Anda di halaman 1dari 7

STIKes Faletehan

Teknik Ambulasi

Kelompok 1:

Ghina Ghaitsa (1016031047)

Muhamad Ardiana (1016031075)

Nindy Kusuma Wardani (1016031079)

Nuraeni (1016031083)

Resti Rahayu Desianti (1016031095)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

Serang-Banten

November 2018
BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan.


Insiden terjadinya patah tulang terutama terjadi pada usia produktif 15-44 tahun,
karena pada usia ini masih sangat tinggi dalam menggunakan alat transportasi,
seperti motor, mobil, dll. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48-53% dari
insiden patah tulang, 20-28% lainnya karena jatuh dan 3-9% lainnya disebabkan
kegiatan olahraga. ( Joko Prayitno 2013). Penanganan fraktur dapat dengan proses
pembedehan dan non pembedahan.

Tindakan pembedahan atau yang biasa disebut operasi adalah suatu


tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasive dengan membuka dan
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.pembukaan bagian tubuh ini
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan
ditangani ditampilkan, selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. (Argi Virgona, et, al 2013). Menurut kelompok,
pasien yang menjalani pembedahan tentu akan mengalami nyeri pasca operasi,
karena nyeri yang dialaminya, maka pasien akan merasa cemas dan enggan untuk
bergerak atau berpindah tempat dan lebih memilih untuk diam dan menetap di
atas tempat tidurnya. Bergerak atau berpindah tempat pasca operasi disebut juga
ambulasi dini.

Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau


berpindah tempat. Ambulasi dini adalah kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai keadaan pasien (Herna
Willy, 2012)

Kita sebagai perawat harus mampu memahami intervensi ambulasi dini


karena dengan ambulasi dini tersebut dapat mempercepat pemulihan pada pasien
pasca operasi dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan
dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien .
BAB II

TINJAUAN JURNAL

A. Argumen Riset 1
HUBUNGAN AMBULASI DINI TERHADAP AKTIFASI
PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR
EKSTREMITAS BAWAH DENGAN ANESTESI UMUM DI RUANG
MAWAR II RS. DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 (Joko
Prayitno1, Dwi Susi Haryati2)
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan ambulasi dini
terhadap aktivasi peristaltic usus pada pasien post oprasi fraktur
ekstremitas bawah dengan anestesi umum di Mawar II RS Dr Moewardi
Surakarta.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian korelasi dengan desain cross
sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu
saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Jumlah sampel yang dipakai pada
penelitian ini adalah 25 sampel dikarenakan teknik samplingnya
menggunakan total sampling.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjakkan bahwa responden yang menggunakan
teknik ambulasi ini cenderung lebih cepat untuk penyembuhan dibanding
dengan responden yang tidak menggunakan teknik ambulasi.
1. Karakteristik berdasarkan (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan)
Menunjukkan bahwa responden berdasarkan umur di ruang mawar 2
pada penelitian ini berusia 20-29 berjumlah 12 orang, sedangkan usia
responden berdasarkan usia 30-40 berjumlah 13 orang. Menurut
karakteristik berdasarkan jenis kelamin bahwa responden laki-laki
berjumlah 13 orang, sedangkan responden perempuan berjumlah 12
orang. Karakteristik dengan tingkat pendidikan SMP berjumlah 11
orang, sedangkan tingkat pendidikan SMA berjumlah 10 orang.
B. Argumen Riset 2
FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI PADA PELAKSANAAN
AMBULASI DINI PASIEN FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH (
Hernawilly1, Siti fatonah2,)
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan ambulasi dini oada pasien pasca operasi
ekstremitas bawah
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian cross sectional, populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien fraktur ekstremitas bawah yang
menjalani operasi. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling
yang diambil pada bulan juli s.d 15 september 2012 sebanyak 24
responden.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjakkan bahwa responden yang menggunakan
teknik ambulasi ini cenderung lebih cepat untuk penyembuhan dibanding
dengan responden yang tidak menggunakan teknik ambulasi.
1. Karakteristik berdasarkan ( usia, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan).
Mayoritas responden lebih dari 17 tahun yaitu 17 orang dan semua
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 22 orang. Tingkat
pendidikan mayoritas responden berpendidikan smp bejumlah 11
orang, serta mayoritas responden pekerjaannya adalah lain-lain
berjumlah 15 orang.
BAB III

KESIMPULAN

Pada kedua jurnal penelitian diatas didapatkan hasil bahwa ambulasi dini
cukup efektif untuk diberikan dan diaplikasikan kepada pasien pasca operasi.
Karena dengan teknik ambulasi dini ini akan mempercepat penyembuhan pasien
pasca operasi. Dari jurnal diatas didapati hasil bahwa pada pelaksanaan ambulasi
dini tentunya memiliki hambatan, diantaranya pasien dengan emosi yang tidak
stabil dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki pasien mengenai teknik ambulasi
dini.

Pasien dengan emosi yang tidak stabil tentunya akan sulit untuk
melakukan teknik ambulasi, karena pasien yang merasa khawatir, cemas, merasa
tidak nyaman, sering tidak tahan untuk melakukan aktivitas, karena energy yang
dimiliki pasien tersebut telah banyak digunakan pada perasaan cemas khawatir
dan rasa tidak nyaman itu sendiri. Sedangkan pada pasien yang memiliki
kekurangan pengetahuan terhadap teknik ambulasi dini akan cenderung menolak
dan tidak kooperatif, berbeda dengan pasien yang memiliki cukup pengetahuan
mengenai teknik ambulasi dini, pasien yang memiliki cukup pengetahuan
tentunya akan menerima dan ikut berpartisipasi pada proses pemulihan.

Kelebihan dari teknik ambulasi ini adalah mudah dalam pelaksanaannya


dan juga tidak membutuhkan biaya besar, hanya dibutuhkan sedikit alat bantu
seperti tongkat, walker, dll. Dan teknik ini juga tidak memiliki efek negative atau
resiko yang signifikan terhadap pasien yang menjalaninya.

Kekurangan dari teknik ambulasi adalah pasien yang tidak kooperatif yang
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan yang mereka memiliki, belum banyak
perawat yang dapat menerapkan ambulasi ini.

Penerapan teknikambulasi dini di Indonesia sudah cukup baik, sepertiyang


kelompok ketahui bahwa sudah banyak Rumah Sakit yang menerapkan teknik
ambulasi dini ini, seperti di RSIA Budi Asih Serang, Eka Hospital, RS Sari Asih.
Rumah sakit tersebut sudah menerapkan teknik ambulasi dini pada pasien-
pasienya, terutama pada pasien pasca operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Esmi, Yunatik. 2014. “Pengaruh ROM Exercise Dini Pada Pasien Post
Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah (Fraktur Femur dan Fraktur Cruris)
Terhadap Lama Hari Rawat Diruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri”.
Jurnal Ilmu kesehatan. Vol.3, no.1. Diakses Nivember 2018.

Argi Virgona., et, al. 2013. “Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap


Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi”.
Jurnal Keperawatan Sudirman. Vol. 8, No 2. Diakses November 2018.

Prayitno, Joko., Susi. 2011. “Hubungan Ambulasi Dini Tehadap Aktivasi


Peristaltic Usus Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah dengan
Anestesi Umum di Ruang Mawar II RS. Dr. Moewardi Surakarta”. Jurnal
Kesmadaska. Diakses November 2018.

Hernawilly., Fatonah, Siti. 2012. “Faktor Yang Berkontribusi Pada


Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Fraktur Ekstremitas Bawah”. Jurnal
Keperawatan. Vol.VIII, no.2. Diakses November 2018

Anda mungkin juga menyukai