Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
NIM :181434079
Kelas :A
A. LATAR BELAKANG
Fenomena korupsi telah menjadi persoalan yang berkepanjangan di negara
Indonesia. Bahkan negara kita memiliki rating yang tinggi diantara negara-negara lain
dalam hal tindakan korupsi. Korupsi sebagai sebuah masalah yang besar dan
berlangsung lama menjadi sebuah objek kajian yang menarik bagi setiap orang. Adanya
permasalahan terkait dengan korupsi telah menghilangkan nilai-nilai kerja keras,
kebersamaan, tenggang rasa, dan rasa senasib serta sepenanggungan diantara sesama
warga Indonesia. Korupsi menciptakan manusia Indonesia yang apatis terhadap nasib
dan penderitaan sesama khususnya rakyat kecil. Tindakan korupsi seolah-olah
bukanlah lagi sebuah tindakan yang diharamkan oleh agama manapun sebab
kecenderungan korupsi telah dianggap hal yang biasa dan lumrah untuk dilakukan baik
oleh pejabat maupun orang biasa.
Masyarakat Indonesia terus menyoroti upaya Indonesia dalam mencegah dan
memberantas korupsi. Berbagai upaya pemberantasan korupsi telah dilakukan oleh
pihak yang berwanang untuk mengatasinya, akantetapi pada umumnya masyarakat
masih menilai bahwa pihak pemerintah belum menggambarkan upaya sunguh-sunguh
dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Berbagai sorotan kritis dari publik menjadi
ukuran bahwa masih belum lancar laju pemberantasan korupsi di Indonesia.
Masyarakat menduga masih ada praktek tebang pilih dalam pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan
strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat
tercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis
untuk membangun budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan
tinggi.
Sesungguhnya korupsi dapat dipandang sebagai fenomena politik, fenomena sosial,
fenomena budaya, fenomena ekonomi, dan sebagai fenomena pembangunan. Karena
itu pula upaya penanganan korupsi harus dilakukan secara komprehensif melalui
startegi atau pendekatan negara/politik, pendekatan pembangunan, ekonomi, sosial dan
budaya. Berdasarkan pengertian, korupsi di Indonesia difahami sebagai perilaku
pejabat dan atau organisasi (negara) yang melakukan pelanggaran, dan penyimpangan
terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada. Korupsi difahami sebagai
kejahatan negara (state corruption). Korupsi terjadi karena monopoli kekuasaan,
ditambah kewenangan bertindak, ditambah adanya kesempatan, dikurangi
pertangungjawaban.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang menjadi akar korupsi di Indonesia?
2. Bagaimanakan jalan keluar yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya korupsi?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui akar dari permasalah korupsi yang ada di Indonesia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui solusi atau cara untuk mengatasi terjadinya korupsi.
D. MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui akar dari permasalah korupsi yang ada di Indonesia.
2. Mahasiswa mengetahui solusi atau cara untuk mengatasi terjadinya korupsi.
BAB II
ISI
2. Upaya Penindakan
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti
melanggar dengan dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak
terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan
oleh KPK.
3. Upaya Sosialisasi
a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontril
social terkait kepentingan public
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh
c. Melakukan control social pada setiap kebijakan mulai dari pemerintah desa
hingga ke tingkat pusat ataupun nasional
d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman terkait penyelenggaraan
pemerintah negara dan aspek hukumnya
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif
dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Akar korupsi terdiri dari kerakusan, egoisme, lemahnya pengawasan dan sanksi
hukuman.
2. Upaya mengatasi korupsi terbagi menjadi upaya yang dilakukan sebagai pencegahan
yang akan terjadi, upaya dalam penindakan, upaya sosialisasi pada masyarakat dan
LSM.