Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN PADA NEONATUS DAN BAYI DENGAN

MASALAH PENYAKIT BISULAN

DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
KELOMPOK 7

1. Ferti Wahyuni
2. Hesti Anisa
3. Asma Wati

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARARTA


TAHUN AJARAN 2018/ 2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
kepada pembaca tentang ” Asuhan pada neonatus dan bayi dengan masalah penyakit bisulan” serta
untuk menyelesaikan tugas.
Ucapan terima kasih atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi penulis sendiri
dan bagi pembaca. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada para staf dosen selaku dosen
pengajar mata kuliah Asuhan Neonatus dan Bayi Baru Lahir yang telah membimbing penyusunan
malakah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 25 April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah merupakan suatu asuhan
komprehensif yang diberikan bidan yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak untuk ke
depannya. Seorang bayi atau pun balita dan anak pra sekolah akan mengalami masalah dalam
perkembangannya. Masalah-masalah tersebut bisa disebabkan dari tenaga kesehatan yang kurang
terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dari sang ibu dalam merawat anaknya. Jika masalah tersebut masih bisa ditangani di rumah, maka
bidan memberi pendidikan kesehatan kepada ibu tentang cara penyelesaian masalah tersebut.
Namun jika tidak bisa diselesaikan baik di rumah maupun di tempat bidan, maka permasalahan
tersebut dibawa ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi seperti Puskesmas atau Rumah
Sakit.

B.Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu
memahami tentang Bisulan pada Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah dan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang bisul/furunkel, mulai tian,
penyebab, dan penatalaksanaannya. Selain itu, dengan pembuatan makalah ini diharapkan para
mahasiswa DIII Kebidanan dapat mengerti dan mampu menangani masalah-masalah tersebut bila
terjun ke lapangan nanti.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Bisulan (Furunkel)


Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang
telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena
bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman).
Furunkel (boil dan isul) adalah peradangan pada folikel ramut pada kulit dan jaringan
sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong,kuduk,aksila,badan dan tungkai
furunkel dapat berbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa di sebut sebagai
furunkulosis.Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus aureus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur.
Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh
stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab
infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel,
osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis,
meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak
kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit
ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum
sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut,
ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah.
Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah
ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung.
Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut
sebagai furunkulosis.

2. Bisul Pada Neonatus


Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering
mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang
kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah, badan,
punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya
dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang tua enggan
memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal dengan begitu,
justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit si kecil berdaki atau kotor akibat tidak
dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja, tetap mandikan bayi seperti biasa.Belum
sempurnanya fungsi kulit pada bayi juga membuat bayi mudah terserang infeksi
mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan
bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan
sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab
memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun
sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana
saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu
terlalu dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini
akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.Namun dalam kondisi lain, yaitu
keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya merupakan suatu gangguan pada
kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak ada gejala lain selain dari gejala yang sudah
diterangkan sebelumnya.
Bila orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal,
bernanah dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja
penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.

3. Bisul pada bayi


Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas.
Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan,
fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan
dari lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum
sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil
mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan
semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang
keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih
pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan
proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur. Belum sempurnanya
fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya,
infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai
dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan
batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di
daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun
bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau
pantat

4. Penyebab Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah


sebagai berikut :

a. Iritasi pada kulit


b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif,
pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
e. Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha
dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau
jari-jari tangan.

5. Faktor Predisposisi
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:
a. Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila
lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala
bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam
bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main,
anak tidak dicuci tangannya. Sehingga kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan
mempermudah terjadinya bisul.
Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan
baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau
mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana
faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat,
walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga
kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
b. Tinggal didaerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu
pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
c. Faktor gizi
Gizi yang kurang juga dapat mempengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang,
berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi.
Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
d. Sistem imuniti
Sistem imuniti badan yang lemah seperti pembawa HIV, menurunnya daya tahan
tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah
seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain
seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian,
melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian
muncul biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek
dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul.

6. Patofisiologi
Infeksi di mulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (Folikulitis) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya.Radang nanah yang dekat sekali dengan kulit di
sebut pustule.Kulit diatasnya sengat tipis, sehingga nanah di dalamnya dapat dengan
mudah mengalir keluar. Sedangkan bisulnya sendiri berada pada daerah kulit yang
lebih dalam.
Kadang kadang nanah berada dalam isul di serap sendiri oleh tubuh tetapi lebih
sering mengalir sendiri melalui lubang pada kulit.Bakteri stafilokokus aureus
umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host
terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat
masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik
ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau
peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang
dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan
inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

7. Jenis Bisul
Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan
yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk
kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih.
Puncak bisul -yang sering disebut mata bisul- muncul di tengah-tengah bisul. Dari
mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada,
bisul dibedakan menjadi:

a. Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di
beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan
letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.Pada bayi dan
balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang
keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali
menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat
yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh
itu timbul bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu
sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena anak
tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul.
b. Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan
mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul.

8. Tanda dan Gejala


Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya
penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
a. Nyeri pada daerah ruam.Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk
kubah dan bewarna merah disekitarnya.
b. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan
memiliki pustule.
c. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang
dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
d. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat
menghilang dengan sendirinya.
e. Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau
bahkan lebih.
f. Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
g. Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang
kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
h. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 minggu
i. Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

9. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan
penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :

a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan


sendirinya
b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul.
d. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan
ke daerah lainnya
e. Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara homogeny
f. Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka
dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi
g. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
1) Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
2) Minta seseorang untuk memegangi anak
3) Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada
puncaknya saja.Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah
penjepitnya.Dengan cara ini, akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa
mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat
melukai pembuluh darah syaraf
4) Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri
5) Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassaa
dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar
6) Bersihkan alat – alat
7) Pesankan akan ganti perban

h. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit.Misalnya dengan pemberian Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari
i. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak
maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes mellitus
j. Bawa ke dokter jika :
1) Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
2) Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
3) Mengganggu gerakan anggota tubuh
4) Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit
di dekatnya
5) Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
6) Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru
mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
7) Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan
mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak
dalam melawan infeksi.

10. Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri
merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah
penularan.Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera
dikeringkan
b. Biang keringat yang timbul pada kulit bayi harus dibersihkan dengan
handuk basah
c. Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya
jika terlalu banyak keringat yang keluar
d. Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
e. Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak
lembab
f. Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak
menyerap keringat
g. Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
h. Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
i. Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
j. Pahami penanganannya

11. Peran Bidan


Sebagai seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama
namun dengan keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang
mengalami masalah bisulan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat
membantu bayi baru lahir maupun bayi yang mengalami bisul dengan
mengompres daerah bisul dengan air hangat selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari,
untuk meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus dilakukan
dengan bahan dan alat yang higienis. Bidan juga dapat menginformasikan kepada
klien bahwa bisul yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi)
merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian
besar akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan namun dengan
mempertahankan kebersihan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masalah yang lazim terjadi pada
bayi baru lahir yaitu masalah bisul/furunkel. Hal ini disebabkan oleh kuman dan bakteri. Maka
dari itu sebagai seorang bidan, kita harus terampil dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir
baik yang normal maupun yang memiliki kelainan (masalah) untuk menghindari terjadinya
masalah tersebut.

SARAN

Sebaiknya jangan memakaikan baju yang tidak bisa menyerap keringat pada bayi karena bayi
mudah berkeringat, selalu memperhatikan tingkah laku bayi yang sedang bermain, menjaga
kondisi bayi, dan menjaga selalu kebersihan serta mengetahui tanda dan gejala yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai