Anda di halaman 1dari 5

Konsekuensi Korupsi

Jarum Jam menunjukan pukul 07:30 menandakan bahwa aktivitas dimulai di hari
senin lalu lalang di jalan Raya masih padat dan macet “Sial.. kenapa aku bangun
kesiangan di hari senin, tapi tak papa lah nanti tinggal beralasan saja kalau di jalan
raya macet. ” ucap Ari pada dirinya sendiri yang menyalahkan keadaan padahal ia
sendiri yang bangun kesiangan karena malam kemarin ia begadang untuk menonton
pertandingan sepakbola kesayangannya sampai pukul 01:00 dini hari, memang
mungkin sifatnya yang pemalas dan suka beralasan.

Dengan nada terengah-angah ia berlari ia masuk ke tempat kerjanya dengan raut


muka yang ia buat memelas, kemudian ia menscan wajahnya dengan sebuah alat
utuk absen pegawai, Ari bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah umurnya masih 25 tahun dan dia sudah
menjadi seorang PNS di umurnya yang relative muda tak seperti kawan kawanya
yang sesusianya ia menjadi PNS dengan mudah dengan Jalur dalam dan karena
ayahnya seorang yang cukup kaya dan terpandang di daerahnya sehingga ia
menjadi seorang PNS dengan lebih cepat di banding dengan teman temannya yang
seumuran.

Saat ia hendak duduk di tempat kerjanya seorang dengan pawakan gendut,


pendek dan kepala yang rambutnya sudah mulai habis mendekatinya “Kenapa kamu
terlambat Ar?” Tanya orang tersebut yang menjadi atasannya “Macet Om di Jalan
dan lagi tadi mobil saya bannya tertusuk paku om jadi saya menggantinya dengan
ban serep.” Ari beralasan pada Om Dedi yang merupakan Kakak Ipar dari Ayahnya
sendiri dan ia juga merupakan Ketua Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah.
“Oh ya gak papa tapi lain kali jangan telat lagi ya..” Ucap Om Dedi pada Ari dengan
senyuman, perlakuan itu hanya di dapatkan oleh Ari saja jika ada pegawai lain yang
telat maka Dia biasanya langsung memasang muka masam dan tatapan tajam pada
pegawai lainnya.

Jam dinding di kantornya telah menunjukan pukul 05:00 tanda jika para pegawai di
perbolehkan untuk meninggalkan tempat kerjannya untuk pulang kerumahnya
masing-masing, “Pulang yuk Ar”.. Ucap Marwan dengan nada keras mengajak Ari
dari depan pintu ruang kerjanya Ari. “Bentar lagi aku masih ada perekapan data
keungan yang belum aku selesaikan nih Wan…, kamu duluan aja.” Jawab Ari dari
belakang monitor komputernya sambil melambaikan tangan isyarat kalau Ari
menyuruh Marwan untuk pulang duluan.

“Sial… kenapa aku lupa mengerjakan Perekapan data keungan ini yang harus di
setorkan besok..” Celetuk Ari dengan nada kesal, padahal kesalahan tersebut
karena dirinya sendiri yang tidak mengerjakan tugas tersebut yang diberikan sudah
hampir satu minggu lamanya. “Padahal besok aku beniat untuk cuti untuk foto Pra
Weddning pernikahanku dan lagi bisnis ayahku sedang kurang baik.” Celetuk Ari
dengan nada keras, bahwa ia yakin kalau pegawai lain sudah pulang sehingga tidak
akan ada orang yang mendengarkan Umputaannya.
“Ehemm…” sebuah suara dari balik pintu kerjanya mengaketkanya, kemudian pintu
itu dibuka dan suara langkah kaki memasuki ruangan kerja Ari. “Ehhh. Om Dedi Jam
segini kok belum pulang om..” Tukas Ari “ Iya , masih ada beberapa pekerjaan
yang harus saya urus Ar, la kamu sediri kenapa belum pulang?” “Iya Om saya
masih ada pekerjaan untuk merekap data dana yang baru masuk dari Pemrov”
jawab Ari, kemudian Om Dedi mendekati Ari dan melihat Perekapan Data dari
belakang punggung Ari.

“Owh dana untuk pemekaran kota dan pembangunan asset kelurahan ya Ar…?”
Tanya Om Dedi dengan menggerutkan keningnya. “Iya Om mana datanya harus
diserahin besok lagi..” Jawab Ari “Wah dananya sampai 1 Trilliun ya Ar”. “Iya nih
om” Jam dinding terus berdetak dan jarum pendek sudah menunjukan angka
7. “Makan dulu yuk Ar di restaurant bebek goreng yuk!” Ajak Om Dedi pada Ari
“Tapi kerjaan ku masih banyak om dan lagi besok aku mau cuti buat foto pra
wedding.” jawab Ari. “Jangan kerja dengan perut kosong nati kamu palahan sakit,
Om Traktir deh dan nanti om temenin kamu sampai selesai”

Setelah berfikir sejenak Ari kemudian menerima tawaran dari Om Dedi, merekapun
segera menuju restoran bebek goreng yang tak jauh dari kantor mereka. “Bebek
goreng dua porsi sama kopi hitamnya satu!” Pesan Om Dedi “kamu minumnya apa
Ar?” Om Dedi menawarkan “Aku kopi susu om.” Tak beberapa lama pesanan pun
datang dan mereka menyantapnya dengan lahap.
“Terimakasih Om traktirannya.” Ari berterimakasih “Ya sama-sama, emm ngomong
ngomong dana yang sedang kamu rekap kan totalnya 1 trilliun ya Ar” basa basi Om
Dedi membuka pembicaraan. “Iya Om memangnya ada apa?” “Eng.. bisnis ayah
kamu kan sedang kurang baik dan lagi kamu mau menikah bentar lagi dan pastinya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit?” “Iya nih om aku lagi bingung banget buat
undangan dan souvenir aja udah ngehabisin banyak uang, belum lagi buat pra
wedding, resepsi, honey moon, penyewaan tempat yang udah saya hitung-hitung
bisa abis uang 200 juta om, ditambah lagi bisnis Ayahku lagi kurang lancar dan lagi
aku cuma punya tabungan 50 juta, pusing nih aku lagi Om.” Om Dedi hanya
membalas dengan senyuman kecil sambil melap bibirnya dengan tisu.

“Lah Ardi gimana kuliah kedokteranya sama Rafa jadi daftar TNI gak Om?” Tanya
Ari mengalihkan topic pembicaraan “Iya Ardi si masih kuliah di kedokteran tapi biaya
kuliahnya masih kurang 60 Juta untuk praktek magang dan biasaya SKS nya, kalau
Rafa ia dia memang pingin banget jadi TNI tapi saying kakinya letter O dan mesti
dioperasi dulu.”

Dengan raut muka yang tidak enak Ari mengatakan “Sabar ya om.” Kemudian ia
meluruskan badannya dari tempat duduknya dan berbisik di keheningan restoran
“Gimana kalau kita mengambil beberapa persen dari dana Pemrov ya sekitar 500
juta pasti gak bakal ketahuan dengan presentase dana tersebut.” Ucap Om Dedi
dengan lirih “Tapi Om” sontak Ari “Tenang aja li gak bakal ketahuan dengan
presentase dana yang segitu banyaknya nanti kita sogok pekerja pemekaran 100
juta buat tutup mulut mereka, aku sudah mendiskusikannya dan pimpinan mereka
mau, dan lagi kamu kan lagi butuh banyak biaya, nanti uang tersebut kita bagi dua
fifty fifty gimana Ar?”
Dengan mengerutkan keningnya Ari berfikir dan mempertimbangkannya, setelah ia
brerfikir sekitar 15 menit akhirnya ia menjawab “Baik Om,” “Jadi setelah ini kita
lembur ke kantor dan menyelewengkan data dana dari Pemrov.” Sebuah senyuman
lebar terpancar dari Wajah Om Dedi. Setelah itu mereka menuju kantor dan
merubah data dana Pemrov tersebut dimana nominalnya mereka hilangkan sebesar
600 juta.

Beberapa mingu dari malam tersebut Ari pergi ke bank dan mendapati saldo
tabungannya sudah berjumlah 300 juta. Kemudian ia mendaptkan Pesan WA dari
Om Dedi yang bertuliskan “Ini hanya antara kita berdua saja..” “baik Om” jawab Ari.
Ari kemudian menarik uang tersebut dari bank dan pengerjaan proyeknya seperti
yang ia harapkan berjalan dengan lancar tanpa adanya kecurigaan dari pihak
manapun.

Setelah ia dari bank ia menuju kantornya lagi untuk memberikan surat cuti untuk
mempersiapkan pernikahanya yang akan diadakan kurang dari 1 minggu
lagi. “Cieee yang mau mengarungi bahtera rumah tangga.” Ucap salah satu rekan
kerjanya dan berbagai ucapan selamat “Jangan lupa pada datang lohh..” Jawab Ari
Sambil mengacungkan jari telunjuknya pada kawan-kawan kerjanya. “Siyap
Komandan pasti datang kan udah dapat kartu undangan, yah pasti bakal datang
lah.” Kemudian Ari meninggalkan kantornya.

Pekerjaan di kantor dinas tersebut berjalan seperti biasanya kecuali dengan tidak
kehadiran Ari yang sedang mengambil cuti untuk persiapan pernikahan dan Ketua
Kantor Dinas tersebut Om Dedi yang sedang cuti untuk menjenguk anaknya yang
sedang di operasi di rumah sakit.

Dani yang bekerja di bagian keungan menemukan sebuah keganjilan dengan dana
pemekaran kota dan pembangunan asset kelurahan yang baru masuk bulan ini
dimana ada ke tidak validan data dengan dana yang sebenarnya. Ia hendak
berkonsultasi dengan Om Dedi tapi ia sedang cuti lalu ia berinisiatif untuk
berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan di kotanya dan benar saja Badan
tersebut menemukan kejanggalan bahwa ada dana yang terseleweng.

Kemudian karena keganjilan tersebut BPK berkonsultasi pada KPK dan


melakukan penyelidikan, penyelidikan berlangsung selama 5 hari dan KPK
menemukan tersangka yaitu Ari dan Om Dedi karena terdeteksi terjadi aktivitas
penarikan uang yang tidak valid dari rekening mereka.
Sorak suara bahagia dari sebuah hotel berbintang lima tak lain yaitu acara resepsi
dari Ari yang dihadriri oleh ratusan tamu tak terkecuali Om Dedi yang menghadiri
acara tersebut untuk memberikan ucapan selamat, dan ketika pelemparan bunga
yang dilempar oleh mempelai Laki-laki dan mempelai putri , tiba-tiba terdengar suara
sirine polisi yang memecah suara kebahagiaan pesta resepsi tersebut.
“Selamat malam dengan saudara Ari” Tanya seorang polisi yang naik ke atas
panggung “Benar,,, ada apa pak?” Tanya Ari dengan nada khawatir “Anda terkena
tuduhan penyelewengan dana dan pencucian uang..” “Bapak pasti salah… bapak
gak lihat saya sedang melangsungkan pernikahan.” Ucap Ari dengan nada geram
“Bapak kami tahan dan bapak bisa bersaksi di pengadilan.” Tanpa meminta
bersetujuan sang polisi memborgol tangan Ari, hal itu juga di alami oleh Om Dedi,
suara tangis pun menggema dari mempelai wanita dan orang tua Ari dan calon
mertua Ari.

Persidangan pun dimulai untuk menentukan nasib dan hukuman bagi Om Dedi
dan Ari. Dan setelah persidangan selesai dengan bukti-bukti yang ada menjadikan
mereka berdua menjadi tersangka penyelewengan dana dan pencucian uang,
mereka berdua di jatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.
Konsekuensi tindakan korupsi Ari, yaitu ia kehilangan masa depannya untuk
menikah, kehilangan karirnya, kehilangan kepercayaan rekan kerjanya dan
kehilangan masa mudanya. Sedangkan untuk Om Dedi sebagai konsekuensi dari
tindakan korupsinya yaitu ia tidak bisa melihat anak-anak, cucu dan keluarganya,
kehilangan jabatannya, kehilnagan masa tuanya, dan kehilangan wibawa dan
posisinya, merekapun hanya tinggal memiliki penyesalan atas tindakan korupsi
yang dilakukannya.
1. Ketika ada suatu acara yang akan diselenggarakan disekolah, panita penyelenggara
acara tersebut melebih-lebihkan dana yang dibutuhkan untuk acara, padahal sebenarnya dana
tambahan yang diperlukan tersebut tidak ada.

2. Ketika bel tanda istirahat sudah berbunyi, masih ada siswa serta guru yang terlambat
masuk kelas. Tindakan ini merupakan korupsi waktu

3. Ketika guru seharusnya mengajar dikelas, tetap guru tersebut tidak mengajar dan makan
dikantin. Tindakan ini merupakan korupsi waktu.

4. Ketika sedang ujian, ada beberapa siswa yang menyontek atau saling bekerjasama.
Tindakan ini merupakan korupsi nilai.

Korupsi sepertinya sudah membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia. Maka dari itu,
agar sikap koruptif tidak terbentuk dan tumbuh dalam diri anak-anak yang merupakan
generasi penerus bangsa, kita perlu melakukan edukasi tentang karakter yang baik. Edukasi di
lingkungan keluarga dapat diberikan oleh orang tua atau anggota keluarga yang lain. Edukasi
ini dapat berupa tindakan preventif atau tindakan represif kepada anak atas tindakan yang dia
lakukan.

Tindakan preventif yang dilakukan berupa pengenalan dan penanaman nilai-nilai positif yang
ada dan hidup di dalam keluarga tersebut terhadap diri si anak, ini merupakan tahap awal
pembentuk karakter anak sebelum terjun ke masyarakat. Sedangkan tindakan represif adalah
tindakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua ketika si anak mendapatkan nilai-nilai
negatif dari masyarakat bisa saja tindakan ini berupa nasehat maupun hukuman agar si anak
tidak lagi terjerumus dalam hal yang negatif. Tindakan-tindakan ini perlu dilakukan dalam
menanamkan jiwa kesadaran si anak, agar si anak dapat membedakan mana hal yang baik
yang perlu dilakukan dan mana hal yang buruk yang harus di hindarkan.

Dengan adanya yang penanaman di lingkungan keluarga maka akan disempurnakan lagi di
lingkungan sekolah, Edukasi yang diberikan di lingkungan sekolah dapat berupa
pembelajaran di kelas dalam bentuk mata pelajaran seperti mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, dalam pelajaran ini dapat memberikan pembelajaran kepada anak bahwa
ada peraturan maupun hukuman yang diberikan kepada orang yang melakukan korupsi. Ini
dapat membantu anak agar dapat lebih megenal bahwa tindakan korupsi itu tidak baik.

Selain edukasi, Pancasila juga berperan penting dalam upaya pemberantasan korupsi.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila berperan
sebagai falsafah atau pedoman hidup masyarakat. Dengan mengamalkan nilai-nilai luhur
Pancasila, seseorang akan terjauhi dari tindakan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai