Anda di halaman 1dari 7

BAB IX

AUDIT PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK

OLEH

KELAS D4 - 7C

ANGGOTA KELOMPOK 1 :

1. NI PUTU PUTRI SUKMA SARI (1615644034) / 03

2. DHEA FIRTRISIA (1615644050) / 07

3. NILA NOVIYANA DESI (1615644142) / 19

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2019
BAB IX
AUDIT LINGKUNGAN

A. Pengertian Audit Lingkungan

Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga digunakan
sebagai alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang berhubungan dalam menilai
kinerja lingkungan dan meningkatkan kinerja/ performa. Audit lingkungan harus sitematis
(bukan sembarangan), didoumentasikan, berkala (bukan hanya satu kali), dan obyektif
(bukan menutupi kesalahan-kesalahan). Selain itu, audit lingkungan juga memliki tujuan
memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan karna audit lingkungan juga
merupakan bagian dari sistem manajemen. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai
kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga
dengan standar yang sesuai menurut pandangan manajemen.

B. Auditing dalam Konteks Risiko Lingkungan

Salah satu pendekatan untuk membedakan tipe dari risiko lingkungan adalah
mengidentifikasi penyebab dari kondisi industri yang berisiko, yaitu :
1. Orang yang tidak secara penuh memahami peraturan dan prosedur.
2. Fasilitas fisik yang tidak secara memadai didisain.
3. Sistem manajemen yang terbatas dalam ruang lingkup dan tidak lentur/fleksibel.
4. Prosedur yang tidak memadai.
5. Kekuatan Eksternal
6. Tekanan internal yang bersaing.

C. Jenis Audit Lingkungan.


Jenis audit lingkungan berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu :
1. Audit lingkungan wajib, yaitu suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung
jawab usaha dan/ atau kegiatan berdasarkan perintah Menteri Lingkungan Hidup atas
ketidakpatuhan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan terhadap perundang
undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan
tersebut
2. Audit lingkungan sukarela, yaitu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara
sistematik, terdokumentasi, periodek, dan obyektif tentang bagaimana kinerja suatu
organisasi, sistem manajemen dan peralatan upaya pengendalian dampak lingkungan
dan pengkajian penataan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan tentang pengelolaan lingkungan hidup.
D. Acuan dan Metide Audit Lingkungan.

Audit lingkungan wajib (KEP-30/MENLH/2001) dan audit lingkungan sukarela (KEP-


42/MENLH/11/94) sama-sama mengacu kepada SNI 19-14010-1997 atau ISO-14010-
1996 yang sekarang telah direvisi menjadi ISO 19011:2002.

E. Langkah- Langkah Audit Lingkungan

1. Aktivitas Pra Audit ( Pre Audit Activity)


Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit
ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu:

a. Pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit

b. Pemilihan tim audit

c. Pengembangan dari suatu rencana audit, mendefinisikan ruang lingkup audit,


pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit
dan mengalokasi sumber daya tim audit.

2. Aktivitas Saat Audit (Activities At Site)

Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:

a. Memahami sistem dan prosedur manajemen internal

Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber, misalnya


diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus tertentu, suatu pengujian
verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan pemahaman
awal auditor. Auditor biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus,
uraian naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu deskripsi
yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami berbagai cara
memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam kelanyakan organisasi, banyak
aspek dari sistem manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara
tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat didokumentasikan dalam
detail yang cukup untuk memberikan suatu pemahaman dan prosedur-prosedur
dasar rencana.
b. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang secara


jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai, kesadaran dan kapabilitas
personil, dokumentasi dan pencatatan, serta verifikasi internal. Jika disain
manajemen lingkungan internal dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai,
apabila sistem berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya
dapat memfokuskan pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan
sejauhmana system dalam kenyataan telah dilaksanakan seperti yang dikehendaki.
Namun, apabila disain dari sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan
hasil yang dikehendaki, langkah audit berikutnya harus memfokuskan pada hasil
lingkungan daripada sistem manajemen internal.

c. Menyimpulkan bukti audit

Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen


dikonfirmasi dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk membuktikan
bahwa sistem tersebut berfungsi sesuai dengan yang direncanakan dan digunakan
secara konsisten. Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti
kuesioner formal dan kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti
menelusuri kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus
mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam proses
manajemen lingkungan yang dapat memberikan pandangan secara mendalam
mengenai fungsi sistem secara keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam bentuk
fisik, dokumen atau keadaan.

d. Menilai temuan audit

Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti dan


mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim, kemudian
menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke dalam
laporan audit yang formal atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen
fasilitas. Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk menentuka
temuan yang umum, dapat mempunyai signifikasi yang lebih besar daripada bila
dipandang secara individual. Dalam menilai temuan audit, anggota tim khususnya
pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup untuk
mendukung temuan audit.

e. Melaporkan temuan audit

Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yang


tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika
penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang
berlangsung dan kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama
penyelesaian audit atau konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit
mengkomunikasikan semua temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit
dan menunjukkan item-item mana yang akan muncul dalam laporan audit yang
formal. Tujuan pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi kepada
manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan dokumentasi audit.
Laporan audit memberikan kaitan yang cukup untuk seluruh penelaahan yang
dilakukan sehinggam kerangka kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa,
apabila ada, tindakan-tindakan yang diperlukan.

3. Post Audit Activities

Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat. Pemimpin tim
audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai temuan dan observasi dalam dua
minggu dari audit ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen
fasilitas, dan lain-lain sebelum suatu laporan akhir diterbitkan. Ketika laporan akhir
disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya dimulai. Proses mencangkup
menentukan lokasi yang potensial, menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung
jawab untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir dalam proses
audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana tindakan untuk
memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah diperbaiki.
F. Audit Checklist
G. The Audit Process

Anda mungkin juga menyukai