Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI

Modul Kulit & Jaringan Penunjang

Fasilitator : dr. Angeline Novia Toemon


Disusun oleh:
Eka Maranatha Tambunan FAA 110 002
Yolanda Priscilla Putri FAA 112 015
Ririn Puji Nurhayati FAA 112 022
Elsa Hewuni FAA 112 032
Ditinia Utami FAA 112 052
Chairizia Riantiarno FAA 112 004
Ihsanul Irfan FAA 112 016
Dhimas Reyhan P. S FAA 112 028
Hamsyariyah FAA 112 040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014
I. PENDAHULUAN
Farmasi merupakan suatu ilmu dan seni membuat obat dari bahan alam
maupun sintetik yang cocok dan nyaman untuk didistribusikan serta digunakan
dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Obat adalah suatu zat atau
campuran beberapa zat yang memiliki sifat menyembuhkan, mencegah suatu
penyakit.
Setelah mendiagnosis lesi kulit dengan tepat, dokter dapat memberikan terapi
topikal dan sistemik yang sesuai. Namun pada praktikum kali ini akan lebih
mempelajari beberapa sediaan obat yang tergolong dalam terapi topikal.
Keberhasilan dari pengobatan topikal ini tergantung pada umur, pemilihan agen
yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena, stadium penyakit, jenis lesi,
konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi, dan penentuan lama
pemakaian obat (memaksimalkan efektivitas dan meminimalisasi efek samping).
Pembuatan bentuk sediaan obat selalu di dasarkan atas sifat-sifat fisik,
meliputi bentuk kristal, bubuk dan tablet. Bahan kental misalnya ekstrak kental
dan bahan setengah padat misalnya lanolium atau adeps lanae. Sebagai salah satu
syarat mutlak yang harus dipenuhi bentuk sediaan obat solutio dan mikstura
adalah semua bahan obat harus larut di dalam pelarutnya.bentuk sediaan obat
tdisebut solutio apabila hanya satu bahan obat yang larut dalam pelarut,
sedangkan bentuk sediaan obat mikstura apabila bahan obat yang terlarut lebih
dari satu.

II. TUJUAN
1. Mengetahui bentuk sediaan obat topical
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing – masing sediaan.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Tisu
2. Sediaan gel
3. Sediaan salep
4. Sediaan krim
5. Gelas ukur (100 ml, 500 ml)
6. Tabung ukur
7. Batang pengaduk
8. Pipet tetes
9. Botol
10. Kalium permanganas 50 mg
11. Aquades

IV. CARA KERJA


1. Untuk obat topical sediaan gel, salep dan krim digunakan untuk mengukur
daya sebar masing-masing sedian obat topical tersebut, Dengan cara
mengoleskan secara merata ke permukaan tanggan dan di amati yang mana
sediaan yang memiliki daya sebar lebih luas. Cobalah bergantiann antara
sediaan gel, krim dan salep.
2. Untuk praktikum pembuatan solutio, melarutkan kalium permanganas 50 mg
dengan 10 ml aquadest ke dalam tabung ukur 100 ml. Aduk hingga rata
menggunakan batang pengaduk.
3. Mengambil campuran diatas (kalium permanganas + aquades) sebanyak 4 ml
dan memasukkan kedalam gelas ukur 25 ml.
4. Memindahkan campuran diatas ke dalam gelas ukur 500 ml, lalu
menambahkan campuran tersebut dengan aquades sebanyak 200 ml.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

No Pembahasan gambar Hasil (gambar)

1. Hydrocortisone 2,5 %
- Sensasi : punggung tangan
terasa dingin, saat dicuci
tidak sulit dicuci.
- Komposisi : hidrokortison
asetat 25 mg
- Bentuk sediaan : semisolid
(krim)
- Indikasi : eczema dan
kelainan alergi kulit

2. Salep 2-4
- Sensasi : terasa lengket
dikulit, saat dicuci sulit
hilang karena banyak
mengandung minyak.
- Komposisi : asam salisilat
2% 0,3 gr, belerang (sulfur
praecipitatum) 4% 0,3 gr,
vaselin kuning 100 ad.
- Bentuk sediaan : salep
- Indikasi : Skabies

3. Ichtiol Zalp Dun Salep


- Sensasi : terasa lengket
dikulit, saat dicuci sulit
hilang.
- Komposisi : Ictiol 10%,
Vaselin ad.
- Bentuk sediaan : salep
- Indikasi : bisul
4. Gentamicyn

- Sensasi : terasa lengket


dikulit, dan sulit untuk
dicuci,
- Komposisi : Gentamicyn
sulphate 0,1%
- Bentuk sediaan : salep
- Indikasi : infeksi primer dan
sekunder

5. Bioplancenton
- Lebih banyak mengandung
air.
- Sensasi : dingin, cepat
kering, harum.
- Komposisi : Placenta extract
10%, Neomicin sulphate
0,5%, jelly base q.s
- Bentuk sediaan : gel
- Indikasi : luka bakar, ulkus
kronik, luka, eczema dan
dermatitis kronik.

6. Caladine
- Sensasi : memiliki
wangi/harum, memberikan
sensasi dingin.
- Komposisi :
Diphenhydramine HCl 2%,
Calamine 5%, Glycerin 5%,
Zinc Oxide 10%.
- Bentuk sediaan : lotion
- Indikasi : Gatal, antiseptic,
astringesia dan anti alergi.
7. Rivanol
- Sensasi : dingin dikulit cepat
menguap, kulit terasa kering,
dan dapat mengiritasi kulit.
- Warna : kuning, sehingga
tidak menguntungkan dari
segi estetika.
- Komposisi : Etakridina
laktat 0,1% dalam air
- Bentuk sediaan : cair
(solution)
- Indikasi : Kompres dan cuci
luka.

8. Bedak Salicyl
- Sensasi : membuat lapisan
tipis dikulit, agak dingin,
daya serap kecil dan mudah
hilang.
- Komposisi : Asam salisilat
2%
- Bentuk sediaan : bedak
- Indikasi : Gatal

9. Solusio PK
- Komposisi : Kalium
permanganate
- Bentuk sediaan : Kristal
- Indikasi : bubuk mandi
sebagai antiseptic.
VI. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur
kulit, digunakan obat topikal yang mengandung obat-obat seperti golongan
antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi, dan lain-lain. Bentuk obat
topikal dapat berupa salep, krim, lotio, dan pasta.
Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
parahnya kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita,
dan daerah kulit yang diobati.

DAFTAR PUSTAKA

1. Purwaningsih E. H et all. Buku Panduan Praktikum Ilmu Farmasi Kedokteran.


Ed. Rev, Jakarta, UI Press : 2008
2. Hamzah M. Dermatoterapi. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin. Ed.4. Jakarta, FKUI : 2005
3. Endarti, Gede D. Praktikum Dermatoterapi Topikal. Jakarta : Departemen
farmasi kedokteran dan departemen kulit, 2014.

Anda mungkin juga menyukai