PENDAHULUAN
Suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama
dan perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk dan
semakin banyak ragam jenis yang ada kita kenal dalam Biologi adalah evolusi.Selain itu, evolusi
juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup cenderung menuju ke arah
kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat
juga karena perkembangan struktur yang melebihi porsinya.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi dapat
kita simpulkan bahwakata evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan
secara bertahap atau perlahan-lahan.Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang biasa
ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk melalui sedimentasi.
Evolusi sendiri terjadi di permukaan bumi dengan diawali adanya asal-usul kehidupan di
muka bumi ini. Beberapa ilmuwan maupun ahli yang mengemukakan pendapat atau argumentasi
tentang asal-usul kehidupan ini. Pada akhir abad ke-17, seorang ilmuwan IPA berkebangsaan
Belanda yaitu Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723) mengemukakan teori asal-usul kehidupan
yang dikenal dengan Teori Abiogenesis (kehidupan berasal dari benda mati). Teori ini sama
halnya dengan Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dari Aristoteles (384-322 SM). Teori
yang paling terkenal adalah teori yang dikemukakan oleh Charles Robert Darwin (1809-1882)
yang dianggap paling berkontribusi terhadap lahirnya Teori Evolusi. Dia menetapkan bahwa
semua spesies dari kehidupan telah diturunkan dari waktu ke waktu dari nenek moyang
bersama, dan dalam publikasi bersama dengan Alfred Russel Wallacememperkenalkan teori
ilmiah bahwa pola percabangan evolusi dihasilkan dari sebuah proses yang dia sebut seleksi
alam, di mana perjuangan untuk eksistensi memiliki efek yang sama dengan seleksi buatan yang
terlibat dalam pemuliaan selektif
Oleh karena itu, kami kelompok biologi akan mencoba untuk menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli serta penjelasan mengenai evolusi.Adapun proses
evolusi yang ingin kami jelaskan disini adalah proses evolusi yang terjadi pada hewan kuda dan
tanaman pisang. Selain itu, kami juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana
telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan
kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana Evolusi yang terjadi pada kuda sejak jutaan tahun lalu hingga
sekarang?
2. Bagaimana Evolusi yang terjadi pada pisang sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang?
Salah satu mekanisme yang terjadi dalam perjalanan evolusi yaitu domestikasi melalui
seleksi oleh manusia. Pisang liar semuanya diploid, merupakan leluhur dari pisang budidaya
yaitu M. acuminata dan M. balbisiana terkadang melibatkan pula M. textilis dan M. schizocarpa
(Pillay & Tenkuoano, 2011). Simmonds (1962) mengajukan bahwa awal domestkasi pisang
diploid terjadi di pusat primer yaitu Malaysia menghasilkan pisang partenokarpi M. acuminata
ssp. banksii yang juga berkontribusi terhadap perkembangan partenokarpi lainnya.
Perkembangan partenokarpi juga dilaporkan terjadi di India pada M. acuminata ssp. Burmannica
(Uma et al. 2005). Hal serupa terjadi pula pada “pisang Rejang” yang merupakan pisang berbiji
leluhur dri “Pisang Lilin” (Nasution 1991).
Selain faktor eksternal seperti domestikasi dan seleksi, perkembangan petenokarpi terjadi
karena faktor internal misalnya restitusi kromosom dan back-cross secara berulang dengan
tetuanya. Hal ini terjadi misalnya pada “Pisang Saba, Pisang Kepok, Pisang Nipah” yang
merupakan varietas partenokarpi dari leluhurnya M. balbisiana (Danh et al. 1998).
Evolusi Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh
spesies modern mamalia dari genus Equus. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai
sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM,
bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000
SM.Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang tercetak
pada batuan.Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda
dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk
perkembangan.Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan
Osborn.
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi.Fosil kuda termasuk
cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Kuda termasuk ke dalam ordo yang
dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku ganjil", yang semua anggotanya memiliki
kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah
bergerak dan struktur gigi yang serupa. Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki
yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang
lembut dan lembab di hutan purba.
Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus). Fosil hyracotherium
yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh Richard Owen yang diberi nama dengan
Hyracoterium yang berarti “binatang seperti hyrax”. Hyracotherium telah ada sekitar 52 juta
tahun lalu dan telah tinggal di benua Amerika Utara.
Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm.
Memiliki Kepala dan leher dan tulang belakang lengkungan berbentuk tangguh yang relatif
singkat.Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur
giginya.
Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan tiga gigi pada setiap sisi gigi seri, satu taring,
empat gigi premolar, dan dengan tiga gigi geraham yang hanya terspesialisasi sedikit untuk
menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu rudimen, sedangkan kaki
belakang mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen.
Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal kecil.Evolusi sudah mulai
berjalan, lengan dan kaki lebih panjang secara proporsional dengan tubuh sebagai kuda saat ini.
Namun, beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak memiliki fleksibilitas. Kaki, ada lima jari
satu per masing-masing, empat anggota tubuh depan, kaki belakang dibuat untuk tiga jari dan
jari-jari kelima pertama yang merosot dalam perjalanan evolusi. Kuku kaki tidak seperti anjing,
dan dilengkapi dengan kuku kecil
2. Mesohippus
Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam, Hyracotheriummengalami kepunahan.
Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan Mesohippus.
Mesohippus berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh Mesohippus
menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang
3. Merrychippus
Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar 25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis kuda
yang disebut Merychippus. Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari
Mesohippus.Seperti nenek moyangnya, Merychippus masih memiliki leher yang agak panjang
yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia
bisa merumput dengan tenang dengan posisi berdiri. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki
4. Pliohippus
Sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi
Pliohippus.Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu tracak pada tiap kakinya.
Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal) sejati yang pertama dalam
sejarah evolusi .
Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang yaitu
Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu tahun yang lalu,
spesies Equus ini punah di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul lagi sampai orang-orang
Spanyol membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-an.
Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di
setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi.
Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang
rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan
sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang
mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi. Perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang
hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus) mengalami
beberapa perubahan. Hasil rekonstruksi penemuan fosil kuda oleh Marsh dan Osborn pada
evolusi kuda sangat baik dan jelas sekali arah perkembangannya.
Perubahan utama yang terjadi pada evolusi kuda ini disebabkan oleh perubahan pada
lingkungan, misalnya:
1. Perubahan dalam ukuran tubuh. Ukuran tubuh kuda bertambah besar, dari sebesar kancil
atau kucing hingga kuda sebesar sekarang dengan bertambah panjangnya anggota tubuh
dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh
menurun.
2. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan karena menyesuaikan diri
pada tempat berpijaknya , yang mulanya hutan berawa menjadi padang rumput.
3. Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi makin jauh.
1.4 Saran
Diharapkan siswa dapat mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi
penunjang agar dapat lebih memahami tentang evolusi kuda dan pisang.
https://biologigonz.blogspot.com/2010/01/evolusi-kuda.html
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwii3dfAr97YAhWLF5QKHRfBCQ4QFghIMAk&url=http%3A%2F%2Ftu
mbuhanbuahedibel.blogspot.com%2F2016%2F01%2Fevolusi-
musaceae.html&usg=AOvVaw3-IOWhQCTe9AOCrtc9hc2W