Kegundahan yang dialami pegawai dalam cerita itu mencerminkan lemahnya perencanaan karir
yang dilakukan oleh bank, disisi lain perusahaan sangat menginginkan pegawainya untuk
melakukan pekerjaan besar sementara pegawai juga mengalami kegundahan tentang
keberlanjutan karir mereka diperusahaan tersebut. Dengan demikian dapat kita katakana bahwa
terjadi misunderstanding antara perusahaan dengan pegawai sebab ketidakjelasan perencanaan
karir yang dilakukan oleh perusahaan.
Dalam menunjang perkembangan karir pegawai, perusahaan harus bisa member peluang kepada
para pegawai untuk mengembangkan diri melalui kegiatan pelatihan-pelatihan. Sebab Pada
hakekatnya kegiatan pelatihan atau training perlu dilaksanakan oleh suatu perusahaan atau
organisasi dengan tujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Banyak ahli
berpendapat tentang arti, tujuan dan manfaat pelatihan. Namun dari berbagai pendapat tersebut
pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Sasaran pelatihan bagi karyawan adalah untuk menguasai
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang ditekankan dalam program pelatihan dan
menerapkannya ke dalam pekerjaan mereka sehari-hari
Good Governance atau tata pemerintahan yang baik, merupakan bagian dari paradigma baru
yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai pasca krisis multidimensi,
seiring dengan tuntutan era reformasi. Dalam konteks Indonesia yang bergeliat dengan tuntutan
reformasi, good governance tampil sebagai model transplantatif baru yang diyakini mampu
mengobati birokrasi politik yang dinilai sarat korupsi, suap, dan penyalahgunaan kekuasan,
termasuk berbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia (Prianto, 2011:2). Good governance
merupakan isu yang paling mengemuka pada era otonomi daerah sekarang ini. Tutuntan sangat
gencar dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan pemyelenggaraan
pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan
pendidikan masyarakat maupun adanya pengaruh globalisasi. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, prinsip good governance dalam prakteknya adalah
dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan yang baik dalam setiap pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintahan daerah dalam
pelaksanaan fungsi pelayanan publik.
Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui berbagai informasi
mengenai penyelenggaraan pemerintahan, maka dapat mempermudah upaya masyarakat dalm
menilai keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan publik (Dwiyanto : 224). Penerapan
prinsip transparansi merupakan salah satu poin penting dalam mewujudkan tata pemerintahan
yang baik
Good governance (tata pemerintahan yang baik), pelayanan publik serta otonomi daerah adalah
sebuah fenomena global yang pada prinsipnyaberbicara mengenai bagaimana pemerintah dapat
mewujudkan good governance melalui pelayanan publik dalam era otonomi daerah. Konsepsi
good governance adalah berangkat dari konsep Welfare State yang mempunyai tujuan nasional
yaitu mensejahterakan masyarakat secara umum tanpa ada gap. Kesejahteraan terbentuk serta
terwujud melalui pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah secara prima (pelayanan
prima).Hakikat dasar pemerintah sebagai pelayan publik (public servant) harus dapat dirasakan
oleh semua lapisan masyarakat. Dengan mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah
(desentralisasi) diharapkan dapat menjawab serta memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat
tanpa terkecuali. Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui
berbagai informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, maka dapat mempermudah upaya
masyarakat dalm menilai keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan publik (Dwiyanto :
224). Penerapan prinsip transparansi merupakan salah satu poin penting dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik
Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak terlepas adanya partisipasi aktif anggota
masyarakatnya. Salah satu wujud dari tanggung jawab masyarakat. Masyarakat daerah, baik
kesatuan sistem maupun sebagai individu, merupakan integral yang sangat dari sistem
pemerintahan daerah, karena secara prinsip penyelenggaraan otonomi daerah ditujukan guna
mewujudkan masyarakat yang sejahtera di daerah yang bersangkutan. Tentu bukan perkerjaan
yang mudah untuk mewujudkan ketiga prinsip good governance yaitu partisipasi, transparansi
dan akuntabiltas dalam praktik pemerintahan sehari-hari di Indonesia. Di Kabupaten buton utara
masih menemui faktor-faktor yang menghambat jalannya ketiga prinsip tersebut. Antara lain
Kesadaran akan tanggungjawab dari aparatur pemerintah itu sendiri untuk mengikutsertakan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, penjaringan aspirasi yang biasanya bersifat
elitis dan terkesan ceremonial, dan masyarakat terkadang sama sekali tidak mempedulikan peran
mereka dalam proses perumusan kebijakan menjadi sangat penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan harus terus ditingkatkan. Bagitu pula penerapan prinsip transparansi,
kurangnya sosialisasi yang dilakukan aparatur pemerintah mengakibatkan masyarakat tidak
mengetahui sama sekali kebijakan maupun peraturan daerah yang akan dibuat. Kemudian
penerapan akuntabilitas masih terkendala dengan laporan yang tidak sesuai dengan program
yang sudah dilaksanakan.
Untuk dapat mewujudkan Good Governance, pemerintah senantiasa dituntut dan diarahkan
untuk dekat dengan yang diperintah (rakyat) agar dapat dengan tepat mengenali apa yang
menjadi kebutuhan, permasalahan, keinginan dan kepentingan serta aspirasi rakyat secara baik
dan benar, karenanya kebijakan yang dibuat akan dapat mencerminkan apa yang menjadi
kepentingan dan aspirasi rakyat yang dilayaninya. Asumsinya adalah pemerintah lokal lebih
mampu daripada pemerintah pusat dalam merespon perubahan tuntutan, melakukan eksperimen
dan mengantisipasi perubahan-perubahan pada masa mendatang. Kebijakan lokal mencerminkan
apa yang menjadi tuntutan lokal.
Ada tiga teori yang menjadi kunci dalam pembahasan mengenai konsep good governance
menuerut Adi Sujatno (2007) yaitu :
1. Teori Political Society (masyarakat politik : partai politik, birokrasi, negara) adalah
kumpulan organisasi-organisasi dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas
utamanya adalah untuk memperoleh dan menjalankan kekuasaan politik.
2. Teori Economic Society (masyarakat ekonomi) adalah kumpulan organisasiorganisasi-
organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah
untuk memperoleh keuntungan finansial.
3. Teori Civil Society ( masyarakat sipil/ masyarakat madani) adalah kumpulan organisasi-
organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya memiliki
empat ciri : a). Non politis dan non ekonomi; b). inisiatif pendiriannya datang dari bawah
(grassroots); c). menjunjung pluralitas; dan d). Mengembangkan demokrasi egaliter.
Data pokok APBN tahun 2013 – 2018 menunjukkan bahwa anggaran Negara selalu
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bastian (2010) menyatakan bahwa APBN merupakan
wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang.
APBN yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan Negara. Karena penyusunannya berdasrkan
undang-undang maka kenaikan anggaran pengeluaran APBN setiap tahunnya merupakan
implementasi dari kebutuhan Negara yang priotas.
Fungsi APBN menurut Undangundang No. 17 Tahun 2003, yaitu sebagai berikut: (1) fungsi
otorisasi, arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan, (2) fungsi perencanaan, arti bahwa negara dapat menjadi
pedoman untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut, (3) fungsi pengawasan, arti
anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, (4) fungsi alokasi, berarti
bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian, (5) fungsi distribusi,
berarti bahwa kebijakan anggran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, dan
(6) fungsi stabilisasi, berarti bahwa anggaran pemerintah telah menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
Pengeluaran Pemerintah dapat di kelompokkan dalam dua golongan ruang lingkup yaitu
sebagai berikut:
1. Pengeluaran Rutin
Pertama adalah Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang secara rutin setiap tahunnya
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dan pemeliharaan roda
pemerintahan, yang terdiri dari : Belanja pegawai, yaitu untuk pembiayaan gaji pegawai
termasuk gaji pokok dan tunjangan. Belanja barang, yaitu untuk pembelian barang-barang yang
digunakan untuk penyelenggaran pemerintah sehari-hari, subsidi, pembayaran angsuran dan
bunga utang. Belanja pemeliharaan, yaitu pengeluaran untuk memelihara agar milik atau
kekayaan pemerintah tetap terpelihara secara baik. Belanja perjalanan, yaitu untuk perjalanan
kepentingan penyelenggaran pemerintah.
Pengeluaran rutin memegang peran penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem
pemerintah serta upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas, yang pada gilirannya akan
menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan.
2. Pengeluaran Pembangunan
Teori-Teori Pengeluaran:
Klasifikasi fungsi merinci alokasi anggaran belanja lebih lanjut menurut Fungsi, Subfungsi,
Program, Kegiatan, Output
1. Pelayanan umum
2. Pertahanan
3. Ketertiban dan keamanan
4. Ekonomi
5. Perlindungan lingkungan hidup
6. Perumahan dan fasilitas umum
7. Kesehatan
8. Pariwisata
9. Agama
10. Pendidikan
11. Perlindungan social
Menurut fungsinya alokasi terbesar pada APBN 2018 adalah “pelayanan umum”
Klasifikasi anggaran menurut jenis belanja adalah pengelompokkan anggaran belanja Negara
berdasarkan jenis belanja pada kementerian Negara/lembaga dan bendahara umum Negara
(BUN)
Klasifikasi jenis belanja merinci alokasi anggaran belanja lebih lanjut menurut Jenis Belanja.