Anda di halaman 1dari 6

Tugas Rangkuman Makalah

BIOTEKNOLOGI

“(Genetically Modified Organism ) GMO”

OLEH

NAMA : SITI FADILA GALANI

NIM : L1A1 16 102

KELAS : ILMU TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

KELOMPOK : III (TIGA)

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
Genetically Modified Organism) GMO

GMO merupakan akronim dari Genetically Modified Organism, yaitu


organisme yang telah mengalami modifikasi secara genetik dengan bantuan kemajuan
bioteknologi. Sehingga bisa dikatakan bahwa GMO food merupakan makanan /
bahan makanan yang berasal dari makhluk hidup yang telah ditingkatkan kemampuan
genetiknya melalui teknologi rekayasa genetika. Sebagian besar rekayasa genetika
dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin
meningkat dan juga untuk menangani permasalahan kekurangan gizi manusia.
GMO dikembangkan oleh para ahli dengan tujuan memperoleh produk
berkualitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, memiliki umur
panjang (tidak mudah layu atau busuk), serta me-miliki tingkat reproduksi yang baik,
namun tanpa mengurangi kandungan nutrisi alami yang dihasilkan dari produk itu
sendiri. Lebih dari 30 negara telah menetapkan peraturan ketat terhadap produk
makanan yang berasal dari hewan dan tanaman transgenik (hasil rekayasa genetika)
beserta produk-produk sampingannya.
Genetically modified organism (GMO) merupakan organisme yang gen-
gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Produk rekayasa
genetika diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu generasi pertama: satu sifat;
generasi kedua: kumpulan sifat; generasi ketiga dan keempat: near-intragenic,
intragenic, dan cisgenic. Adapun produk rekayasa genetika pada tanaman di
Indonesia di antaranya adalah padi, tomat, tebu, singkong, dan kentang. Regulasi
tanaman hasil rekayasa genetika diatur oleh beberapa lembaga, di antaranya
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Komisi Keamanan Hayati,
Tim Teknis Keamanan Hayati, dan Biosafety Clearing House, berdasarkan peraturan
pemerintah No. 21 tahun 2005. Pengujian yang dilakukan pada produk rekayasa
genetika meliputi analisis sumber gen penyebab alergi, sekuens homolog asam
amino, resistensi pepsin, skrining serum, serta penggunaan hewan uji. Berbagai
produk GMO di Indonesia sejauh ini merupakan produk yang dibutuhkan dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang perlu diawasi secara ketat dari segi
dampaknya terhadap lingkungan melalui ketentuan hukum yang berlaku, yang
diwakili oleh instansi-instansi terkait tersebut.
GMO atau yang lebih dikenal dengan produk rekayasa genetika merupakan
organisme yang materi genetiknya telah diubah dengan metode rekayasa genetika
menggunakan prinsip bioteknologi modern. Selain diubah, organisme tersebut akan
ditingkatkan kemampuan materi genetiknya. Hal tersebut menyebabkan suatu
organisme dapat memiliki sifat yang berbeda, serta kelebihan tertentu jika
dibandingkan dengan produk aslinya. Bentuk dari produk GMO dapat dilihat pada
jagung, tomat, beras, semangka, dan kedelai. Pada jagung, telah disisipi gen yang
dapat membuat insektisida sendiri. Dengan adanya GMO, dapat dikembangkan, dan
diciptakan gen baru pada organisme, yang tidak mungkin dapat terjadi secara
alamiah, atau melalui persilangan tradisional.
Saat ini, banyak masyarakat yang setuju maupun tidak dengan adanya GMO.
Pada dunia pertanian, kehadiran GMO menguntungkan petani karena dapat
mengurangi penggunaan pestisida akibat tanaman yang lebih tahan terhadap hama,
serta tentunya meningkatkan hasil pertanian. Namun sebaliknya, konsumsi produk
GMO dapat menimbulkan berbagai penyakit atau efek yang merugikan kesehatan
manusia seperti reaksi alergi, keracunan, hingga kanker. Efek buruk tersebut
disebabkan oleh proses masuknya DNA ke dalam gen secara acak, sehingga dapat
menggangu gen lainnya, dan membuat protein baru yang bersifat racun. Selain
menimbulkan efek pada manusia, penggunaan GMO juga menyebabkan pencemaran
lingkungan yang ditandai dengan menurunnya keanekaragaman hayati, dan
tercemarnya sumber daya air.
Tanpa disadari, hampir seluruh produk pangan yang beredar merupakan hasil dari
produk GMO. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kewaspadaan dalam memilih
pangan yang beredar, sehingga produk yang dikonsumsi tidak menimbulkan berbagai
macam efek negatif yang berkelanjutan.
a. Sejarah Perkembangan GMO Food

