Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

SEVEN JUMP
Skenario 3

Pasien X, 30 Tahun datang ke RS dengan keluhan tiba-tiba merasa sakit


pinggang sebelah kiri yang tak tertahankan. Pasien juga merasakan mual dan
muntah sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan khawatir dengan
kondisinya. Klien mengatakan pertama kali merasakan seperti ini.

1. Klarifikasi istilah-istilah penting


1) Mual adalah sensasi tidak menyenangkan ingin muntah dan sering
keringat dingin,pucat,air liur,nyeri lambung,kontraksi duodenum dan
reflex isi usus kecil ke dalam lambung.
http://kamuskesehatan.com/arti/mual
2) Muntah adalah keluarnya makanan secara paksa dari perut melalui
tenggorokan.makan keluar dari mulut atau kadang melalui hidung.
Muntah dapat terjadi dengan sengaja atau tidak.Dan lebih dilihat
sebagai gejala dari pada sebuah kondisi.
http://www.google.com/amp/s/www.docdoc.com/id/info/condition/mu
ntah/amp

2. Kata Kunci
 Umur 30 Tahun
 Tiba-tiba nyeri pinggang
 Nyeri pinggang di bagian kiri
 Nyeri tak tertahankan
 Merasa mual dan muntah sejak 3 hari lalu

3. Mind Map
4. Pertanyaan-pertanyaan penting
1) Kenapa pada pasien x mengalami keluhan sakit pinggang sebelah kiri
yang tak tertahankan?
2) Mengapa pada pasien x juga merasakan mual dan muntah?

5. Jawaban pertanyaan
1) Batu ginjal menekan jaringan disekitar ginjal, sehingga merangsang
pelepasan mediator kimia berupa histamine, prostaglandin, serotonin,
bradikinin, ion –ion kalium dll di jaringan tubuh yang cedera tersebut.
Kemudian merangsang nosiseptor sensori (reseptor nyeri) diteruskan
kemedula spinalis lalu ke korteks serebri,nyeri dipresepsikan
menyebabkan nyeri pinggang.
2) Batu yang tersimpan dalam ginjal dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih. Semakin lama penyumbatan terjadi maka urine akan kembali
mengalir ke dalam ginjal yang dapat menimbulkan penekanan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) yang menyebabkan
timbulnya rasa mual ingin muntah dan perut bagian bawah
menggembung.

6. Tujuan pembelajaran
1) Apakah ada cara/penatalaksanaan medik yang efektif yang dapat
dilakukan pada klien tersebut untuk mengurangi/menghilangkan gejala
yang di rasakan?
2) Apakah pemeriksaan penunjang yang dapat ditegakkan untuk
mengetahui adanya batu ginjal?
3) Apa saja penanganan untuk komplikasi penderita batu ginjal?
4) Pilihan terapi apa yang tepat untuk batu ginjal?

7. Informasi tambahan
Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada Penderita Nefrolitiasis Dibagian
Radiologi Fk Unsrat Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1
Januari – 30 Juni 2014 Oleh Moch. Syafrudin Ridwan Joan F. J. Timban
Ramli Hadji Ali

8. Klarifikasi informasi tambahan


Ultrasonografi dapat memberikan gambaran yang jelas apabila terdapat
batu yang berlokasi di ginjal. Sehingga mempermudah dokter untuk
menentukan diagnosis pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran hasil Ultrasonografi ginjal pada penderita Nefrolitiasis di
Bagian Radiologi FK UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado Periode 1 Januari – 30 Juni 2014. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data
sekunder berupa catatan medik yang terdapat di Bagian Radiologi BLU
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari – 30 Juni 2014.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Bagian Radiologi FK
UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode 1 Januari – 30 Juni 2014 mengenai gambaran Ultrasonografi ginjal
padapenderitan efrolitiasis, dapat disimpulkan bahwa:
 Penderitan efrolitiasis lebih banyak sering terjadi pada laki – laki
(62,9%).
 Penderitan efrolitiasis terbanyak pada kelompok umur 56 – 65
tahun (36,2%).
 Penderitan efrolitiasis berdasarkan letak batu yaitu nefrolitiasis
bilateral (37,1%).
 Penderitan efrolitiasis dengan komplikasi CKD yaitu sebanyak
(39,0%).
 Penderitan efrolitiasis dengan komplikasi Hidronefrosis yaitu
sebanyak (19,0%).
Pengobatan Hipertrofi Prostat Non Operatif
Tidak semua pasien BPH perlu menjalani tindakan medik.Tujuan terapi
pada pasien BPH adalah memperbaiki keluhan miksi, meningkatkan
kualitas hidup, mengurangi obstruksi infravesika, mengembalikan fungsi
ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu urine setelah
miksi dan mencegah progresifitas penyakit.
Salah satu terapi yang digunakan adalah terapi Medikamentosa
Pengobatan dengan antagonis adrenergik-α bertujuan menghambat
kontraksi otot polos kelenjar prostat sehingga mengurangi resistensi tonus
leher buli-buli dan uretra.Fenoksibenzamine adalah obat antagonis
adrenergik-α non selektif yang pertama kali diketahui mampu
memperbaiki laju pancaran miksi dan mengurangi keluhan miksi. Namun
obat ini menyebabkan komplikasi sistemik yang tidak diharapkan,
diantaranya adalah hipotensi postural dan menyebabkan kelainan pada
sistem kardiovaskuler.tamsulosin yang sangat selektif terhadap otot polos
prostat. Dilaporkan bahwa obat ini mampu memperbaiki pancaran miksi
tanpa menimbulkan efek terhadap tekanan darah maupun denyut
jantung.α-reduktase adalah salah satu obat yang bisa digunakan untuk
BPH diantaranya adalah obat ini bekerja dengan cara menghambat
pembentukan dihidrotestosteron dari testosterone yang dikatalisis oleh
enzim α-reduktase di dalam sel prostat. Menurunnya kadar
dihidrotestosteron tersebut akan menyebabkan sintesis protein dan
replikasi sel-sel prostat menurun.

9. Analisa dan sintesis informasi


Berdasarkan scenario kasus diatas, tanda dan gejala/manifestasi klinis
yang dirasakan pasien itu merujuk pada diagnose nefrolitiasis. Hal ini
ditunjukkan dengan kalimat “nyeri yang tak tertahankan”.Nyeri yang
dialami klien dapat terjadi pada klien nefrolitiasis.Karena pada
nefrolitiasis salah satu gejalanya yaitu nyeri kolik.Nyeri kolik adalah nyeri
hebat yang tak tertahankan.nyeri ini tidak mudah hilang walaupun klien
memposisikan secara nyaman. Namun akan lebih efektif dilakukan
pemeriksan penunjang lainnya untuk mengetahui kepastian dari penyakit.

10. Laporan diskusi


ASUHAN KEPERAWATAN NEFROLITIASIS
A. Konsep Medik
1. Definisi
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi
yang di tandai dengan adanya batu pada ginjal, saluran ginjal, atau
kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam
kalsium (zat-kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur
tersebut dalam urine tinggi. Apabila batu ginjal sudah berukuran kecil,
dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila ginjal sudah berukuran
besar, harus di keluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan
ilmu teknologi, batu ginjal dapat di hancurkan dengan gelombang suara
yang bersintesis tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
2. Etiologi
Terbentuknya batu saluaran kemih diduga ada hubunganya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik). Secara epidemiologi terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluaran kemih pada seseorang.
Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari
tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstriksik yaitu pengaruh yang
berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Faktor Intrinsik antara lain :
 Herediter (keturunan) : penyakit ini di duga diturunkan dari
orang tuanya.
 Umur : penyakit ini paling sering di dapatkan pada usia 30-50
tahun.
 Jenis kalamin : jumlah pasien pria tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien wanita.

