Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS

1. Salam dan perkenalan diri


2. Anamnesis singkat
3. Informed consent
“Saya akan melakukan pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis. Mungkin sedikit tidak
nyaman apakah bapak bersedia”
4. Persiapan alat dan cuci tangan
Alat : palu refleks
5. Baca bismillah
6. Pemeriksaan refleks fisiologis (masing masing kanan kiri, baru lanjut refleks lain
a. Biceps
- Lengan dalam keadaan sedikit fleksi dan rileks
- Tendo M. Biceps dengan tumpuan ibu jari diketuk dengan palu reflex
- “apakah refleks + (fleksi sendi siku)? Normal/meningkat/menurun?”
b. Triceps
- Sendi siku fleksi 900 dan rileks
- Tendo triceps (diatas olecranon) diketok
- “apakah refleks + (gerakan ekstensi pada siku)? Normal/meningkat/menurun?”
c. Radius
- Lengan bawah sedikit fleksi pada sendi siku, posisi antara pronasi dan supinasi
- Diketok pada proc. Styloideus radii
- “apakah refleks + (ekstensi tangan dan pronasi tangan)?
Normal/meningkat/menurun?”
d. Ulna
- Posisi seperti radius yang diketok proc. Styoideus ulna
- “apakah refleks + (ekstensi tangan dan pronasi tangan)?
Normal/meningkat/menurun?”
e. Refleks abdominal
Menggoreskan dinding perut dari lateral ke umbilicus,hasil negative pada orang tua,
wanita multi para,obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot.
f. Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama naik /
kontriksi ( L 1-2 ) kanan kiri
g. Reflek Anal
Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani (S 3-5)
h. Reflek Bulbo Cavernosus
- Dilakukan dengan RT menggunakan handscoon dan gel
- Tangan kiri menekan gland penis, positif bila terdapat kontraksi spincter ani(S3-4 /
saraf spinal )
i. Patella
- Penderita duduk, tungkai bawah rileks. Ketuk tendo sedikit di bawah patella (Lig.
Patella). “apakah refleks + (gerakan menendang)? Normal/meningkat/menurun?”
- Penderita tidur terlentang, lutut sedikit diangkat pemeriksa, ketok tendo m.
quadriceps di bawah lutut “apakah refleks + (gerakan menendang)?
Normal/meningkat/menurun?”
j. Achilles
- Tungkai bawah sikap fleksi dan kaki dorsofleksi, diketuk tendo Achilles
- “apakah refleks + (gerakan menendang)? Normal/meningkat/menurun?”

Interpretasi
0 tidak ada refleks
1 berkurang
2 normal
3 lebih cepat dari normal
4 sangat cepat/hiperrefleks

7. Pemeriksaan refleks patologis kaki


Kanan semua  kiri
a. Babinski
- Telapak kaki digores dari tumit melalui bagian lateral sampai di basis ibu jari
- Refleks (+)? (dorsofleksi ibu jari dan abduksi jarijari lainnya)
b. Chaddock
- Penggoresan pada malleolus lateralis, dari bagian belakang atas ke bawah
- Refleks (+)? seperti babinski
c. Oppenheim
- Penggoresan dengan tekanan sepanjang tibia dari atas ke bawah
- Refleks (+)? seperti babinski
d. Gordon
- menekan betis secara mendadak
- Refleks (+)? seperti babinski
e. Schaeffer
- menekan tendo Achilles secara keras
- Refleks (+)? seperti babinski
f. Gonda
- Menekan satu jari kaki dan melepaskannya dengan tiba tiba
- Refleks (+)? seperti babinski
g. Mendel Bechterew
- Dorsum pedis diketok di atas metatarsal 1 dan 5
- Refleks (+) plantar fleksi jari-jari kaki
h. Rossolimo
- Tapak kaki diketok pada tulang metatarsal
- Refleks (+)plantar fleksi jari-jari kaki
i. Klonus
- Patella :
Meregangkan otot quadriceps femoris sambil memegang patella, lalu didorong cepat
ke arah distal. Apakah refleks (+)? (kontraksi ritmik otot quadriceps)
- Kaki :
Menempatkan tangan di telapak kaki  didorong dengan cepat hingga dorsofleksi.
Apakah refleks (+)? (gerakan ritmik plantar fleksi dan dorsofleksi)
8. Pemeriksaan refleks patologis tangan
a. Hoffman trommer
- Lengan fleksi sendi siku, pergelangan mengarah ke kaki
- Kuku jari tengah digores  (+) jika fleksi jari jari
- Jentikkan jari tengah  (+) jika fleksi jari jari
9. Interpretasi
10. Kesimpulan
Lesi UMN atau LMN

11. Penutup
PEMERIKSAAN NEUROLOGI NERVI KRANIALIS

1. Salam dan perkenalan diri


2. Anamnesis singkat
3. Informed consent
“Saya akan melakukan pemeriksaan neurologi nervi kranialis. Mungkin sedikit tidak nyaman
apakah bapak bersedia”
4. Persiapan alat dan cuci tangan
Alat :
5. Baca bismillah
6. Pemeriksaan N.I (olfactorius)
a. Periksa lubang hidung kanan dan kiri. “Apakah ada sumbatan?”
b. Kenalkan bau. “pak ini ada bau vanili, cengkeh, kopi, teh”
c. “Tutup lubang hidung kiri ya pak, saya periksa yang kanan”
d. Pasien diminta menyebutkan bau, setiap ganti benda netralisir dengan kopi. “ini bau apa
pak?”
e. Lakukan di lubang satunya
7. Pemeriksaan N.II (olfactorius)
a. Pemeriksaan dengan kartu snellen
Pasien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen, pasien disuruh membaca huruf yang
ditunjuk
b. Pemeriksaan lapang pandang dengan uji konfrontasi
- Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan, kedua lutut menempel
- “pak silahkan tutup mata kiri” (periksa kanan dulu)
- pemeriksa tutup mata kanan
- “pak jangan menoleh atau melirik ya. Kalau sudah kelihatan jari saya silahkan angkat
tangan”
- Lanjut ke mata satunya
c. Periksa discus opticus
- Dengan oftalmoskop. Mata kanan diperiksa, pemeriksa pakai mata kiri
- Apakah ada edema papil? atrofi optik?
8. Pemeriksaan N.III, N.IV, N.VI
a. Periksa kelopak mata pasien, pasien menghadap pemeriksa. “Apakah kelopak mata
menutupi pupil?”
b. Pemeriksaan pupil
- “Refleks pupil (+)/(-)?”
- “Diameter pupil kanan? Diameter pupil kiri?” (normal 2-4mm)
- Pemeriksaan refleks pupil direct dan indirect kanan kiri. “Apakah refleks (+) terjadi
miosis?”
- “Apakah kedua pupil isokor?”
c. Pemeriksaan gerakan bola mata
- Pasien diminta mengikuti gerak jari pemeriksa (dengan memegang penlight) dengan
gerakan matanya, tidak menoleh “Pak nanti silahkan melirik mengikuti gerakan jari
saya ya”
- Gerakan penlight membentuk huruf H, kembali ke tengah dulu
- “Aakah gerakan bebas ke segala arah?”
9. Pemeriksaan N.V
a. Periksa fungsi motorik
- Merapatkan gigi dan menggoyangkan mulut. “pak nanti giginya dirapatkan seperti ini
(dicontohkan), lalu digoyangkan seperti ini (dicontohkan)”
- Pemeriksa palpasi otot temporal. “pak silahkan dirapatkan giginya, lalu digoyangkan
pak”. Apakah terdapat kontraksi otot temporal?
- Pemeriksa palpasi otot masseter. “pak silahkan dirapatkan giginya, lalu digoyangkan
pak”. Apakah terdapat kontraksi otot masseter?
b. Periksa fungsi sensorik
- Rasa nyeri : dengan tusuk gigi ditempelkan pada area nervus trigeminus divisi
ophtalmica kanan kiri, maxilla kanan kiri, mandibula kanan kiri. “apakah nyeri?”
Abnormal  lanjut ke rasa raba dan suhu
- Periksa refleks kornea : dengan kapas yang dipilin. Periksa mata kanan pasien disuruh
fiksasi mata ke kiri, gumpalan kapas disentuhkan ke kornea. “Apakah terdapat refleks
berkedip atau keluar air mata?”. Lakukan pada mata satunya
10. Pemeriksaan N.VII
a. Inspeksi wajah
Apakah terdapat
- Bagian yang asimetri?
- Mulut sesisi moncong?
- Lipatan nasolabial yang mendatar? Kalau ada, di sisi kanan/kiri?
- Kelopak mata turun?
- Tic’s atau gerakan abnormal?
b. Pasien diminta melakukan gerakan
- “pak silahkan mengangkat alis”
- “silahkan menutup mata”
- “silahkan tunjukkan gigi, senyum, mencucurkan bibir, menggembungkan pipi”
11. Pemeriksaan N.VIII
a. Periksa ketajaman pendengaran
- Pasien berdiri dengan jarak 6 m. “pak nanti tirukan suara saya ya”
- Tutup telinga kiri (periksa kanan)
- Tes bisik frekuansi tinggi (3 kata tanpa s) dan frekuensi rendah (3 kata dengan s)
- Lakukan pada telinga kiri
b. Periksa lateralisasi, apabila terjadi pengurangan pendengaran (tes weber)
- “pak nanti kalau terdengar lebih keras di telinga kanan angkat tangan kanan, begitu
sebaliknya, kalau sama keras angkat kedua tangan ya pak”
- letakkan pangkal garputala pada bagian tengah kepala
c. Lakukan tes Rinne
- “pak nanti kalau sudah tidak dengar suara angkat tangan ya”
- menggetarkan garputala pada proc. Mastoideus kanan. Jika pasien sudah tidak
dengar suara, pindahkan ke dekat telinga
- konfirmasi getarkan lagi garputala, dekatkan ke telinga. Jika pasien sudah tidak
dengar, pindah ke proc. Mastoideus
- lakukan pada telinga satunya
- normal : AC >= BC
12. Pemeriksaan N.IX dan N.X
a. Uvula dan palatum
- Pasien diminta menguap
- Periksa
Apakah palatum terangkat? Apakah simetris?
Apakah uvula di tengah?
b. Refleks muntah dengan tongue spatel
- “pak silahkan buka mulutnya”
- Tongue spatel ditempelkan pada dinding posterior faring
- “apakah refleks muntah (+)?
13. Pemeriksaan N.XI
a. Kekuatan dan tahanan bahu
- “pak silahkan diangkat kedua bahunya”
- Beri tahanan di kedua bahu “silahkan dilawan pak”
- Apakah terdapat kontraksi otot – otot trapezius?”
b. Pasien memutar kepala ke kanan dan kiri dengan diberi tahanan
- Menoleh ke kanan, beri tahanan di kiri. “lawan pak”
- Menoleh ke kiri, beri tahanan di kanan. “lawan pak”
- Apakah terdapat kontraksi otot sternocleidomastoideus?
14. Pemeriksaan N.XII
a. Periksa lidah
- “pak silahkan dijulurkan lidahnya”
- Apakah terdapat fasikulasi? Asimetri? Deviasi? Deviasi ke kanan/kiri? Atrofi?
b. “pak silahkan mendorong lidah ke pipi kanan lalu pipi kiri” pemeriksa menahan di pipi
kanan dan kiri. Apakah pasien dapat melawan tahanan
15. Interpretasi
16. Kesimpulan
Paresis N…. dx/sin
Paresis N. XII lidah ditarik ke sisi yang lumpuh. Lidah deviasi ke kiri, berarti paresis N. XII
sinistra
Paresis N.VII dx/sin sentral/perifer  sentral gerakan alis dan mata normal, bibir abnormal,
misalnya pada stroke. Perifer alis, mata, bibir abnormal, misalnya pada bell’s palsy.
Kontraksi wajah ke arah yang sehat. Misal merot ke kiri, berarti parese dx
17. Penutup

Anda mungkin juga menyukai