pengalaman itu sendiri.Berpikir mendahului pengalaman!Dan berpikir itu sendiri sudah suatu pengalaman pendahuluan.Apabila orang menceburkan diri ke dalam pengalaman sebelum menyiapakan diri dalam berpikir akan menumbuk kiri-kanan.Kemudian orang merasa:alangkah pahit.Dan kepahitan hidup menuakan orang dan memendekkan umur.Begitu kata orang.
Dari pengalaman-pengalaman manusia,orang
belajar mengetahui dan mengenali diri sendiri.Dan tak adalah suatu kesenangan yang begitu sempurna daripada mengenal diri sendiri.Sayangnya,untuk mengenal diri sendiri umur kita terlalu pendek.Jadi sejak bumi ini masih lumpur panas hingga sekarang ini tak seorangpun kenal dirinya sendiri.Tak ada orang yang pernah merasai kesenangan yang sempurna. Kadang-kadang kita tersandung pada batu,sakit dan mengaduh.Kadang-kadang dengan mendadak saja darah kita meluap mendengar perkataan orang.Atau dengan tidak sadar tiba-tiba kita ingin menonton bioskop,ingin bersanding dengan kekasih.Kita tak pernah mengerti kenapa jadi begitu.Dan hal-hal kecil itu menunjukkan manusia tak kenal dirinya sendiri.Hanya sebentar saja manusia berpikir dengan otaknya sendiri.Ini pula sebabnya mengapa orang banyak mengalami kepahitan dalam hidupnya.
Tulisan ini adalah pengalaman yang terserak-
serak.Pengalaman yang tumbuh dari jiwa manusia yang kerdil-suatu campur aduk yang tak berencana. Kesenangan, kesedihan, gambaran dari jiwa kecil yang tak dituntun oleh pikiran yang sehat.
JAKARTA MENGHADAPI AKSI MILITER
Di hari-hari belakangan ini suasana gelisah saja.Linggarjati tak bisa dipertahankan kasiatnya lagi.Kembali manusia Republik yang tak pernah punya kesempatan berkorupsi terlibat dalam kesukaran rumah tangga kecil-kecil : nasib orang Republik.Rencana aksi militer yang gagal memorakperandakan harapan Republiken kecil di Jakarta,di seluruh daerah pendudukan.Apa yang akan terjadi?Orang hanya menanti.Dan sesungguhnya orang kecil yang tak punya kekuasaan apa-apa,hidupnya hanya rangkaian penantian belaka.Dan dalam menanti itu orang gelisah.
Nederland membantah aksi yang disiarkan itu.Dan
berbareng dengan bantahan itu datang suara yang membenarkan.Jadi aksi militer itu memang betul- betul akan dijalankan.Senjata akan berbicara.Dan seperti pada tiap peperangan,yang akan jadi kurban hanya rakyat sendiri.Daerah-daerah aman itu akan kacau.Bapak tani akan lari pontang-panting dengan keluarganya meninggalkan tanah dan paculnya.Tanah dan pacul adalah nyawa orang tani.Lepas dari itu petani sama saja dengan orang kena penyakit lumpuh.Bapak tani yang dalam seluruh hidupnya mengabdi pada manusia dengan pacul dan tanahnya,dengan setitik ideology yang belum berarti,akan ditendang oleh orang-orang yang memakan jasanya.Rumahnya akan dibakar.Dan bibit padinya akan hampa melemukut.
Dari dusun-dusun yang tak pernah diperhatikan
diplomat dan ahli negara,mareka akan memadatkan kota-kota di garis belakang.Mula-mula menjuali barang-barangnya yang bisa terbawa.Kemudian,kalau uang sudah habis dan perut tak bisa dibohongi lagi,mereka pergi mencari pekerjaan.Tetapi pekerjaan sudah diisi oleh penduduk lama.Mati kelaparan sama dengan bunuh diri.Dan membunuh adalah kejahatan manusia yang tak bisa diampuni.Sekalipu manusia itu dirinya sendiri.Dengan demikian,hati-hati seperti prajurit gerilya mereka merayap dalam gelap-mencuri.Ibu- ibu tani menelentangkan badannya di rumput tanah air yang hijau.Mereka menantikan orang datang memeluk lama-lama – menciumi dengan mesra : cium panjang dan ciumpendek.Mereka akan menerima uang pemanjang umur sampai lusa.Tapi sebelum hari lusa ditutup malam,mereka telah menjelempah di bawah jembatan dimakan raja singa.
Malam berikutnya ibu tani menelentangkan
badannya di rumput hijau pula.Dan di kala itu sawah hijau terkenang.Juga rumah yang dibangunkan bertahun-tahun dari tetesan keringat dan dari sen ke sen.Rumah itu dimakan api.Dan orang yang membakarnya tertawa riang kepuasan.Dalam setengah jam istananya lenyap.Mereka tak boleh menangisi.Mereka hanya bisa menawarkan dirinya di balik-balik pohon dan di bangku-bangku taman.Nanti seorang pemuda,yang tak berani beristri karena uangnya tak pernah cukup,datang.Dan pemuda ini memeluki dan menciuminya sampai ia lemah – membayar;pergi;membawa raja singa dalam tubuhnya.
Anak-anak tanah air yang belum dewasa,yang
mungkin baru sekali ini melihat kota akan bergelandangan di sepanjang jalan.Mereka bergelandangan saja,karena hanya itulah yang bisa mereka perbuat.Dan suatu kali disentri atau tipes memakan ususnya dan matilah ia di bawah naungan langit.Dan langit itu menaungi juga ayam-ayam dan kambingnya yang sedang dipanggang pasukan yang sedang berkubu.
Bayi-bayi,yang hidup saja dengan tiada
sadarnya,akan disapu nyawanya dalam keadaan tak sadar pula.Dan kemudian – kemudian sekali,surat- surat kabar akan memuat berita yang menyenangkan;daerah sana kacau;pemerintahan yang tak punya pengawasan pada rakyatnya.Di kolom-kolom lain akan tertulis : disentri dan tipes merajalela;empat puluh persen dari penduduk kena raja singa.Dan di dewan-dewan yang penuh berisi kepala botak mengkilat akan terdengar suara: perang terpaksa harus diteruskan;penduduk terlalu menanggung.
Sesudah itu pahlawan-pahlawan akan mendapat
kenaikan pangkat.Dan kalau mereka mati dalam pertempuran dianggap sebagai bunga yang takkan luntur sinar dan harumnya.Kuburannya akan penuh oleh tulisan puji.Sekian persen dari film yang didatangkan di sini penuh oleh gambar kuburan dan bangkai itu.
Wartawan-wartawan akan melompat-
lompat,seperti perempuan kejatuhan cicak di kuduknya,dan mesin percetakan tak henti-hentinya menggambari kertas. Di ujung-ujung dunia yang penuh gedung pencakar mega,orang menghitung untung yang akan diterimanya nanti.
Dan semua itu akan terjadi bila senjata membentak-
bentak.Aksi militer mengawang kejam di angkasa – siang malam.Orang-orang kecil menantikan.Dan mereka tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu.Kekuasaan memang nikmat.Dan kenikmatan tak boleh dimiliki oleh orang kecil.Apalagi kalau orang kecil itu orang Republik daerah pendudukan.
Dan di dalam kegelisahan itu,anak-anak sekolah
rakyat tetap bertelekun pada buku cerita kancilnya,atau cerita guru tentang pasukan Ku Bilai Khan yang dimusnahkan oleh Raden Wijaya di bakal pusat kerajaan Majapahit. Dan anak-anak sekolah menengah pertama tetap sibuk dengan ilmu ukurnya sambil mengganggu kawannya yang tak sejenis.Aksi militer tak mengganggu otakmereka betul. (Buku Percikan Revolusi Subuh hal 4-7,Pramoedya Ananta Toer,Penerbit Hasta Mitra)
Kutulis beberapa lembar dari buku karangan
Pramoedya Ananta Toer di catatan facebook karena aku melihat bahwa beberapa temanku begitu sibuk aktifitasnya sehingga waktu untuk membaca buku sangat sulit baginya dan juga ada yang kurang berminat untuk membaca buku (beberapa karena melihat pada ketebalan bukunya!) tapi senantiasa begitu antusias untuk mendengar kisah dan cerita- cerita dari buku yang kubaca (dari buku Arus Balik karya Pramoedya yang terbanyak),sementara kulihat aktifitas facebook mereka semulus jalan bebas hambatan jika melihat seringnya mereka membuat status,aku pun punya pikiran mungkin karena kemasan internet yang lebih nyaman di mata mereka,terasa begitu menyenangkan surfing di dunia ini ketimbang menggali lewat kertas-kertas yang kelihatan begitu tebal dan mengerikan yang langsung mengintimidasi otak.