Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN KAPAL IKAN KATAMARAN DENGAN PENGGERAK MESIN DAN

LAYAR DI KABUPATEN REMBANG

Eko Sasmito Hadi


Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Dalam tugas akhir ini direncanakan kapal penangkap ikan purse seine dengan bentuk
lambung Katamaran yang efektif dan efisien dari segi teknis, mengingat kapal tradisional yang
sudah beroperasi memiliki banyak kerugian dari segi waktu berlayar dan biaya operasional.
Perencanaan kapal ini dimulai dengan penentuan parameter-parameter atau batasan-batasan yang
sesuai dengan usaha penangkapan yang akan dijalankan. Perencanaan ini menitikberatkan
kepada keunggulan kapal ikan Katamaran dibandingkan dengan kapal ikan purse seine
tradisional dengan bentuk Mono Hull.
Metode formdata digunakan untuk membuat lambung katamaran. Katamaran dirancang
dengan mengambil jarak separasi antar demihull S/L = 0,4. dengan metode slender body
didapatkan bahwa kapal katamaran mempunyai hambatan 35,65% lebih kecil dari kapal
tradisional dengan lambung monohull.
Rancang bangun kapal layar motor ini diangkat berdasarkan adanya kelemahan-
kelemahan yang terdapat dalam pembangunan kapal secara tradisional di Daerah Rembang dan
pemanfaatan potensi sumber daya angin. Pemanfaatan sumber daya angin dengan cara
pemasangan layar pada kapal katamaran dapat memberikan dara dorong tambahan hingga 47,3%
pada kecepatan angin 20 knot.

