BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan baik, hal ini mengingat negeri Kita yang mesti ditata dengan baik agar mampu
kebijakan yang sering diberlakukan oleh pemerintah bertujuan untuk membangun negeri
ini dengan sebaikbaiknya. Ada yang tepat sasaran ada pula yang mesti ditinjau kembali
untuk pelaksanaannya.
kebijaksanaan (2) rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran
Menurut Thoha (2006), dalam arti luas kebijakan mempunyai dua aspek pokok yaitu :
1. Kebijakan merupakan praktika sosial, bukan event yang tunggal atau terisolir.
dijadikan isu. Isu inilah yang selanjutnya dapat menjadi kebijakan. Oleh karea
10
itu, kebijakan tumbuh dari suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dalam suatu
“claim” dari pihak-pihak yang konflik, atau untuk menciptakan “intencive” bagi
Dengan demikian jika ada pihak-pihak yang konflik, usaha untuk mengatasinya
Dari dua aspek pokok ini maka kebijakan dapat berbentuk suatu usaha yang
kompleks dari masyarakat untuk kepentingan masyarakat dan merupakan suatu cara
mempunyai tujuan tertentu, yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau
Istilah publik dalam kata kebijakan publik mengandung tiga konotasi yaitu
pmerintah, masyarakat, dan umum. Hal tersebut dilihat dalam dimensi subyek ; kebijakan
publik adalah kebijakan dari pemerintah, yang merupakan kebijakan resmi yang
saling berkaitan yang diambil oleh aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan
dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu
kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut. Lemieux (1995:230) Produk aktivitas-
Memahami dari pendapat ini, dapat Kita simpulkan bahwa, kebijakan publik
adalah pengambilan keputusan tentang apa yang ingin dilakuan oleh pemerintah untuk
mensejahterahkan masyarakat dan apa yang tidak dilakukan untuk tetap menjaga
matang, guna menerapkan kebijakan yang bisa memberikan dampak positif yang kelak
demikian, kerena dengan pengambilan kebijakan yang baik dan tepat sasaran akan
memberikan dampak yang positif kepada masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Ketika
kebijakan itu berhasil diterapkan maka tujuan pensejahteraan oleh pemerintah tercapai.
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk
agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada yaitu
lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari pada itu, ia menyangkut masalah
konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan, menurut Grindle
dreams r blue prints file jackets unless they are implemented ”. (“pelaksanaan
atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan”).
Presman dan Wildavsky dalam Wahab (2008:65) menyatakan bahwa sebuah kata
kerja mengimplementasikan itu sudah sepantasnya terkait langsung dengan kata benda
kebijaksanaan. Sehingga bagi kedua pelopor studi implementasi ini maka proses untuk
sebab itu keliru kalau kita menganggap bahwa proses tersebut dengan sendirinya akan
berlangsung mulus.Masih dalam sumber yang sama Van Meter dan Van Horn
(or groups) that area directed at the achievement of objectives set forth in prior policy
bahwa Implementasi adalah memahami apa yang sesungguhnya terjadi sesudah suatu
diajukan yaitu :
1. Pertanyaan Strategi.
b. Apakah program memberikan sumber pelayanan atau maanfat lain seperti yang
diinginkan.
b. Apakah hasil yang dicapai disebabkan oleh faktor lain selain program
kelompok sasaran
implementasi tersebut sesungguhnya sangat relevan dengan apa yang dikemukakan oleh
hasil kebijakan, dan d. hubungan sebab antara hasil kebijakan tersebut dengan proses
implementasi kebijakan, karena model tersebut dianggap masih relatif baru dan banyak
mempengaruhi pemikiran tulisan para ahli, ketiga model yang dimaksud adalah model
yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn (1975), Daniel Mazmanian dan Paul
Menurut Van Meter dan Van Horn (Arifin,2015:71) ada 6 faktor pendukung
Implementasi, yaitu :
2. Sumber-sumber kebijaksanaan.
16
tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi, variabel yang dimaksud merupakan
implementasinya
ini menurut Daniel Mazmanian dan Paul A.Sabatier pada gambar dibawah ini :
17
a. Komunikasi.
harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus dittansmisikan
b. Suberdaya.
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apa bila
berjalan efektif.
c. Disposisi.
Disposisi adalah waktu dan karakteristik yang dimiliki oleh implementasi, seperti komitmen,
d. Struktur Organisasi.
Adapun pendapat dari Merilee S dan Grindle (Subarsomo:93), keberhasilan implementasi dapat
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakm isl kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi
(1) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target group termuat dalam isi kebijakan.
19
(2) jenis manfaat yang diterima oleh target group, sebagai contoh, masyarakat di wilayah slum
areas lebih suka menerima program air bersih atau perlisterikan daripada menerima program
(3) sejauhmana perubahan yang diinginkan dan sebuah kebijakan. Suatu program yang
bertu|uan mengubah sikap dan perilaku kelompok sasaran relatif lebih sulit diimplementasikan
daripada program yang sekedar memberikan bantuan kredit atau bantuan beras kepada
(4) apakah letak sebuah program sudah tepat. Misalnya, ketika BKKBN memiliki program
praseiahtera, banyak orang menanyakan apakah letak program ini sudah tepat berada di
BKKBN.
Menurut model yang dikembangkan oleh Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn dalam
Wahab (2008:81), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengimplementasikan
2. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumberdaya yang cukup memadahi. Syarat
kedua ini sebagian tumpang tindih dengan syarat pertama diatas, dalam
eksternal. Kebijakan yang memilki tingkat kelayakan fisik dan politis tertentu bisa
saja tidak berhasil mencapai tujuan yang diinginkan karena menyangkut kendalan
mengikuti syarat item kedua artinya disatu pihak harus dijamin tidak ada kendala-
kendala pada semua sumber-sumber yang diperlukan, dan dilain pihak, setiap
perpaduan antara dana, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan program harus dapat disiapkan secara serentak, namun ternyata ada salah
yang andal. Kebijakan kadangkala tidak dapat diimplemetasikan secara efektif bukan
yang tersedia untuk mengatasi masalahnya, sifat permasalahannya dan apa yang
mendasari kebijakan jauh lebih komplek dari pada sekedar hubungan antara dua
hubungan sebab-akibat tergantung pada mata rantai yang amat panjang maka ia akan
mudah sekali mengalami keretakan, sebab semakin panjang mata rantai kausalitas, semakin
besar hubungan timbal balik diantara mata rantai penghubungnya dan semakin
mata rantai, semakin besar pula resiko bahwa bebarapa diantaranya kelak terbukti
yang minimal, baik dalam artian jumlah maupun kadar kepentingannya. Jika
maka peluang bagi keberhasilan implementasi program, bahkan hasil akhir yang
tujuan yang akan dicapai dan dipertahankan selama proses implementasi. Tujuan
itu harus dirumuskan dengan jelas, spesifik, mudah dipahami, dapat dikuantifikasikan, dan
disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam organisasi. Namun berbagai
penelitian telah mengungkap bahwa dalam prakteknya tujuan yang akan dicapai dari
yang terlibat dalam program lebih mementingkan tujuan mereka sendiri. Tujuan-
tujuan resmi kerap kali tidak dipahami dengan baik, mungkin karena komunikasi
dari atas ke bawah atau sebaliknya tidak berjalan dengan baik. Kalaupun pada
saat awal tujuan dipahami dan disepakati namun tidak ada jaminan kondisi ini
8. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat. Syarat ini
tujuan yang telah disepakati, masih dimungkinkan untuk merinci dan menyusun
dalam urutan-uruan yangbtepat seluruh tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
program dengan baik dapat dilakukan dengan teknologi seperti Network planning
dan contrrol.
23
komunikasi dan ordinasi yang sempurna diantara berbagai unsur atau badan yang
terlibat dalam program. Hood (1976) dalam hubungan ini menyatakan bahwa
tidak ada koordinasi yang sempurna. Komunikasi dan koordiasi memiliki peran
yang sangat penting dalam proses implementasi karena data, syaran dan perintah-
mendapatkan kepatuhan yang sempurna. Hal ini menjelaskan bahwa harus ada ketundukan
yang penuh dan tidak ada penolakan sama sekali terhadap perintah dalam sistim
wewenang, harus juga yang memiliki kekuasan dan mampu menjamin adanya kepatuhan
sikap secara menyeluruh dari pihak-pihak lain baik dalam organisasi maupun luar
diantara badan yang satu dengan yang lain mungkin terdapat konflik kepentingan.
Dari 3 teori tentang proses implementasi diatas penulis menggunakan teori yang
dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn dengan menggunakan 5 faktor pendukung
Indikator-indikator pencapaian ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
demikian, dalam banyak kasus ditemukan beberapa kesulitan untuk mengidentifikasi dan
mengukur pencapaian. Van Meter dan Van Horn mengemukakan bahwa ada dua
penyebab untuk mencapai hal ini, yaitu pertama disebabkan oleh bidang program yang
terlalu luas dan sifat tujuan yang kompleks. Kedua akibat dari kekaburan-kekaburan dan
Mazmanian dan Paul A.Sabatier dalam Wisakti (2008:61) menyatakan bahwa standar
dan sasaran kebijaksanaan yang dirumuskan dengan cermat dan disusun dengan jelas dengan
urutan kepentingannya memainkan peran yang amat penting sebagai alat bantu dalam
mengevaluasi program, sebagai pedoman yang konkrit bagi pejabat pelaksana dan
Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu kebijakan, sejauhmana
kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan,
sehingga mengurangi resiko yang lebih besar. Evaluasi berguna untuk memberikan input
bagi kebijakan yang akan datang supaya lebih baik menurut Subarsono (2005:133)
informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang diimplementasikan
dengan tujuan:
dan sasaran.
lebih besar.
penilaian terhadap proses implementasi kebijakan. Data dan informasi tersebut dapat
tahunan/semesteran/ bulanan.
adalah untuk menjaring data dari para stalek holdders, terutama kelompok
sasaran.
kebijakan.
Evaluasi adalah kegiatan yang di lakukan untuk menilai tingkst kinerja suatu
27
kebijakan yang ada. Adapun tujuan dari evaluasi menurut Subarsono (2005:20), evaluasi
2. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui
3. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan evaluasi
adalah negukur beberapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu
kebijakan.
4. Mengukur suatu dampak kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan
untuk melihat dampak dari suatu kebijaka, baik dampak positif maupun dampak
negatif.
dengan cara memandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian terget.
6. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir
dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi kebijakan ke depan agar
peremajaan (revitalisasi) kakao yang jumlahnya mencapai jutaan bibit kakao di sejumlah
kakao bagi petani di daerah Kabupaten Kolaka Utara, itu sumber dananya melalui alokasi
dari APBD dan APBN 2017. Yang pasti bahwa tahun 2017 penyaluran bibit kakao yang
seluruhnya berkisar tiga jutaan bibit kakao beserta pupuk kepada petani akan terealisasi.
program revitalisasi kakao tahun 2017, yakni sekitar 3.200 hektare dari dana APBD dan
kabupaten Kolaka Utara berdasarkan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Kolaka Utara
Program revitalisasi kakao ini di buat agar parah petani kakao yang berada di
revitalisasi kakao. Kabupaten Kolaka Utara terkenal dengan Kabupaten penghasil kakao
terbesar di provensi sulawesi tenggara pada tahun 1998. Kini pemerintah Kabupaten
29
Kolaka Utara melalui program revitalisasi kakao ingin menggulang masah jaya mereka
2.4 Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan Daerah Kab. Kolaka
Utara.
tentang bagaimana Pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi.
segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat
dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas
untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi dijadikan salah satu rujukan penting dalam
dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari tahun ke tahun selama 5
(lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus
dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan Kabupaten Kolaka Utara
30
berkaitan dengan pengaturan waktu. Penekanan fokus/tema dalam setiap tahunnya selama
5 (lima) tahun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam
rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Setelah dirumuskan tujuan dan sasaran untuk mendukung visi “Kolaka Utara
sebagai Kabupaten Madani di Sulawesi Tenggara”, maka perlu dirumuskan strategi dan
Adapun misi Kabupaten Kolaka Utara yang tertuang kedalam RPJM Kabupaten
Kolaka 2017-2022. Salah satunya ada di poin ke 2 misi RPJM Kabupaten Kolaka Utara
yaitu menyelenggarakan tatakelola pemerintahan yang bail, efisien, efektif akuntabel, dan
bebes dari kurupsi. Adapun arah kebijakannya melakukan revitalisasi perkebunan kakao,
strategis itu sendiri yang mendefinisikan tujuan startegis dalam 5 (lima) tahun. Program-
program pembangunan yang disusun dalam RPJMD untuk kurun waktu 5 (lima) tahun
yang akan datang terdiri dari 3 jenis program RPJMD Kabupaten Kolaka Utara Tahun
2017-2022 yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang berwenang sesuai dengan
1. Program OPD, merupakan program yang dirumuskan berdasarkan tugas dan fungsi
OPD.
2. Program lintas OPD, merupakan program yang melibatkan lebih dari satu OPD
program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan
Kepala Daerah Kabupaten Kolaka Utara yang berisi program prioritas yang bersifat