Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN ANAK I

ASKEP PADA An. A DENGAN MENINGITIS

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 10

KELAS A

NO NAMA NPM
1. MARIA L. TAKNDARE 12114201180212
2. HENI LATUIHAMALLO 12114201180022
3. DELFIA N. SAHULEKA 12114201180051
4. FRILLY PATTISINAY 12114201180072
5. MATELDA RUMALEWANG 12114201180183
6. STEVANY BELLEN
7. SAUL MASELA
8. JOHANES MANUHUA
9. EXCEL AULELE

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah LAPORAN PENDAHULUAN
DAN ASKEP PADA An.A dengan MENINGITIS ini tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah KEPERAWAYAN ANAK I. selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang meningitis pada anak bagi para pembaca maupun para penulis.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun yang kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini .

Ambon, 15 maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I : TINJAUAN UMUM

A. PENGERTIAN MENINGITIS
B. ETIOLOGI MENINGITIS
C. MANIFESTASI KLINIS MENINGITIS
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN

BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSE KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

TINJAUAN UMUM

A. Pengertian
Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges. Organisme penyebab meningitis
bacterial memasuki area secara langsung sebagai akibat cedera traumatic atau secara
tidak langsung bila dipindahkan dari tempat lain di dalam tubuh ke dalam cairan
serebrospinal
( CSS ). Berbagai agens dapat menimbulkan inflamasi pada meninges termasuk bakteri,
virus , jamur, dan zat kimia. ( Betz, 2009 )
Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada selaput otak ( termasuk durameter,
arachnoid, dan piameter ) . ( Harold, 2005 )
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu
peradangan dari sleaput-selaput ( meningen ) yang mengelilingi otak dan sum-sum tulang
belakang ( spinal cord )

B. Etiologi
Etiologi meningitis pada anak menurut ( Satyanegara, 2010 ) yaitu sebagai berikut :
1. Bakteri : mycbakterium tuberculosa, Diplococus pneumonia, Neisseria
meningitis , Streptococus heamolyticus, Staphylococus Aureus , Haemophilus
influezae, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia.
2. Penyebab lainnya : virus, toxoplasma gondhi dan rickettsia
3. Factor maternal : rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
4. Factor imunologi : defisiensi mekanisme imun , defisiensi imunoglobin
5. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan
sistem pernapasan

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut ( Nanda,2015 ) yaitu sebagai berikut :
1. Pada Neonatus antara lain :
a. Menolak untuk makan : hampir semua penyakit dpat menurunkan nafsu
makan karena merasa dirinya ingin muntah umumnya terdapat pada bayo
dan anak
b. Refleks menghisap kurang : terjadinya penurunan spasme sehingga
menyebabkan otot lemah ( penurunan refleks menghisap )
c. Muntah : terjadi Karena peningkatan asam lambung dalam perut yang
berunjung kontraksi perut
d. Diare : mucul karena asupan makanan yang terkontaminasi dengan virus
dan bakteri atau mikroorganisme lain
e. Menangis lemah : penurunan spasme yang menimbulkan penurunan
aktivitas
2. Pada Anak-Anak dan remaja Antara Lain :
a. Demam tinggi : mikroorganisme masuk ke dalam darah, dan darah
diedarkan ke seluruh tubuh hingga terjadi infeksi
b. Sakit kepala : peradangan pada meningitis dapat merangsang otak hingga
terjadi sakit kepala atau pusing
c. Muntah : terjadi karena peningkatan asam lambung dalam perut yang
berujung kontraksi perut
d. Perubahan sensori : terjadi karena berkurangnya asupan makanan sehingga
sel-sel berujung pada saraf sensori yang lemah
e. Kejang : penurunan kekuatan otot dan saraf berpengaruh besar pada
tingkat kekuatan spasme
f. Delirium : keadaan mental yang abnormal berdasarkan halusinasi atau
ilusi dapat terjadi karena keadaan demam tinggi
g. Halusinasi : status delirium subakut gejala yang dominan yaitu halusinasi
pendengaran
h. Stupor, koma

D. Patofisiologi
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus seperti
streptokokus, stapilokokus, meningokokus, pnemokokus dan dari golongan lain seperti
tersebut menginfeksi , bronkus saluran cerna. Mikroorganisme tersebut mencapai otak
mengikuti aliran darah.
Diotak mikroorganisme berkembang biak membentuk koloni. Koloni
mikroorganisme menghasilkan toksin dan merusak meningen. Kumpulan toksin
mikroorganisme, jaringan yang rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu membentuk
cairan kental yang disebut pustula. Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini popular
disebut meningitis purulenta.
Toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui hematogen sampai ke
hipotalamus. Hipotalamus kemudian menaikan suhu sebagai tanda bahaya. Kenaikan
suhu hipotalamus akan diikuti dengan peningkatan mediator kimiawi akibat peradangan
seperti prostagnaldi, epinerfin, norepinefin. Kenaikan mediator tersebut dapat
merangsang peningkatan metabolisme sehingga dapat terjadi kenaikan suhu diseluruh
tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan respon gastrointestinal yang memunculkan rasa
mual dan muntah.
Volume pustula yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan
desakan didalam intrakrainal. Desain tersebut dapat meningkatkan rangsangan di korteks
serebri yang terdapat pusat pengaturan sistem gastroinetal sehingga merangsang
munculnya muntah dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat pernafasan.
Penignkatan tekanan intracranial tersebut juga dpaat menggangu fungsi sensorik maupun
motoric serta fungsi memori yang terdapat pada serebrum sehingga penderita mengalami
penurunan respon kesadaran terhadap lingkungan ( penurunan kesadaran ). Penurunan
kesadaran ini dapat menurunkan pengaturan sekresi trakeobronkial yang berakibat pada
penumpuka secret di trakea dan bronkial. Kondisi ini berdampak pada penumpukan
secret di trakea dan bronkus sehingga bronkus dan trakea menjadi sempit.
Peningkatan intracranial juga dapat berdampak munculnya fase eksitasi yang
terlalu cepat pada neuron sehingga memunculkan kejan. Respon saraf perifer juga tidak
bisa berlangsung secara kondusif, ini secara klinis dapat memunculkan tanda kernig dan
brudinsky. Kejang yang terjadi pada anak mengakibatkan penyempitan jalan nafas.
( Sujono Riyadi Sukarmin, 2010 )
PATWAY

Bakteri, virus, jamur ,


Suplay darah ke Bronchitis Peningkatan suhu
protozoa ( mikroorgamisme )
jantung kurang tubuh

Influenza Ispa Masuk melalui luka terbuka

Virus melalui Terhisap Masuk ke pembuluh


udara melalui udara darah

Kontriksi otot Menempel pada Masuk ke selebral


polos jalan napas melalui pembeluh darah

Menempel Menempel dan Reaksi local pada


pada jalan berkembangbiak meningitis
napas sitoplasma

Masuk ke
pembuluh
darah

Meningitis

Konsentrasi
Penurunan Membentuk
Batuk serangan Mikroorganisme
Hipertermi
oksigen
cardia dalam
output tuberkolosius mengsekresi
darah pnemouni kecil toksin

Sesak nafas
Tekanan darah Kerusakan
menurun Demam
Hipoksia, Kompleks primer Toksemia adrenal
kekurangan
oksigen Ketidakefektifan
bersihan jalan Kejang Kolasps
Lemas
nafas pembuluh
darah
Perforasi
E. Pemeriksaan penunjang
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bacterial
Tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan
protein glukosa meningkat, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri
b. Meningitis virus
Tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat
, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negative, kultur
virus biasanya dengan prosedur khusus
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil ( infeksi
bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal
6. Elektrolit serum : meningkat jika anak dehidrasi ( Na+ naik dan K+ turun )m
7. ESR/LED : meningkat ( meningitis )
8. Kultur darah, hidung, tenggorokan , urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasi tipe penyebab infeksi
9. MRI/ CT scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel: hematom daerah selebral, hemoragik atau tumor
10. Ronsen dada/kepala/sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada meningitis menurut ( Aesculapius, 2000 ) dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Umum
a. Mula-mula cairan yang diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup
( 15-20 tpm ) dan tidak berlebihan
b. Bila pasien merasa gelisah , diberi sedative seperti fenobarbital atau
penenang
c. Nyeri kepala pasien dapat diatasi dengan analgetika
d. Panas dapat diturunkan dengan kompres es, parasetamol, atau asam
salisilat
e. Kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :
1) Diazepam dengan dosis 0,5 mg/kg intravena
2) Fenobarbital dengan dosis 5-6 mg/kgBB perhari secara oral
3) Divenilhidantoin degan dosis 5-9 mg/kg BB perhari secara oral
f. Kenaikan tekanan intraktinal dapat diatasi dengan :
1) Manitol dnegan dosis 1-1,5 mg/kg berat badan secara intevena
dalam waktu 30-60 menit dna dapat diulangi 2 kali dengan jarak 4
jam
2) Mengatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan
napas
3) Bila ada hidrosefalus obstrukti dapat dilakukan operasi
4) Efusi sabdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama
2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi

2. Antibiotic
Berikut beberapa antibiotic yang Dapat diberikan kepada penderita

Organisme Antibiotic Dosis


Pneumokok atau Ampisilin 200-300 mg/kgBB/hari
meningkok
Haemophylus Ampisilin 200-300 mg/kgBB/hari
Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari
( diberikan 30 menit
setelah ampisilin )
Enterobacteriaceae Sefotaksim 200-300 mg/kgBB/hari

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK MENINGITS DI RUMAH SAKIT
CINTA KASIH,PALEMBANG

Kasus

Pada hari rabu tanggal 05 Februari 2020,pukul09:45 WIT,Ibu “L”Mengantar anaknya


yang berumur 5 tahun ke Rumah sakit Cinta kasih dengan keluhan Demam tinggi dan kejang-
kejang.Ibu “L”Mengatakan bahwa beliau sangat panik dengan keadaan anaknya saat ini karena
sebelum masuk RS anak “A” mengalami kejang satu kali selama kurang lebih 15 menit.Kejang
muncul tiba-tiba pada anak”A”yang sedang tidur .Saat kejang,badan anak”A”Tiba-tiba panas
.Posisi kaki dan tangan menekuk dan lurus secara berulang,dan mata anak “A”Tertutup,setelah
kejang anak “A” tidak sadarkan diri .Sesehinga ibu”L” segera mengantar anaknya ke Rumah
sakit.Tiga hari sebelum kejang,anak”A”mengalami demam naik turun.Demam tidak
menggigil,dan demam turun dengan minum obat penurun panas dari Mantri.Saat demam
anak”A”sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut.Keluhan ini juga disertai muntah 3-4
kali/hari setiap makan dan minum.

Setelah dilakukan pemeriksaan ,didapatkan suhu anak 38℃,kaku kuduk,keadaan tampak


tidak sadar.Pemeriksaan darah lengkap serta dilakukan pemeriksaan lumbai punkis,dokter
mengatakan anak “A” Mengalami infeksi pada meningitis .Anak”A” kemudian di tempatkan
pada ruangan Cempaka.Untuk mengatasi demam,perawat melakukan tepid sponge dan dokter
memberikan resep antibiotic dan antipiretik.
A.PENGKAJIAN

BIODATA
A. Identitas klien
Nama : An:A
Tempat tanggal lahir :21 Jabuari 2015 (5 tahun)
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Kristen
Pendidikan :Belum sekelah
Alamat :Jl.Harapan.Palembang.
Tggl masuk :Rabu,05.Februari 2020(09:45)WIT
Tggl pengkajian :Rabu,05 Februari 2020
Diagnose medis :Meningitis
B. Identitas orang tua
1. Ayah
a. Nama :Tn.B
b. Usia :30 Tahun
c. Pendidikan :S1
d. Pekerjaan :PNS
e. Agama :Kristen
f. Alamat :Jl.Harapan,Palembang
2. Ibu
a. Nama :Ibu L
b. Usia :27 Tahun
c. Pendidikan :S1
d. Pekerjaan :Pegawai BUMN
e. Agama :Kristen
f. Alamat :Jl.Harapan,Palembang.
C. Identitas saudara kadung

No Nama Usia Hubungan Status kesehatan


1 - - - -

I. Riwayat kesehatan.
A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama:Demam dan kejang-kejang
1. Riwayat keluhan utama:Ibu pasien mengatakan bahwa anak “A” mengalami
kejang satu kali selama kurang lebih 15 menit.Kejang muncul tiba-tiba pada
anak”A”yang sedang tidur .Saat kejang,badan anak”A”Tiba-tiba panas .Posisi
kaki dan tangan menekuk dan lurus secara berulang,dan mata anak
“A”Tertutup,setelah kejang anak “A” tidak sadarkan diri.
2. Keluhan pada saat pengkajian:Ibu pasien mengatakan bahwa demam pada anak
“A”belum turun dan anak sering kejang.
II. Riwayat kesehatan keluarga
A. Genogram

Keterangan:

:Laki-laki :Perempuan
:Meninggal :Meninggal
: Pasien

III. Riwayat immunisasi(Imunisasi lengkap)

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Frekwensi Reaksi setelah pemberian


1 BCG 0 Bulan 1X Normal
2 DPT(I,II,III,IV) 2 Bln,3Bln,4Bln,5thn 4X Demam ringan
3 Polio(I,II,III,IV) 0Bln,2Bln,3Bln,4Bln 4X Kulit kemerahan
4 Campak 9Bln,18Bln 2X Normal
5 Hepatitis B 0Bln,2Bln,18Bln 3X Normal
6 Dll - - -

IV. Riwayat Tumbuh kembang


A. Pertumbuhan fisik
1. BB :20 kg
2. TB :105 Cm.
3. Waktu tumbuh gigi :6 Bulan
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling :Ibu L mengatakan bahwa anak A dapat berguling di usia 5 Bulan
2. Duduk:Ibu L mengatakan anak bahwa A mulai belajar untuk duduk pada usia 8
bulan
3. Merangkak:Ibu L mengatakan anak bahwa anak A mulai merangkak pada usia 7
Bulan
4. Berdiri:Ibu L mengatakan bahwa anak A mulai belajar berdiri pada umur 1 Tahun
5. Berjalan:Ibu L mengatakan bahwa anak A mulai belajar berjalan pada umur 1
tahun,8 Bulan,
6. Senyum kepada orang lain pertama kali:Ibu L mengatakan bahwa anak A dapat
tersenyum pada usia 3 Bulan
7. Bicara pertama kali:Ibu L mengatakan bahwa anak A mulai berbicara pada umur
1 Tahun.
8. Berpakaian tanmpa bantuan:Ibu L mengatakan bahwa anak A belum bisa
berpakaian sendiri,harus dibantu oleh orang tua.
V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui :Ibu L mengatakan bawha pertama kali di beri ASI yaitu
pada 0 Bulan.
2. Cara pemberian:Ibu L mengatakan bahwa pemberian ASI secara Oral(breast
Fedding)
3. Lama pemberian:Ibu L mengatakan bahwa lama pemberian ASI pada anak A dari
0-6 Bulan.
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian:Ibu L mengatakan bahwa anak A di berikan susu formula
karena Anak A sudah berhenti menyusui dengan sendirinya.
2. Jumlah pemberian:Ibu L mengatakan bahwa biasanya ibu memberikan susu
formula 15 ons/Gelas(pagi,siang malam)
3. Cara pemberian:Ibu w mengatakan bahwa ia memberikan susu formula melalui
mulut(Oral) menggunakan Gelas.
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini

No Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


1 0-6 ASI 20-30 menit/1x
bulan menyusi(12xmenyusui/hari)
2 7 Bln-5 Susu formula ,MPASI dan Susu formula:Pagi,siang,malam
tahun makanan(nasi,sayuran,dagin MPASI:Pagi dan sore
g dll) Makan:pagi,siang,sore

VI. Riwayat psiko social


1. Anak tinggal dengan:Ibu L mengatakan bahwa Anak A tinggal bsersama orang tua
2. Lingkungkan berada di:Ibu L mengatakan bahwa mereka tinggal di kota.
3. Apakah rumah dekat dengan rumah sakit:Ibu L mengatakan bawha rumah mereka
dekat dengan Rumah sakit.
4. Apakah ada tetangga yang bisa berbahaya:Ibu L mengatakan bahwa tentangga
mereka tidak berbahaya
5. Hubungan dengan anggota keluarga:Ibu L mengatakan bahwa hubungan dengan
keluarga sangat baik
6. Pengasuh anak:Ibu L mengatakan bahwa tidak ada pengasuh anak tetapi oma dan
opanya sering menjaga anak A jika ibu L dan Tn.B pergi bekerja.
VII. Riwayat spiritual
1. Support sistem dalam keluarga:ibu L mengatakn bahwa keluarga mendukung dalam
proses perkembangan anak
2. Kegiatan keagamaan:Ibu L mengatakan bahwa anak sering di ajarkan berdoa,selalu
ke gereja untuk beribada dan rutin mengikuti kegiataan skola minggu.
VIII. Reaksi hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa ibu membawa nakanya ke RS:Ibu L mengatakan bahwa belum pernah
anak A masuk rumah sakit dan ini baru pertama kali karena anak A mengalami
demam dan kejang-kejang.
2. Apakah dokter bercerita tentang kondisi anak:ibu L mengatakan bahwa anak L
mengidap penyakit Meningitis atau infeksi/inflamasi pada selaput pelindung
disekitar otak dan sumsum-tulang belakang.
3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini:Ibu L mengatakan bahwa ia dan suaminya
sangat sedih dan khawatir dengan keadaan anak A seperti ini.
4. Apakah orang tua selalu berkunjung:Ibu L mengatakan bahwa orang tua selalu
berkunjung dan merawata anak A di Rumah sakit.
5. Siapa yang akan tinggl dengan anak:Ibu L mengatakan bahwa mereka yang akan
tinggal merawata anak mereka.

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap(dikaji setelah anak sadar)
1. Mengapa orang tua membawa kamu ke Rs:Anak A mengatakan bahwa saki-sakit
pada bagian kepalanya.
2. Menurut-mu apa penyebab kamu sakit:Anak A menggelegkan kepala tanda tidak
tahu.
3. Apakah dokter menceritakan keadaan kamu:Anak A hanya diam dan tidak mau
bicara.
4. Bagaimana rasanya ketika anak di rawat di RS:Anak A tidak menjawab tetapi
menangis.
IX. Aktivitas sehari-hari.
A. Nutrisi.

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Selera makan Ibu L mengatakan bahwa Ibu L mengatakan bahwa
porsi makan anak terpenuhi anak tidak mampu
menghapiskan 1 porsi
makanan
2. Menu makan Nasi,sayur,ikan dan buah- Nasi,telur,ikan dan sayur
buahan
3 Frekwensi Pagi,siang dan malam 1 piring Pagi,siang,malam tetapi
makan berukuran sedang tidak mampu
menghabiskan makanan
4. Makanan Tidak ada makanan pantangan Tidak ada makanan
pantangan pantangan
5. Pembatasan pola Tidak ada pembatasan pola Tidak ada pembatasan poa
makan makan makan
6 Cara makan Menggunakan piring,sendok Menggunakan
dan gelas piring,sendok dan gelas
7 Ritual saat Berdoa sebelum dan sesudah Berdoa sebelum dan
makan makan sesudah makan

B. Cairan

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Jenis minuman Susu formula dan air putih Susu formuulah dan air
putih
2 Frekwensi Susu formula:1,500 ml(1 Susu formula:7 ml(1
minuman gelas) sedangkan air putih gelas)
1.7 liter air(5 gelas)1 hari Sedangkan air putih .800
ml 1 hari.
3 Kebutuhan Susu formula 1.500 ml Susu formula:7 ml
cairan Air putih 1,7 liter Air putih:800 ml
4 Cara pemberian Melalui oral mengunakan Melalui oral menggunakan
gelas gelas
C. Eliminasi

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 BAB
a. Tempat a. Toilet a. Popok
pembuangan
b. Frekwensi b. Pagi dan sore b. Pagi
c. Konsistensi c. Lembek c. Sedikit keras
d. Kesulitas d. Susah BAB
d. Tidk ada
e. Obat e. Laktulosa
e. Tidak ada
pencahar
2. BAK
a. Tempat a. Toilet a. Popok
pembuangan
b. Frekwenisi b. 5x/hari b. 3x/hari
c. Warna dan
c. Bening berbauh c. Kuning berbauh
bau
khas khas

d. 210 cc d. 105 cc
d. Volume
e. Kesulitan e. Tidak ada e. Tidak ada

D. Istirahat tidur

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Jam tidur
a. Tidur siang a. 3 jam(pagi 1 a. 1 jam(tidur
jam,siang 2 jam) siang)
b. Tidur malam b. 13 jam
b. 8 jam
2 Pola tidur 16 jam/hari 9 jam/hari
3 Kebiasaan sebeum Minum susu dan berdoa Minum susu dan berdoa
tidur
4 Kesulitan tidur Tidak ada kesuitas Anak berkeringat dan
panas

E. Olahraga

No Kondisi Sebeum sakit Saat sakit


1 Program olaraga Jalan pagi Tidak ada program
2 Jenis dan frekwensi Bersama keluarga(1,5 Tidak ada
jam)
3 Kondisi setelah Keadaan anak baik Tidak ada
olaraga

F. Personal Hygiene

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Mandi
a. Cara a. Posiskan anak a. Membaringkan
berdiri untuk anak dan
mandi membersuhkan
tubuh anak
b. Frekwensi b. Pagi dan sore
c. Alat mandi b. Pagi dan sore c. Waskon,washlap
c. Gayung,sabut,sikat
gigi,pasta
gigi,shampoo
2 Cuci rambut
a. Frekwensi a. Pagi hari(1x) a. Tidak mencuci
rambut
b. Cara b. Membasahi area b. Tidak ada
kepala dan kegiatan mencuci
gunakan shampoo rambut
3 Gunting kuku
a. Frekwensi a. 1x/minggu a.1x/minggu
b. Cara b. Menggunakan b. menggunakan jepit
jepit kuku kuku
4 Gosok gigi
a. Frekwenai a. 2X1(pagi dan a. 2X1(pagi dan
b. Cara sore) sore)
b. Membersikan gigi b. Membersihkan
menggunakan gigi
pasta gigi,sikat menggunakan
gigi dan air. pasta gigi,sikat
gigi dan air
dibantu oleh ibu
L

G. Aktivitas/mobilitas fisik

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Kegiatan sehari- Bermain dan belajar Berbaring di tempat tidur
hari dengan teman
2 Pengaturan jadwal a. Bangun Tidak ada jadwal harian
harian pagi(mandi waktu sakit
b. Sarapan,bermain
c. Makan siang,tidur
siang
d. Mandi ,makan
e. Main,tidur malam
3 Penggunaan alat Tidak ada alat bantu Kursi roda
bantu aktivitas
4 Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesuliitan
pergerakan tubuh bergerak bergerak

F. Rekreasi

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Perasaan saat sekolah Belum dapat dikaji Belum dapat dikaji
2 Waktu luang Nonton bersama Tidak ada kegiatan
keluarga
3 Perasaan setelah rekreasi Bahagia tidak di kaji
4 Waktu senggang Hari sabtu-minggu Selalu bersama dengan
keluarga anak A di Rs
5 Kegiatan hari libur Ke pantai,pergi Tidak ada kegiatan
berenang,dan kunjungi
keluarga

X. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:pasien kelihatan gelisah dan badan demam
2. Kesadaran:Somnolen(kesadaran menurun,respon psikomotorik lambat)
3. Tanda-tanda vital:
a. Tekanan darah :120/mmHg
b. Nadi :125x/menit
c. Suhu :38 derajad celsius
d. Respirasi :49x/menit
4. Antropometri
a. Berat badan :20 kg
b. Tinggi badan :105 cm
c. Lingkaran lengan atas :17,00 cm
d. Lingkaran kepala :48,4 cm
e. Lingkaran dada :42 cm
f. Lingkaran perut :62 cm
g. Skin fold ;tredapat skin fold
Kesimpulan :Berat badan bayi,tinggi badan sera pengukuran tumbuh
kembang bayi termasuk dalam batasan normal untuk bayi berusia 5tahun.

5. Sistem pernapasan.
a. Hidung:simetris antara lubang hidung kanan dan kiri,tidak ada septum
deviasi,tidak terdapat polip keadaan hidung bersih.
b. Leher:bentuk tidak simetris karena terdapat pembesaran kelenjar limfe
bagian dextrea
c. Dada
1. Bentuk dada:bentuk simetris,tidak terdapat pembesaran liver(splenomengali)
2. Gerakan dada :normal(inspirasi dan ekspirasi bekerja secara gentian)
d. Suara napas :Normal
e. Clubbing finger :tidak ditemukan
6. Sistem cardiovascular
a. Conjunctiva :pucat
b. Tekanan vena jugularis:tidak ditemukan
c. Ukuran jantung :sebesar kepal tanggan.
d. Suaru jantung :S1 dan S2 tunggal
e. Capillary refilling time:ditemkan adanya capillary refilling time
7. Sistem pencernaan
a. Sclera :putih,conjuctive dan merah mudah
b. Mulut :bibir pucat,mukosa bibir kering
c. Gaster :Normal
d. Abdomen :simetris,tidak ada lesi,terdapat bising usus 3x/hari
e. Anus :tidak ada lesi,tidak ada iritasi perinela
8. Sistem indra
1. Mata :konjuctivitas anemis,sclera normal,pupil isokor,palpebral norma.
2. Hidung : simetris antara lubang hidung kanan dan kiri,tidak ada septum
deviasi,tidak terdapat polip keadaan hidung bersih.
3. Telinga :simetris tidak ada serumen dan luka
9. Sistem saraf
1. Fungsi serebral
a. Status mental :Ibu L mengatakan bahwa anak A kadang mengalami
kecemasan karena keadaan yang sekarang ini
b. Kesadaran : Somnolen(kesadaran menurun,respon psikomotorik lambat)
c. Bicara :Anak A hanya tidur dan jarang untuk berbicara.
2. Fungsi cranial
a. Nervus I(Olfactorius):Anak A tidak memiliki kelaianan pada fungsi
penciuman
b. Nervus I(Oticus) :tidak didapatkan masalah penghliatan pada anak A.
c. Nervus I,II,II(Oculamotorius,throchelaris,Abdusens):Didapatkan hasil
pemeriksaan pada pasien bahwa Anak A mengalami kesensitifan terhadap
cahaya.
d. Nervus V(Trigeminus):pasien A meningitis tidak ditemukan paralisis pada
otot wajah dan pada korne mata tidak ada kelainan
e. Nervus VII(Facialis) :Anak memiliki persepsi pengecapan dalam batas normal
dan wajah simtris
f. Nervus VIII(Acusticus) :Pada pasien tidak ditemukan ketulian dan persepsi
g. Nervus IX dan X (glosoparingeus dan Fagus):Kemampuan menelan baik
h. XI (Assesorius):Tidak ada atrovi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius,adanya usaha dari klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku
kuduk,(rigiditas nukal)
i. Nervus XIII(Hypoglossus) :Tidak ada devisiasi pada satu titik dan tidak ada
vasikulasi indra pengecapan normal.
3. Fungsi motoric:Kekuatan otot menurun,control keseimbangan dan koordinasi
pada tahap lanjut mengalami perubahan
4. Fungsi sensorik :pada meningitis didapatkan sensasi rabah.nyeri dan sushu yang
normal,tidak ada perasaan abnormal di permukaan tubuh,sensasi tropiosepsi,dan
diskriminaris notmal.
5. Fungsi cerebellum:anak A dapat mengingat orang-orang yang ia kenal.
6. Reflex :Anak A dapat menggerakan kakinya secara spontan ketika disentuh

10. System muskoloskeletal


1. Kepala :kepala berbentuk simetris,rambut bersih,putih dan penyebaranya
merata,Teraba lunak dan cembunhg,tidak teganga.
2. Vertebra:keadaan Normal
3. Pelvis :keadaan Normal
4. Lutut:keadaan Lututu simetris antara kiri dan kanan
5. Kaki :keadaan kaki pada anak A Normal,simetris antara kiri dan kanan
6. Tangan :keadaan tangan pada pasien A normal simetris antara kiri dan kanan
11. System integument
1. Kelenjar thyroid :Tidak ditemukan adanya kelenjar tyroid pada anak A
2. Ekresi urin :Ditemukan urin kurang dari biasanya.
3. Suhu tubuh:38 ℃
4. Tidak ada riwayat bekas seni dikelilingi semut.
12. sistem imun
1. Tidak ada riwat alergi dan makanan serta cuaca:Ibu L mengatakan babwha anak
A tidak memiliki alergi terhadap makann dan cuaca
2. Penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrim:Ibu L mengatakan bahwa Anak A
tidak memiliki penyakit akibat perubahan cuaca.

XI. Pemeriksaan tingkat perkembangan


A. 5 Tahun
1. Motoric kasar:Anak A dapat membalikan badan
2. Motoric halus:Anak dapat memgang mainan
3. Bahasa :Anak sdh dapat berbicara
4. Persoalan sosial :Anak sangat dekat dengan orang tuanya
B. 5 Tahun keatas
1. Perkembangan kongnotif:Anak A dapat menjelskan dan mencontohi seseorang.
2. Perkembangan psikoseksual:Belum dapat dikaji
3. Perkembangan psikososial:anak A memiliki hubungan baik dengan keluarag dan
teman-teman.

XII. Tes diagnostic


11. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
c. Meningitis bacterial
Tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan
protein glukosa meningkat, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri
d. Meningitis virus
Tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat
, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negative, kultur
virus biasanya dengan prosedur khusus
12. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
13. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
14. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil(infeksi
bakteri)
15. Elektrolit darah : Abnormal
16. Elektrolit serum : meningkat jika anak dehidrasi ( Na+ naik dan K+ turun )m
17. ESR/LED : meningkat ( meningitis )
18. Kultur darah, hidung, tenggorokan , urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasi tipe penyebab infeksi
19. MRI/ CT scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel: hematom daerah selebral, hemoragik atau tumor
20. Ronsen dada/kepala/sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial
XIII. Terapi saat ini.

N Jenis obta Rute Indikasi Mekanisme kerja obat


o pemberian
1 Paracetamol 3x1 Untuk Bekerja di pusat asaraf dengan
menurunkan mempengaruhi ambang rasa sakit
demam dengan menghambat enzim
cylooexsygenase,cox-1,cox-2 dan cox-
3,yang terlibat dalam pembentukan
prostaglandin,suptansi yang bertindak
mengatur rasa sakit dan diketahu juga
sebagai regulator panas pada
hipotalamus.
2 Ampicilin 3x1 Untuk Menghambat sistensi dinding sel
mengatasi bakteri dengan mengikat satu atau
infeksi akibat lebih pada ikatan penisilin-protein
bakteri seperti sehingga menyebabkan penghambatan
infeksi saluran pada tahapan akhir transpestidase
pernapasa,salur sistensi peptidoglikan dalam dinding
an pencernaan sel bakteri akibatnya biossistensi
jantung saluran dinding sel terhambat dan sel bakteri
kemih dan menjadi pecah
telinga.
3 Chlorampheni 2x1 Untuk Obat ini bekerja untuk membasmi
col mengatasi bakteri penyebab infeksi atau
infeksi bakteri memmperlambat hingga menghentikan
serius seperti pertumbuhan
meningitis bakteri(Neisseria,staphylococcus,strep
ococcua dan rickettsia).
4 Sefotaksin 3x1 Untuk Sefotaksin bekerja dengan cara
menangani memperlemah dan memecah dinding
infeksi bakteri sel membunuh bakteri.
5 Diazepam 2x1 Untuk Diazepam bekerja dengan cara
mengatasi mempengaruhi zat kimi di otak
kejang dan sehingga memebrikan efek
gangguan menenangkan selama beberapa jam
kecemasan atau beberapa harib setelah konsumsi.
6 Phenobarbital 2x1 Untuk Phenobarbital adalah penurunan
menurunkan ambam stimulasi sel saraf dikortex
barbiturate motoric sehingga terjadi hambatan
yang efektif penyebaran aktifitas listrik dari fokis
dalam aktivitas epilepsy di otak.Phenobarbital
mengatasi bekerja pada reseptor GABA sehingga
epilepsi menyebabkan peningkatan inhibisisi
sinaptik.
7 Phenythoind 2x1 Untuk Phwnythoind bekerja untuk
mengurangi memperlambat impuls diotak yang
kejang menyebabkan kejang.
8 Nacl 0,9%(15/men Untuk Natrium klorida merupakan garam
it). menggantikan utama yang berperan dalam
cairan tubuh mempertahankan kondisi osmosis
yang darah dan jaringan,perubahan kadar
hilang,mengor Natrium dan klorida akan mengubah
eksi ketidak kondisi ini dan mepengaruhi
seimbangan pergerakan cairan dan difusi garam
elektrolit,dan dalam jaringan seluler.
menjaga tubuh
aga tetap
terhidrasi
dengan baik
B.ANALISA DATA

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Kejang Resiko Cedera


Ibu mengatakan bahwa An.A
kejang-kejang selama 15 menit
DO:
kejang saat masuk rumah sakit
Suhu : 38℃

2. DS: Proses infeksi


ibu klien mengatakan An.A Hipetermi
panas
Peningkatan
DO : metabolic
Suhu : 38℃
Kulit merah dan terasa panas

3. DS : Perforasi Resiko deficit


Ibu klien mengatakan An.A volume cairan.
muntah 3-4x/hari Diaphoresisi

DO :
- klien tampak pucat
-keringat yang berlebihan
Suhu : 37℃

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera berhubungan dengan kejang
2. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan metabolic
3. Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan perforasi
D. INTERVENSI

No Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi

1 Resiko cedera 1. Tidak terjadi serangan 1. Observasi TTV


kejang ulang 2. Observasi kejang 4
berhubungan dengan
2. Suhu normal(36℃) jam sekali.
kejang 3. Kesadaran composmentis 3. Kolaborasi dengan
4. Nadi normal75-115x/menit tim medis terkait
5. Respirasi Normal 40x/menit pemebrian obat
6. Tekanan darah 109/72 4. Pantau kesadaran
pasien
5. Pasangkan
pengaman tempat
tidur.

2 Hipertemia berhubungan 1.suhu tubuh dalam rentang normal 1. monitor TTV


2.nadi dan RR dalam rentang 2. Lakukan tapid
dengan peningkatan
normal sponge
metabolic 3.tidak ada perubahan warna kulit 3. kolaborasi
dan tidak ada pusing. dengan dokter
terkait
pemberian obat
4. Ajurkan
keluarga pasien
untuk
memeberikan
air mineral
kepada pasien
5. Anjurkan
keluarga pasien
untuk
membrikan
pakain yang
tipis.
6. hindari
penggunaan
selimut tebal
3 Resiko deficit volume 1. mempertahankan urine 1. Observasi TTV
output sesuai dengan usia 2. Kolaborasi
cairan berhubungan
dan BB,BJ urine normal,HT dengan tim
dengan perforasi normal medi untuk
2. TTV Normal pemberian
3. Tidak ada tanda dehidrasi Cairan/Nutrisi
4. Elastisitas turgor kulit 3. Monitor status
baik,membrane mukosa intake dan
lembab,tidak ada rasa haus output yang
yang berlebihan. akurat
4. Monitoring
masuknya
makann atau
cairan dan
hitung intake
kalori harian
5. Monitoring
status nutrisi

E. IMPLEMENTASI

Tgl Dx keperawatan Tindakan keperawatan evaluasi


2/10 1 1. Mengobservasi TTV S:
Jam 2. Mengobservasi kejang DS :
10:1 4 jam sekali. Ibu mengatakan bahwa An.A
0 3. Kolaborasi dengan tim kejang-kejang selama 15 menit
medis terkait O:
pemebrian obat DO:
4. Pantau kesadaran - kejang saat masuk rumah
pasien sakit
5. Pasangkan pengaman - TTV : TD :
tempat tidur. 120/80mmHg,Suhu
38℃,RR : 49x/menit,N :
125X/menit
- Tingkat Kesadaran :
Composmentis
A: Masalah belum teratasi
P:
-Terapi obat Diazepam 2x1 dan
Phenythoind 2x1
Terapi Nacl 0,9%

2 1. monitor TTV S:
3/10 2. Lakukan tapid DS : ibu klien mengatakan An.A
Jam sponge panas
10:0 3. kolaborasi dengan O:
0 dokter terkait DO :
pemberian obat Suhu : 38,5℃ , TD :
4. Ajurkan keluarga 120/80,RR:49x/menit,N:125x/menit
pasien untuk Kulit merah dan terasa panas
memeberikan air A : masalah belum teratasi
mineral kepada P : Terapi Nacl 0,9%
pasien Terapi obat Paracetamol 3x1 dan
5. Anjurkan keluarga Ampicilin 3x1
pasien untuk
membrikan pakain
yang tipis.
6. hindari penggunaan
selimut tebal
Suhu : 27℃
3/10 Masalah Teratasi
Jam 1.Monitor TTV
12 : (Suhu)
00

3
4/10 S:
jam DS :
15:0 1. Observasi TTV Ibu klien mengatakan An.A muntah
0 2. Kolaborasi dengan 3-4x/hari
tim medi untuk O:
pemberian DO :
Cairan/Nutrisi - klien tampak pucat dan pusing
3. Monitor status -keringat yang berlebihan
intake dan output Suhu : 37℃
yang akurat A:Maslah belum teratasi
4. Monitoring P : terapi obat Donperidone 2x1
masuknya makann Terpai Nacl 0,9%
atau cairan dan
hitung intake kalori
harian
5. Monitoring status
nutrisi

4/10 S:
Jam DS :
17:0 1.Observasi TTV Ibu klien mengatakan An.A
0 2.Monitoring status muntah(-)
intake dan output Ibu mengatakan bahwa An.A
yang akurat panas(-)
3.Monitoring DO :
masuknya makanan TD : 90/70, S: 36℃ , N :
atau cairan 119X/menit , R : 40x/menit
4.Monitoring status A: masalah teratasi
nutrisi P: -

Anda mungkin juga menyukai