Kata kunci:
catamaran, hull form, kapal ikan, hambatan, stabilitas, olah gerak kapal, kapal layar
PENDAHULUAN perkembangan perikanan di daerah pantai,
 Latar Belakang kebutuhan akan desain kapal baru di daerah
Secara prinsip kapal dibangun tersebut adalah semakin nyata. Nelayan
dengan tujuan mengangkut manusia atau telah berusaha mendesain kapal tradisional
barang untuk mengerjakan suatu operasi yang bisa digunakan untuk berbagai jenis
ditengah laut. Agar memenuhi tujuan ikan. Yang menjadi masalah adalah kapal
tersebut suatu kapal harus memenuhi dengan perbandingan panjang dan lebar
beberapa karakteristik dasar, yaitu (L/B) yang sangat kecil, akibatnya kapal
mengapung dalam posisi tegak lurus, terlalu lebar atau terlalu luas bila
bergerak dengan kecepatan sesuai dengan dibandingkan dengan panjangnya. Ini
rancangan awal, cukup kuat untuk menahan mengakibatkan kapal tidak efisien
beban yang dialami akibat cuaca yang kecepatannya dan geladak yang tidak sesuai.
buruk, dan mampu berjalan pada suatu Kabupaten Rembang, adalah sebuah
lintasan lurus serta manoeuver dilaut lepas kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
seperti halnya dalam perairan terbatas. terletak di pesisir pantai utara jawa.
Desain kapal tradisional yang Kabupaten ini berbatasan dengan Teluk
digunakan dalam sektor perikanan di Rembang (Laut Jawa) di utara, Kabupaten
Indonesia adalah kapal dengan satu Tuban (Jawa Timur) di timur, Kabupaten
lambung. Bagaimanapun, dengan Blora di selatan, serta Kabupaten Pati di
barat. Dengan luas daerah 1.014 kilometer kapal monohull. Karena memiliki dua buah
persegi dengan kepadatan penduduk 569 lambung, kapal ini memiliki stabilitas
jiwa/kilometer persegi. Kabupaten ini melintang yang lebih baik dibandingkan
memiliki potensi untuk produksi ikan yang dengan kapal monohull, sehingga pada saat
cukup tinggi. Kapal ikan yang terdapat di proses hauling kapal akan lebih aman karena
daerah rembang dibangun berdasarkan kemiringan kapal lebih kecil dibandingkan
permintaan pembeli kapal dengan cara kapal monohull. Penggunaan layar pada
hanya membandingkan dari kapal-kapal penelitian ini diharapkan dapat membantu
yang ada sebelumnya secara turun-temurun penghematan penggunaan bahan bakar
dan juga posisi mesin yang berada di atas minyak.
deck yang mengakibatkan efisiensi mesin
berkurang karena penempatan sistem  Perumusan Masalah
penggerak yang kurang sesuai Pembuatan desain katamaran dengan
Pada dasarnya desain kapal menggunakan metode form data, diharapkan
tradisional dibentuk berdasarkan memiliki kinerja ( karakteristik hidrostatik,
pengetahuan dan pengalaman pengrajin hambatan kapal, stabilitas kapal, seakeeping
yang diberikan secara turun temurun yang performance ) lebih baik di bandingkan
telah menjadi ilmu pertukangan masyarakat dengan pembuatan kapal secara tradisional
setempat. Kebiasaan masyarakat seperti ini di Daerah Rembang. Pengunaan layar pada
tidak terkecuali tejadi pada desain lambung kapal yang di harapkan bisa mengurangi
kapal tipe rembang. Para pengrajin kapal di konsumsi bahan bakar di fokuskan dalam
daerah rembang membangun kapalnya masalah besaran gaya dorong yang
dengan menggunakan kapal pembanding. dihasilkan oleh layar
Artinya mereka membangun kapal baru Untuk itu permasalahan yang perlu
hanya dengan contoh kapal yang sudah dirumuskan adalah sebagai berikut :
pernah dibangun sebelumnya. Sehingga 1. Mendesain kapal yang sesuai dengan
hasil rancangan yang didapatkan belum daerah pelayaran sehingga di
banyak mengalami perubahan ke arah dapatkan bentuk hull form katamaran
perkembangan disain kapal yang sesuai (dengan menggunakan metode form
dengan aspek-aspek hidrodinamis dan data) yang bisa memenuhi kebutuhan
stabilitas yang mengakibatkan kapal kurang para nelayan di kabupaten Rembang.
efisien saat berlayar yang menyebabkan 2. Re-design kapal tradisional dan
penggunaan bahan bakar minyak yang mendesain kapal katamaran dan
semakin tinggi. menbandingkan perhitungan
Pada penelitian ini desain kapal hidrostatik, hambatan kapal, stabilitas
diperuntukkan pada Kabupaten Rembang, dan analisis olah gerak kapal dari
tipe hull yang digunakan adalah katamaran kedua kapal
dengan tenaga penggerak menggunakan 3. Mendesain bentuk dan ukuran layar
mesin dan layar karena katamaran sesuai dengan kebutuhan kecepatan
mempunyai karakteristik sendiri terhadap saat menuju atau kembali dari fishing
hambatan, stabilitas maupun seakeepingnya. ground.
Gelombang air yang diakibatkan oleh gerak 4. Pengunaan layar hanya pada saat kapal
laju kapal yang lebih kecil yang menuju fishing ground dan kembali
menunjukkan bidang sentuh lambung kapal dari fishing ground, tidak di gunakan
terhadap air lebih kecil sehingga kebutuhan pada saat operasi penangkapan ikan di
daya dorong kapal juga lebih kecil daripada fishing ground
Perhitungan performance penggunaan layar
pada kapal katamaran  Manfaat Hasil Tugas Akhir
Dari hasil penelitian dalam
 Pembatasan Masalah Tugas Akhir ini diharapkan dapat
Batasan permasalahan yang di bahas memberikan beberapa manfaat, diantaranya
dalam tugas akhir ini adalah : :
1. Rute pelayaran adalah sekitar laut jawa 1) Kegunaan Teoritis
terutama daerah pelayaran disekitar Untuk memberikan alternatif bentuk
Jawa Tengah. lambung kapal perikanan yang sesuai
2. Pengambilan bentuk lambung tipe dengan daerah pelayaran, Rembang.
Rembang dibatasi hanya 1 (satu) buah 2) Kegunaan Praktis
kapal yang dibuat sebagai prototype  Bagi Peneliti, Sebagai sarana
kapal tradisional Rembang. penelitian dalam pengembangan
3. Metode perancangan lambung hanya teknologi perancangan kapal monohull
menggunakan metode Guldhammer maupun katamaran.
Formdata.  Bagi Galangan Kapal dan Bagi
4. Definisi kinerja yang dimaksud dalam Instansi Pemerintah, dapat
penulisan tugas akhir ini adalah: memberikan informasi teknis tentang
Hambatan Kapal, Stabilitas kapal, karakteristik lambung kapal perikanan
Olah gerak kapal yang meliputi antara kapal monohull dengan
heaving, pitching, rolling. katamaran
5. Metode perhitungan hambatan yang  Bagi Akademik, dengan dimulainya
digunakan adalah metode Slender penelitian tentang perancangan bentuk
body lambung katamaran, diharapkan dapat
6. Pada perhitungan performance layar, memacu pihak-pihak yang
hanya di lakukan pada kapal berkompeten di bidang perkapalan
katamaran untuk dapat meneliti lebih jauh tentang
7. Keseluruhan perhitungan pada obyek kapal-kapal modern lainnya
kinerja hull form tersebut berdasarkan
pendekatan teoritis yang dikerjakan PERHITUNGAN DAN ANALISA
dengan paket perhitungan yang telah
terintegrasi pada software  Pra - Perencanaan
 Tujuan Proses desain kapal dilakukan
Berdasarkan latar belakang serta berulang-ulang (iterasi) mulai dari mission
permasalahannya maka maksud & tujuan requirement sampai dengan detail design.
dari tugas akhir ini adalah: Dalam merancang kapal dikenal apa yang
1. Penentuan ukuran utama kapal disebut basic design. Basic design
katamaran berdasarkan metode merupakan karakteristik utama kapal seperti
kuantitatif dan metode kapal pemilihan ukuran utama, bentuk badan
pembanding. kapal, power (besar dan tipe), rencana awal
2. Perancangan lines plan kapal dan dari badan kapal dan permesinan, dan
menghitung karakteristik (hidrostatis, struktur utama. Pemilihan yang baik akan
hambatan, stabilitas, olah gerak dan memberikan jaminan kinerja seakeeping
layar) yang baik, kecepatan yang diinginkan,
3. Perencanaan rencana umum kapal endurance, kapasitas muatan, dan bobot mati
katamaran [Santosa, 1999]
 Basic design meliputi konsep design - Mesin dorong : 2 X 120HP
dan praperencanaan. - Kecepatan dinas kapal : 8 knots
a. Konsep desain
Konsep desain merupakan usaha awal  Pemodelan Kapal
untuk merubah mission requirement atau Pemodelan kapal menggunakan
data yang dipersyaratkan → kedalam Maxsurf Pro 11.12. Perangkat lunak ini
karakteristik teknik dan karakteristik bidang merupakan salah satu CASD dengan metode
perkapalan, hal ini meliputi ukuran-ukuran Design re-use Yaitu proses desain yang
utama kapal seperti : panjang, lebar, dalam, dalam mengembangkan hasil desain diawali
sarat, koefisien block, power dan dengan menggunakan contoh desain lama
alternatifnya yang memenuhi kecepatan atau abundant knowledge tentang desain
yang diminta, jarak jelajah, volume muatan lama secara langsung, kemudian
dan deadweight, termasuk estimasi light memodifikasi desain lama ini untuk
weight kapal awal yang diperoleh dari menghasilkan desain baru. (Maher, 1995).
kurva, formula, dan pengalaman. Pemodelan hull form 3-D dilakukan
b. Praperencanaan dengan menggunakan perangkat lunak
Praperencanaan menindak lanjuti Delftship 3.1 dan dan semua obyek
karakteristik utama kapal. Faktor-faktor perbandingan tersebut dikaji dengan
kontrol seperti panjang, lebar, daya kuda, bantuan perangkat lunak dari Formation
dan deadweight mungkin belum mengalami Design System Suite yaitu Maxsurf 11.12,
perubahan pada langkah ini karena akan Hullspeed 11.12, Hydromax 11.12,
terus dilakukan iterasi. Seakeeping 11.12.

 Kapal Pembanding  Proses Pembuatan model Hull Form


Untuk dapat menentukan arrangement kapal pembanding
dan outfitting kapal sesuai dengan Pada penelitian ini karakter lambung
kebutuhan akan diambil kapal yang sudah pada kedua model kapal akan dimodelkan 3
jadi sebagai kapal pembanding. Pendekatan dimensi dengan program Delftship 3.1.
ini dilakukan agar perancangan kapal ini Pemodelan secara komputerisasi dengan
dapat memberikan hasil yang sesuai design skala 1 : 1 dengan harapan model yang
requirement dan kekuatan konstruksinya terbentuk nantinya benar-benar
tidak perlu dihitung karena kapal ini sudah merepresentasikan kapal dalam kondisi
teruji sanggup berlayar. aslinya. Setelah model terbentuk kemudian
Perencanaan kapal ini menggunakan dilakukan verifikasi terhadap nilai kosefisien
metode Complex Solution yaitu bentuknya hingga paling tidak mencapai
menggunakan kombinasi dari metode nilai koreksi yang diijinkan.
perbandingan dengan metode trial and error  Re – Design Hullform Kapal
(Santosa, 1999). Dengan menitik beratkan Dalam pengerjaan tugas akhir ini,
pada kondisi aktual pelayaran. model kapal yang menjadi objek penelitian
Kapal pembanding adalah kapal ikan adalah Kapal motor perikanan di daerah
daerah Rembang dengan ukuran utama rembang. Sedangkan sebagai pembanding
sebagai berikut : adalah kapal yang dibuat dengan metode
- Panjang kapal : 11,00 m Formdata.
- Lebar kapal : 4,50 m
- Tinggi kapal : 2,00 m  Rencana Garis kapal pembanding
- Tinggi sarat : 1,20 m
Dalam merencanakan suatu kapal, kapal dalam kondisi trim. Gambar
tahap awal yang harus dilakukan adalah hidrostatik mempunyai 19 lengkungan yang
membuat rencana garis. Dalam tugas akhir masing-masing menggambarkan sifat-sifat
ini, pembuatan lines plan serta pemodelan 3 kapal yang terbenam di dalam air, lengkung-
dimensi kapal dilakukan dengan lengkung tersebut adalah:
menggunakan program Delft Ship, yaitu 1. Water Plane Area (WPA)
salah satu program aplikasi pemodelan hull WPA adalah luas bidang garis air yang
form kapal. Pembuatan lines plan dan telah kita rencanakan dalam lines plan dari
pemodelan kapal dilakukan dengan tiap-tiap water line. Kemungkinan
memasukan data-data hasil pengukuran di kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari
lapangan kedalam program Delft Ship. Data bentuk alas kapal antara lain: Untuk kapal
yang dimasukan antara lain ukuran utama dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis
kapal, yang terdiri dari panjang keseluruhan air adalah nol. Karena luasan water line pada
kapal, lebar kapal dan sarat kapal, serta nilai 0 m hanya berupa garis lurus (base line),
jarak tinggi lambung kapal setiap stationnya. sehingga lengkung WPA dimulai dari titik
Seluruh data-data tersebut dimasukan dan nol (0,0). Untuk kapal tanpa rise of floor,
disesuaikan dengan ukuran dan karakter pada 0mWL ada luasan yang terbentuk pada
kapal perikanan tradisional. garis dasar sehingga luas garis air tidak
sama dengan nol.
 Rencana Garis Kapal Katamaran 2. Coefficient of water line (Cwl)
dengan Metode Formdata Cwl adalah nilai perbandingan antara
Untuk menentukan rencana garis kapal luas bidang garis air tiap water line dengan
kapal pembanding kita menentukan ukuran sebuah segi empat dengan panjang L dan B.
utama berdasarkan kapal pembanding pada 3. Ton per Centrimeter Immersion (TPC)
kondisi aktual, didapatkan ukuran kapal TPC adalah jumlah ton yang
sebagai berikut: diperlukan untuk mengadakan perubahan
- Lpp : 11,7 Meter sarat kapal sebesar 1 cm. Bila kita
- Breadth : 6,84 Meter menganggap tidak ada perubahan luas garis
- Draft : 0,90 Meter air pada perubahan sarat sebesar 1 cm. Jika
- Height : 2,00 Meter kapal ditenggelamkan sebesar 1 cm, maka
- Vs : 8 Knots = 4,1152 m/s perubahan volume adalah hasil kali luas
- S : 2,42 Meter garis air dengan tebal pelat pada garis air
Dengan Ukuran demihull : tersebut.
Lpp : 11,7 Meter 4. Midship Coefficient (Cm)
Breadth : 2,00 Meter Cm adalah perbandingan luas
Draft : 0,90 Meter penampang midship kapal dengan luas suatu
Height : 2,00 Meter penampang dengan lebar B dan tinggi T
untuk tiap water line.
 Perencanaan Lengkungan 5 Block Coefficient (Cb)
Hidrostatik Cb adalah perbandingan isi careen
Lengkungan hidrostatik sebuah dengan balok dengan panjang L, lebar b, dan
gambar kurva yang menggambarkan sifat- tinggi T
sifat badan kapal yang tercelup didalam air, 6 Transverse Center of Buoyancy to
atau untuk mengetahui sifat-sifat carena. Metacenter (TBM)
Lengkung-lengkung hidrostatik digambar TBM adalah jarak titik tekan buoyancy
sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk (gaya tekan keatas) secara melintang
terhadap titik metacentra, satuannya dalam 15. Longitudinal Keel to Metacenter
meter (m). (LKM)
7. Prismatic Coefficient (Cp) LKM adalah letak metacentra
Cp adalah perbandingan volume memanjang terhadap lunas kapal untuk tiap-
careen dengan volume prisma dengan luas tiap sarat kapal. Satuannya dalam meter.
penampang midship kapal dan panjang L. LKM didapat dari penjumlahan LBM
8. Moment to Change Trim One dengan KB.
Centimeter (MTC) 16. Longitudinal Center of Buoyancy
MTC adalah momen yang diperlukan (Lcb)
untuk mengadakan trim sebesar 1 cm, Lcb adalah jarak titik tekan buoyancy
satuannya dalam ton meter. terhadap penampang midship kapal untuk
9. Displacement due to One Centimeter setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter.
of Trim by Stern (DDT) Tanda (-) dan positif (+) menunjukkan
DDT adalah besarnya perubahan letaknya ada didepan midship (+) dan di
displacement kapal yang diakibatkan oleh belakang midship (-).
perubahan trim kapal sebesar 1 cm. 17. Longitudinal Center of Flotation (Lcf)
10. Displacement () Lcf adalah jarak titik berat garis air
Displasemen adalah berat air laut yang terhadap penampang tengah kapal untuk
dipindahkan karena adanya volume badan setiap sarat kapal. Satuannya adalah meter.
kapal yang tercelup ke dalam air termasuk Tanda (-) dan positif (+) menunjukkan
juga akibat tambahan adanya pelat karene. letaknya ada didepan midship (+) dan di
Jadi displasemen disini adalah penjumlahan belakang midship (-).
dari displasemen moulded dengan shell 18. Keel to Center of Buoyancy (KB)
displacement. KB adalah jarak titik tekan buoyancy
11. Moulded Displacement (moulded) ke lunas kapal. Satuannya dalam meter (m).
Moulded displacement adalah berat air 19. Transverse Keel to Metacenter
laut yang dipindahkan karena adanya (TKM)
vulume karene tanpa kulit. Nilai ini didapat TKM adalah letak titik metacentra
dari perkalian volume karene dengan berat melintang terhadap luasan kapal untuk tiap-
jenis air laut yaitu 1.025. tiap water linenya. Satuannya dalam meter.
12. Wetted Surface Area (WSA)
WSA adalah luas permukaan badan  Perhitungan Tahanan Kapal
kapal yang tercelup dalam air pada setiap Berdasarkan desain dan data kapal
water linenya. WSA didapat dari jumlah hasil pemodelan diatas kemudian dapat
perkalian half girth dengan faktor luas pada dihitung besarnya tahanan kapal dengan
setiap station dan setiap water linenya. metode slender body. perhitungan tahanan
13. Shell Displacement ini menggunakan perangkat lunak Maxsurf
Shell displacement adalah berat air laut Hull Speed Version 11.12. Dengan cara
yang dipindahkan karena adanya kulit/pelat memasukan model kapal yang telah dibuat
pada karene. Semua satuan displasement di program Delf Ship, kemudian model
dalam ton. kapal di-export kedalam bentuk IGES file,
14. Longitudinal Center of Buoyancy to files dalam bentuk extension IGS dibuka di
Metacenter (LBM) program Maxsurf 11.12 kemudian setelah
LBM adalah jarak titik tekan buoyancy disimpan dalam bentuk msd file:
secara memanjang terhadap titik metacentra. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada
Satuannya dalam meter. kapal katamaran mengalami hambatan
sebesar 4,450 kN. Tenaga yang dibutuhkan muatan pada beberapa kondisi sehingga
sebesar 45,770 Hp. Lebih kecil daripada diketahui stabilitas untuk tiap kondisinya,
kapal pembanding yang mengalami
hambatan sebesar 6,910 kN. Dengan tenaga  Analisa dan Perhitungan Stabilitas
yang dibutuhkan sebesar 71,130 Hp. Pada 2 ( Dua ) Kondisi Dengan
Standart Kriteria IMO
 Analisa dan Perhitungan Stabilitas Salah satu otoritas di bidang maritim
Dari kedua desain kapal tersebut, yang telah diakui adalah International
setelah dihitung hambatan dan hidrostatik Maritime Organisation (IMO). Standart
karakteristiknya akan diuji stabilitas dengan stabilitas yang ditetapkan IMO adalah
menggunakan perangkat lunak Maxsurf mengenai lengan stabilitas (GZ). Berikut ini
Hydromax Version 11.12 adalah kriteria IMO yang digunakan :
Penentuan stabilitas kapal tradisional a. Luasan pada daerah dibawah kurva GZ
ini menggunakan kriteria-kriteria yang telah pada sudut oleng 0º– 30º (deg) tidak boleh
tersedia dalam perangkat lunak Hydromax kurang atau sama dengan 3,15 m.deg.
Version 11.12 b. Luasan pada daerah dibawah kurva GZ
Langkah-langkah yang dilakukan pada sudut oleng 0º– 40º (deg) tidak boleh
antara lain : kurang atau sama dengan 5,16 m.deg.
1. Input desain kapal dari Maxsurf Pro c. Luasan pada daerah dibawah kurva GZ
Version 11.12 yang telah dibuat pada sudut oleng 30º– 40º (deg) tidak boleh
2. Mengisikan koordinat tangki-tangki kurang atau sama dengan 1,719 m.deg.
kapal ikan ke dalam kolom compartement Untuk kapal katamaran menggunakan
definition, dan secara otomatis akan HSC multi. Intact 1.2 : sudut pada nilai GZ
tergambar pada profile view maksimum tidak boleh kurang atau sama
3. Mengisikan berat dan koordianat titik dengan 10º (deg) tidak boleh kurang atau
berat komponen dan tangki-tangki yang sama dengan 10º (deg) (HSC 2000 Annex 7
menyusun kapal ke dalam kolom load case. Multihull. Intact)
4. Mengisikan standarisai IMO dan jenis Faktor-faktor yang berpengaruh
analisa yaitu Large Angle Stability, terhadap stabilitas adalah:
kemudian memulai perhitungan dengan 1) Nilai dari GM, semakin besar nilai dari
menekan icon start Stability Anayisis, secara GM semakin baik kemampun balik pada
otomatis Hydromax akan mensimulasikan posisi semula setelah kapal mengalami
dan menghitung stabilitas kapal. oleng.
5. Muncul tampilan hasil analisa berupa 2) Semakin besar lengan momen,
data dan grafik yang menunjukkan baik atau semakin besar momen kopel (righting
buruknya stabilitas sebuah kapal. moment) yang terjadi. Sehingga memiliki
Pada studi penelitian ini perhitungan lengan pengembali yang lebih besar.
stabilitas menggunakan paket perhitungan 3) Faktor bentuk dipengaruhi oleh letak
pada software Hydomax 11.12 dan ditinjau titik G (titik berat), semakin rendah titik
pada 7 (tujuh) kondisi yang berat kapal maka nilai dari GM semakin
merepresentasikan load condition pada saat besar.
kapal beroperasi di laut lepas. Sedangkan 4) Faktor berat dipengaruhi oleh letak
persyaratan stabilitas mengacu pada titik B (titik tekan keatas dari volume air
standard requirements yang telah ditetapkan yang dipindahkan oleh bagian kapal yang
oleh IMO. Dalam menghitung stabilitas ada didalam air). Jadi titik B ini dipengaruhi
suatu kapal kita harus membuat variasi oleh bentuk kapal dibawah permukaan air,
semakin besar nilai WSA semakin baik memiliki puncak yang lebih tinggi dan
karena merupakan titik tekan keatas yang lebih sempit dari pada spektra
menyebabkan letak metasentra menjadi sebelumnya yang pernah
lebih tinggi. direkomendasikan oleh ITTC 15th pada
Secara keseluruhan dari hasil stabilitas tahun 1978 yakni spektra
berdasarkan kriteria dari IMO, kapal Bretschneider.
katamaran memiliki stabilitas yang lebih Saat ini khususnya di Indonesia
baik di bandingkan dengan kapal formulasi spektra jenis ini banyak
pembanding ditinjau dari kemampuan digunakan pada analisis bangunan
stabilitas kapal yang mampu memenuhi lepas pantai. Dengan asumsi bahwa
persyaratan dari IMO. spektra ini merepresentasikan kondisi
gelombang yang buruk sehingga
 Nilai GZ pada tiap-tiap kondisi analisis yang dihasilkan adalah
kapal katamaran semakin meningkatkan derajat
Lengan stabilitas (GZ) menunjukan keamanan dari kemampuan bertahan
besarnya momen oleng pada setiap sudut di laut.
oleng, nilai GZ ini digunakan untuk 2. Kondisi Perairan (Sea Condition)
mengetahui momen kopel atau momen yang Kondisi perairan pada penelitian
menunjukkan kemampuan kapal untuk bisa ini mengacu pada kondisi (Sea State
kembali pada posisi semula. Nilai GZ Code) yang telah ditetapkan oleh
berbeda-beda pada setiap kondisi, berikut ini WMO (World Meteorological
perbandingan nilai GZ pada setiap kondisi Organization) dengan peninjauan pada
muatan kapal. 3 (tiga) variasi kondisi laut dengan
parameter yang berbeda meliputi 1/3
 Olah Gerak Kapal (Seakeeping tinggi gelombang tertinggi (significant
Performance) wave height), periode gelombang
Pada penelitian ini perhitungan olah (wave period), dan kecepatan angin
gerak kapal menggunakan program (Sustained Wind Speed). Variasi
Seakeeper 11.12. Program merupakan salah kondisi laut tersebut adalah ombak
satu perangkat lunak yang mempunyai kecil (Slight), ombak sedang
kemampuan untuk analisa seakeeping (Moderate), dan ombak besar
performance diantara beberapa software (Rough).
komersial yang telah ada. Berikut ini adalah 3. Pengaturan Sudut Masuk Gelombang
beberapa pengaturan dalam penggunaan (Wave Heading)
software Seakeeper 11.12 untuk Sudut masuk gelombang yang
perhitungan olah gerak kapal, antara lain : dimaksud disini adalah arah datang
1. Penggunaan Spektra Gelombang gelombang yang diukur dari bagian
(Wave Spectrum) belakang kapal. Pada penelitian ini
Pada penelitian ini spektra sudut masuk gelombang ditinjau dari 4
gelombang yang digunakan adalah (empat) arah yang secara garis besar
spektra gelombang JONSWAP. Jenis merepresentasikan arah gelombang
Spektra ini dikembangkan pada tahun ketika menerpa badan kapal saat
1968 dengan nama Joint North Sea beroperasi di laut lepas.
Wave Project (Perairan Kepulauan/
Tertutup) dan direkomendasikan oleh
ITTC 17th pada tahun 1984. Spektra ini
 Analisa dan Perhitungan Seakeeping parameter yang di input ke dalam software
Performance Dengan Software Span version 11.12. :
Seakeeper 11.12 1. Kecepatan angin.
Salah satu metode perhitungan olah Yang dimaksud kecepatan angin disini
gerak kapal adalah metode Frequency adalah kecepatan angin (wind speed)
Domain Methode/ Strip Theory. Output maksimal yang dapat terjadi pada daerah
perhitungan ini dapat terdiri dari beberapa penelitian. Data ini digunakan untuk
atau keseluruhan unit meliputi : menentukan luasan layar yang dibutuhkan
1. Gerakan kapal yaitu heave, pitch, roll. untuk mencapai kecepatan yang diinginkan,
Didefinisikan atas amplitudo, velocity, dengan syarat stabilitas kapal tetap
acceleration yang mengakibatkan deck terpenuhi. Dari data kecepatan angin yang di
wetness ambil dari Badan Meteorologi dan Geofisika
2. Hambatan (added resistance) yang (BMG) Stasiun Meteorologi Maritim
timbul akibat pengaruh gelombang dan arah Semarang di dapat kecepatan angin selama
masuk gelombang (wave heading). januari-desember 2008 berkisar antara 5-10
3. Gaya dinamis yang bekerja pada knots.
kapal. 2. Luasan layar yang dibutuhkan
4. Nilai MSI (Motion Sickness of Pembuatan desain layar dalam
Incident ) pada beberapa lokasi pantauan. penelitian ini menggunakan system trial and
5. Struktural respon (RAOs) pada tiap error, dimana ukuran layar di desain dengan
gerakan kapal menambah nilai dari parameter desain layar
yang ada pada Span version 11.12.
Dalam penelitian ini hasil output menggunakan system trial and error
berupa tabulasi dari definisi atas gerakan berdasarkan pemahaman bahwa sifat-sifat
kapal yang berupa amplitudo dan kecepatan aliran yang mengenai foil dengan kecepatan
gerakan kapal (velocity). tinggi dan chamber (kelengkungan) yang
besar akan diperoleh perpisahan
 Penggunaan Layar Pada Kapal (separation) aliran yang lebih cepat dan
Katamaran. berakibat lapisan batas semakin lebar
Prinsip dasar perancangan layar pada sehingga menggurangi daya dorong kapal.
sebuah kapal adalah layar dapat bekerja
pada nilai FR (driving force) maksimal dan 3 Ukuran tiang kapal
menekan besarnya FH (heeling force). Pada penelitian ini ukuran tiang layar
Driving force atau gaya dorong berkaitan di ambil dari karakteristik tiang dari kapal
dengan kemampuan layar dalam mencapai layar yang telah ada. Ukuran tiang layar di
kecepatan yang diinginkan, dan heeling anggap mampu menahan gaya yang bekerja
force atau gaya oleng berkaitan dengan pada layar. Ukuran tiang layar di ambil
sudut oleng yang dihasilkan layar terhadap dengan cara pendekatan dari ukuran tiang
lambung kapal dan berhubungan erat dengan kapal layar yang ada. Pada umumnya ada
kesalamatan kapal pada saat berlayar. dua bentuk dari tiang layar, tiang yang
Desain layar pada penelitian ini memiliki diameter yang sama dari dasar
menggunakan bantuan software Span tiang sampai dengan atas tiang, dan tiang
version 11.12 dalam software yang yang mempunyai ukuran diameter yang
digunakan ini ada beberapa parameter yang mengecil dari bawah sampai dengan atas.
di input ke dalam software, berikut Di dalam Software Span ver 11.12,
kolom foresail digunakan untuk memasukan
data ukuran layar depan (foresail), kolom (tegak). Pada perhitungan dengan software
mast untuk pendefenisian tiang layar dan Span ver 11.12 didapat hull right momen
mainsail untuk ukuran layar utama pada setiap kecepatan angin, dan sudut dari
(mainsail). Dari software Span ver 11.12 di layar. Nilai GZ (lengan stabilitas) pada tiap
dapat luasan layar (sail area) sebesar 127,34 kondisi kapal. Pada semua kondisi nilai GZ
m² yang terdiri dari luasan mainsail sebesar terbesar terjadi pada kecepatan angin 10
72,7 m² dan foresail sebesar 54,64 m², dan knots dengan sudut layar 110 derajat,
tiang layar berada 0,16 m dari midship dengan pembacaan grafik lengan stabilitas,
Forward force (gaya dorong) nilai pada kondisi ini diterjemahkan
maksimum pada setiap perubahan kecepatan kedalam bentuk sudut oleng. Sudut yang
angin pada daerah pelayaran dari table terjadi seperti ini tidak membahayakan
diketahui pada kecepatan angin maksimum kapal.
yang terjadi pada daerah pelayaran kapal (10
knots) layar mampu menghasilkan gaya PENUTUP
dorong maksimum sebesar 1,85 kN atau
mampu berlayar dengan kecepatan 5,37  Kesimpulan
knots, atau mampu mengurangi tenaga 1. Ukuran utama yang dihasilkan pada
pengoperasian mesin kapal sebesar 47,3% penelitian ini berdasarkan kondisi aktual
dari tenaga yang dibutuhkan untuk pada kapal pembanding adalah sebagai
menggerakan kapal dengan kecepatan berikut:
maksimum sebesar 8 knots. Sedangkan Lpp : 11,7 Meter
untuk kecepatan angin minimum yang Breadth : 6,84 Meter
diterima layar (2 knots), layar mampu Draft : 0,90 Meter
menghasilkan gaya dorong sebesar 0,80 atau Height : 2,00 Meter
mampu berlayar dengan kecepatan 1,55 Vs : 8 Knots = 4,1152
knots, atau mampu mengurangi tenaga m/s
dalam pengoperasian mesin kapal sebesar S : 2,42 Meter
19,375%. Dengan Ukuran demihull :
Lpp : 11,7 Meter
 Stabilitas pada kapal dengan Breadth : 2,00 Meter
menggunakan layar. Draft : 0,90 Meter
Selain menghasilkan gaya dorong Height : 2,00 Meter
layar juga menerima gaya samping yang 2. Berdasarkan perhitungan didapatkan
berpengaruh terhadap keolengan kapal pada daya kpal sebesar 45,77 HP, 35,65% lebih
saat belayar. Sudut oleng yang terjadi kecil dari kapal pembanding dengan nilai
dengan pemasangan layar pada kapal tidak sebesar 71,13 HP.
boleh sampai membahayakan kapal pada 3. Stabilitas yang dihasilkan oleh kapal
saat kapal berlayar. Perhitungan stabilitas ini bagus karena memiliki nilai GZ yang
layar tergantung dari beberapa faktor yaitu cukup tinggi dibandingkan dengan kapal
luas layar (SA), lengan kopel (H), gaya monohull dengan panjang yang sama. Hal
tekanan angin (P). Faktor ini cenderung ini disebakan karena jarak antar lambung
menyebabkan kapal miring kearah demihull yang cukup lebar, S/L=0.4.
melintang kapal (heeling) pada sudut 4. Berdasarkan ketentuan yang
tertentu, yang akan di lawan dengan lengan disyaratkan oleh IMO (International
pembalik kapal dikalikan displacement yang Maritime Organization) dengan Code
membuat kapal kembali kedudukan semula A.749(18) Ch3- design criteria applicable to
all ships stabilitas kapal katamaran lebih penangkap ikan di Daerah Trenggalek, ITS.
baik dibandingkan dengan monohull. Indonesia.
5. Olah gerak (seakeeping performance)
kapal katamaran secara keseluruhan lebih Couser, P., 2000. Seakeeping Analysis for
baik dari kapal pembanding, Preliminary Design. Ausmarine2000.
6. Penggunaan layar pada kapal
katamaran dapat mereduksi nilai hambatan Dubrovsky, V and A. Lyakhovitsky. 2001.
sampai 47,3%. Jika kapal dijalankan sampai Multi-Hull Ships. USA : Blackbone
5,47 knot dengan kecepatan angin 10 knot Publishing Company.

 Saran dan Rekomendasi Edinburgh Gate, H, 1998, Sailing yacht


1. Kapal katamaran yang dirancang design theory, Addison wesley longman
berpedoman pada jarak Sc/L yaitu limited, UK.
perbandingan antara jarak separasi demihull
dengan panjang kapal, yang berpengaruh Fang CC, John S.Y Chang and Mu-Yen
terhadap komponen pembentuk hambatan Chen. Motion Thickness Prediction of A
katamaran. Merujuk kepada penelitian Insell Wave Piercing Catamaran at Seas, National
dan Molland [1992] maka pada Sc/L ≥ 0,4, Taiwan Ocean University, Taiwan.
koefisien hambatan interferensi gelombang
yang terjadi padatunnel dapat diabaikan. F.B, Robert, 1988, “Motion In Waves and
Controllability”, Principles of Naval
2. Pada perancangan katamaran, perlu Architecture Volume III, The Society of
didakan penelitian serupa tentang Naval Architects and Marine Engineers,
pemanfaatan layar sebagai tenaga penggerak USA.
di daerah-daerah lain yang memiliki sumber
daya angin yang potensial untuk Fyson, J. 1985. “Design of Small Fishing
penggunaan layar, untuk mengurangi beban Vessels”. Fishing News Ltd. London,
operasional nelayan terutama pada konsumsi England.
bahan bakar serta kajian teknis-ekonomis
mengenai pembangunan kapal dengan Guldhammer, H. E. 1962. FORMDATA
penggerak mesin dan layar, untuk Some Systematically Varied Ship Forms and
mengetahui besar biaya pembangunan kapal their Hydrostatic Data, Danish Technical
dan lama waktu pengembalian biaya Press, Copenhagen, Denmark.
pembangunan secara total.
Harvald, 1978, Resistance and Propulsion of
DAFTAR PUSTAKA Ships, John Wiley and Sons, USA.

BBPPI. 2006. Pengertian Dasar Besaran- Insel, M and Molland, A.F. 1992. An
Besaran Kapal.Semarang. Investigation Into the Resistance
Components of High Speed Displacement
Bhattacaryya, R. 1978. Dynamics Of Marine Catamaran. The Royal Institution of Naval
Vehicles. New York : John Willey & Sons architects.
Inc.
IMO. 2000. Code On Intact Stability For All
Ciptandini, A, 2006, Studi pemasangan Types Of Ships.
layar terhadap efisiensi operasional kapal
Lewis, Edward V. 1988. Principles of Naval
Architecture Second Revision. The Society Warner, E P, 1925. The Aerodynamics of
of Naval Architecture and Marine Yacht Sail, Transaction of The Society of
Engineers, Jersey, NJ, USA. Naval Architecture and Marine Engineering
(SNAME), USA.
Maher, Mary L., Balachandra, M. and
Zhang, Dong M. 1995. Cased Based Wibawa BS, Ari, 2005. Bahan Ajar Kapal
Reasoning in Design. Mahwah : Lawrence Perikanan 2, UNDIP, Semarang, Indonesia.
Elbraum Associates Publisher.
……2006, Petunjuk pelaksanaan
Marchaj, C.A. 1977. Sailing Theory and pengukuran kapal perikanan, Departemen
Practice, Adlard Coles Limited, London, Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral
UK. Perikanan Tangkap Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan,
Marchaj, C.A. 1979. Aero-Hydrodynamic of Semarang.
Sailing, Adlard Coles Limited, London, UK.

Morwood, J, 1954. Sailing Aerodynamics,


Cornell Maritime Press, Maryland, USA.

Nomura, M., and T. Yamazaki. 1975.


Fishing Techniques. Compilation of
Transcript of Lecturer Presented at Training
Departerment SEAFDEC. International
Corperation Agency. Tokyo, Japan.

Parsons, Michael G. 2003. Ship Design and


Construction Volume II. Jersey City : The
Society of Naval Architect and Marine
Engineering.

Santoso, IGM, 1999. Perancangan Kapal,


FTK, ITS.

Tanner, T, 1930. The Forces on a Yacht’s


Sail, Journal Royal Aerodynamics Society,
UK.

Traung, J O,1988, “New Possibilities for


Improvement in the Design of Fishing
vessels”, Fishing Boat of The World III ,
FAO, Italy.

Watson, D. 1998, Practical Ship Design,


Elsevier Science Ltd., Kidlington, Oxford,
UK.

Anda mungkin juga menyukai