Anda di halaman 1dari 6

1

Jumat 9 September 2016

Keperawatan Dewasa VI-C

Gangguan Nutrisi berhubungan dengan Masalah Kesehatan : Hipertensi

oleh Rosdiana Lukitasari*, 1406544192

*mahasiswi S1 Reguler FIK UI 2014, email: rosdianals96@gmail.com

Status kesehatan yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun
eksternal. Salah satu faktor yang memengaruhi, yaitu pola diet. Pola diet sebagai salah satu
faktor eksternal memiliki kecenderungan untuk dimodifikasi. Namun demikian, penerapan pola
diet yang tidak tepat justru dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, salah satunya
hipertensi. Definisi hipertensi menurut Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) adalah
kondisi tekanan darah sistolik mencapai lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg
setelah dihitung rerata dua kali pengukuran oleh tenaga kesehatan (Chobanian, Bakris, Black, et
al., 2003 dalam Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2010). Klasifikasi hipertensi terdiri dari normal
hingga hipertensi tingkat 2 menurut JNC 7.

Gambar 1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Usia Dewasa


(Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2010)

Hipertensi terjadi akibat tingginya paparan terhadap faktor risiko yang ada. Tingginya
asupan garam, jumlah nefron yang sedikit, stres, genetik, obesitas dan lapisan endotel merupakan
faktor risiko terhadap tingginya tekanan darah. Namun demikian, tingginya asupan garam serta
obesitas menjadi dua faktor yang berkaitan erat dengan gangguan nutrisi pada penderita

Universitas Indonesia
hipertensi. Pertama, tingginya asupan garam dapat memicu aktivasi sistem renin-angiotensin-
aldosteron atau dikenal dengan RAAS.
Namun demikian, komponen yang diperlukan dalam aktivasi RAAS diproduksi terlebih
dahulu pada adiposit (sel tubuh yang secara khusus menyimpan lemak) yang telah matang. Kang
(2013) menyebutkan komponen-komponen tersebut, yaitu angiotensinogen, angiotensinogen-
converting enzyme (ACE), renin, serta reseptor Angiotensin tipe 1 (AT1) dan Angiotensin tipe 2
(AT2). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa obesitas dan retensi sodium pada penderita
hipertensi memiliki hubungan yang erat. Hal ini disebabkan karena aktivasi RAAS yang dapat
mengganggu sinyal insulin dan resistensi insulin sistemik pada berbagai jaringan dan organ
tubuh (Horita et al., 2011). Resistensi insulin menyebabkan penurunan vasodilatasi, sedangkan
kondisi hiperinsulinemia justru mempertahankan reabsorpsi sodium pada beberapa segmen
nefron di ginjal.

Gambar 2. Mekanisme Hipertensi akibat Resistensi Insulin (Horita et al., 2011)

Mekanisme RAAS terjadi saat angiotensinogen diaktifkan oleh renin menjadi


Angiotensin I kemudian diubah menjadi Angiotensin II oleh ACE, regulasi tekanan darah mulai
terjadi. Angiotensin II dikenal sebagai peptida vaso-aktif yang kuat dalam pengaturan respon
vasokonstriksi sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Peate & Nair, 2015). Selain itu,
Angiotensin II juga menstimulasi kelenjar adrenal di ginjal untuk mengeluarkan hormon

2 Universitas Indonesia
aldosteron yang menyebabkan ginjal mempertahankan jumlah sodium dan air dalam tubuh serta
mengekskresikan kalium. Respon Angiotensin II dan aldosteron secara bersama-sama akan
meningkatkan tekanan darah. Hal tersebut diikuti dengan peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatetik. Aktivasi berlebihan dari RAAS kemudian menyebabkan terjadinya hipertensi.

Gambar 3. Mekanisme RAAS berhubungan dengan Obesitas dan Disregulasi


Metabolisme (Kang, 2013)

Kondisi tersebut menunjukkan adanya masalah nutrisi yang menyebabkan terjadinya


hipertensi. Sehingga, modifikasi diet perlu dilakukan untuk mengontrol tekanan darah agar
mencapai ukuran tekanan darah normal klien serta mencegah perburukan dari kondisi hipertensi,
sebagai contoh stroke. Berdasarkan indikator DASH atau “Dietary Approaches to Stop
Hypertension”, modifikasi diet diatur dengan membatasi makanan dengan lemak dengan
kejenuhan rendah, lemak utuh dan sumber kolesterol serta meningkatkan konsumsi sayur, buah,
dan produk susu rendah lemak. Perencanaan makan DASH juga telah disesuaikan dengan
kebutuhan kalori rata-rata pada usia dewasa, yaitu 2000 kalori berdasarkan Gambar 4.

3 Universitas Indonesia
Gambar 4. Perencanaan Makan untuk Klien dengan Hipertensi
(U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES National Institutes of
Health National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003)

Pengaturan porsi makan menjadi hal yang penting bagi klien. Namun demikian, selain hal
tersebut, klien juga perlu mengatur pola konsumsi garam. Penyedap rasa, misalnya, dapat
disubtitusi dengan rempah-rempah lain yang sedikit atau tidak mengandung garam sama sekali.
Batas konsumsi garam per hari perlu diatur maksimal 2400 mg atau setara dengan takaran 1

4 Universitas Indonesia
sendok teh (U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES National Institute
of Health National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003). Sehingga, prinsip diet utama yang
digunakan, yaitu low-sodium diet. Pengganti garam yang dapat digunakan, di antaranya kemangi,
kayu manis, serbuk cabai dan beberapa rempah lain yang mampu menambah cita rasa makanan,
namun cenderung aman bagi kesehatan, khususnya terhadap risiko peningkatan tekanan darah.

Gambar 5. Rempah-rempah yang Dapat Menggantikan Penggunaan Garam


(U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES National Institute of Health
National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003)

5 Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Horita, S., et al. (2011). Insulin Resistance, Obesity, Hypertension, and Renal Sodium
Transport. International Journal Of Hypertension, 2011, 1-8.
http://dx.doi.org/10.4061/2011/391762
Kang, Y. (2013). Obesity Associated Hypertension: New Insights into Mechanism.Electrolyte
Blood Press, 11(2), 46. http://dx.doi.org/10.5049/ebp.2013.11.2.46
Peate, I. & Nair, M. (2015). Anatomy and physiology for nurses at a glance. West Sussex: John
Wiley & Sons, Ltd.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle J. L., Cheever, K. H.(2010). Brunner & Suddarth's textbook
of medical-surgical nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams &
Wilkins.
U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES National Institutes of Health
National Heart, Lung, and Blood Institute,. (2003). Your guide to lowering blood
pressure (pp. 8-14). n.d.: U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN
SERVICES National Institutes of Health National Heart, Lung, and Blood Institute.

6 Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai