Anda di halaman 1dari 8

“LUNTURNYA PANCASILA DENGAN ADANYA KORUPSI YANG

SAMPAI SAAT INI TIDAK KUNJUNG USAI”

MATA KULIAH PANCASILA


Dosen Pengampu: Dr. Agustinus Wisnu Dewantara, S.S., M.Hum.

Di Susun Oleh:
Panji Satrio
152852

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


WIDYA YUWANA MADIUN
2018
BAGIAN I
PENDAHULUAN

Indonesia sudah berusia 70 tahun lebih telah merdeka dari penjajahan yang terjadi
selama kurang lebih 400 tahun. Selama sekitar 70 tahun ini Indonesia merdeka, merdeka
dalam peperangan atau penjajahan. Perjalanan waktu selama ini memang sudah bebas
merdeka dan terlepas dari penjajahan. Akan tetapi masih belum adanya merdeka dari korupsi.
Korupsi mulai ada setelah Soekarno tidak lagi menjadi Presiden Indonesia. Silih berganti
presiden di Indonesia ini, semakin marak adanya korupsi, entah korupsi dalam ekonomi,
pembangunan, atau pun korupsi-korupsi lainnya yang merugikan pihak kecil. Apakah selama
ini Indonesia sudah merdeka dari korupsi?. Tentu belum, banyak kasus-kasus yang terjadi di
Negara tercinta ini. Indonesia boleh diakatakan sudah merdeka dari peperangan dan
penjajahan, namun untuk masalah merdeka dari korupsi sampai sekarang belum lepas akan
hal itu.
Adanya korupsi di Indonesia, terjadi karena kaum-kaum elit atau para petinggi
negara yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Tidak mementingkan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Mereka kaum elit bisa duduk di kursi DPR tentu dari dukungan rakyat. Dari
dukungan rakyat tersebut hendaknya yang terpilih juga harus bisa memilah mana yang baik
dan mana yang tidak. Bukan hanya soal kepentingan uang saja yang dipikir. Jika terus seperti
ini, tentunya negara Indonesia bukannya bertumbuh maju, malah justru akan menjadi negara
yang terus berkembang dan tidak akan maju seperti negara lain. Namun itulah hebatnya
negara kita Indonesia, dimana hukum dapat di beli melalui kaum-kaum elit (koruptor).
Sebetulnya tulisan ini ingin membahas tentang keadilan yang mengkritisi akan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila. Topik bahasan ini merajut pada ketidakadilan para
koruptor yang memeras hak kaum kecil. Dimana dalam haknya telah tercantum di dalam
pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tentu tulisan ini dibuat untuk menghimpun dan
menyimak segala kejadian di negeri tercinta kita Indonesia, tentang belum merdekanya dari
korupsi.
BAGIAN II
PEMBAHASAN TOPIK

2.1. Korupsi yang Melanda Negara Indonesia


Kata korupsi sudah tidak asing lagi bagi kita yang tinggal di negara Indonesia.
Korupsi sudah banyak di perbincangan mengenai kasus ini, yang bagi penulis sendiri tidak
kunjung usai. Banyak kasus-kasus yang terjadi dalam polemik politik di negeri kita tercinta
ini. Pejabat-pejabat yang jabatannya tinggi akan semakin meraup untung dengan korupsi
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pihak lain. Beberapa tahun silam ada kasus-kasus yang
melanda negara Indonesia, kasus ini adalah korupsi dari seseorang pejabat yang telah
melakukan tindakan korupsi besar-besaran. Hal ini tentu merugikan negara, bukan hanya
negara, yang pasti juga rakyat di dalamnya juga ikut dirugikan.
Korupsi sendiri merupakan tindakan menyalahgunakan kepercayaan dan jabatan
untuk mengambil keuntungan secara sepihak, dalam hal ini tentu saja keuntungan berupa
uang. Kasus korupsi tentu akan merugikan keuangan negara, bukan hanya jutaan tapi sudah
mencapai miliaran atau bahkan sampai triliunan. Sangat ngeri melihat negara Indonesia ini
begitu kaya. Kaya dalam arti para koruptor masih berkeliaran layaknya tikus kantor. Jika
dihitung-hitung kemungkinan negara kita ini sudah menghabiskan banyak uang. Adanya
uang yang begitu banyak sampai tidak dapat terhitung betapa ruginya negara Indonesia hanya
untuk di korup oleh para tikus-tikus kantor.
Beberapa tahun silam ada begitu banyak korupsi yang sudah di ketahui oleh para
media-media di Indonesia. Banyak kabar-kabar dari tim-tim media yang menyoroti kasus
korupsi ini. Contoh: baru-baru ini terdapat kasus korupsi E-KTP dan sampai sekarang masih
terus berlangsung. Di balik dalang korupsi tersebut yang juga menjadi viral di media ketika
penangkapan Setya Novanto disertai kecelakaan palsu mobil menabrak tiang listrik. Sampai
lucunya menjadi viral dan banyak netizen yang membuat meme tiang listrik yang disalahkan.
Begitu viralnya sampai sekarang menjadi ingatan di mata masyarakat. Bukan hanya kasus E-
KTP, bayak kasus lain tentang korupsi yang masih belum terpecahkan hingga saat ini. KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) juga melakukan hal yang sama ketika uang sudah berbicara
(Suap) maka lepas sudah tahanan korpusi. Itulah mengapa negara Indonesia dijuluki negara
paling korup di dunia. Dimana hukum dapat dibeli dengan uang dan begitu mudahnya bebas
dari hukuman pidana.
2.2. Nilai Pancasila sebagai Landasan Dasar Negara Indonesia
Dasar negara Indonesia adalah Pancasila yang di gagas oleh Soekarno pertama kali.
Kelima dasar inilah yang menjadi satu pedoman negara ini agar terwujud dalam membangun
dan menciptakan negara yang maju. Nyatanya justru negara Indonesia tidak maju, melainkan
hanya berkembang terus dan tidak akan pernah maju. Mau bagaimana maju? Orang-orang
pejabat dalam negeri saja hanya mementingkan diri ketimbang memikirkan banyak orang.
Dasar Pancasila ini harusnya tetap dipegang oleh para pemimpin negara, termasuk orang-
orang yang menjabat sebagai abdi negara.
Tentunya di dalam nilai pancasila setidaknya saling menghargai demokrasi dan
pendapat pihak lain, serta berjuang teguh mewujudkan keadilan sosial dengan
mengembangkan sikap jujur, antikorupsi, tidak memihak, dan membela kaum lemah.
(Dewantara, 2015:650)

Polemik yang terjadi saat ini tidak demikian, malah justru sebaliknya ketika nilai
pancasila sudah tidak lagi menjadi dasar negara. Akhir-akhir ini banyak kabar dari media
bahwa dasar negara akan di rubah, namun hingga kini polemik tersebut masih belum terjadi
apa-apa. Hal ini didasari mengingat sebentar lagi akan pergantian presiden, oleh karenaya
banyak berita-berita yang bermunculan yang kita tidak tahu benar atau salah. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila hingga sekarang terkikis oleh adanya pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab atas perbuatannya. Perbuatan yang di maksud adalah polemik korupsi
yang merugikan banyak orang, dan tidak main-main. Bahkan para koruptor saking pintarnya
mengkorupsi uang hingga triliunan bahkan bisa saja lebih.
Lantas jika demikian keadilan yang sosial itu seperti apa? Bukan hanya itu saja,
kaum yang lemah mau dikemanakan? Jelas di dalam Pncasila terdapat pada sila yang ke-5
bahwa Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Memang di dalam pancasila terkhusus
sila ke-5 ini menjadi unsur yang di bangun oleh presiden pertama. Akan tetapi polemik yang
terjadi bukan lagi menciptakan nilai keadilan sosial, melainkan keadilan bagi para koruptor
itu sendiri. Jelas hal ini tidak ada keadilan sama sekali. Contoh kecilnya seperti ini: ketika
sudah memasuki masa-masa politik, kampanye yang menjadi senjata dimana para pejabat
melantunkan janji-janji yang akan diberikan oleh rakyat. Dimana rakyat akan di berikan
kesejahteraan hidup. Namun nyatanya apa? Ketika sudah terpilih para pejabat tersebut tidak
lagi memikirkan apa yang telah di ucapkan ketika dalam masa politik. Tidak heran akhir-
akhir ini para rakyat kecil berusaha demo untuk berusaha mengambil haknya yang telah di
janjikan oleh pejabat tadi. Seperti itulah polemik di Inodensia yang tak kunjung usai, terlebih
dalam kasus-kasus korupsi yang merugikan negara dan juga masyarakat kecil.
2.3. Lunturnya nilai Pancasila dengan adanya Korupsi yang tidak kunjung usai
Indonesia memang berlandaskan akan Pancasila, akan tetapi dari landasan ini
negara Indonesia masih belum beranjak dari tingkat korupsi. Adanya korpusi tentu berakar
dalam nilai ketidakjujuran yang melekat pada para koruptor. Kasus seperti ini merajut pada
rusaknya nilai pancasila yang terkandung di dalamnya. Bagaimana bisa rusak? Tentu rusak
apabila orang-orangnya tidak ada sifat keterbukaan atau kejujuran. Jelas bahwa nilai-nilai
yang terkandung di dalam pancasila akan luntur dan terus akan seperti itu.
Ketidakjujuran merupakan akar berbagai krisis multi dimensi yang di alami oleh
negara kita. Ketidakjujuran inilah akar dari penghancur bangsa, dan semakin membuat
bangsa kita semakin terpuruk. Karena ketidakjujuran serta ketidakadilan, bangsa kita
mengalami krisis dalam segala bidang. Ekonomi, politik, hukum, budaya, lingkungan dan
sekitarnya. Hal inilah mengapa Indonesia tetap saja diangap negara korup. Ada beberapa
polemik yang berkaitan dengan kasus-kasus korupsi dan tentunya berakar lunturnya nilai
pancasila. Mereka mungkin tidak memikirkan sejauh mana negara ini akan berkembang dan
mau dibawa negara ini kedepannya.
Kesatuan bangsa untuk semua adalah prinsip yang dikedepankan. Tugas negara,
dengan demikian, adalah mengelolanya, karena negara ada demi menyejahterakan
warganya. Negara ada bukan demi kekuasaan.(Dewantara, 2017:94)

Bangsa yang utuh dan sejahtera hendaknya mencakup dasar-dasar yang terdapat
dalam Pancasila dan mengembangkannya. Bukan malah untuk kekuasaan saja yang dipikir,
lalu juga mengedepankan hak-hak keberlangsungan hidup masyarakat di dalamnya. Maka
dengan begitu negara ini akan seutuhnya maju. Akan tetapi tidak lepas dari kenyataan yang
ada, bahwa negara ini terlalu kotor akan segala bentuk korupsi yang dilakukan oleh pejabat
negara. Tindakan inilah yang menjadi polemik dan perbincangan di berbagai media. Jika
dilihat dari sudut pandang sila ke-2 yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Kita
melihat justru bukan manusia-manusia yang beradab pada kawanannya. Beradab dan adil
tentu menjadi keinginan bagi masyarakat kecil, semua ingin diperlakukan sama. Kita tidak
tahu pola pemikiran yang dilakukan oleh para pejabat negara, hingga mengkorupsi uang
warganya sendiri.
Maka lunturlah nilai pancasila yang seharusnya menjadi pedoman bagi masyarakat
Indonesia, justru menjadi racun bagi masyarakat Indonesia karena adanya korupsi yang masih
terjadi hingga saat ini. Entah kapan akan berakhirnya korupsi di negara ini, tentunya jika
tidak ada polemik kasus-kasus korupsi, Indonesia akan menjadi negara maju. Tidak hanya itu
saja, bahkan dasar pancasila akan luput apabila terus terjadi seperti ini, korupsi ada dimana-
mana dan akan terus berlangsung. Sebagai warga negara yang juga mengidupi pancasila, kita
setidaknya dapat menyaring akan polemik di negara kita.
Negara yang penuh dengan polemik ini bukan salah satu cita-cita Soekarno, yang di
impikan adalah negara kesatuan yang utuh dan bersatu. Bukan seperti ini yang terjadi, timbul
perpecahan hanya karena politik dan merebut kekuasaan. Korupsi juga sama yakni merebut
hak milik warga-warga kecil. Akhir-akhir ini tidak ada yang namanya keadilan dan juga
kemanuisaan. Melihat situasi dan kondisi saat ini masih krisis akan polemik politik yang
dimainkan. Mereka hanya memikirkan hak kekuasaan saja, bukan untuk menghimpun. Nilai
Pancasila benar-benar sudah luntur, kita tidak tahu negara kita akan berkembang seperti apa
lagi. Pancasila bukan lagi suatu landasan negara, mereka para politik dan pejabat negara tidak
memikirkan kemajuan bangsa. Melainkan merusak bangsa dengan cara yang licik dan di luar
dari nilai pancasila.
Harusnya negara bukan hanya untuk berkuasa saja. Setidaknya memikirkan hal
dimana untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Mengingat
akan kemerdekaan dan terbentuknya pancasila pertama kali. Akan tetapi melihat realita yang
ada, ternyata negera hanya untuk diprioritaskan sebagai nilai kekuasaan dan nilai keuntungan
saja. Mereka hanya bisa menindas kaum kecil dengan melakukan tindakan korupsi. Mereka
mengkorupsi banyak uang dan dapat lari kesana kemari tanpa kenal dengan hukum. Apabila
tertangkap oleh pihak yang bersangkutan, justru malah di beli dengan uang alias suap. Negara
ini penuh dengan suap dan korupsi. Adanya suap tentu bermula dari korupsi yang besar,
hingga mendapat uang banyak lalu pergi begitu saja, dan seenaknya mereka mau pergi
kemana. Jika dilihat dari sudut pandang lain, para pejabat negara ini hidup berkat rakyat yang
memilihnya.
Seperti inilah negara Indonesia yang mulai luntur nilai pancasilanya, dan semakin
marak terjadi korupsi. Bukan ini yang dimaksudkan oleh Soekarno yang mengagas awal
bahwa Indonesia dibangun atas kegotongroyongan. Sudah tidak ada lagi nilai pancasila dan
nilai gotong royong itu. Luntur dan hilang. Bagaimanpun juga Indonesia akan terus seperti ini
jika tidak ada nilai keadilan bagi rakyat di dalamnya. Apabila kasus-kasus korupsi ini di
tumpas habis tak bersisa satu pun, maka bisa dimungkinkan negara kita akan berkembang
maju. Bukan berkembang mundur dan mundur. Pada dasarnya kembali pada diri kita, apakah
kita sekiranya mampu berbuat jujur, serta dapat bekerja sama, menghargai sesama, tidak
melakukan korupsi yang merugikan banyak orang. Inilah yang harus dibangun dan dilatih
agar ketidajujuran tidak semakin terjadi disekitar kita.
BAGIAN III
KESIMPULAN
Pada prinsipnya negara Indonesia didirikan dan dibangun oleh Soekarno pertama
kali untuk kepentingan bersama. Membangun dan berjuang bersama dalam membangun
negara Indonesia dengan berlandaskan Pancasila. Setelah merdeka dari penjajahan selama
berabad-abad akhirnya Indonesia dapat merasakan kemerdekaan dari penjajahan perang.
Akan tetapi untuk beberapa tahun ini, entah mengapa Indonesia di jajah oleh para koruptor
yang melanda negara Indonesia. Tidak lain dan tidak bukan, hal ini menjadi sorotan yang
amat serius dalam kanca internasional. Menjadi titik lemah dari negara Indonesia adalah para
pejabat negara yang masih melakukan tindakan ketidakjujuran dalam membangun bangsa ini.
Ketidakjujuran ini adalah korupsi yang dimana menjadi salah satu masalah besar di
negara Indonesia. Pancasila yang sebagai dasar negara, sekarang bukan lagi suatu dasar,
melainkan hanya suatu bentuk tulisan yang di ucap begitu saja. Tidak mengerti apa arti yang
terkandung di dalamnya. Hingga pada akhirnya mulai lunturlah Pncasila dengan adanya nilai
ketidakjujuran dari para pejabat negara demi meraup untung dengan korupsi. Korupsi yang
dilakukan membuat negara menjadi rugi besar dan tentu masayarakat di dalamnya juga ikut
dirugikan. Kelima dasar pancasila yang seharunya menjadi landasan negara ini, hanya
menjadi suatu kenangan saja. Lama kelamaan akan kelam dan akan terlupakan.
Sudah sangat jelas kita melihat bahwa pancasila sudah bukan lagi aturan yang atau
dasar. Kita dapat melihat hilangnya nilai sila ke-2 dan sila ke-5 yang sama-sama menyebut
adanya keadilan dalam masyarakat. Bukan hanya sila kedua tersebut bahkan sila-sila yang
lain juga ikut terabaikan. Kasus seperti ini jika tidak segera di tumpas, maka kita akan
melihat negara Indonesia yang terpecah belah hanya karena adanya beberapa kasus-kasus.
Mungkin tidak hanya kasus korupsi saja, bahkan akan bermunculan kasus-kasus lain. Itulah
negara kita Indonesia yang dimana serasa tidak ada hukum atas dasar yang telah ditetapkan
bersama. Serasa bahwa negara yang hukuman dapat dibeli dengan uang. Salah satu senjata
paling handal adalah ketika uang sudah berbicara, dan kasus suap atau korupsi akan merajai
dan menindas kaum-kaum kecil. Dimana ada keadilan dalam hidup bermasyarakat yang
berlandsakan pancasila? Bukti nyatanya adalah korupsi yang hingga saat ini tidak kunjung
usai. Tentu korupsi merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran dalam mensejahterakan
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
- Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN
AGAMA DI INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).
- Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
- Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam
Kacamata Soekarno).

Anda mungkin juga menyukai