Anda di halaman 1dari 436

www.ac-zzz.

tk

THE FOURTH PROTOCOL


Frederick Forsyth

www.ac-zzz.tk

Sanksi Pelanggaran Pasai 44 Undang-undang Nornor 7 Tahun 1987 Tenia ng


Pcrubahan alas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dcngan srngaja dan Umpa hak mcngumumkan alau


memperfcanyak sualu ciplaan alau memberi izin unluk iiu, dipidana dcngan
pidana pcnjara paling lama 7 (lujuh) lahun dan/atau denda paling banyak Rp
100.000000.- (serai us jula rupiah).

2. Barangsiapa dcngan sengaja mcnyiarkan. mrmamerkan, mengedarkan, alau


menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaian Hak Cipta
scbagaimana dimaksud dalarn ayat (1), dipidana dcngan pidana pcnjara paling
lama 5 (lima) lahun dan/atau denda paling banyak Rp 50000.000, (lima puluh
jula rupiah).

THE FOURTH PROTOCOL by Frederick Forsyth Copyright CO 1984 by Frederick


Forsyth All rights reserved

PROTOKOL kfj0v1pat -1 AUhbahasa: Drs. Bud ij an to T. Pramono GM 402 92 515


Hak cipta terjemahan Indonesia: Peaerbit PT Gramedia Pustaka Uiama, JL
Palmerah Selatan 24-26, Jakarta 10270 Gamhar sampul dikerjakan oleh Srianio

Ditcrbitkao pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Uiama, anggola IK


API. Jakarta. Agustus 1992

Pcrpustakaan Nasional : Kaulog Dalam Terbitan (KDT)

FORSYTH, Frederick

Protokol keempat-1 Frederick Forsyth ; alihbahasa, Budijanto T. Pramono. -


Cel. 1. - Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1992. 2 jil. ; 18 cm.p>

Judul asli: The fourth protocol. ISBN 979-511-514-6 (no jil. lengkap) ISBN 979-
511-515-4 (jil i) ISBN 979-511 516-2 Oil 2)

I. Judul. II. Pramono. Budiyanto T.


www.ac-zzz.tk

R23

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan PI’ Gramedia

Untuk Shane Richard, usia lima tahun, lanpa perbatiannya yang penuh cinta
buku ini seharusnya bisa diselesaikan dalam wakiu setengahnya.
www.ac-zzz.tk

BAGIAN PERTAMA

Laki laki berseragam abu-abu itu memutuskan untuk mengambil perhiasan


berlian Glen itu di tengah malam. Hanya kalau berlian tersebut masih berada di
dalam lemari besi apartemcn itu dan kalau para penghuninya sedang pergi. la
perlu tahu itu. Jadi ia mengawasi dan menunggu. Pada jam setengah delapan
harapannya terpenuhi.

Limousine yang besar dan lebar itu meluncur keluar dari area parkir bawah
tanah dengan anggun dan gagah scperti yang diisyaratkan oleh namanya. Ia
berhenti sejenak di mulut tcrowongan karena pengemudinya mengamati arus
lalu lint.is, lalu berbclok memasuki jalan raya dan tcrus bergerak ke arah Hyde
Park Corner.

Duduk diam di situ, berseberangan dcngan bangunan apartemen mewah itu,


berseragam pengemudi di belakang setir Volvo Estate sewaan itu, Jim Rawlings
mendesahkan napas lega. Mengamati seberang Belgravia Street secara tidak
mencolok, ia menyaksikan apa yang dimauinya—si suami berada

di dalam mobil di belakang kemudi, dengan istrinya di sampingnya. Rawlings


tetap menghidupkan mesin mobil dan pemanasnya untuk mengusir dingin. Per
sneling otomatis itu dipindahkannya ke tanda Drive, dan ia mengemudikan
mobilnya keluar dari deretan mobil-mobil yang diparkir lalu mengikuti Jaguar
itu.

t Mara pagi terasa bersih dan cerah, dcngan Green Park di sebelah timur
nampak diselimuti kabut cahaya temaram, dan lampu lampu jalan ma-sih
menyala. Rawlings sudah sejak jam lima pagi melakukan pengawasan di situ,
dan walaupun beberapa orang telah melewati jalan itu, tak ada yang
memperhatikan kehadirannya. Seorang pengemudi dalam mobil limousine di
Belgravia, yang paling clit dari semua kawasan West End London, memang tidak
akan mengundang kecurigaan, apalagi dengan empat koper dan satu keranjang
besar di belakang, di pagi hari tanggal 31 Desember. Di saat begini banyak
orang kaya bersiap-siap meninggalkan ibu kota untuk merayakan datangnya
Tahun Baru di vila-vila peristirahatan mereka di pedesaan.

Ia berada lima puluh meter di belakang Jaguar itu saat mencapai Hyde Park
Corner, dan ia membiarkan sebuah truk mengambil posisi di antara mcreka.
Saat memasuki tanjakan di Park Lane, Rawlings sempat merasa cemas
sebentar, di situ ada cabang Coutts Hank dan ia kuatir pasangan sua mi istri
dalam Jaguar itu akan berhenti untuk
www.ac-zzz.tk

10

mcnitipkan berlian itu di tempat penitipan Coutts Bank.

Di Marble Arch ia menarik napas lega untuk kedua kalinya. Mobil yang
diikutinya temyata tidak mengitari arch untuk mengambil jalan yang menuju ke
selatan, balik ke arah Park Lane menuju ke bank. Mobil itu terus meluncur
kencang melewati Great Cumberland Place, masuk ke Gloucester Place, dan
tetap menuju ke utara. Jadi, penghuni-penghuni apartemen mewah di lantai
delapan Fontenoy House itu tidak mcnitipkan barang berharga mcreka di
Coutts; mungkin barang itu berada di mobil dan akan mcreka bawa ke pedesaan
alau mereka tinggalkan di apartemen mereka selama liburan Tahun Baru ini.
Rawlings yakin bahwa kemungkinan yang terakhir itu yang benar.

Ia menguntit Jaguar itu ke arah Hendon, meng-awasinya melaju dengan


kencang dan hampir tiba di jalan raya Ml, lalu berbalik ke arah pusat kota
London. Jelas sudah, seperti yang diharapkannya, mcreka akan bergabung
dengan saudara laki-Iaki si istri, Duke of Sheffield, di rumah peristirahatannya
di Yorkshire utara, sekitar enam jam bermobil dari London. Itu berarti ia punya
waktu sedikitnya dua puluh empat jam, yaitu lebih dari yang dibutuhkannya.
Tak ada keraguan dalam dirinya bahwa ia akan bisa menangani apartemen di
Fontenoy House itu; bukankah ia salah satu pendobrak le-mari besi yang terbaik
di London.

Menjelang siang ia telah mengembalikan Volvo

11

itu ke perusahaan tempat ia menyewanya, seragam sopir kepada perusahaan


penyewaan kostum, dan koper-koper yang kosong itu kc lemarinya. Ia sudah
balik ke flat nya di lanjai paling atas, sebuah tempat Unggal yang nyaman dan
dilengkapi dengan perabotan mewah yang terletak di atas sebuah gudang
penyimpanan teh di daerah asalnya, Wandsworth. Bagaimanapun kayanya dia,
ia tetap saja seorang warga London Selatan, dilahirkan dan dibesarkan di situ,
dan walaupun Wandsworth mungkin tidak terlalu bergaya seperti Belgravia dan
Mayfair, itu adalah “kampung halamanNnya. Seperti semua rekan dengan
pekcrjaan seperti dia, ia tidak suka meninggalkan suasana aman di kampung
halamannya itu. Di wilayah itu ia merasa cukup aman, meskipun dunia hitam
setempat dan polisi mengenalnya sebagai seorang face, istilah dunia hitam
untuk seorang penjahat atau residivis.

Seperti semua penjahat yang sukses, ia selalu bersikap low profile di kawasan
itu, naik mobil yang tidak mencolok, satu-satunya yang mewah hanyalah
apartemennya itu. Ia selalu berusaha me-ngaburkan pandangan dunia hitam
kelas bawah akan apa tepatnya yang dilakukannya untuk hidup, dan walaupun
polisi dengan persis mencurigai keterampilan khususnya itu, buku catatan
www.ac-zzz.tk

kejahatan-nya bersih, kecuali kenakalan-kenakalan kecil saat ia masih remaja.


Suksesnya yang nampak jelas dan kekaburan tenlang bagaimana ia memperoleh
semua itu telah membuatnya dihormati oleh para

12

pemuda yang berminat akan permainan yang di-mainkannya itu, yang dengan
senang hati mau melakukan tugas-tugas kecil untuknya. Bahkan para penjahat
berkaliber yang merampok uang gaji di siang hari bolong dcngan senapan dan
beliung tidak pcmah mengganggunya.

Seperti yang selalu diperlukan, ia harus mempunyai suatu usaha bisnis nyata
untuk memper-tanggungjawabkan penghasilan yang diperolehnya. Semua face
yang berhasil selalu mempunyai pekerjaan legal. Usaha nyata yang disukai
adalah bisnis taksi (dikemudikan sendiri atau dimiliki), toko-toko P & D, dan
usaha jual-beli besi tua. Semua usaha ini memungkinkan adanya penghasilan
yang bisa disembunyikan, transaksi tunai, banyak waktu luang, sejumlah
tempat persembunyian, dan alasan untuk mempekerjakan sejumlah heavy,
atau slag, yaitu orang-orang kasar yang ber-IQ rcndah tapi kuat fisiknya, yang
juga mem butuhkan pekerjaan legal untuk melengkapi profesi mereka sebagai
tukang pukul.

Rawlings memiliki bisnis penyalur besi tua dan tempat penampungan mobil
rongsokan. Ini memberinya alasan untuk memiliki sebuah bengkel mesin yang
diperlengkapi dengan baik, beraneka jenis logam, kabel listrik, zat asam untuk
baterai, dan dua tukang pukul yang digajinya untuk bekerja di bengkelnya dan
untuk melindunginya kalau kalau ia perlu menyelamatkan diri dari penjahat
yang berusaha mengganggunya.

13

Setelah mandi dan bercukur, Rawlings meng-aduk bcberapa kristal Dcmcrara ke


dalam kopi espresso-nya yang kedua di pagi itu dan mempelajari kembali
sketsa-sketsa yang diberikan kepadanya oleh Billy Rice.

Billy adalah pemuda yang magang kepadanya, umurnya dua puluh tiga, pintar,
dan satu saat kelak pasti akan jadi ahli di bidang ini, bahkan sangat ahli. la
belum lama berkiprah di pinggiran dunia hitam dan sangat ingin berbuat banyak
untuk seseorang yang berstatus tinggi, walaupun sementara ini ia hanya disuruh
melakukan tugas-tugas sepele. Dua puluh empat jam sebelumnya, Billy
mengetuk pintu apartemen di tingkat delapan di Fontenoy House itu,
mengantarkan sebuah karangan bunga yang besar dan mengenakan seragam
pengantar barang dari sebuah toko bunga yang mahal. Samaran ini
membuatnya dengan mudah bisa melewati petugas penjaga di lobi, di mana ia
sempat mengamati layout ruang depan sccara cermat, ruang penjaga pintu,
dan jalan menuju ke tangga.
www.ac-zzz.tk

Yang membukakan pintu adalah sang nyonya rumah sendiri, wajahnya nampak
cerah karcna he-ran dan terkejut melihat bunga-bunga itu; yang dibuat seolah-
olah dikirimkan oleh panitia Dana Kemanusiaan untuk Para Veteran yang Berke-
kurangan. Lady Fiona merupakan salah satu pe-nyumbang dana, dan yang pesta
galanya akan dihadirinya malam itu juga, 30 Desember 1986. Rawlings
memperkirakan bahwa kalau ia nanti

14

menyebut-nyebut tentang kiriman bunga itu kepada salah satu anggota panitia,
maka yang diajak bi-ear a paling-paling akan beranggapan bahwa bunga itu
dikirimkan oleh salah satu anggota lain atas nama mereka semua.

Di pintu, nyonya itu memeriksa kartu penyer-tanya, dan bcrseru, “Oh, sungguh
indah!” dalam logat yang jelas dan terjaga yang menjadi ciri kelas
masyarakatnya, serta menerima karangan bunga itu. Lalu Billy mcngacungkan
blanko slip penerimaan dan bolpoinnya. Karena tidak bisa sekaligus memegang
tiga benda. Lady Fiona cepat-cepat masuk ke dalam, kebingungan, ke ruang
duduk untuk meletakkan bunga itu, mcninggalkan Billy sendirian untuk
beberapa detik di ruang de-pan yang sempit itu.

Wajahnya yang kekanak-kanakan, rambut pi rangnya yang berombak dan halus,


matanya yang biru, dan senyumnya yang malu-malu, membuat Billy disukai
siapa saja. Ia yakin bahwa ia akan selalu bisa mcnarik hati semua ibu rumah
tangga setengah baya di kota metropolitan itu. Tapi mata bayinya itu amat
tajam dan cermat jika mengawasi apa saja.

Bahkan sebelum memencet bel pintu, ia telah menghabiskan satu menit untuk
mengamati bagian depan pintu itu, kerangkanya, dan dinding-dinding di
sekitarnya. Ia ingin memastikan bahwa di situ tidak dipasang bel listrik yang
kecil, tidak lebih besar dari biji kenari, atau sebuah kenop hitam

15

atau sakelar yang dipakai untuk mematikan bel listrik seperti itu. Setelah yakin
bahwa semua itu tidak ada di situ, barulah bel pintu ditekannya.

Ditinggalkan sendirian di ambang pintu, ia melakukan hal yang sama,


mcmcriksa bagian dalam kerangka pintu dan dinding-dinding di dekatnya kalau-
kalau ada bel listrik atau sakelar. Juga di situ tidak ada. Saat nyonya rumah
kembali ke ruang depan untuk menandatangani tanda terima, Billy sudah
sempat melihat bahwa pintu itu diamankan dengan sebuah kunci langsir, yang
un-tung sckali mereknya Chubb dan bukan Brahmah, yang tcrkenal sulit
dibongkar.
www.ac-zzz.tk

Lady Fiona mengambil tanda terima itu dan mencoba menandatanganinya.


Tidak bisa. Bolpoin itu sudah lama tak ada isinya, dan sisa tintanya telah
dibuang. Billy minta maaf berkali-kali. Dengan senyum cerah Lady Fiona
berkata bahwa itu tidak jadi soal, ia yakin ia punya bolpoin di dalam tasnya,
dan ia kembali masuk melewati pintu ruang duduk. Billy telah menemukan apa
yang dicarinya. Pintu itu ternyata memang dihubungkan dengan suatu sistcm
alarm.

Nampak mencuat dari pinggiran pintu yang terbuka itu, tinggi di sisinya yang
berengsel, sebuah kenop karet kecil yang amat elastis. Tepat bcrhadapan
dengan kenop itu, dipasang masuk ke dalam bingkai pintu, nampak sebuah
soket kecil. Di dalam soket itu, ia tahu, pasti ada sebuah sakelar mikro mcrck
Pye. Jika pintu dalam ke—

16

adaan tertutup, maka kenop itu akan menusuk soket itu dan membuat kontak.

Kalau alarm anti maling dipasang dan diaktifkan, sakelar mikro itu akan
mcmbunyikan alarm itu jika kontaknya terputus, yailu, pada saat pintu dibuka.
Billy hanya memerlukan kurang dari tiga detik untuk mengeluarkan tube Super
Glue-nya, menorchkannya cukup banyak ke lubang bcrisi sakelar mikro itu, dan
memadatkannya dengan segumpal kecil campuran Plasticine dan lem. Empat
detik kemudian campuran itu akan mcngeras seperti batu, sakelar mikro itu
akan mcnolak kontak dengan kenop karet yang mencuat di pinggiran daun pintu
itu. Ketika Lady Fiona balik lagi ke situ dcngan membawa tanda terima yang
sudah ditandatanganinya, ia mendapati anak muda yang menyenangkan itu
sedang menyandar di bingkai pintu, lalu cepat-cepat berdiri tcgak mcluruskan
dirinya sambil tcrsenyum minta maaf. Sambil berbuat begitu ibu jarinya yang
berlepotan lem di-gosokkannya ke pintu dengan tak kentara.

Tak lama kemudian, Billy memberi’Jim Rawlings gambaran lengkap tentang


layout ruang depan dekat pintu masuk itu, ruang penjaga pintu, lokasi tangga
dan elevator-elevator, koridor yang menuju pintu apartemen terscbut, lorong
tempat masuk di balik pintu itu, dan bagian-bagian ruang duduk yang bcrhasil
dilihatnya.

Saat mcnghirup kopinya, Rawlings yakin bahwa empat jam sebclumnya pemilik
apartemen itu meng—

17

angkat kopcr-kopernya ke lorong dan kembali lagi ke ruang tempat masuk di


belakang pintu itu untuk memasang alarmnya. Seperti biasa, tak ada bunyi
yang lerdcngar. Pada saat menutup pintunya, ia pasti memutar anak kunci
sampai habis, merasa puas bahwa alarmnya sudah terpasang dan dalam
www.ac-zzz.tk

keadaan aktif. Scharusnya, kenop karet itu sudah mcmbuat kontak dcngan
sakelar mikro Pye. Putaran kunci seharusnya mcmbuat hubungan itu menjadi
lengkap, yaitu mengaktifkan scluruh sistcm alarm. Tapi karcna kenopnya kini
tidak bisa mcmbuat kontak dcngan sakelar mikro itu, maka sistem alarm pintu
itu, scdikitnya, akan non-aktif. Rawlings merasa pasti bahwa ia akan bisa
membongkar kunci pintu itu dalam waktu tiga puluh mcnit Di dalam apartemcn
itu sendiri pastilah akan ada jebakan-jebakan lain. Ia akan mcngatasinya nanti
saja kalau ia sudah berada di sana.

Setelah kopi ditcguknya habis, ia mcmungut file yang bcrisi guntingan-


guntingan surat kabar. Seperti semua pencuri permata lainnya, Rawlings selalu
mengikuti dengan cermat kolom gosip surat kabar. Yang di file ini khusus
tentang pcnampilan Lady Fiona di depan umum dan tentang pcrhiasan berlian
bcrkualitas scmpurna yang dikenakannya di pesta gala di malam sebelumnya—
yaitu yang perlu diketahui Jim Rawlings, untuk terakhir kalinya.

Seribu mil di sebelah timur, laki-laki tua yang berdiri dekat jendela ruang
duduk apartemcn di

18

lantai tiga di Mira Prospekt 111 juga sedang memikirkan tcngah malam nanti.
Akan segera diprok-lamirkan datangnya tanggal 1 Januari 1987, yaitu ulang
tahunnya yang ketujuh puluh lima.

Saat itu sudah lewat tcngah hari tapi ia masih mengenakan jubah tidumya;
tidak cukup alasan baginya hari-hari ini untuk bangun pagi-pagi atau bergegas-
gegas pcrgi ke kantor. Dia tidak punya kantor. Istri Rusia-nya, Erita, yang tiga
puluh tahun lebih muda, pergi membawa dua putranya main ski di padang-
padang salju Taman Gorki, dan ia kini sendirian.

Terlibat sekilas sosok dirinya sendiri di kaca dinding itu, dan hari-hari
mendatang yang akan dijalaninya nampak tidak lebih cerah daripada
pcrasaannya sckarang ini—yang sedang tercckam oleh renungan akan hidupnya,
atau akan sisa hidupnya. Wajahnya, yang selalu banyak kerutan, kini nampak
scmakin bcrkcrut. Rambutnya, yang dulu tcbal dan hitam, kini putih bagai
salju, jarang-jarang, dan tak bersinar. Kulitnya, karcna sepanjang hidup minum
alkohol tanpa batas dan merokok seperti kcreta api, nampak bcrbcrcak-bcrcak
dan berbintik-bintik. Matanya mcnatap balik dengan memelas. Ia balik ke
jendela itu dan melihat ke bawah ke jalanan yang ditimbuni salju. Beberapa
babushka—wanita tua— dengan mantel hangat dan kcpala dibungkus rapat-
rapat sedang mcmbersihkan salju, yang pasti akan turun lagi malam nanti.

Sudah lama sekali, ia tepekur, hampir dua puluh

19
www.ac-zzz.tk

empat tahun yang lalu, sejak ia berhenti dari pekerjaannya yang bukan
pekcrjaan dan dari pcngucilan dirinya di Beirut untuk datang ke sini. Tak ada
gunanya tinggal. Nick Elliot dan scmuanya yang lain di “Perusahaan” itu telah
memperoleh scmuanya saat itu; akhirnya itu diakuinya sendiri kepada mcreka.
iadi ia datang kc sini, mcninggalkan istri dan anak-anaknya, yang kelak bisa
bergabung dcngan dia kalau mcreka mau.

Pada mulanya ia mcngira itu akan seperti pu-lang kc rumah, ke tempat asalnya
secara spiritual dan moral, la lalu memasuki kehidupan barunya; saat itu ia
benar-benar percaya akan faLsafah itu dan kemcnangan akhir yang
menycrtainya. Mengapa tidak? Ia telah mengabdikan dirinya untuk itu selama
dua puluh tujuh tahun. Ia merasa tcntcram dan bahagia di tahun-tahun
awalnya, yaitu lahun 1960-an. Tcntu saja dia diinterogasi secara intensif, tapi
akhirnya dia ditcrima di Komitc Kc-amanan Ncgara. Bagaimanapun juga dia
adalah salah satu tokoh “Lima Binlang”—yang paling pia-wai dari mcreka semua
—bersama Burgess, Maclean, Blunt, dan Blake, orang-orang yang telah berhasil
mcnyusup ke pusat pemerinlahan Inggris dan kemudian mclakukan
pengkhianatan.

Burgess, yang mati muda karcna tcrlalu banyak minum alkohol, telah bcrada di
sana scbclum ia datang. Maclean telah lebih dulu mcmbelot, dan ia telah
bcrada di Moskow sejak 1951. Tahun 1963 ia merasa begitu resah dan frustrasi
karcna Melin—

20

da akhirnya memutuskan untuk tidak mau datang kc sini, kc apartemcn ini.


Maclean jalan terus walaupun sangat keccwa dan penuh kebencian, sampai
akhirnya kankcr mcrcnggut nyawanya; saat itu ia membenci tuan rumah negeri
ini dan mcreka juga membenci dia. Blunl telah “ditiup” dan diusir kembali kc
Inggris. Jadi yang tinggal cuma dia dan Blake saja, begitu pikir laki-laki tua itu.
Dalam bebcrapa hal ia merasa in tcrhadap Blake, yang berhasil mcmbaur
dengan total, hidup bahagia, dan yang kini mcngundang dia dan Erita untuk
merayakan Malam Tahun Baru. Mcmang, Blake memiliki latar belakang
kosmopolitan; ayahnya orang Bclanda, dan ibunya orang Yahudi.

Baginya, ia tidak mungkin akan bisa bcrbaur, ia lahu itu setelah lima tahun
pcrtama. Saat itu ia memang telah bisa bcrbahasa Rusia dengan fasih, tcrtulis
maupun lisan, tapi logat Inggrisnya yang kcntal masih saja. Selain ilu, akhirnya
ia mcmang membenci masyarakat di negeri ilu. Suatu masyarakat asing yang
kaku dan sangat tertutup.

Tapi itu bclum yang tcrburuk; sclama kurun waktu tujuh tahun sejak
kedatangannya, ia mulai kehilangan semua aspirasi politiknya. Tcrnyata
scmuanya adalah dusta besar, dan ia cukup aril untuk bisa mcnyadari semua
itu. Ia telah meng-babiskan masa muda dan masa kcmalangannya sebagai laki-
www.ac-zzz.tk

laki untuk mengabdi kepada dusta, berdusta demi sebuah dusta, berkhianat
demi dus-21

ta, mcninggalkan “tanah yang hijau dan ceria” itu—scmuanya demi sebuah
dusta.

Selama bertahun-tahun, kctika majalah dan surat kabar Inggris sudah boleh
masuk, ia mengikuti hasil-hasil pertandingan cricket sementara ia mcmberikan
konsultasi mengenai cara-cara penycrangan, mengamati tcmpat-tcmpat lama
yang tak asing baginya di majalah itu sementara menyiapkan rencana
penghancuran tempat-tempat itu, nongkrong di bang-ku tinggi bar di The
National untuk mendengarkan orang-orang Inggris lertawa dan bercanda dalam
bahasa ibunya, sementara ia bertindak sebagai konsultan bagi tokoh-tokoh
teras di KGB, bahkan termasuk sang Direktur sendiri, mengenai cara-cara yang
terbaik untuk mclakukan subversi kc negeri pulau yang kecil itu. Dan selama
itu, jauh di lubuk hatinya, selama lima bclas tahun terakhir ini, ia merasakan
suatu keputusasaan yang mencekam yang bahkan alkohol dan semua wanita
yang pcrnah dikencaninya tidak sanggup mcngobatinya. Sudah terlambat; ia
tidak akan pernah bisa kembali, katanya kepada diri sendiri. Tapi toh….

Bel pintu bcrdering. Ia hcran. Mira Prospekt 111 adalah bangunan yang
sepenuhnya milik KGB, di jalan samping yang sunyi di pusat kota Moskow, yang
sebagian besar penghuninya adalah tokoh-tokoh teras KGB dan sejumlah tokoh
Kementerian Luar Negeri. Seorang pengunjung pasti hams melewati pos
pemeriksaan. Tak mungkin itu Erita—ia mempunyai kunci sendiri.

22

Waktu pintu dibukanya, seorang laki-laki berdiri di situ sendirian. Ia masih


muda dan nampak bugar, mengenakan sebuah mantel dingin yang bagus
buatannya, tanpa lencana, dilengkapi dengan shapka—topi bulu binatang—
tanpa lencana, di kepalanya. Wajahnya nampak kosong dan dingin, tapi bukan
karcna angin dingin di luar, sebab sepatunya menunjukkan bahwa ia metangkah
ke-luar dari mobil dan langsung menginjak bangunan apartemen yang hangat;
ia tidak mcnapakkan kaki ke salju yang beku. Matanya yang biru tanpa eksprcsi
menatap Iclaki tua itu tanpa kcramahan dan tanpa permusuhan.

“Kamerad Koloncl Philby?” ia bertanya.

Philby agak terkejut. Teman-tcmannya yang akrab—suami-istri Blake dan kira-


kira sctcngah lu-sin lainnya—menyebutnya “Kim”. Orang-orang lainnya
mengenatnya dcngan nama samaran, yang disandangnya sclama bcrtahun-
tahun. Hanya sc-gelintir orang di tingkat puncak mengenatnya sebagai Philby,
salah satunya adalah seorang kolonel KGB yang sudah masuk daftar
purnawirawan.
www.ac-zzz.tk

“Ya.”

“Saya Mayor Pavlov, dari Direktorat Utama Sembilan, diperbantukan kepada


staf pribadi Sekretaris JendcraL”

Philby mengenai Direktorat Utama Sembilan KGB ini. Badan itu menyediakan
bodyguard untuk semua tokoh penting Partai dan untuk semua ge-dung di mana
mcreka berkantor dan tinggal. Sc—

23

ragam mereka—kini hanya khusus dikcnakan bila bertugas di dalam bangunan


Partai dan bila menghadiri upacara-upacara resmi—antara lain ikat topi
bcrwarna biru clcktrik, lidah-lidah di pundak, jas pcndck berkcrah tinggi.
Mcreka juga dikenal sebagai Pasukan Keamanan Kremlin. Dipcrbantukan
sebagai bodyguard pribadi, mereka mengcnakan pakaian sipil yang bagus
buatannya; mcreka juga harus sangat bugar, sangat tcrlatih, sangat loyal, dan
bcrscnjata Icngkap.

“Begitu,” kata Philby.

“Ini untuk Anda, Kamcrad Koloncl.”

Sang mayor menyodorkan sebuah amplop panjang terbuat dari kertas


berkualitas tinggi. Philby menerimanya.

“Ini juga,” kata Mayor Pavlov, dan menyodorkan scpotong karton kecil persegi
dengan nomor telcpon tertulis di atasnya.

“Terima kasih,” kata Philby. Tanpa bcrkata apa-apa lagi mayor itu
mcnganggukkan kcpala dengan cepat, bcrputar pada tumitnya, dan berbalik
lalu bcrjalan ke arah lorong. Beberapa detik kemudian, dari jendelanya, Philby
menyaksikan limousine Chaika hitam dengan pelat nomor Komite Scntral yang
nampak jelas itu, yang dimulai dcngan huruf-huruf MOC, mcluncur pcrgi dari
gerbang depan.

Ś**

Jim Rawlings mengamati dengan cermat foto di

24

majalah umum itu melalui kaca pembesar. Foto itu—yang d iambi I sctahun
yang lalu—mcmpcrlihat-kan wanita yang tadi dilihatnya meluncur dengan mobil
ke arah utara kc luar London pagi tadi bersama suaminya. Ia sedang berdiri
dalam suatu derctan sementara wanita yang di sebclahnya sedang menyalami
www.ac-zzz.tk

Princess Alexandra. Dan ia mengenakan bcrlian-berlian itu. Rawlings—yang


telah melakukan pcnclitian bcrbulan-bulan scbclum ia mcmbuat ge-brakannya
ini—mengenai asalu.su! berlian ini lebih baik dari tanggal lahirnya sendiri.

Di tahun 1905 Earl of Margate yang masih muda usia kembali dari Afrika Selatan
dengan membawa empat balu mulia yang besar-besar tapi belum diasah. Waktu
menikah di tahun 1912, ia mcminta Carticr London mcngasahnya dan
membcrikan batu-batu itu kepada istrinya yang masih muda sebagai hadiah.
Carticr kemudian menugaskan Aascher’s di Amsterdam untuk mcngasahnya,
yang saat itu masih dianggap sebagai pengasah berlian terbaik di dunia karcna
sukses mcngasah batu Cullinan yang sangat keras. Batu pcrmata yang asalnya
empat potong itu dibentuk menjadi dua pasang yang saling mclengkapi,
berbentuk buah pir dengan facet lima puluh detapan, satu pasangnya
berukuran sepuluh karat untuk masing-masing pcrmata, scdangkan scpasang
yang satu lagi dua puluh karat untuk masing-masing permata.

Setelah kembali ke London, batu-batu ini oleh Carticr dibuat menjadi perhiasan
dengan emas pu—

25

lih. dikclilingi empat puluh berlian kccil-kccil, untuk menciptakan satu set
pcrhiasan terdiri dari satu tiara dcngan salah satu berlian bcrbcntuk buah pir
yang besar tadi sebagai titik tengahnya, sebuah mala kalung dengan berlian
besar yang satunya lagi sebagai titik tengahnya, dan anting-anting yang serasi
yang terdiri dari dua berlian yang lebih kecil itu. Scbclum perhiasan terscbut
sclesai dibuat, ayah sang Earl—yaitu Duke of Sheffield yang Ketujuh—meninggal
dunia, dan sang Earl mewarisi gclarnya itu. Bcrlian-bcrlian itu lalu ili kenal
sebagai Berlian Glen, sama dcngan nama rumah kcluarga itu di Sheffield.

Duke Kcdelapan mewariskan berlian itu pada saat kematiannya di tahun 1936
kepada putranya, dan putranya ini mcmpunyai dua anak, seorang putri yang
lahir di tahun 1944 dan seorang putra yang lahir di tahun 1949. Putrinya inilah,
sckarang bcrumur empat puluh dua, yang saat ini fotonya sedang diamati oleh
Jim Rawlings lewat kaca pemhesar.

NKau tak akan bisa mcmakainya lagi, darling,” kata Rawlings kepada diri
sendiri. Lalu sckali lagi ia mcmcriksa pcralatan yang akan digunakannya malam
itu.

Harold Philby mcmbuka amplop itu dcngan sebuah pisau dapur, mcngcluarkan
suratnya, dan me—

26
www.ac-zzz.tk

letakkannya di atas meja ruang duduk. Ia tcrkesan; surat itu bcrasal dari
Sekretaris Jendcral Partai Komunis Uni Soviet sendiri, ditulis dalam tulisan
tangan pemimpin Soviet yang rapi bagaikan tulisan seorang sekretaris dan tentu
saja, dalam bahasa Rusia.

Seperti amplopnya, kcrtas surat itu juga bcrkualitas tinggi dan tidak ada
kopnya. Pastilah ia menu I is surat itu di apartemennya di Kutuzovsky Prospckt
26, bangunan mahabesar yang sejak 7a-man Stalin telah mcnampung tokoh-
tokoh Partai yang paling penting dalam ruangan-ruangannya yang mewah.

Di scbelah kanan atas tertulis Rabu, 31 Desember 1986, pagi. Lalu teks di
bawahnya. Bunyinya:

Dear Philby,

Perhatian saya tertarik kepada kata kata yang A/nla ucapkan di resepsi makan
malam belum lama mi di Moskow. Anda mcngatakan bahwa “stabilitas politik dt
Inggris Raya senantiasa selalu ditafsirkan secara bcrlebihan di Moskow sini,
terlebih-lebih sckarang ini.”

Saya akan senang sekali kalau Anda dapat memberikan penjelasan lebih lanjut
dan rincian dan ucapan Anda tersebuL Harap penjelasan Anda diberikan secara
tertulis dan kirunkan tangsung kepada saya pribadi, dan Anda tidak perlu
menytmpan salinannya atau me minta sekretaris menuliskannya.

27

Kalau sudah siap harap hubungi Mayor Pavlov di nomor yang diberikan olehnya
itu, minta bicara dengan dia pribadi, dan ia akan datang ke tempat Anda untuk
mengambil surat itu.

Saya mengucapkan selamat atas ulang tahun Anda besok.

Hormat saya….

Surat itu ditutup dcngan tanda tangan.

Philby mengembuskan napasnya pcrlahan-lahan. Jadi, acara makan malam


Kryuchkov pada tanggal dua puluh cnam untuk para perwira senior KGB itu
ternyata telah disadap. Ia mcmang sudah agak curiga saat itu. Sebagai wakil
dircktur satu KGB dan kepala Direktorat Utama Satu, Vladimir Alcxandrovitch
Kryuchkov adalah pembantu sctia sang Sekretaris Jcnderal, jiwa dan raga.
Walaupun bcrpangkat kolonel jenderal, Kryuchkov tidak berjiwa militer dan
bahkan bukan seorang perwira intelijcn profesional; ia adalah seorang
apparatchik Partai, dari ujung rambut sampai kaki, salah satu dari mereka yang
www.ac-zzz.tk

dibawa masuk oleh pemimpin Soviet yang sekarang waktu ia menjabat dircktur
KGB.

Philby mcmbaca surat itu lagi, kemudian menyingkirkannya. Gaya si tua itu
belum juga bcrubah, begitu pikirnya. Singkat dan lugas sampai hampir-hampir
kurang pantas, jelas dan persis, tak ada basa-basi yang berlebihan, dan tidak
menyebabkan penafsiran yang bertentangan. Bahkan pe—

28

nycbutan ulang tahun Philby juga cukup singkat, hanya untuk menunjukkan
bahwa ia telah mcmbuka-buka filc-nya. Tidak lebih dari itu.

Toh, Philby terkesan. Sebuah surat pribadi dari orang yang paling dingin dan
tak pcrnah akrab dcngan orang lain ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan
akan membuat orang gemctar karena merasa mendapat kchormatan besar.
Bcrtahun-tahun yang lalu masalahnya akan lain. Pada saat pemimpin Soviet
yang sekarang ini memasuki KGB sebagai dircktur, Philby sudah bcrada di sana
selama bertahun-tahun dan masih dianggap seakan sebagai bintang, membcri
kuliah tentang badan-badan intelijcn Barat pada umumnya dan mengenai SIS
Inggris khususnya.

Seperti semua orang Partai yang memperoleh kedudukan yang mcmbawahi


orang-orang dari disiplin yang berbeda, kctua baru itu juga mcnempatkan
orang-orangnya sendiri di posisi-posisi kunci. Philby, walaupun dihormati dan
dikagumi sebagai salah satu dari Lima Bintang, menyadari bahwa sangat
penting mcmpunyai pelindung yang berkedudukan tinggi di masyarakat yang
penuh dcngan pcrsckongkolan ini. Sang Ketua, yang jauh lebih intclck dan
bcrbudaya daripada para pendahulunya, ternyata menunjukkan minat besar—
bukan karena kckaguman tapi lebih dari sekadar pcrhatian biasa—tcrhadap
Inggris.

Selama tahun-tahun itu sering sekali ia minta Philby untuk mcmberikan


interpretasi atau analisa

29

atas peristiwa-perisliwa di Inggris, tokoh-tokohnya, dan bagaimana


kcmungkinan rcaksi mcreka, dan Philby selalu scnang mcmbantu. Seakan kctua
KGB itu ingin membandingkan laporan yang masuk ke mejanya dari para ahli
Inggris di badan yang dipimpinnya dan dari kantornya yang lama— Departcmen
Intcrnasional Komite Sentral—dcngan pengamat lain. Beberapa kali ia mengikuti
nasihat Philby dalam mcnangani masalah-masalah yang berkenaan dcngan
Inggris.
www.ac-zzz.tk

Sudah lima lahun sejak Philby bertemu muka dcngan tsar baru yang mcmbawahi
scluruh per-serikatan Rusia. Pada bulan Mei 1982 ia mcnghadiri sebuah rescpsi
untuk mcnganlarkan sang Kctua pergi meninggalkan KGB dan kembali kc Komite
Sentral lagi, seakan-akan sebagai sekretaris, tapi scbenamya untuk
mempersiapkan diri terhadap kematian Brezhnev yang sudah dekat dan untuk
mendalangi rencananya sendiri nanti. Dan sckarang ini lagi-lagi ia
mcmbuluhkan inlerprctasi Philby.

Rcnungan Philby dibuyarkan oleh kcmbalinya Erita dan anak-anak. Wajah


mcreka mcrah karena main ski dan ributnya seperti biasa. Dulu, di tahun 1975,
lama setelah kepergian Mclinda Maclean, ketika para penguasa KGB
memutuskan bahwa Philby sudah mulai bosan main pcrempuan dan minum
alkohol (di mata para apparat, scdikitnya), Erita diinstruksikan untuk pindah
dan tinggal bcrsama dia di apartcmennya. Saat itu ia adalah seorang gadis
anggota KGB, bcrdarah Yahudi (mc-30

mang ini di luar kebiasaan), bcrumur tiga puluh empat, bcrambut hitam, dan
berperawakan gempal. Tahun itu juga mcreka mcnikah.

Setelah menikah, daya tarik pribadi Philby mulai menunjukkan pengaruhnya,


Erita benar-benar jatuh cinta kepadanya dan tidak mau lagi memberikan
laporan kepada KGB tentang Philby. Petugas yang menanganinya mengangkat
bahu, mclapor ke atas, dan diberi instruksi untuk mcmbiarkan saja hal itu.
Anak-anak mereka lahir dua dan tiga tahun kemudian.

“Ada yang penting, Kim?” ia berlanya saat Philby bcrdiri dan mcmasukkan surat
itu ke dalam sakunya. Ia mcnggclcngkan kepala. Erita lalu membantu anak-anak
mclcpaskan jaket tebal yang bcrlapis-lapis.

“Tak ada apa-apa, Sayang,” katanya. Tapi Erita bisa melihat bahwa ia sedang
memikirkan sesuatu. Erita cukup arif. Ia tidak mendesak. Dihampirinya Philby,
dan diciumnya pipinya.

“Jangan minum terlalu banyak di pesta Blake nanti malam, ya?”

“Akan kucoba,” katanya sambil tersenyum. Padahal ia sudah merencanakan


untuk ber-scnang-senang sekali saja lagi. Ia seorang peminum sclama hidupnya,
yang jika sudah mulai minum di pesta, biasanya akan mclanjutkannya sampai
tak sadarkan diri. Philby telah mengabaikan pcringatan seratus dokter untuk
menghentikan kcbiasaannya itu. Mereka telah memaksanya bcrhenti

31

mcrokok, dan ilu saja sudah terlalu bcrat un-luknya. Jadi, dia akan tcrus minum
minum. Ia bisa saja bcrhenti jika mau, dan ia tahu bahwa ia harus
menghentikan kcbiasaannya untuk sementara waktu setelah pesta nanti malam.
www.ac-zzz.tk

Ia mencoba mcngingat kembali pemyataannya waktu makan malam di tempat


Kryuchkov dan gagasan-gagasan apa yang menyebabkannya mcmbuat
pernyataan itu. Ia tahu semua apa yang sedang tcrjadi, dan apa yang akan
tcrjadi, di tubuh Partai Buruh Inggris. Yang Iain-Iain mcnerima laporan intelijcn
yang masih mentah, yang sudah dikajinya sclama bcrtahun-tahun, dan yang
masih selalu ditcruskan kepadanya sebagai ungkapan ba-las jasa. Tapi memang
hanya dia yang bisa mc-nyusun bahan bahan itu, menggabungkannya bcr-
dasarkan kerangka psikologi massa Inggris, dan menghasilkan gambaran yang
nyata. Jika ia mcng-hargai gagasan yang terbentuk di benaknya, maka ia harus
mcnguraikan gagasan tcrscbut dalam kata kata, mcnyuguhkannya kepada
pemimpin Rusia itu sebagai salah satu karya paling bagus yang pemah
ditulisnya. Di akhir pekan nanti ia bisa mengirim Erita dan anak-anak ke dacha
mcreka. Ia akan mulai mcnulis, sendiri di apartemennya, di akhir pekan nanti.
Scbctum itu, bcrscnang-scnang dulu untuk yang tcrakhir kali.

Jim Rawlings sclama satu jam, an Lint jam sembilan dan jam scpuluh malam
itu, duduk di sebuah

32

mobil sewaan lain yang lebih kecil, di depan Fontenoy House. Ia mengenakan
jas pesta yang bagus buatannya dan dcngan demikian tidak menimbulkan
kecurigaan. Yang sedang dikajinya adalah pola-pola pencrangan jauh di atas
sana, di bangunan apartemen itu. Flat yang menjadi targctnya tentu saja yang
lampunya tidak mcnyala itu, tapi ia lega melihat ada cahaya di apartemcn-
apartemcn yang bcrada di atasnya dan di bawahnya. Di masing-masing
apartemcn itu, menilik penampilan para tamunya yang nampak di jcndela-
jcndclanya, sedang berlangsung pesta Tahun Baru.

Pada jam scpuluh, setelah mobil diparkirnya tersembunyi di sebuah jalan


samping dua blok dari tempat itu, ia berjalan santai masuk lewat pintu depan
Fontenoy House. Begitu banyak orang keluar masuk schingga pintu-pintu
ditutup tapi tidak dikunci. Di dalam lobi, di scbelah kiri, terdapat bilik penjaga
pintu, persis seperti yang dilaporkan Billy Rice. Di dalamnya si penjaga malam
sedang mcnonton telcvisi portable buatan Jcpang. Ia bangkit dan mcnghampiri
mulut pintu, seakan akan mcngatakan scsuatu.

Rawlings mcmbawa scbotol sampanye yang di-hias dcngan pita besar. Ia


mclambaikan tangannya mcmbcri salam scpintas lalu.

“Malam,” scrunya, lalu menambahkan, “oh, dan sclama! Tahun Baru.”

Tidak mungkin penjaga tua itu akan mcnanyakan jati diri atau lujuan tamu.
Paling sedikit ada

33
www.ac-zzz.tk

cnam pesta berlangsung di bangunan itu. Scparc-nya nampaknya pesta bcbas,


jadi bagaimana mungkin dia akan mcncocokkan daftar tamu?

“Oh… cr… terima kasih, sir. Sclamat Tahun Baru, sir,” katanya, tapi tamu
bcrjas pesta itu telah masuk kc koridor. Penjaga itu kembali asyik menonton
film di TV.

Rawlings mcnggunakan tangga kc lanlai dua, kemudian naik //// kc lanlai


dclapan. Pada jam scpuluh lebih lima dia bcrada di luar pintu apartemen yang
ditujunya. Seperti yang dilaporkan Billy, tak ada alarm di situ dan kuncinya
adalah mcrck Chubb. Masih ada lagi sebuah kunci Yale pelengkap yang bisa
mengunci sendiri, untuk kcperluan sehari-hari, sctcngah meter di atas kunci
Chubb itu.

Kunci Chubb memiliki tujuh belas hbu kombinasi. Kunci itu terdiri atas lima
pengungkit di dalamnya, tapi bagi seorang ahli kunci itu bukan masalah besar,
scbab hanya dua sctengah pengungkit yang pertama saja yang perlu
dicocokkan; yang dua setengah lagi sama, hanya kcbalikannya, sehingga kunci
pemilik akan cocok kalau ditusuk-kan dari sisi pintu yang lain.

Setelah putus sckolah pada umur cnam belas, sclama scpuluh tahun Rawlings
bckcrja di tempat pamannya, Albert, di toko besi miliknya. Toko itu mcrupakan
usaha samaran yang baik untuk orang tua itu, yang profesi sebenarnya adalah
pendobrak !<_ in.iri besi yang tcrkenal pada zamannya. Itu

34

mcmbuat Rawlings muda tahu semua jenis kunci yang dijual dan yang dipakai
oleh kebanyakan lemari besi ukuran kecil. Setelah scpuluh tahun terus-mencrus
bcrpraktck, dan di bawah bimbingan Paman Albert yang ahli, Rawlings mampu
men dobrak hampir semua jenis kunci yang dijual di pasaran.

Dari saku eclananya dikeluarkannya s^untai kunci berjumlah dua belas,


scmuanya dibuat di bcngkclnya sendiri. Ia mcmilih dan mencoba tiga,
berurutan, dan mclanjutkan sampai yang kecnam dalam unlaian itu.
Dimasukkannya kc dalam kunci Chubb ilu, dan ia mulai mcrasakan titik-titik
yang menckan di dalam kunci itu. Kemudian, dcngan mcnggunakan pclat baja
tipis yang diambilnya dari saku alas bajunya, ia mulai mcngikir kunci kawat
yang terbuat dari logam lunak itu. Dalam waktu sepuluh menit ia telah berhasil
mcnembus dua setengah pengungkit pertama—konfigurasi, atau profil, yang
dibutuhkannya. Lima belas menit setelah itu ia telah bisa mcmbuat pola
pengungkit yang sama yang mcrupakan kcbalikannya. Ia lalu menusukkan kunci
kawat yang sudah dikikir itu ke dalam kunci Chubb, serta memutarnya pcrlahan
dan hati-hati.
www.ac-zzz.tk

Ternyata bisa bcrputar penuh. Ia mcnunggu selama cnam puluh detik, kalau
kalau campuran Plasticine dan Super Glue Billy tidak mclckat di dalam kcrangka
pintu ilu. Tak ada dering bel. Ia bernapas lega, lalu mclanjutkan mengutak-atik

35

kunci Yale dengan mcnggunakan sebuah paku baja halus. Itu mcmbutuhkan
waktu cnam puluh detik, dan pintu itu akhirnya terbuka tanpa suara. Di dalam
gelap, tapi cahaya dari kondor mcmbuat ia bisa melihat garis-garts tcpi lorong
masuk depan yang kosong. Luasnya sckilar dua setengah meter pcrscgi dan
lantainya bcrkarpct.

Ia cunga ada tombol alarm di bawah karpct itu enlah di sebelah mana, yang
jclas tidak di dekat pintu supaya tidak terinjak oleh pcmiliknya sendiri.
Rawlings mclangkah masuk kc dalam ruangan itu, dcngan menjaga dirinya agar
tetap mcrapat ke dinding, sambil menutup pintu di bclakangnya dan
mcnyalakan lampu di lorong itu. Di sebelah kirinya ada pintu lain, setengah
terbuka, lemyata itu kamar mandi. Di sebelah kanannya, ada pintu lain, hampir
pasti itu adalah lemari pakaian yang dipasangi sistcm kontrol alarm, yang akan
dibiarkannya saja. Ia lalu mengambil sebuah tang dari saku di dadanya,
mcmbungkukkan hadan dan nunc angkat pinggiran karpct-Saat lembaran karpct
tcr angkat lebih tinggi, ia melihat tombol injakan alarm, lepat di tengah
lorong. Hanya satu. Pclan-pelan ia menurunkan karpct itu kembali, melangkah
mcngclilinginya dan mcmhuka pintu yang lebih besar yang berada di depannya.
Seperti kata Billy, iuj pintu yang menuju ke ruang duduk.

Ia bcrdiri beberapa menit lamanya di ambang ruang duduk sebelum akhirnya


mcnemukan tombol lampu. Lampu dinyalakannya. Ini merupakan

36

suatu langkah penuh risiko, tapi ia bcrada di sebuah apartemcn di tingkal


delapan, para pcmiliknya bcrada jauh di Yorkshire, dan ia tidak punya waktu
untuk bckcrja dalam ruang penuh jcbakan hanya dcngan bantuan lampu baterai
pcnsil.

Ruang itu berbentuk pcrscgi, luasnya sckitar delapan kali cnam meter, dengan
karpct mewah dan dilcngkapi pcrahotan mahal. Di hadapannya nampak jendela
dcngan kaca ganda yang mcnghadap kc arah selatan dan mcnaungi jalan raya.
Di sebelah kanannya ada dinding yang dipasangi perapian batu, dan di salah
satu sudut ada sebuah pintu yang bisa diduga pasti menuju kc ruang tidur
utama. Di sebelah kirinya, di dinding ada dua pintu: satu menuju ke lorong
tempat kamar kamar tidur tamu; satunya lagi tertutup, barangkali ilu pintu
ruang makan dan dapur.
www.ac-zzz.tk

Sclama scpuluh mcnil bcrikutnya ia bcrdiri di situ tak bergeming, memandangi


dinding dinding dan langit-langit. Alasannya sedcrhana: ada kemungkinan ruang
itu dipasangi sebuah static movement alarm—alarm gcrak statis—yang tak
tcrlihat oleh Billy Rice dan yang akan bisa mendctcksi tempcratur tubuh atau
gerakan yang memasuki ruang itu. Seandainya alarm bcrdcring, ia bisa k<-ltj.tr
dari situ dalam waktu tiga detik. Ternyata alarm tidak bcrbunyi; sistcm
pengamannya hanya mcngandalkan pintu yang dipasangi alarm dan barangkali
juga jendela—yang tidak akan di-37

sentuhnya—dan juga mcngandalkan tombol-tombol injakan alarm di lanlai.

Lemari besinya, dia yakin, pasti bcrada di mangan ini alau di ruang tidur
utama, dan pasti dipasang di dinding luar, scbab dinding datam tidak cukup
tcbal untuk itu. Tcpat sebelum jam sebelas ia mencmukan-nya. Persis di
hadapannya, di dinding sclcbar dua setengah meter di anlara dua jendela yang
lebar, dipasang sebuah cermin berbingkai emas, yang tidak mempunyai jarak
dengan dinding itu, seperti lukisan-lukisan di ruangan itu—yang tcpi-tcpinya
dinaungi bayang-bayang tipis—tapi dipasang menempcl di dinding, seakan
diberi cngsel.

Menggunakan langnya untuk mcngangkat pinggiran karpct, ia menuju ke cermin


itu dcngan menyusur rapai sepanjang dinding, sambil mclangkahi kawat-kawat
kecil mirip benang yang be rasa I dari pusat kontrolnya dan menuju ke tombol-
tombol injakan yang tcrscbar di sekitar litik pusat ruangan itu.

Kctika sampai kc cermin itu ia melihat hanya ada satu tombol injakan tepat di
bawahnya. Tadinya ia bcrmaksud menyingkirkannya, tapi ia lalu mcngangkat
sebuah meja kopi besar tapi pendek yang ada di dekat situ, mencmpatkannya
mcnaungi tombol injakan itu, dan mcngusahakan agar kaki-kaki mcja tidak
mcnycnluh tombol itu. Kini ia tahu bahwa jika ia selalu bcrada dekat mcrapat
ke dinding, atau bcrdiri di alas suatu pcrabot (tak ada pcrabot yang mcnginjak
tombol alarm), maka ia akan aman.

38

Cermin itu ditempclkan ke dinding dengan kail magnctik, yang juga dipasangi
alarm. Ini bukan masalah. Ia menyclipkan lempengan tipis baja magnctik di
anlara kedua kait magnctik itu, satu pada bingkai cermin dan satunya lagi pada
dinding. Dengan it tap menjaga supaya lempengan magnet pengganti itu tclap
menempcl kc magnet yang ada di dinding, ia lalu melepaskan cermin itu dari
dinding. Magnet di dinding itu ternyata tidak bcreaksi; ia masih it tap lengket
dcngan magnet pengganti, jadi ia tidak mengirim laporan bahwa kontaknya
telah diputuskan.

Rawlings terscnyum. Lemari besi dinding itu ternyata bermcrek Hamber Model
D. Ia tahu bahwa pintunya tcrhuat dari baja keras berlekanan tinggi setebal
www.ac-zzz.tk

salu scntimctcr lebih; cngselnya adalah tongkat vertikal dari baja keras, yang
dipasang mencmbus kcrangka lemari itu dari atas dan dari bawah. Mckanismc
pengamanannya terdiri dari tiga sekrup baja keras yang nampak mcnonjol pada
pintunya dan mencmbus kcrangka lemari itu sedalam hampir empat scntimeter.
Di balik permukaan pintu baja itu ada kotak scng sedalam lima sentimctcr yang
memuat kctiga sekrup pc-ngunci itu, sekrup vertikal yang mcngendalikan
gcrakan kctiga sekrup itu, dan kunci kombinasi beroda tiga yang kini tcpat
bcrhadapan dengan dia.

Rawlings tidak bcrmaksud mengutak-atik semua ini. Ada cara yang lebih
mudah, yaitu memotong pintunya dari alas ke bawah di sisi roda kombinasi

39

tempat engselnya bcrada. Ini akan mcngakibatkan cnam puluh pcrscn pintunya,
yang mcmuat kunci kombinasi scrta kctiga sekrup pengunci ilu, ler-desak ke
dalam kcrangka pintu lemari besi ilu. Dan yang empat puluh pcrscn sisanya
akan terbuka, membcrinya cukup ruang untuk memasukkan tangannya ke
dalamnya dan mengcluarkan isi-nya.

Dcngan hali hati ia kembali kc lorong, tempat ia meninggalkan botol


sampanyenya, dan kembali dcngan itu. Sambil berjongkok di atas meja kopi,
dibukanya alas botol palsu ilu dan dikeluarkannya pcralatannya. Sclain sebuah
detonator listrik yang tcrbungkus kain katun dalam sebuah kotak kecil,
sejumlah magnet kecil, dan segulung kabel listrik rumah tangga biasa, ia juga
membawa CLC.

Rawlings tahu bahwa cara tcrb.uk untuk me-molong lempengan baja sctebal
satu scpercmpat scntimeter adalah dcngan menerapkan tcori Monroe—suatu
cara yang dinamai sesuai dcngan nama penemu prinsip shaped-charge itu. Apa
yang sedang dipegangnya disebut CLC atau charge-linear-cutting, yaitu
sebalang logam berbentuk V, kaku tapi bisa ditckuk dcngan tang, tcrbungkus
dalam bahan pclcdak plastik, dibuat oleh tiga perusahaan di Inggris, yang satu
milik pemerintah, dua lainnya nulik swasta. CLC jelas tidak bisa diperoleh
secara bebas, kccuali melalui perizinan yang ketat, tapi sebagai seorang
pembongkar peli besi pro-40

lesion.il, Rawlings punya koneksi, seorang karyawan korup di salah satu


perusahaan swasta ilu.

Dengan cepal dan mahir, Rawlings mempersiapkan logam itu sepanjang yang
dibutuhkannya dan memasangnya di sebelah luar pintu lemari Hamber itu, dari
atas ke bawah, di salah satu sisi roda kombinasi itu. Pada salah satu ujung CLC
dipasangnya detonator, dan dari detonator terscbut mencuat dua kabel
tembaga yang terpilin. Ia melepaskan kedua kabel yang terpilin dan
dipi&ahkannya Icbar-lebar, untuk mencegah terjadinya kor-sleling. Kabel ini
www.ac-zzz.tk

lalu disambungkannya ke kabel biasa yang dibawanya, yang di ujungnya


terdapal sicker bcrkaki tiga.

Sambil mcmbuka gulungan kabel dengan hati-hati, ia lalu berjalan mundur


sambil merapat ke dinding, ke lorong yang menuju kc ruang tidur tamu. Lorong
itu akan melindunginya dari ledakan nanti. Ia lalu melangkah dcngan hati-hati
ke dapur untuk mengisi kantong polyethylene besar yang dikeluarkannya dari
sakunya. Kantong ini lalu dilekatkannya kc dinding dcngan paku-paku pa-yung
dalam posisi mcnggantung di atas bahan pclcdak yang dipasangnya pada pintu
lemari besi itu. Pcrcdam ledakan dari bulu unggas, demikian kata Paman
Albert, hanyalah untuk burung dan TV. Tak ada pcrcdam ledakan yang lebih
cfektif daripada air.

Jam menunjukkan dua puluh menit sebelum tcngah malam. Pesta di atas
scmakin bising. Bahkan

41

di dalam bangunan yang mewah ini, yang me nekankan kenyamanan dan


kcleluasaan pribadi, ia bisa mendengar dengan jelas suara-suara teriakan dan
langkah orang bcrdansa. Tindakannya yang lerakhir sebelum pcrgi berlindung ke
lorong itu adalah menyalakan televisi. Di dalam lorong itu ia menemukan
sebuah stopkontak dengan kenop, mc-mcncet kenop dalam posisi Off, lalu
menusukkan kabel listrik tadi ke dalam stop kontak itu. Lalu ia menunggu.

Satu menit sebelum tcngah malam bunyi-bunyi di atas semakin gaduh. Lalu
liba-tiba mereda, ke-tika seseorang berteriak minta semua orang tenang.
Dalam bening itu, Rawlings bisa mendengar suara televisi yang tadi
dinyalakannya di ruang duduk. Acara tradisional Scotch yang sedang
ditayangkan, musik balada dan dansa Highland, tiba-tiba bcrhenti dan nampak
lonceng Big Ben dalam keadaan diam di alas Gedung Parlemen London. Di
belakang penampang luar lonceng itu nampak lonceng raksasa. Great Tom,
yang sering disangka orang Big Ben. Komentator TV mcngisi detik-detik itu
dengan obrolan ringan menunggu saat tepal tengah malam, sementara seluruh
penduduk Kerajaan Inggris mengisi gelas-gelas mereka. Bunyi perempat lonceng
ilu mulai bergenia.

Bunyi perempat selesai dan hening sejenak. Kemudian Great Tom berdenlang:
Bong! Menggele-garlah bunyi hitungan pertama dari saat tengah malam itu.
Bunyi itu bergenia di dua puluh jula

42

rumah penduduk di Kepulauan Inggris; mengguncangkan apartemen di tingkat


sembilan Fontenoy House, bcrbaur dengan suara orang bersorak dan nyanyian
www.ac-zzz.tk

Auld Lang Syne. Pada saat dentang pertama itu bergema di lanlai delapan, Jim
Rawlings memasang kenop listrik itu ke posisi On.

Ledakan di flat itu tidak didengar orang, kecuali olehnya sendiri. Ia menunggu
selama enam puluh detik, lalu melepaskan kabel dari stopkontak dan bcrjalan
balik ke lemari besi sambil mengemasi peralalannya. Asap ledakan itu sudah
mulai menipis. Dari kantong plastik berisi air tadi tak ada yang tersisa kecuali
bercak-bercak basah. Pintu lemari besi itu nampak seperti baru saja dibacok
dari atas ke bawah dcngan sebuah kapak tumpul oleh seorang raksasa. Rawlings
meniup asap yang menghalangi pandangan dan dengan tangan tcrbungkus
sarung tangan ia mcnarik bagian yang lebih kecil dari pintu itu pada engselnya.
Kotak dari seng itu terkoyak hancur karena ledakan, tapi semua sekrup yang
ada di bagian pintu yang satunya masih utub di dalam soket masing-masing.
Celah yang dibuatnya itu cukup besar untuk mengintip kc dalam. Ada peti uang
dan sebuah kantong beludru; ia mengeluarkan kantong itu, menarik tali
pengikatnya, dan mcnuangkan isinya ke atas mcja kopi.

Benda-benda itu gemcrlapan dan bcrpendar-pendar di bawah sinar lampu,


seakan mengandung api. Berlian-berlian Glen. Rawlings telah mema—

43

sukkan sisa-sisa pcralatannya—kabel, kotak detonator yang sudah kosong, paku-


paku payung, dan sisa CLC—kembali ke dalam botol sampanye pal-mi, ketika ia
tiba-tiba sadar ada suatu masalah yang timbul di luar perhitungannya. Hiasan
kalung dan anting-anting itu pasti muat di saku celananya, tapi tiaranya
ternyata lebih lebar dan lebih tinggi daripada yang diperkirakannya. Ia
memandang ke sekelilingnya, mencari wadah yang sekiranya tidak akan
mcnarik pcrhatian orang. Yang dicarinya tcr-lctak di atas sebuah meja tulis
beberapa meter dari situ.

Ia mengosongkan isi tas kantor itu—dompet, kartu-kartu kred it, sejumlah


pena, buku alamat, dan beberapa map—menuangnya ke jok sebuah kursi.

Tas kantor itu sangat sesuai untuk keperluannya. Itu akan bisa me muat
perhiasan Berlian Glen dan botol sampanye itu—yang akan nampak
mencurigakan jika dibawa ke luar setelatx pesta usai. Memandang ruang duduk
itu untuk terakhir kali, Rawlings lalu mematikan lampu, melangkah menuju
lorong, dan mcnutup pintu. Tiba di koridor ia mengunci kembali pintu utama
dan enam puluh detik kemudian ia berjalan melewati kamar penjaga pintu dan
keluar menuju kcgelapan malam. Penjaga tua itu bahkan mendongak pun tidak.

Sudah hampir tcngah malam di hari pertama bulan Januari 1987, ketika Harold
Philby duduk di

44
www.ac-zzz.tk

hadapan meja ruang duduk di flatnya di Moskow. Dia jadi melaksanakan niatnya
untuk minum minum malam sebelumnya di pesta yang diadakan suami-istri
Blake, tapi sama sekali tidak mcnik-matinya. Pikirannya terlalu tcrpancang
pada apa yang akan ditulisnya nanti. Sepagian ini ia ber-angsur pulih dari
pening akibat alkohol, dan sekarang, sementara Erita dan anak-anak masih
tidur, ia memperoleh kescmpatan untuk bcrada sendirian dan mencoba
merenungkan rencananya.

Terdengar dekur merpati dari sebcrang ruangan. Philby bangkit, menghampiri


sangkar besar di su-dut, dan memandang—melalui jeruji sangkar—sc-ekor
merpati yang satu kakinya diikat dengan bi-lah supaya kaku. Philby mcmang
punya hobi me-mchhara binatang, mulai dari rubah sewaktu di Beirut dulu
sampai bcrbagai jenis kenari dan par-kit di flatnya yang sekarang ini. Merpati
itu mcloncat-loncat menyeberangi lantai sangkarnya, kakinya yang terikat
merintangi jalannya.

“Baik, kawanku,” kata Philby melalui jeruji sangkar, “segera akan kila lepas
ikatan itu dan kau akan bisa terbang kembali.”

Ia lalu balik ke meja. Scmuanya harus dikcrjakan dengan baik, katanya pada
dirinya sendiri untuk yang keseratus kalinya. Sekretaris Jendcral ini tak boleh
dibuat marah dan tak boleh dibo-hongi. Beberapa di an Lira perwira senior
Angkatan Udara yang telah mengelabuinya schubungan dengan pcristiwa
penguntitan dan penembakan pe—

45

sawat pcnumpang Korea di lahun 1983 akhirnya harus icrbujur dalam kubur
dingin di bawah udara beku Kamchatka. Walaupun Icmah karena kondisi
keschatannya yang buruk dan menghabiskan banyak waktu di atas kursi roda,
sang Sekretaris Jendcral masih telap merupakan penguasa mullak Uni Soviet.
Kata-katanya merupakan hukum, otaknya masih tajam seperti pisau silet, dan
tak ada ha I yang Input dari pandangan matanya yang pucat itu. Mengambil
kertas dan pensil, Philby mulai menuliskan konscp awal dari jawabannya.

Tepat sebelum tengah malam tangga I 1 Januari, pemilik apartemcn di


Fontenoy House kembali seorang diri ke London. Ia seorang laki-laki
berperawakan jangkung dengan rambut bcruban, dan nampak terhormat dalam
umurnya yang mcnginjak pertengahan 50-an. Ia mcngarahkan mobilnya
langsung kc area parkir di basement, menggunakan kartu plastiknya untuk
masuk, menjinjing kopcrnya, dan naik lift ke lanlai delapan. Suasana hatinya
sedang kurang baik.

Ia baru saja naik mobil selama enam jam, meninggalkan rumah mewah ipar
laki-lakinya tiga bari sebelum yang direncanakan karena bertengkar hebat
dengan Lstrinya. Istrinya, yang bersifat kaku dan gemar bcrkuda itu, memuja
www.ac-zzz.tk

suasana pedesaan yang justru sangat dibenci suaminya. Karena ingin


bersenang-senang naik kuda sepanjang rawa-rawa Yorkshire dalam suasana
pertengahan musim di-46

ngin, istrinya ;tu meninggalkan dia tcrsekap dalam rumah bersama saudara
laki-lakinya, yaitu Duke Kcsepuluh. Kenyataan ilu memperburuk suasana,
karcna sang pemilik apartemen, yang berbangga diri atas kecenderungannya
akan sifat-sifat mas-kulin, menemukan kenyataan bahwa iparnya yang brcngsek
ilu ternyata seorang gay.

Makan malam mcnyambut Tahun Baru ilu sangat tidak menyenangkan baginya.
Ia dikelilingi oleh kerabat istrinya yang tak henti hentinya bcrbicara tentang
berburu, menembak, dan memancing, yang ditimpali oleh suara tawa sang
Duke yang melengking tinggi dan teman-lcmannya yang kclcwat tampan.
Paginya ia menegur istrinya dan itu membuat istrinya marah sekali. Akhirnya
disetujui bahwa ia akan naik mobil sendirian ke sclalan setelah minum ten. dan
istrinya akan tinggal selama ia suka di situ, bisa-bisa sampai sebulan lamanya.

Ia memasuki lorong tempat masuk ke apartemennya dan berhenti; sistcm alarm


ilu scharusnya mengeluarkan bunyi pip-pip-pip sclama tiga puluh detik sebelum
alarm berbunyi keras-keras, sementara itu ia akan punya cukup waktu untuk
meraih kotak pusat kontrol dan mematikannya. Sialan, pikirnya, macet
barangkali. Ia berjalan menuju lemari pakaian dan mematikan scluruh sistcm
alarm apartcmennya dengan kunci pribadi. Kemudian ia masuk kc ruang duduk
dan menyalakan lampu.

47

Ia berdiri di situ, kopcrnya masili lertinggal di lorong, dan mcnatap ruang


duduknya dengan mu-lut ternganga dan perasaan ngeri. Bercak-bercak air telah
menguap karena suhu udara yang panas, dan televisinya tidak dihidupkan. Yang
tertangkap oleh pandangan matanya seketika itu adalah dinding yang tergurat-
gurat dan pintu lemari besi yang terkoyak tepat di hadapannya. Ia berjalan
melintasi ruangan beberapa langkah dan mengintip ke dalam lemari besi itu.
Tak salah lagi, berlian-bcriian itu sudah raib. Sekali lagi ia memandang
berkeliling, melihat harang-barangnya terserak di kursi dekat perapian dan
karpet nampak terangkat pinggirannya, di bagian yang menempel di din ding. Ia
terduduk di kursi dekat perapian yang satunya lagi, wajahnya pucat bagai
kertas/

“Oh, Tuhan,” ia menarik napas. Ia nampak tertegun melihat musibah itu dan
tetap duduk di kursi tersebut sepuluh menit lamanya, bernapas dengan beral
dan menatap seisi ruangan yang po—

rak poranda.
www.ac-zzz.tk

Akhirnya ia bangkit dan berjalan menuju tcle-pon. Dengan telunjuk yang


bergetar ia memutar sebuah nomor. Di sebelah sana telepon berdering-dering,
tapi tak ada yang mengangkat.

Keesokan paginya, tepat sebelum jam scbelas, John Preston berjalan di Curzon
Street menuju ke markas besar dari departemcn tempatnya bekerja, yang
letaknya di sudut jalan dari arah Restoran

48

Mirabelle; sebuah restoran mahal. Hanya scdikil karyawan departemen itu yang
sanggup makan di situ.

Kebanyakan pegawai negeri pada hari Jumat pagi itu dibolehkan untuk tidak
masuk kerja, karena Tahun Baru jatuh pada hari Kamis, yang me-mang
merupakan hari libur resmi, tcrus libur sam-pai akhir pekan. Tapi Brian
Harcourl-Smith telah minta Preston untuk datang secara khusus, jadi ia datang.
Ia merasa bahwa ia tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Wakil Direktur
Jendcral MI-5 itu.

Selama tiga lahun, yaitu lebih dari setengah masa pengabdiannya di MI-5 sejak
ia bergabung sebagai anggota staf baru di musim panas 1981, John Preston
bertugas di Cabang F dinas rahasia itu, yang kegiatannya meliputi pengawasan
terhadap organisasi-organisasi politik kaum ekstrcmis, baik dari golongan Kiri
maupun Kanan; mclakukan risel tcrhadap badan-badan ini, dan mcngirimkan
agen-agen untuk mcnyusup kc dalamnya. Dua tahun ia bertugas di FI,
mengepalai Scksi D, yang mengurus masalah masalah penyusupan unsur-unsur
sayap kiri ekstrem ke dalam Partai Buruh Inggris. Laporan yang dibuatnya, yaitu
hasil dari penyelidikan-pcnyelidikan yang dilakukannya, telah diajukannya dua
minggu sebelumnya, tcpat sebelum Hari Natal. Ia heran laporan itu telah
dibaca dan diccrna sedemikian cepat.

Ia melapor di resepsionis depan, menunjukkan kartunya, diperiksa, didaftar di


kantor Wakil Di—

49

rektur Jenderal (WDJ) ilu sebagai tamu yang diundang, dan dipersilakan untuk
naik ke lanlai paling atas.

la menyesal tidak diminta mencmui sang Direktur Jcndcial sendiri. [a suka Sir
Bernard Hemmings, (api sudah menjadi rahasia umum di kalangan “Lima”
(julukan unluk Ml-S—pent.) bahwa orang tua itu sakit-sakitan dan scmakin
jarang datang ke kantor. Karcna string tidak hadir, urusan sehari-hari kantor itu
makin lama makin dikuasai oleh wakilnya yang ambisius, suatu kenyataan yang
kurang disukai oleh para veteran tua dalam dinas rahasia itu.
www.ac-zzz.tk

Sir Bernard adalah orang “Lima” sejak awalnya, dan sudah pemah
mclaksanakan kerja lapangan dulu. Ia bisa mcmahami orang-orang yang
bertugas di lapangan, memperkirakan orang-orang yang patut dicurigai,
menguntit kurir-kurir yang menjadi musuh negara, dan mcnyusup ke dalam
organisasi-organisasi subversif. Harcourt-Smith adalah lulusan universitas,
dengan ijazah kclas satu, dan kariemya berkisar di kantor pusat, bcrgerak
dcngan lincah di antara departemen-depar-temen dan dengan mantap mendaki
jenjang kc pangkatan.

Berpakaian sangat rapi dan bersih, seperti biasanya, Harcourt-Smith menerima


Preston dengan ha-ngat di kantornya. Preston ma la ha n curiga karena sikap
hangat itu. Konon, banyak orang lain juga ditcrima sehangat ini, tapi seminggu
kemudian di tendang dari dinas. Harcourt-Smith mempersilakan

50

Preston duduk di hadapan mejanya dan ia sendiri di belakang meja. Laporan


Preston tergclctak di meja, di atas pengering tinta.

“Begini, John, tentang laporanmu ini. Kau pasti tahu bahwa aku
menganggapnya sangat scnus, seperti semua hasil kerjamu yang lain.”

“Terima kasih,” kata Preston.

“Jadi,” Harcourt-Smith melanjutkan, “aku menghabiskan liburan Tahun Baru di


sini, di kantor ini, unluk mcmbacanya ulang dan mcmikirkannya.”

Preston berpikir, scbaiknya ia tak perlu menanggapi.

“Laporan ini, bagaimana ya, cukup radikal… dan lugas sekali, ya?
Pcrtanyaannya adalah—dan ini mcrupakan pertanyaan yang harus kutanyakan
dulu pada diri sendiri sebelum departemen mengajukan sualu kebijakan yang
didasarkan alas laporan ini—apakah semua ini benar secara mutlak? Apa bisa
diverifikasi? Ini pasti akan ditanyakan kepadaAu.”

“Begini, Brian, aku mcnghabiskan dua lahun unluk penyelidikan itu. Orang-
orangku menyusup jauh, sangat jauh. Fakta-fakta itu, di mana aku mcmang
mengajukannya sebagai fakta, semuanya benar.”

“Ah, John. Aku tidak pernah mcragukan semua fakta yang kauajukan. Tapi
kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta-fakta itu….”

“Didasarkan pada logika, kukira,” kata Preston.

“Logika memang suatu cabang ilmu yang hcbaL


www.ac-zzz.tk

51

Dulu aku mempelajarinya,” Harcourt-Smith me-nimpali. “Tapi tidak selalu


ditunjang dcngan bukti yang nyata, tidakkah kau sctuju? Coba kita lihat ini….”
Ia menemukan bagian yang dimaksudkannya dalam laporan itu dan jarinya
bergerak mengikuti satu baris. “MBR. Sangat ekstrem, ya tidak?”

“Oh, ya, Brian, memang ckstrem. Orang-orang ini mcmang dikenal sangat
ekstrem.”

“Tak ada keraguan tentang hal itu. Tapi tidakkah akan membantu jika
laporanmu ini dilampiri

dengan copy dari MBR?”

“Sejauh yang bisa kutcmukan, itu belum pcrnah ditulis. Itu cuma merupakan
serangkaian niat yang akan dilaksanakan—niat yang amat kuat—dalam benak
orang-orang tertentu.”

Harcourt-Smith dcngan kcsal menarik napas le-wat satu giginya. “Niat,”


katanya, seakan kata itu menjadi masalah baginya, “ya, niaL Tapi kau harus
tahu, John, ada banyak niat dalam diri banyak orang yang berurusan dcngan
negeri ini, yang tidak scmuanya baik. Tapi kita tidak bisa mengusulkan suatu
kebijakan, (indakan, atau tindakan balasan hanya didasarkan pada niat-niat
ini.”

Preston sudah hampir membuka mulut, tapi Harcourt-Smith tidak memberinya


kesempatan. la bangkil dari duduknya untuk memberi isyarat bahwa pcrtemuan
itu sudah sclcsai.

“Begini, John, biar ini di sini sedikit lebih lama lagi. Aku harus memikirkannya
lagi dan barangkali mclakukan beberapa pengecekan sebelum aku

52

memutuskan di mana ini akan kutempatkan. Ngomong-ngomong, apa kau


merasa kerasan di F1(D)?”

“Aku senang,” kata Preston, sambil bangkit juga.

“Mungkin aku punya sesualu yang lebih kausukai,” kata Harcourt-Smith.

Setelah Preston pcrgi, Harcourt-Smith mcnatap ke pintu yang dilewatinya itu


selama beberapa menit. la nampak lenggelam dalam renungannya.
www.ac-zzz.tk

Mcnghancurkan begitu saja file ilu, yang secara pribadi dianggapnya bisa
membuat malu dan suatu saat kclak bisa menimbulkan bahaya, adalah sesualu
yang tidak mungkin dilakukan. File itu diajukan secara resmi oleh seorang
kepala seksi dan sudah diberi nomor.’ la berpikir keras. Kemudian diambilnya
penanya yang bertinta merah dan dengan hati-hati dia menulis di atas sampul
laporan Preston. Ia lalu menekan bel memanggil sekretarisnya.

“Mabel,” katanya saat sekretaris itu masuk, “bawa ini sendiri ke Bagian Arsip,
ya. Sekarang juga.”

Gadis itu memandang sampul file itu sekilas. Di atasnya tertulis huruf-huruf
NFA dan singkatan nama Brian Harcourt-Smith. Di kalangan dinas rahasia, NFA
bcrarti: “no further action” atau “tak ada penanganan lebih lanjut”. Laporan
itu diputuskan untuk dipcti-cskan.

[ Dllarangmeng-koincrsil-kanatau

%J JD1 kesiaian mcnimpa anda sciamanya J

Baru pada hari Minggu, 4 Jamiari, sang pemilik apartemen di Fontenoy House
itu berhasil memperoleh tanggapan dari nomor telepon yang di-putarnya setiap
jam selama tiga hari. Terjadi pembicaraan pendek, yang kemudian disusul
dengan pertemuannya dengan seorang laki-laki sesaat sebelum saat makan
siang di sebuah ruangan kecil yang tersembunyi di sebuah hotel yang tidak
mencolok di kawasan West End.

Orang baru itu berumur sekitar enam puluh tahun, rambutnya beruban,
pakaiannya berwarna suram, dan penampilannya seperti seorang pejabat
pemerintab, yang memang benar dari satu segi. Ia datang belakangan, dan
duduk di situ setelah buru-buru menyatakan maaf. “Sungguh aku minta maaf
aku tak ada di tempat selama tiga hari barusan ini,” katanya. “Karena hidup
membujang, aku di-ajak beberapa teman unluk melewatkan Tahun Baru
bersama mereka di luar kota. Baiklah, ada masalah apa?”

54

Pemilik apartemen itu menceritakan masalahnya dcngan singkat tapi jelas. Ia


punya banyak waktu sebelum ilu untuk memikirkan dengan teliti bagaimana
caranya menyampaikan kedahsyatan peristiwa yang menimpa dirinya itu dan ia
memilih kata-katanya dengan baik. Pria satunya merenungkan cerita itu dengan
sangat serius.
www.ac-zzz.tk

“Tentu kau benar sekali,” katanya akhirnya. “Masalah ini bisa jadi amat gawat.
Saat kau kembali Kamis malam itu, apakah kau menghubungi polisi? Atau saat
lainnya, sejak ilu?”

“Tidak, kupikir lebih baik bicara denganmu dulu.”

“Ah, sayang sekali. Kini sudah terlambaL Jika diperiksa oleh bagian forensik,
akan diketahui bahwa lemari besi diledakkan tiga atau empat hari yang lalu.
Akan sulit menjelaskan mengapa begitu. Kecuali kalau….1

“Ya?” tanya sang pemilik apartemen dengan penuh minat

“Kecuali kalau kau bisa mengembalikan cermin itu dengan rapi dan sempurna
ke tempatnya dan menyatakan bahwa baru tiga hari kemudian kau tahu bahwa
pencuri telah menjarah apartemenmu?”

“Sulit,” kata si pemilik apartemen. “Karpelnya telah diangkat-angkat


sepanjang pinggirannya. Bajingan itu pasti telah berjalan menyusuri dinding
supaya tidak mcnginjak tombol-tombol alarm.”

“Ya,” yang satunya menanggapi. “Mereka pasti tidak percaya bahwa ada
mating yang begitu rapi—

55

nya schingga bukan cuma cerminnya yang dikembalikan dengan rapi, tapi juga
karpetnya. Jadi rencana yang ini sudah pasti tidak akan jalan. Juga tkJak
mungkin mcngaku bahwa kau telah melewatkan tiga hari ilu di suatu tempat
lain?”

“Tapi di mana? Harus ada orang yang mclihat-ku. Nyatanya tidak ada. Klub?
Hotel? Kan aku harus pernab melakukan check-in.”

“Benar sekali,” kata orang kepercayaan itu. “Tidak, tidak bisa. Mau tak mau,
dadu telah dilemparkan. Sudah tcrlambat untuk mclapor ke polisi sekarang.”

“Jadi apa yang harus kulakukan?” lanya pemilik apartemcn itu. “Yang jelas
berlian itu harus dilemukan kembali.”

“Berapa lama istrimu akan tidak bcrada di London?” lanya yang satunya.

“Siapa yang bisa tahu? la menikmati acara-acara di Yorkshire. Beberapa


minggu, kuharap.”
www.ac-zzz.tk

“Kalau begitu kita harus mcngupayakan penggantian lemari besi yang hancur
itu dengan yang baru dan yang modelnya sama. Juga tiruan Berlian Glen. Akan
perlu waktu untuk mengatur semua itu.”

“Tapi bagaimana dengan yang dicuh ilu?” tanya si pemilik apartemen dengan
kuatir. “Itu kan tidak bisa dibiarkan hilang begitu saja. Aku harus mem-
pcrolehnya kembali.”

“Benar,” satunya menjawab, menganggukkan kepala. “Begini, seperti kau tahu,


orang-orangku

56

punya koneksi di kalangan yang hcrgerak di bi dang berlian. Aku akan menyuruh
orang melakukan penyclidikan. Permata-permata itu hampir pasti akan dibawa
ke salah satu pusat berlian utama untuk dibentuk kembali. Berlian-bcrlian itu
tidak akan bisa dipasarkan seperti apa adanya sekarang. Terlalu dikenal orang.
Akan kuusahakan maling itu dilacak dan barangnya ditcmukan kembali.”

Pria itu bangkit dan bcrsiap-siap untuk pcrgi. Rekannya masih tctap duduk,
nampak jelas babwa dia sangat gundah. Pria berpakaian suram itu juga sama
gundahnya, tapi ia bisa lebih menutupinya.

“Jangan melakukan apa-apa dan mengatakan apa-apa tentang itu,” ia


menasihati. “Usahakan istrimu bcrada di pedesaan selama mungkin. Ber-
tingkahlakulah scbiasa mungkin. Tcnangkan hali-mil, aku akan selalu
menghubungimu.”

Keesokan paginya, John Preston tcrmasuk dalam rombongan orang yang


berbondong-bondong kembali ke pusat kota London setelah liburan Tahun Baru
selama lima hari, yang sesungguhnya terlalu panjang. Karcna dia tinggal di
South Kensington, baginya lebih enak naik kereta bawah tanah. la turun di
Goodgc Street dan sisa lima ratus meter lagi ditempuhnya dcngan berjalan
kaki. la adalah seorang pria yang penampilannya tidak menonjol, tinggi badan
sedang, besar badan sedang, umur empat puluh enam, mengenakan jas hujan
abu-abu

57

dan tidak bertopi walaupun udara terasa amat dingin.

Ketika hampir tiba di ujung Gordon Street ia berbelok masuk ke dalam sebuah
bangunan yang tidak mencolok yang bentuknya mirip perkantoran lainnya di
situ; nampak kekar tetapi tidak modern, dan pantas jika digunakan untuk
kantor perusahaan asuransi. Hanya jika kita telah masuk ke dalamnya, barulah
www.ac-zzz.tk

kita melihat perbedaannya dengan bangunan perkantoran lainnya di kawasan


itu.

Salah satunya adalah bahwa ada tiga pria di lobinya—satu dekat pintu, satu di
belakang meja resepsion, dan satu lagi dekat pintu lift Ketiganya memiliki
perawakan dan otot yang tidak biasanya dimiliki oleh mereka yang terlibat
dengan bisnis asuransi. Setiap warga yang mencari perusahaan semacam ilu,
salah masuk ke situ, dan diminta untuk menyingkir dari situ, bisa melihat
bahwa hanya orang-orang yang bisa menunjukkan identitas mereka dan bisa
melewali pengecekan oleh terminal kompuler kecil di bawah meja resepsion
yang diperbolehkan terus masuk melewati lobi itu.

Dinas Rahasia Inggris, yang lebih dikenal dengan sebutan Ml-5, berkantor di
lebih dari satu tempat. Dengan tidak kentara, walaupun kurang nyaman, dinas
ini terbagi dalam empat bangunan kantor. Markas besarnya ada di Charles
Street (dan sudah bukan di markas besar yang lama di Leconfield House,
seperti yang selalu diberitakan oleh surat kabar).

58

Bangunan yang nomor dua besarnya, di Gordon Street, disebut dengan


“Gordon” saja, tanpa’embel-embel apa-apa, seperti juga kantor pusatnya
disebut sebagai “Charles”. Dua bangunan lainnya terletak di Cork Street
(dikenal sebagai “Cork”) dan bangunan tambahannya di Marlborough Street,
juga disebut begitu saja dengan menggunakan nama jalan itu.

Departemennya terbagi dalam enam cabang yang terpencar di seluruh


bangunan-bangunan itu. Dan juga, dengan tidak kentara tapi membingungkan,
beberapa dari cabang-cabang itu memiliki seksi-seksi yang bertempat di
bangunan-bangunan yang berbeda. Untuk menghemat pemakaian se-patu,
semua cabang dihubungkan dengan jaringan telepon yang super aman,
dilengkapi dengan sis-tern identifikasi yang tanpa cela mengenai ciri-ciri si
penelepon.

Cabang “A” menangani kebijakan berbagai sek-si, dukungan teknis,


pengembangan properti, pe-mrosesan data arsip, kantor penasihat hukum, dan
pusat pelayanan agcn rahasia. Yang disebut paling akhir ini adalah tempat
bercokolnya kelompok unik yang terdiri dari pria dan (sebagian) wanita, dari
semua umur dan ragam, baik yang memiliki keterampilan praktis maupun
kecerdasan akadcmis, yang mampu menyelenggarakan tim-tim pelacakan
pribadi yang tercanggih di dunia. Bahkan para “hostile** (musuh-musuh negara)
harus mengakui

59

bahwa di kandangnya sendiri agen-agen MI-5 ini tak tcrkalahkan.


www.ac-zzz.tk

Berbeda dengan Secret Intelligence Service (MI-6), yang menangani intelijcn


luar negeri dan telah mcnyerap banyak unsur Amerika dalam pcrislilah-an di
kalangan dalamnya, maka Security Service (MI-5) ini, yang menangani
counterintelligence dalam negeri, mendasarkan peristilahannya pada ba-hasa
polisi lama. Istilah-istilah seperti “surveillance operative” dihindari dan para
agen pelacaknya masih juga disebut dcngan istilah “the watchers”.

Cabang “B” menangani recruitment, kepegawaian, pemcriksaan identitas,


kenaikan pangkat, pensiun, dan keuangan (maksudnya gaji dan biaya operas
tonal).

Cabang “C” berurusan dengan masalah-masalah keamanan dari pelayanan


masyarakat (para pe-gawainya dan hangunan-bangunannya), keamanan
schubungan dengan para kontraktor (terutama perusahaan-pcrusahaan swasta
yang mengerjakan proyek-proyek pertahanan dan komunikasi), keamanan
bidang militer (yang tcrkait crat dcngan para staf keamanan internal kepunyaan
angkalan bersenjata sendiri), dan sabotase (yang sudah tcrjadi atau
dipcrkirakan akan tcrjadi).

Dulu ada Cabang “D”. tapi karena suatu logika unik yang cuma dimengerti oleh
para pelaku di dunia intelijcn, cabang itu diubah namanya menjadi Cabang
“K”. Salah satu seksinya yang terbesar yang bcrnama Soviet, dibagi menjadi

60

bidang-bidang operasi, penyclidikan di lapangan, dan prioritas pcrang. Lalu ada


juga seksi yang menangani satclit-satelit Soviet, yang juga terbagi dalam tiga
sub-scksi, kemudian ada lagi seksi riset dan yang terakhir seksi yang menangani
agen rahasia.

Seperti bisa dipcrkirakan, K mencurahkan banyak waktu dan lenaga unluk


mengikuli jejak agen-agen Soviet dan negara-negara saielitnya yang banyak
jumlahnya, yang bcroperasi—atau berusaha unluk beroperasi-melalui kedutaan-
kedutaan, konsulat-konsulat, perwakilan resmi, misi dagang, bank, kantor
berila, dan perusahaan komersial, yang karcna kebijakan lunak pemerintah
Inggris dibiarkan terse bar di scluruh ibu kola dan (dalam hal konsulal) di
scluruh provinsi-provinsinya.

Juga di dalam Cabang K ada sebuah kantor yang dihuni oleh seorang pejabat
yang kcrjanya menjadi penghubung anlara MI-5 dan saudaranya, MJ-6. Pejabat
ini sebenarnya termasuk orang “Enam” (MI-6), yang bertugas di Charles Street
supaya bisa mclaksanakan tugas-tugas penghubungannya itu. Seksi ini dinamai
K7.

Cabang “E” (urutan alfabet ini bcrakhir dengan E) mencakup komunisme


internasional dan para penganutnya, yang mungkin berkunjung kc Inggris
www.ac-zzz.tk

dcngan tujuan jahat, atau anggola-anggotanya di dalam negeri yang ingin ke


luar negeri dengan tujuan yang sama. Juga di dalam Cabang E, Seksi Timur
Jauhnya mcnempatkan agen-agen peng—

61

hubung di Hong Kong, New Delhi, Canberra, dan Wellington, sedangkan seksi
yang disebut Ail Regions—Semua Daerah—melakukan hal yang sama di
Washington, Ottawa, Hindia Barat, dan semua ibu kota negara sahabat

Yang terakhir, Cabang “F”, yaitu kantor John Preston, paling tidak sampai tadi
pagi, mengurus partai-partai politik (sayap kanan dan sayap kiri ekstrcm), risct,
dan agen-agen rahasia.

Cabang F beroperasi di Gordon, di lanlai empat, dan kc kantornya itulah John


Preston sedang menuju di pagi bulan Januari itu. Ia memang tidak
mcngharapkan bahwa laporannya tiga minggu sebelumnya akan menjadi topik
favorit bagi Brian Harcourt-Smith untuk bulan ini, tapi ia masih percaya bahwa
laporannya itu akan sampai ke meja Dircktur Jenderal, Sir Bernard Hcmmings

Sir Bernard, Preston percaya, akan mau menyampaikan informasi dalam


laporan itu—dan temuannya, yang sebenarnya scbagian didasarkan atas dugaan
—kepada Kcpala Joint Intelligence Committee atau kepada Permanent Under
Secretary (PUS) di Kantor Kementerian Dalam Negeri, yaitu kantor politik yang
mcmbawahi MI-5. Seorang PUS yang kompcten akan tertarik minatnya, dan
Mcntcri Dalam Negeri pada gilirannya akan minta Perdana Menteri menaruh
perhatian kepada informasi tersebut

Memorandum di meja Preston yang dilihatnya saat ia tiba menunjukkan bahwa


itu semua tidak

62

akan pcrnah tcrjadi. Setelah membaca memo itu ia duduk mcnyandar, tepekur.
Ia sudah bersiap-siap akan mcmpcrtahankan laporannya, dan scandainya
laporan itu mcmang sampai ke atas maka pasti akan ada pcrtanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab. Dia akan bisa menjawab scmuanya—dia akan
siap menjawab scmuanya, karcna ia yakin bahwa ia benar. Ia akan bisa
menjawab scmuanya itu, yaitu kalau ia masih berstatus kcpala F1(D), tapi tidak
kalau ia sudah dimutasikan ke departemen lain.

Setelah ia dipindahkan, maka yang bisa mengajukan masalah mengenai laporan


Preston adalah kepala seksi F1(D) yang baru; dan Preston lega karcna tahu
bahwa orang yang akan ditunjuk untuk mcnggantikan dia hampir bisa dipastikan
adalah salah satu pengikut sctia Harcourt-Smith, yang tentu saja tidak akan
melakukan hal tersebut.
www.ac-zzz.tk

Ia menelcpon Kantor Arsip. Benar, laporannya telah diarsip. Ia mencatat nomor


arsipnya, kalau-kalau dipcrlukan kelak. Kemudian: “Apa maksudmu, NFA?”
tanyanya seakan tidak percaya. “Baik… Maaf… Ya, aku tahu bukan kau yang
memutuskan itu, Charlie. Aku cuma bcrtanya. Cuma scdikit hcran saja, tidak
apa-apa.”

Ia mclclakkan gagang telepon dan duduk kembali, berpikir keras. Gagasan-


gagasan yang sebenarnya tidak pan Lis ditujukan kepada atasannya, sckalipun
di anlara mereka tidak ada hubungan baik secara pribadi. Tapi gagasan-gagasan
itu tidak

63

mau hilang dari bcnaknya. Mcmang mungkin, begitu diakuinya, bahwa jika
laporannya ditcruskan ke atas, akhirnya akan sampai pada Neil Kin nock,
pemimpin opostsi Partai Buruh di Parlcmcn, yang mungkin tidak akan scnang
mencrima itu.

Ada juga kemungkinan bahwa dalam pcmilihan umum yang berikutnya, yang
akan bcrlangsung tujuh belas bulan lagi, Partai Buruh bisa mcnang dan bahwa
Brian Harcourt-Smith saat ini mcmu-puk harapan bahwa salah satu tindakan
pemcrintah yang baru adalah mcngangkatnya menjadi Dircktur Jcndcral MI-S.
Sikapnya yang tidak mau mcnyinggung pam politisi kuat yang saat ini bcrdinas,
atau mcreka yang barangkali akan menjabat kelak, bukanlah hal yang baru.
Bagi sescorang yang kepribadiannya lemah atau yang bcrambisi besar, sikap
untuk tidak mau mcngabarkan berita buruk ini merupakan suatu motif yang
kuat untuk mcnutupi

kclcmahannya sendiri.

Semua orang di kalangan dinas rahasia masih ingat kasus dircktur jcndcral yang
sebclumnya. Sir Roger Mollis Bahkan sampai saat ini, mistcri itu tidak pcrnah
bisa diungkapkan secara tunlas, walaupun para pendukung dari kedua bclah
pihak yakin akan apa yang telah tcrjadi.

Saat itu di lahun 1962 dan 1963, Roger Hollis sejak awal sudah tahu mengenai
perisliwa itu dan semua detail yang berkenaan dengan skandal Christine Kcelcr,
seperti yang akhirnya dikctahui orang. Di mcjanya ia telah menerima laporan—

64

laporan, bcrminggu-minggu kalau tidak berbulan-bulan sebelum skandal itu


tersiar, tentang pihak-pihak Cliveden, tentang Stephen Ward, orang yang
mcnyediakan gadis-gadis itu dan orang yang melaporkan balik apa pun yang
tcrjadi, tentang atase Soviet Ivanov yang juga ikut mcnikmati I ay a nan dari
gadis yang sama dcngan yang melayani Mcnteri Pertahanan Inggris. Tapi saat
www.ac-zzz.tk

itu ia tidak melakukan apa-apa walaupun bukti-bukti sudah mc-numpuk, dan


tidak pcrnah—yang sebenarnya menjadi lugasnya minta bcrtcmu dengan
Pcrdana Mcntcri Harold Macmillan.

Tanpa pcringatan, Macmillan tcrjerumus kc dalam skandal itu, yang mcrusak


rcputasinya. Skandal itu meruyak dan mcmburuk sampai lewat mu-sim panas
1963, merusak martabat Inggris di dalam dan di luar negeri, di mala scluruh
dunia scakan itu sudah direncanakan oleh Moskow.

Bcrtahun-tahun kemudian, kontrovcrsi masih bcrlanjut: Apakah Roger Hollis


mcmang benar-benar tidak mampu, atau apakah dia malahan jaub lebih buruk
dari itu…?

“Pcrsctan,” kata Preston pada dirinya sendiri, dan mcnghapuskan gagasan-


gagasan itu. Ia mcmbaca kembali memorandum itu.

Memorandum itu be rasa I dari Kcpala B4 (kc-n.uk.m pangkat) pribadi, yang


membcritahukan bahwa mulai hari itu ia dipindahkan dan dinaikkan pangkatnya
menjadi kcpala C1(A). Nada surat itu ramah dan bcrsahabat, yang scngaja
dilakukan un—

65

tuk mclunakkan kcnyalaannya: “Saya dibcrilahu WDJ bahwa akan sangat


mcmbantu apabila tahun yang baru ini dapal dimulai dcngan semua jabatan
yang baru yang sudah ditsi… sangat bertcrima kasih kalau Anda mau
membcrcskan hat hal yang bclum tcrsclcsaikan dan mclimpahkannya kepada
Maxwell muda tanpa menunda nunda lagi, kalau memungkinkan dalam
beberapa hari ini…. Saya sangat bcrharap bahwa Anda akan mcnyukai jabatan
yang baru ini….”

Bla, bla, bla. begitu pikir Preston. C 1. ia tahu, menangani masalah-masalah


kepegawaian dan bangunan-bangunan milik ncgara di scklor sipil, dan Seksi A
bcrarti khusus yang berkenaan dcngan ibu kota saja. Jadi ia akan menangani
keamanan semua kementerian Sri Ratu di London.

“Sialan, ini kan cuma pekerjaan polisi biasa,” ia mendengus, dan mulai
menelcpon anggota-anggota korpsnya untuk mengucapkan selamat tinggal.

Kira-kira satu setengah kilometer dari kantor John Preston di London, Jim
Rawlings mcmbuka pintu sebuah toko pcrmata yang kecil tapi cksklu-sif yang
tcrletak di sebuah jalan masuk, kurang dari 200 meter dari lalu lintas yang
sibuk di Bond Street Toko itu gelap tapi sorotan-sorotan cahaya mcnimpa
lemari-lcmari pajang yang bcrisi pcrak Georgia, dan di dalam lemari-lcmari
pajang lainnya nampak bcrhagai pcrhiasan dari aman dahulu kala. Jclaslah
bahwa toko itu mcngkhususkan dirip>
www.ac-zzz.tk

66

di bidang pcrmata antik dan bukan pcrhiasan modern.

Rawlings mcngenakan sctclan jas warna gelap, kemeja sutcra, dasi ramping,
dan mencnteng sebuah tas kantor yang bagus tapi tidak mcncolok. Gadis yang
bertugas di counter menengadah dan mcmandangnya dengan penuh minat
Dalam umurnya yang tiga puluh enam Rawlings nampak ramping dan fit. dcngan
pcnampilan setengah gentleman dan setengah garang —suatu pcrpaduan yang
selalu mcnguntungkan. Gadis itu mcmbusungkan dada dan melcmparkan
senyum cerah.

“Bisa saya bantu?”

“Saya ingin hcrtcmu dcngan Mr. Zablonsky Pribadi.”

Logat Cockney-nya mcngungkapkan bahwa ia tidak mungkin pclanggan. Wajah


gadis itu berubah. “Anda seorang rep?” lanyanya.

I’ll in saja Mr. James ingin bicara dengannya,” kata Rawlings.

Tapi pada saat itu pintu bcrccrmin di bagian belakang toko itu mcmbuka dan
Louis Zablonsky kcluar. la seorang Iclaki pendek, kcriput, bcrumur lima puluh
cnam, tapi nampak lebih tua.

“Mr. James,” —wajahnya menjadi cerah—”sc-nang sekali Anda datang. Mari


masuk ke kantor saya. Apa kabar?” Ia mcngantarkan Rawlings masuk melewati
counter ke dalam kantor pnbadinya sambil berkata, “Tak ada masalah, Sandra,
my dear.”

67

Begitu masuk ke kantornya yang kecil dan berantakan ia menutup dan


mengunci pintu bercermin itu, melalui pintu itu bisa dilihatnya kcadaan toko di
luamya. Ia mengisyaratkan supaya Rawlings duduk di kursi di depan mejanya
yang antik dan ia sendiri duduk di kursi putar di belakang meja itu. Sorotan
cahaya tunggal mencrangi rak di dekat situ. Ia memandang Rawlings dengan
tajam.

“Well, Jim, ada apa?”

“Aku punya sesuatu untukmu, Louis, sesuatu yang kau pasti suka. Jadi jangan
bilang bahwa ini barang rongsokan.”

Rawlings mcmbuka tas kantornya. Zablonsky membentangkan tangannya.


www.ac-zzz.tk

“Jim, apa aku….” Kata-katanya terputus saat ia melihat apa yang diletakkan
Rawlings di atas meja. Ketika scmuanya sudah bcrada di atas meja, ia
memandang dengan tidak percaya.

“Berlian Glen,” ia terkesiap, “kau telah beraksi dan mencuri Berlian Glen.
Bcritanya saja bclum nuinail di surat kabar.”

“Jadi, mungkin mereka masih berada di luar London,” kata Rawlings.


“Alarmnya tidak ada yang berbunyi. Aku seorang ahli, kau tahu itu.”

“Yang terbaik, Jim, yang terbaik. Tapi Berlian Glen… Mengapa kau tidak
menceritakannya pada-ku?”

Rawlings tahu bahwa semuanya akan lebih mu-dah jika rencana penyaluran
Berlian Glen telah dipersiapkan sebelum perampokan dilakukan. Tapi

68

ia bekcrja dengan caranya sendiri, yaitu dengan sangat hati-hati. Ia tidak


percaya pada siapa pun, apalagi seorang tukang tadah, meskipun tukang tadah
ilu termasuk kelas yang paling terkemuka di pasar berlian seperti Louis
Zablonsky. Seorang tukang tadah yang digerebek polisi dan harus menghadapi
interogasi yang berkepanjangan bisa saja mcmberikan informasi akan adanya
pencurian supaya ia cepat dibebaskan. Pasukan Anti Kejahatan Tingkat Tinggi
di Scotland Yard mengenai Zablonsky, walaupun ia mcmang belum pcrnah
meringkuk dalam tahanan polisi Inggris. Itulah sebabnya Rawlings tidak pcrnah
membocorkan ke-gialan yang akan dilakukannya, dan selalu datang berkunjung
secara diam-diam. Jadi ia tidak menjawab pcrtanyaan itu.

Bagaimanapun juga, Zablonsky tenggclam dalam kekagumannya memandangi


berlian-berlian yang bcrbinar-binar di atas mejanya ilu. Ia tahu sejarah berlian
itu tanpa harus diberitahu. Duke Sheffield Kesembilan, yang mcwarisi perhiasan
itu di tahun 1936, punya dua anak, laki-laki dan perempuan. Di tahun 1974,
pada saat putranya berumur dua puluh lima tahun, Duke dcngan sedih
menyadari bahwa putranya yang eksotik itu dijuluki “bujangan karena
kchendak alam” oleh para penulis kolom gosip. Jadi tidak akan ada countess
muda dari Margate atau duchess dari Sheffield yang akan bisa mengenakan
Berlian Glen yang masyhur itu. Jadi ketika Duke Kesembilan me-69

ninggal pada lahun 1980, ia mewariskan berlian itu bukan kepada putranya,
tapi kepada putrinya. Lady Fiona Glen.

Zablonsky tahu bahwa setelah kematian ayahnya Lady Fiona mengenakan


berlian itu scsckali, dengan izin yang sulit dari perusahaan asuransi yang
menaunginya, biasanya pada pesta gala untuk amal, yang sering dihadirinya.
Jika sedang tidak dikenakan, bcrlian-berlian itu tinggal di tempat yang sudah
www.ac-zzz.tk

ditcmpatinya bertahun-tahun, yaitu di tempat penyimpanan yang gelap di Bank


Coutts di Park Lane. Ia tersenyum. “Pesta gala untuk amal di Grosvcnor House
tepat sebelum Tahun Baru itu kan?” ia bertanya. Rawlings mcngangkat bahu.
“Oh, kau mcmang anak nakal, Jim. Tapi sangat bcrbakat”

Walaupun fasih berbicara dalam bahasa Polandia, Yahudi, dan Ibrani, setelah
empat puluh lahun tinggal di Inggris Louis Zablonsky belum juga mcnguasai
bahasa Inggris dengan sempurna. Ia masih saja melafalkannya dengan logat
Polandia yang kental. Juga, karena ia mcmpclajari bahasa itu dari buku-buku
lama, Zablonsky sering memakai ungkapan-ungkapan salah yang di zaman ini
disebut sebagai “camp”. Tapi Rawlings tahu, riwayat Louis Zablonsky bukanlah
sesuatu yang mc-nycnangkan. Rawlings tahu, karcna Beryl Zablonsky
menceritakan kepadanya, bahwa orang tua itu telah dikebiri di suatu kamp
konscntrasi Nazi scwaktu masih kanak-kanak.

70

Zablonsky masih saja mengagumi bcrlian-berlian itu, seperti seorang pakar


mengagumi semua karya masterpiece. Samar-samar ia teringat telah membaca
enlah di mana bahwa di pertengahan tahun 1960-an Lady Fiona Glen menikah
dengan seorang pejabat pemcrintah yang masih muda dan sedang menanjak
kariernya, dan yang pada pertengahan tahun 1980-an telah menjadi seorang
pejabat teras di salah satu kemcntcrian, dan bahwa pasangan ilu tinggal di
suatu tempat di West “End yang mewah dan elit teruiama dengan dukungan
dana dari harta pribadi sang Istri.

“Jadi bagaimana pendapatmu, Louis?”

“Aku sangat terkesan, my dear Jim. Sangat terkesan. Tapi juga kuatir. Ini
bukan batu mulia biasa. Gampang dikenal di kalangan pengusaha berlian di
mana saja. Harus aku apakan ini?”

“Coba, apa usulmu?” kata Rawlings.

Louis Zablonsky membentangkan kedua tangan nya lebar-lcbar.

“Aku tidak akan berbohong padamu, Jim. Aku akan berterus tcrang. Berlian
Glen ini barangkali nilai asuransinya sckitar tujuh ratus lima puluh ribu pound,
yaitu kira-kira harga yang akan dimaui orang jika dijual secara sab di pasar
bebas oleh C artier Tapi jelas tidak bisa dijual dcngan cara begitu, kan?

“Jadi hanya ada dua pilihan. Satu, mencari seorang pembeli yang sangat kaya
yang mau mcmbeli Berlian Glen yang termasybur ini tapi tahu bahwa ia tidak
akan pcrnah bisa mempertonton—

71
www.ac-zzz.tk

kannya atau mengakui bahwa ia pcmiliknya—seorang kaya yang cukup puas


mcnikmati berlian itu diam-diam. Orang-orang seperti itu mcmang ada, tapi
scdikit sekali. Dari orang seperti itu kita mungkin bisa mcmpcrolch harga
setengah dari yang kuscbutkan tadi.”

“Sampai kapan kau bisa mendapatkan pcmbeli

seperti itu?”

Zablonsky mcngangkat bahu. “Tahun ini, lahun depan, pada suatu saat, tidak
akan pcrnah. Kita kan tidak mungkin mcngiklankannya di iklan ko-lom?”

“Terlalu lama,” kata Rawlings. “Jalan lain?”

“Bongkar pcrhiasan ini, dan itu akan mcngurangi nilainya menjadi cnam ralus
ribu pound. Diasah ulang dan dijual terpisah sebagai empat bcrtian tunggal
yang berbeda-beda. Kita mungkin bisa mcmpcrolch liga ratus ribu. Tapi orang
yang mcngasahnya akan minta bagiannya. Kalau aku sendiri yang mcngcr-
jakannya, kukira aku bisa membcrikan scratus ribu pound kepadamu—tapi di
akhir opcrasi ini. Setelah pcnjualan sclesai dilakukan.”

“Bcrapa yang bisa kauberikan di muka? Aku kan tidak bisa hidup cuma makan
angin saja, Louis.”

‘Si.ipa yang bisa?” kata tukang tadah tua itu. “Begini, untuk kcrangka emas
putihnya aku bisa mcmpcroleh barangkali dua ribu pound di pasar barang
hekas. Untuk batu-batu kecil yang empat puluh itu dijual di pasar rcsmi kata
kan, dua be

72

las ribu pound Jadi empat betas ribu pound, yang bisa kupcrolch dcngan cepat.
Aku akan membcrikan kepadamu setengah dari itu di muka, tunai, sekarang
juga. Bagaimana?”

Mcreka mclanjutkan tawar-menawar sclama tiga puluh menit dan mencapai


kata sepakaL Dari Ic mari besinya Louis Zablonsky mengambil 7.000 pound uang
tunai. Rawlings mcmbuka tas kantornya dan mcmasukkan tumpukan uang kcrtas
itu.

“Bagus,” kata Zablonsky, mengagumi tas itu. “Kau beli sendiri?”

Rawlings menggclcngkan kepala. “Kudapat bcrsama hasil curian itu,” katanya.


www.ac-zzz.tk

Zablonsky mcngcluarkan bunyi “ck-ck-ck” dan mcnggoyang-goyangkan jarinya


di bawah hidung Rawlings. “Singkirkan itu, Jim. Jangan pcrnah mcnyimpan apa-
apa yang berasal dari hasil kcrjamu. Tidak scpadan dcngan risikonya.”

Rawlings mcmpertimbangkan saran itu, mcngangguk, mcngucapkan selamat


tinggal, dan bcrlalu dari situ.

John Preston menghabiskan satu hari penuh untuk mcnghubungi anggota-


anggota tim penyclidik-nya, untuk mcngucapkan salam perpisahan. Mcreka
mcnyesali kepcrgiannya. Kini giliran menangani masalah administrasi. Bobby
Maxwell, pengganti -nya, telah datang untuk mengucapkan salam. Preston
hanya mengcnalnya sepintas. la seorang anak muda yang cukup mcnyenangkan,
bersemangat

73

tinggi untuk mcrintis karier di Lima—MI-5—dan melihat kescmpatan lerbaiknya


untuk bisa naik pangkat adalah dengan menempel Brian Harcourt-Smith yang
sedang naik daun. Preston tidak bisa mcnyalahkan dia untuk itu.

Preston sendiri adalah orang yang masuk belakangan, diperbantukan ke dalam


dinas rahasia langsung dari Army Intelligence Corps (Korps Intelijen Angkatan
Darat) di lahun 1981, pada umur empat puluh satu tahun. Ia tahu ia tidak akan
pcrnah bisa sampai ke puncak. Jabatan paling tinggi yang mungkin bisa dicapai
oleh mcreka yang masuk belakangan adalah kepala seksi.

Cuma sesckali saja, dan itu pun pasti mcn-jengkelkan mcreka yang berdinas di
Lima, pos Direktur Jcnderal diberikan kepada seseorang yang benar-benar
berasal dari luar dinas rahasia itu apabila mcmang tidak ada calon yang cocok
dari dalam. Tapi wakil dircktur jcnderal, semua direktur keenam cabang, dan
kepala-kepala dcparlemen di dalam cabang-cabang itu mcnurut tradisi dijabat
oleh para staf yang bckcrja di situ seumur hidupnya.

Preston telah berjanji kepada Maxwell bahwa ia akan menggunakan hari itu,
Senin, untuk mcnye-lesaikan urusan administrasi dan sepanjang hari
kecsokannya melakukan briefing tcrhadap penggantinya mengenai semua file
dan penyelidikan mutakhir. Setelah bersepakat, mcreka bcrdua lalu bcrpisah
dengan saling mcngucapkan salam sampai bertcmu kecsokan harinya.

74

Preston memandang arlojinya sckilas. Ia akan bckcrja sampai larut malam ini.
Dari lemari kantor pribadinya ia harus mengeluarkan semua file mutakhir,
menyisihkan file-file yang dcngan aman bisa langsung dikirim ke Bagian Arsip,
dan menghabiskan setengah dari malam itu untuk meneliti flic-file mutakhir itu
www.ac-zzz.tk

ha la man demi halaman, sehingga dia siap untuk melakukan briefing kepada
Maxwell kecsokan paginya.

Pcrtama-tama ia perlu minuman yang mcnyc-garkan. Ia mcnggunakan lift kc


subbasement, di sana gcdung Gordon punya sebuah bar yang nya-man dan
lengkap persediaannya.

Louis Zablonsky bekerja sepanjang hari Sclasa, mcngunci diri di ruang kerjanya
di belakang toko. Hanya dua kali ia muncul untuk mencmui sendiri
pelanggannya. Hari itu dagangan scpi, tidak seperti biasanya, ia justru merasa
berterima kasih.

la bckcrja dcngan mclcpas jas dan dcngan le-ngan baju tcrgulung,


menampakkan lengan bawahnya yang hampir-hampir tidak bcrbulu sama sekali.
Dengan hati-hati ia mencopot Bcrlian-berlian Glen dari kcrangkanya yang
tcrbuat dari emas putih. Empat batu utama: dua permata masing masing
scpuluh karat dari scpasang anting-anting, dan pasangan yang masing-masing
dua puluh karat dari mahkota dan dari hiasan kalung, scmuanya bisa
dikcluarkan dengan mudah dan hanya mcmbutuhkan scdikit waktu.

75

Setelah berlian-berlian itu lepas dari kcrangka -nya hnrulah ia bisa


memeriksanya dengan lebih teliti. Rcnar-bcnar indah, menyala dan bcrpijar
dalam snrolan cahaya. Batu-batu itu dikenal sebagai blue-wiiites, pcrnah juga
dinamai “top river”, tapi sekarang digolongkan ulang dan di bawah penilaian
standar disebut sebagai “D flawless” (D tanpa ccla). Kccmpat permala
tersebut, setelah puas memandanginya, dimasukkannya ke dalam sebuah
kantong bcludru kecil. Setelah itu, ia memulai kerja yang mcnghabiskan waktu,
yaitu mcn-copot kcempat puluh berlian yang lebih kecil itu dari kcrangka
cmasnya. Saat ia mengerjakannya, sinar lampu sesckali mcnangkap tanda kabur
yang merupakan nomor bcrangka lima di sebelah bawah lengan kirinya. Bagi
orang-orang yang tahu apa penlingnya arti tanda seperti itu, nomor itu hanya
mcmpunyai satu arti. Itu adalah cap Auschwitz.

Zablonsky dilahirkan pada tahun 1930, pulra kctiga seorang ahli pcrmata Yahudi
Poland ia yang tinggal di Warsawa. la bcrumur sembilan tahun ketika Jcrman
masuk, dan pada tahun 1940 ghetto Warsawa ditutup; di dalamnya berjubel
hampir 400.0W orang Yahudi, dan ransum makanan diberikan di bawah tingkat
kclaparan. Pada tanggal 19 April 1943, 90.000 orang yang berhasil bertahan
hidup di ghetto itu, dipimpin oleh beberapa orang yang masih schat fisiknya,
bangkit untuk melakukan pembcrontakan. Louis Zablonsky baru saja mcnginjak
umur tiga belas tahun, tapi ia

76
www.ac-zzz.tk

begitu kurus dan kercmpeng schingga orang mc-nyangkanya lima tahun lebih
muda.

Ketika ghetto itu akhirnya jaluh kc tangan pasukan Waffcn SS pimpinan Mayor
Jcnderal Juergcn Stroop pada tanggal 16 Mei, Zablonsky adalah salah satu dari
scdikit tawanan yang masih hidup setelah pencmbakan masal itu. Bagian
terbesar dari penghuni ghetto itu, sckitar 60.000 orang, sudah mati, karena
peluru, granat, h.incur tertimpa bangunan yang run-tuh, alau dihukum lembak.
Sisanya yang 30.000 tinggal yang tua, wanita, dan anak-anak kecil. Zablonsky
tcrmasuk dalam kclompok ini. Kebanyakan dari mereka kemudian dikirim ke
Trcblinka dan mcninggal di sana.

Tapi dalam situasi ganjil yang tcrkadang bisa mencntukan hidup atau matinya
scscorang, mcsin kcrcta api yang mcnank gerbong tcrnak yang mcng-angkui
Zablonsky saat itu mcngalami kcrusakan. Gerbong itu lalu dihubungkan dcngan
kerela lain yang menuju kc Auschwitz.

Walaupun sc inula akan dibunuh, Zablonsky akhirnya selamat karcna ia


mcngaku sebagai abli pcrmata. la lalu dipekerjakan sebagai petugas yang
mcnyclcksi dan mcmilah-milah pcrhiasan yang masih bisa ditcmukan di tubuh-
tubuh orang Yahudi, sctiap kali datang rombongan baru. Kemudian pada suatu
hari ia dipanggil kc rumah sakit kamp dan jatuh dalam genggaman Iclaki
bcrambut pirang yang selalu lerscnyum, yang dijuluki “sang Malai-kat”; Iclaki
yang sedang gctol melakukan ekspcri-77

men gilanya atas alat kclamin para pemuda Yahudi pubcr. Di meja operasi
Josef Mengcle itulah Louis Zablonsky, tanpa zat pcmbius, dikcbiri.

Di pcnghujung tahun 1944, para tawanan Auschwitz yang masih hidup dipaksa
berbaris menuju kc barat dan Zablonsky akhirnya tiba di Bergen BeIscn, ia lebih
mcnycrupai orang yang sudah mall daripada hidup, ia akhirnya dibebaskan oleh
lenlara Inggris. Setelah dirawat dengan intensif di rumah sakil, Zablonsky
disponsori oleh seorang rabbi di London Utara dan dibawa ke Inggris, dan
setelah menjalani program rehabililasi lebih lanjut, ia magang di sebuah toko
pcrmata. Di awal tahun 1960 ia mcninggalkan majikannya untuk mcmbuka toko
sendiri di East End. Scpuluh tahun kemudian, ia mcmbuka tokonya yang
sckarang ini, yang lebih maju dan bcrkelas di West End.

Di East End itulah, yaitu di kawasan pclabuhan, ia pertama kali mulai


menangani pcrmata-pcrmata yang dibawa oleh para pel.mi—zamrud dan Sri-
lanka, berlian dari Afrika, batu mirah dari India, dan opal dari Australia. Di
pertengahan tahun 198(1 an Zablonsky sudah menjadi orang kaya karena hasil
dari kedua tokonya, uang sah dan yang tidak sah. Ia menjadi salah satu tukang
tadah terkemuka di London, seorang spesialis di bidang berlian, dan memiliki
sebuah rumah besar yang eksklusif di Goldcrs Green, ia menjadi tokoh
masyarakal di lingkungannya
www.ac-zzz.tk

Kini ia mcnarik lepas berlian kecil yang terakhir

78

dari empat puluh berlian itu, keluar dari wadahnya, dan memcriksa apakah ada
yang ketinggalan. Ia menghitung batu-batu itu dan mulai menimbangnya.
Empat puluh lotalnya semua, rala-rata bcrukuran setengah karat tapi
kebanyakan kurang dari itu. Bisa dipakai untuk cincin pcrtunangan, nilai
lotalnya sckitar 12.000 pound, la bisa mcnjualnya lewal Hatlon Garden dan tak
akan ada yang tahu. Transaksi tunai —ia kenal orang-orang itu. Ia mulai
mcnghan curkan kcrangka cmas putih itu schingga menjadi gumpalan yang tak
berbentuk.

Ketika cmas ilu sudah menjadi gumpalan logam tak berbentuk, dimasukkannya
kc dalam sebuah kantong bcrsama sisa-sisa lainnya. la melihat Sandra sudah
bcrada di luar bangunan, menutup toko, membenahi kantornya, dan bcrlalu
dari situ dcngan mcmbawa empat batu utama ilu. Di tcngah jalan pulang ia
menclcpon dari sebuah box lelcpon umum ke sebuah nomor di Bclgia, sebuah
nomor yang bcrada di sebuah desa kecil bemama Nijlcn, di luar Antwerpen.
Scsampainya di rumah ia menclcpon British Airways dan mcmbuat booking
pesawat untuk kecsokan harinya kc Brussels.

Di sepanjang Sungai Thames, di tcpi selatan, di sana dulunya ada dcrmaga


usang bckas sebuah pclabuhan yang sudah mali, suatu program pem-bangunan
kembali besar-besaran sedang berjalan, mulai awal sampai pertengahan lahun
1980-an. Program itu mcninggalkan petak-pctak tanah ger—

79

sang yang penuh dcngan puing-puing di antara bangunan-bangunan baru, tanah


Uriah tidak rata tempat rumput yang terlalu subur berbaur dengan bata yang
jatuh dan debu. Suatu saat kelak, bc-gitulah rencananya, scmuanya ini akan
ditutup dcngan bangunan-bangunan apartemcn bam, pusat-pusat pcrbclanjaan,
dan gedung-gedung bertingkat. Tapi kapan itu akan leriaksana tak ada orang
yang tahu dcngan pasti.

Jika cuaca sedang hangat para pecandu minum. in berkemah di daerah tempat
pembuangan ini dan semua face alias penjahat yang bcrmaksud melcnyapkan
bukti-bukti kejahatan mcmbawa barang barang itu kc tcngah-tcngah kawasan
scpi itu dan membakarnya sampai musnah.

Di malam yang telah larut pada hah Sclasa tanggal 6 Januari, Jim Rawlings
sedang berjalan mclintasi kawasan yang luasnya beberapa arc, hampir jatuh
dalam gelap ketika kakinya tersandung sconggok batu bckas bangunan.
Scandainya ada yang mcmper-hatikan dia—dan nyatanya tidak ada— maka akan
nampak bahwa Rawlings menjinjing sekaleng bensin sckitar dua liter di satu
www.ac-zzz.tk

langannya dan sebuah tas kantor bagus buatan tangan dari bahan kulit lembu
muda di tangan lainnya.

Louis Zablonsky bisa melewati Heathrow Airport di pagi hari Rabu itu dengan
mudah. Mcngc-nakan mantel besar dan tebal scrta topi dari bahan tweed yang
lembui, menenteng tas tangan, dengan

80

pipa besar dari akar ma war yang mencuat dari mulutnya, ia bergabung dalam
arus kaum bisnis yang melakukan perjalanan schari harinya dari London ke
Brussels.

Di atas pesawat, salah seorang pramugari mcn-dekatkan diri kepadanya dan


berbisik, “Saya kira kami tidak dapat mengi/inkan Anda menyalakan pipa di
dalam pesawat, sir.” Zablonsky meminta maaf berulang-ulang dan memasukkan
pipa akar mawar itu kc dalam sakunya. la tidak merasa keberatan. Ia tidak
mcrokok, dan bahkan scandainya ia menyalakannya, pipa itu tidak akan bisa
discdot dcngan lancar. Sebab di dalamnya tcrdapat empat berlian bcrsegi lima
puluh delapan berbentuk buah pir yang dijcjalkan di sela-sela tem-bakaunya.

Di Brussels National ia menyewa sebuah mobil dan meluncur menuju utara


lewat jalan khusus mobil keluar dari Zavenlcm menuju Mcchclcn, di sana ia
bcrbelok ke kanan ke arah timur laut kc Lier dan Nijlcn.

Pusat industri berlian Bclgia tcrletak di Antwerpen dan tcrutama berada di


Pelikanstraat dan sekitarnya, di sana perusahaan-perusahaan besar memiliki
showroom dan workshop. Tapi seperti kebanyakan industri, bisnis berlian ini
mcnggantung-kan scbagian kegiatannya kepada sckelompok pc-masok skala
kecil dan pekerja-pekerja luar, usaha-usaha perseorangan yang bckcrja di luar
workshop-nya, kepada siapa disubkontrakkan se-81

bagian dari pckcrjaan mcmasang, members ih kan, dan mcngasah kembali.

Scbagian dari pekcrja-pckerja luar ini juga tinggal di Antwerpen, kebanyakan


bcrdarah Yahudi, dan banyak yang bcrasal dari Eropa Timur. Tapi di sebelah
timur Antwerpen ada sebuah kawasan yang dikenal dcngan nama Kcmpcn,
kumpulan desa kecil yang rapi tempat bcrdiri usaha-usaha kecil yang menerima
pckcrjaan dari industri Antwerpen. Di tcngah tcngah Kempcn terlctak Nij-Icn,
yang mengapit jalan raya dan jalan kercta api dari arah Lier ke Hcrentals.

Setengah jalan menuju Molcnstraat tinggal seorang Iclaki bernama Raoul Levy,
seorang Yahudi-Polandia yang telah bermukim di Belgia sejak pcrang usai dan
yang kebctulan masih sepupu jauh Louis Zablonsky. Levy seorang pengasah
berlian, seorang duda yang hidup seorang diri di salah satu bungalo dari bala
merah yang kecil dan rapi, yang berderet-deret di sisi barat Molcnstraat. Di
www.ac-zzz.tk

belakang rumah itu terlctak workshop-nya. Kc sinilah Zablonsky menuju dan


bcrjumpa dengan keluarganya ini beberapa saat setelah makan siang.

Mereka berbantah sclama satu jam dan akhirnya mencapai kata scpakat. Levy
akan mcngasah kembali kcempal berlian itu, dengan mengusahakan agar
scsedikit mungkin bcratnya berkurang, tapi tctap cukup untuk mcnyamarkan
identitasnya. Mcreka scpakat menetapkan ongkos 50.000 pound, setengah
dibayarkan di muka dan selengahnya lagi

82

setelah semua berlian itu laku dijual. Zablonsky kemudian minta diri dan
kembali ke London.

Yang menjadi masalah dcngan Raoul Levy bukannya bahwa dia kurang ahli, tapi
bahwa dia sangat kesepian. Jadi sctiap minggu ia menunggu-nunggu saat ia
secara tcratur hcrkunjung ke satu tempaL la suka naik kercta api ke Antwerpen
untuk mengunjungi cafe favoritnya, tempat semua tcman karibnya bcrtemu di
malam hari untuk mcngobrol tentang pckcrjaan mereka. Tiga hari setelah itu ia
pcrgi kc tempat itu dan berbincang terlalu banyak tentang pekcrjaannya.

Ketika Louis Zablonsky bcrada di Belgia, John Preston sedang pindah ke


kantornya yang baru di lanlai dua. Dia merasa bcrsyukur karena tidak harus
mcninggalkan Gordon dan menghuni gedung lain.

Pendahulunya telah pensiun di akhir tahun itu, dan Wakil Kcpala (1(A)
mengambil alih pimpinan sclama beberapa hari. Jelas dia berharap akan
dikukuhkan sebagai kcpala bagian di situ, la menerima kenyataan yang kurang
memuaskan itu dcngan baik dan memberikan briefing dengan bcr-limpah
kepada Preston mengenai segala hal yang menyangkut pckcrjaan di situ.
Preston merasa bahwa sebagian besar adalah rutinitas yang membosankan.

Bcrada seorang diri sore ilu, Preston mclayang-kan pandangannya kepada da I


tar gedung kemen—

83

terian yang berada di bawah Seksi A. Ternyata daftarnya lebih panjang


dahpada yang dibayangkannya, tapi kebanyakan gedung itu tidak sangat perlu
diamankan, kecuali jika terjadi kebocoran-kebocoran yang mungkin bisa
mcmalukan secara politis. Kebocoran dokumcn yang menyangkut, misalnya,
rencana pengurangan jaminan sosial, selalu merupakan bahaya scbab serikat
kerja pegawai negeri memiliki banyak staf yang bcrpandangan ckstrcm kiri,
tapi mcreka biasanya bisa diatasi oleh staf keamanan di dalam kementerian
yang bersangkutan.
www.ac-zzz.tk

Yang renting pen ting bagi Preston adalah Kantor Kementerian Luar Negeri,
Kantor Kabinet, dan Kantor Kementerian Pcrtahanan, scmuanya ini menerima
dokumcn-dokumcn dalam jumlah besar. Tapi masing-masing memiliki sistem
keamanan yang cukup ket.it, yang ditangani oleh tim keamanan dalamnya
sendiri. Preston mcnghcla napas. Ia mulai melakukan beberapa pembicaraan
telepon, menetapkan pertemuan-pertemuan pcrkcnalan dengan kepala-kepala
keamanan di semua kementerian yang pen ting itu.

Di antara pembicaraan-pembicaraan telepon itu, ia memandang sekilas


tumpukan barang-barang pribadinya yang dibawanya dari kantornya yang lama,
yang terlctak dua lantai di atas. Menunggu jawaban telepon dari seorang
pejabat yang masih bicara saat ditelcponnya, ia bang kit, mcmbuka kunci
lemari pribadinya yang baru, dan melctak—

84

kan file-file itu ke dalamnya, satu demi satu. Yang terakhir adalah laporannya
bulan lalu, copy kc-punyaannya sendiri. Sclain copy yang dikctahuinya telah
dinyatakan sebagai NFA di Bagian Arsip, copy ini adalah satu-satunya yang
masih ada. Ia mcngangkat bahu dan meletakkan file itu di bagian belakang
lemari itu. Barangkali itu tidak akan pcrnah diperiksa lagi, tapi ia tidak melihat
alasan mcngapa ia tidak menyimpannya, demi masa lalu. Lagi pula, ia telah
bckcrja keras menyiapkan laporan terscbuL

85

Dilarajjgmeng-koDiersil-kaii atau kcsiahm menimpa anda selamanya

PRIA-PRIA yang bcrkunjung kc tempat Raoul Levy itu ada empat; pria pria yang
berperawakan besar dan kuat yang datang dengan dua mobil. Mobil yang
pertama berhenti di depan bungalo Levy di Molenstraat, sedangkan mobil yang
kedua berhenti strains meter dari situ.

Mobil yang pertama menurunkan dua dari pria-pria itu, yang berjalan dengan
gesit tapi tanpa suara, menyusuri jalan setapak yang pendek menuju pintu
depan. Kedua pengemudi itu menunggu, lampu-lampu dimatikan, tapi mesin
dihiarkan hidup. Malam tcrasa mencckam, sedikit lewat jam 7, gelap pekat Tak
seorang pun lewat di jalan itu pada malam tanggal 15 Januari itu.

Pria pi ia yang mengetuk pintu depan itu nampak gesit dan businesslike, pria-
pria yang tidak suka membuang waktu, yang sedang mclaksanakan suatu
pckcrjaan, dan yang berpendapat bahwa makin cepat scmuanya sclcsai makin
baik. Mereka tidak mcmpcrkcnalkan diri ketika Levy mcmbuka
www.ac-zzz.tk

86

kan pintu. Mcreka langsung masuk ke dalam dan mcnutup pintu di belakang
mcreka. Proles Levy tidak sempat keluar dari mulutnya karcna diputuskan oleh
empat jari yang keras yang mcnohok solar plexus atau pusat jaringan saraf di
ulu hatinya.

Pria-pria besar itu mengenakan overcoat Levy ke bahunya, memasangkan


topinya kc kepalanya, meninggalkan pintu depan itu tidak terkunci, dan
mcnyeretnya dengan gerakan yang mahir menuruni jalan setapak menuju ke
mobil, yang pintu belakangnya mcmbuka saat mcreka berjalan mendekaL
Kemudian mereka mcluncur dcngan Levy duduk tcrapit di anlara mereka di jok
belakang, semua itu hanya memakan waktu dua puluh detik.

Mereka membawa Levy kc Kesselsc Heide, sebuah taman iiinum yang luas tcpat
di barat laut Nijlcn, dacrah alang-alangnya lima puluh are luasnya, dengan
rumput tcbal, pohon-pohon ek, scrta pohon-pohon conifer, benar-benar jauh
dari kcramaian. Setelah jauh dari jalan raya, tiba di tcngah-tengah padang
alang-alang itu, kedua mobil itu berhenti. Pengemudi mobil yang kedua, yang
akan bettindak sebagai pengintcrogasi, masuk ke dalam mobil pertama dan
duduk di jok depan.

la mcnolch kc tempat duduk belakang dan menganggukkan kepalanya pada


kedua rekannya. Pria yang bcrada di sebelah kanan Levy mcrang-kulkan kedua
tangannya ke pengasah berlian yang berperawakan kecil itu supaya ia tak bisa
ber—

87

gerak, dan salu tangannya yang bersarung menutup mulul Levy. Pria yang satu
mengcluarkan sebuah tang besar, memegang tangan kiri Levy, dan dengan
terampil meremukkan tiga buku jari Levy,

satu demi satu.

Yang membuat Levy lebih ngeri daripada rasa sakit yang meledakkan inderanya
adalah bahwa mereka tidak mengajukan pertanyaan apa-apa kepadanya.
Mereka nampaknya tidak tertarik untuk bertanya-tanya. Ketika buku jari
tangan yang keempat bergemeretak di antara kedua jepitan tang itu, Levy
berteriak minta mcreka bertanya.

Penginterogasi yang duduk di jok depan mengangguk dengan santai dan


berkata, “Mau bicara?”

Di balik sarung tangan yang menutupi mulutnya, Levy mengangguk dengan


gencar. Tangan bersarung itu disingkirkan. Levy mengeluarkan lo-longan
www.ac-zzz.tk

panjang, napasnya tersengal-sengal. Setelah dia berhenti, penginterogasi


berkata, “Bcrlian-berlian itu. Dari London. Di mana sekarang?” la bcrbicara
dalam bahasa Flemish tapi dengan logat asing yang kentara.

Levy langsung memberitahu mereka. Uang, be-rapa pun besarnya, tak akan bisa
menggantinya jika ia kehilangan tangannya—yang berarti adalah modalnya
untuk mencari nafkah.

Penginterogasi mempertimbangkan informasi ini dengan muram. “Kunci-kunci,”


katanya.

Kunci-kunci itu berada di saku celana Levy. Penginterogasi mengambilnya dan


keluar dari mobil itu. Beberapa detik kemudian, mobilnya meluncur melintasi
rumput yang berdcrak-derak, menuju jalan raya. Ia pergi selama lima puluh
menit

Sclama kepergiannya itu. Levy merintih dan memegang tangannya yang hancur.
Pria-pria yang duduk di kanan-kirinya nampak acuh saja. Pengemudi duduk di
situ dan menatap ke depan, tangan-tangannya yang bersarung mcnumpang
pada setir.

Ketika penginterogasi bergabung lagi dengan mereka, ia tidak mengatakan apa-


apa tentang keempat berlian yang kini telah berada di sakunya. Ia cuma
berkata, “Satu pertanyaan terakhir. Siapa orang yang membawanya?”

Levy menggelengkan kcpala. Penginterogasi menghela napas karena waktu yang


terbuang-buang dan menganggukkan kepalanya kepada pria yang duduk di
sebelah kanan Levy. Pria-pria besar itu bertukar peran. Yang di sebelah kanan
mengambil tang itu dan memegang tangan kanan Levy. Setelah dua buku jari
tangan kanannya diremuk-kan, Levy mengatakan kepada mereka.
Penginterogasi mengajukan beberapa pertanyaan tambahan yang pendek-
pendek, sampai akhirnya ia nampak puas. Ia keluar dari mobil dan balik ke
mobilnya sendiri yang tadi. Bcriringan kedua mobil itu meluncur menuju jalan
raya. Mereka kembali ke arah Nijlen.

Saat mcreka melewati rumahnya, Levy melihat bahwa rumahnya gelap. Ia


bcrharap mereka akan menurunkannya di sini, tapi ternyata tidak. Mereka

88

89

meluncur” melewati pusat kota dan keluar menuju ke arah timur. Lampu-
lampu cafe, hangat dan nya-man menembus udara musim dingin yang beku,
bergerak lewat jendela-jendela mobil, tapi tak ada orang yang keluar. Levy
www.ac-zzz.tk

bahkan bisa melihat tulisan pada neon biru POLIT1E di atas kantor polisi di
seberang gereja, tapi tak ada yang keluar dari situ.

Dua mil di sebelah timur Nijlen, Looy Straat memotong rel kereta api di titik
jalur kereta antara Lier-Hercntals itu terbujur lurus seperti anak pa-nah, dan
lokomotif dicscl besar biasa lewat di situ dcngan kecepatan lebih dari tujuh
puluh mil per jam. Di sebelah kiri dan kanan persimpangan yang landai itu
terdapat bangunan-bangunan pcrtanian. Kedua mobil itu berhenti di
persimpangan yang landai itu dan mematikan lampu serta mesinnya.

Tanpa mcngucapkan apa-apa pengemudi itu mcmbuka kotak penyimpan sarung


tangan, mengeluarkan sebuah botol, dan memberikannya ke belakang kepada
dua rekannya. Yang satu memencet hidung Levy dan yang satu lagi menuangkan
alkohol gandum bermerek lokal ke tenggorokannya. Setelah tiga perempat isi
botol itu tertuang, mereka berhenti berulah dan tidak mengganggu Levy lagi.
Raoul Levy mulai teler karcna pengaruh alkohol. Bahkan rasa sakitnya sedikit
berkurang. Ketiga orang yang berada di mobil, dan satunya lagi yang berada di
mobil depan, menunggu.

Pada jam 11.15 penginterogasi keluar dari mobil

90

yang pertama, mendekat, dan menggumamkan sesuatu melalui jendela. Levy


sudah tak sadarkan diri saat itu tapi masih bisa bergerak dengan kuat. Pria-pria
yang berada di sebelahnya mengeluarkan dia dari mobil dan setengah
mengangkatnya kc arah rel kereta api. Pada jam 11.20 salah satu dari mereka
memukul kepalanya kerns keras dengan sebatang besi, dan matilah dia. Mereka
lalu meletakkan tubuhnya pada rel kereta dengan tangan-tangannya yang
hancur di salah satu rel dan kcpala yang retak di rel sebelahnya.

Hans Grobbelaar mengemudikan kereta ekspres terakhir malam itu keluar dari
Lier pada jam 11.09, seperti biasa. Itu adalah perjalanan rutinnya dan ia akan
tiba di rumahnya di tempat tidurnya yang hangat di Herentals pada jam 1.00
malam. Kereta angkutan barang itu adalah kereta nonstop dan ia meluncur
lewat Nijlen tepat pada waktunya, yaitu jam 11.19. Setelah melewati
persimpangan di situ, ia menambah kecepatan dan mclaju di lintasan yang
lurus menuju ke persimpangan Looy Straat dengan kecepatan lebih dari seratus
kilometer per jam, dcngan spotlight lokomotifnya yang bernomor 6268
mencrangi lintasan itu sejauh 100 meter ke depan.

Saat hampir sampai di Looy Straat, ia melihat sosok yang terpuruk di rel dan ia
segera menarik renin ya. Percikan-percikan api bcrpendar-pendar dari roda-
roda lokomotif. Kereta angkutan barang itu mcngurangi kecepatannya, tapi
sudah terlalu
www.ac-zzz.tk

91

dekat Dengan mulut lernganga, ia menyaksikan melalui kaca penahan angin


saat lampu depan menyinari sosok yang mcringkuk itu. Dua orang masinis
rekannya sudah pernah mengalami hal seperti itu; apakah korbannya bunuh diri
atau ma-buk, tak ada yang pernah tahu. Apalagi setelah tubuh korban
terlindas. Dengan kereta jenis ini, guncangan akibat lindasan itu takkan terasa
sama sekali, kata mereka. Ia memang tidak merasakan apa-apa. Lokomotif
yang meraung-raung itu me-laju bagai anak panah melindas sosok itu dcngan
kecepatan lima puluh kilometer per jam.

Ketika akhirnya ia berhenti, ia bahkan tidak sanggup untuk melihat Ia berlari ke


salah satu rumah pertanian dan mcmbunyikan alarm. Ketika polisi datang
dengan mcmbawa lentera, tubuh di bawah roda-roda kereta itu nampak seperti
selai strawberry. Hans Grobbelaar baru pulang ke rumahnya menjelang fajar.

Pagi itu juga, John Preston mcmasuki lobi gedung Kementerian Pertahanan di
Whitehall, menghampiri meja penerima tamu, dan menggunakan kartu
pengenal univcrsal-nya untuk menunjukkan jati dirinya. Setelah dilakukan
konfirmasi dcngan orang yang akan dikunjunginya, ia diantar ke dalam lift dan
lewat banyak lorong ke kantor kepala keamanan internal kementerian itu,
sebuah ruangan, tinggi di belakang bangunan itu, yang menghadap ke Sungai
Thames.

92

Brigadir Bertie Capstick tidak berubah banyak sejak Preston terakhir berjumpa
dengannya, bertahun-tahun yang lalu, di Ulster. Berperawakan besar, ramai,
dan riang, dengan pipi-pipi merah bagai apel yang membuatnya lebih mirip
seorang petani daripada seorang prajurit Ia maju kc depan dengan seruan,
“Johnny, my boy, bukan main. Mari masuk, masuk.”

Meski hanya sepuluh tahun lebih tua dari Preston, Bertie Capstick mcmpunyai
kcbiasaan untuk menyebut hampir semua orang yang lebih muda dari dia “my
boy”, yang membuat dia berkesan seperti seorang paman, yang memang cocok
dengan gaya dan penampilannya. Tapi tadinya ia seorang prajurit yang
tangguh, yang bertugas di pcdalaman di negeri para teroris di aman kampanye
Malaya dan kemudian mcmimpin sckelompok penyusup ahli di hutan-hutan
Kalimantan di masa yang sekarang dikenal sebagai Indonesian emergency
(keadaan darurat di Indonesia).p>

Capstick menyilakan Preston duduk dan mengeluarkan sebotol anggur malt dari
sebuah filing cabinet “Mau sedikit?”

“Masih agak pagi,” Preston keberatan. Memang baru jam sebelas lewat sedikit
www.ac-zzz.tk

“Nonsense. Demi masa lalu kita. Laginya, kopi di sini rasanya payah.”

Capstick duduk dan mendorong gelas kc arah Preston, menyeberang mejanya.


“Nah, apa yang telah dilakukan mereka terhadapmu, my boy?”

93

Preston menyeringai. “Sudah kukatakan padamu di telepon, apa yang telah


mereka berikan pada-ku.” katanya. “Kerjaan polisi yang membosankan.
Bukannya mau menyinggung kau, Bertie.”

“Well, aku juga begitu, Johnny. Pckcrjaan rutin. Memang aku sudah pensiun
dari Angkatan Darat sekarang, jadi aku tidak begitu mengeluh. Aku pensiun
umur lima puluh lima dan memperoleh jabatan ini. Tidak terlalu buruk. Naik
kereta tiap hari, melakukan pemeriksaan keamanan secara rutin, memastikan
tidak ada yang main kayu, dan pulang menjumpai istriku tcrsayang. Nasibku
bisa saja lebih buruk. Ngomong-ngomong, ini untuk

masa lalu kita.”

“Cheers,” kata Preston. Mereka minum.

Masa lalu mereka tidak seramah itu, begitu pikir Preston. Terakhir ia bertemu
dengan Bertie Capstick, yang saat itu kolonel penuh, yaitu enam tahun
sebelumnya, perwira yang scolah nampak ekstrover itu menjabat wakil direktur
Intelijen Mililer di Irlandia Utara, melakukan pekerjaannya di kompleks
bangunan di Lisburn, yang bank data-nya bisa memberi informasi kepada orang
yang membutuhkan data tentang anggota IRA yang mana yang akhir-akhir ini
menggaruk punggungnya.

Preston saat itu mcrupakan salah satu “boy” Capstick, yang bertugas dalam
pakaian sipil dan secara menyamar, bergerak menyusup ke perkam-pungan
kaum Provo garis keras untuk berbicara

94

dengan para informan atau menjemput kiriman-kiriman tanpa alamat pengirim.


Saat itu Bertie Capstick-lah yang tetap setia membelanya ketika menghadapi
para pejabat pemcrintah dari Holyrood House saat Preston “terbakar” dan
hampir terbunuh di saat mcnjalankan suatu misi untuk Capstick.

Saat itu tanggal 28 Mci 1981, dan surat kabar hanya memuat sedikit berila
tentang peristiwa itu esoknya. Preston saat itu berada dalam sebuah mobil
yang tidak herein dan telah masuk ke distrik Bogside di Londonderry dalam
pcrjalanannya untuk menjumpai seorang informan. Apakah ka rena ada
kebocoran di atas, apakah mobil yang dikendarainya telah terlalu sering
www.ac-zzz.tk

dipakainya, atau apakah wajahnya telah berhasil “diambil” oleh badan intelijcn
Provo—tak pernah bisa diketahui setelah itu. Bagaimanapun halnya, ada
permainan curang. Tepat setelah ia memasuki dacrah kaum Republikan, sebuah
mobil berisi empat anggota Provo bersenjata bergerak dari sebuah jalan
samping dan mengikutinya.

Ia langsung mengenali mereka dari kaca spion dan langsung mcmutuskan unluk
membatalkan rendezvous-nya. Tapi orang-orang Provo itu mcnginginkan lebih
dari itu. Setelah sampai jauh ke dalam pcrkampungan itu, mereka menyalip,
mcng-hadang mobilnya, dan mcloncat keluar dari mobil, yang dua membawa
scnapan mcsin ringan dan yang salu membawa pistol.

Tak ada pilihan lain kecuali surga alau neraka.

95

Preston mengambil inisiatif. Menempuh risiko besar dan di luar dugaan para
penyerangnya, ia keluar dari mobilnya sambil.berguting-guling ce-pat,
bersamaan dengan tembakan senapan mesin ringan yang menghantam
mobilnya. la membawa Browning berpeluru tiga belas—sembilan milimeter—di
tangannya, dipasang pada Olomatik-nya. Dari aspal berkerikil itu ia
memuntahkan pelurunya kc arah mereka. Mcreka menginginkan dia mati
dcngan tcrhormat, dan mereka bcrada terlalu dekat satu sama lain.

Dcngan tembakan ccpat, ia berhasil merobohkan dua orang dan melukai lehcr
orang kctiga. Pengemudi Provo itu menginjak koplingnya dan menghilang
dengan roda-roda mobil terbakar. Preston berupaya mencapai sebuah pos
darurat yang aman yang dihuni empat anggota pasukan SAS. yang
melindunginya sampai Capstick datang menjemputnya.

Tentu saja, setelah itu menyusul bagian yang tidak enak—pertanyaan,


interogasi, rasa tidak percaya dari pihak atas. Nasib Preston selanjutnya sudah
jelas. Ia telah benar-benar “terbakar”—suatu istilah di kalangan itu—yang
artinya, diketahui jati dirinya. Dia sudah tidak berguna lagi. Provo yang masih
hidup ilu akan dapat mengenalinya di mana pun nanti. Jadi, ia bahkan tidak
boleh balik ke resimcn asalnya, yaitu pasukan para-komando, di AldershoL
Siapa yang tahu berapa orang Provo yang bcrkcliaran di Aldcrshot?

96

Ia ditawari pos di Hong Kong atau harus berhenti bertugas. Lalu Bertie Capstick
berbicara dengan seorang tcman. Ada pilihan ketiga. Meninggalkan Angkatan
Darat sebagai mayor berumur empat puluh satu dan masuk ke MI-5 sebagai late
entrant—anggota yang bergabung belakangan. la akhirnya memilih itu.

“Ada yang khusus?” tanya Capstick.


www.ac-zzz.tk

Preston menggelengkan kepala. “Cuma melakukan serangkaian kunjungan


perkcnalan,” katanya.

“Jangan kuatir, John. Sekarang setelah aku tahu kau menjabat itu, aku akan
menghubungimu kalau ada yang muncul di sini yang lebih penting daripada
hanya pencurian dana Hari Natal. Ngomong-ngomong, Julia bagaimana?”

“Dia telah meninggalkan aku. Tiga tahun yang lalu.”

“Oh, aku ikut bersedih.” Wajah Bertie Capstick berkcrut dan nampak benar-
benar prihatin. “Ada orang lain?”

“Tidak. Saat itu tidak. Sckarang mcmang ada, kukira. Hanya masalah pckcrjaan
saja… kau pasti tahu.”

Capstick mcngangguk dengan muram. “Bctty-ku selama ini sungguh baik


sikapnya,” katanya tcpekur. “Scparo hidupku kuhabiskan di luar rumah. Dia
tctap sctia. Tctap berusaha menjaga hubungan kami. Toh itu bukan kehidupan
yang cocok bagi seorang wanita. Aku pernah melihat hal seperti itu

97

tcrjadi. Bcrulang kali. Sungguh mcnyedihkan. Sering bertemu putramu?”

“Sekali-sekali,” Preston mengakui.

Capstick benar-benar telah menyentuh perasaan Preston yang paling dalam. Di


flatnya yang kecil dan sepi di South Kensington, Preston menyimpan dua buah
foto. Yang satu mempcrlihatkan dia dan Julia pada hari perkawinan mcreka—ia
dua puluh cnam tahun, nampak tegap dan langsing dalam seragam Resimcn
Pencrjun Payung; Julia dua puluh tahun, nampak cantik dalam gaun pengantin
wama putib. Yang satu lagi adalah foto putranya. Tommy, yang sangat berarti
baginya lebih daripada kchidupannya sendiri.

Mcreka saat itu menempuh kehidupan seperti yang Iain-Iain di perumahan-


perumahan khusus bagi anggota Angkatan Darat yang sudah mcnikah, dan
Tommy lahir dclapan tahun setelah pcrnikahan mcreka. Kclahiran Tommy telah
mcmbuat hidup Preslon menjadi lebih bermakna, tapi tidak demikian dcngan
istrinya. Tak lama setelah itu, Julia mulai merasa bosan dcngan tugas-tugas
rutin seorang ibu, ditambah dcngan kescpian yang dirasakannya karena
ketidakhadiran Preston, dan juga mulai mengeluh tentang terhatasnya
keuangan mereka. Ia membujuk Preston untuk keluar dari Angkatan Darat dan
mencari kehidupan yang lebih baik sebagai orang sipil, tanpa mau mengerti
bahwa Preston mencintai pekcrjaannya dan bahwa rasa bosan bekerja di
belakang meja di bklang
www.ac-zzz.tk

perdagangan atau industri akan mcmbuat suaminya itu frustrasi.

Ia dipindahkan kc Korps Intelijcn, tapi itu mcmbuat situasi scmakin runyam. Ia


ditugaskan ke Ulster, di sana para istri tidak boleh ikut. Setelah itu ia hams
mcnyamar sclama bertugas dan semua hubungan dengan kcluarga putus.
Setelah pcristiwa Bogside, Julia benar-benar mcngungkapkan perasa-annya
dengan tcrus tcrang. Mereka lalu mencoba herbaik sekali lagi, tinggal di
pinggiran kota sementara Preston bekerja di Lima, la bisa pulang hampir sctiap
malam kc Sydenham, dan itu memecahkan masalah kelerptsahan tadi, tapi
perkawinan mereka telah telanjur rctak. Julia mcngingmkan lebih daripada apa
yang bisa dicukupinya dcngan gajinya sebagai pendatang bclakangan di Lima.

Julia mencoba bckcrja sebagai resepsionis di sebuah rumah mode di West End
ketika Tommy, umur dclapan lahun saat itu, karena desakannya, telah
disekolahkan di sebuah sekolah swasta di dekat rumah mcreka yang kecil itu.
Ini scmakin mcmperbumk kondisi keuangan mcreka. Sctahun kemudian Julia
benar-benar pergi mcninggalkan nya, dcngan membawa Tommy. Sekarang, ia
tahu, Julia tinggal dcngan bosnya, seorang pria yang cukup tua untuk menjadi
ayahnya tapi mampu mcmbiayai gaya hidup Julia yang mewah dan mc-nunjang
biaya pendidikan Tommy di sekolah pcr-siapan berasrama di Tonbridge. Preston
hampir

98

99

tidak pernah lagi berjumpa dengan putranya yang kini bcrumur dua belas
tahun.

Ia pernah menawarkan perceraian kepada Julia, tapi tawarannya ditolak.


Setelah hidup berpisah selama tiga tahun sebenarnya Preston bisa saja
memperoleh perceraian, tapi Julia mengancam, karena dia tidak akan mampu
membiayai hidup putranya dan menunjang hidupnya kelak, maka ia akan
menuntut untuk memiliki Tommy. Preston terpojok dan ia tahu itu. Julia
membolehkan dia berada bersama Tommy sclama satu minggu setiap liburan
sekolah dan satu hari Minggu untuk setiap peri ode sekolah.

“Well, aku pamit dulu, Bertie. Kau tahu aku ada di mana kalau ada hal yang
periling.”

“Tentu, tentu.” Capstick berjalan ke pintu untuk mengantarnya keluar. “Jaga


dirimu baik-baik, Johnny. Orang-orang baik seperti kita sudah tidak banyak lagi
yang tersisa.”

Mereka berpisah dalam suasana bercanda dan Preston kembali ke Gordon


Street.
www.ac-zzz.tk

aft—

Louis Zablonsky mengenali orang-orang yang datang dengan mobil van dan
mengetuk pintu depan rumahnya hari Sabtu larut malam. Ia sedang berada
sendirian di rumah, seperti biasanya kalau hari Sabtu; Beryl sedang keluar dan
belum akan kembali sampai lewat tengah malam. Ia menduga orang-orang itu
tahu akan hal itu.

Ia sedang menonton film di televisi ketika bunyi

100

kelukan itu terdengar, dan ketika pintu dibukanya, mereka langsung masuk ke
ruang depan, menutup pintu di belakang mereka. Mereka bertiga. Tidak seperti
empat orang yang mendatangi Raoul Levy dua hari sebelumnya (peristiwa yang
sama sekali tidak diketahui Zablonsky, sebab dia tidak membaca koran Belgia),
orang-orang ini adalah tukang pukul yang disewa dari kawasan East End London
—kaUm slag dalam peristilahan dunia hitam.

Yang dua benar-benar nampak seram, bajingan-bajingan dungu berwajah kayu


yang akan melakukan apa saja yang diperintahkan dan akan mematuhi instruksi
orang ketiga; yaitu seorang pria kecil, bopeng, jahat, dan berambut pirang
dekil. Zablonsky tidak mengenai mereka secara pribadi; ia cuma “tahu” siapa
mereka; ia pernah melihat mcreka di kamp-kamp mereka, berseragam. Itu
membuatnya memutuskan untuk tidak mclawan. Ia tahu bahwa tidak ada
gunanya mclawan. Orang-orang seperti ini selalu melakukan apa saja yang
mereka maui terhadap orang-orang seperti dia. Tak ada gunanya melawan atau
minta dikasihani.

Mereka mendorong dia masuk kembali ke ruang duduk dan melemparkan dia ke
kursinya sendiri. Salah satu dari pria-pria besar itu bcrdiri di belakang kursi,
memajukan badannya ke depan, dan menekankan kepala Zablonsky ke
kursinya. Yang lainnya bcrdiri di dekat situ, mengusap-usap kepalan tangan
dengan telapak tangan yang lain. Pria

101

berambut pirang itu menarik sebuah bangku ke depan kursi itu, duduk
mengangkang di bangku itu, dan menatap wajah ahli permata itu. “Pukul dia,”
katanya.

Bajingan yang bcrdiri di sebelah kanan Zablonsky melayangkan kepalannya yang


berat ke mulut Zablonsky. Pria itu mengenakan krakeling kuningan di buku-
buku jari tangannya. Mulut sang ahli permata itu hancur menjadi campuran
gigi, bibir, darah, dan gusi.
www.ac-zzz.tk

Si Pirang tersenyum. “Bukan di situ,” katanya dengan lembuL “Kan kita mau
dia bicara? Lebih bawah lagi.”

Bangsat itu melayangkan dua pukulan dahsyal ke dada Zablonsky. Beberapa


tulang iga retak. Dari mulut Zablonsky keluar rintihan yang bernada tinggi. Si
Pirang tersenyum lagi. Ia senang jika mereka membuat kegaduhan seperti itu.

Zablonsky berkutat lemah, tapi sebaiknya dia tidak mencoba melakukan apa-
apa. Tangan-tangan berotot di belakang kursi memeganginya erat-erat, seperti
dulu ketika tangan-tangan lain juga memegang dia di atas meja batu di
Polandia selatan, sementara seorang dokter berambut pirang tersenyum
kepadanya.

“Kau telah berkelakuan jelek, Louis,” kata si Pirang. “Kau telah membuat
temanku marah. Dia bilang barangnya ada padamu dan ia menginginkan ilu
kembali.” Lalu dikalakannya kepada ahli permata itu barang apa yang
dimaksudkannya.

102

Zablonsky menelan sebagian dari darah yang memenuhi mulutnya. “Tidak ada
di sini,” ia berkata dengan suara serak.

Si Pirang bcrpikir sebentar. “Gcledah tempat ini,” katanya kepada rekan-


rekannya. “Dia tak akan bisa apa-apa di sini. Obrak-abrik scmuanya.”

Kedua bangsat itu menggeledah rumah itu, meninggalkan si Pirang bersama ahli
permata itu di ruang duduk. Mcreka menggeledah habis-habisan dan
menghabiskan waktu satu jam. Ketika mereka selcsai, setiap lemari, laci,
sudut, dan celah telah diobrak-abrik. Si Pirang menghibur diri dengan mcnusuk-
nusuk iga-iga orang tua itu—iga yang kini benar-benar patah. Tepat lewat
tengah malam bangsat-bangsat itu turun dari loteng rumah.

“Kosong,” kata yang satu.

“Jadi, siapa yang mcnyimpannya, Louis?” tanya si Pirang. Zablonsky berusaha


untuk tidak mengaku. Akibatnya mereka memukulinya lagi berulang-ulang
sampai akhirnya dia mengaku. Ketika pria yang di belakang kursi melepaskan
pegangannya, Zablonsky tcrpuruk ke lantai yang berkarpet, lalu terguling ke
samping. Sekitar bibirnya biru, matanya menonjol keluar, napasnya tersengal-
sengal dan terdengaramat berat Ketiga orang itu memandanginya.

“Ia sedang mengalami serangan jantung,” salah satu berkata dengan nada ingin
tahu. “Suaranya serak.”

“Kau memukulnya terlalu keras,” kata si Pirang


www.ac-zzz.tk

103

dengan sinis. “Ayo kita cabut. Namanya sudah kita dapat.”

“Apa dia berkata jujur?” lanya salah satu bangsat itu.

Yeah, sejam yang lalu dia juga sudah berkata jujur,” kata si Pirang.

Ketiganya lalu mcninggalkan rumah itu, naik ke mobil van, dan berlalu dari
situ. Di jalan di sebelah selatan Golders Green, salah satu bajingan itu bertanya
kepada si Pirang, “Jadi, sekarang apa yang akan kita lakukan?”

“Tutup mulut, aku sedang berpikir,” kata si Pirang. Si sadis kecil itu
menganggap dirinya komandan para penjahat. Padahal sebenarnya ia tidak
cukup cerdas dan kini ia sedang bingung. Sementara itu, kontraknya hanyalah
untuk mendatangi satu orang dan memperoleh kembali barang curian itu. Di
pihak lain, mereka belum berhasil mendapatkan barangnya. Di dekat Regent’s
Park ia melihat sebuah box telepon umum. “Ke pinggir,” katanya. “Aku harus
menelepon dulu.”

Orang yang menyewanya telah memberikan kepadanya sebuah nomor telepon,


lokasi suatu box telepon umum yang bisa dipakainya, dan tiga waktu lertentu
saat dia harus menelepon. Waktu yang pertama hanya kurang beberapa menit
lagi.

Beryl Zablonsky pulang dari bepergian di malam Minggu tepat sebelum jam dua
pagi. Ia memarkir mobil Metro-nya di seberang jalan dan,

104

karena heran melihat lampu-lampu di dalam rumah masih menyala, langsung


masuk ke dalam rumah.

Istri Louis Zablonsky adalah seorang gadis Yahudi yang baik yang berasal dari
kelas pckerja— yang sejak dini sudah tahu bahwa berharap untuk memperoleh
semuanya dalam hidup adalah bodoh dan egois. Sepuluh tahun sebelumnya,
ketika ia berumur dua puluh lima tahun, Zablonsky memungut dia dari
pekerjaannya sebagai anggota paduan suara penunjang sebuah grup musik kelas
dua yang tak punya harapan untuk maju, dan meminta gadis itu menikah
dengannya. Ia telah menceritakan kepada gadis itu mengenai ketidakmampuan
seksualnya, tapi gadis itu toh mau menerimanya.

Anehnya, perkawinan mereka ternyata sukses. Louis amat sangat baik dan
memperlakukan gadis itu seperti seorang ayah yang terlalu me man ja kan
anaknya. Beryl memuja Louis, hampir-hampir seperti seorang anak perempuan
lerhadap ayahnya. Louis memberikan apa saja yang dia mampu— rumah yang
www.ac-zzz.tk

bagus, pakaian, pcrhiasan, uang saku, rasa aman—dan Beryl merasa sangat
berterima kasih.

Ada satu hal yang tidak bisa dibcrikan Louis, tentunya, tapi Louis sangat bisa
memahami dan sangat toleran. Syaratnya hanya dia tidak perlu tahu siapa
teman Beryl, atau tidak diminta menjumpainya. Di umur tiga puluh lima. Beryl
nampak agak montok, agak berani, lepas dalam ber-gaul, dan cukup menarik
bagi pria-pria yang lebih

105

muda. Minal yang ditunjukkan para pria ini dila-deninya dengan senang hati. Ia
mempunyai sebuah flat kecil di West End untuk melakukan kencan-kencannya
dan tanpa malu-malu mcnikmati malam Minggunya di situ.

Dua menit setelah memasuki rumah. Beryl Zablonsky menangis dan


memberitahukan alamatnya lewat telepon kepada perusahaan jasa ambulans.
Mereka tiba di sana enam menit kemudian, meletakkan pria yang sudah sekarat
itu di usung-an, dan menjaga supaya dia tctap hidup selama perjalanan menuju
Hampstead Free Hospital. Beryl ikut bersama dia di dalam ambulans itu.

Dalam perjalanan Louis sadar sebentar dan me-nank istrinya dekat ke mulutnya
yang berdarah itu. Mcndekatkan telinganya, Beryl bisa mcnangkap beberapa
kata yang diucapkannya, dan alisnya berkerut karena kurang mengerti. Cuma
itu yang sanggup dikatakannya. Pada saat mereka tiba di Hampstead, Louis
Zablonsky merupakan salah satu dari korban-korban yang mati pada saat-tiba di
rumah sakit.

Beryl Zablonsky masih mempunyai sedikit kenangan manis di sudut hatinya


untuk Jim Rawlings. Ia pernah punya affair singkat dengan Jim tujuh tahun
yang lalu, sebelum Jim menikah. Beryl tahu bahwa kini perkawinan Jim sudah
berakhir dan bahwa Jim sckarang hidup sendiri lagi di apartcmennya di lantai
paling atas di Wandsworth yang nomor

106

teleponnya Beryl cukup hafal karena seringnya ia menelepon Jim.

Ketika menelepon Jim, Beryl masih menangis, dan pada mulanya Rawlings agak
sulit mengetahui siapa yang meneleponnya karena ia masih belum sadar benar
dari tidurnya. Beryl menelepon dari sebuah box telepon umum dengan
menggunakan fasilitas darurat yang terus terdengar bunyi tut-tut setiap kali ia
memasukkan koin-koin baru. Ketika akhirnya Jim tahu siapa yang
meneleponnya, ia menyimak pesan yang disampaikan itu dengan keheranan
yang scmakin bertambah.
www.ac-zzz.tk

“Cuma itu yang dikatakannya? Cuma itu? Baiklah, Sayang. Begini, aku amat
menyesal, sungguh amat menyesal. Aku akan datang kalau situasi sudah
mereda. Katakan saja, apa yang bisa kulak ukan nanti. Oh, dan Beryl… terima
kasih.”

Rawlings meletakkan gagang telepon, berpikir sebentar, dan melakukan dua


pembicaraan telepon, langsung berurutan. Ronnie, pckerja di perusahaan besi
tua itu datang lebih dahulu, dan Syd tiba di sana scpuluh menit kemudian.
Keduanya, seperti diinstruksikan, membawa senjata, dan ternyata mereka
datang tepat pada waktunya.

Gerombolan pendatang ilu langsung naik ke lantai dclapan lewat tangga. Si


Pirang tadinya tidak mau melakukan kontrak yang kedua, tapi uang tambahan
yang dijanjikan oleh suara di telepon itu terlalu menggiurkan untuk ditolak. Si
Pirang dan rekan-rekannya adalah penjahat-penjahat East End

107

sejati yang tidak pernah ingin menyeberang ke sebelah selatan sungai. Rasa
permusuhan di antara geng-geng East End dan dunia hitam London Selatan
selalu menjadi buah bibir di kalangan mereka yang berurusan dengan tindak
kriminal di ibu kota itu, dan untuk seorang dari selatan pergi ke “Timur” tanpa
diundang, atau sebaliknya, sama artinya dengan mengundang kerepotan. Tapi,
si Pirang berspekulasi bahwa pada jam tiga tiga puluh pagi semuanya masih
sepi dan ia akan aman kembali ke kawasannya sendiri, sebelum ada yang
memergokinya, setelah membereskan pekerjaannya.

Ketika Jim Rawlings membuka pintu flatnya, sebuah tangan yang berat
mendorongnya balik ke lorong pintu depan yang menuju ke ruang duduknya.
Kedua bangsat itu berada di depan, dengan si Pirang menyusul di belakangnya.
Rawlings sengaja mundur dengan cepat di lorong ruang depan itu untuk
membiarkan mereka semuanya masuk. Ketika si Pirang membanting pintu di
belakangnya, Ronnie keluar dari dapur dan merobohkan salah satu bangsat itu
dengan sebuah tangkai kapak. Syd keluar dari lemari pakaian dcngan cepat dan
mcnghantamkan sebatang besi ke tengkorak bangsat yang kedua. Keduanya
lumbang seperti sapi yang akan dijagal.

Si Pirang sedang berkutat di pegangan pintu, mencoba menyelamatkan diri,


ketika Rawlings, dengan melangkahi tubuh-tubuh yang tergeletak itu,
menangkapnya di kuduknya dan membenturkan wajahnya ke lukisan Bunda
Maria yang berpigura

108
www.ac-zzz.tk

kaca—yang merupakan satu-satunya bukti bahwa pemiliknya masih memiliki


hubungan dengan suatu agama resmi. Kaca itu hancur dan serpihan-serpihannya
menembus dan bersarang di wajah si Pirang.

Ronnie dan Syd mengikat kedua tubuh yang berat itu, sementara Rawlings
menyeret si Pirang ke dalam ruang duduk. Beberapa menit kemudian, dengan
kaki-kaki dipegangi Ronnie dan pinggang oleh Syd, tubuh si Pirang dijulurkan ke
luar jendela, delapan lantai dari dasar.

“Kaulihat tempat parkir di bawah sana?” tanya Rawlings kepadanya. Walaupun


malam musim dingin itu sangat gelap, pria itu bisa melihat mobil-mobil yang
diterangi lampu-lampu jalan jauh di bawah sana. Ia mcngangguk.

“Well, dua puluh menit dari sekarang tempat parkir itu akan sangat meriah.
Orang-orang akan berdiri mengitari selembar plastik. Dan coba tebak siapa
yang berada di bawah plastik itu, dengan tubuh hancur mengenaskan?”

Si Pirang, yang kini sadar bahwa harapan hidupnya kini hanya bisa diukur dalam
detik, mengeluarkan suara dari mulutnya, “Baik, aku akan bicara.”

Mereka membawa dia masuk dan mendudukkan dia. Ia berusaha mengambil


hati. “Begini, kita kan tahu masalahnya. Bung. Aku cuma disewa untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Untuk mendapatkan kembali sesuatu yang telah
dicuri….”

“Orang tua di Golders Green itu,” kata Rawlings.

109

“Yah. well, dia bilang barang ilu ada padamu, jadi aku ke sini.”

“Ia adalah lemanku. Ia mati.”

“Well, maafkan aku. Bung. Aku tidak tahu dia punya sakit jantung. Anak
buahku cuma menge-tuknya beberapa kali.”

“Kau memang bangsat. Mululnya hancur beran-lakan dan semua tulang iganya
patah. Jadi sebenarnya apa yang kaucari?”

Si Pirang mengatakannya.

“Barang apa?” tanya Rawlings dengan tidak percaya.

Si Pirang mengatakannya lagi. “Jangan tanya aku, Bung. Aku cuma dibayar
untuk mendapatkan-nya kembali. Atau mencari tahu apa yang terjadi atas
barang itu.”
www.ac-zzz.tk

“Well,” kata Rawlings, “hampir saja kau dan kawan kawanmu kubuang di
Sungai Thames sebelum matahari tcrbit, hanya memakai celana da-lammu tapi
ditambabi pemberat Cuma aku tidak mau ribut-ribut. Jadi kubiarkan kau pergi.
Kau bilang sama bosmu barang itu kosong. Sama sekali kosong. Dan aku telah
membakarnya… jadi abu. Tak ada yang tersisa. Kau kan tahu aku tidak akan
menyimpan apa pun yang ada hubungannya dengan pekerjaan ilu? Aku bukan
orang tolol. Sekarang pergi kau dari sini.”

Di mulut pintu Rawlings memanggil Ronnie supaya balik. “Ikuti mereka sampai
ke seberang

110

sungai. Dan berikan kepada bangsat kecil itu ha-diah dariku, demi orang tua
ilu. Oke?”

Ronnie mengangguk. Beberapa menit kemudian, di tempat parkir di bawah,


para penjahat East End yang babak belur ilu naik ke bagian belakang mobil van
mereka, dengan tangan masih terikat. Satu yang sudah setengah sadar ditaruh
di belakang kemudi dcngan tangan dilepaskan dari ik.it.in dan disuruh
menjalankan mobil itu. Si Pirang di lemparkan kc jok depan mobil, dcngan
kedua tangannya yang patah terkulai di pangkuannya. Ronnie dan Syd
mengikuti mereka sampai ke Jembatan Waterloo, lalu berbalik dan pulang.

Jim Rawlings merasa cemas. Ia membuat kopi espresso dan merenungkan


semua itu.

Tadinya ia mcmang bcrmaksud membakar las kantor itu di anlara puing-puing.


Tapi tas bualan tangan itu begitu bagus; kulit asli yang kilapnya lembut itu
bersinar kena cahaya nyala api bagai kan logam. Ia telah memeriksanya kalau
kalau ada tanda identitas pcmiliknya. Tidak ada. Bertentangan dengan akal
sehatnya dan walaupun Zablonsky telah memperingatkannya, akhirnya ia
memutuskan untuk menyimpan tas itu.

Ia mcnghampiri sebuah lemari pakaian dan menurunkan tas itu dari sebuah rak
yang letaknya tinggi di atas. Kali ini ia mcnelitinya kembali dengan kctclitian
seorang pembobol lemari besi profesional. Dibutuhkan waktu sepuluh menil
unluk menemukan sebuah kenop mungil di sisi las

111

yang berengsel, yang jika dilekan kuat-kuat dengan ibu jari akan bergerak
membuka ke samping. Dari dalam tas itu terdengar suatu bunyi. Ketika tas
dibukanya kembali, dilibatnya alasnya telah naik satu senUmeter di satu sisi.
Dengan pisau surat ia mcngangkat alas itu dan mengintip ruang tipis yang
www.ac-zzz.tk

bcrada di an Lira alas yang asli dan alas yang palsu. Dengan sebuah pinset ia
mengeluarkan sepuluh lembar kertas yang terdapat di dalamnya.

Rawlings tidak tahu banyak tentang dokumen-dokumen pemerintah, tapi ia bisa


memgerti prosedur-proscdur Kementerian Pertahanan, dan kata-kata TOP
SECRET itu bisa dimengerti siapa saja. Ia lalu duduk menyandar dan bersiul
pelan.

Rawlings memang seorang pembobol dan ma-ling, tapi seperti kebanyakan


penjahat London, ia tidak ingin orang “merusak” negerinya. Pada kenyataannya
para pengkhianat negara yang ditahan di pcnjara, dan juga para pemerkosa
anak-anak, biasanya ditempatkan dalam set khusus, karena para penjahat
profesional, jika ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang seperti itu,
kemungkinan besar akan mem”permak” orang-orang itu.

Rawlings tahu apartemen milik siapa yang telah dijarahnya, tapi pencurian itu
belum dilaporkan, dan ia curiga—karena alasan-alasan yang kini da-pat
diduganya—bahwa pencurian itu tidak akan pernah dilaporkan. Jadi, jangan
sampai ia menarik perhatian orang terhadap hal itu. Di pihak lain,

112

dengan kematian Zablonsky, berlian-berlian itu barangkali akan lenyap untuk


selamanya, dan bagian yang akan diperolehnya juga ikul lenyap. Ia mulai
membenci orang yang memiliki apartemen itu.

Ia telah telanjur memegang-megang dokumen itu tanpa sarung tangan, dan ia


tahu bahwa sidik jarinya berada pada file itu. Ia tidak berani menunjukkan jati
dirinya sendiri, jadi ia membersihkan kertas-kertas itu dengan secarik kain,
sekaligus menghapuskan sidik jari sang pengkhianat.

Sore hari berikutnya, hari Minggu, ia mengeposkan sebuah amplop coklat polos,
ditutup rapat dan dengan prangko yang lebih dari cukup, dari sebuah kotak pos
di Elephant and Castle. Tidak ada pemungutan pos sampai Senin pagi dan
bungkusan itu belum sampai ke tujuannya sebelum hari Se-lasa.

Hari itu, tanggal 20 Januari, Brigadir Bertie Capstick menelepon John Preston
di Gordon. Sifatnya yang biasanya riang tidak tercermin dalam suaranya.
“Johnny, kau masih ingat apa yang kita bicarakan hari itu? Kalau ada hal yang
muncul…? Well, ini ada. Dan ini bukan dana Hari Natal. Ini masalah besar,
Johnny. Seseorang mengirimkan kepadaku sesuatu melalui pos…. Bukan, bukan
bom, walaupun barangkali bisa lebih buruk dari itu. Nampaknya ada sesuatu
yang dibocorkan di sini, Johnny. Dan pelakunya pasti seseorang yang
kedudukannya amat sangat tinggi. Itu artinya dia

113
www.ac-zzz.tk

pasti dari departemenmu. Kukira kau sebaiknya ke sini untuk mclihatnya.”

Pagi itu juga, walaupun pemiliknya tidak ada, dua pekerja masuk ke dalam
apartemen lantai delapan di Fontenoy House dengan menggunakan kunci-kunci
yang telah discdiakan schctumnya. Sepanjang siang mereka mengeluarkan
lemari besi Hamber dari dinding yang tebal dan mcnggantiknya dcngan model
yang sama. Ketika malam tiba, mereka telah membenahi dinding itu sehingga
kembali seperti keadaan semula. Lalu mcreka pergi.

114

4
www.ac-zzz.tk

Moskow

Rabu, 7 Januari 1987 DARI : H.A.R. Philby

KEPADA : Sekretaris Jcndcral Partai Komunis Uni Soviet

l/mkaii saya untuk mcmulai, Kamerad Sekretaris Jcndcral, dengan uraian amat
singkat tentang latar belakang Partai Buruh Inggris dan penyusupan yang man
Up ke dalamnya dan akhirnya dominasi yang berhasil oleh golongan Ekstrem Kin
selama empat belas tahun yang telah lewat ini.

Partai itu asal mulanya didirikan oleh gerakan scrikat buruh sebagai alat politik
kelas pekerja Inggris yang baru saja dibentuk. Sejak semula partai itu adalah
pendukung aliran sosialisme borjuis mode rat—dengan tujuan reformasi dan
bukan revolusi. Wadah bagi kaum marxis-leninis sejali saat ilu adalah Partai
Komunis.

115

Walaupun basis marxisme-leninisme di Inggris selalu gerakan serikat buruh


perusahaan, pengikut-pengikut sejatinya dikeluarkan dari Partai Buruh itu
sendiri. Mulai dari tahun 1930-an sampai sekarang, beberapa teman kita dari
kelompok Ekstrem Kiri pro-Soviet di Inggris berhasil menyusup ke dalam Partai
Buruh dcngan berbagai dalih, tapi mereka ini, begitu sudah berhasil berada di
dalam, harus bersikap sangat low profile. Teman-teman Moskow lainnya, yang
dideteksi ketika mereka sedang bcrupaya memasuki Partai Buruh, ditolak
masuk atau, kalau dipergoki sudah berada di dalam partai, dikeluarkan.

Mengapa teman-teman sejati kita di Inggris selama bertahun-tahun berada di


luar Partai Buruh yang mendapat dukungan massa, dapat dijelaskan dengan dua
kata: “proscribed lisf.

Ini adalah daftar organisasi lerlarang; daftar itu melarang semua hubungan
kekerabatan antara Partai Buruh dan golongan-golongan yang jauh lebih kecil
yang beranggotakan kaum sosialis revolusioner sejati—yaitu, kaum marxis-
leninis. Selanjutnya, semua anggota golongan Ekstrem Kiri tidak diperbolchkan
menjadi anggota Partai Buruh di bawah persyaratan proscribed list, yang
dijalankan dengan setia oleh para pemimpin Partai Buruh selama lima puluh
tahun.

Karena Partai Buruh adalah satu-satunya partai Kiri yang mendapat dukungan
massa, dengan harapan dapat mempunyai akses ke dalam pemcrin—

116
www.ac-zzz.tk

tahan Inggris, maka penyusupan dan dominasi ke dalamnya oleh teman-teman


kita, dengan mcnganut ajaran leninisme klasik “entryism”, hanya la h
merupakan ilusi saja selama tahun-tahun tersebut Walaupun demikian, teman-
teman kita yang berada di dalam partai itu, meski cuma sedikit sekali
jumlahnya, bekerja tanpa kenal lelah dan dengan diam-diam; dan di tahun
1973 upaya-upaya mereka akhirnya mencapai sukses.

Pada tahun tersebut, ketika partai berada di bawah kepemimpinan Harold


Wilson yang lemah dan tidak tegas, mereka memperoleh mayoritas tipis di
Komite Pelaksana Nasional Partai, dan menggunakan peluang itu untuk
membuat keputusan menghapuskan proscribed list tersebut Hasilnya sungguh
lebih dari yang mereka impikan.

Dengan pintu-pintu terbuka lebar-lebar, para aktivis muda Ekstrem Kiri dari
generasi pasca-1945 berbondong-bondong masuk ke Partai Buruh dan langsung
menduduki semua pos dalam organisasi partai. Jalan menuju entryism,
pengaruh, dan akhirnya pengambilalihan telah terbuka, dan pengambilalihan
itu sudah terjadi sekarang.

Sejak 1973, Komite Pelaksana Nasional Partai yang teramat vital peranannya
itu j a rang sekali lepas dari tangan golongan Ekstrem Kiri yang merupakan
mayoritas, dan melalui pemanfaatan sa-rana secara terampil inilah maka
konstitusi partai dan komposisinya di tingkat atas telah dirombak secara
menyeluruh.

117

Sedikit mcnyimpang, Kamcrad Sekretaris Jendcral. untuk menjelaskan dengan


tepat siapa yang saya maksud dengan “teman-teman kita” di dalam Partai
Buruh Inggris dan di dalam gcrakan serikat buruh perusahaan. Mereka terbagi
dalam dua golongan: yang memang mau dan yang sebenarnya enggan. Dengan
kategori yang pertama, yang saya maksudkan bukan orang-orang dari golongan
Kiri Lunak atau sempalan pengikut Trotsky, kedua golongan itu sangat
membenci Moskow, hanya saja dcngan alasan yang berbeda. Maksud saya, yaitu
kaum Ekstrem Kiri yang intinya adalah kaum Kiri Ultra-Ekstrem. Mereka ini
adalah kaum marxis-Icninis yang sejati dan sangat berdedikasi, yang tidak suka
disebut Komunis, karena ini berarti bahwa mereka adalah anggota Partai
Komunis Inggris yang sama sekali tidak bcrmutu. Walaupun demikian, mcreka
inilah teman-teman setia Moskow dan sembilan dari sepuluh akan hersikap se-
suai dengan kehendak Moskow, walaupun kehendak itu barangkali tidak pernah
tcrungkapkan dan walaupun orang yang bersangkutan akan bersikeras
menyatakan bahwa ia bertindak karena alasan “mi rani” atau karena alasan
“kepentingan Inggris”.

Kategori kedua dari teman-teman kita, yang kini sedang berkuasa, di dalam
Partai Buruh Inggris, bisa dikenali ciri-cirinya sebagai berikut: orang-orang yang
www.ac-zzz.tk

memiliki komitmen politik dan cmostonal yang mclfdalam lerhadap suatu


bentuk sosialisme yang begitu condong ke kiri sehingga

menyerupai marxisme-leninisme; orang-orang yang, dalam situasi apa pun atau


dalam kctidak-pastian yang bagaimanapun, akan selalu bercaksi spontan
dengan suatu cara yang sangat sesuai dcngan, alau scjalan dengan, arah
kebijakan luar negeri Soviet terhadap Inggris dan/atau Persekulu-an Baut;
orang-orang yang tidak perlu pengarahan atau inslruksi apa pun, dan yang
barangkali akan merasa tcrsinggung jika hal seperti itu diusulkan; orang-orang
yang, baik secara sadar atau tidak sadar, baik terdorong oleh keyakinan pribadi
— patriotismc yang menyimpang, keinginan untuk mcnghancurkan, kcrinduan
akan peningkalan diri, kc tak ulan akan ic kanan intimidasi, rasa diri pen ling,
alau keinginan untuk bergabung dengan kaumnya—akan bertingkah laku sesuai
dcngan kepentingan-kepentingan Soviet secara sempurna. Mereka semua itu
merupakan agen-agen nenyebar pengaruh yang mcnguntungkan kita.

Mereka semua, tentu saja, mengaku sebagai pencari-pencari demokrasi.


Untungnya, mayoritas orang Inggris saat ini masih menafsirkan arti kata
demokrasi sebagai suatu negara multi partai, yang lembaga pemcrintahannya
harus dipilih secara berkala oleh hak pilih orang dewasa yang didasarkan atas
cara pemilihan yang bersifal rahasia. Jelas, bahwa teman-teman Ekstrem Kiri
kita di sana, yang adalab orang-orang yang makan, minum, bcr-napas, tidur,
bcrmimpi, dan bekerja di lingkungan politik sayap kiri setiap saat setiap hari,
mcngarti-119

kan kata demokrasi sebagai suatu “demokrasi bagi mereka yang berkomitmen”,
dengan tali kcndali yang dipegang oleh mereka sendiri dan orang-orang yang
bcrhaluan sama. L’ntunglah, pers Inggris sangat kurang melakukan koreksi atas
kesalahan tafsir ini.

Jadi, mulai tahun 1973 sampai saat ini, teman-teman marxis-leninis kita di
Partai Buruh bisa mengabdikan diri mcreka dcngan penuh konscntrasi dalam
pcrjuangan untuk mcnguasai partai itu secara tidak kentara, suatu upaya yang
hanya bisa tercapai jika proscribed list dihapuskan. Inilah yang terjadi saat itu.

Partai Buruh sejak dulu bcrdiri bagai tripod pada tiga kakinya: serikat-serikat
buruh perusahaan, kelompok-kelompok beraliran Buruh di daerah-daerah
pcmilihan (satu di tiap dacrah pemilihan yang membentuk pola pemilihan
umum Inggris), dan Kelompok Buruh Parlcmen, yaitu kclompok anggota
Parlcmen yang dipilih pada pcmilihan umum sebelumnya. Pimpinan Partai
Buruh selalu dipilih dari kelompok ini.

Serikat-serikat buruh perusahaan yang paling bcrkuasa dari ketiganya dan yang
menjalankan kekuasaannya dengan dua cara. Satu, mereka adalah penyandang
dana partai, yang mcmbiayai kegiatan-kegiatan dcngan melakukan pungutan-
pungutan politik yang diambil dari upah jutaan buruh. Dua, dalam konferensi-
www.ac-zzz.tk

konferensi partai mereka mengatur “block votes” (suara-suara gabungan)


dalam

120

jumlah besar, yang diberikan oleh Union National Executive (Pelaksana


Nasional Scrikat Buruh) atas nama jutaan anggota yang tidak memberikan suara
mereka. Suara-suara gabungan ini dapat memastikan lolosnya semua resolusi
dan dapat mcmastikan pemilihan sampai ke tingkat tiga dari National Executive
Committee (Komite Pelaksana Nasional) Partai Buruh yang amat periling
peranannya itu.

Komite-komite eksekutif scrikat buruh yang ber-peranan memberikan suara


amat vital kedudukannya; komite-komite itu adalah tempat bermukim-nya para
aktivis scrikat buruh yang bckcrja full-time dan pejabat -pejabat yang
mencntukan kebijakan scrikat buruh. Mereka berada di puncak pira-mid yang
lapisan tcngahnya adalah para pejabat daerah dan lapisan bawahnya adalah
para pejabat cabang. Jadi, pengambilalihan pos-pos penting di dalam serikat-
serikat buruh oleh para aktivis Ekstrem Kiri jelaslah sangat penting, dan telah
berhasil dilakukan.

Faktor yang sangat membantu teman-teman kita dalam melakukan tugas ini
ialah sikap apatis para anggota scrikat buruh yang kebanyakan bersikap
modcrat, yang tidak mau merepotkan diri menghadiri rapat-rapat cabang
scrikat buruh. Jadi, para aktivis, yang menghadiri segala macam rapat, telah
berhasil mengambil alih ribuan cabang, ratusan daerah, dan pos-pos terpenting
milik komite-komite pelaksana. Saat ini, scpuluh yang terbesar’ dari an Lira
delapan puluh scrikat buruh yang

121

bcrafiliasi dcngan Partai Buruh, menguasai scparo suara gcrakan scrikat buruh;
sembilan dari yang scpuluh itu dikcndalikan oleh golongan Ekstrem Kiri di
puncak, dibandingkan dcngan hanya dua di awal tahun 1970-an. Semua ini
berhasil dicapai— dcngan mcngalahkan jutaan pekcrja Inggris—oleh tidak lebih
dari scpuluh ribu orang yang herded ikasi tinggi.

Pcntingnya suara scrikat buruh yang dikuasai golongan Ekstrem Kiri ini akan
menjadi jelas kalau saya uraikan tentang lembaga pcmilihan yang memilih
pemimpin Partai Buruh yang baru; serikat-serikat buruh menguasai empat puluh
pcrscn suara dalam apa yang dinamakan lembaga

pcmilihan ini.

Selanjutnya, kclompok-kclompok buruh con


www.ac-zzz.tk

stituency, atau CLP (Constituency Labour Parly). Di pusat pnrt.ii-p.iri.il ini


bcrcokol komite komite manajemen umum, yang, selain menjalankan kegiatan
schari-hari partai di daerah-daerah pcmilihan (constituency), mempunyai satu
lagi fungsi penting: mereka memilih calon-calon Partai Buruh untuk Park-men
Sepanjang dekade 1973 sampai 1983, kaum muda aktivis garis keras dari
golongan Ekstrem Kiri mulai bergerak masuk kc dalam daerah-daerab
pcmilihan, dan dengan selalu rajin mcnghadiri rapat-rapat CLP yang
membosankan ‘dan biasanya hanya dihadiri sedikit orang, mcreka berhasil
menyingkirkan para pejabat lama untuk

akhirnya mengambil alih kckuasaan dalam komite-komite manajemen umum,


satu per satu.

Karena setiap daerah pcmilihan bcrikutnya selalu jatuh kc dalam kckuasaan


para aktivis golongan Ekstrem Kiri, maka posisi para MP {Member of Parliament
atau anggota Parlemen) yang kcbanyakan adalah kaum scntris (golongan
nctral), yang mcwakili daerah-daerah pemilihan tersebut, menjadi semakin
sulit Tapi toh, mereka tidak mudah disingkirkan. Demi kemenangan yang sc-
sungguhnya bagi golongan Ekstrem Kiri, adalah pcrlu untuk melemahkan,
bahkan mengebiri, kebebasan nurani seorang anggota Parlemen; mcng-ubahnya
dari peranannya sebagai wakil yang mcmperjuangkan kepentingan daerah
pemilihannya menjadi cuma seorang utusan dari komite manajemen umumnya.

Tujuan ini dicapai dcngan gcmilang oleh golongan Ekstrem Kiri di Brighton pada
tahun 1979 dengan dibcrlakukannya peraturan baru yang mcwajibkan
dilakukannya selcksi ulang (atau dcscleksi) tahunan terhadap para MP oleh
komite-komite manajemen mereka. Peraturan ini mengakibatkan pcralihan
kckuasaan besar-besaran. Sejumlah besar kaum scntris mcngundurkan diri dari
Partai Sosial Demokrat; scbagian lagi terkena descleksi dan mcninggalkan
panggung politik; sebagian dari kaum sentris yang paling andal dipaksa untuk
mcngundurkan diri. Walaupun defnikian, Kelompok Buruh Parlcmen, mcski
dikebiri dan diccmoohkan, masih memiliki

122

123

satu fungsi: para MP, dan mcrcka saja, sudah bisa mcmilib pemimpin Parlai
Buruh. AdalaK periling, untuk menyclcsaikan penguasaan liga unsur kekuatan
tersebutdan mcnyingkirkan kekuasaan itudari tangan mercka. Tujuan ini
tcrcapai, lagi-lagi dcngan desakan darigolongan Ekstrcm Kiri, pada tahun 1981,
dcngan diciplakannya lembaga pemilihan umum,dcngan tiga puluh pcrscn suara
yang masuk dikuasai olch Kclompok ktlompok Paricmen, liga puluh pcrscn oleh
kelompok-kelompokdi daerah-daerah pemilihan, dan cmpat puluh pcrscn olch
scrikat-scrikat buruh pcrusahaan. Lembaga itu akan memilih pemimpin baru
kalau dan pada waktu diperlukan, dan akan melakukan konfirmasi utang atas
www.ac-zzz.tk

dirt pemimpin baru tersebul setiap tahun. Fungsi yang tcrakhir ini sangat pen
ting artinya bagi rencana yang sedang dijalankan saal ini, dan yang akan saya
jelaskan.

Pcrjuangan untuk mcrcbut kekuasaan yang telah saya uraikan dilanjutkan


dcngan bcrlangsungnya pemilihan umum 1983. Pengambilalihan kekuasaan
sudah hampir tuntas, tapi teman-tcman kita telah mcmbu.it dua kcsalahan,
yaitu penyimpangan dari doktrin Lenin mengenai kewaspadaan dan dissimu-lasi.
Mereka telah tampil terlalu terbuka, terlalu mcncolok, dalam upaya mercka
mcmcnangkan perjuangan yang besar itu, dan tunlutan untuk
menyelenggarakan pemilihan umum scbelum waktunya justm mcmbuat mereka
tcrpcrangah. Kaum Ekstrcm Kiri mcmbutuhkan paling sedikit satu tahun lagi
untuk melakukan konsolidasi, meredakan

siluasi, dan mcnggalang persaluan. Mcrcka gagal mencapai tujuan. Partai


Buruh, yang terlalu dini hams mencrima manifesto kaum Ekstrcm Kiri yang
paling ekstrcm dalam scjarah, bcrada dalam kckacauan total. Lcbih buruk lagi,
masyarakat Inggris telah mcnyaksikan seperti apa sebenarnya wa-jah kaum
Ekstrcm Kiri.

Seperti yang Anda masih ingat, pemilihan umum 1983 lernyata mcrupakan
bencana bagi Partai Buruh yang saat ini seharusnya sudah bisa dikuasai olch
kaum Ekstrem Kiri. Tapi ton mi nurut pendapal saya, kcjadian itu malahan
merupakan suatu hikmah terselubung. Karena itu semua telah membuat teman-
teman sejati kita di dalam partai itu sctuju untuk menyangkal dirinya sendiri
dan mcngakui realisme dengan bcrani selama cmpat puluh bulan terakhir ini.

Singkatnya, dari 650 dacrah pemilihan di Inggris pada tahun 1983, Parlai Buruh
hanya memenangkan 209. Tapi sebenarnya itu tidaklah sc-buruk seperti
nampaknya. Satu hal, dari 209 MP dari Partai Buruh yang duduk di Parlcmcn,
100 di antaranya sckarang jelas-jelas orang Kiri, 40 di anlaranya kaum Ekstrem
Kiri. Mungkin memang kecil jumlahnya, tapi Partai Buruh di Paricmcn saat ini
adalah yang paling kiri yang pernah duduk di Parlemen.

Kcdua, kekalahan dalam pemilihan itu mcngc-jutkan orang-orang bodoh itu,


yang mengira bahwa pcrjuangan mcrcbut kekuasaan sccara total telah

124

125

selesai. Mereka dengan cepat sadar bahwa setelah perjuangan yang pahit tapi
perlu, yang dilakukan teman-teman kita untuk menguasai Partai Buruh antara
lahun 1979 dan 1983, sudah tiba waklunya untuk membangun kembali kesatuan
dan memper-baiki basis kckuasaan yang telah rusak di dalam negeri, sambil
mcmpersiapkan diri untuk pemilihan umum yang akan datang. Program ini
www.ac-zzz.tk

dimulai dan didalangi oleh kaum Ekstrem Kiri pada bulan Oktober 1983, saat
disclenggarakannya Konferensi Partai, dan masih tetap dilaksanakan dengan
setia sejak itu.

Kctiga, mcreka semua memandang perlunya kembali ke prinsip kcrahasiaan


yang dituntut oleh Lenin dari semua pengikut sejati yang sedang ber-juang di
dalam suatu masyarakat borjuis. Jadi tcma scluruh kegiatan kaum Ekstrem Kiri
selama empat puluh bulan terakhir ini adalah kembali ke prinsip kerahasiaan
yang begitu berhasil sclama awal dan pertengahan 1970-an. Ini diikuti dengan
arus balik ke sikap mod era i yang nyata dan mengherankan. Dibutuhkan upaya
yang keras untuk me-nckankan disiplin diri guna mencapai hal ini, tapi sekali
lagi para kamcrad belum sepenuhnya dapat mclaksanakan langkah ini.

Sejak Oktober 1983, kaum Ekstrem Kiri telah dcngan cfektif menunjukkan sikap
luwes, toleran, dan mode rat; yang dipentingkan adalah kesatuan partai, dan
sejumlah kompromi yang dilakukan dalam dogma kaum Ekstrem Kiri untuk
mencapai

126

hal ini. Baik sayap kaum scntris—yang merasa senang dan bersikap bersahabat—
dan media nampaknya benar-benar telah sangat terkesan oleh wa-jah baru
teman-teman marxis-leninis kita yang dapat benar-benar mereka terima.

Dengan lebih tidak kentara, pengambilalihan Partai Buruh telah dapat


dilaksanakan dcngan tun tas. Sekarang semua komite strategis kalau bukan
sudah dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri, dapat diambil alih dalam satu rapat
darurat. Tapi—dan ini adalah sebuah “tapi” yang penting—mereka biasanya
sudah cukup puas jika kctua komite strategis ini dipcrcayakan kepada orang
yang bcrhaluan Kiri Lunak, dan kadang-kadang—jika su-prcmasi suara terlampau
bcrlebihan—bahkan kepada seorang scntris.

Sayap kaum scntris, dengan pcngccualian sckilar sclusin anggota yang skeptis,
telah berhasil dilucuti kekuasaannya oleh persaluan yang bam saja berhasil
digalang kembali dan oleh lenyapnya gangguan dalam tubuh mereka sendiri.
Walaupun demikian, tangan besi itu masih tetap tcrbungkus samng tangan
bcludm.

Di tingkat daerah pcmilihan, pengambilalihan kekuasaan para CLP lokal oleh


unsur-unsur Ekstrem Kiri masih terns berlangsung secara diam-diam dan luput
dari pcrhatian masyarakat dan media. Begitu jugalah yang sudah tcrjadi dengan
scrikat bumh perusahaan, sepanjang scjarahnya, seperti yang telah saya
uraikan sebclumnya. Sembilan

127
www.ac-zzz.tk

dari Scpuluh Besar dan setengah dari ketujuh puluh scrikat buruh yang masih
ada kini dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri, dan lagi-lagi di sini profile-nya
scngaja ditekan jauh lebih kc bawah danpada sebelum tahun 1983.

Kesimpulannya, scluruh Partai Buruh Inggris sckarang adalah milik kaum


Ekstrem Kiri, secara langsung, alau melalui tangan kaum Kiri Lunak, atau
melalui para scntris yang dikcndalikan, atau melalui pcnyclenggaraan rapat-
rapat darurat komite; dan ton, para anggota biasa Partai Buruh dan scrikat
buruh, media, dan massa pemberi suara dari Partai Buruh lama, nampaknya
tidak mcnyadari kenyataan ini.

Selanjutnya, kaum Ekstrem Kiri selama empat puluh bulan telah


mcmpersiapkan diri mcnyambut pcmilihan umum Inggris yang akan datang
dcngan sikap sea kanakan merencanakan sebuah kampanye militcr. Untuk
memperoleh mayoritas di Parlcmen Inggris, dipcrlukan 325 kursi—atau sckitar
330. Kaum Ekstrem Kiri sudah mengantongi 210. Yang 120 lagi, yang lepas dari
tangan kita dalam pemilihan tahun 1979 atau 1983, atau dua-duanya, dianggap
bisa dimenangkan dan telah ditctapkan sebagai target yang harus dicapai.

Adalah suatu kenyataan dalam kehidupan politik di Inggris bahwa rakyatnya,


setelah dua masa pemerintahan yang sama, sering kali berpendapat bahwa
sudah waktunya ada pergantian, bahkan jika pemcrintahan yang masih berjalan
itu masih

128

disukai orang. Tapi orang Inggris hanya mau menggantinya kalau mcreka
percaya kepada penggantinya. Tujuan Partai Buruh dalam empat puluh bulan
terakhir ini adalah memperoleh kembali kc-pcrcayaan rakyat itu, walaupun
dcngan cara mink yang dilakukan oleh teman-teman kita di dalam partai itu.

Menilai situasi berdasarkan hasil angket opini publik akhir akhir ini, upaya itu
cukup berhasil, sebab perbedaan persentase antara Partai Konservatif yang
bcrkuasa dengan Partai Buruh hanya tinggal beberapa point saja. Jika diingat
pula bahwa sesuai dcngan sislem Inggris, delapan puluh kursi “inaijinal” yang
sesungguhnya menjadi pe-nentu bagi hasil akhir pcmilihan umum, dan kursi-
kursi marjinal ini dapat bergeser kc salah satu pihak karcna pengaruh lima
belas pcrscn “suara mengambang”, maka Partai Buruh mempunyai peluang
untuk kembali memegang pemcrintahan pada pcmilihan umum Inggris yang
akan datang.

Naiknya Partai Buruh kc puncak kckuasaan saja tidak akan cukup untuk
mengguncangkan Inggris, dan yang selanjutnya akan membawa Inggris ke
ambang revolusi yang lebih lanjuL Kiranya kita pcrlu mcnumbangkan pemimpin
Partai Buruh yang baru saja mcnang itu sebelum dia dipanggil kc Istana dan
disumpah sebagai peruana mcntcri, untuk kemudian digantikan oleh calon
www.ac-zzz.tk

Ekstrem Kiri yang sudah dipersiapkan sebagai pcrdana mcntcri Inggris pertama
yang menganut paham marxismc-leninisme. Rencana inilah yang sekarang
sedang berjalan.

Izinkan saya untuk menyimpang lagi, unluk menjelaskan cara pemilihan


pemimpin Partai Bu-ruh. Setelah diperkcnalkannya sistem Icmbaga pemilihan
atas desakan tcman-teman Ekstrcm Kiri kita, proscdurnya scbagai berikut:
setelah pemilihan dilaksanakan, nominasi untuk jabatan pimpinan Partai Buruh
ditutup tiga puluh hari setelah para MP diambil sumpahnya. Setelah itu ada
tenggang waktu tiga bulan saat para calon dari kubu lain dapat mengajukan
tuntutan mereka sebclum anggota-anggota Icmbaga pemilihan itu bcrtemu.
Apabila Partai Buruh kalah, maka mungkin akan terjadi pergantian pimpinan;
apabila menang, maka tidaklah akan mungkin menumbangkan Perdana Menteri,
sebab tiga bulan itu akan dipakai untuk melakukan pemblokiran suara massa,
yang akan mendukung dia.

Kemudian, tahun lalu, dalam konferensi Ok-tobcr, teman-teman kita yang


menguasai Komite Pclaksana Nasional berhasil melicinkan jalan bagi suatu
“reformasi” berskala kecil. Apabila Partai Buruh menang dalam pemilihan
umum, pimpinannya akan dimantapkan kedudukannya dengan ccpat dan efisien
melalui cara-cara berikut: semua pen-calonan harus dilakukan dalam waktu
tiga hari sejak diumumkannya hasil-hasil pemilihan; lalu suatu rapat luar biasa
anggota lembaga pemilihan akan diselenggarakan dalam waktu empat hari sc-
130

telah itu. Setelah rapat anggota Icmbaga pemilihan itu dan “pemilihan”
pimpinan partai, tak akan ada pemilihan lagi selama dua tahun, dengan
meniada-kan tahun yang berada di antaranya.

Mereka yang bersikap ragu-ragu dalam mendukung “reformasi” ini diyakinkan


bahwa scluruh proses “konfirmasi” ini hanyalah formalitas saja. Jelas tidak ada
orang yang akan mencntang pimpinan yang baru saja menang itu, yang masih
menunggu untuk dipanggil ke Istana. Dan ia akan disahkan kembali dalam
pemilihan ulang yang tidak beroposisi, bukankah demikian?

Padahal, yang diharapkan adalah kcbalikan dari kenyataan ini. Seorang calon
alternatif akan mcngusulkan dirinya sendiri untuk jabatan pimpinan itu.
Sempitnya waktu mengakibatkan tidak mungkin-nya dilakukan pemblokiran
suara massa; komite -komitc pclaksana nasional akan membcrikan suara
mereka yang empat puluh persen itu atas nama jutaan anggota serikat buruh,
dan komite-komite itu dikuasai oleh teman-teman kita. Demikian pula halnya
dengan komite komite daerah pemilihan. Bergabung dengan separo Partai
Parlemen, keduanya akan mengumpulkan lebih dari lima puluh persen dari
keanggotaan Icmbaga pemilihan. Itu akan menjadi pimpinan baru yang akan
dipanggil ke Istana oleh Sri Ratu.
www.ac-zzz.tk

Sekarang kita sampai kepada rinciannya. Di pu-sat kubu kaum Ekstrcm Kiri
Partai Buruh Inggris dan gerakan serikat buruh perusahaan ada kelom—

131

pok dua puluh yang, secara bersama-sama, da pa I disebul mewakili sayap


ultra-kiri. Mereka tidak dapat disebut sebagai komite sebab, walaupun mereka
selalu saling bcrhubungan, mereka jarang se-kali atau malahan tidak pernah
bertcmu di satu tempat. Masing-masing telah menghabiskan seluruh hidupnya
dengan bcrjuang mencari jalan ke atas di dalam mekanisme partai; masing-
masing mempunyai pengaruh yang jauh, jauh lebih besar daripada yang nampak
dalam jabatan resminya. Masing-masing memiliki dedikasi tinggi, kaum marxis-
leninis sejati. Jumlah seluruhnya dua puluh orang, sembilan belas pria dan satu
wanita. Yang sembilan adalah aktivis serikat buruh, enam (termasuk yang
wanita) adalah MP dari Partai Buruh yang masih menjabat, dan sisanya terdiri
dari dua akademikus, seorang bangsawan, scornng ahli hu-kum, dan seorang
penerbit. Orang-orang inilah yang akan mengawali gebrakan dan mendalangi
pengambilalihan kckuasaan.

Sekali berada di dalam kepemimpinan Parlai dan memegang jabatan perdana


menteri, sang pendatang baru akan memiliki kekuasaan penuh, yang ditopang
oleh Komite Pelaksana Nasional Partai yang dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri,
untuk me-rombak kabinetnya sesuai dengan seleranya dan untuk dengan scgera
menangani program Icgislatif yang dicanangkan. Singkatnya, rakyat seharusnya
memilih orang yang nampak seperti scorang tradi-sionalis Kiri Lunak atau
sedikitnya suatu pemerin-132

tahan yang reformis, tapi suatu rezim Ekstrem Kiri total akan memcnangkan
jabatan itu tanpa melalui prosedur pemilihan yang menjengkelkan itu.

Akan halnya program Icgislatif tersebut, program itu terdiri dari sebuah
rencana untuk melaksanakan dua puluh langkah yang diinginkan yang, karena
alasan yang jelas, belum dibuat dalam ben-tuk tertulis. Semua langkah-langkah
itu sudah lama merupakan tujuan. program kaum Ekstrem Kiri, walaupun hanya
beberapa yang dicakup dalam manifesto resmi Partai Buruh, dan itu pun dalam
bentuk yang sudah diperlcmah.

Rencana dua puluh butir itu dikenal sebagai Manifesto untuk Revolusi Inggris—
atau singkatan-nya MBR (Manifesto for the British Revolution). Lima belas butir
pertama berkenaan dengan nasio-nalisasi massa terhadap perusahaan-
perusahaan swasta, hak milik, dan kckayaan pribadi; penghapusan semua
pcmilikan tanah, jasa pelayanan medis, dan usaha pendidikan swasta;
pengendalian profesi guru, kepolisian, media informasi, dan pengadilan oleh
negara; dan penghapusan Parlemen, yang mempunyai kekuasaan untuk
menjatuhkan veto terhadap tindakan pengabadian diri olch suatu pemcrintah
www.ac-zzz.tk

yang tcrpilih. (Terbukti bahwa revolusi Inggris dulu tidak dapat dicegah atau
diubah arahnya olch wewenang para pcmilih.)

Tapi lima butir MBR terakhir secara vital mc-nyangkut kepentingan kita di sini
di Uni Soviet, jadi saya perlu mcnguraikannya.

133

1. Pengunduran diri Inggris, dengan mengabaikan semua kewajiban pakta, dari


Masyarakat Ekonomi Eropa.

2. Pengurangan kekuatan angkatan bersenjata konvcnsional Inggris menjadi


seperlima dari yang sekarang, dengan segera dan tanpa ditunda-tunda lagi.

3. Penghapusan dan penghancuran semua senjata nuklir dan sistem distribusi


senjata Inggris, dengan segera dan tanpa ditunda-tunda lagi.

4. Penyingkiran—dengan segera dari Inggris— semua persenjataan Amerika


Serikat, nuklir dan konvensional, bersama dengan pcrsonclnya dan
perlengkapannya.

5. Pengunduran diri Inggris dengan segera dari, dan penolakan atas. North
Atlantic Treaty Organization (NATO).

Kiranya tidak perlu lagi saya gar is bawahi, Kamcrad Sekretaris Jenderal, bahwa
kclima usutan terakhir ini akan merusak pertahanan Persckutuan Barat, sampai
tingkat yang tidak akan pernah bisa diperbaiki lagi dalam kurun waktu hidup
kita, atau bahkan untuk sclamanya. Dengan tidak adanya Inggris, negara-ncgara
NATO yang lebih kecil mungkin akan mengikuti, dan NATO pelan-pelan akan
mati, meninggalkan Amerika Serikat berdiri sendiri di sisi Atlantik yang lain.

Jelaslah bahwa semua yang telah saya jelaskan dan uraikan dalam
memorandum ini tergantung pada pelaksanaannya, seiring dengan kemenangan

134

Partai Buruh, dan dalam hubungan ini, pemilihan umum yang akan datang, yang
diharapkan dilakukan dalam musim semi 1988, mungkin akan merupakan
kesempatan yang terakhir.

Semua uraian di atas ini adalah yang saya mak-sud dengan komentar saya di
resepsi makan ma-lam Jenderal Kryuchkov, bahwa stabilitas polilik Inggris
senantiasa dinilai terlalu tinggi oleh Mos-kow “dan belum pernah lebih tinggi
daripada sekarang ini”.

Hormat saya, Harold Adrian Russell Philby


www.ac-zzz.tk

Tanggapan sang Sckrctaris Jcndcral atas memorandum itu—sangat


mengherankan dan sangat menyenangkan—ternyata cepat. Hampir-hampir tidak
lebih dari schari setelah Philby menyerahkan memorandum itu kepada Mayor
Pavlov, perwira muda yang misterius dan bermata dingin dari Di rektorat
Sembilan itu telah datang kembali. Di tangannya ada sebuah amplop manila
yang di-serahkannya kepada Philby tanpa mengucapkan apa-apa sebelum ia
membalikkan badannya untuk pergi.

Itu sebuah sural, lagi-lagi dengan tulisan tangan Sekretaris Jenderal, singkal
dan to the point seperti biasa.

Di dalam suratnya, pemimpin Soviet itu mengucapkan terima kasih kepada


temannya Philby untuk apa yang telah dilakukannya. Ia sendiri telah

135

mcngecek kebenaran isi memorandum itu dan me-nyatakannya sebagai sangat


akurat Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa kemenangan Partai Buruh Inggris
dalam pemilihan umum yang akan datang adalah masalah top priority bagi Uni
Soviet la telah membentuk sebuah komite penasihat terbatas, yang
bertanggung jawab dan melapor ha-nya kepada dia sendiri, untuk memberikan
pertim-bangan kepadanya mengenai kemungkinan-kemungkinan di masa yang
akan datang. Ia me-wajibkan dan meminta bantuan Harold Philby untuk
bertindak sebagai penasihat bagi komite tersebut

136

PRESTON duduk di kantor Bertie Capstick yang nampak sangat kuatir dan
scdang mengamati sepuluh lembar kertas fotocopy yang tersebar di meja
tulisnya. Ia membacanya dengan teliti. “Be-rapa orang yang telah memegang
amplop ini?” ia bcrtanya.

“Si tukang pos, pasti. Hanya Tuhan yang tahu berapa orang yang memegangnya
di kantor pe-nyeleksi. Di dalam gedung ini, orang-orang front-office, pesurun
yang mcmbawa sural-sural pagi ke tiap-tiap kantor, dan aku sendiri. Amplop ini
pasti akan menyebabkan banyak kerepotan bagimu.”

“Dan kertas-kertas yang di dalamnya?”

“Cuma aku sendiri, Johnny. Tentu saja aku tidak tahu itu apa sampai aku
mengeluarkannya.”

Preston berpikir sejenak. “Selain orang yang mengeposkannya, kertas-kerlas


itu, kukira, mengandung sidik jari orang yang memindahkannya. Aku hams
www.ac-zzz.tk

miiiia Scotland Yard untuk memeriksanya. Secara pribadi aku tidak terlalu
optimis. Sekarang

137

mengenai isinya. Tampak seperti bahan tingkat tinggi sckali.”

“Yang paling tinggi,” kata Capstick dengan mu-ram. “Semuanya bersifat top
secret. Scbagian sangat peka sifatnya, mengcnai sekutu-sekutu NATO kita;
rencana antisipasi bagi NATO guna menghadapi kemungkinan berbagai ancaman
Soviet— bahan-bahan semacam itu.”

“Baiklah,” kata Preston, “man kita pikirkan kemungkinan-kemungkinannya.


Sabar sedikit Mi salnya, kita anggap bahwa ini dikirim kembali oleh scorang
warga yang peduli akan kepentingan masyarakat yang karena satu dan lain
alasan tidak ingin dikenali. Ini sering terjadi; orang tidak ingin tcrlibat Dari
mana orang itu memperoleh dokumen ini? Ada tas kantor yang ditinggalkan di
ruang ganti pakaian, taksi, klub?”

Capstick menggelengkan kcpala. “Secara legal tidak mungkin, Johnny. Bahan


seperti ini tidak akan pernah—dalam situasi apa pun—keluar dari grilling,
kecuali barangkali saat dikirimkan dalam kantong yang disegel ke Kantor
Kcmcnterian Luar Negcri atau Kantor Kabinet Sampai saat ini be-lum ada
laporan bahwa ada kantong milik Bagian Arsip yang diacak-acak orang. Lagi
pula, dokumen ini tidak ditandai dengan tujuan di luar gedung ini, seperti
layaknya kalau sebuah dokumen dikirimkan secara legal. Bahkan orang-orang
yang belum terbiasa dengan urusan begini pasti tahu aturan mainnya. Tak
scorang pun—sungguh tak scorang

138

pun— yang boleh membawa pulang bahan seperti ini untuk dipelajari.
Terjawabkah pcrtanyaanmu?”

“Lebih dari cukup,” kata Preston. “Dokumen ini datang kembali dari luar
kcmcnterian. Berarti sudah pernah dibawa keluar. Secara ilcgal. Kecerobohan
berat? Atau usaha pembocoran yang di sengaja?”

“Coba lihat tanggal-tanggal asalnya,” kata Capstick. “Sepuluh lembar dokumen


ini bcrada dalam masa satu bulan. Tidak mungkin lembaran-lembaran ini tiba di
mcja dalam satu hari. Semuanya ini pasti dikumpulkan dalam suatu jangka
waktu tertcntu.”

Preston, dengan menggunakan saputangannya, memasukkan kembali kesepuluh


lembar dokumen itu ke dalam amplop asalnya. “Ini harus kubawa ke Charles
Street, Bertie. Boleh kupakai teleponmu?”
www.ac-zzz.tk

Ia menelcpon Charles Street dan minta dihubungkan langsung ke kantor Sir


Bernard Hcmmings. Dircklur Jenderal ada di tempat, setelah menunggu
bebcrapa waktu dan atas sedikil desakan dari Preston, akhirnya ia mau
menjawab telcpon itu sendiri. Preston hanya minta waktu untuk sebuah
appointment beberapa menit setelah itu dan itu diperolehnya. Ia meletakkan
telepon dan menoleh kepada Brigadir Capstick.

“Bertie, untuk sementara ini jangan melakukan atau mengatakan apa-apa dulu.
Kepada siapa pun. Berlakulah seakan hari ini sama seperti hari-hari

139

rutin lainnya,” kata Preston. “Kau akan terus ku-hubungi.”

Tidak mungkin meninggalkan kementerian dengan membawa dokumen itu


tanpa kawalan. Brigadir Capstick meminjamkan kepadanya salah satu dari
kurirnya, scorang bekas pengawal yang kuat dan tegap.

Preston meninggalkan kcmcnterian dengan dokumen tersebut di dalam tas


kantornya sendiri dan naik taksi menuju Charges Apartments; ia menyaksikan
taksi itu lenyap melalui Clarges Street sebelum melangkahkan kakinya sejauh
dua ratus meter menuju Charles dan kantor pusatnya, di sana ia dapat
menyuruh pengawalnya meninggalkannya. Sir Bernard menemuinya sepuluh
menit kemudian.

Spycatcher tua itu nampak muram, seakan ia sedang kesakitan, yang memang
sering dialaminya. Penyakit yang diidapnya jauh di dalam tubuhnya tidak
kentara dari luar, tapi tes-les medisnya tak dapat diragukan lagi. Tinggal
setahun lagi, kata mereka, dan tidak bisa dioperasi. Dia akan pensiun pada
tanggal 1 September, dan ditambah dengan cuti masa kerja berarti ia sudah
bisa pergi pertengahan Juli, enam minggu sebelum ulang tahunnya yang
kcenam puluh.

Barangkali dia sudah meninggalkan semua itu kalau bukan karena langgung
jawab pribadi mem-bebaninya. Ia punya istri kedua yang membawa scorang
anak perempuan tiri ke dalam perkawinan tersebut—anak yang sangat dicintai
pria tua yang

140

tak punya anak itu. Anak itu masih bersekolah. Pensiun sebelum waktunya akan
menyebabkan dana pensiunnya dipotong cukup banyak, yang akan
menyebabkan jandanya dan anak perempuan nya itu berada dalam kondisi yang
kurang bagus. Apakah itu bijaksana atau tidak, ia berusaha untuk melanjutkan
be kerja sampai saat pensiunnya yang resmi jatuh waktunya, supaya dengan
www.ac-zzz.tk

demikian ia bisa mewariskan pensiun penuh kepada mereka. Setelah bekerja


seumur hidup, cuma aset itulah yang dimilikinya.

Preston menjelaskan secara singkat dan tepat apa yang telah terjadi di
Kementerian Pertahanan pagi itu, dan pandangan Capstick mengenai besarnya
kemungkinan bahwa dokumen itu dikeluarkan dari kementerian secara sengaja.

“Oh, my Godt lagi-lagi begilu,” gumam Sir Bernard. Masih segar dalam
ingatannya peristiwa Vas-sall dan Prime, juga reaksi pahil orang Amerika ketika
mereka menerima berita itu.

“Well, John, kau mau mulai dari mana?”

“Saya telah memberitahu Bertie Capstick untuk berdiam diri untuk sementara,”
kata Preston. “Kalau kita memang benar mempunyai scorang pengkhianat
sejati di dalam kementerian, maka ada misteri yang kedua: Stapa yang
mengirimkan dokumen ini kembali kepada kita? Pejalan kaki yang kebetulan
lewat? Maling yang licin? Istri yang memendam rasa bersalah? Kita tidak tahu.
Tapi jika kita bisa menemukan orang itu, kita mungkin

141

akan tahu di mana dia memperoleh barang itu. Itu akan memperpendek
rangkaian penyelidikan. Saya tidak berharap banyak mcngenai amplop itu—
cuma amplop coklat biasa yang dijual di ribuan toko, prangko biasa, alamatnya
dalam hum I bcsar blok yang dilulis dengan pena her ma la lunak, dan sudah
dipegang-pegang oleh begitu banyak orang yang tidak kita kenal. Tapi kertas-
kertas di dalamnya mungkin masih mcngandung sidik-sidik jari. Saya ingin
Scotland Yard melakukan tes atas semua kertas itu—di bawah pengawasan,
tentunya. Setelah itu, mungkin kita akan tahu apa yang harus kita lakukan.”

“Gagasan bagus. Kauurus sektor itu,” kata Sir Bernard. “Aku harus
membcritahu Tony Plumb dan barangkali juga Perry Jones. Aku akan berupaya
agar bisa mengadakan pertcmuan dengan mereka berdua saat makan siang.
Tergantung pada pendapat Perry Jones, tentunya, tapi kita harus menetapkan
J1C barang ini. Kaukerjakanlah apa rencanamu itu, John, dan hubungilah aku
selalu. Kalau Yard mencmukan scsuatu, aku ingin tahu.”

Di Scotland Yard, mereka sangat membantu, menugaskan salah satu petugas


lab mereka yang terbaik untuk semua kepenlingan Preston. Preston berdiri di
scbclah teknisi sipil itu saat dia dengan hati hati membersihkan debu-debu
pada setiap kertas itu. Mau tak mau terbaca olch teknisi itu kata-kala TOP
SECRET di setiap kepala halaman.

142
www.ac-zzz.tk

“Ada yang nakal di Whitehall sana, ya?” tanya teknisi itu memancing.

Preston menggelengkan kepala. “Bodoh dan ma-las,” ia berdusta. “Barang itu


seharusnya sudah berada di mesin pemusnah, bukannya di keranjang sampah.
Akan berakibat buruk bagi petugas yang bertanggung jawab alas ini kalau kita
bisa menemukan sidik jarinya di situ.”

Teknisi itu tidak berminat lagi. Setelah selesai mcmeriksa semuanya, ia


menggelengkan kepala. “Tidak ada apa-apa,” katanya. “Bersih sckali. Tapi satu
hal Anda harus tahu. Kertas-kertas itu telah dibersihkan. Ada satu set sidik jari
yang jelas, tentu saja, barangkali punya Anda sendiri.”

Preston mcngangguk. Tak perlu diutarakan bahwa satu set sidik jari itu adalah
milik Brigadir Capstick.

“Itulah masalahnya,” kata teknisi itu. “Kertas jenis ini menyerap sidik jari
dengan sangat bagus, dan bisa bertahan selama berminggu-minggu, mungkin
berbulan-bulan. Seharusnya ada lagi paling sedikit satu set, mungkin lebih.
Petugas yang menyentuh ini sebelum Anda, misalnya. Tapi tidak ada apa-apa.
Sebelum dibuang ke dalam keranjang sampah, kertas-kertas ini telah
dibersihkan dengan secarik kain. Saya bisa melihat serat-serat kainnya. Tapi
tidak ada sidik jari. Maaf.”

Preston tidak meminta dia untuk mcmeriksa amplopnya. Siapa pun yang telah
menghapus sidik-sidik jari itu dari dokumen tersebut pastilah tidak

143

akan membiarkan sidik jarinya ada pada amplop itu. Lagi pula, amplop itu akan
mengungkapkan dustanya tentang petugas yang ceroboh. Ia memungut
kesepuluh kertas rahasia itu dan meninggalkan lab itu. Ternyata Capstick
benar, pikirnya. Memang ada kebocoran, kebocoran yang amat bu-ruk. Sudah
jam tiga sore; ia kembali ke Charles Street dan menunggu Sir Bernard.

Sir Bernard, dengan memaksakan diri, pergi ma-kan siang dengan Sir Anthony
Plumb, kepala Komite Intelijen Gabungan (JIC—Joint Intelligence Committee),
dan Sir Peregrine Jones, wakil Menteri Pertahanan. Mereka bertcmu di sebuah
ruang khusus di klub St. James. Kedua pcjabat pemerintah senior itu agak
tegang karena sadar akan pentingnya permintaan Direktur Jenderal MI-5 dan
memesan makan siang mereka dengan agak tor cenung. Ketika pelayan sudah
pergi, Sir Bernard menceritakan kepada kedua orang itu apa yang telah terjadi.
Sclera makan kedua orang itu langsung hilang.

“Kalau saja Capstick sudah melaporkannya pa-daku,” kata Sir Perry Jones
sedikit jengkel. “Sangat tidak enak diberitahu seperti ini.”
www.ac-zzz.tk

“Kukira,” kata Sir Bernard, “orangku, Preston, yang meminta dia untuk
berdiam diri sedikit lebih lama lagi, sebab kalau kita mengalami kebocoran di
tingkat tinggi dalam kementerian ini, pelakunya

144

tidak boleh tahu bahwa kita telah mendapatkan dokumen itu kembali.”

Sir Peregrine menggerutu, tapi agak terhibur.

“Bagaimana pendapatmu. Perry?” tanya Sir Anthony Plumb. “Dengan cara yang
seceroboh apa bahan itu bisa keluar dari kementerian dalam ben-tuk
fotocopy?”

Pejabat puncak Kementerian Pertahanan itu menggelengkan kepalanya.


“Kebocoran itu bisa saja terjadi di tingkat yang tidak setinggi itu,” katanya.
“Semua pejabat puncak pasti punya staf pribadi. Sering kali banyak copy dibuat
—terkadang tiga atau empat orang harus melihat suatu dokumen asli. Tapi
copy-copy itu didaftarkan sewaktu dibuat, dan kemudian dihancurkan. Tiga
copy dibuat, maka tiga copy juga yang dimusnahkan setelah selesai dipakai.
Masalahnya, seorang pejabat senior tidak bisa memusnahkan dokumennya
sendiri. Ia akan menyerahkan tugas itu kepada salah satu stafnya. Tentu saja
mereka diperiksa dengan saksama, tapi tidak ada sistem yang sempurna.
Kenyataannya, copy-copy itu, yang dibuat dalam rentang waktu satu bulan
penuh, bisa di-bawa keluar dari kementerian. Tidak mungkin itu
ketidaksengajaan atau bahkan kecerobohan. Pastilah itu dilakukan dengan
sengaja. Kurang ajar….” Ia meletakkan pisau dan garpunya di atas makanan
yang hampir tidak disentuhnya. “Maafkan aku, Tony, tapi kukira ini adalah
suatu hal yang amat buruk.”

145

Sir Tony Plumb nampak muram. “Kurasa aku harus membentuk sebuah
subkomile icrbatas JIC,” katanya. “Untuk masalah ini, harus sangat terbatas.
Hanya Kantor Kementerian Dalam Ncgeri, Kantor Kementerian Luar Negeri,
Pertahanan, Sekretaris Kabinet, Kepala-kepala Lima dan Enam, dan seseorang
dari GCHQ. Tidak bisa lebih kecil lagi dari itu.”

Disetujui bahwa ia akan memanggil calon-calon anggota subkomite itu untuk


berapat keesokan ha rinya dan Hemmings akan memberitahu dia kalau Preston
memperolech sesuatu di Scotland Yard. Sampai di situ mereka berpisah.

JIC yang lengkap merupakan sebuah komite yang agak besar. Selain setengah
lusin kementerian dan sejumlah badan, ketiga angkatan bersenjata, dan kedua
dinas intelijen, tercakup juga di dalamnya perwakilan-perwakilan Canada,
www.ac-zzz.tk

Australia, New Zealand, yang berbasis di London, dan, tentu saja, ClA-nya
Amerika.

Rapat-rapat pleno jarang sekali diadakan dan agak formal sifatnya. Subkomite
terbatas lebih se-ring diselenggarakan, scbab yang hadir di situ, yang berurusan
dengan masalah khusus, biasanya lebih saling mengenal secara pribadi dan
dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat

Subkomite yang dibentuk Sir Anthony Plumb, sebagai kepala JIC dan sebagai
koordinalor in—

146

telijen pribadi Perdana Menteri, pada pagi tanggal 21 Januari itu diberi nama
sandi Paragon. Subkomite itu bertemu pada jam 10.00 pagi di Ruang Briefing
Kantor Kabinet, yang dikenal sebagai COBRA (Cabinet Office Briefing Room),
dua lan-tai di bawah lantai dasar Kantor Kabinet di Whitehall, yailu sebuah
ruang konferensi yang bcr-AC, kedap sUara, dan yang setiap hari dibersihkan
dari alat-alat penyadap.

Secara teknis, tuan rumahnya adalah Sekretaris Kabinet, Sir Martin Flannery,
tapi ia mengalihkan jabatannya kepada Sir Anthony, yang mengepalai
pertemuan itu. Sir Perry Jones hadir di sana sebagai wakil Kementerian
Pertahanan, Sir Patrick (Paddy) Strickland dari Kementerian Luar Negeri, dan
Sir Hubert Villiers dari Kementerian Dalam Negeri, yang secara politis
memimpin MI-5.

GCHQ (Government Communications Headquarters) atau Markas Besar


Komunikasi Pemerintahan, dinas pengawasan negara yang berkantor di
Gloucestershire, yang peranan pengawasannya begitu penting di zaman high-
lech ini sehingga hampir-hampir merupakan dinas intelijen terse n diri, telah
mengirim wakil direktur jenderalnya, karena DG (Direklur Jcndcral) sedang
berlibur.

Sir Bernard Hemmings tiba dari Charles Street, dengan mcngajak Brian
Harcourt-Smilh. “Kurasa akan lebih baik jika Brian dilibatkan secara pe-nuh,”
Hemmings menjelaskan kepada Sir Anthony. Semua yang hadir tahu bahwa yang
dimaksudkan—

147

nya adalah “kalau kalau sualu waktu aku tidak bisa hadir lagi.”

Orang terakhir yang hadir, yang duduk diam tidak bergerak di ujung meja
panjang berhadapan dengan Sir Anthony Plumb, adalah Sir Nigel Irvine, kepala
SIS (Secret Intelligence Service) atau MI-6.
www.ac-zzz.tk

Anehnya, walaupun MI-5 memiliki scorang direktur jenderal, MI-6 tidak. Ia


memiliki seorang kepala (chief), di kalangan dunia intelijen dan Whitehall
dikenal sebagai “(”” saja, siapa pun namanya. Juga, lebih aneh lagi, “C” itu
bukanlah singkatan dari Chief. Nama pimpinan MI-6 yang pertama adalah
Mansfield-Cummings, dan “C” ini adalah singkatan nama belakangnya itu. Ian
Fleming mengambil singkatan nama depannya, yaitu “M”, untuk figur sang
pimpinan di dalam novel-novel James Bond-nya.

Jadi, total seluruhnya ada sembilan orang di sekeliling meja itu; tujuh di
antaranya bergelar bangsawan yang mewakili kekuasaan dan pengaruh yang
lebih besar daripada yang bisa dipunyai tujuh orang yang mana saja di Kerajaan
Inggris. Semua nya telah saling mengcnai dengan baik dan saling memanggil
nama depan masing-masing. Masing-masing dari mereka bisa memanggil kedua
wakil direktur jenderal itu dengan nama depan mereka, akan tetapi para DDG
(Deputy Director General—Wakil Direktur Jenderal) itu memanggil

14S

pejabat-pejabat senior itu dengan sebutan “sir”. Semua itu sudah dimaklumi.

Sir Anthony Plumb membuka rapat itu dengan uraian singkat tentang apa yang
ditemukan di hari scbelumnya, yang mengundang gumam-gumam kc-heranan,
dan menyilakan Sir Bernard Hemmings untuk melanjutkan ceritanya. Pimpinan
Lima itu mclcngkapinya dengan rinciannya, termasuk gagalnya Scotland Yard
menemukan sidik-sidik jari. Sir Perry Jones menutup pembicaraan itu dengan
ke-yakinannya bahwa keluarnya fotocopy-fotocopy itu dari dalam kementerian
tidak mungkin disebabkan oleh suatu kebetulan atau keccrobohan semata. Itu
pasti dilakukan dengan sengaja dan dengan sembunyi-sembunyi.

Ketika dia mengakhiri pembicaraannya, semua yang hadir di sekeliling meja itu
diam seribu bahasa. Dua kata menggantung bagaikan hantu di atas mereka
semua: damage assessment (perkiraan jumlah kcrugian). Sudah berapa lama itu
berlangsung? Bcrapa dokumen yang telah hilang? Tujuannya ke mana? (Mcski
pertanyaan yang satu ini sudah cukup jelas jawabannya.) Jenls-jenis dokumen
apa saja yang telah dibajak? Seberapa besar kerugian yang diderita Inggris dan
persekutuan NATO? Dan bagaimana caranya kita memberitahukan masalah ini
kepada sekutu-sekutu kita?

“Siapa yang Anda tugaskan untuk menangani ini?” Sir Martin Flannery bertanya
kepada Hemmings.

149

“Namanya John Preston,” kata Hemmings. “Dia adalah C1(A). Pejabat


kementerian, Brigadir Capstick, memanggil dia ketika bingkisan itu tiba melalui
pos.”
www.ac-zzz.tk

“Kita bisa… ee… menugaskan seseorang yang lebih… berpengalaman,” usul


Brian Harcourt-Smith.

Sir Bernard Hemmings mengernyitkan keningnya. “John Preston adalah


pendatang belakangan,” ia menjelaskan. “Sudah bekerja bersama kita se-lama
enam tahun. Saya mempercayai dia sepenuhnya. Dan ada alasan lain. Kita hams
menganggap bahwa kebocoran ini disengaja.”

Sir Perry Jones mengangguk dengan muram.

“Kita juga bisa menganggap,” Hemmings melanjutkan, “bahwa orang yang


bertanggung ja-wab—akan kusebut dia ‘Chummy’—sadar akan hilangnya
dokumen itu dari tempatnya menyimpan. Kita bisa berharap bahwa Chummy
tidak tahu bahwa dokumen itu telah dikembalikan tanpa ala-mat pengirim ke
kcmcnterian. Toh, kemungkinan besar saat ini Chummy sedang kebingungan
dan dalam keadaan frustrasi. Kalau kita mengerahkan sepasukan penyelidik,
Chummy akan tahu permainannya sudah berakhir. Jangan sampai nanti dia
kabur dan menjadi bintang di sebuah konferensi pers di Moskow. Saya
mengusulkan untuk sementara ini kila bersikap low profile saja dan menjajaki
apakah kita bisa memperoleh petunjuk secara dini. Sebagai pimpinan C1(A)
yang baru.

150

Preston cukup punya alasan untuk melakukan tur ke kementerian-kementerian


dan melakukan penyelidikan, dalam gaya rutin, sesuai dengan prosedur. Itu
akan meruupakan penyamaran yang terbaik yang bisa kita peroleh. Kalau kita
beruntung. Chummy tidak akan menyadarinya.”

Dari ujung meja tempat ia duduk Sir Nigel Irvine mengangguk. “Masuk akal,”
katanya.

“Ada kemungkinan kau bisa memperoleh petunjuk melalui salah satu


sumbermu, Nigel?” tanya Anthony Plumb.

“Aku akan menugaskan beberapa orang pelacak,” katanya seakan tak acuh.
Andreyev, begitu pikimya; dia perlu mengadakan pertemuan dengan Andreyev.
“Bagaimana dengan sekutu-sekutu kita yang bersimpati?”

Sir Nigel sudah tujuh tahun berdinas di posnya yang sekarang dan ini adalah
tahun dinasnya yang terakhir. Berperangai halus, berpengalaman, dan pandai
menyimpan perasaan, ia sangat di hormati oleh dinas-dinas rahasia sekutu
Eropa dan Amerika Utara. Toh, bertindak sebagai penanggung jawab masalah
ini bukanlah sesuatu yang dapat dianggap ringan. Tak bisa ditemukan jalan
yang mudah untuk memenangkan permainan ini. Dia sedang
mempertimbangkan Alan Fox, agen penghubung senior CIA London yang tidak
www.ac-zzz.tk

ramah dan terkadang sarkastik. Alan akan minta bayaran tinggi—amat tinggi—
jika dilibatkan dalam masalah ini. Sir Nigel mengangkat bahu dan tersenyum.
“Aku setuju dengan Bernard.

151

Chummy saat ini pasti sedang kuatir. Kurasa kita bisa menganggap dia tidak
akan cepat-cepat mencuri dokumen top secret lainnya dalam beberapa hari
mendatang ini. Akan lebih enak kita memberitahu sckutu-sekutu kita kalau
sudah ada sedikit kemajuan, dengan suatu perkiraan jumlah kerugian. Aku ingin
menunggu dan melihat apa yang bisa diperoleh oleh orang kita, Preston.
Sedikitnya untuk beberapa hari ini.”

Sir Anthony mengangguk. “Perkiraan jumlah kerugian memang sangat penting.


Dan rasanya itu tidak mungkin diperoleh sampai kita sudah bisa menemukan
Chummy dan membujuk dia untuk menjawab beberapa pertanyaan. Jadi untuk
sementara ini kita rupanya harus bergantung pada kemajuan yang dicapai
Preston.”

“Kedengarannya seperti judul sebuah buku,” sa-lah seorang menggumam seusai


pertemuan itu, para permanent under secretary itu langsung melakukan
briefing dengan para mentrinya dalam kerahasiaan yang ketat, dan Sir Martin
Flannery tahu bahwa dia akan harus mengalami beberapa saat yang kurang
nyaman dengan Mrs. Margaret Thatcher yang sangat berwibawa.

••*

Keesokan harinya, di Moskow, sebuah komite lain menyelenggarakan


pertemuannya yang pertama.

152

Mayor Pavlov menelcpon Philby beberapa saat setelah makan siang untuk
memberitakan bahwa ia akan menjemput kamerad kolonel itu pada jam enam;
sang Kamerad Sekretaris Jenderal PKUS (Partai Komunis Uni Soviet) ingin
berjumpa dengannya. Philby menduga (dan ia benar) bahwa tenggang waktu
lima jam itu sengaja diberikan supaya dia bisa datang dalam keadaan tidak ma-
buk dan dalam pakaian yang layak.

Jalan-jalan pada jam itu, yang diselimuti salju, penuh scsak dengan arus lalu
lintas, tapi mobil Chaika dengan pelat nomor MOC itu meluncur lancar di jalur
tengah yang disediakan khusus untuk kaum vlasti, kaum elit, kucing-kucing
gemuk dalam masyarakat tak berkclas yang menjadi im-pian Marx—masyarakat
itu ternyata telah menjadi suatu masyarakat yang terkolak-kotak, berlapis-
lapis, dan berkelas-kclas yang hanya bisa terjadi di dalam suatu hierarki
birokratik yang mahaluas.
www.ac-zzz.tk

Ketika mereka melewati Ukraina Hotel, Philby menyangka mereka akan


melakukan perjalanan jauh ke dacha di Usovo, tapi kira-kira satu kilometer dari
situ mereka berbelok menuju pintu gerbang yang berportal yang menuju ke
gedung berlantai delapan yang besar di Kutuzovsky Prospekt 26. Philby
terheran-heran masuk ke tempat tinggal pribadi anggota Politbiro sungguh
merupakan suatu kehormatan yang langka.

Nampak orang-orang Direktorat Utama Sembilan berlalu-lalang di trotoar dalam


pakaian biasa.

153

tapi yang bertugas di gerbang baja itu semuanya berseragam, mengenakan


mantel abu-abu tebal, topi shapka dari bulu binatang dengan penutup telinga
terpasang, dan dengan Icncana biru Pengawal Kremlin. Mayor Pavlov
menunjukkan identitasnya dan gerbang baja itu membuka. Cbaika itu meluncur
menuju halaman gedung yang luas dan lengang, kemudian berhenti

Tanpa mengucapkan apa-apa mayor itu membawa Philby masuk ke dalam


gedung, melalui dua pemeriksaan jati diri, dengan metal-detector yang
tersembunyi dan X-ray scanner, lalu menuju ke lift. Sampai di tingkat tiga
mereka melangkah keluar, seluruh lantai ini dimiliki olch sang Sekretaris
Jenderal. Mayor Pavlov mengetuk sebuah pintu; pintu itu membuka, muncul
seorang major-domo—kepala pelayan—yang mengenakan pakaian putih-putih,
yang menyilakan Philby masuk. Mayor yang pendiam itu melangkah mundur dan
pintu tertutup di belakang Philby. Pelayan mengambil mantel dan topi nya dan
dia diantarkan ke sebuah ruang duduk besar, sangat hangat karena orang-orang
tua tidak tahan dingin, tapi herannya pe-rabotannya sederhana.

Tidak seperti Leonid Brezhnev, yang mcncintai pajangan yang scmarak, gaya
rococo, dan yang mewah, sekretaris jenderal ini dikenal sebagai seorang
puritan dalam seleranya pribadi. Perabotannya terbuat dari kayu Swedia atau
Finlandia, berbentuk sederhana, putih rapi, dan fungsional. Kecuali dua

154

permadani Bokhara yang pasti sangat mahal, tak ada barang antik. Ada sebuah
meja kopi rendah dan empat kursi yang diatur mengitarinya, lingkaran itu
nampak terbuka di satu tempat untuk kursi kelima yang masih belum ada.
Nampak tiga orang masih berdiri—tak scorang pun duduk sebelum dipersilakan.
Philby kenal mereka semua, dan mereka menyapanya dengan menganggukkan
kepala.

Satu bernama Vladimir Ilich Krilov. la profesor sejarah modern di Universitas


Moskow. Peranannya yang terpenting adalah sebagai ensiklopedi berjalan
mengenai partai-partai sosialis dan komunis di Eropa Baral; ia mengkhususkan
www.ac-zzz.tk

diri dalam masalah masalah Inggris. Lebih penting lagi, dia juga anggola Soviet
Tertinggi, yaitu lembaga paling tinggi di Uni Soviet, yang menganut paham
parlemcn satu partai; anggota Akademi Ilmu Pengetahuan; dan sering berperan
sebagai konsultan bagi Departemen Internasional Komite Sentral tempat sang
Sekretaris Jenderal pernah menjabat sebagai pimpinan.

Pria yang mengenakan pakaian sipil tapi sikapnya seperti seorang militer itu
adalah Jenderal Pyotr Sergeivitch Marchenko. Philby hanya kenal dia scpintas
lalu, tapi tahu bahwa ia seorang per wira senior di GRU, dinas intelijen militer
milik angkatan bersenjata Soviet. Marchenko sangat ahli dalam teknik-teknik
keamanan dalam negeri dan lawannya destabilisasi, minatnya yang khusus
adalah negara-negara demokrasi Eropa Barat, yang angkatan kepolisiannya dan
kekuatan keamanan

155

dalam negerinya telah dipelajarinya selama separo masa hidupnya.

Orang yang ketiga adalah Dr. Josef Viktorovitch Rogov, juga seorang
akademikus, bidang fisika. Tapi kcmasyhurannya ada pada gelarnya yang
satunya lagi—grand master catur. Ia dikenal sebagai salab satu dari sedikit
teman pribadi sang Sekretaris Jenderal, orang yang string dimintai bantuan
oleh pemimpin Soviet itu manakala ia merasa perlu menggunakan otak
kawannya yang cemerlang itu untuk memikirkan tahapan-tahapan perencanaan
operasi-operasi tertentu.

Keempat pria itu sudah dua menit berada di situ ketika pintu ganda di ujung
ruangan itu membuka dan masuklah sang penguasa Uni Soviet yang tak
tcrbantahkan, penguasa terhadap negara-negara satelit, dan koloni-koloninya.

Ia duduk di kursi roda yang didorong oleh seorang pembantu berperawakan


jangkung yang mengenakan jas putih. Kursi roda itu didorong masuk ke tempat
kosong dalam lingkaran itu, yang memang disediakan untuknya.

“Silakan duduk,” kata sang Sekretaris Jenderal.

Philby heran melihat perubahan dalam diri orang ini. Ia berumur tujuh puluh
lima dan punggung tangannya berbercak-bercak seperti tangan orang yang
sangat tua. Operasi bedah jantung di tahun 198S nampaknya berhasil baik, dan
alat pacu jantung itu rupanya bcrfungsi dengan baik. Tapi toh dia kelihatan
sangat rapuh. Rambutnya

156

yang putih, tebal, dan berkilau dalam potret Upacara Hari Buruh, bulan Mci itu,
yang membuatnya nampak seperti seorang dokter keluarga yang favo-rii, kini
www.ac-zzz.tk

telah hampir lenyap. Di sekitar kedua ma ia nya nampak bercak-bercak


kecoklatan.

Satu setengah kilometer dari Kutuzovsky Prospekt, dekat desa tua Kuntsevo, di
sebuah kawasan luas yang dikelilingi pagar kayu palisade sc.tinggi dua meter di
jantung hutan pohon birkin, tertetak Rumah Sakit Komite Sentral yang super-
eksklusif. Rumah sakit ini merupakan modernisasi dan per-luasan Klinik
Kuntsevo yang lama. Di halaman rumah sakit itu terletak dacha tua milik Stalin,
sebuah bungalo yang ternyata sangat sederhana tempat sang tiran telah begitu
banyak menghabiskan waktunya dan tempat ia akhirnya meninggal. Seluruh
dacha ini telah diubah bentuknya menjadi unit medis gawat darurat yang paling
modern demi kepentingan pria yang sekarang sedang duduk di kursi rodanya
mengamati mereka satu per satu. Enam dokter spesialis top standby penuh di
dacha Kuntsevo itu, dan mereka inilah yang setiap minggu menyelenggarakan
perawatan terhadap sang Sekretaris Jenderal. Nampak jelas bahwa mereka
hanya sekadar berusaha mempertahankan hidupnya. Tapi otaknya masih utuh,
di balik tatapan mata yang dingin melalui kacamata berbingkai emas itu. Ia
jarang mengedipkan mata, dan jika itu dilakukannya, maka kedipan matanya
sangat lam-bat, bagaikan burung yang tak berdaya.

157

Ia tidak menghabiskan waktu untuk berbasa-basi. Philby tahu ia tidak pernah


begitu. Sambil mengangguk kepada tiga pria yang lain, ia berkata, “Anda, para
Kamerad, telah membaca memorandum tcman kita, Kamerad Kolonel Philby.”

Itu bukan pertanyaan, tapi ketiga pria yang lain mengangguk tanda setuju.

“Jadi Anda tidak akan heran kalau tahu bahwa saya menganggap kemenangan
Partai Buruh Inggris, yang berarti kemenangan sayap ultra-kiri partai itu,
sebagai suatu prioritas bagi kepentingan Soviet Saya berharap Anda berempat
membentuk sebuah komite yang amat tertulup untuk memberitahu saya akan
metode-metodc yang menurut Anda baik yang dapat membantu kita—dengan
cara terselubung, tentunya—meraih kemenangan itu.

“Anda tidak boleh mcmbicarakan ini dengan siapa pun. Dokumen-dokumen,


kalau ada, akan dibuat oleh Anda sendiri. Catatan-catatan akan di-bakar.
Pertemuan-pertcmuan akan diadakan di rumah-rumah pribadi. Anda tidak akan
saling berhubungan di depan umum. Anda tidak perlu ber-konsullasi dengan
orang Iain. Dan Anda akan melapor kepada saya dengan cara menelepon ke sini
dan berbicara dengan Mayor Pavlov. Saya kemudian akan mengatur pertemuan
tempat Anda harus mengemukakan usulan-usulan Anda.”

Jelas bagi Philby bahwa pemimpin Soviet itu sedang mcmbicarakan masalah
yang amat rahasia
www.ac-zzz.tk

158

dan menganggapnya sebagai sesuatu yang amat serius. Seharusnya dia bisa saja
menyelenggarakan pertemuan itu di kantornya, di gedung Komite Sentral,
bangunan kelabu besar di Novaya Ploshed tempat semua pemimpin Soviet
pernah bekerja sc-jak zaman Stalin. Tapi para anggota Politbiro yang Iain akan
bisa melihal mereka datang atau pergi, atau mendengar tentang pertemuan
itu. Jelas Sekretaris Jenderal sedang membentuk sebuah komite yang amat
rahasia sifatnya, dan tak ada orang lain yang boleh tahu.

Ada satu hal lagi yang ganjil. Kecuali Sekretaris Jenderal sendiri—dan dia sudah
tidak menjabat pimpinan badan itu—tidak ada anggota KGB yang hadir; padahal
Dircktorat Utama Satu memiliki banyak file tentang Inggris dan ahli-ahli yang
perlu dicocokkan. Karena alasan pribadinya, pemimpin yang 1 it in ini telah
memilih untuk tidak melibatkan badan yang dulu pernah dipimpinnya.

“Ada hal-hal yang ingin ditanyakan?”

Philby mengacungkan tangannya. Sang Sekretaris Jenderal mengangguk.

“Kamerad Sekretaris Jenderal, saya dulu menyetir sendiri mobil Volga saya.
Sejak mengalami stroke tahun lalu, para dokter melarang saya menyetir
sendiri. Sekarang istri saya yang menyetir untuk saya. Tapi dalam hal ini, demi
menjaga kerahasiaan…”

“Saya akan menugaskan seorang pengemudi KGB untuk menyetir mobil Anda
untuk hal itu,”

159

kata sang Sekretaris Jenderal lirih. Mereka semua tahu, kctiga pria lainnya
telah mempunyai pengc-mudi yang a man untuk maksud itu.

Tidak ada point-point lain. Dengan anggukan sang Sekretaris Jenderal,


pembantu itu mendorong kursi roda bersama penumpangnya kembali melalui
pintu ganda. Keempat penasihat itu bangkit dan bersiap-siap untuk pergi.

Dua hari kemudian, di dacha di pedesaan, milik salah satu akademikus itu,
Komite Albion melakukan pembicaraan yang intensif.

Seperti judul buku atau tidak, Preston sudah membuat beberapa kemajuan.
Bahkan saat sidang per la ma Komite Paragon masih berjalan, ia sudah berada
di Bagian Arsip, jauh di dalam di bawah Kementerian Pertahanan.

“Bertie,” katanya kepada Brigadir Capstick, “se-jauh menyangkut kepentingan


staf di sini, aku ini sapu baru yang sedang mcrcpotkan diriku sendiri. Katakan
www.ac-zzz.tk

kepada mereka bahwa aku sedang mencoba mencari muka di depan atasanku.
Pcmcrik-saan prosedur secara rutin, mereka tidak perlu kuatir, cuma sesuatu
yang agak merepotkan.”

Capstick telah mcnjalankan bagian tugasnya, menyiarkan bahwa pimpinan baru


CI (A) sedang melakukan kunjungan ke kementerian-kementerian untuk
menunjukkan bahwa ia seorang pejabat yang aktif. Para petugas di Bagian Arsip
melotot dan melayani Preston dengan rasa jcngkcl yang discm—

160

bunyikan. Tapi Preston diberi akses. untuk memeriksa file-file—yang diambil


dan yang dikembalikan lagi, siapa saja yang telah melihal dokumcn-dokumen
itu, dan yang terpenting, pada tanggal-tanggal berapa saja.

Ia telah memperoleh satu hasil dengan cepat. Semua dokumen yang


dipertanyakan itu, kecuali satu, scharusnya ada di Kantor Kementerian Luar
Negeri atau Kantor Kabinet, sebab semua dokumen terscbut menyangkut
sekutu-sckutu Inggris di NATO dan bidang-bidang yang berkenaan dengan reaksi
gabungan NATO terhadap berbagai kemungkinan serangan Soviet.

Tapi satu dokumen tidak pernah keluar dari Kementerian Pertahanan.


Permanent Under Secretary, Sir Peregrine Jones, baru-baru ini kembali dari
pembicaraan di Washington di Pentagon; to-piknya adalah patroli gabungan
oleh kapal-kapal selam nuklir Inggris dan Amerika di Laut Tengah, Atlantik
Tengah dan Selatan, dan Samudera India. Ia telah mempcrsiapkan konscp
makalahnya tentang pembicaraan itu dan mengedarkannya ke sejumlah pejabat
senior di dalam kementeriannya. Bahwa ternyata konscp makalah terscbut
terdapat di antara dokumcn-dokumen yang dicuri, dalam bentuk fotocopy,
sedikitnya berarti bahwa kebocoran itu terjadi di dalam kementerian terscbut.

Preston melakukan analisa, mulai dari apa yang terjadi bcrbulan bulan yang
lalu, atas distribusi dokumen-dokumen top-secret. Semakin menjadi

161

jelas bahwa dokumcn-dokumen yang dikembalikan dalam bingkisan itu dibuat


dalam suatu jangka waktu tertentu, dari yang pertama sampai yang terakhir,
sclama empat minggu. Jelas juga bahwa setiap pejabat yang pernah menerima
dokumen-dokumen itu di mejanya juga telah menerima lebih dari itu. Jadi
pencurinya bcrsikap selektif.

Ada dua puluh empat orang yang mungkin sudah memperoleh semua, yakni
sepuluh dokumen itu, demikian kesimpulan Preston di akhir hari kedua.
Kemudian dia mutai mcngecck data ke tidakhadiran dari kantor-kantor itu,
perjalanan-pcrjalanan ke luar negeri, siapa saja yang mcngaku sakit flu—
www.ac-zzz.tk

dengan mengccualikan mereka yang tidak mungkin punya akses selama masa
pencurian itu dilakukan.

Ia dihambat oleh dua hal. Pertama, ia harus berpura-pura mcmeriksa sejumlah


penarikan dokumen yang lain supaya tidak mengundang kecurigaan atas
kcsepuluh dokumen khusus itu. Bahkan petugas-petugas Bagian Arsip pun suka
gosip, dan sumber kebocoran itu bisa saja seorang staf kelas rendah, scorang
sekretaris atau tukang ketik, yang bisa saja bergosip saat coffee-break dengan
scorang petugas adminislrasi. Kedua, ia tidak bisa menembus ke lantai-Iantai
atas untuk mcmeriksa jumlah fotocopy yang dibuat dari dokumen aslinya. Ia
tahu bahwa lumrah bagi seseorang untuk minta sebuah dokumen top-secret
dikeluarkan atas namanya, tapi mungkin saja orang itu ingin minta

162

pendapat dari rekannya. Jadi dibuatlah fotocopy, diberi nomor, dan diberikan
kepada rekan tersebut. Jika kelak dokumen itu dikembalikan, maka fotocopy
itu akan dimusnahkan—atau, dalam kasus ini, tidak dimusnahkan. Dokumen
aslinya dikembalikan ke Bagian Arsip. Tapi beberapa pasang mata mungkin
telah sempat melihat fotocopy itu.

Untuk memecahkan hambatan yang kedua, Preston kembali ke kementerian


bersama Capstick setelah hari gelap dan mcnghabiskan dua malam di lantai-
Iantai atas—yang kosong kccuali wanita-wanita pembersih yang bersikap tak
acuh—mengecek jumlah copy yang pernah dibuat. Dengan ini ia bisa melakukan
pengurangan-pengurangan lagi akan pihak-pihak yang tersangkut, yaitu jika ada
dokumen yang ada pada pejabat pemerintah senior yang sama sekali tidak
membuat copy-nya sebelum mengembalikannya kepada Bagian Arsip. Pada
tanggal 27 Januari Preston mclapor kembali ke Charles Street dengan Catalan
kemajuan sementara.

Brian Harcourt-Smith-lah yang menerima dia. Sir Bernard lagi-lagi tidak berada
di kantornya.

“Senang sekali kau telah memperoleh sesuatu buat kita, John,” kata Harcourt-
Smith. “Aku telah menerima dua telepon dari Sir Anthony Plumb. Rupanya
orang-orang Paragon itu mulai mendesak. Bicaralah.”

“Pertama,” kata Preston, “dokumen-dokumcn itu.

163

Itu ternyata diseleksi dengan hati-hati, seolah ma-ling kita hanya mengambil
bahan yang dipesan orang kepadanya. Itu membutuhkan keahlian. Jadi tidak
mungkin kalau dilakukan oleh staf kclas bawah. Mereka pasti akan bcroperasi
sesuai dengan prinsip sindrom magpie—sejenis burung ga-gak, yaitu menyambar
www.ac-zzz.tk

apa saja yang lewat. Ini mcmang catatan scmcntara, tapi jumlah tcrsangka
sudah banyak berkurang. Kukira pelakunya orang yang berpengalaman di bidang
ini dan sadar akan isi dokumennya. Berarti tidak mungkin pelakunya juru tulis
atau pcsuruh. Bagaimanapun juga, kebocoran itu tidak terjadi di Bagian Arsip.
Tidak ada segel kantong dokumen yang rusak, tidak ada pcnarikan dokumen
yang ilegal atau peng-copy-an tanpa izin.”

Harcourt-Smith mengangguk. “Jadi menumt kau itu terjadi di atas?”

“Ya, Brian, kukira begitu. Alasan yang kedua begini. Selama dua malam penuh
kuperiksa semua copy yang pernah dibuat. Tidak ada yang tidak be res. Jadi,
cuma tinggal satu hal saja. Pemus-nahan copy-copy itu. Seseorang seharusnya
memusnahkan tiga copy, tapi hanya dua yang dimus-nahkannya, lalu yang
kctiga diselundupkan keluar dari gedung. Sekarang tentang jumlah pejabat
senior yang bisa melakukan hal itu.

“Ada dua puluh empat yang mcmpunyai kemungkinan berhubungan dengan


kesepuluh dokumen itu. Kukira yang dua belas bisa kukeluarkan

164

karena mereka hanya pernah membuat satu copy saja—satu setiap orang—yaitu
untuk keperluan minta pendapat orang lain. Aturan mainnya cukup jelas.
Seseorang yang menerima fotocopy karena keperluan tadi harus
mcngcmbalikannya kepada orang yang mengirimkannya kepadanya. Menahan
copy seperti itu akan menimbulkan kecurigaan. Menahan sepuluh copy
merupakan hal yang tidak pernah tprdengar dilakukan orang. Jadi kita sudah
bisa memfokuskan diri pada kedua belas orang yang mengeluarkan dokumen
asli dari Bagian Arsip.

“Dari mereka ini, tiga tidak ada di tempat karena bcrbagai alasan pada saat
pengeluaran dokumen—yaitu dengan melihat tanggal-tanggal dokumen yang
dikirim kembali oleh orang yang tidak dikenal itu. Orang-orang itu melakukan
pengeluaran dokumen pada tanggal-tanggal yang lain dan dengan demikian
harus disisihkan dari daftar. Berarti tinggal sembilan.

“Dari yang sembilan ini, empat tidak pernah membuat copy untuk minta
pendapat orang lain— sama sekali tidak pernah, dan tentu saja peng-copy-an
yang tidak diizinkan dan tidak didaftarkan adalah tidak mungkin.

“Kalau begitu tinggal lima,” gumam Harcourt-Smith.

“Benar. Nah, ini hanya tentatif—sementara— sifatnya, tapi ini kcsimpulan


terbaik yang bisa kubuat saat ini. Tiga dari lima itu, selama jangka

165
www.ac-zzz.tk

waktu itu, mempunyai dokumcn-dokumen lain di meja nya yang jenisnya sama
dengan dokumen-dokumen yang dicuri, yang isinya jauh lebih menarik, tapi
tidak dicuri. Logisnya, dokumen-dokumen itu seharusnya ikut dicuri. Jadi
daftarnya kupersempit sehingga hanya tinggal dua orang saja. Bclum ada yang
pasti, cuma mereka merupakan tersangka-tersangka utama.”

Ia menyorongkan dua file ke arah Harcourt-Smith, yang melihatnya dengan rasa


ingin tahu.

“Sir Richard Peters dan Mr. George Bcrenson,” Harcourt-Smith membacanya.


“Yang pertama adalah asistcn Under Secretary yang menangani Kebijakan
Internasional dan Industrial, dan yang kedua adalah wakil Kepala Pengadaan
Pertahanan (Defense Procurement). Kedua orang itu tentu saja punya staf
pribadi.”

“Ya.”

“Tapi kau tidak mendaftar staf-staf mereka sebagai tersangka! Bolehkah


kutanya mengapa?”

“Mereka memang tersangka,” kata Preston. “Kedua orang itu mungkin


mcnyuruh staf mereka membuat copy-copy itu untuk nantinya dimusnahkan.
Tapi itu berarti akan menjaring lebih dari selusin orang. Seandainya ternyata
kedua pemimpin itu bcrsih, maka untuk menangkap bawahannya dengan kerja
sama atasannya akan mudah sekali. Aku ingin mulai dengan kedua pemimpin
ini.

166

“Jadi apa yang kauperlukan?” kata Harcourt-Smith.

“Pengawasan total terselubung atas kedua orang ini untuk jangka waktu yang
terbatas, dengan pemcriksaan surat-surat pas dan penyadapan telepon,” kata
Preston.

“Aku akan minta pendapat Komite Paragon,” kata Harcourt-Smith. “Tapi


mereka ini adalah pejabat-pejabat senior. Jangan sampai kau keliru.”

Pertemuan Paragon yang kedua diselenggarakan di COBRA sore mcnjclang senja


hari itu. Harcourt-Smith mewakili Sir Bernard Hemmings. Dia membagikan
transkrip laporan Preston kepada semua yang hadir. Para pejabat senior itu
membaca laporan Preston dengan diam. Setelah .semua sclesai membaca, Sir
Anthony Plumb bertanya, “Well?”

“Nampaknya cukup logis,” kata Sir Hubert Villicrs.


www.ac-zzz.tk

“Kukira Mr. Preston telah melakukan tugasnya dengan baik sampai saat ini,”
kata Sir Nigel Irvine.

Harcourt-Smith tcrsenyum tipis. “Tentu saja bisa jadi bukan kedua pejabat
yang sangat senior ini,” katanya. “Seorang juru tulis yang diminta untuk
memusnahkan copy-copy, bisa saja dengan mudah nicngumpulkan sepuluh
dokumen.”

Brian Harcourt-Smith dulu bcrsekolah di sebuah sekolah swasta yang tidak


terkenal dan ia menyan—

167

dang suatu perasaan rendab diri yang sebenarnya sangat tidak perlu. Di balik
penampilannya yang halus, ia mampu melakukan hal hal yang kurang baik.
Sepanjang hidupnya ia tidak senang melihat betapa orang-orang di sekitarnya
bisa dengan san-tai menangani masalah masalah kehidupan mereka. Ia tidak
senang melihat jaringan relasi dan persahabatan yang seakan tidak terbatas
dan saling bcrkait, yang tcrbcntuk scjak masa sckolah, ketika masih di
universitas, atau semasa berdinas dalam resimen tempur—yang menjadi tempat
mereka bergantung kapan saja mereka menghcndakinya. Itu biasa disebut
sebagai “jaringan pak tua”, atau “lingkaran ajaib”, dan yang terutama
membuatnya kurang senang adalah karena ia tidak termasuk kclompok itu. Satu
hari nanti, begitu dikatakannya kepada dirinya sendiri berulang kali, kalau ia
telah memperoleh jabatan direktur jenderal dan memperoleh gelar
kebangsawanannya, ia akan dapat duduk sama tinggi dengan orang-orang ini,
dan mereka akan mau mendengarkan dia, benar-benar mendengarkan dia.

Di ujung meja. Sir Nigel Irvine, orang yang sangat peka, menangkap sorot mala
Harcourt-Smith dan merasa kuatir. Orang ini punya kcmam-puan untuk ma rah,
pikirnya. Irvine adalah rekan sebaya Sir Bernard Hemmings, dan mereka telah
saling mengenal sejak lama sekali. Ia tcpekur mc*-mikirkan calon pcngganti
sang Direktur Jenderal di musim gugur nanti. Ia bcrtanya-tanya dalam hati.

168

mengapa Harcourt-Smith punya kccenderungan untuk marah, dan punya ambisi


terselubung, dan ke manakah kcduanya ini akan menuju atau, barangkali,
sudah menuju.

“Well, kita sudah mendengar apa yang diinginkan Mr. Preston,” kata Sir
Anthony Plumb. “Pengawasan total. Akan kita penuhi itu?”

Tangan-tangan terangkat ke atas.


www.ac-zzz.tk

Setiap hari Jumat di MI-5 diselenggarakan apa yang mereka sebut sebagai rapat
“tawar-menawar”. Direktur Cabang K, yaitu gabungan dari seksi-seksi, yang
bertindak sebagai pimpinan rapat Dalam rapat tawar-menawar, direktur-
direktur yang lain mengajukan permintaan-permintaan berkenaan dengan
kcpcrluan-keperluan mereka—dana, pelayanan teknis, dan pengawasan
terhadap tersangka-tersangka favorit mereka. Beban yang ter-berat selalu
dipikul oleh direktur Cabang A, yang mcngcndalikan para pcngawas itu. Minggu
itu rapat nya didominasi, scjauh yang menyangkut pc-nyediaan pcngawas.
Mereka yang hadir pada hari Jumat tanggal 30 Januari itu mendapati bahwa
daftar pengawas sudah kosong. Dua hari sebelumnya, Harcourt-Smith,
berdasarkan permintaan Paragon, telah memberikan kepada Preston para
pengawas (agen rahasia) yang diperlukannya. Dengan enam agen untuk setiap
satu tim (empat membentuk “box”-nya dan dua menunggu di mobil yang
diparkir) dan empat tim untuk setiap dua puluh

169

empat jam, ditambah dua petugas survai, maka ia telah mengambi! empat
puluh dclapan agen dan mencopotnya dari tugas mereka yang lain. Scmpat
terjadi protes kcras, tapi tak scorang pun bisa berbuat apa-apa mengenai hal
itu.

“Ada dua target,” para petugas pemberi briefing di Cork berkata kepada tim-
tim itu. “Yang satu sudah menikah tapi istrinya sedang bcrada di pc-desaan.
Mereka tinggal di sebuah apartemen di West End dan ia pergi kerja dengan
berjalan kaki ke kementerian setiap pagi, sekitar dua sctengah kilometer. Yang
satu lagi seorang bujangan, tinggal di luar Edenbridge, di Kent. Ia pulang-pcrgi
dengan kcrcta setiap hari. Kita akan mulai besok.”

Bagian Technical Support—Bantuan Tcknis— mcngurus penyadapan telepon dan


pengecckan surat-surat pos, dan baik Sir Richard Peters mau-pun Mr. George
Berenson akan diamati dengan sangat ccrmat

Tim A terlambat untuk mengamati dalangnya kiriman langsung sebuah


bingkisan di F(ťntcnoy House. Bingkisan itu diambil si penerima dari penjaga
lobi saat dia pulang dari kerja. Isinya sebuah contoh tiruan Berlian Glen dari
batu-batu zirconium, yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak simpanan di
Coutts Bank keesokan harinya.

f^Y>V I Dllarangmeng komersil-kan atau Uul I kcsiaJanmenimpaandaselamanya

170

6
www.ac-zzz.tk

HARI Jumat {anggal tiga belas biasanya dianggap hari sial, tapi bagi John
Preston malah kebalikan-nya. Ia memperoleh hasil pertama dari penguntitan
yang mclelahkan terhadap kedua pejabat pemcrintah senior itu.

Pengawasan telah berjalan cnam belas hari tanpa hasil. Kedua orang itu adalah
manusia-manusia yang taat pada kebiasaan dan keduanya juga bukan tipe orang
yang sadar pengawasan—maksudnya, mereka tidak dengan sengaja membuat
ulah su-paya dikuntit, dan karena itu membuat tugas para agen menjadi
gampang. Tapi mcmbosankan.

Orang London itu meninggalkan apartemen Belgravia-nya setiap hari pada jam
yang sama, berjalan kaki ke arab Hyde Park Corner, berbclok ke Constitution
Hill dan melintasi St. James’s Park. Dan ia tiba di Horse Guards Parade. Ia
berjalan mclintasinya, melewati Whitehall, dan langsung masuk ke gcdung
kcmcnterian. Kadang-kadang dia makan siang di luar, kadang-kadang di dalam.

171

Petang harinya kcbanyakan ia bcrada di apartc-mcnnya atau di klubnya.

Si pejabat yang pulang-balik, yang hidup seorang diri di sebuah cottage yang
indah di luar Edenbridgc, setiap hari naik kereta yang sama ke London, berjalan
kaki dari Stasiun Charing Cross ke gedung kementerian, dan langsung lenyap ke
dalamnya. Para agen mengamati kclakuannya di rumahnya dan terus berjaga
sambil kedinginan di luar sampai behas tugas di waktu fajar untuk digantikan
olch tim siang yang pertama. Kedua orang itu tidak melakukan hal hal yang
mencurigakan. Pengecekan surat pos dan penyadapan telepon atas kedua orang
itu hanya menunjukkan surat surat tagihan rutin, surat pribadi, pcrcakapan
telepon yang nakal, dan suatu cara hidup yang biasa dan lerhormaL Sampai
tanggal tiga betas Februari itu.

Preston, sebagai pengendali operasi, sedang ber-ada di ruang komunikasi radio


di basement gedung di Cork Street ketika sebuah pcrcakapan radio masuk dari
tim B yang sedang mcngawasi Sir

Richard Peters.

“Joe scddng memanggil taksi. Kami bcrada di bclakangnya di mobil.”

Dalam bahasa para agen rahasia, orang yang dilacak selalu disebut “Joe”,
“Chummy”, atau “te-man kita”. Ketika tim B datang scpulang bcrtugas jaga,
Preston scmpat berbicara dengan pimpinannya, Harry Burkinshaw. Dia
berperawakan kecil

172
www.ac-zzz.tk

dan bulat, setengah baya, seorang veteran dalam profesi yang sudah
digelutinya seumur hidup. Ia bisa diam bcrjam-jam menunggu di pinggir sebuah
jalan di London dan kemudian bcrgcrak dengan keccpatan luar biasa jika
targetnya berusaha me larikan diri darinya.

Dia mengenakan jaket dan topi porkpie, membawa jas hujan, dan menyandang
kamcra di leher-nya, bagaikan seorang turis Amerika biasa. Seperti halnya
dengan semua agen pclacak, topi, jaket, dan jas hujannya nampak cmpuk dan
bisa diubah bentuknya sehingga mcnghasilkan enam kombinasi. Para agen
pclacak sangat mcnyayangi perlengkapan mereka, yang memungkinkan mereka
berganti-ganti peran dalam waktu beberapa dctik.

“Jadi bagaimana tadi itu, Harry?” Preston bertanya.

“Ia keluar dari gedung kementerian pada saat seperti biasanya. Kami
mengikutinya sehingga dia berada di pusat box. Tapi ia tidak berjalan ke arah
yang biasanya, dan malahan berjalan tcrus sampai ke Trafalgar Square dan
memanggil taksi. Kami sudah sampai ke akhir jam shift kami. Kami
memberitahu tcman-teman kami dari shift bcrikutnya untuk waspada dan
mengikuti taksi itu.

“Ia turun di Panzer’s Delicatessen di Bayswater Road dan menuju Clanricarde


Gardens. Setengah jalan dari situ, secepat kilat ia masuk ke dalam sebuah
gedung di pinggir jalan dan menuruni undakan yang menuju ke basement. Salah
satu anak

173

buah saya berada cukup dekat untuk melihat bahwa di bawah undakan itu tidak
ada apa-apa kecuali pintu flat basement itu. Ia rupanya cepat-cepat masuk ke
dalamnya. Terpaksa anak buah saya berjalan terns melewatinya—Joe lalu
keluar lagi dan menaiki undakan itu. Ia balik ke Bayswater Road, naik taksi
yang lain, dan menuju West End lagi. Setelah itu, ia melanjutkan ke-gialan
rutinnya. Kami melewatinya saat kami berbelok di ujung Park Lane.”

“Berapa lama ia turun ke basement lewat undakan itu?”

“Tiga puluh, empat puluh detik,” kata Burkinshaw. “Dia pasti disilakan masuk
dengan sangat ccpat atau ia mcmpunyai kunci masuk sendiri. Di dalam tidak
nampak ada penerangan. Kelihatannya dia cuma mampir sebentar untuk
mengambil kiriman atau mcngecek apa ada kiriman buat dia.”

“Rumahnya seperti apa?”

“Nampak kotor, basement-nya juga nampak ko-tor. Besok pagi kita pasti sudah
akan tahu. Apa saya boleh pergi sekarang? Kaki saya pcgal sekali.”
www.ac-zzz.tk

Sepanjang malam Preston merenungkan peristiwa itu. Mcngapa Sir Richard


Peters mcngunjungi flat kumuh di Bayswater? Cuma selama empat puluh detik.
Tak mungkin ia bertemu dengan seseorang di dalam. Tidak cukup waktu.
Mengambil kiriman paket? Atau meninggalkan pesan? Preston mengatur supaya
rumah itu juga ikut diawasi, dan

174

sebuah mobil dengan scorang agen dan sebuah kamera sudah tiba di tempat itu
dalam waktu satu jam.

Akhir pekan tetap saja akhir pekan. Preston sc hams nya bisa mendesak para
pejabat sipil untuk mulai melakukan pcnyelidikan atas apartemen itu sepanjang
hari Sabtu dan Minggu, tapi itu malahan akan menimbulkan banyak kecurigaan.
Operasi ini adalah operasi pengawasan yang amat tersclubung. Ia mcmutuskan
untuk mcnunggu sampai hari Se-nin.

Komite Albion telah sepakal untuk mengangkat Profesor Krilov sebagai ketua
dan juru bicara, dan dialah yang memberitahu Mayor Pavlov bahwa Komite
sudah siap untuk melaporkan pertimbang-annya kepada Sekretaris Jenderal.
Saat itu Sabtu pagi. Dalam waktu beberapa jam, masing-masing anggota komite
diberitahu untuk melapor ke dacha milik Kamerad Sekretaris Jenderal di Usovo.

Tiga yang lain datang dengan mobil masing-masing. Mayor Pavlov


mengemudikan mobil Philby, yang dengan demikian bisa membebaskan
Gregoricv, supir KGB yang telah mengemudi untuknya selama tiga minggu
terakhir itu.

Di sebelah barat Moskow, lewat Jembatan Uspenkoye dan berdiri dekat tanggul
Sungai Moskva, ada sebuah komplcks desa buatan. Di sckitar desa buatan itu
terletak rumah-rumah peristirahatan akhir pekan milik warga Soviet kelas

175

tinggi dan yang berkuasa. Bahkan di sini pun terdapat kelas-kelas. Di


Peredelkino terdapat cottage-cottage milik para seniman, akademikus, dan
pejabat-pejabat militcr; di Zhukovka terdapat dacha-dacha anggota Komite
Sentral dan pejabat-pejabat lain yang berdinas tepat di bawah Politbiro; tapi
yang discbut terakhir ini, yaitu orang-orang yang bcrada di puncak kekuasaan,
memiliki rumah-rumah mereka di sekitar Usovo, kawasan yang paling eksklusif
dari semuanya. Dacha Rusia yang asli bcrbentuk cottage model pedesaan, tapi
dacha-dacha yang ini adalah vila-vila yang benar-benar mewah yang didirikan di
tengah-tengah hu-tan pin us dan pohon birkin yang ratusan are luasnya, suatu
kawasan yang dipatroli selama 24 jam oleh bodyguard-bodyguard dari
Direktorat Utama Sembilan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi
kaum vlasti ini.
www.ac-zzz.tk

Philby tahu bahwa setiap anggota Politbiro, pada saat ia dinaikkan ke jabatan
itu, mcmpunyai hak atas empat tempat tinggal. Apartemen keluarga di
Kutuzovsky Prospekt yang, kecuali jika hierarki itu tumbang, akan menjadi
milik keluarga itu untuk sclamanya. Lalu ada vila rcsmi di Bukit Lenin, yang
selalu dilayani olch staf dan dijaga kenyamanannya, selalu disadap, dan jarang
sekali dipakai, kecuali untuk mcmberi kenyamanan kepada para tamu asing.
Yang kctiga adalah dacha di hutan di sebelah barat Moskow, yang boleh
dirancang dan dibangun sesuai sclera si pejabat yang

176

baru naik pangkat itu. Yang terakhir adalah rumah peristirahatan musim panas,
kebanyakan di Seme-nanjung Crimea, di tepi Laut Hitam. Tapi sang Sekretaris
Jenderal sudah lama mendirikan rumah musim panasnya di Kislovodsk, suatu
tempat peristirahatan dengan mata air mineral di Pegunungan Caucasus yang
dipakai khusus untuk mengobati berbagai penyakit yang ada hubungannya
dengan perut.

Philby belum pernah melihat dacha milik Sekretaris Jenderal yangdi Usovo itu.
Ketika Chaika-nya tiba di sana di malam yang beku itu, ia melihat bahwa dacha
itu ternyata merupakan bangunan panjang dan rendah, terbuat dari batu
potong, dengan atap sirap, dan, seperti perabotan yang di Kutuzovsky Prospekt
itu, banyak dipengaruhi oleh kesedcrhanaan gaya Skandinavia. Di dalam,
temperatur sangat tinggi dan sang Sekretaris Jenderal menerima mereka semua
di sebuah ruang duduk yang luas di sana perapian berbahan bakar kayu yang
mengeluarkan bunyi gemuruh menambah panasnya ruangan. Setelah basa-basi
yang amat singkat, sang Sekretaris Jenderal memberi isyarat kepada Profesor
Krilov untuk mengungkapkan kepadanya hasil pemikiran Komite Albion.

“Anda akan mendapati nanti, Kamerad Sekretaris Jenderal, bahwa yang kita
jajaki adalah bagaimana caranya mcmpengaruhi bagian tertentu dari total
suara pcmilih Inggris scbesar tidak kurang dari sepuluh persen di seluruh negeri
itu untuk

177

mcncapai dua target utama; satu adalah hilangnya secara total kepcrcayaan
mereka terhadap pemcrintahan Partai Konservatif yang berkuasa saat ini,
kedua adalah keyakinan bahwa memilih pemerinlahan Partai Buruh merupakan
peluang mereka yang terbaik untuk memperoleh kepuasan dan rasa aman.

“Untuk menyedcrhanakan upaya ini, kami bertanya kepada diri sendiri apakah
sekiranya tidak ada satu issue tertentu yang mampu mendominasi, atau dibuat
mampu untuk mendominasi, seluruh pemilihan umum itu. Setelah merenungkan
dengan mendalam, kami semua sampai pada suatu pandangan bahwa tidak ada
satu pun aspek ck<>noun—apakah itu hilangnya kesempatan kerja, pc-nutupan
www.ac-zzz.tk

pabrik-pabrik, meningkatnya otomatisasi dalam industri, dan bahkan


pengurangan pelayanan masyarakat—yang bisa berperan sebagai Issue tunggal
yang sedang kami cari-cari itu.

“Kami percaya bahwa hanya ada satu: issue politis non-ekonomi yang paling
besar dan paling emosional di Inggris dan di seluruh Eropa Barat pada saat ini.
Yaitu masalah pcrlucutan senjata nuklir. Ini telah berkembang menjadi suatu
masalah yang besar di Barat, yang mclibatkan jutaan rakyat jelata. Pada
dasarnya ini adalah masalah kecemasan massa, dan dari sinilah mcnurut
pendapat kami serangan harus dilancarkan, suatu issue yang harus kita garap
secara terselubung.”

178

“Dan usulan khusus Anda?” tanya Sekretaris Jcndcral dengan sikap lembut.

“Anda akan mcmahami, Kamerad Sekretaris Jenderal, semua upaya yang telah
kami lakukan dalam masalah ini. Bukan cuma jutaan tapi miliaran nihil yang
telah dihabiskan untuk membiayai bcrbagai lobi anti nuklir, dalam rangka
mcngusulkan kepada masyarakat Eropa Barat bahwa pcrlucutan senjata nuklir
unilateral sesungguhnya merupakan peluang mereka yang terbaik untuk menuju
perdamaian. Upaya-upaya terselubung kita dan hasil-hasil yang telah dicapai
sangat banyak, tapi tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan apa
yang menurut pendapat kami harus diupayakan dan dicapai sekarang ini.

“Partai Buruh Inggris adalah satu-satunya di an-tara empat partai yang ikut
dalam pemilihan umum yang akan datang ini yang mempunyai komitmen
terhadap perlucutan senjata nuklir unilateral. Pandangan kami yaitu, semua
daya sekarang harus dikcrahkan, dengan mcnggunakan dana, disinformasi,
propaganda, untuk membujuk minimal sepuluh persen suara pemilih Inggris
untuk mengalihkan suaranya, dan akhirnya mcyakinkan mereka bahwa suara
untuk Partai Buruh adalah suara untuk perdamaian.”

Kchcningan saat mereka menunggu tanggapan sang Sekretaris Jenderal terasa


mencekam. Akhirnya ia bcrbicara. “Upaya-upaya yang telah kita

179

lakukan dan yang ladi Anda singgung itu—apakah ada hasilnya?”

Profesor Krilov seakan baru saja dihantam sebuah peluru kcndali udara-ke-
udara. Philby bisa menangkap suasana hati pemimpin Soviet itu dan
menggelengkan kepala. Sang Sekretaris Jenderal menangkap isyarat itu dan
melanjutkan bicaranya.
www.ac-zzz.tk

“Selama delapan tahun kita telah berupaya kcras untuk melumpuhkan


keyakinan masyarakat pemilih Eropa Barat terhadap pemerinlahnya berkenaan
dengan issue itu. Sekarang ini, benar, semua gerakan unilateral itu sudah
begitu bcrsifat kiri sehingga dengan satu atau cara lain mereka sudah bisa
dikuasai oleh leman-teman kita dan sedang bckcrja untuk mencapai tujuan-
tujuan kita. Upaya itu sudah mcmbuahkan hasil yang besar dalam hal
banyaknya orang-orang yang bcrsimpati dan besarnya pengaruh yang sudah
berhasil ditanamkan. Tapi….”

Sang Sekretaris Jenderal tiba-tiba memukulkan kedua telapak tangannya ke


lengan kursi rodanya. Gerak yang garang yang dilakukan oleh orang yang
biasanya sangat dingin ini mengguncangkan mental kcempat pendengarnya.

“Bclum ada yang berubah,” seru sang Sekretaris Jenderal. Lalu suaranya
kembali ke nada tinggi yang biasa. “Lima tahun yang lalu, dan empat tahun
yang lalu, semua ahli kita dari Komite Sentral dan dari universitas-universitas
serta kclompok-kclompok ka-jian analitis KGB mcmberitahu kami, yang di Polit

180

biro, bahwa gerakan unilateral itu begitu kuatnya sehingga mereka mampu
menghentikan rencana pemasangan rudal-rudal Cruise dan Pershing. Kami saat
itu pcrcaya. Ternyata kami salah pcrhitungan. Di Jcncwa kami dikecewakan.
Kami diyakinkan olch propaganda kami bahwa kalau kami bertahan cukup lama,
maka pcmcrintah-pcmcrintah di Eropa Barat akan mcnycrah terhadap
demonstrasi-demonstrasi besar mendukung perdamaian yang secara
terselubung kami sokong dan akan menolak pemasangan Pershing dan Cruise.
Tapi ternyata pemasangan tetap dilaksanakan, dan terpaksa kami melakukan
walk out.”

Philby mengangguk, menunjukkan sikap mcrcn-dah. Dulu, di tahun 1983, ia


mempcrtaruhkan reputasinya ketika ia menyerahkan makalah yang
mengungkapkan bahwa gerakan perdamaian di Barat, walaupun ditopang olch
demonstrasi-demonstrasi yang didukung oleh masyarakat luas, tidak akan dapat
mengubah a rah pemilihan umum atau mcngubah pandangan pemcrintah.
Ternyata ia benar. Peristiwa-pcristiwa yang kemudian terjadi me-mang sesuai
dengan teorinya.

“Itu mcmang mcnjcngkelkan, Kamerad, dan masih selalu mcnjcngkelkan,” kata


sang Sekretaris Jenderal. “Sekarang Anda mengusulkan sesuatu yang tidak jauh
berbeda. Kamerad Kolonel Philby, bagaimana hasil-hasil poll opini publik Inggris
yang paling akhir mengcnai issue itu?”

“Tidak bagus, saya rasa,” kata Philby. “Hasil


www.ac-zzz.tk

181

terakhir menunjukkan bahwa dua puluh persen orang Inggris sekarang


mendukung perlucutan senjata nuklir unilateral. Tapi bahkan itu pun masih
mcmbingungkan. Di antara kelas pekerja, yaitu para pemilih tradisional Partai
Buruh, angka itu lebih rendah. Adalah suatu kcnyataan yang pa hit, Kamerad
Sekretaris Jenderal, bahwa kelas pekerja Inggris adalah salah satu kelompok
yang paling konservatif di dunia. Hasil-hasil poll juga menunjukkan bahwa
mereka juga termasuk kelompok yang paling patriotik, dalam artian tradisional.
Waktu krisis Falkland dulu, para anggota serikat buruh fanatik mcmbuang
semua prinsip yang di-anutnya dan bekcrja siang-ma lam mcmpersiapkan kapal-
kapal pcrang untuk diluncurkan ke laut. Saya kuatir, kalau kita mau
menghadapi kenyataan pahit, harus diakui bahwa kaum buruh Inggris scnantiasa
mcnolak anggapan bahwa kepentingan mereka sama dengan kepentingan kita,
atau paling sedikit mereka tidak mau melihat sesuatu yang akan mclcmahkan
pertahanan Inggris. Dan tidak ada alasan untuk mengira bahwa mereka akan
mcngubah cara berpikirnya saat ini.”

“Kcnyataan pahit—mcmang itulah yang saya minta untuk dihadapi oleh komite
ini,” kata sang Sekretaris Jenderal. Ia diam lagi selama beberapa mcnit. Lalu,
“Pergilah, Kamerad. Rcnungkan ini kembali. Dan buatkan untuk saya suatu
rencana— suatu langkah aklif—yang akan menggarap, dengan cara yang belum
pernah dilakukan sebclum—

182

nya, kecemasan masyarakat yang Anda sebutkan tadi; suatu rencana yang akan
mampu membujuk pria dan wanita yang paling kcras kepala sekalipun agar mau
memberikan suaranya untuk mendukung penghapusan senjata nuklir dari tanah
air mereka, dan dengan demikian mcmilih Partai Buruh.”

Setelah mereka pergi, orang Rusia berusia I an jut itu bangkit dan dengan
bantuan tongkat berjalan pcrlahan ke arah jcndela. Ia memandang ke luar ke
kumpulan pohon birkin yang membuat bunyi gemeretak di bawah tumpukan
salju. Ketika ia naik ke puncak kekuasaan sementara pendahulunya masih
belum dikuburkan, ia mcmpunyai tekad pribadi untuk mencapai lima tujuan
dalam sisa hidupnya yang pendek itu. Ia ingin dikenang sebagai orang yang
telah meningkatkan produksi pangan dan distribusinya yang efisien; yang telah
mendua-kali-lipatkan produksi barang konsumsi dalam hal jumlah dan kualitas
dengan perbaikan besar-be-saran di bidang industri yang dijangkiti penyakit
tidak efisien yang kronis; yang telah melakukan pengetatan disiplin partai di
semua tingkat; yang telah menghapuskan bencana korupsi yang me-rongrong
sektor-sektor vital negerinya; dan yang telah mcmpertahankan supremasi akhir
dalam jumlah tentara dan senjata terhadap musuh-musuh negerinya yang
teramat banyak. Sekarang ia sadar bahwa ia telah gagal dalam semuanya itu.
www.ac-zzz.tk

Ia sudah tua, dan sakit-sakitan, dan waktunya hampir ha his. Ia selalu


membanggakan dirinya se—

183

bagai orang yang pragmatis, real is lis, di dalam kerangka pemikiran marxis
ortodoks. Tapi bahkan kaum pragmatis juga mcmpunyai impian-impian, dan
orang-orang lanjut usia memiliki kebanggaan diri. Impiannya sederhana: ia
menginginkan suatu kemenangan besar, suatu monumen besar yang menjadi
miliknya dan hanya miliknya saja. Tapi scberapa besar yang diinginkannya di
malam musim dingin yang bcku itu, hanya dia sendiri yang tahu.

Pada hari Minggu, Preston berjalan-jalan melewati rumah di Clanricardc


Gardens itu, yaitu jalan yang terbentang ke arah utara dari Bayswater Road.
Burkinshaw benar, rumah itu adalah salah satu dari rumah-rumah bertingkat
lima model Victoria yang dulu pernah berjaya, tapi kini tidak laku lagi dan
hanya discwa oleh kaum yang kurang mampu. Halaman depannya yang sempit
ditumbuhi alang-alang; nampak lima anak undakan menuju ke atas, kc pintu
depan yang rcyot tepat di atas bibir jalan. Dari teras depannya ada beberapa
anak undakan yang turun menuju ke lokasi basement kecil dengan pintu yang
hanya nampak sedikit ujung atasnya—sebuah flat basement. Preston lagi-lagi
mcrasa hcran mcngapa scorang pejabat pemerintah senior dan scorang
bangsawan mau mengunjungi tempat kumuh seperti itu.

Di suatu tempat di sekitar situ, ia tahu, pasti ada agen pclacak, barangkali
bcrada dalam mobil—

184

nya yang diparkir dengan kamera tele-lens yang siap membidik. Ia tidak
berusaha memergoki agen itu, tapi ia tahu bahwa ia sendiri mungkin sedang
diamati. (Pada hari Senin mcmang benar ia lere-kam dalam laporan sebagai
“seorang pria tidak dikenal yang berjalan lewat pada jam 11.21 dan nampak
menaruh minat akan rumah itu”. Terima kasih untuk laporan yang tak ada
artinya itu, demikian pikir Preston.)

Senin pagi hari ia mcngunjungi balai kota lokal dan memeriksa daftar pengclola
rumah di jalan itu. Pemilik rumah itu adalah seseorang bemama Mr. Michael Z.
Mifsud. Preston merasa berterima kasih untuk huruf “Z” itu; tidak banyak orang
yang memiliki nama dengan huruf itu. Setelah dihubungi lewat radio, agen
pelacak di Clanricardc Gardens lalu mcnyebcrang jalan dan memeriksa kenop
bcl rumah itu. M. Mifsud tinggal di lantai dasar. Pemilik penghuni, pikir
Preston, yang menyewakan sisa rumah itu sebagai tempat tinggal yang
dilengkapi dengan perabolan; penghuni rumah. yang tidak diperlengkapi harus
membayar sendiri pajak-pajak rumahnya.
www.ac-zzz.tk

Menjclang siang ia mencoba mencari data Michael Z. Mifsud di komputer kantor


imigrasi di Croydon. Ia berasal dari Malta dan telah tiga puluh tahun tinggal di
ncgeri ini. Tidak ada data apa-apa, cuma sebuah tanda tanya lima belas tahun
yang lalu. Tidak ada lanjutannya, dan tidak ada penjclasan apa-apa. Komputer
di Kantor Catat—

185

an Knniin.il Scotland Yard mcnjclaskan tanda tanya itu: orang itu hampir-
hampir dideportasikan. Tapi tidak jadi, dan ia dipenjarakan selama dua tahun
karena mencari nafkah secara tidak bcr-moral.

Setelah makan siang, Preston pergi mcngunjungi Armstrong di Bagian Keuangan


di Charles Street. “Apa aku bisa jadi pemeriksa Pcndapatan Dacrah besok
pagi?” tanyanya.

Armstrong menghcla napas. “Akan kucoba atur itu. Tclepon aku sebelum kantor
tutup.”

Kemudian Preston pergi mcngunjungi penasihat hukum Lima. Tolong kauminta


Cabang Khusus mengeluarkan surat izin penggelcdahan untuk kupakai terhadap
alamat ini. Aku juga pcrlu seorang scrsan yang siap scwaktu-waktu kuperlukan
untuk melakukan penahanan.” MI-S tidak punya wewenang untuk menahan.
Hanya scorang polisi yang bisa menahan seseorang, kecuali dalam kcadaan da
rural, saat seorang warga bisa ditahan. Jika MI-S ingin menahan seseorang,
Cabang Khusus biasanya menyctujuinya.

“Kau tidak akan melakukan penggerebekan, kan?” tanya si ahli hukum dengan
curiga.

“Tentu tidak,” kata Preston. “Aku akan mcnunggu sampai penghuni flat itu
muncul, baru masuk dan menggclcdah. Penahanan mungkin diperlukan,
tergantung apa yang kuicmukan.”

“Baiklah,” ahli hukum itu mcnarik napas. “Akan kulcruskan kc pejabat hukum
yang bersikap lunak

186

itu. Kau akan memperoleh dua-duanya besok Pag’-“

Mcnjclang jam lima sore itu, Preston mengambil identitas pemeriksa


Pcndapatan Dacrah nya dari Bagian Keuangan. Armstrong mcmbcrinya sebuah
kartu lain, dengan nomor telepon.
www.ac-zzz.tk

“Kalau ada pcrtanyaan, bilang kepada si tersangka untuk mcnclcpon nomor itu.
Itu kantor Dinas Pcndapatan Dacrah di Willesdcn Green. Minta bicara dengan
Mr. Charnlcy. Ia akan mcm-bantumu. Ngomong-ngomong, namamu BrcnL”

“Baik,” kata Preston.

Mr. Michael Mifsud, yang diwawancarai kecsokan harinya, ternyata bukan


orang yang mcnyenangkan. Tidak bercukur, mengenakan kaus oblong, kasar,
dan tidak mau bekcrja sama. Tapi ia menyilakan Prcslon masuk ke dalam ruang
duduknya yang bcrantakan.p>

“Anda bilang apa?” Mifsud mcmprotcs. “Penghasilan apa? Semua yang saya
hasilkan, saya laporkan.”

“Mr. Mifsud, ini hanya pemeriksaan rutin setempaL Dilakukan dari waktu ke
waktu. Harap laporkan semua hasil scwa kamar Anda, jangan ada yang
discmhunyikan.”

“Tidak ada yang saya sembunyikan. Anda boleh

187

mengeceknya kc akuntan saya,” kala Mifsud menantang.

“Saya bisa lakukan itu kalau perlu,” kata Preston. “Tapi Anda boleh tahu
bahwa kalau saya lakukan itu maka biaya akuntan Anda akan naik secara
mcngejutkan. Baiklah saya berterus It-rang saja: kalau laporan scwa Anda
beres, saya akan pergi dan mcmeriksa orang lain. Tapi kalau, mudah-mudahan
jangan, ada dari flat-flat ini yang ternyata disewakan untuk maksud-maksud
amoral, itu lain lagi ceritanya. Saya, unisan saya adalah pajak pcndapatan.
Tapi saya wajib mclaporkan apa yang saya temukan kepada polisi. Anda tahu
apa artinya mencari nafkah dengan cara-cara amoral?”

“Apa maksud Anda?” Mifsud mcmprotes. “Tidak ada penghasilan dari pekerjaan
yang amoral di sini. Scmuanya penghuni baik-baik. Mereka mcmbayar scwa,
saya mcmbayar pajak. Scluruhnya.”

Tapi nampak wajahnya sedikit mcmucat, dan sambil mengomel ia


mcngeluarkan buku catatan sewa. Preston berpura-pura mcnaruh minat
terhadap semuanya itu. Ia melihat bahwa basement-nya disewakan kepada Mr.
Dickie dengan ongkos sewa 140 pound per minggu. Dibutuhkan waktu satu jam
untuk memperoleh semua rincian. Mifsud belum pernah bcrtcmu dengan
penyewa basement itu. Ia mcmbayar sewanya secara tunai, tertib seperti
putaran jam. Tapi ada sebuah surat yang dikctik yang mcnunjukkan asal mula
transaksi sewa human itu. Ditandatangani oleh Mr. Dickie.
www.ac-zzz.tk

188

Preston mengambil surat itu pada saat berpamitan, meski diprotes oleh Mifsud.
Saat makan siang ia telah menyerahkan sural itu ke Scotland Yard bagian
grafologi, bursa ma dengan copy-copy tulisan tangan dan tanda tangan Sir
Richard Peters. Di penghujung hari itu Scotland Yard menelepon dia kembali.
Ternyata itu tulisan tangan orang yang sama tapi disamarkan.

Jadi, pikir Preston, Peters sendirilah yang mcnyewa tempat rahasia itu. Untuk
pertemuan santai dengan orang yang mengendalikannya? Sangat mungkin.
Preston mcmberikan instruksinya: kalau Peters nampak menuju flat itu lagi,
maka ia, Preston, harus segcra diberitahu, di mana pun juga dia bcrada.
Pengawasan terhadap flat basement itu harus I; lap dilanjutkan kalau-kalau ada
orang lain yang muncul.

Hari Rabu berjalan dengan membosankan, juga Kamis. Lalu, saat meninggalkan
gedung kementerian Kamis petang, Sir Richard Peters memanggil taksi lagi dan
minta diantar ke Bayswater. Para pclacak menghubungi Preston yang sedang
bcrada di bar di Gordon Street. Ia lalu menelepon Scotland Yard dan memaksa
sersan yang ditunjuk oleh Cabang Khusus untuk meninggalkan kantin.
Diberikannya alamat rumah itu saat berbicara di tcle-pon dengan sersan itu.
“Jumpai aku di sebcrang jalan, seccpat mungkin, tapi jangan ribul-ribut,”
katanya.

Mereka semua berkumpul dalam dingin senja

189

yang beku di trotoar di scbcrang rumah yang dicurigai itu. Preston sudah
menyuruh taksinya pergi dua ratus meter dari situ. Petugas dari Cabang Khusus
datang dengan mobil yang tidak bcr identitas, yang, bersama dengan
pengemudinya, diparkir di sudut jalan dengan lampu-lampu dimatikan. Sersan
Detektif Lander ternyata masih muda dan agak kurang berpengalaman; ini
merupakan tugas scrgapannya yang pertama dengan orang-orang MI-5 dan ia
nampak terkesan. Harry Burkinshaw muncul dari kcgelapan.

“Bcrapa lama ia sudah bcrada di dalam sana, Harry?”

“Lima puluh lima menit,” kata Burkinshaw. “Ada tamu lain?” “Tidak ada.”

Preston mcngcluarkan sural izin pcnggelcdahan dan mcnunjukkan itu kepada


Lander. “Okc, man kita masuk,” katanya.

“Apa ada kemungkinan ia akan bcrtindak ganas, sir?” tanya Lander.


www.ac-zzz.tk

“Oh, kuharap tidak,” kata Preston. “Dia seorang pejabat pemcrintah bcrusia
setengah baya. Ia bisa lerluka.”

Mereka menyeberangi jalan dan diam-diam masuk ke halaman depan. Nampak


cahaya redup mencrangi flat basement itu, mencmbus tirai. Mereka mcnuruni
undakan dalam hening dan Preston membunyikan bcl. Terdengar suara langkah
kaki

190

dari dalam, kemudian pintu dibuka. Dalam bendcrang lampu nampak sosok
scorang wanita.

Ketika ia melihat kedua pria itu sebuah senyum tersimpul di bibir yang dipoles
tebal dengan gincu mcrah tua. Ia mencoba menutup pintu, tapi Lander
mendorongnya hingga terbuka, ia mendorong wanita itu dengan sikunya, dan
masuk dengan cepat melewatinya.

Ia tidak muda lagi, tapi ia sudah mencoba semampunya. Rambut bcrombak


warna gelap yang tergcrai sampai ke pundak menjadi kerangka bagi wajahnya
yang di-make-up tebal. Tcrlalu banyak mascara dan shadow di sckitar matanya,
rouge di pipinya, dan olesan lipstick warna manyala di hi birnya. Sebelum ia
sempat menutup bagian depan dari gaun rumahnya, Preston sempat melihat
sekilas stocking hi lam dan pengikatnya yang elastis, serta korsct kctat yang
diikat pita mcrah.

Ia mcnyeret wanita itu di sikunya sepanjang lorong pintu masuk ke ruang


duduk, lalu men-dudukkannya. Wanita itu tunduk mcmandang ke karpct.
Mereka duduk dalam hening scmentara Lander menggeledah flat itu. Sersan itu
tahu bahwa para penjahat kadang-kadang berscmbunyi di bawah tempat tidur
atau di dalam lemari pakaian, dan dia melakukan tugasnya dengan baik.
Sepuluh menit kemudian ia muncul, agak tersipu, dari bagian bclakang flat itu.

“Sedikit pun tak ada tanda-tanda tentang dia,

191

sir. Pasti ia sudah I.in lewat bclakang, memanjat pagar ha la man, lalu
mclompal ke jalan.”

Tiba-tiba terdcngar bunyi bcl pintu depan.

“Anak buah Anda, sir?”

Preston menggelengkan kepala. “Kalau satu de-ring pasti bukan,” ia menjawab.


www.ac-zzz.tk

Lander pergi mcmbukakan pintu depan. Preston mendengar orang mcnyumpah


dan bunyi langkah-langkah kaki yang sedang lari. Kemudian ternyata bahwa
seorang pria datang ke situ dan, melihat bahwa yang membuka pintu seorang
polisi, mencoba melarikan diri. Anak buah Burkinshaw langsung mcngepung di
puncak tangga dan memcgang orang itu sampai Lander yang mengejar dari ba-
wah mcmasangkan borgol di tangannya. Setelah itu, orang itu mcnycrah dan
dibawa ke mobil polisi.

Preston duduk bersama wanita itu dan mendengarkan keributan di atas yang
sudah mercda. “Ini bukan penahanan,” katanya dengan pcrlahan, “tapi saya
kira scbaiknya kita pergi ke kantor pusat, bukan?”

Wanita itu mengangguk dengan mcmelas. “Anda tidak keberatan kalau saya
ganti pakaian dulu?”

“Saya rasa itu gagasan yang baik, Sir Richard,” kata Preston.

Scjam kemudian, scorang sopir truk yang tcgap pcrawakannya tapi sangat gay
dilcpaskan dari kantor polisi Paddington Green, setelah dengan serius dinasihati
supaya bcrhali-hati dalam menanggapi

192

iklan-iklan blind-date di majalah-majalah kencan orang dewasa.

John Preston mcngawal Sir Richard Peters ke pedesaan, mencmaninya,


mendengarkan apa yang ingin disampaikannya, sampai tengah malam, naik
mobil kembali ke London, dan menghabiskan sisa malam itu untuk menulis
laporannya. Dokumen itu sudah bcrada di depan semua anggota Komite
Paragon ketika mereka bcrtcmu lagi pada jam sebelas pagi hari Jumat tangga I
20 Februari. Wajah-wajah mereka menunjukkan kchcranan dan
ketidakscnangan.

Ya Tuhan, pikir Sir Martin Flanncry, sang Sekretaris Kabinet. Pertama Hayman,
lalu Trestrail, lalu Dunne It, dan sekarang ini lagi. Tak bisakah orang-orang
goblok ini menutup celananya rapat-rapal?

Orang yang terakhir selcsai mcmbaca laporan itu mendongakkan kepalanya.


“Cukup mcngejutkan,” komentar Sir Hubert Villiers dari Kcmcnterian Dalam
Negeri.

“Kukira kita tidak menginginkan dia kembali ke kementerian,” kata Sir Perry
Jones dari Kcmcnterian Pertahanan.

“Di mana dia sekarang?” tanya Sir Anthony Plumb dari Dircktorat Jenderal MI-5,
yang duduk di scbclah Brian Harcourt-Smith.
www.ac-zzz.tk

“Di salah satu rumah kita di pedesaan,” kata Sir Bernard Hemmings. “Dia telah
menelepon kemcn—

193

lerian, mcngatakan bahwa ia menelepon dari cot-lagc-nya di Edcnbridgc,


mclaporkan bahwa ia ler-pcleset saat menginjak sebuah ham pa ran es kemarin
petang dan pcrgclangan kaki nya rctak. Katanya dia sakit, dan tidak bisa masuk
kerja selama dua minggu lamanya. Instruksi dokter. Dengan begitu, untuk
semcntara waktu, semuanya akan tcrtunda.”

“Apakah kita tidak mclupakan satu masalah?” gumam Sir Nigel Irvine dari MI-6.
“Lepas dari kclakuannya yang ganjil, apakah mcmang dia orang yang kita cari?
Apakah dia sumber kebocoran itu?”

Brian Harcourt-Smith berdehem sebelum mcn-jawab. “Interogasi, gentlemen,


sedang dilakukan dalam tahap awal,” katanya, “tapi kemungkinan besar
mcmang dia orangnya. Yang pasti orang seperti dia akan jadi sasaran ut una
pemerasan.”

“Waktu menjadi masalah yang pokok di sini,” scla Sir Patrick Strickland dari
Kcmcnterian Luar Negeri. “Kita masih belum bisa mcnangani masalah perkiraan
kerugian, dan berkenaan dengan tugas saya, masalahnya adalah kapan dan apa
yang akan kita katakan kepada sekutu-sekutu kita.”

“Kita bisa… er… mengintensifkan intcrogasinya,” usul Harcourt-Smith. “Saya


yakin, kita akan memperoleh jawabannya dalam waktu dua puluh empat jam.”

Kehcningan terasa tak mengenakkan hati. Gagasan untuk mcnginterogasi salah


satu rckan sc-kerja mereka olch suatu tim yang “kcjam” sangat

194

men-sailkan hati. Sir Martin Flannery mcrasa pc-rutnya mual. Secara pribadi ia
paling tidak mcnyukai kckcrasan. “Itu pasti belum perlu untuk tahap ini, kan?”
ia bcrtanya.

Sir Nigel Irvine mengangkat wajahnya dari laporan itu. “Bernard, orangmu—
Preston—ini, petugas penyclidik itu—nampaknya ia cukup cakap.”

“Benar,” Sir Bernard Hemmings membenarkan.

“Aku sedang bcrpikir-pikir…” Sir Nigel melanjutkan scakan tidak yakin. “Ia
rupanya sempat bcrada bcrsama Peters langsung setelah kcjadian di Bayswater
itu. Aku berpikir, barangkali ada guna nya bagi komite ini untuk mendengarkan
penjclasan langsung dari dia.”
www.ac-zzz.tk

“Saya sudah melakukan briefing penuh dengan dia pagi tadi,” Harcourt-Smith
dengan cepal mc-nyela. “Saya yakin saya dapat menjawab pcrtanyaan
mengcnai semua yang sudah terjadi.”

Pimpinan Enam itu mcnunjukkan sikap mcminta maaf. “My dear Brian, tak ada
kcraguan dalam diriku mengcnai hal itu,” katanya. “Cuma… well… terkadang
orang bisa memperoleh suatu kesan dari interogasi yang dilakukannya terhadap
scorang tersangka yang tidak akan jelas jika dituangkannya dalam bentuk
tertulis. Aku tidak tahu bagaimana pendapat komite, tapi kita harus segcra
membuat keputusan untuk melakukan langkah apa setelah ini. Aku hanya punya
gagasan, barangkali akan ada gunanya jika kita mendengarkan satu orang ini,
orang yang telah berbicara dengan Peters.”

195

Para hadirin yang duduk mcngitari meja mengangguk. Hemmings menyuruh


Harcourt-Smith, yang jelas nampak jengkcl, untuk memanggil Preston mclalui
telepon. Sementara para pejabat itu mcnunggu, kopi dihidangkan.

Preston diantar masuk tiga puluh menit kemudian. Para pejabat senior itu
mcngamatinya dengan rasa ingin tahu. Ia diberi tempat duduk di tengah meja,
berseberangan dengan direktur jenderalnya

sendiri dan wakilnya.

Sir Anthony Plumb mcnjclaskan dilcma yang dihadapi komite dan bertanya,
“Apa saja yang terjadi di anlara kalian?”

Preston berpikir sejenak. “Di dalam mobil, dalam pcrjalanan kc pedesaan, ia


menangis. Sampai sebelum itu ia masih sanggup bcrsikap tenang, walaupun di
bawah tekanan yang bcrat. Saya sendiri yang mcngantarkan dia, mengemudikan
mobil itu. Ia mulai menangis, dan berbicara.”

“Ya?” Sir Anthony mcnycla, ingin memperce-pat. “Apa yang dikatakannya?”

“Ia mengakui bahwa ia punya kclainan seksual yang aneh, tapi ia nampak
sangat terkejut mendengar tuduhan pengkhianatan itu. Ia menyangkal dengan
bcrapi-api, dan tcrus mcngulangi sangkal-annya sampai saya mcninggalkannya
dengan para penjaga.”

“Well, dia bisa saja bersikap begitu,” kata Brian Harcourt-Smith. “Bisa saja dia
pelakunya.” “Ya, memang, bisa saja,” Preston sctuju.

196

“Tapi kesan Anda, intuisi Anda?” gumam Sir Nigel Irvine.


www.ac-zzz.tk

Preston mcnarik napas dalam-dalam. “Gentlemen, saya rasa bukan dia.”

“Boleh kami bertanya mcngapa?” kata Sir Anthony.

“Seperti yang dikatakan Sir Nigel tadi, ini hanya intuisi saja,” kata Preston.
“Saya pernah melihat dua orang yang dunianya telah berantakan dan yang
percaya bahwa hidupnya sudah tak ada gunanya. Jika orang yang bcrada dalam
kondisi seperti itu bicara, mereka cendcrung mcmbocorkan banyak hal. Amat
langka orang yang mcmpunyai kepribadian sangat kuat, seperti Philby atau
Blunt, yang sanggup bcrtahan. Tapi mereka adalah pengkhianat-pengkbianat
idcologi, penganut-penganut marxisme yang fanatik. Seandainya Sir Richard
Peters mcmang dipcras untuk berkhianat, saya kira dia akan langsung mcngaku
pada saat permainannya sudah ambruk, atau paling sedikit tidak akan tcrlalu
terkejut mendengar tuduhan pengkhianatan. Jelas sekali dia nampak
terguncang; mcmang bisa saja dia berakting, tapi saya rasa reaksinya tidak
mungkin begitu dalam keadaan seperti itu. Kalau tidak, bcrarti dia layak
memperoleh Oscar.”

Itu adalah sebuah pcrnyataan yang panjang untuk orang yang berstatus junior
di hadapan Komite Paragon, dan suasana hening sejenak. Harcourt-Smith
menatap Preston dengan ckspresi kurang senang. Sir Nigel mcngamati Preston
dengan pc—

197
www.ac-zzz.tk

nub minal. Jabatannya membuat dia tahu tentang peristiwa Londonderry yang
telah membuyarkan penyamaran Preston sebagai agen rahasia Angkatan Darat
la juga sempat melihat tatapan Harcourt-Smith dan mcrasa heran mcngapa
DDG Lima ini nampak kurang senang terhadap Preston. Ia sendiri mempunyai
kesan yang positif atas Preston.

“Bagaimana pendapalmu, Nigel?” tanya Anthony Plumb.

Irvine mengangguk. “Aku juga pernah melihat ketegaran sikap yang ambruk
yang menjerumuskan seorang pengkhianat pada saat ia diinlerogasi. Vassal,
Prime—dua-duanya lemah dan kurang tegar, dan mereka mcmbocorkan
scmuanya ketika rencana mereka mulai berantakan. Jadi, kalau bukan Peters,
bcrarti hanya tinggal George Bercnson.”

“Sudah sebulan,” kcluh Sir Patrick Strickland. “Kita benar-benar harus bisa
menangkap pelakunya dengan satu atau lain cara.”

“Masih tctap ada kemungkinan bahwa pelakunya scorang asisten pribadi atau
sekretaris yang menjadi staf salah satu dari kedua orang itu,” Sir Perry Jones
mengemukakan pendapatnya. “Bukan begitu, Mr. Preston?”

“Benar sekali, sir,” kata Preston.„

“Kalau begitu kita harus mcmbebaskan George Bercnson dari tuduhan atau
mcmbuktikan bahwa memang dialah pelakunya,” kata Sir Patrick dengan nada
jengkel. “Bahkan kalau seandainya dia ternyata bersih, bcrarti masih ada
kemungkinan

bahwa Peters-lah pelakunya. Dan kalau dia tidak mau mengaku, bcrarti kita
kembali lagi kc link nol.”

“Bolehkah saya mcngusulkan scsualu?” tanya Preston perlahan.

Yang hadir agak terperangah. Dia bcrada di sini bukan untuk diminlai usulan.
Tapi Sir Anthony Plumb adalah orang yang simpatik. “Silakan,” katanya.

“Sepuluh dokumen yang dikembalikan olch pengirim tanpa identitas itu


ternyata cocok jika diterapkan dalam suatu pola yang sama,” kata Preston.

Yang hadir di sekeliling meja itu semua mengangguk.

“Tujuh di antaranya,” Preston mclanjutkan, “ber-isi bahan yang menyangkut


kedudukan Angkatan Laul Inggris dan NATO di Atlantik, Utara atau Selalan.
www.ac-zzz.tk

Nampaknya itu menyangkut bidang perencanaan NATO yang menjadi minat si


pclaku, atau orang-orang yang mengendalikan dia. Apakah mungkin sekarang
kita dengan sengaja mcngirimkan suatu dokumen yang sedemikian mcmikat isi-
nya sehingga, kalau memang benar Mr. Bercnson adalah pelakunya, maka ia
akan sangat tcrgoda untuk membuat sebuah copy dan membuat move untuk
mencruskan copy itu keluar?”

Beberapa dari antara yang hadir mcngangguk-angguk sambil mercnung.

“Menjebak dia, maksud Anda?” kata Sir Bcr—

198

nard Hemmings sambil bcrpikir kcras. “Bagaimana pendapalmu, Nigel?”

“Terus terang saja, aku suka itu. Mungkin bisa bcrfaasil. Bisakah itu dilakukan.
Perry?”

Sir Peregrine Jones mcngcrutkan bibirnya. “Sc-sungguhnya, bisa lebih realistis


daripada yang kau-pcrkirakan,” katanya. “Saat aku berada di Amerika, sebuah
gagasan sedang dipcrdebatkan—mcskipun ini belum kuteruskan—bahwa suatu
hari ke-lak kita akan perlu menambah sarana instalasi nuklir kita di Ascension
Island dengan pcrlengkapan pengisi bahan bakar dan pasokan suku cadang,
supaya bisa mencakup sarana-sarana bagi kapal selam nuklir kita. Orang-orang
Amerika itu sangat tcrtarik, dan mengisyaratkan bahwa mereka mungkin
bcrscdia membantu pembiayaannya kalau mereka juga bisa memanfaatkan
sarana-sarana itu. Dengan begitu, kapal-kapal selam kita tidak perlu lagi balik
ke Faslane dan mcnghadapi demonstrasi-demonstrasi yang berkepanjangan di
sana, dan para Yankee itu juga tidak perlu balik ke Norfolk, Virginia. Kukira aku
bisa membuat sebuah dokumen pribadi yang bersifat sangat rahasia, yang
memuat gagasan itu untuk diusulkan menjadi kebijakan yang disetujui, dan
mcnyusupkannya lewat empat atau lima meja, tcrmasuk meja Bercnson.”

“Apakah Bercnson biasanya mcmbaca dokumen seperti itu?” tanya Sir Paddy
Strickland.

“Pasti,” kata Jones. “Sebagai wakil Pimpinan Pcngadaan Pertahanan ia


bcrtanggung jawab alas

200

semua aspek yang ada kaitannya dengan nuklir. Ia wajib mcmbaca dokumen
itu, bersama tiga atau empat pejabat lain. Beberapa copy akan perlu dibuat
untuk diperiksa olch rekan-rekan dekat saja. Kemudian copy-copy itu akan
dikembalikan dan dimusnahkan. Aslinya akan kembali kepadaku, di sampaikan
secara pribadi.”
www.ac-zzz.tk

Itu disetujui. Dokumen Ascension Island akan bcrada di meja George Bercnson
pada hari Selasa.

Saat meninggalkan Kantor Kabinet, Sir Nigel Irvine mengundang Sir Bernard
Hemmings untuk mcnemaninya makan siang.

“Orang baik, si Preston ilu,” komentar Irvine, “begitu pula pcnampilan


pribadinya. Apakah dia setia kepadamu?”

“Aku punya semua alasan untuk berpendapat begitu,” kata Sir Bernard,
bingung.

Ah, itu barangkali bisa menjelaskan masalahnya, pikir C dengan mislerius.

Hari Minggu ilu, langgal dua puluh dua, Perdana Menteri Inggris menghabiskan
liburannya di rumah peristirahntan resminya di pedesaan. Chequers, distrik
Buckinghamshire. Dengan cara sangat rahasia, ia mcminta tiga dari para
penasihat terdekatnya di Kabinet dan pimpinan Partai Konservatif untuk datang
ke sana menjumpainya, secara pribadi.

Apa yang disampaikannya kepada mereka membuat mereka semua bcrpikir


kcras Juni mendatang

201

bcrarti ia sudah bcrada di puncak kekuasaan selama empat tahun dalam masa
jabatannya yang kedua. Ia sudah memutuskan untuk memenangkan pemilihan
umum lagi, untuk kctiga kalinya, secara berturut-turuL Indikator-indikator
ekonomi menu isyaratkan adanya penurunan di musim gugur yang akan datang,
yang discrtai gelombang tuntutan kenaikan gaji. Kemungkinan akan ada
pemogokan-pemogokan. Ia tidak mcnginginkan tcrulangnya “kcrcsahan musim
dingin* tahun 1978, ketika gelombang pemogokan mclumpuhkan kredibilitas
pemerintahan Partai Buruh dan akhirnya menyebabkan kejatuhannya pada
bulan Mei 1979.

Lagi pula, dengan pcrsekutuan Partai Sosial Demokrat/Liberal masih saja hanya
dua puluh persen suara perolchannya di poll pendapat umum, Partai Buruh,
dengan penampilan barunya yang hex-motto kesatuan dan kcmodcralan, telah
bcrhasil mcnaikkan pcrolehan poll-nya menjadi tiga puluh tujuh persen dari
seluruh total suara, yaitu hanya enam point di bawah Partai Konservalif. Dan
pcrbedaan ini semakin mengecil. Singkatnya, ia mcnghendaki suatu pemilihan
dadakan di bulan Juni, tapi tanpa spckulasi yang merusak yang mendahului dan
mempcrcepat keputusannya di tahun 1983. Suatu dcklarasi yang tiba-liba dan
bcrsifal kcjutan dan suatu kampanyc pemilihan selama tiga minggu adalah yang
diinginkannya, bukan di tahun 1988, atau bahkan di musim gugur tahun 1987,
tapi di musim tahun itu juga.
www.ac-zzz.tk

202

Ia membuat rckan-rekannya terdiam seribu ba-hasa, tapi tanggal yang lebih


disukainya adalah Kamis kedua sebelum terakhir di bulan Juni, tanggal delapan
belas.

Pada hari Senin, Sir Nigel Irvine melangsung-kan pertemuannya dengan


Andreyev. Sifatnya sangat terlutup, di Hampstcad Heath. Sejumlah anak buah
Irvine disebarkan di seluruh tempat itu untuk mcmastikan bahwa Andreyev
datang seorang diri dan tidak bcrada di bawah pengawasan agen-agen KR
(kontra-intelijen) Kcdutaan Soviet sendiri. Tapi ternyata dia bersib.
Pengawasan Inggris sendiri alas gcrakan-gerakan diplomat Soviet memang telah
ditiadakan.

Sir Nigel Irvine menangani Andreyev seperti menangani seseorang yang


berstatus pimpinan. Adalah tidak biasa bagi seseorang yang statusnya dalam
dinas (dinas apa pun) setinggi kepala dinas untuk menangani seorang agen
langsung sendiri. Tapi, itu bisa saja terjadi apabila agen itu menyangkut
kepentingan yang teramat khusus, atau karena penugasan itu dilakukan
sebelum si pcngawas berstatus kepala dinas di tcmpatnya bekerja dan si agen
tidak bersedia ditangani oleh orang lain. Begilulah yang terjadi dengan
Andreyev saat ilu.

Di bulan Februari 1972 dulu, sang Kepala, saat itu hanya disebut Mr. Irvine,
adalah kepala perwakilan di Tokyo. Di bulan itu pasukan anti tero—

203

ris memutuskan untuk mcnyerang markas besar Faksi Tentara Merah Ultra Kiri
yang fanatik, yang terletak di sebuah vila di tengah padang salju di lereng
Gunung Otakine, di sebuah tempat bemama Asamaso. Korps Kepolisian Nasional
yang sesungguhnya melaksanakan tugas itu, tapi di bawah komando pimpinan
pasukan anti tcroris yang pcr-kasa, Sassa, yang adalah tcman Irvine.

Dengan mcnggunakan sebagian pengalaman yang diperoleh unit-unit tempur


SAS Inggris, Irvine bisa memberikan bantuan saran kepada Sassa, dan beberapa
usulnya telah berhasil menyelamatkan sejumlah nyawa orang Jepang. Karena
posisi ncgerinya yang neural, Sassa tidak dapat menunjukkan rasa tcrima
kasihnya kepada Irvine dengan cara kongkrcL Tapi di suatu jamuan cocktail
sebulan kemudian, pria Jepang yang sangat pintar dan halus perangainya ini
menangkap pandangan mata Irvine dan mengangguk ke arah seorang diplomat
Rusia di seberang ruangan. Lalu ia tersenyum dan berlalu dari situ. Irvine
mendekati orang Rusia itu dan mcngctahui kenyataan bahwa orang itu belum
lama berada di Tokyo dan namanya Andreyev.
www.ac-zzz.tk

Irvine lalu menyuruh anak buahnya menguntit pria itu dan ternyata ia
melakukan tindakan bodoh, yaitu menjalin hubungan cinta dengan seorang ga-
dis Jepang, suatu pclanggaran yang akan segera menyebabkan ia dibuang oleh
bangsanya sendiri. Tentu saja si gadis Jepang sudah tahu, sebab se—

204

tiap diplomat Soviet di Tokyo diam-diam selalu dibuntuti setiap kali ia


meninggalkan kedutaan.

Irvine lalu membuat jebakan asmara, berhasil memperoleh foto-foto yang


dipcrlukan dan rekaman suara, dan akhirnya melakukan penyergapan di tempat
atas diri Andreyev dengan menggunakan teknik crash-bang-gotcha
(pendadakan). Pria Rusia itu hampir-hampir pingsan, mcngira dia sedang
disergap oleh kaumnya sendiri. Sambil mengena-_kan celananya kembali, ia
setuju untuk berbicara dengan Irvine. Ia merupakan tangkapan yang lu-mayan.
Ia adalah anggota Dircktorat (legal KGB, seorang agen Jalur N.

Dircktorat Utama Satu KGB, yang menangani kegiatan luar negeri, dalam
tubuhnya sendiri terbagi menjadi direktorat-direktorat, departemen
departemen khusus, dan departemen-departemen biasa. Agen-agen KGB Soviet
biasa yang menyamar sebagai diplomat be rasa I dari sal a h satu departemen
wilayah (Departemen Tujuh mencakup Jepang). Para staf ini disebut Jalur PR
kalau sedang ditugaskan di luar ncgeri, dan merckalah yang melakukan tugas
pencarian informasi sehari-hari, membentuk kontak-kontak yang berguna,
mcmbaca bahan publikasi teknis, dan sebagainya.

Tapi di jantung paling rahasia Dircktorat Utama Satu terletak pusat urusan
Ilegal, atau Dircktorat S, yang tidak mengenal batas-batas wilayah.
Departemen ini melatih dan menugaskan agen-agen “ilegal”—yaitu mereka
yang tidak memiliki

205

kekebalan diploma lik, mereka yang bekcrja di bawah lanah, dengan


penyamaran yang canggih, dengan dokumen-dokumen palsu dan bcrtugas dalam
misi-misi rahasia. Para ilegal ini beroperasi di luar kcdutaan. Mcskipun
demikian, di dalam seliap tim KGB di setiap kcdutaan Soviet, biasanya selalu
ada satu agen dari Direktorat S, yang dalam pcnu-gasan luar ncgcrinya dikcnal
sebagai agen Jalur N. Agen-agen Jalur N ini hanya mcngcmban lugas-tugas
khusus, sering kali menjalin kerja sama dengan mata-mala setempat dari negeri
yang sedang dimata-matainya, atau mcmberikan bantuan, dengan perlindungan
dan dukungan teknis, kepada scorang ilegal lain yang mcnyamar yang berasal
dari negara blok Soviet.
www.ac-zzz.tk

Andreyev berasal dari Direktorat S. Anchnya, dia bukan ahli masalah Jepang,
yang merupakan persyaratan bagi semua rekannya di Departemen Tujuh di
kcdutaan. Dia scorang ahli bahasa Inggris, dan dikirim ke Jepang karena
ditugaskan membentuk kontak dengan scorang sersan Angkatan Udara Amerika
Serikat yang telah mcnjalani lalihan di San Diego sebelum ia ditransfcr ke
pangkalan gabungan Angkatan Udara Amerika-Jepang di Tashikawa. Karena
sadar ia tidak mungkin mcngakui kesalahannya kepada atasannya di Moskow,
Andreyev sctuju untuk bekcrja bagi kepentingan Irvine.

Kerja sama yang nyaman ini berakhir ketika sersan Amerika ilu, yang tcrus-
mencrus ditekan

206

sehingga tidak tahan lagi, bunuh diri dengan cara yang kurang rapi, yaitu
menembak dirinya sendiri dengan rcvolver-nya di kamar kecil dapur militer dan
Andreyev dikirim pulang ke Moskow dengan tergesa-gesa. Tadinya Irvine hernial
“membakar” (membeberkan “dosa”) agen itu di sana saat itu, tapi ia
mengurungkan niatnya.

Dan kemudian Andreyev muncul di London. Sejumlah foto baru ada di meja Sir
Nigel Irvine enam bulan sebelum itu, dan ke sanalah Andreyev bertugas.
Dimutasikan dari Direktorat S dan kembali ke Jalur PR, Andreyev diangkat
sebagai sekretaris dua di Kcdutaan Soviet. Sir Nigel memasang kaitnya lagi.
Andreyev tidak bisa bcrbuat lain kecuali bekcrja sama, tapi ia tidak mau dila
ngani olch orang lain, jadi Sir Nigel lerpaksa memperlakukan dia sebagai orang
yang berstatus direktur.

Mengenai masalah kebocoran di Kementerian Pertahanan Inggris, Andreyev


tidak bisa mcmbantu banyak. Ia tidak tahu apa-apa tentang masalah itu. Jika
mcmang ada kebocoran, maka si pelaku di kementerian itu mungkin ditangani
olch seorang agen Soviet ilegal yang berdomisili di Inggris, yang bcrhubungan
langsung dengan Moskow, atau dia mungkin ditangani olch salah satu dari tiga
agen Jalur N yang bcrtugas di dalam kcdutaan. Tapi agen-agen itu tentu tidak
akan mcmbicarakan masalah sepenting itu saat minum kopi di kantin. Secara
pribadi ia tidak pernah mendengar apa-apa,

207

tapi ia akan membuka mata dan telinganya lebar-lebar. Dalam kondisi seperti
itulah kedua laki-Iaki di Hampstcad Heath itu berpisah.

Dokumen Ascension Island dibagikan pada hari Sclasa, 24 Fcbruari, olch Sir
Peregrine Jones, yang mcnghabiskan waktu sepanjang hari Senin untuk
menyiapkannya. Dokumen itu dibagikan kepada empat orang. Bertie Capstick
menyanggupi untuk pergi ke kementerian setiap malam dan memeriksa
www.ac-zzz.tk

fotocopy-fotocopy yang dibuat secara legal. Preston membcritahu para


pelacaknya bahwa ia ingin tahu apakah George Bercnson mulai beraksi, dengan
segcra. Kepada para petugas pcngccck surat pos juga dimintanya hal yang
sama, dan tim penyadap telcponnya dimintanya untuk siaga penuh. Lalu
mereka bersJap dan menunggu.

208

PADA hari pertama tidak terjadi apa-apa. Malam itu, Brigadir Capstick pergi ke
kementerian bersama John Preston, sementara para staf sedang tidur dan
mengecek jumlah fotocopy yang dibuat. Ada tujuh lembar semuanya: tiga olch
George Berenson, masing-masing dua oleh pejabat-pejabat senior yang lain
yang menerima Dokumen Ascension Island, dan tak satu pun dibuat olch orang
kecmpat.

Pada malam hari kedua, Berenson melakukan sesualu yang ganjil. Para pclacak
mclaporkan bahwa petang itu ia meninggalkan apartemen Belgravia-nya dan
berjalan menuju sebuah box telepon di dekat situ. Mereka tidak bisa melihat
nomor yang dipulamya, tapi dia cuma mcngucapkan beberapa patah kata,
mcletakkan kembali gagang telcpon, dan berjalan pulang. Mengapa, pikir
Preston, seseorang harus berbuat begitu kalau ia mcmpunyai lelepon sendiri
yang berfungsi dengan baik

209

di flatnya—sesuatu yang Preston tahu dengan pasti, scbab ia menyadap telepon


ilu?

Pada hari kctiga, Kamis langgal 26 Februari, George Berenson meninggalkan


gedung kcmcnterian pada waktu seperti biasa, memanggil taksi, dan menuju
St. John’s Wood. Di High Street di depan gereja itu, yang suasananya seperti di
pedesaan, terletak sebuah kedai es krim dan coffee shop. Pejabat Kcmcnterian
Pertahanan itu masuk ke dalam, mcmcsan satu sundae, yang merupakan salah
satu hidangan istimcwa kedai itu.

John Preston duduk di ruang radio di basement di Cork Street dan menyimak
laporan pimpinan tim pclacak. Terdcngar suara Len Stewart yang mengepalai
tim A. “Ada dua orang di sini,” katanya, “dan dua lagi di luar sini di jalanan.
Ditambah mobil-mobil saya.”

“Dia sedang apa di dalam sana?” tanya Preston.

“Tidak terlihat,” kata Stewart melalui radio. “Harus mcnunggu sampai orang-
orang yang ada bersama dia punya kescmpatan untuk mclapor kepada saya.”
www.ac-zzz.tk

Yang sedang terjadi yaitu, Berenson yang duduk terlindung di sebuah sudut
sedang menikmati es krim sundae-nya dan sedang mcngisi kotak-kotak terakhir
teki-teki silang di koran Daily Telegraph yang dikcluarkannya dari tas
kantornya. Ia tidak menyadari adanya dua mahasiswa bcrpakaian jeans yang
duduk di sudut

Tiga puluh menit kemudian si pejabat minta

bon, membawanya ke meja pembayaran, mem-bay a r, dan pergi dari situ.

“Ia sudah balik ke jalanan,” Len Stewart melapor. “Dua anak buah saya masih
di dalam sana. Ia sedang berjalan di sepanjang High Street Men cari taksi, saya
rasa. Saya bisa melihat anak buah saya di dalam kedai itu sekarang. Mereka
sedang mcmbayar di meja pembayaran.”

“Bisakah kautanyakan kepada mereka, apa yang tadi dilakukannya di dalam


sana?” tanya Preston. Ada sesuatu yang aneh dalam rcntetan pcristiwa ini,
pikirnya. Mungkin kedai es krim itu punya kcisti-mcwaan, tapi ada kedai-kedai
lainnya di May (air dan di kawasan West End, yang terletak di jalur lurus dari
kementerian ke Belgravia. Mcngapa menuju ke sebelah utara Regent’s Park, ke
St John’s Wood hanya untuk minum es krim?

Suara Stewart terdcngar lagi di udara. “Ada taksi datang. Ia memanggil nya.
Sebentar, nah ini anak buah saya dari dalam.” Sejenak transmisi itu tcrhenti.
Lalu, “Rupanya dia cuma makan es krim dan menyelesaikan mcngisi teka-teki
silang Daily Telegraph. Lalu ia membayar dan pergi dari situ.”

“Di mana korannya?” tanya Preston.

“Dilinggalkannya setelah ia sclesai…. Sebentar…. Lalu si pemilik kedai datang


dan mcmbcrsihkan mejanya, mengambil mangkok yang kotor dan koran itu dan
membawanya ke dapur…. Ia berada di dalam taksi sekarang dan sedang
meluncur. Apa yang kita lakukan sekarang… tctap ikuti dia?”

210

Preston bcrpikir dengan tegang. Harry Burkinshaw dan tim B telah dibebaskan
dari tugas melacak Sir Richard Peters dan diberi cuti beberapa hari. Mereka
harus bcrtugas jaga dalam hujan, cuaca dingin, dan kabut selama bcrminggu-
ming-gu. Kini hanya ada satu tim yang bcrtugas. Kalau ia memecah tim itu
dengan risiko kehilangan Berenson, yang mungkin saja akan menemui pengon-
taknya di tempat lain, Harcourt-Smith pasti akan memojokkannya habis-
habisan. Ia membuat keputusan.
www.ac-zzz.tk

“Len, biarkan satu mobil dengan pengemudinya menguntit taksi itu. Aku tahu
orangmu tidak akan cukup jika ia meloloskan diri dengan berjalan kaki. Tidak
apa, suruh sisa anak buahmu pergi ke kedai es krim itu.”

“Siap, Pak,” kata Len Stewart, dan cabut dari udara.

Preston bcruntung. Taksi itu mcluncur langsung ke klub Berenson di kawasan


West End dan menurunkan dia di situ. Ia masuk kc dalamnya. Tapi kalau begitu,
pikir Preston, orang yang akan di-kontaknya mungkin bcrada di dalam sana.

Len Stewart memasuki kedai es krim itu dan duduk sampai saat kedai akan
tutup, ditemani secangkir kopi dan koran The Evening Standard. Tidak terjadi
apa-apa. Ia diminta meninggalkan kedai saat kedai itu akan tutup dan itu
dilakukannya. Dari ujung sana dan ujung sini jalan, tim empat orang itu
mcnyaksikan para karyawan kedai

212

itu meninggalkan tempat kerja mereka, si pemilik menutup pintu, dan lampu-
lampu dimatikan.

Dari Cork Street, Preston bcrusaha melakukan penyadapan telepon atas kedai
es krim itu dan mcnyelidiki idcntilas si pemilik kedai. Ternyata ia bemama
Signor Bcnotti, seorang imigran legal, berasal dari Naples, yang telah
mencmpuh hidup tanpa cacat selama dua puluh tahun. Di tengah malam
Preston melakukan penyadapan alas kedai es krim itu dan atas rumah Signor
Bcnotti di Swiss Cottage. Tidak ada hasil apa-apa.

Malam itu di Cork Street, Preston tidak bisa tidur. Tim pengganti Stewart sudah
mulai bertugas pada jam 8.00 malam dan mcngawasi kedai es krim serta rumah
Benotti sepanjang malam. Pada jam 9.00 Jumat paginya, Benotti berjalan
menuju ke kedainya, dan pada jam 10.00 membuka kedainya. Len Stewart
bersama tim shift siang mulai bcrtugas lagi pada jam yang sama. Pada jam
11.00, Stewart mclapor.

“Ada sebuah mobil van pengantar barang di pintu depan,” katanya kepada
Preston. “Sopirnya kelihatannya mcmuatkan box-box es krim ke dalam mobil.
Rupanya mereka melayani pesanan dengan anlaran.”

Preston mcngaduk kopinya yang kurang enak rasanya, cangkir kedua puluh.
Otaknya letih karena kurang tidur. “Aku tahu,” katanya, “pembicaraan-
pembicaraan telepon sudah mengisyaraikan hal itu. Atur supaya sebuah mobil
dengan dua orang

213
www.ac-zzz.tk

mcnguntit van ilu. Calai semua penerima anlaran es krim itu.”

“Dengan begitu saya cuma tinggal punya satu mobil dan dua orang saja di sini,
termasuk saya sendiri,” kata Stewart “Sangat kurang untuk pcla-cakan.”

“Ada rapat bidding—tawar-menawar—saat ini di Charles. Aku akan berusaha


memperoleh tim cks—

tra,” kata Preston.

Van es krim itu melakukan dua belas antaran pagi itu, scmuanya di kawasan St.
John’s Wood/Swiss Collage, dengan dua di selatan scjauh Marylebone.

Scbagian antaran itu dilakukan di gcdung-gedung apartemen, di sana sulil bagi


para pclacak untuk (idak menimbulkan kecurigaan, tapi mereka mencatat
semua alamat Lalu van itu meluncur kembali ke kedai itu. Tidak ada anlaran
sore.

“Bisakah kau drop daftar itu di Cork dalam perjalananmu menuju ke rumah?”
Preston bertanya

pada Stewart.

Petang ilu, para penyadap telepon melaporkan bahwa Berenson menerima


empat telepon selama dia di rumah, termasuk satu yang ternyata pcncle-
ponnya salah sambung. Dia tidak melakukan pembicaraan keluar. Semua sudah
dirckam. Apa Preston ingin mendengarkan rekaman ilu? Sama sekali tidak ada
yang mencurigakan. Tapi ia berpikir, mungkin scbaiknya didengarkannya juga.

Sabtu pagi hari, Preston melakukan sesuatu

214

yang paling melelahkan dalam hidupnya. Dengan mcnggunakan tape recorder


yang sudah disiapkan oleh km Bantuan Tcknik, dan dengan mcngucapkan
berbagai perminUian maaf, ia menelepon setiap penerima antaran es krim itu,
dan, apabila yang menjawab telepon seorang wanita, menanyakan apakah ia
boleh bcrbicara dengan suaminya. Karena hari itu hari Sabtu, ia berhasil
menelepon scmuanya kecuali satu.

Satu suara rasa nya pernah didengarnya. Apakah itu—ada sedikit akscn
asingnya? Dan di manakah ia pernah mendengar suara seperti itu scbclumnya?
la mcmeriksa nama pemilik apartemen ilu. Tidak mcmpunyai arti apa-apa
baginya.
www.ac-zzz.tk

Ia makan siang dengan murung di sebuah cafe dekat Cork Street Kcterkaitan
dalam kasus itu muncul di benaknya saat ia minum kopi. Ia bergegas kembali ke
Cork Street dan mcmutar lagi rekaman itu. Bisa jadi—belum pasti, tapi bisa
jadi.

Scotland Yard, di antara berbagai sarananya yang lengkap milik Departemen


Ilmiah Forcnsik-nya, memiliki satu seksi yang khusus menangani analisa suara
manusia, yang amat berguna jika seorang penjahat yang sedang dilacak, yang
telepon nya telah disadap, menyangkal bahwa yang ada di pita rekaman itu
adalah suara nya. MI-S, yang tidak memiliki sarana forensik, hams bergantung
kepada Scotland Yard dalam hal seperti ini, suatu pengaturan yang biasanya
dilakukan mclalui Cabang Khusus.

215

Preston menelepon Sersan Detektif Lander di rumahnya, dan Lander-lab yang


kemudian mengatur suatu pertemuan prioritas di seksi analisa suara Scotland
Yard sore itu juga. Hanya ada satu teknisi yang bcrtugas, dan ia jcngkcl sekali
karena harus berhenti nonton pertandingan sepakbola di televLsi untuk
dipanggil bekerja, tapi perintah itu dipatuhinya. Ia scorang pemuda
berperawakan ku-rus dengan kacamata tebal. Diputarnya pita rekaman Preston
setengah lusin kali sambil mcngamati jalur terang pada layar oscilloscope yang
naik-turun untuk menangkap nuansa-nuansa paling ha-lus dari nada dan ttmbre
dalam suara-suara itu.

“Suara yang sama,” katanya akhirnya, “tak ragu lagi.”

Pada hari Minggu, Preston mencari identitas pemilik suara bcrakscn asing itu
dengan mcnggunakan Daftar Diplomatik. Ia juga menghubungi seorang teman di
Departemen Fisika di Universilas London, mengganggu hari liburnya dengan
meminta bantuan yang agak mercpotkan, dan akhirnya menelepon Sir Bernard
Hemmings di rumahnya di Surrey.

“Saya kira ada sesuatu yang perlu kita laporkan kepada Komite Paragon, sir,”
katanya, “csok pagi.”

Komite Paragon mengadakan pertemuan pada jam 11.00 pagi hari Senin tanggal
2 Marct, dan Sir Anthony Plumb meminta Preston menyampaikan laporannya.
Sua sana terasa mencekam karena

216

ada sesuatu yang diharapkan, meskipun Sir Bernard Hemmings nampak muram.

Preston mclaporkan rincian kejadian dua hari pertama setelah dibagikannya


Dokumen Ascension Island itu dengan sesingkat mungkin. Terasa yang hadir
www.ac-zzz.tk

mulai menaruh minat ketika dilaporkan bahwa Bercnson bertingkah ganjil dan
melakukan pembicaraan telepon sangat singkat dari sebuah box telepon pada
hari Rabu petang yang lalu.

“Apakah pembicaraan telepon itu Anda rckam?” tanya Sir Peregrine Jones.

“Tidak, sir, kami tidak berhasil untuk berada cukup dekat,” jawab Preston.

“Jadi mcnurut pendapat Anda telepon itu untuk apa?”

“Saya kira Mr. Berenson mcmbcritahu pengendalinya tentang adanya drop yang
ditunda, barangkali ia mcnggunakan kodc-kode tertentu untuk menyatakan
waktu dan tempatnya.”

“Apa Anda mempunyai bukti mengcnai bal itu?” tanya Sir Hubert Villicrs dari
Kementerian Dalam Negeri.

“Tidak, sir.”

Preston kemudian melanjutkan dengan menguraikan kunjungan ke kedai es


krim itu, ditinggalkannya koran Daily Telegraph, dan kenyataan bahwa koran ilu
kemudian diambil oleh si pemilik kedai sendiri.

“Apakah Anda berhasil memperoleh koran itu?” tanya Sir Paddy Strickland.

217

“Tidak, sir. Melakukan penggcrcbekan di kedai es krim itu barangkali bisa


berlanjut dengan penangkapan alas diri Mr. Benotti, dan kemungkinan juga Mr.
Berenson, tapi Benotti bisa saja mengaku tidak bersalah sama sekali dan
menyatakan koran itu tidak bcrisi apa-apa, dan Berenson bisa saja menyatakan
bahwa ia telah melakukan kesalahan yang sangat ceroboh.”

“Tapi Anda percaya bahwa kunjungan ke kedai es krim ilu adalah sualu
tindakan drop?” tanya Sir Anthony Plumb.

“Saya yakin itu,” kata Preston. Ia melanjutkan mcnguraikan antaran box-box es


krim berukuran satu galon ke selusin pelanggan keesokan harinya, bagaimana ia
telah memperoleh contoh suara scbelas dari mereka, dan dilerimanya telepon
salah sambung olch Bercnson petang itu, pada hari yang sama. “Suara yang
menelepon dia petang itu— yang menyatakan bahwa peneleponnya rupanya
salah sambung, meminta maaf, dan membatalkan telepon itu—ternyata sama
dengan salah satu penerima antaran es krim.”

Suasana langsung hening di sekeliling meja.


www.ac-zzz.tk

“Apakah tidak mungkin itu hanya suatu ke-bclulan saja?” tanya Sir Hubert
Villiers ragu-ragu. “Sangat banyak nomor-nomor tidak bersalah yang mcngalami
salah sambung di kola ini. Saya sendiri sering mengalami hal seperti itu.”

“Saya telah mengkonsultasikan kemungkinan itu kepada scorang teman


kemarin, yang tahu soal—

218

soal komputer,” kata Preston dalar. “Kemungkinan bahwa seseorang yang


tinggal di kola berpen-duduk dua belas juta yang pergi ke kedai es krim untuk
memesan sundae, dan bahwa kedai es krim itu melakukan antaran kepada dua
belas pelanggan keesokan harinya, lalu salah satu pelanggan itu menelepon
secara salah sambung kepada pemakan cs krim itu di tengah malam —adalah
satu dibanding scjuta. Telepon di hari Jumat ilu merupakan pengakuan bahwa
antaran sudah diterima dengan baik.”

“Coba, apa saya sudah mengerti benar,” kata Sir Perry Jones. “Bercnson
memperoleh kembali semua fotocopy dokumen fiktif itu dari rekan-rckan-nya
dan berpura-pura telah memusnahkan semuanya. Padahal, ia menahan satu
copy. Ia memasukkan copy itu ke dalam lipatan korannya dan meninggalkannya
di kedai es krim. Si pemilik kedai mengambil koran itu, membungkus dokumen
rahasia itu dengan plastik, dan mcngirimkannya kepada si pengcndali dalam
sebuah box cs krim. Si pengcndali lalu memberitahu Berenson bahwa ia telah
menerima kirimannya.”

“Saya percaya bahwa itulah yang sudah terjadi,” kata Preston.

“Kemungkinannya satu dibanding sejuta,” Sir Anthony Plumb tepekur. “Nigel,


bagaimana pendapatmu?”

Pimpinan SIS itu menggelengkan kcpalanya. “Aku tidak percaya akan


kemungkinan satu di

219

banding sejuta,” katanya. “Tidak dalam pekcrjaan kita ini—eh, Bernard? Tidak,
itu memang suatu drop, dari si sumber kepada si pengendali melalui seorang
perantara, Signor Benotti. John Preston telah menganalLsa dengan benar. Saya
ucapkan selamat. Bercnson adalah orang yang kita cari.”

“Apa yang terjadi sejak Anda mengembangkan kctcrkaitan ini, Mr. Preston?”
tanya Sir Anthony.

“Saya mcngalihkan pengawasan dari Berenson ke si pengendali,” kata Preston.


“Saya berhasil mcnemukan identitasnya. Malahan, pagi ini saya bergabung
www.ac-zzz.tk

dengan para pclacak dan mengikuti dia dari flatnya yang terletak di Marylebone
—tempat ia tinggal scorang diri sebagai bujangan—sampai ke kantornya. Ia
adalah seorang diplomat asing. Namanya Jan Mara is.”

“Jan? Kedengarannya orang Ceko,” kata Sir Perry Jones.

“Tepatnya bukan,” kata Preston dengan murung. “Jan Marais adalah seorang
diplomat resmi yang menjadi salah satu staf di Kedutaan Republik Afri-ka
Selatan.”

Suasana hening karena yang hadir terjieran-he-ran dan seakan tak percaya. Sir
Paddy Strickland menggumam dalam bahasa yang tidak layak dipakai oleh para
diplomat, “Bloody hell.” Semua mata terarah kepada Sir Nigel Irvine.

Ia duduk di ujung meja, nampak sangat terguncang. Kalau ilu benar, demikian
dikatakannya kepada dirinya sendiri, akan kuhancurkan tulang

220

iganya dan kuremukkan kepalanya. Ia sedang berpikir tentang Jenderal Henry


Pienaar, pimpinan Dinas Intelijen Nasional Afrika Selatan, penerus Biro
Keamanan Nasional yang sudah dibubarkan dan yang kepergiannya tidak discsali
Adalah suatu hal yang buruk jika orang-orang Afrika Selatan menyewa sejumlah
bandil London unluk menjarah arsip-arsip Kongres Nasional Afrika; tapi
membentuk jaringan mata-mata di dalam Kementerian Pertahanan Inggris
merupakan pernyataan perang an-tara dinas-dinas rahasia kedua ncgara itu.

“Saya kira, gentlemen, kalau Anda sudi berbaik hati, saya minta waktu
beberapa hari unluk menyelidiki masalah ini lebih lanjut,” kala Sir Nigel.

Dua hari kemudian, pada tanggal 4 Marct, salah satu menteri senior Kabinet
yang dipercaya Mrs. Thatcher dan diberitahu tentang kcinginannya untuk
menyelenggarakan pemilihan umum dini, sedang menikmati makan pagi dengan
isirinya di rumah mereka yang indah di Holland Park, London. Isirinya sedang
mcmbalik-balik sctumpuk brosur paket wisata.

“Corfu sangat menyenangkan,” kata istrinya, “atau Pulau Krcta.” Tidak ada
tanggapan, sehingga ia merasa perlu untuk mendesakkan keinginannya.
“Darling, kita perlu bcrlibur dua minggu unluk istirahat total di musim panas
ini. Sudah hampir dua tahun kita tidak pergi bcrlibur. Bagaimana

221

kalau bulan Juni? Sebelum kau sibuk lagi dan saat cuaca masih dalam kondisi
yang terbaik.”
www.ac-zzz.tk

“Jangan Juni,” kata sang menteri, tanpa mene-ngadahkan wajahnya.

“Tapi Juni sangat bagus,” istrinya mcmprotcs.

“Jangan Juni,” suaminya mengulangi, “lain kali saja, asal bukan Juni.”

Mata isirinya mcmbclalak. “Mengapa Juni begitu penting?”

“Sudahlah.”

“Kau scrigala licik,” kaia istrinya penuh emosi. “Margaret, kan? Pasti gara-gara
obrolan sanlai di Chequers hari Minggu yang lalu. Dia akan mcngunjungi desa-
desa. Well, aku berani taruhan.”

“Shush,” kata suaminya, tapi setelah dua puluh lima lahun perkawinan mereka,
isirinya lahu jika tcbakannya benar. Ia mendongak dan melihat Emma, putri
mereka, yang sedang bcrdiri di mulut pintu.

“Kau sudah mau pergi, Sayang?”

“Yeah,” kata gadis itu, “sampai nanti.”

Emma Lockwood berumur sembilan belas tahun, mahasiswi fakullas seni rupa
yang dengan sepenub jiwa-raganya bcrgabung dengan sualu alir-an yang discbut
“politik radikal”. Ia membenci pandangan-pandangan politik ayahnya dan
bcrusaha memprotesnya dengan gaya hidupnya. Orang-luanya yang cemas tapi
masih berusaha untuk bcrsikap tolcran itu melihat putri mereka tidak pernah
ketinggalan mcngikuti demonstrasi-222

demonstrasi anti nuklir atau protes-protes sayap kiri lain yang lebih vokal.
Salah satu bentuk proles pribadinya adalah tidur dengan Simon Devine, seorang
dosen di fakultas politcknik yang dijumpainya ketika ikut salah satu
demonstrasi.

Dosen itu bukan seorang pecinla yang hebat, tapi ia membuat gadis itu
terkesan karena paham trotskyismc-nya yang fanatik scrta kebenciannya yang
mendalam terhadap semua yang berbau “borjuis”, yang mencakup semua orang
yang tidak setuju dengan pandangannya. Mereka yang mampu bcrsilang
pendapat secara lebih efektif daripada kaum borjuis diklasifikasikannya sebagai
kaum fa-sis. Pclang itu, di tempat tidur Devine, gadis itu menyampaikan tip
yang tadi kebeiulan didengarnya saat berdiri di mulut pintu ruang makan pagi
orangtuanya.

Devine adalah anggota sejumlah kelompok studi rcvolusioncr dan sering


menyumbangkan tulisan-lulisannya di buletin-bulctin kaum Ekstrem Kiri yang
sifatnya sangat berapi-api tapi ber-oplag ke-cil. Dua hari kemudian, ia
www.ac-zzz.tk

menyinggung-nyinggung infonnasi bcrbarga yang dipcrolehnya dari Emma


Lockwood saat dia mengadakan pertemuan dengan salah satu editor buletin-
bulelin itu, untuk mana ia sudah mempersiapkan sebuah tulisan yang
menganjurkan agar semua pekerja pabrik mobil di Cowley yang menyukai
kebebasan bersatu menghancurkan jalur produksi sebagai reaksi

223

terhadap dipccatnya salah satu dari mereka karena tindak pencurian.

Si editor mcmberitahu Devine bahwa desas-dcsus itu tidak cukup kuat untuk
bisa dituangkan sebagai tulisan yang akan ditcrbitkan, tapi ia her janji akan
mcmbicarakan informasi itu dengan rekan-rekannya, dan ia mcnasihati Devine
agar menyimpan informasi itu untuk dirinya sendiri saja. Setelah Devine pergi,
si editor segcra mcmbicarakan hal itu dengan salah satu rckannya—
perantaranya—dan si perantara menyampaikan hal itu kepada si pengendali
yang berkedudukan di Kedutaan Rusia. Pada tanggal 10 Marel, bcrita itu sampai
ke Moskow. Devine pasti menyesal kalau tahu akan hal itu. Sebagai penganut
fanatik seruan Trotsky untuk menjalankan revolusi global yang scketika, ia
sangat membenci Moskow dan semua yang dipcrjuangkan Moskow.

Sir Nigel Irvine, terguncang karena pengungkap-an yang mcnunjukkan bahwa


pengendali mata-mata kelas tinggi dalam pemerintahan Inggris itu ternyata
seorang diplomat Afrika Selatan, mengambil satu-satunya pilihan yang tersisa
baginya— suatu pendekatan langsung ke Dinas Intelijen Nasional Afrika Selatan
untuk mcminta pcnjelasan.

Hubungan antara dinas SIS Inggris dan NIS (National Intelligence Service) Afrika
Selatan (dan pendahulunya— BOSS) digambarkan olch setiap politisi dari kedua
negara itu sebagai “tklak ada”.

224

“Hubungan berjarak” akan terdengar lebih rcalislis. Hubungan sebenarnya ada,


tapi karena alasan-a las an politis, hubungan itu sulit direalisasikan.

Di bawah berbagai pemerintahan Inggris, karena adanya kcudakscnangan


terhadap doktrin apartheid, hubungan itu selalu diccmoohkan, lebih-lebih oleh
Partai Buruh dari pada oleh Partai Konservatif. Selama masa pemerintahan
Partai Buruh antara tahun 1964 dan tahun 1979 ketidaksenangan itu terus
bcrlanjut—anehnya, discbabkan oleh sengketa Rhodesia. Pcrdana Menteri Partai
Buruh saat itu, Harold Wilson, mengakui bahwa ia memang me merlukan semua
informasi yang bisa dinerolehnya mengcnai Rhodesia-nya Ian Smith supaya bisa
menerapkan sanksi-sanksinya, dan orang-orang Afrika Selalan-lah yang memiliki
scbagian besar dari itu.
www.ac-zzz.tk

Partai Konservatif berjaya kembali pada bulan Mei 1979, yaitu pada saat kasus
itu telah berakhir, dan hubungan itu pun terus bcrlanjut, kali ini karena adanya
kepentingan yang menyangkut Namibia dan Angola, yang, harus diakui, bahwa
Afrika Selatan memiliki jaringan informasi yang bagus. Dan hubungan itu tidak
bcrsifat sepihak saja. Inggris-lah yang menerima lip dari Jcrman Barat tentang
kctcrkaitan Jerman Timiir dengan istri Ko-modor Laut Afrika Selatan Dieter
Gerhardt—ia kemudian ditangkap sebagai ma la-ma la bk>k Soviet Inggris, yang
menggunakan file-file SIS yang secanggih ensiklopcdi mengcnai tokoh-tokoh
seperti ilu, juga mcmbcrikan tip kepada Afrika Sela-225

tan tentang scpasang agen ilegal Soviet yang menyusup ke bagian selatan bcnua
Afrika.

Pernah terjadi suatu insklen yang kurang nya-man di uhun 1967, ketika scorang
agen BOSS (Bureau of State Security), he mama Norman Blackburn, yang
bekcrja sebagai penjaga bar di Zambezi Club, menggunakan daya pikatnya
terhadap salah satu “the Garden Girls”. Mereka adalah para sekretaris di
Downing Street 10, yang disebut begitu karena mereka bekerja di sebuah
ruangan yang menghadap ke a rah sebuah La man

Gadis bemama Helen yang kena pikat itu (sebut saja nama nya begitu, sebab ia
sudah lama menempuh hidup yang mapan dan membina keluarga) memberikan
scjumlah dokumen rahasia kepada Blackburn sebelum affair mereka tercium.
Akibatnya cukup pa rah dan akhirnya membuat Harold Wilson mulai saat itu
mcrasa yakin bahwa apa pun yang tidak beres, mulai dari bolol anggur yang
tersumbat sampai gagalnya panen, discbah-kan oleh BOSS.

Setelah itu, hubungan antara kedua ncgara mulai membaik dan berada di jalur
yang a man. Karena itu inggris kemudian menamh seorang kepala perwakilan,
yang identitasnya dilaporkan kepada NIS, dan yang biasanya berdomtsili di
Johannesburg. Tidak ada “langkab-langkah aktif” yang dilakukan olch pihak
Inggris di wilayah Afrika Selatan. Afrika Selatan menamh scjumlah stafnya di
kcdutaan mereka di London, yang identitasnya dikelahui

226

oleh SIS, dan beberapa lagi di luar kcdutaan, yang diawasi dengan waspada
oleh MI-5. Tugas agen agen yang disebut bclakangan adalah memantau
kegiatan-kegiatan berbagai organisasi revolasioner Afrika Selatan di London,
seperti ANC, SWAPO, dan scbagainya. Selama Afrika Selatan membatasi
kegiatannya di sektor-seklor ini, mereka tidak di-usik.

Adalah pimpinan pcrwakilan Inggris di Johannesburg yang mengupayakan dan


memperoleh kesempatan untuk melakukan wawancara pribadi dengan Jenderal
Henry Pienaar dan melapor balik ke pimpinannya di London tentang apa yang
www.ac-zzz.tk

dinyata kan olch pimpinan NIS itu. Sir Nigel mengadakan pertemuan dengan
Komite Paragon pada tanggal 10 MareL

“Jcndcral Pienaar yang terkcnal dan baik hati bersumpah demi semua yang
dianggapnya suci, bahwa ia sungguh-sungguh tidak tahu mcnahu tentang Jan
Marais. Ia menyatakan bahwa Marais tidak bekcrja untuk dia dan belum pernah
bekerja untuk dia,” kata Sir Nigel.

“Apakah ia mengatakan yang sebenamya?” tanya Sir Paddy Strickland.

“Dalam pcrmainan seperti ini, kita sebaiknya tidak langsung percaya. Tapi ada
kemungkinan ia mengatakan yang sebenamya. Yang jelas, ia mestinya sudah
tahu sejak tiga hari yang lalu bahwa kita telah membuka kedok Marais.
Seandainya Marais memang agen dia, ia akan tahu bahwa kita

227

akan membalas dendam tanpa tanggung-tanggung. Sampai sekarang ia belum


mcnarik mundur orang-orangnya, yang kukira pasti dilakukannya kalau dia
memang bersalah.”

“Kalau begitu Marais itu apa?” tanya Sir Perry Jones.

“Pienaar menyatakan ia sama ingin tahunya dengan kita,” jawab C. “Malahan,


ia telah menyetujui permintaanku untuk menerima penyelidik kita dan
melakukan perburuan gabungan bersama orang-orangnya. Aku ingin
mengirimkan seseorang ke sana.”

“Bagaimana posisi Berenson dan Marais sekarang?” tanya Sir Anthony Plumb
kepada Harcourt-Smith, yang mewakili Lima.

“Kedua orang itu bcrada di bawah pengawasan terselubung, tapi belum akan
ada Undakan untuk menyergap. Belum ada penggerebekan ke apartemen-
apartemen mereka. Cuma pemeriksaan surat-surat pos, penyadapan telepon,
dan para pelacak yang bcrjaga-jaga selama dua puluh empat jam,” jawab
Harcourt-Smith.

“Berapa lama yang kaumaui, Nigel?” tanya Plumb.

“Sepuluh hari.”

“Baiklah, tapi itu maksimal. Dalam waktu sepuluh hari kita harus menindak
Berenson dengan data apa pun yang telah kita peroleh dan memulai perkiraan
kerugian, tidak peduli apakah dia bersedia atau tidak bcrsedia untuk bekerja
sama.”
www.ac-zzz.tk

228

Keesokan harinya. Sir Nigel Irvine mcngunjungi Sir Bernard Hemmings di


rumahnya di luar Farnham, tempat orang tua yang sakit itu menyendiri.

“Bernard, orangmu itu, Preston. Aku tahu ini memang tidak biasa—aku bisa saja
mengirim salah satu orangku sendiri—tapi aku suka sry/e-nya. Bisakah kupinjam
dia untuk Misi Afrika Selatan itu?”

Sir Bernard sctuju. Preston terbang ke Johannesburg dengan flight malam pada
tanggal 12-13 Ma-ret Berita itu mencapai meja Brian Harcourt-Smith setelah
Preston berada di udara. Ia marah sekali, tapi ia tahu bahwa pangkatnya tidak
memungkinkan baginya untuk mcmprotes.

Komite Albion melapor kepada sang Sekretaris Jenderal pada petang hari
tanggal dua belas, dan ditcrima di apartemennya yang di Kutuzovsky Prospekt

“Dan apa yang telah Anda peroleh buat saya?” pemimpin Soviet ilu bertanya
lirih.

Profesor Krilov, sebagai ketua komite, mcmberi isyaral kepada Grand Master
Rogov, yang lalu membuka file yang berada di depannya dan mulai membaca.

Seperti selalu jika berada bersama dengan sang Sekretaris Jenderal, Philby
terkesan, bahkan ka-gum, oleh kckuasaannya yang tak terbatas. Selama
melakukan penelilian untuk komite itu, mereka

229

cuma perlu menyebutkan namanya saja sebagai pelindung dan apa pun yang
diinginkan mereka di Uni Soviet akan bisa diperoleh tanpa banyak pertanyaan
lagi. Sebagai orang yang mempelajari apa arti kekuasaan dan pencrapannya,
Philby mcngagumi cara-cara yang licin dan tak kenal ampun yang digunakan
sang Sekretaris Jenderal untuk memperoleh kekuasaan mullak untuk
mengendalikan setiap aspek kehidupan di Uni Soviet

Bcrtahun-tahun scbelumnya, ketika dia diberi jabatan kclua KGB yang penuh
kuasa, bukan sebagai calon yang diusulkan oleh Brc/hncv, tapi oleh si pencetak
penguasa’tokoh kunci Politbiro yang tidak dikenal umum, sang ideolog partai—
Mikhail Suslov. E)engan kemandiriannya terhadap Brezhnev dan “Mafia”
pribadinya, ia telah memastikan bahwa KGB tidak akan pernah menjadi an-jing
penurut milik Brezhnev. Pada bulan Mei 1982, dengan kematian Suslov dan
keadaan Brezhnev yang sc karat, ia meninggalkan KGB untuk kembali ke Komite
Scntral, ia tidak membuat kesalahan yang sama.
www.ac-zzz.tk

Setelah pergi, ia meninggalkan orangnya sendiri, Jenderal Fcdorchuk, unluk


menggantikannya menjadi pimpinan KGB. Dari dalam partai, sekretaris jenderal
yang sekarang telah mcngkonsolidasikan posisinya dengan Komite Sentral, lalu
menunggu waktunya melalui era-era Andropov dan Cher-nenko yang singkal
sampai tiba saat ia naik sebagai pengganti. Dalam tcnggang waktu beberapa

230

bulan itu, ia telah berhasil menyatukan. pusat-pusat kekuasaan: Partai Komunis


Uni Soviet, Angkatan Berscnjata, KGB, Kementerian Dalam Negeri, MVD.
Dengan semua kartu as di tangannya, tak seorang pun bcrani mencntang atau
bcrkomplot melawan dia.

“Kami telah menyusun sebuah rencana, Kamerad Sekretaris Jcndcral,” kata Dr.
Rogov, dengan menggunakan—seperti biasa—scbutan formal. “Ini adalah sebuah
rencana kongkret, suatu langkah yang aktif, sebuah usul untuk melakukan
deslabili-sasi di antara rakyat Inggris yang akan mampu membuat peristiwa
Sarajevo dan kebakaran Berlin Reichstag nampak kurang berarti. Kami
menama-kannya Rencana Aurora.”

Ia mcmbutuhkan waktu satu jam unluk membaca rinciannya secara penuh.


Sekali sekali ia melirik untuk melihat apakah ada tanggapan, tapi sang
Sekretaris Jenderal adalah seorang grand master permainan catur yang lebih
tinggi dan wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Akhirnya Dr. Rogov
selesai. Suasana hening dan mereka menunggu.

“Ada risiko-risiko,” kata Sekretaris Jenderal perlahan. “Apa ada jaminan bahwa
tidak akan jadi bumerang seperti halnya dengan… beberapa operasi lain?”

Mereka semua tahu apa yang dimaksudkannya. Ia pemah tcrguncang hebat


karena kegagalan pahit dalam apa yang disebut Wojtyla Affair. Makan

231

waktu tiga tahun sampai semua ribut-ribut dan tuduhan-tuduhan mcrcda, dan
pcristiwa itu telah mcnciptakan publisitas global yang sungguh tidak diinginkan
Uni Soviet

Di awal musim semi tahun 1981, Dinas Rahasia Bulgaria mclaporkan bahwa
agcn-agennya yang berada di tcngab-tengah masyarakat Turki di Jer-man Barat
telah menangkap seekor ikan yang anch. Demi alasan clnis, kultural, dan
hisloris, orang-orang Bulgaria, yaitu yang paling sctia dan patuh di antara
satelil-satelit Rusia, terlibat jauh dalam masalah-masalah Turki dan masyarakat
Turki. Orang yang mereka tangkap adalah seorang pembunuh tcroris yang
berdedikasi tinggi yang telah dilatih oleh kaum Ultra Kiri di Lebanon, yang
sudah pernah mcmbunuh demi kepentingan kelompok Serigala Kclabu dari
www.ac-zzz.tk

aliran Ultra Kanan di Turki, meloloskan diri dari penjara, dan kabur ke Jcrman
Barat

Yang aneh, orang ini menyatakan obscsi pribadinya untuk membunuh Paus.
Apakah mereka sebaiknya melepaskan Mehmet Ali Agca kembali ke masyarakat
atau memberinya dana dan identitas palsu, lengkap dengan sebuah senapan,
dan mem-biarkannya lepas?

Dalam keadaan normal KGB pasti akan menanggapi dengan sikap waspada:
Bunuh dia. Tapi keadaan saat itu sedang tidak normal. Karol Wojtyla, Paus
Polandia pertama dalam sejarah, merupakan ancaman scrius. Polandia sedang
bergolak

hebat; kekuasaan komunis di sana bisa sewaktu-waktu dihancurkan oleh


gerakan Solidaritas yang membelot

Wojtyla sudah mcngunjungi Polandia satu kali, dengan hasil yang sangat
mcrugikan pihak Soviet Ia harus dihentikan atau dijatuhkan reputasinya. KGB
kemudian menjawab orang-orang Bulgaria itu: Tcruskan, tapi kami tidak mau
tahu. Di bulan Mei 198i; dibekali uang, identitas palsu, dan sebuah senapan,
Agca dikawal menuju Roma, ditunjukkan arahnya, dan disodori kepala Paus.
Sebagai hasilnya, banyak orang kehilangan kepala mereka.

“Dengan segala hormat, menurut pendapat saya, keduanya tidak bisa


dibandingkan,” kata Dr. Rogov, yang berperan sebagai arsitek utama Rencana
Aurora dan karena itu bcrmaksud memper-lahankan kredibilitasnya. “Wojtyla
Affair adalah sebuah bencana karena tiga hal: sang target tidak mati;
pembunuhnya tertangkap hidup-hidup; dan, yang terburuk dari semuanya, saat
itu tidak ada suatu persckongkolan yang telah dikembangkan dengan rapi dan
yang bisa dijadikan kambing hi-tam dan akan dituding sebagai dalangnya—
misalnya kaum Ekstrem Kanan Italia atau Amerika. Seharusnya saat itu ada
gclombang bukti yang bisa dipercaya yang sudah disiapkan untuk di-retease,
yang mcmbuktikan kepada dunia bahwa golongan Kanan-lah yang telah
mendalangi Agca.”

Sang Sekretaris Jenderal mengangguk seperti seekor kadal tua.

“Di sini,” Rogov melanjuUcan, “situasinya berbeda. Di sini ada cara-cara unluk
mundur dan cara-cara untuk bcrhcnti di setiap tahapan. Si pclaksana haruslah
scorang profcsional top yang her sedia mcngakhiri hidupnya sendiri sebelum ia
tertangkap. Penampilan fisiknya sama sekali tidak akan mengundang
kecurigaan, dan tak ada ciri yang bisa dihubungkan dengan Uni Soviet. Petugas
pclaksana itu tidak akan hidup untuk menyaksikan pelaksanaan rencana ini. Dan
www.ac-zzz.tk

masih ada lagi subrencana-subrencana selanjutnya yang akan mencmpalkan


kesalahan secara gamblang dan meyakinkan di pihak Amerika.”

Sang Sekretaris Jenderal mcnoleh ke Jenderal Marchenko. “Apa akan bisa


berhasil?” ia bertanya.

Kctiga anggota komite itu mcrasa tidak enak. Akan lebih mudah kalau saja
mereka bisa menangkap reaksi sang Sekretaris Jenderal yang sebenamya, untuk
kemudian menyelujui recana itu. Tapi ia sama sekali tidak mcnunjukkan
pcrasaannya.

Marchenko mcnarik napas dalam-dalam dan mengangguk. “Rencana itu layak


dilaksanakan,” ia menyelujui. “Saya kira akan membutuhkan waktu sepuluh
sampai enam belas bulan untuk dapat diopcrasikan.”

“Kamerad Kolonel?” tanya sang Sekretaris Jenderal kepada Philby.

Kcbiasaan gagap Philby muncul saat ia berbicara. Selalu begitu kalau ia sedang
dalam ke—

234

adaan stress. “Mcngenai risikonya, saya bukan orang yang paling tepat untuk
mcnilamya. Demikian juga mengenai kelayakan tcknisnya. Mcngenai akibatnya—
tanpa diragukan lagi, itu akan dapat mcngalihkan lebih dari sepuluh persen
suara ‘massa mcngambang’ Inggris menjadi keputusan yang tergesa-gesa untuk
memilih Partai Buruh.”

“Kamerad Profcsor Krilov?”

“Saya terpaksa menentangnya, Kamerad Sekretaris Jenderal. Saya beranggapan


bahwa rencana itu sangat berbahaya, dalam pelaksanaannya dan dalam hal
akibat-akibat yang mungkin bisa terjadi. Rencana itu sama sekali bcrtcntangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Protokol KeempaL Kalau itu dilanggar, kita
semua akan menderita.”

Sang Sekretaris Jcndcral nampaknya tenggelam dalam permenungannya, dan


tak seorang pun be-rani mcngganggunya. Mata yang terlindung kc-lopak itu
nampak tepekur—selama lima menit—di balik kacamata yang mengkilap.
Akhirnya ia mengangkat wajahnya.

“Tidak ada catatan, tidak ada rekaman, tidak ada bagian-bagian rencana ini
yang masih berada di luar ruangan ini?”

“Tidak ada,” kata keempat anggota komite itu.


www.ac-zzz.tk

“Kumpulkan semua file dan map-map ini dan berikan kepada saya,” kata sang
Sekretaris Jenderal. Setelah itu dilakukan, ia mclanjutkan, dalam gaya
monotonnya seperti biasa.

“Ini sembrono, gila, nekat, dan berbahaya di

235

luar batas normal,” katanya. “Komite ini dibubarkan. Kalian akan kembali ke
profesi masing-masing dan jangan pernah lagi mcnyebut-nyebut Komite Albion
atau Rencana Aurora.”

Ia masih duduk di situ, menatap ke arah meja, saat keempat orang yang
dikalahkan dan dipermalukan itu bcrbaris keluar. Mereka mengenakan mantel
dan topi mereka dengan berdiam diri, hampir-hampir tidak berani saling
memandang, dan diantarkan ke bawah untuk menuju mobil-mobil mereka.

Di halaman, mereka masuk ke mobil masing-masing. Di dalam Volga-nya, Philby


menunggu Gregoriev mcnghidupkan mesinnya, tapi orang itu hanya duduk diam
di situ. Ketiga limousine yang lain meluncur keluar halaman, mclewati lengkung
gerbang, dan mcmasuki jalan raya. Tiba-tiba jen-dcla mobil di samping Philby
diketuk. Ia memutar kacanya turun dan melihat wajah Mayor Pavlov.

“Silakan ikut dengan saya, Kamerad Kolonel!”

Jantung Philby seakan berhenti berdenyut la baru sadar sekarang bahwa ia tahu
tcrlalu banyak; hanya dialah orang asing dalam kelompok itu. Sang Sekretaris
Jcndcral dikcn.il sebagai orang yang gemar menyingkirkan—secara permanen—
orang-orang yang bisa menimbulkan kesulitan di kemudian hari. Ia mengikuti
Mayor Pavlov kembali ke gedung itu. Dua menit kemudian ia diantarkan ke
ruang duduk sang Sekretaris Jenderal. Orang tua itu masih duduk di kursi
rodanya dekat

236

meja kopi. la memberi isyarat agar Philby duduk. Dengan gemctar pengkhianat
Inggris itu duduk.

“Bagaimana pendapat Anda yang sebenamya mengenai itu tadi?” tanya sang
Sekretaris Jenderal dengan lembut.

Philby menelan ludahnya dengan sulit. “Sangat kreatif, berani, berbahaya,


tapi, kalau berhasil— sangat efeklif,” katanya.

“Cemerlang,”, gumam sang Sekretaris Jenderal. “Dan rencana itu akan


dilanjutkan. Tapi di bawah pengawasan saya langsung. Ini tidak akan
www.ac-zzz.tk

diopcrasikan oleh orang lain, hanya olch saya. Dan Anda akan tcrlibat langsung
di dalamnya.”

“Bolehkah saya bertanya tentang satu hal?” Philby mencoba. “Mengapa saya?
Saya orang asing. Walaupun saya telah mengabdikan seluruh hidup saya kepada
Uni Soviet dan tinggal di sini sepertiga dari itu, saya masih tctap saja orang
asing.”

“Justru itulah,” jawab sang Sekretaris Jenderal, “dan Anda tidak mcmpunyai
perlindungan kecuali dari saya. Anda tidak mungkin bcrkomplot untuk
menentang saya.

“Anda akan meninggalkan istri dan keluarga Anda dan membcrhentikan sopir
Anda. Anda akan tinggal di wisma tamu di dacha saya di Usovo. Di sana Anda
akan membentuk sebuah lim yang akan mclaksanakan Rencana Aurora. Anda
akan memperoleh semua wcwenang yang diperlukan—itu akan datang dari
kantor saya di Komite Sentral.

237

Anda sendiri tidak akan perlu menampilkan diri.” Ia lalu menekan tombol bcl di
bawah meja. “Anda akan senantiasa bekerja di bawah pengawasan orang ini.
Saya kira Anda sudah mengenal dia.”

Pintu itu terbuka. Di situ berdiri Mayor Pavlov yang berpembawaan tak acuh
dan dingin.

“Dia orang yang sangat ccrdas dan bersikap sangat curiga,” kata sang Sekretaris
Jenderal me muji. “Dia juga seratus persen setia. Ia kebetulan adalah
keponakan saya.”

Ketika Philby bangkit untuk bcrgabung dengan mayor itu, sang Sekretaris
Jenderal mcnyodorkan sccarik kertas kepadanya. Itu sebuah surat dari
Direktorat Utama Satu yang diberi kode khusus untuk perhatian Sekretaris
Jenderal Partai Komunis Uni Soviet Philby seakan tak percaya akan apa yang
dibacanya.

“Ya,” kata Sekretaris Jcndcral, “itu baru saya terima kemarin. Anda tidak akan
punya waktu sepuluh sampai enam belas bulan seperti yang disebutkan
Jenderal Marchenko. Rupanya Mrs. Thatcher akan membuat move-nya dalam
bulan Juni. Kita harus membuat move kita seminggu sebelum itu.”

Philby mcngembuskan napasnya perlahan. Di tahun 1917 dibutuhkan waktu


sepuluh hari untuk menyelesaikan Revolusi Rusia. Pengkhianat Inggris yang
paling besar hanya diberi waktu sembilan puluh hari untuk menjamin
penyelesaian revolusi Inggris.
www.ac-zzz.tk

238
www.ac-zzz.tk

BAGIAN KEDUA
www.ac-zzz.tk

OBI KENOBI

Dilarang meng-komersl-kan atau kesialan menimpa anda selamanya

KETIKA John Preston mcndarat di Jan Smuts Airport di pagi tanggal 13 Ma ret,
pimpinan pcrwakilan lokal di sana, scorang pria jangkung, ku nis, dan berambut
pirang bcrnama Dennis Grey, sudah ada di sana untuk mcnyambulnya. Dari
tcras pengamat, dua agen NIS Afrika Selatan menyaksikan kedatangannya, tapi
tidak datang mcndckaL

Pabcan dan imignisi hanyalah formalitas saja, dan tiga puluh menit setelah
pesawat mendarat, kedua pria Inggris itu telah bcrada dalam mobil yang
menuju Pretoria. Preston memandang kc luar ke kawasan bandara itu dengan
rasa ingin tahu; ternyata tidak seperti yang dibayangkannya tentang Afrika—
cuma jalan raya enam jalur, bcraspal bi-tam dan modern, yang terbentang
mclintasi suatu padang luas yang kosong, diapit lanab-tanah pcrtanian dan
pabrik-pabrik gaya Eropa.

“Aku telah membuat booking untukmu di Hotel Burgerspark,” kata Grey. “Di
pusat kota Pretoria. Aku diberitahu bahwa kau lebih suka mcnginap di hotel
saja daripada di rumah dinas.”

241

“Ya,” kata Preston. “Tcrima kasih.”

“Kita akan ke sana dan check-in dulu. Kita ada appointment untuk bcrlcmu
dengan ‘the Beast’ jam scbclas.” Julukan yang kurang scdap didengar itu
tadinya diberikan kepada Jcndcral Van Den Berg, seorang jenderal polisi dan
pimpinan ex-Bureau of State Security, atau BOSS. Setelah tcrjadinya apa yang
disebut sebagai Skandal Muldcrgatc di tahun 1979, hubungan yang tidak
harmonis antara dinas intelijen negara Afrika Selatan dan polisi rahasia-nya ini
telah dibubarkan, dan membuat lega seluruh petugas intelijen profesional dan
departemen luar negeri, yang scnantiasa mcrasa malu atas ulah BOSS dengan
taktik-taktik brass-knuckle (kcpalan herbalui kuningan) yang brutal itu.

Dinas intelijen kemudian dibenluk kembali di bawah NIS (National Intelligence


Service), dan Jcndcral Henry Pienaar menyebcrang dari jabatannya sebagai
pimpinan Intelijen Mililer. Dia bukan seorang jcndcral polisi, tapi jcndcral
militcr, dan mcskipun dia bukan pejabat intelijen militcr selama hidupnya
scpcrli Sir Nigel Irvine, tahun tahun pengabdiannya di bidang intelijen militcr
telah mengajarkan kepadanya bahwa ada banyak cara lain untuk mcmbunuh
scckor kucing sclain mcmukulnya dengan perkakas tumpul. Jenderal Van Den
www.ac-zzz.tk

Berg sudah mcnjalani masa pensiun, tapi masih saja suka mengatakan kepada
siapa saja yang mau mendengarkan, bahwa “tangan Tuhan” scnantiasa
melindunginya. Secara kurang simpatik.

242

orang-orang Inggris mcmindahkan julukan itu ke sosok Jenderal Pienaar.

Preston mcncatalkan diri di hotel yang terletak di Van Dcr Walt Street,
mclemparkan kopcr-ko-pcrnya, mencuci muka, hcrcukur dengan cepat, lalu
bcrgabung dengan Grey di lobi pada jam setengah scbclas. Dari silu mereka
naik mobil menuju Union Building.

Kantor scbagian besar pejabat pemcrintah Afrika Selatan merupakan sebuah


kompleks bangunan yang besar, panjang, dibangun dari batu pasir warna coklat
oker, bertingkat tiga, dan bagian depannya yang panjangnya empat ratus meter
dipcrluas dengan empat scrambi dengan pilar-pilar pc no-pang. Kompleks itu
terletak di pusat kola Pretoria di atas sebuah bukit yang mcnghadap ke selatan
ke a rah sebuah I em bah yang da la ran rendahnya dibclah oleh Kerk Straat,
dan dari laman luas di depan bangunan ilu nampak pemandangan indah ke ar.ili
lembah sampai kc bukit-bukit kecoklatan di highveld (plateau yang biasa
dijadikan padang gembalaan knas Afrika Selatan) terus ke arah selatan, tempat
Monument Voortrckkcr yang kokoh berbentuk perscgi nampak mcnonjol.

Dennis Grey mcmbcrikan identitasnya di meja rescpsion dan menyebutkan


appointmcnt-nya dengan Kepala Dinas Intelijen. Beberapa menit kemudian
scorang petugas muda muncul untuk mcngantarkan mereka kc kantor Jenderal
Pienaar. Markas besar kepala NIS itu terletak di lantai

243

paling atas, di sayap kanan bangunan itu. Grey dan Preston diantarkan
mclewati lorong-lorong yang lurus panjang, yang didekorasi dcngali motif yang
nampaknya kbas motif gedung pemerintah Afrika Selatan, yaitu motif coklat
krcm dengan akscn kuat pada panel-panel kayu yang bcrwama gelap. Kantor
sang Jcndcral, di ujung lorong di lani.ii tiga, diapit di sebelah kanan olch
sebuah kantor yang dihuni olch dua sekretaris dan di sebelah kiri olch kantor
lain yang dihuni olch dua pejabat staf.

Si petugas mcngctuk pintu terakhir ilu, menunggu pcrintah bcrnada kasar untuk
masuk, dan mempcrsilakan tamu-tamu Inggris itu masuk ke dalam. Kantor itu
nampak agak muram dan resmi, bcrisi sebuah meja tulis yang besar mcngkilap,
mcnghadap ke pintu, dengan empat kursi kayu bcrjok kulit yang mengitari
sebuah meja rendah dekat jcndela, yang mcnghadap kc arah Kerk Straat, kc
arah lembah terus ke bukit-bukiL Di situ tertihat juga sejumlab pcta mcmcnuhi
www.ac-zzz.tk

dinding-din-ding yang nampak sering digunakan, yang ditutup sckcnanya dengan


tirai-tirai hijau.

Jenderal Pienaar bcrpcrawakan besar dan beraL Ia bangkit dari duduknya,


menyambut tamu-tamu-nya dan mcngajak mereka bcrsalaman. Grey
mempcrkcnalkan kedua orang itu dan sang Jenderal menyilakan mereka duduk
di kursi kursi kayu terscbut. Kopi dihidangkan, tapi pcrcakapan masih belum
beranjak dari lingkup basa-basi. Grey Uhu

244

diri, minta diri, dan berlalu dari situ. Jcndcral Pienaar mcnatap Preston untuk
beberapa saat.

“Jadi, Mr. Preston,” katanya dalam bahasa Inggris yang hampir tidak bcraksen
sama sekali, “mcngenai masalah diplomat kami, Jan Marais. Saya sudah
menyatakan kepada Sir Nigel, dan sekarang saya nyatakan kepada Anda: dia
tidak bekcrja untuk saya atau untuk pemerintah saya, sedikitnya bukan sebagai
pengendali agen-agen di Inggris. Anda berada di sini untuk mencari tahu, dia
itu bekcrja untuk siapa?”

“Itulah tugas saya, Jcndcral, kalau saya bisa.”

Jenderal Pienaar mcngangguk-angguk beberapa kali. “Saya telah berjanji


kepada Sir Nigel bahwa Anda akan memperoleh bantuan penuh dari kami di
sini. Dan saya akan mencpati janji saya.”

“Tcrima kasih, Jenderal.”

“Saya akan menugaskan salah satu dari dua staf pribadi saya untuk mcmbantu
Anda. Ia akan membantu Anda dalam apa saja yang Anda pcrlukan: mencarikan
file-file yang ingin Anda pcriksa, bcrperan sebagai pencrjemah Anda bila perlu.
Anda bisa bahasa Afrikaans?”

“Tidak, Jenderal, sepatah kata pun tidak.”

“Kalau begitu pencrjemah akan dipertukan. Barangkali juga perlu adanya


interpreting—pencrje-mahan lisan saat berbicara.”

Ia lalu menckan sebuah bcl di mcjanya, beberapa delik kemudian pintu terbuka
dan seorang pria masuk. Perawakannya sama dengan sang Jen—

245

dcral hanya ia jauh lebih muda. Preston mcmper-kirakan ia bcrumur tiga


puluhan lebih sedikit Rambutnya bcrwarna jane, dan alisnya hcrwarna
www.ac-zzz.tk

seperti pasir.

“Saya perkenalkan Kaptcn Andrics Viljoen. Andy, ini Mr. John Preston dari
London, yang akan bekerja bcrsamamu.”

Preston bangkit untuk bersalaman. la merasakan sedikit rasa pejmusuhan


terselubung dalam diri Afrikaner muda ini, barangkali hanya rcflcksi dari sikap
bosnya yang lebih pandai menyembunyikan pcrasaannya.

“Saya juga sudah menyiapkan sebuah ruangan untuk Anda pakai di lorong itu,”
kata Jenderal Pienaar. “Well, man jangan mcmbuang waktu lagi, gentlemen.
Silakan lanjulkan pekerjaan Anda.”

Ketika mereka sudah berada sendiri di kantor yang khusus diperuntukkan bagi
mereka, Viljoen bertanya, “Anda ingin mulai dengan apa, Mr. Preston?”

Preston menarik napas dengan tidak kentara. Dia merasa lebih nyaman bekcrja
dalam suasana tklak rcsmi—seperti di Charles dan di Gordon—di sana semua
orang dipanggil dengan nama kin I nya. “File mengcnai Jan Marais, kalau Anda
tidak berkcberalan, Kapten Viljoen.”

Eksprcsi kemenangan nampak di wajah si Kaptcn ketika ia mcngeluarkan file itu


dari laci sebuah meja. “Kami tentu sudah mempelajarinya,” katanya. “Saya
sendiri mcngambilnya dari Arsip Pcr—

246

sonalia Kcmcnterian Luar Negeri beberapa hari yang lalu.” Ia mclctakkan


sebuah file tebal yang bersampul lunak kc hadapan Preston. “Izinkan saya
mcnyimpulkannya dari apa yang bisa kami pelajari dari situ, sckiranya itu akan
bisa mcmbantu Anda. Marais memasuki dinas luar negeri Afrika Selatan di Cape
Town di musim panas tahun 1946. la telah berdinas selama empat puluh tahun
—lebih sedikit—dan sudah hampir pensiun nanti di bulan Descmber. Ia berasal
dari suatu kcluarga Afrikaner baik baik dan belum pernah dicurigai karena
masalah apa pun. Karenanya, maka kclakuannya di London benar-benar tidak
bisa dimcngcrti.” .

Preston mengangguk. Ia tidak ingin itu dijclas-kan lebih lanjut Orang di sini
berpendapal bahwa London telah melakukan suatu kckcliruan. Ia membuka Hie
itu. Di antara dokumcn-dokumen yang ditempatkan di depan terdapat scjumlah
kertas dengan tulisan tangan dalam bahasa Inggris.

“Itu,” kata Viljoen, “adalah otobiografinya, suatu persyaratan bagi calon calon
karyawan dinas luar negeri. Di zaman ilu, saat United Party di bawah Jan Smuts
masih berkuasa, bahasa Inggris masih lebih banyak digunakan daripada
www.ac-zzz.tk

sekarang ini. Sekarang dokumen seperti itu ditults dalam bahasa Afrikaans.
Tentu saja, para calon harus fasih dalam kedua bahasa itu.”

“Kalau begitu saya kira sebaiknya kita mulai saja dengan ini,” kata Preston.
“Scmcntara saya

247

mcmbaca ini, tolong Anda membuat ringkasan kariernya selama dia berdinas.
Terutama yang bcrkenaan dengan penugasan-penugasannya di luar negeri—di
mana, kapan, dan untuk bcrapa lama.”

“Baiklah”—Viljoen mengangguk—”kalau dia mcmang bcrubah jadi jahat, kalau


ia mcmang melakukan penyimpangan, itu mungkin terjadi di suatu tempat di
luar ncgeri.” Tckanan suara Viljoen pada kata kalau cukup mcngungkapkan
kcraguan-nya, dan pengaruh jahat yang dibcrikan olch orang asing terhadap
Afrikaner yang baik tcrcermin dalam kata luar negeri itu. Preston mulai
mcmhaca.

Saya dilahirkan papa bulan Agustus 1925 di Duiwclskloof, sebuah kota pcrtanian
kecil di Transvaal utara, sebagai putra tunggal seorang pe-tani di Mootseki
Valley di pinggiran kota. Ayah saya, Laurens Marais, adalah scorang Afrikaner
asli, tapi ibu saya, Mary, scorang Inggris. Di za man itu pcrkawinan seperti ilu
dianggap tidak umum, tapi karena itulah saya menjadi fasih bcrbicara dalam
bahasa Inggris dan bahasa Afrikaans.

Ayah saya jauh lebih tua dari ibu saya, yang agak rapuh kesehatannya dan
meninggal ketika saya bcrumur sepuluh tahun saal terjadi wabah penyakil tipus
yang di masa itu scring mclanda dacrah itu. Ayah saya bcrumur empat puluh
cnam ketika saya dilahirkan, dan ibu saya baru bcrumur dua puluh lima. Ayah
saya terutama bertanam kcnlang dan tembakau, dan juga bcternak ayam.

248

bebek, kalkun, sapi, biri-biri, dan bertanam gan-dum. Sepanjang hidupnya dia
adalah pendukung aklif United Party, dan saya dinamai seperti nama Marsckal
Jan Smuts.

Suara Preston mcmecah kcheningan. “Saya kira semua ini tidak akan
mempengaruhi pcncalonan-nya saat itu,” katanya.

“Sama sekali tidak mempengaruhi,” kata Viljoen, sambil mcmeriksa lulisan-


tulisan itu. “Saat itu United Party masih bcrkuasa. Nalional Party baru
memegang pemerintahan pada tahun 1948.” Preston melanjutkan mcmhaca.
www.ac-zzz.tk

Ketika saya bcrumur tujuh tahun saya bcrscko-lah di sekolah desa di


Duiwclskloof, dan waktu umur dua belas saya melanjutkan kc Mcrcnsky High,
yang didirikan lima tahun scbelumnya. Setelah pcrang peeah di tahun 1939,
ayah saya, yang adalah pengagum In-rat Kerajaan Inggris yang jaya bescrta
seluruh jajahannya, terus mengikuti semua perkembangan pcrang di Eropa
mclalui pcralatan wireless-nya, duduk di bcranda setiap petang schahis
bekerja. Setelah ibu saya meninggal, hubungan kami menjadi scmakin dekat,
dan saya juga mulai bcrkcinginan untuk berpcran-scrta dalam pcrang.

Dua hari setelah ulang tahun saya yang kc dclapan belas, di bulan Agustus 1943,
saya mengucapkan selamat linggal kepada ayah saya dan naik kcreta api kc
Pictcrsburg, kemudian bcrganti kin-Li menuju kc selatan kc Pretoria. Ayah saya
mcngantarkan sampai Piclersburg, dan terakhir kalinya saya melihat dia adalah
saat dia hcrdiri di pcron, mclambaikan tangan pada putranya yang berangkat
bcrpcrang. Esoknya saya berjalan menuju Mar Lis Besar Pertahanan di Pretoria,
mendaftarkan diri, dan dikirim kc kamp Roberts Heights untuk mcnjalani
latihan dasar, bela diri, olah fisik, dan pclajaran mcnggunakan senjata ringan.
Di sana saya juga mendaftarkan diri sebagai pasukan sukarclawa ban mcrah.

“Apa artinya ‘ban mcrah”?” Preston bertanya.

Viljoen mengangkat wajahnya dari tulisan yang sedang dikcrjakannya. “Di masa
itu hanya sukarclawa n saja yang bisa dikirim untuk bertcmpur di luar
pcrbatasan Afrika Selatan,” katanya. “Tidak boleh ada pemaksaan. Mereka
yang menjadi suka-rclawan untuk bcrtempur di luar negeri diberi ban-merah
untuk dikenakan.”

Lulus dari Roberts Heights saya ditugaskan di Rcsimcn Witwatcrsrand Rifles/Dc


La Rcy, yang telah dilebur menjadi satu setelah kckalahan di Tobruk untuk
dibentuk menjadi Rcsimcn Wits/De La Rcy. Kami dikirim dengan kcrcCa api ke
sebuah kamp transit di Hay Paddock, tak jauh dari Pielcrmaritzburg, dan
dipcrbantukan untuk mcm-perkual DivLsi Kecnam Afrika Selatan, menunggu
untuk dikirim kc Italia. Akhirnya, di Durban, kami semua dinaikkan ke kapal
Duchess of Richmond,

250

berlayar mcnyusuri Tcrusan Suez, dan bcrlabuh di Taranto di penghujung bulan


Januari.

Selama scbagian besar musim semi di Italia itu, kami bcrgerak menuju Roma,
dan bersama dengan Divisi Kecnam, yang saat itu terdiri dari Brigade Mobil
Kedua Belas dan Brigade Lapis Baja Kese-bclas, kami dari Rcsimcn Wits/De La
Rey bcrgerak menembus Roma dan mcmulai move kami terhadap Florence.
Pada tanggal 13 Juli saya bcrada di depan Monte Benichi di kawasan
Pegunungan Chianti bersama rcgu patroli dari Kelompok C Dalam hutan lebat di
www.ac-zzz.tk

sebuah desa saya terpisah dari anggota rcgu patroli yang lain setelah senja tiba
dan beberapa menit kemudian saya menyadari bahwa saya sudah terkepung
olch pasukan Jcrman dari DivLsi Hermann Gocring. Waktu itu saya, mcminjam
istilah mereka, “dimasukkan dalam karung.”

Saya bcrunlung masih letap hidup, tapi mereka mcnaikkan saya kc truk bersama
tawanan-tawanan Sckutu yang lain dan mcmbawa kami kc sebuah “sangkar”
atau kamp da rural, di sebuah tempat yang disebut La Tarina, di sebelah ui.ua
Florence. NCO Afrika Selatan sc*niornya, saya ingal, adalah Pcrwira Rcndah
Snyman. Itu tidak bcrlangsung lama. Ketika Sckutu bergerak menuju Florence
tiba-tiba kami menjadi subyck suatu operasi pc-nyclamalan malam hari yang
brutal. Suasana ka-cau. Sejumlah tawanan berusaha mclarikan diri dan berhasil
ditembak. Tubuh-tubuh mereka in

251

gclelak di jalan-jalan diiindas truk-truk. Dari truk-truk, kami dipindahkan kc


gerbong-gcrbong kereta yang biasa dipakai mcmuat tcrnak dan menuju kc ulara
selama bcrhari-hari mclintasi Pcgunungan Alpen sampai akhirnya tiba di sebuah
kamp POW (Prisoners of War) di Moosberg, sckilar empat puluh kilometer di
sebelah utara Munich.

Ini juga tidak bcrlangsung lama. Empat belas hari kemudian sekilar scparo dari
kami disuruh berbaris keluar dari Moosberg, digiring kc stasiun kereta api, di
sana kami dinaikkan kc dalam gerbong tcrnak lagi. Hampir tanpa makanan dan
minuman sama sekali, kami mcnggclinding mclintasi Jerman selama enam hari
cnam malam, dan di akhir bulan Agustus 1944 akhirnya kami dilurun-kan lagi
dan berbaris menuju sebuah kamp lain yang jauh lebih besar. Ternyata itu
adalah kamp Stalag 344, yang terletak di Lamsdorf, dekat Bres-lau, di kawasan
yang saat itu dikcnal sebagai Silesia Jerman. Mcnurut saya, Stalag 344 pastilah
stalag yang terburuk di antara semua stalag yang lain. Di sana ada 11.000 POW
Sckutu, yang hampir hampir mati kclaparan karena ransum yang sangat
terbatas, yang bisa bcrtahan hidup terutama hanya karena ditunjang oleh
bingkisan bingkisan dari Palang Mcrah Intcrnasional.

Karena saat itu pangkat saya kopral, saya diwajibkan bergabung dengan sebuah
kelompok kerja, dan setiap hari dikirim bersama banyak lawanan lain dengan
truk, untuk bekcrja di pabrik bensin—

252

sintetis yang terletak dclapan belas kilometer dari situ. Musim dingin di data
ran Silesia waktu itu sangat pa rah. Pada suatu hari, mcnjclang Hari Natal, truk
kami mogok. Dua tawanan mencoba mcmpcrbaikinya semcntara serdadu-
scrdadu Jerman mcngawasi mereka dengan senjata. Sebagian dari kami
dipcrbolchkan melompal turun dekat pa nut truk. Seorang scrdadu Afrika
www.ac-zzz.tk

Selatan yang masih muda menatap ke hutan pinus—hanya sckitar tiga puluh
meter dari situ—melirik saya, dan menaikkan alisnya. Saya tidak pernah tahu
mengapa saya lakukan itu, tapi beberapa saat kemudian kami sudah bcrlari
mencmbus salju sctinggi paha semcntara teman-teman yang lain mendorong
serdadu-scrdadu Jerman ilu untuk mclcnccngkan bi-dikan mereka. Kami
berhasil mencapai tepi bulan itu dan terus berlari masuk kc jantung hutan.

“Anda ingin keluar untuk makan siang?” tanya Viljoen. “Kami punya kantin di
sini.”

“Apa kita bisa mcmcsan sandwich dan kopi di sini?” tanya Preston.

“Tentu. Saya akan menelepon.”

Preston kembali kc kisah Jan Marais.

Kami segcra mcnyadari bahwa yang kami lakukan itu sama saja dengan
meloncat keluar dari wajan penggorengan dan masuk kc dalam api, hanya
apinya tidak panas tapi dingin yang mematikan—yang di malam hari
tempcraturnya bisa turun sampai ke tiga puluh derajat di bawah nol.

253

Kami membungkus kaki kami dengan kertas sebelum memasukkannya ke dalam


scpatu boi. tapi ini atau mantel-mantel tebal kami tidak mampu mclin-dungi
kami terhadap dingin. Setelah dua hari kami menjadi sangat lemah dan sudah
hampir memutuskan untuk menyemhkan diri saja.

Di malam kedua kami mencoba tidur di sebuah gudang yang sudah roboh ketika
kami dihangun-kan orang dengan kasar. Kami tadinya mengira itu pasti orang
Jerman, tapi dengan bahasa Afrikaans saya, saya bisa memahami sejumlah kata
Jerman dan suara-suara itu tidak bcrbahasa Jerman. Itu bahasa Polandia; kami
telah ditemukan oleh sckc-lompok partisan Polandia. Mereka hampir saja
mcnembak kami yang scmula dikira desertir Jerman, tapi saya bcrtcriak bahwa
kami orang Inggris dan salah satu dari mereka nampak nya mengcrti.

Rupanya, walaupun scbagian besar penduduk kota di dacrah Brcslau dan


Lamsdorf adalah kc-turunan Jerman, para pctaninya adalah dari kc-turunan
Polandia, dan dengan semakin dekatnya Tcntara Rusia, banyak dari mereka
yang pergi kc hutan untuk menccgat tentara Jerman yang bcrgerak mundur.
Ada dua jenis partisan: Komunis dan Katolik. Kami beruntung—yang menolong
kami itu adalah para pejuang gerakan bawah tanah Katolik. Mereka menahan
kami sepanjang musim dingin itu scmenlara bunyi senapan tentara Rusia
terdengar di sebelah timur dan mereka sudah semakin dekat kc situ. Kemudian,
di bulan Januari,
www.ac-zzz.tk

254

teman saya terserang pneumonia; saya bcrusaha merawat dia, tapi tanpa
antibiotika, ia akhirnya meninggal dan kami menguburkan dia di dalam hutan.

Preston mengunyah sandwich-nya dengan mu-rung dan mcnghirup kopinya. Ia


melihat hanya tinggal beberapa halaman saja.

Di bulan Marct 1945 Tcntara Rusia tiba-tiba sudah bcrada di hadapan kami. Dari
dalam hutan kami bisa mendengar gemcrincing senjata dan kendaraan mereka
bcrgcrak kc arah barat melalui jalan-jalan raya. Orang-orang Polandia itu
mcmilih untuk [clap bcrscmbunyi di hutan, tapi saya sudah tidak tahan lagi.
Mereka menunjukkan jalan keluar pada saya, dan pada suatu pagi, dengan
tangan di atas kepala, saya berjalan keluar dari hutan itu lalu menyerahkan diri
pada sckciompok scrdadu Rusia.

Mula-mula mereka mcnyangka saya orang Jerman dan hampir saja mencmbak
saya. Tapi orang-orang Polandia itu mcngajarkan kepada saya untuk
mencriakkan kata Angleesk?t yang saya lakukan bcrulang kali. Mereka
menurunkan senapan dan memanggil scorang pcrwira. la tidak bisa berbahasa
Inggris tapi setelah memeriksa atrihut-atri-but saya ia mengatakan sesuatu
kepada scrdadu scrdadu itu, dan mereka semuanya terscnyum. Tapi kalau saya
bcrharap bahwa saya akan dipulangkan dengan scgera, maka ternyata saya
kcli-ru lagi. Mereka menyerahkan saya kepada NKVD.

255

Selama lima bulan, dalam scrangkaian sel yang beku dan lembap, saya
dipcrlakukan dengan sangat buruk. dan selalu dikucilkan sendirian. Saya terus-
tcrusan mcnjalani interogasi tingkat tiga dalam upaya membuat saya mcngaku
bahwa saya seorang mata-mata. Saya menolak, dan saya diantar kembali kc sel
dalam keadaan telanjang. Pada akhir musim semi (pcrang sedang bcrakhir di
Eropa tapi saya tidak tahu) keschatan saya benar benar sudah ambruk dan saya
diberi tempat tidur pallet, makanan yang lebih bcrgizi, walaupun masih jauh
jika dibandingkan dengan makanan kita di Afrika Selatan.

Kemudian ada suatu instruksi yang datangnya pasti dari atas. Di bulan Agustus
1945, dalam keadaan lebih banyak mati daripada hidup, saya dibawa dengan
truk bcrpuluh-puluh kilometer jauhnya, dan akhirnya di Posldam, Jerman, saya
diserahkan kepada Tentara Inggris. Mereka lebih ramah daripada yang bisa saya
ungkapkan, dan setelah tinggal beberapa saat di sebuah rumah sakit miliu-r di
luar kola Bielefeld, saya dikirim kc Inggris. Saya tinggal selama tiga bulan lagi
di Rumah Sakit EMS di KiUcarn, sebelah utara Glasgow, dan akhirnya pada
bulan Desember 1945 saya berlayar dengan kapal He de France dari
Southampton menuju Cape Town, dan tiba di akhir Januari tahun ini.
www.ac-zzz.tk

Di Cape Town inilah saya mendengar bahwa ayah saya sudah meninggal, satu-
satunya sisa kc—

256

luarga saya di dunia ini. Saya sangat lerpukul sehingga penyakit saya kambuh
kembali dan saya selama dua bulan dirawat di Rumah Sakil Militer Wynberg di
sini di Cape Town.

Sekarang saya sudah dibebaskan, dan memperoleh surat kcterangan sehat, dan
bersama ini mcngajukan lamaran untuk bekcrja di dinas luar negeri Afrika
Selatan.

Preston menutup file itu, dan Viljoen mengangkat wajahnya.

“Well,” kata orang Afrika Selatan itu, “scjak itu ia meniti karicr dengan mantap
dan tanpa cacat, walaupun barangkali tidak terlalu hebat, yaitu sampai kc
pangkat sekretaris satu. Ia telah ditugaskan kc dclapan pos di luar negeri, dan
scmuanya kc ncgara-ncgara yang sangat pro Barat. Itu sudah cukup mcmuaskan,
tapi sayangnya dia bujangan yang mcmang bisa membuat hidupnya lebih mudah
dalam melakukan tugasnya, tapi di tingkat duta besar atau menteri diharapkan
adanya istri sebagai pendamping. Anda masih bcrpendapat bahwa ia telah
bcrubah jadi jahat pada titik tertentu dalam pcrjalanan karicrnya?” Preston
mengangkat bahu. Viljoen mencondongkan tubuhnya ke depan dan mcngetuk
map itu. “Anda lihat bagaimana bangsat-bangsat Rusia itu mempcrlakukan dia?
Karena itulah maka saya bcrpendapat bahwa Anda kcliru, Mr. Preston. Jadi ia
suka makan cs krim.

257

dan dia membuat suatu telepon salah sambung. Suatu kcbctulan saja.”

“Barangkali,” Preston tcrpckur. “Riwayat hidup ini… Ada sesuatu yang ganjil di
dalamnya.”

Kapten Viljoen menggelengkan kepala. “File ini telah berada di tangan kami
sejak Sir Nigel Irvine mcngonlak sang Jenderal. Kami telah mcmbacanya
hcrulang-ulang. Kisah itu scratus persen akuraL Setiap nama, tanggal, tempat,
kamp militcr, unit militcr. scrangan milter, dan setiap detail kecil. Bahkan
sampai kc jcnis tanaman yang biasa mereka tanam sebelum pcrang di Mootscki
Valley. Kalangan pertanian telah mcngkonfirmasikan hal itu. Sekarang mereka
menanam tomat dan alpukat di sana, tapi di masa itu memang benar kentang
dan tembakau. Tak ada orang yang bisa mengarang cerita seperti itu. Tidak,
scandainya dia memang menjadi orang jahat, dan itu saya ragukan, maka itu
pasti terjadi di suatu tempat di luar ncgeri.”
www.ac-zzz.tk

Preston kclihatan murung. Di luar jcndcla, senja turun perlahan-lahan.

“Baiklah,” kata Viljoen, “saya di sini untuk mcmbantu Anda. Setelah ini apa
yang Anda lakukan?”

“Saya ingin mulai dari awal,” kata Preston. Tempat ini, Duiwclskloof, jauhkah
itu?”

“Kira-kira empat jam pcrjalanan dengan mobil.

Anda ingin kc sana?”

258

“Ya, benar. Bisakah kita bcrangkat pagi-pagi? Bagaimana kalau jam cnam pagi
besok?”

“Saya akan meminjam mobil dari pool dan akan bcrada di hotel Anda pada jam
enam,” kata Viljoen.

Pcrjalanannya cukup panjang di jalan raya yang menuju Zimbabwe, tapi jalur
unluk mobil itu modern dan Viljoen mcmakai mobil Chcvair tanpa identitas,
yaitu mobit yang biasa dipakai oleh NIS. Mobil itu mcnempuh kilometer demi
kilometer melalui Nylstroom dan Potgictcrsrus kc Pictersburg, yang mereka
capai dalam waktu tiga jam. Pcrjalanan itu mcmbcrikan kescmpatan bagi
Preston unluk mcnyaksikan pemandangan padang-padang Afrika yang
mengagumkan, yang seoiah tak berbatas, yang scnantiasa membuat orang
Eropa itu terkesan karena ia tcrbiasa dengan dimensi-dimensi yang lebih
sempit.

Di Pictersburg mereka bcrbelok kc timur dan mcnempuh jarak lima puluh kilo
meter melewati padang rumpul yang landai, dengan lebih banyak lagi
cakrawala-cakrawala yang tak berbatas dinaungi langit berwarna biru bagai
lelur burung robin, sampai mereka tiba di sebuah tebing yang disebut Buffalo
Hill, atau Buffclberg, tempat padang rum-put itu berakhir dan bcrlanjut dengan
Mootseki Valley—Lcmbah Mootscki. Saat mereka mulai menuruni Icrcng yang
berliku-liku itu, Preston menahan napas karena kagum.

259

Jauh di bawab tcrhampar Icmbah itu, begitu kaya dan makmur, tanahnya yang
datar dipenuhi dengan scribu gubuk Afrika berbenluk sarang le-bah, disebut
rondavel, dikclilingi kandang lembu dan kraal—kandang domba, dan mealte—
ladang-ladang gandum. Scbagian rondavel-rondavel itu bcrtcnggcr di lereng
Buffelherg, tapi kebanyakan tersebar di dasar Lemhab Mootscki. Asap dari
perapian kayu mengcpul lewat lubang asap di puncak pondok, dan bahkan dari
www.ac-zzz.tk

jarak scjauh itu Preston bisa melihat anak-anak Afrika menggem-bala kawanan-
kawanan kecil lembu yang gemuk-gemuk, dan para wanitanya nampak
membungkuk-bungkuk merawat kebun-kebun mereka.

Ini, pikirnya, adalah Afrikanya orang Afrika. Dulu pasti nampaknya seperti ini
juga waktu nc-nck moyang suku Mzililcazi, cikal bakal bangsa Malahclc,
bcrgcrak kc utara untuk mclarikan diri dari amukan Chaka Zulu, menyeberangi
Sungai Limpopo dan mencmukan kcrajaan orang-orang berpcrisai panjang.
Jalanan berbclok dan mcliuk-liuk mcnuruni lebing, dan memasuki Lembah
Mootseki. Di scherang lembah terdapat scrangkaian hukil lagi, dan di tengah
rangkaian ilu ada sebuah Ickukan yang dalam, mclalui situ jalanan itu
dilcmbuskan. Inilah yang disebut sebagai the Devil’s Gap (Cclah Sctan),
Duiwclskloof.

Sepuluh menit kemudian mereka sudah berada di cclah itu dan mcluncur
perlahan mclcwaii scko—

260

lah dasar yang baru dibangun dan masuk kc Botha Avenue, jalan utama di kota
yang kecil ilu.

“Anda mau ke mana?” tanya Viljoen.

“Ketika pctani tua Marais meninggal dunia, dia pasti telah membuat sural
wasiat,” Preston tepekur. “Sural waslit ilu pasli perlu dilaksanakan, dan itu
bcrarti harus ada seorang ahli hukum. Apakah bisa kita cari tahu, adakah
seorang ahli hukum di Duiwclskloof, dan apakah dia bisa dihubungi pada hari
Sabtu pagi?”

Viljoen berhenti di Kirstens Garage dan mcnunjuk kc scherang jalan kc Imp Inn.
“Pcrgilah kc sana minum kopi dan lolong pesan satu unluk saya. Saya akan
mengisi bensin dan mencari ke-tcrangan.”

Lima menit kemudian ia bergabung kembali dengan Preston di cafe hotel ilu.

“Ada satu ahli hukum,” katanya sambil mcnghirup kopinya. “Orang Inggris
bernama Benson. Kantornya di sana di scherang jalan, dua rumah dari pompa
bensin itu, dan mungkin dia ada di tempat pagi ini. Mari kita kc sana.”

Mr. Benson ada, dan ketika Viljoen menunjukkan kartu identitas yang tersclip
dalam dompet plastiknya kepada sekretaris Benson, efeknya segcra dapat
dirasakan. Ia bcrbicara dalam bahasa Afrikaans mclalui sebuah inlcrkom, lalu
mereka dianlarkan kc kantor Benson tanpa menunggu lagi. Benson adalah
seorang pria bcrwajah kemcrahan yang ramah dan mengenakan selclan coklat
muda.
www.ac-zzz.tk

261

la menyalami mcrcka berdua dalam bahasa Afrikaans. Viljocn membalas dalam


bahasa Inggrisnya yang hcraksen kcntal.

” Jjii adalah Mr. John Preston, la datang dari London, Inggris. la ingin
mcnanyakan bebcrapa ha I kepada Anda.”

Benson mempersilakan mcrcka duduk dan kembali ke kursinya sendiri di


bclakang meja tulisnya. “Sii.ik.m,” Icatanya, “apa saja yang bisa saya Kin tu.”

“Mobon Anda bcrilahukan kepada saya bcrapa umur Anda?” tanya Preston.

Bcnson mcmandang kepadanya dengan terhcran-hcran. “Jauh-jauh dari London


hanya unluk mcnanyakan berapa umur saya? Saya bcrumur lima puluh liga.”

“Jadi di tahun 1946 Anda bcrumur dua bclas tahun?” “Ya.”

“Saya mohon Anda sudi mcngatakan kepada saya, siapakah ahli hukum di sini,
di Durwclskloof, pada tahun itu?”

“Tcntu. Ayah saya, Ccdric Benson.”

“Apakah dia masih hidup?”

“Ya. Dia sudah lebih dari dclapan puluh dan bisnisnya telah dialihkannya
kepada saya lima bclas tahun yang lalu. Tapi dia masih schat”

“Apakah mungkin bcrbicara dengan dia?”

Scbagai jawahan Benson mcnggapai tclcpon dan mcmuLir sebuah nomor.


Pastilah ayahnya yang

2(>2

menjawab, sebab putranya itu lalu mcnjclaskan bahwa ada dua lamu, yang satu
dari London dan ingin bcrbicara dengan dia. U lalu mclctakkan gagang tclcpon
itu.

“la tinggal kira-kira scmbilan kilometer dari sini, tapi ia masih kuat mcnyctir,
mcskipun itu mcmbual pengendara-pengendara lain ngcri. Katanya ia akan
segcra datang.”

“Sambil mcnunggu,” tanya Preston, “apa Anda bisa mcmeriksa file-file Anda di
tahun 1946 dan mencari tahu apakah Anda, atau tepalnya ayah Anda, lelah
www.ac-zzz.tk

mctaksanakan sural wasiat scoring pctani sctempat be ma ma Laurens Mara is,


yang mcninggal pada bulan Januari tahun itu?”

“Akan saya coba,” kata Benson Junior. “Tenlu saja, tapi Mr. Marais ini mungkin
saja telah mcmakai jasa ahli hukum dari Petersburg. Tapi penduduk sini
cendcrung memakai jasa lokal di masa itu. Box untuk Tile 1946 pasti ada di
sekitar sini. Ma a (Van saya.”

Ia mcninggalkan kantornya. Sekretarisnya mcng-hidaogkan kopi. Scpuluh mcnit


kemudian lerde-ngar suara-suara di luar kantor. Kedua Benson masuk bersama-
sama, sang putra mcmbawa sebuah box karton yang berdebu. Yang tua
rambutnya sudah putih scmua, tapi masih kclihatan segesit burung clang.
Sctelah dipcrkcnalkan, Preston mcnjclaskan masalahnya.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Benson tua duduk di kursi di belakang meja itu,
yang membuat putranya tcrpaksa duduk di kursi lain. Benson tua memasang
kacamata di atas hidungnya dan mena-lap tamu-tamu itu dari balik
kacamatanya itu. “Saya ingat Laurens Marais,” katanya. “Dan benar, kami yang
menangani sural wasialnya ketika ia mcninggal. Itu saya laksanakan sendiri.”

Pulranya memberikan kepadanya sebuah dokumen kusam dan bcrdcbu yang


diikat dengan pita merah jingga. Orang tua itu meniup debunya, mc-lepaskan
ikatan pila iiu, dan membeberkan dokumcn tersebut. Ia mulai mcmbacanya
dalam hati.

“Ah ya, saya ingat sckarang. Ia seorang duda. Hidup sendirian. Punya salu
putra, Jan. Sebuah kasus tragis. Anak itu baru saja kembali dari IV rang Dunia
Kedua. Laurens Marais scdang dalam perjalanan ke Cape Town untuk
menjumpai putranya itu ketika dia meninggal. Tragis.”

“Bisakah Anda ceritakan tentang warisannya?” tanya Preston.

“Semuanya untuk pulranya,” kata Benson dengan jelas dan sederhana. “Tanah
pertanian, ru-mah, pcralatan, isi rumah. Oh, ada juga warisan-warisan kecil
dalam bentuk uang yang biasa dilakukan—untuk para pekerja ladang, si mandor
— h;il-haI scmacam itu.”

“Apa ada warisan lain—apa saja yang bcrsifat pribadi?” Preston terus
mendesak.

“Humph. Ada satu di sini. ‘Dan bagi teman dan sahabatku yang baik hati, Joop
Van Rcnsbcrg, satu set buah caturku yang dari gading demi mengc—

264
www.ac-zzz.tk

nang malam-malam yang menyenangkan yang kami nikmati bcrsama sambil


main calur di tanah pertanian. Itu saja.”

“Apakah putranya sudah bcrada di Afrika Selalan waktu ayahnya meninggal?”

“Scharusnya sudah. Si Laurens tua bcrmaksud menjumpainya. Suatu perjalanan


yang panjang untuk ukuran mas a itu. Belum ada jalur udara. Kami biasa
bepergian naik kercta api.”

“Apakah Anda yang menangani penjualan tanah pertanian dan barang-barang


miliknya yang lain, Mr. Benson?”

“Para pelclang yang melakukan penjualan, di sana di tanah pertanian itu juga.
Dibeli olch keluarga Van Zyl. Mcreka mcmbcli seluruhnya. Seluruh tanah itu
sekarang milik Bertie Van Zyl. Tapi saya hadir di sana scbagai pclaksana utama
surat wasiatnya.”

“Apakah ada benda kenang-kenangan pribadi yang tidak terjual saat itu?” tanya
Preston.

Orang tua itu mengernyilkan alisnya. “Tidak banyak. Semuanya terjual. Oh,
saya ingat ada sebuah album foto. Album itu tidak punya nilai komcrsial. Saya
kira saya mcmbcrikannya kepada Mr. Van Rcnsbcrg.” “Siapa dia?”

“Kcpala sckolah,” pulranya mcnukas. “Ia mcngajar saya sampai saya bersekolah
di Mcrcnsky High. Ialah yang mcngclola sckolah lama di kawasan pertanian itu
sampai mercka memhangun

265

sebuah sckolah dasar ham. Lalu dia pensiun dan mcnctap di sini di
Durwclskloof.”

“Apakah dia masih hidup?”

“Tidak, dia meninggal sekitar sepuluh tahun yang lalu,” kaCa Benson lua. “Saya
mcnghadiri upacaranya.”

Tapi dia punya anak perempuan,” kata pulranya membantu. “Cissy, la


bersekolah di Mcrcnsky High, satu sekolah dengan saya. Kira-kira umur kami
sama.”

“Tahukah Anda bagaimana keadaannya sekarang?”

“Tcntu. Ia menikah, bcrlahun-tahun yang lalu. Dengan pemilik sebuah


penggergajian kayu di Jala n Tzaneen.”
www.ac-zzz.tk

“Satu pertanyaan tcrakhir”—Preston mengarahkan bicaranya kepada yang lebih


tua—”mengapa Anda menjual hak milik itu? Apakah putranya tidak
menginginkannya?”

“Kclihatannya tidak,” kata orang tua itu. “Saat itu ia bcrada di Rumah Sakit
Militer Wynbcrg. Ia mcngirimkan telegram. Saya memperoleh alamalnya dari
para pejabat militer dan mcrcka mcngkonfirmasikan identitasnya. Dalam
telcgramnya ia mcminta saya untuk menjual seluruh tanah milik itu dan
mentransfer uangnya kepada dia.”

“Dia tidak hadir saat pemakaman?”

“Tidak ada waktu lagi. Januari adalah saat mu-sim panas di Afrika Selatan. Di
masa itu sarana penyimpanan mayat tidak banyak. Jenazah harus

266

segcra dikubur. Saya matahan berpikir bahwa mungkin dia sama sekali tidak
kcmbali ke situ. Bisa dimcngerti. Dengan kematian ayahnya, tidak ada lagi yang
mcmbuatnya mcrasa perlu untuk kembali.”

“Di mana Laurens Marais dimakamkan?”

“Di tanah pekuburan di atas bukit,” kata Benson Senior. “Apa sudah selesai?
Kalau sudah, saya akan makan siang dulu.”

Cuaca di sebclah timur dan sebelah baral gunung-gunung di Duiwelskloof


bcrubah-ubah secara dramatis. Di sebelah barat curah hujan di Mootscki kira-
kira lima puluh scntimcter selahun. Di sebelah limurnya awan-awan yang
banyak dan tebal datang dari Samudera India, bcrgerak mclintasi Mozambique
dan Kruger Park, dan mcnabrak gunung-gunung itu, yang lercng-Iercng limurnya
diguyur hujan se-banyak dua ratus scntimcter sctahun. Di sisi yang ini induslri
utama ditopang olch hutan-hutan blue gum. Mcnanjak sejauh sembilan
kilometer di Jalan Tzaneen, Preston dan Viljocn menemukan penggergajian
kayu milik Mr. du Plessis. Istrinyalah, pulri kcpala sekolah itu, yang
membukakan pintu; ia seorang wanita gemuk, dengan pipi-pipi merah bagai
apcl, berusia kira-kira lima puluh tahun, tangannya berlumur tepung dan ia
mengenakan celcmck. Dia scdang di tengah-tengah proses mcmanggang roti.

Ia mcnyimak masalah yang mereka ungkapkan dengan scrius, lalu


mcnggclcngkan kcpala. “Saya ingat, scbagai anak kecil saya diajak kc tanah

267
www.ac-zzz.tk

pertanian dan ayah saya bermain catur dengan Pak Marais,” katanya. “Itu
sekitar tahun 1944 atau 1945. Saya ingat buah catur gading itu, lapi album
fotonya saya tidak ingat”

“Ketika ayah Anda meninggal, apakah Anda tidak mewarisi barang-barangnya?”


tanya Preston.

“Tidak,” kata Mrs. du Plcssis. “Bcgini, ibu saya meninggal di tahun I9SS,
sehingga Daddy mcnjadi duda. Saya mcnjaganya scndiri sampai saya menikah di
tahun 1958, ketika saya bcrumur dua puluh tiga. Sctclah itu ia tak bisa
bcrtahan lagi. Rumahnya sclalu bcrantakan. Saya masih terus bcrusaha untuk
memasak dan membersihkan rumah untuknya. Tapi selelah adanya anak-anak,

saya tidak bisa lagi.

“Lalu di tahun 1960, saudarinya, yailu bibi saya, juga mcnjadi janda. Ia tinggal
di Pictersburg. Ia berpcndapal mungkin ada baiknya kalau ia bisa dating dan
tinggal dengan ayah saya dan menjaga dia. Jadi itulah yang dilakukannya.
Ketika Ayah meninggal, saya sudah mcmintanya untuk mcmbcrikan semuanya
kepada Bibi—rumah itu, pe-rahot, dan semuanya.”

“Apa yang terjadi dengan bibi Anda?” tanya Preston.

“Oh, ia masih tinggal di sana. Sebuah bungalo sedcrhana tcpat di bclakang Imp
Inn di Durwe Is kloof.”

Ia sctuju untuk mencmani mcreka. Bibinya, Mrs. Winter, scorang wanita yang
ccrdas dan lin—

268

cab bagai burung gcreja dengan rambul kebiruan, ada di rumah. Ketika
mendengar masalah yang mcreka kemukakan, ia menghampiri sebuah lemari
pakaian dan mcngcluarkan sebuah kotak prpih. “Si Joop dulu suka sckali main
dengan ini,” katanya. Itu ada lah pcrangkal catur dari gading. “Inikah yang
Anda inginkan?”

“Scbcnamya bukan, album foto itu yang lebih penting,” kata Preston.

Mrs. Winter nampak bingung. “Ada satu pcti barang-barang rongsokan di


loteng,” katanya. “Semuanya disimpan di sana sctclah dia meninggal. Cuma
kcrtas-kertas dan barang-barang dari masa dinasnya scbagai kcpala sekolah.”

Andries Viljocn naik ke loleng dan membawanya turun. Di bawah lumpukan


laporan-laporan sckolah yang sudah mcnguning, album keluarga Marais
dilemukan. Preston mcmbalik-balik halainannya. Temyala semuanya ada di
www.ac-zzz.tk

sana: pengantin wanita yangcantik tapi nampak rapuh—tahun 1920; scorang ibu
muda yang tcrscnyum main malu—tahun 1930; scorang anak laki-laki scdang
cemberut di atas kuda poni-nya yang pcrtama; sang ayah dengan pipa tcrjepil
di antara gigi-giginya, bcrusaha untuk tidak nampak tcrlalu bangga, dengan
putranya di sampingnya dan barisan kclinci di rcrumputan di hadapan mcreka
Di bagian akhir ada sebuah foto hitam putih, foto scorang anak laki-laki yang
mengenakan seragam cricket dari bahan flanel; seorang pemuda tampan
bcrumur tujuh belas tahun, berada di dekat

269

gawang untuk mcnembak masuk. Caption di bawahnya berbunyi Fanni, kapten


tim cricket, Merensky High, 1943.

“Bolchkah saya ambil ini?” tanya Preston.

“Silakan,” kata Mrs. Winter.

“Apakah kakak Anda almarhum pcrnah bcrcerita pada Anda tcntang Mr.
Marais?”

“Kadang-kadang,” jawabnya. “Mcreka sudah bersahabat bertahun-tahun.”

“Apakah kakak Anda pernah mcngatakan, tc-m army a itu meninggal karena
apa?”

Ia mcngcrutkan keningnya. “Apakah di kantor ahli hukum tadi Anda tidak


dibcritahu? Astaga. Si Cedric tua pasti sudah mulai pikun. Kecelakaan Librak-
Ian, begitu kata Joop. Rupanya Marais menghentikan mobilnya untuk mcngganti
bannya yang bocor dan ia dilabrak oleh truk yang lewat. Saat itu orang mcngira
yang mcnabrak adalah pemabuk kaffir… ups” tangannya dengan ccpat mcnutupi
mululnya dan ia memandang ke arah Viljocn dengan kcmalu-maluan
—”scharusnya saya tidak mcmakai istilah itu lagi. Welt, pokoknya, mcreka tidak
pcrnah menemukan siapa yang mengemudikan truk itu.”

Dalam perjalanan pulang menuruni bukit me-nuju ke jalan raya, mcreka


mclcwati tanah pc-kuburan. Preston mcminta Viljoen untuk berhenti. Itu
adalah suatu tcmpat yang nyaman dan sepi.

Ntgro.Afnka StUun

270

jauh di alas kola, dikelilingi oleh pohon-pohon pinus dan ccmara, yang di
pusatnya didominasi oleh sebuah pohon mwataba dengan baiang yang bcrcelah,
dan dipagari oleh tanaman perdu poinset-tia. Di salah satu sudut mcreka
www.ac-zzz.tk

menemukan sebuah batu yang dipenuhi lumuL Preston mcmbersihkan lumut itu
dan ternyata balu itu sebuah nisan granit dengan tulisan yang diukir: Laurens
Marais 1879-1946. Suami tercinta dari Mary dan ayah dari Jan. Tuhan selalu
menyertatnya. RIP.

Preston bcrjalan menyebcrangi pagar itu, mc-mclik seranting poinscttia yang


me rah manyala, dan meletakkannya di samping nisan itu. Viljocn memandang
dia dengan ganjil.

“Pretoria sctelah ini, saya kira,” kata Preston.

Ketika mcreka sedang mendaki Buffclberg di jalanan yang menuju ke luar


Lcmbah Mootscki, Preston mcnolch ke bclakang memandang lcmbah itu. Awan-
awan kclabu telah bergumpal-gumpal di balik Celah Sctan. Ia mcnyaksikan
awan-awan itu scmakin mendekat kc eclah itu, mcnghapus kola kccll itu dari
pandangan bersama dengan raha-sianya yang mcnakutkan, -yang hanya
diketahui oleh seorang pria Inggris sctengah baya yang sedang berada di mobil
yang mclakukan perjalanan pulang. Kemudian disandarkannya kepalanya ke
bclakang dan ia tertidur pulas.

Pctang itu, Harold Philby dikawal dari wisma tamu dacha itu ke ruang duduk
sang Sckretaris

271

Jenderal, di sana pcmimpin Soviet itu mcnunggu-nya. Philhy melctakkan


scjumlah dokumcn di ha-dnpan orang tua itu. Sang Sckretaris Jenderal
mcmbacanya dan melctakkan semuanya kcmbali.

Tidak banyak orang yang dilibatkan,” katanya.

“Izinkan saya mengemukakan dua point pen ting, Kamerad Sekretaris Jenderal.
Pertama, karcna Rencana Aurora ini amat sangat rahasia sifalnya, saya
berpendapat bahwa lebih bijaksana untuk mclibal-kan sesedikit mungkin
pescrta di dalamnya. Kalau kita menjalankan prinsip hanya-yang-pcrlu-tahu-
saja, maka akan lebih scdikit lagi yang akan lahu tujuan rencana ini
sebenarnya. Kedua, karcna sangat terbatasnya waktu, maka akan pcrlu untuk
mcngurangi banyak aspek. Minggu-minggu, bah-kan bulan-bulan, yang
dipcrlukan untuk melakukan briefing-briefing yang biasanya diperlukan dalam
mclaksanakan ‘langkah-langkah aktif harus di-pangkas sampai mcnjadi hari-hari
saja.”

Sang Sekretaris Jenderal mcngangguk pcrlahan. “Jelaskan mcngapa Anda


mcmbutuhkan orang-orang ini.”
www.ac-zzz.tk

“Kunci scluruh opcrasi ini,” Philby melanjutkan, “adalah pelugas pclaksananya,


yaitu orang yang sccara nyata akan menyusup kc Inggris dan tinggal di sana
selama berminggu-minggu sebagai warga Inggris, dan yang akhirnya akan
mclaksanakan Rencana Aurora.

“Yang akan memasok dia dengan semua sarana yang dipcrlukannya adalah dua
bclas kurir, atau

‘kclcdai’. Mereka yang akan menyelundupkan sarana-sarana itu kc dalam, baik


melalui suatu pos pabcan atau, kadang-kadang, melalui suatu tempat masuk
yang tidak diperiksa. Setiap orang tidak akan tahu apa yang dibawanya atau
mcngapa. Setiap orang harus sudah tahu pasli mcngenai tempat rendczvous-
nya, dan satu lagi tempat lain sebagai cadangan scandainya yang satu gagal.
Setiap orang akan menyampaikan pakct itu kepada si pctugas pclaksana dan
kemudian kembali kc wilayah kita, untuk segcra dimasukkan ke dalam
karantina sccara total. Akan ada satu orang lagi, sclain pctugas pclaksana itu,
yang tidak akan pemah kcmbali. Tapi kedua orang itu tidak akan mengetahui
hal itu.

“Yang memberi komando kepada para kurir itu adalah pctugas pengirim,
dengan tanggung jawab untuk memastikan bahwa kiriman-kiriman tcrscbut
sampai ke tangan si pctugas pclaksana yang bcr-kedudukan di Inggris. Ia akan
dibantu oleh scorang pctugas pemasok yang bcrtugas mengamankan pakct-
pakct yang akan dikirimkan. Orang ini akan mempunyai empat bawahan,
masing masing dengan satu tugas khusus.

“Salah satu dari bawahan ini akan mclengkapi surat-surat dan sarana
transportasi bagi para kurir; yang lainnya akan bcrtugas mengupayakan
perolehan bahan-bahan tcknologi canggih yang dipcrlukan; yang kctiga akan
mcnyediakan artefak-artefak atau bahan-bahan yang sudah dirckayasa

272

273

scdcmikian rupa; dan yang kcempat akan menangani komunikasi. Adalah sangat
vital bahwa si pctugas pelaksana dapat mcmbcritahu kita tentang
perkembangan, masalah, dan, yang terpenting, tentang saat kapan ia sudah
siap melaksanakan opcrasi; dan kita harus dapat mcmbcritahu dia setiap kali
ada pcrubahan rencana, dan, tcntu saja, mcmberikan perintah kepadanya
untuk mclaksanakan rencana.

“Mengenai masalah komunikasi, ada satu hal lagi yang perlu dikctahui. Karena
terbatasnya waktu, maka kita tidak mungkin mcnggunakan saluran-saluran
normal sepcrti surat-surat lewat pos atau pertcmuan-pcrtcmuan pribadi. Kita
akan bcr-komunikasi dengan pctugas pclaksana itu dengan mcnggunakan sinyal
www.ac-zzz.tk

Morse, dengan sistem kode khusus, yang dikirim lewat gclombang-gclombang


komcrsial Radio Moskow dengan waktu-waktu pc-nyiaran yang tetap. Kalau dia
perlu mcnghubungi kita dalam kcadaan da rural dan dengan ccpat, ia hams
mcmiliki sebuah pemancar di suatu tempat di Inggris. Sistem ini mcmang sudah
kuno dan mcngandung risiko, yang kebanyakan hanya dipakai dalam kcadaan
pcrang. Tapi itu harus. Anda akan mclihat bahwa saya sudah mcnyinggung
tentang hal itu.”

Sang Sekretaris Jenderal mcmpelajari dokumcn-dokumcn itu lagi, mcncliti


jenis-jenis operasi yang dipcrlukan dalam rencana itu. Akhimya ia mengangkat
wajahnya.

274

“Anda akan mempcroleh anak buah Anda,” katanya. “Saya akan menyuruh
mcreka ditclusuri satu per satu, yang terbaik yang kita punyai, dan kc-mudian
dimutasikan untuk tugas-tugas khusus. Satu hal yang terakhir. Saya tidak mau
siapa pun yang tcrlibat dalam Rencana Aurora ini mcmbuat kontak dalam
bentuk apa pun dengan orang-orang KGB di dalam wilayah kewenangan kita di
kcdutaan kita di London. Kita tidak pernah bisa tahu siapa-siapa yang sedang
bcrada di bawah pengawasan, atau….”

Apa pun yang mcnjadi kckuatirannya tidak diucapkannya.

“Cukup sckian dulu.”

275
www.ac-zzz.tk

OBI

Dilarangmeng-komersil-kanataii kesiaian menimpa anda setamanya

Pkimon dan VUjoen bertcmu di kanlor mereka di lanlai tiga Union Building
kccsokan harinya, alas permintaan orang Inggris ilu. Karcna hari ilu hari Minggu,
gcdung itu scakan hanya untuk mcreka send in.

“Well, selanjulnya apa?” tanya Kaptcn Viljocn.

Tadi malam saya hcrgadang, bcrpikir,” kata Preston, “dan ada sesuatu yang
tidak Mop.”

“Anda tidur terus dalam perjalanan pulang dari utara,” kala VUjoen serius.
“Saya yang mcnyctir.”

“Ah, tapi Anda kan jauh lebih bugar,” kata Preston. Ucapan itu menyenangkan
hati Viljocn, yang memang bangga dengan fisiknya, yang dilatihnya dengan
teratur. Dia agak santai sekamng. “Saya ingin mcnyclidiki scrdadu yang satunya
ilu,”

Preston mclanjutkan. “Scrdadu yang mana?”

“Yang mclarikan diri bcrsama Marais. Ia tidak pcrnah mcnycbulkan namanya.


Cuma menyebutnya ‘scrdadu yang satu’ atau ‘kamcrad saya’. Mcngapa tidak
ada namanya?”

276

Viljocn mengangkat bahu. “Ia tidak mcnganggap itu perlu. Ia pasli sudah
mcmbcritahu para pctugas di Wynberg Hospital, schingga sanak keluarga ler-
dekatnya bisa dibcritahu.”

“Itu kan hanya lisan,” Preston tepekur. “Para petugas yang pcrnah mendengar
nama itu akan segera berbaur lagi dalam kchidupan schari-hari. Hanya Catalan
tertulisnya saja yang masih bisa dilacak, dan itu tidak mcnyebutkan namanya.
Saya ingin mcnyclidiki scrdadu yang satu itu.”

“Tapi ia sudah meninggal,” Viljoen mcmproles. “Ia telah dikuburkan di suatu


hutan Polandia sc-lama cmpat puluh dua tahun.”

“Kalau begitu saya ingin tahu dulu siapa dia.” “Gila… dari mana kita akan
mulai?” “Marais bilang bahwa mcreka bisa bcrtahan hi-dup di kamp POW
tcrulama karcna adanya bingkisan-bingkisan maka nan dari Palang Mcrah
Intemasional,” kata Preston, scakan mere fie ks ilea n apa yang sedang
www.ac-zzz.tk

dipikirkannya saat itu. “Dia juga bilang bahwa mcreka mclarikan diri mcnjclang
Hari Natal, dan mcmbuat orang-orang Jcrman itu marah. Scring kali scluruh
kclompok akan dihu kum dengan cara pengurangan fasililas, tcrmasuk
pengurangan bingkisan makanan. Siapa saja yang dulu mcnjadi anggota
kclompok itu kcmungkinan besar akan ingat Hari Natal sepcrti ilu sclama
hidupnya. Bisakah kita cari scscorang yang dulu ada di sana?”

Tidak ada organisasi formal dari eks tawanan

277

pcrang di* Afrika Sclatan, tapi ada sebuah ikatan persaudaraan veteran perang,
yang tcrbatas pada mereka yang dulu bcnar-bcnar pernah bertcmpur. Namanya
“Order of Tin Hals” (Orde Topi Timah), dan para anggotanya disebut “MOTH”.
Ruang-ruang rapat kaum MOTH ini disebut “shelf holes” (lubang peluru), dan
komandannya disebut “Old Bull” (Banteng Tua). Masing-masing mcnggunakan
satu lelepon, Preston dan Viljoen mulai menclcpon scmua “lubang peluru” di
Afrika Selatan, mcncoba menemukan scscorang yang pernah berada di kamp
Stalag 344.

Pekerjaan ilu cukup melelahkan. Dari 11.000 tawanan Sekutu yang pcrnah ada
di kamp ilu, scbagian besar berasal dari Inggris, Kanada, Australia, Selandia
Baru, dan Amerika. Warga Afrika Sclatan hanyalah minoritas.

Lagi pula, banyak yang sudah meninggal sejak itu. Akan halnya para MOTH itu,
ada yang scdang main golf, ada yang tak berada di tempat. Mcreka mcmpcroleh
banyak tanggapan yang mcngcccwa-kan dan segudang usul yang bersifat ingin
membantu tapi tcrnyata tidak banyak manfaatnya. Mereka menghentikan usaha
mcreka hari itu ketika matahari terbenam dan memulainya lagi Scnin pagi.
Viljoen mempcrolch litik terang mcnjelang tengah hari; bcrita itu datang dari
seorang penge-pak daging yang sudah pensiun di Cape Town. Viljoen, yang
tengah bcrbicara dalam bahasa Afrikaans, mcnutupkan tangannya pada corong

278

pencrima. “Ini ada orang yang mcngaku pcrnah berada di Stalag 344.”

Preston mengambil alih telcpon itu. “Mr. Anderson? Nama saya Preston. Saya
sedang melakukan sebuah penelitian tcntang Stalag 344…. Terima ka-sih, Anda
sangai baik…. Ya, saya pcrcaya Anda berada di sana. Masih ingatkah Anda akan
Hari Natal tahun 1944? Dua scrdadu muda dari Afrika Selatan mclarikan diri
ketika scdang bckerja di luar kamp…. Ah, Anda masih ingat…. Ya, pasti sangat
tidak cnak. Anda masih ingat nama-nama mcreka?… Ah, bukan di barak mereka?
Tidak, lentu saja. Well, ingatkah Anda nama NCO senior Afrika Sclatan itu?…
Bagus. Perwira Rcndah Roberts. Nama kecil? Tolong diingat-ingaL… Apa?…
Wally. Anda yakin itu?… Banyak terima kasih.”
www.ac-zzz.tk

Preston mclclakkan telcpon itu. “Perwira Rcndah Wally Roberts. Barangkali


Walter Roberts. Apa kita bisa pergi ke Bagian Arsip Militer?”

Bagian Arsip Militer Afrika Selatan ternyala, karcna alasan tertenlu, berada di
bawah Dcpar-temen Pendidikan dan terlctak di bawah Visagic Slrect 20,
Pretoria. Ada lebih dari scratus Roberts yang tcrdaftar di sana, scmbilan be I as
di antara mereka inisial nama kccilnya dengan huruf W, dan lujuh bcrnama
Waller. Tidak ada yang cocok. Mereka lalu menelusuri daftar W. Roberts. Tidak
ada. Preston mulai lagi dengan file A. Roberts dan sejam kemudian dia
bcruntung. James Walter

279

Roberts ‘dulu seorang perwira rendah dalam Perang Dunia Kedua; ia tertangkap
di Tobruk dan dipenjarakan di Afrika Utara, Italia, dan akhirnya di Jerman
sebelah timur. Ia tetap berdinas di Angkatan Darat sctclah perang selesai dan
naik pangkat sampai mcnjadi kolonel. Ia pensiun di tahun 1972.

“Sebaiknya Anda berdoa, semoga ia masih hi-dup,” kata Viljoen.

“Kalau dia masih hidup, dia pasti mcnggunakan pensiunnya,” kata Preston.
“Para pengurus Dana Pensiun mungkin tahu dia.”

Ternyata benar. Kolonel (Purnawirawan) Wally Roberts scdang menghabiskan


senja hidupnya di Orangeville, sebuah kola kecil yang terletak di antara danau-
danau dan hutan-hutan seratus lima puluh kilometer di sebelah sclatan
Johannesburg. Di luar, di Visagie Street, hari sudah gelap ketika mcreka keluar
dari gcdung. Mereka memutuskan untuk bepcrgian keesokan paginya.

Mrs. Robcrts-lah yang mcmbukakan pintu bungalo yang nampak rapi itu
keesokan harinya, dan memeriksa kartu identitas Kapten Viljoen dengan agak
ccmas dan heran.

“Ia sedang berada di danau, membcri makan unggas,” katanya kepada mereka,
dan mcnunjuk ke sebuah jalan setapak. Mcreka menemukan scrdadu tua itu
scdang menyebarkan rcmah-rcmah roti kepada sekawanan unggas air yang
mcnyambutnya dengan gembira. Ia meluruskan badannya ketika mereka
mcnghampirinya, lalu memeriksa kartu

280

identitas Viljoen. Kcmudian ia mengangguk seakan mengatakan “Silakan”.

Ia bcrumur tujuh puluhan lebih, sikap punggungnya sangat tegak, scbaris kumis
lipis beruban mcnaungi bibir atasnya. Ia mengenakan pakaian dari bahan tweed
www.ac-zzz.tk

dan sepatu coklat yang sangat mengkilap. Ia menyimak pertanyaan Preston


dengan serins.

“Tcntu saya masih ingat. Saya discrct kc hadapan komandan Jerman itu, yang
murka sepcrti kese-tanan. Seluruh kelompok kami tidak menerima bingkisan
Palang Merah Internasional untuk periode itu. Pcmuda-pemuda goblok itu; kami
diungsi-kan ke barat pada tanggal 22 Januari 1945, dan dibebaskan akhir April.”

“Apakah Anda masih ingat nama nama mereka?” tanya Preston.

“Tentu. Saya tak pcrnah melupakan nama. Keduanya masih muda—belum dua
puluh tahun, saya rasa. Kcduanya berpangkat kopral. Yang satu dipanggil
Marais; satunya lagi adalah Brandt. Frikki Brandt. Dua-duanya Afrikaner. Tapi
saya tidak ingat nama kesatuannya. Saat itu kami sudah sangat compang-
camping, mengenakan apa saja yang masih ada. Hampir tidak tcrlihat lagi
atribut-atribut militer.”

Mereka mengucapkan terima kasih mereka yang mendalam dan meluncur balik
ke Pretoria, untuk berbincang lagi di Visagie Srcct. Sayangnya, Brandt
mcrupakan nama Belanda yang terlalu

2X1

umum, dengan variasinya. Brand—yang tidak mengandung huruf t akhir itu—tapi


diucapkan sama. Ada ratusan orang dengan nama itu.

Saat petang menjelang, dengan bantuan enam staf bagian arsip, mereka
berhasil menyeleksi enam kopral Frederick Brandt, yang semuanya sudah
meninggal. Dua tewas selama bcrtugas di Afrika Utara, dua di Italia, dan satu
karena kecelakaan pesawat saat mendarat. Mereka membuka file yang keenam.

Kapten Viljoen memandang dengan mata ter-belalak ke map yang terbuka itu.
“Saya tidak pcrcaya ini,” katanya perlahan. “Siapa yang telah mclakukan ini?”

“Siapa yang bisa tahu?” Preston menjawab. “Tapi terjadinya sudah lama.”

File itu kosong sama sekali.

“Maaflcan saya untuk ini,” kata Viljoen ketika ia mengantarkan Preston dengan
mobil, kembali kc Burgerspark. “Tapi nampaknya ini akhir dari pencarian kita.”

Saat malam sudah larut, dari kamar hotelnya, Preston menelepon Kolonel
Roberts. “Maaf saya mengganggu lagi, Kolonel. Apa sekiranya Anda ingat
apakah Kopral Brandt mempunyai teman khusus di kelompok itu? Berdasarkan
pcngalaman saya sendiri, di kctentaraan biasanya selalu ada satu teman
dekat.”
www.ac-zzz.tk

“Benar sekali, biasanya ada. Saya tidak bisa ingat langsung. Coba saya ingat-
ingat dulu. Kalau

282

ada yang saya dapatkan, Anda akan saya telepon besok pagi-pagi.”

Kolonel yang senang membantu itu menelepon Preston saat ma kan pagi. Suara
yang tegas itu terdengar melalui telepon, scakan ia sedang memberikan
laporan pertempuran ke markas besar. “Ingat sesuatu,” katanya. “Barak-barak
itu dibangun untuk mcnampung sekitar seratus orang. Tapi kami dijcjalkan ke
dalamnya scperti ikan sarden. Lebih dari dua ratus orang dalam satu barak. Ada
yang tidur di lantai, ada yang tidur berdesakan dalam satu tempat tidur. Bukan
karena masalah seksual, hanya karena terpaksa saja.”

“Saya mengerti,” kata Preston. “Dan Brandt?”

“Tidur sama-sama dengan seorang kopral lain. Namanya Levinson. RDLI.”

“Maaf?”

“Royal Durban Light Infantry, resimen Levinson.”

Visagie Street memberikan informasi lebih cepat kali ini. Levinson bukan nama
yang terlalu umum, apalagi nama resimennya diketahui. File-nya berhasil
dilemukan dalam waktu lima belas menit Namanya adalah Max Levinson dan dia
dilahirkan di Durban. Ia keluar dari kctentaraan setelah perang selesai, jadi
tidak ada pensiun dan tidak diketahui alamatnya. Tapi diketahui bahwa ia
bcrumur enam puluh lima tahun.

Preston mencoba menelaah buku telepon Durban, sementara Viljoen meminta


polisi Durban me—

283

lacak nama itu lewat file-file mereka. Viljoen-lah yang mempcrolch pctunjuk
pertama. Ada dua sural lilang parkir dan sebuah alamaL Max Levinson
mengelola sebuah hotel kecil di pantai. Viljoen menelepon dan berbicara
dengan Mrs. Levinson. la membenarkan bahwa suaminya pcrnah berada di
Stalag 344. Saat itu ia scdang pcrgi mcmancing.

Mereka terpaksa menganggur saja sampai pe-tang tiba, kelika Preston berhasil
menghubungi dia melalui telcpon. Pcmilik hotel yang periang itu berbicara
dengan penuh semangal di telepon, dari pantai timur.
www.ac-zzz.tk

“Tcntu saja saya ingat Frikki. Bangsat tolol itu mclarikan diri kc hutan. Sejak
itu saya tidak pcrnah mendengar lagi tcnlang dia. Kenapa dia?”

“Dia be rasa I dari mana?” tanya Preston.

“East London,” kata Levinson tanpa ragu-ragu.

“Latar bclakangnya apa?”

“Dia tidak pcrnah bicara banyak tcntang itu,” jawab Levinson. “Yang jelas dia
Afrikaner. Fasih berbahasa Afrikaans, tapi bahasa Inggrisnya parah. Dari kelas
pekcrja. Oh, saya ingat, dia bilang ayahnya scorang juru langsir kereta api di
sana.”

Preston mengucapkan salam dan menoleh kepada Viljoen. “East London,”


katanya. “Bisa kita bcrmobil ke sana?”

Viljoen mcnghcla napas. “Saya tidak menganjurkan itu,” katanya, “jaraknya


ratusan kilometer dari sinl Ini ncgeri yang sangat luas, Mr. Preston. Kalau Anda
memang ingin sekali kc sana, kita

284

naik pesawat saja besok. Akan saya atur mobil polisi dan pengemudi untuk
menjemput kita.”

“Tolong mobilnya jangan bcridentitas,” kata Preston. “Dan pengemudinya


dalam pakaian biasa.”

Walaupun markas besar KGB terletak di “Pu-sat”, Lapangan Dzerzhinsky No. 2,


di pusat kota Moskow, dan walaupun bangunan itu tidak kecil, ia tidak akan
mampu menampung bahkan sebagian saja dari salah satu dari scjumlah
direktorat ulama, direktorat, dan departemen yang membentuk organisasi yang
sangat besar itu. Jadi scjumlah sub-markas besar lersebar di mana-mana.

Direktorat Utama Satu terletak di Yasyenevo, di jalan lingkar luar yang


mcngelilingi kota Moskow, hampir mencapai sektor selatan kota. Hampir se-
mua FCD—First Chief Directorate—atau Dirck-lorat Utama Satu ditampung
dalam sebuah bangunan modern bcrtingkat tujuh dari aluminium dan kaca,
berbentuk bin Ling bcrkaki tiga, mirip logo mobil Mercedes.

Gedung itu dibangun oleh orang-orang Finlandia di bawah konlrak, dan tadinya
dimaksudkan sebagai gedung Departemen Intcrnasional Komite Sentral. Tapi
selelah selesai, orang-orang ID—Inlerna-tional Department atau Departemen
Intemasional— tidak mcnyukainya; mereka ingin berada dekat dengan pusat
www.ac-zzz.tk

kota Moskow; jadi gedung itu dibcrikan kepada Direktorat Utama satu.
Ternyata cocok

285

sekali untuk FCD, karena Ictaknya yang di luar kota dan jauh dari mata-mata
yang mengawasi.

Para slaf FCD secara resmi berada dalam penyamaran, juga di negerinya
sendiri. Karcna banyak di antara mereka yang akan ditugaskan ke luar negeri
(atau sudah pernah) sebagai diplomat, yang paling tidak boleh mcreka lakukan
adalah terlihat keluar dari markas besar FCD oleh scorang luris asing yang
nyinyir, yang bisa saja memotret wajah mcreka.

Tapi ada satu direktorat di dalam FCD yang begitu bersifat rahasia sehingga ia
tidak bermarkas hersama yang lain-lain di Yasyenevo. Kalau FCD ini saja sudah
disebut rahasia, maka Direktorat S, atau Ilegal, adalah super rahasia. Bukan
hanya agen-agennya tidak pernah bcrtemu dengan rekan-rekannya di FCD;
mcreka bahkan tidak pernah saling bcrtemu di antara mcreka sendiri. Pclatihan
dan briefing mereka dilakukan dengan prinsip satu-lawan-satu—jadi hanya
instruktumya dan satu murid. Mcreka tidak diharuskan datang absen setiap pagi
ke kanlor mana pun, sebab dengan demikian mereka akan bcrtemu satu sama
lain.

Alasannya sedcrhana dalam psikologi orang Ru-sia: orang Rusia paling curiga
tcrhadap kcrahasiaan dan pengkhianatan—ini bukan disebabkan oleh paham
komunisme, tapi bisa dihubungkan dengan zaman Tsar dulu. Para ilegal adalah
orang-orang (kadang-kadang wanita) yang dilatih dengan kcras untuk menyusup
ke negeri asing dan hidup dalam

286

penyamaran yang kctaL Tapi malang, sejumlah ilegal pernah ditangkap dan
telah bckcrja sama dengan penangkapnya; ada juga yang mcmbelot dan
membocorkan scmua yang mereka ketahui. Karena itu, semakin scdikit yang
mcreka ketahui, semakin baik. Adalah merupakan suatu dalil dalam dunia
spionase bahwa seseorang tidak akan bisa berkhianat tcrhadap scsuatu atau
seseorang yang tidak dikclahuinya.

Para ilegal, karena ilu, tcrsebar di kompicks-kompleks flat kecil di pusat kota
Moskow dan melapor sendirian sehubungan dengan pelatihan dan briefing.
Supaya letap dekat dengan “anak-anak”-nya, pimpinan Direktorat S tetap
mempertahankan kantornya di Pusat di Lapangan Dzerzhinsky. Kanlor itu
terletak di lantai enam, liga lantai di alas kanlor Ketua KGB Chebrikov dan dua
lantai di atas kantor-kantor wakil-wakil ketua satu, Jenderal Tsincv dan
Jenderal Kryuchkov.
www.ac-zzz.tk

Ke tempat yang tidak nampak megah inilah kedua orang itu melangkah masuk
pada sore hari Rabu tanggal 18 Maret, pada saat Preston sedang berbicara
dengan Max Levinson, untuk bcrtemu dengan sang direktur, yaitu seorang
veteran tua yang kurang ramah yang sudah berdinas scpanjang hidupnya dalam
bidang spionase tersclubung. Beri-ta yang mcreka bawa tidak membuat hatinya
sc-nang.

“Hanya ada satu orang yang mcmcnuhi per—

287

syaratan itiT,” ia mengakui sambil mcngomcl. “Dia sangat andal.”

Salah satu lamu dari Komite Senlral itu memberikan sebuah kartu kecil. “Kalau
begitu, Kamerad Mayor Jenderal, Anda diharapkan untuk menarik dia dari
tugasnya dengan segcra dan nicnun-ta dia untuk mclapor kc alamat ini.”

Sang direktur mengangguk dengan muram. Ia tahu alamat tersebut. Setelah


tamu-tamunya pergi, ia mcmikirkan kcmbali kewenangan yang mcnaungi
mcreka. Mcmang benar dari Komite Scntral, dan walaupun tidak dijelaskan
dengan kata-kata, ia tak ragu lagi dari siapa datangnya pcrintah tersebut,
mcngingat tingkat kewenangan yang dibcrikan. Ia menarik napas, merasa tak
berdaya. Berat sekali melepaskan salah satu agen terbaik yang pernah
dilatihnya, scorang agen yang benar-benar istimcwa, tapi instruksi seperti ilu
tidak bisa diban-tah. Ia hanya scorang pejabat yang harus paluh; ia tidak
mcmpunyai wewenang untuk mempertanyakan sebuah perintah. Ia lalu
menekan sebuah tom-bol pada intcrkomnya. “Katakan kepada Mayor Valcri
Pctrofsky untuk melapor kepada saya.”

Pcsawat pcrlama yang meningr.nlkan Johannesburg untuk menuju East London


mendarat tcpal waktu di Ben Schoeman, sebuah bandara yang kecil, rapi,
berwarna kombinasi biru-putih, yang mcnopang kegiatan kota pelabuhan dan
kota komcrsial kecmpal di Afrika Selatan. Pcngcmudi

288

polisi itu sudah menunggu di ruang tunggu dan mengantar mereka menuju
sebuah sedan Ford biasa di tempat parkir.

“Kc mana, Kapten?” tanyanya. Viljocn mcnaikkan sebelah alisnya ke arah


Preston.

“Kanlor pusat jawatan kercta a pi,” kata Preston. “Lebih tepatnya lagi, gedung
administrasinya.”
www.ac-zzz.tk

Pengcmudi itu mengangguk dan mcnjalankan mobil. Stasiun kereta api modem
kota East London terletak di Fleet Street, dan tepat di depannya berdiri sebuah
kompleks bangunan bertingkat satu yang sudah tua dan agak lusuh berwarna
hijau dan krem, yang mcrupakan kantor-kantor administrasinya. Kartu identitas
Viljoen yang sakti dengan ccpat mcmbawa mereka ke direktur bagian
keuangan. Ia mcn-dengarkan maksud kedatangan Preston.

“Ya, kami memang membayarkan pensiun kepada semua staf dinas kereta api
yang sudah pensiun yang masih tinggal di daerah ini,” katanya. “Siapa namanya
tadi?”

“Brandt,” kata Preston. “Maaf, saya tidak tahu nama pcrtamanya. Tapi ia dulu
scorang juru langsir, bcrtahun-tahun yang lalu.”

Direktur itu memanggil seorang asistcn dan mcreka semua bersama-sama


berjalan melcwati lorong-Iorong muram menuju bagian penyimpanan arsip.
Asistcn itu mencari-cari sebentar dan mun-cul dengan sebuah slip pembayaran
pensiun.

“Ini dia,” katanya. “Salu-satunya yang ada pada kita. Pensiun tiga tahun yang
lalu. Koos Brandt.”

289

“Bcrapa umurnya sekarang?” lanya Preslon.

“Enam puluh tiga,” kata asistcn itu sctclah me-11 ha i sckilas ke kartu itu.

Preston menggclengkan kcpala. Kalau Frikki Brandt sama umurnya dengan Jan
Marais, dan ayahnya sckitar liga puluh tahun lebih tua, maka orang tua itu
mestinya bcrumur lebih dari sembilan puluh tahun sekarang. Tapi direktur dan
asistcn itu bersikcras. Tidak ada Brandt lain yang sudah pensiun.

“Kalau begitu, bisakah Anda mencarikan untuk saya,” tanya Preston, “liga
pensiunan tcrtua yang masih hidup dan masih mencrima pembayaran setiap
minggu?”

“Mereka tidak didaftar mcnurut umurnya,” si asistcn mcmprotes, “mereka


didaftar mcnurut abjad.”

Viljocn menarik direktur itu kc samping dan berbicara dengan sen us—bcrbisik-
bisik—dalam bahasa Afrikaan. Apa pun yang dikatakannya ternyata mcmbawa
hasil. Direktur itu nampak terkesan. “Lanjutkan,” katanya kepada asistennya.
“Satu per satu. Semua yang lahir scbelum tahun 1910. Kami akan berada di
kanlor saya.”
www.ac-zzz.tk

Itu memakan waktu satu jam. Si asistcn mengeluarkan tiga slip pembayaran
pensiun. “Ada satu yang bcrumur scmbilan puluh,” katanya, “tapi dia penjaga
pintu di terminal penumpang. Salu bcrumur dclapan puluh, bekas pctugas
kebcrsihan. Lalu ada satu lagi, umur dclapan puluh satu. Dia

290

bekas juru langsir di tempat langsir.” Orang itu dipanggil dcng.m nama Fourie
dan alamatnya tcrtulis di situ, di suatu tempat di Quigney.

Sepuluh mcnit kemudian mcreka sudah meluncur mcnembus kawasan Quigney,


dacrah pemukiman tua di East London, yang sudah bcrumur lima puluh tahun
lebih. Sebagian dari bungalo-bungalonya nampak dirawal dengan baik; tapi
sebagian lagi nampak kumuh dan lapuk, rumah rumah lempal tinggal orang
kulit putih yang mis-kin. Dari bclakang Moore Street mcreka bisa mcndengar
bunyi-bunyi dari bcngkel kcrja dinas kereta api dan kesibukan stasiun langsir,
tempat kcrcta-kercta yang besar disatukan untuk mengangkut muatan dari
dermaga-dermaga pclabuhan East London kc kola pcdalaman Transvaal lewat
Picier maritzburg. Mcreka menemukan rumah itu salu blok masuk dan Moore
Street.

Scorang wanita tua Kulit Berwarna mcmbukakan pintu, wajahnya scperti biji
kenari yang bo-peng dan rambutnya yang putih disisir ke bclakang dan
disanggul. Viljocn berbicara dengan dia dalam bahasa Afrikaans. Wanita tua itu
mcnunjuk kc a rah kaki langit dan mcnggumamkan sesuatu sc—

Sccara gans besar penduduk Rtpubfak Afrika Sclatan digolon’gkan rnenjadi


empal krkimpok tints Kulii Putih (luum prndaUng). Hitam (penduduk mIi). Kulit
Bm-arna (kcturuoan baogsa bangM Am dengan penduduk a&li dsn yang sehari
ban berbaha&a Afrikaans). Orang Asia (lerutama betas*! dan India)

291

bclum menutup pintu dengan man tap. Viljoen mcngawal Preston balik ke
mobil.

“Dia bilang orang tua itu ada di lembaga,” kata Viljoen kepada pengemudi.
“Tahu apa maksudnya itu?”

“Ya, Pak. Gedung Lembaga Kereta Api yang kuno. Sekarang disebut orang
Turnbull Park. Di Patcrson Street. Itu adalah klub sosial dan rekreasi untuk para
karyawan jawatan kereta api.”
www.ac-zzz.tk

Temyata gedung itu bertingkat satu, amat besar, scrta bersebelahan dengan
tiga lapangan rumput khusus untuk bowling. Di balik pintunya mcreka mclcwati
sederclan meja snooker dan ruang-ruang TV scbclum sampai ke sebuah bar yang
penuh pengunjung.

“Papa Fouric?” kata penjaga bar itu. “Tentu. Dia di luar sana, scdang nonton
bowling.”

Mereka menemukan orang tua itu di salah satu lapangan bowling, duduk di
bawah malahari mu-sim gugur yang hangat sambil menikmati segclas bir.
Preston menyapanya.

Orang tua itu menatapnya sebentar scbelum mengangguk. “Ya, saya ingat Joe
Brandt, la telah meninggal bcrtahun-tahun yang lalu.”

“la mcmpunyai seorang putra. Frcdcrik—Frikki.”

“Benar. Astaga, anak muda, kau telah mcm-bawaku kc masa sOam. Dia anak
baik. Scring da tang ke tempat kerjaku sctclah sekolah. Joe scring mcmbiarkan
anak itu ikut naik lokomotif

292

bcrsama dia. Sangat mcnyenangkan untuk scorang anak di masa itu.““ltu pasti
sekitar pcrtcngahan sampai akhir 1930-an?” tanya Preston.

Orang tua itu mengangguk. “Sekitar itu. Tcpat sctclah Joe dan kcluarganya
pindah kc sini “

“Sekitar tahun 1943 Frikki—yang sudah jadi pemuda—pcrgi bcrperang,” Preston


bcrkomcnlar.

Papa Fouric menatapnya sebentar dengan mala-nya yang berlendir, yang


mencoba mcmbayangkan masa silamnya scpanjang lima puluh tahun yang
bcrlangsung tanpa kcjadian yang mcnarik. “Benar,” katanya. “Pemuda itu tidak
pernah kcmbali. Orang mcngabarkan pada Joe bahwa anaknya itu tcwas di
suatu tempat di Jerman. Kabar itu membuat hati Joe hancur. la sangat
mencintai anak itu dan mcmpunyai rencana-rencana besar buat dia. Scjak itu ia
tidak pcrnah pulih, yaitu setelah telegram itu ditc-rimanya, ketika perang
berakhir. Ia meninggal tahun 1950—aku sclalu bcranggapan bahwa itu karcna
kesedihan halinya. Istrinya mcnyusulnya tak lama setelah itu—dua tahun
kemudian, barang-kalL”

“Tadi Anda mengatakan, ‘Tcpat sctclah Joe dan kcluarganya pindah ke sini,*”
Viljocn mcngingat-kan dia. “Dari Afrika Sclatan kawasan mana mereka datang?”
www.ac-zzz.tk

Papa Fouric nampak bingung. “Mcreka bukan bcrasal dari Afrika Selatan.”

“Tapi mereka keluarga Afrikaner,” Viljocn mcmproies.

293

“Siapa yang bilang begilu?” ‘Angkatan Darat,” kata Viljoen. Orang tua itu
tersenyum. “Kurasa Frikki muda mcmang bisa bios sebagai Afrikaner di
Angkatan Darat. Bukan, mereka berasal dari Jerman. Imigran. Sekitar
pertcngahan 1930-an. Joe (idak pcrnah bisa berbahasa Afrikaans dengan baik
sampai dia meninggal. Tapi tentu saja anak itu bisa. Dipc-lajarinya di sckolah.”

Ketika mereka kcmbali ke mobil yang diparkir, Viljoen menoleh ke Preston dan
bertanya, “Well?”

“Di mana Catalan kcimigrasian disimpan?”

“Di basement Union Building di Pretoria, bersama arsip-arsip ncgara yang lain,”
kata Viljoen.

“Bisakah staf bagian arsip di sana melakukan pcngccekan scmcntara kita


menunggu di sini?” tanya Preston.

Tentu. Mari kita pcrgi ke kantor polisi. Kita bisa menelepon dengan lebih enak
dari sana.”

Kantor polisi itu juga terletak di Fleet Street; bentuknya scperti benlcng
berlantai tiga tcrbuat dari bata kuning dengan jcndela-jcndcla berwarna
buram, tcpat bcrsebelahan dengan gedung tempat berlatih Kaffrarian Rifles.
Preston dan Viljocn mcngajukan pcrmintaan mcreka dan ma kan siang di
kantin, scmcntara di Pretoria seorang staf bagian arsip kchilangan kescmpatan
makan siangnya karena ia diminta memeriksa file-file. Untungnya, semuanya
telah dikomputcrisasi pada tahun 1987 dan nomor filc-nya dengan cepat bisa
ditemukan.

294

Si pctugas mcngcluarkan file itu, mengetik sebuah ringkasan, dan


mengirimkannya lewat telex.

Di East London telex itu diantarkan kepada Preston dan Viljoen saat mcreka
sedang minum kopi. Viljoen menerjemahkannya, kata demi kata.

“Ya, Tuhan,” katanya setelah selcsai. “Siapa yang mcnyangka bisa begitu?”
www.ac-zzz.tk

Preston nampak tepekur. Ia bangkit dan berjalan menyebcrangi kantin untuk


berbicara dengan si pengemudi, yang duduk di meja lerpisah. “Apakah ada
synagogue—gereja orang Yahudi—di East London?”

“Ya, Pak. Di Park Avenue. Dua mcnit dari sini.”

Synagogue yang berkubah hilam, bercat putih, dan dihiasi lambang Bintang
Daud—lambang bangsa Yahudi—di puncaknya itu kosong di sore hari Kamis itu;
hanya nampak scorang pengurus Kulit Berwarna yang mengenakan mantel
Angkatan Darat yang tcbal dan topi wol. la memberikan kepada mereka alamat
Rabbi Blum di pinggiran Sal bourne. Mereka mcngctuk pintu rumahnya jam tiga
lewat scdikit. Rabbi itu sendiri yang mcmbukakan. la scorang laki-laki tcgap
berjenggot te-bal, rambutnya sudah bcruban dan kelihatannya bcrumur sekitar
pcrtengahan 50-an. Pandangan sekilas saja sudah cukup; dia terlalu muda.
Preston mempcrkcnalkan dirinya sendiri dan bertanya, “Dapatkah Anda
mengatakan kepada saya, siapa rabbi di sini scbclum Anda sendiri?”

295

Tentu. Rabbi Shapiro.Ś

“Apakah Anda tahu, apakah dia masih hidup dan di mana saya bisa mencmui
dia?”

“Sebaiknya Anda masuk saja dulu,” kata Rabbi Blum. Ia menganlarkan tamu-
tamunya kc rumahnya, melewati sebuah lorong, dan membuka sebuah pintu di
ujung lorong itu. Ternyata kamar itu sekaligus bcrfungsi sebagai kamar tidur, di
sana seorang lelaki yang sangat tua sedang duduk di depan perapian gas
menghirup secangkir tch hi tarn. “Paman Solomon, ada orang yang ingin
bertemu dengan Anda,” katanya.

Preston meninggalkan rumah itu sejam kemudian untuk bergabung dengan


Viljoen, yang telah lebih dahulu balik kc mobil. “Ke bandara,” kata Preston
kepada pengemudi, dan kepada Viljoen, ‘Bisak.ih Anda atur pcrtemuan dengan
Jenderal Pienaar untuk esok pagi?”

Kamis sore itu, dua orang lagi ditransfer dari pos mcreka di angkatan
bersenjata Soviet ke tugas khusus.

Kira-kira seratus lima puluh kilometer di sebelah barat Moskow, tepat di jalan
masuk ke Minsk, di tengah sebuah hutan luas, berdiri sebuah komplcks antene
parabola radio dan bangunan-bangunan penunjangnya. Itu adalah salah satu pos
penerima Uni Soviet untuk sinyal-sinyal radio

296
www.ac-zzz.tk

yang datang dari unit-unit militer Pakta Warsawa dan dari luar negeri, tapi ia
juga bisa menangkap pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang
berada jauh di luar perbatasan Soviet. Satu sektor dari kompleks itu diberi
batas khusus dan hanya dipakai oleh KGB saja. Salah satu dari orang-orang yang
ditarik untuk tugas khusus itu adalah seorang operator radio berpangkat scrsan
mayor dari sektor ini.

“Dia orang terbaik yang saya miliki,” komandannya, yang berpangkat kolonel,
mcngcluh kepada wakilnya ketika orang-orang dari Komite Scnit.il telah pergi.
“Baik? Mcnurut saya dia baik. Kalau diberi pcrlengkapan yang benar, dia bisa
menangkap bunyi seekor kecoa yang scdang mcnggaruk pantatnya di
California.”

Satu lagi orang yang ditarik dari posnya adalah scorang kolonel dari Angkatan
Darat Soviet Scandainya dia mengenakan scragamnya, yang jarang
dikenakannya, atributnya akan menunjukkan bahwa dia be rasa I dari kesatuan
artilcri. Pada kenyataannya dia lebih menyerupai seorang ilmuwan daripada
scrdadu, dan dia bckcrja di Direktorat Persenjataan, Divisi Riset

“Jadi,” kata Jenderal Pienaar ketika mereka sudah duduk di kursi kayu berjok
kulit, mengitari meja kopi, “diplomat kami, Jan Marais. Bersalah-kah dia atau
tidak?”

“Bcrsalah,” kata Preston, “amat sangat”

297

“Saya kira saya ingin mcndengar Anda membuktikannya, Mr. Preston. Di mana
letak kesalahannya? Di mana dia berubah mcnjadi jahat?”

“Ia lidak berubah,” jawab Preston. “Ia tidak pernah salah melangkah. Anda
sudah membaca riwayat hidupnya yang ditulLs tangan?”

“Ya, dan seperti mungkin sudah dikemukakan oleh Kapten Viljoen, kami juga
sudah mengecck semuanya yang bcrkenaan dengan karicr orang itu mulai saat
kelahirannya sampai saat ini. Kami (idak bisa menemukan ketidakcocokan.”

“Memang tidak ada,” kata Preston. “Kisah masa kecilnya seratus persen akurat
sampai ke detail terakhir. Saya percaya bahwa bahkan hari ini pun dia pasti
masih bisa mcnguraikan masa kecilnya itu sclama lima jam dengan lancar,
tanpa membuat kcsalahan dalam satu detail pun.”

“Kalau begitu benar. Semuanya yang bisa dicek adalah benar,” kata sang
Jenderal.
www.ac-zzz.tk

“Semua yang bisa dicek, ya. Semuanya benar sampai saat ketika kedua serdadu
itu turun dari bagian belakang truk Jerman di Silesia dan mulai berlari. Setelah
itu, semuanya dusta. Izinkan saya mcnjclaskan dengan memulainya dari ujung
lain, dengan cerita tentang Frikki Brandt, orang yang melarikan diri bersama
Jan Marais.

ŚPada tahun 1933 Adolf Hitler naik ke puncak kekuasaan di Jerman. Pada lahun
1935 seorang pekerja perkercta-apian Jerman bernama Josef Brandt pergi ke
pcrwakilan Afrika Selatan di Ber—

298

lin dan mengajukan pcrmohonan untuk mcmperoleh visa emigrasi dengan


alasan kemanusiaan—ia berada dalam bahaya dihukum mati karena ia bcrdarah
Yahudi. Pcrmohonannya dikabulkan dan dia diberi visa untuk memasuki Afrika
Selatan bersama keluarganya—keluarga muda. Arsip-arsip Anda sendiri telah
mcngkonfirmasikan kebenaran permohonan dan pcngcluaran visa tersebut”

“Itu benar,” Jenderal Pienaar mengangguk. “Banyak sekali imigran Yahudi


berdatangan ke Afrika Selatan selama masa kekuasaan Hitler. Arsip Afrika
Selatan dalam masalah itu sangat bagus—lebih baik dibandingkan negara-negara
lain.”

“Pada bulan September 1935,” Preston melanjutkan, “Josef Brandt bersama


istrinya. Use, dan putranya yang berumur sepuluh tahun, Friedrich, naik kapal
di Bremcrhavcn, dan enam minggu kemudian mereka turun dari kapal di East
London. Saat itu jumlah masyarakat Jerman di sana cukup besar dan
masyarakat Yahudi ada juga, sedikit. Brandt memilih untuk menctap di East
London, dan mcn-cari pekerjaan di bidang perkcreta-apian. Seorang pejabat
imigrasi yang baik hati memberitahu rabbi setempat mengenai keda tangan
keluarga baru itu.

“Rabbi itu, seorang pemuda energik bernama Solomon Shapiro, mengunjungi


pendatang-penda-tang baru tersebut dan berupaya menolong mereka dengan
menganjurkan agar mcreka bergabung dengan perkumpulan sosial Yahudi di
sana. Mcreka menolak, dan ia menyimpulkan bahwa mereka

299

ingin bcrasimilasi dengan masyarakat Gentile— masyarakat non-Yahudi. Rabbi


ilu keccwa, tapi sama sekali tidak curiga.

“Kcmudian, di tahun 1938, anak itu, yang namanya sekarang sudah


diafrikanisasikan menjadi Frederik, atau Frikki, sudah berumur tiga belas
tahun. Sudah waktunya ia menjalani bar mitzvah-nya, yaitu masa akil balig bagi
seorang anak laki-laki Yahudi. Bagaimanapun besarnya kcinginan keluarga
www.ac-zzz.tk

Brandt untuk bcrasimilasi, itu mcrupakan upacara yang tcramat penting bagi
scorang pria yang hanya punya seorang anak laki-laki. Walaupun tak scorang
pun anggola keluarga itu pernah pergi kc shut—synagogue— Rabbi Shapiro
mengunjungi keluarga itu untuk menanyakan apakah mcreka ingin dia
mclaksanakan upacara itu. Mereka malahan memaki-maki dia dengan pedas,
dan kecurigaannya sekarang mcnjadi kepasuan.”

“Kepaslian tcnlang apa?” tanya sang Jenderal, tidak mcngcrti.

“Kcpastian bahwa mereka bukan Yahudi,” kata Preston. “Begitulah yang


dikatakannya kepada saya kemarin ma lam. Dalam upacara bar milzvah, anak
laki-laki itu dibcrkati oleh sang rabbi. Tapi pertama-lama nibbi itu harus yakin
akan kemurnian da rah Yahudi anak laki-laki itu. Dalam kepercayaan Yahudi, da
rah Yahudi diwariskan dari pi-hak ibu, bukan dari pihak ayah. Si ibu harus bisa
mcnunjukkan sebuah dokumcn yang disebut ke tubahy yang mcmbuktikan
bahwa dia benar seorang Yahudi. Use Brandt tidak mcmiliki ketubah. Jadi
upacara bar mitzvah tidak bisa dilaksanakan.”

“Jadi mcreka mcmasuki Afrika Sclatan dengan alasan palsu,” kata Jenderal
Pienaar. “Tapi itu sudah amat sangat lama.”

“Lebih dari itu,” kata Preston. “Saya tidak dapat mcrjibuktikannya, tapi saya
kira saya benar. Josef Brandt tidak berdusta waktu ia memberitahukan kepada
perwakilan Anda—bcrtahun-tahun yang lalu—bahwa ia berada di bawah
ancaman Gestapo. Bukan karcna ia Yahudi, mclainkan sebagai seorang militan,
aktivis gcrakan Komunis Jerman. la tahu, kalau ia membcritahukan kenyataan
itu kepada perwakilan Anda, ia tidak akan pernah mem-perolch visa.”

“Tcruskan,” kata sang Jenderal dengan sikap kesal.

“Pada saat ia berumur delapan belas tahun, Frikki tcrbius total oleh gagasan-
gagasan ayahnya yang tcrselubung; ia telah mcnjadi scorang komunis yang siap
bekerja unluk Comintern.

“Pada tahun 1943 dua orang pemuda masuk mcnjadi anggota Angkatan Darat
Afrika Sclatan dan pcrgi kc mcdan perang: Jan Marais, dari Duiwelskloof, untuk
mcmbela Afrika Selatan dan Persemakmuran Inggris, dan Frikki Brandt untuk
mcmbela tanah air ideologinya, yaitu Uni Soviet

“Mereka tidak pcrnah bcrtemu di pusat latihan dasar, atau dalam konvoi
pasukan, atau di Italia, atau di Moosberg. Tapi mcreka bcrtemu di Stalag

3(K)

301
www.ac-zzz.tk

344. Saya tidak tahu apakah Brandt sudah merencanakan pelariannya saat itu,
tapi ia menu!in seorang pemuda yang jangkung dan berambut pirang sepcrti dia
sendiri sebagai teman melarikan diri. Brandt-Ian yang bcrinisiatif untuk lari ke
hutan ketika truk itu mogok.”

“Tapi bagaimana mcngenai pneumonia itu?” tanya Viljoen.

“Tidak ada pneumonia,” kata Preston, “mereka juga tidak jatuh ke tangan
partisan Polandia Katolik. Lebih mungkin mcreka jatuh ke tangan par tisan
Komunis, kepada siapa Brandt bisa berbicara dengan bahasa Jermannya yang
fasih. Barangkali mcreka kemudian mcnycrahkan Brandt kepada Tcntara Mcrah,
lalu kc NKVD, dengan Marais yang hanya terima nasib terus ikut dengan dia.

“Antara Maret dan Agustus 1945 dilakukanlah pcrtukaran itu. Semua pengakuan
tentang sel-sel yang beku itu cuma omong kosong. Marais pasti sudah diperas
habis-habisan untuk menccritakan masa kecilnya dan pendidikannya, dan
Brandt pasti sudah menghafatkan itu sampai -walaupun bahasa Inggris
tertulisnya kurang bagus—dia bisa menulis curriculum vttae itu dengan mata
tertutup.

“NKVD—polisi rahasia Uni Soviet—barangkali juga mcmberi Brandt kursus kilat


bahasa Inggris, mengubah penampilannya scdikit, memasangkan atribul atribut
militer Marais di tubuhnya, dan dengan demikian siaplah mereka. Karena sudah
tidak bcrguna lagi, Jan Marais barangkali lalu dibunuh.

302

“Orang-orang Soviet itu juga mcnggarap Brandt scdikit, memberinya scjumlah


zat kimia untuk membuatnya nampak benar-benar sakit, dan mcnycrahkan dia
kepada pihak Inggris di Potsdam, la dirawat di rumah sakit di Bielefeld, dan
lebih lama lagi di luar Glasgow. Di musim dingin tahun 1945 hampir seluruh
serdadu Afrika Sclatan sudah pulang; kecil kemungkinannya ia akan bcrtemu
dengan seseorang dari Resimcn Wits/De La Rcy di Inggris. Pada bulan Descmber
dia beriayar ke Cape Town, dan mendarat pada bulan Januari 1946.

“Ada scdikit masalah. Seseorang dari Markas Besar Pertahanan telah


mengirimkan telegram kepada pctani tua Marais yang memberitahukan bahwa
putranya akhirnya kcmbali, yang tadinya diberitakan sebagai ‘hilang, dianggap
sudah tcwas.* Dan Brandt menjadi panik karena menerima sebuah telegram—
dalam hal ini saya mengaku saya hanya mcreka-reka, tapi ini masuk akal—yang
mcnganjurkan dia supaya pulang. Tentu saja, ia tidak mungkin muncul di
Duiwclskloof. la lalu membuat dirinya sakit lagi dan berobat ke Rumah Sakit
Militer Wynberg.

“Ayahnya yang sudah tua itu tidak man menu nggu lagi. Ia mcngirim telegram
lagi, memberitahukan bahwa ia akan datang kc Cape Town. Dalam kepanikan
www.ac-zzz.tk

Brandt menghubungi tenia n-temannya di Comintern, dan masalah itu dicarikan


pemccahannya. Mcreka mcnabrak orang tua itu di

303

sebuah jalan scpi di Mootseki Valley, dengan membuatnya nampak sepcrti


sebuah kecelakaan labrak-lari pada saat Marais sedang mengganti sebuah ban
yang bocor. Selclah ilu, semua rencana Brandt bcrjalan dengan mulus. Pemuda
itu tidak dapat pulang untuk menghadiri pemakaman—semua orang di
Durwelskloof bisa memaklumi hal itu—dan ahli hukum Benson sama sekali tidak
curiga ketika diminta untuk menjualkan tanah milik ilu dan mengirimkan hasil
penjualannya ke Cape Town.”

Kchcningan di kantor itu hanya terusik oleh dengung seckor lalat di kaca
jendela. Sang Jenderal mengangguk. “Masuk akal,” ia mengakui. “Tapi tidak
ada bukti. Kita tidak dapat mcmbuktikan bahwa keluarga Brandt itu bukan
orang Yahudi, apalagi bahwa mereka itu komunis. Bisakah Anda bcrikan kepada
saya scsuatu yang bisa mcnghapuskan kcraguan ini?”

Preston mora ha sakunya dan mcngeluarkan foto itu, yang diletakkannya di


mcja tulis Jenderal Pienaar. “Itu adalah foto—foto yang terakhir—Jan Marats
yang asli. Seperti Anda lihat, dia adalah seorang pemain cricket yang andal
waktu masih kanak-kanak. la seorang pclcmpar. Kalau Anda pcrhatikan, Anda
akan mclihal bahwa jari-jarinya mencengkeram bola itu dengan cara seorang
pc-lempar spm (pclintir). Anda juga akan mclihat bahwa ia kidal. Saya
mcnghabiskan waktu lebih dari satu minggu untuk mcmpelajari Jan Marais

304

yang di London—dalam jarak dekat, melalui tc-ropong. Waktu dia mengemudi,


merokok, ma kan, minum, dia jelas tidak kidal. Jenderal, kita bisa melakukan
banyak hal untuk mengubah seseorang; kita bisa mengubah rambutnya, cant
bicaranya, wajahnya, tingkah lakunya. Tapi kita tidak bisa mengubah seorang
pclcmpar bola spin yang kidal mcnjadi orang yang tidak kidal.”

Jenderal Pienaar, yang telah bermain cricket se-paro dari umurnya, mcnatap
foto itu. “Jadi orang apa yang kita punyai di London sana, Mr. Preston?”

“Jenderal, Anda mcmiliki seorang agen komunis scjati sampai kc lulang


sumsumnya, yang telah bekerja dalam dinas luar negeri Afrika Selatan st l.i ma
lebih dari cmpat puluh tahun tapi sebenarnya mcngabdi kepada Ini Soviet”

Jenderal Pienaar mengangkat matanya dari mcjanya dan memandang jauh kc


se be rang lcmbah. kc Monumen Voortrekker. “Saya akan mcnghancurkan dia,”
ia berbisik, “akan saya hancurkan dia mcnjadi berkeping keping dan saya
kuburkan di hushueld—padang scmak bclukar itu.”
www.ac-zzz.tk

Preston berdehem. “Mengingat bahwa kami orang Inggris juga mcmpunyai


masalah karena orang ini, bolehkah saya mcminta Anda untuk tidak
mcnggunakan kekuasaan Anda sampai Anda sccara pribadi berbicara dengan Sir
Nigel Irvine?”

“Baiklah, Mr. Preston,” Jenderal Pienaar menjawab, mengangguk. “Saya akan


berbicara dengan

305

Sir Nigel Irvine lebih dulu. Sekarang, apa rencana Anda?”

“Ada flight kc London petang ini, sir. Saya akan pulang dengan ilu.”

Jenderal Pienaar bangkit dan mcngulurkan tangannya. “Selamat jalan, Mr.


Preston. Kapten Viljocn akan mengantarkan Anda sampai kc pesawat Anda. Dan
terima kasih atas ban man Anda.”

Dari hotel, scmcntara dia mengemasi kopcrnya, Preston menelepon Dennis


Grey, yang lalu naik mobil dari Johannesburg untuk menjemput sebuah pesan
untuk dikirim ke London dengan sandi rahasia. Preston mcmperoleh jawaban
dua jam kemudian. Sir Bernard Hcmmings akan datang ke kantor hari
berikutnya, yaitu hari Sabtu, unluk menjumpai dia.

Preston dan Viljoen berdiri di ruang pengantar pada jam 8.00 petang kurang
sedikit, tcpat di saat panggilan terakhir untuk penumpang flight South African
Airways dengan tujuan London diumumkan melalui pengeras suara. Preston
memperlihatkan boarding pass-nya dan Viljocn menunjukkan kartu identitasnya
yang scrba guna itu. Mereka berjalan menuju kc landasan yang dingin dan ge-
lap.

“Saya akan mengucapkan ini untukmu. En gelsmany Anda seorang jagdhond


yang sangat baik.”

“Terima kasih,” kata Prcslon. “Anda tahu apa artinya jagdhond?”

“Saya yakin,” kata Preston hati hati. “anjing pemburu di Cape ini lamban,
kurang lincah, tapi sangat ulct.”

Untuk pertama kali sclama satu minggu itu Kapten Viljoen tertawa terbahak-
bahak. Lalu tiba-tiba dia jadi scrius. “Botch saya menanyakan satu hal?”

“Ya.”

“Mengapa Anda melctakkan bunga di makam orang tua itu?”


www.ac-zzz.tk

Preston menatap pesawat yang menunggu itu, lampu-lampu kabinnya tcrlihat


bendcrang dalam kegclapan remang-remang, dari jarak dua puluh meter.
Penumpang-penumpang yang terakhir se-dang menaiki tangga.

“Mereka telah mengambil nyawa pulranya,” katanya, “kemudian mereka


membunuh dia supaya dia tidak tahu kenyataan itu. Karcnanya, rasanya hal itu
pantas saya lakukan.”

Viljocn mcngulurkan tangannya. “Selamat jalan, John, dan good luck.”

“Selamat tinggal, Andrics.”

Scpuluh menit kemudian, springbok—sejenis an-telop—(lambang South African


Airways) di sirip pesawat jet itu mendongakkan hidungnya yang kaku ke
angkasa dan pesawat lepas landas menuju ke utara dan Eropa.

DJlarajigmciig-konicrsil-kaJi atau kcsialan menimpa anda selamanya

307

306

10

SIR BERNARD HEM MINGS, dengan Brian Harcourt-Smith di sampingnya, duduk


diam dan mendengarkan laporan Prcslon sampai dia selcsai.

“Ya Tuhan,” katanya dengan berat, ketika Preston sudah hcrhenti berbicara,
“jadi tcmyata me-mang benar Moskow. Mcreka akan mencrima pcmbalasan.
Kerugian pasti sangat besar. Brian, apa kedua orang itu masih di bawah
pengawasan?”

“Yes, sir.”

Teruskan begitu sampai akhir pekan ini. Jangan membuat move untuk
menycrgap sampai Komite Paragon punya kesempatan untuk mendengar apa
yang telah kita pcroleh. John, aku tahu kau pasli capek sekali, tapi bisakah kau
membuat laporan itu dalam bentuk tcrtulis besok malam?”

“Yes, sir.”

“Tolong letakkan di mcjaku pagi-pagi sekali hari Senin. Aku akan menghubungi
semua anggola komite di rumah mereka masing-masing dan minta mcreka
mengadakan rapat penting Senin pagi.”

308
www.ac-zzz.tk

Ketika Mayor Valeri Pelrofsky diantarkan ke ruang duduk di dacha mewah di


Usovo itu, ia berada dalam kcadaan yang sangat tegang. Ia bclum pernah
bcrtemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet dan tidak pernah
membayangkan akan mengalami hal itu.

Selama empat hari terakhir ia bingung dan hah kan sangat ketakutan. Sejak
ditarik untuk mclaksanakan tugas khusus oleh direkturnya, ia dikucilkan dalam
sebuah flat di pusat kota Moskow, dijaga siang-malam oleh dua agen dari
Direktorat Utama Scmbilan, Pengawal Kremlin. Bukan scsuatu yang aneh kalau
ia cemas akan kemungkinan yang tcrburuk, tanpa scdikit pun tahu apa kiranya
kesalahan yang telah dilakukannya.

Lalu da tang instruksi mendadak, pclang itu hari Minggu, untuk mengenakan
sctelan jas sipilnya yang tcrbaik dan ikut dengan pengawal-pcngawal itu turun
ke bawah, menuju sebuah mobil Chaika yang scdang mcnunggu, yang kemudian
membawanya kc Usovo. Ia tidak mcngenali dacha ke mana ia dibawa.

Hanya setelah Mayor Pavlov mcmbcritahu dia, “Kamerad Sekretaris Jenderal


akan menjumpai Anda sekarang,” maka ia sadar ia sedang berada di mana.
Tcnggorokannya kering saat ia mclangkah melcwati pintu menuju ruang duduk.
Ia bcrusaha menenangkan diri, mcngatakan pada dirinya sendiri bahwa ia
dengan sopan dan sejujurnya

309

akan menjawab semua tuduhan yang dilemparkan padanya nanti.

Di dalam ruangan itu ia bcrdiri tegak dalam sikap siap. Orang tua yang duduk di
kursi roda itu mengamatinya selama bebcrapa menit, lalu mengangkat
tangannya dan menunjuk ke depan. Petrofsky membuat empat langkah pendek
dan bcrhcnti lagi, tetap dalam sikap siap. Tapi ketika pemimpin Soviet itu
berbicara, tcrnyata sama sekali tidak ada nada menuduh dalam suaranya. Ia
berbicara dengan cukup IcmbuL

“Mayor Petrofeky, kau bukan boneka pajangan di toko pakaian. Maju ke sini ke
tempat terang, supaya aku bisa melihatmu. Dan silakan duduk.”

Petrofsky tertegun. Dipersilakan duduk di hadapan Sekretaris Jenderal, bagi


seorang mayor muda, merupakan scsuatu yang tidak pernah di dengarnya. Ia
melakukan apa yang diperintahkan, duduk di bibir kursi yang ditunjuk,
punggungnya tegak, dan kedua lututnya rapat.

“Kau… kira-kira, tahukah kau mengapa aku me-manggilmu?”

“Tidak, Kamerad Sekretaris Jenderal.”


www.ac-zzz.tk

“Memang, aku kira tidak. Penting sekali bahwa tidak ada yang tahu. Aku akan
memberitahukan kepadamu.

“Ada sebuah misi yang hams dilaksanakan. Hasilnya merupakan sesuatu yang
tak terukur pentingnya bagi Uni Soviet dan bagi kejayaan Revolusi. Kalau
berhasil, manfaatnya bagi negeri kita

310

tidak tcrnilai; kalau gagal, kerugiannya bagi kita merupakan bencana. Aku
telah memilih kau, Vale-ri Alexeivitch, untuk mengemban misi itu.”

Perasaan Petrofsky campur-aduk. Kctakutannya tadi bahwa ia akan dijatuhi


hukuman dan dibuang berganti dengan sukacita yang meluap-Iuap, yang
hampir-hampir tak terkendali. Sebagai seorang mahasiswa yang cemerlang di
Universitas Moskow, ia telah dicabut dari cita-citanya untuk berkarier di
Kementerian Luar Negeri untuk dibina sebagai salah satu pemuda cemerlang di
Direktorat Utama Satu; scjak ia dengan sukarela mengajukan permintaan untuk
menjadi anggota Direktorat Ilegal yang elit dan dilerima, ia senantiasa
memimpikan ditugaskan dalam sebuah misi yang penting. Tapi khayalannya
yang paling hcbat pun tidak pernah sampai ke yang seperti ini. Akhirnya ia
mem-beranikan diri memandang sang Sekretaris Jenderal, langsung ke
matanya. “Terima kasih, Kamerad Sekretaris Jenderal.”

“Orang-orang lain akan memberikan briefing mengenai detail-detailnya,” sang


Sekretaris Jenderal melanjutkan. “Waktu sangat sempit, tapi kau telah dilatih
untuk memanfaatkan seluruh kemampuan kita yang paling canggih, dan kau
akan bisa mendapatkan semua yang kauperlukan untuk misi ini.

“Aku ingin bertemu dcnganmu karena satu alas-an. Ada sesuatu yang harus
dijelaskan kepadamu, dan aku memutuskan untuk memintanya sendiri

311

darimu. Kalau operasi ini bcrhasil—dan aku tidak mcragukan keberhasilannya—


kau akan pulang ke sini dengan kenaikan pangkat dan pcnghormalan luar biasa
yang tak pcrnah kaubayangkan. Aku akan mcngatur itu.

“Tapi kalau ada yang salah, kalau polisi dan tentara negeri kc tempat mana kau
akan dikirim bcrgerak untuk menangkapmu, kau harus melakukan suatu
tindakan tanpa ragu untuk memastikan bahwa kau tidak akan ditangkap dalam
keadaan hidup. Kau mengerti, Valeri Alexeivitch?”

“Ya, saya mengerti, Kamerad Sekretaris Jenderal.”


www.ac-zzz.tk

“Ditangkap hidup hidup, diinterogasi secara ke-jam, dipatahkan—oh, ya, di


zaman ini itu mungkin terjadi, tidak akan ada cadangan keberanian yang bisa
melawan zat-zat kimia—’ditelanjangi’ di hadapan konferensi pers internasional
—semua itu sama seperti hidup di neraka. Tapi kerugian yang diderita Uni
Soviet karena hal seperti itu, yang didcrita negcrimu ini, tak akan bisa
diperkirakan dan tak bisa diperbaiki.”

Mayor Petrofsky mcnarik napas dalam-dalam.

“Saya tidak akan gagal,” katanya. “Tapi kalau itu

terjadi, saya tidak akan pernah ditangkap dalam

kcadaan hidup.”

Sang Sekretaris Jenderal menekan sebuah tombol di bawah meja dan pintu
terbuka. Mayor Pavlov berdiri di sana.

“Sekarang pergilah, anak muda. Kau akan

312

diberitahu di sini di rumah ini, oleh seseorang yang mungkin sudah pernah
kaujumpai, mengenai misi itu. Lalu kau akan pergi kc tempat Iain lagi untuk
menerima briefing intensif. Kita tidak akan bertcmu lagi—sampai kau kembali
kelak.”

Ketika pintu tertutup di bclakang kedua mayor dari KGB itu, sang Sekretaris
Jenderal mcnatap sebentar ke nyala api yang menjilat-jilat dari balok-balok
kayu di perapian. Orang muda yang begitu bermutu, pikirnya. Sungguh sayang.

Saat Petrofsky mengikuti Mayor Pavlov melewati dua lorong panjang menuju
wisma tamu, ia merasa rongga dadanya seakan tidak sanggup menahan emosi
pengharapan dan kebanggaan yang bergejolak di dalamnya.

Mayor Valeri Alexeivitch Petrofsky adalah seorang scrdadu dan patriot Rusia.
Waktu mempelajari bahasa Inggris habis-babisan, ia kenal dengan pepatah
“mati untuk Tuhan, Raja, dan ne-gara” dan ia mcmahami artinya. Ia tidak
punya Tuhan, tapi ia dipcrcaya melaksanakan sebuah misi oleh pemimpin
negerinya, dan ia bertekad, saat ia berjalan melalui lorong-lorong di Usovo itu,
bahwa jika saatnya tiba ia tidak akan mundur dari apa yang harus
dilakukannya.

Mayor Pavlov berhenti di depan sebuah pintu, mengetuk, dan mendorongnya


sampai terbuka. Ia melangkah ke pinggir untuk memberi jalan masuk bagi
Petrofsky. Lalu pintu ditutupnya dan ia berlalu dari situ.
www.ac-zzz.tk

313

Scorang pria bcrambul pulih bangkit dari kursi dekal meja yang penub dengan
kertas dan pela, dan mclangkah maju. Ia (ersenyum, mengulurkan langannya.
“Jadi Anda Mayor Petrofsky.”

Petrofsky hcran melihat orang itu bicara dengan lergagap. la mcngcnal wajah
ini, walaupun mereka bclum pernah saling jumpa. Dalam kisah-kisah klasik FCD
(Direktorat Utama Salu) yang diajar-kan kepada para agen pemula, orang ini
adalah salah satu dari apa yang dijuluki sebagai “Lima Bintang”, seorang laki-
laki yang harus dihormati, orang yang mcwakili salah satu dari kemenangan-
kcmcnangan gcmilang idcologi Soviet terbadap ka-pitalisme. “Ya, Kamerad
Kolonel,” katanya.

Philby telah mempclajari file-nya sampai ia benar-benar paham. Petrofsky baru


berumur tiga puluh enam dan telah dilatih selama satu dekade untuk bisa
bcrpcran sebagai orang Inggris. Ia sudah pcrnah kc Inggris dua kali untuk
membiasakan diri, dan dalam setiap kunjungan itu ia berada dalam
penyamaran total, linggal jauh-jauh dari Kedutaan Soviet, dan tidak melakukan
misi apa-apa. Kunjungan oricntasi seperti itu cuma dimaksudkan untuk
membuat para ilegal—scbclum mereka benar-benar bcroperasi— membiasakan
diri dengan apa saja yang kclak akan mereka lihat lagi; hal-hal schari-hari
seperti mcmbuka rekening bank, ber-tcngkar dengan pengendara mobil lain dan
tahu harus berbuat apa, menggunakan kereta bawah ta-314

nab London, dan senantiasa mcningkatkan pemakaian ckspresi-ekspresi slang


yang mutakhir.

Philby tahu bahwa orang muda yang berada di depannya itu tidak hanya bisa
berbahasa Inggris dengan scmpurna, tapi ucapannya juga sempurna dalam cm
pat akscn daerah yang berbeda-beda dan menguasai bahasa Welsh dan Irlandia
tanpa cela. Ia sendiri lalu berbahasa Inggris.

“Silakan duduk,” katanya. “Begini, saya hanya akan mcnguraikan garis besar
misi ini. Orang-orang lain akan menguraikan rinciannya. Waktunya sempit,
sangat sempit, jadi Anda harus bisa mcnyerap semuanya lebih cepat dari yang
pernah Anda lakukan dalam hidup Anda.”

Scmcntara mereka berbicara, Philby sadar bahwa setelah tiga puluh tahun
meninggalkan tanah airnya, dan walaupun ia terus membaca semua koran dan
majalah dari Inggris yang bisa dipcro-lchnya, tcrnyata sekarang dialah yang
tidak up-to-date, dialah yang ungkapannya kaku dan kuno. Orang Rusia muda
itu berbicara seperti scorang Inggris modern yang sebaya dengan dia.

Philby mcmbutuhkan dua jam untuk mcnguraikan garis besar rencana yang
disebut Aurora itu dan apa saja tujuannya. Petrofsky menycrap semua
www.ac-zzz.tk

detailnya dengan lahap. Ia sangat tcrkesan dan kagum akan kebcranian rencana
itu.

“Anda akan mcnggunakan bebcrapa hari berikut ini untuk bcrtemu dengan
sebuah tim yang beranggotakan cmpat orang saja. Mereka akan mem—

315

beri briefing mengenai scrangkaian nama-nama, tempat-tempat, tanggal,


waktu-waktu transmisi, rendezvous, dan rendezvous penopang. Anda harus
menghafalkan semuanya itu. Satu-satunya perlengkapan yang perlu Anda bawa
hanyalah sejumlah buku catatan yang hanya sekali-pakai. Well, cukup sekian
saja.”

Petrofsky duduk di situ dan mengangguk menanggapi apa yang baru saja
disampaikan kepadanya. “Saya telah berjanji kepada Kamerad Sekretaris
Jenderal bahwa saya tidak akan gagal,” katanya. “Semua akan dilaksanakan
seperti direncanakan dan tcpat pada waktunya. Jika komponen-komponennya
sudah siap, semuanya akan segera dilaksanakan.”

Philby bangkit. “Bagus, kalau begitu saya akan minta Anda diantar balik kc
Moskow ke tempat Anda akan mcnghabiskan waktu yang tersisa sampai saat
keberangkatan Anda.”

Ketika Philby melintasi ruangan menghampiri telepon rumah, Petrofsky tcrkejut


mendengar bunyi coo yang keras dari suduL la menolch dan melihat sebuah
sangkar besar yang berisi seekor burung dara yang bagus dengan sepotong kayu
kecil terikat di kakinya. Philby menycringai untuk mc-nyatakan maaf. “Saya
mcnamainya Hopalong,” katanya sambil menelepon Mayor Pavlov untuk
kcmbali ke situ. “Saya menemukan dia di jalanan di musim dingin yang lalu
dengan sayap dan kakinya

316

paiah. Sayapnya telah pulih tapi kakinya masih menyulitkan dia.”

Petrofsky melcwati sangkar itu dan mcnggurat jerujinya dengan kuku jarinya.
Tapi burung dara itu mclompat-lompat menjauhinya. Pintu mcmbuka dan Mayor
Pavlov masuk. Seperti biasa, dia tidak mengucapkan apa-apa, tapi mcmberi
isyarat kepada Petrofsky untuk mengikuti dia.

“Sampai bertcmu lagi, scmoga sukses,” kata Philby.

Pada hari Senin langgal 23 Ma ret, anggota-anggola Komite Paragon bcrtemu


untuk mendengarkan laporan Preston.
www.ac-zzz.tk

“Jadi,” kata Sir Anthony Plumb, membuka rapat itu, “sekarang kita scdikitnya
sudah tahu apa, di

mana, kapan, dan siapa. Kita masih bclum tahu mengapa.”

“Juga tidak tahu berapa banyak,” sela Sir Patrick Strickland. “Pcrkiraan
kcrugian masih bclum dilakukan dan kita harus mcmbcritahu sckutu-sekutu
kita. Walaupun bclum ada sesuatu yang sensitif—kecuali satu dokumcn fiktif—
yang terbang ke Moskow scjak Januari.”

“Setuju,” kata Sir Anthony. “Baiklah, gentlemen, saya kira kita harus
berscpakat bahwa saat untuk mclakukan penyelidikan lebih lanjut sudah lewat
Bagaimana akan kita tangani orang ini? Ada usul? Brian?”

Brian Harcourt-Smith hadir tanpa direktur

317

jenderalnya, dan mewakili MI-5 seorang diri. Ia memilih kata-katanya dengan


hati-hati. “Kita beranggapan bahwa dengan Berenson, Marais, dan Benotli
sebagai perantaranya, maka rangkaiannya sudah lengkap. Dinas Keamanan
bcrpendapat bahwa kemungkinan adanya lebih banyak agen yang lerlibat dalam
rangkaian ini amal kecil. Berenson pasti dianggap sangat penting, dan kami
beranggapan, kemungkinan besar seluruh rangkaian itu dibentuk hanya untuk
menangani dia saja.”

Yang hadir di sekeliling meja ilu mengangguk.

“Dan rekomendasi Anda?” tanya Sir Anthony.

“Kita amankan saja mereka semua, gulung seluruh komplotan itu,” kata
Harcourt-Smith.

“Ada scorang diplomat asing yang lerlibat,” Sir Hubert Villiers dari Kementcrian
Dalam Negeri berkeberatan.

“Saya kira Pretoria akan bersedia melepaskan haknya atas kekebalan dalam
masalah ini,” kata Sir Patrick Strickland. “Jenderal Pienaar pasti sudah
melaporkan semua ini kepada Mr. Botha saat ini. Mereka pasti juga
menginginkan Marais setelah dia kita interogasi nanti.”

“Well, nampaknya sudah cukup jelas keputusannya,” kata Sir Anthony. “Kau
bagaimana, Nigel?”
www.ac-zzz.tk

Sir Nigel Irvine sejak tadi tews menatap ke langit-Iangit, seakan tenggelam
dalam permenungannya. Pertanyaan itu rupanya membangunkan dia. “Aku
cuma sedang berpikir,” katanya perlahan. “Kita ambil mereka. Tews apa?”

318

“Interogasi,” kata Harcourt-Smith dengan kctus. “Kita bisa segera memulai


menjajaki perkiraan kerugian dan memberitahu sekutu-sekutu kita mengcnai
kegiatan seluwh komplotan itu untuk scdikit membuat pil pahit itu terasa man
is.”

“Ya,” kata Sir Nigel, “itu bagus. Tapi setelah itu apa?” Ia mulai menyebut
sekretaris-sckretaris dari tiga kementerian dan KabineL “Saya pikir kita
mempunyai cmpat pilihan. Kita bisa mengambil Berenson dengan dakwaan
rcsmi berdasarkan Un-dang-undang Kerahasiaan Negara (Official Secrets Act),
yang mcmang perlu kita lakukan kalau kita menahan dia. Tapi apakah kita
benar-benar punya kasus hukum yang bisa kita ajukan kc pengadilan? Kita tahu
bahwa kita benar, tapi apa bisa kita buktikan itu mclawan suatu pembclaan
hukum ke-las satu? Di luar semua itu, suatu penahanan dan dakwaan resmi akan
menimbulkan skandal besar, yang pasti akan merupakan pukulan bagi
pemerintah.”

Sir Martin Flannery, Sekretaris Kabinet, memahami poin ini. Tidak seperti yang
Iain-Iain di ruangan itu, ia tahu akan rencana untuk menyelenggarakan
pemilihan umum pendadakan di mu-sim panas nanti, sebab Perdana Menteri
telah membcritahukan hal ini kepadanya secara sangat rahasia. Sebagai
seorang pejabat pemerintah yang sudah mengabdi seumur hidup dan berasal
dari aliran kuno, Sir Martin telah memberikan loyalitasnya secara penuh kepada
pemerintah yang se-319

karang, seperti halnya dengan tiga pemerintah sebclumnya, dua di antaranya


dari Partai Buruh. Ia akan mcmbcrikan loyalitas yang sama kepada semua
pemerintah penerusnya yang dipilih secara demokratis. Ia mengcrutkan
bibirnya.

“Atau,” kata Sir Nigel lagi, “kita bisa membiarkan saja Berenson dan Marais,
tapi mcncoba mensuplai Berenson dengan dokumcn-dokumcn yang diubah
isinya untuk ditcruskan kc Moskow. Tapi itu tidak akan berlangsung lama.
Berenson terialu tinggi stalusnya dan terlalu banyak tahu schingga sulit dilipu
dengan cara seperti itu.”

Sir Peregrine Jones mengangguk. Ia tahu bahwa dalam poin yang satu itu Sir
Nigel benar.

“Atau kita bisa mcngambil Berenson dan mencoba membuat dia bekerja sama
secara total dalam mclakukan perkiraan kerugian dengan mcnawarkan
www.ac-zzz.tk

kepadanya kckcbalan dari tuntutan. Secara pribadi, saya tidak suka kckcbalan
diberikan kepada pengkhianaL Kita tidak bisa tahu apakah mcreka telah
memberitahukan seluruh kebenaran atau telah mcmbohongi kita, seperti yang
dulu dilakukan Blunt Dan pengaturan seperti itu nantinya akan diketahui umum
juga, discrtai dengan skandal

yang lebih buruk.”

Sir Hubert Villicrs, yang kementeriannya berisi pejabat-pejabat hukum negara,


menggumam setuju. Ia juga tidak suka akan transaksi kckcbalan, dan mereka
semua tahu bahwa Perdana Menteri juga bcrsikap begitu.

320

“Jadi rupanya cuma tinggal,” pimpinan SIS ilu melanjutkan dengan lancar,
“pilihan penahanan tanpa penjajakan, dan interogasi ketat. Dengan kata lain,
tingkat tiga. Saya mungkin bcrpikiran kuno, tapi terus it-rang saya tidak
pcrcaya kepada cara itu. Mungkin saja ia akan mcngakui lima puluh dokumcn,
tapi tak scorang pun dari kita akan bisa tahu sampai kita mati nanti, apakah
tidak ada lima puluh lagi yang tidak diakuinya.”

Situasi hening sebentar.

“Semua itu memang kurang enak,” Sir Anthony Plumb setuju, “tapi rupanya
kita harus mengikuti usul Brian kalau tidak ada usul-usul lain.”

“Barangkali ada satu,” kata Sir Nigel dengan lembut. “Begini. Mungkin saja
penunjukan Berenson sebagai mata-mata dilakukan dengan mcnggunakan
pendekatan false-flag atau bendera palsu.”

Kebanyakan yang nadir paham apa arlinya penunjukan false-flag, tapi Sir
Hubert Viiliers dari Kcmcntcrian Dalam Negeri dan Sir Martin Flannery dari
Kabinet mengcrutkan kening karena tidak mengerti. Sir Nigel mcnjelaskan.

“Itu berkenaan dengan penunjukan scorang agen oleh orang-orang yang pura-
pura bckcrja untuk suatu negara, tcrhadap mana si agen bersimpati, padahal
sebenarnya mcreka bckcrja untuk negara lain. Mossad-nya Israel sangat ahli
dalam mcnggunakan tcknik ini. Dengan kemampuannya mencetak agen-agen
yang bisa menyamar sebagai hampir semua bangsa di muka bumi ini, orang-321

orang Israel itu telah sering mcrnbuat ‘scngatan-sengatan* yang mcngagumkan


dengan cara false-flag.

“Misalnya: Seorang warga Jerman Baral yang scu’a yang scdang bckcrja di
Timur Tengah didekati ketika scdang cuti di negcrinya oleh dua rckan
Jcrmannya yang, dengan mcnunjukkan bukti-bukti kuat, menyatakan
www.ac-zzz.tk

kepadanya bahwa mcreka mcwakili BND, dinas intclijcn Jerman Ba-raL Mcreka
lalu mcngarang ccrita bahwa scorang Prancis yang bckcrja di proyck yang sama
dengan dia mcmbocorkan formula-formula tcknologi rahasia yang dilarang
kcluar oleh NATO. Maukah orang Jerman itu membanlu negcrinya sendiri
dengan cara melaporkan kembali apa yang terjadi? Sebagai seorang Jerman
yang loyal dia setuju, dan bcrtahun-tahun dia bckcrja demi kepentingan Mos-
sad lanpa disadarinya. Hal-hal seperti ini sering terjadi.

“Nampaknya masuk akal,” Sir Nigel mclanjutkan. “Kita semua sudah


mempelajari file Berenson sampai kita bosan mclihatnya. Tapi dengan apa yang
kita ketahui itu, mungkin sekali tcknik false-flag merupakan jawaban dari
masalah ini.”

Scjumlah besar yang nadir mengangguk ketika mcreka mcngingat kcmbali isi
file Berenson. la mcmulai karicrnya, langsung sctclah lulus dari uni-versilas, di
Kementerian Luar Negeri. Ia mencatat kemajuan cukup baik, bertugas di luar
negeri untuk tiga misi dan Icrus naik pangkat secara man—

322

tap, malahan mungkin secara istimewa, di kalang an korps diplomatik.

Di pertcngahan tahun 196f>an ia mcnikah dengan Lady Fiona Glen dan tak lama
setelah itu ditugaskan di Pretoria, di sana dia ditemani oleh istrinya yang baru
dinikahinya. Mungkin di sana itulah, karcna berada di tengah-tengah keramahan
masyarakat Afrika Sclatan yang tradisional dan hampir tak berbatas, ia mulai
mcnaruh simpati dan mcngagumi negeri itu. Dengan pemerintah Partai Buruh
yang scdang berkuasa di Inggris dan Rhodesia yang scdang mcmbcrontak,
kekaguman Berenson akan Pretoria yang semakin tcrus tcrang dinyatakannya
tidak mendapal sambutan cukup di tanah airnya.

Ketika kcmbali kc Inggris pada tahun 1969, dia mendengar bahwa posnya yang
berikutnya mungkin kurang kontrovcrsial—katakan saja, ke Bolivia. Orang-orang
di kalangan diplomatik hanya bisa menduga, tapi sangat mungkin bahwa Lady
Fiona, yang berscdia mencrima Pretoria sebagai sesuatu yang tidak dapat
dihindari, sama sekali tidak sc-nang mcmbayangkan bahwa ia harus meninggal
kan kuda kuda yang dicintainya dan kchidupan sosialnya di London untuk
mcnghabiskan tiga tahun yang mcmbosankan di Pcgunungan Andes sana.

Apa pun alasannya, George Berenson akhirnya minta dipindahkan kc


Kementerian Pcrtahanan, yang di Kementerian Luar Negeri dianggap

323

sebagai turun penghasilan. Tapi dengan kekayaan istrinya, ia tidak pcduli.


Dengan bcrkurangnya bc-ban kcrja diplomatik dari pundaknya, ia mulai menjadi
www.ac-zzz.tk

anggota berbagai perkumpulan pcrsahabat-an pro-Afrika Selatan, yang biasanya


mcnjadi wa-dah bagi mereka yang beraliran kanan.

Sir Peregrine Jones, paling tidak, tahu bahwa simpati Berenson yang tcrlalu
kentara tcrhadap aliran kanan menyulitkan dia, Jones, untuk mcrc-
komendasikan Berenson agar bisa mcmpcrolch gc-lar kebangsawanan, sesuatu
yang sekarang disadarinya mungkin telah mcmbangkitkan rasa tidak scnang
dalam diri Berenson.

Setelah mcmbaca laporan itu satu jam yang lalu, para pejabat senior itu
tadinya menganggap bahwa simpati pro-Afrika Selatan Berenson hanyalah ke-
dok bagi simpatinya yang terselubung terhadap Soviet. Tapi kini gagasan Sir
Nigel Irvine telah memberikan perspektif lain kepada masalah tersebut

“False-flag?1* Sir Paddy Strickland tepekur. “Maksudmu, ia mcngira ia


mcmbocorkan rahasia itu ke Afrika Selatan?”

“Pikiranku tak bisa lepas dari tcka-teki ini,” kata pimpinan SIS. “Scandainya dia
mcmang seorang simpatisan Soviet atau seorang komunis terselubung, mengapa
Pusat tidak menangani dia melalui seorang agen pcngcndali Soviet? Aku bisa
membayangkan sedikitnya lima orang di kedutaan me—

324

rcka yang mampu mclakukan tugas seperti ilu dengan sama baiknya.”

“Well, aku mengaku tidak tahu,” kata Sir Anthony Plumb. Pada saat itu ia
mcngangkat wajahnya dan bcrtemu pandang dengan Sir Nigel. Irvine dengan
cepat mcnurunkan sebelah kelopak matanya dan mcnaikkannya lagi. Sir
Anthony memaksakan pandangannya kcmbali kc file Berenson di hadapannya.
Kau bajingan licin, Nigel, pikirnya, kau pura-pura tidak yakin. Kau sebenarnya
tahu pasti.

Sesungguhnya, dua hari scbclumnya, Andreyev telah mclaporkan sesuatu yang


menarik. Tidak banyak, cuma obrolan santai di kantin yang lerletak di dalam
Kedutaan Soviet Andreyev scdang mi-num dengan seorang anggota Jalur N dan
berbicara tcntang masalah-masalah pcrdagangan secara umum. Ia
mcnyinggung-nyinggung tcntang manfaat—pada saat-saal tertcntu—penunjukan
dengan teknik false-flag. Anggota Direktorat Ilegal itu tertawa, mengedipkan
mala, dan mencpuk sisi hidungnya dengan jari telunjuknya. Andreyev mc-
nafsirkan isyarat itu sebagai mcmpunyai arti bahwa mcmang ada operasi false-
flag yang sedang dilcrapkan di London saat ini dan agen Jalur N itu mcngetahui
sesuatu tcntang itu. Sir Nigel, ketika mendengar tentang hal itu, juga
berpendapat sama.
www.ac-zzz.tk

Suatu gagasan lain muncul di benak Sir Anthony. Kalau kau mcmang tahu,
Nigel, ilu pasti karena kau punya sumber langsung di dalam rezi—

325

aentura mcreka. Kau scrigala ccrdik. Kemudian ada gagasan Iain, yang kurang
enak: Mcngapa kau tidak mcngatakannya dengan lerus tcrang? Mcreka semua
seratus pcrscn bisa dipercaya, yang hadir di mcja ini, tidakkah begitu? Suatu
perasaan yang kurang nyaman mcnjalari henaknya. Ia mcngangkat wajahnya.
“Well, kukira scbaiknya kita mempertimbangkan gagasan Nigel dengan scrius.
Itu masuk akal. Bagaimana mcnurut kau, Nigel?”

“Orang itu adalah pengkhianat, tak ada kcraguan tcntang itu. Kalau dokumcn-
dokumcn yang dikembalikan secara anonim itu ditunjukkan kepadanya, aku
bcrani mcmaslikan, ia pasti akan sangat ler-guncang. Tapi kalau ia lalu diminta
mclihat laporan John Preston itu, dan ia memang mcngira bahwa selama ini ia
berbuat untuk Pretoria, kurasa ia tidak akan bisa menutupi kcgagalannya lagi.
Tapi, scandainya selama ini dia memang scorang komunis tcrsclubung, ia pasti
sudah tahu tcntang siapa Marais sebenarnya, jadi dia tidak akan tcrlalu ter-
kcjuL Kukira seorang pengamat yang tcrlatih akan bisa melihal bedanya.”

“Dan kalau itu tcrnyata memang suatu pendekatan false-flag?” tanya Sir Perry
Jones.

“Kalau begitu kukira dia akan mau bckerja sama secara penuh dan tidak hanya
tcrbalas pada perkiraan kcrugian saja. Juga, kukira ia bisa di-bujuk untuk
‘bcrbalik’ secara sukarcla, schingga kita bisa mcluncurkan opcrasi disinformasi
besar—

326

besaran tcrhadap Moskow. Nah, itu akan mcnjadi satu poin plus besar untuk
para sekulu kita.”

Sir Paddy Strickland dari Kementerian Luar Negeri puas mendengar kcterangan
itu. Akhirnya di-sctujui untuk melaksanakan taklik Sir Nigel.

“Satu hal terakhir: siapa yang akan menemui dia?” tanya Sir Anthony.

Sir Nigel berdehem. “Well, tentu saja itu tcr-serah kepada Lima,” katanya,
“tapi suatu opcrasi disinformasi melawan Pusat adalah wewenang Enam untuk
menangani. Lalu, kcbctulan aku tahu orangnya. Sebenarnya, kami dulu satu
sckolah.”

“Good Lord? scru Plumb. “Ia scdikit lebih muda darimu, kan?”
www.ac-zzz.tk

“Lima tahun, tepalnya. Ia dulu biasa mcmbcrsihkan scpatuku.”

“Baiklah. Semua setuju? Ada yang tidak setuju? Kau mcnang, Nigel. Bolch
kauambil dia, dia pu-nyamu. Be ri tahu kita bagaimana perkembangannya
nanti.”

Pada hari Sclasa tanggal 24 Ma ret. scorang turis Afrika Sclatan dari
Johannesburg tiba di Bandara Heathrow London, di sana dia melcwati
pemcriksaan rutin tanpa kcsulitan. Ketika dia kcluar dari ruang pemcriksaan
pabcan dengan menjinjing kopcrnya, scorang pria muda menghampirinya dan
mcnggumamkan sebuah pcrtanyaan di telinganya. Orang Afrika Sclatan yang
gemuk ilu mengangguk membenarkan. Pria muda itu lalu mcngangkat

327

kopcmya dan mcnganlar dia keluar menghampiri sebuah mobil yang sudah
mcnunggu.

Bukannya menuju kc arah London, pengemudi mobil itu malahan mengambil


ring road M25 dan kemudian M3 yang menuju Hampshire. Satu jam kemudian
mcreka berhenti di depan sebuah rumah country yang bagus di luar
Basingstoke. Orang Afrika Selatan itu, setelah melepaskan jasnya, diantarkan
kc dalam ruang pcrpustakaan. Dari kursi dekat perapian, scorang Inggris yang
mengenakan pakaian country dari bahan tweed dan yang sebaya dengannya,
bangkit untuk mcnyalaminya.

“Henry Pienaar, scnang sekali bcrtemu denganmu lagi. Sudah lama sekali.
Selamat datang di Inggris.”

“Nigel, bagaimana kabarmu selama ini?”

Pimpinan-pimpinan dari kedua dinas intelijcn itu punya waktu satu jam
scbelum makan siang dihidangkan, jadi sctclah bcrbasa-basi sccukupnya,
dengan serius mereka berbicara tcntang masalah yang membawa Jenderal
Pienaar ke rumah country milik SIS untuk kcpcrluan mcnampurg tamu-tamu
terhormat tapi tersclubung.

Menjelang petang. Sir Nigel Irvine telah berhasil mencapai kcscpakalan yang
dikchendakinya. Afrika Sclatan setuju untuk mendiamkan saja Jan Marais dan
mcmberi kesempatan pada Irvine untuk meluncurkan operasi disinformasi
besar-besar-an melalui George Berenson, dengan menganggap bahwa ia mau
bckcrja sama.

328
www.ac-zzz.tk

Inggris akan mclakukan pengawasan total atas Marais; dengan kewajiban untuk
memastikan bahwa Marais tidak akan punya kesempatan untuk mclarikan diri
ke Moskow, scbab sekarang Afrika Sclatan juga mcmpunyai masalah pcrkiraan
kcrugian mereka sendiri—yang nilainya cmpat puluh tahun.

Sclanjutnya juga disepakati bahwa apabila operasi disinformasi itu telah


diluncurkan, Irvine akan memberitahu Pienaar bahwa Marais sudah tidak
diperlukan lagi. Warga Afrika Selatan itu akan dipanggil pulang, pihak Inggris
akan “mcngaman-kan” dia kc atas pesawat jet Afrika Sclatan, dan anak buah
Pienaar akan mclakukan penangkapan saat jet itu masih di udara—yaitu jika
sudah berada di wilayah kcdaulatan Afrika Sclatan.

Setelah makan malam, Sir Nigel mohon diri; mobilnya menunggu di luar.
Pienaar akan mcnginap, sedikit shopping di daerah West End London besoknya,
dan pulang menumpang pesawat petang.

“Jangan sampai dia lolos,” kata Jenderal Pienaar saat mcngantarkan Sir Nigel
ke pintu. “Aku menginginkan bajingan itu pulang kc rumah akhir tahun ini.”

“Kau akan mendapatkan dia,” Sir Nigel bcrjanji. “Cuma scmcntara ini jangan
sampai dia ditakut-takuti.”

Sementara pimpinan NIS scdang mencari sesuatu di Bond Street untuk Mrs.
Pienaar, John Preston berada di Charles Slreet untuk bcrtemu dengan Brian
Harcourt-Smith. Wakil Direktur Jenderal sedang dalam suasana hati yang ceria.

“Well, John, kukira kau pantas diberi selamat. Komite sangat terkesan dengan
penemuan-penemuanmu di Afrika Sclatan.”

“Terima kasih, Brian.”

“Ya, sungguh. Mulai saat ini semuanya akan ditangani oleh Komite. Aku tidak
bisa mengatakan apa tepatnya yang akan dilakukan, tapi Tony Plumb minta aku
untuk menyampaikan penghargaan khususnya. Nah, sekarang”—ia
membentangkan kedua tangannya dan meletakkannya di atas mejanya
—”tentang masa depan.”

“Masa depan?”

“Bcgini, aku punya sedikil dilema. Kau sudah menangani kasus ini selama
delapan minggu, sebagian dari itu di jalanan bersama para pelacak, scbagian
besar di basement di Cork, lalu di Afrika Sclatan. Selama itu March muda itu,
wakilmu, telah mengelola C1(A), dan membcrikan kesan

baik kepada semua orang.


www.ac-zzz.tk

“Nah, aku tanya diriku sendiri, apa yang sebaiknya kulakukan untuk dia? Kukira
tidak enak jika aku sampai mengecewakannya—padahal, dia sudah pernah
bcrtugas di semua kementerian, membuat usulan-usulan yang sangat
bcrmanfaat dan bebcrapa pcrubahan positif.”

Pasti dia begitu, pikir Preston. March masih

330

muda dan sangat ambisius, pantas sekali menjadi pengikut Harcourt-Smith.

“Bcgini, aku tahu kau baru scbclas minggu berada di C1(A), dan itu sangat
pendek, tapi mcnim-bang bahwa kau telah membuat prestasi yang sangat
bagus, ini merupakan momentum yang bagus untuk melangkah maju lagi. Aku
telah berbicara dengan pihak Personalia dan kebetulan sekali, Cranlcy dari
C5(C) mcngambil pensiun dini di akhir minggu ini. Istrinya, sudah lama sekali
sakit dan ia bermaksud membawanya kc Lake District. Jadi ia memutuskan
untuk pensiun dan mcninggalkan posnya. Kupikir kau akan cocok di situ.”

Preston mcrcnung. “C5(C)? Pelabuhan dan bandara?” ia bertanya.

Suatu pekcrjaan liaison—penghubung—lagi. Imigrasi, Pabean, Cabang Khusus,


Pasukan Anti Kejahatan Khusus, Pasukan Anti Narkotik—semua ini mcmantau
pelabuhan dan bandara, mengamati semua pribadi yang mencurigakan yang
bcrusaha mcmbawa diri mcreka sendiri atau barang ilegal mereka kc dalam
negeri ini. Preston curiga bahwa C5(C) ini tugasnya mcmungut apa saja yang
tklak dapat dimasukkan ke dalam kategori divisi lain.

Harcourt-Smith mengangkat telunjuknya seakan menjatuhkan vonis. “Itu


penting, John. Tanggung jawab khususnya, tentu saja, adalah untuk terus
bersikap waspada tcrhadap para ilegal dan kurir dari Sovbloc (blok Soviet)—dan
scbagainya. Ini

331

akan banyak berhubungan dengan hal-hal yang kausukai.”

Dan juga akan mcnjauhkan dirinya dari kanlor pusat scmcntara pcrjuangan
untuk mercbut kursi direktur jenderal terus berlangsung, pikir Preston. Pada
dasarnya Preston sebenarnya masih merupakan anak buah Hemmings, dan ia
sadar bahwa Harcourt-Smith juga tahu akan hal itu. Ia nicnim bang-nimbang
akan melancarkan protes terhadap ini, minta bcrtemu dengan Sir Bernard, dan
me-ii 11 rit 111 supaya dia tidak dipindahkan.

“Bagaimanapun, aku ingin kau mencobanya dulu,” kata Harcourt-Smith. “Kan


masih tetap di Gordon, jadi kau tidak perlu pindah.”
www.ac-zzz.tk

Preston tahu ia sudah kalah. Harcourt-Smith telah mcnghabiskan separo


hidupnya mempelajari scluk beluk sLstcm di kantor pusat. Scdikitnya, pikir
Preston, ia akan menjadi orang lapangan lagi, walaupun masih tetap menangani
pekcrjaan yang discbutnya sebagai cuma “pekcrjaan polisi” biasa.

“Kuharap kau sudah bisa mulai pada tanggal satu bulan depan,” demikian
Harcourt-Smith mcnyimpulkan.

Jumat itu, tanggal 27 Maret, Mayor Valeri Petrofsky diam-diam mcmasuki


Inggris.

Ia diterbangkan dari Moskow ke Zurich, menggunakan surat-surat identitas


Swedia, lalu mcmasukkan surat-surat itu ke dalam sebuah amplop yang disegcl
yang dialamatkan kc sebuah markas

332

KGB yang aman di kota itu, dan mengambil surat-surat lain yang mcmbcrinya
identitas sebagai scorang insinyur Swiss, yang sudah disiapkan un-luknya dalam
amplop lain yang disimpan di sebuah kantor pos di sekitar kawasan bandara.
Dari Zurich dia lalu tcrbang kc Dublin.

Di dalam pesawat yang sama ada pengawalnya, yang tidak tahu dan tidak
peduli akan apa yang dilakukan orang yang harus dikawainya. Pcngawal ini
cuma melaksanakan tugasnya saja. Di sebuah ruangan di International Airport
Hotel di Dublin, barulah kedua orang ini bcrtemu. Petrofsky menanggalkan
seluruh pakaiannya dan mcngcmbalikan pakaian gaya Eropa-nya. Ia lalu
mengenakan pakaian yang dibawa pengawalnya dalam kopcrnya sendiri—
pakaian gaya Inggris dari kcpala sampai ujung jari kaki, ditambah sebuah koper
bcrisi sc-pcrangkat kepcrluan menginap seperti piama, sikat gigi, alat cukur,
novel yang sudah dibaca separo, dan pakaian cadangan.

Pcngawal itu telah mengambil sebuah amplop dari papan penampung pesan-
pesan di bandara, telah dipersiapkan oleh agen Jalur N di kedutaan di Dublin
dan ditempelkan ke papan pesan itu cmpat jam scbclumnya. Amplop ilu berisi
sobekan tiket sebuah pertunjukan malam scbclumnya di Eblana Theatre,
sebuah tanda terima kcterangan menginap semalam di New Jury’s Hotel untuk
malam scbclumnya dengan menggunakan nama yang sesuai, dan sctengah dari
tikct pergi-pulang

333

London-Dublin dengan perusahaan penerbangan Acr Lingus.

Akhirnya, Petrofsky mcnerima paspor barunya. Ketika ia kembali ke bandara


dan mclakukan check-in, tak scorang pun curiga. Ia adalah seorang pria Inggris
www.ac-zzz.tk

yang sedang dalam perjalanan pulang dari acara bisnis satu hari kc Dublin.
Tidak ada pengecekan paspor antara Dublin dan London; di London sendiri,
penumpang-penumpang yang baru liba harus mcnycrahkan boarding pass atau
sobekan tiketnya sebagai identifikasi. Mcreka juga dipcriksa oleh dua pctugas
dari Cabang Khusus yang wajahnya acuh tak acuh, yang nampaknya tidak
waspada, tapi sebenarnya jarang sekali Input mcngawasi apa saja. Kcduanya
bclum pcrnah mclihat wajah Petrofsky sebab ia bclum pernah memasuki Inggris
melalui Heathrow Airport. Seandainya mcreka berlanya, ia akan dapat
mcnunjukkan sebuah paspor Inggris yang scmpurna atas nama James Duncan
Ross. Itu adalah dokumcn yang tidak mungkin bisa dinyatakan tidak benar oleh
Kantor Paspor, karcna alasan yang sangat kuat dan sedcrhana, yaitu bahwa
Kantor Paspor scndirilah yang telah menerbi&an paspor tersebut.

Berhasil melewati pabcan tanpa pemcriksaan, agen Rusia itu naik taksi menuju
King’s Cross Station. Di sana ia menghampiri sebuah locker bagasi yang
kuncinya sudah dipunyainya. Locker itu adalah satu dari scjumlah locker di
scluruh ibu kota Inggris, yang disewa secara pcrmanen oleh

334

agen Jalur N di kedutaan. Dari locker tersebut agen Rusia ilu mcngcluarkan
sebuah bingkisan, yang masih bcrsegel, persis seperti saat bingkisan itu
ditcrima melalui jalur pos diplomatik di kedutaan dua hari scbclumnya. Agen
Jalur N itu tidak mclihat apa isinya, dan juga tidak ingin. Ia juga tidak
mcnanyakan mengapa bingkisan itu harus ditinggalkan dalam sebuah locker
tcrtcntu di sebuah stasiun kereta api. Ia tidak bcrhak untuk mempertanyakan
pcrinlah.

Petrofsky mcmasukkan bingkisan itu kc dalam tasnya, tanpa dibuka. Ia bisa


membukanya nanti, dengan santai. Ia sudah tahu apa isinya. Dari King’s Cross
ia naik taksi lain, mcnyebcrangi London menuju Liverpool Street Station, dan di
sana ia naik kereta api petang kc Ipswich, distrik Suffolk, di sana, tepal pada
saat makan malam, ia check-in di Great White Horse Hotel.

Seandainya seorang polisi yang ingin tahu memaksa untuk mclihat isi bingkisan
yang terdapat dalam tas tangan pria Inggris muda itu, maka ia akan lerhcran-
heran. Sebagian isinya adalah sebuah pistol otomatis Sako buatan Finlandia
dengan ma-gas in pelurunya diisi penuh dan setiap ujung pelurunya dengan
teliti digurat dalam bentuk X. (Jurat -an itu diisi dengan campuran gelatin dan
konsentral potassium sianida. Peluru ilu tidak hanya akan membuat lubang di
lubuh manusia, tapi luka karcna racun sianida itu tidak mungkin akan bisa
diobati.

335
www.ac-zzz.tk

Bagian lain dari isi bingkisan itu adalah legenda tokoh James Duncan Ross.
“Legenda”, dalam ka-Iangan spionase, artinya sebuah kisah hidup fiktif dari
seseorang yang tidak pcrnah ada, yang didukung oleh scrangkaian dokumen
nyata dari her bagai jenis dan bentuk. Biasanya, tokoh yang dipakai untuk
mendasari legenda ini pcrnah hidup di masa lalu, tapi meninggal dalam
keadaan tanpa jejak dan tidak mcnimbulkan gejolak. Idcntitasnya kemudian
diambil alih dan tokohnya dihidupkan kcmbali, walaupun kcrangka orang mati
itu tidak bisa bangun lagi, dengan didukung oleh dokumen-dokumen yang
meliput masa lalu dan masa kini dari legenda tersebut.

James Duncan Ross yang asli, atau kcrangkanya yang masih tersisa, telah
bertahun-lahun membusuk di semak-semak lebat di tepi Sungai Zambezi. Ia
dilahirkan pada tahun 1950, putra Angus dan Kirstie Ross dari Kilbride,
Skotlandia. Di tahun 1951, Angus Ross, bosan dengan hidupnya yang hanya
bergantung kepada ransum yang dibcrikan oleh Inggris setelah perang,
mcmutuskan untuk beremigrasi bersama istri 3an bayi laki-laki mereka ke
Rhodesia Selatan. Kualifikasinya sebagai in sinyur mcmbuatnya mendapatkan
pekcrjaan sebagai perancang pcralatan dan mesin-mesin pertanian dan di tahun
1960 ia mampu mendirikan usahanya sendiri.

Ia mcnjadi makmur, dan mampu mengirimkan James muda ke sebuah sekolah


dasar yang baik

336

untuk kemudian melanjutkan ke Michaclhouse. Pada tahun 1971 pemuda itu,


dengan kcharusan masuk wajib militer yang telah dipenuhinya, seharusnya bisa
bergabung dengan ayahnya di perusahaan miliknya. Tapi saat itu Rhodesia
dipimpin oleh Ian Smith, dan perang melawan kaum gcrilya yang dipimpin oleh
Joshua Nkomo dari ZIPRA dan Robert Mugabe dari ZANLA semakin meng-hebat.

Semua pemuda yang sehat dimasukkan ke dalam pasukan tcntara cadangan,


dan masa wajib militer menjadi semakin panjang. Di tahun 1976, ketika sedang
bertugas dalam pasukan Light Infantry Rhodesia, James Ross tertangkap dalam
suatu serangan mendadak ZIPRA di tepi selatan Sungai Zambezi dan terbunuh.
Para gcrilyawan ZIPRA mcngepungnya, menelanjanginya, dan mcnghilang
kcmbali kc basis mcreka di Zambia.

Ross sebenarnya tidak mcmbawa identitas apa-apa, tapi tepat scbelum


berangkat berpalroli ia mencrima scpucuk sural dari pacarnya dan
memasukkannya kc dalam saku baju tcmpurnya. Sural itu terbawa kc Zambia
dan jatuh ke tangan KGB.

Seorang perwira KGB yang sangat senior, Vassili Solodovnikov, saat itu mcnjadi
duta besar di Lusaka, dan mengelola berbagai jaringan mata-mata di scluruh
www.ac-zzz.tk

Afrika bagian selatan. Salah salu anggota jaringan ini mengambil sural gadis itu
yang dialamatkan kepada James Ross dengan

337

alamat pengirim rumah orangtuanya. Penelusuran pertama terhadap serdadu


muda itu mcmbcrikan hasil yang bcrmanfaat: kclahiran Inggris, Angus Ross dan
pulranya, James, bclum pcrnah mcnang-galkan paspor Inggrisnya. Jadi KGB
menghidupkan lagi tokoh James Duncan Ross ini.

Pada saat, setelah Rhodesia merdeka dan diganti namanya mcnjadi Zimbabwe,
Angus dan Kirstie Ross bcrtolak kc Afrika Sclatan, James (yang sudah mati)
mcmutuskan untuk kcmbali ke Inggris. Tangan-tangan yang tidak kelihatan
mencuri sebuah copy akte kelahirannya dari Somerset House di London; tangan-
tangan lain mcngisi dan mengirimkan formulir pcrmohonan untuk sebuah paspor
baru. Pengecckan dilakukan, dan pcrmohonan itu dikabulkan.

Dalam upaya menciptakan sebuah legenda yang bagus, sejumlah besar agen
dimanfaatkan dan i ibu -an jam dihabiskan. KGB tidak pcrnah kckurangan orang
dan kesabaran untuk hal-hal seperti ini. Rekcning-rckcning bank dibuka dan
ditutup; SIM-SIM dengan tepat diperpanjang sebelum habis masa berlakunya;
mobil-mobil dibcli dan dijual kcmbali, schingga nama itu tcrcatat di komputer
Pusat Pcndaftaran Kendaraan. Pekerjaan diatur dan kenaikan pangkat
diadakan; surat-surat refcrensi dipcrsinpkan, dana pensiun pcrusahaan juga
diadakan. Salah satu tugas staf intelijen yang masih berstatus junior adalah
menjaga agar dokumen-dokumcn tersebut tetap up to date.

338

Tim tim lain mcngurus masa lalunya. Apa nama julukan tokoh ini di masa
kanak-kanaknya? Di mana ia dulu bersekolah? Nama julukan apa yang dibcrikan
oleh anak-anak di sckolah untuk guru IPA mereka? Apa nama anjing keluarga?

Pada saat legenda itu sudah lengkap—dan itu bisa mcmakan waktu bcrtahun-
tahun—dan sctclah semua data tersebut dihafalkan oleh penyandang-nya yang
baru, diperlukan lagi berminggu-minggu untuk meluncurkannya, untuk
mcmastikan apakah sudah cukup aman untuk diluncurkan. Semua ini-lah yang
kini berada dalam benak Petrofsky dan di dalam kopernya. Dia adalah—dan bisa
membuktikan bahwa dia adalah—James Duncan Ross, yang sedang pindah dari
West Country untuk mengambil alih perwakilan East Anglian dari sebuah
pcrusahaan yang berkantor pusat di Swiss, yang bcrgerak di bidang marketing
software komputer. Ia memiliki rekening koran yang cukup bonafid di Barclays
Bank, Dorchester, Dorset, yang sekarang akan ditransfcrnya ke sekitar
Colchester. Ia telah bcrlatih mcnggorcskan tanda tangan Ross dengan
scmpurna.
www.ac-zzz.tk

Inggris adalah negara yang sangat menghargai privacy. Mungkin satu-satunya di


dunia, orang Inggris tidak perlu mcmbawa identitas apa-apa di tubuhnya.
Scandainya ada yang menanyakannya, sebuah sural yang dialamatkan padanya
biasanya sudah cukup, scakan itu sudah mcmbuktikan scga-lanya. Sebuah SIM,
walaupun SIM Inggris tidak

339

ada folonya, sudah dianggap cukup. Seseorang adalah orang itu kalau ia
mengaku begitu.

Ketika ia menikmati makan malamnya, malam itu, di Ipswich, Valeri


Alexeivitch Petrofsky me-rasa sangat percaya diri, dan memang itu pantas—
bahwa tak scorang pun akan meragukan bahwa ia adalah James Duncan Ross.
Sctclah sclesai makan, ia menghampiri meja resepsionis, mencari buku
petunjuk telcpon komcrsial Yellow Pages dan membukanya di bagian agen real-
estate.

340

11

SEMENTARA Mayor Petrofsky makan malam di Great White Horse di Ipswich, bcl
pintu berdering di apartcmcn di lantai dclapan Fonlcnoy House di Bclgravia.
Pintu dibuka oleh pemiliknya, George Berenson. Scjenak ia tcrtegun mcnatap
sosok yang bcrdiri di hadapannya itu. “Good Lord. Nigel….”

Mereka saling mengenal tapi tidak pernah akrab, walaupun dulu pernah belajar
di sekolah yang sama dan kadang-kadang bertemu muka dalam kaitan
pekcrjaan mereka di Whitehall.

Pimpinan SIS itu mengangguk dengan sopan tapi resmi. “Malam, Berenson.
Bolch aku masuk?”

“Tentu, tentu, dengan senang hati….”

George Berenson nampak kebingungan, walaupun ia tidak tahu apa maksud


kunjungan itu. Pcng-gunaan nama bclakang oleh Sir Nigel Irvine tadi, tanpa
scbutan penghormatan, mcnunjukkan bahwa kunjungan itu bcrsifat ramah tapi
sama sekali bukan santai. Tidak akan ada scbutan santai nama kecil “George”
dan “Nigel”.

341

“Lady Fiona ada di rumah?”


www.ac-zzz.tk

“Tidak, dia scdang pcrgi ke salah satu per temuan sosialnya. Di sini hanya ada
kita hcrdua.”

Sir Nigel sudah tahu itu sebenarnya. Tadi ia duduk mcnunggu di mobilnya dan
mcnyaksikan istri Berenson pcrgi scbclum ia melangkah masuk.

Melepaskan mantclnya tapi tetap mcmcgang las kantornya. Sir Nigel


dipersilakan duduk di sebuah kursi di ruang duduk, kurang dari tiga meter
jauhnya dari lemari besi dinding di balik cermin yang kini sudah dipcrbaiki.
Berenson duduk bcrhadapan dengan dia.

“Well, apa yang bisa kulakukan untukmu?”

Sir Nigel membuka tasnya dan dengan hati hati membebcrkan sepuluh helai
fotocopy di atas meja kopi yang permukaannya dari kaca itu. “Kukira
barangkali ada manfaatnya kalau kaulihat ini.”

Berenson dengan diam mengamati copy yang paling atas, mcngangkatnya untuk
memeriksa copy yang di bawahnya, dan kemudian yang ketiga. Sampai pada
yang ketiga ia berhenti dan melctakkan semuanya itu kcmbali. Wajahnya
sangat pucat, tapi ia masih bisa mcngcndalikan diri. Pandangannya masih
tertuju pada ke kertas-kcrtas itu. “Kukira aku tidak bisa mcngatakan apa-
apa….”

“Tidak perlu banyak-banyak,” kata Sir Nigel dengan tenang. “Itu dikirimkan
kcmbali kepada kami beberapa waktu yang lalu. Kami tahu bagaimana kau bisa
kehilangan dokumcn-dokumen itu—kurang mcnguntungkan dari scgimu. Sctclah

342

itu dikembalikan, kami mclakukan pengawasan atas dirimu selama beberapa


waktu, mengamati peng-copy-an dokumen Ascension Island, penye-rahannya
kepada Bcnotti dan kemudian kepada Marais. Ini cukup gawat”

Hanya sedikit dari yang dikatakannya itu bisa dibuktikan, scbagian besar adalah
gcrtakan bclaka; ia tidak ingin Berenson tahu belapa lemahnya ka-sus hukum
terhadap dia. Wakil Pimpinan Pengamanan Pcrtahanan mencgakkan duduknya
dan mcngangkat wajahnya. Kini tibalah saat pcmbclaan diri, pikir Irvine, upaya
pembenaran diri. Aneh kalau dipikirkan bahwa mcreka semua sclalu menempuh
pola yang sama. Berenson memandang kepadanya. Nampak ia akan melakukan
perlawan-an.

“Well, karcna kau sudah tahu sekarang, apa yang akan kaulakukan?”

“Menanyakan beberapa hal,” Sir Nigel menjawab. “Misalnya, sudah bcrapa


lama ini berlangsungť dan mcngapa kau mclakukannya?”
www.ac-zzz.tk

Walaupun ia bcrusaha kuat mcngcndalikan diri, Berenson masih nampak


bingung schingga tidak mempertanyakan satu poin sedcrhana: bukanlah tugas
Pimpinan SIS untuk mclakukan interogasi seperti ini. Mata-mata yang bckcrja
untuk negara asing biasanya ditangani oleh kontra-intelijen. Tapi cmosinya
untuk membcla diri mengalahkan kemampuannya untuk mcnganalisa.

343

“Menjawab pcrtanyaan yang pertama, sudah dua tahun lebih.”

Bisa lebih parah, pikir Sir Nigel. Ia tahu, Marais sudah berada di Inggris hampir
tiga tahun, tapi Berenson bisa saja sudah ditangani oleh seorang agen Afrika
Selatan pro-Soviet sebelum itu. Rupanya tidak.

“Menjawab yang kedua, mcnurut aku jawabannya sudah jelas.”

“Anggaplah aku agak lamban memahami,” kata Sir Nigel. “Jclaskan padaku.
Mcngapa?”

Berenson menarik napas dalam-dalam. Barangkali, seperti banyak mata-mata


lain sebelum dia, dia sudah cukup sering mempcrsiapkan pembclaan dirinya di
benaknya, bcrdebat di depan pengadilan nuraninya sendiri—alau yang
dianggapnya begitu.

“Sudah lama aku berpendirian bahwa satu-satu-nya pcrjuangan di planet ini


yang patut dilakukan adalah pcrjuangan melawan komunisme dan im-perialisme
Soviet,” ia memulai.

“Dalam pcrjuangan itu, Afrika Selatan merupakan salah satu pilar penunjang.
Barangkali malahan pilar utama, kalau bukan salu-satunya, di wilayah sebelah
sclatan Sahara. Sudah lama aku hcr-pendapat adalah sia-sia dan mcrugikan diri
sendiri bahwa kekuatan-kekuatan Barat, berdasarkan alas-an moral yang tidak
jelas, memperlakukan Afrika Sclatan scakan ia penderita kusta,
mcngucilkannya dari semua rencana gabungan kita untuk menentang ancaman
global Soviet.

344

“Aku sudah lama punya keyakinan bahwa Afrika Selatan telah diperlakukan
dengan sangat buruk oleh kekuatan-kekuatan Barat, bahwa adalah salah dan
bodoh mencegahnya ikut dalam pcrencanaan contingency kemungkinan masa
datang—NATO.”

Sir Nigel mengangguk, seakan gagasan itu be-lum pcrnah dipikirkannya. “Dan
kau berpendapal adalah benar dan layak jika kau mencoba menutup kesalahan
itu?”
www.ac-zzz.tk

“Ya, aku berpendapal begitu. Dan, walaupun aku tahu ada Official Secrets Act—
Undang-undang Kerahasiaan Negara, aku tetap berpendapal begitu.”

Kecongkakan itu, pikir Sir Nigel, selalu ada kecongkakan seperti itu, penilaian
diri sendiri yang terlalu berlebihan dari orang-orang yang cacat pribadinya.
Nunn May, Pontecorvo, Fuchs, Prime— benang kecongkakan itu menjalari jiwa
mereka semua: hak yang ditetapkan sendiri untuk berperan sebagai Tuhan,
keyakinan bahwa si pengkhianat itu sendiri yang benar dan semua rekannya
tolol, bercampur dengan kecendcrungan gila kekuasaan—dengan ciri-ciri
penyalahgunaan wewenang dengan cara pembocoran rahasia negara untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diyakininya dan selalu membuat rckan-rckan
scjawatnya di negcrinya sendiri terheran-heran—rekan-rckan yang mcmban-lu
dia mempcroleh kenaikan pangkat dan penghargaan.

“Mmmmm. Coba jelaskan, apakah kau memulai

345

semua inf karena inisiatifmu sendiri atau karcna inisiatif Marais?”

Berenson bcrpikir sejenak. “Jan Marais adalah seorang diplomat, jadi ia berada
di luar batas wcwcnangmu,” katanya. “Tidak ada salahnya jika kujawab. Itu
adalah inisiatifnya. Kami bclum pernah saling bcrtemu ketika aku bcrtugas di
Pretoria. Kami bcrtemu di sini, tidak lama sctclah dia da-tang. Kami
menemukan bahwa kami punya banyak persamaan pandangan. Ia mengatakan
padaku, seandainya kelak timbul konflik dengan Uni Soviet, Afrika Sclatan
harus berdiri sendiri di bclahan bumi bagian sclatan, menjaga rute-rute vital
dari Samudcra Hindia kc Atlantik Selatan, dan barangkali dengan dikepung oleh
basis-basis Soviet di scluruh pclosok Afrika Hitam. Kami berdua berpendapal,
bahwa dengan tidak adanya indikasi mengenai bagaimana NATO kclak akan
bcropcrasi di dua wilayah ini, Afrika Sclatan akan mcnjadi tidak bcrdaya,
walaupun ia sebenarnya merupakan se-kutu kita yang paling setia di kawasan
itu.”

“Argumcntasi yang sangat kuat.” Sir Nigel mengangguk dengan rasa scsal. “Kau
perlu tahu, ketika kami mclacak Marais sebagai pengendali-mu, aku mencmpuh
risiko dan mcngajukan nama itu langsung kc Jenderal Pienaar. Ia mcnyangkal
bahwa Marais pernah bekerja untuk dia.”

“Well, pasti dia akan bersikap begitu.”

“Ya, itu jelas. Tapi kami lalu mcngirimkan scorang agen ke sana untuk
mengceek kebenaran

346
www.ac-zzz.tk

pengakuan Pienaar. Barangkali kau perlu melihat ini.” Ia mcngcluarkan dari


tasnya laporan Preston sekembalinya dia dari Pretoria, dengan foto masa
kanak-kanak Marais yang diklip di bagian atas.

Dengan mcngangkat bahu Berenson mulai mcmbaca ketujuh balaman ukuran


kuarto itu. Di satu bagian tertentu ia mcngisap napasnya dengan la jam,
mendorongkan buku-buku tangannya ke dalam mulutnya, dan mcnggigitnya.
Setelah membalik halaman terakhir, ia mcnutupkan kedua tangannya kc
wajahnya dengan tubuh terayun-ayun ke bclakang dan kc depan pcrlahan-
lahan. “Oh, my God,” ia mendesah, “apa yang telah kulakukan ini?”

‘Tcrus tcrang saja, kcrugian yang sangat parah,” kata Sir Nigel. Ia mcmbiarkan
Berenson menyerap seluruh kesengsaraannya tanpa diselanya. Ia duduk
menyandar dan memandang tanpa belas kasihan kepada pejabat pemerintah
yang telah hancur itu. Bagi Sir Nigel, Berenson hanyalah salah satu pcngkhianal
rendah yang bisa mengucapkan sum-pah sucinya kepada Sri Rain dan negcrinya,
lalu untuk kepentingan dirinya sendiri mcngkhianati semuanya itu. Orang yang
derajatnya sama rendahnya, kalau bukan marlabatnya juga, dengan Donald
Maclean.

Berenson tidak pucat lagi sekarang, tapi kclabu. Ketika tangannya


diturunkannya dari wajahnya, ia nampak jauh lebih tua. “Apakah ada—apa saja
— yang bisa kulakukan?”

347

Sir Nigel mcngangkal harm, scakan cuma scdikit yang bisa dilakukan Berenson
untuk mcmpcrbaiki kesalahannya. Ia memutuskan untuk mcnusuk-nusukkan
pisaunya sedikit lagi. “Jelas ada pihak-pihak yang menghendaki kau dan Marais
segera ditangkap. Pretoria telah mencabut haknya atas kckcbalan diplomatik
Marais. Kau akan diberi juri kclas mencngah, yang setengah baya—pengadilan
kcrajaan akan men catur itu. Mcreka orang-orang yang injur, tapi tidak licin.
Mcreka mungkin tidak akan pcrnah pcrcaya bahwa pengendalian dengan cara
false-flag mcmang dilakukan terhadapmu. Yang kubicarakan ini adalah hidupmu
— dan dengan umurmu yang sekarang ini, kasusmu ini benar-benar bisa
mcnghabiskan seturuh hidupmu—di penjara Parkhurst atau Dartmoor.”

Ia membiarkan ucapannya itu mengendap dulu beberapa menit, lalu


dilanjutkannya lagi, “Sekarang ini, aku telah bcrhasil mcminta laksi garis kcras
tadi untuk mcnahan diri dulu—untuk beberapa waktu. Ada jalan lain….”

“Sir Nigel, aku akan mclakukan apa pun. Sungguh. Apa pun.”

Benar sekali, pikir pimpinan SIS itu, sungguh amat benar. Scandainya saja kau
tahu. “Ada tiga hal sebenarnya,” katanya kcras. “Satu, kaulanjut-kan bekerja
seperti biasa di kementerian seakan tidak pcrnah terjadi apa-apa, mcnjalankan
www.ac-zzz.tk

peranan-mu, tugasmu sehari-hari, jangan sampai ada riak di pcrmukaan air


yang tenang.

348

“Dua, di sini di apartemen ini, setelah gelap dan bila perlu sepanjang malam,
kau harus membantu kami melakukan perkiraan kerugian. Satu-satunya jalan
untuk meringankan kerugian yang telah diderita adalah bahwa kita harus
mcngetahui semuanya, setiap informasi yang sudah lari ke Moskow. Kalau kau
menyembunyikan salu titik atau satu koma saja, maka kau akan dipcras dan
digarap sampai mati.”

“Ya, ya, pasti. Aku bisa melakukan itu. Aku masih ingat setiap dokumcn yang
pcrnah ku-bocorkan. Semua…. Ec, kau bilang tadi ada tiga hal.”

“Ya,” kata Sir Nigel, mengamati kuku-kuku jarinya. “Yang ketiga agak rumit.
Kau harus tetap berhubungan dengan Marais….”

“Aku… apa?”

“Kau tidak perlu bcrtemu dengan dia. Aku lebih senang kalau kau tidak
bcrtemu lagi dengannya. Menurulku, kau tidak cukup pandai berakting untuk
bisa menyembunyikan penyamaran ini jika kau berhadapan dengan dia.
Lakukan saja dengan cara seperti biasa, yaitu kontak melalui telepon dengan
mcnggunakan kode-kode kalau kau akan mengirimkan sesuatu.”

Berenson benar-benar bingung sekarang. “Ki riman apa?”

“Bahan-bahan yang akan disiapkan oleh anak huahku, bckcrja sama dengan
sektor-scktor lain, untukmu. Disinformasi istilahnya. Selain tugasmu

349

untuk bckcrja sama dengan orang-orang dari Kementerian Pertahanan


mengenai pcrkiraan kerugian, aku ingin kau juga bekerja sama denganku. Kita
akan membuat kerusakan besar di pihak Soviet”

Berenson mcnggapai-gapai seperti orang tenggclam yang diberi sebatang jura


mi untuk bernapas. Lima menit kemudian, Sir Nigel bangkit. Orang-orang yang
akan menangani pcrkiraan kerugian akan datang setelah akhir pekan ini. Ia
berjalan keluar dari tempat itu. Ketika berjalan di lorong menuju lift, diam-
diam ia mcrasa puas. Ia berpikir tentang laki-laki yang hancur dan kctakutan
itu, yang baru saja ditinggalkannya. “Mulai saat ini, kau bajingan, kau bekerja
buat aku,” ia bcrgumam.
www.ac-zzz.tk

Gadis muda yang bertugas di front office di Oxborrows mencngadah ketika


seseorang yang tak dikenal masuk. Ia memandang pcnampilan laki-laki itu
dengan penuh minat. Tinggi scdang, tubuh tcgap dan nampak bugar, dengan
scnyum tcrsungging, rambut coklat kacang, dan mata berwarna hazel (coklat
muda). Ia mcnyukai mata hazel itu.

“Bisa saya bantu?”

“Saya harap begitu. Saya baru di daerah ini, tapi saya dibcritahu bahwa Anda
menyewakan rumah-rumah.”

“Oh, ya. Anda scbaiknya berbicara dengan Mr.

350

Knights. Ia yang menangani urusan sewa-mcnyc-wa. Boleh tahu nama Anda?”

Ia tersenyum lagi. “Ross,” katanya, “James Ross.”

Gadis itu menckan sebuah tombol dan berbicara ke interkom. “Ada seorang
pria bernama Mr. Ross di depan, Mr. Knights. Masalah rumah. Dapatkah Anda
mencmuinya?”

Dua menit kemudian, James Ross sudah duduk di kantor Mr. Knights. “Saya
baru saja pindah dari Dorset untuk mengambil alih East Anglia untuk
pcrusahaan saya,” ia memulai bicara dengan santai. “Kalau bisa, saya ingin istri
dan anak-anak saya mcnyusul kemari secepatnya.”

“Barangkali Anda bcrmaksud mcmbcli rumah, kalau begitu?”

“Sekarang belum. Kita kan biasanya ingin melihat-Iihat dulu, rumah seperti apa
yang cocok. Untuk itu dibutuhkan waktu cukup lama. Kedua, mungkin saja saya
tidak akan tcrlalu lama berada di sini. Tergantung pada kantor pusat.
Begitulah.”

“Tentu, tentu.” Mr. Knights bisa mcmahami sepenuhnya. “Sewa jangka pendek
akan mcmbantu Anda untuk membiasakan diri dengan daerah ini sambil
menunggu keputusan apakah Anda akan menetap?”

“Tepat sekali,” kata Ross. “Singkatnya begitu.” “Dengan perlcngkapan atau


kosong?” “Dengan perlengkapan, kalau Anda punya yang begitu.”

351

“Tidak ada masalah,” kata Mr. Knights, menggapai setumpuk brosur. “Rumah-
rumah tanpa perlcngkapan hampir tidak mungkin didapat jika buru-buru. KJta
www.ac-zzz.tk

tidak sclalu bisa meminta penghuninya keluar dengan segera di akhir masa
sewa. Nah, ini kami ada cmpat yang mungkin cocok dengan kondisi Anda saat
ini.”

Ia memberikan brosur-brosur itu kepada Mr. Ross. Yang dua jelas terlalu besar
untuk seorang commercial represen taiive—wa k i I da ga n g—ya n g sibuk,
karena mcmbutuhkan banyak perawatan. Dua yang lain cukup mcmadai. Mr.
Knights punya waktu satu jam dan ia lalu mcmbawa kliennya dengan mobil
untuk meninjau kedua rumah itu. Yang satu nampaknya cocok sekali, sebuah
rumah dari ha la yang rapi, yang terletak di jalan yang tcrsusun juga dari bata,
di sebuah lingkungan komplcks pemukiman—di salah satu cabang Belstead
Road.

“Rumah ini milik Mr. Johnson,” kata Mr. Knights saat mcreka turun kc lantai
bawah, “seorang insinyur yang dikontrak bekerja di Saudi Arabia selama satu
tahun. Tapi masa sewanya tinggal enam bulan.”

“Saya kira itu tidak jadi masalah,” kata Mr. Ross.

Alamatnya adalah Chcrryhayes Close No. 12. Semua nama jalan di sckitarnya
berakhir dengan kata “hayes”, sehingga scluruh komplcks itu dike n a 1 sebagai
“The Hayes”. Brackenhayes, Gor—

352

schayes, Almondhayes, dan Healhcrhayes mengitari tempat itu. Chcrryhayes


No. 12 tcrpisah dari trotoar oleh jalur rumput sclebar kira-kira dua meter dan
tidak bcrpagar. Garasi mobil dihubungkan dengan salah satu sisinya—Petrofsky
tahu bahwa ia akan mcmcrlukan sebuah garasi. Halaman belakangnya kecil dan
bcrpagar, bisa die apa i melalui sebuah pintu dari dapumya yang kecil. Lantai
bawahnya mcmiliki pintu depan dari kaca berpanel yang menuju sebuah lorong
masuk yang sempit. Lurus dengan pintu depan ilu terletak tang-ga yang menuju
lantai atas. Di bawah tangga itu ada lemari penyimpan sapu.

Lalu masih ada ruang duduk tunggal di depan dan dapur di ujung lorong masuk,
antara tangga dan ruang duduk. Di lantai atas ada dua kamar tidur, satu di
depan satu di bclakang, dan kamar mandi. Rumah itu tidak nampak menonjol
dan tcrbaur di antara rumah-rumah bata yang lain yang bercorak sama di jalan
itu, kebanyakan dihuni oleh pasangan-pasangan muda, si suami bekerja di hi
dang komersial atau industri, dan islrinya merawat rumah dan satu atau dua
anak. Tipe rumah yang pas untuk seorang pria yang scdang mcnunggu istri dan
anak-anaknya bergabung dengannya dari Dorset di akhir tahun ajaran dan yang
penampilannya tidak menonjol.

“Saya akan menyewa yang ini,” katanya.


www.ac-zzz.tk

“Bagaimana kalau kita kembali ke kantor dan mcnyclcsaikan surat-suratnya…,”


kata Mr. Knights.

353

Pcnyclcsaian surat-surat ilu ternyata mudah. Sebuah surat scwa resmi dua
lembar yang harus ditandatangani dan dihadiri saksi, deposit, dan sebulan uang
scwa di muka. Mr. Ross mengcluarkan sebuah surat rcferensi dari majikannya di
Jcncwa dan mcminta Mr. Knights untuk menelepon bank-nya di Dorchester hari
Senin pagi untuk melakukan clearing atas cek yang ditulisnya di situ saat itu.
Mr. Knights mengalakan bahwa ia akan bisa membereskan surat-surat itu pada
hari Senin petang jika ccknya dan surat referensinya telah bc-res. Mr. Ross
terscnyum. Sudah pasti beres, ia tahu itu.

Alan Fox juga berada di kantornya Sabtu pagi itu, atas pcrmintaan khusus
tcmannya. Sir Nigel Irvine, yang menelepon dia scbclumnya, mengatakan
bahwa ia perlu bertemu. Bangsawan Inggris itu diantarkan kc lantai atas
Kedutaan Amcrika

pada jam scpuluh lebih sedikit.

Alan Fox adalah pimpinan perwakilan lokal CIA dan ia memiliki riwayat
pekerjaan yang panjang. Ia telah mcngenal Nigel Irvine selama dua puluh
tahun.

“Aku kuatir kita punya sedikit masalah,” kata Sir Nigel Irvine sctclah dia duduk.
“Salah satu pejabat sipil kami di Kementerian Pertahanan ternyata adalah telur
busuk.”

“Oh, demi Tuhan, Nigel, kebocoran lagi,” Fox menukas.

354

Irvine nampak menycsal. “Aku kuatir mcmang itulah yang terjadi,” ia


mengakui. “Sesuatu yang agak mirip dengan affair Harper-mu itu.”

Fox mengcrnyit. Pukulan balik itu benar-benar telak. Di tahun 1983 dulu,
Amerika sangat ter-pukul saat mengctahui bahwa scorang insinyur yang bckcrja
di Silicon Valley, California, telah merabocorkan kepada pihak Polandia (dan
kemudian disampaikan ke pihak Rusia) scjumlah besar informa’si rahasia
tcntang sistem peluru kcndali Minutcman.

Sir Nigel mcrasa bahwa, ditambah dengan kasus mata-mala Boycc yang terjadi
sebelum itu, affair Harper ini telah scdikit mcnycimbangkan keduduk an
mcreka. Pihak Inggris sudah lama merasa tidak cnak karcna terus-terusan
mcnerima laporan yang mcmalukan tcntang Philby, Burgess, dan Maclean,
www.ac-zzz.tk

belum lagi Blake, Vassal!, Blunt, dan Prime, dan bahkan setelah bertahun-
tahun, noda itu belum juga hilang. Pihak Inggris hampir-hampir merasa senang
ketika pihak Amerika juga menemukan dua pejabat brcngsek, yaitu Boyce dan
Harper. Paling tidak bangsa lain juga memiliki pengkhianat

“Uups,” kata Fox. “Itu yang membuat aku mc-nyukaimu, Nigel. Kau tidak
pernah bisa melihat ikat pinggang tanpa ingin memukul di bawahnya.”

Fox dikcnal di London sebagai orang yang lin-cah mcnggunakan ungkapan-


ungkapan yang tajam. Dulu ia menunjukkan kemampuannya itu di suatu
pertemuan Komite Intclijen Gabungan (Joint Inlel—

355

ligencc Committee), ketika Sir Anthony Plumb mengcluh bahwa dia tidak
memiliki suatu singkal-an yang enak yang menggambarkan pekcrjaannya,
seperti yang dimiliki dinas-dinas lainnya. Ia cuma disebut Ketua JIC, atau
kordinator intelijen. Mengapa dia tidak boleh mcmakai sebuah singkatan yang
membentuk sebuah kala pendck?

“Bagaimana kalau,” tukas Fox dari tempat ia duduk, “Supreme Head of


Intelligence Targeting?”

Sir Anthony lebih suka tidak dijuluki SHIT di kalangan Whitehall dan
mcmutuskan untuk tidak menyebut-nyebut lagi masalah akronim ilu.

“Oke, seberapa buruknya?” Fox bertanya.

“Kalau tidak didctcksi akan lebih buruk lagi,” kala Sir Nigel, dan menceritakan
kepada Fox seluruh kisahnya dari awal sampai akhir.

Orang Amerika itu mencondongkan tubuhnya ke depan dengan penuh minaL


“Maksudmu, ia sekarang sudah disuruh berbalik seratus delapan puluh derajat?
Ia akan mau menyampaikan apa saja yang diinstruksikan?”

“Kalau ia tidak mau, maka ia lerpaksa makan bubur penjara seumur hidupnya.
Ia akan diawasi setiap saat. Tentu saja, ia bisa menelepon Marais untuk
mcmberi peringatan dengan memakai kodc khusus, tapi kukira tidak akan. Dia
benar-benar berhaluan Ekslrcm Kanan, dan penunjukannya sebagai mata-mata
itu dilakukan berdasarkan pendekatan false-tlag.”

Fox tepekur beberapa saat. “Mcnurut kau, scbe—

356

rapa besarnya nilai Berenson ini di mata Pusat— Komite Scntral PKUS, Nigel?”
www.ac-zzz.tk

“Kami memulai pcrkiraan kerugian Senin ini,” kata Irvine, “tapi kukira
mcngingat statusnya yang tinggi di kementerian, ia pasti dinilai sangat tinggi di
Moskow. Mungkin bahkan setaraf direktur kasus.”

“Apa kami juga bisa ikut mengirimkan disinformasi kami melalui jalur yang
sama itu?” tanya Fox. Di dalam benaknya tcrlintas sudah beberapa tipuan yang
dengan senang sekali akan disampaikan oleh Langlcy kc Moskow.

“Aku tidak mau memuati sirkuit itu secara berlebihan,” kata Sir Nigel. “Irama
pengiriman bocoran palsu itu harus diatur—seperti yang sudah-sudah—dan juga
jenis informasinya. Tapi, iya, kami bisa mengikutkanmu dalam move ini.”

“Dan kau ingin aku mcmbujuk rekan-rekanku untuk tidak bcrsikap terlalu
mcnyalahkan London?”

Sir Nigel mengangkat bahu. “Kerugian sudah telanjur didcrita. Mcmang akan
mcmuaskan ego kita untuk membesar-besarkan pcrsoalan ini. Tapi percuma
saja, itu tidak bcrguna. Aku ingin kita segcra berupaya mempcrbaiki kerusakan
itu dan mcmbalas membuat kerusakan di pihak mcreka.”

“Oke, Nigel, aku setuju. Aku akan mengatakan kepada rckan-rckanku, jangan
ikut campur. Kami tidak akan mcmuat perkiraan kerugian itu di media, dan
kami akan mcnyiapkan beberapa bahan tcntang kapal-kapal selam nuklir kami
yang di

357

Atlantik dan Samudcra Hindia yang akan membuat Pusat (PKUS) salah jalan.
Aku akan tcrus menghubungimu.”

Di pagi hari Senin tanggal 30 Marct, Petrofsky menyewa sebuah sedan keluarga
yang kecil dan sedcrhana dari sebuah agen di Colchester. Ia mc-ncrangkan
bahwa ia datang dari Dorchester dan sedang mencari rumah di daerah Essex
dan Suffolk. Mobil miliknya sendiri ada pada istrinya dan keluarganya di Dorset,
yang mcnjadi alasan mcngapa ia tidak ingin mcmbcli mobil hanya untuk dipakai
sebentar saja. SIM-nya bercs dan bcr-alamat di Dorchester. Tentu saja sewa itu
harus diserlai asuransi. Dia menghendaki sewa jangka panjang, mungkin sampai
tiga bulan, dan ia memilih jenis cara pembayarannya. Ia membayar di muka
uang sewa untuk seminggu secara tunai, dan mcninggalkan sebuah cek untuk
membayar scwa bulan April sekalian.

Masalah berikumya lebih rumit dan membutuhkan jasa seorang broker—maketar


—asuransi. Ia mencari dan mcngunjungi agen asuransi yang tinggal di kota yang
sama dan mcnjclaskan posisinya. Ia pernah bckcrja di luar negeri selama
beberapa tahun, dan sebelum itu ia selalu mcmakai mobil perusahaan, jadi ia
tidak memiliki langganan pcrusahaan asuransi di Inggris. Kini ia mcmutuskan
www.ac-zzz.tk

untuk pulang dan memulai bisnisnya sendiri. Ia akan perlu mcmbeli kendaraan
sendiri dan karena

358

itu ia akan mcmcrlukan jasa asuransi. Bisakah broker itu membantunya?

Broker itu mengatakan ia senang bisa mcmbantu. Sctclah memeriksa dokumcn-


dokumen, ia mclihat bahwa klicn baru itu bclum pernah melakukan
pelanggaran lalu lintas, memiliki SIM internasional, penampilannya tcrhormat
dan mcyakinkan, dan memiliki rckening bank yang pagi itu juga telah
dipindahkannya dari Dorchester ke Colchester.

Kendaraan jenis apa yang ingin dibclinya? Sebuah sepeda motor. Ya, benar.
Jauh lebih cnak kalau jalanan macct. Tentu saja, kalau pcmiliknya seorang
rcmaja belasan tahun, maka asuransinya akan sulit. Tapi untuk scorang Iclaki
dewasa yang bcrprofesi jelas tidak akan ada masalah. Asuransi total mungkin
agak sulit… ah, klien itu akan minta polis “pihak ketiga”? Dan alamatnya? Saat
ini scdang mencari rumah. Cukup bisa dipahami. Tapi tinggal di Great White
Horse di Ipswich? Seratus persen bisa diterima. Jadi, kalau Mr. Ross bisa
mcmbcritahu dia nomor rcgistrasi sepeda motornya sctclah ia membelinya, dan
perubahan alamalnya, maka ia menjamin bahwa polis asuransi “pihak ketiga”
akan bisa diselesaikannya dalam waktu satu atau dua hari.

Petrofsky kcmbali naik mobil sewaannya kc Ipswich. Hari itu ia benar-benar


sibuk, tapi ia merasa puas karena tidak membuat orang curiga dan juga tidak
mcninggalkan jejak yang bisa di lacak. Agen persewaan mobil dan petugas
Great

359

White Horse Hotel telah diberi alamat Dorchester yang sesungguhnya tidak
pernah ada. Oxborrows, agen real-estate itu, dan broker asuransi itu mem-
perolch alamat hotel itu sebagai alamat semen-taranya, dan Oxborrows tahu
mengenai rumah di Cherryhayes Close No. 12 itu. Barclays Bank di Colchester
juga diberi alamat hotel itu selama dia masih “berburu rumah”.

la akan tetap mempertahankan kamarnya di hotel itu sampai ia mcmpcrolch


polis asuransi dari si makelar asuransi, kemudian baru dia pcrgi. Kemungkinan
bahwa pihak-pihak yang bcrbeda-beda itu akan saling bcrhubungan adalah
sangat amat kecil. Sclain Oxborrows, jejaknya putus di hotel itu atau di alamat
yang sebenarnya tidak pernah ada di Dorchester. Selama pembayaran dilakukan
dengan to nib atas rumah itu dan mobil itu, selama broker ilu menerima cek
yang sah untuk membayar premi asuransi selama setahun atas sepeda motor
ilu, tak ada yang akan mencurigainya. Barclays di Colchester telah dibcritahu
www.ac-zzz.tk

unluk mengirimkan kepadanya rekening korannya setiap kuartal, tapi di akhir


bulan Juni ia sudah akan pcrgi meninggalkan Inggris.

Ia kcmbali ke agen real-estate itu untuk menandatangani pcrjanjian sewa dan


melengkapi persyaratan lainnya.

Petang itu, ujung tombak tim pcrkiraan kerugian

360

tiba di apartemen George Berenson di Belgravia dan memulai kerja mereka.

Mereka tergabung dalam sebuah kelompok kecil yang terdiri dari ahli-ahli MI-5
dan analis-analis Kementerian Pertahanan. Tugas pertama adalah
mcngidentifikasi setiap dokumen yang telah dibocorkan ke Moskow. Tim itu
membawa copy-copy dari tile-tile milik Bagian Arsip—penarikan dan
perigcmbalian—kalau-kalau ada yang dilupakan oleh Berenson.

Kemudian, analis-analis lain, dengan mendasarkan pengamatan mereka alas


dokumen dokumen yang dibocorkan, akan mencoba memperkirakan dan
meringankan kerugian yang telah diderita, mengusulkan mengenai apa yang
masih sempat diubah, rencana rencana apa yang harus dibatalkan, program-
program laktis dan straiegis yang mana saja yang harus dihapuskan, dan yang
mana yang bisa dibiarkan berjalan terns.

Tim itu bekerja sepanjang malam dan kemudian berhasil melaporkan bahwa
Berenson telah bckcrja sama dengan sangat baik. Pendapal pribadi mereka
tentang dia tidak akan mempengaruhi laporan mereka karena hal ilu tidak akan
tertuang dalam bentuk terlulis.

Sekelompok ahli yang lain, yang bckcrja jauh di jantung kementerian, mulai
mcnyiapkan scrangkaian dokumen rahasia lain yang akan disampaikan Berenson
kepada Jan Marais dan pengendali-

361

pengcndalinya di suatu tempat di Direktorat Utama Satu di Yasyenevo.

John Preston pindah ke kantornya yang baru sebagai pimpinan C5(C) pada hari
Rabu, dengan membawa file-file pribadinya. Untunglah, dia hanya naik ke atas
satu lantai, yaitu lantai tiga di Gordon. Saat ia duduk di depan meja tulisnya
terlihat olehnya kalender yang lergantung di dinding. Hari itu tanggal 1 April—
April Mop. Cocok sekali dengan nasibku, pikirnya jengkel.
www.ac-zzz.tk

Satu-satunya kebahagiaan di halinya adalah bahwa ia tahu seminggu lagi


putranya, Tonmv, akan berada di rumah dalam rangka liburan mum semi.
Mcreka akan melewatkan satu minggu penuh bersama-sama sebelum Julia,
setelah kembali dari main ski di Verbier bersama teman prianya, akan mcminta
Tommy kcmbali untuk melewatkan sisa liburannya.

Selama seluruh minggu itu flatnya yang kecil di South Kensington akan bcrgema
karcna suara seorang anak berumur dua belas tahun yang ke-girangan, karena
mendengar cerita-cerita kehebatan di lapangan rugby, guru bahasa Prancis
yang di-pcrmainkan, dan selai dan cake yang disclundupkan ke dalam asrama
setelah lampu dimatikan dan waktu tidur tiba. Preston tersenyum
mcmbayangkan semua itu dan mcmutuskan untuk mengambil cuti sekurang-
kurangnya empat hari. la merencanakan beberapa perjalanan bapak-anak yang
menyenangkan dan berharap mudah-mudahan itu akan scsuai dengan ke-362

inginan Tommy. Permcnungannya tcrputus oleh Jeff Bright, wakilnya di seksi


itu.

Bright, pikir Preston, pasti sudah akan menjabat pos yang sekarang didudukinya
seandainya umurnya tidak scmuda itu. Bright adalah salah satu dari mereka
yang cocok jadi murid Harcourt-Smith, yang merasa senang dan tersanjung
kalau secara teratur diundang oleh Wakil Direktur Jenderal untuk minimi
bersama dan mclaporkan apa saja yang terjadi di seksinya. Ia akan meraih
posisi tinggi di bawah Harcourt-Smith yang kelak akan menjadi direktur
jenderal.

“Kukira kau mungkin ingin mclihat daftar pelabuhan dan bandara yang harus
kita awasi, John,” kata Bright.

Preston mcngkaji informasi yang diletakkan di hadapannya. Apa benar ada


scbanyak itu bandara yang menampung penerbangan-penerbangan yang berasal
dari atau berhenti di luar Kepulauan Inggris? Dan daftar pelabuhan yang bisa
menerima kapal-kapal barang komersial yang berasal dari pelabuhan-pelabuhan
asing berhalaman-halaman banyaknya. Ia menghela napas dan mulai mcmbaca.

Keesokan harinya, Petrofsky menemukan apa yang dicarinya. Dengan menganut


prinsip membeli di kota-kota yang berbeda di kawasan Suffolk/Essex, ia pcrgi
ke Stowmarkct. Sepeda motor itu mereknya BMW K100 shaft-drive (ber-persne

363

ling tongkat), tidak baru tapi kondisinya mulus, dengan mesin bcr-cc besar dan
kuat, berumur tiga tahun tapi baru dijalankan 33.000 kilometer, seperti
terlihat pada indikatornya. Toko yang sama juga menjual akscsorinya—celana
dan jaket kulit hitam, sarung tangan, sepatu bot dengan ritsleting samping, dan
www.ac-zzz.tk

helm dengan klep depan gelap yang bisa diturunkan. Ia membeli semua
perlcngkapan itu.

Uang muka dua puluh persen memungkinkan ia memperoleh sepeda motor itu,
tapi belum bisa membawanya pulang. Ia minta kantong sadel untuk
dipasangkan di luar roda bclakangnya, ditambah satu box fiberglass yang bisa
dikunci di atasnya, dan dia diberitahu dia bisa mengambil motor dan semua
pcrlengkapannya itu dua hari lagi.

Dari sebuah box telcpon ia menelepon broker asuransi di Colchester dan


menyebutkan nomor registrasi BMW itu. Si broker memastikan bahwa ia akan
mcngusahakan polis asuransi sementara untuk tiga puluh hari agar bisa keluar
hari berikutnya. la akan mcngeposkan polis itu ke Great White Horse Hotel di
Ipswich.

Dari Stowmarket, Petrofsky naik mobil ke utara ke Thetford, tepat melewali


perbatasan distrik di Norfolk. Tidak ada yang khusus Thetford; tempat itu
hanya kcbctulan saja terletak di jalur yang diperlukannya. Ia memperoleh apa
yang diinginkannya tidak lama setelah makan siang. Di Magdalen Street, antara
No. 13A dan markas Salvation Army, terletak sebuah lapangan berbentuk
persegi

364

yang mcmuat tiga puluh garasi. Salah satunya ditcmpcli tanda DISEWAKAN di
pintunya.

Ia mencari pemiliknya, yang tcrnyata tinggal tak jauh dari situ, dan mcnyewa
garasi ilu untuk jang-ka waktu tiga bulan, membayar tunai, dan langsung diberi
kunci. Garasi itu sempit dan Iapuk, tapi sesuai sekali dengan kcperluannya.
Pemiliknya senang sekali menerima uang tunai yang bebas pajak dan sama
sekali tidak menanyakan identitasnya. Karcna itu Petrofsky memberinya nama
dan alamat fiktif.

Ia menyimpan pakaian kulitnya, helm, dan sepatu botnya dalam garasi itu, dan
selama sisa sore hari itu ia membeli dua drum plaslik bcrukuran sepuluh galon
di dua toko yang berbeda, mcng-isinya dengan bensin di dua pompa bensin yang
berbeda, dan menyimpannya di garasi itu juga, lalu mcngunci pintunya. Saal
matahari terbenam ia meluncur balik ke Ipswich dan mcngatakan kepada
resepsionis hotel bahwa dia bermaksud untuk check-out hari berikutnya.

Preston sadar bahwa ia sedang mengalami kebosanan sampai-sampai hampir


frustrasi. Dia baru dua hari bcrtugas di posnya yang baru, dan selama itu hanya
membaca file-file saja.
www.ac-zzz.tk

la duduk di kantin menikmati makan siangnya dan dengan scrius berpikir untuk
mcngajukan pensiun dini. Itu akan mcnimbulkan dua masalah. Pertama, tidak
akan mudah bagi scorang pria yang

3f>5

berumur 45-an untuk memperoleh pekerjaan yang bagus, terlcbih lagi karena
kualifikasinya yang tidak jelas tidak akan terlalu menarik minat pcrusahaan-
perusahaan besar.

Masalah kedua adalah loyalitasnya tcrhadap Sir Bernard Hemmings. Preston


baru enam tahun berdinas di situ, tapi “Orang Tua” itu selalu bcrsikap amat
baik terhadap dia. Ia mcnyukai Sir Bernard dan ia tahu para pejabat scdang
bersaing untuk menduduki pos sang Direktur Jenderal yang se-dang menderila
sakit.

Kcputusan terakhir mengenai siapa yang akan mcnjadi pimpinan MI-5 atau
kepala MI 6 di Inggris adalah wewenang sebuah komite yang disebut Wise Men
(Orang-orang Bijak). Dalam hal MI-5, komite itu biasanya terdiri dari Permanent
Under Secretary dari Kementerian Dalam Negeri (kementerian yang
mengcndalikan Lima), ditambah PUS dari Kementerian Pertahanan, Sekretaris
Kabinet, dan Pimpinan Joint Intelligence Committee.

Mcreka ini akan “merekomendasikan” seorang calon yang diunggulkan kepada


Menteri Dalam Negeri dan Perdana Menteri, dua politisi senior yang ikut
tcrlibat. Jarang sekali politisi-politisi itu menolak rckomendasi dari the Wise
Men.

Tapi sebelum membuat kepulusan, para pejabat itu akan mengadakan


penelaahan sikap hidup calon dengan cara-cara mereka masing-masing yang
unik. Akan ada acara-acara makan siang yang diam-diam diatur di klub-klub,
minum-minum di

366

bar, berbisik-bisik saat minum kopi. Dalam hal pcncalonan Direktur Jenderal
MI-5, pimpinan SIS akan dimintai pendapat. tapi karcna Sir Nigel sendiri juga
sudah akan pensiun, ia harus mempunyai alasan yang sangat kuat jika ia
mencntang si calon kuat bagi dinas intclijcn yang satunya lagi itu. Yang jelas,
dia nantinya tidak harus bckcrja sama dengan orang itu.

Di antara sumber-sumbcr yang paling berpengaruh dalam penelaahan oleh the


Wise Men itu adalah Pimpinan Lima yang sudah akan pensiun itu sendiri.
Preston tahu bahwa orang tcrhormat seperti Sir Bernard Hemmings akan
merasa bcr-kcwajiban melakukan pemungutan suara di kalangan kcpala-kepala
seksi di semua enam cabang dalam dinas yang dipimpinnya. Hasil pemungutan
www.ac-zzz.tk

suara itu akan menjadi faktor penting baginya untuk mencntukan sikapnya
terhadap sang calon, dengan mcngabaikan pcrasaan pribadinya sendiri. Jadi
bukan tanpa maksud apa-apa jika selama ini Brian Harcourt-Smith
mcnggunakan pcranannya yang semakin dominan dalam pengclolaan dinas itu
sehari-hari, untuk menempatkan satu demi satu penganul-penganutnya sebagai
kepala berbagai seksi.

Preston tidak mempunyai keraguan bahwa Harcourt-Smith menginginkan dia


pergi sebelum mu sim gugur, untuk mengikuti dua atau tiga yang lain yang
telah tcrjun kc kchidupan sipil dalam dua belas bulan terakhir ini.

367

“Keenakan dia,” ia berucap bukan kepada siapa-siapa di kantin yang hampir


kosong itu. “Aku akan bertahan.”

Semenlara Preston sedang makan siang, Petrofsky meninggalkan hotel, barang-


barangnya kini bertambah dengan satu koper besar penuh pakaian yang
dibclinya di toko setempat. Ia mengatakan kepada resepsionis bahwa ia akan
pindah ke kawasan Norfolk dan semua surat yang masuk ke situ untuk dia harap
disimpan dulu untuk diambil kelak.

Ia menelepon broker asuransi yang di Colchester dan diberitahu bahwa polis


semenlara untuk sepeda motornya telah dikeluarkan. Orang Rusia itu meminta
kepada si broker supaya tidak mengeposkannya; ia akan mengambilnya sendiri.
Itu dilakukannya dengan segera, dan sore menjelang senja ia pindah ke
Chcrryhayes Close No. 12. Ia mcnggunakan sebagian petang itu untuk
mengerjakan buku catatan sekali-pakai, menyiapkan sebuah pesan bersandi
dengan kode yang tak akan bisa di pecan kan oleh komputer mana pun.
Pemccahan sandi, ia tahu, sclalu didasarkan atas pola-pola dan pengulangan-
pengulangan, bctapapun canggihnya komputer yang dipakai untuk memecahkan
sandi itu. Dengan memakai lembar catatan sekali-pakai untuk setiap kata,
sebuah pesan pen-dek tidak akan meninggalkan pola apa pun dan pengulangan
apa pun.

368

Keesokan paginya, hari Sabtu, ia naik mobil ke Thetford, mcmasukkan mobilnya


ke dalam garasi, dan naik taksi setempat ke Stowmarkel. Di sini, dengan
sebuah cek yang terdaftar, ia membayar sisa harga sepeda motor BMW,
mcminjam kamar kecil untuk mengenakan pakaian kulit dan hclmnya, yang
dibawanya dalam sebuah tas kanvas, memasukkan tas itu bersama jasnya,
celananya, dan sepatunya yang biasa ke dalam kantong-kantong sadel, lalu
pcrgi dengan mcnaiki sepeda motor itu.
www.ac-zzz.tk

Cukup jauh jarak yang ditempuhnya dan makan waktu bcrjam-jam. Baru
setelah petang ia tiba kcmbali di Thetford, bcrganti pakaian, menukar sepeda
motornya dengan mobil, dan mengendarainya sambil terkantuk-kantuk kcmbali
ke Cherryhayes Close, Ipswich, yang dicapainya pada tengah malam. Ia tidak
dilihat orang, tapi seandainya ada yang melihatnya, paling-paling ia akan
dikomentari sebagai “Mr. Ross muda yang ramah, yang baru pindah ke Nomor
Dua Belas kemarin.”

Sabtu petang, Sersan Mayor Averell Cook dari Angkatan Darat USA sebenarnya
lebih suka pcrgi dengan pacarnya yang tinggal di Bedford, tidak jauh dari situ.
Atau main pool dengan teman-temannya di ruang konsumsi. Tapi kini ia harus
bcrtugas jaga di stasiun radio pemantau, milik gabungan Inggris-Amerika di
Chicksands.

“Kantor pusat” komplcks pemantauan elcktronik dan pemecahan sandi Inggris


terletak di Markas

369

Besar Komunikasi Pemerintah di Cheltenham (Government Communications


Headquarters— GCHQ), Gloucestershire, di sebelah selatan Inggris. Tapi GCHQ
mempunyai stasiun-stasiun luar di berbagai peiosok ncgeri, dan salah satunya,
Chicksands di Bedfordshire ini, dikclola bcrsama-sama oleh GCHQ dan NSA—
National Security Agency atau Badan Keamanan Nasional.

Zaman ketika terlihat orang-orang duduk membungkuk dcngan earpttone


terpasang di telinga, untuk menangkap dan mencatat ketukan tangan yang
membuat kunci-kunci Morse, yang dioperasi-kan oleh scorang agen Jerman di
Inggris, sudah lama lewat. Dalam masalah-masalah yang menyangkut
penyimakan, analisa, penyaringan suara penting dari suara yang tidak pcnting,
merekam yang disebut terakhir itu, dan memecahkan sandinya—komputer telah
mengambil alih.

SersarT Cook mcrasa yakin, dan memang ia pan-tas bersikap dcmikian, bahwa
kalau salah satu antena dari “hutan” antena di atas kepalanya menangkap
suatu bisikan elcktronik, maka ia akan mcneruskan bisikan itu ke rangkaian
komputer di bawah. Seleksi gelombang akan berjalan secara otomatis,
demikian juga pencatatan setiap bisikan ilcgal di udara. Kalau bisikan seperti
itu muncul, komputer yang tcrus bcrjaga akan menekan scndiri tombolnya yang
terletak jauh di dalam tsi perut-iiy.-i, merekam transmisi tersebut, dengan
scgcra mclacak sumbcrnya, mcmberi instruksi kcpada

370

saudara-saudara komputernya yang lain di seluruh peiosok ncgeri, dan


mcmberitahu Sersan Cook.
www.ac-zzz.tk

Pada jam 11.43 malam, sesuatu mcnycbabkan komputer master itu menekan
tombolnya sendiri. Sesuatu atau scscorang baru saja mcntransmisikan sesuatu
yang tak diharapkan, dan di dalam rimba sinyal elektronik yang memenuhi
udara planet ini selama dua puluh empat jam sehari, sang komputer telah
mampu mcndcteksinya dan melacak-nya. Sersan Cook mencatat sinyal
peringatan itu dan menggapai telepon.

Apa yang tadi ditangkap oleh komputer master itu adalah sebuah squirt, yaitu
sebuah bunyi mcng-gcrit yang hanya berlangsung beberapa detik dan tidak
mcmbentuk suatu arti bagi telinga manusia. Squirt merupakan produk akhir
suatu prosedur yang rumit yang dipakai untuk mengirimkan pesan-pesan
rahasia. Pcrtama-tama pesannya dituliskan dcngan jelas dan scsingkat mungkin.
Lalu dibuat sandinya, tapi masih tetap dalam bentuk daftar huruf dan angka.
Pcsan yang sudah disan-dikan itu lalu dikctukkan dcngan sandi Morse, bukan
untuk umum tapi kepada sebuah mesin perekam. Mesin perekam itu dipercepat
jalannya ke tingkat yang ckstrem, sehingga semua titik dan garis yang
mcmbentuk transmisi itu ditclcskop, untuk akhirnya muncul dalam satu
lengkingan yang hanya berlangsung beberapa detik. Kalau transmitcrnya sudah
siap, maka operatornya cukup mengirimkan bunyi lengking tunggal itu, lalu

371

mcmbcnahi pcralatannya dan bcrgerak dengan ce-pal kc tempat lain.

Dalam waktu scpuluh menit pada Sabtu malam itu, komputer pelacak segi tiga
telah berhasil menunjukkan dengan jitu dari mana bunyi Icngking itu berasal.
Komputcr-komputer lain di Menwith Hill di Yorkshire dan Brawdy di Wales, juga
menangkap transmisi lengking tunggal itu dan telah melakukan pelacakan. Pada
saat polisi lokal tiba di tempat itu, ternyata transmisi itu dipan-carkan di
pinggir sebuah jalan sepi jauh di atas di Distrik Derbyshire Peak. Tak ada siapa-
siapa di sana.

Dalam waktu yang sama pesan itu sampai ke Cheltenham dan diperlambat
kecepatannya supaya titik-titik dan garis-garis itu bisa diubah menjadi huiuf-
huruf. Tapi setelah dua puluh empat jam diproses melalui otak elektronik yang
disebut pemecah sandi, hasilnya masih tetap nol besar.

“Itu adalah transmiter tidur, barangkali di suatu tempat di Midlands, dan


sekarang sudah di-‘aktifkan,” demikian laporan analis kepala kepada Direktur
Jenderal GCHQ. “Tapi pelakunya rupanya menggunakan lembar catatan baru
sekali-pakai untuk setiap kata. Kecuali kita bisa menangkap jauh lebih banyak
dari ini, kita tidak akan bisa memc-cahkannya.”

Diputuskan untuk mengawasi saluran yang tadi dipakai oleh pengirim rahasia itu
dengan ketat,
www.ac-zzz.tk

372

walaupun hampir pasti jika dia mcngudara lagi, dia akan menggunakan saluran
yang berbeda.

Secarik kertas tipis berisi rckaman pcristiwa itu ditaruh di atas meja tulis
kepunyaan—antara lain—Sir Bernard Hemmings dan Sir Nigel Irvine.

Pesan itu telah diterima di suatu tempat lain, kemungkinan besar di Moskow.
Jika sandinya dipecahkan dengan mcnggunakan tiruan lembar kertas sekali-
pakai yang digunakan di suatu tempat terpencil di Ipswich, maka pesannya
adalah bahwa si pengirim telah mclaksanakan semua tugas pen-dahuluannya,
lebih cepat daripada yang dijadwalkan dan siap menerima kurir pertamanya.

Cuaca hangat musim semi telah menjelang, tapi sekarang ini serpihan salju
masih bergantung di cabang-cabang pohon birkin dan pohon fir jauh di bawah
sana. Dari jendela berkaca rangkap yang memberikan pemandangan indah di
lantai tujuh— lantai paling atas—gedung Direktorat Utama Satu di Yasyenevo,
laki-laki yang sedang mengamati pemandangan bisa melihat—di balik lautan
pohon musim dingin—ujung sebelah barat danau yang di musim panas
dikunjungi oleh para diplomat asing yang tinggal di Moskow, untuk berekreasi.

Minggu pagi itu. Letnan Jenderal Yevgeni Sergeivitch Karpov lebih suka tinggal
dengan istrinya dan anak-anaknya yang sudah remaja di dacha mereka di
www.ac-zzz.tk

Peredclkino, tapi walaupun seseorang sudah berhasil mencapai jenjang setinggi


Karpov dalam dinas itu, ada saja hal-hal yang harus ditangani sendiri secara
pribadi. Menunggu pulangnya seorang kurir dari tugasnya di Kopenhagen
merupakan salah satu dari hal-hal itu. Ia melihat

arlojinya sekilas. Sudah hampir tengah hari dan orang itu terlambat
Membalikkan badannya dari jendela itu, ia menghela napas dan melemparkan
dirinya ke kursi putar di belakang meja tulisnya.

Dalam umur lima puluh tujuh, Yevgcni Karpov berada di puncak kepangkatan
dan kekuasaan yang mungkin dicapai seorang pejabat intelijen profesional di
KGB, atau paling sedikit di Direktorat Utama Satu. Fcdorchuk telah naik lebih
tinggi, ke posisi ketua, dan kemudian ke MVI >, tapi itu hanya karena pengaruh
sang Sekretaris Jenderal. Lagi pula, Fcdorchuk belum pernah bertugas di FCD
(First Chief Directorate—Direktorat Utama Satu); ia jarang meninggalkan Uni
Soviet; ia membangun kariernya dengan menghancurkan gerakan-gerakan kaum
pembelot dan nasionalis.

Tapi bagi orang yang telah bertahun-tahun mengabdikan diri bagi negaranya
dengan bertugas di luar negeri—yang selalu merupakan faktor minus dalam hal
kenaikan pangkat ke jabatan-jabatan puncak di Uni Soviet—Karpov telah
mencapai banyak sukses. Langsing dan nampak bugar dalam setelan jas yang
bagus potongannya (salah satu kenikmatan menjadi anggota FCD), ia adalah
seorang letnan jenderal dan wakil kepala satu di Direktorat Utama Satu.
Dengan begitu, ia merupakan pejabat profesional Uni Soviet dengan pangkat
tertinggi, di bidang intelijen luar negeri, yang kedudukannya sejajar dengan
wakil-wakil di-6

rektur operasi dan intelijen di CIA dan Sir Nigel Irvine di SIS.

Bertahun-tahun sebelum itu, dalam perjalanannya ke puncak kekuasaan, sang


Sekretaris Jenderal telah mencabut Jenderal Fcdorchuk dari kursi direktur KGB
untuk dipindahkan menjadi pimpinan Kemcntcrian Dalam Negeri, dan Jenderal
Chebrikov kemudian naik untuk menggantikan dia. Dengan demikian satu pos
menjadi kosong— Chebrikov tadinya adalah salah satu dari dua wakil direktur
satu KGB.

Pos yang kosong untuk wakil direktur satu ditawarkan kepada Kolonel Jenderal
Kryuchkov, yang segera mencaploknya. Masalahnya adalah, Kryuchkov saat itu
adalah kepala Direktorat Utama Satu dan dia tidak mau melepaskan jabatan
yang sangat berkuasa itu. Dia ingin memegang kedua jabatan itu sekaligus.
Bahkan Kryuchkov pun telah menyadari—dan Karpov menganggap orang ini
benar-benar tebal muka—bahwa ia tidak bisa pada waktu yang sama berada di
www.ac-zzz.tk

kantor wakil direktur satu di pusat di Dzerzhinsky Square dan di kantor


pimpinan FDC di luar kota di Yasyenevo.

Yang terjadi adalah, jabatan wakil pimpinan Direktorat Utama Satu, yang telah
ada selama bertahun-tahun, kini menjadi semakin penting. Kini itu merupakan
suatu jabatan bagi seorang abdi negara yang memiliki cukup pengalaman
operasional, yang tertinggi di FCD yang bisa diharapkan

oleh seorang pejabat karier. Dengan Kryuchkov tidak lagi bermukim di the
Village—istilah KGB untuk markasnya di Yasyenevo—jabatan wakil direktur satu
menjadi semakin penting.

Ketika sang pemegang jabatan, Jenderal B.S. Ivanov, telah pensiun, ada dua
orang yang dicalonkan untuk menggantikannya: Karpov, saat itu masih lebih
muda tapi memimpin Departemen Ketiga yang penting di Ruang 6013, seksi
yang meliputi wilayah operasi di Inggris, Australia, Selandia Baru, dan
Skandinavia; dan Vadim Vassilyevitch Kirpichenko, agak lebih tua, sedikit lebih
senior, yang memipin Direktorat S, atau legal. Kirpichenko-lah yang
mendapatkan jabatan itu. Sebagai semacam hadiah hiburan, Karpov lalu
dipromosikan menjadi pimpinan Direktorat Ilegal, jabatan yang dipegangnya
selama dua tahun yang menegangkan.p>

Lalu, di awal musim semi tahun 1985, Kirpichenko melakukan sesuatu yang
hebat: naik mobil di ring road Sadovaya Spasskaya dengan kecepatan hampir
seratus lima puluh kilometer per jam, mobilnya selip karena genangan oli yang
ditumpahkan oleh sebuah truk yang bocor dan lepas total dari kendalinya.
Seminggu kemudian ada upacara sederhana dan pribadi di Pckuburan
Novodevichii, dan seminggu sesudahnya, Karpov memperoleh jabatan itu,
pangkatnya dinaikkan dari mayor jenderal menjadi letnan jenderal.

Ia dengan rela memberikan Direktorat Ilegal

kepada Borisov tua, yang sudah begitu lama berstatus nomor dua sehingga
sedikit sekali yang masih ingat sudah berapa tahun, dan yang— bagaimanapun
juga—memang layak memperoleh jabatan itu.

Telepon di mejanya berdering dan ia menyambarnya.

“Kamerad Mayor Jenderal Borisov menelepon, ingin bicara dengan Anda.”

Bicaralah tentang si setan, pikir Karpov. Lalu ia mengernyit. Ia mempunyai


saluran khusus yang tidak melewati switchboard, tapi rekannya yang lanjut usia
itu ternyata tidak menggunakan saluran itu. Dia pasti menelepon dari luar.
Setelah menyuruh sekretarisnya membawa kurir yang dari Kopcnhagcn itu
www.ac-zzz.tk

kepadanya begitu dia datang, Karpov menekan tombol saluran luar dan
menerima telepon Borisov. “Pavel Pctrovitch, bagaimana kabarmu di hari yang
cerah ini?”

“Aku mencoba menghubungimu di rumah, lalu di dacha. Ludmilla bilang kau


pergi kerja/

“Memang benar. Kan itu sehat untuk orang-orang tertentu.” Karpov sedang
menyindir orang tua itu secara halus. Borisov adalah seorang duda yang hidup
sendiri dan lebih sering bekerja di akhir pekan daripada siapa saja.

“Yevgeni Sergeivitch, aku perlu bertemu denganmu.”

“Tentu. Kau tidak perlu meminta. Kau akan ke sini besok, atau aku yang ke
kota?”

“Kalau hari ini kau bisa?”

Lebih aneh lagi, pikir Karpov. Orang tua itu pasti punya masalah. Ia kedengaran
seperti baru saja minum alkohol. “Kau baru saja minum, Pavel Petrovitch?”

“Rupanya begitu,” suara yang parau terdengar di saluran. “Seorang laki-laki


perlu sedikit minum kadang-kadang. Terutama kalau dia sedang punya
masalah.”

Karpov menyadari, apa pun masalahnya, nampaknya cukup gawat. Ia


menghentikan candanya. ŚBaiklah, Starets,” katanya menghibur, “kau di mana
sekarang?”

“Kau tahu cottage-kuf”

“Tentu saja. Kau ingin aku pergi ke sana?”

“Ya, aku akan sangat berterima kasih,” kata Borisov. “Kapan kau bisa datang?”

“Sekitar jam enam,” usul Karpov.

“Aku telah menyiapkan satu botol vodka merica,” suara itu berkata, dan
Borisov meletakkan teleponnya.

“Bukan demi aku,” gumam Karpov. Tidak seperti kebanyakan orang Rusia,
Karpov hampir tidak pernah minum, dan kalau ia minum juga, dia lebih suka
www.ac-zzz.tk

brandy Armenia yang berkualitas atau Scotch single malt yang biasa
diperolehnya melalui kantong diplomatik dari London. Vodka dianggapnya
sesuatu yang menjijikkan, dan vodka merica lebih-lebih lagi.

Tamat sudah Minggu soreku di Peredelkino,

pikirnya, dan ia menelepon Ludmilla mengatakan ia tidak bisa menepati


janjinya. Ia tidak menyebut-nyebut Borisov; hanya memberitahu istrinya bahwa
ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya dan bahwa ia akan menjumpai istrinya
itu di apartemen mereka di pusat kota Moskow sekitar tengah malam.

Ia masih saja terusik oleh kecemasan Borisov yang tidak biasa itu; mereka
berdua sudah lama berteman, terlalu lama baginya untuk merasa tersinggung,
tapi suasana hati Borisov sungguh aneh mengingat biasanya dia begitu periang
dan tenang.

Minggu sore itu, penerbangan reguler Aeroflot dari Moskow mendarat di


Bandara Heathrow London jam lima lebih sedikit

Di antara semua kru Aeroflot ada satu anggota yang bekerja untuk dua
majikan, perusahaan penerbangan negara Soviet dan KGB. Perwira Satu
Romanov bukanlah seorang staf KGB, tapi hanya seorang agyent—yang artinya
seorang informan mengenai rekan-rekannya dan dari waktu ke waktu menjadi
kurir untuk menyampaikan pesan-pesan dan melaksanakan suruhan-suruhan.

Seluruh km meninggalkan pesawat dan menyerahkannya kepada staf bandara


yang bertugas malam itu. Mereka akan menerbangkannya kembali ke Moskow
esok harinya. Seperti biasa, mereka melewati prosedur pemeriksaan kru
penerbangan, dan pabean melakukan pemeriksaan sepintas lalu

11

10

terhadap tas-tas punggung mereka dan bagasi tangan mereka. Banyak dari
mereka yang membawa radio transistor portable, dan tak seorang pun
memperhatikan radio Sony milik Romanov yang tergantung di pundaknya.
Barang-barang lux buatan Barat merupakan salah satu kenikmatan bepergian ke
luar negeri bagi warga Soviet—semua orang tahu itu—dan walaupun mereka
hanya diizinkan untuk memiliki sedikit sekali mata uang asing, kaset dan
recorder-nya, radio dan parfum untuk istri di Moskow, merupakan prioritas
utama.

Setelah lolos dari formalitas imigrasi dan pabean, seluruh kru naik ke minibus
mereka ke Green Park Hotel, tempat kru Aeroflot sering menginap. Siapa pun
yang telah memberikan radio transistor itu kepada Romanov di Moskow tiga
www.ac-zzz.tk

jam sebelum take off pastilah sudah tahu bahwa kru Aeroflot hampir tidak
pernah diperiksa di Heathrow. Pejabat-pejabat kontra intelijen Inggris rupanya
sudah menerima bahwa walaupun kru Aeroflot mungkin bisa berbahaya,
pastilah masih bisa ditolerir jika dibandingkan dengan sulitnya melakukan
operasi pengawasan skala besar terhadap mereka semua.

Ketika sampai di kamarnya, Romanov tidak bisa menahan diri untuk mengamati
radio itu dengan penuh rasa ingin tahu. Ia lalu mengangkat bahu, menguncinya
di dalam kopernya, dan pergi ke bawah ke bar untuk bergabung dengan rekan-
rekannya yang lain—minum-minum, la tahu persis

12

apa yang harus dilakukannya dengan radio itu selelah makan pagi besok. Ia
akan melakukannya, dan setelah itu melupakan semuanya. Saat itu ia belum
tahu bahwa sekembalinya ke Moskow nanti ia akan langsung dimasukkan ke
karantina

Mobil Karpov meluncur mendaki jalan bersalju itu pada jam enam kurang, dan
ia mengutuk Borisov yang keras kepala, yang memilih cottage akhir pekannya di
daerah yang begitu terpencil.

Semua orang di kalangan pemerintahan tahu bahwa dia orang yang unik. Dalam
suatu masyarakat yang menganggap semua bentuk individualisme atau
penyimpangan dari norma—apalagi keeksentrikan—perlu dicurigai, Borisov bisa
lolos dari kecaman karena ia sangat berprestasi dalam menjalankan
pekerjaannya. Ia sudah terlibat dalam bidang intelijen terselubung sejak ia
masih kanak-kanak, dan beberapa dari coup yang dilancarkannya terhadap
Barat telah menjadi legenda di sekolah-sekolah pelatihan dan, di kantin-kantin
tempat para junior makan siang.

Setelah kira-kira satu kilometer menyusuri jalanan itu, Karpov bisa melihat
cahaya yang datang dari izba, atau pondok dari balok kayu, yang dipilih Borisov
untuk berekreasi. Pejabat-pejabat lain sudah puas, malahan sangat senang
memilih lokasi tempat peristirahatan mereka sesuai dengan tingkat sosial

13

mereka, dan lokasi-lokasi itu semuanya berada di sebelah barat Moskow, di


sepanjang lengkung sungai yang memotong Jembatan Uspenskoye. Tapi Borisov
lain. Ia suka berekreasi di akhir pekan—atau di saat-saat ia bisa lepas dari meja
tulisnya—dan berlaku seperti seorang petani bodoh dalam sebuah izba
tradisional jauh di dalam hutan di sebelah timur ibu kota. Mobil Chaika itu
berhenti di depan pintu dari balok kayu itu.

“Tunggu di sini,” kata Karpov kepada Misha, sopirnya.


www.ac-zzz.tk

“Sebaiknya saya berbal ik dan mencari beberapa balok kayu untuk ditaruh di
bawah roda-roda; kalau tidak, kita akan terperangkap dalam timbunan salju
nanti,” omel Misha.

Karpov mengangguk setuju dan ia keluar dari mobil. Ia tidak membawa galosh—
sepatu karet— karena tidak membayangkan akan terpaksa melangkah
menembus salju setinggi lutut. Ia tersandung-sandung menghampiri pintu dan
menggedornya keras-keras. Pintu membuka dan terlihatlah cahaya kuning
berbentuk persegi, yang jelas terpancar dari lampu-lampu parafin, dan di
tengah gelimang cahaya itu berdiri Mayor Jenderal Pavel Petrovitch Borisov,
mengenakan kemeja Siberia, celana korduroi, dan sepatu bot dari bahan felt

“Kau seperti seorang tokoh dalam novel Tolstoy,” komentar Karpov ketika dia
dipersilakan masuk ke ruang duduk utama, di sana sebuah

14

perapian bata yang penuh dengan balok kayu memberikan kehangatan yang
amat nyaman.

“Lebih baik daripada sesuatu yang berasal dari sebuah jendela di Bond Street,”
gumam Borisov sambil melepaskan mantel Karpov dan mengantungkannya di
sebuah kaitan kayu. Ia membuka tutup sebuah botol vodka yang sangat keras
sehingga nampak seperti sirup ketika dituangkan, dan mengisi dua gelas
anggur. Kedua laki-laki itu duduk dengan sebuah meja berada di antara
mereka.

“Selamat minum,” Karpov menawarkan, mengangkat gelasnya dengan cara


Rusia, di antara telunjuk dan ibu jarinya dan dengan kelingking teracung.

“Untuk kau,” Borisov membalas dengan tak sabar, dan mereka menenggak
habis isi gelas pertama itu.

Seorang petani wanita yang bentuk tubuhnya seperti poci teh, dan nampak
seperti inkarnasi Mother Russia dengan ekspresi wajah kosong dan rambut
beruban yang disanggul kencang, masuk dari belakang, melemparkan segumpal
roti hitam, bawang, gherkin—sejenis ketimun, dan keju dalam kemasan kotak-
kotak, dan pergi lagi tanpa mengucapkan apa-apa.

“Jadi masalahnya apa, Starcts?” tanya Karpov.

Borisov lima tahun lebih tua dari dia, dan bukan untuk pertama kalinya Karpov
tertegun melihat kemiripan antara Borisov dengan Dwight

15
www.ac-zzz.tk

Eisenhower almarhum. Tidak seperti kebanyakan rekannya dalam


pemerintahan, Borisov banyak disukai oleh rekan-rekannya dan dipuji oleh anak
buahnya yang muda usia. Mereka ini sejak lama memberinya julukan akrab
Starets, sebuah istilah yang arti aslinya adalah kepala desa, tapi kini
mempunyai konotasi seperti istilah Inggris Old Man dan Istilah Prancis Patron.

Borisov menatap ke seberang meja dengan muram. “Yevgeni Sergeivitch, sudah


berapa lama kita saling mengenal?”

“Lebih lama dari yang busa kuingat,” kata Karpov.

“Dan selama itu, pernahkah aku berdusta kepadamu?”

“Seingatku tidak pernah.” Karpov tepekur. “Dan apakah kau sekarang akan
berdusta kepadaku?”

“Tidak kalau aku tidak terpaksa,” kata Karpov dengan hati-hati. Gila, punya
masalah apa pak tua ini?

“Kalau begitu, sialan, apa yang sedang kaulakukan terhadap departemenku?”


Borisov menuntut dengan suara keras.

Karpov menimbang pertanyaan itu dengan hati-hati. “Mengapa tidak


kaukatakan saja apa yang sedang terjadi di departemenmu?” ia mencoba
menangkis.

“Departemenku sedang dilucuti, itu yang sedang terjadi,” tukas Borisov. “Pasti
kau yang berada di

16

belakang ini semua. Atau tahu itu. Bagaimana aku bisa menjalankan operasi S
kalau orang-orangku yang terbaik, dokumen-dokumenku yang terbaik, dan
sarana-saranaku yang terbaik dilucuti dariku? Itu hasil kerja keras selama
bertahun-tahun— semuanya dirampas dalam waktu beberapa hari.”

Dia telah meledakkan amarahnya, yang selama ini ditahannya. Karpov duduk
menyandar, tenggelam dalam permenungannya, sementara Borisov mengisi
gelas-gelas. Karpov tidak akan bisa naik setinggi sekarang di dalam lorong-
lorong KGB yang rumit seperti labirin itu kalau ia tidak memiliki indera keenam
untuk mendeteksi bahaya. Borisov bukan seorang penakut; pasti ada sesuatu di
balik ucapannya, tapi Karpov benar-benar tidak tahu apa itu. Ia
mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Pai Petrovitch,” katanya, memakai singkatan dari Pavel yang kedengaran


sangat akrab, “seperti kauhilang tadi, kita sudah berteman selama bertahun-
www.ac-zzz.tk

tahun. Percayalah, aku sungguh tidak tahu tentang semua yang kaukatakan
tadi. Aku mohon kau berhenti berteriak-teriak dan ceritakan kepadaku.”

Borisov agak tenang sekarang, walaupun bingung mendengar nada pasti dalam
suara Karpov yang menyatakan ketidaktahuannya. “Baiklah,” katanya, seakan
menjelaskan suatu hal gamblang kepada seorang anak. “Pertama, dua bangsat
datang dari Komite Sentral dan menuntut supaya aku

17

menyerahkan kepada mereka agen itcgal-ku yang terbaik, orang yang telah
kulatih bertahun-tahun lamanya dan yang menjadi tumpuan seluruh harapanku.
Kata mereka dia harus dilarik untuk melaksanakan ‘tugas khusus1, entah apa
itu artinya. Okay, kuberikan orangku yang terbaik. Aku tidak suka, tapi itu
kulakukan juga. Dua hari kemudian mereka kembali. Mereka menginginkan
legenda-ku yang terbaik, sebuah kisah yang makan waktu lebih dari sepuluh
tahun untuk menyusunnya. Sejak affair Iran yang celaka itu aku belum pernah
diperlakukan seperti ini. Kau masih ingat peristiwa Iran itu? Sampai sekarang
aku belum sembuh dari luka itu.”

Karpov mengangguk. Waktu itu ia belum bertugas di Direktorat Ilegal, tapi


Borisov menceritakan semuanya mengenai hal itu kemudian, ketika mereka
bekerja sama selama masa kepemimpinan Karpov di dinas itu. Di hari-hari
terakhir Shah Iran, Departemen Internasional Komite Sentral telah memutuskan
—sebagai suatu gagasan yang bagus—untuk mengeluarkan seluruh Politbiro dari
Partai Tudch (Partai Komunis) Iran dari Iran, secara diam-diam. Untuk itu
mereka menyerbu fiie-file Borisov yang merupakan kumpulan legenda berjenis-
jenis orang dan merampas dua puluh dua legenda Iran yang sempurna, kisah-
kisah penting yang telah disediakan Borisov untuk mengirimkan orang masuk ke
Iran, bukannya mengeluarkan orang dari sana. “Habis-habisan aku!” saat itu ia

18

berteriak. “Hanya untuk menyelamatkan kacoak-kacoak itu.” Tak lama setelah


itu ia mengeluh kepada Karpov, “Ternyata itu tidak banyak gunanya untuk
mereka. Ayatullah masih tetap berkuasa, Partai Tudeh masih dilarang, dan kita
sama sekali tidak bisa meluncurkan operasi apa pun di sana.”

Karpov tahu affair itu masih mengganjal, tapi peristiwa yang baru terjadi ini
lebih aneh lagi. Misalnya satu hal saja, semua permintaan yang berkenaan
dengan personel atau legenda seharusnya diajukan lewat dia. “Siapa yang
kauserahkan kepada mereka?” tanyanya.

“Pctrofsky,” kata Borisov dengan lemas. “Tak bisa tidak. Mereka minta yang
terbaik, dan ia memang jauh lebih baik dari yang lain-lain. Ingat Petrofsky?”
www.ac-zzz.tk

Karpov mengangguk, la pernah memimpin Direktorat Ilegal meskipun hanya


selama dua tahun, tapi ia masih ingat nama orang-orang yang terbaik dan
operasi-operasi apa saja yang dilancarkan saat itu. Jabatannya yang sekarang
memberikan wewenang kepadanya untuk masuk ke situ. “Permintaan itu
diajukan atas wewenang siapa?”

“Well, secara teknis wewenang Komite Sentral. Tapi dari segi jenjang
kewenangan…” Borisov menunjukkan jarinya yang kaku itu ke langit-langit, dan
itu artinya, ke langit.

“Tuhan?” tanya Karpov.

“Hampir. Sekretaris Jenderal kita yang tersayang. Paling tidak, itulah


dugaanku.”

19

“Ada yang lain lagi?”

“Ya. Tajr. lama setelah mereka memperoleh legenda itu, badut-badut itu
kembali lagi. Kali ini mereka mengambil kristal penerima untuk salah satu
transmiter rahasia yang kaupasang di Inggris empat tahun yang lalu. Itulah
makanya kupikir kaulah yang ada di belakang semua itu.”

Mata Karpov menyipit. Dalam masa kepemimpinannya di Direktorat Ilegal,


negara-negara NATO menggelar rudal-rudal Preshing II dan Cruise. Washington
beroperasi di seluruh dunia memperagakan kembali rol terakhir dari setiap film
John Wayne yang pernah dibuat, dan Politbiro sangat cemas. Karpov menerima
perintah untuk meng-upgrade perencanaan operasi Direktorat Ilegal untuk
melakukan operasi sabotase besar-besaran di belakang perbatasan di Eropa
Barat, untuk digunakan apabila suasana permusuhan meledak menjadi
kerusuhan.

Untuk memenuhi perintah itu ia telah memasang sejumlah transmiter radio


rahasia di Eropa Barat, termasuk tiga di Inggris. Orang-orang yang menjaga
instalasi itu dan dilatih untuk mengoperasikannya adalah sleeper (agen tidak
aktif) semuanya, yang diinstruksikan untuk tidak muncul ke permukaan sampai
mereka diaktifkan oleh seorang agen dengan menggunakan kode-kode
identifikasi yang benar. Peralatan-peralatan radio itu ultra modem, yang
mampu membaurkan pesan-pesan saat ditransmisikan; untuk bisa merapikan
pesan itu

20

kembali maka radio penerima memerlukan kristal yang terprogram. Kristal-


kristal itu disimpan di dalam lemari besi di Direktorat Ilegal.
www.ac-zzz.tk

“Transmiter yang mana?” Karpov bertanya.

“Yang kaunamai ‘Poplar* itu.”

Karpov mengangguk. Semua operasi, agen, dan aset mempunyai nama kode
resmi. Tapi Karpov telah begitu lama menjadi spesialis mengenai Inggris dan
amat mengenal London sehingga ia mempunyai nama kode pribadi untuk
operasi-operasinya sendiri, dan peralatan-peralatan radio itu ditempatkan di
sejumlah kawasan suburb London yang nama-namanya terdiri dari dua suku
kata. Ketiga transmiter yang ditempatkannya di Inggris itu, khusus untuk dia,
bernama “Hackney”, “Shoreditch”, dan “Poplar”.

“Ada lagi, Pai Petrovitch?”

“Tentu. Orang-orang ini tidak pernah puas. Yang terakhir yang mereka ambil
adalah Igor Volkov.”

Karpov mengenal Mayor Volkov ini, tadinya bertugas di Departemen Aksi


Pelaksanaan—Executive Action Department (Ketika Politbiro memutuskan
bahwa cara-cara serangan langsung—”aksi pelaksanaan”—telah menjadi
semakin memalukan dan bahwa orang-orang Bulgaria dan Jerman Timur harus
diberitahu tentang rencana kotor itu, departemen itu mulai berkonsentrasi
pada cara-cara sabotase.) “Apa keahlian khususnya?” tanyanya.

21

“Membawa paket-paket rahasia melewati perbatasan negara, terutama di


Eropa Barai.” “Menyelundup.”

“Baiklah, menyelundup. Ia sangat ahli. Ia mengenal perbatasan-perbatasan di


kawasan itu, prosedur-prosedur pabean dan imigrasi dan bagaimana cara
menembusnya, lebih baik daripada agen yang mana pun yang kami miliki.
Well… yang pernah kami miliki. Mereka mengambil dia juga.”

Karpov bangkit dan memajukan tubuhnya ke depan, meletakkan kedua


tangannya ke atas pundak orang yang lebih tua itu. “Begini, Starets, aku
berjanji padamu, ini bukan operasiku. Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang
ini. Tapi kita berdua tahu bahwa ini adalah operasi besar, dan itu artinya
berbahaya untuk mengusiknya. Tahan diri, telan saja peluru itu, pikul saja
kerugianmu. Aku akan mencari tahu apa yang terjadi—diam-diam— dan kapan
kau akan memperoleh aset-asetmu kembali. Kau sendiri, tetaplah jangan
mengatakan apa-apa, tutup rapat-rapat seperti sebuah dompet Georgia, okay?”

Borisov mengangkat kedua tangannya, telapaknya terbuka, dengan sikap tak


bersalah. “Kau tahu aku, Yevgeni Sergeivitch, aku akan mati sebagai orang
yang paling tua di Rusia.”
www.ac-zzz.tk

Karpov tertawa. “Aku juga berpendapat begitu.” Ia mengenakan mantelnya dan


menuju pintu. Borisov mengikuti untuk mengantarkannya keluar.

Ketika sampai ke mobilnya, Karpov mengetuk

22

jendela di sisi sopir. “Aku ingin berjalan-jalan sedikit. Ikuti aku sampai aku
sudah ingin masuk nanti,” katanya. Ia mulai menapaki jalan bersalju itu tanpa
mempedulikan es yang menempel di sepatu kantornya dan di celana wolnya.
Udara malam yang beku terasa segar di wajahnya, menghapuskan sebagian bau
vodka tadi, dan ia perlu berpikir dengan jernih. Apa yang didengarnya benar-
benar membuatnya marah. Seseorang—dan ia hampir tak ragu lagi siapa
orangnya—sedang meluncurkan suatu operasi pribadi di Inggris. Hal itu
merupakan pukulan berat baginya sebagai wakil kepala satu Direktorat Utama
Satu. Kecuali itu, ia, Karpov, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di
Inggris, atau menempatkan agen-agen di sana, sehingga ia menganggap Inggris
sebagai wilayah pribadinya.

Sementara Jenderal Karpov berjalan di jalan bersalju itu, tenggelam dalam


permenungannya, sebuah telepon berdering di sebuah flat kecil di Highgate,
London, tidak lebih dari lima ratus meter jauhnya dari makam Karl Marx.

“Kau di situ, Barry?” suara seorang wanita berseru dari dapur.

Dari ruang duduk sebuah suara pria menjawab, “Ya, akan kuterima.”

Pria itu berjalan ke ruang penghubung dan mengangkat telepon itu sementara
istrinya melanjutkan menyiapkan hidangan malam hari Minggu.

23

“Barry?” “Saya sendiri.”

“Ah, maaf mengganggumu di Minggu malam. Ini C”

“Oh, selamat petang, sir.”

Barry Banks heran. Memang pernah terjadi, tapi tidak sering, bahwa sang
Master menelepon salah satu anak buahnya di rumah.

“Begini, Barry, jam berapa kau biasanya sampai ke Charles Street kalau pagi?”

“Sekitar jam sepuluh, sir.”


www.ac-zzz.tk

“Bisakah kau berangkat satu jam lebih pagi besok dan mampir ke Sentinel
untuk bertemu denganku?”

“Ya. Tentu saja.”

“Bagus. Kalau begitu sampai besok sekitar jam sembilan.”

Barry Banks adalah K7 di markas besar MI-5 yang di Charles Street, tapi ia
sesungguhnya merupakan staf MI-6 yang tugasnya adalah bertindak sebagai
penghubung Sir Nigel Irvine dengan Dinas Keamanan. Ia berpikir-pikir tanpa
tujuan, sambil menikmati santapan malam yang telah dipersiapkan istrinya—
apa kiranya yang diinginkan Sir Nigel Irvine dan mengapa harus dibicarakan di
luar jam kerja.

Yevgeni Karpov tidak mempunyai keraguan lagi bahwa suatu operasi rahasia
sedang diluncurkan dan sedang dilaksanakan, dan bahwa operasi itu

24

menyangkut Inggris. Petrofsky, dia tahu, sangat ahli dalam menyusup sebagai
orang Inggris, masuk ke jantung negeri itu; legenda yang diambil dari file-file
Borisov memasukkan Petrofsky ke dalam kode T; transmiter Poplar itu
disembunyikan di daerah Midlands utara di Inggris. Kalau Volkov ditransfer
karena keahliannya menyelundupkan paket-paket, pasti telah dilakukan
transfer lain atas spesialis-spesialis yang lain juga, tapi dari direktorat-
direktorat yang berbeda di luar orbit Borisov.

Semua itu menunjuk dengan tepat ke kemungkinan bahwa Petrofsky sedang


memasuki Inggris dengan penyamaran ketat, atau bahwa ia sudah masuk. Tidak
ada yang aneh mengenai hal i’, karena ia memang dilatih untuk itu. Yang aneh
ialah bahwa Direktorat Utama Satu, dalam bentuk pribadi Karpov sendiri,
malahan sama sekali tidak dilibatkan dalam operasi tersebut. Ini tidak masuk
akal, mengingat’keahlian pribadinya mengenai Inggris dan masalah-masalah
Inggris.

Ia sudah dua puluh tahun lamanya terlibat dengan urusan-urusan Inggris, sejak
malam di bulan September 1967 itu, ketika ia masih keluar-masuk bar-bar di
Berlin Barat yang sering dikunjungi para personel pemerintah Inggris yang
sedang tidak bertugas. Sebagai seorang ilegal yang bersemangat dan terus
menanjak kariernya, itu memang merupakan misi yang diembannya saat itu.

Pandangannya tertuju pada seorang pria muda yang nampak muram dan kurang
ramah di bagian

25
www.ac-zzz.tk

dalam bar itu, yang mengenakan pakaian sipil tapi yang potongan rambutnya
jelas-jelas menunjukkan bahwa ia adalah anggota “angkatan bersenjata
Inggris”. Karpov mendekati peminum yang kesepian itu dan memperoleh
keterangan bahwa ia adalah seorang pemuda berusia dua puluh sembilan tahun
yang bertugas sebagai operator radio yang menangani unit (monitor)
sinyal/intelijen, di bawah Royal Air Force di Gatow. Pemuda itu benar-benar
tidak puas dengan kondisi kehidupan yang dijalaninya.

Antara September tahun itu sampai Januari 1968, Karpov menggarap staf RAF
itu, mula-mula mengaku bahwa ia orang Jerman, karena demikianlah
penyamaran yang disandangnya, dan kemudian mengaku bahwa ia sebenarnya
seorang Rusia. Ternyata itu sebuah “tangkapan” yang empuk, begitu mudahnya
sehingga hampir-hampir menimbulkan kecurigaan. Tapi ternyata benar;
pemuda Inggris itu merasa tersanjung karena diperhatikan KGB, sementara ia
sangat membenci pekerjaannya dan negerinya sendiri, dan akhirnya setuju
untuk bekerja bagi Moskow. Selama musim panas 1968, Karpov melatih dia di
Berlin Timur, dan dengan begitu menjadi lebih mengenal dia dan semakin
menilai rendah kepribadiannya. Misi pemuda itu di Berlin dan kontraknya di
RAF sudah hampir berakhir, dan September tahun itu ia harus sudah pulang ke
Inggris dan menjalani demobilisasi. Dianjurkan padanya agar selelah meninggal-
26

kan RAF, ia melamar ke Markas Besar Komunikasi Pemerintah di Cheltenham. Ia


setuju, dan pada bulan September 1968 ia melakukan persis seperti yang
dianjurkan. Nama pemuda ilu adalah Geoffrey Prime. “

Karpov, supaya bisa terus mengendalikan Prime, kemudian ditransfer, dengan


menyamar sebagai diplomat, ke Kedutaan Soviet di London. Di sana ia
mengendalikan Prime selama tiga tahun sampai 1971, kemudian kembali ke
Moskow dan melimpahkan tugas-tugasnya kepada penggantinya. Tapi kasus itu
berpengaruh sangat positif terhadap kariernya, dan dia dinaikkan pangkatnya
menjadi mayor, dan ditransfer kembali ke Departemen Tiga. Dari sana ia
menangani informasi yang bersumber dari Prime sampai pertengahan tahun
1970-an. Sudah merupakan suatu dalil di setiap dinas intelijen bahwa suatu
operasi yang menghasilkan bahan yang bagus akan dicatat dan dihargai, dan
pejabat yang menangani operasi itu tidak akan luput dari penghargaan.

Di tahun 1977, Prime berhenti dari GCHQ (Government Communications


Headquarters = Markas Besar Komunikasi Pemerintah); pihak Inggris menyadari
bahwa terjadi kebocoran entah di mana dan para pelacak mulai dikerahkan. Di
tahun 1978, Karpov kembali ke London, kali ini sebagai pimpinan seluruh
rezidentura di kedutaan itu dan dengan pangkat kolonel. Walaupun sudah
keluar dari GCHQ, Prime masih tetap agen Soviet, dan

27
www.ac-zzz.tk

Karpov memperingatkan dia untuk tetap bersikap tow profile. Tidak pernah
ada, kata Karpov, sedikit pun bukti yang mengungkapkan kegiatan-kegiatannya
sebelum tahun 1977.

Ia masih akan menikmati kebebasan sampai hari ini seandainya ia bisa menahan
tangan-tangan kotornya terhadap gadis-gadis di bawah umur, pikir Karpov
dengan geram. Sebab dia sudah lama mengetahui kelainan jiwa Prime ini, dan
akhirnya sebuah tuduhan perbuatan tak bermoral membawa polisi ke pintu
rumahnya dan membuat dia mengaku. Ia dihukum tiga puluh lima tahun
penjara karena tujuh tuduhan mata-mata.

Tapi London memberikan dua bonus yang mengimbangi kerugian akibat


peristiwa Prime. Di sebuah pesta cocktail di tahun 1980, Karpov diperkenalkan
pada seorang pejabat pemerintah dari Kementerian Pertahanan Inggris. Pada
mulanya pejabat itu tidak mendengar nama Karpov dengan jelas dan selama
beberapa menit berlangsung percakapan yang sopan sebelum pejabat itu
menyadari bahwa Karpov adalah orang Rusia. Setelah dia tahu, sikapnya
langsung berubah. Di balik sikapnya yang ketus dan dingin, Karpov bisa
mendeteksi bahwa orang ini sangat membenci dia, baik sebagai orang Rusia
maupun sebagai orang komunis.

Karpov tidak kecewa, cuma merasa tertantang. Ia diberitahu bahwa orang itu
bernama George Bcrenson, dan penyelidikan lebih lanjut selama minggu-
minggu berikutnya mengungkapkan bahwa

28

orang itu’adalah seorang anti komunis yang sangat fanatik dan seorang
pengagum berat Afrika Selatan. Diam-diam Karpov mencatat Bcrenson sebagai
seorang calon yang bisa didekati secara false-flag.

Pada bulan Mei tahun 1981, setelah Karpov kembali ke Moskow untuk
mengepalai Departemen Tiga, ia bertanya-tanya ke mana-mana apakah ada
seorang agen sleeper Afrika Selatan yang pro Soviet. Direktorat Ilegal
mengatakan bahwa mereka mempunyai dua agen, satu seorang perwira
Angkatan Laut Afrika Selatan bernama Gerhardt, yang satu lagi seorang
diplomat bernama Marais. Tapi Marais baru saja kembali ke Pretoria setelah
liga tahun bertugas di Bonn.

Di musim semi 1983 Karpov naik pangkat menjadi mayor jenderal dan menjabat
kepala Direktorat Ilegal, yang mengendalikan Marais. Ia memerintahkan orang
Afrika Selatan itu mengajukan permintaan untuk bertugas di London sebagai
penutup kariernya yang panjang, dan di tahun 1984 Marais memperoleh pos itu.
Karpov terbang ke Paris di bawah penyamaran penuh dan memberikan sendiri
briefing langsung kepada Marais: Marais harus mengolah George Bcrenson dan
mencoba mengangkat dia menjadi mata-mata bagi Afrika Selatan.
www.ac-zzz.tk

Di bulan Februari 1985, setelah kematian Kir-pichcnko, Karpov


menggantikannya dan memegang jabatannya yang sekarang ini, dan sebulan
kemudian Marais melaporkan bahwa Berenson su—

29

dah menggigit umpannya. Bulan itu, rangkaian pertama bahan Bcrenson


diterima, dan ternyata bagaikan emas mumi dua puluh empat karat—informasi
induk. Sejak itu Karpov sendirilah yang mengelola operasi Berenson/Marais
yang dikategorikan sebagai kasus direktur, dua kali dalam waktu dua tahun
menjumpai Marais di kota-kota Eropa untuk mengucapkan selamat dan
menerima informasi dari dia. Di saat makan siang hari itu juga, sang kurir
membawa rangkaian bahan Bcrenson yang paling mutakhir, yang dikirimkan
Marais ke suatu alamat KGB di Kopcnhagen.

Persekongkolan London sejak 1978 sampai 1981 telah membuahkan keuntungan


tambahan. Seperti sudah merupakan kebiasaannya, Karpov memberi nama kode
pribadinya untuk Prime dan Berenson: Prime dijuluki “Knightsbridge” dan
Bcrenson dipanggil “Hampstcad”. Dan kemudian ada “Chelsea”….

Karpov menghormati Oiclsca, seperti dia melecehkan Prime dan Bcrenson.


Berbeda dengan yang dua itu, Chelsea ini bukan agen tapi kontak, orang yang
berstatus tinggi di pemerintahan negerinya sendiri dan orang yang, seperti
Karpov sendiri, bersifat pragmatis, orang yang menekankan realitas
pekerjaannya, negerinya, dan dunia di sekelilingnya. Karpov selalu merasa
heran bahwa para pejabat dinas intelijen selalu dianggap oleh kalangan
jurnalistik di Barat sebagai orang-orang yang hidup dalam khayalan; bagi
Karpov, para politisilah

30

yang sesungguhnya hidup dalam dunia impian, terbius dan terbuai oleh
propaganda mereka sendiri

Para pejabat dinas intelijen, menurut Karpov, bisa saja berjalan di lorong-
lorong gelap, berdusta dan menipu dalam melaksanakan misinya, tapi kalau
mereka berani masuk ke dalam dunia khayalan, seperti yang sering dilakukan
oleh agen-agen CIA, maka itulah saatnya mereka menuju ke kegagalan.

Chelsea sudah dua kali memberikan tip bahwa kalau Uni Soviet terus mengikuti
suatu jalur tertentu maka mereka semua akan “bclepotan” dan sulit
membersihkannya; dua kali ia ternyata benar. Karpov, yang saat itu bisa
memperingatkan pemerintahnya akan bahaya yang mengancam itu, telah
memperoleh banyak pujian ketika ternyata terbukti bahwa dia benar.
www.ac-zzz.tk

Ia menghentikan renungannya dan memaksa otaknya kembali ke masalah yang


sekarang dihadapinya. Borisov benar; sang Sekretaris Jenderal sedang
meluncurkan suatu operasi yang sifatnya pribadi dan tertutup, tepat di bawah
hidungnya, menyusup ke dalam negeri Inggris, tapi tidak mengikutsertakan KGB
dalam bagian yang mana pun. Karpov mencium bahaya; walaupun pernah
bertahun-tahun menjabat direktur KGB, Sekretaris Jenderal bukan seorang
pejabat intelijen profesional. Karier Karpov sendiri mungkin masih bisa
dipertahankan, tapi sangatlah

31

vital untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tapi harus hati-
hati, sangat hati-hati.

Ia melihat ke arlojinya. Jam setengah dua belas. Ia memanggil sopirnya supaya


maju, naik kc dalam Chaika itu, dan diantarkan pulang ke Moskow.

Barry Banks tiba di markas besar SIS pada jam sembilan kurang sepuluh di pagi
hari Senin itu. Sentinel House adalah sebuah bangunan besar, bujur sangkar,
dan di luar dugaan nampak murahan, di tepi selatan Sungai Thames dan
disewakan kepada suatu kementerian tertentu oleh Greater London Council
(Dewan Tinggi Kota London). Ufl-liftnya sering tidak benar jalannya dan di
tingkat-tingkat yang lebih bawah ada sebuah mosaik dinding yang senantiasa
berguguran keramiknya bagaikan rambut yang berketombe.

Banks melaporkan identitasnya di front desk dan langsung menuju ke atas. The
Master—sang Pengendali—yang selalu terbuka dan ramah terhadap anak
buahnya yang masih muda dan bersemangat, langsung menyambutnya.

“Apa kau kebetulan kenal dengan seseorang di Lima yang bernama John
Preston?” tanya C.

“Ya, sir. Tidak terlalu akrab. Tapi saya pernah bertemu dengan dia beberapa
kali. Biasanya di bar yang di Gordon itu, kalau saya sedang minum di sana.”

“Ia mengepalai C1(A), bukan, Barry?”

32

“Tidak lagi. Dia sudah dipindahkan ke C5(Q. Ia mulai bertugas di sana minggu
lalu.”

“Oh, masa? Itu cukup mendadak. Aku dengar prestasinya cukup bagus di Cl
(A).”
www.ac-zzz.tk

Sir Nigel tidak merasa perlu memberitahu Banks bahwa ia telah berjumpa
dengan Preston di pertemuan JIC atau bahwa ia telah menggunakan Preston
sebagai pelacak yang ditugaskan secara pribadi di Afrika Selatan. Banks tidak
tahu apa-apa tentang affair Bcrenson, dan ia memang tidak perlu tahu. Dalam
benaknya, Banks bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dikehendaki bosnya ini.
Sepanjang apa yang ia ketahui, Preston tidak mempunyai hubungan apa-apa
dengan Enam.

“Sangat mendadak,” Banks menjawab. “Padahal, ia baru beberapa minggu


berada di C1(A). Sampai Tahun Baru yang lalu ia adalah kepala F1(D).
Barangkali dia telah melakukan sesuatu yang mengecewakan Sir Bernard—atau,
lebih mungkin lagi, Brian Harcourt-Smilh. Ia ditarik dari sana dan dimutasikan
ke C1(A). Lalu bulan yang lalu ia lagi-lagi dipindahkan.”

Ah, pikir Sir Nigel. Mengecewakan Harcourt-Smith, apa benar begitu? Mungkin
saja. Tapi mengapa? Ia lalu berkata, “Kau punya gagasan mengapa dia telah
membuat Harcourt-Smilh kurang senang?”

“Saya memang mendengar sesuatu, sir. Dari Preston sendiri. Waktu itu ia tidak
berbicara dengan saya, tapi saya berada cukup dekat untuk mendengar
ucapannya, la ada di bar di Gordon,

33

sekitar dua minggu yang lalu. Nampaknya ia sedang murung. Ia menghabiskan


waktu bertahun-tahun untuk membuat sebuah laporan, lalu mengajukannya
Natal yang lalu. Ia mengira itu cukup berharga untuk diperhatikan, tapi
Harcourt-Smith malahan melakukan NFA—no further action—atas laporan itu.”

“Mmmmm. F1(D)… itu menyangkut kegiatan-kegiatan Ekstrem Kiri, bukan?


Begini, Barry, aku ingin kau melakukan sesuatu buat aku. Tidak perlu ribut-
ribut. Diam-diam saja. Temukan nomor file laporan Preslon dan keluarkan file
itu dari Bagian Arsip, ya? Masukkan ke dalam kantong pos dan kirimkan ke sini,
alamatkan kepadaku pribadi.”

Banks sudah berada di jalan lagi, ke arah utara menuju Charles tepat jam
sepuluh kurang sedikit.

Kru Aeroflot itu menikmati sarapan pagi dengan santai dan pada jam sembilan
lebih dua puluh sembilan. Perwira Satu Romanov melihat arlojinya dan pergi ke
kamar kecil untuk pria. Dia sudah pernah ke situ sebelumnya untuk memastikan
bilik yang harus dimasukinya. Bilik itu terletak satu sebelum yang paling ujung.
Bilik yang di ujung itu telah ditutup pintunya dan dikunci. Ia menghampiri bilik
yang bersebelahan dengan bilik itu dan mengunci pintunya.
www.ac-zzz.tk

Pada jam sembilan tiga puluh tepat dia meletakkan sebuah kartu kecil, yang
telah ditulisi dengan enam angka seperti yang diinstruksikan kepadanya.

34

di lantai dekat dinding pembatas. Sebuah tangan muncul dari balik dinding
pemisah dan memungut kartu itu, lalu menuliskan sesuatu di atasnya, dan
meletakkannya kembali di lantai. Romanov memungutnya. Di balik kartu itu
terdapat enam angka yang telah diperkirakannya.

Dengan beresnya pengecekan identitas, ia lalu meletakkan radio transistornya


di lantai dan tangan yang sama menariknya tanpa suara ke dalam biliknya. Di
luar, seseorang sedang memakai tempat kencing. Romanov mengguyur toilet
dengan air, membuka pintu, mencuci tangannya sampai pemakai tempat
kencing itu keluar, lalu mengikutinya keluar. Minibus yang menuju Heathrow
sudah menunggu di depan pintu. Kurir Satu telah melakukan pengiriman.

Barry Banks menelepon Sir Nigel tepat sebelum tengah hari. Telepon itu
memakai saluran dalam dan sangat aman.

“Ada yang sedikit aneh, sir,” katanya. “Saya mencatat nomor file laporan yang
Anda kehendaki itu dan pergi ke Bagian Arsip untuk menariknya. Saya cukup
kenal dengan petugas file di situ. Ia membenarkan bahwa file itu berada di
bagian NFA. Tapi sedang keluar.”

“Keluar?”

“Keluar. Ditarik.”

“Oleh siapa?”

“Seseorang bernama Swanton. Saya kenal dia.

35

Anehnya, dia orang Keuangan. Jadi saya bertanya padanya apa bisa saya
pinjam. Ini hal aneh yang kedua. Ia menolak dan mengatakan belum selesai
mempelajarinya. Menurut Bagian Arsip, ia sudah memegangnya selama tiga
minggu. Sebelumnya, file tersebut juga dikeluarkan oleh orang lain.”

“Petugas bagian kamar kecil?” tanya Sir Nigel dengan sinis.

“Hampir benar. Seseorang dari Administrasi.”

Sir Nigel berpikir sebentar. Cara terbaik untuk membuat sebuah file hilang dari
peredaran adalah dengan terus-terusan menariknya keluar alas nama sendiri
www.ac-zzz.tk

atau memberikannya kepada kaki tangannya. Ia tidak ragu lagi bahwa Swanton
dan orang yang satu lagi pastilah kaki tangan Harcourt-Smilh. “Barry, aku ingin
kau mencari alamat rumah Prestoa Lalu jumpai saya di sini jam lima sore
nanti.”

Jenderal Karpov duduk di belakang meja tulisnya sore itu di Yasyenevo dan
mengusap tengkuknya yang terasa pegal. Malam tadi tidurnya tidak nyenyak.
Sepanjang malam ia terus berjaga, sementara Ludmilla tidur pulas di
sampingnya. Saat fajar tiba ia sampai pada satu kesimpulan, dan pemikiran-
pemikiran selanjutnya yang terkilas di benaknya sepanjang jam kerja hari itu
tidak bisa

mengubahnya lagi.

Sekretaris Jenderal sendirilah yang berada di belakang operasi misterius yang


diluncurkan di

36

Inggris ini, tapi walaupun ia berbangga bisa berbicara dan membaca dalam
bahasa Inggris dengan baik, sebenarnya ia tidak tahu banyak tentang negeri itu.
Ia pasti bergantung pada nasihat seseorang yang tahu. Ada banyak yang seperti
itu—di Kementcrian Luar Negeri, Departemen Internasional Komite Sentral,
GRU, dan KGB. Tapi kalau ia menghindar dari KGB, pastilah dia juga
menghindar dari yang lain-lain.

Jadi, harus ada seorang penasihat pribadi. Dan semakin Karpov memikirkan itu,
semakin jelas satu nama muncul di kepalanya, berulang-ulang. Bertahun-tahun
yang lalu, sebagai orang muda yang sedang meniti karier di dinas rahasia, ia
mengagumi Philhy. Waktu itu semua orang mengaguminya. Tapi dengan
berjalannya waktu, kariernya terus menanjak sementara Philby sendiri justru
semakin jatuh pamornya. Ia juga menyaksikan bagaimana pengkhianat Inggris
itu semakin parah kondisinya karena kebiasaan minumnya yang tak terkendali.
Pada kenyataannya, Philby tidak pernah lagi terlibat dengan dokumen-dokumen
rahasia Inggris (kecuali yang ditunjukkan padanya oleh KGB) sejak 1951. Ia
meninggalkan Inggris tahun 1955 untuk pergi ke Beirut dan tidak pernah lagi
menginjak wilayah Barat sejak pembelotannya secara penuh di tahun 1963. Dua
puluh empat tahun sudah. Karpov beranggapan bahwa sekarang dia lebih
mengenal Inggris daripada Philby.

Ada satu hal lagi. Karpov tahu, bahwa selama

37

masa dinas sang Sekretaris Jenderal di KGB, dalam beberapa hal ia sangat
terkesan oleh Philby, oleh gaya dan selera old HwM-nya, pemujaannya pada
www.ac-zzz.tk

sifat-sifat gentleman Inggris, ketidaksukaannya akan dunia modern dengan


musik pop, sepeda motor, dan blue jeans-nyz—selera yang sesungguhnya
mencerminkan selera sang Sekretaris Jenderal sendiri. Karpov ingat dengan
pasti, beberapa kali sang Sekretaris Jenderal telah memilih nasihat Philby
sebagai bahan pendukung pendapat yang diterimanya dari Direktorat Utama
Satu. Kenapa sekarang tidak?

Akhirnya, dalam catatan pribadi Karpov, ada sebuah tip bahwa pernah sekali—
cuma sekali— Philby terpeleset bicara, sesuatu yang sangat menarik. Ia ingin
pulang ke negerinya. Berdasarkan itu, kalau bukan berdasarkan sesuatu yang
lain, Karpov tidak bisa mempercayai orang Inggris itu. Satu inci pun tidak. Ia
ingat akan wajah keriput yang tersenyum di seberang meja saat resepsi makan
malam di kediaman Kryuchkov sebelum Tahun Baru. Apa yang dikatakannya
tentang Inggris saat itu? Sesuatu tentang stabilitas politiknya yang dinilai
terlalu tinggi di sini di Moskow?

Banyak serpihan seperti itu, dan sudah mulai membentuk suatu gambar yang
jelas. Karpov memutuskan untuk melakukan penyelidikan atas Mr. Harold
Adrian Russell Philby. Tapi ia tahu, walaupun kedudukannya setinggi itu,
semuanya akan direkam: penarikan berkas dari Bagian Arsip, permintaan—

38

permintaan resmi akan informasi, pembicaraan telepon, memoranda.


Penyelidikannya yang akan dilancarkannya itu harus dilakukan secara tidak
resmi, pribadi, dan terlebih lagi, secara lisan. Sang Sekretaris Jenderal
merupakan orang yang sangat berbahaya untuk ditentang.

John Preston sudah sampai di jalan tempat ia tinggal, sekitar seratus meter
dari pintu masuk ke bangunan apartemennya, ketika ia mendengar orang
memanggil namanya. Ia menoleh dan melihat Barry Banks sedang menyeberangi
jalan menghampirinya.

“Halo, Barry, dunia ini sempit, ya? Kau sedang apa di sini?*

Ia tahu bahwa orang dari K7 itu tinggal jauh di utara, di kawasan Highgatc.
Barangkali ia sedang dalam perjalanan nonton konser di Albert Hall yang tidak
jauh dari situ.

“Menunggumu, sebenarnya,” kata Banks sambil menyeringai ramah. “Begini,


seorang kolegaku ingin bertemu denganmu. Kau tidak keberatan?”

Preston agak heran, tapi tidak curiga. Ia tahu bahwa Banks berdinas di Enam,
tapi lak ada kemungkinan Banks sendiri ingin bertemu dengan dia. Ia
membiarkan Banks membawanya ke seberang jalan dan kemudian berjalan
www.ac-zzz.tk

seratus meter lagi. Banks berhenti di samping sebuah Ford Granada, membuka
pintu belakangnya, dan memberi

39

Isyarat kepada Preston untuk menjenguk ke dalam. John mematuhi itu.

“Selamat petang. John. Kau tidak keberatan kalau aku ingin bicara sebentar?”

Dengan terkejut Preston memasuki mobil dan duduk di sebelah sosok yang
duduk di kursi belakang dengan mengenakan mantel hangat. Banks menutup
pintu mobil dan berlalu dari situ.

“Begini, ini suatu cara yang aneh untuk bertemu. Tapi begitulah. Kita tidak
ingin ada gelombang, kan? Aku cuma merasa, belum ada kesempatan baik
bagiku untuk berterima kasih alas pekerjaan yang kaulakukan di Afrika Selatan.
Itu pekerjaan kelas satu. Henry Picnaar sangat terkesan. Aku juga.”

“Terima kasih. Sir Nigel.” Gila, mau apa rubah tua yang cerdik ini? Pasti bukan
hanya sekadar untuk mengucapkan pujian saja. Tapi C nampaknya sedang
tenggelam dalam pemikiran.

“Ada masalah lain,” akhirnya C berkala, seakan menerjemahkan


permenungannya ke dalam kata-kata. “Si Barry yang masih muda itu
mengatakan padaku bahwa ia tahu. Natal yang lalu kau mengajukan sebuah
laporan yang sangat menarik tentang golongan Ekstrem Kiri di negeri ini.
Barangkali aku salah, tapi mungkin sekali ada campur tangan luar negeri dalam
pendanaan yang diberikan, kalau kau mengerti apa maksudku. Masalahnya,
laporanmu tidak diedarkan pada kami di Enam. Sayang sekali.”

40

“Sudah dikenakan NFA,” kata Preston cepat. “Ya, ya, begitu yang dikatakan
Barry. Sungguh sayang. Aku sebenarnya sangat ingin melihatnya. Kau tidak
punya kesempatan untuk meng-copy-nya?”

“Itu ada di Bagian Arsip,” kata Preston, kebingungan. “Itu memang sudah di-
NFA-kan, lapi file-nya ada. Dengan mudah Barry bisa mengeluarkannya dan
mengirimkannya kepada Anda lewat kantong pos.”

“Sebenarnya tidak,” kata Sir Nigel. “File-nya sudah dikeluarkan. Oleh Swanton.
Dan ia belum selesai dengan itu. Ia menolak meminjamkannya.”

“Tapi dia kan orang Keuangan,” Preston memprotes.


www.ac-zzz.tk

“Ya,” gumam Sir Nigel dengan rasa sesal, “dan sebelumnya, file itu juga sudah
dipegang oleh seseorang dari Administrasi. Ada yang menginginkan agar file itu
lenyap dari peredaran.”

Preston duduk tertegun. Melalui kaca depan ia bisa melihat Banks berjalan
mondar-mandir. “Ada satu copy lain,” ia berkala. “Punya saya sendiri. Ada di
lemari besi kantor saya.”

Banks mengemudikan mobil itu. Karena kemacetan lalu lintas pelang hari itu,
rasanya mereka seperti merangkak dari Kensington sampai Gordon Strict Satu
jam kemudian, Preston menyandar di jendela mobil Granada itu dan
menyerahkan laporannya kepada Sir Nigel.

jfX v> v DJlarangmeng-komrrsil-kan atau %J mj 1 keid alan meru mpa and a se


tamany a

41

13

Jenderal yevgeni karpov menaiki undakan terakhir yang menuju lantai tiga, di
gedung apartemen yang terletak di Mira Prospekt dan membunyikan bel.
Beberapa menit kemudian pintu terbuka. Istri Philby berdiri di mulut pintu.
Karpov bisa mendengar suara-suara anak-anak kecil sedang makan kue di
dalam. Ia memilih datang jam enam petang dengan anggapan bahwa pada
waktu itu mereka sudah akan berada di rumah setelah

pulang dari sekolah. “Halo, Erita.”

Wanita itu mendongakkan sedikit kepalanya, ke belakang, dengan sikap seakan


menantang. Seorang wanita yang sangat protektif, pikir Karpov. Mungkin ia
tahu bahwa Karpov bukan pemuja suaminya.

“Kamerad Jenderal.”

“Apakah Kim ada di rumah?”

“Tidak. Ia sedang tidak ada di tempat.”

Bukannya “ia sedang keluar”, tapi “ia sedang

42

tidak ada di tempat”, pikir Karpov. Ia berpura-pura heran. “Oh, saya tadi
berharap bisa bertemu dengan dia. Kau tahu kapan ia akan kembali?”
www.ac-zzz.tk

“Tidak. Ia akan kembali kalau sudah waktunya kembali.”

“Bisa diberitahu, di mana saya bisa menghubunginya?” “Tidak.”

Karpov mengernyit. Sesuatu yang dikatakan Philby saat makan malam di rumah
Kryuchkov… tentang dia tidak boleh menyetir mobil lagi setelah mengalami
stroke. Karpov sudah memeriksa tempat parkir di basement. Mobil Volga Philby
ada di sana.

ŚTadinya kukira kau yang mengantarkan dia ke mana-mana sekarang, Erita.”

Wanita itu tersenyum sedikit. Bukan dengan ekspresi yang mencerminkan


bahwa suaminya telah meninggalkannya, tapi lebih menunjukkan rasa senang
seorang wanita karena suaminya telah naik pangkat. “Tidak lagi. Ia punya
sopir.”

“Saya terkesan. Sayang saya tidak bisa menjumpainya. Saya akan mencoba lagi
kalau dia sudah kembali.”

Ia menuruni undakan sambil berpikir keras. Pensiunan kolonel tidak akan


mampu membayar seorang sopir pribadi. Sampai di flatnya sendiri, dua blok di
belakang Ukraina Hotel, Karpov menelepon pool kendaraan KGB dan mendesak
untuk berbicara dengan petugas kepala. Ketika ia mem—

43

perkenalkan dirinya, reaksi petugas itu langsung berubah. Suara Karpov


terdengar terus terang dan riang. “Saya tidak biasa mengirimkan karangan
bunga, tapi kenapa tidak kalau suatu tugas lelah diselesaikan dengan baik.”

Terima kasih, Kamerad Jenderal.”

“Sopir yang menyetir untuk teman saya, Kamerad Kolonel Philby. Ia sangat
memuji sopir itu. Sopir yang sangat baik, begitu katanya. Kalau sopir saya
sakit, secara pribadi saya akan minta dia.”

“Sekali lagi terima kasih, Kamerad Jenderal. Saya akan menyampaikannya


sendiri kepada Grcgoricv.”

Karpov menutup telepon. Gregoriev. Belum pernah mendengar namanya. Tapi


berbicara diam-diam dengan orang ini-mungkin akan ada gunanya.

Keesokan harinya, pagi tanggal 8 April, Akademik Komarov bergerak perlahan


melewati Greenock dan masuk ke Clyde, ke arah hulu sungai untuk mencapai
pelabuhan Glasgow. Kapal itu singgah sebentar di Greenock untuk menjemput
mualim dan dua pejabat pabean. Mereka melakukan pemeriksaan rutin di kabin
www.ac-zzz.tk

kapten dan memastikan bahwa benar kapal itu datang dari Leningrad dan
datang untuk membawa muatan peralatan pompa heavy-duty dari Weir dari
perusahaan Cath-cart Limited. Petugas-petugas pabean itu memerik-44

sa daftar awak kapal tapi tidak menghafalkan nama-nama tersebut Kelak


ternyata diatur bahwa nama petugas geladak Konstantin Scmyonov tercantum
dalam daftar.

Yang biasa dilakukan kalau seorang ilegal Soviet memasuki suatu negara asing
dengan kapal adalah. namanya tidak tercantum dalam daftar awak kapal. Si
ilegal tiba dengan cara meringkuk dalam sebuah lubang sempit, atau semacam
ruang penjara bawah tanah berbentuk tabung dengan satu lubang di atas, yang
dengan cerdik ditambahkan dalam kerangka kapal dan sangat tersembunyi
sehingga pemeriksaan yang seketat apa pun juga tidak akan bisa
menemukannya. Lalu, kalau si agen karena nasib malang atau karena sebab-
sebab operasional tidak berhasil kembali ke kapal yang sama, maka tidak akan
ada ketidakcocokan di daftar awak kapal itu. Tapi operasi kali ini dilakukan
dengan terburu-buru. Tidak ada waktu untuk perubahan struktur kapal.

Kru tambahan yang akan menyelundup itu tiba bersama orang-orang dari
Moskow, hanya beberapa jam sebelum kapal Akademik Komarov meninggalkan
Leningrad menuju Glasgow dalam suatu pelayaran angkutan barang yang sudah
lama dijadwalkan, dan kaptennya serta pejabat politik setempat tidak punya
pilihan lain kecuali mencantumkan dia di daftar kru. Surat-surat pelautnya
semuanya beres, dan dia akan kembali ke kapal, begitu kata mereka.

45

Walaupun sudah ditolong begitu, orang itu malahan mengambil satu kabin
untuk dirinya sendiri, dan tinggal di situ sepanjang waktu pelayaran; dan kedua
petugas geladak yang asli, yang kabinnya dipakai, lama-kelamaan menjadi
bosan dengan sleeping bag mereka di lantai uang makan. Kantong-kantong itu
disingkirkan pada saat mualim Skollandia itu naik ke kapal. Di kabinnya, dengan
tegang, karena alasan yang jelas. Kurir Dua sedang menunggu saat (engah
malam.

Pada saat Mualim Clyde berdiri di jembatan yang dihubungkan dengan kapal
Akademik Komarov dan padang-padang Strathclydc melaju lewat saat ia
mengunyah sandwich sarapan paginya, sudah tengah hari di Moskow. Karpov
menelepon bagian pool kendaraan KGB lagi. Petugas kepala yang bertugas
berbeda dengan yang kemarin, seperti sudah diperkirakannya.

“Sopir saya nampaknya kena flu,” katanya. “Hari ini ia akan melanjutkan
bekerja, semampunya, tapi saya akan membebaskannya besok.”
www.ac-zzz.tk

“Saya akan memastikan bahwa Anda akan memperoleh penggantinya, Kamerad


Jenderal.”

“Saya lebih senang kalau Gregoriev yang ditunjuk. Apa dia ada? Saya dengar
kerjanya sangat baik.”

Terdengar suara kertas-kertas bergesekan saat petugas itu mengecek file-nya.


“Ya, ada. Tadinya

46

ia diberi tugas sementara, tapi ia sudah kembali ke pool.”

“Bagus. Minta dia melapor ke flat saya yang di Moskow pada jam delapan pagi
besok. Kunci mobil akan ada pada saya, dan Chaika-nya akan ada di
basement.”

Semakin lama semakin aneh, pikir Karpov ketika ia meletakkan teleponnya.


Gregoriev diperintahkan untuk menjadi sopir Philby selama beberapa waktu.
Mengapa? Karena terlalu banyak perjalanan yang harus ditempuh, terlalu
banyak untuk bisa dilakukan oleh Erita? Atau supaya Erita tidak tahu ke mana ia
pergi? Dan kini sopir itu sudah kembali ke pool lagi. Artinya? Barangkali Philby
sekarang sudah berada di suatu tempat lain dan tidak membutuhkan sopir lagi,
setidak-tidaknya sampai akhir dari operasi—apa pun itu namanya—di mana ia
terlibat.

Petang itu, Karpov memberitabu sopirnya bahwa ia boleh libur hari berikutnya
dan membawa keluarganya bersenang-senang.

Pada petang hari Rabu yang sama itu, Sir Nigel Irvine mempunyai janji makan
malam dengan seorang teman di Oxford.

Salah satu hal yang menarik tentang Saint Antony’s College, Oxford, adalah
bahwa—seperti banyak lembaga Inggris yang sangat berpengaruh lainnya—
sepanjang menyangkut kepentingan masyarakat umum, ia tidak pernah ada.

47

Pada kenyataannya ia ada, tapi begitu kecilnya dan begitu tersclubungnya


sehingga jika seseorang yang sedang melakukan penelitian tentang rumpun-
rumpun akademika di Kepulauan Inggris mengedipkan matanya, maka lembaga
itu akan luput dari pengamatannya. Aulanya kecil, sedap dipandang, dan tidak
nampak dari luar, ia tidak menawarkan program-program gelar, tidak mendidik
mahasiswa, tidak memiliki mahasiswa program kesarjanaan dan oleh karena itu
tidak memiliki lulusan sarjana, dan tidak memberikan gelar-gelar. Ia memiliki
beberapa dosen dan profesor tetap, yang kadang-kadang makan bersama di
www.ac-zzz.tk

aula tapi tinggal di apartemen yang tersebar di kota Oxford, ada juga yang
tinggal di tempat-tempat lnin dan hanya berkunjung saja ke sana. Lembaga itu
kadang-kadang mengundang orang-orang luar untuk memberikan ceramah
kepada para anggotanya—yang merupakan suatu kehormatan luar biasa—dan
para dosen dan anggota itu kadang-kadang mengajukan makalah-makalah ke
eselon yang lebih tinggi dalam jenjang pemerintah Inggris, di sana usulan
mereka ditanggapi dengan sangat serius. Pendanaannya bersifat pribadi, sama
dengan penampilannya.

Pada kenyataannya, lembaga itu merupakan mesin pemikir tempat para


intelektual yang tergabung di dalamnya—yang memiliki pengalaman non-aka-
demik yang luas—menggeluti pengkajian atas suatu disiplin tunggal: masalah-
masalah mutakhir.

Petang itu, Sir Nigel makan malam di aula bersama

48

tuan rumahnya, Profesor Jeremy Sweeting. Setelah menikmati suguhan yang


amat lezat, sang Profesor membawa sang Master kembali ke apartemennya di
sebuah bangunan yang bagus di pinggiran kota Oxford untuk menikmati anggur
port dan kopi.

“Baiklah, Nigel,” kata Profesor Sweeting setelah mereka membuka sebotol


anggur merek Taylor dan sedang bersantai di depan perapian di ruang buku,
“apa yang bisa kulakukan untukmu?”

“Apakah kau kebetulan mendengar tentang sesuatu yang disebut MBR?”

Tangan Profesor Sweeting terhenti di udara, la mengamatinya berlama-lama.


“Kau tahu, Nigel, kau memang pandai mengganggu acara petang seseorang,
setiap kali kau menghendakinya. Di mana kau mendengar singkatan itu?”

Sebagai jawabannya, Sir Nigel Irvine menyerahkan laporan Preston. Profesor


Sweeting membacanya dengan cermat, dan itu memakan waktu satu jam.
Irvine tahu, bahwa, berbeda dengan Preston, Profesor Sweeting bukan orang
lapangan. Ia tidak pernah punya pengalaman di lapangan. Tapi pengetahuannya
tentang teori dan praktek marxisme seperti ensiklopedi, tenting materialisme
dialektika, dan tenting ajaran-ajaran Lenin yang berkenaan dengan penerapan
teori ke praktek dalam upaya pencapaian kekuasaan. Kegemarannya adalah
membaca, mempelajari, menyusun, dan menganalisa.

“Luar biasa,” kati Sweeting ketika mengem—


www.ac-zzz.tk

balikan laporan itu. “Pendekatan yang berbeda, sikap yang berbeda, tentu
saja, dan metode yang sama sekali berbeda. Tapi kita akan sampai pada
jawaban yang sama.”

“Bisakah kaukatakan apa jawabannya?” tanya Sir Nigel dengan halus.

“Ini hanya teori, tentunya,” kata Profesor Sweeting dengan nada minta maaf.
“Seribu batang jerami di tengah embusan angin yang akan—atau tidak akan—
terbentuk menjadi gumpalan besar. Yang jelas, masalah inilah yang sudah lama
kutekuni sejak Juni 1983….”

Ia berbicara selama dua jam, dan ketika, lama setelah itu, Sir Nigel mohon diri
untuk kembali ke London dalam mobilnya, ia tenggelam dalam
permenungannya.

Kapal Akademik Komarov melempar jangkar di Dermaga Finnicston di jantung


kota Glasgow, supaya derek raksasa di dermaga itu bisa menderek muatan
pompa-pompa itu ke atas kapal keesokan harinya. Tidak ada pemeriksaan
pabean atau imigrasi di sana; para pelaut asing bisa dengan mudah turun dari
kapal mereka, berjalan melintasi dermaga, dan masuk ke jalan-jalan kota
Glasgow.

Tengah malam hari itu, ketika Profesor Sweeting masih berbicara, petugas
geladak Semyonov menuruni tangga kapal, berjalan menyusuri dermaga

50

sejauh seratus meter, menghindari Betty’s Bar, yang di luar pintunya terlihat
beberapa pelaut mabuk sedang memprotes minta diperbolehkan minum segelas
lagi, lalu berbelok ke Finnicston Street.

Penampilannya tidak menonjol, mengenakan sweater berkerah tinggi, celana


korduroi, dan sebuah anorak (jaket bertopi); sepatunya bertumit terbuka. Di
bawah satu lengannya u mengempit sebuah kantong kanvas yang dikatupkan
dengan tali di mulutnya. Berjalan di bawah Jalan Tol Clydcsidc, ia tiba di
Argyle Street, membelok ke kiri, dan menyusuri jalan itu sampai tiba di Partick
Cross, la tidak menggunakan peta lapi terus berjalan sampai memasuki
Hyndland Road. Kira-kira satu selengah kilometer dari situ, ia tiba di jalan
arteri ulama lain. Great Western Road. Ia telah menghafalkan rutenya ini
berhari-hari sebelumnya.

Di sini ia melihat ke arlojinya; ia masih punya waktu setengah jam lagi. Tempat
rendezvous-nya akan bisa dicapainya tidak lebih dari sepuluh menit lagi jika ia
berjalan lurus ke depan. Ia membelok ke kiri dan terus berjalan ke arah Pond
www.ac-zzz.tk

Hotel, dekat dengan danau tempat rekreasi perahu dan seratus meter lewat
bengkel dan pompa bensin BP yang lampu-lampunya dilihatnya berbinar di
kejauhan. Ia sudah hampir tiba di halte bis di perempatan Great Western Road
dan Hughcndcn Road ketika melihat mereka. Mereka sedang her santai-santai di
bawah naungan halte bis itu. Saat itu jam setengah dua pagi, dan mereka
berlima.

51

Di beberapa daerah di Inggris mereka disebut “skinheads’ atau “punks”, tapi di


Glasgow mereka disebut mNedsm. Scmyonov tadinya bermaksud menyeberangi
jalan, tapi ia terlambat. Salah satu dari mereka berteriak kepadanya, dan
mereka berhamburan dari halte bis itu. Ia bisa berbicara bahasa Inggris sedikit,
tapi logat Glasgow mereka yang diseret seperti orang mabuk itu membuatnya
tidak paham. Mereka memblokir trotoar, sehingga ia terpaksa turun ke jalan.
Salah satu menangkap lengannya dan berteriak kepadanya. Apa yang dikatakan
para berandal itu persisnya begini, ‘Wha’ ha’ ya got in ya wee sack, then ?*

Tapi Semyonov tidak mengerti, jadi ia menggelengkan kepala dan mencoba


melewati rintangan mereka. Kemudian mereka menyerangnya dan ia roboh
karena dihujani pukulan-pukulan. Ketika ia sudah masuk ke selokan, tendangan
mulai. Samar-samar ia merasa tangan-tangan mengoyak kantong kanvasnya,
sehingga ia menjepitnya ke perutnya dengan kedua tangannya dan
menggulingkan badannya, menerima tendangan bertubi-tubi di sekitar kepala
dan ginjalnya.

Devonshire Terrace berada di atas persimpangan jalan itu; itu adalah sederetan
bangunan apartemen kelas menengah bertingkat empat terbuat dari batu pasir
abu-abu. Di salah satu gedung itu, di lantai paling atas, Mrs. Sylvester yang tua,
janda, hidup sendiri, dan menderita encok kronis, tidak bisa tidur. Ia
mendengar teriakan-teriakan dari jalanan

52

di bawah sana dan ia berjingkat-jingkat dari tempat tidurnya ke jendela. Apa


yang dilihatnya menyebabkan dia terpincang-terpincang menyeberangi
kamarnya menuju telepon; ia lalu memutar nomor 999 dan minta bicara dengan
polisi, la memberitahu operator polisi ke mana mobil patroli harus dikirimkan
tapi segera menutup telepon begitu ditanya nama dan alamatnya. Warga
masyarakat terhormat—dan semua yang tinggal di Devonshire sangat terhormat
—tidak suka terlibat

Dua polisi berpangkat constable, Alistair Craig dan Hugh McBain, berada dalam
mobil patroli mereka satu mil dari Great Western Road, di ujung jalan Hillhead,
ketika panggilan itu masuk lewat radio. Lalu lintas hampir-hampir kosong dan
mereka sampai di halte bis itu sembilan puluh detik kemudian. Ketika para Ncd
www.ac-zzz.tk

melihat cahaya lampu mobil patroli polisi dan mendengar raungan sirenenya,
mereka berhenti mencoba merampas kantong itu dan memilih kabur melintasi
jalur rumput yang memisahkan Hughcnden Road dan Great Western Road,
sehingga mobil patroli itu tidak dapat mengejar mereka. Pada saat Alistair
Craig melompat dari mobilnya, mereka sudah lenyap di kegelapan dan
pengejaran pasti sia-sia saja. Bagaimanapun juga, yang penting adalah si
korban.

Craig membungkuk mengamati orang itu. Ia tidak sadarkan diri dan meringkuk
dalam posisi seperti bayi dalam kandungan. “Ambulans,

53

Hughie,” seru Craig pada McBain, yang sudah siap berbicara lewat radio.
Ambulans dari Western Infirmary tiba enam menit kemudian. Sementara itu,
kedua polisi tersebut membiarkan saja orang yang tcrluka itu, sesuai prosedur,
kecuali menutupi tubuhnya dengan selimut.

Kru ambulans meletakkan tubuh yang lunglai itu ke brankar, mendorongnya dan
memasukkannya ke bagian belakang ambulans. Ketika kru ambulans
menyelimuti korban, Craig mengangkat kantong kanvas itu dan meletakkannya
di bagian belakang ambulans. “Kau ikut dengan dia, aku akan mengikuti,”
teriak McBain, jadi Craig juga masuk ke dalam ambulans itu.

Mereka sampai di rumah sakit kurang dari lima menit kemudian. Kru ambulans
dengan cepat mendorong brankar itu melewati pintu-pintu ayun, menyusuri
lorong, membelok dua kali, dan masuk ke bagian belakang ruang korban
kecelakaan. Karena itu merupakan kasus darurat, mereka tidak perlu melalui
kamar tunggu umum, tempat kumpulan pemabuk dini hari merawat luka-luka
dan guratan-guratan yang didapat mereka karena kontak dengan benda-benda
tajam.

Craig menunggu di pintu masuk sementara McBain memarkir mobil patroli itu.
Ketika partnernya bergabung dengannya, ia berkata, “Kauurus formulir
pendaftarannya, Hughie. Akan kucoba melihat apa ada nama dan alamatnya.”
McBain menghela napas. Selalu ada formulir pendaftaran di mana-mana.

54

Craig mengambil kantong kanvas itu dan mengikuti brankar yang didorong
menyusuri lorong menuju Ruang Gawat Darurat. Divisi rumah sakit Western
Infirmary ini terdiri dari sebuah lorong dengan pintu-pintu ayun di ujung-
ujungnya dan dua belas ruang pemeriksaan yang bertirai, enam ruang di setiap
sisi lorong tengahnya. Sebelas di antaranya dipakai untuk melakukan
pemeriksaan; yang kedua belas adalah kantor juru rawat, dan terletak paling
dekat dengan pintu masuk belakang melalui mana brankar itu didorong masuk.
www.ac-zzz.tk

Pintu di ujung lorong yang satu lagi dipasangi cermin satu arah di bingkainya
dan menuju ke kamar tunggu umum tempat pasien-pasien yang luka diminta
duduk dan menunggu giliran.

Meninggalkan McBain dengan setumpuk formulir pendaftaran yang harus diisi,


Craig berjalan melewati pintu bercermin tersebut untuk melihat pria yang tak
sadarkan diri itu di atas brankar, yang diparkir di ujung lain lorong. Juru rawat
menangani pria yang terluka itu seperti yang biasa dilakukannya—ternyata ia
masih hidup—dan menyuruh bawahannya untuk meletakkan dia di atas meja
periksa di salah satu ruang pemeriksaan itu sehingga brankarnya bisa
dikembalikan ke ambulans. Ruang yang dipilih adalah ruang yang berhadapan
dengan kantor juru rawat

Dokter jaga rumah sakit malam itu, orang India bernama Mehta, dipanggil. Ia
menyuruh bawahannya menanggalkan pakaian pria yang terluka itu

55

sampai ke balas pinggang—ia tidak melihat tanda-tanda adanya darah yang


menembus celananya— kemudian melakukan pemeriksaan yang lebih cermat
sebelum ia menyuruh dilakukan pemeriksaan dengan sinar-X. Lalu ia pergi
untuk menangani kasus darurat lainnya karena kecelakaan mobil. Juru rawat
menelepon bagian sinar-X lapi ternyata sedang dipakai. Ia akan diberitahu
kalau peralatan itu sudah selesai dipakai. Ia meletakkan poci di atas kompor
untuk membuat secangkir teh.

Alistair Craig, setelah diberitahu bahwa orang yang tak bernama itu masih
terbaring tidak sadar di seberang lorong, mengambil anorak milik pria itu,
berjalan menuju kantor juru rawat, dan meletakkan baik anorak maupun
kantong itu di meja juru rawat “Apa ada sisa teh buatku?” tanyanya dengan
nada bercanda yang sering dipakai oleh orang-orang malam yang menghabiskan
jam-jam tugas mereka untuk menjaga keamanan di kota-kota besar.

“Mungkin ada,” jawab si juru rawat, “tapi aku tidak melihat atasan mengapa
aku harus memboroskannya untuk orang-orang seperti Anda.”

Craig menyeringai. Ia meraba saku-saku anorak itu dan mengeluarkan sebuah


buku identitas pelaut. Buku itu memuat foto orang yang saat itu berada di
ruang pemeriksaan di seberang lorong—dan ditulis dalam dua bahasa, Rusia dan
Prancis. Keduanya tidak dipahaminya. Ia tidak bisa membaca huruf-huruf
Cyrillic, lapi nama orang ilu juga di—

56

tulis dalam huruf Latin, di bagian bahasa Prancisnya.


www.ac-zzz.tk

“Siapa pasien itu?” tanya si juru rawat, sambil membuat teh dua cangkir.

‘Nampaknya dia seorang pelaut—seorang Rusia,” kala Craig, kualir. Seorang


warga Glasgow yang dijarah oleh gerombolan Ned adalah hal biasa; tapi
seorang asing—Rusia lagi—bisa menimbulkan masalah. Untuk mengetahui orang
itu berasal dari kapal apa, Craig mengosongkan isi kantong kanvas itu. Isinya
cuma sebuah sweater tebal dirajut, dalam keadaan tergulung melingkari
sebuah kaleng tembakau bulat panjang yang tutupnya disekrup. Kaleng itu
tidak berisi tembakau melainkan segumpal kapas yang membungkus dua disk-
lempeng bundar—dari aluminium yang di tengahnya memuat satu disk logam
lain berwarna abu-abu kusam bergaris tengah lima sentimeter. Craig
memeriksa ketiga lempeng logam itu tanpa minat, meletakkannya kembali ke
alas kapasnya, memasang kembali sekrup tutupnya, dan meletakkannya di atas
meja bersama dengan buku identitas itu. Yang lidak diketahuinya adalah bahwa
sang korban pengeroyokan telah sadar dan sedang mengintip melalui tirai ke
arah dia. Yang dike-tihuinya adalah, sudah saatnya ia melaporkan pada
divisinya bahwa ia baru saja menemukan seorang Rusia yang terluka.

“Bisa pakai teleponmu. Manis?” ia bertanya pada si juru rawat, dan menggapai
telepon.

57

“Jangan panggil aku •Manis’,” tukas si juru rawat, yang umurnya sedikit lebih
tua dari Craig yang baru dua puluh empat tahun. “Tuhan, semakin lama
semakin muda mereka ini.”

Craig mulai memutar nomor telepon. Apa yang ada dalam benak Konstantin
Semyonov tak akan pernah diketahui. Pening dan kebingungan, mungkin
menderita gegar otak karena tendangan-tendangan di kepalanya, ia bisa
melihat seragam hitam polisi Inggris yang membelakangi dia di seberang lorong.
Ia bisa melihat buku identitasnya sendiri dan barang kiriman yang dipercayakan
kepadanya untuk dibawa ke Inggris dan diserahkan kepada seorang agen di
danau tempat berekreasi naik perahu, tergeletak di meja, dekat tangan polisi
itu. Ia tadi menyaksikan bagaimana si polisi memeriksa barang itu— Semyonov
sendiri tidak pernah berani membuka kaleng tembakau itu—dan kini polisi itu
sedang menelepon. Barangkali pelaut itu membayangkan interogasi tingkat tiga
yang tak kunjung berakhir di sebuah ruang bawah tanah yang berbau apak di
bawah markas polisi Strathclyde….

Tahu-tahu Craig didorong ke samping dengan kasar, dan ia benar-benar


terperangah. Sebuah lengan menjulur melewatinya, menggapai kaleng itu, dan
merampasnya. Craig bereaksi dengan cepat, menjatuhkan telepon dan
menangkap lengan yang terjulur itu. ‘What the helir teriaknya; lalu, mengira
bahwa orang itu sedang menderita halusinasi, ia meringkus orang itu dan
mencoba menghentikan
www.ac-zzz.tk

58

ulahnya. Kaleng itu terlepas dari tangan si Rusia dan jatuh ke lantai. Sejenak
Semyonov menatap polusi Skotlandia itu, lalu menjadi panik dan lari. Sambil
berseru, “Hei, balik ke sini!” Craig lari kencang menyusur lorong mengejarnya.

Shortic Patterson seorang pemabuk. Seluruh hidupnya digunakannya untuk


mencicipi produk-produk Skotlandia, dan itu membuatnya tidak bekerja dan
tidak bisa dipekerjakan. Ia bukan seorang pemabuk semharangan; ia telah
mengangkat hal mabuk menjadi semacam bentuk seni. Kemarin ia baru saja
mengambil tunjangan kesejahteraannya dan pergi ke bar terdekat; saat tengah
malam ia sudah lumpuh. Dalam keadaan mabuk ia berbuat sesuatu yang tidak
biasa pada sebuah tiang listrik yang menolak ajakannya untuk minum bersama,
jadi dia memukulinya.

Ia sudah menjalani pemeriksaan sinar X atas tangannya yang remuk dan sedang
berjalan balik ke biliknya ketika seorang lelaki dengan dada bertelanjang* dan
penuh luka serta wajah berdarah-darah berlari keluar dari ruang sebelah,
dikejar oleh seorang polisi. Shortic tahu kewajibannya terhadap sesama
penderita. Ia sama sekali tidak senang pada polisi, yang tidak mempunyai
kegiatan yang lebih baik daripada menciduknya dari tempat persembunyiannya
yang nyaman di lorong-lorong bawah tanah dan menyerahkannya kepada orang-
orang yang memaksa dia untuk mandi. Ia mem-59

biarkan pelarian itu lewat, lalu kakinya dijulurkan nya.

“Kau bangsat goblok!” teriak Craig saat dia jatuh. Ketika ia bangkit, ia sudah
ketinggalan sepuluh meter dari si Rusia.

Semyonov lari melewati pintu bercermin itu, masuk ke ruang tunggu umum,
tidak sempat melihat pintu sempit yang menuju ke luar yang ada di sebelah
kirinya, dan malahan berlari melewati pintu ganda yang besar yang berada di
sebelah kanannya. Ini membawanya kembali ke lorong tempat ia didorong liga
puluh menit yang lalu di atas brankar. Ia berbelok ke kanan lagi, mendapati
sebuah brankar didorong ke arahnya—dikitari seorang dokter dan dua juru
rawat yang memegangi botol-bolol plasma—pasien korban kecelakaan Dr.
Mehta. Brankar itu memblokir seluruh lorong; di belakangnya Semyonov
mendengar bunyi sepalu bol yang berlari.

Di sebelah kirinya ada sebuah lobi berisi dua lift. Pintu salah satu lift itu baru
saja menutup, dan Semyonov berhasil menyusupkan diri melalui celahnya.
Ketika lift itu bergerak naik, ia mendengar suara polisi yang memukul-mukul
pintu yang sudah tertutup itu dengan sia-sia. Semyonov menyandarkan
tubuhnya ke belakang dan memejamkan matanya dengan perasaan tak
berdaya.
www.ac-zzz.tk

Craig menemukan undakan dan berlari naik ke atas. Di seliap lantai ia


mengamati indikator di atas pintu lift. Lifl itu masih terus bergerak naik.

60

Di lantai terakhir, lantai sepuluh, ia merasa kepanasan, marah, dan terengah-


engah.

Semyonov keluar di lantai sepuluh. Ia melongok ke balik sebuah pintu yang ada
di situ, tapi ternyata di dalamnya nampak deretan tempat tidur dengan pasien-
pasien yang sedang tidur. Masih ada satu pintu lagi, terbuka dan menuju
sebuah undakan. Ia berlari menaiki undakan itu, hanya untuk mendapati dirinya
tiba di lorong yang lain, dengan kamar-kamar mandi, dapur, dan gudang-
gudang di kiri-kanannya. Di ujung lorong terdapat pintu terakhir, dan di malam
yang hangat dan lembap itu pintu tersebut nampak terbuka, ke atap rata di
puncak gedung.

Craig telah kehilangan jejak, tapi akhirnya ia terus juga berjalan melewati
pintu itu dan keluar ke udara malam. Sementara menyesuaikan matanya
dengan kegelapan, ia melihat sosok seorang pria di tembok pelindung sebelah
utara. Rasa jengkelnya mereda. Barangkali aku akan panik jika aku terbangun
dan berada di sebuah rumah sakit di Moskow, pikirnya, la mulai berjalan
menghampiri sosok ^lu, kedua tangannya dinaikkannya ke atas untuk
menunjukkan bahwa ia tidak membawa apa-apa.

“Ayolah, Ivan, atau siapa pun nama Anda. Anda tidak apa-apa. Anda cuma
mengalami sualu guncangan kecil biasa. Mari kita sama-sama turun ke bawah.”

Craig sudah terbiasa dengan kegelapan seka—

61

rang. Ia bisa melihat wajah orang Rusia itu dengan cukup jelas karena diterangi
cahaya kota di bawah. Orang itu menyaksikan dia mendekat sampai Craig telah
berada kira-kira setengah meter lebih dari dia. Lalu ia melihat ke bawah,
menarik napas dalam-dalam, memejamkan matanya, dan melompat

Craig tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sampai beberapa delik
kemudian, bahkan setelah ia mendengar bunyi keras tubuh yang menghantam
tanah di tempat parkir dua puluh meter di bawah sana.

“Oh, Christ* ia menarik napas, “aku dalam kesulitan.” Dengan jari-jari gemetar
ia menggapai radionya dan menghubungi Divisi.

Seratus meter dari bengkel dan pompa bensin BP dan kira-kira satu kilometer
dari halte bis terletak danau tempat rekreasi berperahu, dinaungi bayangan
www.ac-zzz.tk

Pond Hotel. Dari trotoar serangkaian undakan batu menuju ke bawah ke jalan
setapak yang mengelilingi danau itu, dan dekat dengan ujung bawah undakan
itu -terdapat dua bangku kayu.

Sosok yang diam yang mengenakan pakaian kulit pengendara sepeda motor itu
memeriksa arlojinya. Jam tiga. Rendczvous-nya dijadwalkan jam dua.
Keterlambatan maksimal adalah satu jam. Ada lagi rendezvous kedua, sebagai
penunjang, di tempat lain, dua puluh empat jam kemudian. Ia

62

akan berada di sana. Jika kontaknya tetap tidak muncul, maka ia terpaksa
menggunakan radionya lagi. Ia bangkit dan meninggalkan tempat itu.

Constable McBain tidak sempat mengikuti seluruh pengejaran itu. Selama itu
dia berada di mobilnya, mencari tahu jam berapa tepatnya pengeroyokan yang
brutal itu terjadi dan saat dilakukan permintaan bantuan melalui telepon. Ia
baru tahu tentang pengejaran itu untuk pertama kalinya saat “neighbor”-nya
(istilah di Glasgow untuk “partner”) turun ke ruang tunggu dengan wajah pucat
dan sangat terguncang.

“Alistair, sudahkah kauperoleh nama dan alamatnya?” ia bertanya.

“Ia adalah… ia adalah… seorang pelaut Rusia,” kata Craig.

“Oh, gila, itu yang paling kita perlukan. Bagaimana mengejanya?”

“Hughie, ia baru saja… terjun dari puncak gedung.”

McBain meletakkan penanya dan menatap dengan rasa tidak percaya pada
neighbor-nya. Kini tinggal kerumitannya. Setiap polisi tahu bahwa kalau
masalah jadi berat mereka harus melindungi diri dulu—mereka mengikuti
prosedur tepat seperti digariskan, tidak ada taktik-taktik koboi, tidak ada akal-
akalan. “Kau sudah menghubungi Divisi?” ia bertanya.

“Ya, seseorang sedang menuju ke sini.”

63

“Mari kita menemui dokternya,” kata McBain.

Mereka menemukan Dr. Mehta, yang sudah terlihat capek karena bekerja habis-
habisan malam itu, menangani begitu banyak kasus yang masuk. Ia mengikuti
mereka ke tempat parkir, berada di sana tidak lebih dari dua menit, memeriksa
tubuh yang hancur itu, menyatakan bahwa orang itu sudah meninggal dan
bukan lagi urusannya, lalu kembali ke pekerjaannya. Dua orang petugas rumah
www.ac-zzz.tk

sakit membawa selimut untuk menutupi mayat itu, dan tiga puluh menit
kemudian sebuah ambulans mengangkut jenazah itu ke krematorium kota di
Jocclyn Square dekat Salt Market. Petugas-petugas lain akan menanggalkan sisa
pakaian yang masih ada—sepatu, kaus kaki, celana, celana dalam, ikat
pinggang, dan arloji—setiap barang akan dimasukkan ke dalam kantong dan
diberi label untuk diambil oleh para petugas penyelidik.

Di dalam rumah sakit ada tambahan formulir-formulir baru yang harus diisi—
formulir pendaftaran disimpan sebagai bukti, walaupun sekarang menjadi
mubazir untuk keperluan praktis—dan kedua polisi itu memasukkan ke dalam
kantong serta memberi label sisa milik orang yang sudah mati itu. Dalam daftar
disebutkan: anorak, 1; pullover berleher tinggi, 1; kantong kanvas, 1: sweater
rajutan tebal (tergulung), 1; dan kaleng tembakau bundar, 1.

Sebelum mereka selesai, sekitar lima belas menit setelah telepon Craig,
seorang inspektur dan

64

seorang sersan, keduanya berpakaian seragam, tiba di situ dari Divisi. Mereka
dipinjami sebuah kantor tata usaha yang kosong dan mulai mencatat
pernyataan-pernyataan kedua constable itu. Sepuluh menit kemudian sang
inspektur menyuruh si sersan pergi ke mobil untuk menelepon kepala polisi
setempat. Saat itu jam empat pagi hari Kamis, 9 April, tapi di Moskow jam
delapan.

Jenderal Yevgeni Karpov menunggu sampai mereka sudah lepas dari lalu lintas
utama di kawasan Moskow selatan dan berada di jalan raya ke Yasyenevo
sebelum mulai bicara dengan Gregoriev. Rupanya, sopir berumur tiga puluh
tahun itu tahu bahwa ia dengan sengaja diatur untuk bertemu dengan sang
Jenderal dan ia ingin menyenangkan hati jenderal itu.

“Apa kau senang mengemudi untuk kami?”

“Sangat senang. Tuan.”

“Yah, kerja begini membuat kau bisa keluar-keluar, kukira. Lebih enak
daripada pekerjaan di belakang meja.”

“Ya, Tuan.”

“Kudengar kau menyetir untuk temanku Kolonel Philby baru-baru ini.”

Hening sebentar. Sialan, dia sudah diberitahu untuk tidak mengatakannya, pikir
Karpov.
www.ac-zzz.tk

“Er… ya. Tuan.”

“Dulu biasanya dia menyetir sendiri sebelum mendapat stroke.”

65

“Begitulah yang dikatakannya kepada saya. Tuan.”

Lebih baik dilanjutkan saja. “Ke mana saja kaubawa dia?”

Hening lebih lama. Karpov bisa melihat wajah sopir itu dari kaca spion, la
nampak kualir dan bimbang.

“Oh, cuma sekitar Moskow saja, Tuan.”

“Di mana tepatnya di sekitar Moskow itu, Gregoriev?”

“Oh, tidak. Tuan. Cuma di sekitarnya saja.”

“Coba berhenti dulu di pinggir, Gregoriev.”

Mobil Chaika itu menyimpang keluar dari jalur tengah yang khusus, memotong
lalu lintas yang bergerak ke selatan, dan berhenti di pinggir jalan.

Karpov mencondongkan badan ke depan. “Kau tahu aku ini siapa, Gregoriev?”

“Ya, Tuan.”

“Dan kau lahu pangkatku di KGB?”

“Ya, Tuan. Letnan Jenderal.”

“Kalau begitu jangan main main denganku, anak muda. Ke mana lepatnya
kaubawa dia?”

Gregoriev menelan ludah. Karpov bisa melihat dia sedang bergumul dengan
dirinya sendiri. Pertanyaannya adalah: siapa yang telah menyuruhnya untuk
diam jika ditanya ke mana dia membawa Philby? Kalau Philby sendiri yang
memerintahkan, Karpov lebih tinggi pangkatnya. Tapi kalau ilu diperintahkan
oleh seseorang yang lebih tinggi… Pada kenyataannya. Mayor Pavlov-Iah yang
mc-66

merinlahkan, dan ia telah membuat Gregoriev takut setengah mati. la memang


cuma seorang mayor, lapi bagi orang Rusia orang-orang dari Direktorat Utama
Satu tidak diketahui nilainya, sedangkan seorang mayor dari Pasukan Pengawal
Kremlin…. Toh, jenderal tetap jenderal.
www.ac-zzz.tk

“Kebanyakan ke serangkaian pertemuan, Kamerad Jenderal. Ada yang di


apartemen di pusat kota Moskow, tapi saya tidak pernah masuk ke dalam, jadi
saya tidak tahu tepatnya apartemen yang mana yang dimasukinya.”

“Ada yang di pusat kota Moskow…. Dan lainnya?”

“Kebanyakan tidak. Tuan, selalu, saya kira—di dacha di luar Zhukovka.”

Kawasan Komite Sentral, pikir Karpov. Atau Soviet Tertinggi. “Tahukah kau
dacha siapa ilu?”

“Tidak, Tuan. Sejujurnya. Ia cuma menunjukkan arah-arahnya. Lalu biasanya


saya menunggu di mobil.”

“Siapa-siapa lagi yang muncul di pertemuan-pertemuan ilu?”

“Pernah salu kali. Tuan, ketika dua mobil tiba bersamaan. Saya melihat
seseorang keluar dari mobil yang salu dan memasuki dacha itu….”

“Dan kau mengenali dia?”

“Ya, Tuan. Sebelum saya bergabung di pool mobil KGB, saya bekerja sebagai
sopir di Angkatan Darat. Di tahun 1985 saya menjadi sopir seorang kolonel dari
GRU. Kami ditugaskan di Kan—

67

dahar, di Afghanistan. Salu kali perwira ilu pernah duduk di kursi belakang
dengan kolonel majikan saya. Dia adalah Jenderal Marchenko.”

Wah, wah, wah, pikir Karpov, teman lamaku Pyotr Marchenko, spesialis dalam
destabilisasi. “Ada yang lain-lain di pertemuan-pertemuan ilu?”

“Hanya salu mobil lagi. Tuan. Kami para sopir suka ngobrol sedikit, sambil
menunggu dan melewatkan waktu. Tapi dia memang brengsek. Yang bisa saya
ketahui hanya bahwa ia menyetir untuk seorang anggota dari Akademi Ilmu
Pengetahuan. Sejujurnya, Tuan, hanya itu yang saya ketahui.”

Teruskan menyetir, Gregoriev.”

Karpov menyandar ke belakang dan memandang pohon-pohon yang melaju


lewat. Jadi, ada empat orang, yang mengadakan pertemuan untuk
mempersiapkan sesuatu untuk sang Sekretaris Jenderal. Tuan rumahnya adalah
seorang anggota Komite Sentral, atau barangkali Soviet Tertinggi, dan ketiga
orang lainnya adalah Philby, Marchenko, dan seorang akademisi yang belum
diketahui namanya.
www.ac-zzz.tk

Besok pagi, Jumat, para vlasti ini akan menyelesaikan pekerjaan rutin mereka
secepat mungkin kemudian berlibur di dacha-dacha mereka. Karpov tahu
bahwa Marchenko punya vila dekat Peredelkino, tidak jauh dari vilanya sendiri.
Ia juga tahu kelemahan Marchenko, dan ia mendesah. Sebaiknya ia membawa
brandy banyak-banyak. Akan berlangsung suatu perbincangan berat

68

Kepala Polisi Charlie Forbes mendengarkan semua keterangan Constable Craig


dan McBain dengan serius, dan sesekali mengajukan pertanyaan dengan nada
lembut Forbes tidak ragu bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya, tapi ia
sudah cukup lama bertugas di kepolisian sehingga tahu bahwa kebenaran lidak
selalu bisa menyelamatkan seseorang.

Ini sungguh merupakan suatu kasus yang tidak enak. Secara teknis, orang Rusia
itu sudah berada dalam perlindungan polisi, walaupun masih dalam perawatan
di rumah sakit. Tak ada orang lain di puncak gedung ilu selain Constable Craig.
Tidak ada alasan jelas mengapa orang ilu harus melompat Forbes bahkan lidak
peduli mengapa, dengan anggapan, seperti anggapan orang lain juga, bahwa
orang itu berada dalam keadaan sangat terguncang dan panik disebabkan oleh
halusinasi sementara. Yang ada di dalam benaknya saat itu hanyalah
kemungkinan-kemungkinan yang harus dihadapi polisi Strathclyde.

Ada kapal yang harus dilacak, kaptennya harus diwawancarai, identifikasi resmi
atas jena/ah itu, Konsul Soviet diberitahu, dan tentunya harus ada siaran pers;
pers sialan yang akan menyorot masalah itu dengan menggunakan unsur-unsur
yang mengarah ke kebrutalan polisi. Yang paling menjengkelkan adalah, kalau
nanti mereka mengajukan pertanyaan tajam, maka ia tidak akan bisa
menjawab. Mengapa orang tolol itu melompat?

69

Pada jam selengah lima tidak ada lagi yang bisa dilakukan di rumah sakit itu.
Roda penyelidikan akan menggelinding lagi nanti saat fajar merekah. Forbes
memerintahkan mereka kembali ke divisi mereka masing-masing di markas
besar. Pada jam enam kedua itu telah selesai dengan laporan mereka yang
panjang dan Charlie Forbes sedang berada di kantornya menyelesaikan
masalah-masalah yang menyangkut prosedur penyelidikan. Suatu pelacakan—
mungkin sia-sia saja—dilakukan terhadap wanita yang menelepon ke nomor 999
itu. Pernyataan-pernyataan dicatat dari kedua petugas ambulans yang
menjawab telepon McBain melalui pusat kontrol telepon di Divisi. Setidak-
tidaknya ada satu hal yang pasti yaitu, pengeroyokan yang dilakukan para Ned
terhadap orang itu.

Juru rawat di ruang gawat darurat telah menceritakan versinya; Dr. Mehta,
yang pekerjaannya terganggu, juga telah membual pernyataan; petugas di
www.ac-zzz.tk

front desk telah bersaksi melihat pria bertelanjang dada itu, dikejar Craig, lari
melintasi ruang tunggu. Setelah itu, selama pengejaran ke puncak gedung, tak
seorang pun melihat mereka.

Forbes telah mengidentifikasi satu-satunya kapal Soviet di pelabuhan sebagai


kapal Akademik Komarov dan mengirimkan mobil polisi untuk meminta
kaptennya mengidentifikasi jenazah ilu; ia telah membangunkan Konsul Soviet,
yang akan datang ke kantornya pada jam sembilan—dengan membawa protes,
pasti. Ia lelah mempersiapkan

70

bawahannya sendiri, seorang chief constable, dan pejabat pengatur masalah


keuangan, yang kantornya, di Skotlandia, mencakup pula tugas-tugas
pemeriksaan jenazah.

Barang-barang milik orang yang mati itu— “productions* ^telah dimasukkan ke


dalam kantong dan akan dibawa ke kantor polisi Partick (pengeroyokan itu
terjadi di Partick) untuk disimpan dan dikunci atas perintah pejabat pengatur
keuangan itu, yang telah berjanji untuk memberi wewenang pemeriksaan
mayat pada jam sepuluh pagi itu. Charlie Forbes merentangkan otot-ototnya
dan menelepon kantin untuk memesan kopi dan kue-kue.

Sementara Kepala Polisi Forbes di markas besar Strathclyde di Pitt Street


menyelesaikan administrasinya. Constable Craig dan McBain menandatangani
laporan mereka di Divisi dan pergi ke kantin untuk sarapan pagi. Keduanya
merasa cemas dan mereka menyatakan kecemasan mereka pada seorang sersan
detektif tua dari divisi pakaian preman yang duduk di meja mereka. Setelah
selesai sarapan, mereka minta izin dan diberi izin untuk pulang ke rumah dan
tidur.

Sesuatu yang mereka katakan menyebabkan detektif itu pergi menelepon di


telepon umum di aula di luar kantin. Orang yang diganggunya—saat itu
wajahnya masih penuh dengan krim cukur— adalah Inspektur Detektif
Carmichacl, yang me—

71

nyimak dengan cermat, menutup telepon itu, dan menyelesaikan bercukur


sambil merenung-renung. Carmichael berdinas di Cabang Khusus.

Pada jam setengah delapan, Carmichael menghubungi inspektur kepala dari


divisi berseragam yang akan menghadiri pemeriksaan mayat dan menanyakan
apakah ia boleh ikut hadir di sana. “Silakan,” kata inspektur kepala itu.
“Rumah mayat kota jam sepuluh.”
www.ac-zzz.tk

Di rumah mayat yang sama, pada jam delapan, kapten kapal Akademik
Komarov, ditemani oleh pejabat politik yang selalu mengikutinya, menatap ke
layar video di mana wajah rusak petugas geladak Semyonov segera muncul. Ia
mengangguk perlahan dan menggumam dalam bahasa Rusia.

“Itu benar dia,” kata pejabat politik itu. “Kami ingin bertemu dengan konsul
kami.”

“Ia akan berada di Pitt Street pada jam sembilan,” kata sersan yang
berseragam yang menemani mereka. Kedua orang Rusia itu nampak terguncang
dan bagai orang yang kalah. Pastilah sangat sedih kehilangan rekan sekapal
yang akrab, pikir sersan itu.

Pada jam sembilan Konsul Soviet diantarkan ke dalam kantor di Pitt Street
tempat kerja Kepala Polisi Forbes. Ia berbahasa Inggris dengan fasih. Forbes
menyilakan dia duduk dan menceritakan peristiwa semalam. Sebelum dia
selesai, konsul itu menukas marah.

“Ini keterlaluan,” orang Rusia itu memulai.

72

“Saya harus segera menghubungi Kedutaan Rusia di London….”

Ada ketukan di pintu dan kapten kapal Akademik Komarov bersama pejabat
politiknya dipersilakan masuk. Sersan yang berseragam itu adalah pengawal
mereka, tapi ada satu orang lagi yang menyertai mereka. Ia mengangguk
kepada Forbes. “Pagi, sir. Anda berkeberatan kalau saya ikut duduk?”

“Silakan, Carmichael. Kurasa ini akan jadi masalah pelik.”

Tapi tidak. Pejabat politik itu baru sepuluh detik berada dalam ruang itu ketika
ia menarik Konsul Soviet ke samping dan berbisik dengan marah di telinganya.
Konsul ilu meminta maaf dan kedua orang itu mengundurkan diri ke lorong di
luar. Tiga menit kemudian mereka kembali. Konsul ilu bersikap resmi dan
sopan. Ia harus, tentu saja, menghubungi kedutaannya terlebih dulu. Ia merasa
pasti bahwa polisi Strathclyde akan berupaya sekuat tenaga untuk menangkap
berandal-berandal itu. Apakah mungkin jenazah pelaut itu, bersama semua
barang miliknya, diangkut ke Leningrad dengan kapal Akademik Komarov, yang
akan berlayar hari ilu?

Forbes bersikap sopan tapi keras. Penyelidikan polisi dan upaya unluk
menangkap para penyerang itu akan dilanjutkan. Selama ilu, jenazah harus
tetap disimpan di rumah mayat dan semua barang milik orang itu akan
disimpan dalam tempat yang
www.ac-zzz.tk

73

terkunci di kantor polisi Partick. Konsul ilu mengangguk. Ia juga memahami arti
prosedur. Akhirnya orang-orang Rusia itu pergi.

Pada jam sepuluh, Carmichael memasuki ruang postmortem (pemeriksaan


mayat), tempat Profesor Harland sedang melakukan pembersihan.
Perbincangan, seperti biasa, berkisar sekitar masalah-masatah cuaca,
permainan golf, nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Dua meter dari situ terbujur
tubuh Semyonov, di atas sebuah papan datar, dalam keadaan luka-luka dan
terkoyak.

“Bolehkah saya melihatnya?” tanya Carmichael. Ahli patologi dari kepolisian ilu
mengangguk.

Selama sepuluh menit Carmichael mengamati apa yang masih bisa diamati dari
tubuh Semyonov. Setelah meninggalkan rumah mayat, tepai pada saat profesor
itu akan mulai melakukan pembedahan, ia lalu pergi ke kantornya di Pitl Street
dan menelepon ke Edinburgh—atau lebih tepatnya, ke Departemen Perumahan
dan Kesehatan Skotlandia, yang dikenal sebagai Scottish Office, di Saint
Andrew’s House. Di sana ia berbicara dengan seorang pensiunan asisten
komisaris yang berdinas di Scottish Office itu karena satu alasan: untuk
bertindak sebagai penghubung dengan Ml 5 di London.

Pada lengah hari telepon berdering di kantor C5(C) di Gordon. Bright yang
mengangkatnya, menyimak sebentar, dan mengacungkannya kepada

74

Preston. “Untuk kau. Mereka tidak mau berbicara dengan orang lain.” “Siapa
itu?”

“Scottish Office, Edinburgh.”

Preston mengambil telepon itu. “John Preston…. Ya, selamat siang….” Ia


mendengarkan selama beberapa menit, alisnya berkerut Ia menuliskan nama
Carmichael pada secarik kertas. “Ya, saya kira sebaiknya saya ke sana. Bisakah
Anda sampaikan kepada Inspektur Carmichael bahwa saya akan naik pesawat
yang jam tiga, dan bisakah ia menjumpai saya di Glasgow Airport? Terima
kasih.”

“Glasgow?” lanya Bright “Apa yang sedang mereka tangani?”

“Oh, seorang pelaut Rusia yang melompal dari puncak sebuah gedung, dan yang
mungkin identitas aslinya berbeda dengan yang dibawa-bawa dia. Aku akan
www.ac-zzz.tk

kembali besok. Mungkin tidak ada apa-apa. Tapi toh perlu ke sana, supaya aku
bisa keluar sebentar dari kantor ini….”

14

Glasgow airport terletak dua belas kilometer di sebelah barat daya kota itu dan
dihubungkan oleh jalan raya M8. Pesawat yang ditumpangi Preston mendarat
pada jam setengah lima lewat sedikit, dan dengan hanya membawa satu tas
tangan, ia sudah berada di ruang utama bandara itu sepuluh menit kemudian.
Ia menuju Airport Information dan petugas memanggil “Mr. Carmichael”.
Inspektur detektif dari Cabang Khusus itu muncul dan memperkenalkan diri.
Lima menit kemudian, mereka sudah berada di mobil sang Inspektur dan
meluncur di jalan raya yang menuju ke kota yang mulai gelap.

“Mari kita bicara sambil bermobil,” Preston mengusulkan. “Mulailah dari awal
dan ceritakan apa yang lelah terjadi.”

Carmichael bercerita dengan sangat ringkas dan tepat Ada banyak celah yang
tak bisa diisinya, tapi dia tadi punya waktu untuk membaca laporan kedua
polisi itu, terutama yang ditulis oleh Con—

76

stable Craig, sehingga ia bisa menguraikan sebagian besar dari laporan tersebut
Preston mendengarkan dengan berdiam diri.

“Apa yang membuat Anda menelepon Scottish Office dan meminta seseorang
untuk datang dari London?” akhirnya ia bertanya.

“Saya mungkin keliru, tapi ada kemungkinan bahwa orang itu bukan pelaut
kapal dagang,” kata Carmichael.

“Harap lanjutkan.”

“Ada sesuatu yang diucapkan Craig di kantin di Divisi pagi tadi,” kala
Carmichael. “Saya sendiri lidak berada di sana, tapi ucapan itu didengar oleh
seseorang dari CID, yang lalu menelepon saya. Apa yang dikatakan Craig,
disetujui oleh McBain. Tapi keduanya tidak menyebutkan hal itu di dalam
laporan resmi mereka. Anda tahu, laporan harus berdasarkan fakta; dan ini
hanyalah perkiraan dari kedua polisi itu. Toh, kelihatannya ada manfaatnya
untuk diselidiki.”

“Saya mendengarkan.”

“Kata mereka, ketika mereka menemukan pelaut itu, ia sedang meringkuk


dalam posisi seperti bayi dalam kandungan, kedua tangannya memeluk kantong
www.ac-zzz.tk

kanvas, yang ditekankannya ke perutnya. Ungkapan yang dipakai Craig adalah


‘ia melindungi barang itu seperti melindungi seorang bayi*.”

Preston langsung melihat keganjilannya. Jika seseorang sedang ditendangi


sampai setengah mati, nalurinya adalah meringkuk seperti sebuah bola.

77

seperti yang dilakukan Semyonov, lapi ia akan menggunakan tangannya untuk


melindungi kepala. Mengapa seseorang bersedia menerima tendangan-
tendangan di kepalanya yang tak terlindung hanya supaya ia bisa melindungi
kantong kanvas yang

tidak berharga?

“Selelah itu,” Carmichael melanjutkan, “saya mulai merasa heran mengingat


tempat dan waktunya. Para pelaut di Pelabuhan Glasgow biasanya pergi ke
Betty’s Bar atau Stable Bar. Orang ini berada enam kilometer jaujinya dari
pelabuhan, menyusuri jalan yang entah menuju ke mana, lama setelah toko-
toko tutup, dan tidak ada bar di sekitar situ. Apa sebenarnya yang akan
dilakukannya di situ pada jam begitu?”

“Pertanyaan yang bagus,” kata Preston. “Selanjutnya?”

“Pada jam sepuluh pagi ini saya pergi ke tempat postmortem. Tubuh itu cukup
terkoyak karena jatuh dari atas, tapi bagian depan wajahnya masih cukup baik
kecuali ada beberapa luka. Sebagian besar pukulan para Ned mengenai
belakang kepalanya dan badannya. Saya sering melihat wajah petugas dek
kapal dagang sebelumnya. Biasanya wajahnya kasar dimakan cuaca, karena
angin, kecoklatan, dan berkerut-kerut Orang ini wajahnya halus dan pucat—
wajah orang yang tidak terbiasa dengan kehidupan di atas geladak.

“Lalu, tangannya juga. Mestinya kccoklatan di bagian punggungnya, kasar di


bagian telapaknya.

78

Tangan-tangan itu nampak halus dan putih, sama sekali tidak seperti tangan
seorang pekerja geladak. Akhirnya, giginya. Saya menduga seorang petugas
geladak dari Leningrad pasti timbalan giginya dari amalgam (campuran logam)
dan kalau ada gigi palsu pasti dari baja, cara Rusia. Orang ini gigi-giginya
ditambal dengan emas dan ada dua yang dilapis dengan emas juga.”

Preston mengangguk menyatikan setuju. Carmichael sangat jeli dan teliti.


Mereka sampai di tempat parkir hotel tempat Carmichael telah memesan
kamar untuk Preston, untuk malam itu.
www.ac-zzz.tk

“Ini yang terakhir. Kecil, tipi barangkali ada artinya,” kata Carmichael.
“Sebelum postmortem dilakukan. Konsul Soviet datang mengunjungi kepala
polisi kami di Pill Street Dia hampir saja melancarkan protes ketika kapten
kapal itu liba didampingi pejabat politiknya. Saya bersama mereka juga.
Pejabat politik itu menarik konsul itu keluar dari ruangan dan mereka berbicara
berbisik-bisik. Ketika konsul itu kembali ke ruangan, sikapnya berubah menjadi
sopan dan penuh pengertian. Seakan pejabat politik itu telah mengatakan
kepadanya, sesuatu tentang orang yang mati itu. Saya memperoleh kesan
bahwa mereka tidak ingin menyebabkan timbulnya gelombang sampai mereka
menghubungi kcdutian mereka di London.”

“Apa Anda telah mengatakan kepada seseorang di cabang berseragam bahwa


saya akan datang?” tanya Preston.

79

“Belum,” jawab Carmichael. “Apa Anda ingin saya melakukan itu?”

Preston menggelengkan kepala. “Tunggu saja sampai esok pagi. Akan kita
putuskan saat itu. Mungkin tidak ada apa-apanya.”

“Ada lagi yang Anda perlukan?”

“Copy dari berbagai laporan ilu—semuanya, kalau Anda bisa memperolehnya.


Dan daftar barang-barang milik korban. Ngomong-ngomong, ilu semua ada di
mana?”

“Disimpan dalam tempat terkunci di kantor polisi Partick. Saya akan


mengupayakan copy-copy itu dan mengirimkannya ke sini nanti”

Jenderal Karpov menelepon seorang teman di GRU dan mengarang cerita


bahwa salah satu kurirnya telah membawakan untuknya beberapa botol brandy
Prancis dari Paris. Ia sendiri tidak pernah minum brandy, tapi ia pernah
berutang budi pada Marchenko. Ia akan mengirimkan brandy itu ke dacha
Marchenko di akhir pekan. Ia hanya perlu tahu apakah ada orang di sana yang
akan menerimanya. Apakah temannya itu punya nomor vila Marchenko yang di
Percdclkino? Teman GRU itu ternyata punya. Ia memberikannya kepada Karpov
dan tidak berpikir lagi tentang itu.

Di kebanyakan dacha milik para penguasa Soviet selalu ada seorang pengurus
rumah atau pelayan pria yang tinggal di situ selama bulan-bulan musim dingin,
untuk menjaga agar perapian tetap

80
www.ac-zzz.tk

menyala sehingga akhir pekan sang pemilik tidak dimulai dengan rasa dingin
yang menggigit tulang. Adalah pengurus rumah Marchenko yang menjawab
telepon Karpov. Ya, jenderal itu benar akan datang esoknya, hari Jumat;
biasanya ia tiba di sana sekitar jam enam petang. Karpov mengucapkan terima
kasih dan menutup telepon. Ia memutuskan akan menyuruh sopirnya pulang,
menyetir sendiri, dan membuat kejutan bagi jenderal GRU itu pada jam tujuh.

Preston tidak bisa memejamkan mala di tempat tidurnya, berpikir-pikir.


Carmichael telah membawakan semua laporan yang diambil dari rumah sakit
Western Infirmary dan dari Divisi. Seperti semua catatan polisi, laporan-laporan
itu ditulis dengan kaku dan resmi, sama sekali berbeda dengan cara orang
bertutur mengenai apa yang telah dilihat dan didengarnya. Semua fakta ada di
sana, tentunya, tapi kesan-kesannya tidak ada.

Apa yang tidak bisa diketahui oleh Preston, karena Craig tidak menyebutkannya
dan juru rawat itu tidak melihatnya, adalah bahwa sebelum berlari ke arah
lorong di antara ruang-ruang pemeriksaan itu, Semyonov telah merampas
kaleng tembakau bundar itu. Craig cuma menyalakan dengan singkat bahwa
orang yang terluka itu “menyerobot melewati saya”.

Juga daftar barang milik itu—productions—tidak terlalu membantu. Disebutkan


ada kaleng tem—

81

bakau bundar dan “isinya-—yang bisa saja cuma dua ons tembakau shag.

Preston mengutak-atik berbagai kemungkinan di benaknya. Pertama: Semyonov


adalah seorang agen ilegal yang disusupkan ke Inggris. Kesimpulan: Sangat kecil
kemungkinannya. Namanya ada pada daftar awak kapal dan akan kentara kalau
dia tidak ikut balik ke Leningrad bersama kapal itu.

Baiklah. Kedua: Ia dimaksudkan tiba di Glasgow dengan kapal itu, dan


berangkat lagi dengan kapal yang sama pada Kamis malam. Apa yang
dilakukannya di malam buta di pertengahan Great Western Road?
Menyampaikan kiriman atau melakukan rendezvous? Bagus. Atau malahan
menjemput bingkisan yang akan dibawanya kembali ke Leningrad? Lebih bagus
lagi. Tapi setelah itu, habis sudah kemungkinan-kemungkinan yang bisa digali
Preston.

Seandainya Semyonov telah menyampaikan apa yang harus disampaikannya,


mengapa ia berusaha melindungi kantong kanvas itu seakan hidupnya
tergantung pada itu? Padahal barangkali kantong ilu sudah lak ada Isinya yang
penting.
www.ac-zzz.tk

Seandainya ia datang untuk menjemput sesuatu, lapi belum sempat


melakukannya, maka logika yang sama bisa diterapkan. Kalau ia sudah
menjemput sesuatu, mengapa tak ada sesuatu yang nampak penting, seperti
misalnya setumpuk kertas, yang bisa ditemukan di tubuhnya?

Seandainya barang yang akan disampaikan atau

82

dijemputnya ilu bisa disembunyikan di tubuhnya, mengapa ia perlu membawa


kantong kanvas itu? Kalau ada sesuatu yang dijahitkan pada anorak-nya atau
celananya atau disembunyikan di tumit sepalunya, mengapa tidak dibiarkannya
saja para Ned itu mengambil kantong kanvasnya, yang memang mereka
inginkan? Dengan begitu ia akan terhindar dari pemukulan, dan bisa melakukan
rendczvous-nya atau kembali ke kapalnya (ke arah mana pun yang sedang
ditujunya) dengan hanya sedikit terluka.

Preston menggali beberapa kemungkinan lagi dalam benaknya. Semyonov


datang sebagai kurir untuk sebuah rendezvous tatap muka dengan seorang agen
ilegal Soviet yang sudah menetap di Inggris. Untuk menyampaikan pesan lisan?
Tidak mungkin; ada berbagai cara yang lebih baik untuk menyampaikan
informasi dengan kode rahasia. Untuk menerima laporan lisan? Sama juga.
Untuk bertukar kedudukan dengan seorang ilegal yang menetap, untuk
menggantikan tempatnya? Tidak, foto yang ada di buku pelautnya itu jelas-
jelas memang Semyonov. Seandainya dia memang dimaksudkan untuk bertukar
posisi dengan seorang ilegal, Moskow pasti lelah memberi dia buku duplikat
dengan foto yang cocok, supaya orang yang digantikannya itu bisa keluar
dengan kapal Akademik Komarov sebagai petugas geladak Semyonov. Buku yang
kedua itu pasti akan ditemukan di tubuhnya. Kecuali jika dijahilkan di

83

pinggiran… pinggiran apa? Pinggiran jasnya? Kalau begitu, .mengapa dia


menahan pukulan untuk melindungi kantong kanvas itu? Apakah buku tersebut
disembunyikan di alas kantong kanvas? Itu lebih mungkin.

Semua kemungkinan nampaknya kembali lagi ke kantong kanvas itu. Saat


tengah malam hampir tiba, Preston menelepon Carmichael di rumahnya.

“Bisakah Anda menjemput saya jam delapan esok pagi?” ia bertanya. “Saya
bermaksud pergi ke Partick dan melihat barang-barang milik korban.”

•••

Saat makan pagi hari Jumat itu, Yevgeni Karpov bertanya pada istrinya,
Ludmilla, “Bisakah kaubawa anak-anak keluar ke dacha dengan Volga sore ini?”
www.ac-zzz.tk

“Tentu. Kau akan menyusul langsung setelah pulang dari kerja?”

Ia mengangguk, setengah melamun. “Aku akan terlambat Aku harus menjumpai


seseorang dari GRU.”

Ludmilla Karpov diam-diam mengeluh. Ia tahu, Karpov memelihara seorang


sekretaris montok di sebuah apartemen kecil di Distrik Arbat Ia tahu, sebab
istri-istri suka bergunjing, dan dalam masyarakat yang begitu terkotak-kotak
seperti masyarakatnya, kebanyakan temannya adalah istri para

84

pejabat yang berpangkat sejajar. Ia juga tahu bahwa suaminya tidak tahu ia
tahu.

Ia berumur lima puluh tahun dan mereka sudah menikah selama dua puluh
delapan tahun. Perkawinan mereka cukup baik, mengingat pangkat yang
dicapai Karpov, dan ia adalah seorang istri yang baik. Seperti wanita-wanita
lain yang menikah dengan pejabat FCD (Direktorat Utama Satu), ia tidak ingat
lagi berapa banyak malam yang dilewatkannya dengan menunggu kepulangan
suaminya, sementara suaminya sedang berada di ruang rahasia kedutaan di
negeri asing. Ia selalu menahan diri menghadapi kebosanan-kebosanan yang
terus-menerus dirasakannya saat menghadiri pesta-pesta cocktail diplomatik
yang tak terhitung banyaknya. Ludmilla tidak bisa berbahasa asing, sementara
suaminya dengan luwes dan ramah berjalan berkeliling, fasih berbahasa Inggris,
Prancis, dan Jerman, dan melaksanakan pekerjaannya dalam penyamaran
tugasnya di kedutaan.

Ia tidak bisa menghitung lagi minggu-minggu yang dilewatkannya seorang diri,


ketika anak-anak masih kecil dan Karpov masih seorang perwira junior, rumah
mereka hanyalah sebuah apartemen yang kecil dan sempit tanpa pembantu,
sementara Karpov sedang dalam perjalanan, atau menunaikan tugas, atau
sedang berdiri di bawah bayang-bayang Tembok Berlin menantikan seorang
kurir yang akan pulang ke Timur.

Ia telah mengenal kepanikan dan ketakutan yang

85

dirasakan oleh orang yang bahkan tidak bersalah, yaitu kata u;—di sebuah pos
di negara asing—salah seorang rekan Karpov menyeberang ke Barat, dan orang-
orang KR (kontra-intelijen) menanyai dia selama berjam-jam tentang apa yang
mungkin telah dikatakan orang itu atau istrinya kepadanya. Saat itu ia
memandang dengan rasa kasihan pada istri si pembelot, seorang wanita yang
dikenalnya dengan baik tapi yang sekarang ia tak berani mendekatinya, yang
www.ac-zzz.tk

dikawal keluar menuju pesawat Aeroflot yang menunggunya. Memang ini risiko
pekerjaan, demikian kata Karpov setiap kali ia menghiburnya.

Itu sudah lama lewat Sekarang Zhenia-nya sudah menjadi jenderal; apartemen
di Moskow itu sejuk dan luas; ia telah membual dacha mereka menjadi cantik
dalam cara yang disukai suaminya, dengan kayu cemara dan permadani,
nyaman tapi bersuasana pedesaan. Dua anak laki-laki merupakan kebanggaan
mereka; keduanya sudah di universitas, satu akan menjadi dokter, dan satunya
lagi akan menjadi ahli fisika. Tidak akan ada lagi apartemen-apartemen
kedutaan yang mengerikan, dan liga tahun lagi Karpov akan pensiun dengan
diberi penghargaan dan dana pensiun yang banyak. Jadi, kalau ia sedikit
bersenang-senang satu malam setiap minggunya, ia tidak berbeda dengan
kebanyakan rekan seumurnya. Mungkin itu lebih baik daripada kalau suaminya
menjadi seorang pemabuk konyol, seperti beberapa rekannya, atau

86

seorang mayor yang dikirim ke salah satu republik di Asia yang terkutuk, untuk
mengakhiri kariernya di sana. Toh, ia tetap mengeluh di dalam hati.

Kantor polisi Partick bukanlah bangunan yang paling memikat di kota Glasgow
yang cantik, tapi Carmichael dan Preston tidak sedang melakukan wisata untuk
mengagumi arsitektur kota. Mereka lebih tertarik pada productions dari
peristiwa pengeroyokan/bunuh diri di malam sebelumnya, yang lelah ditangani
oleh kantor polisi setempat Sersan yang bertugas di meja penerima tamu
mengalihkan tugasnya pada seorang constable dan ia mengantarkan mereka ke
belakang, di mana ia lalu membuka kunci sebuah pintu ruangan yang penuh
dengan filing cabinet Tanpa menunjukkan keheranan, ia menerima kartu
Carmichael dan percaya akan penjelasannya bahwa ia dan rekannya harus
memeriksa productions itu untuk melengkapi laporan mereka, bahwa orang
yang mati ilu adalah pelaut asing dan sebagainya. Sersan itu tahu tentang
laporan-laporan; ia menghabiskan separo hidupnya dengan menyusun laporan-
laporan. Tapi ia meninggalkan ruangan itu sementara mereka membuka
kantong-kantong dan memeriksa isinya.

Preston memulai dengan sepatu, memeriksa kemungkinan tumit palsu, sol yang
bisa dicopot, atau rongga di ujung sepatu, di bagian jari-jari. Tidak ada apa-
apa. Kaus kaki diperiksa dengan lebih cepat, begitu juga celana dalam. Arloji
itu—bagian

87

belakangnya dicopotnya—tapi itu hanya arloji biasa. Pemeriksaan celana


panjang makan waktu lebih lama; ia meraba semua kelim dan jahitan pinggir,
mencari-cari jahitan baru atau sesuatu yang tebal yang bukan disebabkan oleh
lipatan ganda bahan tekstilnya. Tidak ada apa-apa.
www.ac-zzz.tk

Sweater berleher tinggi yang dipakai orang itu gampang diperiksa; tidak ada
kelim dan tidak ada kertas yang disembunyikan atau benjolan keras, la
menghabiskan waktu lebih banyak ketika memeriksa anorak, tapi tetap saja
tidak ada hasilnya. Ketika sampai pada kantong kanvas, ia bertambah yakin
bahwa kalau Kamerad Semyonov yang misterius memang membawa sesuatu,
maka jawabannya terletak di sini.

Ia mulai dengan sweater tergulung yang tadinya ada di dalam kantong kanvas,
lebih untuk menyingkirkan berbagai kemungkinan dan bukan untuk maksud lain.
Ternyata bersih. Lalu ia mulai menggarap kantong kanvas itu sendiri. Selengah
jam kemudian berubah ia puas dan yakin bahwa alasnya hanyalah sebuah
lempeng kanvas yang dijahit ganda, sisi-sisinya dari kanvas tunggal, dan lubang-
lubang logam di bagian alasnya bukanlah transmiter mini dan tali penutupnya
bukan antene rahasia.

Jadi tinggal kaleng tembakau ilu. Kaleng itu buatan Rusia, sebuah kaleng biasa
yang tutupnya bersekrup dan masih menyebarkan aroma tembakau yang tajam.
Kapas itu benar kapas, lalu ting—

88

gal tiga disk atau lempeng logam itu: yang dua mengkilap, seperti aluminium,
ringan sekali; yang satu kusam dan berat, seperti timah. Ia duduk menatap
ketiganya sebentar setelah diletakkan di atas meja; Carmichael
memandangnya, dan sersan ilu memandang ke lantai.

Yang membingungkan bukannya karena lempeng-lempeng itu merupakan


sesuatu; yang membingungkan adalah bahwa lempeng-lempeng ilu tidak
menyerupai apa pun. Lempeng-lempeng aluminium ilu tadinya berada di atas
dan di bawahnya terletak lempeng yang berat itu; yang berat garis tengahnya
lima sentimeter, dan yang ringan tujuh setengah sentimeter. Ia berusaha
membayangkan apa fungsi yang mungkin dipunyai oleh lempeng-lempeng ilu,
dalam komunikasi radio, dalam menerapkan kode atau memecahkan kode,
dalam fotografi. Dan jawabannya adalah—tidak ada. Ilu cuma lempeng logam
biasa. Toh, ia masih saja yakin sekali bahwa orang itu memilih mati daripada
membiarkan lempeng itu jatuh ke tangan para Ned—yang barangkali hanya
akan membuangnya ke selokan—atau membiarkan dirinya tertangkap dan
diinterogasi tentang lempeng ilu.

Presion bangkit dan mengusulkan makan siang. Sersan itu, yang merasa ia telah
membuang waktu sia-sia pagi ilu, mengembalikan barang-barang ilu ke
kantong-kantongnya semula dan menguncinya di dalam filing cabinet Lalu ia
mengantarkan mereka keluar.

89
www.ac-zzz.tk

Selama makan siang di Pond Hotel—Preslon telah mengusulkan agar mereka


naik mobil melewati tempat terjadinya pengeroyokan—ia minta diri untuk
menelepon. “Barangkali agak lama,” katanya kepada Carmichael. “Minumlah
brandy Sassenach s.”

Carmichael menyeringai. “Akan saya lakukan, dan saya akan membuat toast
untuk Bannock-burn.”

Tanpa terlihat dari dalam ruang makan itu, Preston meninggalkan hotel dan
berjalan menuju bengis.’ Ťd?.? pompa bensin BP, dia membeli keperluan-
keperluan kecil di toko yang bersebelahan dengannya. Ia lalu berjalan balik ke
hotel dan menelepon ke London, la memberikan kepada asistennya. Bright,
nomor telepon kantor polisi Partick dan mengatakan kepadanya dengan tepat
jam berapa ia ingin ditelepon balik.

Setengah jam kemudian, Preston dan Carmichael sudah kembali ke kantor


polisi lagi, sersan itu sambil mengomel mengantarkan mereka sekali lagi ke
ruangan tempat barang-barang milik korban disimpan. Preslon duduk di
belakang meja yang menghadap ke telepon dinding di seberang ruangan. Di
depannya, di atas meja, ia meletakkan pakaian-pakaian dari kantong-kantong
ilu dan membentuknya seperti barikade. Pada jam tiga telepon berdering;
pusat kontrolnya menunjukkan telepon ilu datang dari London. Sersan itu yang
mengangkatnya.

90

“Untul* Anda, sir. London bicara,” katanya pada Preslon.

“Bisakah Anda menjawabnya?” Preslon meminta Carmichael. “Coba lihai


apakah ilu penting.”

Carmichael bangkit dan melintasi ruangan ke tempat sersan itu masih


memegangi telepon. Untuk sesaat kedua pria Skotlandia itu menghadap ke
dinding.

Sepuluh menit kemudian Preston sudah selesai dengan semua yang ingin
dilakukannya. Carmichael mengantarkannya ke bandara.

“Saya akan mengirimkan laporan, tentu saja,” kata Preston. “Tapi saya tidak
mengerti mengapa orang Rusia itu begitu cemas. Berapa lama barang-barang
milik korban akan dikunci di Partick?”

“Oh, masih berminggu minggu lagi. Konsul Soviet telah diberitahu tentang ilu.
Pencarian gerombolan Ned itu masih terus dilakukan, tapi akan makan waktu
lama. Mungkin kami akan menangkap salah satu dari mereka dengan tuduhan
lain supaya ia mau ‘menyanyi’. Tapi saya meragukan itu.”
www.ac-zzz.tk

Preston melakukan check in untuk pesawatnya, la diminta naik dengan segera.

“Anda tahu, konyolnya adalah,” kata Carmichael saat ia mengantarkan Preslon,


“seandainya si Rusia itu bersikap tenang-tenang saja, kami pasti sudah
mengantarkan dia kembali ke kapalnya dengan

91

permintaan maaf kami—dia dan mainannya yang kecil-kecil itu.”

Saat pesawat naik ke angkasa, Preston pergi ke toilet untuk bisa berada
sendiri, dan ia mengamati ketiga lempeng yang telah dibungkusnya dalam
saputangannya. Masih saja lempeng-lempeng itu belum berarti apa-apa
baginya.

Ketiga benda kecil yang diperolehnya dari toko bengkel di sebelah pompa
bensin dan yang ditukarnya dengan “mainan kecil” Rusia ilu akan bertahan
untuk sementara waktu. Sementara itu ada seseorang yang akan dimintanya
memeriksa lempeng-lempeng logam itu. Orang itu bekerja di luar kota London,
dan Bright seharusnya sudah meminta dia untuk menunggu di petang hari
Jumat itu sampai Preston tiba.

Karpov tiba di dacha Jenderal Marchenko saat hari sudah gelap, pada jam tujuh
lebih sedikit Pintu dibukakan oleh ajudan sang Jenderal, yang mengantarkan
dia ke ruang duduk. Marchenko sudah berdiri dan nampak terkejut dan senang
melihat temannya dari dinas intelijen yang lain yang lebih besar. “Yevgeni
Scrgcivitch,” ia berseru. “Apa yang membawamu ke gubukku yang jelek ini?”

Karpov membawa tas belanjaan di tangannya, la mengacungkannya dan


melongok ke dalamnya. “Salah satu anak buahku baru saja kembali dari Turki,
lewat Armenia,” katanya. “Anak pintar, ia

92

tak pernah pulang dengan tangan kosong. Karena tak ada yang bisa dibeli di
Anatolia, ia singgah di Erevan dan memasukkan ini ke dalam kopernya.” la
mengeluarkan satu dari empat botol yang ada di dalam tas itu, yang terbaik
dari semua brandy Armenia.

Mata Marchenko berbinar. “AkJitamarr ia berseru. “Hidup FCD! Selalu terbaik


untuk FCD.”

“Nah,” Karpov melanjutkan dengan santai, “aku tadi sedang dalam perjalanan
menuju vilaku, dan aku berpikir: Siapa yang sekiranya mau minum segelas
Akhtamar untuk merayakan ini? Dan muncullah jawabannya: Pyolr Marchenko
sahabatku. Jadi kubelokkan mobilku. Apa sebaiknya kita coba cicipi?
www.ac-zzz.tk

Marchenko tertawa berderai-derai. “Sasha! Minta gelas!” ia berseru.

••

Preston mendarat pada jam lima kurang sedikit, mengambil mobilnya dari
titipan mobil jangka pendek, lalu menuju jalan raya M4. Dia tidak berbelok ke
timur ke arah London, tapi mengambil jalur barat yang menuju Berkshire. Tiga
puluh menit kemudian ia sampai ke tujuannya, sebuah lembaga yang terletak
di pinggiran desa Aldcrmaston.

Dikenal sebagai “Aldcrmaslon”, Lembaga Riset Senjata Atom (Atomic Weapons


Research Estab-

>—’

93

lishmcni) yang sering menjadi bulan-bulanan para pengunjuk rasa pro-


perdamaian ini sebenarnya merupakan suatu lembaga mulli-disiplin. Pekerja-
pekerjanya memang merancang dan membuat senjata-senjata nuklir, tapi
lembaga ini juga mempunyai peneliti-peneliti kimia, fisika, peledak
konvensional, teknik, matematika murni dan terapan, radiobiologi, kedokteran,
standar kesehatan dan keamanan, dan elektronika. Di samping ilu, ia memiliki
departemen metalurgi yang sangat baik.

Bertahun-tahun sebelumnya, salah satu ilmuwan yang bermukim di


Aldermaston memberikan ceramah pada sekelompok pejabat dinas intelijen di
Ulster mengenai jenis-jenis logam yang digemari oleh para pembuat bom IRA
dalam menciptakan peralatan mereka. Preston saat ilu hadir sebagai pendengar
dan masih ingal nama ilmuwan tersebut

Dr. Dafydd Wynne-Evans sedang menunggunya di mulut lorong. Preston


memperkenalkan diri dan mengingatkan Dr. Wynne-Evans tentang ceramahnya
bertahun-tahun yang lalu.

“Well, well, luar biasa daya ingat Anda,” kata ilmuwan itu dengan aksen Welsh
yang berirama naik-turun. “Baiklah, Mr. Preston, apa yang bisa saya bantu?”

Preston meraba-raba sakunya, mengeluarkan saputangannya, dan


mengulurkannya untuk menunjukkan ketiga lempeng bundar yang terbungkus di
dalamnya. “Ini diambil dari seseorang di Glas—

94

gow,” katanya. “Saya sungguh tidak tahu ini apa. Saya ingin tahu ini apa dan
apa fungsinya.”
www.ac-zzz.tk

Doktor itu mengamatinya dengan cermat “Dipakai untuk maksud jahat, begitu
pikir Anda?”

“Boleh jadi.”

“Sulit dipastikan tanpa dites terlebih dulu,” kata ahli metalurgi ilu. “Begini,
saya ada acara makan malam nanti dan pesta pernikahan putri saya besok. Apa
bisa tesnya saya lakukan hari Senin dan menghubungi Anda setelah itu?”

“Senin tak jadi masalah,” kata Preston. “Sebenarnya, saya akan cuti beberapa
hari. Saya akan berada di rumah. Bolehkah saya beri Anda nomor telepon yang
di Kensington?”

Dr. Wynne-Evans bergegas ke lantai atas, mengunci lempeng-lempeng logam


bundar itu di lemari besinya untuk malam ilu, mengucapkan salam kepada
Preslon, dan bergegas pergi untuk menghadiri acara makan malamnya. Preston
mengendarai mobilnya menuju London.

Sementara Preston berada di jalan, slasiun radio penerima di Menwith Hill di


Yorkshire menangkap squirt—sebuah bunyi lengking tunggal dari sebuah
transmiter rahasia. Menwith-lah yang menangkapnya terlebih dahulu, tapi
Brawdy di Wales dan Cbicksands di Bedfordshire juga menangkap bunyi itu dan
komputernya mencatat nada-nada silangnya. Sumbernya ternyata di daerah
bukit-bukit di sebelah utara Sheffield.

95

Ketika pojisi Sheffield tiba di sana, titik lokasi itu ternyata terletak di tepi
jalan yang sepi, antara Bamsley dan PontcfracL Tidak ada orang di sana.

Tak lama kemudian, petang itu juga, salah satu petugas jaga di GCHQ
Cheltenham melapor di kantor petugas kepala.

“Orangnya sama,” kata petugas itu. “Ia pasti naik mobil dan punya peralatan
canggih. Ia hanya mengudara selama lima delik, dan nampaknya sandinya tak
teruraikan. Pertama Distrik Derbyshire Peak, sekarang bukit-bukit Yorkshire.
Kelihaiannya dia beroperasi di kawasan Midlands utara.”

“Terus ikuti dia,” kata sang kepala. “Sudah berpuluh tahun kita tidak melihat
transmiter pasif tiba-tiba jadi aktif. Aku ingin tahu apa sebenarnya yang
disampaikannya.”

Apa yang telah disampaikan Mayor Valcri Petrofsky, yang ditransmisikan oleh
operatornya setelah dia lama pergi, adalah: Kurir Dua tidak pernah muncul.
Ben kahar secepatnya kapan pengganti tiba.
www.ac-zzz.tk

Botol pertama brandy Akhtamar nampak berdiri di meja dalam keadaan kosong,
dan yang kedua juga sudah mulai digarap. Marchenko merah wajahnya, tapi ia
bisa menenggak dua botol dalam sehari jika suasana hatinya sedang bagus, jadi
dia masih bisa mengendalikan diri.

Karpov, walaupun dia jarang minum untuk kenikmatan, dan lebih jarang lagi
minum sendirian.

96

telah menyesuaikan perutnya selama bertahun-tahun berdinas di kalangan


diplomatik. Ia tetap bisa berpikir jernih walaupun banyak minum. Kecuali itu,
tadi dia telah memaksakan makan seperempat kilogram mentega putih sebelum
meninggalkan Yasyenevo, dan meskipun rasanya tadi ia hampir tercekik, lemak
mentega itu kini melindungi perutnya dan menyerap efek-efek yang
ditimbulkan minuman beralkohol.

“Apa yang kaukerjakan akhir-akhir ini, Petya?” ia bertanya, dengan sengaja


menggunakan sebutan dengan singkatan nama yang kedengaran lebih akrab.

Mata Marchenko menyipit. “Mengapa kau bertanya?”

“Ayolah, Petya, kita kan sudah berteman lama sekali. Ingat waktu
kuselamatkan kau di Afghanistan liga tahun yang lalu? Kau berutang budi
padaku. Apa yang sedang terjadi sebenarnya?”

Marchenko ingat itu. Ia mengangguk dengan muram. Pada tahun 1984 ia


mengepalai sualu operasi besar-besaran GRU melawan para pemberontak
muslim dekat Khyber Pass. Ada salu pemimpin gerilya yang menonjol yang
melancarkan serangan-serangan ke Afghanistan, dengan menggunakan kamp-
kamp pengungsi di Pakistan sebagai basisnya. Marchenko saat itu dengan nekat
mengirimkan sepasukan penggempur melewati perbatasan untuk menangkap
dia. Pasukan ini mengalami musibah. Orang-orang Afghanistan pro-97

Soviet itu telah diketahui penyamarannya oleh kaum Pathan dan dibunuh
dengan cara mengerikan. Satu-satunya orang Rusia yang berada bersama
mereka untung sekali masih hidup; kaum Pathan itu lalu menyerahkan dia ke
tangan para pejabat Pakistan di Distrik Perbatasan Barat Laut karena
mengharapkan bisa ditukar dengan senjata.

Marchenko saat itu berada dalam posisi yang amat berbahaya. Ia meminta
pertolongan pada Karpov, yang saat itu menjabat kepala Direktorat Ilegal, dan
Karpov mengirimkan salah satu agen Pakistan-nya yang terbaik di Islamabad
untuk melakukan tugas yang sangat berbahaya, yaitu menyeberangkan orang
Rusia itu kembali melewati perbatasan. Kalau tidak, bisa saja terjadi insiden
www.ac-zzz.tk

internasional yang menghancurkan karier Marchenko, dan ia mungkia akan


berada dalam daftar pejabat Soviet yang kariernya runtuh di negeri neraka itu.

“Ya, baiklah, aku tahu aku berutang padamu, Zhcnia, lapi jangan tanya apa
yang kukerjakan beberapa minggu terkhir ini. Tugas khusus, sangat khusus. Top
secret— tahu apa maksudku?” Ia mengetuk sisi hidungnya dengan telunjuknya
yang mirip sosis dan mengangguk dengan muram.

Karpov mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengisi kembali gelas jenderal


GRU itu dengan brandy dari botol ketiga. “Tentu saja aku tahu, maafkan
pertanyaanku tadi,” katanya dengan man—

98

tap. “Aku tak akan menyebut-nyebut itu lagi. Tak akan menyebut-nyebut
operasi itu lagi.”

Marchenko menggerak-gerakkan jarinya lidak setuju. Matanya merah. Ia


mengingatkan Karpov akan seekor babi hutan yang terluka di semak-semak,
otaknya kabur karena alkohol, bukan karena rasa sakit atau kehilangan darah—
lapi toh tetap saja ia masih berbahaya. “Bukan operasi… tidak ada operasi…
dibatalkan. Disumpah untuk lutup mulut… kami semua. Sangat tinggi di ‘-s…
lebih tinggi daripada yang bisa kaubayangkan. Jangan menyebut-nyebut itu
lagi, ya?”

“Mimpi pun aku tak berani,” kata Karpov, sambil mengisi gelas-gelas itu lagi. Ia
memanfaatkan keadaan mabuk Marchenko dengan menuangkan lebih banyak
brandy ke gelas Marchenko daripada ke gelasnya sendiri, tapi ia toh merasa
sudah mulai sulit memfokuskan gerakannya.

Dua jam kemudian, botol Akhtamar terakhir sudah terminum sepertiganya.


Marchenko sudah loyo, dagunya menempel di dada. Karpov mengangkat
gelasnya mengajak toast untuk yang ke-sekian kalinya. “Ini untuk melupakan
segalanya.”

“Melupakan?” Marchenko menggelengkan kepala tidak mengerti. “Aku lidak


apa-apa. Bisa minum dengan kalian berandal-berandal FCD di bawah meja,
kapan Saja. Tidak perlu dilupakan….”

“Bukan begitu,” Karpov meluruskan. “Melupakan rencana itu. Kan itu yang
harus kita lupakan?”

99

“Aurora? Benar, lupakan ilu. Meskipun gagasan bagus sebenarnya.”


www.ac-zzz.tk

Mereka minum lagi. Karpov mengisi gelas lagi. “Terkutuklah mereka semua,” ia
memancing. “Terkutuklah Philby… dan para akademisi itu.”

Marchenko mengangguk setuju, brandy yang tumpah dari mulutnya meneles-


netes dari gelambir di dagunya.

“Krilov? Si brengsek. Lupakan mereka semua.”

Jam menunjukkan tengah malam ketika Karpov berjalan terhuyung-huyung ke


mobilnya, la menyandar pada sebatang pohon, menusukkan dua jarinya ke
tenggorokannya, dan memuntahkan apa yang bisa dimuntahkannya ke atas
salju. Menghirup udara malam yang beku cukup melegakan dadanya, tapi
menyetir mobil ke dacha-nya sama saja dengan bunuh diri. Tapi toh ia berhasil
mencapai dacha-nya dengan bumper penyok dan dua guratan besar di body
mobilnya. Ludmilla yang belum tidur, mengenakan housecoat, dan ia
mengantarkan suaminya ke tempat tidur, amat cemas karena mengira bahwa
Karpov menyetir sendiri dari Moskow dalam keadaan seperti itu.

Di pagi hari Sabtu, John Preston naik mobil ke Tonbridgc untuk menjemput
putranya. Tommy. Seperti biasanya, kalau ayahnya menjemputnya dari
sekolah, anak itu berbicara dengan penuh semangat, tentang semester yang
baru lewat, apa yang akan terjadi pada semester berikutnya,

100

rencana-rencana selama liburan yang baru saja mulai, pujian-pujian terhadap


para sahabatnya dan sifat-sifat baik mereka, dan keluhan-keluhan mengenai
orang-orang yang tidak disukainya.

Bagi Preslon, perjalanan balik ke London merupakan suatu kebahagiaan, la


menyebutkan berbagai rencananya selama satu minggu yang akan mereka
lewati bersama dan merasa gembira karena Tommy rupanya menyetujuinya.
Wajah anak itu hanya sekali berubah muram ketika teringat bahwa ia akan
diantarkan kembali, seminggu kemudian, ke apartemen Mayfair yang cantik dan
sangat mewah di mana Julia tinggal dengan kekasihnya, seorang pengusaha
pakaian jadi. Laki-laki itu cukup tua untuk menjadi kakek Tommy, dan Preston
menduga bahwa kalau hubungan mereka terganggu, maka itu akan
menyebabkan suasana menjadi rusak.

“Dad,” kata Tommy saat mereka meluncur melewati Vauxhall Bridge,


“mengapa aku lak bisa tinggal dengan Daddy seterusnya?”

Preslon menghela napas. Tidak mudah menjelaskan perpecahan dalam


pernikahan, atau harga yang harus dibayar untuk itu, kepada seorang anak
berumur dua belas tahun. “Karena,” kalanya dengan hati-hati, mmummy-mu
dan Archie belum benar-benar menikah. Kalau aku memaksakan perceraian
www.ac-zzz.tk

resmi, Mummy bisa saja menuntut dan memperoleh allowance—tunjangan—


dariku yang disebut maintenance. Ini tidak bisa kutanggung karena

101

gajiku kecil. Paling lidak, lidak akan cukup unluk memenuhi kebuluhanku
sendiri, biaya sekolahmu, dan mummy-mu. Tidak akan cukup untuk semua itu.
Dan jika aku tidak mampu membayar allowance itu, pengadilan bisa saja
memutuskan bahwa paling baik kau harus tinggal dengan mummy-mu. Kalau
begitu maka kita lidak akan bisa bertemu sesering yang kita lakukan sekarang
ini.”

“Aku tidak tahu bahwa masalahnya ternyata uang,” kala anak itu dengan sedih.

“Pada akhirnya, kebanyakan masalah akan sampai ke uang. Menyedihkan, tapi


benar. Bertahun-tahun yang lalu, seandainya aku bisa menunjang suatu
kehidupan yang lebih layak unluk kila bertiga. Mummy dan aku mungkin tidak
sampai harus berpisah. Saat itu aku cuma seorang perwira Angkatan Darat, dan
bahkan selelah aku lepas dari Angkatan Darat dan bekerja di Kemcnlerian
Dalam Negeri, gajiku masih saja tidak cukup.”

“Sebenarnya apa saja yang Daddy lakukan di Kementerian Dalam Negeri?”


tanya anak itu. la sedang berusaha mengalihkan pembicaraan tentang
orangtuanya yang berpisah, seperti biasanya anak-anak ingin melupakan
sesuatu yang menyakitkan

perasaan mereka.

“Oh, aku ini semacam pegawai kecil di pemerintahan,” kata Preston.

mCosht pasti sangat membosankan, ya?”

102

“Ya,” Preslon mengakui, “kukira memang begitu.”

Tengah hari Ycvgeni Karpov bangun, dengan kepala sangat berat yang hanya
bisa sedikit ditolong dengan setengah lusin aspirin. Setelah makan siang ia
merasa lebih enakan dan memutuskan untuk pergi berjalan-jalan.

Ada sesuatu yang menggelitik di sudut benaknya—sebuah kenangan, setengah


rekoleksi, bahwa ia pernah mendengar nama Krilov suatu saat belum lama
berselang ini. Ini terus mengganggunya. Salah satu buku referensi di dacha itu,
yang dianggap khusus dalam daftar, memberikan keterangan tentang Krilov,
Vladimir Ilich: ahli sejarah, guru besar di Universitas Moskow, anggota seumur
hidup Partai, anggola Akademi Ilmu Pengetahuan, anggola Soviet Tertinggi, dan
www.ac-zzz.tk

sebagainya, dan sebagainya. Semua itu ia sudah tahu; tapi masih ada sesuatu
yang lain. Ia melangkah menembus salju, kepalanya tertunduk, merenung
dalam-dalam.

Anak-anak pergi main ski, memanfaatkan lapisan salju bagus yang terakhir
sebelum datangnya cuaca panas yang akan merusak semua itu. Ludmilla
Karpova berjalan di belakang, mengikuti suaminya. Ia tahu suasana hati
suaminya dan lidak mau mengganggu. Tadi malam dia kaget sekali melihat
kondisi suaminya, tapi kemudian merasa lega. Ia tahu suaminya hampir tidak
pernah minum—dan belum pernah seberat itu—yang

103

membuktikan bahwa ia tidak mengunjungi pacarnya. Mungkin ia benar-benar


melewatkan waktu dengan seorang rekan dari GRU, salah satu dari yang bisa
disebut tetangga. Apa pun yang terjadi kemarin, ada sesuatu yang sedang
memenuhi pikirannya, tapi yang jelas bukan perempuan yang di Arbat itu.

Pada jam tiga lebih sedikit, entah bagaimana ia mengutak-atik dalam


benaknya, jawabannya muncul begitu saja. la menghentikan langkahnya
beberapa meter di depan istrinya dan berkata, “Sialan! Tentu saja,” dan
semangatnya langsung pulih. Sambil tersenyum lebar, ia menggandeng istrinya,
dan mereka berjalan balik ke dacha.

Jenderal Karpov tahu bahwa ia akan melakukan sedikit riset di kantornya


keesokan harinya, dan bahwa ia akan mengunjungi Profesor Krilov di
apartemen Moskow-nya pada hari Senin petang.

r* W T Dilarang xneng-komersil-kaa atau

kesialan menimpa anda selamanya

104

15

telepon di pagi hari Senin itu menahan John Preston persis ketika dia sudah
akan pergi dengan putranya.

“Mr. Preston? Dafydd Wynne-Evans di sini.”

Untuk sejenak nama itu tidak memberikan arti apa-apa; lalu Preston teringat
akan permintaannya di pelang hari Jumat yang lalu.

“Saya telah memeriksa lempeng logam kecil punya Anda itu. Sangat menarik.
Apa Anda bisa datang ke sini dan berbincang-bincang sedikit?”
www.ac-zzz.tk

“Well, sebenarnya, saya sedang cuti beberapa hari,” kata Preslon. “Bagaimana
kalau akhir pekan ini saja?”

Hening sejenak di ujung sana, di Aldermaston. “Saya kira sebaiknya sebelum


itu, kalau Anda bisa menyisihkan waktu.”

“Er… oh… well, bisakah Anda jelaskan garis besarnya saja melalui telepon?”

“Jauh lebih baik kalau kita membicarakannya empat mata,” kata Dr. Wynne-
Evans.

105

Preston berpikir sebentar. Ia berniat akan membawa Tommy ke Windsor Safari


Park seharian. Tapi taman itu juga terletak di Berkshire. “Apa bisa saya datang
sore ini—katakanlah, sekitar jam lima?” ia bertanya. • “Jam lima? Setuju,” kata
ilmuwan itu. “Sebutkan nama saya pada penerima tamu. Saya akan minta Anda
diantarkan ke atas.”

Profesor Krilov tinggal di lantai teratas sebuah bangunan apartemen di


Komsomolski Prospek! yang memiliki sudut pandang yang jelas ke arah Sungai
Moskva dan yang dekat dengan universitas yang terletak di tepi sungai sebelah
selatan. Jenderal Karpov menekan bel pintu pada jam enam lebih sedikit, dan
pintu dibukakan oleh sang akademisi sendiri. Ia mengamati tamunya, tetapi
gagal mengenali siapa dia.

“Kamerad Profesor Krilov?”

“Ya.”

“Nama saya Yevgeni Karpov. Apa kita bisa berbincang-bincang sebentar?”

Ia memperlihatkan kartu identitasnya. Profesor Krilov mengamatinya,


menyadari pangkat Karpov dan menyadari kenyataan bahwa tamunya datang
dari Direktorat Utama Satu KGB. Lalu kartu itu dikembalikannya dan memberi
isyarat pada Karpov agar masuk. Ia mendahului masuk ke ruang duduk yang
diperlengkapi dengan baik, menerima mantel tamunya, dan menyilakan dia
duduk.

106

“Apa yang membuat saya memperoleh kehormatan ini?” ia bertanya setelah


duduk berhadapan dengan Karpov. Ia sendiri adalah orang yang cukup
terkemuka dalam bidangnya, dan sama sekali lidak merasa rendah diri
berhadapan dengan seorang jenderal KGB.
www.ac-zzz.tk

Karpov menyadari bahwa profesor ini memang berbeda. Erita Philby bisa
dikecoh sehingga mengungkapkan keberadaan sopir itu; Gregoriev bisa ditakut-
takuti dengan pangkatnya yang penuh kekuasaan; Marchenko adalah teman
lama dan seorang peminum berat Tapi Krilov berkedudukan tinggi dalam Partai,
Soviet Tertinggi, Akademi Ilmu Pengetahuan, dan jajaran penguasa negeri.
Karpov memutuskan unluk tidak membuang-buang waktu, tapi memainkan
kartunya dengan cepat dan tanpa ampun. Itulah jalan satu-satunya.

“Profesor Krilov, demi kepentingan negara, saya ingin Anda memberitahukan


kepada saya tentang sesuatu. Saya ingin Anda memberitahukan kepada saya
tentang Rencana Aurora.”

Krilov duduk di situ seakan ia baru saja ditampar. Kemudian wajahnya


memerah karena marah. “Jenderal Karpov, Anda telah bertindak berlebihan,”
ia membentak. “Saya tidak mengerti apa yang Anda bicarakan.”

“Saya yakin Anda tahu,” kata Karpov dengan tenang, “dan saya kira Anda
sebaiknya mengatakan kepada saya rencana itu menyangkut apa.”

Sebagai jawaban, Krilov mengangkat tangannya

107

dengan sikap memberi perinlah. “Harap tunjukkan kewenangan Anda.”

“Kewenangan saya adalah pangkat saya dan pengabdian saya,” kata Karpov.

“Kalau Anda lidak membawa surai kewenangan ydng ditandatangani oleh


Kamerad Sekretaris Jenderal, berarti Anda sama sekali tidak mempunyai
kewenangan,” kata Krilov dengan dingin. Ia bangkit dan menghampiri telepon.
“Malahan, saya pikir sudah waktunya rangkaian pertanyaan Anda itu dilaporkan
kepada seseorang yang jauh lebih tinggi pangkatnya daripada Anda sendiri.”

la mengangkat telepon itu dan sudah akan memutar nomornya.

“Itu bukan gagasan yang baik,” kala Karpov. “Tahukah Anda bahwa salah satu
rekan konsultan Anda, Philby, pensiunan kolonel KGB, hilang?”

Krilov tidak jadi memutar nomor. “Apa maksud Anda, hilang?” ia bertanya.
Secercah keraguan mulai menggoyahkan sikapnya yang tadinya sangat tegar.

“Silakan duduk dan harap dengarkan saya sampai selesai,” kata Karpov.
Akademisi itu mematuhinya. Di ruangan lain apartemen itu, sebuah pintu
nampak membuka. Dari dalamnya terdengar bunyi musik jazz Barai, yang
segera reda saat pintu ditutup kembali.
www.ac-zzz.tk

“Maksud saya hilang,” Karpov melanjutkan, “hilang dari apartemennya,


sopirnya dikeluarkan,

108

istrinya tidak tahu dia di mana atau kapan dia kembali—kalau dia kembali.”

Itu adalah suatu taruhan—suatu taruhan yang sangat berbahaya. Tapi sorot
mata profesor ilu mulai menampakkan kekuatiran. Lalu dia mencoba
menenangkan diri. “Tidak ada alasan bagi saya unluk memperbincangkan
urusan negara dengan Anda, Kamerad Jenderal. Saya kira saya harus meminta
Anda unluk pergi.”

“Tidak semudah itu,” kata Karpov. “Katakan, Profesor, Anda mempunyai putra.
Leonid, bukan?”

Dialihkannya pokok pembicaraan dengan tiba-tiba benar-benar membuat sang


Profesor terperangah. “Ya,” ia mengakui. “Benar, jadi kenapa?”

“Izinkan saya menjelaskan,” kala Karpov.

Di bagian lain benua Eropa, John Preslon dan putranya sedang berada dalam
mobil, keluar dari Windsor Safari Park di penghujung hari musim semi yang
hangat.

“Aku harus mampir dulu ke satu tempat sebelum kita pulang,” kata Preslon.
“Tidak jauh dan tidak akan lama. Pernahkah kau ke Aldcrmaslon?”

Mata anak ilu terbuka lebar. “Pabrik bom itu?” ia bertanya.

“Sebenarnya bukan pabrik bom,” Preslon meluruskan, “tapi sebuah lembaga


riset”

“Belum pernah, belum pernah. Kita akan ke sana? Apakah kita akan diizinkan
masuk?”

“Well, aku akan diizinkan. Kau harus menunggu

109

di mobil. Tapi tidak akan lama.” Ia berbelok ke arah utara untuk memotong
masuk ke jalan raya M4.

“Putra Anda pulang sembilan minggu yang lalu dari kunjungan ke Canada, di
mana dia bertindak sebagai salah satu penerjemah untuk sebuah delegasi
perdagangan,” Karpov memulai dengan perlahan.
www.ac-zzz.tk

Krilov mengangguk. “Jadi?”

“Ketika dia berada di sana, anak buah saya dari bagian kontra-intelijen
mengamati bahwa seorang anak muda yang menarik menghabiskan banyak
waktu—terlalu banyak waktu, begitulah ia dinilai—dengan mencoba membual
percakapan dengan para anggota delegasi kita, terularna para anggota muda—
sekretaris, penerjemah, dan sebagainya. Anak muda ini kemudian difoto dan
akhirnya diidentifikasi sebagai seorang agen penjebak—warga Amerika, bukan
Canada, dan hampir pasti bekerja untuk CIA. Akibatnya, ia lalu diawasi dan
ternyata telah melakukan rendezvous dengan putra Anda, Leonid, di sebuah
kamar hotel. Bukan maksud saya untuk membesar-besarkan, pasangan itu
ternyata terlibat dalam suatu affair yang singkat tapi sangat bergairah.”

Wajah Profesor Krilov menunjukkan kemarahan yang sangat. Dia sampai sulit
mengeluarkan kata-kata. “Beraninya Anda. Beraninya Anda secara tidak sah
datang kemari untuk melakukan

110

pemerasan terhadap saya, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan dan Soviet


Tertinggi. Partai akan mendengar tentang ini. Anda tahu aturannya: hanya
Partai sendiri yang bisa mendisiplinkan Partai. Anda memang benar seorang
jenderal KGB, tapi Anda telah jauh melampaui wewenang Anda, Jenderal
Karpov.”

Yevgeni Karpov duduk di situ seakan ia takut, menatap meja, sementara


profesor itu terus berbicara.

“Jadi, putra saya meniduri seorang gadis asing ketika berada di Canada. Bahwa
gadis itu ternyata warga Amerika adalah satu hal yang sama sekali tidak
disadarinya. Ia kurang hati-hati, barangkali, tapi tidak lebih dari itu. Apakah ia
lalu diperalat oleh gadis CIA itu?”

“Tidak,” Karpov mengakui.

“Apakah ia membocorkan rahasia negara?”

“Tidak.”

“Kalau begitu Anda lidak punya apa-apa, Kamerad Jenderal, kecuali kasus anak
muda yang kurang hati-hati. Ia akan ditegur dengan kuras. Tapi akan ada
teguran yang lebih keras terhadap anak buah Anda dari bagian kontra-intelijen.
Mereka seharusnya memperingatkan dia terlebih dahulu. Mengenai kisah
ranjang itu, kita sebenarnya tidak sebegitu anti kesenangan duniawi di Uni
Soviet seperti yang Anda kira. Pemuda-pemuda yang sehat jasmaninya
senantiasa mencoba meniduri gadis-gadis sejak manusia tercipla….”
www.ac-zzz.tk

111

Karpov membuka las kantornya dan mengeluarkan sebuah foto besar, salah salu
dari tumpukan yang ada di dalam lasnya, lalu meletakkannya di atas meja.
Profesor Krilov menatap foto ilu, dan kata-katanya terpotong. Wajahnya
langsung berubah menjadi merah—yang kemudian menyurut sampai wajahnya
yang nampak tua itu berubah menjadi kelabu di bawah cahaya lampu. Ia
berkali-kali menggelengkan kepalanya.

“Saya menyesal,” kata Karpov dengan sangat lembut, “sungguh menyesal.


Pengawasan tersebut dilakukan atas pemuda Amerika ilu, bukan alas putra
Anda. Tidak dimaksudkan unluk sampai kepada hal seperti ini.”

“Saya lidak percaya ini,” kau profesor itu dengan parau.

“Saya juga punya anak laki-laki,” gumam Karpov. “Saya kira saya bisa
mengerti, atau mencoba untuk mengerti, bagaimana perasaan Anda.”

Akademisi itu menarik napas dalam-dalam, bangkit, menggumam, “Maafkan


saya,” dan meninggalkan ruangan. Karpov menghela napas dan mengembalikan
foto itu ke dalam tasnya. Dari ujung lorong sebelah sana ia mendengar bunyi
musik jazz lagi saat pintu terbuka, lalu tiba-tiba musik ilu berhenti, disusul
suara-suara—dua suara, dalam nada amat marah. Yang satu adalah teriakan
seorang ayah, yang satu lagi suara tinggi seorang anak muda. Pertengkaran itu
berakhir dengan bunyi sebuah tamparan. Beberapa detik kemudian,

112

Profesor Krilov masuk kembali ke ruang ilu. Ia duduk di situ, sinar matanya
muram, bahunya turun. “Apa yang akan Anda lakukan?” ia berbisik.

Karpov menghela napas. “Tugas saya jelas. Seperti kata Anda tadi, hanya
Partai yang berhak mendisiplinkan Partai. Saya mempunyai wewenang untuk
menyerahkan laporan dan foto-foto ini kepada Komite Sentral. Anda tahu
hukumnya. Anda tahu apa tindakan mereka terhadap ‘golden boys’. Biasanya
lima tahun tanpa remisi, dan ‘pengendalian ketat*. Saya kualir bahwa kabar
akan tersiar di seluruh kamp itu. Setelah itu, anak muda itu akan menjadi—
bagaimana harus saya istilahkan?— milik semua orang. Seorang pemuda yang
berasal dari keluarga elit akan sulit sekali bertahan dalam kondisi seperti itu.”

“Tapi…,” sela profesor itu.

“Tapi saya bisa memutuskan bahwa ada kemungkinan CIA akan melanjutkan hal
ini. Saya mempunyai wewenang untuk itu. Saya bisa mengupayakan supaya
pihak Amerika menjadi tidak sabar dan mengirimkan agennya ke Uni Soviet
untuk mengadakan hubungan lagi dengan Leonid. Saya mempunyai wewenang
www.ac-zzz.tk

untuk mengupayakan agar penjebakan putra Anda diubah menjadi suatu


operasi untuk menjebak seorang agen CIA. Sementara menunggu, saya bisa
menyimpan file ini di dalam lemari besi saya, dan masa menunggu itu bisa
sangat lama. Saya mempunyai wewenang itu; dari segi operasi, ya, saya
mempunyai wewenang itu.”

113

“Dan imbalannya?” “Saya kira Anda sudah tahu itu.” “Apa yang ingin Anda
ketahui tentang Rencana Aurora?”

“Mulai saja dari awalnya.”

Preslon memasuki gerbang utama di Aldcrmaston, menemukan lowongan di


tempat parkir tamu, dan keluar dari mobilnya.

“Sorry, Tommy, terpaksa kau sampai di sini dulu. Tunggu aku di sini. Kuharap
aku tidak akan lama.”

Ia berjalan dalam keremangan senja, menuju pintu-pintu ayun dan melapor


pada dua petugas di meja penerima tamu. Mereka memeriksa kartu
identitasnya dan menelepon Dr. Wynne-Evans, yang membenarkan janji
kunjungan tersebut. Letaknya liga lantai dari situ. Preston dipersilakan masuk
dan diisyaratkan untuk duduk di kursi yang menghadap ke meja tulis Wynne-
Evans.

Sang ilmuwan memandang dia melalui kacamatanya. “Boleh saya bertanya di


mana Anda peroleh benda-benda kecil ini?” ia bertanya, menunjuk ke lempeng
logam berat yang mirip timah yang kini diletakkan dalam sebuah bejana gelas
yang tersegel.

“Ilu diambil dari seseorang di Glasgow di pagi buta hari Kamis yang lalu.
Bagaimana mengenai kedua lempeng yang lain?”

“Oh, itu cuma aluminium biasa. Tidak ada yang

114

aneh. Cuma dipakai untuk melindungi yang satu ini. Yang salu ini yang menarik
minat saya.”

“Anda tahu itu apa?” tanya Preston.

Dr. Wynne-Evans nampak heran mendengar keluguan pertanyaan itu. “Tentu


saja saya tahu ini apa,” katanya. “Memang sudah menjadi tugas saya untuk
tahu. Ini lempeng logam polonium mumi.”
www.ac-zzz.tk

Preston mengernyit Ia belum pernah mendengar nama logam seperti itu.

“Ya, semuanya bermula di awal Januari dengan sebuah memorandum yang


ditulis Philby untuk Sekretaris Jenderal, yang melaporkan bahwa dalam Partai
Buruh Inggris ada sayap Ekstrem Kiri yang telah tumbuh begitu kuat sehingga
mempunyai kemampuan untuk mengambil alih seluruh kendali mesin partai jika
dikehendaki. Pendapat itu sama dengan pendapat saya.”

“Dan pendapat saya juga,” gumam Karpov.

“Philby melangkah lebih jauh. Ia berpendapat bahwa di dalam kubu sayap


Ekstrem Kiri itu ada satu kelompok, satu grup’inti, yang terdiri dari kaum
marxis-Ieninis fanatik yang memang bermaksud melakukan hal itu—tapi tidak
sebelum pemilihan umum Inggris berikutnya, lapi setelah itu, yaitu di saat awal
kemenangan Partai Buruh dalam pemilihan. Singkatnya, menunggu kemenangan
dalam pemilihan yang menaikkan Mr. Neil Kinnock ke pucuk pimpinan dan
kemudian menggulingkan dia dari kepemimpinan partai. Yang akan
menggantikan dia adalah

115

perdana menteri marxis-leninis Inggris yang pertama dalam sejarah, yang akan
menerapkan serangkaian kebijakan yang sepenuhnya sejalan dengan
kepentingan pertahanan dan kebijakan luar negeri Soviet, terutama di bidang
perlucutan senjata nuklir unilateral dan pengusiran semua kekuatan Amerika.”

“Masuk akal,” komentar Karpov, mengangguk. ŚJadi, sebuah komisi


beranggotakan empat orang dipanggil untuk memberikan usulan mengenai
bagaimana kemenangan dalam pemilihan itu bisa dicapai dengan cara yang
terbaik?”

Krilov mendongak, keheranan. “Ya. Di situ ada Philby, Jenderal Marchenko,


saya sendiri, dan Dr. Rogov.”

“Grandmaster catur itu?”

“Dan ahli fisika juga,” tambah Krilov. “Apa yang kami hasilkan adalah Rencana
Aurora, yang seharusnya akan merupakan operasi destabilisasi besar-besaran
terhadap pemilihan umum di Inggris dengan cara menggiring jutaan pemilih ke
arah prinsip unilateralism^ total.”

“Anda mengatakan… seharusnya?”

“Ya. Rencana itu pada dasarnya merupakan gagasan Rogov. Ia mendukungnya


dengan kuat Marchenko setuju tapi dengan beberapa catatan. Philby—yah, tak
www.ac-zzz.tk

ada yang tahu bagaimana pikiran Philby yang sebenarnya. Ia cuma terus
mengangguk dan tersenyum, menunggu ke arah mana angin bertiup.”

116

“Begitulah Philby,” Karpov setuju. “Lalu kalian mengajukan rencana itu?”

“Ya. Pada tanggal dua belas MareL Saya menentang rencana ilu. Sekretaris
Jenderal setuju dengan saya. Ia mengecamnya habis-habisan, memerintahkan
untuk menghancurkan semua catatan dan file, dan menyuruh kami berempat
bersumpah unluk lidak menyebut-nyebut lagi masalah itu dalam

kondisi apa pun.”

“Tolong jelaskan, mengapa Anda menentangnya?”

“Saya berpendapat itu terlalu nekat dan berbahaya. Kecuali itu, akan
merupakan pelanggaran total terhadap Protokol Keempat. Kalau protokol itu
dilanggar, hanya Tuhan yang tahu bagaimana nasib dunia ini.”

“Protokol Keempat?”.

“Ya. Dari Perjanjian Nir-Pengembangbiakan Nuklir (Nuclear Nonproliferation


Treaty). Anda ingat itu, tentu.”

ŚBanyak hal lain yang harus saya ingat,” kata Karpov dengan lembut. “Tolong
ingatkan saya.”

“Saya belum pernah mendengar tentang polonium,” kata Preslon.

ŚTidak, well, barangkali Anda memang seharusnya tidak mendengar tentang


itu,” kata Wynne-Evans. “Maksud saya, Anda tidak akan menjumpainya dalam
rangka tugas Anda. Logam itu sangat jarang dipakai.”

“Dan apa saja kegunaannya. Doktor?”

117

“Well, logam itu sesekali—hanya sesekali saja, ingat itu—dipakai dalam


pengobatan. Apakah orang Anda yang di Glasgow itu sedang dalam perjalanan
menghadiri suatu konferensi medis atau pameran medis?”

“Tidak,” kata Preslon dengan tegas, “ia sama sekali lidak sedang dalam
perjalanan ke konferensi medis.”
www.ac-zzz.tk

“Well, kalau begitu hilang sudah sepuluh persen kemungkinan pemakaian logam
itu untuk maksud medis—sebelum Anda membebaskannya dari bebannya itu.
Karena dia tidak sedang bermaksud menghadiri konferensi medis, saya kuatir,
kini tinggallah kemungkinan yang sembilan puluh persen itu. Selain kedua
fungsi tersebut, polonium tidak mempunyai fungsi lain di planet ini.”

“Dan fungsi yang satu itu?”

“Well, sebuah lempeng bundar polonium dalam ukuran begini tidak bisa
berfungsi apa-apa jika dipakai sendirian. Tapi kalau ia ditempatkan dengan
cara juxtaposisi rapal dengan lempeng logam lain yang disebut lithium, maka
gabungan keduanya akan membentuk semacam inisiator,”

“Semacam apa?”

“Inisiator.”

“Dan demi Tuhan, apa artinya itu?”

“Pada tanggal salu Juli 1968,” kata Profesor Krilov, “Perjanjian Nir-
Pengembangbiakan Nuklir ditandatangani oleh tiga (saat itu) kekuatan nuklir

118

dunia, Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet.

“Dalam perjanjian itu, ketiga bangsa yang menandatanganinya berjanji kepada


diri sendiri untuk tidak mengalihkan teknologi atau bahan-bahan yang
memungkinkan pengembangan senjata nuklir kepada negara mana pun yang
pada saat itu belum memiliki teknologi seperti itu atau bahan-bahan untuk itu.
Anda masih ingat itu?”

“Ya,” kau Karpov, “sampai sebegitu saya ingat”

“Well, upacara penandatanganannya di Washington, London, dan Moskow


memperoleh publisius besar-besaran di seluruh dunia. Tapi pe-nandaunganan
selanjutnya aus empat protokol rahasia dari perjanjian itu sama sekali luput
dari publisitas.

“Masing-masing protokol tersebut dibuat untuk mencegah berkembangnya


bahaya yang mungkin terjadi di masa depan, yang pada saat itu memang tidak
mungkin terjadi secara teknis, Upi yang— waktu itu diperkirakan^-satu saat
kelak bisa menjadi mungkin secara teknis.

“Dengan berjalannya waktu, ketiga protokol yang pertama mulai dilupakan,


baik karena bahaya yang dikuatirkan itu tcrnyaU tidak mungkin bisa terjadi aUu
www.ac-zzz.tk

karena penangkalnya selalu bisa ditemukan secepat bahaya itu menjadi


kenyataan. Tapi pada awal Uhun 1980-an, Protokol Keempat, yaitu yang
sifatnya paling rahasia di antara keem—

119

patnya, telah menjadi mimpi buruk yang terus menghantui.”

“Apa, tepatnya, yang diuraikan oleh Protokol Keempat itu?” tanya Karpov.

Krilov menghela napas. “Kami bergantung pada Dr. Rogov mengenai hal yang
satu ini. Seperti Anda tahu, ia seorang ahli fisika nuklir; itu adalah cabang ilmu
pengetahuan yang digelutinya. Protokol Keempat berjaga-jaga terhadap
kemungkinan kemajuan teknologi dalam pembuatan bom nuklir, terutama di
bidang miniaturisasi dan simplifikasi. Ternyata memang inilah yang terjadi. Di
satu segi, senjata nuklir telah menjadi semakin kuat tak terbatas, tapi lebih
rumit pembuatannya dan lebih besar ukurannya. Tapi cabang lain dari ilmu itu
telah berkembang ke arah yang berlawanan. Bom atom yang biasa, yang dulu
memerlukan pesawat pembom besar untuk mengangkutnya ke Jepang di tahun
1945, sekarang bisa dibuat cukup kecil untuk bisa dimasukkan dalam sebuah
koper dan cukup mudah untuk dipasang dari selusin komponen yang sudah lebih
dahulu dicetak, dibuat beralur, dan disesuaikan bentuknya, seperti perangkat
mainan konstruksi anak-anak.”

“Dan itukah yang dilarang oleh Protokol Keempat?”

Krilov menggelengkan kepala. “Lebih dari itu. Ia melarang semua negara


penanda tangan perjanjian tersebut untuk memasukkan, ke dalam wilayah
negara mana pun, suatu alat yang sudah tergabung

120

atau masih terpisah-pisah dengan diam-diam, untuk keperluan peledakan,


katakan, di sebuah rumah atau flat sewaan di tengah kota.”

“Tak akan ada peringatan cinp.it menit sebelumnya,” Karpov tepekur, “tak
akan ada deteksi radar dari rudal yang akan menyerang, tidak ada serangan
tangkisan, tidak ada identifikasi atas si pelaku. Tiba-tiba saja terjadi ledakan
berukuran megaton dari sebuah kamar yang disewakan di sebuah base-menL”

Profesor itu mengangguk. “Benar. Itulah sebabnya saya menyebutnya mimpi


buruk yang terus menghantui. Masyarakat terbuka di Barat akan lebih mudah
terkena itu, tapi tak ada di antara kita yang kebal terhadap penyelundupan
komponen-komponen seperti itu. Kalau Protokol Keempat ini dilanggar, maka
semua jajaran roket dan peralatan elektronik penangkal serangan, serta hampir
semua kompleks industri militer itu, akan menjadi mubazir.”
www.ac-zzz.tk

“Dan itulah yang dikandung dalam Rencana Aurora.”

Krilov mengangguk lagi. Ia nampaknya memilih untuk bungkam.

“Tapi karena,” Karpov mengejar terus, “semua itu dihentikan dan dilarang,
seluruh rencana itu telah menjadi apa yang dalam dinas ini disebut sebagai
,dipeti-cskan"

Krilov rupanya paham akan arti istilah itu. “Benar. Rencana itu sekarang sudah
dipeti-eskan.”

121

“Tapi ceritakan apa yang tadinya akan dilakukan/ Karpov mendesak.

“Rencananya adalah menyusupkan seorang agen rahasia Soviet kelas satu ke


Inggris yang akan bertindak sebagai petugas pelaksana Aurora. Kepadanya—
dengan memakai berbagai kurir—akan diselundupkan sepuluh atau sejumlah
komponen sebuah bom atom kecil berkekuatan kira-kira satu setengah
kiloton.”

“Begitu kecilnya? Bom Hiroshima ilu sepuluh kiloton.”

“Bom itu lidak dimaksudkan untuk membuat kerusakan besar. Itu nanti
malahan akan membubarkan pemilihan umum. Bom itu dimaksudkan untuk
menciptakan sebuah insiden nuklir dan membuat panik sepuluh persen suara
pemilih dari ‘massa mengambang* supaya mendukung perlucutan senjata nuklir
unilateral dan memberikan suara mereka dalam pemilihan umum itu kepada
satu-satunya partai yang mendukung unilatcralismc, yaitu Partai Buruh.”

“Maafkan saya,” kata Karpov. “Harap lanjutkan.”

“Bom itu akan diledakkan enam hari sebelum pemilihan umum,” kata sang
Profesor. “Lokasi peledakan sangat penting. Vang dipilih adalah pangkalan
Angkatan Udara Amerika Serikat di Bentwaters di Suffolk. Rupanya, pesawat-
pesawat tempur F-5 ditempatkan di sana dan pesawat-pesawat itu membawa
bom-bom nuklir taktis berukuran kecil yang

122

akan digunakan melawan divisi-divisi tank kita apabila kita melakukan invasi ke
Eropa Barat.”

Karpov mengangguk. Dia tahu tentang Bentwaters, dan informasi itu memang
benar.
www.ac-zzz.tk

“Petugas pelaksana itu,” Profesor Krilov melanjutkan, “akan diperintahkan


mengangkut bom yang sudah dirakit itu dengan mobil ke tepi pagar kawat yang
membatasi pangkalan tersebut, ke satu titik yang sudah ditentukan, di pagi
buta. Kelihatannya kompleks pangkalan itu terletak di jantung Rendlcsham
Forest. Ia akan mclcdakkanJ>om tersebut beberapa saat sebelum subuh.

“Karena kecilnya bom itu, kerusakan akan terbatas di kawasan pangkalan udara
itu saja, yakni seluruh kompleks akan lenyap total, bersama seluruh kawasan
Rendleham Forest, tiga kampung, satu desa, pantainya, dan sebuah cagar alam
untuk burung. Karena pangkalan itu letaknya bersebelahan dengan Pantai
Suffolk, maka debu radioaktif yang terlontar ke atas akan ditiup oleh angin
barat, keluar ke arah Laut Utara.. Pada saat awan debu itu mencapai pantai
Negeri Belanda, sembilan puluh lima persen darinya sudah akan pudar
pengaruhnya atau jatuh ke laut. Tujuannya bukan untuk menimbulkan bencana
ekologi, tapi untuk menciptakan ketakutan dan gelombang kebencian terhadap
Amerika.”

“Mereka bisa saja tidak mempercayainya,” kata Karpov. “Banyak hal bisa saja
meleset dari ren—

123

carta. Petugas pelaksana itu bisa saja ditangkap hidup-hidup.”

Profesor Krilov menggelengkan kepala. “Rogov lelah memikirkan semua itu. Ia


telah merancangnya dengan cermat seperti dalam permainan catur. Petugas
pelaksana yang bersangkutan akan diberitahu, bahwa setelah menekan
tombolnya dia punya waktu dua jam sesuai tuner nya untuk lari dengan mobil
sejauh yang bisa dicapainya. Padahal liniernya sesungguhnya merupakan satu
unit yang disegel, yang telah dirancang untuk langsung meledak.”

Petrofsky yang malang, pikir Karpov. “Dan bagaimana aspek kredibilitasnya?” ia


bertanya.

“Di petang hari yang sama dengan hari peledakan ilu,” kata Krilov, “seseorang,
yang rupanya adalah agen rahasia Soviet, akan terbang ke Prana dan
mengadakan sebuah konferensi pers internasional. Orang itu bernama Dr.
Nahum Wisser, ahli fisika nuklir Israel. Kelihatannya dia bekerja buat kila.”

Jenderal Karpov berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. “Luar


biasa,” katanya. Ia mengetahui data-data di file Dr. Wisser. Ilmuwan itu dulu
punya putra yang sangat disayanginya. Anak muda itu adalah perwira muda
Angkatan Darat Israel, dan ditugaskan di pos Beirut pada tahun 1982. Ketika
gerilyawan Phalangis menghancurkan kamp-kamp pengungsi Palestina di Sabra
dan Shatila, Letnan Wisser yang masih
www.ac-zzz.tk

124

muda mencoba campur tangan. Sebutir peluru menewaskannya. Bukti-bukti


yang direkayasa dengan cermat kemudian ditunjukkan kepada sang ayah yang
berkabung ilu—yang saat itu telah menjadi tokoh oposisi yang fanatik melawan
Partai Likud—bahwa ternyata yang menewaskan putranya adalah sebutir peluru
Israel. Dalam kepahitan dan kemurkaan, Dr. Wisser kemudian makin condong
ke kiri dan akhirnya setuju untuk bekerja bagi kepentingan Rusia.

“Begitulah,” Krilov melanjutkan, “Dr. Wisser akan menyatakan kepada dunia


bahwa ia telah bertahun-tahun bekerja sama dengan pihak Amerika—dalam
rangka pertukaran ahli-ahli—dalam pengembangan kepala nuklir ultra kecil. Ini
rupanya memang benar. Ia akan melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia
telah berulang kali memperingatkan pihak Amerika, bahwa kepala nuklir ultra
kecil tidak cukup aman untuk diizinkan dipasang. Pihak Amerika memang sudah
tidak sabar untuk memasang kepala-kepala nuklir baru itu, karena ukurannya
yang kecil memungkinkan diangkutnya kepala-kepala nuklir tersebut ke dalam
pesawat sehingga ini akan menambah daya tempur pesawal-pcsawat F-5
mereka.

“Diperhitungkan bahwa pernyataan-pernyataan ini, yang akan dibuat pada hari


berikutnya setelah terjadinya peledakan, yaitu hari kelima sebelum hari
pemilihan umum, akan mampu mengubah gelombang anli Amerika di Inggris
menjadi badai

125

hebat yang bahkan kaum Konservatif pun tidak akan mampu


menghentikannya.”

Karpov mengangguk. “Ya, saya percaya itu benar bisa terjadi. Masih ada lagi
gagasan dari benak Dr. Rogov yang cemerlang?”

“Masih banyak,” kata Krilov muram. “Ia meramalkan bahwa pihak Amerika
akan bereaksi keras dan menyangkal dengan hebat. Jadi, pada hari keempat
sebelum pemilihan umum, Sekretaris Jenderal akan menyatakan kepada dunia
bahwa kalau pihak Amerika bermaksud memasuki periode kegilaan, itu adalah
urusan mereka. Tapi dia, pihaknya sendiri, dalam rangka melindungi rakyat
Soviet, tidak mempunyai pilihan lain daripada menyiapkan seluruh kekuatan
bersenjata kita dalam posisi siaga merah.

“Malam itu, salah satu teman kita, orang yang sangat dekat dengan Mr.
Kinnock, akan membujuk pimpinan Partai Buruh tersebut untuk terbang ke
Moskow, untuk bertemu secara pribadi dengan Sekretaris Jenderal dan
mengupayakan perdamaian. Seandainya dia ragu-ragu, duta besar kita akan
mengundang dia ke kedutaan untuk perbincangan dari hati ke hati mengenai
www.ac-zzz.tk

krisis itu. Dengan kamera-kamera media massa terarah padanya, dia pasti tidak
akan menolak.

“Selanjutnya, dia akan diberi visa dalam waktu beberapa menit, dan
diterbangkan dengan Aeroflot keesokan harinya waktu subuh. Sekretaris
Jenderal akan menerima dia di hadapan kamera-kamera me—

126

dia massa dunia, dan beberapa jam kemudian mereka akan berpisah, keduanya
akan berwajah sangat serius.”

“Karena, tak ragu lagi, dia akan diberitahu mengapa Soviet bersikap keras,”
Karpov menambahkan.

“Tepat sekali. Tapi sementara dia masih berada di pesawat yang membawanya
pulang ke London malam harinya, Sekretaris Jenderal kita akan mengeluarkan
sebuah pernyataan kepada dunia, yang semata-mata dibuat karena adanya
imbauan dari pimpinan Partai Buruh Inggris, bahwa dia. Sekretaris Jenderal,
akan memerintahkan seluruh angkatan bersenjata Soviet untuk menurunkan
kewaspadaan sampai ke status siaga hijau. Dengan begitu, Mr. Kinnock akan
mendarat di bandara London sebagai seorang negarawan dunia kelas satu.

“Satu hari sebelum pemilihan umum, ia akan menyampaikan pidato yang


bergema ke seluruh negeri Inggris tentang issue penyelesaian masalah kegilaan
nuklir yang menyeluruh dan tuntas. Diperhitungkan dalam Rencana Aurora,
bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu enam hari sebelum
pemilihan itu akan menghancurkan persekutuan tradisional Inggris-Amerika,
mengucilkan Amerika Serikat dari simpati Eropa, dan akan menggiring sepuluh
persen—sepuluh persen yang amat vital itu—dari total suara pemilih Inggris,
untuk memilih Partai Buruh supaya memegang pemerintahan. Setelah itu, kaum
Ekstrem

127

Kiri akan mengambil alih semuanya. Begitulah, Jenderal, isi Rencana Aurora.”

Karpov bangkit. “Anda sangat baik hati. Profesor. Dan sangat bijak. Tetaplah
berdiam diri, dan saya juga akan begitu. Seperti kata Anda tadi, sekarang itu
sudah dipeti-eskan. Dan file putra Anda akan berada di lemari besi saya untuk
waktu yang lama sekali. Selamat tinggal. Saya kira saya tidak akan mengganggu
Anda lagi.”

Ia menyandarkan dirinya ke senderan tempat duduk belakang, sementara


Chaika itu membawa dia menyusuri jalan Komsomolski Prospekt. Oh, ya,
memang sangat cemerlang, pikirnya, tapi apakah waktunya cukup?
www.ac-zzz.tk

Seperti sang Sekretaris Jenderal, Karpov juga tahu tentang pemilihan umum di
Inggris, yang dijadwalkan bulan Juni, yaitu sembilan minggu dari sekarang.
Informasi rahasia untuk Sekretaris Jenderal itu datangnya melalui anak buahnya
—rezidentura—yang beroperasi di Kedutaan Uni Soviet di London.

Ia merenungkan rencana itu berulang-ulang di benaknya, mencari-cari


kelemahannya. Bagus, pikirnya akhirnya, bagus sekali. Selama itu bisa berjalan
dengan baik…. Kalau tidak berhasil, akan merupakan bencana amat dahsyat.

***

“Sebuah inisiator, my dear man, adalah sejenis detonator bom,” kata Dr.
Wynne-Evans.

128

“Oh,” kata Preston. Ia merasa agak lemas. Sudah sering terjadi ledakan bom di
Inggris. Cukup buruk akibatnya, tapi hanya bersifat lokal. Ia sering melihat
sendiri di Irlandia. Dia pernah mendengar tentang detonator, pendorong,
pemicu, tapi inisiator belum pernah. Toh, nampaknya si Rusia, Semyonov,
membawa sebuah komponen untuk suatu kelompok teroris di suatu tempat di
Skotlandia. Kelompok yang mana? Tentara Tartan? Kaum anarkis? Atau sebuah
unit pasukan aktif IRA? The Russian connection ini agak aneh; ternyata
perjalanannya ke Glasgow tidak sia-sia.

“Mmmm… inisiator polonium dan lithium ini— apakah akan dipakai untuk
meledakkan bom anti personel?” ia bertanya.

“Oh, ya, bisa dikatakan begitu,” jawab orang Wales itu. “Sebuah inisiator
adalah—sesuatu yang memicu sebuah bom nuklir.”

129
www.ac-zzz.tk

BAGIAN KETIGA

16

Brian harcourt-smith mendengarkan dengan serius, menyandar ke belakang,


matanya menatap ke langit-langit, jari-jarinya memainkan pena emas yang
ramping. “Sudah semua?” tanyanya saat Preston selesai dengan laporan
lisannya. “Ya,” kata Preston.

“Dr. Wynnc-Evans ini, apa dia bersedia menuangkan deduksinya itu dalam
bentuk tertulis?”

“Sebenarnya bukan deduksi, Brian. Itu merupakan analisa ilmiah terhadap


logam itu, yang dihubungkan dengan fungsinya yang hanya dua itu. Dan, ya, ia
setuju menuangkannya dalam bentuk laporan tertulis. Itu akan kulampirkan ke
laporanku sendiri.”

“Dan bagaimana kesimpulanmu sendiri? Atau sebaiknya kusebut analisa ilmiah?”

Preston tidak menghiraukan ucapan yang bernada menyindir itu. “Menurut


pendapatku sudah jelas bahwa Semyonov datang ke Glasgow untuk meletakkan
kaleng tembakau beserta isinya itu di

133

suatu tempat dalam rangka antaran buta, atau menyampaikannya kepada


seseorang yang direncanakan untuk menjumpainya,” katanya. “Yang mana pun
dari kedua kemungkinan itu, artinya ada seorang ilegal di sini, di wilayah kita
ini. Kukira kita bisa mencoba mencari dia.”

“Gagasan bagus. Masalahnya, kita belum punya petunjuk untuk mulai dari
mana. Begini, John, aku mau berterus terang. Kau membuat aku, seperti sudah
sering kualami, berada dalam posisi yang sulit. Aku benar-benar tidak tahu
bagaimana aku bisa menangani persoalan ini lebih jauh kalau kau tidak bisa
memberikan kepadaku bukti yang sedikit lebih baik dari hanya satu lempeng
logam langka yang diambil dari seorang warga Rusia yang mati dengan
menyedihkan.”

“Lempeng logam itu sudah diidentifikasi sebagai separo dari sebuah inisiator
bom atom,” Preston menjelaskan. “Itu bukan hanya sekadar logam biasa.”

“Begini. Setengah dari sesuatu yang mungkin sebuah inisiator dari sesuatu yang
mungkin sebuah bom—yang mungkin akan disampaikan kepada seorang ilegal
Soviet yang mungkin bermukim di Inggris. Percayalah, John, kalau kau bisa
www.ac-zzz.tk

mengajukan laporan yang lebih terperinci aku akan, seperti selalu,


mempertimbangkannya dengan sangat serius.”

“Dan kemudian melakukan NFA terhadapnya?1* Senyum Harcourt-Smith nampak


kaku dan ber—

134

bahaya. “Tidak selalu harus begitu. Semua laporan darimu akan diperlakukan
berdasarkan kegunaannya, seperti laporan-laporan yang lain. Sekarang
kusarankan kau mencari—buat aku—sedikitnya suatu bukti yang lebih jelas
untuk menopang ke-yakinanmu tentang adanya persekongkolan jahat. Buatlah
itu menjadi prioritasmu berikutnya.”

“Baik,” kata Preston sambil bangkit. “Aku akan langsung mengupayakannya.”

“Lakukan itu,” kata Harcourt-Smith.

Setelah Preston pergi, Wakil Direktur Jenderal memeriksa daftar nomor telepon
khusus departemennya dan menelepon Kepala Bagian Personalia.

Keesokan harinya, Rabu, 15 April, sebuah penerbangan British Midland Airways


dari Paris mendarat di West Midlands Airport, Birmingham, sekitar tengah hari.
Di antara para penumpangnya terdapat seorang pria muda berpaspor Denmark.

Nama yang tercantum dalam paspor itu juga nama Denmark, dan seandainya
ada orang usil yang mengajaknya bicara dalam bahasa Denmark, ia akan bisa
menanggapinya dengan fasih. Pada kenyataannya ibunya memang orang
Denmark yang memberinya kemampuan dasar berbahasa Denmark, yang kini
sudah disempurnakan melalui sekolah-sekolah bahasa dan melalui kunjungan-
kunjungan ke Denmark.

Tapi ayahnya adalah orang Jerman, dan pria

135

muda ini, yang lahir setelah Perang Dunia Kedua, berasal dari Erfurt, tempat
dia dibesarkan. Berarti ia adalah warga Jerman Timur. Ia juga seorang staf
dinas intelijen SSD Jerman Timur.

Ia tidak tahu seberapa pentingnya misinya ke Inggris itu, dan ia tidak ingin
mengetahuinya. Instruksi untuknya sederhana dan ia melaksanakannya secara
harfiah. Setelah lolos dari pabean dan imigrasi tanpa kesulitan, ia memanggil
sebuah taksi dan minta diantar ke Midland Hotel di New StreeL Selama
perjalanan dan selama prosedur check in, ia berhati-hati untuk tidak
menggunakan lengan kirinya, yang terbungkus dalam gips. Ia telah
www.ac-zzz.tk

diperingatkan bahwa dalam situasi yang bagaimanapun ia tidak boleh mencoba


mengangkat kopernya dengan tangannya yang “patah” itu.

Sesampainya di kamarnya, ia mengunci pintu dan mulai menggarap gips yang


membungkus lengannya itu dengan cutter baja yang disembunyikan di alas
kotak perkakas bercukurnya, dengan hati-hati mengiris gips itu di bagian lengan
dalam, mengikuti alur yang ditandai dengan lekukan-lekukan kecil.

Setelah irisan selesai dilakukan, ia membuka selongsong gips itu selebar satu
sentimeter lebih sedikit dan menarik keluar lengannya, pergelangan, dan
tangannya. Selongsong kosong itu lalu dimasukkannya ke dalam sebuah tas
belanja plastik yang dibawanya.

Ia menghabiskan seluruh sore itu di dalam ka—

136

marnya supaya staf siang yang bertugas di bagian resepsion tidak akan melihat
dia tanpa selongsong gips itu di lengannya, lalu meninggalkan hotel itu setelah
malam tiba, yaitu saat giliran staf lain yang bertugas.

Kios koran di Stasiun New Street adalah tempat yang ditentukan sebagai
tempat rendezvous, dan pada jam yang ditentukan, seorang pria yang
mengenakan pakaian kulit hitam pengendara sepeda motor menghampiri dia.
Mereka saling menggumamkan identifikasi masing-masing—beberapa detik—
kemudian tas belanja plastik itu diserahkan, dan sosok yang berpakaian kulit
itu menghilang. Orang yang lalu-lalang di situ tidak ada yang memperhatikan.

Dengan datangnya subuh, ketika staf malam hotel masih bertugas, orang
Denmark itu check out, naik kereta api pagi ke Manchester, dan terbang keluar
dari bandara di kota itu, di sana tak seorang pun pernah melihat dia, dengan
atau tanpa gips di lengannya. Saat matahari terbenam, lewat Hamburg, ia tiba
kembali di Berlin, sebagai seorang Denmark ia harus melalui pemeriksaan di
Tembok Berlin di Tempat Pemeriksaan Charlie. Orang-orangnya sendiri
menjumpai dia di sisi tembok yang satu lagi, mendengarkan laporannya, dan
membawanya pergi. Kurir Tiga telah melaksanakan tugasnya.

John Preston sedang kurang senang hatinya dan merasa jengkel. Pekan yang
sudah direncanakan—

137

nya untuk mengambil cuti dan menghabiskan waktu bersama Tommy ternyata
kacau. Hari Selasa itu sudah terpakai sebagian untuk memberikan laporan lisan
kepada Harcourt-Smith, dan Tommy terpaksa menghabiskan seluruh hari itu
dengan membaca atau nonton TV.
www.ac-zzz.tk

Preston bersikeras untuk melanjutkan rencana mereka pergi ke museum lilin


Madame Tussaud hari Rabu pagi, tapi sore harinya pergi ke kantornya untuk
menyelesaikan laporan tertulisnya. Surat dari Crichton dari Bagian Personalia
ada di meja tulisnya, la membacanya dengan setengah tidak percaya.

Surat itu ditulis, seperti selalu, dalam nada yang bersahabat. Katanya, catatan
menunjukkan bahwa Preston masih mempunyai hak untuk mengambil cuti
selama empat minggu; dia pasti tahu peraturan kantornya; menumpuk cuti
tidak dapat dibenarkan karena sebab yang jelas, yaitu perlunya menjaga
supaya semua waktu cuti dijalankan sesuai jadwal, dan seterusnya, dan
seterusnya, dan seterusnya. Singkatnya, dia diwajibkan untuk mengambil
seluruh cutinya yang tertumpuk itu dengan segera— yaitu, mulai besok pagi.

“Orang-orang goblok/ ia memaki-maki Bagian Personalia dalam hati, “beberapa


dari mereka bahkan tidak sanggup mencapai kaleng bir mereka tanpa bantuan
anjing pelacak Labrador.”

la lalu menelepon Bagian Personalia dan bersikeras untuk berbicara dengan


Crichton sendiri.

138

“Tim, ini aku, John Preston. Begini, surat di mejaku ini apa maksudnya? Aku
tak mungkin cuti sekarang; aku sedang menangani kasus, pas di tengah-tengah
kasus…. Ya, aku tahu memang sebaiknya tidak menumpuk cuti, tapi kasus ini
juga penting, sangat penting malahan.”

Ia mendengarkan penjelasan sang birokrat tentang bagaimana sistem akan


kacau kalau para staf menumpuk terlalu banyak cuti—lalu menyela. “Begini,
Tim, begini saja. Kau coba telepon Brian Harcourt-Smith. Ia akan menjelaskan
betapa pentingnya kasus yang sedang kutangani ini. Aku akan ambil cuti di
musim panas nanti.”

“John,” kata Tim Crichton dengan sabar, “justru surat itu dikirimkan atas
instruksi kilat dari Brian.”

Preston menatap telepon itu selama beberapa saat. “Oh begitu,” katanya
akhirnya, lalu meletakkan telepon.

“Kau mau ke mana?” tanya Bright ketika ia berjalan ke pintu. #

“Aku perlu minum,” kata Preston.

Saat itu sudah lewat waktu makan siang dan bar hampir kosong. Mereka yang
makan siangnya terlambat belum lagi digantikan oleh mereka yang ingin minum
dini di petang hari. Nampak satu pasangan yang datang dari Charles Street
www.ac-zzz.tk

sedang berasyik-masyuk di sebuah sudut, sehingga Preston memilih untuk


duduk di bangku bar saja. Ia ingin menyendiri. “Whisky,” katanya, “gelas
besar.”

139

“Saya juga sama,” sebuah suara terdengar di sampingnya. “Dan saya pesan
duluan tadi.”

Preston menoleh dan melihat Barry Banks dari K7.

“Halo, John,” kata Banks, “tadi kulihat kau berjalan ke sini ketika aku lewat di
lobi. Aku cuma mau mengatakan aku punya sesuatu buat kau. The Master
merasa sangat berterima kasih.”

“Oh, ya, itu.”

“Akan kubawa ke kantormu besok,” kata Banks.

“Jangan repot-repot,” kata Preston dengan marah. “Kita di sini sekarang untuk
merayakan cutiku yang empat minggu. Mulai besok pagi. Dipaksa. Cheers.”

“Jangan tolak itu,” kata Banks dengan sabar. “Kebanyakan orang akan senang
sekali meninggalkan tempat kerja.” Dia bisa melihat bahwa Preston sedang
marah karena sesuatu sebab dan bermaksud menghibur rekannya yang berdinas
di MI-5 itu. Yang tak bisa diutarakannya kepada Preston adalah bahwa dia
sedang menjalankan tugas dari Sir Nigel Irvine untuk menggali informasi dari
kambing hitam Harcourt-Smith ini dan melaporkan hasil penemuannya.

Setelah minum tiga gelas whisky selama satu jam, Preston masih juga
tenggelam dalam kemurungan. “Aku sedang memikirkan kemungkinan untuk
mengundurkan diri,” katanya tiba-tiba.

Banks, seorang pendengar yang baik yang menyela sekali-sekali hanya untuk
menyerap infor—

140

masi, merasa ikut prihatin. “Sungguh drastis itu,” katanya. “Apa memang
separah itu situasinya?”

“Begini, Barry, aku tidak keberatan disuruh terjun bebas dari ketinggian enam
puluh ribu meter. Aku bahkan tidak keberatan aku ditembaki saat payung
membuka. Tapi aku akan sangat jengkel kalau serangan itu datangnya dari
orang-orang kita sendiri. Cukup masuk akalkah itu?”
www.ac-zzz.tk

“Bagiku itu sangat bisa diterima,” kata Banks. “Jadi, siapa yang menembak?”

“Orang hebat yang di lantai atas itu,” Preston menggeram. “Aku baru saja
memberikan sebuah laporan yang rupanya tidak disukainya.”

“Di NFA-kan lagi?”

Preston mengangkat bahu. “Pasti begitu.”

Pintu membuka dan serombongan staf dari Lima keluar. Brian Harcourt-Smith
berada tepat di tengah-tengah mereka, dikelilingi kepala-kepala seksinya.

Preston menghabiskan minumannya. “Well, terima kasih atas perhatianmu dan


aku permisi dulu. Aku mau mengajak anakku nonton film malam ini.”

Setelah Preston pergi, Barry Banks menghabiskan minumannya, menghindar


dari ajakan rombongan tadi untuk bergabung di bar, dan menuju kantornya.
Dari sana ia menelepon dan berbicara lama dengan C di kantornya di Sentinel
House.

Belum lewat tengah malam hari Kamus itu ketika Mayor Petrofsky tiba kembali
di Chcrryhayes

141

Close. Pakaian kulit hitam dan helmnya ditanggalkannya bersama sepeda motor
BMW-nya di garasi sewaannya di Thctford. Ketika dia dengan perlahan
mengendarai mobil Ford nya yang kecil itu di atas jalur semen di depan garasi
rumahnya dan kemudian masuk ke rumahnya, ia mengenakan pakaian berwarna
lembut dan jas hujan ringan. Tak ada yang melihat dia atau tas plastik di
tangannya.

Setelah mengunci pintu depan baik-baik, ia lalu naik ke lantai atas dan
membuka laci paling bawah lemari pakaiannya. Di dalamnya ada sebuah radio
transistor Sony. Di samping itu diletakkannya selongsong gips yang kosong tadi.

Ia tidak mengutak-atik kedua barang itu. Ia tidak tahu apa isinya, dan ia juga
tidak ingin tahu. Itu adalah tugas si perakit nanti, yang belum akan hadir untuk
melakukan tugasnya sampai seluruh komponen yang diperlukan sudah diterima
dengan aman.

Sebelum tidur, Petrofeky membuat secangkir teh untuk dirinya sendiri.


Seluruhnya ada sembilan kurir. Itu artinya sembilan rendezvous pertama dan
sembilan penopang kalau kalau ada yang gagal dalam pertemuan yang pertama
itu. Ia telah menghafalkan semuanya, ditambah enam lagi yang mewakili ketiga
kurir ekstra yang akan dipakai sebagai pengganti bilamana diperlukan.
www.ac-zzz.tk

Salah satu dari mereka sekarang sudah harus dipanggil, karena Kurir Dua
ternyata tidak muncul. Pctrofsky tidak tahu mengapa rendezvous itu ga—

142

gal. Jauh di Moskow sana, Mayor Volkov tahu. Moskow telah menerima laporan
lengkap dari konsulnya yang di Glasgow, yang telah memberitahu dengan pasti
bahwa barang milik pelaut yang tewas itu terkunci dalam lemari besi di kantor
polisi Parlick dan akan tetap berada di sana sampai ada pemberitahuan
selanjutnya.

Petrofsky mengecek daftar hafalannya. Kurir Empat dijadwalkan dating empat


hari lagi, dan pertemuan direncanakan di West End London. Saat ia berangkat
tidur, fajar tanggal enam belas mulai menjelang. Pada waktu dia mulai lelap,
dia mendengar bunyi truk susu masuk ke jalan itu dan bunyi botol-botol
beradu, yang merupakan antaran pertama untuk hari itu.

Kali ini, Banks menjalankan misinya dengan cara yang lebih terbuka. Ia sedang
menunggu Preston di lobi gedung apartemennya, hari Jumat sore, ketika agen
MI-5 itu tiba dengan mobilnya bersama Tommy yang duduk di kursi penumpang.

Mereka berdua baru saja mengunjungi ke Museum Pesawat Terbang Hcndon, di


sana si bocah, karena sangat bergairah melihat pesawat-pesawat tempur dari
zaman dahulu, telah menyatakan bahwa ia ingin menjadi pilot kalau dia sudah
besar nanti. Ayahnya tahu bahwa dia telah memutuskan untuk memilih enam
karier sebelum itu, dan pasti akan berubah pikiran lagi sebelum lewat tahun
itu.

143

Sore itu telah berjalan dengan cukup menyenangkan.

Banks nampaknya terkejut melihat anak itu; jelas ia tidak menyangka anak itu
akan berada di situ. Ia mengangguk dan tersenyum, dan Preston
memperkenalkan dia kepada Tommy sebagai “seseorang dari kantor”.

“Ada apa kali ini?” tanya Preston.

“Seorang rekanku ingin berbicara lagi dengan kau,” kata Banks dengan hati-
hati.

“Kalau hari Senin bagaimana?” tanya Preston. Hari Minggu nanti pekan
liburannya bersama Tommy akan berakhir dan dia harus mengantarkan anak itu
ke Mayfair serta menyerahkannya lagi pada Julia.

“Sebenarnya, dia sedang menunggumu sekarang ini.”


www.ac-zzz.tk

“Di jok belakang lagi?” tanya Preston. “Er… tidak. Sebuah flat kecil punya kami
di Chelsea.”

Preston menghela napas. “Berikan alamatnya padaku. Aku akan ke sana dan
tolong ajak Tommy jalan-jalan beli es krim.”

“Aku harus mengecek dulu,” kala Banks.

Ia lalu menghampiri sebuah boks telepon di dekat situ dan menelepon. Preston
dan putranya menunggu di trotoar. Banks kembali ke situ dan menganggukkan
kepala.

“Bisa,” katanya, dan memberikan secarik kertas kepada Preston. Preston pergi
mengendarai mobil—

144

nya sementara Tommy menunjukkan kepada Banks kedai es krim favoritnya.

Flat itu kecil dan letaknya tersembunyi, dalam sebuah bangunan modern,
masuk dari Chelsea Manor Street. Sir Nigel sendiri yang membuka pintunya.
Dia, seperti biasanya, menunjukkan basa-basi cara kuno. “My dear John, kau
baik sekali mau datang.” Seandainya seseorang dibawa ke hadapannya dengan
diikat seperti ayam dan diangkat oleh empat orang berbadan besar, ia tetap
saja akan mengatakan, “Baik sekali Anda mau datang.”

Setelah mereka berdua duduk di ruang duduk yang sempit, sang Master
mengacungkan file asli laporan Preston. “Terima kasih setulusnya. Sangat

menarik.”

“Tapi tidak dipercaya nampaknya.”

Sir Nigel memandang pria yang lebih muda itu sekilas dengan tajam, tapi
memilih kata-katanya dengan hati-hati. “Aku belum tentu setuju itu.” Ia lalu
cepat-cepat tersenyum dan mengalihkan pembicaraan. “Nah, kau jangan
menyalahkan Barry, tapi aku meminta dia untuk mengamatimu. Rupanya kau
kurang senang dengan pekerjaanmu yang sekarang.”

“Saat ini saya malahan sedang tidak bekerja, sir. Saya sedang mengambil cuti
karena dipaksa.” “Begitu yang kudengar. Sesuatu yang terjadi di

Glasgow, bukan?”

“Anda belum menerima laporan mengenai peristiwa Glasgow itu minggu lalu?
Itu menyangkut
www.ac-zzz.tk

145

seorang pelaut Rusia, seorang yang menurut saya adalah seorang kurir. Itu kan
jelas menyangkut Enam?”

“Pasti aku akan menerimanya tidak lama lagi,” kata Sir Nigel dengan hati-hati.
“Maukah kau menceritakannya padaku?”

Preston memulai dari awal dan mengisahkan kejadian itu sampai selesai,
sepanjang yang diketahuinya. Sir Nigel duduk di situ seakan tenggelam dalam
permenungan, dan memang begitu: sebagian pikirannya menerima kata-kata
itu dan sebagian lagi mencoba mencernanya.

Mereka lidak akan,sampai berbuat begitu, bukan? begitu pikirnya. Melanggar


Protokol Keempat? Atau mungkin begitu? Orang yang terpojok bisa saja
melakukan tindakan-tindakan nekat, dan ia tahu bahwa dalam beberapa sektor
—produksi pangan, ekonomi, perang di Afghanistan—Uni Soviet memang sedang
berada dalam posisi terpojok. Ia lalu menyadari bahwa Preston sudah berhenti
berbicara. “Maafkan aku,” katanya. “Apa kesimpulanmu dari semua kejadian
itu?”

“Saya berpendapat bahwa Scmyonov bukan petugas dek kapal dagang,


melainkan seorang kurir. Kesimpulan itu menurut saya tidak bisa dihindari.
Tidak mungkin ia akan melindungi apa yang sedang dibawanya itu, atau
mengakhiri hidupnya untuk menghindari interogasi dari pihak kiui—kalau dia
tidak diberitahu bahwa misinya itu teramat penting nilainya.”

146

“Cukup,bisa diterima,” Sir Nigel setuju. “Jadi?”

“Jadi menurut saya memang ada penerima yang sudah siap menerima lempeng
polonium itu, baik secara langsung lewat suatu rendezvous atau secara tak
langsung lewat antaran buta. Itu artinya di sini ada ilegal, di wilayah kita. Saya
kira kita harus mencoba mencari dia.”

Sir Nigel mengerutkan bibirnya. “Kalau dia seorang ilegal kelas satu, mencari
dia sama sulitnya dengan mencari jarum di tumpukan jerami,” ia bergumam.

“Ya, saya tahu itu.”

“Seandainya kau tidak diwajibkan untuk mengambil cuti, kau akan minta
wewenang untuk melakukan apa?”

“Saya rasa. Sir Nigel, satu lempeng polonium tidak ada manfaatnya hari siapa
pun. Apa pun yang sedang direncanakan si ilegal, pasti ada komponen-
www.ac-zzz.tk

komponen lainnya. Nah, siapa pun yang memberikan perintah kepada


Semyonov, lelah memutuskan untuk tidak memanfaatkan kantong pos
diplomatik Kedutaan Rusia. Saya tidak tahu mengapa—padahal akan jauh lebih
mudah mengirimkan sebuah bingkisan yang diperkuat dengan pinggiran timah
ke Inggris, melalui kantong pos diplomatik dan menyuruh salah satu agen Jalur
N mereka membawa barang itu sebagai antaran buta ke suatu tempat untuk
kemudian diambil oleh orang yang bermukim di sini tadi. Jadi saya bertanya
pada diri sendiri, mengapa mereka tidak memilih melakukan

147

itu saja. Dan jawaban singkatnya adalah, saya tidak tahu.”

“Benar,” Sir Nigel setuju, “jadi?”

“Jadi kalau ada satu kiriman—yang gagal— maka pasti akan ada kiriman lain.
Mungkin sebelumnya sudah ada kiriman-kiriman lain. Berdasarkan hukum
perkiraan rata-rata, pasti masih akan ada lagi. Dan nampaknya kiriman-kiriman
itu akan disampaikan lewat ‘keledai-keledai’, yang menyamar sebagai pelaut
biasa dan hanya Tuhan yang tahu sebagai apa lagi.”

“Dan setelah itu yang kaulakukan—apa?” tanya Sir Nigel.

Preston menarik napas dalam-dalam. “Kalau saja posisi saya tidak begini, saya
akan”—ia menekankan kata kalau saja itu—”melacak kembali semua orang yang
masuk ke Inggris dari Rusia empat puluh, lima puluh, bahkan mungkin seratus
hari ini. Kita tidak bisa mengharapkan akan ada lagi pengeroyokan seperti yang
dilakukan berandal-berandal itu, tapi bisa saja terjadi peristiwa lain. Lalu saya
akan memperketat pengawasan terhadap semua orang yang masuk dari Uni
Soviet, dan bahkan dari seluruh Blok Timur, untuk melihat apakah kita bisa
mendeteksi adanya kiriman komponen lain. Sebagai kepala C5(C) saya akan bisa
melakukan itu.”

“Dan sekarang kau berpendapat bahwa kau tak mungkin akan memperoleh
kesempatan?”

Preston menggelengkan kepala. “Bahkan sean—

148

dainya saya diperbolehkan bekerja besok pagi, saya hampir yakin bahwa saya
harus melepaskan kasus ini. Sudah jelas saya ini dianggap sebagai orang yang
suka membuat onar dan menimbulkan gelombang.”

Sir Nigel mengangguk sambil tepekur. “Melanggar batas-batas kedinasan sering


kali dianggap kurang baik,” katanya, seakan sedang melafalkan alur pikirannya.
www.ac-zzz.tk

“Ketika aku memintamu untuk pergi ke Afrika Selatan untukku. Sir Bernard-Iah
yang memberikan izin. Tapi kemudian aku tahu bahwa penugasan itu, walaupun
sangat pendek masanya, telah menimbulkan—apa istilahnya?—rasa permusuhan
di beberapa sektor di Charles Street.

“Jadi, aku tidak menghendaki persengketaan dengan dinas lain yang merupakan
saudara sekandung dinasku. Di pihak lain, aku punya pandangan, yang sama
dengan pandanganmu sendiri, bahwa barangkali gunung es yang ada di bawah
puncaknya yang nampak itu lebih besar daripada yang kita sangka. Singkatnya
begini, kau punya cuti empat minggu. Bersediakah kau memakai waktumu itu
untuk menggarap kasus ini?”

“Buat siapa?” tanya Preston kebingungan.

“Buat aku,” kata Sir Nigel. “Kau tidak mungkin pergi ke Sentinel, karena orang
akan melihatmu. Berita akan tersiar.”

“Jadi saya akan bekerja di mana?”

“Di sini,” kata C. “Tempat ini kecil tapi sangat nyaman. Dan aku juga memiliki
wewenang seperti

149

wewenang yang kaumiliki untuk menanyakan semua hal yang kauscbutkan tadi.
Semua peristiwa yang menyangkut orang yang baru tiba dari Soviet atau negara
Blok Timur akan dicatat, baik di atas kertas atau di komputer. Dan karena kau
tidak bisa dekat dengan file-file atau komputer itu, aku akan atur supaya file-
file dan printout diantarkan padamu. Bagaimana?”

“Kalau Charles Street tahu akan semua ini, karier saya akan habis di Lima,”
kata Preston. Ia memikirkan gajinya, pensiunnya, kemungkinan untuk
memperoleh pekerjaan lain dalam umurnya yang sekarang ini, dan… Tommy.

“Berapa lama lagi kau kira kau akan bekerja di Charles di bawah kepemimpinan
yang sekarang ini?” tanya Sir Nigel.

Preston tertawa pendek. “Tidak lama,” katanya. “Baiklah, sir, saya menerima
itu. Saya memang ingin tetap menggarap kasus ini. Masih ada sesuatu yang
tersembunyi di balik semuanya ini.”

Sir Nigel mengangguk menyetujui ucapannya itu. “Kau orang yang ulet, John.
Aku menghargai keuletan. Biasanya itu akan membuahkan hasil. Datanglah ke
sini pada hari Senin. Aku akan menugaskan dua anak buahku untuk mclayanimu.
Minta saja kepada mereka apa yang kaupcrlukan, dan mereka akan
memenuhinya.”
www.ac-zzz.tk

Pada hari Senin pagi, 20 April, saat Preston memulai kerjanya di flat di
Chelsea, seorang pe—

150

main piano konser yang amat terkenal tiba di Heathrow Airport dari Prana,
dalam rangka menggelarkan konsernya di Wigmore Hall petang hari berikutnya.

Para pejabat bandara telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, dan


demi menghormati reputasi sang pemusik, pabean dan imigrasi hanya sedikit
saja memperketat pemeriksaan terhadap dirinya. Pianis yang sudah berumur ini
setelah melewati pabean disambut oleh seorang wakil dari organisasi sponsor
dan, bersama rombongan kecilnya lalu diantar ke suite-nya di Cumberland
Hotel.

Rombongannya terdiri dari ahli tata riasnya, yang menangani pakaiannya dan
aspek-aspek penampilan lainnya dengan penuh pengabdian; seorang sekretaris
wanita yang mengurus surat-surat penggemar dan korespondensi lain; dan
pembantu pribadinya, seorang pria jangkung yang bertampang muram bernama
Lichka, yang mengurus masalah keuangan dan negosiasi dengan organisasi dari
negara tuan rumah, dan kelihatannya mempunyai kebiasaan menelan pil-pil
antacid.

Senin itu, Lichka telah menelan pil dalam jumlah yang tidak umum banyaknya.
Ia sebenarnya tidak senang akan tugas yang dibebankan kepadanya, tapi agen-
agen StB itu sangat menekan dia. Tidak ada orang waras yang berani
menentang agen-agen StB, polisi rahasia dan dinas intelijen Cekoslovakia, atau
berkeinginan untuk diundang untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut di
mar-151

kas besar mereka, sebuah tempat yang sangat ditakuti yang disebut
“Monastery”. Agen-agen itu menjelaskan bahwa penerimaan cucu perempuan
Lichka di universitas akan sangat dipermudah jika ia bersedia membantu
mereka—suatu cara yang sopan untuk mengatakan bahwa cucunya itu pasti
tidak akan diterima kalau dia menolak permintaan mereka.

Ketika mereka mengembalikan sepatunya, ia tidak melihat tanda-tanda


perubahan apa pun pada sepatunya itu, dan sesuai dengan instruksi, ia
memakainya saat melakukan penerbangan dan menuju Heathrow Airport.

Petang itu, seorang pria menghampiri meja reception dan dengan sopan
menanyakan nomor kamar Lichka. Dengan sama sopannya nomor itu
diberitahukan. Lima menit kemudian, tepat pada jam yang sudah dijadwalkan
bagi Lichka, terdengar ketukan perlahan di pintu kamarnya. Secarik kertas
disorongkan di bawah pintu itu. Ia memeriksa kode identitasnya, membuka
pintu itu selebar tiga belas sentimeter, dan menyerahkan sebuah tas plastik
www.ac-zzz.tk

yang berisi sepatunya. Tangan-tangan yang tak terlihat menerima tas itu dan
Lichka menutup pintu kembali. Setelah kertas itu dilenyapkannya dengan cara
mengguyurnya ke dalam toilet, ia bernapas dengan lega. Ternyata lebih mudah
daripada yang diperkirakannya. Sekarang, pikirnya, kami bisa memusatkan diri
pada urusan musik.

Sebelum tengah malam hari itu, di suatu tempat

152

terpencil di Ipswich, sepatu itu bergabung dengan selongsong gips dan sebuah
radio transistor dalam laci bawah sebuah lemari pakaian. Kurir Empat telah
melaksanakan tugasnya.

Sir Nigel Irvine mengunjungi Preston di apartemen Chelsea pada hari Jumat
sore. Staf MI-5 itu nampak lelah, dan flat itu penuh dengan file-file dan
printout komputer yang berserakan di mana-mana.

Ia telah menghabiskan lima hari dan tidak memperoleh apa-apa. Ia memulai


dengan setiap orang yang masuk ke Inggris dari Uni Soviet selama empat puluh
hari yang telah lewat Ternyata ada ratusan: delegasi-delegasi perdagangan,
pembeli-pembeli di bidang industri, para jurnalis, wakil-wakil serikat buruh,
serombongan penyanyi koor dari Georgia, sekelompok penari Cossacks, sepuluh
atlet bersama seluruh kontingennya, dan suatu tim dokter yang datang untuk
menghadiri konferensi medis di Manchester. Dan semua itu baru orang-orang
Rusia saja.

Juga masuk dari Rusia adalah para turis yang pulang: para pecinta seni yang
pulang dari kunjungan mereka ke Museum Hermitage di Leningrad, kelompok
anak sekolah yang baru saja melawat untuk menyanyi di Kiev, dan delegasi
“perdamaian” yang memberikan sumbangan yang berarti bagi mesin
propaganda Soviet dengan mengutuk negerinya sendiri di konferensi pers di
Moskow dan di Kharkov.

153

Bahkan daftar itu masih belum mencakup kru Aeroflotyang masuk-keluar


sebagai kegiatan normal perjalanan “udara mereka, sehingga Prajurit Satu
Romanov sama sekali tidak muncul dalam data.

Dan tentu saja tidak ada data yang menunjukkan seorang pria Denmark yang
dalang ke Birmingham dari Paris dan meninggalkan Inggris melalui Manchester.

Pada hari Rabu, Preston mempunyai dua pilihan; tetap menekuni arus masuk
dari Uni Soviet dan melanjutkannya dengan lingkup enam puluh hari, atau
memperluas jaring untuk mencakup semua yang masuk dari semua negara Blok
www.ac-zzz.tk

Timur. Itu artinya akan meliputi ribuan orang. Ia memutuskan untuk menekuni
dulu lingkup waktu empat puluh hari itu tapi memasukkan negara-negara
komunis non-Sovict. Untuk itu jumlah kertas yang harus ditangani membengkak
menjadi setinggi pinggang.

Pabean sangat membantu. Telah terjadi sejumlah penyitaan, tapi kasusnya


selalu menyangkut batas yang dibolehkan untuk barang duty-free. Tidak ada
barang sitaan yang mengundang kecurigaan. Imigrasi ternyata tidak
menemukan kasus paspor “cacat*, tapi ini memang sudah bisa diduga
sebelumnya. Kenakalan dan kecurangan yang dilakukan orang-orang dari Dunia
Ketiga terhadap paspor mereka tidak ditemukan pada orang-orang dari negara
blok komunis. Bahkan tidak ada kasus paspor yang habis masa berlakunya, yang
sering kali merupakan alasan bagi petugas imigrasi untuk menghalangi
masuknya pe-154

ngunjung. Di negara-negara komunis paspor seseorang biasanya sudah


sedemikian ketatnya diperiksa sebelum keberangkatan orang tersebut sehingga
kemungkinannya sangat kecil orang itu akan mendapat kesulitan di bandara
Inggris.

“Dan itu,” kata Preston dengan murung, “berarti masih ada yang belum
diperiksa—pelaut-pelaut kapal dagang, yang masuk tanpa pemeriksaan di lebih
dari dua puluh pelabuhan niaga; para kru kapal-kapal pabrik ikan yang saat ini
berlayar di perairan Skotlandia; para awak pesawat komersial, yang hampir-
hampir tidak diperiksa sama sekali; dan mereka yang dilindungi secara
diplomatik.”

“Seperti telah kuduga,” kata Sir Nigel. “Tidak mudah. Kau punya gagasan
mengenai apa yang kaucari?”

“Ya, sir. Saya meminta salah satu anak buah Anda menggunakan waktunya
Senin yang lalu untuk hadir di Aldcrmaston bersama para petugas di bagian
rekayasa nuklir. Rupanya lempeng polonium itu cocok untuk sebuah bom yang
kecil, kasar, dengan rancang bangun yang sederhana, dan tidak begitu kuat
daya ledaknya—itu kalau bom atom bisa dianggap punya daya ledak yang ‘tidak
begitu kuat’.” Ia memberikan kepada Sir Nigel sebuah daftar komponen. “Saya
kira, komponen-komponen itulah yang sedang kita cari.”

C mempelajari daftar komponen itu. “Cuma ini saja yang diperlukan untuk
merakit sebuah bom atom?” ia bertanya akhirnya.

155

“Kalau perangkatnya, saya kira, memang cuma itu. Saya juga tidak menyangka
itu bisa dibuat dengan begitu sederhana. Selain dari inti atomnya dan
www.ac-zzz.tk

penumbuk bajanya, bahan-bahan itu dengan mudah bisa disembunyikan di


mana saja dan tidak

akan mengundang kecurigaan.”

“Baiklah, John, apa rencanamu saat ini?”

“Saya sedang mencari suatu pola, Sir Nigel. Hanya itu yang bisa saya cari. Suatu
pola masuknya seseorang ke dalam negeri ini dan keluar lagi dengan nomor
paspor yang sama. Kalau hanya satu atau dua kurir yang digunakan, maka
mereka harus sering masuk dan keluar lagi, memakai tempat-tempat masuk
dan keluar yang berbeda-beda, dan mungkin tempat berangkat yang juga
berbeda-beda di luar negeri; tapi kalau muncul suatu pola, maka kita akan bisa
meminta peningkatan kewaspadaan di seluruh negeri terhadap nomor-nomor
paspor tertentu yang tidak banyak jumlahnya. Ini mungkin tidak banyak
membantu, lapi ini maksimal yang bisa dilakukan.”

Sir Nigel bangkit. “Lanjutkan itu, John. Aku akan mengatur supaya kauperoleh
apa saja yang kaupcrlukan. Mari kita berdoa siapa pun yang sedang kita cari
akan terpeleset, sekali saja, yaitu menggunakan kurir yang sama dua atau tiga
kali.”

Tapi Mayor Volkov lebih efisien lagi. Ia tidak terpeleset. Ia tidak tahu
komponen-komponen itu apa atau akan dipakai untuk apa. Ia hanya tahu

156

bahwa ia diperintahkan mengirim barang-barang tersebut dengan pasti ke


Inggris tepat pada waktunya untuk serangkaian rendezvous, bahwa setiap kurir
harus menghafalkan jadwal pertemuan pertama dan pertemuan cadangannya,
dan bahwa tidak ada satu pun yang boleh dikirim melalui rezidentura KGB di
Kedutaan Rusia di London.

Ia ditugaskan mengirimkan sembilan bingkisan dan ia mempersiapkan dua belas


kurir. Ia tahu bahwa beberapa di antara mereka bukan profesional, tapi karena
penyamaran mereka sempurna dan perjalanan mereka telah diatur berminggu-
minggu atau berbulan-bulan sebelumnya, seperti halnya dengan Lichka si orang
Ccko, ia merasa aman menggunakan mereka.

Supaya Mayor Jenderal Borisov tidak curiga karena ia perlu “merampok” lagi
darinya dua belas ilegal bersama legenda-legenda mereka, -ia telah
memperluas jaringnya ke luar Uni Soviet dengan melibatkan tiga dari dinas-
dinas rahasia saudaranya: StB dari Cekoslovakia, SB dari Polandia, dan,
terutama sekali Haupt Verwaltung Aufklarung (HVA) Jerman Timur yang amat
patuh dan penurut
www.ac-zzz.tk

Orang-orang Jerman Timur itu sangat bagus kerjanya. Sementara di Jerman


Barat, Prancis, dan Inggris terdapat masyarakat Polandia dan Cekoslovakia,
Jerman Timur memiliki kelebihan yang sangat menguntungkan. Karena
persamaan etnik antara Jerman Timur dan Jerman Barat dan adanya

157

kenyataan bahwa jutaan orang Jerman Timur telah lari ke Jerman Barat, maka
HVA yang berpusat di Berlin Timur memiliki jauh lebih banyak ilegal di Barat
daripada dinas rahasia lainnya dari Blok Timur.

Volkov telah memutuskan untuk hanya memakai dua orang Rusia, dan keduanya
akan menjadi orang-orang yang pertama disusupkan. Ia tidak menyangka bahwa
orang bisa dikeroyok oleh berandal-berandal jalanan, dan ia juga tidak sadar
bahwa kiriman barang milik pelaut itu sudah lenyap dari lemari penyimpannya
di kantor polusi Glasgow. Dia hanya tahu bahwa dia harus meningkatkan
kewaspadaan tiga kali lipat, karena itu sudah menjadi sifatnya dan dia memang
dilatih untuk itu.

Untuk sisa kirimannya yang tinggal tujuh itu, ia menggunakan seorang kurir
yang dipasok oleh pihak Polandia, dua oleh pihak Ceko (termasuk Lichka), dan
empat oleh pihak Jerman Timur. Kurir yang kesepuluh, yang menggantikan
Kurir Dua yang tewas, juga datang dari pihak Polandia. Untuk mengubah
rancangbangun dua kendaraan motor, Volkov bahkan menggunakan sebuah
bengkel yang dikelola oleh HVA di Brunswick, Jerman Berat

Hanya kedua orang Rusia itu dan satu orang Ceko, Lichka, yang akan
menggunakan tempat berangkat di negara Blok Timur; ditambah dengan.

158

sekarang ini, kurir kesepuluh, yang direncanakan berangkat-dengan pesawat


Polish Airline, LOT.

Volkov tidak akan pernah memunculkan pola yang sedang dicari-cari Preston di
tengah lautan kertasnya di Chelsea.

Sir Nigel Irvine, seperti banyak orang yang bekerja di pusat kota London,
berusaha untuk melarikan diri dari kesibukan untuk mencari udara segar di
akhir pekan. Dia dan Lady Irvine tinggal di London selama hari-hari kerja, tapi
mempunyai sebuah cottage yang kecil di pedesaan di Dorset bagian tenggara,
di Pulau Purbcck, di sebuah desa yang bernama Langton Matravcrs.

Hari Minggu itu C mengenakan mantel dan topi dari bahan tweed, membawa
tongkat tebal, dan berjalan-jalan menyusuri padang-padang rumput dan jalan-
jalan setapak menuju bukit karang di atas Chapman’s Pool di Sl Alban’s Head.
www.ac-zzz.tk

Matahari bersinar cerah tapi angin terasa dingin, dan mengembus rambutnya
yang keperak-perakan yang keluar dari topinya di atas telinganya bagaikan
sayap-sayap kecil. Ia mendaki jalan setapak menuju bukit karang itu dan
berjalan sambil terus berpikir keras, sekali-sekali berhenti untuk memandang
buih-buih putih berkejaran di Selat Inggris di bawahnya.

Ia sedang merenungkan kesimpulan yang diambil Preston dalam laporannya


yang pertama dan betapa itu sangat banyak persamaannya dengan

159

kesimpulan Sweeting di pertapaannya di Oxford. Cuma kebetulan saja?


Khayalan kosong? Alasan untuk memperkuat keyakinan diri? Atau cuma sekadar
isapan jempol dari seorang abdi negara dan seorang akademisi yang terlalu
kuat berkhayal?

Dan seandainya semua itu benar, mungkinkah ada hubungannya dengan sebuah
lempeng kecil polonium dari Leningrad yang sampai ke kantor polisi Glasgow
tanpa diundang?

Kalau lempeng logam itu seperti apa yang dikatakan Wynne-Evans, maka itu
artinya apa? Apakah itu bisa berarti bahwa seseorang, jauh di sana di balik
gelombang yang berbuih putih, memang bermaksud melanggar Protokol
Keempat?

Dan seandainya itu benar, siapakah gerangan orangnya? Chebrikov dan


Kryuchkov dari KGB? Mereka tidak akan pernah berani bertindak kecuali atas
perintah Sekretaris Jenderal. Dan jika Sekretaris Jenderal berada di balik
semua ini—mengapa?

Dan mengapa kantong pos diplomatik tidak dipakai? Jauh lebih mudah, lebih
sederhana, lebih aman. Untuk pertanyaan yang terakhir ini, ia merasa bisa
menemukan jawabannya. Menggunakan kantong pos diplomatik berarti
menggunakan rezidentura—wilayah kewenangan—KGB di dalam Kedutaan Rusia.
C lebih tahu daripada Chebrikov, Kryuchkov, atau Sekretaris Jenderal sendiri,
bahwa wilayah itu sudah disusupi. Ia punya sumber di dalam sana, yaitu
Andreyev.

160

Sekretaris Jenderal, C menduga, mempunyai alasan kuat untuk merasa


terguncang dengan gelombang pembelotan yang terjadi di tubuh KGB akhir-
akhir ini. Semua bukti menunjukkan bahwa kekecewaan yang sedang terjadi di
semua tingkatan di Rusia sudah demikian mendalamnya sehingga kini sudah
merasuk ke jajaran yang paling elit dari yang elit. Kecuali pcmbelotan-
pcmbelotan itu, yang^dimulai di akhir tahun 1970-an dan terus berlangsung
www.ac-zzz.tk

sampai tahun 1980-an, terjadi juga pengusiran besar-besaran terhadap para


diplomat Soviet di seluruh dunia, sebagian disebabkan karena ulah mereka
sendiri yang terus mencari agen-agen untuk direkrut, tapi kemudian berlanjut
dengan kecemasan yang semakin parah karena para pimpinan diplomatik itu
pun juga ikut diusir dan dengan demikian jaringan sistemnya menjadi
bcrantakan. Bahkan negara-negara Dunia Ketiga yang, satu dekade yang lalu,
begitu patuh terhadap Soviet, sekarang bersikap tegas dengan mengusir agen-
agen Soviet karena ulah mereka yang melanggar aturan-aturan diplomatik.

Ya, suatu operasi besar yang dilakukan tanpa dukungan KGB adalah masuk akal.
Sir Nigel telah mendengar diri sumber yang bisa dipercaya bahwa sang
Sekretaris Jenderal sangat cemas terhadap gencarnya penyusupan dari pihak
Barat ke dalam tubuh KGB sendiri. Untuk setiap pengkhianat yang menyerang
ke pihak musuh—begitu pameo di

161

kalangan dinas intelijen—bisa dipastikan ada satu lainnya yang masih tinggal.

Jadi, di luar sana ada seseorang yang mengirimkan kurir-kurir bersama barang
bawaannya masuk ke Inggris—barang bawaan yang berbahaya, yang membawa
anarki dan kekacauan yang bentuknya belum dapat diperkirakan C tapi yang
tidak diragukan lagi pasti akan terjadi—sementara dia sedang berjalan-jalan di
situ. Dan orang itu bekerja untuk seorang lain lagi, sangat tinggi di tas, yang
tidak mempunyai rasa sayang terhadap pulau kecil ini.p>

“Tapi kau tak akan bisa menemukannya, John,” ia bergumam kepada angin
yang tak acuh. “Kau tangguh,, tapi mereka lebih tangguh lagi. Dan merekalah
yang memegang kartu-kartu As-nya.”

Sir Nigel Irvine adalah salah satu dari kelompok tua yang berjiwa besar,
generasi yang sudah akan berlalu karena sedang digantikan di setiap lapisan
masyarakat oleh orang-orang baru yang berbeda jenisnya, bahkan juga di
lapisan tertinggi pemerintahan ini, di mana kesinambungan gaya dan cara
adalah sesuatu yang dulu sangat dipuja-puja.

Demikianlah ia memandang jauh ke seberang Selat Inggris, seperti begitu


banyak orang Inggris sebelum dia telah melakukannya, dan ia menetapkan
niatnya. Dia tidak yakin bahwa akan terjadi musibah atas tanah air leluhurnya
itu, tapi ia yakin bahwa ada kemungkinan mengenai itu. Tapi itu sudah cukup
baginya.

162
www.ac-zzz.tk

Lebih jauh dari situ, di sebuah dermaga di atas pelabuhan kecil Newhaven,
Sussex, seorang pria lain memandang gelombang-gelombang yang berkejaran di
Selat Inggris.

Ia mengenakan pakaian kulit hitam, helmnya terletak di sadel sepeda motor


BMW-nya yang diparkir di situ. Beberapa pejalan kaki lewat, bersama anak-
anak mereka menikmati hari Minggu, melintasi dermaga, tapi tidak
memperhatikan dia.

Ia sedang menyaksikan sebuah ferry menuju ke arahnya, sudah jauh melewati


batas cakrawala dan melaju memecah ombak ke arah dermaga pelabuhan itu.
Ferry Cornouailles memang akan tiba dari Dieppe tiga puluh menit lagi. Kurir
Lima akan berada di alasnya.

Pada kenyataannya, Kurir Lima berada di atas geladak depan, menyaksikan


pantai Inggris yang semakin mendekat. Dia termasuk salah satu penumpang
yang tidak bermobil, tapi tiketnya berlaku untuk kereta kapal yang akan
membawanya langsung ke jantung kota London.

Anton Zelcwski, begitu nama yang tercantum di paspornya, dan data itu sangat
akurat Paspor Jerman Barat, demikian didapati oleh pejabat imigrasi, tapi tak
ada yang aneh dengan itu. Ratusan ribu warga Jerman Barat mempunyai nama
yang berbau Polandia. Ia lolos dari pemeriksaan.

Pabean memeriksa kopernya dan tasnya yang berisi barang-barang duty-free,


yang dibelinya di atas kapal. Satu botol gin dan dua puluh lima

163

batang cerutu dalam kotak yang belum dibuka masih dalam batas yang
diizinkan. Petugas pabean mengangguk, menyalakan dia lolos, lalu menangani
pemeriksaan berikutnya.

Zelewski memang telah membeli sekotak cerutu berisi dua puluh lima batang di
toko duty-free di alas kapal Cornouaitles. Selelah itu ia masuk ke kamar mandi,
mengunci dirinya di situ, dan melepaskan label-label duty-free dari kotak yang
baru dibelinya, lalu menempelkan label-label itu pada kotak lain yang persis
sama dengan yang dibawanya. Kolak yang lain itu dibuangnya ke laut.

Dalam kereta yang menuju ke London, Zelewski memilih gerbong kelas satu
.yang tepat bersebelahan dengan lokonya, memilih tempat duduk dekat
jendela yang sudah ditentukan, dan menunggu. Saat hampir mencapai Lewcs,
pintu membuka dan seorang pria berpakaian kulit hitam berdiri di sana. Ia
memandang sekilas dan tahu bahwa bilik itu kosong kecuali orang Jerman itu.
www.ac-zzz.tk

“Apakah kereta ini menuju langsung ke London?” ia bertanya dalam bahasa


Inggris yang mulus tanpa aksen.

“Saya kira kereta ini juga akan berhenti di Lewes,” jawab Zelewski.

Orang itu mengulurkan tangannya. Zelewski menyerahkan kotak cerutu yang


pipih itu padanya. Orang itu memasukkannya ke balik jaketnya, mengangguk,
dan berlalu. Ketika kereta itu bertolak lagi dari Lewcs, Zelewski melihat orang
itu sekali lagi,

164

di peron di seberang sana, sedang menunggu kereta yang kembali ke


Newhaven.

Sebelum tengah malam cerulu-ccrulu itu sudah bergabung dengan radio


transistor, selongsong gips, dan sepatu di tempat penyimpanannya di Ipswich.
Kurir Lima telah melaksanakan tugasnya.

165
www.ac-zzz.tk

OBI

Di larang meng komcrsil-kan atau kesialan menimpa anda selamanya

17

SIR NIGEL ternyata benar. Sampai hari Kamis, hari terakhir bulan April,
bertumpuk-tumpuk printout komputer tidak menunjukkan pola apa pun di
antara seluruh warga Blok Timur yang berangkat dari pelabuhan mana pun, dan
memasuki Inggris berulang-ulang selama empat puluh hari terakhir. Juga tidak
ada pola yang terjadi di antara orang-orang berkebangsaan tertentu yang
memasuki negeri ini dari Timur selama periode yang sama.

Sejumlah paspor yang mengundang kecurigaan memang ada, tapi ini hal yang
biasa dalam urusan seperti itu. Paspor-paspor itu telah diperiksa, pemegang
paspornya diperiksa dengan diminta menanggalkan seluruh pakaiannya, tapi
hasilnya tetap saja masih nol besar. Tiga paspor masuk dalam daftar “dicegah
masuk”; yang dua adalah orang-orang yang dideportasikan dan berusaha untuk
masuk kembali, dan yang satu adalah seorang tokoh dunia hitam Amerika yang
bergerak di bidang perjudian dan narkotika. Ketiga orang ini juga

166

sudah digeledah sebelum diantarkan naik pesawat berikutnya untuk


dipulangkan, tapi tidak ada sedikit pun petunjuk bahwa mereka adalah kurir
dari Moskow.

Seandainya mereka menggunakan warga Blok Barat, atau ilegal dalam negeri
yang memiliki dokumen-dokumen lengkap sebagai warga Blok Barat, maka aku
tak akan pernah bisa menemukan mereka, pikir Preston.

Sir Nigel sekali lagi memanfaatkan persahabatannya yang sudah lama dengan
Sir Bernard Hcmmings untuk mengupayakan kerja sama dengan Lima. “Aku
mempunyai alasan untuk berpendapat bahwa Pusat (Partai Komunis) akan
berupaya untuk menyusupkan seorang ilegal penting ke dalam negeri kita
dalam beberapa minggu ini,” katanya. “Masalahnya, Bernard, adalah bahwa
aku tidak memiliki identitasnya, deskripsi tentang dirinya, atau tempat dia
akan masuk. Tapi, kalau anak buahmu bisa membantu memberikan keterangan
tentang apa yang terjadi di gerbang-gerbang masuk, akan sangat kami hargai.”

Sir Bernard membuat permintaan itu menjadi sebuah operasi, dan sarana-
sarana negara yang lain—pabean, imigrasi. Cabang Khusus, dan polisi pelabuhan
—telah sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang tak
dikenal yang akan menerobos lewat pemeriksaan atau barang apa saja yang
mencurigakan yang dibawa masuk sebagai bagasi.
www.ac-zzz.tk

167

Penjelasan itu cukup masuk akal, dan bahkan Brian Harcourt-Smith pun tidak
menghubungkannya dengan laporan John Preston tentang lempeng polonium
itu; laporan itu masih tetap tergeletak di nampan pending-nya sementara Brian
sendiri masih mereka-reka apa yang akan dilakukannya terhadap laporan
tersebut.

Mobil van untuk keperluan berkemah itu tiba pada Hari Perayaan Mei. Ia
memiliki registrasi Jerman Barat dan diangkut ke Dover dengan ferry dari
Calais. Pemilik dan sekaligus pengemudinya, yang surat-suratnya sangat
lengkap, bernama Helmut Dorn, dan bersamanya adalah istrinya, Lisa, dan dua
anak yang masih kecil, Uwe, anak laki-laki berambut jagung berumur lima
tahun, dan Brigitte, anak perempuan mereka yang berumur tujuh tahun.

Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, van itu menggelinding menuju zona


hijau pabean yang menangani kasus-kasus “nothing to declare” (tidak
membawa barang yang perlu dilaporkan), tapi salah satu petugas memberi
isyarat untuk berhenti. Setelah memeriksa kembali surat-surat mereka, petugas
itu menyatakan hendak memeriksa bagian belakang van. Herr Dorn
mematuhinya.

Kedua anak kecil sedang bermain-main di ruang duduk di dalam mobil dan
berhenti bermain ketika melihat orang-orang berseragam masuk ke mobil.
Lelaki dewasa itu mengangguk dan tersenyum ke—

168

pada mereka; mereka tertawa cekikikan. Ia memandang ke sekeliling interior


yang rapi dan bagus, lalu mulai memeriksa isi lemari-lemari. Seandainya Herr
Dorn nervous, ia berhasil menyembunyikannya dengan baik.

Kebanyakan lemari itu berisi barang-barang tetek bengek yang pada umumnya
dibawa oleh sebuah keluarga yang akan berkemah dalam rangka liburan—
pakaian, peralatan masak, dan sebagainya. Petugas pabean mengangkat sedikit
jok-jok kursi, yang di bawahnya merupakan tempat tambahan untuk
menyimpan barang-barang. Salah satunya rupanya khusus dipakai untuk
menyimpan mainan anak-anak. Di situ ada dua boneka, sebuah boneka teddy
bear, dan bermacam-macam bola karet yang dihiasi dengan gambar bundaran
besar berwarna-warni mencolok.

Anak perempuan itu, yang sudah hilang rasa malunya, memasukkan tangannya
ke dalam kotak dan mengeluarkan salah satu boneka. Ia berceloteh dengan
riang kepada petugas pabean itu dalam bahasa Jerman. Petugas itu tidak
mengerti, tapi ia mengangguk dan tersenyum.
www.ac-zzz.tk

“Bagus sekali, sayang,” katanya. Lalu ia turun melalui pintu belakang mobil dan
menoleh kepada Herr Dorn. “Baiklah, sir. Selamat menikmati liburan.”

Van untuk berkemah itu menggelinding bersama-sama dengan kendaraan-


kendaraan lain keluar dari tempat itu dan meluncur ke jalan yang

169

menuju kola Dover, lalu ke jalan raya yang menuju ke wilayah Kent lainnya,
terus ke London.

“Gott sei dank,” kata Dorn kepada istrinya dengan lega, “wir sind durch.”

Istrinya yang membacakan peta, (api tidak ada yang rumit. Jalan raya M20 yang
ke London dipandu dengan tanda-tanda yang jelas sehingga tidak mungkin
orang akan tersesal. Dorn berulang kali melihat arlojinya. Dia agak terlambat
dari jadwal, lapi dia diperintahkan untuk jangan sekali-kali melanggar batas
kecepatan sewaktu mengendarai mobil.

Mereka menemukan desa yang bernama Charing, di satu sisi jalan raya—tanpa
kesulitan—dan di sebelah utaranya dekat dari situ terdapat cafe-taria Happy
Eater di sebelah kiri jalan. Dorn berbelok menuju ke tempat parkir dan
menghentikan mobil. Lisa Dorn membawa anak-anaknya masuk ke dalam cafe
untuk memesan snacL Dorn, sesuai perintah, mengangkat tutup mesin dan
memasukkan kepalanya di bawahnya. Beberapa detik kemudian ia merasa ada
orang di dekatnya dan ia mendongak. Seorang pria Inggris berusia muda dalam
pakaian kulit hitam pengendara sepeda motor berdiri d! situ.

“Ada masai h?” ia bertanya.

“Saya kira pasti karburatornya,” Dorn menjawab.

“Bukan,” kata pengendara sepeda motor itu de—

170

ngan serius, “dugaan saya distributornya. Dan juga. Anda terlambat”

“Maafkan saya, gara-gara ferry itu. Dan pabean juga. Bingkisan itu ada di
belakang.”

Di dalam van, pengendara sepeda motor itu mengeluarkan sebuah kantong


kanvas dari balik jaketnya, sementara Dorn, mengomel dan menarik-narik,
berusaha mengeluarkan sebuah bola milik anak-anak dari kotak penyimpan
mainan.
www.ac-zzz.tk

Garis tengahnya hanya dua belas setengah sentimeter, tapi beratnya lebih dari
dua puluh kilogram, atau empat puluh empat pon. Uranium-235 murni memang
dua kali lebih berat daripada timah.

Mengangkat kantong kanvas itu melintasi tempat parkir menuju sepeda


motornya, Valeri Petrofsky harus mengerahkan tenaganya untuk menjinjing
kantong itu dengan satu tangan, seakan-akan berisi suatu barang yang biasa
saja. Dan memang tak ada yang memperhatikan dia. Dorn menutup kap mesin
van dan bergabung dengan keluarganya di cafe. Sepeda motor itu, dengan
muatannya di dalam kotak di belakang boncengan, menderu ke arah London,
Terowongan Dartford, dan Suffolk. Kurir Enam telah melaksanakan tugasnya.

Pada tanggal 4 Mei Preston menyadari bahwa ia sampai ke jalan buntu. Sudah
dua minggu, tapi penyelidikannya belum juga membuahkan hasil

171

apa-apa, kecuali satu lempeng polonium yang jatuh ke tangannya secara sangat
kebetulan. Dia tahu bahwa tidak mungkin meminta semua orang yang
mengunjungi Inggris digeledah total dan diminta bertelanjang. Paling maksimal
yang bisa dimintanya adalah meningkatkan pengawasan terhadap semua
pengunjung yang berasal dari Blok Timur, ditambah dengan dia sendiri harus
waspada terhadap setiap paspor yang nampak mencurigakan. Masih ada satu
lagi kesempatan.

Dari laporan yang dibuat para ahli di proyek rekayasa nuklir di Aldermaston,
tiga dari komponen-komponen yang diperlukan untuk merakit bom nuklir yang
paling sederhana sekalipun sangat berat. Salah satu di antaranya adalah
sebongkah uranium-235 murni; satu lagi adalah penumbuk baja, berbentuk
silinder atau bola, terbuat dari baja satu inci—dua setengah sentimeter—yang
padat dan keras; dan yang ketiga adalah sebuah tabung baja, juga padat dan
keras, kira-kira dua setengah sentimeter tebalnya, sekitar empat puluh lima
sentimeter panjangnya, dan tiga puluh pon beratnya atau sekitar lima belas
kilogram beratnya.

Ia memperkirakan bahwa ketiga bahan ini, paling tidak, harus dibawa masuk ke
negeri ini dengan kendaraan, dan karena itu ia meminta kendaraan-kendaraan
asing yang masuk diperiksa dengan lebih intensif, terutama dengan
memusatkan perhatian terhadap muatan yang berbentuk mirip bola, globe, dan
semacam tabung yang sangat berat.

Ia tahu bahwa wilayah pemeriksaannya akan sangat luas. Arus yang masuk ke
dalam dan keluar dari negeri itu: sepeda motor, mobil, van, dan truk
berlangsung tanpa henti setiap hari sepanjang tahun. Jika lalu lintas niaga
sampai macet, yaitu jika setiap truk distop dan digeledah, maka ini berarti
akan menghentikan kegiatan seluruh negeri. Ia sedang mencari sebuah jarum
www.ac-zzz.tk

biasa di antara tumpukan jerami, dan ia bahkan tidak mempunyai sebuah


magnet

Tekanan yang bertubi-tubi mulai membebani George Berenson. Istrinya baru


saja meninggalkan dia dan kembali ke rumah saudara laki lakinya yang mewah
di Yorkshire. Dia telah menyelesaikan dua belas pertemuan dengan tim dari
kementerian dan telah mengidentifikasi seluruh dokumen yang pernah
diberikannya kepada Jan Marais. Ia tahu bahwa ia berada di bawah
pengawasan, dan itu membuatnya tambah tegang.

Juga kunjungan rutinnya ke kementerian membuat Permanent Undersecretary,


Sir Peregrine Jones, tahu tentang pengkhianatannya. Tekanan mental yang
terakhir yang membebani dirinya adalah bahwa dia masih harus sekali-sekali
mengirimkan bingkisan-bingkisan yang berisi dokumen-dokumen fiktif dari
kementerian kepada Marais, untuk diteruskan ke Moskow. Ia berhasil
menghindari pertemuan langsung dengan Marais sejak dia tahu bahwa warga
Afrika Selatan itu ternyata adalah agen Soviet Tapi

172

173

dia diharuskan membaca bahan-bahan yang disampaikannya ke Moskow lewat


Marais, kalau-kalau Marais meminta penjelasan darinya mengenai suatu
dokumen yang sudah dikirimkan.

Setiap kali membaca dokumen-dokumen yang akan dikirimkannya, ia terkesan


akan keterampilan pemalsunya. Setiap dokumen didasarkan pada suatu
makalah nyata yang pernah melewati kantornya, lapi dengan perubahan-
perubahan yang begitu halusnya sehingga tidak ada satu aspek kecil pun yang
akan bisa mengundang kecurigaan. Efek kumulatif yang dibentuk adalah kesan
yang salah mengenai peta kekuatan dan kesiapan Inggris dan NATO.

Pada hari Rabu tanggal 6 Mei, ia menerima dan membaca satu set dokumen—
terdiri atas tujuh makalah—yang mengacu pada resolusi-resolusi, usulan-usulan,
briefing-briefing, dan survai-survai, yang dijadwalkan untuk diterima kantornya
dalam dua minggu terakhir ini. Semuanya ditandai dengan TOP SECRET atau
COSMIC, dan salah satu di antaranya menyebabkan dia mengerutkan alisnya. Ia
menyampaikan semua itu ke kedai es krim Benotti petang itu dan ia menerima
telepon kode yang mengisyaratkan bahwa barang sudah diterima dengan baik
dua puluh empat jam kemudian.

***

Hari Minggu itu, tanggal 10 Mei, sendirian di kamar tidurnya di Cherryhayes


Close, Valeri
www.ac-zzz.tk

174

Pelrofsky meringkuk di depan radio portable-nya yang canggih dan menyimak


rangkaian sinyal dalam kode Morse lewat Radio Moskow gelombang komersial,
yang khusus dialokasikan untuk keperluannya.

Peralatannya itu bukan transmiter; Moskow tidak akan pernah membolehkan


seorang ilegal yang penting membahayakan dirinya sendiri dengan mengirimkan
sendiri pesan-pesannya, dan menghadapi peralatan penangkalnya—milik Inggris
dan Amerika—yang mampu melacak tempat asal transmisi yang sebegitu
canggihnya. Yang digunakannya adalah sebuah radio Braun besar, yang bisa
dibeli di semua toko elektronik yang bagus, yang mampu menangkap hampir
semua gelombang di dunia.

Pelrofsky merasa tegang. Sebulan telah berlalu sejak dia mengirimkan berita
dengan transmiter Poplar untuk memberitahu Moskow bahwa satu kurir telah
hilang bersama kiriman barangnya dan ia minta itu diganti. Setiap malam kedua
dan sekali dua hari setiap pagi, kalau dia sedang tidak keluar dengan sepeda
motornya mengambil kiriman-kiriman, ia mendengarkan radionya menunggu
jawaban. Sampai sekarang belum ada jawaban.

Pada jam sepuluh lewat sepuluh malam itu, ia mendengar call sign
kepunyaannya masuk ke gelombang. Ia telah siap dengan buku catatan dan
pensilnya. Setelah berhenti sebentar, pesannya mu—

175

lai disampaikan. Ia menuliskan sandi-sandi itu, serangkaian angka yang seakan


tidak berarti, langsung dari Morse ke bahasa Inggris. Pihak Jerman, Inggris, dan
Amerika pasti juga sedang mencatat sandi-sandi yang sama itu di pos mereka
masing-masing.

Setelah transmisi itu berakhir, ia mematikan alat itu, duduk di meja riasnya,
memilih buku catatan sekali-pakai yang cocok, dan mulai menguraikan sandi-
sandinya. Ia menyelesaikannya dalam waktu lima belas menit: Firebird Sepuluh
menggantikan Dua RVT. Pesan itu diulang tiga kali.

Ia tahu apa yang dimaksud dengan Rendezvous T (RVT). Itu adalah salah satu
alternatif yang harus digunakan kalau keadaan menuntut, seperti sekarang ini.
Dan itu adalah sebuah hotel bandara. Ia lebih suka cafe di jalan sepi atau
stasiun kereta api, tapi ia maklum bahwa walaupun ia merupakan ujung tombak
operasi ini, ada kurir-kurir yang karena alasan profesional hanya punya waktu
beberapa jam di London dan karena itu tidak bisa meninggalkan kota itu.
www.ac-zzz.tk

Ada satu masalah lagi. Ada Kurir Sepuluh yang akan menjadi pengganti itu di
antara dua pertemuan, dan dekat dengan saat rendezvous dengan Kurir Tujuh;
ini sangat berbahaya.

Kurir Sepuluh harus dijumpainya pada jam sarapan pagi di Post House Hotel,
Heathrow; Kurir Tujuh akan menunggu di tempat parkir hotel di luar Colchester
di pagi yang sama, pada jam sebe—

176

las. Itu berarti ia harus ngebut dengan sepeda motornya, tapi ia bisa melakukan
itu.

Larut malam hari Selasa tanggal 12 Mei, lampu-lampu masih menyala di


Downing Street 10, kantor dan tempat tinggal Perdana Menteri Inggris. Mrs.
Margaret Thatcher sedang menyelenggarakan sebuah konferensi dalam rangka
merancang strategi dengan para penasihat terdekatnya dan kabinet dalamnya.
Satu-satunya topik dalam agendanya adalah pemilihan umum yang akan datang;
rapat itu dimaksudkan untuk meresmikan keputusan yang telah diambil dan
menentukan timing-nya.

Seperti biasa, ia menyatakan pandangannya sendiri dengan gamblang sejak


awal rapat itu. Ia yakin bahwa ia akan dibenarkan memerintah untuk masa
empat tahun yang ketiga, walaupun undang-undang dasar hanya membolehkan
ia untuk memimpin sampai Juni 1988. Ada banyak pejabat yang langsung
merasa ragu-ragu apakah bijaksana untuk melakukan pemilihan umum sedini
itu, walaupun sebelumnya mereka juga ragu-ragu apakah mereka akan bisa
bertahan. Kalau Perdana Menteri Inggris mempunyai naluri tentang sesuatu,
maka hanya dengan argumentasi yang teramat kuat ia bisa ditentang. Khusus
dalam masalah ini, data-data statistik rupanya mendukung dia.

Pimpinan Partai Konservatif dengan mudah bisa memperoleh informasi tentang


data-data poli pendapat umum. Persekutuan Partai Liberal/Sosial Dc—

177

rintkr.’it, dengan adanya data-data itu, rupanya terpancang pada sekitar dua
puluh persen suara untuk seluruh daerah pemilihan nasional. Di bawah sistem
Inggris, ini akan memberikan kepada mereka sekitar lima belas sampai dua
puluh kursi di Parlemen. Dengan demikian hanya tinggal pertarungan pemilihan
antara Partai Konservatif dan Partai Buruh.

Akan halnya timing, indikator-indikator nampaknya mendukung keinginan sang


Perdana Menteri untuk mengadakan pemilihan umum dini. Sejak Juni 1983,
dengan penampilan baru yang menunjukkan toleransi, kesatuan, dan moderasi.
Partai Buruh telah mampu mengembalikan dirinya ke posisi sepuluh persen
www.ac-zzz.tk

penuh dalam berbagai poli, dan hanya ketinggalan empat persen dari pihak
Koaservatif. Dan, perbedaan kecil ini mungkin bisa dikejar. Kaum Ekstrem Kiri
hampir-hampir tidak bersuara, manifesto Kaum Buruh diperlunak bunyinya, dan
penampilan-penampilan di televisi dibatasi hanya dilakukan oleh anggota-
anggota sayap tengah Partai Buruh. Singkatnya, masyarakat Inggris sudah
hampir sepenuhnya percaya kepada Partai Buruh sebagai suatu partai alternatif
pemerintahan.

Pada tengah malam dicapai kesepakatan bahwa itu harus dilakukan pada musim
panas 1987, atau jangan sampai Juni 1988. Mrs. Thatcher menekan hadirin
untuk menyetujui tahun 1987 dan akhirnya menang. Mengenai lamanya masa
kampanye, ia

178

mendesak supaya masanya singkat saja, tiga ming-gu kampanye kilat


dibandingkan yang biasanya empat minggu itu. Lagi-lagi ia menang.

Akhirnya disetujui; ia akan minta audiensi dengan Sri Ratu pada hari Kamis
tanggal 28 Mei dan meminta supaya Parlemen dibubarkan. Sesuai tradisi, ia
akan langsung kembali ke Downing Street setelah itu untuk membuat
pernyataan kepada masyarakat. Mulai saat itu kampanye pemilihan sudah akan
dimulai. Hari pemilihannya ditetapkan Kamis tanggal 18 Juni.

Ketika para menteri itu masih tidur di saat-saat sebelum fajar merekah, sepeda
motor BMW itu menderu ke arah London dari arah timur laut. Pelrofsky
meluncur menuju ke Post House Hotel di Heathrow Airport, memarkir
motornya, mengunci mesinnya, dan menyimpan helmnya di kotak yang berada
di belakang boncengan.

Ia melepaskan jaket kulit hitamnya dan menarik lepas celananya yang


bcrritsleting samping. Di bawah celana kulit itu ia mengenakan celana flannel
abu-abu biasa, agak berkerut tapi tidak terlalu kentara. Ia menyimpan sepatu
botnya ke dalam salah satu kantong sadel, yang darinya baru saja diambilnya
sepasang sepatu lain. Pakaian kulit itu masuk ke kantong yang lain, di mana ia
baru saja mengeluarkan sebuah jas twced yang tidak mencolok dan sebuah jas
hujan coklat muda. Ketika ia meninggalkan tempat parkir dan berjalan masuk
ke

179

bagian reception hotel, ia nampak seperti seorang pria biasa dengan jas hujan
plastik biasa.

***
www.ac-zzz.tk

Karel Wosniak tidak nyenyak tidurnya. Salah satu sebabnya adalah karena ia
telah mengalami kejutan paling hebat selama hidupnya malam sebelumnya.
Biasanya para awak pesawat penerbangan LOT Polandia, di mana ia menjabat
sebagai pramugara senior, diperiksa oleh pabean dan imigrasi hanya untuk
formalitas saja. Kali ini mereka digeledah, benar-benar digeledah. Saat petugas
Inggris yang memeriksa dia mulai mengorek-ngorek peralatan bercukurnya, ia
cemas dan hampir panik. Ketika petugas Inggris itu mengeluarkan alat cukur
listrik yang diberikan agen-agen SB kepadanya di Warsawa sebelum lepas
landas, rasanya ia akan pingsan. Untunglah, alat cukur itu tidak dijalankan
dengan baterai dan bukan model yang bisa di-recharge. Tidak ada stopkontak
di situ yang bisa dipakai untuk mencoba. Jadi petugas itu mengembalikan alat
cukur itu dan melanjutkan penggeledahannya, tanpa hasil. Wosniak
memperkirakan bahwa seandainya alat cukur itu dihidupkan, maka pasti tidak
akan bisa hidup. Lagi pula, pasti ada sesuatu di dalamnya selain motornya yang
biasa. Mengapa dia diwajibkan untuk membawa itu masuk ke London?

Pada jam delapan tepat, ia memasuki kamar kecil pria tepat di sebelah bagian
reception di

180

lantai dasar hotel itu. Seorang pria yang penampilannya tidak menonjol, yang
mengenakan jas hujan coklat muda sedang mencuci tangan. Sialan, jika
agennya nanti muncul, kita harus menunggu dulu sampai orang Inggris ini pergi.
Tapi orang itu berbicara kepadanya, dalam bahasa Inggris.

“Pagi. Apa itu seragam kru penerbangan Yugoslavia?”

Wosniak mendesak lega. “Bukan, saya dari penerbangan nasional Polandia.”

“Negeri yang indah, Polandia,” kata orang yang tak dikenal itu, masih tetap
membersihkan tangannya, orang itu nampak benar-benar santai. Wosniak masih
baru dalam hal seperti ini—dan ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, ini
adalah yang pertama dan yang terakhir. Ia hanya berdiri saja di atas lantai
berubin itu, memegangi alat cukurnya. “Saya mengalami banyak hal yang
menyenangkan di negeri Anda,” orang lak dikenal itu melanjutkan.

Nah, itulah, pikir Wosniak. “Banyak hal-hal menyenangkan….” merupakan


ungkapan identitas yang disepakati.

Ia mengulurkan alat cukurnya. Orang Inggris itu mengerutkan dahinya dan


matanya melirik ke salah satu pintu toilet. Dengan terkejut Wosniak menyadari
bahwa pintu itu tertutup; ada orang di dalamnya. Orang tak dikenal itu
mengangguk ke rak di atas wastafel. Wosniak meletakkan alat cukur itu di
sana. Lalu orang Inggris itu mengangguk ke arah tempat
www.ac-zzz.tk

181

kencing. Dengan bergegas Wosniak membuka ritsleting celananya dan berdiri di


depan salah salu tempat kencing. “Terima kasih,” ia berkata. “Saya juga
menganggapnya indah.”

Orang yang mengenakan jas hujan coklat muda itu lalu mengantongi alat
pencukur itu, mengacungkan lima jarinya untuk memberi isyarat supaya
Wosniak tinggal di situ lima menit lagi, lalu dia pergi dari situ.

Satu jam kemudian, Pelrofsky dan sepeda motornya tiba di daerah pemukiman
di pinggiran kola di mana kawasan timur laut London bertemu dengan Distrik
Essex. Jalan raya M12 terbentang lebar di depannya. Saat itu jam sembilan.

Pada jam itu ferry Tor Britannia milik perusahaan pelayaran DFDS dari
Gothenburg sedang meluncur pelan menyusuri Dermaga Parkstone, di Harwich,
seratus dua puluh kilometer jauhnya di pantai Essex. Para penumpangnya,
ketika turun dari ferry, adalah rombongan biasa terdiri dari turis, mahasiswa,
dan pedagang. Di antara kelompok yang terakhir ini terdapat Mr. Slig Lundqvisl,
yang mengendarai sedan Saab-nya yang besar.

Surat-suratnya menunjukkan bahwa ia seorang pengusaha Swedia dan surat-


surat itu asli. Dia memang orang Swedia, dan selama hidupnya begitu. Cuma
surat-surat itu tidak menyatakan bahwa ia juga seorang agen Komunis kawakan
yang bekerja—seperti Herr Helmut Dorn—untuk Jcn—

182

derai Marcus Wolf yang galak, orang Yahudi kepala operasi luar negeri dinas
intelijen HVA Jerman Timur.

Lundqvisl diminta untuk turun dari mobilnya dan membawa koper-kopernya ke


bangku pemeriksaan. Itu dilakukannya dengan senyum yang simpatik. Seorang
petugas pabean mengangkat kap mesin mobil Saab dan menjenguk ke dalam
mesinnya. Ia sedang mencari sesuatu yang berbentuk bola sebesar bola kaki
kecil atau sebuah silinder batangan yang bisa saja disembunyikan di situ. Tapi
tidak diketemukannya barang yang seperti itu. Ia memeriksa bagian bawah
mobil dan akhirnya ke dalam bagasinya. Ia menarik napas. Permintaan dari
London ini benar-benar menjengkelkan. Bagasi itu tidak berisi apa-apa kecuali
peralatan mobil yang umum, sebuah dongkrak yang diikat di satu sudut, dan
sebuah pemadam kebakaran yang ditempelkan ke sudut yang lain. Orang
Swedia itu berdiri di sebelahnya dengan koper-koper di tangannya*

“Bagaimana,” kata orang Swedia itu, “beres?”

“Ya, terima kasih, sir. Setamat berlibur.”


www.ac-zzz.tk

Satu jam kemudian, jam sebelas kurang sedikit, mobil Saab itu meluncur
memasuki tempat parkir Kings Ford Park Hotel di desa Layer de la Haye, persis
di sebelah selatan Colchester. Lundqvisl keluar dari mobilnya dan melemaskan
otot-ototnya yang kaku. Saat itu jam minum kopi tengah pagi dan nampak
banyak mobil diparkir di tempat itu.

183

semuanya tidak dijaga. Ia melihat ke arlojinya— lima menit dari saat


rendezvous yang ditetapkan. Sudah dekat, tapi ia tahu ia masih punya waktu
satu jam lagi untuk menunggu kalau terjadi keterlambatan, setelah itu barulah
digunakan rendezvous cadangan di tempat lain. Ia tidak tahu apakah agen itu
akan muncul dan kapan. Tidak ada orang di sekitar tempat itu kecuali seorang
pria muda yang sedang mengutak-atik mesin sepeda motor BMW. Lundqvisl
sama sekali tidak mempunyai gambaran agen yang akan ditemuinya itu seperti
apa. Ia menyalakan sebatang rokok, kembali ke mobilnya, dan duduk di situ.

Pada jam sebelas, ada ketukan di jendelanya. Si penunggang sepeda motor


berdiri di luar. Lundqvist menekan kenop dan kaca jendela itu turun dengan
mengeluarkan bunyi desis. “Ya?”

“Apakah huruf S di pelat nomor mobil Anda berarti Swedia atau Swiss?” tanya
orang Inggris itu. Lundqvist tersenyum lega. Tadi dia berhenti sebenlar di
tengah jalan dan melepaskan pemadam kebakaran itu dan kini telah
dipindahkan di sebuah tas rami di jok penumpang.

“Itu singkatan untuk Swedia,” katanya. “Saya baru saja tiba dari Gothenburg.”

“Belum pernah ke sana,” kata pria itu. Lalu, tanpa perubahan nada, ia
menambahkan, “Bawa barang buat saya?”

“Ya,” kata orang Swedia itu, “ada di tas di sebelah saya ini.”

184

“Banyak jendela menghadap ke tempat parkir ini,” kala si pengendara sepeda


motor. “Anda jalankan mobil memutari tempat parkir ini, lewati sepeda motor
itu, dan jatuhkan tas itu kepada saya lewat jendela pengemudi. Usahakan
supaya mobil berada di antara saya dan jendela-jendela itu. Lima menit dari
sekarang.”

Ia lalu berjalan dengan santai menuju sepeda motornya dan melanjutkan


mengutak-atik mesinnya. Lima menit kemudian mobil Saab itu meluncur
melewatinya, tasnya dijatuhkan ke tanah; Pelrofsky segera memungutnya dan
memasukkan ke dalam kantong sadel yang terbuka, sebelum Saab itu
www.ac-zzz.tk

menampakkan jendela-jendela hotel kembali. Ia tidak pernah melihat Saab itu


lagi, dan tidak ingin.

Satu jam kemudian ia sudah berada di garasinya yang di Thetford, menukar


sepeda motornya dengan sedan keluarga dan meletakkan kedua barang kiriman
itu ke dalam bagasinya. Dia tidak tahu apa isinya. Itu bukan urusannya.

Ketika hari mulai berganti sore, ia sudah tiba di rumahnya di Ipswich dan
menyimpan kedua barang kiriman itu di dalam kamar tidurnya. Kurir Sepuluh
dan Kurir Tujuh telah mengirimkan barangnya.

John Preston sudah waktunya mulai bekerja lagi di Gordon Street pada tanggal
13 Mei.

“Aku tahu memang mengecewakan, tapi aku ingin kau melanjutkannya,” kata
Sir Nigel Irvine pada salah satu kunjungannya. “Kau sebaiknya

185

menelepon kantor dan bilang kau sedang flu berat. Kalau kau perlu surat
dokter, katakan padaku. Aku tahu dokter yang mau membuatkan itu.”

Pada tanggal enam belas, Preston tahu bahwa ia sedang menuju ke sebuah
jalan buntu. Tanpa meningkatkan kewaspadaan nasional secara besar-besaran,
sebenarnya pabean dan imigrasi telah melakukan apa saja yang bisa dilakukan.
Cuma volume lalu lintas manusia yang tak terhingga padanya itu tidak
memungkinkan untuk pemeriksaan terhadap setiap pengunjung. Sudah lima
minggu sejak terjadinya pengeroyokan terhadap pelaut Rusia di Glasgow, dan
Preston merasa yakin bahwa ia telah kehilangan semua kurir yang lain.
Barangkali mereka semua sudah masuk ke negerinya sebelum Semyonov, dan
petugas dek itu malahan yang terakhir. Mungkin….

Dengan rasa cemas yang semakin mencekam, ia sadar bahwa ia tidak tahu
apakah ada deadline-nya, atau seandainya dia tahu—kapankah deadline itu.

Pada hari Kamis tanggal 21 Mei, ferry yang berasal dari Ostende berlabuh di
Folkestone dan menurunkan isinya yang seperti biasa terdiri dari turis-turis
yang berjalan kaki, naik mobil, dan arus truk yang mengangkut muatan untuk
Masyarakat Ekonomi Eropa dari satu tempat ke tempat lain di benua itu.

Tujuh dari truk-truk itu memiliki surat-surat registrasi Jerman, Ostende


merupakan kota pilihan di

186
www.ac-zzz.tk

kepulauan Inggris untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Jerman


utara. Truk gandeng Hanomag yang besar dengan muatan container di trailer-
nya yang tersambung di belakangnya itu tidak nampak berbeda dengan truk-
truk lain. Setumpuk tebal surat-surat yang menghabiskan waktu satu jam untuk
diloloskan itu ternyata beres semuanya dan tak ada alasan untuk curiga bahwa
pengemudi truk itu bekerja untuk orang lain selain kontraktor angkutan yang
namanya dituliskan di sisi kabin truk. Juga tidak ada alasan untuk curiga bahwa
container itu memuat barang lain selain yang dicantumkan, yaitu alat pembuat
kopi buatan Jerman untuk sampan pagi orang Inggris.

Di belakang kabinnya, dua pipa asap menjulang ke langit mengeluarkan asap


yang dihasilkan mesin diesel itu dan menyalurkannya keluar supaya tidak
mengganggu pemakai jalan lain. Saat itu hari sudah petang, hari yang
melelahkan sudah hampir usai, dan truk itu dipersilakan meluncur ke jalan
yang menuju Ashford dan London.

Tidak ada orang di Folkestone akan bisa tahu bahwa salah satu pipa exhaust
vertikal itu, yang menyemburkan asap hitam saat meninggalkan pos
pemeriksaan pabean, mempunyai pipa bypass di dalamnya untuk menyalurkan
asap itu, atau, di tengah deru mesin truk itu, bahwa alat peredam bunyinya
telah dilepas untuk merekayasa sebuah ruangan ekstra.

Saat malam semakin larut, di tempat parkir sebuah

187

losmen di pinggir jalan dekat Lenham, di Kent, si pengemudi memanjat ke alap


kabinnya, membuka sekrup-sekrup pipa exhaust itu, dan mengeluarkan dari
pipa itu sebuah bingkisan yang panjangnya empat puluh lima sentimeter dan
dibungkus dengan bahan anti panas, la tidak membukanya; ia hanya
memberikan benda itu pada seorang pengendara sepeda motor yang berpakaian
hitam yang lalu meluncur dengan cepat menuju kegelapan. Kurir Delapan telah
mengirimkan barang.

“Payah, Sir Nigel,” kata John Preston kepada kepala SIS itu pada hari Jumat
pelang. “Saya tidak tahu apa yang sedang berlangsung saat ini. Saya
memikirkan akibat yang terburuk, tapi saya tidak dapat membuktikannya. Saya
mencoba mencari satu kurir lagi yang saya yakin telah masuk ke negeri ini, tapi
saya gagal. Saya kira saya harus balik ke Gordon hari Senin nanti.”

“Aku tahu bagaimana perasaanmu, John,” kala Sir Nigel. “Aku juga merasa
begitu. Tolong beri aku satu minggu lagi.”

“Saya tidak melihat apa manfaatnya,” kata Preston. “Apa lagi yang bisa kita
lakukan?”
www.ac-zzz.tk

“Berdoa, kurasa,” kata C dengan lembut.

“Salu petunjuk saja,” kata Preston dengan marah. “Yang saya butuhkan cuma
satu petunjuk kecil.”
www.ac-zzz.tk

OBI

Dilarang nieii^ komi-rsil-kaii alau kesialan menimpa anda w t am any a

188

18

JOHN PRESTON memperoleh petunjuk itu hari Senin sore berikutnya, tanggal 25
Mei.

Pada jam empat lewat sedikit, sebuah flight Austrian Airlines mendarat di
Heathrow dari Wina. Salah satu penumpangnya, yang di pemeriksaan paspor
menyalakan dirinya bukan warga Inggris dan bukan warga MEE, memberikan
sebuah paspor Austria yang nampak sangat asli, yang mencantumkan bahwa
pemiliknya bernama Franz Winkler.

Petugas imigrasi memeriksa Reisepass (paspor) hijau bersampul plastik yang


tidak asing itu, yang bertanda lambang elang emas di bagian depannya, dengan
sikap acuh tak acuh seperti biasa karena profesinya sehari-hari memang
memeriksa paspor. Paspor itu baru saja dikeluarkan, dan dicap dengan
setengah lusin stempel masuk dan keluar dari negara-negara Eropa lain, serta
memiliki visa Inggris yang absah.

Di bawah mejanya tangan kiri petugas itu men—

189

catat nomor yang tercantum di paspor dengan perforasi pada semua


halamannya. Ia lalu melihat ke arah layar komputernya, menutup paspor, dan
mengembalikannya dengan senyum singkat “Terima kasih, sir. Mari
selanjutnya.”

Saat Herr Winkler mengangkat kopernya yang kecil dan berlalu dari situ,
petugas itu menaikkan alisnya ke arah sebuah jendela kecil yang berada enam
meter dari situ. Pada saat yang sama, kaki kanannya menekan kenop
“waspada” dekat lantai. Dari jendela kantor itu, salah satu agen Cabang Khusus
yang bertugas di situ menangkap isyarat matanya tadi. Petugas imigrasi itu
menatap ke arah punggung Herr Winkler dan mengangguk. Wajah detektif
Cabang Khusus menghilang dari jendela itu dan beberapa detik kemudian ia dan
satu rekannya sudah membuntuti orang Austria itu tanpa suara. Seorang agen
Cabang Khusus yang lain dengan susah payah menempatkan mobil di depan
pintu keluar utama bandara itu.
www.ac-zzz.tk

Winkler tidak membawa koper berat, jadi dia tidak perlu mengambil koper di
ban berjalan. Ia langsung saja melewati kawasan hijau tempat pemeriksaan
pabean. Di ruang utama bandara ia agak lama pergi ke Midland Bank,
menukarkan traveler’s cheek-nya dengan mata uang poundster-lingy pada saat
mana salah satu agen Cabang Khusus itu berhasil mengambil fotonya dengan
baik dari sebuah balkon di lantai atas.

Ketika orang Austria tersebut naik taksi di de—

190

pan Bangunan Nomor Dua, para agen Cabang Khusus itu masuk ke dalam mobil
yang tidak beridentitas dan berada tepat di belakang dia. Pengemudinya
berkonsentrasi untuk terus mengikuti taksi itu; detektif senior Cabang Khusus
itu menggunakan radio untuk memberitahu Scotland Yard, yang menurut
prosedur juga harus disampaikan ke Charles Street Ada suatu instruksi yang
menyatakan bahwa Enam juga menaruh minat terhadap semua pengunjung
yang membawa paspor yang “tidak benar”—jadi informasi itu juga disampaikan
oleh Charles Street ke Sentinel House.

Winkler naik taksi sampai Bayswater dan membayar sopirnya di persimpangan


antara Edgware Road dan Sussex Gardens. Ia lalu berjalan kaki, tasnya
dijinjing, menyusuri Sussex Gardens, yang salah satu sisinya hampir sepenuhnya
ditempati oleh penginapan-penginapan dengan fasilitas amat sederhana, yang
disukai para pedagang dan para pengunjung yang dating larut malam dengan
dompet yang tidak terlalu, tebal melalui Stasiun Paddington yang tak jauh dari
situ.

Para agen Cabang Khusus yang menyaksikan dari mobil merasa bahwa Winkler
tidak memesan tempat terlebih dahulu, karena ia menyusuri jalan itu sampai
tiba di sebuah penginapan yang ber-tuliskan VACANCIES—ADA KAMAR—di
jendelanya dan masuklah dia ke situ. Dia pasti telah memperoleh kamar karena
ia tidak muncul lagi.

Satu jam setelah taksi Winkler meninggalkan

191

Heathrow, telepon berdering di flat Preston di Chelsea. Yang berbicara adalah


agen penghubungnya di Sentinel, yang diperintahkan Sir Nigel untuk tetap
berhubungan dengan Preston.

“Si Joe baru saja tiba di Heathrow,” kata agen MI-6. “Mungkin tidak ada apa-
apanya, tapi nomor paspornya menyebabkan timbulnya nyala-nyala merah di
komputer. Namanya Franz Winkler, warga Austria, naik pesawat dari Wina.”
www.ac-zzz.tk

“Kuharap mereka tidak menangkap dia,” kata Preston. Ia sedang berpikir


bahwa Austria sangat dekat dengan Cekoslovakia dan Hungaria. Karena negara
itu netral, maka ia merupakan batu loncatan yang bagus bagi para ilegal Soviet

“Tidak,” kata agen yang di Sentinel itu. “Berdasarkan permintaan kami mereka
menguntitnya…. Sebentar….” Ia kembali ke telepon beberapa detik kemudian.
“Mereka baru saja ‘merumahkan’ dia di sebuah hotel kecil bernama B-and-B di
Paddington.”

“Bisakah kauhubungkan aku dengan C?” tanya Preston.

Sir Nigel sedang rapat, yang ditinggalkannya untuk kembali ke kantor


pribadinya. “Ya, John.”

Ketika Preston telah menyampaikan fakta-fakta baru itu kepada Kepala SIS, Sir
Nigel bertanya, “Menurut kau diakah orang yang kautunggu selama ini?”

“Ia bisa saja seorang kurir,” kala Preston.

192

“Dialah hasil maksimal yang bisa kita peroleh selama enam minggu terakhir
ini.”

“Apa yang kauinginkan, John?”

“Saya ingin Enam meminta pengawasan diambil alih oleh para agen pelacak.
Semua laporan yang masuk ke pengendali pelacak di Cork dipantau oleh salah
satu anak buah Anda dan kalau ada yang masuk, harus langsung diteruskan ke
Sentinel dan kemudian kepada saya. Kalau dia melakukan pertemuan, saya
menginginkan keduanya dibuntuti.”

“Baik,” kata Sir Nigel. “Aku akan minta pelacak. Barry Banks akan berjaga di
ruang radio Cork dan menyampaikan perkembangan-perkembangannya langsung
saat masuk.”

Sang Kepala sendiri yang menelepon Direktur Cabang K dan mengajukan


permintaannya. Kepala Cabang K menghubungi rekan-rekannya di Cabang A dan
sebuah tim pelacak dikirimkan ke Sussex Gardens. Kebetulan mereka dipimpin
oleh Harry Burkinshaw.

Preston berjalan mondar-mandir di apartemen kecil itu dan merasa amat


frustrasi. Ia sangat ingin berada di jalanan, atau paling tidak di tengah-tengah
operasi itu, dan bukan dikucilkan seperti agen yang disamarkan di negerinya
sendiri, bagai sebuah bidak catur dalam sebuah permainan kekuasaan yang
sedang berlangsung jauh di atas sana.
www.ac-zzz.tk

Pada jam tujuh petang itu, anak buah Burkinshaw sudah mulai bergerak,
mengambil alih peng—

193

awasan dari agen-agen Cabang Khusus, yang bcr-sukacita karena bebas dari
tugas. Petang itu terasa hangat dan menyenangkan; empat agen pelacak yang
membentuk “box” mengambil posisi-posisi yang tidak mencolok di sekitar hotel
itu—satu di ujung atas jalan, satu di ujung bawah, satu di seberang, dan satu di
belakang. Dua mobil menempatkan diri di tengah banyak mobil lain yang
diparkir di sepanjang Sussex Gardens, yang siap meluncur begitu nampak si
“Chummy” akan kabur. Enam agen ini selalu saling berhubungan dengan
pesawat radio mereka masing-masing, dan Burkinshaw dengan kantor pusat,
yaitu ruang radio di basement Cork. Barry Banks juga berada di Cork, sebab ini
adalah operasi yang diminta oleh Enam, dan mereka semua menunggu Winkler
membuat kontak.

Masalahnya yaitu, ia tidak membuat kontak. Ia tidak melakukan apa-apa. Ia


hanya duduk di kamar hotelnya di balik tirai tembus pandang dan diam saja.
Pada jam delapan tiga puluh dia keluar, berjalan ke sebuah restoran di
Edgware Road, makan malam sederhana, dan berjalan balik ke tempatnya
semula. Dia tidak melakukan antaran barang, menerima perintah, tidak
meninggalkan apa-apa di atas mejanya, tidak berbicara kepada siapa pun di
jalan.

Tapi dia melakukan dua hal menarik. Ia berhenti dengan mendadak di Edgware
Road dalam perjalanan menuju restoran itu, menatap ke sebuah

194

etalase toko selama beberapa detik, lalu kembali ke arah dia datang tadi. Ini
adalah salah satu tipuan paling kuno untuk mendeteksi orang yang menguntit di
belakang, tapi bukan cara yang terlalu bagus. Ketika meninggalkan restoran ia
berhenti di pinggiran trotoar, menunggu sampai ada celah dalam arus lalu
lintas di jalan itu, lalu berlari menyeberang. Di seberang ia berhenti lagi dan
mengamati jalan untuk mengetahui apakah ada orang yang bergegas
menyeberang menguntit dia. Tidak ada. Ulah Winkler ini malahan
menyebabkan dia berada dekat dengan agen pelacak Burkinshaw yang
keempat, yang memang sejak tadi sudah berada di sisi seberang Edgware Road.
Saat Winkler mengamati arus lalu lintas untuk melihat apa ada orang yang
bertaruh nyawa untuk mengejar dia, agen pelacak itu berada pada jarak
beberapa langkah, pura-pura memanggil taksi.

“Dia memang ‘tidak benar’,” Burkinshaw melapor ke Cork. “Ia nampak takut
sekali diawasi, tapi kelakuannya kurang cermat”
www.ac-zzz.tk

Pendapat Burkinshaw sampai ke Preston di tempat persembunyiannya di


Chelsea. Ia mengangguk dengan lega. Situasi mulai membaik.

Setelah selesai dengan ulahnya yang tak menentu di Edgware Road, Winkler
kembali ke kamar pondokannya dan menghabiskan sisa malam itu di dalam
kamarnya.

Sementara itu, sebuah operasi kecil yang lain

195

sedang berlangsung di basement Sentinel House. Foto-foto Winkler yang


diambil oleh agen-agen Cabang Khusus di Heathrow Airport, bersama dengan
foto-foto lainnya yang diambil di jalan di Bayswater, telah dicuci dan sedang
berada di bawah pengamatan Miss Blodwyn yang sangat terkenal.

Identifikasi atas agen-agen asing, atau orang-orang asing yang mungkin


berperan sebagai agen, merupakan suatu aspek yang amat penting semua
organisasi intelijen. Dalam rangka menopang tugas ini, setiap tahun ratusan
ribu foto dibuat oleh semua dinas intelijen atas orang-orang yang mungkin
bekerja, alau mungkin tidak, bekerja untuk pihak lawan. Bahkan warga dari
negara sekutu pun tidak dikecualikan dari album-album foto ini. Diplomat-
diplomat asing, anggota delegasi perdagangan, ilmiah, dan kebudayaan: semua
difoto sebagai suatu rutinitas—khususnya, lapi tidak selalu, kalau mereka
berasal dari negara komunis atau negara simpatisannya. Arsipnya semakin lama
semakin membengkak. Satu orang yang sama kadang-kadang difoto sampai dua
puluh kali, yang dilakukan di saat dan di tempat yang berbeda-beda. Foto-foto
itu tidak pernah dibuang. Foto-foto itu dipakai untuk memperoleh suatu
“make”.

Seandainya seorang Rusia bernama Ivanov muncul bersama suatu delegasi


perdagangan Soviet ke Canada, foto wajahnya hampir bisa dipastikan akan
diberikan oleh Royal Canadian Mounted Po—

1%

lice kepada rekan-rekannya di Washington, London, dan ibu kota negara-negara


NATO lainnya. Mungkin saja wajah yang sama itu, yang menyebut dirinya
Kozlov, telah pernah diambil fotonya lima tahun sebelumnya sebagai seorang
jurnalis tamu yang meliput perayaan kemerdekaan sebuah republik Afrika. Jika
memang profesi Ivanov yang sebenarnya diragukan, maka “make*’ seperti itu
akan menghapuskan semua keraguan. Ia akan langsung dideteksi sebagai agen
KGB full-titne.

Pertukaran foto-foto seperti itu di antara dinas-dinas intelijen yang bersekutu—


dan ini termasuk Mossad Israel yang cemerlang itu—sifatnya berkesinambungan
www.ac-zzz.tk

dan menyeluruh. Sedikit sekali warga Blok Soviet yang berkunjung ke Barat
yang wajahnya tidak muncul di album foto di sekurang-kurangnya dua puluh ibu
kota negara demokrasi. Tentu saja, tak seorang pun masuk ke Uni Soviet tanpa
wajahnya masuk arsip foto Pusat (Parlai Komunis Soviet).

Ini memang sebuah fakta yang luar biasa, tapi sangat benar, bahwa sementara
“saudara-saudara sepupu” CIA menggunakan bank-bank komputer di mana
disimpan jutaan aspek wajah manusia untuk dipakai mencocokkan foto-foto
yang mengalir masuk setiap harinya, Inggris menggunakan Blodwyn.

Seorang wanita tua yang sering dimanfaatkan dengan keterlaluan, dan yang
selalu dipaksa oleh rekan-rekannya yang lebih muda untuk melakukan

197

identifikasi foto, Blodwyn sudah empat puluh tahun bertugas di bidang ini di
bawah bangunan Sentinel House, dia adalah tuan dari arsip foto yang teramat
besar itu, yang membentuk “buku foto kriminal” milik MI-6. Padahal itu sama
sekali bukan buku, tapi sebuah ruangan yang mirip gua tempat disimpan
berderet-deret album foto, dan hanya Blodwyn sendiri yang memiliki
pengetahuan bagai sebuah ensiklopedi.

Otaknya mirip sebuah bank komputer CIA, bahkan kadang-kadang mengalahkan


bank komputer. Dalam benaknya tersimpan bukan rincian Perang Tiga Puluh
Tahun atau harga saham di Wall Street; benaknya menyimpan wajah-wajah.
Bentuk-bentuk hidung, garis-garis rahang, sorot-sorot mata; pipi yang
menggayut ke bawah, lengkung bibir, cara seseorang memegang gelas atau
rokok, kilatan gigi berlapis emas dari seseorang yang tersenyum yang fotonya
diambil di sebuah pub di Australia dan yang kemudian muncul kembali di
sebuah supermarket di London—semua itu merupakan bahan bagi pabrik
ingatannya yang luar biasa.

Malam itu, saat Bayswater tidur dan anak buah Burkinshaw sedang memeluk
bayangan, Blodwyn duduk dan menatap foto wajah Franz Winkler. Dua pria
muda dari Enam menunggu dengan diam. Satu jam kemudian ia hanya berkata,
“Timur Jauh,” dan ia berjalan di sepanjang deretan album

198

fotonya. Ia berhasil mencocokkan make-nya dini hari Selasa tanggal 26 Mei.

Fotonya kurang jelas dan sudah lima tahun umurnya. Saat itu rambutnya
nampak lebih hitam dan pinggangnya lebih ramping. Laki-laki itu sedang
menghadiri sebuah resepsi di Kedutaan India dan berdiri di samping duta
besarnya sendiri dan sedang tersenyum dengan sopan.
www.ac-zzz.tk

Salah satu dari kedua pria muda itu menatap kedua foto itu dengan ragu. “Kau
yakin, Blodwyn?”

Seandainya sorot mata bisa melumpuhkan, maka ia pasti sudah membutuhkan


sebuah kursi roda. Pria muda itu mundur dengan bergegas dan menghampiri
telepon. “Ada make,” katanya. “Dia orang Ceko. Lima tahun yang lalu ia
seorang agen kelas rendah di Kedutaan Ceko di Tokyo. Nama: Jiri Hayek.”

Preston dibangunkan dering telepon pada jam tiga pagi. Ia mendengarkan,


mengucapkan terima kasih kepada si penelepon, dan meletakkan telepon itu. Ia
tersenyum gembira. “Ketahuan kau,” katanya.

Pada jam sepuluh pagi, Winkler masih berada di dalam hotelnya. Kendali
operasi di Cork Street telah diambil alih oleh Simon Margery, dari K2(B), desk
(Operasi) Satelit Soviet/Cekoslovakia. Kenyataannya, memang masalahnya
menyangkut warga Ceko. Barry Banks, yang tidur di kantor,

199

ada bersamanya, menyampaikan berita perkembangan ke Sentinel House.

Pada jam yang sama, John Preston menelepon penasihat hukum di Kedutaan
Amerika, yang adalah kontak pribadinya. Penasihat hukum di Gros-venor Square
senantiasa merupakan wakil FBI untuk London. Preston mengajukan
permintaannya dan diberitahu bahwa ia akan ditelepon segera setelah jawaban
datang dari Washington, barangkali dalam waktu lima sampai enam jam,
dengan mengingat perbedaan waktu.

Pada jam sebelas, Winkler muncul dari tempat penginapan, la berjalan ke


Edgware Road lagi, memanggil taksi, dan bertolak menuju Park Lane. Di Hyde
Park Corner, taksi itu, yang diikuti oleh dua mobil berisi tim pelacak, meluncur
menuju Piccadily. Winkler turun dari taksi itu di Piccadilly, dekat dengan
tempat Circus berada, dan mencoba melakukan manuver-manuver dasar untuk
menggagalkan penguntitan yang sama sekali tidak bisa dibuktikan
keberadaannya.

“Lagi-lagi dia begitu,” Len Stewart bergumam ke alat yang disembunyikan di


kerah bajunya, la telah membaca laporan Burkinshaw dan mengantisipasi
bahwa hal seperti itu akan terjadi lagi. Tiba-tiba Winkler berjalan cepat—
hampir-hampir lari—di sepanjang sebuah arcade (lorong beratap), seakan
melarikan diri, muncul di ujung yang lain, berjalan menyusuri trotoar, dan
menoleh untuk mengamati mulut arcade yang tadi dilaluinya. Tak

200
www.ac-zzz.tk

ada yang keluar dari situ. Tak ada yang perlu keluar dari situ. Karena sudah ada
pelacak lain di mulut arcade sebelah selatan.

Para pelacak mengenal kota London lebih baik dari polisi atau sopir taksi.
Mereka tahu berapa banyak pintu keluar yang dipunyai setiap gedung besar, ke
mana lorong-lorong dan jalan-jalan bawah tanah menuju, di mana gang-gang
sempit berada dan menuju ke mana. Ke mana pun seorang “Joc” berlari cepat,
selalu ada seorang pelacak yang telah berada di depannya, satu lagi menguntit
perlahan di belakangnya, dan dua orang mengapit. Box nya tidak pernah akan
terlepas, dan hanya seorang Joe yang sangat pintar yang bisa mendeteksinya.

Merasa puas bahwa dia tidak dikuntit, Winkler memasuki Pusat Perjalanan
Kereta Api Inggris (The British Rail Travel Center) di Lower Regent Street. Di
sana ia menanyakan tentang jadwal perjalanan kereta api ke Sheffield.
Penggemar sepak bola Skotlandia yang mengenakan syal dan berdiri beberapa
langkah dari situ dan seakan-akan sedang menunggu kereta untuk pulang ke
Motherwell adalah salah satu pelacak. Winkler membayar tunai untuk satu tiket
pp. kelas dua ke Sheffield, mencatat bahwa kereta terakhir untuk malam itu
meninggalkan Stasiun SL Pancras pada jam sembilan dua puluh lima,
mengucapkan terima kasih kepada petugas, dan berlalu dari tempat itu. Ia
makan siang di sebuah cafe di dekat situ, kembali ke

201

Sussex Gardens, dan tinggal di sana sepanjang sore itu.

Preston menerima berita tentang tiket kereta api ke Sheffield itu pada jam
satu lebih sedikit. Ia memergoki Sir Nigel Irvine tepat pada saat C baru saja
akan pergi ke klubnya untuk makan siang.

“Mungkin saja ini suatu tipuan, tapi kelihatannya ia akan pergi ke luar kota,”
Preston melapor. “Mungkin dia menuju tempat rendezvous-nya. Bisa saja itu di
atas kereta api atau di Sheffield. Barangkali dia menunda begitu lama karena
dia datang terlalu dini. Masalahnya, sir, kalau dia meninggalkan London, kita
akan memerlukan seorang pengendali lapangan untuk pergi bersama dengan
tim pelacak itu. Saya ingin menjadi pengendali itu.”

“Ya, aku tahu apa maksudmu. Tidak mudah. Tapi, aku akan lihat apa yang bisa
kulakukan.”

Sir Nigel menghela napas. Gagal sudah makan siangku, pikirnya. Ia memanggil
seorang ajudannya. “Batalkan makan siangku di White’s. Siapkan mobilku. Dan
buat sebuah telegram. Dalam urutan itu.”

Sementara ajudan itu mengurus dua tugas yang pertama, C menelepon Sir
Bernard Hemmings di rumahnya dekat Farnham, di Surrey. “Maafkan aku
www.ac-zzz.tk

mengganggumu, Bernard. Ada hal yang muncul yang membutuhkan


nasihatmu…. Tidak, sebaiknya kita bertemu muka. Kau keberatan kalau aku
datang? Harinya cerah…. Ya, baik, sekitar jam tiga, kalau begitu.”

202

“Telegramnya?” tanya ajudannya, ketika memasuki ruangan. “Ya.”

“Kepada siapa?” “Kepada aku sendiri.” “Baik. Dari?”

“Kepala Perwakilan, Wina.”

“Apakah sebaiknya saya hubungi dia, sir?”

“Tidak perlu merepotkan dia. Atur saja untukku supaya ruang morse itu
menerima telegram dari dia tiga menit lagi.”

“Baiklah. Dan teksnya?”

Sir Nigel mendiktekannya. Mengirim kepada dirinya sendiri sebuah pesan


penting, sebagai pembenaran atas apa yang ingin dilakukannya, adalah sebuah
tipuan kuno yang dipelajarinya dari gurunya dulu, almarhum Sir Maurice
Oldfield. Setelah ruang morse memberikan kepadanya sebuah telegram dalam
bentuk yang sama dengan yang seandainya akan diterimanya dari Wina,
bangsawan tua itu memasukkannya ke dalam sakunya dan berjalan menuju
mobilnya.

Ia menemukan Sir Bernard sedang berada di kebunnya, menikmati matahari


bulan Mei yang hangat, dengan selimut membungkus lututnya.

“Seharusnya sudah masuk hari ini,” kata Direktur Jenderal Lima sambil
berusaha keras agar nampak riang. “Besok pasti masuk.”

“Tentu, tentu.”

203

“Nah, apa yang bisa kubantu?”

“Rumit,” kata Sir Nigel. “Seseorang baru saja terbang ke London dari Wina.
Nampak seperti pengusaha Austria. Tapi ternyata palsu. Kami telah
memperoleh identitasnya semalam. Seorang agen Ceko, salah satu anak buah
StB. Kelas rendah. Kami berpendapat bahwa dia itu kurir.”

Sir Bernard mengangguk. “Ya, aku selalu memantau, meskipun aku berada di
sini. Sudah mendengar semuanya. Anak buahku bisa mengatasinya, bukan?”
www.ac-zzz.tk

“Nampaknya begitu. Masalahnya sekarang, kelihatannya dia akan meninggalkan


London malam ini. Ke arah utara. Lima akan memerlukan seorang pengendali
lapangan untuk pergi bersama tim pelacak itu.”

“Tentu. Kita akan memperoleh itu. Brian bisa menangani itu.”

“Ya. Tentu saja ini adalah operasimu. Tapi…. Kau masih ingat peristiwa
Berenson itu? Kita tidak pernah menemukan dua hal. Apakah Marais
berkomunikasi melalui kontaknya di Kedutaan Rusia di sini, di London, atau dia
memakai kurir-kurir yang dikirim ke dalam dari luar? Dan apakah Berenson
satu-satunya orang dalam program yang dikendalikan Marais, atau ada orang-
orang lain lagi?”

“Aku ingat. Kita bersepakat untuk memeti-eskan dulu pertanyaan-pertanyaan


itu sampai kita bisa mengorek sejumlah keterangan dulu dari Marais.”

204

“Benar. Dan hari ini aku memperoleh pesan ini dari kepala perwakilanku di
Wina.”

Ia menunjukkan telegram itu. Sir Bernard membacanya dan alisnya terangkat.


“Terkait? Apa bisa begitu?”

“Mungkin saja. Winkler, alias Hayek, kelihatannya sejenis kurir. Wina


menegaskan bahwa ia berasal dari StB tapi sebenarnya bekerja untuk KGB
sendiri. Kita tahu bahwa Marais pergi ke Wina dua kali dalam dua tahun
terakhir ini, ketika dia mengendalikan Berenson. Setiap kali dalam rangka
kunjungan pesiar, akan tetapi….”

“Missing iink-nystf”

Sir Nigel mengangkat bahu. Jangan berlebih-lebihan.

“Apa yang akan dilakukannya di Sheffield?”

“Siapa yang tahu, Bernard? Apa ada program lain di sana di Yorkshire?
Mungkinkah Winkler ini kurir untuk lebih dari satu program?”

“Apa yang kauinginkan dari Lima? Tambahan pelacak?”

“Bukan, John Preston. Kau pasti ingat bagaimana dia melacak Berenson,
kemudian Marais. Aku suka sfy/e-nya. Dia cuti beberapa waktu. Lalu dia kena
flu, begitu kata mereka padaku. Tapi ia sudah waktunya masuk kerja besok
pagi. Ia sudah begitu lama tidak masuk kerja, jadi dia barangkali tidak punya
www.ac-zzz.tk

kasus-kasus yang baru. Secara teknis dia memang membawahi pelabuhan dan
bandara, C5(C). Tapi kau tahu bagaimana anak-anak di K

205

itu dipekerjakan. Kalau dia bisa diperbantukan sementara ke K2(B), kau bisa
menunjuk dia sebagai pengendali lapangan untuk operasi ini.”

“Well, aku tidak tahu, Nigel. Ini terserah Brian….”

“Aku akan sangat berterima kasih, Bernard. Kita akui saja, Preston itu sudah
aktif dalam pelacakan Berenson sejak pertama kali. Jika Winkler ternyata
merupakan bagian dari semua itu, Preston bahkan mungkin akan bisa berjumpa
dengan wajah yang sudah pernah dijumpainya sebelumnya.”

“Baiklah,” kata Sir Bernard. “Kauperoleh keinginanmu. Aku akan mengeluarkan


instruksi itu dari sini.”

“Aku bisa membawanya balik ke sana kalau kau mau,” kata C. “Kau tak perlu
repot Aku akan mengirim sopirku ke Charles Street dengan surat perintah
itu….”

Sir Nigel berlalu dari situ dengan membawa surat perintah yang diperlukannya,
yang ditulis oleh Sir Bernard Hcmmings, menyatakan bahwa John Preston
ditugaskan sementara ke Cabang Khusus dan diangkat sebagai pengendali
lapangan operasi Winkler, yaitu apabila operasi itu berlangsung di luar ibu
kota.

Sir Nigel menyuruh membuat dua copy, satu untuk dia dan satu untuk John
Preston. Aslinya dikirim ke Charles Street. Brian Harcourt-Smith saat itu sedang
keluar kantor, jadi surat perintah itu ditinggalkan di atas meja tulisnya.

Pada jam 7.00 petang John Preston meninggal—

206

kan apartemen Chelsea-nya untuk yang terakhir kali. Ia berada di luar di udara
bebas lagi, dan ia suka itu.

Di Sussex Gardens dia menyelinap di belakang Harry Burkinshaw. “Hello,


Harry.”

“Good Lord. John Preston. Apa yang kaulakukan di sini?”

“Menghirup udara segar.”


www.ac-zzz.tk

“Well, jangan membuat dirimu kelihatan. Ada ‘Joe* yang sudah kami jebak di
sana di seberang jalan.”

“Aku tahu. Aku diberitahu bahwa ia akan berangkat ke Sheffield dengan kereta
jam sembilan dua puluh lima.”

“Kau tahu dari mana?”

Preston mengeluarkan surat perintah Sir Bernard. Burkinshaw mengamatinya.


“Wow. Dari DJ-nya sendiri. Selamat bergabung, kalau begitu. Jaga jangan
sampai kau terlihat”

“Punya radio ekstra?”

Burkinshaw mengangguk ke jalan. “Di belokan jalan itu di Radnor Place.


Cortina coklat. Ada satu yang tak dipakai di kolak sarung tangan.”

“Aku akan menunggu di dalam mobil itu,” kata Preston.

Burkinshaw bingung. Tidak ada yang memberita h u dia bahwa Preston


bergabung dengan mereka sebagai pengendali lapangan. Ia bahkan tidak tahu
bahwa Preston berdinas di Seksi Ceko. Akan tetapi, tanda tangan DJ sungguh
sangat berpengaruh.

207

Baginya sendiri, ia hanya akan melanjutkan tugasnya. Ia mengangkat bahu,


memasukkan satu permen mint lagi ke dalam mulutnya, dan melanjutkan
pengawasannya.

Pada jam 8.30 Winkler meninggalkan hotel. Ia membawa kopernya. Ia


memanggil taksi yang lewat di situ dan memberikan instruksinya kepada
pengemudi.

Saat Winkler melangkah keluar dari mulut pintu, Burkinshaw mengontak timnya
dan kedua mobil pengawas lewat radio, la melompat masuk ke dalam mobil
yang pertama dan mereka berada seratus meter di belakang taksi itu melintasi
Edgware Road. Preston berada dalam mobil yang kedua. Sepuluh menit
kemudian mereka tahu bahwa mereka sedang menuju ke timur, ke arah stasiun
kereta api. Burkinshaw melaporkan hal ini.

Suara Simon Margery menanggapi dari Cork. “Okay, Harry, pengendali lapangan
kita sedang menuju ke sana.”

“Kami sudah mempunyai pengendali lapangan,” kata Burkinshaw. “la di sini


bersama kami.”
www.ac-zzz.tk

Ini berita mengherankan untuk Margery. Ia menanyakan nama pengendali itu.


Ketika mendengarnya, ia berpikir telah terjadi suatu kekeliruan. “Ia bahkan
bukan anggota K2(B),” ia memprotes.

“Sekarang iya,” kata Burkinshaw, tanpa terpengaruh. “Aku sudah melihat surat
perintahnya. Ditandatangani oleh DJ.”

Margery lalu menghubungi Charles Street. Keli—

208

ka iring-iringan itu bergerak ke timur menembus senja, di Charles Street


terjadi sedikit gejolak. Instruksi dari Sir Bernard dilacak dan dikonfirmasikan.
Margery mengangkat bahu dengan sikap jengkel. “Mengapa orang-orang di
Charles tidak pernah busa bersikap tegas?” ia bertanya tanpa ada yang
menanggapi, la membatalkan penugasan seorang rekan yang telah ditunjuknya
untuk mengambil alih di Stasiun St. Pancras. Lalu dia mencoba menghubungi
Brian Harcourt-Smith untuk mengajukan keluhannya.

Winkler membayar taksinya, berjalan melewati gerbang lengkung masuk ke


dalam bangunan berkubah stasiun kereta api bergaya Victoria itu, dan
mengecek papan Keberangkatan. Di sekitarnya keempat pelacak dan Preston
lenyap dalam kerumunan penumpang di dalam bangunan yang terbuat dari bata
dan besi itu.

Kereta jam 9.25, yang singgah di Leicester, Derby, Chesterfield, dan Sheffield,
berada di jalur dua. Setelah menemukan keretanya, Winkler berjalan di
samping kereta itu, melewati tiga gerbong kelas satu yang pertama dan kereta
makan, dan terus ke tiga gerbong kelas dua berjok biru dekat dengan ujung
depan. Ia memilih yang tengah, meletakkan kopernya ke atas rak, dan duduk
diam menunggu kereta berangkat.

Beberapa menit kemudian, seorang pria muda berkulit hiu m dengan earphone
melingkari kepalanya dan sebuah Walkman yang terpasang pada

209

ikat pinggangnya masuk dan duduk tiga baris dari situ. Begitu* duduk, pria
muda itu mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti irama yang nampak
seperti irama reggae yang menggelegar di telinganya, memejamkan mata, dan
menikmati musiknya. Ia adalah salah satu anak buah Burkinshaw; carphone-nya
tidak menyuarakan musik reggae, lapi berfungsi sebagai penerima instruksi
Harry.

Salah satu anak buah Burkinshaw mengambil posisi di gerbong depan, dan Harry
sendiri bersama John Preston di gerbong ketiga, sehingga Winkler berada dalam
www.ac-zzz.tk

posisi di “box”. Agen keempat mengambil kursi kelas salu di gerbong terakhir,
kalau-kalau Winkler melakukan “lest lari” di kereta itu untuk menggagalkan
kuntilan yang disangkanya dilakukan terhadap dirinya.

Pada jam 9.25, kereta InlerCity 125 itu mendesis dan bergerak keluar dari St
Pancras, ke utara. Pada jam 9.30 Brian Harcourt-Smith dilacak sampai ke ruang
makan klubnya dan diminta datang ke tempat telepon. Simon Margery yang
berbicara. Apa yang didengarnya membual Wakil Direktur Jenderal bergegas
keluar, memanggil taksi, dan berpacu menempuh jarak tiga kilometer melintasi
West End menuju Charles Street Di mejanya ia menemukan surat perinlah yang
ditulis sore itu oleh Sir Bernard Hemmings. Wajahnya menjadi pucat karena
marah.

Ia adalah orang yang sangat disiplin. Setelah

210

memikirkan masalah itu selama beberapa menit, ia mengambil telepon dan


dengan sikapnya yang ramah seperti biasa, ia meminta operator untuk
menghubungkannya dengan penasihat hukum kantor tempatnya berdinas, di
rumahnya. Penasihat hukum itu adalah orang yang melakukan sebagian besar
tugas-tugas perantaraan antara dinas itu dengan Cabang Khusus. Sementara
hubungan itu sedang diupayakan, Harcourt-Smith meneliti jadwal kereta api
yang menuju Sheffield. Penasihat hukum ilu dipaksa bangkit dari kursinya di
depan pesawat televisi di Camberley dan menghampiri telepon.

“Saya perlu Cabang Khusus untuk melakukan penangkapan,” kata Harcourt-


Smith. “Saya mempunyai alasan untuk yakin bahwa seorang imigran gelap yang
dicurigai sebagai agen Soviet mungkin lolos dari pengawasan. Nama: Franz
Winkler; mengaku sebagai warga Austria. Tuduhan: dicurigai memegang paspor
palsu. Ia akan tiba dengan kereta dari London di Sheffield pada jam sebelas
lima puluh sembilan. Ya, saya tahu ini pemberitahuan mendadak. Karena itulah
ini penting. Ya, harap hubungi Komandan Cabang Khusus di Yard dan minta dia
meluncurkan operasi Sheffield untuk melakukan penangkapan saat kereta tiba
di Sheffield.”

Ia meletakkan telepon itu dengan murung. John Preston boleh saja


memojokkan dia dengan berperan sebagai pengendali lapangan tim pengawas—

211

an itu, tapi Ťpenangkapan terhadap seseorang yang dicurigai merupakan


masalah kebijakan, dan itu termasuk dalam wewenang departemennya.

Kereta itu sudah hampir kosong. Dua gerbong, dan bukan enam, sebenarnya
sudah cukup untuk memuat keenam puluh penumpangnya. Barney, pelacak di
www.ac-zzz.tk

gerbong depan itu, berada di gerbong itu bersama sepuluh penumpang lain,
semuanya benar-benar penumpang, la menghadap ke arah belakang supaya ia
bisa melihat ujung kepala Winkler melalui jendela pada pintu antargerbong.

Ginger, pemuda kulit hitam dengan headphone itu yang berada bersama
Winkler di gerbong kedua, duduk bersama lima penumpang lain di gerbong itu.
Ada selusin penumpang yang mengisi gerbong berkapasitas enam puluh tempat
duduk itu selain Preston dan Burkinshaw di gerbong ketiga. Selama satu
seperempat jam lamanya Winkler tidak melakukan apa-apa. Ia tidak membawa
bacaan; ia hanya menatap ke luar jendela ke lingkungan pedesaan yang gelap.

Pada jam 10.45, ketika kereta mengurangi kecepatan untuk berhenti di


Leicester, ia bergerak. Ia mengambil kopernya dari atas rak, berjalan di dalam
kereta ke arah haluan, keluar menuju kamar kecil, dan menarik turun jendela
dari pintu yang menghadap ke arah peron. Ginger memberitakan ini kepada
yang lain, yang bersiap-siap untuk bergerak dalam waktu cepat jika diminta.

212

Seorang penumpang lain mendesak melewati Winkler ketika kereta berhenti.


“Maaf, permisi, apakah ini Sheffield?” Winkler bertanya.

“Bukan, ini Leicester,” kata orang itu sambil terus turun ke peron.

“Ah, so. Terima kasih,” kata Winkler. Ia meletakkan kopernya, tapi tetap
berdiri dekat jendela yang terbuka, memandangi peron itu dari satu ujung ke
ujung lainnya selama persinggahan yang singkat itu. Saat kereta bertolak lagi,
ia kembali ke tempat duduknya dan meletakkan kopernya ke atas rak kembali.

Pada jam 11.12 ia melakukan hal yang sama di Derby. Kali ini ia bertanya pada
seorang penjaga pintu di peron di bangunan beton yang berbentuk gua yang
menjadi bagian dari Stasiun Derby.

“Derby,” kala penjaga pintu itu. “Sheffield nanti setelah satu persinggahan
lagi.”

Lagi-lagi, Winkler menghabiskan waktu persinggahan itu dengan memandang ke


luar jendela yang terbuka, lalu kembali ke tempat duduknya dan melemparkan
tasnya ke atas rak. Preston mengawasi dia melalui pintu antargerbong.

Pada jam 11.43 mereka tiba di Chesterfield, sebuah stasiun gaya Victoria yang
dirawat dengan baik, dihiasi lukisan-lukisan cerah dan keranjang-keranjang
bunga yang bergantungan. Kali ini Winkler meninggalkan kopernya di
tempatnya semula, lapi kemudian pergi ke jendela dan menjulurkan badannya
ke luar ketika dua atau tiga
www.ac-zzz.tk

213

penumpang meninggalkan ketela dan bergegas lari melalui penghalang


pemeriksaan tiket Peron sudah kosong sebelum kereta itu bergerak maju. Saat
itulah Winkler membuka pintu, melompat ke lantai beton, dan menutup pintu
dengan gerakan ke belakang dengan umpannya.

Burkinshaw jarang sekali terperangah oleh ulah seorang “Joe”, tapi kelak
diakuinya bahwa Winkler benar-benar telah membuatnya kelu karena terkejut.
Empat pelacak itu semuanya seharusnya dengan gampang bisa turun ke peron,
tapi tidak ada sedikit pun tempat untuk berlindung di situ di lantai beton yang
gundul. Winkler akan bisa melihat mereka dan membatalkan rcndezvous-nya, di
mana pun itu tadinya dijadwalkan.

Preston dan Burkinshaw berlari ke depan, ke peron tempat penumpang naik ke


kereta, di mana Ginger lalu bergabung dengan mereka dari gerbong di
depannya. Jendela itu masih terbuka. Preston mcnongolkan kepalanya ke luar
dan melihat ke belakang. Winkler yang akhirnya merasa puas karena tidak
dikuntit, sedang berjalan dengan cepat menyusuri peron dengan punggung
menghadap ke kereta api.

“Harry, cepat kembali ke sini membawa tim dengan mobil,” teriak Preston.
“Hubungi aku dengan radio kalau kau berada dalam jarak tangkap. Ginger,
tutup pintu di belakangku ini.” Lalu ia mendorong pintu itu terbuka,
menjejakkan kakinya

214

ke papan injakan, mengambil sikap mendarat penerjun payung, dan melompat

Penerjun payung biasanya menyentuh tanah pada kecepatan sekitar enam belas
kilometer per jam; kecepatan gerak ke samping tergantung pada angin. Kereta
itu sedang melaju dalam kecepatan empat puluh lima kilometer per jam saat
Preston membentur tanggul rel kereta sambil berdoa semoga ia tidak
menghantam tiang beton atau batu besar. Dja beruntung. Rumput bulan Mei
yang tebal menyerap sebagian benturan itu; lalu dia berguling, lutut merapat,
siku terlipat ke dalam, kepala menunduk. Kelak Harry mengatakan padanya
bahwa ia tidak tega menyaksikan itu. Ginger mengatakan bahwa ia mental
seperti mainan anak-anak di tanggul itu dan berguling ke arah roda-roda kereta
yang berputar cepat Ketika akhirnya ia berhenti berguling, ia terbaring di parit
di antara rerumputan dan badan jalan. Ia mencoba bangkit dengan susah
payah, membalikkan badan, dan mulai berlari kembali ke arah cahaya yang
terpancar dari stisiun.
www.ac-zzz.tk

Ketika ia muncul di tempat penghalang pemeriksaan tiket, si penjaga sedang


menutup tempat itu dan mengakhiri tugasnya. Ia tertegun melihat laki-laki
yang babak-belur dengan jas yang koyak itu.

“Orang terakhir yang lewat pintu ini tadi,” Preston terengah-engah, “pendek,
kekar, dengan jas hujan abu-abu. Ke mana dia?”

215

Penjaga itu mengangguk ke arah bagian depan stasiun, dan Preston berlari ke
sana. Terlambat, penjaga itu sadar dia belum meminta tiket orang ini. Di saat
yang sama, Preston sedang memandang lampu-lampu belakang sebuah taksi
yang meluncur dengan cepat keluar dari stasiun dan menuju ke arah kota. Itu
adalah taksi yang terakhir. Dia tahu dia bisa saja meminta polisi setempat
melacak pengemudinya dan menanyakan ke mana dia membawa penumpangnya
tadi, tapi ia tahu pasti bahwa Winkler akan turun dari taksi itu sebelum dia tiba
di tempat tujuan yang sebenarnya dan kemudian menempuh sisa perjalanannya
dengan berjalan kaki. Beberapa langkah dari situ seorang portir stasiun sedang
menstarter sepeda motornya.

“Saya perlu meminjam sepeda motor Anda,” kata Preston.

“Enak saja,” kata portir itu. Tidak ada waktu lagi untuk pembuktian diri atau
perdebatan; lampu-lampu taksi itu berkelebat di bawah ring road yang baru
dibangun dan menghilang di kegelapan. Jadi Preston terpaksa memukul dia—
sekali saja— di rahangnya. Portir itu langsung rubuh. Preston menangkap
sepeda motor yang akan rubuh itu, melepaskannya dari kaki orang itu,
menghidupkan mesinnya dan mengendarainya.

