Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama
dan perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk dan
semakin banyak ragam jenis yang ada kita kenal dalam Biologi adalah evolusi.Selain itu, evolusi
juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup cenderung menuju ke arah
kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat
juga karena perkembangan struktur yang melebihi porsinya.

Perubahan tersebut terjadi dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi dapat
kita simpulkan bahwakata evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan
secara bertahap atau perlahan-lahan.Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang biasa
ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk melalui sedimentasi.

Evolusi sendiri terjadi di permukaan bumi dengan diawali adanya asal-usul kehidupan di
muka bumi ini. Beberapa ilmuwan maupun ahli yang mengemukakan pendapat atau argumentasi
tentang asal-usul kehidupan ini. Pada akhir abad ke-17, seorang ilmuwan IPA berkebangsaan
Belanda yaitu Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723) mengemukakan teori asal-usul kehidupan
yang dikenal dengan Teori Abiogenesis (kehidupan berasal dari benda mati). Teori ini sama
halnya dengan Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dari Aristoteles (384-322 SM). Teori
yang paling terkenal adalah teori yang dikemukakan oleh Charles Robert Darwin (1809-1882)
yang dianggap paling berkontribusi terhadap lahirnya Teori Evolusi. Dia menetapkan bahwa
semua spesies dari kehidupan telah diturunkan dari waktu ke waktu dari nenek moyang
bersama, dan dalam publikasi bersama dengan Alfred Russel Wallacememperkenalkan teori
ilmiah bahwa pola percabangan evolusi dihasilkan dari sebuah proses yang dia sebut seleksi
alam, di mana perjuangan untuk eksistensi memiliki efek yang sama dengan seleksi buatan yang
terlibat dalam pemuliaan selektif

Oleh karena itu, kami kelompok biologi akan mencoba untuk menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli serta penjelasan mengenai evolusi.Adapun proses
evolusi yang ingin kami jelaskan disini adalah proses evolusi yang terjadi pada hewan kuda dan
tanaman pisang. Selain itu, kami juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana
telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan
kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.

[Type text] Page 1


Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu
melalui penjelasan kami mengenai kronologi teori evolusi yang terjadi pada kuda dan jamur ini
kami mencoba menerangkan dan menjlaskan lebih detail asal-usul kedua makhluk hidup tersebut
dengan disertai teori-teori dari ahli biologi.

[Type text] Page 2


I.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi rumusan
masalah yaitu :

1. Bagaimana Evolusi yang terjadi pada kuda sejak jutaan tahun lalu hingga
sekarang?
2. Bagaimana Evolusi yang terjadi pada pisang sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang?

I.3. Tujuan dan manfaat


Dengan penyusunan dan pembuatan penjelasan ini kami berharap agar bermanfaat bagi
teman-teman maupun bagi kami serta dapat mengaplikasikan pengetahuanya di lingkungan
hidup. Tujuan dan manfaat tersebut diantaranya dalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan memahami berbagai macam teori evolusi
2. Sebagai langkah lanjutan dalam mempelajari dan memahami lebih rinci proses evolusi
khususnya yang terjadi pada kuda dan tanaman jamur
3. Menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan dengan teori-
teori yang sudah ada.
4. Melatih kita untuk membuat laporan
5. Membuat kesimpulan dari berbagai macam teori evolusi tersebut

[Type text] Page 3


BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Evolusi Musacae
Pisang dan plantain merupakan tanaman pangan kompleks dengan keragaman, manfaat
dan penyebaran yang sangat luas sebagaimana tanaman pangan lainnya. Setelah evolusi yang
simultan dan bebas melintasi Asia, Polinesia, dan Afrika, awalnya berasal dari pisang liar yang
merupakan gulma, berbiji, tidak dapat dimakan bermetamorfosis menjadi tanaman yang
didomestikasi, partenokarpi (tidak berbiji), bercita rasa sehingga dapat dimakan. Hal ini terjadi
melalui perjalanan evolusi yang sangat panjang.

Salah satu mekanisme yang terjadi dalam perjalanan evolusi yaitu domestikasi melalui
seleksi oleh manusia. Pisang liar semuanya diploid, merupakan leluhur dari pisang budidaya
yaitu M. acuminata dan M. balbisiana terkadang melibatkan pula M. textilis dan M. schizocarpa
(Pillay & Tenkuoano, 2011). Simmonds (1962) mengajukan bahwa awal domestkasi pisang
diploid terjadi di pusat primer yaitu Malaysia menghasilkan pisang partenokarpi M. acuminata
ssp. banksii yang juga berkontribusi terhadap perkembangan partenokarpi lainnya.
Perkembangan partenokarpi juga dilaporkan terjadi di India pada M. acuminata ssp. Burmannica
(Uma et al. 2005). Hal serupa terjadi pula pada “pisang Rejang” yang merupakan pisang berbiji
leluhur dri “Pisang Lilin” (Nasution 1991).

Selain faktor eksternal seperti domestikasi dan seleksi, perkembangan petenokarpi terjadi
karena faktor internal misalnya restitusi kromosom dan back-cross secara berulang dengan
tetuanya. Hal ini terjadi misalnya pada “Pisang Saba, Pisang Kepok, Pisang Nipah” yang
merupakan varietas partenokarpi dari leluhurnya M. balbisiana (Danh et al. 1998).

Edibilitas pisang terjadi selama bertahun-tahun dengan mengakuisisi partenokarpi


dilengkapi dengan perkembangan sterilitas. Intervensi manusia dan alam terhadap seleksi pisang
diploid edible menginduksi terjadinya mutan steril yang akhirnya menghasilkan keragaman yang
luas dari diploid AA. Selain partenokarpi (seedless), dan sterilitas, edibilitas pisang juga
melibatkan perkembangan cita rasa manis. Introgresi alami di antara klon-klon suatu subspecies
dan campur tangan seleksi oleh manusia untuk menghasilkan diploid edible merupakan tahapan
vital dalam evolusi pisang.

Perkembangan pisang poliploid khususnya triploid terjadi akibat akumulasi dari


perubahan struktural kromosom dalam periode lama akibat reproduksi vegetative yang terus
menerus terjadi dan juga akibat seleksi sifat tidak diinginkan yaitu biji fertil (Simmonds 1962a).
Sterilitas pada pisang diploid tidak berkaitan dengan hibriditas struktural tetapi dikontrol secara
genetik (Faure et al. 1993). Restitusi betina mengarah pada produksi gamet diploid (tidak
memisah) dan hibridisasi di antara subspecies M. acuminata ssp atau di antara spesies pisang

[Type text] Page 4


yang berbeda pada akhirnya menghasilkan pisang triploid. Pembentukan gamet diploid (tidak
memisah kromosom) dilaporkan sering terjadi baik pada pisang diploid jantan maupun betina
(Dods & Simmonds, 1946 dalam Pillay & Tenkuoano 2011).

1.2 Evolusi Kuda

Evolusi Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh
spesies modern mamalia dari genus Equus. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai
sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM,
bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000
SM.Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang tercetak
pada batuan.Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda
dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk
perkembangan.Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan
Osborn.
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi.Fosil kuda termasuk
cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Kuda termasuk ke dalam ordo yang
dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku ganjil", yang semua anggotanya memiliki
kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah
bergerak dan struktur gigi yang serupa. Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki
yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang
lembut dan lembab di hutan purba.

[Type text] Page 5


Ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti
makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih
awet. Pada saat yang sama, seiring mulai munculnya stepa, para pendahulu kuda pun perlu
memiliki kecepatan yang lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini diperoleh melalui
pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari tanah dalam suatu cara yang
mengakibatkan berat tubuh secara perlahan dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu jari ketiga.
Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif
memunculkan spesies modern yang lebih besar. Berdasarkan kerangka yang telah menjadii fosil,
kuda itu hanya sebesar kucing atau kancil dan tingginya sekitar 30 cm. Diperkirakan kuda
primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya berjumlah 22
pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi sedikit untuk menggiling makanan. Jari kaki
depan berjumlah empat dan satu jari rudiment, sedangkan jari - jari kaki belakang berjumlah tiga
dan dua jari rudimen. Bila dibandingkan dengan Equus (kuda zaman sekarang) tampak sekali
perbedaannya.
Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya
memanjang, kemudian disokong teracak Ujung jari setiap kaki ditutupi oleh kuku. Sisa-sisa
kedua dan keempat masih terdapat sebagian organ-organ yang tidak berfungsi lagi. Terdapat
penurunan kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari ketiga,
sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat. Perubahan yang ditunjukkan
fosil-fosil kuda merupakan petunjuk kebenaran evolusi, yaitu perubahan secara berangsur-angsur
dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh pada setiap zaman geologi ditemukan fosil-
fosilnya secara lengkap (Anonim, 2013).