Faktor Ekstrinsik di antaranya daerah :


 Geografis : pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian
batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain
sehinggga dikenal sebagai daerah stonebelt.
 Iklim dan temperatur
 Asuapan air : kurangnya asupan air dan tinggi kadar mineral
kalsium pada air yang dikosumsi
 Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya batu.
 Pekerjaan : penyakit ini sering di jumpai pada orang yang
pekerjakan banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary
life.
3. Patofisiologi
Batu kemih biasanya muncul karena kerusakan keseimbangan
antara kelarutan dan pengendapan garam.Ginjal harus menampung air
dan mengeluarkan bahan yang memiliki kelarutan yang rendah.Kedua
pernyataan tersebut harus seimbang selama adaptasi terhadap diet,
iklim dan aktivitas.Urine memiliki zat-zat seperti pirofosfat, sitrat dan
glikoprotein yang bisa menghambat kristalisi. Namun mekanisme
pertahanan dari zat-zat tersebut kurang sempurna ketika urin menjadi
jenuh atau mengalami supersaturasi dengan bahan larut yang
dikarenakan tingkat ekresi yang berlebihan dan/atau karena air yang
tertampung terlalu lama akan membentuk Kristal dan melakukan
agregasi membentuk suatu batu. Sebuah larutan dikatakan padat jika
terdapat saturasi atau kejenuhan dalam kesetimbangan zat tersebut.
Apabila konsentrasi zat dalam larutan diatas titik jenuh (saturation
point) sangat mendukung untuk terjadinya pembentukan kristal dan
jika semakin tinggi dari saturasi kejenuhan suatu zat tersebut berlebih
maka Kristal dapat berkembang secara spontan yang bisa menjadi
sebuah batu.

Obstruksi yang terjadi di bagian mana saja pada saluran kemih,


mulai dari ginjal sampai uretra, dapat menimbulkan tekanan yang
dapat mengakibatkan kerusakan fungsi dan anatomis parenkim ginjal.
Apabila sebagian saluran kemih mengalami obstruksi, urine akan
terkumpul di bagian atas obstruksi dan mengakibatkan dilatasi
dibagian itu. Otot pada bagian yang terobstruksi berkontraksi untuk
mendorong urine melewati obstruksi. Pada obstruksi parsial, dilatasi
akan akan terjadi perlahan tanpa gangguan fungsi. Pada obstruksi
berat, tekanan di dinding ureter akan meningkat dan mengakibatkan
dilatasi ureter (hidroureter). Volume urine yang terkumpul meningkat
dan meekan pelvis ginjal dan menyebabkan pelvis ginjal berdilatasi
(hidronefrosis).Penambahan tekanan ini tidak berhenti pada pelvis
saja, tetapi sampai ke jaringan ginjal yang kemudian menyebabkan
gagal ginjal.

Obstruksi juga dapat mengakibatkan stagnansi urine.Urine


yang stagnan ini dapat menjadi tempat perkembangan bakteri dan
infeksi.Obstruksi saluran kemih bagian bawah dapat menyebabkan
distensi kandung kemih.Infeksi dapat tejadi pembentukan batu.
Obstruksi di saluran kemih atas dapat berkembang sangat cepat karena
pelvis ginjal lebih kecil dibandingkan kandung kemih. Peningkatan
tekanan pada jaringan ginjal dapat menyebabkan iskemia pada korteks
dan medula ginjal serta dilatasi tubulus ginjal.

Statis urine pada pelvis ginjal dapat menyebabkan infeksi dan


pembentukan batu.Hal ini dapat menambah kerusakan ginjal.Ginjal
yang sehat mampu mengadakan kompensasi. Akan tetapi, apabila
obstruksi tidak diperbaiki, ginjal yang sehat juga akan mengalami
hipertrifi karena harus mengambil alih kerja ginjal yang tidak
berfungsi. Obstruksi pada kedua ginjal dapat mengakibatkan gagal
ginjal.

Obstruksi saluran kemih atas yang akut dapat menimbulkan


rasa nyeri, mual, muntah, nyeri tekan diarea ginjal yang terkena,
spasme otot abdomen, dan terbentuk massa di area ginjal yang
terkena. Nyeri dapat disebabkan peregangan jaringan dan
hiperperistaltis. Hidronefrosis yang berkembang secara perlahan akan
menimbulkan nyeri tumpul di daerah ginjal. Akan tetapi, obstruksi
yang tiba-tiba, misalnya penymbatan oleh batu, akan menimbulkan
nyeri yang sangat tajan seperti ditikam. Nyeri ini disebut nyeri
kolik.Nyeri ini dirasakan di daerah ginjal atau abdomen dan menyebar
ke genetalia dan paha.Nyeri kolik ini dsebabkan peningkatan gerak
peristaltik otot polos ureter untuk melepas batu dan mendorong urine
melewati batu.

Mual dan muntah akibat obstruksi akut merupakan reaksi


refleks terhadap nyeri yang hebat dan dapat hilang apabila nyeri
teratasi.Akan tetapi, pada gagal ginjal, mual dan muntah dapat
menunjukan uremia.Apabila kandung kemih mengalami distensi
karena obstruksi saluran kemih bawah, pasien merasa tidak enak di
daerah abdomen bawah dan merasa ingin berkemih, tetapi urine tidak
dapat keluar.(Baradero, et al., 2008).

4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri : pola tergantung pada lokasi sumbatan
b. Batu ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan
distensi pelvis ginjal serta ureter proksimal yang menyebabkan
kolik. Nyeri hilang setelah batu keluar.
1. Batu ureter yang besar menimbulkan gejala atau sumbatan
seperti saat turun ke ureter (kolik uretra).
2. Batu kandung kemih menimbulkan gejala yang mirip seperti
sitisis.
c. Sumbatan : batu yang menutup aliran urin akan menimbulkan
gejala infeksi saluran kemih yaitu demam dan mengigil.
d. Gejala gastrointestinal : meliputi mual, muntah dan perasaan tidak
enak di perut berhubungan dengan refluks reintostinal dan
penyebaran saraf antara ureter dan intestin (Nursalam, 2011)
Menurut Crowin (2009) dalam bukunya Patofisiologi
memberikan gambaran manifestasi klinik mengenai penyakit batu
ginjal :
1. Nyeri sering bersifat kolik (ritmik), terutama apabila batu
terletak di ureter ata di bawahnya. Nyeri mungkin hebat, lokasi
nyeri tergantung letak batu.
2. Batu di ginjal itu asimptomatik kecuali apabila batu tersebut
menyebabkan obstruksi atau timbul infeksi.
3. Hematuria disebabkan iritasi dan cedera struktur ginjal, sering
terjadi menyertai batu.
4. Penurunan pengeluaran urine apabila terjadi obstruksi aliran.
5. Pengenceran urine apabila terjadi obstruks aliran, karena
kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu oleh
pebengkakan yang terjadi di sekitar kapiler pertibulus (Corwin,
2009).

5. Penatalaksanaan

Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah


mengatasi nyeri, menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah
terjadinya pembentukan batu yang berulang.

a. ESWL (Extracorporeal ShockwaveLithotripsy)

Alat ini ditemukan pertama kali padatahun 1980 oleh


Caussy.Bekerja dengan menggunakan gelombang kejut
yangdihasilkan di luar tubuh untuk menghancurkan batu di dalam
tubuh. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagianyang kecil sehingga
mudah dikeluar kanmelalui saluran kemih ESWLdianggap sebagai
pengobatan cukup berhasil untuk batu ginjal berukuran menengah dan
untuk batu ginjal berukuran lebih dari 20-30mm pada pasien yang
lebih memilih ESWL, asalkan mereka menerima perawatan berpotensi
lebih (Annisa dalam Putra, 2016).

b. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)

Merupakan salah satu tindakanendourologi untuk


mengeluarkan batuyang berada di saluran ginjal dengan cara
memasukan alat endoskopi ke dalam kalises melalui insisi pada kulit.
Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi
fragmen-fragmen kecil. Asosiasi Eropa Pedoman Urologi tentan
gurolithiasis merekomendasikan PNL sebagai pengobatan utama
untuk batu ginjal berukuran >20mm, sementara ESWL lebih disukai
sebagai lini kedua pengobatan,karena ESWL sering membutuhkan
beberapa perawatan, dan memiliki risiko obstruksi ureter, serta
kebutuhan adany aprosedur tambahan. Ini adalah alasan utama
untukmerekomendasikan bahwa PNL adalahbaris pertama untuk
mengobati pasien nefrolitias (Mohammed dalam Putra, 2016).

c. Bedah terbuka

Untuk pelayanan kesehatan yangbelum memiliki fasilitas PNL


dan ESWL tindakan yang dapat dilakukan melalui bedah terbuka Pem
bedahan terbuka itu antara lain pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal (Putra, 2016).

Pembedahan dikerjakan apabila cara non bedah tidak berhasil


dan tidak tersedia alat untuk litotripsi. Indikasi bergantung pada lokasi
batu. Indikasi pembedahan pada batu ginjal :

1) Batu kaliks : adanya hidrokaliks, kasus nefrolitiasis kompleks,


tidak berhasil dengan ESWL
2) Batu pelvis : jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri
hebat, batu berbentuk tanduk rusa
3) Batu ureter : telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat
terdapat impaksi ureter.
4) Batu buli-buli : ukuran > 3 cm.
d. Terapi Konservatif atau Terapi EkspulsifMedikamentosa (TEM)
Terapi dengan mengunakanmedikamentosa ini ditujukan pada
kasusdengan batu yang ukuranya masih kurangdari 5mm, dapat juga
diberikan padapasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu
secara aktif.
1. Terapikonservatif terdiri dari peningkatanasupan
minum dan pemberian diuretic(target diuresis 2
liter/hari).
2. Pemberiannifedipin atau agen alfablocker, seperti
tamsulosin :
3. Manajemenrasa nyeri pasien, khusunya pada
kolik,dapat dilakukan dengan pemberiansimpatolitik,
atau antiprostaglandin,analgesik; pemantauan berkala
setiap 1-14 hari sekali selama 6 minggu untukmenilai
posisi batu dan derajat hidronefrosis (Chris T, 2014).

Pelarutan jenis batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat,
yang hanya terjadi keadaan urine asam (pH<6.2). pada kasus ini, dapat di
berikan Natrium bikarbonat serta makanan yang bersifat Alkaslis. Jika
perlu, beri alupurinol untuk membantu menurunkan kadar asam urat darah
dan urine. Batu struvit tidak dapat dilarutkan, namun dapat dicegah
pembesarannya melalui cara yang sama serta pemberian antiuriase. Infeksi
sulit diatasi karena bakteri di batu tidak dapat dicapai antibiotik.
Litotripsi merupakan metode pemecahan /penghancur batu. Batu
dapat dipecahkan secara mekanis atau dengan gelombang ultrasonik,
elektrohidrolik, atau sinar laser. Metode yang banyak digunakan saat ini
ekstracorporeal shock wafe lithotripsy (EWSL), menggunakan gelombang
kejut yang di alirkan melalui air dan di pusatkan pada batu, tanpa adanya
perlukaan pada kulit. Batu di harapkan pecah menjadi ukuran kurang dari
2 mm dan keluar bersama urine. Lokasi batu dipastikan dengan bantuan
sinar Rontgen atau ultrasonografi. Kontra indikasi dari ESWL (kehamilan,
perdarahan diatesis, ISK tidak terkontrol, obesitas, aneurisma arteri di
sekitar batu, obstruksi anatomi distal dari batu) (Chris T, 2014)
Pencegahan bergantung pada komposisi batu :
1) Batu asam urat : pengaturan diet dan / atau pemberian alopurinol
1 x 100 mg
2) Batu kalsium fosfat : lakukan pemeriksaan eksreksi kalsium
dalam urin dan nilai kalsium darah. Nilai yang melebihi normal
dapat menandakan etiologi primer, seperti hiperparatiroidisme
3) Batu kalsium Oksalat : sumbernya dapat berasal dari eksogen
maupun endogen. Makanan yang banyak mengandung oksalat
adalah bayam, teh, kopi, dan coklat. Selain itu, hiperkalsemia dan
hiperlkalsiuria dapat disebabkan penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme dan kelebihan vitamin D (Chris T, 2014).
Terdapat beberapa zat yang dikenal mampu menghambat
pembentukan batu.Diantaranya ion magnesium (Mg),
sitrat,protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid,dan
glikosaminoglikan. Ion magnesium ternyata dapat menghambat
batu karena jika berikatan dengan oksalat, akan membentuk
garam oksalat sehingga oksalat yang akan berikatan dengan
kalsium menurun. Demikian pula sitrat jika berikatan dengan ion
kalsium (Ca) untuk membentuk kalsium sitrat, sehingga jumlah
kalsium oksalat akan menurun.
Penatalaksanaan dalam pengobatan batu ginjal berdasarkan
jurnal tentang pengaruh ekstrak seledri (apium graveolens
L)terhadap kelarutan kalsium pada batu ginjal oleh Maya Dewi, Sri
Mulyani, Dkk (2016) yaitu:
1) Kalsium yang terdapat dalam batu ginjaldapat dilarutkan
dengan kalium (Hutapea,1994).
2) Kalium akan berkompetisi dan memisahkan ikatan
kalsium dengan fosfat/oksalat sehingga kalsium batu
ginjal menjadi terlarut (Suharjo & Cahyono,2009).
Kandungan kalium dari seledri yang membuat batu ginjal
berupa kalsium oksalat terurai,karena kalium akan
menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa
kalsium oksalat,atau urat yang merupakan pembentuk batu
ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah
larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut
secara perlahan-lahan dan ikut keluar bersama urine. Daya
melarutkan kalium terhadap endapan kalsium oksalat
disebabkan oleh letak kalium di dalam deret volta sebelum
letak kalsium, sehingga kalium akan menyingkirkan
kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat,
oksalat, atau urat dan senyawa kalsium menjadi larut
(Maharani dkk.,2012).
3) Kalium juga membantu mengaktivasireaksi enzim, seperti
piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat
dalam prosesmetabolisme karbohidrat (Winarno, 1992).
Hasilnya : Salah satu faktor yang mempengaruhi
kelarutan kalsium yaitu adanya kalium yang terkandung
dalam ekstrak seledri. Ion-ion kalium yang cukup tinggi,
dapat menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal.
Kalium inilah yang membuat batu ginjal terurai,karena
kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung
dengan senyawa kalsium fosfat yang merupakan
pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam
yang mudah larutdalam air, sehingga batu ginjal itu akan
terlarut secara perlahan-lahan dan ikut keluar bersama
urine dengan reaksi kimia.

6. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi

Secara radiologi batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat


radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini
dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya
adalah jenis batu asam urat murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup


untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada
keadaan tertentu terkadang batu terletak didepan bayangan tulang,
sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh kaarena itu foto polos
sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) ditempat batu berada. Yang menyulitkan
adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu dilakukan pielografi
retrograd.

Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin


menjalani pemeriksan VIP, yaitu pada keadaan-keadaan : alergi
terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang
sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu,
selain itu dapat ditentukan ruang/lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini
juga dipakai untuk menentukan batu selama tindakan pembedahan
untuk mencegah tertinggalnya batu.

2) Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan


kemih yang dapat menunjang adanya batu disaluran kemih, menentukan
fungsi ginjal dan menentukan penyebab batu.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas
a. Identitas Pasien
Nama :X
Umur : 30 Tahun
Agama :-
Jenis Kelamin :-
Status :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :-
Alamat :-
Tanggal Masuk :-
Tanggal Pengkajian :-
No. Register :-
Diagnosa Medis : Nefrolitiasis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :-
Umur :-
Hub. Dengan Pasien :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
2) Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klien megeluh sakit pnggang
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien X, 30 tahun datang ke RS dengan keluhan tiba
tiba merasa sakit pinggang sebelah kiri yang tak tertahankan.
Pasien juga merasakan mual dan muntah sejak 3 hari yang
lalu.Pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya.Klien
mengatakan pertama kali merasakan sakit seperti ini.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : -
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami :-
2. Pernah dirawat :-
3. Alergi :-
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :-
c. Riwayat Penyakit Keluarga :-
3) Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : -
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
c. Pola Eliminasi
1. BAB
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
2. BAK
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
d. Pola aktivitas dan latihan :-
e. Pola kognitif dan Persepsi :-
f. Pola Persepsi-Konsep diri :-
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
h. Pola Peran-Hubungan :-
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
j. Pola Toleransi Stress-Koping :-
k. Pola Nilai-Kepercayaan :-
4) Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
1. Tingkat kesadaran : klien mengalami penurunan
kesadaran.
2. GCS
a) Verbal : Tidak Terkaji
b) Psikomotor : Tidak Terkaji
c) Mata : Tidak Terkaji
b. Tanda-tanda Vital
1. Nadi :-
2. Suhu :-
3. TD :-
4. RR :-
c. Keadaan fisik
a) Kepala dan leher :-
b) Dada
 Paru :-
 Jantung :-
 Payudara dan ketiak :-
c) Abdomen :-
d) Genetalia :-
e) Integumen :-
f) Ekstremitas :-
g) Neurologis
 Status mental da emosi :-
 Pengkajian saraf kranial :-
 Pemeriksaan refleks :-
5) Pemeriksaan Penunjang
 Data laboratorium yang berhubungan
 Pemeriksaan radiologi
 Hasil konsultasi
 Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
a) Tes Rinne :-
b) Tes weber :-
c) Tes bisik :-

2. Diagnosa
1) Nyeri Akut ( D.0077)
Kategori :Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(00002)
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : makan
3) Ansietas (D.0080)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas ego

Faktorekstrinsik
Faktorintrinsik
 Geografis
 Herediter
 Iklim
 Umur
 Asupan Air
 Jeniskelamin
 Diet
 pekerjaan
Batu terdapat di pelvis
Nefrolitiasis renal dan ureter

Hambatan/aliran urine
Batuginjalmenekanjar
terganggu
inganjaringansekitarg
injal
HC0-3 masih trdapat dalam darah
dan tidak dikeluarkan bersama urine
Merangsangpelepasan
mediator kimiaberupa HC0-3meningkat
histamine,
prostaglandin,
Asidosis metabolik
serotonin, bradikinin,
, ion –ion kaliumdll
Asam lambung ikut meningkat

Mual/muntah

Merangsangnosisep
torsensori
anoreksia
(reseptornyeri)

Output berlebihan
Diteruskankemedulas
pinalis
Dx.
Ketidakseimbangannutri
Diteruskankekortek sikurangdarikebutuhantu
sserebri buh

Nyeridipresepsikan

Nyeri pinggang
sebelah kiri

Dx Nyeri Akut

Pasien Kurangnya
Dx Ansietas khawatir pengetahuan
terhadap penyakit

Anda mungkin juga menyukai