Anda di halaman 1dari 18

HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA DAN ENTROPI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Termodinamika
yang dibina oleh Bapak Duwi Leksono Edy, S.Pd., M.Pd.

Oleh
Erik Kantona
Fadel Febrillian Mukhlis
Fajar Purnomo Aji

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
April 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang senantiasa


memberikan karunia-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan penyusunan
tugas makalah Termodinamika yang dibina oleh Bapak Duwi Leksono Edy, S.Pd.,
M.Pd. dengan judul “Hukum Kedua Termodinamika Dan Entropi”. Dalam
penyusunannya, makalah ini merujuk dari beberapa sumber referensi guna
menghasilkan makalah yang baik dan mampu memberikan informasi secara jelas
kepada pembaca tentang Hukum Kedua Termodinamika dan Entropi. Harapan
penyusun, makalah ini mampu memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembina dan berguna bagi para pembaca.
Penyusun sebagai pembuat makalah menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini tentu masih banyak terdapat kesalahan yang penyusun lakukan. Oleh
karena itu, penyusun akan sangat senang jika pembaca mau memberikan kritik
maupun saran agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Semoga ada sedikit ilmu yang di dapat dari makalah ini dan bisa
menambah wawasan pembaca agar lebih luas. Sekian penyusun ucapkan terima
kasih.

Malang, 21 April 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Efisiensi Mesin Reversible ........................................................................ 3
2.2 Skala Suhu Termodinamik Dan Nol Mutlak ............................................. 5
2.3 Ketidaksamaan Clausius ........................................................................... 6
2.4 Entropi Dan Diagram T–s ......................................................................... 8
2.5 Prinsip Pertambahan Entropi..................................................................... 9
2.6 Contoh Soal ............................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Diagram Siklus Carnot .................................................................................... 3
2.2 Sistem Kombinasi Mesin Reversibel Dan Sistem ........................................... 7
2.3 Diagram T-S Untuk Proses Reversibel ........................................................... 9
2.4 Siklus Yang Terdiri Dari Proses Reversibel Dan Irreversibel ........................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa
teknologi. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut
proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara
spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung
secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel
selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri
dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti kesetimbangan
(quasi equilibrium process).
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mencari nilai efisiensi mesin reversibel?
2. Apa yang dimaksud skala suhu termodinamik dan nol mutlak?
3. Apa yang dimaksud ketidaksamaan clausius?
4. Apa yang dimaksud entropi?
5. Bagaimana prinsip pertambahan entropi?
1.3. Tujuan
1. Memenuhi tugas matakuliah Termodinamika.
2. Menjadikan makalah sebagai bahan pembelajaran.
3. Memberikan wawasan pengetahuan dan ilmu tentang Hukum Kedua
Termodinamika, mesin carnot, ketidaksamaan clausius dan entropi.

1
2

1.4. Manfaat
Pembaca bisa memahami ilmu tentang Hukum Kedua Termodinamika dan
berbagai contoh penerapan dalam soal maupun dalam kehidupan. Pembaca
diharapkan mampu mencari nilai–niali dalam efiensi mesin hingga prinsip dari
pertambahan entropi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Efisiensi Mesin Reversibel

Keadaan suatu sistem dalam termodinamika dapat berubah-ubah,


berdasarkan percobaan besaran-besaran keadaan sistem tersebut. Namun, besaran-
besaran keadaan tersebut hanya berarti jika sistem berada dalam keadaan
setimbang. Misalnya, ketika suatu gas yang sedang memuai di dalam tabung,
temperatur dan tekanan gas tersebut di setiap bagian tabung dapat berubah-ubah.
Oleh karena itu, tidak dapat menentukan suhu dan temperatur gas saat kedua
besaran tersebut masih berubah. Agar dapat menentukan besaran-besaran keadaan
gas, gas harus dalam keadaan reversibel. Proses reversibel adalah suatu proses
dalam sistem di mana sistem hampir selalu berada dalam keadaan setimbang.

Gambar 2.1 Diagram Siklus Carnot

Carnot menyatakan bahwa: Tidak mungkin ada mesin yang beroperasi di


antara dua reservoir panas yang lebih efisien daripada sebuah mesin Carnot
yang beroperasi pada dua reservoir yang sama. Artinya, efisiensi maksimum
yang dimungkinkan untuk sebuah mesin yang menggunakan temperatur tertentu
diberikan oleh efisiensi mesin Carnot, efisiensi maksimum yang dinyatakan pada
persamaan diatas dapat diperoleh jika tidak ada entropi yang diciptakan dalam
siklus tersebut. Jika ada, maka karena entropi adalah fungsi keadaan untuk
membuang kelebihan entropi agar dapat kembali ke keadaan semula dan akan

3
4

melibatkan pembuangan kalor ke lingkungan, yang merupakan proses irreversibel


dan akan menyebabkan turunnya efisiensi.
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha).
Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor
yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi mesin. Persamaan matematis
efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan:

𝑊
𝞰 = 𝑄 x 100% dengan η = efisiensi mesin.
1

Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan,

W = Q1– Q2 maka dapat dituliskan menjadi :

𝑄2
𝞰 = {1 − 𝑄1
} 𝑥 100%

Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama
dengan temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor
yang dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin
Carnot tersebut. Oleh karena itu, dapat dituliskan menjadi :

𝑇2
𝞰 = {1 − } 𝑥 100% dengan T1 = Suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
𝑇1

T2 = Suhu reservoir bersuhu rendah (K)

Mesin Carnot memiliki efisiensi paling besar karena merupakan mesin


ideal yang hanya ada di dalam teori. Jadi, sebenarnya tidak ada mesin yang
mempunyai efisien yang menyamai efisiensi mesin Carnot. Cara kerja mesin
Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon suhu rendah (T2)
harus = 0 K, hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Hal ini disebabkan
karena proses kalor pada mesin carnot terjadi siklus yang reversibel, yang tidak
mungkin ada di dunia nyata, maka efisiensi yang dihitung dari siklus carnot ini
adalah efisiensi maksimal yang mampu dicapai oleh suatu siklus mesin kalor,
sedangkan efisiensi sesungguhnya pasti lebih rendah dari nilai tersebut, karena
adanya gesekan, perpindahan kalor ataupun hal-hal yang membuat proses menjadi
irreversibel.
5

2.2 Skala Suhu Termodinamik Dan Nol Mutlak

Efisiensi mesin reversibel tidak bergantung pada zat kerja, melainkan


bergantung pada suhu tandon dingin dan tandon kalor saja sehingga Lord kelvin
merumuskan skala suhu baru yang disebut skala suhu kelvin atau skala suhu
termodinamis atau skala gas ideal. Pada efisiensi mesin carnot dituliskan bahwa :

𝑇2 𝑄2
𝞰 = {1 − } 𝑥 100% = {1 − } 𝑥 100%
𝑇1 𝑄1

Sehingga diperoleh hubungan

𝑇2 𝑄2
=
𝑇1 𝑄1

Suhu pada skala termodinamik adalah sebagai kalor yang diserap dan
kalor yang dibuang oleh mesin carnot yang bekerja diantara dua suhu ini. Untuk
melengkapi definisi skala ini, maka ditetapkan nilai sebesar 273,16 untuk titik
triple air. Untuk mesin carnot yang bekerja pada suhu T dan Ttp diperoleh
hubungan sebagai berikut:

𝑇 𝑄
=
𝑇𝑡𝑝 𝑄𝑡𝑝

Atau

𝑄
T= 273,16 x 𝑄 Skala suhu termodinamik
𝑡𝑝

Jika dibandimgkan dengan suhu gas ideal, maka akan diperoleh:

𝑃
T= 273,16K lim
𝑝𝑖→0 𝑃𝑖

Maka kita melihat Q berlaku sebagai sifat termometrik, tetapi Q tidak bergantung
pada zat kerja sehingga diperoleh definisi duhu fundamental.

Kerja yang dilakukan pada mesin carnot:

W = Q 1 ─ Q2
6

Dari definisi suhu termodinamik:

𝑇2
Q2 = Q1 𝑇1

Maka akan diperoleh:

𝑇
W = Q1─ Q2 𝑇2
1

Dan

𝑊
T2 = T1 {1 − }
𝑄1

Jika W memebesar, T2 mengecil. Dari hukum kedua kerja harus lebih kecil
dari kalor yang diserap (W < Q1). Karena mesin tidak dapat mengubah seluruh
kalor yang diserap menjadi sebuah usaha maka suhu dalam kurung selalu lebih
besar dari nol sehingga suhu terendah yang mampu dicapai lebih besar dari nol.
Dengan kata lain, suhu termodinamik nol tidak dapat dicapai. Oleh karena itu
suhu nol pada skala termodinamik disebut nol mutlak.

2.3 Ketidaksamaan Clausius

Prinsip ketidaksamaan clausius memberikan dasar tentang pengertian


properti entropi dalam termodinamika. R. J. E. Clausius merumuskan
ketidaksamaan ini sebagai berikut:

𝛿𝑄
∮( 𝑇 ) ≤ 0

Untuk menjelaskan ketidaksamaan clausius, perhatikan sebuah system yang


terkoneksi dengan thermal energy reservoir pada konstan temperature TR melalui
sebuah mesin siklus reversible pada gambar.
7

Reservoir panas
TR

𝛿𝑄𝑅
hghc

Mesin
Reversibel 𝛿𝑊𝑟𝑒𝑣

𝛿𝑄

T
Sistem
𝛿𝑊𝑠𝑦𝑠

Sistem Kombinasi
Gambar 2.2 Sistem Kombinasi Mesin Reversibel Dan Sistem

Mesin siklus mendapatkan panas QR dari reservoir suhu tinggi TR dan
mensuplai panas Q ke System pada temperatur T serta menghasilkan kerja
Wrev. Sistem tersebut menghasilkan kerja Wsys akibat proses heat transfer.
Keseimbangan energy dari kombinasi system tersebut dinyatakan sebagai berikut:

𝛿𝑊𝑐 = 𝛿𝑄𝑅 – 𝑑𝐸𝑐

Dimana : 𝛿𝑊𝑐 adalah total kerja dari kombinasi system (𝛿𝑊𝑟𝑒𝑣 + 𝛿𝑊𝑠𝑦𝑠 )

𝑑𝐸𝑐 adalah perubahan total energinya

Karena mesin siklus adalah reversibel maka berlaku:

𝛿𝑄𝑅 𝛿𝑄
=
𝑇𝑅 𝑇

Perubahan energi selama siklus sama dengan nol. Sehingga dari persamaan diatas
diperoleh:

𝛿𝑄
Wc = TR ∮ ( 𝑇 )
8

Menurut pendapat Kevin–Plank dari hukum termodinamika kedua yang


menyatakan bahwa tidak ada sistem yang dapat menghasilkan sejumlah kerja
ketika beroperasi dalam siklus dan mentransfer panas dengan single thermal
energy reservoir. Dengan alasan ini persamaan diatas seharusnya:

𝛿𝑄
∮( 𝑇 ) ≤ 0

Inilah yang disebut ketidaksamaan clausius. Untuk siklus reversibel dalam


(internally reversible cycle) persamaannya menjadi:

𝛿𝑄
∮ ( 𝑇 )int rev = 0

2.4 Entropi Dan Diagram T–s

Definisi tentang entropi didasari oleh rumusan dari ketidaksamaan clausius


ini. Hasil perhitungan dari integral cyclic hanya bergantung dari kondisi awal dan
𝛿𝑄
akhir proses, tidak tergantung dari lintasan prosesnya, sehingga ( 𝑇 )int rev harus

menyatakan sebagai properties. Selanjutnya properties ini dinamakan entropi.

𝛿𝑄
dS = ( 𝑇 )int rev

Perubahan entropi sebuah sistem selama proses dapat dinyatakan dari integrasi
antara kondisi awal dan kondisi akhir proses dinyatakan sebagai berikut:

2 𝛿𝑄
dS = S2 – S1 = ∮1 ( 𝑇 )𝑖𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑣

Entropi adalah besaran ekstensif sistem dan dalam sistem yang homogen
𝑆
sebanding dengan masa atau jumlah mol sistem. Entropi jenis s adalah s = dan
𝑚
𝑆
entropi jenis molal s* adalah s* = 𝑛.

Satuan entropi adalah ft-lb/0R, Btu/0R, J/K. Untuk entropi jenis satuanya
adalah ft-lb/slug0R, Btu/lbm0R, J/kgK dan untuk entropi jenis molal satuannya
adalah ft-lb/slug-mole0R, Btu/lbm-mole0R, J/kg-mol K.
9

DIAGRAM T-s

Dua diagram yang sering digunakan untuk analisa hukum kedua


termodinamika yang berhubungan dengan properties entropi adalah T-s dan h-s
diagram. Gambar dibawah ini memperlihatkan diagram T-s untuk sebuah proses
yang internally reversible.

T
Internally
reversible
proces

dA = T dS = 𝛿𝑄

2
Area= ∮1 𝑇 𝑑𝑆 = 𝑄

Gambar 2.3 Diagram T-S Untuk Proses Reversibel

Persamaan perubahan entropi dapat dinyatakan dalam bentuk integrasi sebagai


berikut:

2
Qint rev = ∮1 𝑇𝑑𝑆

Dalam diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa luas area dibawah kurva
menunjukkan perpindahan panas selama proses internally reversibel. Untuk
isentropis proses, pada T-s diagram dapat dikenali dengan mudah jika garis proses
adalah vertikal.

2.5 Prinsip Pertambahan Entropi

Perhatikan siklus yang dibuat oleh 2 proses pada gambar dibawah. Dari
ketidaksamaan clausius didapat:

2 𝛿𝑄 2 𝛿𝑄
∫1 + ∫1 ( 𝑇 )𝑖𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑣 ≤ 0
𝑇

Integral yang kedua adalah perubahan entropi, sehingga:


10

2 𝛿𝑄
∫1 + S2 – S1 ≤ 0
𝑇

Jika diubah dalam bentuk deferensial, maka diperoleh:

𝛿𝑄
dS≥ 𝑇

Proses 1–2
(reversibel atau 2
irreversibel)

Proses 2–1
(internally
reversibel)
1

Gambar 2.4 Siklus Yang Terdiri Dari Proses Reversibel Dan Irreversibel

Perubahan entropi dari sistem tertutup dalam proses yang irreversibel


selalu lebih besar dari transfer entropinya sehingga entropi akan selalu bertambah
atau tercipta selama prosesnya irreversibel. Pertambahan entropi selama proses ini
dinyatakan oleh Sgen, dimana:

Sgen = ∆𝑆total = ∆𝑆sys + ∆𝑆surr ≥ 0

Dari prinsip pertambahan entropi ini dapat disimpulkan:

> 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑖𝑟𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒


Sgen = { = 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 }
< 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒
11

Contoh Soal:
1. Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai
efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, berapakah nilai
efisiensinya?
Diketahui: η = 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Tt = 640 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk
mempermudah perhitungan:
η = 1 − (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 − (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Maka nilai efisiensinya, η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 240/640) x 100%
η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
2. Suatu system menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah
peubahan entropi system ini?
Diketahui: Q = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K
Maka perubahan entropinya adalah:
𝑄
∆𝑆 =
𝑇
60.000
∆𝑆 =
300
∆𝑆 = 200 𝐾
12

3. Gambar di atas menunjukkan bahwa 2.400 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah
jumlah entropi dari sistem tersebut? (Anggap tidak ada perubahan lain yang
terjadi).
Diketahui: Q = 2.400 J
T1 = 600 K
T2 = 300 K
Perubahan entropi reservoir panas:
ΔS1 = (- Q1/T1) = (-2.400 J/600 K) = – 4 J/K
Perubahan entropi reservoir dingin:
ΔS2 = (Q2/T2) = (2.400 J/300 K) = 8 J/K
Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi
setiap reservoir:
ΔSsistem = ΔS1 + ΔS2 = –4 J/K + 8 J/K = +4 J/K
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya. Efisiensi mesin reversibel tidak bergantung pada zat kerja,
melainkan bergantung pada suhu tandon dingin dan tandon kalor. Perubahan
entropi dari sistem tertutup dalam proses yang irreversibel selalu lebih besar dari
transfer entropinya sehingga entropi akan selalu bertambah atau tercipta selama
prosesnya irreversibel.

3.2. Saran
Semoga materi dalam makalah ini bisa menambah wawasan pembaca dan
mampu menerapkan Hukum Kedua Termodinamika pada kehidupan sehari–hari
serta mampu diterapkan dalam menyelesaikan soal–soal tentang entropi.

13
DAFTAR RUJUKAN

Braja, S. 2015. Penerapan Termodinamika Dan Mesin Kalor. (daring),


(https://www.slideshare.net/septianbraja/termodinamika-dan-mesin-kalor),
diakses tanggal 20 April 2017
Hamidi, N. & Sasongko Nur, M. 2012. Termodinamika Lanjut: Etropi. Malang:
Universitas Brawijaya.
Khuriati, A. 2007. Termodinamika. Semarang: Buku Ajar
Rianti, W. 2015. Pengertian Siklus Carnot Dan Efisiensi Mesin Carnot. (daring),
(http://pembangkit-uap.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-siklus-carnot-
dan-efisiensi), diakses tanggal 20 April 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai