Oleh :
Nandie Megawati
NIM : N520184549
Oleh :
Nandie Megawati
NIM : N520184549
A. PENGERTIAN
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer, 2008)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. (Muttaqin, 2008).
Dapat disimpulkan stroke non hemoragik didefinisikan adanya tanda-tanda
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih disebabkan oleh perdarahan
primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis.
B. ETIOLOGI
Stroke non hemoragik bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Trombosis cerebri
( bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme cerebral
( bekuan darah atau material yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain)
3. Iskemia cerebral
( penurunan aliran darah ke otak)
4. Aterosklerosis
(Smeltzer, 2008)
C. KLASIFIKASI
1. Stroke non hemoragik
a. Trombosis cerebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah otak perlahan karna
proses arterosklerosis cerebral dan perlambatan sirkulasi serebral.
b. Embolisme cerebral, penyempitan pembuluh darah terjadi mendadak akibat
abnormalitas patologik pada jantung. Embolus biasanya menyumbat arteri cerebral
tengah atau cabang-cabangnya,yang merusak sirkulasi cerebral.
2. Stroke Haemorhagi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
(Corwin, 2009)
D. PATOFISIOLOGI
infark iscemik cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi
klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran
darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan
aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi
lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
1. Keadaan pembuluh darah.
2. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah
ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun.
3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah
otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
4. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena
lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak.
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena
gangguan paru dan jantung). Arterosklerosissering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi
pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh
darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih
dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi,
salah satunya cardiac arrest.
E. Pathway
Gangguan perfusi
jaringan serebral
Perubahan
persepsi
sensori
Gangguan
mobilitas fisik
Keseimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose
medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai
tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang
lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
Pengkajian Fokus:
a. Aktivitas/istirahat:
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis,
hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan
hipertensi arterial.
c. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi
kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
e. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia
f. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial. Kelemahan
dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang
menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas
dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
g. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
h. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas, whezing,
ronchi.
i. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan persepsi dan
orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi.
Tidak mampu mengambil keputusan.
j. Interaksi social
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot
mengunyah dan menelan.
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
4. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskulerKerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
5. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neurovas-kuler
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
C. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
2 gangguan nutrisi kurang Tujuan: setelah melakukan 1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah,
dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan selama menelan dan reflek batuk.
berhubungan dengan 3X24 jam tidak terjadi 2. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu,
kelemahan otot gangguan nutrisi, dengan seama dan sesudah makan.
mengunyah dan menelan. kriteria hasil: 3. Pasang NGT dan berikan makanan lewat NGT jika
1. Berat badan dapat klien tidak mampu mengunyah dan menelan.
dipertahankan/ditingkatkan 4. Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan
2. Hb dan albumin dalam batas yang tenang.
normal. 5. Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum
cairan
3 Perubahan persepsi sensori b.d Setelah dilakukan tindakan Libatkan keluarga untuk membantu memahami /
penurunan sirkulasi ke otak keperawatan, diharapkan klien memahamkan informasi dari / ke klien
mampu untuk berkomunikasi lagi Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatian
dengan kriteria hasil: Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam
komunikasi dengan klien
dapat menjawab pertanyaan
Dorong klien untuk mengulang kata-kata
yang diajukan perawat
Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap interaksi
dapat mengerti dan
dengan klieN
memahami pesan-pesan
Programkan speech-language teraphy
melalui gambar
Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi
dapat mengekspresikan
dengan klien
perasaannya secara verbal
maupun nonverbal
4 Defisit perawatan diri; Setelah dilakukan tindakan Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
mandi,berpakaian, makan, keperawatan, diharapkan kebutuhan Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam
mandiri klien terpenuhi, dengan makan, mandi, berpakaian dan toileting
kriteria hasil: Berikan bantuan pada klien hingga klien sepenuhnya
bisa mandiri
Klien dapat makan dengan Berikan dukungan pada klien untuk menunjukkan
bantuan orang lain / mandiri aktivitas normal sesuai kemampuannya
Klien dapat mandi de-ngan Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
bantuan orang lain perawatan diri klien
Klien dapat memakai pakaian
dengan bantuan orang lain /
mandiri
Klien dapat toileting dengan
bantuan alat
5 Kerusakan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak aktif pada sisi
kerusakan neurovas-kuler keperawatan selama, diharapkan ekstrimitas yang sehat
klien dapat melakukan pergerakan Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas yang
fisik dengan kriteria hasil : parese / plegi dalam toleransi nyeri
Topang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah atau
Tidak terjadi kontraktur otot
mangurangi bengkak
dan footdrop
Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan
Pasien berpartisipasi dalam
kemampuan klien
program latihan
Pasien mencapai Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi seperti
keseimbangan saat duduk yang disarankan
Pasien mampu Libatkan keluarga untuk membantu klien latihan sendi
menggunakan sisi tubuh yang
tidak sakit untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada sisi
yang parese/plegi
6 Resiko kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan Beri penjelasan pada klien tentang: resiko adanya luka
kulit b.d immobilisasi fisik perawatan selama, diharapkan pasien tekan, tanda dan gejala luka tekan, tindakan
mampu mengetahui dan mengontrol pencegahan agar tidak terjadi luka tekan)
resiko dengan kriteria hasil Berikan masase sederhana
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Klien mampu menge-nali
Gunakan lotion, minyak atau bedak untuk pelicin
tanda dan gejala adanya
Lakukan masase secara teratur
resiko luka tekan
Anjurkan klien untuk rileks selama masase
Klien mampu berpartisi-pasi
dalam pencegahan resiko Jangan masase pada area kemerahan utk menghindari