II. TUJUAN
1. Mengetahui bentuk sediaan obat topical
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing – masing sediaan.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Tisu
2. Sediaan gel
3. Sediaan salep
4. Sediaan krim
5. Gelas ukur (100 ml, 500 ml)
6. Tabung ukur
7. Batang pengaduk
8. Pipet tetes
9. Botol
10. Kalium permanganas 50 mg
11. Aquades
1. Hydrocortisone 2,5 %
- Sensasi : punggung tangan
terasa dingin, saat dicuci
tidak sulit dicuci.
- Komposisi : hidrokortison
asetat 25 mg
- Bentuk sediaan : semisolid
(krim)
- Indikasi : eczema dan
kelainan alergi kulit
2. Salep 2-4
- Sensasi : terasa lengket
dikulit, saat dicuci sulit
hilang karena banyak
mengandung minyak.
- Komposisi : asam salisilat
2% 0,3 gr, belerang (sulfur
praecipitatum) 4% 0,3 gr,
vaselin kuning 100 ad.
- Bentuk sediaan : salep
- Indikasi : Skabies
5. Bioplancenton
- Lebih banyak mengandung
air.
- Sensasi : dingin, cepat
kering, harum.
- Komposisi : Placenta extract
10%, Neomicin sulphate
0,5%, jelly base q.s
- Bentuk sediaan : gel
- Indikasi : luka bakar, ulkus
kronik, luka, eczema dan
dermatitis kronik.
6. Caladine
- Sensasi : memiliki
wangi/harum, memberikan
sensasi dingin.
- Komposisi :
Diphenhydramine HCl 2%,
Calamine 5%, Glycerin 5%,
Zinc Oxide 10%.
- Bentuk sediaan : lotion
- Indikasi : Gatal, antiseptic,
astringesia dan anti alergi.
7. Rivanol
- Sensasi : dingin dikulit cepat
menguap, kulit terasa kering,
dan dapat mengiritasi kulit.
- Warna : kuning, sehingga
tidak menguntungkan dari
segi estetika.
- Komposisi : Etakridina
laktat 0,1% dalam air
- Bentuk sediaan : cair
(solution)
- Indikasi : Kompres dan cuci
luka.
8. Bedak Salicyl
- Sensasi : membuat lapisan
tipis dikulit, agak dingin,
daya serap kecil dan mudah
hilang.
- Komposisi : Asam salisilat
2%
- Bentuk sediaan : bedak
- Indikasi : Gatal
9. Solusio PK
- Komposisi : Kalium
permanganate
- Bentuk sediaan : Kristal
- Indikasi : bubuk mandi
sebagai antiseptic.
VI. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur
kulit, digunakan obat topikal yang mengandung obat-obat seperti golongan
antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi, dan lain-lain. Bentuk obat
topikal dapat berupa salep, krim, lotio, dan pasta.
Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
parahnya kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita,
dan daerah kulit yang diobati.
DAFTAR PUSTAKA