasi adalah memberikan layanan pendidikan berkualitas untuk
menunjang tujuan pendidikan nasional.
Sasaran TV-E adalah peserta didik dari semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, praktisi
pendidikan, dan masyarakat. Program yang disiarkan oleh adalah program formal, non-formal,
informal serta informasi kebijakan-kebijakan pendidikan dan informasi lainnya. Berikut
merupakan contoh-contoh program atau siaran TV-E:
a. Blue Cat, seekor kucing manja dan seekor tikus akan menemani kita dalam program yang
berisi tentang pengetahuan alam dan makhluk hidup secara rinci. Cerita mereka dilengkapi
dengan gambar-gambar yang membantu memperjelas topic yang sedang dibicarakan.
b. Back yard science, program yang mengulas berbagai pengetahuan dalam kehidupan sehari-
hari yang terkadang luput dari perhatian kita, program ini dilengkapi dengan berbagai
percobaan-percobaan sederhana yang mudah dimengerti dan dicontoh.
c. Amazing animal, program yang mengupas berbagai hal yang ada di dunia binatang.
d. Kampong Edu, menceritakan kehidupan sehari-hari dengan tokoh-tokoh animasi yang lucu
menyampaikan berbagai pesan moral yang positif
e. Fisika itu asyik, yaitu program fisika berdurasi pendek yang menjelaskan tentang fenomena
alam di sekitar kita, menampilkan percobaan-percobaan dengan animasi menarik yang dapat
memudahkan pemirsa untuk dapat memahami proses fisika yang terjadi dengan baik.

1.2 Pemanfaatan TV-E


Pemanfaatan TV sebagai media pembelajaran kini telah terwujud dalam bentuk TV
edukasi yang telah mengudara di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada 12 Oktober 2004.
Ada tiga cara pemanfaatan program siaran TV-E yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu
sebagai berikut:
a. Pemanfaatan program siaran TV-E sesuai dengan jadwal siaran TV-E (pemanfaatan siaran
TV-E secara langsung). Selain itu, guru dapat dapat me-relay siaran dari TVRI, karena TV-E
telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TV-E yang ditayangkan adalah
diprioritaskan pada mata pelajaran mate-matika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris
peserta didik SMP, MTs.
b. Pemanfaatan siaran TV-E sebagai penugasan.Berdasarkan jadwal tayangan siaran TV-E
yang ada guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TV-E
tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas
ini disekolah, atau di rumah. Baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok
kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan
hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu
penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu
yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk menyajikan hasil tugas
yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat
kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan
pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini,
peserta didik dilatih menyusun bahan presentase, memberikan pendapat, tanggapan atau
komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman atau kesimpulan.
Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau arahan atau hal-hal yang dinilai
penting untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
c. Pemanfaatan program Siaran TV-E sebgai pengisi jam pelajaran kosong. Apabila guru
berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi
jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TV-E. intinya adalah bahwa
peserta didik tetap dapat belajar sekalpun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir
misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru piket
atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang
telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket/guru serumpun) dapat mencatatnya
dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan
tindak lanjut.

1.3 Kelebihan dan Kelemahan TV Edukasi


TV-Edukasi memiliki beberapa kelebihan yaitu :2
a. Membuka pemahaman mengenai informasi baru, biasanya terdapat dalam program-program
berita (politik, wisata, kuliner, dan sebagainya).
b. Bertindak sebagai pendorong anak-anak untuk belajar acara Edukasi dan dapat mengajarkan
kepada anak tentang nilai-nilai yang penting serta pelajaran mengenai kehidupan nyata.
c. Merupakan alternative tontonan bermanfaat yang hadir ditengah-tengah masyarakat
Indonesia.
d. Memberikan informasi kepada masyarakat akan dunia pendidikan.
e. Menyemarakkan dunia entertainment dengan kemasan yang berbeda yakni dikemas dalam
bentuk lebih mendidik, jadi tidak hanya menghibur lewat televii saja tetapi juga bisa
mendidik masyarakat.
f. Merupakan solusi akan permasalahan tayangan-tayangan televise yang tidak sehat.
Sedangkan kelemahan televise Edukasi adalah sebagai berikut:

2
Ibid, hal. 215-216.
a. Dari segi pengemasan program kurang menarik, sehingga program-program yang
ditawarkan kurang dapat diterima.
b. Program tidak didukung oleh pendukung acara yang dikenal masyarakat, dengan kata lain
siaran-siaran TV-E tidak diperankan oleh artis-artis yang terkenal.
c. TV-E kurang tepat pada sasaran.

