DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
NIK. NIK.
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
NIK. NIK.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan
oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi
yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat (Bradley et.al., 2011)
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A.
Prince).Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, myoplasma (fungi), dan aspiri substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalui
gambaranradiologis (NANDA NIC-NOC, 2015)
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkanbronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak
(patchy distribution) (Bennete, 2013)
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya yang sering menimpa anak)anak dan balita, yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada
juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan.Bronkopneumonia
lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagaikeadaan yang
melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya
kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa (Bennete, 2013).
C. Patofisiologi
Proses terjadinya bronchopneumonia yaitu masuknya mikroorganisme ke
traktus respiratorius yang menginfeksi saluran napas atas. karena daya tahan tubuh
lemah maka infeksi menyebar ke paru-paru sampai ke bronchioli dan menimbulkan
gejala ringan( batuk, pilek, panas, malaise). Jila infeksi bertambah kuat, terjadi infiltrasi
yaitu masuknya mukus paru-paru yang menyebabkan sumbatan dan konsolidasi yaitu
penimbunan mukus paru-paru yang menyebabkan gangguan ventilasi, gangguan
difusi dan gangguan perfusi yang menyebabkan hipoksemia yang ditandai dengan
gejala bertambah berat dengan pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat,
sianosis, kadang-kadang konstipasi atau diare, muntah dan distensi abdomen. Jika hal
ini tidak ditanggulangi terjadi kondisi yang lebih buruk yaitu kegagalan pernapasan
Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu :
1. Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini
terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup
histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur
komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk
melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.
Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.
Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah
paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen
hemoglobin.
RESPIRASI PNEUMONIA
brochiolus
Alveoli
kerusakan epitel
Hipotalamus
Menurut (Bennete, 2013) tanda dan gejala dari pneumonia antara lain:
1. Batuk nonproduktif
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Retraksi intercosta
5. Penggunaan otot bantu napas
6. Demam
7. Ronchii
8. Cyanosis
9. Thorak photo menunjukkan infiltrasi melebar
10. Batuk
11. Sakit kepala
12. Sesak nafas
13. Menggigil
14. Berkeringat
15. Lelah.
Pasien dengan bronkopneumoni dapat mengalami demam tinggi dengan
peningkata suhu secara mendadak sampai 40º. Anak sangat gelisah, sesak nafas
dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernafasan cuping hidung merupakan trias
gejala yang patognomotik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare, batuk mula-
mula kering kemudian menjadi produktif.
Manifestasi yang lain yang sering adalah nyeri dada saat batuk ataupun
bernafas, batuk produktif disertai dahak purulen, sesak nafas, dyspnea sampai
terjadi sianosis, penurunan kesadaran pada keadaan yang buruk atau parah,
perubahan suara nafas ralews, ronchi, wezhing, hipotensi apabila disertai dengan
bakterimia atau hipoksia berat, tachipnea serta nadi cepat.
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi
saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak
sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak
sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping
hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada
awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada
awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif (Bennete, 2013).
E. Komplikasi
Menurut (misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu :
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal napas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolik
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Leukosit, umumnya pneumonia bakteri didapatkan leukositosis dengan
predominan polimorfonuklear. Leukopenia menunjukkan prognosis
yang buruk.
b. Cairan pleura, eksudat dengan sel polimorfonuklear 300-100.000/mm. Protein
di atas 2,5 g/dl dan glukosa relatif lebih rendah dari glukosa darah.
c. Titer antistreptolisin serum, pada infeksi streptokokus meningkat dan dapat
menyokong diagnosa.
d. Kadang ditemukan anemia ringan atau berat.
1. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nanda Nic-Noc (2015) Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia
biasanya berupa pemberian antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu,
terapi O2 untuk menanggulangi hipoksemia.
Oksigen 1-2L/menit.
IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9%= 3:1,+KCI 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan
kesimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
Cough Enhancement
(3250)
1 Monitor fungsi paru-
paru, kapasitas vital, dan
inspirasi maksimal
2 Dorong pasien
melakukan nafas dalam,
ditahan 2 detik lalu batuk
2-3 kali
3 Anjurkan klien nafas
dalam beberapa kali,
dikeluarkan dengan pe-
lan-pelan dan batukkan di
akhir ekspirasi
Aspiration Precaution
(3200)
1. Monitor tingkat
kesadaran, reflek batuk,
gag reflek dan
kemampuan menelan.
2. Monitor status paru-paru
3. Pertahankan airway
4. Alat suction siap pakai,
tempatkan disamping bed,
dan suction sebelum
makan
5. Beri makanan dalam
jumlah kecil
6. Pasang NGT bila perlu
7. Cek posisi NGT
sebelum membe-rikan
makan
8. Cek residu sebelum
memberikan makan
9. Hindari pemberian
makanan jika residu
banyak
10. Libatkan keluarga
selama pemberian makan
11. Potong makanan
menjadi kecil-kecil
12. Mintakan obat dalam
bentuk sirup
13. Puyer pil sebelum
diberikan
14. Jaga posisi kepala klien
elevasi 30-40˚ selama dan
setelah pemberian makan
15. Anjurkan / atur posisi
klien semi fowler atau
fowler ketika makan
16. K/p per sonde atau drip
feeding
17. Cek apakah makanan
mudah di telan
Respirasi Monitoring
(3350)
1. Monitor rata-rata, ritme,
kedalaman, dan usaha
napas
2. Catat gerakan dada
apakah simetris, ada
penggunaan otot
tambahan, dan retraksi
3. Monitor crowing, suara
ngorok
4. Monitor pola napas :
bradipneu, takipneu,
kusmaull, apnoe
5. Dengarkan suara napas
: catat area yang
ventilasinya menurun /
tidak ada dan catat adanya
suara tambahan
6. K/p suction dengan
mendengarkan suara
ronkhi atau krakles
7. Monitor peningkatan
gelisah, cemas, air hunger
8. Monitor kemampuan
klien untuk batuk efektif
9. Catat karakteristik dan
durasi batuk
10. Monitor secret di saluran
napas
11. Monitor adanya krepitasi
12. Monitor hasil roentgen
thorak
13. Bebaskan jalan napas
dengan chin lift atau jaw
thrust bila perlu
14. Resusitasi bila perlu
15. Berikan terapi
pengobatan sesuai advis
(oral, injeksi, atau terapi in-
halasi)
3. Pola nafas tidak Setelah dilakukan Airway manajemen (
efektif b.d peruba tindakan perawatan 3140)
han membrane selama … X 24 jam pola
1 Buka jalan napas,
alveoler nafas klien efektif, dengan gunakan teknik chin lift
kriteria : atau jaw thrust bila perlu
Batasan 2 Posisikan klien untuk
karakteristik: Respiratory status : memaksi-malkan ventilasi
- Penurunan Airway patency (0410) :3 Identifikasi perlunya
tekanan inspirasi - / Suara napas bersih pemasangan jalan napas
ekspirasi - Tidak ada sianosis buatan
- Penurunan - Tidak sesak napas 4 Pasang mayo bila perlu
ventilasi per menit- Irama napas dan
5 Lakukan fisioterapi
- Penggunaan frekuensi napas dalam dada bila perlu
otot nafas rentang normal 6 Keluarkan sekret
tambahan - Klien tidak merasa ter- dengan batuk atau suction
- Pernafasan cekik 7 Auskultasi suara napas
nasal flaring - Tidak ada sianosis , catat adanya suara
- Dispneu - Tidak gelisah tambahan
- Ortopneu - Sputum berkurang 8 Kolaborasi pemberian
- bronkodilator bila perlu
Penyimpangan Respiratory status 9: Monitor respirasi dan
dada ventilation (0403) status oksigen
- Nafas pendek - Respirasi dalam
- Posisi tubuh rentang normal Respirasi Monitoring
menun-jukkan - Ritme dalam batas (3350)
posisi 3 poin normal 1 Monitor rata-rata, ritme,
- Nafas - Ekspansi dada kedalaman, dan usaha
pursedlip (de-ngan simetris napas
bibir) - Tidak ada sputum di
2 Catat gerakan dada
- Ekspirasi jalan napas apakah simetris, ada
memanjang - Tidak ada penggunaan penggunaan otot
- Peningkatan otot-otot nafas tambahan tambahan, dan retraksi
diameter anterior
- Tidak ada retraksi
3 Monitor crowing, suara
posterior dada ngorok
- Frekuensi - Tidak ditemukan
4 Monitor pola napas :
nafas dispneu bradipneu, takipneu,
Bayi : < 25 atau -> Dispneu saat aktivitas kusmaul, apnoe
60 ti-dak ditemukan 5 Dengarkan suara
1-4 th : < 20 atau -> Napas pendek-pendek napas : catat area yang
30 ti-dak ditemukan ventilasinya menurun /
5-14 th : < 14 atau
- Tidak ditemukan taktil tidak ada dan catat adanya
> 25 fremitus suara tambahan
> 14 th : < 11
- Tidak ditemukan suara
6 K/p suction dengan
atau > 24 napas tambahan mendengarkan suara
- Kedalaman ronkhi atau krakles
nafas 7 Monitor peningkatan
Volume tidal gelisah, cemas, air hunger
dewasa saat 8 Monitor kemampuan
istirahat 500 ml klien untuk batuk efektif
Volume tidal 9 Catat karakteristik dan
bayi 6-8 ml/kg BB durasi batuk
- Penurunan 10 Monitor sekret di saluran
kapasitas vital napas
- Timing rasio 11 Monitor adanya krepitasi
12 Monitor hasil roentgen
thorak
13 Bebaskan jalan napas
dengan chin lift atau jaw
thrust bila perlu
14 Resusitasi bila perlu
15 Berikan terapi
pengobatan sesuai advis
(oral, injeksi, atau terapi in-
halasi)
Cough Enhancement
(3250)
1 Monitor fungsi paru-
paru, kapasitas vital, dan
inspirasi maksimal
2 Dorong pasien
melakukan nafas dalam,
ditahan 2 detik lalu batuk
2-3 kali
3 Anjurkan klien nafas
dalam beberapa kali,
dikeluarkan dengan pelan-
pelan dan batukkan di
akhir ekspirasi
Terapi Oksigen (3320)
13. Bersihkan secret di
mulut, hidung dan trachea
/ tenggorokan
14. Pertahankan patensi
jalan nafas
15. Jelaskan pada klien /
keluarga ten-tang
pentingnya pemberian
oksigen
16. Berikan oksigen sesuai
kebutuhan
17. Pilih peralatan sesuai
kebutuhan : kanul nasal 1-
3 l/mnt, head box 5-10
l/mnt, dll
18. Monitor aliran oksigen
19. Monitor selang oksigen
20. Cek secara periodik
selang oksigen, air
humidifier, aliran oksigen
21. Observasi tanda
kekurangan oksigen : geli-
sah, sianosis dll
22. Monitor tanda keracunan
oksigen
23. Pertahankan oksigen
selama dalam transportasi
24. Anjurkan klien / keluarga
untuk me-ngamati
persediaan oksigen, air
humidifier, jika habis
laporkan petugas
4. Intoleransi Setelah Terapi Aktivitas (4310)
dilakukan
aktivitas b.d tindakan keperawatan
1 Catat frekuensi
ketidakseimbanga selama … x 24 jam, klien jantung irama, perubahan
n suplai dan mampu mencapai : tekanan darah sebelum,
kebutuhan activity toleransi , dengan selama, setelah
oksigen, kriteria : beraktivitas sesuai indikasi
kelemahan 2 Tingkatkan istirahat,
Activity tolerance batasi aktivitas dan berikan
Batasan (0005) aktivitas senggang yang
Karakteristik : - Saturasi oksigen tidak berat
- Laporan kerja : dalam batas normal ketika
3 Batasi pengunjung
kele-lahan dan beraktivitas 4 Monitor / pantau respon
kelemahan - HR dalam batas emosi, fisik, sosial dan
- Respon normal ketika beraktivitas spiritual
terhadap aktivitas
- Respirasi dalam batas
5 Jelaskan pola
menunjukkan nadi normal saat beraktivitas peningkatan aktivitas
dan tekanan darah
- Tekanan darah sistolik secara bertahap
abnormal dalam batas normal saat
6 Bantu klien mengenal
- Perubahan beraktivitas aktivitas dengan penuh arti
EKG menunjukkan
- Tekanan darah
7 Bantu klien mengenal
aritmia / disritmia diastolik dalam batas pilihan untuk baktivitas
- Dispneu dan normal saat beraktivitas 8 Bantu klien mengenal
ketidaknyamanan- EKG dalam batas dan memperoleh akal,
yang sangat normal sumber yang di-butuhkan
Gelisah - Warna kulit untuk keinginan ber-
- Usaha bernafas saat aktivitas
beraktivitas 9 Tentukan klien
- Berjalan di ruangan komitmen untuk
- Berjalan jauh meningkatkan frekuensi
- Naik tangga dan atau jarak untuk
- Kekuatan ADL aktivitas
- 10 Kolaborasi yang
Kemampuan ber berhubungan de-ngan
bicara saat latihan fisik, terapi rekreasi,
penga-wasan program
aktivitas yang tepat
11 Bantu klien membuat
rencana yang khusus
untuk pengalihan aktivitas
rutin tiap hari
12 Bantu klien / keluarga
mengenal kekurangan
mutu aktivitas
13 Latih klien / keluarga
mengenai pe-ran fisik,
sosial, spiritual ,
pengertian aktivitas
didalam peme-liharaan
kesehatan
14 Bantu klien / keluarga
menyesuaikan lingkungan
dengan keinginan akti-
vitas
15 Berikan aktivitas yang
meningkatkan perhatian
dalam jangka waktu
tertentu
16 Fasilitasi penggantian
aktivitas ketika klien sudah
melewati batas waktu,
energi dan pergerakan
17 Berikan lingkungan yang
tidak berbahaya untuk
berjalan sesuai indikasi
18 Berikan bantuan yang
positif untuk partisipasi
didalam aktivitas
19 Bantu klien
menghasilkan motivasi
sendiri
20 Monitor emosi, fisik,
sosial, dan spiritual dalam
aktivitas
Manajemen
Energi (0180)
1. Observasi adanya
pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
2. Dorong
mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang
menye-babkan adanya
kelelahan
4. Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
adekuat
5. Monitor klien adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
6. Monitor respon
kardiovaskuler terhadap
aktivitas
7. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur / istirahat
klien
Manajemen Disritmia
(4090)
1. Mengetahui dengan
pasti klien dan keluarga
yang mempunyai riwayat
jantung.
2. Monitor dan periksa
kekurangan oksigen,
keseimbangan asam basa,
elektrolit.
3. Rekam EKG
4. Anjurkan istirahat setiap
terjadi serangan.
5. Catat frekuensi dan
lamanya kejadian
serangan .
6. Monitor hemodinamik.
5. Defisit self care Kebutuhan ADL klien NIC: Membantu
b.d terpenuhi selama perawatan diri klien
kelemahan, kelela perawatan Mandi dan toiletting
han, sesak nafas Indikator:
- Klien tampak bersih Aktifitas:
Batasan dan rapi 1. Tempatkan alat-alat
mampu memakai
- Kebutuhan makan
NIC: ADL Berpakaian
baju sendiri minum, mandi, toileting,
dll terpenuhi Aktifitas:
1. Informasikan pd klien
dalam memilih pakaian
selama perawatan
2. Sediakan pakaian di
tempat yang mudah
dijangkau
3. Bantu berpakaian yang
sesuai
4. Jaga privcy klien
5. Berikan pakaian pribadi
yg digemari dan sesuai
6. Libatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan
berpakaian
Teaching Procedur/Treatment
(5618)
1. Informasikan kepada
klien dan orang tua kapan
prosedur pengobatan akan
dilaksa-nakan
2. Informasikan seberapa
lama prosedur pengobatan
akan dilakukan
3. Informasikan tentang
peralatan yang akan
digunakan dalam
pengobatan
4. Informasikan kepada
orang tua siapa yang akan
melakukan prosedur
pengobatan
5. Jelaskan tujuan dan
alasan dilakukan prosedur
pengobatan
6. Anjurkan kepada klien
untuk kooperatif saat
dilakukan prosedur
pengobatan
7. Jelaskan tentang
perasaan yang mungkin
akan dialami selama di-
lakukan prosedur
pengobatan
Manajemen Hipovolemia
(4180)
1 Monitor status
cairan intake dan output
2 Pertahankan patensi
akses intravena
3 Monitor Hb dan Hct
4 Monitor kehilangan
cairan (perda-rahan,
muntah, diare)
5 Monitor tanda vital
6 Monitor respon klien
terhadap perubahan cairan
7 Berikan cairan isotonic /
kristaloid (NaCl, RL)
8 Monitor tempat tusukan
intravena dari tanda
infiltrasi atau infeksi
9 Monitor IWL (missal :
diaporesis)
10 Anjurkan klien untuk
menghindari
mengubah posisi dengan
cepat, dari tidur ke duduk
atau berdiri
11 Monitor berat badan
12 Monitor tanda dehirasi (
turgor kulit menurun,
pengisian kapiler lambat,
membrane mukosa kering,
urin output menurun,
hipotensi, rasa haus
meningkat, nadi lemah
13 Dorong intake oral
(distribusikan cairan
selama 24 jam dan beri
ca-iran diantara waktu
makan)
14 Pertahankan aliran infus
15 Atur posisi klien
Trendelenburg / kaki
elevasi lebih tinggi dari
kepala ketika hipotensi bila
perlu
Monitoring Elektrolit
(2020)
1 Monitor elektrolit serum
2 Laporkan jika ada
ketidakseimbang-an
elektrolit
3 Monitor tanda dan
gejala ketidak-seimbangan
elektrolit (kejang, kram
perut, tremor, mual dan
muntah, le-targi, cemas,
bingung, disorientasi, kram
otot, nyeri tulang, depresi
pernapasan, gangguan
irama jantung, penurunan
kesadaran : apatis, coma)
Manajemen Elektrolit
(2000)
1 Pertahankan cairan
infus yang me-ngandung
elektrolit
2 Monitor kehilangan
elektrolit lewat suction
nasogastrik, diare,
diaporesis
3 Bilas NGT dengan
normal salin
4 Berikan diet makanan
yang kaya kalium
5 Berikan lingkungan
yang aman bagi klien yang
mengalami gangguan
neurologis atau
neuromuskuler
6 Ajari klien dan keluarga
tentang tipe, penyebab,
dan pengobatan keti-
dakseimbangan elektrolit
7 Kolaborasi dokter bila
tanda dan gejala
ketidakseimbangan
elektrolit menetap.
8 Monitor respon klien
terhadap terapi elektrolit
9 Monitor efek samping
pemberian suplemen
elektrolit.
10 Kolaborasi dokter
pemberian obat
yang mengandung
elektrolit (al-dakton,
kalsium glukonas, Kcl).
11 Berikan suplemen
elektrolit baik lewat oral,
NGT, atau infus sesuai
advis dokter
10. Hipertermi b.d Setelah dilakukan Pengaturan Panas
dehidrasi, tindakan perawatan (3900)
peningkatan selama … X 24 jam suhu
1. Monitor suhu sesuai
metabolik, proses badan klien normal, kebutuhan
infeksi dengan criteria : 2. Monitor tekanan darah,
nadi dan respirasi
Batasan Termoregulasi (0800) 3. Monitor suhu dan warna
karakteristik : - Suhu kulit normal kulit
- Suhu tubuh -> Suhu badan 35,9˚C-
4. Monitor dan laporkan
normal 37,3˚C tanda dan
- Kejang - Tidak ada sakit kepala gejala hipertermi
- Menggigil - Tidak ada nyeri otot 5. Anjurkan intake cairan
- Iritabel -/ Tidak ada perubahan dan nutrisi yang adekuat
gragapan warna kulit 6. Ajarkan klien
- Takikardi - Nadi, respirasi bagaimana mencegah
- Respirasi dalam batas normal panas yang tinggi
meningkat - Hidrasi adequate 7. Berikan obat antipiretik
- Diraba hangat- / Klien 8. Berikan obat untuk
panas menyatakan nya-man mencegah atau
- Kulit memerah- Tidak menggigil mengontrol menggigil
- Tidak iritabel /
gragapan / kejang Pengobatan Panas
(3740)
1. Monitor suhu sesuai
kebutuhan
2. Monitor IWL
3. Monitor suhu dan warna
kulit
4. Monitor tekanan darah,
nadi dan respirasi
5. Monitor derajat
penurunan kesadaran
6. Monitor kemampuan
aktivitas
7. Monitor leukosit,
hematokrit
8. Monitor intake dan
output
9. Monitor adanya aritmia
jantung
10. Dorong peningkatan
intake cairan
11. Berikan cairan intravena
12. Tingkatkan sirkulasi
udara dengan kipas angin
13. Dorong atau lakukan oral
hygiene
14. Berikan obat antipiretik
untuk men-cegah pasien
menggigil
15. Berikan obat antibiotik
untuk me-ngobati
penyebab demam
16. Berikan oksigen bila
perlu
17. Kompres hangat
diselangkangan dan aksila
jika suhu kurang dari 39 ˚C
18. Berikan kompres dingin
jika suhu > 39˚C
19. Anjurkan klien untuk
tidak memakai selimut
20. Anjurkan klien memakai
baju ber-bahan dingin, tipis
dan menyerap keringat.
Manajemen Lingkungan
(6480)
1. Berikan ruangan sendiri
/ isolasi bila perlu
2. Berikan tempat tidur
dan kain / linen yang
bersih dan nyaman
3. Batasi pengunjung
http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusi-pleura.html
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., et al. 2011. The Management of
Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of
Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and
the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis 53 (7): 617-630
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Penerbit IDAI