Afifatun Nahdiah
P1337420117074
Afifatun Nahdiah
P1337420117074
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari bukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Afifatun Nahdiah
ii
Pembimbing 1 Pembimbing 2
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Afifatun Nahdiah, NIM P1337420117074,
dengan judulAsuhan Keperawatan Keluarga Dengan Upaya Stabilisasi Kadar
Gula Darah Melalui Pendekatan Self Efficacy Enhancement Intervention Program
(SEEIP) Pada Keluarga Penderita Diabetes Melitus telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal :
Dewan Penguji
Sugih Wijayanti, S.Kp, Ns, M.Kes Ketua (………………….)
NIP. 197508171998032001
Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT,
atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan Karya Tulis
Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Upaya Stabilisasi Kadar
Gula Darah Melalui Pendekatan Self Efficacy Enhancement Intervention
Program(SEEIP)Pada Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe2 Sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat
adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang atas dukungan dana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan penelitian ini, Ketua Jurusan Keperawatan, Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Semarang, Kepala Pukesmas Srondol Kota Semarang dan klien
yang dengan sukarela berpartisipasi dalam asuhan keperawatan.
Peneliti berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk pengelolaan klien dengan masalah ketidakstabilan gula darah
karena diabetes militus.Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan
penulisan karya ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapkan.
vii
DAFTAR ISI
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH .............................................................................. i
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH .............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN INI ................................................................................................ x
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
D. Manfaat ................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7
A. Konsep dasar DM ................................................................................................... 7
1. Definisi DM tipe 2 .............................................................................................. 7
2. Klasifikasi DM tipe 2 .......................................................................................... 7
3. Etiologi DM ........................................................................................................ 8
4. Patofisiologi ........................................................................................................ 8
5. Manifestasi klinis DM tipe 2 ............................................................................... 9
6. Komplikasi DM tipe 2 ...................................................................................... 10
7. Pencegahan DM tipe 2 ...................................................................................... 12
8. Penatalaksanaan DM tipe 2 ............................................................................... 13
9. Pathway ............................................................................................................. 15
B. Konsep dasar efikasi diri ....................................................................................... 16
1. Pengertian efikasi diri ....................................................................................... 16
2. Sumber-sumber Efikasi diri .............................................................................. 16
3. Proses pembentukan efikasi diri ....................................................................... 17
4. Dimensi efikasi diri ........................................................................................... 19
C. Konsep Keluarga ................................................................................................... 20
viii
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
2,2% pada tahun 2018, hal ini menunjukan banyaknya penduduk di Jawa
Tengah yang menderita diabetes melitus (Depkes, 2018).
Berdasarkan data dari Puskesmas Srondol Kota Semarang dari
bulan Januari-Oktober 2019 terdapat 122 penduduk yang menderita
penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Angka tersebut menempati urutan
kedelapan dari sejumlah penyakit pasien yang berobat ke Puskesmas
Srondol.
Tingginya jumlah penderita DM di Indonesia diakibatkan pola
makan orang indonesia yang terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi
karbohidrat, banyak orang yang khawatir dengan penyakit DM, karena
penyakit tersebut telah menjadi penyebab kematian nomor 7 di dunia.
World Health Organization (WHO) melaporkan jumlah kematian akibat
penyakit tersebut di seluruh dunia adalah 3,2 juta orang pertahun.
Sehingga dapat diartikan setiap menit 6 orang meninggal dunia akibat DM
(Andra, 2013).
B. Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh pendekatan Self-efficacy Enhancement
Intervention Program (SEEIP) dalam upaya stabilisasi kadar gula darah
pada klien penderita Diabetes melitus tipe 2?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menggambarkan proses pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga yang menderita Diabetes melitus tipe 2 dengan
ketidakstabilan kadar gula darah melalui pendekatan Self efficacy.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada dua keluarga yang mengalami
DM tipe 2.
b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada dua keluarga
yang mengalami DM tipe 2.
c. Mendeskripsikan rancangan intervensi keperawatan pada dua
keluarga yang mengalami DM tipe 2.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada dua keluarga yang
mengalami DM tipe 2.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada dua keluarga yang
mengalami DM tipe 2.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
6
Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan harapan dapat dijadikan literatur ilmu
dalam mengembangkan ilmu keperawatan terhadap asuhan keperawatan
pada keluarga yang mengalami DM tipe 2 .
2. Manfaat Praktis
a. Institusi Pendidikan
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberi manfaat sebagai
bahan penelitian lebih lanjut terhadap upaya stabilisasi kadar gula
darah pada keluarga yang mengalami DM tipe 2.
b. Perawat
Meningkatkan keterampilan keperawatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga yang mengalami DM tipe 2.
c. Keluarga
Memberi informasi dalam melakukan keperawatan di rumah
terhadap anggota keluarga yang mengalami DM tipe 2 agar kadar
gula dalam darah stabil melalui pendekatan Self-efficacy
Enhacement Intervention Program (SEEIP) keluarga penderita
DM tipe 2.
d. Klien
Memberikan Edukasi dan motivasi terhadap klien penderita DM
tipe 2.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar DM
1. Definisi DM tipe 2
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang artinya “mengalirkan
atau mengalihkan”. Melitus berasal dari bahasa Latin yang berarti
manis atau madu. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai dengan tidak adanya insulin secara absolut atau penurunan
insensitivitas sel yang relatif terhadap insulin (Corwin, 2009). Diabetes
melitus bukan merupakan kesatuan penyakit yang tunggal tetapi
sebaliknya diabetes merupakan sekelompok kelainan metabolik dengan
ciri hiperglikemia yang sama dibalik kelainan tersebut (Robbins &
Cotran, 2008).
2. Klasifikasi DM tipe 2
3. Etiologi DM
Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya DM tipe 2
menurut (Corwin, 2009). Faktor-faktor penyebab tersebut erat
kaitanya pada klien yang memiliki obesitas (kegemukan). Pengaruh
genetik juga menjadi salah satu faktor yang berperan seseorang
menderita penyakit DM. Kemungkinan lain yang terjadi adalah sifat
bawaan genetik yang belum jelas diketahui, sifat genetik tersebut bisa
menyebabkan pankreas mengeluarkan insulin atau reseptor insulin
tidak berespon terhadap insulin secara adekuat. Kemungkinan lain
yang terjadi adalah ada hubungan genetik dengan kegemukan dan
rangsangan reseptor insulin yang terjadi dalam waktu yang lama
mengakibatkan reseptor insulin didalam sel tubuh mengalami
penurunan.
4. Patofisiologi
Patofisiolgi yang terjadi pada DM tipe 2 adalah terdapat dua
masalah yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin
dengan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut ,terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe 2
disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Reaksi tersebut akan
menjadikan insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
lambat dan progresif maka awitan diabates tipe 2 berjalan tanpa
terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien gejala tersebut sering bersifat
ringan dan dapat mencakup kelelahan , iritabilitas, poliuria, polidispia,
luka yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur
(jika kadar glukosanya sangat tinggi ). Penyakit Diabetes membuat
gangguan/komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis
dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah halus atau
disebut mikroangipati.
6. Komplikasi DM tipe 2
Starvasi seluler
Diuresis Osmotik
b. Proses motivasional
Motivasi seseorangyang paling banyak bersumber dari
proses aktivitas kognitif. Motivasi seseorang dapat
dipengaruhi oleh perilaku atau tindakan masa lalu. Seseorang
bisa termotivasi karena adanya harapan yang dilakukan,
disamping itu, sumber utama motivasi adalah bagaimana
seseorang bisa mempengaruhi dirinya sendiri dengan
mengevaluasi penampilan dan pencapaian yang telah dia
dapatkan dalam hidupnya dan berusaha mempertahankan apa
yang dimiliki tidak akan hilang.
c. Proses Afektif
Apabila seseorang memiliki keyakinan kuat tentang
kemampuannya, keyakinan tersebut akan mempengaruhi
bagaimana seseorang tersebut menghadapi stres atau depresi
yang dirasakannya. Apabila seseorang yakin bahwa dia
mampu menyelesaikan kesulitan dan ancaman dalam
kehidupannya maka pola pikirnya tidak akan terganggu, lain
hal terjadi apabila seseorang tidak yakin bahwa dia mampu
menyelesaikan kesulitan maka orang tersebut akan mengalami
kecemasan yang tinggi. Efikasi diri yang baik akan membantu
individu dalam pengontrolan proses berpikir, pengontrolan
sebagai kunci yang penting dan utama dalam mengatur
pikiranakibat depresi maupun yang ditimbulkan dari kesulitan.
d. Proses seleksi
Seseorang akan melaksanakan proses seleksi setelah
melewatitiga proses yang telah dilakukan. Seseorang akan
memilih lingkungan yang mendukung dan sesuai yang dirasa
dapat membantu pembentukan diri dan pencapaian yang
diinginkan dalam hidupnya.
c. Generality (generalitas)
Keyakinan seseorang tentang kesanggupan yang
dimilikinya berhubungam erat dengan pengetahuan tentang
kemampuan dirinya, dilihat pada saat individu tersebut
melakukan kegiatan dan kondisi tertentu maupun aktivitas dan
situasi yang luas dan bermacam-macam.
C. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Menurut Friedman (2010) mendefinisikan keluarga sebagai
dua individu atau lebih yang dapat bersatu melalui sebuah ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan memposisikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman,
2013).
Berdasarkan Beberapa pengertian diatas maka peneliti
mengambil kesimpulan mengenai keluarga. Keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang terbentuk melalui pernikahan
yang sah melalui hukum memiliki hubungan darah maupun tidak yang
tinggal dalam satu atap.
2. Fungsi keluarga
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan
telah teridentifikasi maka langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya.
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
telah diidentifikasi. Rencana keperawatan yang berkualitas akan
menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta menyelesaikan
masalah.
Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan
keperawatan keluarga (Harmoko, 2012)
a. Menentukan sasaran atau goal
b. Menentukan tujuan dan objek
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
d. Menentukan kriteria dan standar kriteria.
Perencanaan Keperawatan yang dapat dilakukan pada Asuhan
keperawatan keluarga dengam diabetes melitus menurut
(Mubarak, 2012)
Tujuan :
Keluarga mengenal masalah penyakit
Diabetes Melitus setelah dua kali kunjungan
rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan
tentang penyakit Diabetes Melitus
Intervensi :
Tujuan :
Keluarga dapat mengambil keputusan untuk
merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Melitus setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan
dapat mengambil tindakan yang tepat dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi :
Tujuan :
Keluarga dapat melakukan perawatan yang
tepat terhadap anggota keluarga yang
menderita Diabetes Melitus setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan
cara pencegahan dan perawatan penyakit
Diabetes Melitus..
Intervensi :
Tujuan :
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
yang dapat menunjang penyembuhan dan
pencegahan setelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan
tentang pengaruh lingkungan terhadap
proses penyakit Diabetes Melitus.
Intervensi :
Tujuan :
Keluarga dapat menggunakan tempat
pelayanan kesehatan yang tepat untuk
mengatasi penyakit Diabetes Melitus
setelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke
mana mereka harus meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan penyakit
Diabetes Melitus.
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga ke mana mereka
dapat meminta pertolongan untuk
perawatan dan pengobatan Diabetes
Melitus.
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan
untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan
ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, 2012)
5. Evaluasi
Menurut Harmoko (2012 ) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan
dengan pereencanaan tindakan yang sudah diberikan, tahap penilaian
diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum
berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak bisa dilakukan dalam saekali
kunjungan keluarga. Oleh karena itu, Kunjungan dapat dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Desain penelitian
B. Batasan istilah
1. Kadar glukosa darah
Jumlah glukosa darah sewaktu akan diukur dengan alat
ukur kadar gula darah digital yang dinyatakan dalam satuan mg/dl.
Kadar gula darah sewaktu normalnya < 200 dan tidak normal
dengan kadar glukosa darah > 200.
2. Intervensi manajemen stres non farmakologis
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam upaya
menstabilkan kadar gula darah adalah menggunakan pendekatan
Self-efficacy.Tindakan tersebut mulai dari proses kognitif, proses
motivasi, proses seleksi, proses afektif. Pada proses kognitif ini
dilakukan dengan memberi tahu klien penderita DM tipe 2 dari
mulai definisi, sumber-sumber Self-efficacy hingga klien
mengetahui bahwa Self-efficacy yang baik akan membantu klien
dalam upaya penyembuhanya. Proses motivasi dilakukan oleh
peneliti dengan memberikan dukungan dan dorongan hingga aspek
psikologis klien memenuhi keyakinan yang kuat yang bisa
mempengaruhi perilaku menjadi lebih baik dalam upaya
penyembuhanya. Proses seleksi dilakukan oleh peneliti dalam
membantu pasien melakukan perubahan terhadap perilakuknya
untuk mengelola klien agar penyakit yang diderita tidak
menimbulkan komplikasi dimulai dari memberi edukasi,
mengarahkan klien untuk patuh pada diet dan melakukan
pengobatan, mengajak pasien untuk rutin melakukan aktivitas fisik
yang diharapkan proses ini dapat terus memberi keyakinan klien
dalam memanajemen dirinya terhadap sakit yang di deritanya.
Proses afektif adalah proses dimana peneliti akan melakukan
observasi dan evaluasi tindakan yang dilakukan klien dalam
penerapan Self-efficacy yang telah diajarkan.
C. Subjek penelitian
Menurut Nursalam (2013) penentuan kriteria sampel membantu
peneliti mengurangi bias hasil penelitian. Sampel penelitian ini adalah
pasien DM tipe 2 yang berkunjung ke Puskesmas Srondol Kota Semarang.
a. Kriteria inklusi
1) Pasien terdiagnosa Diabetes melitus tipe 2
2) Usia klien antara 40-70 tahun
3) Berjenis kelamin perempuan (tidak mengandung)
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1) Klien dan keluarga menolak inetervensi keperawatan
yang akan dilakukan peneliti.
2) Kondisi klien yang tidak siap atau tidak
memungkinkan selama diberi asuhan keperawatan.
3) Pasien mengundurkan diri sebagai responden
4) Pasien mengalami penyakit komplikasi seperti stroke,
hipertensi, gagal ginjal dan penyakit jantung.
E. Definisi operasional
Asuhan keperawatan keluarga pada klien penderita Dm tipe 2 yaitu
suatu proses praktek keperawatan langsung yang diberikan kepada klien
selama 7 hari dimulai dari proses pengkajian, perumusan diagnosa,
perencenaan, implementasi dan evaluasi.
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara
menjadi metode penelitian yang paling utama. Data yang diperlukan
adalah identitas klien dan keluarga, keluhan utama yang berkaitan
dengan DM tipe 2, menggali tingkat kognitif pasien meliputi
pengetahuan akan penyakit yang diderita, pengelolaan penyakit untuk
mengindari komplikasi, faktor pencetus DM tipe 2, sumber mekanisme
koping klien DM tipe 2, serta mengenalkan konsep Self-efficacy
enhancement intervention program. Data keluarga tesebut dapat
diperoleh melalui wawancara dengan klien ,keluraga maupun perawat
atau tenaga medis yang bersangkutan .
2. Observasi dan pemeriksaan fisik
Observasi yang dilakukan ialah dengan mengamati responden
atau klien yang mempunyai efikasi diri > 100 atau tergolong rendah
yang mengakibatkan klien kurang bisa memanajemen dirinya
kemudian melibatkan keluarga dalam mengelola penyakit Diabetes
melitus.
Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan saat penelitian pada
klien penderita Diabetes melitus yang memiliki self-efficacy rendah
berupa pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensi, pengukuran berat
badan, dan pemantauan glukosa darah .
3. Pengumpulan dokumen dan angket
Pada kasus ini peneliti akan melakukan survey dan
mengumpulkan berbagai data dengan mengamati langsung atau
menganalisa berupa dokumen yang berasal dari catatan medis klien
yang didapat di Puskesmas, atau wawancara pada klien dan keluarga
serta melaui status yang dimilki klien seperti hasil laboratorium maupun
pemeriksaan diagnostik. Dokumen-dokumen yang dapat mendukung
penelitian ini berupa dokumen pengisian Diabetes Management Self-
efficacy (DMSES) pengisian angket tersebut akan diberikan kepada 5
klien dan akan diambil 2 klien yang menderita DM tipe 2 dengan self-
efficacy rendah.
H. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
ialah teknik analisa deskriptif secara subyektif dan obyektif terkait dengan
masalah klien self efficacy rendah pada klien penderita DM tipe 2
I. Etika Penelitian
Etika penellitian yang mendasari karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Autonomy
Peneliti menjaga kerahasiaan klien dengan mempersilahkan
kepada klien untuk turut berpartisipasi atau memberi penolakan
selama kegiatan asuhan keperawatan. Peneliti akan memberikan
informasi tentang tujuan penelitian maanfaat penelitian dan sifat
keikutsertaan klien dalam penelitian,bagi responden yang bersedia
menjadi klien dan berpartisipasi akan diminta untuk bertanda tangan
dalam lembar persetujuan bahwa klien siap diberi tindakan.
2. Benefience/Non maleficency
Peneliti memberi asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi
pasien dan tidak ada unsur yang dirugikan dari intervensi keperawatan
yang telah di tetapkan
3. Justice (adil)
Peneliti dalam menjalankan intervensi keperawatan berbuat
adil tanpa membedakan status sosial pasien dan tanpa memandang
tingkat status ekonomi yang dimilki pasien dan keluarga.
.
xi
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Y. 2011. Hubungan antara Motivasi dengan Efikasi diri Pasien DM tipe
2
Ariani, Y., 2011. Hbungan Motivasi Dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2
Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Di RSUP. H. Adam Malik
Medan(online) lontar.ui.ac.id/file =digital/20282755 T%20 Ariani pdf,
(18 Februari,2014)
Astuti, N. 2014. Efikasi Diri dan Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Tipe
2.serial online]. http://lontar.ui.ac.id . [19 Februari 2016].
Dahlan, M. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Friedman, 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset teori, dan Praktek. Edisi
ke-5 Jakarta: EGC
Kusuma & Hidayati, (2013). Hubungasn antara motivasidengan efikasi diri pada
pasien diabetes melitus tipe 2 pada pasien diabetes melitus tipe 2 pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di persadia salatiga keperawatan medikal
bedah. Volume 1,No 2,November 2013;132-141
http://jurnal.unimus.ac.id./index.php/KMB/article/view/1105/155.Diakse
s tanggal 11 maret 2018.
Lathifah, NL. (2017). Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan
keluhan subyektif penderita diabetes melitus. J Berk Epidemiol,
5(2):231-239. doi:10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239.
Mubarak, 2012. Ilmu pengantar komunitas dan pengantar teori buku 2, Salemba
Medika Jakarta.
Ngurah, I & Sukamwati, M. 2014. Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2. Denpasar: Politeknik Kesehatan Denpasar.
Robbinns & Cotran. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta:
Sudoyo, W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3. Jakarta: Interna
Publishing.