Laboratorium Badan Lingkungan Hidup DIY sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Derah Istimewa Yogyakarta Nomor 75 Tahun 2015, salah satunya berfungsi melaksanakan pengambilan sampel dan atau pengujian parameter kualitas lingkungan air dan air limbah dalam rangka pemantauan, penanganan kasus dan jasa pelayanan umum. Laboratorium BLH DIY mengacu pada metode Standar Nasional Indonesia yang merupakan metode baku. Salah satu pengujian parameter kualitas air yang dilakukan adalah pengujian fosfat yang mengacu pada SNI 06-6989.31-2005. Fosfat dapat dijumpai pada air dan air limbah. Dalam air limbah fosfat berasal dari limbah penduduk seperti sisa bahan deterjen, limbah industri, dan limbah pertanian. Keberadaan fosfat yang berlebihan di badan air menyebabkan suatu fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien) dengan efek samping menurunnya konsentrasi oksigen dalam badan air sehingga menyebabkan kematian biota air. Dampak fosfat pada tubuh dapat menyebabkan batu ginjal dan osteoporosis (Bostrom et al, 1988). Oleh karena itu penentuan fosfat dalam air limbah perlu dilakukan. Salah satu metode penentuan fosfat adalah dengan menggunakan metode asam askorbat secara spektrofotometri UV-Visibel. Metode spektrofotomeri UV-Visibel dapat menganalisis fosfat karena senyawa fosfat dikomplekskan dengan asam askorbat sebagai pengompleks sehingga menjadi senyawa berwarna dan dapat dianalisis pada daerah visibel. Beberapa metode baku analisa fosfat dalam air, diantaranya metode stannous klorida (Ika et al,2008), asam vanadomolibdofosforik (Sukindro, 2011), asam askorbat (Ika et al, 2017), reduksi asam askorbat otomatis (Tiong, 1987), metode molibdat vanadat (Rahayu et al, 2017). Metode kolorimetrik yang dipergunakan pada percobaan ini adalah metode asam askorbat. Kelebihan metode asam askorbat adalah mudah dalam preparasi sampel, praktis, murah dan cocok digunakan untuk analisis dengan limit deteksi metode 10 µg/L. Kelemahan metode asam askorbat (secara umum metode kolorimetri) terletak pada limit deteksi yang kurang sensitif jika dibandingkan dengan metode automated ascorbic acid reduction (0,001-10 mg P/L) atau flow injection analysis (5 µg P/L) (APHA, 1989). Amonium molibdat dan kalium antimonil tartrat dalam media asam dengan ortofosfat untuk membentuk asam fosfomolibdat yang tereduksi menjadi molibdenum yang berwarna biru oleh asam askorbat. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat yang terdapat dalam air atau air limbah antara 0,01-1,0 mg/L PO43- dengan menggunakan metode asam askorbat dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 880 nm. Ortofosfat dalam suasana asam bereaksi dengan amonium molibdate membentuk senyawa kompleks amonium fosfomolibdat. Validasi harus dilakukan terhadap metode non-standar dan metode yang dikembangkan. Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode melibatkan keseluruhan prosedur analisis antara lain, pengambilan sampel, preparasi sampel, analisis dan evaluasi data serta pelaporan hasil. Hal-hal yang meliputi validasi metode antara lain instrument, bahan atau reagen, analis dan dokumen (Harmita, 2004). Reagen dalam jumlah banyak yang digunakan dapat meningkatkan limbah yang akan berdampak buruk bagi lingkungan, sehingga perlu dilakukan modifikasi metode Standar Nasional Indonesia dengan pengurangan penggunaan reagen menjadi setengah penggunaan prosedur di metode baku Standar Nasional Indonesia. Parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode antara lain adalah akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan), linearitas, batas deteksi dan batas kuantitas serta ketidakpastian pengukuran. Apabila parameter-parameter ini dapat dipertanggungjawabkan maka suatu metode analisis dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis rutin (Riyanto, 2014). Oleh karena itu dalam penelitian ini perlu dilakukan validasi metode Standar Nasional Indonesia untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses pengujian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat diperoleh rumusan masalah tentang bagaimana perbedaan hasil validasi metode modifikasi prosedur Standar Nasional Indonesia dengan pengurangan reagen Standar Nasional Indonesia (SNI) penentuan fosfat secara spektrofotometri UV-Visibel dengan parameter validasi antara lain akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan), linearitas, batas deteksi dan batas kuantitas serta ketidakpastian pengukuran. 1.3 Tujuan Tujuan yang akan diperoleh dari rumusan masalah tersebut adalah mengetahui hasil validasi metode dengan parameter presisi, akurasi, linearitas, batas deteksi dan batas kuantitas serta ketidakpastian pengukuran modifikasi prosedur berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada penentuan fosfat dengan spektrofotometri Uv-Visibel dengan pengurangan reagen. 1.4 Manfaat Manfaat yang akan diperoleh dari Praktik kerja Lapangan ini adalah 1. Hasil validasi metode penentuan fosfat dalam air limbah secara spektrofotometri UV- Visibel dapat dijadikan bukti otentik untuk penilaian keberterimaan metode. 2. Mengetahui pengaruh pengurangan reagen Standar Nasional Indonesia dengan metode baku Standar Nasional Indonesia.