Sebenarnya memanfaatkan perangkat DNA suatu ta-naman atau hewan


dengan kemajuan bioteknologi sudah dirintis oleh para ilmuwan sejak awal
berkembangnya pengetahuan genetika modern, dan meningkat pesat ketika
dihadapkan pada kebutuhan pangan dunia yang semakin tinggi. Memproduksi enzim
makanan dengan menggunakan bantuan enzim mikroba mungkin merupakan salah
satu cara paling awal dan sederhana dari pengaplikasian GMO food untuk produksi
pangan.
Contohnya adalah pembuatan keju yang dibantu dengan menambahkan enzim
rennet yang diekstraksi dari lapisan perut sapi. Seiring perkembangan ilmu
bioteknologi pangan, produksi GMO food semakin mudah dilakukan seperti dengan
menggunakan metode pembiakan selektif ataupun kloning pada hewan dan tanaman.
Prinsip umum dari produksi GMO adalah dengan mengubah materi genetika suatu
organisme. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan mutasi, penghapusan,
atau penambahan materi genetika. Sekarang ini GMO food sudah banyak ditemukan
pada berbagai jenis produk seperti kacang kedelai, kacang polong, jagung manis,
padi, kapas, tomat, kentang, dan juga susu.

b. GMO Food Aman untuk Dikonsumsi

Para ahli melakukan serangkaian uji coba terhadap hewan yang diberi makan
GMO food dan mendapat hasil yang cukup mengejutkan. Uji coba tersebut
menunjukkan adanya kerusakan organ, kelainan gastrointestinal maupun sistem imun,
terjadinya proses pe-nuaan dini, serta mengakibatkan infertilitas atau kemandulan.
GMO food yang dikonsumsi oleh manusia memiliki kemungkinan besar untuk
meninggalkan material yang terkandung di dalam tubuh. Hal inilah yang
mengakibatkan GMO food beresiko buruk jika dikonsumsi dalam jangka yang
panjang.
Beberapa masalah kesehatan semakin bermunculan semenjak dikenalkannya
GMO food pada tahun 1996. Masalah kesehatan tersebut beragam mulai dari alergi
makanan, masalah pencernaan, masalah reproduksi, kelainan genetik, hingga
meningkatnya resiko kanker. Konsumsi GMO food juga mengakibatkan badan
menjadi resisten atau kebal terhadap antibiotik.
Walaupun belum terdapat penelitian mendalam yang menyatakan bahwa
konsumsi GMO food merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap
meningkatnya masalah kesehatan tersebut, para dokter dan ahli kesehatan seperti
American Academy of Environmental Medicine (AAEM) menyarankan untuk
menghindari konsumsi GMO food sebagai proteksi dini.
c. GMO Food Berdampak pada Lingkungan

Hal tersebut masih dalam penelitian lebih lanjut, namun pada budidaya
tanaman transgenik penghasil GMO food berpotensi untuk mengganggu
keseimbangan ekosistem. Salah satunya kemungkinan terbesar adalah terbentuknya
hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan. Selain itu
pembiakan tanaman transgenik dapat menimbulkan perpindahan gen secara tidak
terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam melalui penyerbukan
(polinasi) dengan bantuan angin atau hewan.
Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak diharapkan
dan berpotensi merugikan lingkungan serta menyebabkan fenomena kontaminasi
benih. Kontroversi mengenai GMO food terus bergulir melibatkan para konsumen,
petani, perusahaan bio-teknologi, pembuat kebijakan, organisasi nirlaba, dan juga
ilmuwan. Beberapa kampanye penolakan penggunaan tanaman transgenik sebagai
sumber makanan pun juga banyak bermunculan.
d. Cara Menghindari Konsumsi Gmo Food

 Usahakan untuk mengonsumsi makanan yang ber-asal dari pertanian lokal yang
masih alami atau menggunakan pangan organik.
 Bila mengonsumsi produk makanan impor (baik yang segar maupun beku),
selalu perhatikan label yang tercantum. Cari produk dengan segel yang
bertuliskan ‘organic product’ atau ‘non-GMO verified project’.
 Minimalisir konsumsi produk makanan impor yang disinyalir merupakan hasil
transgenik seperti alfalfa, canola, jagung manis, kapas, pepaya Hawaii, kedelai,
kacang polong, gula bit, zucchini, edamame, tomat, dll.
 Sering-seringlah mencari tahu mengenai informasi dari mana sumber makanan
yang anda konsumsi itu diproduksi.
 Untuk produk ikan, lebih baik memilih produk ikan laut segar tangkapan
nelayan, bukan produk ikan budidaya yang diberi pakan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai