KELAS A
NO NAMA NPM
1. MARIA L. TAKNDARE 12114201180212
2. HENI LATUIHAMALLO 12114201180022
3. DELFIA N. SAHULEKA 12114201180051
4. FRILLY PATTISINAY 12114201180072
5. MATELDA RUMALEWANG 12114201180183
6. STEVANY BELLEN
7. SAUL MASELA
8. JOHANES MANUHUA
9. EXCEL AULELE
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah LAPORAN PENDAHULUAN
DAN ASKEP PADA An.A dengan MENINGITIS ini tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah KEPERAWAYAN ANAK I. selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang meningitis pada anak bagi para pembaca maupun para penulis.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun yang kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
A. PENGERTIAN MENINGITIS
B. ETIOLOGI MENINGITIS
C. MANIFESTASI KLINIS MENINGITIS
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
A. PENGKAJIAN
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSE KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN UMUM
A. Pengertian
Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges. Organisme penyebab meningitis
bacterial memasuki area secara langsung sebagai akibat cedera traumatic atau secara
tidak langsung bila dipindahkan dari tempat lain di dalam tubuh ke dalam cairan
serebrospinal
( CSS ). Berbagai agens dapat menimbulkan inflamasi pada meninges termasuk bakteri,
virus , jamur, dan zat kimia. ( Betz, 2009 )
Meningitis adalah infeksi yang terjadi pada selaput otak ( termasuk durameter,
arachnoid, dan piameter ) . ( Harold, 2005 )
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu
peradangan dari sleaput-selaput ( meningen ) yang mengelilingi otak dan sum-sum tulang
belakang ( spinal cord )
B. Etiologi
Etiologi meningitis pada anak menurut ( Satyanegara, 2010 ) yaitu sebagai berikut :
1. Bakteri : mycbakterium tuberculosa, Diplococus pneumonia, Neisseria
meningitis , Streptococus heamolyticus, Staphylococus Aureus , Haemophilus
influezae, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia.
2. Penyebab lainnya : virus, toxoplasma gondhi dan rickettsia
3. Factor maternal : rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
4. Factor imunologi : defisiensi mekanisme imun , defisiensi imunoglobin
5. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan
sistem pernapasan
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut ( Nanda,2015 ) yaitu sebagai berikut :
1. Pada Neonatus antara lain :
a. Menolak untuk makan : hampir semua penyakit dpat menurunkan nafsu
makan karena merasa dirinya ingin muntah umumnya terdapat pada bayo
dan anak
b. Refleks menghisap kurang : terjadinya penurunan spasme sehingga
menyebabkan otot lemah ( penurunan refleks menghisap )
c. Muntah : terjadi Karena peningkatan asam lambung dalam perut yang
berunjung kontraksi perut
d. Diare : mucul karena asupan makanan yang terkontaminasi dengan virus
dan bakteri atau mikroorganisme lain
e. Menangis lemah : penurunan spasme yang menimbulkan penurunan
aktivitas
2. Pada Anak-Anak dan remaja Antara Lain :
a. Demam tinggi : mikroorganisme masuk ke dalam darah, dan darah
diedarkan ke seluruh tubuh hingga terjadi infeksi
b. Sakit kepala : peradangan pada meningitis dapat merangsang otak hingga
terjadi sakit kepala atau pusing
c. Muntah : terjadi karena peningkatan asam lambung dalam perut yang
berujung kontraksi perut
d. Perubahan sensori : terjadi karena berkurangnya asupan makanan sehingga
sel-sel berujung pada saraf sensori yang lemah
e. Kejang : penurunan kekuatan otot dan saraf berpengaruh besar pada
tingkat kekuatan spasme
f. Delirium : keadaan mental yang abnormal berdasarkan halusinasi atau
ilusi dapat terjadi karena keadaan demam tinggi
g. Halusinasi : status delirium subakut gejala yang dominan yaitu halusinasi
pendengaran
h. Stupor, koma
D. Patofisiologi
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus seperti
streptokokus, stapilokokus, meningokokus, pnemokokus dan dari golongan lain seperti
tersebut menginfeksi , bronkus saluran cerna. Mikroorganisme tersebut mencapai otak
mengikuti aliran darah.
Diotak mikroorganisme berkembang biak membentuk koloni. Koloni
mikroorganisme menghasilkan toksin dan merusak meningen. Kumpulan toksin
mikroorganisme, jaringan yang rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu membentuk
cairan kental yang disebut pustula. Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini popular
disebut meningitis purulenta.
Toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui hematogen sampai ke
hipotalamus. Hipotalamus kemudian menaikan suhu sebagai tanda bahaya. Kenaikan
suhu hipotalamus akan diikuti dengan peningkatan mediator kimiawi akibat peradangan
seperti prostagnaldi, epinerfin, norepinefin. Kenaikan mediator tersebut dapat
merangsang peningkatan metabolisme sehingga dapat terjadi kenaikan suhu diseluruh
tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan respon gastrointestinal yang memunculkan rasa
mual dan muntah.
Volume pustula yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan
desakan didalam intrakrainal. Desain tersebut dapat meningkatkan rangsangan di korteks
serebri yang terdapat pusat pengaturan sistem gastroinetal sehingga merangsang
munculnya muntah dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat pernafasan.
Penignkatan tekanan intracranial tersebut juga dpaat menggangu fungsi sensorik maupun
motoric serta fungsi memori yang terdapat pada serebrum sehingga penderita mengalami
penurunan respon kesadaran terhadap lingkungan ( penurunan kesadaran ). Penurunan
kesadaran ini dapat menurunkan pengaturan sekresi trakeobronkial yang berakibat pada
penumpuka secret di trakea dan bronkial. Kondisi ini berdampak pada penumpukan
secret di trakea dan bronkus sehingga bronkus dan trakea menjadi sempit.
Peningkatan intracranial juga dapat berdampak munculnya fase eksitasi yang
terlalu cepat pada neuron sehingga memunculkan kejan. Respon saraf perifer juga tidak
bisa berlangsung secara kondusif, ini secara klinis dapat memunculkan tanda kernig dan
brudinsky. Kejang yang terjadi pada anak mengakibatkan penyempitan jalan nafas.
( Sujono Riyadi Sukarmin, 2010 )
PATWAY
Masuk ke
pembuluh
darah
Meningitis
Konsentrasi
Penurunan Membentuk
Batuk serangan Mikroorganisme
Hipertermi
oksigen
cardia dalam
output tuberkolosius mengsekresi
darah pnemouni kecil toksin
Sesak nafas
Tekanan darah Kerusakan
menurun Demam
Hipoksia, Kompleks primer Toksemia adrenal
kekurangan
oksigen Ketidakefektifan
bersihan jalan Kejang Kolasps
Lemas
nafas pembuluh
darah
Perforasi
E. Pemeriksaan penunjang
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bacterial
Tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan
protein glukosa meningkat, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri
b. Meningitis virus
Tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat
, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negative, kultur
virus biasanya dengan prosedur khusus
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil ( infeksi
bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal
6. Elektrolit serum : meningkat jika anak dehidrasi ( Na+ naik dan K+ turun )m
7. ESR/LED : meningkat ( meningitis )
8. Kultur darah, hidung, tenggorokan , urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasi tipe penyebab infeksi
9. MRI/ CT scan : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel: hematom daerah selebral, hemoragik atau tumor
10. Ronsen dada/kepala/sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada meningitis menurut ( Aesculapius, 2000 ) dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Umum
a. Mula-mula cairan yang diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup
( 15-20 tpm ) dan tidak berlebihan
b. Bila pasien merasa gelisah , diberi sedative seperti fenobarbital atau
penenang
c. Nyeri kepala pasien dapat diatasi dengan analgetika
d. Panas dapat diturunkan dengan kompres es, parasetamol, atau asam
salisilat
e. Kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :
1) Diazepam dengan dosis 0,5 mg/kg intravena
2) Fenobarbital dengan dosis 5-6 mg/kgBB perhari secara oral
3) Divenilhidantoin degan dosis 5-9 mg/kg BB perhari secara oral
f. Kenaikan tekanan intraktinal dapat diatasi dengan :
1) Manitol dnegan dosis 1-1,5 mg/kg berat badan secara intevena
dalam waktu 30-60 menit dna dapat diulangi 2 kali dengan jarak 4
jam
2) Mengatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan
napas
3) Bila ada hidrosefalus obstrukti dapat dilakukan operasi
4) Efusi sabdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama
2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi
2. Antibiotic
Berikut beberapa antibiotic yang Dapat diberikan kepada penderita
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK MENINGITS DI RUMAH SAKIT
CINTA KASIH,PALEMBANG
Kasus
BIODATA
A. Identitas klien
Nama : An:A
Tempat tanggal lahir :21 Jabuari 2015 (5 tahun)
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Kristen
Pendidikan :Belum sekelah
Alamat :Jl.Harapan.Palembang.
Tggl masuk :Rabu,05.Februari 2020(09:45)WIT
Tggl pengkajian :Rabu,05 Februari 2020
Diagnose medis :Meningitis
B. Identitas orang tua
1. Ayah
a. Nama :Tn.B
b. Usia :30 Tahun
c. Pendidikan :S1
d. Pekerjaan :PNS
e. Agama :Kristen
f. Alamat :Jl.Harapan,Palembang
2. Ibu
a. Nama :Ibu L
b. Usia :27 Tahun
c. Pendidikan :S1
d. Pekerjaan :Pegawai BUMN
e. Agama :Kristen
f. Alamat :Jl.Harapan,Palembang.
C. Identitas saudara kadung
I. Riwayat kesehatan.
A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama:Demam dan kejang-kejang
1. Riwayat keluhan utama:Ibu pasien mengatakan bahwa anak “A” mengalami
kejang satu kali selama kurang lebih 15 menit.Kejang muncul tiba-tiba pada
anak”A”yang sedang tidur .Saat kejang,badan anak”A”Tiba-tiba panas .Posisi
kaki dan tangan menekuk dan lurus secara berulang,dan mata anak
“A”Tertutup,setelah kejang anak “A” tidak sadarkan diri.
2. Keluhan pada saat pengkajian:Ibu pasien mengatakan bahwa demam pada anak
“A”belum turun dan anak sering kejang.
II. Riwayat kesehatan keluarga
A. Genogram
Keterangan:
:Laki-laki :Perempuan
:Meninggal :Meninggal
: Pasien
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap(dikaji setelah anak sadar)
1. Mengapa orang tua membawa kamu ke Rs:Anak A mengatakan bahwa saki-sakit
pada bagian kepalanya.
2. Menurut-mu apa penyebab kamu sakit:Anak A menggelegkan kepala tanda tidak
tahu.
3. Apakah dokter menceritakan keadaan kamu:Anak A hanya diam dan tidak mau
bicara.
4. Bagaimana rasanya ketika anak di rawat di RS:Anak A tidak menjawab tetapi
menangis.
IX. Aktivitas sehari-hari.
A. Nutrisi.
B. Cairan
d. 210 cc d. 105 cc
d. Volume
e. Kesulitan e. Tidak ada e. Tidak ada
D. Istirahat tidur
E. Olahraga
F. Personal Hygiene
G. Aktivitas/mobilitas fisik
F. Rekreasi
X. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:pasien kelihatan gelisah dan badan demam
2. Kesadaran:Somnolen(kesadaran menurun,respon psikomotorik lambat)
3. Tanda-tanda vital:
a. Tekanan darah :120/mmHg
b. Nadi :125x/menit
c. Suhu :38 derajad celsius
d. Respirasi :49x/menit
4. Antropometri
a. Berat badan :20 kg
b. Tinggi badan :105 cm
c. Lingkaran lengan atas :17,00 cm
d. Lingkaran kepala :48,4 cm
e. Lingkaran dada :42 cm
f. Lingkaran perut :62 cm
g. Skin fold ;tredapat skin fold
Kesimpulan :Berat badan bayi,tinggi badan sera pengukuran tumbuh
kembang bayi termasuk dalam batasan normal untuk bayi berusia 5tahun.
5. Sistem pernapasan.
a. Hidung:simetris antara lubang hidung kanan dan kiri,tidak ada septum
deviasi,tidak terdapat polip keadaan hidung bersih.
b. Leher:bentuk tidak simetris karena terdapat pembesaran kelenjar limfe
bagian dextrea
c. Dada
1. Bentuk dada:bentuk simetris,tidak terdapat pembesaran liver(splenomengali)
2. Gerakan dada :normal(inspirasi dan ekspirasi bekerja secara gentian)
d. Suara napas :Normal
e. Clubbing finger :tidak ditemukan
6. Sistem cardiovascular
a. Conjunctiva :pucat
b. Tekanan vena jugularis:tidak ditemukan
c. Ukuran jantung :sebesar kepal tanggan.
d. Suaru jantung :S1 dan S2 tunggal
e. Capillary refilling time:ditemkan adanya capillary refilling time
7. Sistem pencernaan
a. Sclera :putih,conjuctive dan merah mudah
b. Mulut :bibir pucat,mukosa bibir kering
c. Gaster :Normal
d. Abdomen :simetris,tidak ada lesi,terdapat bising usus 3x/hari
e. Anus :tidak ada lesi,tidak ada iritasi perinela
8. Sistem indra
1. Mata :konjuctivitas anemis,sclera normal,pupil isokor,palpebral norma.
2. Hidung : simetris antara lubang hidung kanan dan kiri,tidak ada septum
deviasi,tidak terdapat polip keadaan hidung bersih.
3. Telinga :simetris tidak ada serumen dan luka
9. Sistem saraf
1. Fungsi serebral
a. Status mental :Ibu L mengatakan bahwa anak A kadang mengalami
kecemasan karena keadaan yang sekarang ini
b. Kesadaran : Somnolen(kesadaran menurun,respon psikomotorik lambat)
c. Bicara :Anak A hanya tidur dan jarang untuk berbicara.
2. Fungsi cranial
a. Nervus I(Olfactorius):Anak A tidak memiliki kelaianan pada fungsi
penciuman
b. Nervus I(Oticus) :tidak didapatkan masalah penghliatan pada anak A.
c. Nervus I,II,II(Oculamotorius,throchelaris,Abdusens):Didapatkan hasil
pemeriksaan pada pasien bahwa Anak A mengalami kesensitifan terhadap
cahaya.
d. Nervus V(Trigeminus):pasien A meningitis tidak ditemukan paralisis pada
otot wajah dan pada korne mata tidak ada kelainan
e. Nervus VII(Facialis) :Anak memiliki persepsi pengecapan dalam batas normal
dan wajah simtris
f. Nervus VIII(Acusticus) :Pada pasien tidak ditemukan ketulian dan persepsi
g. Nervus IX dan X (glosoparingeus dan Fagus):Kemampuan menelan baik
h. XI (Assesorius):Tidak ada atrovi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius,adanya usaha dari klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku
kuduk,(rigiditas nukal)
i. Nervus XIII(Hypoglossus) :Tidak ada devisiasi pada satu titik dan tidak ada
vasikulasi indra pengecapan normal.
3. Fungsi motoric:Kekuatan otot menurun,control keseimbangan dan koordinasi
pada tahap lanjut mengalami perubahan
4. Fungsi sensorik :pada meningitis didapatkan sensasi rabah.nyeri dan sushu yang
normal,tidak ada perasaan abnormal di permukaan tubuh,sensasi tropiosepsi,dan
diskriminaris notmal.
5. Fungsi cerebellum:anak A dapat mengingat orang-orang yang ia kenal.
6. Reflex :Anak A dapat menggerakan kakinya secara spontan ketika disentuh
Analisa Data
DO :
- klien tampak pucat
-keringat yang berlebihan
Suhu : 37℃
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera berhubungan dengan kejang
2. Hipertemia berhubungan dengan peningkatan metabolic
3. Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan perforasi
D. INTERVENSI
E. IMPLEMENTASI
2 1. monitor TTV S:
3/10 2. Lakukan tapid DS : ibu klien mengatakan An.A
Jam sponge panas
10:0 3. kolaborasi dengan O:
0 dokter terkait DO :
pemberian obat Suhu : 38,5℃ , TD :
4. Ajurkan keluarga 120/80,RR:49x/menit,N:125x/menit
pasien untuk Kulit merah dan terasa panas
memeberikan air A : masalah belum teratasi
mineral kepada P : Terapi Nacl 0,9%
pasien Terapi obat Paracetamol 3x1 dan
5. Anjurkan keluarga Ampicilin 3x1
pasien untuk
membrikan pakain
yang tipis.
6. hindari penggunaan
selimut tebal
Suhu : 27℃
3/10 Masalah Teratasi
Jam 1.Monitor TTV
12 : (Suhu)
00
3
4/10 S:
jam DS :
15:0 1. Observasi TTV Ibu klien mengatakan An.A muntah
0 2. Kolaborasi dengan 3-4x/hari
tim medi untuk O:
pemberian DO :
Cairan/Nutrisi - klien tampak pucat dan pusing
3. Monitor status -keringat yang berlebihan
intake dan output Suhu : 37℃
yang akurat A:Maslah belum teratasi
4. Monitoring P : terapi obat Donperidone 2x1
masuknya makann Terpai Nacl 0,9%
atau cairan dan
hitung intake kalori
harian
5. Monitoring status
nutrisi
4/10 S:
Jam DS :
17:0 1.Observasi TTV Ibu klien mengatakan An.A
0 2.Monitoring status muntah(-)
intake dan output Ibu mengatakan bahwa An.A
yang akurat panas(-)
3.Monitoring DO :
masuknya makanan TD : 90/70, S: 36℃ , N :
atau cairan 119X/menit , R : 40x/menit
4.Monitoring status A: masalah teratasi
nutrisi P: -