PERUBAHAN IKLIM
KELOMPOK 5
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2019
RINGKASAN
Kotak 8.1 Gambar Proporsi spesies yang diproyeksikan akan terpengaruh oleh
pemanasan global. Data untuk analisis dikumpulkan dari transek dataran rendah di
Kosta Rika. Jumlah proporsi lebih besar dari satu karena suatu spesies mungkin
memiliki lebih dari satu respons. Dicetak ulang dari Colwell et al. (2008).
Sebagian besar penelitian sebelumnya yang menentukan efek pemanasan
global terhadap spesies tropis telah difokuskan pada spesies pegunungan,
melaporkan perubahan atau lenyapnya ketinggian mereka (mis. Pounds et al. 1999).
Temuan Colwell et al. (2008) mengingatkan kita bahwa keanekaragaman hayati
dataran rendah tropis tetap sama-sama rentan terhadap perubahan iklim. Studi
mereka adalah satu lagi mengingatkan bahwa kita perlu segera mengurangi dampak
perubahan iklim yang ditimbulkan manusia.
8.3 Efek Pada Interaksi Biotik
Hubungan antara spesies satu dengan yang lain dapat bergantung pada
waktu yang tepat. pengaturan waktu tersebut berdasarkan pada lamanya waktu
dalam sehari , pada suhu yang telah stabil dan tingkat stabilitas iklim yang relatif
stabil. Adapun contohnya yaitu :
Burung laut yang bersarang dan ikan cod yang beradaptasi di bawah perubahan
iklim dan mengarah pada "decoupling“.
Pada Kelinci Arktik (Lepus arcticus), Bulu pada kelinci berubah dari bulu putih
pada musim dingin yang menyamarkannya dalam lanskap putih salju dan es,
Ketika musim berganti ke musim semi menjadi bulu berwarna kecoklatan yang
menyatu dengan vegetasi setelah salju dan es mencair yang menyebabkan rentan
terhadap predator karena secara morfologi, warna tubuhnya menjadi lebih
mencolok yaitu bewarna putih di lanskap yang tidak lagi bersalju dan ber es.
Kumbang kulit pinus di hutan konifer Benua Amerika Utara dan Eropa yang
beregenerasi sangat cepat dikarenakan di Musim dingin yang lebih sejuk di
benua terebut memungkinkan untuk memberi keseimbangan ekosistem
terestrial tersebut dan menguntungkan bagi kumbang, yang terjadi akibat
perubahan ambang batasnya, dan sebagai konsekuensi, bentangan luas hutan
sekitar 70% telah mati akibat kumbang tersebut. Terlebih lagi, ada tanda-tanda
pertama dari perubahan sistem tersebut, yaitu, terjadi perubahan dalam skala
yang lebih besar.
8.4 Sinergi Dengan Pendorong Perubahan Keanekaragaman Hayati Lainnya
Perubahan iklim juga akan memiliki efek sinergis dengan berbagai masalah
lingkungan lainnya seperti spesies invasif. Penggerek abu zamrud (Agrilus
planipennis), spesies Asia, menyebabkan kematian utama pohon-pohon abu
Amerika (Fraxinus americana) - tempat pembuatan kelelawar bisbol - dari bagian
barat-barat ke Negara-negara Atlantik Tengah. Penggerek sudah berakhir pada
musim dingin dalam jumlah yang lebih besar karena musim dingin yang lebih
ringan dan memiliki musim membosankan yang lebih aktif karena musim panas
yang lebih panjang. Contoh lain akan menjadi dampak dari nyamuk vektor malaria
burung yang diperkenalkan yang menyebabkan kematian pada sebagian besar
spesies endapan madu Hawaii endemic. Dari spesies honeycreeper yang masih
hidup, sebagian besar spesies yang rentan bertahan hanya di atas ketinggian - garis
nyamuk - yang di atasnya suhunya terlalu rendah untuk nyamuk. Dengan perubahan
iklim, garis nyamuk akan naik dan area yang aman untuk sarang madu berkurang
(Pratt 2005).
5. Mitigasi
Perubahan iklim yang ekstrim sangat berbahaya, dalam jangka waktu yang
panjang bumi bisa berdampak perubahan iklim dengan konsentrasi 450 ppm CO2
dmna angka ini untuk menunjukan resiko berbahaya karena panas bumi melebihi
angka normal. Konsentrasi CO2 yang pernah terjadi di bumi ini adalah 350 ppm
menunjukan dampak yang buruk berupa cairnya lapisan es Greeland utama beserta
gangguan ekosistemnya. Strategi konservasi perlu direvisi dan diperkuat pada
biologi konservasi adaptasi dimana bidang ini sangat berkembang dengan pesat.
Konservasi yang dilakukan dengan cara memulihkan koneksi alami di lingkungan
akan memfasilitasi pergerakan organisme ketika mereka merespon perubahan
iklim, kemudian mengurangi tekanan lain pada ekosistem yang kemungkinan akan
mengurangi sinergi negative pada perubahan iklim. Adapun proyeksi iklim
downscaled ke satu kilometer persegi yang berguna untuk memberikan manager
dengan data untuk membuat keputusan yang diperlukan. Sementara pada kawasan
lindung tidak lagi menujukan tujuan aslinya seperti pohon Joshua (Yucca
brevifolia) tidak lagi akan berada di kawasan taman nasional tetapi dialihkan
sebagai tempat berlndungnya spesiesdan membuat pola biogeografibaru.
Deforestasi tropis memainkan peran penting dalam emisi gas rumah kaca
yang membutuhkan konservasi lebih banyak. Karena itu migitasi menggunakan
istilah pertumbuhan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi masalah
urgensi global yang sangat besar karena semakin besar perubahan iklim semakin
sulit adaptasi. Urutan peringkat Negara yang menunjukan penggundulan hutan
ppaling banayak adalah Indonesia dan Brasil. Sekarang terdapat upaya “
Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi ” sebagian dari negosiasi. Ini
menunjukan banyak manfaat dalam melakukannya. Namun terdapat pemasalahan
teknis dalam pemantauan dan pengukuran serta masalah tengtang kebocoran.
Ketika perlindungan satu hutan mengalihkan deforestasi ke yang lain, tetapi tak
satupun dari itu yang tampaknya bermanfaat bgai trasi dan semua emisi gas rumah
kaca melibatkan energy surya yang terperangkap. Hal ini menimbulkan pertanyaan
bagiamana peran biologi dan keanekragaman hayati untuk menghilangkan sebgaian
CO2 yang terkumpul di atmosfer. Sudah dua kali dalam Sejarah kenaikan CO2 di
kehidupan. Konsetrasi yang tinggi telah dikurangi hingga ke tingkat yang sesuai
dengan pra-industri. Yang dikaitkan dengan asal tanaman darat dasn yang kedua
dengan perluasan angu=iospermae. Ini menunjukan potensi yang sangat besar
apabila dikelola dala 3 abad terakhir,. Yang jelas ekositem dapat dipulihkan. Jika
jumlah itu adalah 160 miliar ton karbon, mka sama dengan dengan mengurangi 40
ppm. Ini sama saja dengan pengerjaan planet dengan ekosistem penghijauan.