2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya : 1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien 2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnose 3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain 4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera 5. Perencanaan 6. Implementasi 2. Evaluasi/penilaian Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien.Data dasar tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas.Tinjauan singkat dari data laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya, semua informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien, bidan harus mengumpulkan data awal yang menyeluruh walaupun pasien itu ada komplikasi yang membutuhan untuk diajukan kepada dokter konsumen untuk manajemen kolaborasi. Kadang-kadang tahapannya mungkin tumpang tindih dengan tahap 5 dan 6 karena data yang diperlukan diperoleh dari hasil laboratorium atau hasil pemeriksaan lainnya.Kadang-kadang bidan perlu memulai langsung, dadlam rangka untuk mengumpulkan data awal yang lengkap untuk diajukan ke dokter. Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data menentukan diagnosa Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa.Ada beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan komprehensif. Masalah-masalah berhubungan dengan pengalaman nyata yang ditetapkan sebagai diagnosa dan sering identifikasi bidan tertuju pada pengalaman-pengalaman tersebut misalnya : Diagnosa :Wanita Hamil Trimester I. Masalah : Tidak ada Langkah ke III (ketiga): Identifikasi Masalah-masalah potensial atau diagnosa lain Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memun-gkinkan guna keamanan pelayanan, contoh : Perempuan dengan mual muntah yang berlebihan. Bidan harus menganalisa kemungkinan alasan mual muntah berlebihan itu seperti. Kemudian menentukan tindakan pencegahan dan persiapan kemungkinan segera terjadi ibu merasa lemas , tidak dapat beraktivitas sehari- hari.Dalam kasus ini bidan juga harus mengantisipasi dan persiapan kemungkinan akan kesejahteraan janin yang dikandung ibu. Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap dilakukan. Sementara pada suatu ketika dalam situasi emergensi yang memerlukan bidan harus bertindak segera untuk kepentingan kehidupan ibu dan bayi : - Hiperemesis gravidarum Komplikasi. Kondisi yang memerlukan manajemen konsulatasi dengan anggota tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi setiap situasi untuk menetukan manajemen pelayanan pasien yang lebih tepat/ cocok bersama dengan anggota tim kesehatan.
Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan terdahulu (langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah serta diagnosa.Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh atau tambahan informasi data dasar. Rencana pelayanan komprehensif tidak hanya dengan indikasi kondisi pasien tetapi ada hubungan dengan masalah apa, tetapi juga garis besar petujunjuk antisipasi bagi perempuan seperti apa harapannya, pendidikan dan konseling pasien dan bila ada yang berhubungan masalah-masalah sosial, ekonomi, agama, keluarga, budaya atau psikologis. Rencana pelayanan harus disepakati bersama antara bidan dan ibu sehingga pelayanan menjadi efektif sesuai harapan ibu, untuk menentukan rencana implementasi dapat dilakukan atau tidak semua keputusan dirumuskan dalam mengembangkan pelayanan secara komprehensif, harus direfleksikan kegunaannya dengan cara yang benar, rasional dan tepat. Bila dasar tidak lengkap, atau mempengaruhi tujuan pelayanan pada pasien sehingga tidak komplit dan tidak aman. Langkah ke VI (keenam): Implementasi Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan lainnya. Dengan model ini bidan berkolaborasi dengan dokter atau profesi lain untuk manajemen asuhan pasien dengan komplikasi. Bidan harus bertanggung jawab dalam implementasi yang efisien, hal ini akan mengurangi waktu, biaya dan memberikan kualitas pelayanan yang baik. Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi. Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan yang telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya apakah benar- benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu. Tujuan dari evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan berdasarkan analisa.
2.2.2 Pendokumentasia secara SOAP
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri dari empat langkah yaitu; S : Data Subjektif Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, di bagian data di belakang “S” diberi tanda “0” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data subyektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat. Contoh : hasil anamnesa dari ibu : “merasa hamil 7 minggu. Sering mual, haid terakhir tanggal 7-09-2019. Kehamilan yang pertama, dan tidak pernah keguguran”. O : Data Objektif Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG, dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. Contoh : hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium : palpasi teraba tegang, tekanan darah 110/80 mmHg, Hb. 11,7 gr%, protein urin negatif. A : Analisa/Assessment Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah manejemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan identifikasi dan menetapkan kebutuhan tindakan/penanganan segera. Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Pada tahap ini identifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. P : Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment. 2.2.3 Pendokumentasian Secara SOAP Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri dari empat langkah yaitu; S : Data Subjektif Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini : - Ibu mengatakan Mual dan pusing O : Data Objektif Tanda vital : - TD : 110/80 mmHg - N : 80 x/mnt - S : 36.7o C - RR : 22 x/mnt Lila : 24 cm Lingkar perut : 85 cm Berat Badan : 48 Kg Tinggi Badan : 155 cm 1) Pemeriksaan Khusus Inspeksi Kepala : simestris, rambut bersih Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning (ikterus) Hidung : bersih, tidak ada secret Rahang gigi gusi : Simetris, gigi tidak karis, tidak ada benjolan Dada : payudara simetris, Tidak ada benjolan Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar linfe Sistem repiratori : tidak sesak, tidak batuk Sistem kardio : tidak nyeri dada Pinggang : tidak nyeri Ektremitas : Atas : simetris Bawah : tidak oedema, tidak varises, reflek patella (+) Palpasi Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV : Leopold I : teraba tegang Leopold II :- Leopold III :- Leopold IV :- TFU : - TBJ : - BJJ : - His/kontraksi : - 2) Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 11,7 g/dl Hiv : NR Hbsag : NR Protein :- Reduksi :-
A : Analisa/Assessment G.1.P..0..A0..Uk....7..minggu janin tunggal hidup, intrauteri
P : Penatalaksanaan
1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya 3. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia kehamilan kepada ibu 4. Memberi motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya 5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat 6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang