Anda di halaman 1dari 10

,L

fB
P
4
2
8
1
-v
td
c
).T
/
(o
Definisi

lh
M
jg
u
k
a
b
y
n
rm
ip
s
e TUBERCULOSIS PARU

Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi pada paru yang di sebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Mycrobacterium tuberculosis ini termasuk bakteri yang tahan
terhadap asam. Tanda adanya infeksi dari bacteri ini adalah tmbulnya tuberkel dan nekrosis
kaseosa pada jaringan setiap organ. Pada manusia paru-paru adalah tempat utama infeksi
bacteri ini dan merupakan pintu gerbang menyebarnya bacteri ini ke bagian tubuh yang lain.

Penularan
Penularan atau penyebaran dari bacteri tuberculosis ini dapat melalui :
-
-
-
Sputum yang berasal dari batuk oleh penderita tuberculosis
Makanan yang tercemar oleh bacteri tuberculosis
Air susu ibu yang menderita tuberculosis yang bisa ditularkan ke anaknya

Patofisiologi

1
a
d
h
l
u
b
m
e
p
i
s
o
r
E
Etiologi






Otak

Mycobakterium tuberculosa
Factor-faktor yang menyebabkan
tuberculosis secara genetic.
Ginjal

seseorang
Tulang belakang

terinfeksi oleh

Jenis kelamin : pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan
Usia : pada massa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi
Pada masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat
mycobacterium

Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi, stress
emosional, kelelahan yang kronik)
Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi
Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah
Nutrisi : status nutrisi yang kurang
Infeksi berulang : HIV, measles, pertusis
Tidak mematuhi aturan pengobat

Manifestasi minis
 Demam, malaise, anoreksia, BB menurun, kadang-kadang batuk (batuk tidak selalu
ada, menurun sejalan dengan lamanya penyakit), nyeri dada, hemoptysis.
 Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui karena mulainya penyakit
secara perlahan. Kadang-kadang tuberculosis ditemukan pada anak tanpa gejala atau

2
keluhan. Tetapi secara rutin dengan uji tuberculin dapat ditemukan penyakit tersebut.
Gejala tuberculosis primer dapat berupa demam yang naik turun selama 1-2minggu
dengan atau tanpa batuk dan pilek. Gambaran klinisnya : demam, batuk, anoreksia
dan BB menurun.

Komplikasi
 Meningitis
 Spondilitis
 Pleuritis
 Bronkopneumoni
 Atelektasis

Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan fisik
- riwayat penyakit : riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi penyakit
- reaksi terhadap test tuberculin : reaksi test positif (diameter=5mm) menunjukkan
adanya infeksi primer
- radiolgi : terdapat kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran pembesaran
kelenjar paratrakeal, penyebaranmilier, penyebarab bronkogen, atelektasis, pleuritis
dengan efusi, cairan asites
- kultur sputum : kultur bilasan lambung atau sputum, cairan pleura, urine, cairan
cerebrospinal cairan noduslimfe ditemukan basil tuberculosi
- patologi anatomi dilakukan pada kelenjar getah bening, hepar, pleura, peritoneum,
kulit ditemukan tuberkel dan basil tahan asam
- uji BCG : reaksi positif jika setelah mendapat suntikan BCG langsung terdapat reaksi
local yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan
- infeksi TB : hanya diperlihatkan oleh skin test tuberculin positif
- penyakit TB : gambaran radiologi positif, kultur sputum positif dan adanya gejala
gejala penyakit

Penatalaksanaan
PENGKAJIAN
1. Data pasien

3
a. Nama pasien
b. Nama orang tua
c. Alamat
d. Usia
e. Jenis kelamin
2. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik (klasifikasi oleh Marilyyn E. Doengoes,
dkk. 2000)
a. Aktivitas/tidur
Gejala :
 Kelelahan umum dan kelemahan
 Dispnea saat kerja maupun istirahat
 Kesulitan tidur pada malam hari atau demam, menggigil atau
berkeringat pada malam hari
 Mimpi buruk
Tanda :
 Takikardi
 Takipnea/dispnea saat beraktifitas
 Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda :
 Takikardi
 Disritmia
 Adanya S3 dan S4 bunyi gallo (gagal jantung akibat efusi)
 Nadi apical (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal
 Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara
dalam mediastinum)
 TD : hipertensi/ hipotensi
 Distensi vena jugularis
c. Integritas ego
Gejala :
 Gejala stress yang berhubungan dengan lamanya penyakit, perasaan
tidak berdaya/ putus asa
Tanda :
4
 Menyangkal
 Ansietas, ketakutan, gelisah
 Perhatian menurun, perubahan mental
d. Makanan dan cairan
Gejala :
 Kehilangan nafsu makan
 Penurunan berat badan
Tanda :
 Turgor kulit buruk, kering bersisik
 Kehilangan masa otot, kehilangan lemak subcutan
e. Nyeri dan kenyamanan
Gejala :
 Nyeri dada meningkat karena pernafasan, batuk berulang
 Nyeri tajam atau menusuk diperberat oleh nafas dalam, mungkin
menyebar ke bahu, leher, dan abdomen
f. Pernafasan
Gejala :
 Batuk
 Nafas pendek
Tanda :
 Peningkatan frekwensi pernafasan
 Peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesories pernafasan pada
dada, leher, retraksi intercostals, ekspirasi abdominalis kuat
 Pengembangan dada tidak simetris
 Perkusi pekak dan penurunan fremitus pada pneumotorax perkusi,
hiperresonan pada area yang terlibat
 Bunyi nafas menurun/ tidak ada secara bilateral atau unilateral
 Bunyi nafas tuber atau pectoral atas lesi
 Crackles di ata apeks paru selama inspirasi cepat selesai batuk pendek
 Devisiasi trakheal
g. Keamanan
Gejala :
 Kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan infeksi
sekunder
5
Tanda :
 Demam ringan atau demam akut
h. Interaksi social
Gejala :
 Perasaan etrisolasi/ penolakan karena penyakit menular
 Perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran
i. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala :
 Riwayat keluarga TB
 Ketidakmampuan umum/ status kesehatan buruk
 Gagal untuk membaik/ kambuhnya TB
 Tidak berpartisipasi pada terapi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
1. Reaksi hipersensitivitas : Tes Kulit Tuberkulin
a. Tes tuberkulin intradermal (Mantoux)
b. Tes tuberkulin dengan suntikan jet
c. Tes tuberkulin tusukan majemuk
2. Pemeriksaan radiografik

DIAGNOSA
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret
darah.
Kriteria hasil :
·         Mempertahankan jalan nafas pasien
·         Mengeluarkan sekret tanpa bantuan

Tujuan: Mempertahankan jalan napas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa


bantuan. Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas.
Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi. Mengidentifikasi
potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.

6
Intervensi :
1. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama,  kedalaman
dan penggunaan otot aksesori
R/ Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat
karakter, jumlah sputum, adanya emoptisis
R/ Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau
darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat
memerlukan evaluasi
3. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan napas dalam
R/ Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernapasan
4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
R/ Mencegah obstruksi / aspirasi

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau
produksi sputum meningkat.
Kriteria hasil :
·         BB meningkat

Tujuan: Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai


laboratoriurn normal dan bebas tanda malnutrisi. Melakukan perubahan pola
hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat.

Intervensi :
1. Catat status nutrisi pasien
2. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
R/ Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
R/ Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan

7
4. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan
pada klien kecuali kontra indikasi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
R/4&5 Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural

3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan


berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
 Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan
pengobatan

Tujuan: Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan kebutuhan


pengobatan. Melakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki
kesehatan umurn dan menurunkan resiko pengaktifan ulang luberkulosis paru.
Mengidentifikasi gejala yang mernerlukan evaluasi/intervensi. Menerima
perawatan kesehatan adekuat.

Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
R/ Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan
pada tahapan individu
2. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
R/ Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau
efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut
3. Berikan instruksi dan informasi tertulis
R/ Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat
sejumlah besar informas
4. Anjurkan klien untuk tidak merokok
R/ Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi
meningkatkan disfungsi pernapasan

4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk


menghindari pemajanan patogen.

8
Kriteria hasil :
·         Menurunkan resiko penyebaran infeksi

Tujuan: Mengidentifikasi pencegahan/menurunkan resiko penyebaran infeksi.


Menunjukkan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan
yang. aman.

Intervensi :
1. Kaji patologi penyakit
R/ Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program
pengobatan
2. Identifikasi orang lain yang berisiko
R/Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah
penyebaran / terjadinya infeksi
3. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah
R/ Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
4. Kaji tindakan kontrol infeksi
5. R/ Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk
menurunkan penyebaran infeksi
6. Awasi suhu sesuai indikasi
R/ Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut

EVALUASI

a. Keefektifan bersihan jalan napas.


b. Fungsi pernapasan adekuat untuk mernenuhi kebutuhan individu.
c. Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.
d. Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.
e. Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan dan
perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan

PERENCANAAN PEMULANGAN
 jelaskan terapi yang digunakan : dosis, efek samping, lama pemberian terapi, cara
meminum obat

9
 melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur
 menekankan pentingnya control ulang sesuai jadwal
 nformasikan jika terdapat tanda – tanda terjdinya kekambuhan

10

Anda mungkin juga menyukai