Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerja praktek merupakan bagian dari kurikulum yang dilaksanakan


sebagai salah satu persyaratan untuk pengambilan tugas akhir pada fakultas
teknik program studi teknik mesin Universitas Islam Riau. Melalui kerja
praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori – teori ilmiah yang
diperoleh dari bangku kuliah guna memperoleh pengalaman yang berguna
dalam mewujudkan pola kerja yang akan datang nantinya.

Perusahaan diartikan sebagai salah satu unit kegiatan yang mengolah


sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan untuk memperoleh pencapaian target yang maksimal. Begitu
juga jika dihubungkan dengan bidang akademis, maka perguruan tinggi
merupakan perusahaan edukatif yang menghasilkan produk-produk sumber
daya manusia, dimana produk tersebut dituntut mampu dalam penguasaan sains
dan teknologi maju (IPTEK) yang saat ini mendominasi peradaban dunia
modern, merupakan syarat untuk bisa berperan dalam era globalisasi ini.
Peningkatan keterampilan dan keahlian para calon tenaga ahli seperti halnya.
Mahasiswa dapat diperoleh diluar kampus (Ekstra Kurikuler) melalui
pendidikan keterampilan non formal, salah satunya yaitu Kerja Praktek (KP) ke
salah satu perusahaan serta tempat-tempat lain yang dapat memberikan
informasi mengenai kemajuan sains dan teknologi.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang siap
pakai dan dapat bersaing di era globalisasi, maka sangat perlu sekali
dilaksanakannya Practical Training atau Kerja Praktek (KP) bagi Mahasiswa
Teknik Mesin agar diperoleh kesesuaian teori yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan kenyataan dilapangan. Hal ini juga telah menjadi Program
Pendidikan Perguruan Tinggi yang tertuang dalam kurikulum pengajaran
sebagai mata kuliah di Program Studi Teknik Mesin UIR.

1
1.2 BATASAN MASALAH

Pada laporan ini Penulis membatasi permasalahan yaitu hanya dalam


masalah pengambilan data pada Teknik Pengoperasian dan Perawatan pada
Conveyor yang digunakan pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PKS
SEI PAGAR RIAU.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD KERJA PRAKTEK

Beberapa maksud yang hendak dicapai dalam melaksanakan kerja


praktek ini adalah :

1. Untuk mendapatkan wawasan tentang Teknik pengoperasian dan


perawatan conveyor.
2. Untuk mengenal sistem dan cara kerja conveyor.
3. Untuk menganalisa sampai seberapa jauh pengaruh bidang edukatif
yang dijalankan dalam pencapaian calon tenaga ahli.

B. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Tujuan dari kerja praktek ini adalah :

1. Mengenal dan mengenal lapangan secara langsung serta dapat


menerapkan teori – teori yang diperoleh dibangku kuliah.
2. Untuk menganalisa postur professional yang dilakukan perguruan tinggi
dalam menghadapi persaingan teknologi.
3. Memahami cara mengoperasikan dan perawatan pada conveyor dengan
pengamatan secara langsung.
4. Salah satu syarat untuk menyusun tugas akhir.

2
1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN

Beberapa hasil yang diharapkan yang hendak dicapai dalam


melaksanakan kerja praktek ini antara lain :

1. Bagi mahasiswa
- Dapat memahami berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.
- Dapat membandingkan teori – teori yang ada dibangku kuliah dengan
kerja praktek dilapangan.
- Memperoleh kesempatan untuk mengerti keterampilan dan melakukan
pekerjaan dilapangan.
2. Bagi fakultas
- Mempererat tali silaturahmi antara pihak fakultas dengan pihak
perusahaan.
3. Bagi perusahaan
- Sebagai andil perusahaan dalam pengembangan bidang pendidikan.
- Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa.

1.5. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Agar pelaksanaan Kerja Praktek (Practical Training) ini dapat berjalan optimal
dan berdaya guna, maka akan efisien dan efektif jika dilaksanakan selama satu
bulan yang jadwalnya diusulkan pada bulan Agustus 2017 atau disesuaikan
dengan kondisi dilapangan dan jadwal yang telah diatur oleh koordinator Kerja
Praktek PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PKS SEI PAGAR RIAU.
.

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah di kawasan industry


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PKS SEI PAGAR RIAU

3
1.6. METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja


Praktek di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PKS SEI PAGAR RIAU
adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan survey langsung ke lapangan terutama pada teknik


pengoperasian dan perawatan Conveyor.
2. Meminta informasi dan melakukan konsultasi dengan pembimbing
lapangan, Supervisor, Manager.
3. Leader, Staff, Manager.
4. Studi Literatur terutama mengenai Conveyor.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Perawatan
2.1.1 Pengertian Perawatan
Yang dimaksud dari perawatan adalah Pekerjaan yang dilakukan
untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam
keadaan yang dapat diterima menurut standar yang-berlaku pada tingkat
biaya yang wajar.

2.1.2 Tujuan dari Perawatan (maintenance) adalah


a. Agar mesin-mesin, bangunan atau peralatan selalu dalam keadaan
siap pakai secara optimal."
b. Fungsi maintenance meningkat dengan makin canggihnya fasilitas.

2.2 Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak
dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan
berkelanjutan. Conveyor terutama berguna dalam aplikasi yang melibatkan
transportasi bahan berat atau besar. Sistem conveyor memungkinkan transportasi
cepat dan efisien untuk berbagai bahan.
Banyak jenis sistem conveyor yang tersedia, dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan berbagai industri yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, conveyor
banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding transportasi berat
seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang dalam
jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain.
Dan berikut adalah beberapa jenis conveyor:

5
1. Belt Conveyor
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling
efisien dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truck
untuk jarak jauh, karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer,
tergantung disain belt itu sendiri. Material yang di transport dapat berupa
bubuk, granular atau lump dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini
berkembang seiring dengan kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah
dikembangkan beltconveyor jenis long curve, yaitu belt dengan lintasan
kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum 400 m, sehingga
sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh. Keuntungan lainnya
penggunaan belt adalah kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan,
tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200 0C. Dengan beltconveyor,
material dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu juga pengeluarannya.

Gambar 1. Belt Conveyor

Jenis belt bisa berupa textil rubber belt, metal belt, steel cord belt. Jenis
yang paling banyak dipakai adalah jenis textil rubber belt. Lintasan belt
dapat direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal.
Sudut kemiringannya tergantung koefisien gesek antara material yang
diangkut. Dalam prakteknya sudut inklinasi berkisar antara 7o – 10o lebih
kecil dari sudut gesek material belt. Hal ini disebabkan karena adanya

6
penurunan belt (belt sag) antara idler roller, sehingga inklinasi lebih besar
dari inklinasi belt itu sendiri.
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di
atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute
dan setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.
Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor
penggerak. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara
permukaan drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek
tersebut.

Gambar 2. Roller Conveyor

2. Roller Conveyor
Roller conveyor hanya bisa memindahkan barang yang berupa unit dan
tidak bisa memindahkan barang yang berbentuk bulk atau butiran. Unit yang
bisa dipindahkan menggunakan roller conveyor juga harus mempunyai
dimensi tertentu dan berat tertentu agar bisa ditransportasikan. Untuk
memindahkan barang dalam bentuk bulk, bulk tersebut harus dikemas
terlebih dahulu dalam unit agar bisa ditransportasikan menggunakan sistem
ini.
Spesifikasi roller conveyor juga harus disesuaikan dengan dimensi dan
beban unit yang akan ditransportasikan. Rancangan sistem roller conveyor
harus mempu menerima beban maksimum yang mungkin terjadi pada
sistem conveyor. Selain itu, desain dimensi sistem juga harus
dipertimbangkan agar sesuai dengan dimensi unit yang akan

7
ditransportasikan. Dalam beberapa kasus dimensi unit yang lebih lebar dari
dimensi lebar roller masih diperbolehkan.

Kelebihan roller conveyor adalah bisa mentransformasikan pada


kemiringan tertentu sehingga conveyor bisa mentranportasikan barang dari
satu tingkat ke tingkat yang lain. Selain itu, roller conveyor juga bisa
membelokkan jalur unit yang belokkannya sangat tajam. Hal tersebut
bermanfaat untuk daerah yang ruanganya terbatas. Selain itu, roller
conveyor mempunyai kemampuan untuk menggabungkan 2 jalur yang
terpisah. Penggabungan 2 jalur tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
metode seperti Y-Line dan accumulating roller conveyor.

Gambar 3. Chain Conveyor

3. Chain Conveyor
Chain conveyor terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu scraper conveyor,
apron conveyor, bucket conveyor, dan bucket elevator. Keempat jenis
elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu
untuk menggerakkan material. Scraper conveyor merupakan conveyor yang
sederhana dan paling murah diantara jenis conveyor lainnya. Conveyor
jenis ini digunakan untuk mengangkut material-material ringan yang tidak
mudah rusak, seperti abu, kayu dan kepingan. Apron conveyor digunakan
untuk variasi yang lebih luas dan beban yang lebih berat dengan jarak yang
pendek. Apron conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat
dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan
A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan
seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan

8
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat
tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan
dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.

Bucket conveyor merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron


yang dalam. Bucket conveyor dapat digunakan untuk mengangkut bahan
bentuk bongkahan. Umumnya bucket digerakkan dengan rantai namun,
bucket conveyor memiliki kecepatan yang rendah dibandingkan jenis chain
conveyor lainnya. Bucket elevator digunakan untuk pengangkutan material
dengan kemiringan yang curam karena jenis chain conveyor lainnya hanya
mampu mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Bucket
elevator terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau
sabuk yang bergerak. Timba-timba (bucket) yang digunakan memiliki
beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Gambar 4. Screw Conveyor

4. Screw Conveyor
Screw conveyor merupakan jenis conveyor yang paling tepat untuk
mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur. Alat ini pada
umumnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu
sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight yang
terdiri dari sectional flight, helicoid flight, dan special flight. Untuk

9
mendapatkan conveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya
conveyor itu disusun dari conveyor-conveyor pendek. Tiap conveyor pendek
mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan conveyor
pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah
conveyor ke lubang yang terdapat pada poros conveyor yang satunya lagi.
Keuntungan menggunakan screw conveyor adalah mudah dalam hal
penanganan dan dapat mengeluarkan material dalam titik didih tertentu.

Gambar 5. Pnuematic Conveyor

5. Pneumatik Conveyor
Pneumatik conveyor biasanya digunakan untuk memindahkan bahan
yang terjaga kebersihannya agar terhindar dari kontaminan zat beracun.
Sela in itu, dapat juga digunakan untuk mengangkut bahan yang ringan atau
berbentuk bongkahan kecil. Pada jenis conveyor ini bahan dalam bentuk
suspensi diangkut oleh aliran udara. Pada tipe yang sederhana, sebuah
pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan
sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkutan. Bahan-bahan akan
terhisap kemudian naik melalui selang yang dapat dipindah-pindahkan
ujungnya. Selanjutnya, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam
bentuk suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa.

10
BAB III

PENUTUP

Demikianlah Proposal ini kami buat dan kami ajukan untuk dilaksanakan
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Mudah –
mudahan dengan dilaksanakan Kerja Praktek ini kami bisa lebih tau lagi
tentang cara kerja dan sistem perawatan pada conveyor yang ada di PT. Indah
Kiat Pulp & Paper.

Semoga ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Kerja


Praktek (KP) yang akan laksanakan, terima kasih.

Hormat saya,

Firdaus Alamsyah

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Arie. J, ”Conveyor”, Surabaya(ID) : Institute Teknologi Sepuluh Nopember,


2001.
2. James. D, “Perancangan Sistem Conveyor”, Jakarta(ID): Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, 2008.
3. Warm Group, “Cema Screw Conveyors, Wam Shaftless Screw Conveyors,
Drag Conveyors, Bucket Elevators , The First Edition”, New York(US): The
WAM Group Communic on Centre, 2002.

12

Anda mungkin juga menyukai