[Type text] Page 6


Gambar. Evolusi kuda dimulai dari 58 juta tahun yang lalu hingga sekarang:

[Type text] Page 7


1. Hyracotherium (Eohippus)

Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus). Fosil hyracotherium
yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh Richard Owen yang diberi nama dengan
Hyracoterium yang berarti “binatang seperti hyrax”. Hyracotherium telah ada sekitar 52 juta
tahun lalu dan telah tinggal di benua Amerika Utara.
Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm.
Memiliki Kepala dan leher dan tulang belakang lengkungan berbentuk tangguh yang relatif
singkat.Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur
giginya.
Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan tiga gigi pada setiap sisi gigi seri, satu taring,
empat gigi premolar, dan dengan tiga gigi geraham yang hanya terspesialisasi sedikit untuk
menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu rudimen, sedangkan kaki
belakang mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen.
Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal kecil.Evolusi sudah mulai
berjalan, lengan dan kaki lebih panjang secara proporsional dengan tubuh sebagai kuda saat ini.
Namun, beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak memiliki fleksibilitas. Kaki, ada lima jari
satu per masing-masing, empat anggota tubuh depan, kaki belakang dibuat untuk tiga jari dan
jari-jari kelima pertama yang merosot dalam perjalanan evolusi. Kuku kaki tidak seperti anjing,
dan dilengkapi dengan kuku kecil

2. Mesohippus
Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam, Hyracotheriummengalami kepunahan.
Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan Mesohippus.
Mesohippus berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh Mesohippus
menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang

[Type text] Page 8


rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap kaki Mesohippus
menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar daripada jari-jari
lainnya.Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan dengan
Hyracotherium.Hewan ini memiliki leher yang agak panjang.
Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang menjadi
gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah
makanan. Masih pada zaman Oligosen, Miohippus (berarti "kuda kecil") adalah genus kuda
prasejarah. Miohippus tinggal di Amerika Utara selama zaman Oligosen. Sementara generasi
spesies ini hidup selama periode Miocene. Menurut Florida Museum of Natural History, diyakini
Miohippus hidup pada Miocene namun pernyataan tersebut salah. Penelitian yang lebih baru
memberikan bukti bahwa Miohippus sebenarnya hidup pada zaman Oligosen. Miohippus lebih
besar dari Mesohippus dan memiliki tengkorak yang sedikit lebih panjang. Fosa wajahnya adalah
lebih dalam dan lebih diperluas, dan sendi pergelangan kaki agak berbeda. Miohippus juga
memiliki puncak ekstra variabel pada geraham atasnya, yang memberikan area permukaan yang
lebih besar untuk mengunyah makanan ternak yang lebih ketat. Hal ini akan menjadi ciri khas
dari gigi kuda selanjutnya.

3. Merrychippus

Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar 25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis kuda
yang disebut Merychippus. Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari
Mesohippus.Seperti nenek moyangnya, Merychippus masih memiliki leher yang agak panjang
yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia
bisa merumput dengan tenang dengan posisi berdiri. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki

[Type text] Page 9


belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya. Kaki Merychippusberkembang menjadi kaki
yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman sekarang.Sekarang,
Merychippus telah punah.Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar-
besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es.

4. Pliohippus

Sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi
Pliohippus.Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu tracak pada tiap kakinya.
Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal) sejati yang pertama dalam
sejarah evolusi .
Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang yaitu
Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu tahun yang lalu,
spesies Equus ini punah di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul lagi sampai orang-orang
Spanyol membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-an.

[Type text] Page 10


5. Equus caballus

Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di
setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi.
Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang
rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan
sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang
mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi. Perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang
hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus) mengalami
beberapa perubahan. Hasil rekonstruksi penemuan fosil kuda oleh Marsh dan Osborn pada
evolusi kuda sangat baik dan jelas sekali arah perkembangannya.
Perubahan utama yang terjadi pada evolusi kuda ini disebabkan oleh perubahan pada
lingkungan, misalnya:
1. Perubahan dalam ukuran tubuh. Ukuran tubuh kuda bertambah besar, dari sebesar kancil
atau kucing hingga kuda sebesar sekarang dengan bertambah panjangnya anggota tubuh
dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh
menurun.
2. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan karena menyesuaikan diri
pada tempat berpijaknya , yang mulanya hutan berawa menjadi padang rumput.
3. Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi makin jauh.

