Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PKK

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

RSUD KABUPATREN BEKASI

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

Renita Sari

190324053

D3 KEPERAWATAN TINGKAT II

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Jl. Kubah Putih No. 7 Rt. 001/014 Kel. Jatibening Kec. Pondok gede Kota Bekasi, Jawa Barat
17412 Telp. (021) 8690 1352.

TAHUN 2020/2021
A.Pengertian

Bronkopneumonia menurut Smeltzer (2001) adalah radang pada paru – paru yang
mempunyai penyebaran bercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru. Sedangkan menurut Hidayat (2009) bronkopneumonia
merupakan peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun
benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan
dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Wulandari dan Rekawati, 2016).

Bronkopneumonia adalah peradangan dinding bronkiolus (saluran napas kecil pada paru –
paru). Peradangan ini umumnya disebabkan infeksi dan terjadi pada kedua paru – paru secara
tersebar. Peradangan dapat bersifat ringan atau berat tergantung penyebabnya,
bronkopneumonia diawali oleh infeksi saluran napas bagian atas yang menyebar ke saluran
napas bagin bawah. Pada bronkopneumonia, peradangan terjadi pada bronkiolus dan sedikit
jaringan paru di sekitarnya. Sedangkan pada pneumonia, peradangan terjadi pada jaringan
paru (Natharina Yolanda, 2015).

B. Etiologi

Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh


terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya
lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral
setempat (Nanda, 2015).
Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa. Mikobakteri,
mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M Nettria) antara lain :
a. Bakteri : streptococcus, staphylococcus, H. Influenzae, klebsiella.
b. Virus : legionella pneumoniae.
C. Jamur : aspergillus spesies, candida albicans.
d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalamparu – paru.
e. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

C. Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus


penyebab bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
bronkus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai dengan adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual
(Wulandari dan Rekawati, 2016). Setelah itu mikroorganisme tiba dialveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium,yaitu :
a. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
Disebut hipertermia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler di tempat infeksi.
b. Stadium II Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh pejamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang
terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga
warna paru menjadi merah, dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli
tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung
sangat singkat.
c. Stadium III Hepatisasi Kelabu (3 – 8 h
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel – sel darah putih mengkolonisasi daerah
paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi diseluruh daerah yang cedera
dan terjadi fagositosis sisa – sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus
masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,warna merah menjadi pucat kelabu dan
kapiler darah tidak mengalami kongesti.
d. Stadium IV Resolusi ( 7 – 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon respon imun da peradangan mereda,
sisa – sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali
ke strukturnya semula. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret sehingga
terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif

D. Pemeriksaan penunjang

Menurut Wulandari dan Rekawati (2016) pemeriksaan penunjang bronkopneumonia sebagai


berikut :
a. Foto thoraks
Foto rontgen thoraks ini untuk melihat gambaran parunya. Pada foto thoraks
bronkopneumonia terdapat bercak – bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus.
b. Laboratorium
Gambaran darah menunjukan leukositosis mencapai 15.000 – 40.000 mm3 dengan
pergeseran ke kiri. Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis dan
jumlah yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
c. Pemeriksaan sputum
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimmia.
e. Analisa gas darah arteri untuk mengevaluasi status oksigen dan status asam basa, analisa
gas darah ini bisa menunjukkan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2
f. LED meningkat, normalnya anak – anak < 2 mm/jam. LED yang meningkat menunjukkan
adanya infeksi akut.

F. Tanda dan gejala

Gejala bronkopneumonia pada anak bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.
Gejala penyakit ini pun bisa mirip dengan gejala penyakit paru-paru lain, yaitu bronkitis atau
bronkiolitis. Berikut ini adalah beberapa gejala umum bronkopneumonia pada anak:
1. Batuk berdahak
2. Demam
3. Sesak napas atau napas menjadi cepat
4. Menggigil
5. Nyeri dada
6. Rewel atau sulit tidur
7. Kehilangan nafsu makan
8. Gelisah
9. Muntah
10. Wajah terlihat pucat
11. Bibir dan kuku menjadi kebiruan
12. Napas berbunyi

G. Pathway

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bronkopneumonia menurut Wulandari dan Reawati (2016) sebagai


berikut :
a. Penatalaksanaan keperawatan
Seringkali pasien bronkopneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah dalam keadaan
parah, sangat dispnea, pernafasan cupinghidung, sianosis, dan gelisah. Masalah pasien yang
perlu diperhatikan:
1) Menjaga kelancaran pernafasan
2) Kebutuhan istrahat
3) Kebutuhan nutrisi/cairan
4) Mengontrol suhu tubuh
5) Mencegah komplika
I. Pengkajian

Nama bayi : By. Nn fauziah


Tanggal dirawat : 8 agustus 2021
Alamat : jl. Raya pesanggarahan rengas bandung karang sambung, cikarang
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir/usia : 29 juli 2021
Nama orang tua : Fauziah
Pendidikan ayah/ibu : SMA
Pekerjaan ayah/ibu : ibu rumah tangga
Usia ayah/ibu : 28
Diagnosa medis : susp bp

J. Diagnosa medis

Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi


Defisit nutrisi b.d Ketidak mampuan menelan makanan
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d inflamasi

K. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang


telah disusun pada tahap perencanaan. Ada beberapa tahap dalam tindakan keperawatan,
yakni sebagai berikut (Setiadi, 2012) :
a. Persiapan, tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi hasil
yang terindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Intervensi, fokus tahap pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independen,
dependen, dan interpenden.
c. Dokumentasi, pelaksanaan tindakan keperawatan harus di ikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
L. evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan
hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

DATA BAYI

Nama bayi : By. Nn fauziah


Tanggal dirawat : 8 Agustus 2021
Alamat : jl. Raya pesanggarahan rengas bandung karang sambung,
Cikarang
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir/usia : 29 juli 2021
Nama orang tua : Fauziah
Pendidikan ayah/ibu : SMA
Pekerjaan ayah/ibu : ibu rumah tangga
Usia ayah/ibu : 28
Diagnosa medis : susp bp

Riwayat bayi
Apgar score :
Tanda 0 1 2 Jumlah nilai
Warna kulit Tidak ada <Dari >Dari 100/Menit 1 1
100/Menit
Kuat menangis
Frekuensi denyut jantung Tidak ada Lambat 2 2

Iritabilitas reflek Kuat gerakan


Lumpuh Lambat aktif 1 1

Tonus otot Gerakan kuat


Tidak bereaksi Gerakan sedikit 2 2

Usaha bernafas Biru/Pucat Tubuh Tubuh


kemerahan kemerahan 1 2
tangan dan tangan dan kaki
kaki biru kemerahan

Jumlah nilai 7 8

Usia gestasi : 40 Minggu 5 hari


Berat badan : 3400 gr Panjang Badan : 50cm
Komplikasi persalinan : ada

i. Aspirasi mekonium : ada


ii. Denyut jantung janin abnormal : Tidak ada
iii. Masalah lain : Tidak ada
iv. Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat : Tidak ada
v. Ketuban pecah dini : Tidak ada

Riwayat ibu
Usia Gravida Partus Abortus
28 tahun 1 1 0

Jenis persalinan : Pervaginum (Normal/Umum)


Komplikasi kehamilan
• Perawatan antenatal : Ya
• Ruptur plasenta / plasenta previa : Tidak
• Pre eklampsia / toxcemia : Tidak
• Suspect sepsis : Ya (Pnemounia)
• Persalinan premature/post matur : Tidak
• Masalah lain : Pnemounia

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS


Instruksi: Beri tanda cek (√) pada istilah yang tepat/sesuai dengan data-data di bawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom data tambahan bila perlu.
1. Reflek:
Moro ( √ ) Mengisap ( ✓ ): kuat
Menggenggam ( √ ): Lemah
2. Tonus/ aktifitas
a. Aktif ( ✓ ) Tenang ( √ ) Latergi ( )
Kejang ( - )
b. Menangis keras ( ) Lemah ( √ ) Melengking ( )
Sulit menangis ( )
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior ( ) Lunak ( √) Tegas ( )
Datar ( √) Menonjol ( ) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis Tepat ( ) Terpisah (√ )
Menjauh ( ) Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah Simetris ( √ ) Asimetris ( )
d. Molding ( √) Caput succedaneum ( )
Cephalhematoma ( )
4. Mata
Bentuk : Normal Bersih : Bersih Sekresi : Normal Jarak interkantus :
Normal
Sklera : tidak kuning Kornea : Normal Pupil : Bulat Htam Konjungtiva :
tidak pucat

5. THT
a. Telinga Normal ( √ ) Abnormal ( )
b. Hidung Simetris ( √ ) Asimetris ( )
Sekresi ( ) Napas cuping hidung ( )
6. Abdomen
a. Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( √ ) Kembung ( )
b. Lingkar perut : 30 cm
c. Liver: Teraba ( ) Kurang 2 cm ( )
Lebih 2 cm ( )
Tidak teraba ( √ )
7 Toraks
a. Simetris ( √ ) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) Derajat 1 ( ) Derajat 2 ( )
c. Klavikula normal ( ) Abnormal ( )

8. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama ( √ ) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih ( ) Ronchi ( ) Sekresi ( )
Wheezing ( √ ) Vesikuler ( )
d. Respirasi spontan ( √ ) tidak spontan ( )
alat bantu napas : ( ) Oxihood
( ) Nasal kanul
( √) O2 / incubator
Konsentrasi O2
Itr/menit
9. Wajah:

a. Bibir sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )

10. Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhythm (NSR) ( ) Frekuensi _______
b. Murmur ( ) PMI ( ) Lokasi _________
c. Waktu pengisian kapiler : __________
d. Denyut Nadi : 70x/Menit

Nadi Perifer Keras Lemah Tidak ada


Brakial kanan √
Brakial kiri √
Femoral kanan √
Femoral kiri √
11. Ekstremitas
a. Gerakan bebas ( √ ) ROM terbatas ( )
Tidak terkaji ( )
Ekstremitas atas Normal ( √ ) Abnormal ( )
sebutkan: ____
Ekstremitas bawah Normal ( √ ) Abdnormal ( )
sebutkan: ____
Panggul Normal ( √) Abdnormal ( )
Tidak terkaji ( )
12. Umbilikus
Normal ( √) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )

13. Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal ( √ )
Abnormal ( )
sebutkan: ukuran dan bentuk normal, terdapat lubang kencing
14. Anus Paten ( √) Imperforata ( )
15. Spina Normal ( ) Abdnormal ( )
Sebutkan __________________
16. Kulit
a. Warna Pink ( √) Pucat ( )
Jaundice ( )
Sianosis pada Kuku ( √) Sirkum oral ( )
PerI orbital ( ) Seluruh tubuh ( )

b. Kemerahan (rash) ( √ )
c. Tanda lahir ( ): sebutkan : _____________
d. Turgor kulit : Elastis ( √ ) Tidak elastis ( ) Edema( )
e. Lanugo ( √)

17. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( √ )
Inkubator ( √ ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )

RIWAYAT SOSIAL

- Struktur keluarga (Genogram tiga generasi) :

- Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran : 1x


- Budaya yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada

- Suku : Sunda

- Agama : Islam

- Bahasa Utama : Indonesia

- Perencanaan makanan bayi : Pemberian ASI

- Masalah sosial yang penting : Tidak ada

- Hubungan orang tua dan bayi : Orang tua kandung bayi

IBU TINGKAH LAKU AYAH


- Menyentuh -
- Memeluk -
- Berbicara -
- Berkunjung 1
- Memanggil nama -
- Kontak rnata -

- Orang terdekat yang dapat dihubungi : -


- Orang tua berespon terhadap penyakit : ya ( √ ) tidak ( )
Respon : Cemas
- Orang tua berespon terhadap hospitalisasi : ya ( ) tidak ( √ )
Respon
- Riwayat anak lain :
Jenis kelamin anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Laki-laki Normal -
Laki-laki Normal -

- Data tambahan (pemeriksaan laboratorium dan diagnostic


-lekosit 5.1
-hemaglobin 11.5
-trombosit 361
-swab pcr (negative)

- Resume hasil pengkajian (riwayat masuk hingga saat ini)


-

- Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif

 Ibu pasien mengatakan Sesak  Bayi nampak sesak


 Ibu pasien mengatakan Lemah  Pola nafas tidak efektif
 Menangis pelan saat persalinan  Bayi nampak lemah
 Sulit untuk minum ASI
 Mukosa bibir kering
Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. Ds Gangguan pertukaran gas Ketidakseimbangan
-Ibu pasien mengatakan ventilasi-perfusi
Sesak
-Ibu pasien mengatakan
Lemah
-Menangis pelan saat
persalinan

Do:
-Bayi nampak sesak
-Pola nafas tidak efektif
-Bayi nampak lemah

2. Ds: Resiko defisit volume cairan kehilangan cairan melalui


hipertermia atau hiperpenia
- Ibu pasien
mengatakan Sesak
-Ibu pasien mengatakan
Lemah

Do:
- Bayi nampak lemah
-Sulit untuk minum ASI
-Mukosa bibir kering

Ds:
-Ibu pasien mengatakan
3. Sesak Inflamasi
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
-Ibu pasien mengatakan
Lemah

Do:
-Bayi nampak sesak
-Pola nafas tidak efektif
-Bayi nampak lemah

-
-
-
-
- Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal Nama Jelas
ditemukan teratasi

1. Gangguan pertukaran gas b.d 12 agustus Renita sari


Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi 2021

Defisit nutrisi b.d Ketidak mampuan


2. 12 agustus Renita sari
menelan makanan 2021

3. Tidak efektifnya bersihan jalan 12 agustus Renita sari


nafas b.d inflamasi 2021

- Intervensi keperawatan
Tgl No Diagnosa Tujuan Dan Rencana Rasional Nama
Kriteria Hasil
Keperawatan Tindakan Jelas
1. Gangguan Setelah 1.kaji status 1.tanda-tanda Renita
pertukaran dilakukan pernafasan adanya weezing
sari
gas b.d Tindakan anak terhadap ronchi dan
Ketidak keperawatan adanya sianosis
seimbangan 2x24 jam weezing ronchi menunjukan
ventilasi- gangguan dan sianosis pengobatan
perfusi pertukaran gas 2.berikan anak yang tidak
membaik istirahat yang efektif dan
dengan kriteria cukup kondisi anak
hasil 3.atur posisi mungkin buruk
1.pasien sudah anak 1-2 jam 2.periode
tidak sesak lakukan istirahat yang
2.pasien tampak fisioterapi dada cukup
baik sesuai order menghemat
3.pola nafas energi yang
Kembali efektif tubuh butuhkan
untuk
penyembuhan
3.agar anak
merasakan
posisi yang
nyaman
sehingga
membuat anak
bernafas lebih
mudah
4.fisioterapi
dada termasuk
perkusi manual
vibrasi dan
tekanan dada,
batuk, kekuatan
ekspirasi dan
Latihan nafas
dalam untuk
membersihkan
mucus dari jalan
nafas serta
meningkatkan
paru Kembali

Resiko defisit 1. Memonitor 1.monitoring


Renita
2. volume cairan intek dan output penurunan sari
b.d Setelah dengan teliti output urin yang
kehilangan dilakukan 2. kaji tanda- mungkin
cairan melalui Tindakan 2x24 tanda dehidrasi mengindikasikan
hipertermia jam diharapkan pada anak dehidrasi
atau resiko deficit 3.anjurkan intek 2.tanda-tanda
hiperpenia volume cairan cairan oral yang seperti ini
dapat teratasi tepat mengindikasikan
dengan kriteria 4.kolaborasi perlunya
hasil pemberi cairan peningkatan
1.volume cairan intra vena intek cairan
Kembali normal sesuai anjuran 3.meningkatkan
2.pasien tampak dokter intek cairan agar
baik membantu
3.mukosa bibir mencegah
lembab dehidrasi
4.pasien minum 4.cairan intra
ASI dengan baik vena perlu untuk
(normal) menjaga hidrasi
anak yang
adekuat

1.monitor status 1.monotoring Renita


pernafasan yang terus
3. sari
Tidak anak terus- menerus adalah
efektifnya menurus hingga mendasari
bersihan jalan Setelah jalan nafas sebab
nafas b.d dilakukan paten peningkatan
inflamasi Tindakan 2x24 2.auskultasi edema
jam diharapkan bunyi paru-paru 2.keluhan
Tidak efektifnya anak untuk segera terhadap
bersihan jalan tanda-tanda tanda-tanda ini
nafas bisa peningkatan penting karena
teratasi dengan pembengkakan peningkatan
ktiteria hasil jalan nafas bengkak dengan
1.jalan nafas 3.hindari cepet dapat
Kembali efektif ransangan menjadi fatal
2.pasien sudah pada jalan 3.beberapa
tidak sesak nafas dengan manipulasi
3.pasien tampak dengan jaringan jalan
baik depressor lidah, nafas mungkin
4.pola nafas kateter sucsion menyebabkan
Kembali efektif atau plasma laring
laringoskopi dan
pembengkakan
yang mungkin
mengarah pada
pembengkakan
lengkap

- Implementasi keperawatan

Tgl No Tindakan Keperawatan Nama Jelas


Dan
Waku
12 1. 1.mengkaji status pernafasan anak terhadap adanya Renita sari
agustus weezing ronchi dan sianosis
2021 2.memberikan anak istirahat yang cukup
13:00 3.mengatur posisi anak 1-2 jam lakukan fisioterapi
dada sesuai order

1. Memonitor intek dan output dengan teliti


2. Renita sari
2.meng kaji tanda-tanda dehidrasi pada anak
12
3.menganjurkan intek cairan oral yang tepat
agustus 4.mengkolaborasi pemberi cairan intra vena sesuai
2021 anjuran dokter
15:00

3 Renita sari
12
1.memonitor status pernafasan anak terus-menurus
agustus
hingga jalan nafas paten
2021
2.mengauskultasi bunyi paru-paru anak untuk tanda-
17:00
tanda peningkatan pembengkakan jalan nafas
3.menghindari ransangan pada jalan nafas dengan
dengan depressor lidah, kateter sucsion atau
laringoskopi
13
agustus
1. 1.mengkaji status pernafasan anak terhadap adanya
2021
13:00 weezing ronchi dan sianosis
2.memberikan anak istirahat yang cukup
3.mengatur posisi anak 1-2 jam lakukan fisioterapi
dada sesuai order

13 1. Memonitor intek dan output dengan teliti


agustus 2.meng kaji tanda-tanda dehidrasi pada anak
2. 3.menganjurkan intek cairan oral yang tepat
2021
15:00 4.mengkolaborasi pemberi cairan intra vena sesuai
anjuran dokter

1.memonitor status pernafasan anak terus-menurus


hingga jalan nafas paten
13 2.mengauskultasi bunyi paru-paru anak untuk tanda-
3.
agustus tanda peningkatan pembengkakan jalan nafas
2021 3.menghindari ransangan pada jalan nafas dengan
17:00 dengan depressor lidah, kateter sucsion atau
laringoskopi
- Evaluasi keperawatan
No Tgl Dan Evaluasi Hasil Nama Jelas
Waktu
1 12 S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih Sesak
agustus -Ibu pasien mengatakan anaknya masih Lemah
2021 O : pasien tampak lemah
13:00 -pasien tampak sesak
A : gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no (1,3)

S : ibu pasien mengatakan anaknya masih Lemah


2 12 O : Bayi nampak lemah
agustus -Sulit untuk minum ASI
2021 -Mukosa bibir kering
15:00 A : Resiko defisit volume cairan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no ( 2,3,4)

S : ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak


-ibu pasien mengataakn anaknya masih lemah
3 12 O : bayi tampak sesak
agustus -fola nafas tidak efektif
2021 -bayi tampak lemah
17:00 A : tidak efektinya bersihan jalan nafas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan no ( 1,2,3)

S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak


Sesak
-Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tida
1
13 Lemah
agustus O : pasien tampak aktif
2021 -pasien sudah tidak sesak
13:00 A : gangguan pertukaran gas sudah teratasi
P : pertahankan intervensi

S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak


2
Lemah
13 O : Bayi sudah kembali aktif
agustus -Sudak tidak susah untuk minum ASI
2021 -Mukosa bibir lembab
15:00 A : Resiko defisit volume cairan sudah teratasi
P : pertahankan intervensi

S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak


3
sesak
-ibu pasien mengataakn anaknya sudah tidak
13 lemah
agustus O : bayi sudah tidak sesak
2021 -fola nafas sudah kembali efektif
17:00 -bayi tampak aktif
A : tidak efektinya bersihan jalan nafas sudahteratasi
P : pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai