0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan4 halaman
Jurnal ini membahas ketidakoptimalan rute angkutan umum di Kabupaten Gresik yang belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan perjalanan penduduk. Penelitian mengidentifikasi zona dengan frekuensi perjalanan tertinggi, lalu merancang ulang rute berdasarkan cakupan dan jarak dengan metode Analytical Hierarchy Process dan TRANETSIM. Hasilnya adalah tiga rute baru angkutan umum yang diharapkan lebih optimal.
Jurnal ini membahas ketidakoptimalan rute angkutan umum di Kabupaten Gresik yang belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan perjalanan penduduk. Penelitian mengidentifikasi zona dengan frekuensi perjalanan tertinggi, lalu merancang ulang rute berdasarkan cakupan dan jarak dengan metode Analytical Hierarchy Process dan TRANETSIM. Hasilnya adalah tiga rute baru angkutan umum yang diharapkan lebih optimal.
Jurnal ini membahas ketidakoptimalan rute angkutan umum di Kabupaten Gresik yang belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan perjalanan penduduk. Penelitian mengidentifikasi zona dengan frekuensi perjalanan tertinggi, lalu merancang ulang rute berdasarkan cakupan dan jarak dengan metode Analytical Hierarchy Process dan TRANETSIM. Hasilnya adalah tiga rute baru angkutan umum yang diharapkan lebih optimal.
Judul Jurnal : Penentuan Rute Angkutan Umum Berdasarkan Kebutuhan Perjalanan
Penduduk di Kawasan Perkotaan Gresik
Penulis : Kifayah dan Sardjito
Publikasi : Jurnal Teknik ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print)
Reviewer : Rifka Qonitatun Nisa’
Tanggal Review : 05 Maret 2019
CRITICAL REVIEW
Deskripsi Issue Pokok
Pusat kegiatan di Kabupaten Gresik terutama di kecamatan-kecamatan yang berada di pusat kotanya menjadikan masyarakat Gresik memiliki mobilitas tinggi setiap harinya. Hal ini menyebabkan sistem transportasi menjadi komponen penting dalam aspek pelayanan publik di Kabupaten Gresik. Namun, melihat rute-rute serta jarak tempuh yang dilalui Mobil Penumpang Umum (MPU) di Kota Gresik, saat ini masih belum cukup akomodatif dan efektif dalam memfasilitasi mobilisasi masyarakatnya. Hal ini disimpulkan karena melihat rute aksesibilitas MPU yang terbatas di kawasan kota lama Gresik. Ini menyebabkan sebuah ketimpangan yang dirasakan masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten Gresik. Padahal, masyarakat Kawasan perkotaan Kabupaten Gresik sangatlah beragam. Rute angkutan umum dengan cakupan yang luas akan melalui daerah-daerah pusat kegiatan ataupun Kawasan industry sebagai tempat mata pencahariaan sebagian masyarakatnya. Hal ini menjadikan penumpang memilih menggunakan MPU dengan cakupan rute luas namun jaraknya lebih jauh daripada ketika ditempuh menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga, dari segi energi, biaya dan waktu, menggunakan layanan MPU justru lebih merugikan daripada menggunakan kendaraan pribadi. Ini menyalahi konsep adanya pelayanan transportasi publik seharusnya memudahkan mobilisasi masyarakat umum, sehingga dapat dikatakan rute transportasi publik yang digunakan di Kabupaten Gresik tidak cukup optimal.
Penjelasan Issue Pokok
Pokok pembahasan dari jurnal ini adalah ketidak optimalan dari rute angkutan umum—yaitu MPU—di Kawasan perkotaan Kabupaten Gresik. Peneliti meggunakan dua metode dalam pengambilan sample responden, yaitu metode proprtionte stratified random sampling dan metode purposive sampling.metode proportionate sertified random sampling ditujukan untuk mengidentifikasi pergerakan penduduk mayarakat yang menjadi sample responden dibagi menjadi dua, yakni golongan captive (pra sejahtera & sejahtera 1) dan choice (sejahtera 2 & 3). Dialanjutkan dengan tahap mengidentifikasi intensitas perjalanan penumpang dengan melihat matriks asal-tujuan. Kemudian penghirarkian dari prioritas kriteria rute pelayanan angkutan umum dilihat dari kemampuan coverage rute MPU dan jarak perjalanan dengan metode Analytical Hierarchy Process. Lalu dengan bantuan TRANETSIM , peneliti mendapatkan pengkelasan rute angkutan umum yang bertingkat. Suatu rute dengan tingkat terendah, dapat disebabkan oleh beberapa aspek, yakni biaya, jarak, waktu ataupun nilai lain yang ditetapkan pengguna. Hasil dari pengidentifikasian matriks asal-tujuan penumpang MPU Kawasan Perkotaan Kabupaten Gresik didapatkan bahwa penumpang dengan frekuensi perjalanan tertinggi yakni di zona X Kelurahan Sidokumpul sebesar 13,6%, zona V (Kelurahan Ngipik) sebesar 11,63%, zona AH (Kelurahan Karangpoh) sebesar 9,6%, zona AS (Desa Roomo) sebesar 7,4%, zona E (Desa Segoromadu) sebesar 6,3%, zona AL (Kelurahan Kemuteran) sebesar 6,2% dan zona H (Kelurahan Indro) sebesar 5,5%. Kemudian dari Analisa Analytical Hierarchy Process, didapatkan hasil bahwa penumpang yang lebih memilih angkutan umum dengan cakupan rute optimal meskipun jarak yang ditempuh lebih jauh adalah sebesar 62.1%. sedangkan penumpang yang lebih memilih angkutan umum dengan perhitungan jarak yang lebih pendek adalah sebesar 37,9%. Hal tersebut dikarenakan coverage rute yang dilalui angkutan umum di Kabupaten Gresik telah mencakup wilayah-wilayah pusat kegiatan meskipun cakupannya cukup luas dengan jarak yang panjang. Peneliti berniat untuk membuat coverage rute angkutan umum yang seoptimal mungkin dengan jarak yang seminimal mungkin. Oleh karena itu peneliti melakukan pendekatan standarisasi nilai skor ruas jalan berdasarkan coverage rute dan jarak perjalanan dengan bantuan TRANETSIM. Dilihat dari hasil matriks asal-tujuan dan keberagaman tujuan perjalanan penumpang, maka dipilihlan metode modifikasi radial dalam pembuatan rute baru. Jadi, sebuah rute yang awalnya radial ditambahkan lintasan rute yang menghubungkan antara sub pusat dengan CBD. Sehingga rute angkutan umum tidak lagi terpusat di CBD saja. Keuntungan dari rute modifikasi radial ini adalah penumpang dapat menggunakan angkutan umum di manapun dia berada untuk bepergian ke lebih banyak tujuan perjalanan terutama wilayah pusat kegiatan. Dari segala pertimbangan diatas, perhitungan pendekatan antara coverage rute dengan jarak perjalanan, serta perhitungan bobot dan pemodifikasian radial rute, didapatkan lah tiga rute angkutan umum optimal dengan bantuan TRANETSIM sebagai berikut :
Responden yang merupakan penumpang angkutan umum di Kawasan perkotaan Kabupaten Gresik dengan frekuensi mobilitas tertinggi adalah di zona X Kelurahan Sidokumpul sebesar 13,6%, zona V (Kelurahan Ngipik) sebesar 11,63%, zona AH (Kelurahan Karangpoh) sebesar 9,6%, zona AS (Desa Roomo) sebesar 7,4%, zona E (Desa Segoromadu) sebesar 6,3%, zona AL (Kelurahan Kemuteran) sebesar 6,2% dan zona H (Kelurahan Indro) sebesar 5,5%. Penumpang angkutan umum di Kawasan perkotaan Kabupaten Gresik lebih memilih untuk menggunakan MPU dengan melihat coverage rute yang luas daripada jarak tempuh yang dekat. Dengan mempertimbangkan keberagam kegiatan masyarakat Kawasan perkotaan Kabupaten Gresik dan mobilitas tinggi di beberapa daerah berdasarkan matriks titik asal-tujuan serta pendekatan nilai skor antara coverage rute dengan jarak perjalanan, maka didapatkan tiga rute optimal dengan bantuan TRANETSIM, yakni :
Bunder (PP) Rute 2 Terminal Bunder - Randuangung (GKB) – Karangpoh – Indro - Terminal Segoromadu (PP) Rute 3 Sub Terminal Segoromadu – Kedanyang – Karangpoh - Sub Terminal Segoromadu (PP) Lesson learned Adapun nilai yang dapat diambil dari issue yang diangkat, yaitu pelayanan public tidak bisa dibuat sembarangan dan tanpa pertimbangan. Masyarakat perkotaan dengan mobilitas tinggi dan memiliki beragam kegiatan sangat membutuhkan pelayanan public terutama dibidang transportasi yang memadai. Efisiensi dan keoptimalan rute angkutan umum sangat perlu diperhitungkan jarak, waktu, dan biayanya demi kelangsungan kegiatan masyarakat umum.