Menghadapi Turbulensi
Perekonomian Dunia
2020
KEMENTERIAN KEUANGAN 0
Outline
1 Perekonomian
3Strategi
Terkini
Implementasi
APBN 2020
2 Kebijakan
APBN 2020
KEMENTERIAN KEUANGAN
Perekonomian
Terkini
Perekonomian Global menghadapi
ketidakpastian, berdampak pada
pelemahan ekonomi di banyak negara
termasuk perekonomian domestik
RISIKO GLOBAL
• Stimulus ECB
• Perlambatan Ekonomi
• Perang Tarif dengan US
US EUROZONE
Japan Perang
China
South Korea Dagang
Sumber: IMF
3.0
Sumber: Bloomberg
8.0
7.1
6.8 6.8
6.3 6.2
5.3 5.5
5.1 5.0 4.9
4.5 4.7
4.2
3.2
AS Jerman Tiongkok Indonesia Singapura Vietnam Eropa Inggris Jepang India Malaysia Thailand Filipina
5 Pasar finansial
0
-5
Aliran modal ke Indonesia dipengaruhi
oleh kebijakan moneter negara maju
2014
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2015
2016
2017
2018
2019*
Sumber: Haver, *) Agustus
Perkembangan FDI (USD miliar)
Penanaman Modal Asing (FDI)
Sentimen negatif global dapat
2013
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2014
2015
2016
2017
2018
Sem 1
2019
mempengaruhi investor confidence
Sumber: Bank Indonesia
Neraca Perdagangan (USD miliar)
30
20
10
0
Perdagangan
-10
-20
Kinerja neraca non migas tertekan,
defisit neraca migas masih tinggi
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Sd. Sept-2019
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
domestik. 2015 2016 2017 2018 2019
Jan
Jan
Jan
Jan
Jan
Sep
Sep
Sep
Sep
Sep
Mei
Mei
Mei
Mei
Mei
Jul
Jul
Jul
Jul
Jul
Mar
Nov
Nov
Nov
Nov
Mar
Mar
Mar
Mar
terkendali untuk mendukung
stabilitas konsumsi sebagai 2015 2016 2017 2018 2019
mesin utama pertumbuhan
ekonomi. Sumber: CEIC dan Kemenkeu
7
Kue ekonomi didominasi permintaan domestik
Konsumsi RT dan investasi sebagai engine of growth
Konsumsi Pemerintah • Kondisi global volatile ekspor Indonesia tertekan
Rata2 2006-2018: 5,1%
2015: 5.3
• Sumber pertumbuhan Indonesia adalah perekonomian domestik
2016: -0.1 (konsumsi RT, konsumsi pemerintah, dan investasi )
2017: 2.1
2018: 4.8 Arah kebijakan:
PMTB
2019 S1: 6.9 7.6 Rata2 2006-2018: 6,5% •Menjaga konsumsi dan
2015: 5.3
Konsumsi RT dan LNPRT 31.7 2016: -0.1 daya beli RT, stabilitas
Rata2 2006-2018:5,1%
2015: 4.8
2017: 2.1 pasokan dan harga.
2016:5.0
2018: 4.8 •Mendorong investasi
2019 S1: 6.9
2017: 5.0 dengan insentif fiskal, peran
2018: 5.1
2019 S1: 5.3
Net Ekspor kuasi-fiskal, dan partisipasi
57.6 3.7 -0.6
Ekspor Impor
swasta.
Rata2 2006-2018: Rata2 2006- •Mendorong ekspor sektor
5,0% 2018: 5,0% manufaktur dan
2015: -2.1 2015: -6.2
2016: -1.7 2016: -2.4 menggalakkan pariwisata.
2017: 8.9 2017: 8.1
AGGREGATE DEMAND 2018: 6.5 2018: 12.0
2019 S1: -1.8 2019 S1: -7.0 8
Pertumbuhan ekonomi sektoral
AGGREGATE SUPPLY
2015 2016 2017 2018 2019 -S1
Perubahan share Share
Pertanian 3.8 3.4 3.9 3.9 3.7 Sektor
2006-2015 (%) 2019 S1 (%)
Pertambangan -3.4 0.9 0.7 2.2 0.8
Primer -2,8 20,7
Industri 4.3 4.3 4.3 4.3 3.7
Konstruksi 6.4 5.2 6.8 6.1 5.8 Sekunder -3,6 31,7
Perdagangan 2.5 4.0 4.5 5.0 4.9 Tersier 3,2 44,1
Transportasi 6.7 7.4 8.5 7.0 5.5
Lain-lain 3,2 3,7
Akomodasi 4.3 5.2 5.4 5.7 5.7
Informasi dan Komunikasi 9.7 8.9 9.6 7.0 9.3
Jasa Keuangan 8.6 8.9 5.5 4.2 5.9
PDB 4.9 5.0 5.1 5.2 5.1
• Sektor pertanian, industri dan perdagangan selalu tumbuh di bawah rata-rata nasional,
padahal total kontribusi terhadap PDB sebesar 46%
• Pertumbuhan sektor pertambangan fluktuatif seiring pergerakan harga komoditas
• Sektor jasa selalu tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan nasional
9
KEMENTERIAN KEUANGAN
Defisit Neraca Berjalan masih menjadi tantangan
Transaksi Berjalan (USD miliar)
• Defisit transaksi berjalan masih lebar antara lain
0
2015 2016 2017 2018 S-1 2019
disebabkan penurunan surplus neraca
-0.2
perdagangan serta meningkatnya defisit neraca
-5 jasa dan pendapatan primer.
-0.7 • Peningkatan daya saing menjadi kunci utama
-10 untuk perbaikan kinerja transaksi berjalan.
-1.2 • Neraca transaksi modal dan finansial masih
-15.4
-15 -16.2 mampu mencatatkan surplus. Namun, pada di
-17.5 -17
-1.6
-1.7
tengah gejolak ekonomi global yang tinggi,
-20 -2.0 Indonesia harus waspada terhadap risiko
-1.8
pengetatan likuiditas ketat.
-2.2
-25
Rasio terhadap PDB (%) • Indonesia harus terus memperkuat sumber
pembiayaan yang lebih sustainable seperti FDI.
-30 -31.2 -2.7 Untuk itu, iklim investasi akan terus diperbaiki.
-2.8
Realisasi Pajak & Kontribusinya berdasarkan sektor Realisasi Pajak & Kontribusinya berdasarkan jenis pajak
(s.d 30 September 2019) (s.d 30 September 2019)
KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Kinerja Belanja KL s.d. Triwulan III 2019
memiliki penyerapan yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya
600.0
75.3
30.0 KEMENKES
Realisasi Belanja Modal K/L s.d 30 September mencapai Belanja Bantuan Sosial K/L s.d. 30 September 2019
42,5%, relatif sama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya mencapai 89,5%, lebih tinggi dibanding 4 tahun terakhir
produktivitas
100 40.0 40.3 44.1 42.5 100 89.5 100
30.4 81.2
• Meningkatkan
0 80 80 • Penurunan
75 iklim investasi 66.4
52.3
58.6
kemiskinan
60 60
50 • Mendorong
90.6 89.9
76.8 82.6 80.4 -200 pertumbuhan 40 66.1 40 • Peningkatan
25 ekonomi & 20
62.8 86.9
20
kesejahteraan
investasi 25.8 32.0
0 -400 pemerintah 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(jalan, waduk,
Realisasi s.d 30 September % thd Pagu jembatan, dll) Realisasi s.d 30 September % thd Pagu
KEMENTERIAN KEUANGAN 13
Penting menjaga stabilitas domestik
di tengah ketidakpastian global
ALOKASI
15
Outlook
KEMENTERIAN KEUANGAN 16
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan
APBN 2020
APBN tahun 2020 diarahkan untuk
mendukung penguatan daya saing
dan sumber daya manusia
Arahan Presiden
pada Pelantikan Tanggal 20
Oktober 2019 Penyederhanaan segala
bentuk kendala regulasi
● Mengajak DPR untuk menerbitkan 2 undang-
Pembangunan undang besar, yaitu:
UU Cipta Lapangan Kerja
Pembangunan
SDM Transformasi
● Prioritas utama merespons
Ekonomi
5
bonus demografi
● Menciptakan generasi pekerja
keras, dinamis, & menguasai ● Dari ekonomi yang tergantung
IPTEK pada SDA menjadi ekonomi
● Perlunya endowment fund untuk dengan daya saing manufaktur dan
manajemen SDM jasa modern yang mempunyai nilai
● Kerja sama dengan industri PROGRAM PRIORITAS tambah tinggi.
KEMENTERIAN KEUANGAN 18
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
VISI INDONESIA 2045:
MENJADI NEGARA MAJU
KEMENTERIAN KEUANGAN 19
Indikator Ekonomi Makro dan Pembangunan Tahun 2020
memperhatikan perkembangan perekonomian dan prospek serta risiko ke depan
Indikator
Ekonomi Makro
Terdapat perubahan pada harga
dan lifting minyak dengan
mempertimbangan harga minyak
dunia dan prospek lifting minyak
ke depan
5,3 3,1 14.400 5,4 63 755 1.191
Target
Pengangguran (%) Kemiskinan (%)
Pembangunan Gini Rasio (indeks) Indeks Pembangunan
Manusia
Upaya meningkatkan
kesejahteraan a.l ditunjukkan
dengan kesepakatan untuk 4,8 – 5,0 8,5 – 9,0 0,375 – 0,380 72,51
menurunkan target tingkat
pengangguran di dalam APBN
2020
KEMENTERIAN KEUANGAN 20
Postur
APBN 2020
diarahkan untuk
mendukung pencapaian
sasaran pembangunan
namun tetap mampu
adaptif menghadapi risiko
perekonomian
KEMENTERIAN KEUANGAN 21
APBN 2020 terus dijaga agar mendukung
pertumbuhan namun tetap pruden
Rasio defisit terhadap PDB
Defisit APBN tahun 2020 terendah dalam
Tahun 2020 dijaga lima tahun terakhir
1,76% PDB Defisit Kesimbangan Primer
diarahkan semakin diturunkan bertahap ke arah
sehat dan adaptif positif
menghadapi risiko
perekonomian Penerimaan perpajakan untuk
mendukung daya saing
Belanja Negara semakin fokus
pada program yang produktif
Optimalisasi Tax Ratio Pembiayaan anggaran semakin
penerimaan 11.6 menurun dimanfaatkan untuk
11.6
negara 10.8
11.4 11.1 mendukung peningkatan daya
10.7
disertai dengan target saing
yang realistis
2015 2016 2017 2018 Outlook 2019 APBN 2020
22
Kebijakan Penerimaan Negara
Optimalisasi penerimaan negara disertai dukungan terhadap perekonomian,
dunia usaha melalui insentif fiskal, dan peningkatan layanan kepada masyarakat
• Omnibus Law
Mendorong Investasi
dan dunia usaha melalui
penurunan tarif PPh
badan Fasilitas
Bea & Cukai Fasilitas Khusus
• Pembebasan bea masuk impor • Fasilitas di Kawasan Ekonomi
untuk barang modalKITE Khusus (KEK)
• Bonded Storage Area • Fasilitas di kawasan industri
• Bea masuk ditanggung • Free Trade Zone
pemerintah
24
Fokus Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2020 untuk mendukung pelaksanaan
prioritas pembangunan dan penyelenggaraan Pemerintah efisien dan efektif
01 03
SDM yang berkualitas AKSELERASI PEMBANGUNAN
• Peningkatan produktivitas/daya saing SDM INFRASTRUKTUR
• Perluasan akses pendidikan, peningkatan
skill, enterpreneurship, ICT, penelitian
1 3 • Meningkatkan daya saing investasi dan
ekspor
• Percepatan pengurangan stunting, • Mendukung tranformasi industrialisasi
promotif preventif, program jaminan • Mendorong skema pembiayaan kreatif
kesehatan nasional
2 4 (KPBU: VGF atau AP)
02 05 04
PENGUATAN PROGRAM ANTISIPASI BIROKRASI YANG EFISIEN,
PERLINDUNGAN SOSIAL KETIDAKPASTIAN EKONOMI MELAYANI, DAN BEBAS
• Mengakselerasi pengentasan kemiskinan GLOBAL & DOMESTIK KORUPSI
• Peningkatan akurasi data dan perbaikan • Mitigasi risiko bencana, pelestarian • Mendorong efektivitas birokrasi
penyaluran, lingkungan, dan pengembangan Energi • Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur
• Sinergi/sinkronisasi antar program Baru Dan Terbarukan dan pensiunan
• Subsidi yang tepat sasaran dan efektif • Penguatan cadangan risiko fiskal • Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT
KEMENTERIAN KEUANGAN 26
Insentif Baru:
Super Deduction
(PP 45 Tahun 2019)
Selain melalui
belanja APBN,
Pelatihan Proyek Padat
Swasta digandeng R&D Vokasional Karya
untuk peningkatan
kualitas SDM
melalui instrumen
pajak untuk
mendorong daya 300% 200% 60%
saing Pengurangan pendapatan Pengurangan pendapatan Pengurangan pendapatan
kotor paling banyak 300% kotor paling banyak 200% bersih sebesar 60% dari total
dari biaya aktivitas R&D dari total biaya aktivitas investasi untuk industri
activities yang dilakukan di vokasional. padat karya.
Indonesia
KEMENTERIAN KEUANGAN 27
KEMENTERIAN KEUANGAN 28
Peningkatan Kesejahteraan
APBN Tahun 2020 Program Keluarga Harapan
Rp29,1 T Pemberdayaan Masyarakat
untuk Peningkatan 10,0 juta keluarga miskin Pembiayaan Ultra Mikro
Bantuan Pangan/Kartu Sembako Rp1,0 T bagi 241 rb debitur
Kesejahteraan Rp28,1 T
15,6 juta keluarga miskin
(1,6 juta debitur akumulasi)
Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat
Masyarakat Rp13,8 T bagi 16,47 juta debitur
(akumulasi)
Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif
Berpenghasilan Mendukung Pengembangan Rp270 M bagi 135 ribu KK
Perekonomian Desa
Rendah, Miskin dan Dana Desa
Bantuan untuk Nelayan
a.l. Premi Asuransi Rp33,0 M untuk
170 rb nelayan
Rentan Miskin Rp72,0 T untuk 74.954 desa termasuk:
• 20.588 desa tertinggal
• 6.835 desa sangat tertinggal Akses Perumahan
Subsidi Uang Muka Perumahan
Rp600 M bagi 150 rb Keluarga (MBR)
Peningkatan Produktivitas Subsidi Bunga Kredit Perumahan
Pertanian Rp3,9 T bagi 677 rb Keluarga (MBR)
KEMENTERIAN KEUANGAN 29
Anggaran
Infrastruktur
Untuk membangun infrastruktur dan daerah terpencil
Rp423,3 T
KEMENTERIAN KEUANGAN 30
Percepatan Pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas dilakukan melalui sinergi
lintas K/L dan Pemda
1. Pariwisata sektor utama pembangunan nasional (visi
Indonesia 2015-2045)
Diserahkan ke daerah, dilaksanakan Dilaksanakan oleh daerah dengan Dilaksanakan oleh Desa dengan arahan
sesuai prioritas dan kebutuhan control, monitoring dan evaluasi dari penggunaan, monitoring dan evaluasi dari
daerah masing-masing K/L Pengampu kemendes PDTT dan kemendagri
KEMENTERIAN KEUANGAN 32
Target Output Dana Transfer Khusus TA 2020
Dana Alokasi Khusus (DAK) FISIK
KEMENDIKBUD & DIKTI KEMENTERIAN PUPR
PENDIDIKAN
• 14.392 Ruang kelas JALAN AIR MINUM
• 7.968 perpustakaan sekolah Jaringan Air Minum 549.266
Pemeliharaan/Peningkatan/ Sambungan Rumah
• 6.779 Laboratorium dan Ruang Praktik Pembangunan Jalan 5.971 Km
IRIGASI SANITASI
KEMENKES & BKKBN Rehabilitasi dan Pembangunan 177.401 Tangki Septik
Irigasi 167.755 Ha 838 Sambungan Rumah
KESEHATAN DAN KB 42 Truk Tinja
• Kesehatan Dasar 6.452 Puskesmas dan 642 RS
• 258 unit Puskesmas DTPK
• 12 Kab/kota Pembangunan RS Pratama PERUMAHAN PERMUKIMAN
• 18 unit Puskesmas Pariwisata Pembangunan/peningkatan kuallitas rumah
49.266 unit
KEMENTERIAN KEUANGAN 33
Target Output Dana Transfer Khusus TA 2020
Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik
KEMENDIKBUD & DIKTI KEMENKES & BKKBN
KEMENKOP&UKM
KEMENDAGRI
KEMENPAR
KEMENLHK
KEMENTERIAN KEUANGAN 34
Kebijakan Defisit APBN
Kebijakan fiskal ekspansif sebagai countercyclical
terhadap kondisi ekonomi yang melambat
KEMENTERIAN KEUANGAN 35
KEMENTERIAN KEUANGAN
Strategi Implementasi
APBN 2020
36
KEBIJAKAN FISKAL
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA EKONOMI MAKRO PENYEHATAN FISKAL PERBAIKAN NERACA
Meningkatkan pertumbuhan; Mobilisasi pendapatan; PEMERINTAH PUSAT
Mendorong daya saing; Spending Better; Peningkatan aset;
Meningkatkan investasi. Pembiayaan kreatif dan Pengendalian Liabilitas
Pengendalian Risiko Peningkatan Ekuitas
•Perbaikan Neraca
2 Penajaman belanja barang 2 LIABILITAS
Penguatan belanja modal Pelebaran fiscal space dan spending better
Pemerintah Pusat Reformasi belanja pegawai juga dapat memitigasi risiko di masa depan
Efektivitas Bansos dan Subsidi - sehingga dapat mengendalikan Liabilitas
Penguatan kualitas desentralisasi fiskal
Kemen
Destinasi Wisata Prioritas PUPR
• Dukungan regulasi daerah
Kemenhub Pemda • Kesiapan masyarakat
KEMENPAR
K/L lainnya
KEMENTERIAN KEUANGAN 38
Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas belanja
Performance-Based Budgeting
Perdebatan: Perdebatan:
Belanja apa yang harus dipotong Belanja apa yang harus dipertahankan
KEMENTERIAN KEUANGAN 3
BELANJA YANG LEBIH BERKUALITAS
Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas belanja
SPENDING BETTER
1. Penghematan belanja barang al. 1. Belanja pegawai berpengaruh 1. Refocusing belanja modal untuk 1. Integrasi dan sinergi antarprogram
barang non-operasional (honor, positif terhadap efektivitas kinerja peningkatan kapasitas produksi bansos dan subsidi
bahan, dan ATK), perjalanan dinas pemerintahan dan penurunan dan daya saing al. energi,
dan paket meeting. 2. Bansos yang komprehensif: berbasis
tingkat korupsi pangan, air, penguatan
siklus hidup, antisipasi ageing
2. Penajaman dan sinkronisasi antara konektivitas, dan transportasi
2. Efektivitas birokrasi menjadi kunci population.
K/L & Pemda dalam belanja barang massal
untuk mendorong reformasi fiskal 3. Memperkuat kualitas implementasi
yang diserahkan kepada (pendapatan, belanja, dan 2. Pembatasan pengadaan
masyarakat/Pemda; program (peningkatan ketepatan
pembiayaan) kendaraan bermotor dan
sasaran, pemanfaatan ICT, dan
3. Pemanfaatan hasil efisiensi pembangunan gedung baru
3. Reformasi gaji dan pensiun dapat penguatan monev)
digunakan untuk penguatan dijadikan sebagai instrumen untuk 3. Mendorong agar K/L pro aktif
reformasi birokrasi 4. Mendorong pemberdayaan dan
mendorong efektivitas birokrasi mengembangkan skema
melindungi daya beli masyarakat miskin
pembiayaan kreatif dengan
4. Belanja pegawai didorong dan rentan (sinergi dengan program
memberdayakan peran swasta,
meningkat untuk mendukung kewirausahaan atau ketenagakerjaan)
BUMN/BUMD dan BLU
reformasi birokrasi dan
pertumbuhan ekonomi.
KEMENTERIAN KEUANGAN 40
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih
KEMENTERIAN KEUANGAN 41