[Type text] Page 11


4. Perubahan leher menjadi panjang dan gerakan makin lincah karena menyesuaikan diri
untuk memperluas jangkauan pandangan terhadap predator dipadang rumput dan dan dapat
menengok kesegala arahd.
Perubahan dari geraham menjadi tinggi dan bergerigi pada depan dan belakang karena
menyesuaikan diri dengan jenis makanannya yang semula buah buahan lunak menjadi rumput
yang mengandung silica.
Kuda mulai berevolusi, ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid
mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih
kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam
suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang
Perubahan - perubahan pada kuda yang menjadi hewan yang dapat lari semakin cepat dan
dapat hidup di lapangan terbuka, gigi berlapis email yang tebal, geraham lebar, bergelombang
tajam yang berfungsi sebagai alat mekanik penghancur rumput yang baik. Alasan perubahan
evolusi ini ialah tempat hidup kuda yang sangat menunjang terjadinya evolusi tersebut. Kuda
primitif hidup didaerah hutan. Hal ini menguntungkan, karena demikian mereka dapat
menyelinap di antara semak – semak belukar. Juga ditunjukkan pula oleh pola gigi yang sesuai
untuk 5 menggigit semak belukar dan bukan rumput. Kaki dengan beberapa jari ikut membantu
dalam mengais dan menggali akar - akar lunak Masa berikutnya, terjadi perubahan yang penting
pada permukaan bumi. Hutan menjadi berkurang dan timbullah padang rumput yang luas.
Dengan demikian, makanan yang cocok untuk kuda sebelumnya hanya cukup untuk menghidupi
sejumlah kecil kuda, sedangkan padang rumput merupakan suatu biotope yang baru dengan
relung yang masih kosong. Generasi kuda berikutnya memanfaatkan relung tersebut, untuk itu
mereka dipersenjatai dengan kaki yang lebih panjang, jumlah jari yang lebih sedikit, yang cocok
untuk kehidupan padang rumput. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan dilantai hutan yang
ditutupi oleh akar dan ranting. Dengan berkurangnya jari, postur tubuh dan tengkorak yang lebih
streamline, mereka dapat berlari-lari lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sangat diperlukan
untuk menghindari diri dari predator.
Ukuran tubuh yangl ebih besar secara tidak langsung menolong mereka dari pemangsa
yang berukuran lebih kurang sama besarnya selama evolusi kuda terjadi, kalau kuda tetap
sebesar kancil, maka jenis predator yang sanggup memangsa mereka sangat banyak. Gigi
sebelumnya cocok untuk m erabuk semak belukar, tidak diperlukan lagi. Sebaliknya diperlukan
suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk menggigit dan
mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai dengan mengunyah rumput karena mengandung kadar
silikat yang tinggi

[Type text] Page 12


1.3 Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya
2. Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus), berevolusi menjadi
Mesohippus, kemudian berkembang menjadi Miohippus, dan berevolusi lagi menjadi
Merychippus, kemudian Pliohippus, dan evolusi terakhir menjadi Equus caballus yang
dikenal hingga saat ini.
3. Kuda mulai berevolusi, ketika spesies mulai muncul dan berkembang, para equid mulai
berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih
kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan genetik.
4. awalnya berasal dari pisang liar yang merupakan gulma, berbiji, tidak dapat dimakan
bermetamorfosis menjadi tanaman yang didomestikasi, partenokarpi (tidak berbiji), bercita
rasa sehingga dapat dimakan. Hal ini terjadi melalui perjalanan evolusi yang sangat
panjang.

1.4 Saran
Diharapkan siswa dapat mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi
penunjang agar dapat lebih memahami tentang evolusi kuda dan pisang.

[Type text] Page 13


DAFTAR PUSTAKA

https://biologigonz.blogspot.com/2010/01/evolusi-kuda.html
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwii3dfAr97YAhWLF5QKHRfBCQ4QFghIMAk&url=http%3A%2F%2Ftu
mbuhanbuahedibel.blogspot.com%2F2016%2F01%2Fevolusi-
musaceae.html&usg=AOvVaw3-IOWhQCTe9AOCrtc9hc2W

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai