BAB 1
PENDAHULUAN
Perforasi gaster adalah penyakit yang disebabkan oleh komplikasi serius dari
penetrasi yang komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya
isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara
potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini
dunia. Salah satunya di daerah Afrika, pada tahun 2015 terdapat 1276 kasus
laparatomi dengan 449 kasus (35%) di bagian obsetri dan 876 kasus (65%) pada
bagian bedah umum (Ngowe, N.M., et.al, 2014; Baison, G.N, 2017). Di Indonesia,
jumlah tidakan operasi terhitung pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa dan
RI, 2013).
proliferasi bakterial. Terjadi edema jaringan, dan dalam waktu singkat dapat terjadi
eksudasi cairan. Cairan dalam rongga peritoneal menjadi keruh dengan peningkatan
jumlah protein, sel darah putih, debris seluler, dan darah. Respon segera dari saluran
usus adalah hipermotilitas, diikuti oleh ileus paralitik, disertai akumulasi udara dan
1
2
cairan dalam usus. Seringkali, inflamasi tidak lokal dan seluruh rongga abdomen
Palangka Raya?
datang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penetrasi yang komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya
isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara
potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini
peritonitis kimia yang di sebabkan karna kebocoran asam lambung ke dalam rongga
perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan
Salah satu organ traktus gastrointestinal adalah gaster. Gaster terletak pada
bagian superior sinistra rongga abdomen dibawah diafragma seperti terlihat pada
gambar 1. Secara anatomi, gaster terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus, korpus,
klorida (HCl), produksi kimus, mencerna protein, produksi mukus dan produksi
faktor intrinsik yaitu suatu glikoprotein yang disekresikan oleh sel parietal. Secara
b. Kelenjar fundus–korpus yang terdiri dari sel utama (chief cell) mensekresi
pepsinogen, sel parietal mensekresi HCl dan faktor intrinsik, serta mensekresi
mukus.
Tahap fisiologis sekresi HCl pada mukosa gaster, terdiri dari 3 tahap diantaranya:
b. Tahap gastrik meliputi stimulasi reseptor regangan oleh otot pada gaster dan
dimediasi oleh impuls vagal serta sekresi gastrin dari sel endokrin (sel G) di
6
kelenjar–kelenjar antral. Sekresi Gastrin dipicu oleh asam amino dan peptida
di lumen.
c. Tahap intestinal terjadi setelah kimus menuju duodenum dan memicu sekresi
2.1.3 Etiologi
1. Perforasi non-trauma:
endoskopi
2.1.4 Klasifikasi
orang yang mengalami trauma abdominal memiliki fungsi gaster normal dan tidak
berada dalam resiko kontaminasi bakteri setelah perforasi gaster. Namun, mereka
peritoneal sering berakibat peritonitis kimia yang dalam. Jika kebocoran tidak
bertahap menjadi peritonitis bakterial. Pasien mungkin bebas gejala untuk beberapa
jam antara peritonitis kimia awal sampai peritonitis bacterial kemudian. Adanya
membentuk flegmon (ini biasanya terjadi pada perforasi usus besar). Hipoksia yang
3. Hipertermi
4. Takikardi
5. Hipotensi
2.1.7 Komplikasi
Tetapi pada beberapa kasus, Perforasi lambung bisa menyebabkan komplikasi yang
bisa berakibat fatal, seperti perdarahan, sumbatan, kanker, dan perforasi lambung
(lambung pecah).
Perforasi lambung atau lambung pecah adalah salah satu komplikasi dari
tukak lambung. Tukak pada lambung bisa menembus dan membentuk lubang ke
rongga perut. Kondisi ini menyebabkan tumpahnya atau keluarnya isi lambung ke
dalam rongga perut dan menyebabkan rasa nyeri yang tiba-tiba, sangat hebat, dan
2. Ultrasonografi
berbagai densitas, yang pada kasus ini adalah sangat tidak homogen karena
3. CT-scan
CT scan abdomen adalah metode yang jauh lebih sensitif untuk mendeteksi
udara setelah perforasi, bahkan jika udara tampak seperti gelembung dan saat
pada foto rontgen murni dinyatakan negatif. Oleh karena itu, CT scan sangat
pipa nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan tanda-
2.2.1 Definisi
Eleminasi merupakan pengeluaran racun atau produk limbah dari dalam tubuh.
yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran tidak lengkap feses dan/ atau
1. Ginjal
Pada dasarnya dapat dibagi dua zona, yaitu korteks (luar) dan medulla
disebut pyramid medulla hingga kedaerah kapsula ginjal. Daerah kortes antara
badan malphigi. Kortek ginjal terutama terdiri atas nefron pada bagian
nefron .Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
12
berfungsi sebagai regulator air dan zatterlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah
dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karenaa danya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah
13
tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.Di antara darah dalam
glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
2. Lapisan kaya protein sebagai membran dasar. Selapis sel epitel melapisi dinding
darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar.
Proteindalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, danberbagai ion mineral. Sebagian
besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubuluskonvulasi dan tubulus
dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi rennin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dansaluran untuk
2. Ureter
mentranspor urin kepelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis
3. Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan
tersusun atas jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan
organ ekskresi. Apabila kosong, kandung kemih berada dalam rongga panggul di
belakang simfisis pubis. Pada pria,kandung kemih terletak pada rectum bagian
posterior dan pada wanita terletak pada dindin ganterior uterus dan vagina.
Kandung kemih dapat menampung sekitar 600 ml urin, walaupun pengeluaran urin
4. Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui
meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami turbulensi
membuat urin bebas dari bakteri.Merman mukosa melapisi uretra, dan kelenjar
2.2.3 Etiologi
1. Makanan
feses. Makanan tertentu pada beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna.
bagian jalur dari pengairan feses. Makan yang teratur mempengaruhi defekasi.
Makan yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi. Individu
16
yang makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu keteraturan
peristaltik di colon.
chyme menjadi lebih kering dari normal, menghasilkan feses yang keras.
chime
tertentu termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai
komponen psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau
yanglain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti dengan
5. Usia
(berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos colon yang dapat
dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkan tekanan
penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak pada
proses defekasi
6. Penyakit
penyakit seperti obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord
2.2.4 Klasifikasi
1. Eleminasi urine
a. Retensi urine adalah akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih
1. Eleminasi fekal
yang cair dan tidak berbentuk. Diare adalah gejala gangguan yang
rektum
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi
dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali per minggu.Banyaknya feses juga
kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalamrektum dirangsang dan individu
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu refle ksdefekasi
memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai
gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum.
anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka
feses keluar.Refleks defekasi kedua yaitu parasimpatis. Ketika serat saraf dalam
kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis
meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau
abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang
refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum. Jika refleks defekasi diabaikan atau
eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan
2.2.6 Komplikasi
BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan.
BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi
karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.
3 Diare, merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak
berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi
4 Inkontinensia fecal, yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan
udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai
spinal cord dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara
mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik.
meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas
menghasilkan CO2.
internal atau eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan,
gagal jantung dan penyakit hati menahun. Perdarahan dapat terjadi dengan
mudah jika dinding pembuluh darah teregang. Jika terjadi infla-masi dan
4. Arteriogram ginjal
5. EKG
6. CT scan
7. Enduorologi
24
8. Urografi
9. Ekstretorius
c. Terapi farmakologi
d. Terapi pembedahan
e. Modalitas lain
a. Kateterisasi urethra.
c. Drainage suprapubik.
a. Pengobatan non-farmakologis
b. Pengobatan farmakologis
a. Pemberian cairan
c. Obat- obatan
25
dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan
seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu
makan menurun.
Apakah ada riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama dengan
kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti
1) Sistem Pernapasan
ronchi, krakles.
2) Sistem Integumen.
positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat
a. Nutrisi-Metabolik
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
b. Eliminasi
c. Aktivitas – Latihan
d. Istirahat tidur
e. Kognitif- perseptual
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
g. Seksual reproduksi
i. Nilai kepercayaan
- Intervensi Keperawatan:
sampingnya.
5. Dalam mengkaji pasien gunakan kata – kata yang konsisten dengan usia
pemenuhan ntrisi sesuai anjuran, asupan meningkat pada porsi makan yang
- Intervensi keperawatan:
badan klien.
yang adekuat.
- Intervensi keperawatan:
cairan.
6. Anjurkan keluarga untuk memberi minum klien 6 – 8 gelas air putih setiap
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, S. (2009). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.
Hendarwanto. (2010). BUku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Laksana, E. (2015). Istirahat dan Tidur. Semarang: SMF Anestesi dan Terapi
Rismawati, Y., & Ferawati, I. (2015). Fisiologi dan gangguan istirahat dan tidur.