Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA SISTEM PENCERNAAN

TERHADAP NY. M DENGAN KASUS GASTRITIS DI PANTI WERDHA


Tugas Mata Kuliah Gerontik

Dosen Pembimbing :
Ns.Arif Andriyanto,M.Kep,Sp.Kom

Disusun oleh kelompok 2


Kelas 4D Semester VII

1. Widiyawati Nengse (201601124)


2. Dizka Fara Listanti (201601129)
3. Galuh Novia Putri (201601135)
4. Erwin Putra Ardiansyah (201601142)
5. Moses Pardjer (201601157)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Tahun Ajaran 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Sistem Pencernaan Terhadap
Ny. M Dengan Kasus Gastritis di Panti Werdha atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Pak Arif Andre selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Gerontik
4. Teman-teman Kelompok 2 kelas D program studi S1 ilmu keperawatan yang
telah membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa
Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat
terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Mojokerto, 10 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................. iError! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan……………………………………………………………….......2
BAB 2 KASUS ........................................................................................................3
BAB 3 ANALISA KASUS ……………………………………………………..4
BAB 4 PENUTUP..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kesimpulan .............................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia merupakan fase menurunnya kemampuan akal fisik yang dimulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup (Sandu Siyoto, 2016). Lansia
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan, akibat proses ini lansia
mengalami kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Karena proses
penuaan orang lansia memiliki kebutuhan hidup agar dapat hidup sejahtera.
(Darmojo, 2006). Menurut (Depkes, 2015) lansia adalah suatu keadaan yang di
tandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stress fisiologis. Penuaan merupakan proses alami dan biologis
dasar yang berlangsung terus-menerus pada setiap individu dan bertanggung
jawab atas perubahan yang mempengauhi organ melalui berlalunya waktu.
Dimulai dengan awal dan kematian (Gomaa, Hassan, & Sawy, 2012). Semakin
lanjut usia seseorang maka akan mengalami kemunduran terutama dibidang
kemampuan fisik, yang mengakibatkan timbulnya gangguan didalam
mencukupi kehidupannya sehingga dapat mempengaruhi Activity of Daily
Living (ADL) yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri,
dimulai dari bangun tidur, mandi, berpakaian dan seterusnya meningkatkan
bantuan orang lain (Stevany Ribka Karepowan, 2018)
Pada masyarakat awam sering dijumpai pemberian nutrisi pada lansia yang
tidak sesuai dengan keadaan fisik dan kebutuhan lansia. Ada beberapa
fenomena yang lazim dikeluhkan oleh lansia berkaitan dengan proses penuaan
khususnya pada sistem pencernaan, misalnya kesulitan mengkonsumsi daging
dan makan-makanan keras akibat terganggunya fungsi gigi dan gusi. Dengan
banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
seperti kembung, perasaan tidak enak di perut, dan sebaginya, seringkali

1
disebabkan makanan yang kurang bisa dicerna akibat menurunnya fungsi
kelenjar pencernaan.
Gastritis (Silvia A. Price dkk, 1994) merupakan suatu peradangan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus atau local. Dua jenis gastritis
yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisialis akut dan gastritis atrofik
kronik (Amin Huda Nurarif, 2015). Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan
yang paling sering dijumpai di klinik karena diagnosisnya sering hanya
berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan hispatologi (Agus Priyanto, 2009).
Gastritis adalah suatu inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau
kronis namun dapat terjadi pada semua umur (Nike Budhi Subekti, 2003)
Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis
sebesar 115/100.000 penduduk. Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif
lambung dapat menyebabkan gastritis. Faktor ini dipengaruhi antara lain oleh
pola makan, kebiasaan merokok, konsumsi NSAID dan kopi (Rafani, 2009).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara
pria dan wanita, ternyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20%
menderita gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insiden total
untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur
45-64 tahun (Rona Sari Mahaji Putri, 2010)
2.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan gerontik
dengan gastritis serta untuk melakukan asuhan keperawatan
gerontik pada lansia dengan Gastritis
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kasus gastritis, pengkajian diagnosa,
intervensi dan penatalaksanaan pada lansia dengan gastritis
2. Mengimplementasikan intervensi pada lanjut usia penderita
gastritis

2
BAB 2

KASUS

Ny. Mekar berusia 60 tahun tinggal di Panti Werdha sejak 10 Mei 2019. Ny.
Parni datang ke pelayanan kesehatan panti werdha pada tanggal 10 Oktober 2019
pukul 19.00 WIB, Ny. Mekar mengeluh perutnya nyeri dengan skala nyeri 7,
perut kembung, mual muntah, nafsu makan turun dan susah tidur sejak 2 hari
yang lalu. Ny. Mekar juga mengatakan bahwa ia suka minum kopi, makan tidak
teratur, makan-makanan pedas dan mengandung asam. Berdasarkan riwayat
penyakit, Ny. Mekar belum pernah mengalami penyakit seperti ini dan 3 bulan
terakhir Ny. Mekar mengeluh panas (demam) kepada petugas kesehatan. Pasien
kurang mengerti tentang penyakit yang dideritanya.

3
BAB 2

ANALISA KASUS

Asrama : Panti Werdha Tanggal Pengkajian: 10-10-2019


No Rekam Medik : 4321

I. IDENTITAS
Nama : Ny. Mekar Sari Rahayu
Alamat : Desa Jatirowo, Kecamatan, Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto
Jenis kelamin :
(1) Laki-laki (2) Perempuan
Umur : 60 Tahun
(1) Middle Age (2) Elderly (3) Old (4) Very old
Status :
(1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda (4) Duda
Agama :
(1) Islam (2) Protentan (3) Hindu (4) Katolik (5) Budha
Suku :
(1) Jawa (2) Madura (3)Lain- lain,sebutkan………
Tingkat pedidikan :
(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT (6) Buta huruf
Lama tinggal di panti :
(1) < 1 tahun (2) 1 – 3 tahun (3) > 3 tahun
Sumber pendapatan :
(1) Ada, jelaskan kerajinan di panti werdha
(2) Tidak, jelaskan ………………………..
Keluarga yang dapat dihubungi :
(1) Ada, Anak kandung
(2) Tidak …………………..
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

4
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan yang dirasakan saat ini : pasien mengatakan nyeri pada perut.
b. Keluhan 3 bulan terakhir : pasien mengatakan pernah sakit demam dan
penglihatan kabur
c. Penyakit saat ini : pasien datang ke pelayanan kesehatan mengatakan nyeri
pada perut sejak 2 hari yang lalu, perutnya kembung, mual muntah, nafsu
makan pasien menurun dan susah tidur. Pada hari pertama pasien dapat
menahan nyeri pada perutnya, namun selanjutnya pasien tidak dapat menahan
nyeri yang semakin nyeri. Pasien tampak meringis kesakitan sambil
memegang perut yang terasa nyeri. Pasien tampak pucat dan skala nyeri 7.

III. STATUS FISIOLOGIS


Postur tulang belakang pasien kifosis.
Tanda-tanda vital dan status gizi :
(1) Suhu : 37,2 oC
(2) Tekanan darah : 140/90 mmHg
(3) Nadi : 97x/menit
(4) Respirasi : 24x/menit
(5) Berat badan : 53 Kg
(6) Tinggi badan : 156 cm
Pengkajian Head To Toe
1. Kepala : Rambut tampak bersih tidak ada lesi dan beruban, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan dan luka.

2. Mata : konjungtiva anemis, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, riwayat


katarak.
3. Hidung : bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan, penciuman masih
baik.
4. Mulut dan tenggorokan : mulut tampak kotor, mukosa kering, gigi ompong
2, kesulitan menelan.
5. Telinga : telinga tampak bersih, tidak ada peradangan, pendengaran masih
baik.

5
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada JVD, tidak kaku
kuduk, tidak ada luka.
7. Dada : bentuk dada simetris, tidak ada suara tambahan
8. Abdomen : bentuk dada simetris, adanya nyeri tekan pada abdomen, perut
kembung, bising usus 31x/menit.
9. Genetalia : tidak terkaji
10. Ekstremitas : ekstermitas atas baik, ekstermitas bawah baik. Nilai kekuatan
otot 5 5
5 5
11. Integumen : kebersihan baik, warna kulit tidak pucat, kulit tidak kering, tidak
ada gangguan pada kulit.

IV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


Pasien merasa sedikit cemas dengan penyakitnya, tidak ada stressor psikologis
di panti, mekanisme koping adaptif, stabilitas emosi labil. Motivasi tinggal di
panti karena terpaksa.
Pengkajian masalah emosional : pasien mengatakan ketika pasien ada masalah
dapat menyelesaikannya.

V. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


a. Kebiasaan merokok : Tidak merokok
b. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi : Frekuensi makan tidak teratur, <1/2
porsi yang dihabiskan, makanan tambahan tidak dihabiskan
c. Pola pemenuhan cairan : frekuensi minum >3 gelas sehari, jenis minuman ai
putih, kopi, the.
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators Score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan 2 √
perubahan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 √

6
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 √
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2 -
beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga 2 √
tidak dapat makan makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli 4 -
makanan
7. Lebih sering makan sendirian 1 -
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 1 -
kali atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2 -
terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup 2 -
untuk belanja, memasak atau makan sendiri
Total score 9
(American Dietetic Association and National Council on the Aging,
dalam Introductory Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥ : High nutritional risk √
d. Pola kebiasaan tidur : Jumlah waktu tidur 5 jam, pasien mengalami
insomnia dan sering terbangun, biasanya pasien melakukan kegiatan
keagamaan jika tidak tidur.
e. Pola eliminasi BAB : frekuensi BAB 1x/hari, konsistensi BAB lembek,
tidak ada gangguan BAB.
f. Pola BAK : frekuensi BAK 3x/hari,warna urin kuning jernih, tidak ada
gangguan BAK.
g. Pola aktifitas : kegiatan yang sering dilakukan pasien saat di panti yaitu
menyapu kamar dan mengepel, pasien juga melakukan kegiatan berkebun.

7
h. Pola pemenuhan kebersihan diri : mandi 3x/hari memakai sabun,
menggosok gigi, berganti pakaian bersih 3x/hari.

VI. PENGKAJIAN FUNGSIONAL BERDASAR INDEKS KATZ DARI AKS


Nilai pengkajian fungsional yaitu A (Kemandirian dalam hal makan, kontinen,
berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi)

VII. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


1. Pemukiman : Klien tinggal di asrama panti werdha, jenis bangunan atap
asrama menggunakan genteng berdindingkan tembok dan lantai keramik.
Kebersihan lantai cukup, ventilasi 15% luas lantai. Pencahayaan cukup, alat
rumah tangga lengkap.
2. Sanitasi : sumber penyediaan air bersih yaitu sumur, Ny. Mekar
mengatakan air yang diminum yaitu air direbus, pengelolaan jamban
bersama dengan jenis jamban leher angsa dan dengan jarak 10 meter dari
sumber air, sarana pembuangan air limbah lancar, bekas sampah dikelola
oleh dinas.
3. Fasilitas : pasien mengatakan di asrama terdapat hewan ternak yaitu ayam.
Terdapat ikan lele di halaman belakang asrama, terdapat sara olahraga
seperti halaman luas untuk senam dll. Terdapat taman di sudut asrama dan
juga ruang pertemuan. Adanya sarana ibadah yaitu masjid.
4. Keamanan dan transportasi : di panti terdapat pengamanan yaitu satpam
dan juga terdapat alat transportasi.
5. Keamanan : di panti terdapat satpam, terdapat penanggulangan kebakaran
dan bencana.
6. Transportasi : kondisi jalan masuk panti rata, jenis tranportasi bus, mobil
ambulance, motor milik panti.
7. Komunikasi : sarana komunikasi ada, jenis komunikasi yang digunakan
dalam panti yaitu telphon dan kotak surat.

8
VIII. ANALISA DATA
No Symptom Etiologi Problem
1. DS: Kafein Nyeri Akut
- P : Pasien
mengatakan nyeri Menurunkan produksi
dirasakan ketika
bikarbonat
makan pedas,asam
dan minum kopi.
- Q : Pasien Menurunkan
mengatakan nyeri
kemampuan protektif
seperti ditusuk-
tusuk. terhadap asam
- R : Pasien
mengatakan nyeri
Menyebabkan difusi
pada bagian ulu
hati. kembali asam
- S : Pasien lambung & pepsin
mengatakan nilai
skala nyeri 1-10
adalah 7. Inflamasi
- T : Pasien
mengatakan bahwa Nyeri epigastrium
nyeri hilang timbul
selama 10 menit.
Nyeri akut
DO:
- Pucat
- Wajah meringis
kesakitan
memegangi perut
- Peristaltik
31x/menit
- Skala nyeri 7
- Perut kembung
TTV:

9
(1) Suhu : 37 oC
(2) TD : 140/90
mmHg
(3) Nadi : 97x/menit
(4) RR : 24x/menit
2. DS: Infeksi virus & jamur, Ketidakseimbangan nutrisi
- Pasien mengatakan makanan & minuman kurang dari kebutuhan
bahwa makan apa instan, pedas dan tubuh.
saja mual dan
asam, iskemia dan
muntah dan nafsu
makan menurun. trauma lambung
DO:
- BB menurun (55 Fungsi barrier
menjadi 54) terganggu
- Lemas
- Anemis Peradangan mukosa
- Muntah lambung
- TTV:
(1) Suhu : 37 oC Mual, muntah,
(2) TD : 140/90 anoreksia
mmHg
(3) Nadi : 97x/menit Intake nutrisi tidak
(4) RR : 24x/menit adekuat

Risiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan

IX. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri pada perut seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul,

10
skala nyeri 7, perut kembung, pasien tampak meringis kesakitan dan pucat, adanya peningkatan peristaltic 31x/menit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat ditandai
dengan data subyektif : pasien mengatakan nafsu makan menurun, mual dan muntah; data obyektif: terjadi penurunan BB (55
menjadi 53kg), pasien tampak lemas, konjungtiva anemis dan adanya muntah.

X. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx.
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling 1. Untuk menjalin kepercayaan
selama 1 x 24 jam, nyeri dapat teratasi percaya kepada pasien antara perawat dengan pasien
dengan kriteria hasil: 2. Kaji TTV dan kaji keluhan 2. Untuk mengetahui tanda-tanda
a. Klien menungkapkan nyeri tingkat nyeri sesuai dengan vital pasien dan membantu dalam
berkurang sampai hilang PQRST. menentukan managemen nyeri
b. Klien terlihat rileks 3. Anjurkan pasien untuk 3. Membantu mengurangi rasa nyeri
menggunakan tehnik yang dialami pasien dan mengurangi
nonfarmakologi yaitu distraksi dan ketegangan otot
relaksasi. 4. Mengurangi makanan pedas dan
4. Anjurkan menghindari makanan asam dapat membantu menurunkan
pedas dan asam skala nyeri

11
5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Antasida memberiakan
dalam pemberian antasida. keseimbangan asam lambung yang
dapat mencegah terjadinya
kerusakan mukosa
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji asupan nutrisi & factor 1. Untuk mengetahui asupan
selama 1 x 24 jam tidak akan terjadi penyebab mual muntah. nutrisi pasien & mengetahui
masalah kekurangan cairan dg KH: 2. Anjurkan pasien untuk penyebab mual muntah.
a. Tidak mual muntah melakukan hygiene oral secara 2. Melakukan hygiene oral dapat
b. Nafsu makan klien meningkat rutin meningkatkan nafsu makan kembali.
c. Porsi yang disediakan habis 3. Motivasi pasien untuk makan 3. Untuk meningkatkan asupan
d. Klien makan 3 kali dengan kalori sedikit tapi sering makanan pasien.
yang cukup 4. Informasikan jenis-jenis makanan 4. Dengan mengetahui makanan yang
e. Adanya peningkatan berat badan yang harus dikonsumsi oleh usila dikonsumsi serta pentingnya serat
f. Membran mukosa lembab dan pentingnya tinggi serat bagi akan memperbaiki pencernaan
tubuh usus/proses absorpsi
5. Pantau berat badan klien setiap 2 5. Dengan pemantauan BB dapat
hari sekali mengetahui klien mengalami
6. Kolaborasi dengan petugas panti peningkatan/penurunan BB
menu klien lansia yang adekuat

12
6. Sebagai upaya perbaikan menu
agar meningkatkan nafsu makan.

XI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ Jam Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi

Senin, 7 – 10 – 19 Nyeri akut berhubungan 1. Bina hubungan saling percaya S: Klien mengatakan nyeri di perut
dengan mukosa lambung dengan pasien. berkurang.
08.00 - selesai
teriritasi ditandai dengan 2. Mengkaji keadaan umum pasien - P: pasien mengatakan nyeri
pasien mengeluh nyeri dan TTV dan pengkajian PQRST. dirasakan ketika makan asam.
- Q: pasien mengatakan nyeri tidak
pada perut seperti ditusuk- TD : 150/90, S : 37 oC
seperti sebelumnya.
tusuk dan hilang timbul, N : 97x/menit, RR : 24x/menit. - R: Pasien mengatakan nyeri
skala nyeri 7, perut P : Pasien mengatakan nyeri dibagian ulu hati
- S: skala 4
kembung, pasien tampak dirasakan ketika makan pedas,asam
- T: nyeri hilang timbul
meringis kesakitan dan dan minum kopi. O: Keadaan umum klien tampak rileks.
pucat, adanya peningkatan Q : Pasien mengatakan nyeri seperti TD : 130/80 mmhg, S : 36,5 C, N :
peristaltic 31x/menit. ditusuk-tusuk. 88x/mnt, RR : 20x/mnt
R : Pasien mengatakan nyeri pada A: Masalah teratasi sebagian,
bagian ulu hati. P: Intervensi 2,3,4,5dilanjutkan

13
S : Pasien mengatakan nilai skala
nyeri 1-10 adalah 7.
T : Pasien mengatakan bahwa nyeri
hilang timbul selama 10 menit.
3. Mengajarkan pasien tehnik
distraksi & relaksasi untuk
mengurangi ketegangan otot.
4. Menganjurkan teknik distraksi dan
relaksasi
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan
sesuai indikasi
Senin, 7-10-19 Ketidakseimbangan nutrisi 1. Mengkaji asupan nutrisi & S: Klien mengatakan mual muntah
kurang dari kebutuhan factor penyebab mual muntah. berkurang, nafsu makan meningkat.
08.30 - selesai
tubuh berhubungan 2. Memantau BB klien
O: TD : 130/80 mmhg, S : 36,5 C, N :
dengan masukan nutrient 3. Kolaborasi dg tim medis
88x/mnt, RR : 20x/mnt, klien
yang tidak adekuat pemberian menu untuk klien
tampak tidak letih lagi.
ditandai dengan data
subyektif : pasien A: Masalah teratasi

mengatakan nafsu makan

14
menurun, mual dan P: Intervensi dihentikan
muntah; data obyektif:
terjadi penurunan BB (55
menjadi 53kg), pasien
tampak lemas, konjungtiva
anemis dan adanya
muntah.

Selasa, 8-10-19 Nyeri akut berhubungan 1. Bina hubungan saling percaya S: Klien mengatakan nyeri di perut
dengan mukosa lambung dengan pasien. sudah tidak ada.
teriritasi ditandai dengan 2. Mengkaji keadaan umum pasien O: Keadaan umum klien tampak
pasien mengeluh nyeri dan TTV dan pengkajian PQRST. rileks. Klien lebih bersemangat
pada perut seperti ditusuk- TD : 140/80, S : 36,5oC dan ceria kembali. TD : 130/80
tusuk dan hilang timbul, N : 88x/menit, RR : 20x/menit. mmhg, S : 36,3 C, N : 88x/mnt,
skala nyeri 7, perut - P: pasien mengatakan nyeri RR : 20x/mnt
kembung, pasien tampak dirasakan ketika makan asam. A: Masalah teratasi
- Q: pasien mengatakan nyeri tidak
meringis kesakitan dan P: Intervensi dihentikan.
seperti sebelumnya.
pucat, adanya peningkatan - R: Pasien mengatakan nyeri
peristaltic 31x/menit. dibagian ulu hati
- S: skala 4

15
- T: nyeri hilang timbul

3. Mengajarkan pasien tehnik


distraksi & relaksasi untuk
mengurangi ketegangan otot.
4. Menganjurkan teknik distraksi dan
relaksasi
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan
sesuai indikasi

16
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan sistem pencernaan pada gerontik dengan
gastritisdapat di simpulkan bahwa lansia rentan terkena penyakit gastritis
karena kebanyakan lansia mengkonsumsi kafein, pola makan tidak teratur dan
mengkonsumsi makanan asam dan pedas. Sehingga dari kasus di atas
memunculkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan mukosa
lambung teriritasi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah di atas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agus Priyanto, S. L. (2009). Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.


Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
Darmojo, B. (2006). Buku Ajar Geriatri . Jakarta: FKUI.
Depkes, R. (2015). Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Kemenkes RI.
Gomaa, S. I., Hassan, A., & Sawy, M. M. (2012). Relation between Helicobacter
Pylori And Atrophic Gastritis in Elderly. Alexandria Journal of Medicine,
289-290.
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Nike Budhi Subekti, N. M. (2003). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Jakarta: EGC.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
Rona Sari Mahaji Putri, H. A. (2010). Hubungan Pola Makan Dengan Timbulnya
Gastritis Pada Pasien Di Universitas Muhammadiyah Malang Medical
Center. Jurnal Keperawatan, 156-157.
Sandu Siyoto, A. M. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV.
Andi ofside.
Stevany Ribka Karepowan, M. W. (2018). Hubungan Kemunduran Fisiologis
dengan Tingkat Stress pada Lanjut Usia Di Puskesmas Kakaskasen
Kecamatan Tomohon Utara. Jurnal Keperawatan, 1-7.

18

Anda mungkin juga menyukai