2. Pengertian Video
Video Dalam kamus bahasa indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal
elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi
dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan
keamanan .
Kata video berasal dari kata Latin, “Saya lihat”. Istilah video juga digunakan sebagai
singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video . Video adalah salah satu
temuan terbesar manusia di abad 20. Dimulai dari ditemukannya fotografi yang menampilkan
citra atau image diam yang identik dengan aslinya kemudian berkembang dengan menampilkan
citra bergerak (motion picture). Perkembangan ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang
kemudian mampu menggabungkan unsur gambar bergerak tadi dengan unsur suara. Lalu disebut
sebagai video, yakni gabungan yang harmonis atau sinkron antara visual (gambar bergerak)
dengan audio (suara).
Bahan video ini diproduksi dengan merekam objek bergerak sekaligus suaranya dengan
menggunakan peralatan yang disebut kamera. Kamera video berfungsi sebagai alat yang
mewakili mata manusia untuk menangkap pantulan cahaya sebuah objek dan gelombang suara
yang kemudian diproses secara mekanik atau elektronik dan disimpan dengan media seperti pita
seluloid, pita magnetis bahkan digital video disc. Video sebagai media komunikasi yang
memadukan unsur suara/bunyi dan gambar dengan segala teknik penyiapan yang didasarkan
pada derajad kegunaannya (useware), sangat ditentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat
lunak (software) yaitu materi/pesan dan perangkat keras (hardware) berupa perlatan produksi.
Menurut Mohd. Arif dan Rosnaini, video merupakan alat untuk merekamkan dan
menayangkan film dengan menggunakan pita video (disalurkan melalui televisi). Pita rekaman
diartikan sebagai pita bermagnet yang digunakan untuk merekam gambar dan suara dari televisi.
Sedangkan film video adalah film yang telah direkam pada vita video dan hanya sesuai ditayang
kan dengan menggunakan alat video.

2.1 Karakteristik Video dalam Pembelajaran


Video sebagai salah satu media dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan
dampak yang positif. Video dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang
bisa digunakan untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu sedikit banyak video merupakan
salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Menurut
Zubaidah (1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas
dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring
dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutoial membimbing peserta
didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif
mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video .
Video mempunyai karakteristik diantaranya adalah:3
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Dapat diulang untuk menambah kejelasan
c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
d. Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa
e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih relistis
f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
g. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan rangsangan
yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa
h. Semua siswa dapat belajar baik yang pandai ataupun yang kurang pandai
i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
j. Penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi .

3
http://dewamegantara . wordpress.com, Diakses tanggal 30/10/2012.
2.2 Jenis-jenis Tekhnik Video
Salah satu media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan
berkesan adalah dengan video. Teknik video adalah alat elektronik yang melibatkan televisi, pita
rekaman dan perekam video. Ada dua jenis pengajaran yang bisa digunakan dalam pengajaran
teknik video, yaitu:
a. Video Pengajaran
Video mengajar di kelas dengan skrin tv secara langsung. Cara ini lebih sesuai untuk
peringkat asas dan mendengar. Di dalam VPT hanya terdapat satu bahasa pengantar dan satu
pembawa acara di dalam skrin tv yang membimbing pelajar. Di dalam skrin tv akan
menonjolkan item-item penting yang akan dipelajari dan terdapat juga arahan yang menerangkan
apa yang patut diperhatikan dan dilakukan oleh pelajar untuk menelusuri video tersebut. Dalam
VPT, tayangan video itu mempersembahkan bahasa baru dan guru berperan menyusulinya
dengan buku dan pits video sebagai latihan dan eksploitasi. Biasanya bahasa yang dipilih, adalah
bertujuan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan demikian guru akan mengunakan video
sebagai sumber belajar.
b. Video Sumber
Video sumber tidak mengandungi bahan pengajaran secara terus, tetapi input bahasa yang
yng dipilih dan degred masih berdasarkan pelajaran bahasa dan merupakan jenis pengajaran
secara tidak langsung. Tujuan sumber video adalah untuk memberi ilustrasi bahasa baru bagi
sesuatu tahap tertentu.

a. Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)


Pada jenis ini terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa diberi
beberapa skrip narator cerita di dalam video dengan beberapa perkataan yang ditiadakakan.
Tugas pelajar ialah mengisi tempat-tempat yang kosong dengan teliti. Sebagai alternatif, peserta
didik boleh diminta untuk menjawab soal-soal pemahaman berdasarkan video yang
dipertontonkan.
b. Tayangan Senyap (Silent Viewing)
Audio ditutup dan guru meminta siswa hanya menonton visual yang terdapat pada skrin
TV. Siswa dibiarkan menerka apa yang dikatakan pada video yang mereka tonton. Mungkin
mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami perkataan yang ada dalam video tapi
setidaknya mereka mampu memberitahu kata-kata kunci dan frasa.
c. Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
Setiap siswa secara berpasangan duduk saling membelakangi antara satu sama lain. Salah
satu dari merreka menghadap monitor TV sebaliknya pasangannya menghadap ke arah
sebaliknya. Anak yang tidak melihat video ditanya oleh anak yang melihat video. Misalnya,
siapakah orang yang memakai bajju warna hijau? Dimanakah video itu berlaku? Dan sebagainya.
Siswa yang menghadap video perlu memberikan opsi jawaban, dan siswa yang bisa menjawab
dengan benar dianggap menang.
d. Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
Setiap siswa duduk secara berpasangan dengan belakang membelakangi satu sama lain.
Guru memberitahu bahwa siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus menjawab soal-soal
berdasarkan sekuen video selepas aktivitas itu selesai dan pemenangnya adalah pasangan yang
berupaya menjawab yang paling tepat. Kemudia guru menayangkan video dengan menutup
audionya, siswa yang menghadap skrin memberi komentar secara langsung tentang apa yang
ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus memberi soal-soal untuk mendapatkan
maklumat yang lebih banyak.
e. Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
Warna pada skrin dikurangi supaya menjadi gelap dan tak ada apapun dapat dilihat.
Sehingga hanya ada perkataan, komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa didengar, siswa
diharapkan dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek dan sebagainya yang mereka
rasa ada ditayangan.
f. Ramalan (Prediction)
Ramalan bisa meliputi semua apa yang akan berlaku sebelumnya dan apa yang kan
dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas ramalan ini mengharuskan siswa meramal sekuen video
yang dihentikan secara tiba-tiba untuk menimbulkan respon lisan atau tulisan terkait dengan apa
yang akan terjadi seterusnya. Kemudian untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan-
pembicaraan selanjutnya. Siswa akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.
g. Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
Aktivitas ini sangat sesuai untuk siswa yang baik penguasaan bahasanya. Dalam aktivs
ini, siswa ditunjukkan bagian akhir dari cerita yang ditayangkan video yang pendek. Siswa
diminta memberi penjelasan secara lsan dan tertulis bagaimana awal cerita dari akhir video yang
ditayangkan. Kemudia siswa mempersembahkan cerita versi mereka. Persembahan bisa
dijalankan secara keseluruhan video itu dari awal hingga akhir.
h. Urutan (Sequencing)
Siswa-siswa diberikan skrip video bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas mereka
adalah menyusun skrip itu menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk video yang sekuennya
menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan seorang narator. Cara yang lain yaitu guru
menyunting video itu dan mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu. Kemudian
siswa-siswa mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video yang bagus .

2.3 Cara Membuat Video untuk pembelajaran


Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan
video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk
pembelajaran adalah sebagai berikut:4
a. Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment
menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural ,
agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
c. Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan
d. Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi
sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari dua sudut bidik
yang berbeda pula
e. Selain itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan yang
wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
f. Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan
kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan
arah pandangan

4
http://gunawansusilo.blogspot.com/video sebagai media pembelajaran seni, Diakses tanggal 30/10/2012.
g. Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan
hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan fasilitas
fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
h. Untuk memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan
paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati suatu adegan .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa hal penting dari makalah ini yang menurut kami perlu untuk disimpulkan
dalam pembahasan makalah, hal-hal penting dimaksud diantaranya adalah, sebagai berikut:
 Televise pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
Oleh karena itu, memiliki cirri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
a. Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa.
b. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan
pengalaman belajar yang terencana.
c. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara
berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
d. Terpadu-siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca,
diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
 Berikut merupakan klasifikasi siaran televise yang mengandung pesan pendidikan:
Siaran pendidikan sekolah atau (school broadcasting)
Sasaran siaran pendidikan sekolah adalah para murid sekolah dari tingkat taman
kanak-kanak sampai dengan para mahasiswa sekolah tinggi dengan demikian, acara siaran
pendidikan jenis ini erat sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada
tahun ajaran tersebut. Karena acara pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum,
tentu saja akan memberikan pengaruh secara langsung kepada siswa.
Siaran pendidikan sepanjang massa (Life Long Education)
Berbeda dengan siaran pendidikan berlandaskan kurikulum sekolah, acara
pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan
keseharian. Sasaran siaran ini adalah khalayak umum yang dibagi menurut tingkatan
tertentu, misalnya usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui siaran ini adalah untuk mendorong pemirsanya
untuk terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas, tentang berbagai aspek social, seni,
sastra, home economic dan hobi.
 Menurut Mohd. Arif dan Rosnaini, video merupakan alat untuk merekamkan dan
menayangkan film dengan menggunakan pita video (disalurkan melalui televisi). Pita
rekaman diartikan sebagai pita bermagnet yang digunakan untuk merekam gambar dan suara
dari televisi. Sedangkan film video adalah film yang telah direkam pada vita video dan
hanya sesuai ditayang kan dengan menggunakan alat video.
 Video dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan
untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu sedikit banyak video merupakan salah satu
alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Menurut Zubaidah
(1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam
proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring
dengan citarasa dan karakteristik pelajar.
 Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan
video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk
pembelajaran adalah sebagai berikut:5
a. Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment
menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural
agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
c. Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan
d. Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi
sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari dua sudut bidik
yang berbeda pula
e. Selain itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan
yang wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
f. Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan
kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula bidikan-bidikan
berdasarkan arah pandangan

5
http://gunawansusilo.blogspot.com/video sebagai media pembelajaran seni, Diakses tanggal 30/10/2012.
g. Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan
hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan fasilitas
fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
h. Untuk memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan
paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati suatu
adegan .
DAFTAR PUSTAKA

Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2011
http://dewamegantara . wordpress.com.2012
http://gunawansusilo.blogspot.com/video sebagai media pembelajaran seni

Anda mungkin juga menyukai