Lampu lalu lintas berpihak kepadanya. Taksi itu sudah sampai di Corporation
Street, dan Preston tidak akan pernah bisa mengejarnya dengan sepeda motor
kecilnya yang bermesin lemah, tetapi un—

216

tung lampu lalu lintas di depan perpustakaan pusat kebetulan sekali sedang
tidak merah. Ketika taksi itu meluncur di Holywell Street dan masuk ke
Saltergate, ia berada seratus meter di belakangnya, dan kemudian ia semakin
kehilangan jejak ketika mesin taksi yang besar itu menderu meninggalkannya
sejauh delapan ratus meter di jalan raya yang lurus. Seandainya Winkler
dibawa menuju ke arah pedesaan ke arah sebelah barat Chesterfield, Preston
tidak akan pernah bisa mengejarnya.

Untungnya lampu rem taksi itu berbinar saat ia sudah nampak bagaikan titik di
kejauhan. Winkler membayar pengemudi taksi itu di tempat Saltergate
menyambung dengan Ashgatc Road. Ketika Preston sudah berhasil
www.ac-zzz.tk

menyusulnya, dia bisa melihat Winkler di samping taksi itu, mengamati jalan
itu dari ujung ke ujung bawah. Tidak ada kendaraan lain di situ; Preston
menyadari bahwa ia tidak punya pilihan selain terus maju. Ia melaju melewati
taksi yang berhenti itu seperti seseorang yang terlambat pulang, menyimpang
ke arah Foljambe Road, dan berhenti di situ.

Winkler menyeberangi jalan itu dengan berjalan kaki; Preston mengikutinya.


Winkler tidak pernah lagi menoleh ke belakang. Ia terus berjalan mengitari
tembok pemagar stadion sepakbola Chesterfield dan masuk ke Compton Street
Di sini dia menghampiri sebuah rumah dan mengetuk pintunya. Bergerak
dengan hati-hati di antara bercak-bercak bayang bayang, Preston tiba di sudut
jalan

217

dan bersembunyi di balik semak-semak di halaman rumah yang’di sudut itu.

Di ujung sana jalan dia melihat cahaya memancar dari sebuah rumah yang
diliputi kegelapan. Pintunya membuka dan terjadi pembicaraan singkat di
undakan di depan pintu, lalu Winkler masuk ke dalam. Preston menghela napas
dan mendekam di ba|ik semak-semak, bersiap-siap untuk mengawasi rumah itu
semalam suntuk. Ia tidak bisa membaca nomor rumah yang dimasuki Winkler,
dan ia juga tidak bisa melihat bagian belakangnya, lapi ia bisa melihat tembok
stadion sepakbola yang menjulang tinggi di belakang rumah itu, jadi barangkali
di belakang situ tidak ada jalan keluar.

Pada jam dua pagi ia mendengar suara lemah yang berasal dari radionya dan
ternyata itu Burkinshaw. Ia menyebutkan identitasnya dan memberitahukan
posisinya. Pada jam setengah tiga ia mendengar suara langkah kaki dan ia
berbisik memberitahukan lokasinya. Burkinshaw bergabung dengan dia di balik
semak-semak.

“Kau baik-baik, John?”

“Ya. Ia masuk ke dalam rumah itu, yang kedua setelah pohon ilu, yang ada
cahayanya di balik gorden.”

“Aku mengerti. John, ada tim penyambutan di Sheffield. Dua agen dari Cabang
Khusus dan tiga petugas berseragam. Dikirim dari London. Apa kau
menghendaki penangkapan?”

“Tentu saja tidak. Winkler adalah seorang kurir.

218
www.ac-zzz.tk

Aku menginginkan ikan besarnya. Mungkin ia yang berada di dalam rumah ilu.
Apa yang terjadi dengan tim Sheffield ilu?”

Burkinshaw tertawa. “Syukur kepada Tuhan atas sistem kepolisian Inggris.


Sheffield termasuk Yorkshire; padahal ini sudah masuk wilayah Derbyshire.
Mereka harus menyelesaikannya dulu di antara kepala-kepala polisinya esok
pagi. Itu memberimu cukup waktu.”

mYeah. Mana yang lain-lain?”

“Di jalanan sana. Kami tadi kembali ke sini naik taksi dan kami sudah
menyuruhnya pergi. John, kami tidak mempunyai kendaraan. Juga, jika fajar
merekah nanti, tempat ini tidak ada perlindungannya.”

“Suruh dua agen berjaga di ujung sana jalan dan dua lagi di sini,” kata Preston.
“Aku akan kembali ke kota untuk menghubungi kantor polisi dan m Inti sedikit
bantuan. Kalau si ‘Chummy* pergi dari situ, kabari aku. Tapi segera bayangi dia
dengan dua anggota tim—yang dua lagi diminta untuk mengawasi rumah ilu.”

Ia lalu meninggalkan kebun itu dan berjalan kembali ke pusat kota Chesterfield
untuk mencari kantor polisi, yang ditemukannya di Beetwell Street. Saat dia
berjalan, sesuatu terus menggelitik dalam benaknya. Ada sesuatu dalam ulah
Winkler yang tidak masuk akal.

219

19

KEPALA POLISI ROBIN KING tidak senang dibangunkan pada jam tiga pagi, tapi
ketika mendengar bahwa ada seseorang dari Ml-5 di kantor polisinya mencari
bantuan, ia menyanggupi untuk segera datang; dan dia berada di sana, tidak
sempat bercukur dan bersisir, dua puluh menit kemudian. Ia menyimak dengan
penuh perhatian ketika Preston menjelaskan inti permasalahannya: bahwa
seorang pria asing yang dicurigai sebagai agen Soviet telah dikuntit sejak dari
London, ia melompat dari kereta di Chesterfield, dan telah diikuti sampai ke
sebuah rumah di Compton Street, yang nomornya belum diketahui.

“Saya tidak tahu siapa yang tinggal di rumah itu, atau mengapa buronan kita
berkunjung ke situ. Saya bermaksud mencari tahu, tapi untuk sementara ini
saya tidak ingin ada penangkapan. Saya ingin mengawasi rumah itu. Nanti agak
Siangan, kita akan bisa menerapkan wewenang yang lebih penuh melalui Kepala
Polisi Derbyshire; untuk

220
www.ac-zzz.tk

saat ini masalah ini lebih penting sifatnya. Saya menempatkan empat orang
dari tim pelacak kami di jalan itu, tapi jika hari bertambah siang nanti mereka
akan nampak jelas tanpa perlindungan. Jadi saya membutuhkan bantuan
sekarang.”

“Apa tepatnya yang bisa saya lakukan buat Anda, Mr. Preston?” perwira polisi
senior itu bertanya.

“Apa Anda mempunyai mobil van yang tidak beridentitas, misalnya?”

“Tidak. Sejumlah mobil sedan polisi memang tidak beridentitas, tapi dua van
milik kami ada lambang kepolisiannya di sisinya.”

“Apakah bisa diusahakan sebuah van tanpa identitas dan kemudian


memarkirnya di jalan itu dengan anak buah saya di dalamnya, hanya sebagai
suatu langkah sementara?”

Kepala polisi itu memanggil sersan yang sedang bertugas melalui telepon. Ia
mengajukan pertanyaan yang sama itu dan mendengarkan selama beberapa
saat “Upayakan dia datang ke telepon dan minta dia meneleponku sekarang
juga,” katanya. Dan pada Preston, “Salah satu orang kami mempunyai van.
Kondisinya sudah cukup parah—ia selalu diejek rekan-rekannya karena itu.”

Tiga puluh menit kemudian constable polisi yang masih mengantuk itu telah
membuat rendezvous dengan tim pelacak di depan gerbang utama stadion
sepakbola. Burkinshaw dan anak buahnya masuk ke dalam van dan van itu lalu
dikemudikan

221

kc Compton Street, kemudian diparkir di hadapan rumah yang sedang diawasi.


Di bawah instruksi, polisi itu keluar dari mobil, menggeliat, dan berjalan
menyusuri jalanan dengan sangat santai seperti orang yang sedang pulang ke
rumah dari kerja malam.

Burkinshaw mengintip dari jendela belakang van dan menghubungi Preston


lewat radio. “Sekarang lebih enak,” katanya, “kami bisa melihat rumah di
seberang jalan dengan jelas. O, ya, nomornya ternyata lima puluh sembilan.”

“Tetap di situ dulu sementara,” kala Preston. “Aku sedang mengusahakan


sesuatu yang lebih baik lagi. Sementara ini, kalau Winkler keluar berjalan kaki,
minta dua orang menguntit dia dan yang dua lagi tetap mengawasi rumah ilu.
Kalau dia pergi naik mobil, ikuti dengan van itu.” Ia lalu menoleh ke Kepala
Polisi King. “Kita mungkin masih harus mengawasi rumah itu untuk waktu yang
lama. Artinya kita harus mengambil sebuah kamar di lantai atas dari sebuah
www.ac-zzz.tk

rumah yang berseberangan. Apa bisa kita dapatkan seseorang di Compton


Street ini yang bisa dimintai bantuan untuk itu?”

Kepala polisi itu berpikir keras. “Saya kenal seseorang yang tinggal di Complon
Street,” katanya. “Kami dulu pernah tinggal sama-sama di satu pondokan.
Karena itu saya kenal dia. Dia dulu seorang bintara di Angkatan Laut, sudah
pensiun sekarang. Dia tinggal di nomor enam puluh dcla—

222

pan. Tapi.saya tidak tahu di mana letak rumah itu di jalan ini.”

Burkinshaw memastikan bahwa Compton Street nomor 68 terletak


berseberangan dengan rumah yang diawasi, tapi selisih dua rumah. Jendela
depan di lantai dua, barangkali kamar tidur, akan bisa memberikan pandangan
yang jelas ke rumah yang diawasi. Kepala Polisi King menelepon temannya dari
kantor polisi.

Atas petunjuk Preston, sang polisi mengatakan pada pemilik rumah yang masih
mengantuk, Mr. Sam Royston, bahwa ini merupakan suatu operasi resmi—
mereka bermaksud mengawasi seseorang yang dicurigai yang berlindung di
rumah di seberang jalan. Setelah pelan-pelan rasa kantuknya hilang, Royston
menyatakan persetujuannya. Sebagai warga negara yang patuh akan hukum ia
tentu saja membolehkan polisi memakai kamar depannya itu.

Van itu dikemudikan pelan-pelan mengitari blok itu, masuk kc West Street;
Burkinshaw dan anak buahnya menyelinap di antara rumah-rumah di kompleks
itu, menembus pagar-pagar kebun, dan memasuki rumah Royston di Compton
Street dari kebun belakang rumah. Beberapa saat sebelum matahari menerangi
jalan, tim pelacak itu sudah bersiaga di kamar tidur Royston di balik gorden-
gorden yang berenda, melalui situ mereka bisa melihat rumah nomor 59 di
seberang jalan.

Royston, yang nampak sangat tegang dalam pa—

223

kaian tidurnya, tapi dipenuhi dengan rasa diri penting karena diminta
membantu para pengawal Sri Ratu, ikut mengintip lewat gorden ke arah rumah
yang hampir tepat berseberangan itu. “Perampok bankkah? Pengedar obat
terlarang?”

“Semacam itulah,” Burkinshaw menanggapi.

“Orang asing,” Royston menggeram. “Saya tidak suka mereka. Mestinya


dilarang saja masuk ke negeri ini.”
www.ac-zzz.tk

Ginger, yang orangtuanya berasal dari Jamaica, menatap acuh tak acuh
menembus gorden. Mungo, si orang Skotlandia, sedang membawa naik dua buah
kursi dari lantai bawah.

Mrs. Royston muncul bagai seekor tikus yang keluar dari tempat
persembunyiannya, setelah melepaskan rol-rol dan jepit-jepit rambutnya. “Apa
ada yang mau,” ia bertanya, “minum teh panas?”

Barney, yang masih muda dan tampan, menyunggingkan senyum simpatik di


wajahnya. “Saya mau sekali itu, ma’am.”

Ternyata itu menghabiskan seluruh waktu Mrs. Royston hari itu. Ia mulai
mempersiapkan cangkir teh pertama yang kemudian disusul—tanpa henti—
dengan cangkir-cangkir teh selanjutnya—jenis minuman yang nampaknya
mendominasi hidupnya tanpa tanda-tanda adanya makanan padat sebagai
pendamping.

Di kantor polisi, sersan yang sedang piket juga telah berhasil menentukan
identitas para penghuni rumah nomor 59 di Compton Street

224

“Dua orang Yunani Siprus, sir,” ia melapor kepada Kepala Polisi King.
“Bersaudara dan keduanya masih bujangan, Andreas dan Spiridon Stephanides.
Tinggal di sini sekitar empat tahun, menurut polisi yang menangani bidang itu.
Kelihatannya mereka mengurus sebuah kedai sate ala Yunani dan sebuah kedai
makanan take-away di Holywell Cross.”

Preston sudah menghabiskan setengah jam dalam upaya menelepon London.


Pertama-tama ia membangunkan petugas piket di Sentinel, yang kemudian
menghubungkannya dengan Banks. “Barry, tolong kauhubungi C di mana pun
dia berada dan minta dia untuk menghubungi aku kembali.”

Sir Nigel Irvine menelepon lima menit kemudian, yang bersikap begitu tenang
dan jernih seolah-olah ia bukan baru saja bangun dari tidur. Preston
meleporkan kepadanya semua peristiwa malam itu.

“Sir, ternyata ada tim penyambutan di Sheffield. Dua agen Cabang Khusus dan
tiga agen berseni ga m yang diberi wewenang untuk melakukan penangkapan.”

“Kukira itu tidak termasuk dalam rencana, John.”

“Sedikitnya itu tanpa sepengetahuan saya.”

“Baiklah, John, masalah itu aku yang akan mengurusnya di sini. Kau telah
menemukan rumah itu. Kau akan bergerak masuk sekarang?”
www.ac-zzz.tk

“Saya telah menemukan sebuah rumah,” Preston

225

mengoreksi. “Saya tidak akan memasukinya karena saya kira ini bukan akhir
dari pelacakan ini. Satu hal lagi, sir. Kalau Winkler meninggalkan rumah itu dan
akan kembali ke tempat asalnya, saya ingin ia diperbolehkan pergi dengan
damai. Seandainya dia seorang kurir, atau pembawa pesan, atau hanya
melakukan pengecekan, maka orang-orang di pihaknya akan mengharapkan dia
kembali ke Wina. Kalau dia gagal untuk kembali, mereka akan mengubah
rencana mereka secara total.”

“Ya,” kata Sir Nigel hati-hati. “Aku akan berbicara dengan Sir Bernard
mengenai hal itu. Kau ingin tetap mengendalikan operasi itu di sana atau
kembali ke London?”

“Saya ingin tetap di sini dulu, kalau mungkin.”

“Baik. Aku akan mengajukan permintaan tingkat tertinggi dari Enam bahwa apa
yang kauinginkan itu dikabulkan. Sekarang, lindungi dirimu dan buatlah laporan
operasimu itu ke Charles Street.”

Setelah telepon diletakkannya. Sir Nigel menelepon Sir Bernard Hemmings di


rumahnya. Direktur Jenderal Lima setuju makan pagi bersamanya di Guards
Club pada jam delapan.

“Begitulah, Bernard, mungkin saja Pusat (Partai Komunis Uni Soviet) sedang
meluncurkan sebuah operasi besar di dalam negeri ini, saat ini,” kata C sambil
membubuhi rotinya yang kedua dengan mentega.

Sir Bernard Hemmings merasa sangat tertekan.

226

Ia duduk di situ dengan makanan di hadapannya yang belum disentuhnya.


“Brian seharusnya melaporkan insiden Glasgow itu padaku,” katanya. “Sungguh
gila! Mengapa laporan itu masih saja tergeletak di meja tulisnya tanpa
diproses?”

“Kita semua kadang-kadang melakukan kekeliruan dalam memberikan


penilaian. Errare huma-num est—berbuat salah adalah manusiawi, begitulah,”
gumam Sir Nigel. “Sekarang ini, anak buahku di Wina berpendapat bahwa
Winkler adalah seorang kurir untuk suatu kelompok agen yang sudah lama
terlibat dalam suatu operasi, dan aku menyimpulkan bahwa Jan Marais mungkin
salah satu dari kelompok agen itu. Kini ternyata kelihatannya mungkin ada dua
operasi terpisah.”
www.ac-zzz.tk

Ia tidak mengaku bahwa ia sendirilah yang telah menulis telegram dari Wina itu
hari sebelumnya, untuk memperoleh apa yang diinginkannya dari rekannya itu—
yaitu dilibatkannya Preston sebagai pengendali lapangan dalam operasi
Winkler. Bagi C, selalu ada saat-saat dia sangat berterus terang dan ada saat-
saat dia bersikap hati-hati dan menutup mulut.

“Dan operasi kedua, adalah operasi yang terkait dengan penyergapan di


Glasgow itu?” tanya Sir Bernard.

Sir Nigel mengangkat bahu. “Aku belum tahu pasti, Bernard. Kita hanya
meraba-raba dalam gelap. Yang jelas, Brian tidak percaya itu. Mungkin ia
benar. Jika begitu maka akulah yang akan ber—

227

lumur telur di wajahku. Tapi, peristiwa Glasgow, transmiter misterius di


Midlands, kedatangan Winkler…. Orang itu, Winkler, merupakan petunjuk yang
kita peroleh karena nasib baik; mungkin itu yang terakhir yang bisa kita
peroleh.”

“Jadi apa kesimpulanmu, Nigel?”

C tersenyum dengan sikap meminta maaf. Itu adalah pertanyaan yang sudah
ditunggu-tunggunya. “Tidak ada kesimpulan, Bernard. Hanya beberapa
perkiraan semenlara. Jika Winkler tcrnyala seorang kurir, kukira dia pasti akan
membuat kontak dan menyampaikan barang yang dibawanya, atau menjemput
barang yang menjadi tujuan dari kedatangannya, di sebuah tempat umum.
Tempat parkir, tanggul sungai, bangku di sebuah taman, tempat duduk di
pinggir sebuah kolam…. Seandainya ada suatu operasi besar yang sedang
berlangsung di sini, pasti ada seorang ilegal kelas satu di dalam negeri ini.
Orang yang sedang memainkan pertunjukan ini. Seandainya kau adalah dia,
apakah kau menghendaki kurir-kurir itu muncul di depan pintu rumahmu? Tentu
saja tidak. Kau pasti akan minta satu tempat pertemuan rahasia, barangkali
dua. Mari diminum kopinya.”

“Baik, setuju.” Sir Bernard menunggu, sementara rekannya menuangkan


secangkir kopi untuknya.

“Karena itulah, Bernard, kupikir Winkler itu pasti bukan ikan besarnya. Ia cuma
seorang kroco—pesuruh, kurir, atau lainnya lagi. Begitu

228

juga dengan dua orang Siprus di rumah kecil di Chesterfield itu. Cuma sleeper
saja, bukankah begitu pendapatmu?”
www.ac-zzz.tk

“Ya,” Sir Bernard setuju, “sleeper kelas rendah.”

“Karena itu, sekarang mulai nampak bahwa rumah di Chesterfield itu


barangkali berfungsi sebagai tempat penampung bagi paket-paket yang masuk,
kiriman pos, gudang penyimpan, atau barangkali pangkalan bagi transmiter itu.
Yang jelas, lokasinya benar, dua bunyi lengking yang ditangkap GCHQ dulu itu
berasal dari Distrik Derbyshire Peak dan dari bukit-bukit di sebelah utara
Sheffield, yang sangat mudah dicapai dari Chesterfield.”

“Dan Winkler?”

“Banyak kemungkinannya, Bernard. Teknisi yang dikirim untuk mereparasi


transmiter kalau alat itu mengalami kerusakan? Supervisor yang memantau
pelaksanaan? Apa pun dia sebenarnya, kukira kita harus membiarkan dia
melapor kembali bahwa semuanya berjalan lancar.”

“Dan ikan besarnya—menurut kau—akan muncul nanti?”

Sir Nigel mengangkat bahu lagi. Kecemasan yang menghantuinya adalah bahwa
Brian Harcourt-Smith, yang kecewa karena gagalnya penangkapan di Sheffield,
mungkin akan merancang untuk menyerbu rumah di Chesterfield itu. Bagi Sir
Nigel, tindakan ini sangat terlalu dini. “Perkiraanku adalah bahwa pasti ada
seorang kontak di

229

sana di suatu tempat E;:uh dia yang akan menjumpai orang-orang Yunani itu
atau orang-orang Yunani itu yang akan menjumpai dia,” katanya.

“Begini, Nigel, aku rasa kita harus membiarkan dulu rumah di Chesterfield itu,
paling tidak untuk sementara ini.”

Kepala SIS nampak serius. “Bernard, sahabatku, aku setuju dengan


pendapatmu. Tapi Brian muda itu kelihatannya begitu tak sabar untuk
menyerbu masuk dan melakukan penangkapan. Ia sudah mencoba itu tadi
malam di Sheffield. Memang, penangkapan akan kelihatan baik untuk beberapa
waktu, lapi….”

“Biar aku yang mengurus Harcourt-Smith, Nigel,” kata Sir Bernard dengan
murung. “Aku memang sudah uzur, tapi singa tua ini masih bisa mengaum.
Begini, aku akan mengambil alih pengendalian operasi ini secara pribadi.”

Sir Nigel menyandarkan tubuhnya ke depan dan meletakkan tangannya di


lengan Sir Bernard. “Aku sungguh berharap kau lakukan itu, Bernard.”
www.ac-zzz.tk

Winkler meninggalkan rumah di Compton Street itu pada jam setengah sepuluh,
berjalan kaki. Mungo dan Barney menyelinap keluar dari rumah Royston,
melewati kebun, dan menyusul si Ceko di sudut Ashgate Road. Winkler kembali
ke stasiun, mengambil kereta jurusan London, dan dikuntit oleh tim pelacak
pengganti di St Pancras. Mungo dan Barney kembali ke Derbyshire.

230

Winkler tidak pernah balik lagi ke hotelnya. Apa pun yang telah ditinggalkannya
di sana, tidak diambilnya lagi, seperti ia meninggalkan koper berisi piama dan
kemeja di kereta api malam sebelumnya—dan dia langsung menuju Heathrow.
Ia menumpang pesawat sore yang terbang ke Wina. Kepala perwakilan Irvine di
sana melaporkan kemudian, bahwa pada saat tiba di Austria Winkler disambut
oleh dua orang pria dari Kedutaan Soviet.

Preston menghabiskan sisa hari ilu di kantor polisi setempat, menyaksikan


pelaksanaan prosedur administrasi yang sangat rumit, yang menyangkut
pengawasan di suatu propinsi. Mesin birokrasi sudah mulai berputar; Charles
Street mengontak Kantor Kementerian Dalam Negeri, yang lalu memberi
wewenang pada Kepala Polisi Distrik Derbyshire untuk memerintahkan Kepala
Polisi King untuk membantu Preston dan anak buahnya dalam segala hal. King
senang saja melakukan itu, tapi urusan administrasinya harus beres.

Len Stewart datang dengan mobil, membawa tim kedua, dan mereka semua
ditempatkan di mes polisi yang khusus untuk bujangan. Kakak beradik
Stephanides diambil fotonya dengan menggunakan lensa panjang saat mereka
meninggalkan Compton Street untuk pergi ke restoran mereka di Holywell
Cross, beberapa saat sebelum tengah hari, dan kemudian dikirimkan dengan
sepeda motor ke

231

London. Ahli-ahli teknik lain datang dari Manchester, pergi ke sentral telepon
setempat, dan melakukan penyadapan terhadap kedua telepon mereka, yang di
ramah dan yang di restoran. Sebuah alat pelacak lokasi disusupkan ke dalam
mobil mereka.

Saat sore menjelang senja, London telah berhasil mengidentifikasi mereka.


Sebenarnya mereka bukan orang Siprus, tapi benar mereka memang kakak-
beradik. Mereka adalah veteran Komunis Yunani, yang dulu pernah aktif dalam
gerakan ELLAS; mereka sudah dua puluh tahun meninggalkan daratan Yunani
untuk pindah ke Siprus. Karena itu Athena dengan senang hati memberikan
informasi kepada London. Nama mereka yang sebenarnya adalah
Coslapopoulos. Menurut informasi dari Nicosia, mereka telah menghilang dari
Siprus delapan tahun yang lalu.
www.ac-zzz.tk

Catatan imigrasi di Croydon mengungkapkan kakak-beradik Stcphanides masuk


ke Inggris lima tahun yang lalu, sebagai warga negara Siprus yang sah dan
diizinkan untuk menetap.

Catatan imigran di Chesterfield menunjukkan bahwa mereka tiba di sana tiga


setengah tahun yang lalu dari London, membuat sewa jangka panjang atas
tempat berjualan sate itu, dan membeli ramah kecil di Compton Street Sejak
itu mereka hidup sebagai warga yang damai dan patuh hukum. Enam hari dalam
seminggu mereka membuka restoran mereka untuk menampung orang

232

makan siang—yang ternyata tidak terlalu menggembirakan—dan mereka buka


sampai malam, hasilnya jauh lebih bagus karena banyak orang membeli
makanan untuk dibawa pulang.

Tidak ada orang di kantor polisi itu yang diberitahu alasan sesungguhnya dari
pengawasan itu, kecuali. Kepala Polisi King, dan hanya enam orang yang tahu
bahwa ada pengawasan. Yang lainnya hanya diberitahu bahwa operasi ini
merupakan bagian dari kampanye nasional pemberantasan obat terlarang.
Orang-orang London didatangkan, hanya karena mereka sudah mengenal wajah-
wajah para pelakunya.

Beberapa saat setelah matahari terbenam, Preston menyelesaikan urusan


administrasi di kantor polisi itu, lalu pergi bergabung dengan Burkinshaw dan
timnya. Sebelum meninggalkan kantor polisi, ia mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Polisi King, berulang-ulang, untuk semua bantuan yang
diberikannya.

“Apakah Anda akan terus hadir selama pengawasan ini?” tanya kepala polisi itu.

“Ya, saya akan berada di sana,” kata Preston. “Mengapa Anda bertanya?”

King tersenyum sedih. “Tadi malam hampir separo waktu kami habiskan
melayani seorang portir stasiun yang kena musibah. Rupanya seseorang telah
memukulnya jatuh dari sepeda motornya di halaman stasiun dan melarikan diri
dengan motor itu. Kami menemukan motor itu di Foljambe

233

Road, masih utuh. Tapi, dia memberikan ciri-ciri yang jelas mengenai orang
yang menyerangnya. Anda tidak akan banyak kHaar-keluar, kan?”

Tidak, saya kira tidak.”

“Sungguh bijaksana,” King menanggapi.


www.ac-zzz.tk

Di rumah di Compton Street, Mr. Royston diminta untuk melanjutkan kebiasaan


hidupnya sehari-hari, mengunjungi loko-toko di pagi hari dan pergi ke lapangan
hijau untuk main bowling di sore hari. Makanan dan minuman ekstra
dimasukkan ke dalam rumah setelah hari mulai gelap, kalau-kalau ada tetangga
yang curiga melihat selera makan Royston yang mendadak meningkat dengan
drastis. Sebuah pesawat televisi kecil dibawa masuk sebagai sarana hiburan
bagi yang diistilahkan Royston sebagai “anak-anak di atas”, dan mereka semua
bersiap-siap untuk menunggu dan mengawasi.

Suami-istri Royston pindah ke kamar tidur yang di belakang, dan tempat tidur
single yang berada di kamar itu dipindahkan ke depan. Tempat tidur itu dipakai
bergantian oleh para pelacak ilu. Yang juga dibawa masuk adalah sebuah
teropong di atas tripod yang kuat daya jangkaunya, ditambah sebuah kamera
berlensa panjang untuk pengambilan foto di siang hari dan lensa inframerah
untuk pengambilan foto di malam hari. Dua mobil yang diisi bahan bakar penuh
diparkir dekat di situ, dan anak buah Len Stewart menangani ruang komunikasi
di kantor polisi itu, menghubungkan rumah

234

Royston, yang dilengkapi dengan perlengkapan manual, dengan London.

Ketika Preslon tiba di sana, keempat pelacak itu nampaknya sudah merasa
kerasan di rumah itu. Barney dan Mungo sedang tidur sejenak, satu di tempat
tidur dan lainnya di lantai; Ginger sedang duduk di sebuah kursi malas
menghirup secangkir teh yang masih hangat; Harry Burkinshaw sedang duduk
bagaikan Buddha di sebuah kursi empuk di belakang gorden-gorden berenda itu,
memandang ke seberang ke arah rumah kosong itu.

Sebagai orang yang telah menghabiskan separo umurnya mengawasi dan


melacak orang yang dicurigai dalam hujan dan panas, siang maupun malam,
Harry cukup senang. Dia merasa hangat, tidak kehujanan, persediaan permen
mint-nya masih cukup, dan sepatunya dilepasnya. Pengawasan-pengawasan
yang sebelum ini lebih buruk—ia tahu itu. Rumah target ilu malahan bagian
belakangnya berbatasan dengan tembok beton setinggi empat setengah meter,
stadion sepakbola itu—yang artinya tidak ada yang perlu malam-malam
meringkuk di balik semak-semak. Preston mengambil kursi kosong di
sebelahnya, di belakang kamera yang terpasang, dan menerima secangkir teh
dari Ginger.

“Apakah kau akan mendatangkan tim penyusup terselubung?” Harry bertanya.


Yang dimaksudkannya adalah para penyusup ahli yang dimiliki Dinas

235

Bantuan Teknik jika diperlukan penyusupan secara diam-diam.


www.ac-zzz.tk

Tidak,” kata Preston. “Karena satu hal saja misalnya, kita bahkan tidak tahu
apakah ada orang lain di dalam sana. Alasan lainnya yaitu, mungkin saja ada
serangkaian peralatan yang bisa memberikan peringatan kalau ada penyusupan,
dan kita mungkin belum mendeteksinya semua. Terakhir, yang kutunggu adalah
seorang ‘Chummy’ lain yang mungkin akan muncul. Jika benar dia muncul,
maka kita akan memakai mobil-mobil itu dan menguntit dia. Len bisa
mengambil alih pengawasan atas rumah itu.”

Mereka lalu bersiaga lagi dan tidak saling berbicara. Barney terbangun. “Ada
berita apa di TV?” ia bertanya.

“Tidak banyak,” kata Ginger. “Berita petang. Omong kosong seperti biasa.”

Dua puluh empat jam kemudian, pada hari Kamis petang pada jam yang sama,
berita TV cukup menarik. Di layar kecil itu nampak Perdana Menteri sedang
berdiri di undakan Downing Street 10 mengenakan setelan biru yang rapi,
berhadapan dengan sejumlah wartawan dan kru televisi.

Ia mengumumkan bahwa ia baru saja kembali dari Buckingham Palace, ia telah


mengajukan permintaan untuk membubarkan Parlemen. Konsekuensinya,
negara harus bersiap-siap untuk pemilihan umum, yang akan diselenggarakan
pada tanggal 18 Juni. Sisa petang itu digunakan untuk

236

sensasi, para pemimpin dan pemuka semua partai politik menyatakan


keyakinan mereka, bnhwa mereka akan menang.

“Itu hanya untuk kaum terpelajar saja,” Burkinshaw berkomentar ke arah


Preston. Tidak ada tanggapan apa-apa.

Preston yang seakan tenggelam dalam permenungan masih terus menatap ke


layar TV. Akhirnya ia berkata, “Kurasa sudah kuperoleh.”

“Well, jangan pakai kamar kecil kami,” kata Mungo.

“Apa maksudmu, John?” tanya Harry setelah tawa mereda.

“Deadline-ku,” kata Preston, tapi ia tidak mau merincinya.

***

Pada tahun 1987 hanya sedikit sekali mobil buatan Eropa yang masih
mempertahankan bentuk lampu depan yang bundar dan kuno, dan salah satu
yang masih adalah Austin Mini. Mobil jenis inilah yang terdapat di antara
www.ac-zzz.tk

banyak mobil yang turun dari ferry Cherbourg yang berlabuh di Southampton,
pada petang tanggal 2 Juni.

Mobil itu dibeli di Austria empat minggu sebelumnya, dibawa ke garasi rahasia
di Jerman, dimodifikasi, dan dibawa kembali ke Salzburg. Mobil itu memiliki
surat-surat Austria yang lengkap, dan begitu juga si turis yang mengendarainya,

237

walaupun sebenarnya dia adalah orang Ceko, sumbangan kedua dan yang
terakhir dari StB untuk rencana Mayor Volkov dalam upaya mengimpor masuk
ke negeri Inggris komponen-komponen yang dibutuhkan Valcri Petrofsky.

Austin Mini itu digeledah di pabean, dan tak ditemukan sesuatu yang
mencurigakan. Setelah lolos dari pelabuhan Southampton, pengemudinya
mengikuti petunjuk yang sudah diberikan padanya sampai—di suburb di utara
kota pelabuhan itu—ia meninggalkan jalan raya untuk masuk ke suatu tempat
parkir yang luas. Saat ilu hari sudah cukup gelap dan di bagian belakang tempat
parkir orang-orang yang naik mobil dengan cepat di jalan raya tidak bisa
melihatnya. Ia membungkukkan badan dan dengan obeng mulai mengutak-atik
lampu-lampu depan mobilnya. .

Pertama-tama dilepaskannya ring chrome yang menutup celah di antara unit


lampu itu dengan logam yang mengelilinginya yang menempel pada bumper
mobil itu. Dengan obeng besar ia lalu membuka sekrup-sekrup yang melekatkan
lampu itu dengan keras ke bumper mobil. Setelah semua sekrup lepas ia
menarik keluar seluruh unit itu lepas dari soket-nya7 melepaskan kabel-kabel
sistem listrik mobil itu ke bagian belakang mangkok lampu, dan meletakkan
lampu yang nampak sangat berat itu ke dalam sebuah (as kanvas yang ada di
sebelahnya.

Makan waktu hampir satu jam untuk menge—

238

luarkan kedua unit lampu itu. Setelah selesai, mobil kecil itu menatap ke
depan tanpa mata, dengan soket-soket lampu yang kosong. Keesokan paginya,
agen itu tahu, ia akan kembali ke situ dengan lampu-lampu baru yang dibelinya
di Southampton, memasangnya, dan melanjutkan perjalanannya.

Sekarang ia mengangkat tas kanvas yang berat itu, kembali ke jalan raya, dan
berjalan tiga ratus meter balik ke arah pelabuhan. Halte bis adalah tempat
yang sudah ditentukan. Ia melihat ke arlojinya; rendezvous akan berlangsung
sepuluh menit lagi.
www.ac-zzz.tk

Tepat sepuluh menit kemudian, seorang pria yang mengenakan pakaian kulit
hitam pengendara sepeda motor berjalan menuju halte bis itu. Tidak ada orang
lain di situ. Pendatang baru itu melihat sekilas ke arah jalan dan berkomentar,
“Selalu lama rasanya menunggu bis rute malam yang terakhir.”

Orang Ceko itu menarik napas lega. “Ya,” ia menjawab, “tapi untungnya, saya
diharapkan sampai ke rumah tengah malam nanti.”

Mereka menunggu tanpa berkata-kata sampai bis yang menuju Southampton


tiba. Orang Ceko itu meninggalkan tas kanvasnya dan menaiki bis. Saat lampu
belakang bis menghilang masuk ke dalam kota pelabuhan itu, si pengendara
sepeda motor mengangkat tas itu dan berjalan balik kc arah berlawanan di
tempat ia tadi memarkir motornya.

239

Ketika fajar tiba, setelah pergi ke Thetford untuk menukar pakaian dan
menukar kendaraan, ia tiba di rumahnya di Cherryhayes Close, Ipswich,
membawa komponen terakhir dalam daftar yang ditunggu-tunggunya selama
berminggu-minggu. Kurir Sembilan telah mengirimkan barang.

Dua hari kemudian, pengawasan atas rumah di Compton Street, Chesterfield,


telah berjalan selama seminggu dan tidak satu hal pun bisa dilaporkan.

Kakak-beradik Stephanidcs menjalani kehidupan yang benar-benar rutin.


Mereka bangun sekitar jam sembilan, menyibukkan diri sebentar di rumah,
nampaknya mereka membersihkan dan merawat sendiri rumahnya itu tanpa
pembantu, dan berangkat ke restoran naik mobil yang umurnya lima tahun,
beberapa saat sebelum tengah hari. Mereka bekerja sampai hampir tengah
malam, dan pulang ke rumah untuk tidur. Tidak pernah ada tamu dan sedikit
sekali telepon. Telepon yang masuk biasanya berkenaan dengan pesanan daging
dan sayur-mayur atau urusan-urusan rutin sehari-hari.

Di restoran yang terletak di Holywell Cross, Len Stewart dan anak buahnya
melaporkan hal yang sama. Telepon memang lebih sering terpakai, tapi lagi-
lagi percakapan meliputi pesanan makanan, booking meja, atau pengiriman
anggur. Tidak mungkin bagi seorang pelacak untuk makan di sana setiap
malam; orang-orang Yunani itu nampak seperti profesional yang sudah
bertahun-tahun

240

hidup dalam penyamaran dan akan bisa mendeteksi seorang pelanggan yang
terlalu sering datang atau tinggal terlalu lama di situ. Tapi Stewart dan timnya
berupaya semaksimal mungkin.
www.ac-zzz.tk

Bagi mereka yang bertugas di rumah Royston masalah utamanya adalah rasa
bosan. Bahkan Mr. dan Mrs. Royston juga mulai merasa capek dengan kerepotan
yang disebabkan oleh kehadiran mereka, setelah kegairahan pada saat-saat
awal sudah mulai luntur. Royston menyatakan setuju untuk secara sukarela
membantu kampanye Partai Konservatif—ia dengan tegas menolak membantu
pihak lain—dan jendela-jendela rumahnya kini dipasangi poster-poster yang
mendukung calon Tory dari Partai Konservatif setempat.

Ini lebih memungkinkan adanya orang masuk dan keluar rumah itu, karena
semua orang yang mengenakan hiasan pita bunga di dada yang merupakan ciri
Partai Konsevatif yang terlihat meninggalkan atau masuk ke rumah itu, tidak
akan mengundang kecurigaan para tetangga. Burkinshaw dan timnya
menggunakan taktik ini. Mereka memakai hiasan pita bunga itu dan dengan
demikian bisa berjalan-jalan di luar rumah saat kakak-beradik Stcphanrdes
masih berada di restoran mereka. Dengan demikian situasi yang monoton bisa
sedikit tertolong. Satu-satunya orang yang kebal terhadap rasa bosan adalah
Harry Burkinshaw.

Bagi anggota tim yang lain, hiburan utama mereka adalah televisi, dengan
volume yang dikecil—

241

kau, terutama pada saat suami-istri Royston sedang keluar, dan topik utama
siang-malam adalah kampanye pemilihan umum yang sedang berlangsung.
Seminggu memasuki masa kampanye itu, tiga hal mulai menjadi jelas.

Persekutuan Partai Liberal/Sosial Demokrat masih tetap gagal mencetak angka


dalam poli pendapat umum, dan situasi semakin berkembang ke arah
terjadinya persaingan tradisional antara Partai Konservatif dan Partai Buruh.
Faktor kedua adalah bahwa semua poli pendapat umum menunjukkan bahwa
kedua partai utama ini bersaing lebih ketat daripada yang bisa diantisipasi
empat tahun yang lalu, pada tahun 1983, pada waktu Partai Konservatif
memenangkan pemilihan dengan gemilang; selanjutnya, poli di tingkat distrik
menunjukkan bahwa hasil yang dicapai di delapan puluh distrik (daerah)
pemilihan yang paling marjinal hampir pasti akan menentukan warna
pemerintahan negeri itu selanjutnya. Dalam setiap pemilihan, “massa
mengambang” yang mencakup sepuluh sampai dua puluh persen, menentukan
perimbangannya.

Perkembangan ketiga adalah bahwa—walaupun banyak dilibatkan issue-issue


ekonomi dan ideologi, dan walaupun semua partai mencoba memanfaatkan
semaksimal mungkin issue-issue tersebut— kampanyenya semakin didominasi
oleh issue yang lebih emosional sifatnya, yaitu perlucutan senjata nuklir
unilateral. Semakin lama semakin banyak poli yang menunjukkan bahwa
perlombaan persen-242
www.ac-zzz.tk

jataan nuklir menempati prioritas pertama atau kedua perhatian masyarakat

Gerakan-gerakan kaum pasifis (penentang perang/pencinta damai), yang


beraliran Kiri dan yang kali ini sangat bersatu, meluncurkan kampanye mereka
sendiri secara serentak. Demonstrasi-demonstrasi besar-besaran terjadi hampir
setiap hari, yang didukung oleh liputan secara besar-besaran oleh surat kabar
dan televisi. Gerakan-gerakan itu, sementara tidak mengungkapkan adanya
organisasi pendukung dana yang nyata, nampaknya mampu menyewa ratusan
bis dengan tarif komersial, dengan sumber dana gabungan, untuk mengangkut
para demonstran ke sana-ke-mari ke seluruh negeri.

Tokoh-tokoh Ekstrem Kiri Partai Buruh, yang agnostik maupun atheis, tampil di
setiap panggung umum atau TV bersama para rohaniwan dari Gereja Anglikan
aliran modem, di mana para anggota suatu kelompok menghabiskan waktu
mereka yang terbatas untuk mengudara untuk mengangguk-angguk dengan
serius, menyalakan setuju terhadap point-point yang dikemukakan oleh
kelompok tain.

Tak pelak lagi, walaupun persekutuan itu sebenarnya tidak bersifat unilateral,
target utama pendukung perlucutan senjata itu adalah Partai Konservatif, dan
sekutu utama mereka adalah Partai Buruh. Pimpinan” Partai Buruh, yang
didukung oleh Eksekutif Nasional—yang hanya mengikuti

243

ke mana angin bertiup—secara terbuka menyatakan dirinya dan partainya


mendukung setiap tuntutan kaum unilaleralis.

Sebuah tema lain yang dikemukakan dalam kampanye kaum Kiri adalah anti-
Amerikanisme. Di atas seratus panggung, semakin lama semakin tidak mungkin
bagi sang pewawancara atau pemandu acara untuk memancing, dari para
pembicara pendukung perlucutan senjata, suatu pernyataan yang mengutuk Uni
Soviet; tema yang terus diulang-ulang adalah kebencian terhadap Amerika,
yang dilukiskan sebagai maniak perang, imperialistis, dan ancaman bagi
perdamaian dunia.

Pada hari Kamis tanggal 4 Juni, kampanye menjadi bergairah dengan adanya
tawaran mendadak dari Soviet yang memberikan “jaminan” akan menganggap
seluruh Eropa Barat, negara-negara netral dan juga negara-negara NATO,
sebagai zona bebas nuklir secara permanen apabila Amerika juga berbuat
begitu.

Sebuah upaya dari Menteri Pertahanan Inggris untuk menjelaskan bahwa (a)
pengurangan persenjataan Eropa-Amerika selalu bisa diverifikasikan, sementara
pengurangan kepala nuklir Soviet tidak bisa, dan (b) Pakta Warsawa memiliki
empat kali lipat persenjataan yang konvensional lebih kuat daripada NATO—
www.ac-zzz.tk

telah diteriaki dan dicemoohkan dua kali sebelum makan siang, dan sang
Menteri sampai-sampai perlu diselamatkan dari serangan kaum pasifis oleh para
bodyguard-nya.

244

“Semua orang akan berpendapat,” Harry Burkinshaw mengomel sambil


mengunyah sebuah permen mint lagi, “bahwa pemilihan kali ini merupakan
referendum nasional mengenai perlucutan senjata nuklir.”

“Benar sekali,” kata Preston dengan tajam.

Pada hari Jumat Mayor Pelrofsky nampak berbelanja di Ipswich. Di sebuah toko
peralatan kantor ia membeli sebuah lemari baja kecil yang tingginya kira-kira
tujuh puluh lima sentimeter, lebarnya empat puluh lima sentimeter, dan
dalamnya tiga puluh sentimeter, dengan pintu yang bisa dikunci dengan aman.
Dari sebuah toko besi ia membeli sebuah gerobak dorong ringan berpegangan
pendek dan beroda dua yang biasa dipakai untuk memindahkan kaleng-kaleng
sampah atau koper-koper yang berat. Di toko bahan bangunan ia membeli dua
papan yang panjangnya tiga meter dan beraneka bilah kayu, tongkat, dan balok
kayu, sedangkan sebuah toko do-it-yoursetf menjual padanya sebuah kotak
peralatan lengkap yang antara lain berisi bor high-speed yang dilengkapi
dengan serangkaian mata bor untuk baja atau kayu, ditambah paku-paku, baut,
mur, sekrup, sepasang sarung tangan heavy-dutyt dan beberapa lembar sepon.
Ia mengakhiri programnya pagi itu di sebuah toko alat-alat listrik, membeli
empat aki sembilan volt dan sejumlah kabel listrik muiti-warna. Ia sampai perlu
dua kali mengangkut barang-barang itu de-245

ngan sedan hatchback-nya kembali ke Cherryhayes Close, ia lalu menyimpan


semua itu ke dalam garasi. Setelah hari mulai gelap ia membawa sebagian
besar peralatan itu masuk ke dalam rumah.

Malam itu radio memberitahukan padanya dalam sandi Morse rincian


kedatangan si perakit, satu-satunya acara yang dia tidak diminta untuk
menghafalkan. Itu akan merupakan Rendezvous X dan harinya Senin tanggal
delapan. Ketat, pikirnya, sangat ketat, tapi dia akan masih bisa memenuhi
target itu.

Sementara Pelrofsky menekuri buku catatan sekal ipakainya untuk menguraikan


sandi-sandi dan kakak-beradik Stephanides sedang menghidangkan moussaka
dan shish kebab pada sejumlah orang yang baru saja meninggalkan bar-bar di
dekat situ pada saat restoran hampir tutup, Preston berada di kantor polisi,
sedang menelepon Sir Bernard Hemmings.

“Pertanyaannya, John, adalah berapa lama kita akan sanggup bertahan di sana
di Chesterfield tanpa hasil apa-apa,” kata Sir Bernard.
www.ac-zzz.tk

“Kan baru satu minggu, sir,” kata Preston. “Banyak pengawasan lain memakan
waktu jauh lebih lama.”

“Ya, aku tahu itu. Soalnya, kita biasanya punya lebih banyak alasan untuk
melanjutkan. Di sini, semakin banyak pihak yang menghendaki penggerebekan
atas orang-orang Yunani itu, untuk

mengetahui mengapa mereka disekap di rumah itu, setidak-tidaknya. Mengapa


kau tidak setuju anak buahmu menyusup diam-diam untuk memergoki mereka
ketika sedang bekerja?”

“Karena saya berpendapat bahwa mereka adalah profesional kelas satu dan
mereka akan mendeteksi penyusupan itu. Kalau itu terjadi, maka mereka
mungkin akan memakai cara yang aman untuk memperingatkan pengendalinya
supaya jangan pernah mengunjungi mereka lagi.”

“Ya, kukira kau benar. Tepat sekali tindakanmu menunggui rumah itu bagaikan
seekor kambing yang dirantai di India, yang menunggu datangnya sang harimau.
Tapi… seandainya harimau itu tidak muncul?”

“Saya kira dia akan muncul, cepat atau lambat. Sir Bernard,” kata Preston.
“Mohon saya diberi sedikit waktu lagi.”

“Baiklah,” Hemmings setuju setelah diam sebentar untuk berkonsultasi dengan


pihak lain di tempatnya berbicara itu. “Satu minggu, John. Jumat depan aku
sudah harus mengirim anak-anak dari Cabang Khusus untuk masuk ke sana dan
mengobrak-abrik tempat itu. Kita hadapi saja kenyataannya, orang yang sedang
kaucari-cari itu mungkin saja berada di dalam situ sejak semula.”

“Saya kira tidak. Winkler tidak akan mendatangi sarang harimau itu sendiri.
Saya kira dia masih di luar sana, entah di mana, dan saya percaya dia akan
muncul.”

246

247

“Baiklah. Satu minggu, John. Jumat depan.”

Sir Bernard menutup telepon itu. Preston menatap gagang telepon. Pemilihan
akan berlangsung tiga belas hari lagi. Ia mulai merasa murung. Mungkin saja
selama ini dia keliru. Tak ada orang lain, kecuali mungkin Sir Nigel, yang
percaya terhadap kecurigaannya itu. Sebuah lempeng polonium kecil dan
seorang kurir Ceko kelas rendah tidak merupakan cukup bukti untuk
melanjutkan pencarian, dan mungkin keduanya tidak saling terkait
www.ac-zzz.tk

“Baiklah, Sir Bernard,” ia berbicara kepada gagang telepon yang masih


berdengung itu, “satu minggu. Setelah itu toh aku memang akan cabut.”

Jet Finnair dari Helsinki mendarat sore hari Senin esoknya, tepat waktu seperti
biasanya, dan rombongan penumpangnya lolos dari Heathrow tanpa hambatan
yang berarti. Salah satu dari mereka adalah seorang pria jangkung berjenggot,
berumur setengah baya yang paspor Finlandia-nya menyatakan bahwa namanya
adalah Urho Nuutila, dan kefasihannya berbicara dalam bahasa itu bisa
dikaitkan dengan kenyataan bahwa orangtuanya berasal dari Karelia.
Sebenarnya dia orang Rusia yang bernama Vassiliev yang profesinya adalah
sarjana rekayasa nuklir yang diperbantukan pada Artileri Angkatan Darat
Soviet, Direktorat Riset Persenjataan. Bahasa Inggrisnya tidak bagus, cuma
cukup bisa dimengerti.

248

Setelah lolos dari pabean, ia menumpang bis layanan bandara ke Heathrow


Penta Hotel, berjalan masuk lewat depan, terus melewati reception, dan
muncul di pintu belakang yang menuju tempat parkir. Ia lalu menunggu di pintu
itu di bawah sinar matahari sore tanpa diperhatikan oleh siapa pun, sampai
sebuah sedan hatchback kecil meluncur mendekatinya. Pengemudinya
membuka jendela mobil. “Apa benar di sini tempat bis bandara menurunkan
penumpangnya?” ia bertanya.

“Tidak,” kata si pelancong. “Saya kira di depan sana.”

“Anda berasal dari mana?” tanya orang muda itu.

“Finlandia,” kata pria berjenggot itu.

“Pasti dingin di Finlandia sana.”

“Tidak, bulan-bulan begini cuaca sedang panas-panasnya. Masalah utamanya


adalah nyamuk.”

Pria muda itu mengangguk. Vassiliev berjalan mengitari mobil dan


memasukinya. Mereka berlalu dari tempat itu.

“Nama?” tanya Pelrofsky..

“Vassiliev.”

“Itu cukup. Lainnya tidak perlu. Namaku Ross.” “Jauhkah dari sini?” tanya
Vassiliev. “Sekitar dua jam.”
www.ac-zzz.tk

Mereka menempuh perjalanan dengan berdiam diri. Pelrofsky melakukan tiga


manuver yang berbeda-beda untuk mengecek apakah ada yang menguntit
Mereka tiba di Cherryhayes dose tepat

249

sebelum petang tiba. Di halaman depan rumah sebelah, tetangga Pelrofsky, Mr.
Armitage, sedang memangkas rumput dengan mesin.

“Teman?” Armitage bertanya saat Vassiliev turun dari mobil dan berjalan ke
pintu depan.

Pelrofsky mengangkat satu-satunya koper kecil yang dibawa tamunya dari


belakang mobil dan mengedipkan mala pada tetangganya. “Kantor pusat,” ia
berbisik. “Kelakuan baik. Mungkin ada kenaikan pangkat”

“Oh, benar, saya harap begitu.” Armitage tersenyum dan mengangguk


menunjukkan simpati, lalu melanjutkan memangkas rumput

Di dalam ruang duduk, Petrofsky menutup gorden-gorden seperti yang selalu


dilakukannya sebelum menyalakan lampu. Vassiliev berdiri tanpa bergerak
dalam ruangan yang remang-remang itu. “Baiklah,” katanya saat lampu sudah
menyala. “Sekarang bisnis. Apa kau sudah menerima semuanya, sembilan
paket, yang dikirimkan kepadamu?”

“Ya. Semua—sembilan.”

“Mari kita cek semuanya. Satu bola mainan anak-anak yang beratnya sekitar
dua puluh kilogram.”

“Ada.”

“Satu pasang sepatu, satu kolak cerutu, satu selongsong gips.” “Ada.”

“Salu radio transistor, satu alat cukur listrik, satu tube baja, sangat berat”

250

“Pasti ini.” Petrofsky menghampiri sebuah lemari dan mengacungkan sebatang


logam berat yang dibungkus dengan bahan anti panas.

“Benar,” kala Vassiliev. “Akhirnya, satu pemadam api dengan satu pegangan,
berat luar biasa, dan sepasang lampu depan mobil yang juga sangat berat”

“Ada.”
www.ac-zzz.tk

“Well, kalau begitu sudah semuanya. Kalau kau bisa melengkapi sisa peralatan
yang dibeli di toko biasa itu, aku akan memulai merakit esok pagi.”

“Mengapa tidak sekarang saja?”

“Begini, anak muda. Pertama-tama, penggergajian dan pengeboran pasti tidak


akan membuat tetangga senang pada jam-jam seperti ini. Kedua, aku lelah.
Membuat mainan seperti ini kita tidak boleh membuat kekeliruan. Aku akan
mulai dengan segar esok pagi dan akan selesai saat senja.”

Petrofsky mengangguk. “Kau ambillah kamar tidur belakang. Akan kuantarkan


kau Rabu nanti tepat pada waktunya untuk naik pesawat pagi.”
www.ac-zzz.tk

OBI KENOBI

Dilarang meng-komersil-kan atau kenalan menimpa anda selamanya

251

20

Vassiliev memilih untuk bekerja di ruang duduk, dengan gorden gorden


tertutup dan dengan diterangi lampu listrik. Pertama-tama dia meminta
kesembilan kiriman itu dikumpulkan.

“Kita memerlukan sebuah keranjang sampah,” katanya. Petrofsky mengambil


itu untuk dia dari dapur.

“Berikan padaku barangnya pada saat kuminta,” kata si perakit. “Pertama,


kotak cerutu.”

Ia membuka segelnya dan mengangkat tutupnya. Kotak itu berisi dua lapis
cerutu, tiga belas di atas dan dua belas di bawah; setiap cerutu dibungkus
dengan tube aluminium.

“Letaknya ketiga dari kiri, deretan bawah.”

Benar. Ia mengeluarkan cerutu itu dari tubenya dan membelahnya dengan


sebuah silet. Dari dalam tembakau yang terbelah itu ia menarik keluar sebuah
botol kecil dari gelas yang ujungnya tidak rati dan dengan dua kabel terpilin
yang mencuat keluar. Sebuah detonator listrik. Sisa yang tak terpakai dibuang
ke dalam keranjang sampah.

252

“Selongsong gips.”

Selongsong itu terdiri dari dua lapis. Lapis pertamanya dibiarkan mengeras dulu
sebelum lapis keduanya diterapkan. Di antara kedua lapis itu selembar bahan
abu-abu yang mirip adukan semen tipis dipasang melingkar, dilindungi oleh
polyethylene untuk mencegah adhesi, dan dibungkuskan melingkari lengan.
Vassiliev memisahkan dengan paksa kedua lapis gips, mengupas bahan abu-abu
itu dari tempat kedudukannya, melepaskan pelindung polyethylene, dan
menggulungnya kembali menjadi sebuah bola. Seperempat kilogram bahan
peledak plastik.

Setelah menerima sepatu Lichka, ia memotong tumit-tumit kedua sepatu itu.


Dari satu tumit dikeluarkan sebuah lempeng baja bergaris lengah lima
www.ac-zzz.tk

sentimeter dengan tebal dua setengah sentimeter. Tepinya dibuat beralur


sehingga lempeng bundar itu berbentuk sebuah sekrup yang lebar dan tipis
dengan satu permukaannya diberi berlekuk dalam untuk bisa memuat ujung
obeng yang lebar. Dari tumit yang satu lagi dikeluarkan sebuah lempeng bundar
logam abu-abu yang lebih tipis dengan lebar lima sentimeter; itu adalah
lithium, sejenis logam ultra ringan yang, kalau diikatkan dengan polonium di
saat terjadinya ledakan, akan membentuk sebuah inisiator dan akan
menyebabkan reaksi atom itu mencapai daya maksimalnya.

Lempeng bundar polonium pelengkapnya berada di dalam alat cukur listrik,


yang waktu itu sangat

253

mencemaskan Karel Wosniak, dan menjadi pengganti bagi lempeng yang hilang
di Glasgow. Masih ada lima kiriman selundupan yang belum ditangani

Pembungkus anti panas pada pipa exhaust yang diselundupkan dengan truk
Hanomag dikupas, sehingga nampak sebuah tube baja sepanjang enam puluh
sentimeter dengan berat dua puluh kilogram. Garis tengah dalamnya lima
sentimeter garis luar sepuluh sentimeter, sebab ketebalan logam itu dua
setengah sentimeter dan terbuat dari baja keras. Satu ujungnya diberi ring dan
diberi beralur di bagian dalamnya, ujung yang lain diberi penutup dari baja.
Penutup itu berlubang kecil di tengahnya, yang memungkinkan detonator listrik
tadi dimasukkan melaluinya.

Dari radio transistor Prajurit Satu Romanov, Vassiliev mengeluarkan timer;


sebuah kolak baja tipis yang disegel berukuran dua kotak rokok yang digabung
vertikal. Di satu sisinya terdapat dua kenop bundar besar, satu merah dan satu
kuning; dari sisi yang lain mencuat dua kabel berwarna, negatif dan positif. Di
setiap sudutnya ada tonjolan mirip telinga yang diberi berlubang, untuk
nantinya dipakai sebagai pegangan ke kotak baja yang berisi bom.

Si perakit lalu mengambil pemadam api yang dulu diselundupkan dengan mobil
Saab milik Lundqvist dan membuka sekrup-sekrup di alasnya, yang sebelumnya
telah dicopot oleh orang-orang

25-;

dari tim persiapan, ditutup dan dicat kembali untuk menutupi sambungannya.
Lalu isinya dikeluarkan dan ternyata bukan busa pemadam api tapi bahan
penyumbat lembut, dan terakhir sebuah tongkat berat yang terbuai dari logam
sejenis limah dengan panjang dua belas setengah sentimeter dengan garis
tengah lima sentimeter. Meskipun kecil ukurannya, beratnya empat setengah
kilogram. Vassiliev mengenakan sarung tangan lebal ketika akan menanganinya.
Ternyata itu adalah uranium-235 murni.
www.ac-zzz.tk

“Apakah bahan itu bersifat radioaktif?” tanya Petrofsky, yang menyaksikan


dengan tercengang.

“Ya, tapi tidak terlalu berbahaya. Orang mengira bahwa semua zat radioaktif
sama berbahayanya. Itu keliru. Arloji yang bercahaya di malam hari juga
bersifat radioaktif, tapi kita mengenakannya. Uranium adalah zat yang
memancarkan sinar alpha, tingkat rendah. Nah, kalau plutonium—itu memang
mematikan. Juga bahan ini, kalau mencapai titik kritis, yaitu sesaat sebelum
diledakkan—tapi sekarang belum.”

Sepasang lampu depan mobil yang diangkut oleh mobil Austin Mini harus
dikupas cukup lama. Vassiliev mencopot kedua bola lampunya, filamen di
dalamnya, dan mangkok reflektor yang di dalam. Yang masih tinggal adalah
sepasang mangkok setengah bola yang sangat berat, masing-masing tebalnya
dua selengah sentimeter dan terbuat dari baja keras. Masing-masing mangkok
diberi ring di

255

sekeliling bibirnya, dengan enam belas lubang untuk memuat mur dan baut.
Jika digabungkan, maka keduanya akan membentuk sebuah bola yang
sempurna.

Salah satu mangkok itu mempunyai lubang sebesar lima sentimeter di alasnya,
yang diberi beralur di bagian dalamnya, untuk menampung colokan baja yang
diambil dari sepatu kiri Lichka. Mangkok yang satunya berisi sebuah tube
pendek yang mencuat keluar dari alasnya; di bagian dalam lebarnya lima
sentimeter, diberi ring penyekat dan di bagian luarnya diberi beralur untuk
nantinya disekrupkan ke silinder “meriam” baja yang berasal dari sistem
exhaust truk Hanomag.

Komponen yang terakhir adalah bola mainan anak-anak yang diselundupkan


oleh van yang memuat perlengkapan berkemah. Vassiliev mengiris dan
membuang kulit karet yang mengkilap. Nampak sebuah bola logam berbinar di
bawah cahaya lampu.

“Itu pembungkus timahnya,” katanya. “Bola uraniumnya, yaitu inti bom nuklir
yang akan mengalami pembelahan fisi sel untuk menghasilkan reaksi nuklir, ada
di dalam. Aku akan mengeluarkannya nanti. Ilu juga radioaktif, seperti barang
yang di sana itu.”

Merasa puas bahwa ia telah mengumpulkan kesembilan komponen ilu, ia mulai


menggarap lemari bajanya. Setelah meletakkannya dengan punggung di lantai,
ia mengangkat tutupnya dan dengan

256
www.ac-zzz.tk

menggunakan bilah-bilah dan tongkat-tongkat kayu, ia membuat kerangka


dalamnya yang berbentuk mirip ayunan bayi rendah yang diletakkan di lantai
lemari itu. Ini lalu diselimulinya dengan lapisan tebal karet busa peredam
guncangan.

“Aku akan menambah karet busanya lagi di sekitar sisi-sisinya dan di alasnya
nanti kalau bomnya sudah berada di dalam,” ia menjelaskan.

Ia lalu mengambil keempat aki, dipasangi kabel, dari terminal ke terminal,


kemudian menggabungkan semuanya menjadi satu blok dengan menggunakan
cello tape. Akhirnya ia membuat empat lubang kecil pada tutup lemari itu dan
mengikatkan blok aki itu di dalamnya. Sudah lengah hari sekarang.

“Baiklah,” katanya. “Sekarang mari kita rakit komponen-komponen ini.


Ngomong-ngomong, sudah pernahkah kau melihat sebuah bom nuklir?”

“Belum,” kata Pelrofsky dengan suara parau. Ia seorang pakar dalam


pertempuran tanpa senjata, tidak gentar menghadapi kepalan, pisau, atau
senapan. Tapi sikap riang Vassiliev yang tidak berperasaan, sementara dia
mempersiapkan sebuah kekuatan perusak yang mampu meratakan sebuah kota
membuatnya cemas. Seperti kebanyakan orang, Petrofsky menganggap ilmu
nuklir sebagai suatu ilmu gaib.

“Dulu memang sangat rumit,” kata si perakit. “Sangat besar ukurannya, bahkan
yang berdaya ledak kecil pun ukurannya besar, dan hanya bisa

257

dibuat dalam sebuah laboratorium dengan peralatan yang sangat rumit.


Sekarang bom-bom yang sangat canggih, yaitu bom-bom hidrogen yang
berkekuatan multimegalon, masih begitu. Tapi bom atom dasar di zaman
sekarang telah disederhanakan, sehingga bisa dirakit di semua bengkel
sederhana—jika suku cadangnya lengkap, tentunya, dengan sedikit hati-hati,
keterampilan, dan pengetahuan yang cukup.”

“Hebat,” kata Petrofsky. Vassiliev sedang memotong dan membuang lapisan


timah tipis di seputar bola uranium-235 itu. Timah itu tadinya dibungkuskan
begitu saja, seperti kertas pembungkus biasa dan sambungannya disegel dengan
obor las. Timah itu terlepas dengan gampang. Di dalamnya nampak bolanya
yang bergaris tengah dua belas setengah sentimeter, dengan lubang sebesar
lima sentimeter yang dibor tepat di pusatnya.

“Ingin tahu bagaimana bekerjanya?” tanya Vassiliev.

“Tentu.”
www.ac-zzz.tk

“Bola ini adalah uranium. Beratnya lima belas setengah kilogram. Massanya
tidak cukup untuk membuatnya mencapai titik kritis. Uranium menjadi kritis
kalau massanya bertambah melebihi titik kritisnya.”

“Apa maksudmu, ‘menjadi kritis’?”

“Ia mulai mendesis. Bukan secara harfiah seper ti soda. Maksudku mendesis
dalam artian radioaktif. Ia akan melewati ambang ledak. Bola ini se—

258

karang belum sampai ke tahap itu. Kaulihat tongkat pendek di sana itu?” “Ya.”

Itu adalah tongkat uranium yang berasal dari dalam tabung pemadam api.

“Tongkat itu akan pas masuk ke lubang lima sentimeter di tengah bola ini.
Kalau itu dipasang, seluruh massa ini akan menjadi kritis. Silinder baja di sana
itu berfungsi sebagai wadah peluru seandainya ini pistol, dan tongkat uranium
ini adalah pelurunya. Jika diledakkan, maka peledak plastik itu akan
mendorong tongkat uranium ini melalui silinder itu masuk ke jantung bola ini.”

“Dan meledaklah dia.”

“Belum. Kita memerlukan inisiator. Jika dibiarkan begitu saja, uranium ini akan
mendesis dan akan habis, menciptakan miliaran debu radioaktif, tapi tidak
menghasilkan ledakan. Untuk membuat ledakan kita harus mengebom uranium
yang sedang kritis itu dengan kilatan kilatan neutron. Kedua lempeng bundar
ini, lithium dan polonium, membentuk inisiator-nya. Dalam keadaan terpisah,
kedua logam ini tidak berbahaya; polonium adalah zat yang memancarkan sinar
alpha yang lunak, lithium tidak mempunyai daya. Coba saling pukulkan
keduanya, maka sesuatu yang aneh akan terjadi. Akan terjadi semacam reaksi;
akan terpancar kilatan-kilalan neutron yang diperlukan. Karena terkena kilatan
ini, uranium itu pecah terkoyak dengan mengeluarkan energi yang luar biasa
be-259

sarnya—yang mampu menghancurkan apa saja. Waktunya seperseratus juta


detik. Penumbuk baja itu berfungsi untuk menampung semua itu selama waktu
yang teramat singkat itu.”

“Siapa yang akan menjatuhkan inisiator itu?” tanya Pelrofsky mencoba


bercanda.

Vassiliev menyeringai. “Tidak ada. Kedua lempeng itu sudah berada di dalam
sana, tapi dipisahkan. Kita letakkan polonium itu di satu ujung lubang dalam
bola uranium tersebut, dan lithium-nya ditempelkan pada hidung proyektil
uranium yang akan meluncur masuk. Peluru itu akan masuk ke dalam silinder,
www.ac-zzz.tk

dan terus menusuk jantung bola uranium, dan lithium-nya yang berada di
hidungnya akan menghantam polonium yang menunggu di ujung lain
terowongan ilu. Begitulah.”

Vassiliev menggunakan setetes Super Glue— lem super kuat—untuk merekatkan


lempeng polonium itu ke satu sisi dari colokan baja pipih yang berasal dari
tumit sepatu Lichka. Ia lalu menempelkan colokan itu dengan sekrup ke lubang
yang terdapat di alas salah satu mangkok baja (adi. Lalu diambilnya bola
uranium dan dimasukkannya ke dalam mangkok. Dinding dalam mangkok itu
memiliki empat tonjolan, yang besarnya pas dengan empat lekukan yang
terdapat pada bola uranium itu. Tonjolan dan lekukan itu bertemu dan
bergabung, dan bola itu tertanam dengan baik dalam mangkok tersebut.
Vassiliev mengambil lampu ba-260

terai berbentuk pensil dan mengintip ke dalam lubang yang menembus pusat
bola uranium.

“Itu dia,” katanya, “sudah menunggu di dasar lubang.”

Kemudian ia menempatkan mangkok baja yang kedua di atas mangkok yang


pertama untuk membentuk sebuah bola penuh, dan menghabiskan waktu satu
jam untuk mengencangkan keenam belas baut yang mengelilingi ring penyekat
untuk mengikat kedua setengah bola itu dengan erat

“Sekarang pistolnya,” ia berkomentar. Ia menjejalkan bahan peledak plastik itu


kc dalam silinder baja sepanjang empat puluh lima sentimeter, menumbuknya
dengan mantap tapi pelan, dengan gagang sapu yang diambil dari dapur sampai
bahan itu terjcjal padat Melalui lubang kecil di alas silinder, Petrofsky dapat
melihat bahan peledak itu menonjol ke luar. Dengan Super Glue yang sama,
Vassiliev menempelkan lempeng lithium itu ke hidung yang rata dari tongkat
uranium itu, membungkusnya dengan tissue untuk memastikan ia tidak akan
tergelincir kc arah yang berlawanan di dalam silinder itu karena getaran, dan
kemudian mendorong tongkat itu kc arah alas tempat terdapat bahan
peledaknya. Lalu dlsekrupkannya silinder itu ke bola itu. Keseluruhannya
nampak seperti sebuah semangka abu-abu bergaris tengah tujuh belas setengah
sentimeter dengan pegangan sepanjang empat puluh lima sentimeter yang
men-261

cuat dari satu sisinya; mirip sebuah granat longkal yang menggembung.

“Hampir selesai/ kata Vassilicv. “Sisanya adalah seperti membuat bom


konvensional.”

la memungut detonatornya, memisahkan kabel-kabelnya dari ujungnya dan


mengisolasinya dengan cello-lape. Kalau saling menyentuh maka akan terjadi
ledakan prematur. Seutas kabel lima Ampere dijalinkan pada setiap kabel yang
www.ac-zzz.tk

mencuat dari detonator. Lalu detonator itu ditekannya masuk melalui lubang di
ujung silinder sampai ia diselimuti oleh bahan peledak plastik.

la menurunkan bom itu bagaikan bayi ke wadahnya yang mirip ayunan bayi,
yang beralas karet busa, menambah karet busa untuk dijejalkan ke sisi-sisinya
dan juga di atasnya, seakan bayi itu akan ditidurkan. Hanya kedua kabel itu
yang dibiarkan nampak. Salah satunya dilekatkan pada terminal positif blok aki
tadi. Kabel ketiga mencuat dari terminal negatif aki-aki itu, jadi Vassiliev kini
memegang semua ujungnya di tangannya. Ia lalu mengisolasi setiap ujung yang
telanjang.

“Knlau-kalau kabel-kabel ini bersentuhan.” Ia menyeringai. “Itu akan benar-


benar Jadi bencana.”

Satu-satunya komponen yang belum dipakai adalah kotak timer. Vassiliev


menggunakan bor untuk membuat lima lubang di sisi lemari baja itu dekat
dengan bagian puncaknya. Lubang yang di tengah adalah untuk tempat keluar
bagi kabel-kabel yang mencuat dari belakang timer, yang

262

segera dijcjalkannya keluar. Empat lubang lainnya adalah untuk baut-baut tipis
yang berfungsi menempelkan timer itu ke bagian luar lemari baja. Selesai
dengan itu, ia menghubungkan kabel-kabel yang berasal dari aki-aki dan
detonator itu ke kabel-kabel yang berasal dari timer, sesuai dengan kode
warnanya. Pelrofsky menahan napasnya.

“Jangan kualir,” kata Vassiliev, yang bisa melihat kecemasannya. “Timer ini
sudah dites berulang-ulang di sana di negeri kita. Pcmotongnya, atau pemutus
arusnya, berada di dalam dan berfungsi dengan baik.”

Ia lalu menghubungkan kabel-kabel yang terakhir, mengisolasi persendiannya


tebal-tebal, dan menurunkan tutup lemari itu, menguncinya rapat-rapat dan
melemparkan kuncinya kepada Petrofsky.

“Begitulah, Kamcrad Ross, sudah beres. Kau bisa memuatnya ke atas gerobak
itu dan mendorongnya ke mobil untuk diletakkan di belakang mobil hatchback-
mu, dan alat ini tidak akan rusak. Kau boleh membawa mobilmu ke mana saja—
getarannya tidak akan mengganggu alat ini. Ada satu hal lagi. Kenop kuning di
sini ini, kalau ditekan dengan keras, akan menyalakan timer, tapi tidak akan
menghubungkan arus listriknya. Timer-nyalah yang akan melakukan itu dua jam
kemudian. Tekan kenop kuning ini dan kau punya waktu dua jam untuk
meloloskan diri. Kenop merah ini merupakan peledak manual-nya. Kalau
ditekan akan terjadi ledakan langsung.”

263
www.ac-zzz.tk

Ia tidak tahu bahwa pengarahannya itu keliru. Ia cuma percaya saja akan apa
yang diberitahukan kepadanya. Hanya empat orang di Moskow yang tahu bahwa
kedua kenop itu berfungsi untuk menghasilkan ledakan langsung. Kini hari
sudah petang.

“Nah, Kamerad Ross, aku mau makan, minum sedikit, tidur pulas, dan pulang
esok pagi, sekiranya kau tidak keberatan.”

“Tentu,” kata Petrofsky. “Mari kita pindahkan dulu lemari ini ke sudut sini, di
antara dinding penyekat dan meja minuman ini. Kautuanglah sendiri whisky-
mu, dan aku akan menyiapkan makan malam.”

Mereka berangkat ke Heathrow Airport dengan mobil kecil Petrofsky pada jam
sepuluh keesokan harinya. Di suatu tempat di sebelah barai daya Colchester di
mana pepohonan lebat mencapai pinggir jalan, Petrofsky menghentikan
mobilnya dan keluar untuk menghirup udara segar. Beberapa detik kemudian
Vassiliev mendengar jeritan ketakutan yang tajam dan ia berlari untuk
menyelidiki. Perakit itu tewas dengan leher patah di balik sederetan
pepohonan. Tubuhnya, yang dilucuti identitasnya, terbujur di selokan dangkal
dan ditutupi dengan ranting-ranting pohon yang masih segar. Tubuh itu akan
ditemukan dalam waktu satu atau dua hari, barangkali lebih. Penyelidikan
polisi akhirnya akan menyebabkan fotonya dimuat di koran setempat, tetangga
Petrofsky—Armitage—akan

264

melihatnya atau tidak melihatnya, dan akan bisa atau tidak bisa mengenalinya.
Tapi toh semua itu akan terlambat. Petrofsky meluncur balik ke Ipswich.

Ia tidak menyesal. Ia mendapat instruksi yang cukup jelas dalam kaitan dengan
si perakit. Bagaimana Vassiliev berpikir bahwa ia akan bisa pulang ke rumah,
Petrofsky’ tidak dapat membayangkan. Bagaimanapun juga, ia punya masalah
lain. Semuanya sudah siap sekarang, tapi waktunya amat singkat. Ia telah
meninjau Rendlesham Forest dan telah memilih lokasinya; yaitu suatu tempat
yang lebat terlindung, tapi hanya seratus meter jauhnya dari pagar kawat yang
membatasi pangkalan AU Amerika di Bentwaters. Di sana tidak akan ada orang
pada jam empat pagi, saat dia menekan kenop kuning agar bom nuklir itu
meledak pada jam enam. Ranting-ranting pohon segar akan menutupi lemari
itu sementara menit-menit merambat dan ia akan meluncur cepat dengan
mobilnya ke London.

Satu-satunya hal yang belum diketahuinya adalah harinya. Isyarat untuk


melaksanakan hal ini— ia tahu—akan diberikan melalui berita bahasa Inggris
yang disiarkan Radio Moskow pada jam sepuluh malam, sebelum operasi
dilaksanakan. Pesan itu akan disampaikan dalam bentuk kekeliruan bicara yang
www.ac-zzz.tk

disengaja oleh penyiar dalam acara berita pertama. Tapi karena Vassiliev tidak
bisa memberitahukan kepada mereka, Petrofsky masih

harus mcmbcritahu Moskow bahwa semuanya telah siap. Artinya harus ada
pengiriman berita yang terakhir lewat radio. Setelah itu, kakak-beradik
Stcphanides sudah bisa disingkirkan. Pada suatu senja yang hangat di bulan
Juni, ia meninggalkan Chcrryhaycs Close dan mengendarai mobilnya dengan
tenang ke utara menuju ke Thctford dan sepeda motornya. Pada jam sembilan,
setelah bertukar pakaian dan kendaraan, ia. mulai meluncur ke arah barat laut,
ke kawasan Midlands Inggris.

Rasa bosan yang menyelimuti para pelacak setiap petang di kamar tidur depan
di lantai dua rumah Royston dipecahkan sesaat selelah jam sepuluh, ketika Lcn
Stewart berbicara lewat radio dari posisinya di kantor polisi.

“John, salah satu anak buahku sedang makan di kedai sate itu. Telepon
berdering dua kali, lalu peneleponnya menutupnya sendiri. Lalu berdering lagi
dua kali, dan ia menutupnya lagi. Kemudian ia melakukannya lagi untuk yang
ketiga kalinya. Yang mendengarkan memastikan hal itu.”

“Apakah Yunani-Yunani itu mencoba menanggapinya?”

“Mereka terlambat mencapai telepon itu pada kesempatan pertama. Selelah


itu. mereka tidak mencoba lagi. Malahan terus saja melayani pembeli….
Sebentar…. John, kau masih di situ?”

“Ya, tentu.”

“Anak buahku di luar melaporkan bahwa salah

266

satu kakak-beradik itu pergi. Lewat belakang. Ia sedang menuju mobilnya.”

“Dua mobil dengan empat agen harus mengikutinya,” perintah Preston. “Yang
dua tetap tinggal di restoran. Si Yunani mungkin akan meninggalkan kota.”

Ternyata tidak. Andreas Stcphanides naik mobil kembali ke Co m p Ion Street,


memarkir mobilnya, dan masuk ke dalam rumah. Lampu dinyalakan di balik
gorden. Tidak ada hal lain yang terjadi. Pada jam sebelas lewat dua puluh,
lebih dini dari biasanya, Spiridon menutup restorannya dan berjalan kaki
pulang. Ia tiba di rumah pada jam dua belas kurang seperempat

Ikan besar yang ditunggu Preston tiba sesaat sebelum tengah malam. Jalanan
sangat sepi. Hampir semua lampu rumah sudah dipadamkan. Preston lelah
menyebar keempat mobilnya beserta anak buahnya dalam lingkaran yang lebih
www.ac-zzz.tk

jauh dan lebih luas, dan tak seorang pun melihat dia datang. Yang pertama-
tama menyadarkan mereka adalah gumaman salah satu anak buah Stewart.

“Ada orang di ujung Compton Street, di persimpangan Cross Street”

“Melakukan apa?” tanya Prcslon.

“Tidak apa-apa. Berdiri tanpa bergerak di kegelapan.”

“Tunggu.”

Saat itu gelap pekat di kamar tidur Royston di lanuii atas. Gordcn-gorden
ditutup dan para pe—

267

lacak berada jauh dari jendela. Mungo meringkuk di belakang kamera yang
menggunakan lensa inframerah. Preston menempelkan radio kecilnya ke
telinganya. Tim enam orang pimpinan Stewart dan dua pengemudi Burkinshaw
dengan mobil-mobil mereka ada di luar sana, entah di mana, semuanya
dihubungkan dengan radio. Pintu salah satu rumah membuka, dan seseorang
mengeluarkan kucingnya. Lalu pintu itu tertutup lagi.

“Ia mulai bergerak,” radio itu berbunyi. “Menuju ke arah kalian. Pelan-pelan.”

“Kulihat dia,” desis Ginger yang berada di salah satu jendela samping.
“Perawakan sedang, tinggi sedang. Jas hujan panjang warna gelap.”

“Mungo, bisakah kaufoto dia di bawah lampu jalanan itu, tepat di depan rumah
si Yunani?” tanya Burkinshaw.

Mungo menggeser arah lensa sedikit. “Sudah kufokuskan ke arah lokasi


cahaya,” katanya.

“Sepuluh meter lagi dia akan sampai ke situ,” kata Ginger.

Tanpa suara sosok dalam jas hujan itu memasuki lingkaran cahaya yang berasal
dari lampu jalanan. Kamera Mungo menjepret lima kali dengan cepat. Orang
itu melewati lingkaran cahaya dan tiba di gerbang rumah Stcphanides. Ia
berjalan di jalan setapak yang pendek dan mengetuk pintu, bukan
membunyikan bel. Pintu membuka seketika itu juga. Tak ada penerangan di
lorong masuk. Jas

268

hujan warna gelap itu berkelebat masuk ke dalam. Pintu menutup.


www.ac-zzz.tk

Di kamar tidur Royston ketegangan pecah.

“Mungo, keluarkan filmnya dan bawa ke lab polisi. Aku minta itu dicuci dan
dikirimkan segera ke Scotland Yard. Dan segera kirimkan ke Charles dan
Sentinel. Aku akan menghubungi mereka untuk siap mencoba melakukan
identifikasi.”

Sesuatu mengganggu benak Preston. Sesuatu mengenai cara orang itu berjalan.
Saat itu udara malam terasa hangat—mengapa ia memakai jas hujan? Supaya
tetap kering? Matahari bersinar seharian tadi. Menyembunyikan sesuatu?
Pakaian berwarna pucat, pakaian khusus?

“Mungo, ia mengenakan pakaian apa? Kau melihatnya secara elose-up.”

Mungo sedang setengah jalan menuju ke pintu. “Jas hujan,” katanya. “Warna
gelap. Panjang.”

“Di bawah itu.”

Ginger bersiul. “Sepatu bot. Aku ingat sekarang. Bot setinggi dua puluh lima
sentimeter.”

“Buset, dia naik sepeda motor,” kata Preston. Ia berbicara lewat radio.
“Semua orang turun ke jalan. Berjalan kaki saja. Tidak boleh ada suara mesin
mobil. Semua jalan di distrik ini kecuali Compton. Kita sedang mencari sebuah
sepeda motor dengan mesin yang masih hangat”

Masalahnya sekarang adalah, pikirnya, aku tidak tahu ia akan berapa lama
berada di dalam sana.

269

Lima mcnil? Sepuluh? Enam puluh? Ia menghubungi Len Stewart dengan radio.

“Len, John di sini. Kalau kita bisa menemukan sepeda motor itu, aku minta itu
dipasangi alat pelacak lokasi. Sementara itu, telepon Kepala Polisi King. Ia
harus melancarkan operasinya. Kalau si ‘Chummy’ pergi kita akan
mengikutinya. Tim Harry dan aku. Aku minta kau dan anak buahmu tetap
mengawasi Yunani-Yunani itu. Setelah kami pergi selama satu jam, polisi boleh
menggerebek rumah itu dan menangkap Yunani-Yunani itu.”

Len Stewart, di dalam kantor polisi, menyatakan setuju dan mulai menelepon
Kepala Polisi King di rumahnya.

Dua puluh menit kemudian salah satu anggota tim pencari menemukan sepeda
motor itu. Ia melapor kepada Preston yang masih berada di rumah Royston.
www.ac-zzz.tk

“BMW besar, di ujung Queen Street. Ada kotak barang di belakang boncengan,
terkunci. Dua kantong sadel di kiri-kanan roda belakang, tidak terkunci. Mesin
dan knalpotnya masih hangat”

“Nomor registrasi?”

Nomornya dilaporkan, la meneruskannya kepada Len Stewart di kantor polisi.


Stewart minta identifikasi langsung atas nomor itu. Ternyata itu nomor dari
daerah Suffolk, terdaftar atas nama Mr. James Duncan Ross dari Dorchester.

“Kalau bukan motor curian, mungkin nomornya palsu, atau alamatnya fiktif,”
gumam Preston.

270

Beberapa jam kemudian, polisi Dorchester memastikan bahwa kemungkinan


ketiga itu yang benar.

Orang yang berhasil menemukan sepeda motor diperintahkan memasang alat


pelacak lokasi pada salah satu kantong sadel, dalam keadaan dihidupkan, dan
menjauh dari kendaraan itu. Orang itu, Joe, adalah salah satu dari dua
pengemudi Burkinshaw. Ia kembali ke mobilnya, menenangkan diri di belakang
kemudi, dan memastikan bahwa alat pelacak lokasi itu berfungsi dengan baik.

“Okay,” kata Preston, “sekarang kita melakukan pergantian. Semua pengemudi


kembali ke mobil masing-masing. Tiga anak buah Len Stewart bergerak ke pintu
belakang di West Street ke pos pengawasan kami dan menggantikan kami. Satu
per satu, perlahan, dan sekarang.” Kepada orang-orang di sekitarnya di
ruangan itu ia berkata, “Harry, bcrbenahlah. Kau duluan. Kauambil mobil yang
terdepan. Aku akan naik mobil dengan kau. Barney, Ginger, kauambil mobil
yang di belakang. Kalau Mungo bisa kembali pada waktunya, ia akan bergabung
dengan aku.”

Satu demi satu, anak buah Stewart tiba di situ untuk menggantikan tim
Burkinshaw. Preston berdoa minta supaya si agen di seberang jalan belum
bergerak keluar sementara pergantian sedang berlangsung. Ia yang terakhir
beranjak, melongokkan kepala ke dalam kamar tidur suami-istri Royston untuk
menyatakan terima kasihnya atas bantuan mereka dan memastikan bahwa
semuanya akan

271

berakhir saat subuh nanti. Bisikan yang membatas ucapannya itu terdengar
sangat cemas.
www.ac-zzz.tk

Preston menyelinap melalui kebun belakang dan masuk ke West Street, lima
menit kemudian ia bergabung dengan Burkinshaw dan Joe, si pengemudi di
mobil terdepan yang diparkir di Foljambe Road. Ginger dan Barney melapor
mereka sudah masuk ke mobil kedua di ujung Marsdcn Street, yang masuk dari
Saltcrgatc.

“Tentu,” kata Burkinshaw dengan murung, “kalau tidak dibantu alat di sepeda
motor itu, kita akan kerepotan sekali.”

Preston duduk di jok belakang. Di sebelah sopir, Burkinshaw menyaksikan panel


display pesawat pengontrol di depannya. Seperti sebuah layar radar kecil,
panel itu menampilkan gerak cahaya bergelombang yang bergerak dalam
interval ritmis, dengan indikator seperempat lingkaran yang menunjukkan arah
target terhadap mobil yang mereka tumpangi, atas sumbunya dari ujung-ke-
ujung dan juga jarak kurang-lebihnya dari mobil itu— delapan ratus meter.
Mobil kedua itu juga dilengkapi dengan peralatan yang sama, yang
memungkinkan kedua operatornya memperoleh data silang jika dikehendaki.

“Mudah-mudahan benar ini isyarat dari sepeda motor itu,” kata Preston cemas.
“Kalau tidak, kita tidak akan sanggup menguntitnya di jalan-jalan seperti ini.
Jalan-jalan terlalu sepi dan dia terlalu mahir.”

272

“Dia pergi dari situ.”

Suara mendadak dari radio memutuskan pembicaraan. Anak buah Stewart dari
kamar tidur Royston melaporkan bahwa orang yang berjas hujan itu telah
meninggalkan rumah dan menyeberangi jalan. Mereka memastikan bahwa ia
berjalan di sepanjang Compton Street, menuju Cross Street dan ke arah lokasi
BMW tadi. Lalu lenyap dari pandangan. Dua menit kemudian salah satu
pengemudi Stewart di SL Margaret’s Drive melaporkan bahwa si agen telah
menyeberang di ujung jalan, dan masih lelap menuju Queen Street. Setelah itu
tidak ada apa-apa lagi. Lima menit berlalu. Preston berdoa.

“Dia sedang bergerak.”

Burkinshaw tcrloncal-loncat di jok depan karena tegang—suatu ulah yang sangat


tidak biasa dilakukan oleh pelacak yang biasanya sangat tenang ini. Titik
cahaya di layar meluncur melintasi layar saat sepeda motor mengubah sudut
antara dirinya dan mobil itu.

“Target sudah bergerak,” mobil kedua memastikan.

“Beri dia jarak kira-kira dua kilometer, lalu kita berangkat,” kata Preston.
“Hidupkan mesin sekarang.”
www.ac-zzz.tk

Tilik cahaya itu bergerak ke selatan dan ke timur melalui pusat Chesterfield.
Ketika sudah dekat dengan bundaran Lordsmill, mobil-mobil itu mulai
menguntit. Saat mencapai bundaran itu, mc—

273

reka tidak ragu lagi. Sinyal dari sepeda motor itu mantap dan kuat, lurus
menyusuri A617 ke arah Mansfield dan Newark. Jarak: kira-kira dua kilometer.
Bahkan lampu-lampu mereka tidak akan nampak oleh pengendara motor yang
di depan. Joe menyeringai. “Coba permainkan kami sekarang, kau bajingan,”
komentarnya.

Preston sebenarnya lebih suka kalau orang yang di depan itu naik mobil. Sepeda
motor sangat sulit dikuntit. Cepat dan berdaya manuver tinggi dan karena itu
mampu menyelinap di antara lalu lintas yang padat yang menghambat mobil
penguntil dan menyusup ke gang-gang sempit atau di antara tiang-tiang
penghambat lalu lintas yang sulit ditembus mobil. Bahkan di pedesaan, sepeda
motor bisa meninggalkan jalan raya dan melaju di atas rerumputan di mana
mobil akan sulit mengikuti. Yang penting adalah jangan sampai orang yang di
depan sadar bahwa ia sedang dikuntit.

Pengendara yang di depan itu sangat mahir. Ia tetap berada dalam batas
kecepatan yang diizinkan, tapi jarang berada di bawah itu, dan mengambil
tikungan-tikungan tanpa mengurangi kecepatan. Ia tetap berada di jalan A6I7
di bawah jalan tol Ml, melewati kota Mansfield yang masih tidur di pagi buta
itu, dan terus ke arah Newark. Setelah Derbyshire dilewati, maka di depan
terbentang tanah pertanian Nottinghamshire yang subur dan kaya, dan ia masih
saja tidak mengurangi kecepatan.

Sesaat sebelum tiba di Newark ia berhenti.

274

“Jarak mengecil dengan cepat,” kata Joc tiba-tiba.

“Matikan lampu, berhenti ke pinggir,” tukas Preston.

Ternyata Petrofsky menyimpang ke sebuah jalan masuk, mematikan mesin dan


lampunya, dan duduk di persimpangan itu sambil menatap ke arah dari mana
dia datang tadi. Sebuah truk besar menderu melewatinya dan lenyap ke arah
Newark. Lalu tidak ada apa-apa lagi. Satu setengah kilometer dari situ, kedua
mobil pelacak berhenti di pinggir jalan. Petrofsky tetap diam selama lima
menit, lalu menghidupkan mesin dan naik lagi ke jalan raya, menuju ke arah
tenggara. Ketika mereka melihat titik cahaya di layar monitor bergerak Pergi>
para pelacak mengikutinya, dengan tetap menjaga jarak paling sedikit satu
setengah kilometer.
www.ac-zzz.tk

Perburuan itu melewati Sungai Trent, lampu-lampu pabrik gula di sebelah


kanan mereka melaju dan menghilang, kemudian masuk ke kota Newark. Jam
menunjukkan pukul tiga kurang sedikit. Di dalam kota, sinyal berfluktuasi
dengan liar saat mobil pelacak membuat belokan-belokan menyusuri jalan-
jalan di kota itu. Titik cahaya itu membawa mereka ke jalan A46 yang menuju
Lincoln, dan mobil-mobil itu sudah masuk kira-kira satu kilometer ke jalan itu
ketika Joe menginjak rem dengan keras.

275

“Ia kabur di sebelah kanan kita,” katanya. “Jarak makin membesar.”

“Berbalik,” kata Preston. Mereka menemukan belokan itu di dalam kota


Newark; target sudah sampai di jalan A17, ke tenggara lagi, ke arah Sleaford.

Di Chesterfield operasi yang dilancarkan polisi sudah sampai ke rumah


Stcphanides pada jam dua lima puluh lima. Ada sepuluh petugas berseragam
dan dua agen Cabang Khusus berpakaian preman. Kalau saja mereka datang
sepuluh menit lebih dini, dengan mudah mereka bisa menangkap kedua agen
Soviet itu. Memang nasib sedang sial. Pada saat agen-agen Cabang Khusus itu
menghampiri pintu, pintu itu terbuka.

Kakak-beradik Stcphanides rupanya sedang bersiap-siap untuk berangkat


dengan mobil mereka, membawa radio untuk melakukan transmisi yang sudah
ditransfer dalam sandi dan sudah direkam di dalam transmiter itu. Andreas
sedang keluar untuk menghidupkan mesin mobilnya ketika ia melihat polisi-
polisi itu. Spiridon berada di belakangnya membawa transmiter. Andreas
menjerit kaget, melangkah mundur, dan menutup pintu dengan keras. Polisi
terus maju mendobrak pintu dengan bahu mereka.

Ketika pintu itu rubuh, Andreas berada di belakangnya dan di bawahnya. Ia lalu
bangkit dan berkelahi seperti binatang di lorong masuk yang

276

sempit itu, dan perlu dua orang petugas untuk merubuhkan dia lagi.

Agen-agen Cabang Khusus berjalan melewati huru-hara ini, memeriksa sekilas


ruang-ruang di lantai satu, berteriak kepada dua orang yang berada di kebun
belakang yang tidak melihat ada yang muncul di situ, dan berlari ke lantai atas.
Kamar-kamar tidurnya ternyata kosong. Mereka menemukan Spiridon di loteng
sempit di bawah pinggiran atap. Transmiter berada di lantai, dicolokkan ke
stopkontak pada dinding, dan sebuah cahaya merah kecil memancar di
panelnya. Spiridon maju ke depan perlahan-lahan.
www.ac-zzz.tk

Di Menwilh Hill pos penyimak GCHQ menangkap sebuah bunyi lengking tunggal
dari sebuah transmiter gelap dan mencatatnya pada jam dua lima puluh
delapan di pagi hari Kamis tanggal 11 Juni. Segera dilakukan pelacakan lokasi
dengan penghitungan trigonometri dan hasilnya adalah sebuah lokasi di ujung
barat kota Chesterfield. Kantor polisi di sana diberitahu dengan segera dan
panggilan telepon ditujukan ke mobil yang sedang dipakai oleh Kepala Polisi
Robin King. Ia menerima telepon itu dan mengatakan kepada Mcn-with Hill,
“Saya tahu. Kami telah menangkap mereka.”

Di Moskow, operator radio berpangkat sersan melepaskan headphone-nya dan


mengangguk ke arah teleprinter. “Pelan tapi jelas,” katanya.

277

Printer itu mulai berbunyi, mengeluarkan lembaran kertas panjang yang penuh
dengan huruf-huruf yang tidak ada artinya. Setelah printer itu diam, petugas di
samping radio menyobek kertas itu dan memasukkannya ke dalam decoder—
mesin pengurai sandi—yang sudah dipasang sesuai dengan formula dari catatan
sekali-pakai yang sudah disepakati. Decoder itu menyerap lembaran kertas itu,
komputernya bekerja menguraikan sandi-sandinya, dan akhirnya keluarlah
pesannya dalam bentuk yang jelas. Petugas itu membaca teks itu dan
tersenyum. Ia memutar sebuah nomor telepon, menyebutkan identitas dirinya,
memastikan identitas orang yang diteleponnya itu, dan berkata,

“Aurora ‘jalan’”

Setelah Newark tanah pedesaan semakin melandai dan angin semakin banyak.
Pengejaran memasuki daerah Lincolnshire yang berbukit-bukit dan
bergelombang dan jalan-jalan raya yang lurus bagai anak panah yang menuju
ke daerah rawa-rawa. Titik cahaya di layar itu mantap dan kuat, membawa
kedua mobil Preston masuk ke jalan A17 melewati Sleaford dan terus ke arah
Wash dan Distrik Norfolk.

Di sebelah tenggara Sleaford, Petrofsky berhenti lagi dan mengamati cakrawala


yang gelap di belakangnya, untuk mencari kalau-kalau ada cahaya lampu. Tidak
ada apa-apa. Satu setengah kilometer di belakang dia, para pengejar menunggu
dalam

278

gelap, sambil berdiam diri. Ketika titik cahaya mulai bergerak ke atas di layar
oscilloscope, mereka mengikutinya lagi.

Di desa Sulterton terjadi kebingungan lagi. Di ujung desa yang masih tidur itu
jalan bercabang dua; A16 yang menuju ke selatan ke arah Spalding, dan A17
yang menuju ke tenggara ke arah Long Sutton dan King’s Lynn, melintasi
www.ac-zzz.tk

perbatasan di Norfolk. Memakan waktu dua menit untuk memutuskan bahwa


titik cahaya itu bergerak ke A17, ke arah Norfolk. Kesenjangan jarak
bertambah menjadi empat setengah kilometer.

“Perkecil jarak,” perinlah Preston, dan Joe menekan gas sampai jarum
speedometer menunjuk angka seratus tiga puluh, sampai jarak diperkecil
menjadi sekitar dua kilometer.

Di sebelah selatan King’s Lynn mereka menyeberangi Sungai Ousc, dan


beberapa detik kemudian titik cahaya itu masuk ke jalan yang menuju ke
selatan dari jalan bypass yang menuju ke Downham Market dan Thetford.

“Gila—dia mau ke mana sih?” Joe mengomel.

“Dia pasti punya pangkalan di suatu tempat di sana,” kala Preston dari
belakangnya. “Terus ikuti.”

Di sebelah kiri mereka langit merah jambu menghiasi cakrawala di ufuk timur,
dan siluet-siluet pepohonan yang melaju lewat menjadi bertambah jelas. Joe
mengganti lampu besar dengan lampu kecil.

279

Jauh di sebelah selatan, lampu-lampu temaram menerangi iring-iringan bis


yang merayap di jalan-jalan yang macet melalui kota pasar Suffolk yang
bernama Bury St. Edmunds. Seluruhnya berjumlah dua ratus, yang datang dari
berbagai penjuru negeri, yang penuh padat berisi—sampai kc jendela-
jendelanya—para pendukung perdamaian. Para demonstran lain datang dengan
mobil, sepeda motor dan sepeda, dan dengan berjalan kaki. Iring-iringan yang
lamban itu, yang digantungi spanduk dan poster, bergerak keluar kota dan
masuk ke jalan A143 untuk kemudian berhenti di persimpangan Ixworth. Bis-bis
itu tidak bisa bergerak maju melalui jalan-jalan rumput yang sempit dan
terpaksa berhenti di pinggir jalan raya di dekat persimpangan dan menurunkan
muatan penumpangnya yang masih menguap karena kantuk untuk menyambut
fajar di pedesaan Suffolk. Para petugas ketertiban mulai mengimbau dan
membujuk kerumunan orang-orang itu untuk membentuk semacam barisan,
sementara polisi Suffolk duduk mengangkang di sepeda motor mereka dan
mengawasi.

Di London, lampu-lampu masih menyala. Sir Bernard Hemmings baru saja


diminta meninggalkan rumahnya, baru saja diberitahu, sesuai permintaannya,
kalau tim-tim pelacak di Chesterfield sudah mulai membuntuti target mereka.
Kini ia berada di ruang radio di basement gedung di Cork

Street, dengan Brian Harcourt-Smith di sampingnya.


www.ac-zzz.tk

Di bagian kota yang lain. Sir Nigel Irvine, yang juga dibangunkan karena
permintaannya sendiri, kini sedang berada di kantornya di Sentinel House. Di
bawahnya, di basement, Blodwyn sudah duduk selama separo malam itu dan
menatap kc wajah laki-laki yang berdiri di bawah lampu jalan di sebuah kota
kecil di Derbyshire. Ia tadi dibawa dengan mobil dari rumahnya di Camden
Town di pagi buta, dan setuju untuk dating hanya jika diminta secara pribadi
oleh Sir Nigel sendiri. Sir Nigel menyambut dia dengan seikat bunga; untuk Sir
Nigel dia bersedia berjalan di atas pecahan kaca, tapi tidak untuk orang lain.

“Dia belum pernah berada di sini sebelum ini,” Blodwyn tadi sudah
menyatakan, segera setelah ia menatap foto itu, “tapi toh….*

Satu jam kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah, dan pada


jam empat pagi ia berhasil mendeteksi orang itu. Ini adalah sumbangan dari
Mossad Israel; foto itu sudah enam tahun umurnya, agak kabur, dan merupakan
satu-satunya foto yang ada. Bahkan Mossad sendiri pun tidak yakin; teks yang
menyertainya menyatakan bahwa ini hanya perkiraan saja.

Salah satu orang mereka lelah mengambil foto itu di jalanan kota Damaskus.
Subjek itu menyebut dirinya Timothy Donnelly waktu itu, dan menyatakan
bahwa ia adalah seorang salesman untuk

280

281

Watcrford crystal. Karena curiga, Mossad lalu menangkap dia dan berkonsultasi
dengan orang-orang mereka di Dublin. Timothy Donnelly ini memang ada, tapi
tidak tinggal di Damaskus. Saat mereka tahu itu, orang yang ada dalam foto itu
sudah kabur. Dia tidak pernah muncul kembali.

“Ini adalah dia,” kata Blodwyn. “Telinganya itu kentara sekali. Seharusnya dia
pakai topi.”

Sir Nigel menelepon ruang radio di basement gedung di Cork Street. “Kami rasa
kami telah membuat identifikasi, Bernard,” katanya. “Kami bisa mengirimkan
kepadamu copy-nya.”

Mereka hampir saja kehilangan jejaknya tujuh setengah kilometer di sebelah


selatan King’s Lynn. Mobil-mobil pengejar sedang meluncur menuju ke selatan
ke Downham Market ketika titik cahaya itu mulai menyimpang, mula-mula sulit
diikuti, tapi kemudian lebih tegas, ke arah timur. Preston memeriksa peta
jalannya.

“Ia berbelok di sana masuk kc jalan A134,” katanya. “Menuju ke Thctford. Di


sini kita belok kiri.”
www.ac-zzz.tk

Mereka menemukan orang itu lagi di Stradsctt, dan setelah itu perjalanan terus
lurus melalui hutan-hutan birkin, ek, dan pinus yang semakin lebat menuju ke
Thctford. Mereka sudah sampai ke puncak Gallows Hill dan bisa melihat kota
pasar kuno itu terbentang di hadapan mereka da—

282

lam cahaya fajar yang temaram, ketika tiba-tiba Joc menghentikan mobil. “Dia
berhenti lagi.”

Memastikan lagi apakah dia dikuntit? Dia selalu melakukan itu di kawasan
pedesaan yang terbuka sebelum itu.

“Di mana posisinya?”

Joc mengkaji indikator jarak dan menunjuk ke depan. “Tepat di jantung kota,
John.”

Preston mengkaji petanya dengan cermat. Selain jalan tempat mereka sedang
berada sekarang, ada lima jalan lain yang keluar dari Thctford membentuk
konfigurasi yang mirip bintang. Hari semakin terang. Sudah jam lima. Preston
menguap. “Kita beri dia sepuluh menit.”

Titik cahaya itu tidak bergerak juga setelah sepuluh menit, bahkan setelah
ditambah lima menit lagi. Preston mengirimkan mobilnya yang kedua untuk
berputar menyusuri ring road. Mobil kedua itu melakukan pengukuran
trigonometri dengan mobil pertama dari empat posisi yang berbeda; titik
cahaya itu benar ada di jantung kota Thelford. Preston memungut mike tangan.

“Okay, kukira kita menemukan pangkalannya. Kita akan bergerak masuk.”

Kedua mobil itu meluncur menuju ke tengah kota. Mereka bertemu di Magdalen
Street, dan pada jam lima dua puluh lima mereka menemukan sebuah lapangan
sempit yang penuh garasi. Joe menggerakkan hidung mobilnya sampai
mengarah

283

lepat kc salah salu pinlu garasi. Ketegangan semakin memuncak dalam diri para
pelacak.

“la berada di dalam sana/ kala Joe. Preston turun dari mobil. Ia diikuti oleh
Barney dan Ginger dari mobil yang lain.

“Ginger, bisa kaudobrak pegangan pintu itu?”


www.ac-zzz.tk

Sebagai jawabannya Ginger mengambil sebatang linggis dari kotak peralatan di


salah satu mobil, menusukkannya ke pegangan pintu garasi dan mencongkelnya
dengan keras. Terdengar bunyi gemeretak di dalam kunci itu. Ia memandang
Preston, yang mengangguk. Ginger mendobrak pintu garasi dan cepat-cepat
melangkah mundur.

Para pelacak yang berdiri di halaman hanya bisa menyaksikan saja. Sepeda
motor itu ditaruh berdiri pada standarnya di tengah garasi. Pada sebuah kaitan
tergantung seperangkat pakaian dari kulit hitam dan sebuah helm. Sepasang
sepatu bot ditaruh di dekat tembok. Di antara debu dan oli di lantai terdapat
jejak-jejak ban mobil.

“Ya, Tuhan,” kala Harry Burkinshaw, “kendaraan ditukar.”

Joe melongok ke luar jendela mobilnya. “Cork baru saja menghubungi jaringan
kepolisian. Katanya mereka sudah memperoleh foto dengan wajahnya yang
jelas. Kau mau itu dikirim ke mana?”

“Kantor polisi Thctford,” kata Preston. Ia memandang ke atas kc langit biru


yang jernih di atasnya.

“Tapi sudah terlambat,” ia berbisik.


www.ac-zzz.tk

BI

Dilarang mengkomcrsil kan atau kesialan menimpa anda selamanya

21

SESAAT selelah jam lima pagi, para demonstran akhirnya membentuk sebuah
barisan yang lebarnya tujuh orang dan panjangnya lebih dari satu setengah
kilometer. Bagian kepala barisan itu mulai bergerak di sepanjang jalan sempit
dari persimpangan Ixworth yang disebut A1088, tujuan mereka adalah desa
Little Fakcnham dan kemudian terus menyusuri jalan yang lebih sempit yang
menuju pangkalan udara Royal Air Force di Honington.

Saat itu pagi sangat cerah dan hangat dan semangat mereka tinggi, walaupun
harus bangun di pagi buta seperti yang ditentukan oleh para pemimpin mereka
supaya bisa tiba tepat pada waktunya untuk menyongsong angkutan American
Galaxy yang memuat rudal-rudal Cruise. Ketika kepala barisan itu muncul di
antara pagar semak yang mengapit jalan, badan arak-arakan itu mulai
meneriakkan yel-yel ritual, “No to Cruise—Yanks out….”

Bertahun-tahun sebelumnya, pangkalan RAF di Honington berfungsi sebagai


pangkalan bagi pe—

285

sawal pembom Tornado dan lidak menarik minal masyarakat secara umum.
Hanya tergantung pada keputusan warga desa Little Fakcnham, Honington, dan
Sapiston untuk mcntolcrir raungan pesawat-pesawat Tornado di atas kepala
mereka. Keputusan untuk menjadikan Honington sebagai pangkalan rudal
Cruise Inggris yang ketiga telah mengubah semuanya.

Pesawat-pesawat Tornado dipindahkan ke Skotlandia, tapi sebagai gantinya


kedamaian daerah pedesaan itu telah dirusak oleh para pemrotes yang
kebanyakan adalah para wanita yang membuat ulah-ulah yang tidak umum,
yang menduduki kebun-kebun dan mendirikan tenda-tenda di tanah milik
umum. Keadaan itu sudah berlangsung selama dua tahun.

Sebelumnya memang ada demonstrasi-demonstrasi yang berpawai, tapi yang ini


adalah yang terbesar. Para wartawan dan reporter televisi hadir dalam jumlah
besar, para cameraman berlari-lari mundur di jalanan untuk mengambil film
dari tokoh-tokoh terkenal yang berada di lapisan paling depan arak-arakan itu.
Itu mencakup tiga anggota Kabinet Bayangan, dua uskup, seorang monsignor,
berbagai tokoh terkemuka dari gereja-gereja reformis, lima pimpinan serikat
buruh, dan dua akademisi terkemuka.
www.ac-zzz.tk

Di belakang mereka adalah kaum pasifis, para pemrotes yang serius,


rohaniwan, para Quaker, mahasiswa, kaum marxis-leninis pro-Soviet, para

286

penganut paham Trotsky anti Soviet, para dosen, dan aktivis Partai Buruh,
berbaur dengan para pekerja yang menganggur, kaum punk, kaum gay, dan
ekologis yang berjenggot. Juga ada ratusan ibu rumah tangga yang prihatin,
kaum pekerja kantor, guru-guru, dan anak-anak sekolah.

Di sepanjang sisi-sisi jalan terdapat para pemrotes wanita yang bermukim di


situ, sebagian besar membawa poster dan spanduk, ada yang mengenakan jaket
bertopi dan ada yang rambutnya dipotong sangat pendek; mereka berpegangan
tangan dengan teman-teman wanita mereka yang lebih muda atau bertepuk
tangan menyambut arak-arakan yang bergerak kc mereka. Seluruh arak-arakan
itu didahului oleh dua polisi bersepeda motor.

Pada jam lima lima belas Valcri Petrofsky sudah lolos dari Thctford dan seperti
biasanya ia mengendarai mobilnya dengan rileks ke selatan menyusuri jalan
A1088 untuk nantinya masuk ke jalan raya yang menuju Ipswich dan rumahnya.
Ia tidak tidur semalaman dan ia merasa capek. Tapi ia tahu bahwa pesannya
pasti sudah dikirimkan pada jam tiga liga puluh; dan saat ini Moskow pasti
sudah tahu bahwa kerjanya tidak mengecewakan.

Ia melintasi perbatasan masuk ke kawasan Suffolk dekat Huston Hall dan


melihat seorang polisi bersepeda motor sedang duduk mengangkang di sepeda
motornya di pinggir jalan. Jalan yang salah

287

dan jam yang salah; Petrofsky sudah berulang kali melewati jalan ini selama
beberapa bulan terakhir ini dan ia belum pemah melihat seorang polisi pun
yang berpatroli dengan sepeda motornya di jalan itu.

Satu setengah kilometer jauhnya dari situ, di Little Fakenham, segenap naluri
alamiahnya bangkit serentak dalam siaga penuh. Dua mobil polisi Rover bercat
putih diparkir di sebelah utara desa itu. Di sampingnya, sekelompok perwira
senior sedang berbincang dengan dua polisi bersepeda motor. Mereka
memandang sekilas kc arah dia saat dia melewati tempat itu, tapi tidak
berupaya untuk menghentikan dia.

Upaya itu datang kemudian, di Ixwcrrth Thorpe. Petrofsky baru saja akan
keluar dari desa itu dan sedang mendekati gereja desa di sebelah kanan jalan
ketika ia melihat sebuah sepeda motor bersandar di pagar jalan dan sosok
seorang polisi sedang berdiri di lengah jalan, dengan radio dilekatkan kc
mulutnya dan tangan dinaikkan untuk menyetop dia. Ia mulai mengurangi laju
www.ac-zzz.tk

mobilnya, tangan kanannya diturunkannya kc kantong penyimpan peta di


bagian dalam panel pintu tempat sebuah pistol otomatis Finlandia tergeletak di
bawah gulungan sweater wol.

Jika ini sebuah jebakan, ia di “box” dari belakang. Tapi polisi itu kelihatannya
sendirian saja. Tidak ada orang lain di dekat situ. Petrofsky melaju semakin
pelan dan berhenti. Sosok jangkung

28S

dalam seragam vinyl hitam itu berjalan menghampiri jendela mobilnya dan
membungkukkan badan. Petrofsky berhadapan dengan seraut wajah Suffolk
yang kemerahan yang sama sekali tidak mengandung sifat jahat.

“Bolehkah saya minta Anda untuk berhenti di pinggir jalan, sir? Di sana saja di
depan gereja itu. Supaya Anda aman nanti.”

Jadi memang benar sebuah jebakan. Jebakan itu tidak terlalu tersamar. Tapi
mengapa tidak ada orang lain di situ?

“Ada apa, Pak Polisi?”

“Kami kuatir jalan tersumbat di sebelah sana, sir. Kami akan membukanya
secepatnya.”

Benar atau palsu? Mungkin saja ada traktor yang terbalik di depan sana. Ia
memutuskan untuk tidak menembak polisi itu dan segera kabur saja. Tapi
tunggu dulu. Ia mengangguk, melepas kopling, dan berhenti di depan gereja.
Lalu ia menunggu. Dari kaca spion di atasnya ia melihat bahwa polisi itu tidak
memperhatikan dia lagi, tapi memberi isyarat pada pengendara mobil lainnya
untuk berhenti. Mungkin inilah saatnya, pikirnya. Kontra-intclijen. Tapi hanya
satu orang yang berada di dalam mobil itu. Mobil itu berhenti di belakangnya.
Orang itu turun dari mobil.

“Apa yang terjadi?” ia berseru pada si polisi. Petrofsky bisa mendengar mereka
melalui jendela mobilnya yang terbuka.

289

“Anda tidak mendengar, sir? Ada demonstrasi. Semua koran memuatnya. Juga
televisi.”

“Oh, hell,” kala pengemudi yang lain, “saya tidak tahu jalan ini yang dipakai.
Atau jam ini.”
www.ac-zzz.tk

“Tidak akan mengambil waktu lama untuk lewat di sini,” kata polisi itu
menenangkan. “Tidak akan lebih dari satu jam.”

Pada saat itu kepala arak-arakan muncul dari tikungan. Dengan rasa jijik dan
sikap merendahkan, Petrofsky memandang spanduk-spanduk itu dari kejauhan
dan mendengar teriakan-teriakan itu secara samar-samar. Ia turun dari mobil
untuk menyaksikan.

Lapangan sempit berlantai aspal yang terletak masuk dari Magdalen Street
dengan tiga puluh garasi itu sekarang penuh orang. Beberapa menit setelah
ditemukannya sepeda motor yang ditinggalkan itu, Preston mengirimkan Barney
dengan mobil kedua berpacu menyusuri Grove Lane ke kantor polisi untuk
minta bantuan. Di sana ada seorang polisi petugas piket di meja depan, dan
seorang sersan yang sedang minum teh di belakang.

Dalam waktu yang sama Preston menelepon London melalui jaringan


komunikasi polisi, dan walaupun itu merupakan sirkuit terbuka serta biasanya
ia menggunakan penyamaran sebagai agen persewaan mobil, kali ini ia
membuang kewas—

290

padaan seperti itu dan berbicara secara langsung dan terbuka kepada Sir
Bernard sendiri.

“Saya membutuhkan dukungan satuan polisi Norfolk dan Suffolk,” katanya.


“Juga sebuah heli, sir. Sangat segera. Atau semuanya akan lewat.” Ia telah
menghabiskan dua puluh menit terakhir untuk mengkaji peta berskala besar
kawasan East Anglia, yang dibentangkannya di atas kap mesin mobil Joe.

Lima menit kemudian seorang polisi patroli bersepeda motor dari Thetford,
yang dikirim oleh sersan atasannya, masuk kc halaman, mematikan mesin dan
memarkir sepeda motornya. Ia berjalan menghampiri Preston sambil
melepaskan helmnya. “Anda orang yang dari London itu?” ia bertanya. “Apa
yang bisa saya banhi?”

“Tidak akan bisa kecuali Anda seorang ahli sulap,” Preston menghela napas.

Barney kembali dari kantor polisi. “Ini fotonya, John. Datang waktu aku sedang
berbicara dengan sersan piketnya.”

Preston meneliti wajah tampan yang masih muda itu yang diambil potretnya di
jalanan kota Damaskus. “Bajingan kau,” ia bergumam. Kata-katanya tidak
jelas, jadi tidak ada orang yang mendengarnya. Dua pesawat tempur pembom
Amerika l-‘-lll berpacu di angkasa dalam formasi ketat, terbang rendah ke
timur. Raungan bunyi mesinnya memecahkan kesunyian kota kecil yang
www.ac-zzz.tk

291

baru saja bangun. Polisi itu tidak mendongak ke atas.

Barney yang berdiri di sisi Preston, mengikuti laju pesawat itu sampai lenyap di
kejauhan. “Berisik sekali,” komentarnya.

“Ah, pesawat-pesawat itu selalu lewat Thctford,” kata si polisi lokal. “Kalau
sudah biasa jadi tidak terasa. Datang dari Lakenheath.”

“Bandara London juga parah,” kata Barney, yang tinggal di Hounslow, “tapi
paling tidak pesawatnya tidak terbang serendah itu. Saya kira saya tidak akan
tahan kalau terus-terusan begitu.”

“Jangan pedulikan itu, selama mereka masih di angkasa,” kata si polisi sambil
mengupas bungkus sebatang coklat. “Asal jangan sampai jatuh saja. Pesawat-
pesawat itu membawa bom atom. Kecil, tapi.”

Preston menoleh perlahan. “Apa yang Anda bilang tadi?” ia bertanya.

Di Cork Street, MI-5 bekerja dengan gesit. Tanpa menggunakan perantaraan


penasihat hukum. Sir Bernard Hemmings secara pribadi menelepon kedua
asisten komisaris (kriminal) daerah Norfolk dan Suffolk. Pejabat yang di
Norwich masih tidur, tapi di Ipswich rekannya sudah berada di kantornya
karena adanya demonstrasi besar yang menyita setengah kekuatan polisi
Suffolk.

Asisten komisaris untuk Norfolk dihubungi pada saat yang sama dengan
masuknya telepon untuk

292

dia dari kantor polisi Thctford. Ia menyetujui untuk membantu sepenuhnya;


urusan administrasi bisa menyusul nanti.

Brian Harcourt-Smith sedang berupaya keras mendapatkan sebuah helikopter.


Kedua dinas intelijen Inggris itu mempunyai hak khusus untuk menggunakan
helikopter, yang pangkalannya ada di Northolt, di luar kota London. Bisa saja
meminta helikopter secara darurat, tapi biasanya dianjurkan pengaturan di
muka. Wakil Direktur Jenderal mendesak minta dijawab dengan segera bahwa
sebuah helikopter akan mengudara dalam waktu empat puluh menit dan bisa
mendarat di Thetford empat puluh menit kemudian. Harcourt-Smith minta
Northolt menunggu sebentar. “Delapan puluh menit,” lapornya pada Sir
Bernard.
www.ac-zzz.tk

Sang Direktur Jenderal kebetulan sedang berbicara dengan asisten komisaris


untuk Suffolk yang berada di kantornya di Ipswich. “Apa Anda punya helikopter
polisi yang siap pakai? Sekarang juga?” ia bertanya pada pejabat itu.

Diam sebentar karena Asisten Komisaris untuk Suffolk sedang bertanya pada
rekannya yang bertugas di kontrol lalu lintas udara jalur intern. “Kami punya
satu yang sedang mengudara di atas Bury SL Edmunds,” katanya.

“Tolong kirim dia ke Thctford untuk mengambil salah satu petugas kami yang
akan ikut,” kata Sir Bernard. “Saya tegaskan kepada Anda ini adalah masalah
keamanan nasional.”

293

“Saya akan memberikan perintah sekarang,” kata Asisten Komisaris untuk


Suffolk itu.

Preston memberi isyarat kepada polisi Thetford supaya mendekat ke mobilnya.


“Tolong tunjukkan di mana letak pangkalan-pangkalan udara Amerika di sekitar
sini,” katanya.

Polisi itu meletakkan jarinya yang gemuk pada peta jalan itu. “Well, agak
tersebar, sir. Ada yang di Sculthorpc di sini di Norfolk utara, Lakenheath dan
Mildenhall di sini di sebelah barat, Chicksands di Bedfordshire—meskipun saya
kira itu sudah tidak dipakai lagi. Dan masih ada Bentwaters, di sini di pantai
Suffolk dekat Woodbridgc.”

Sudah jam enam sekarang. Para demonstran berkerumun di sekitar dua mobil
yang diparkir di depan Church of AU Saints, sebuah gereja kecil tapi cantik,
yang umurnya setua desa itu sendiri, dengan atap ilalang Norfolk dan tanpa
penerangan listrik, sehingga doa petang masih dilakukan dengan cahaya lilin.

Petrofsky berdiri di samping mobilnya, kedua lengannya terlipat, wajahnya


tenang, menyaksikan mereka berjalan dengan santai melewati dia. Apa yang
ada di dalam benaknya adalah sangat jahat. Di seberang ladang-ladang di
belakangnya, sebuah helikopter pemantau lalu lintas membuat bunyi gaduh
menuju ke utara, tapi ia tidak bisa mendengarnya karena gaduhnya teriakan
dan nyanyian para demonstran.

294

Pengemudi mobil yang lain, yang ternyata adalah seorang salesman biskuit yang
sedang dalam perjalanan pulang setelah menghadiri seminar mengenai daya
tarik penjualan Butter Osborncs, berjalan menghampirinya. Ia mengangguk kc
arah para pengunjuk rasa itu. “Goblok,” ia bergumam saat mereka sedang
menyanyikan “No to Cruise— Yanks out. Orang Rusia itu tersenyum dan
www.ac-zzz.tk

mengangguk. Tidak memperoleh tanggapan berupa kata-kata, salesman itu


berjalan balik ke mobilnya sendiri, masuk kc dalamnya, dan mulai membaca
setumpuk brosur promosi perusahaannya.

Kalau saja Valeri Petrofsky memiliki selera humor yang baik, ia akan tersenyum
jika menyadari situasinya saat itu. Ia sedang berdiri di depan sebuah gereja
Tuhan, padahal dia tidak percaya akan Tuhan, dalam negeri yang sedang
diupayakannya untuk dihancurkan, dan memberikan jalan bagi orang-orang
yang sangat dibencinya. Dan lucunya, kalau misinya nanti sukses, maka semua
tuntutan para pengunjuk rasa itu akan terpenuhi. Ia menghela napas ketika
rnemikirkan betapa pasukan MVD di negerinya sendiri akan bisa menangani
pawai seperti ini dengan cepat sebelum menyerahkan para pemimpin
demonstran kc para petugas di Direktorat Utama Lima untuk diinterogasi secara
berkepanjangan di Lefortovo.

Preston menatap kc bawah kc peta di mana dia sudah melingkari kelima


pangkalan udara Ame—

295

rika. Seandainya aku seorang ilegal yang tinggal di negeri asing dalam
penyamaran ketat dan sedang melaksanakan sebuah misi, pikirnya, aku akan
mencoba bersembunyi di sebuah desa besar atau kota besar.

Di Norfolk ada King’s Lynn, Norwich, dan Yarmouth. Di Suffolk ada Lowestoft,
Bury St Edmunds, Colchester, dan Ipswich. Untuk kembali ke King’s Lynn, yang
dekat dengan pangkalan udara AS Sculthorpe, agen itu harus berbalik melewati
dia di Gallows Hill. Itu tidak terjadi. Jadi tinggal empat pangkalan lagi, yang
tiga di sebelah barat sana dan yang satu di sebelah selatan.

Ia merenungkan kembali jalur perjalanan yang telah membawa targetnya dari


Chesterfield kc Thetford. Arahnya terus saja ke tenggara. Akan lebih logis
memilih pos tempat menukar sepeda motor dengan mobil di suatu tempat di
sepanjang jalur perjalanan. Dari Lakenheath dan Mildcnhall ke rumah
transmiter di Chesterfield, akan lebih logis menyewa sebuah garasi di Ely atau
Peterborough, dalam rute kc Midlands.

Ia mengambil jalur arah tenggara dari Midlands ke Thetford dan meneruskannya


lebih jauh ke tenggara. Jalur itu menunjuk tepat ke Ipswich. Delapan belas
kilometer dari Ipswich, yaitu di tengah-tengah hutan lebat dan dekat dengan
pantai, terletak Bcntwatcrs. Ia teringat ia pernah membaca entah di mana,
bahwa pesawat-pesawat F-5 diterbangkan dari sana, yaitu pesawat tempur
pembom

296
www.ac-zzz.tk

modern yang dilengkapi dengan bom nuklir taktis yang dirancang untuk mampu
menahan serangan dua puluh sembilan ribu tank bersama-sama.

Di belakangnya radio milik sang polisi mengeluarkan bunyi. Polisi itu


menghampirinya dan menjawab panggilan itu. “Ada sebuah helikopter yang
dalang dari selatan,” ia melaporkan.

“Itu buat saya,” Preston berkata.

“Oh… ah… Anda ingin ia mendarat di mana?”

“Apa ada tanah yang rata di dekat sini?” tanya Preston.

“Tempat yang kami sebut ‘Meadows’,” kata polisi itu. “Masuknya dari Castle
Street setelah bundaran. Dan juga cukup kering tempatnya.”

“Katakan padanya untuk mendarat di sana,” kata Preston. “Saya akan


menjumpai dia.” Ia lalu menghubungi timnya, beberapa di antara mereka
sedang tidur di mobil. “Semuanya masuk. Kita akan pergi ke ‘Meadows’.”

Sementara mereka masuk kc dalam kedua mobil itu, Preston mengambil


petanya dan membawanya kc polisi itu. “Coba katakan. Seandainya Anda ada di
sini di Thetford dan sedang naik mobil ke Ipswich, Anda akan lewat jalan yang
mana?”

Tanpa ragu polisi bersepeda motor itu menunjuk ke sebuah lokasi di peta itu.
“Saya akan mengambil jalan A1088 yang langsung menuju Ixworth, melewati
persimpangan, dan terus untuk kemudian memotong lewat jalan raya A45 yang
menuju Ipswich, di sini di desa Elmswcll.”

297

Preston mengangguk. “Saya juga sama. Mari kita berharap bahwa si ‘Chummy’
juga berpikir sama. Saya ingin Anda tetap di sini dan mencoba melacak
penyewa garasi lainnya yang barangkali pernah melihat mobil orang yang hilang
itu. Saya perlu tahu nomor pelatnya.”

Helikopter Bell yang ringan sedang menunggu di Meadows, dekat bundaran.


Preston turun dari mobil dengan membawa sebuah radio portable.

“Tinggal di sini,” katanya pada Harry Burkinshaw. “Ini perjalanan jauh. Ia


barangkali sudah beberapa puluh kilometer jauhnya dari sini—paling sedikit ia
sudah mendahului kita lima puluh menit. Aku akan pergi sejauh Ipswich untuk
mencoba apakah aku akan mendeteksi sesuatu. Kalau tidak, tinggal tergantung
pada nomor pelat mobil itu. Seseorang mungkin pernah melihatnya. Kalau polisi
www.ac-zzz.tk

Thetford berhasil melacak orang yang pernah, melihatnya, hubungi aku di atas
sini.”

Ia menunduk di bawah pusaran rotor heli itu dan menaikinya masuk kc kabinnya
yang sempit, menunjukkan kartu identitasnya pada pilotnya dan mengangguk
kepada pengontrol lalu lintas yang mundur kc belakang untuk memberinya
tempat “Cepat sekali Anda tiba,” ia berteriak kepada pilot itu.

“Saya sudah mengudara sebelumnya,” pilot itu berteriak balik.

Helikopter itu mulai naik dan terbang menjauhi Thetford.

298

“Anda mau kc mana?” pilot itu bertanya.

“Kc jalan A1088.”

“Ingin melihat demo itu, ya?”

“Demo apa?”

Pilot itu memandangnya seakan Preston baru saja mendarat dari Mars. Heli itu,
hidungnya menghadap ke bawah, menderu ke arah tenggara dengan posisi
sejajar dengan jalan A1088 supaya Preston bisa melihat jalur arak-arakan
pengunjuk rasa.

“Demonstrasi RAF Honington,” pilot itu berkata. “Semua koran dan TV


membicarakannya.”

Preston tentu saja sudah melihat liputan berita tentang kermjngkinan adanya
demonstrasi terhadap pangkalan itu. Dua minggu lamanya ia menonton televisi
di Chesterfield. Dia cuma tidak menyadari bahwa pangkalan itu terletak di
dekat jalan A1088, antara Thctford dan Ixworth. Tiga puluh detik lagi ia akan
bisa melihat pangkalannya yang sebenarnya.

Jauh di sebelah kanannya matahari pagi bersinar di atas landasan pacu


pangkalan itu. Sebuah pesawat American Galaxy yang sangat besar sedang
berputar dekat pagar pangkalan setelah mendarat. Di luar gerbang-gerbang
pangkalan, nampak noktah-noktah hitam kerumunan polisi Suffolk yang
jumlahnya ratusan. Punggung mereka menempel kc pagar kawat, menghadapi
para pengunjuk rasa.

Dari antara kerumunan massa yang padat di depan pagar betis polisi,
segerombolan pengunjuk
www.ac-zzz.tk

299

rasa berpakaian gelap, dengan spanduk-spanduk yang berkibar dan melambai di


atas kepala mereka, berlari menyusur jalan sempit yang menghubungkan lokasi
itu dengan jalan A1088, muncul di jalan itu, dan berlari kc arah tenggara kc
persimpangan ixworth.

Tepat di bawahnya Preston bisa melihat desa Little Fakcnham, dan desa
Honington tidak jauh dari situ. Ia bisa melihat bangsal-bangsal Honington Hall
dan bata merah Malting Row di seberang jalan. Di sini kerumunan pengunjuk
rasa adalah yang terpadat saat mereka berjubel di sekitar mulut jalan sempit
yang menuju pangkalan itu. Jantungnya mulai berdebar keras.

Di hulu jalan yang keluar dari jantung desa Honington nampak sederetan mobil
yang panjangnya sekitar satu kilometer, dengan pengemudi yang tidak
menyadari jalan itu akan tertutup sebagian pagi itu, atau yang berharap akan
bisa menembusnya dalam waktu singkat. Ada lebih dari seratus kendaraan.

Lebih jauh ke hilir, tepat di jantung arak-arakan massa itu, ia bisa melihat
kilatan dua atau tiga atap mobil; jelas itu mobil-mobil yang diizinkan untuk
terus berjalan sesaat sebelum jalanan ditutup, lapi yang tidak berhasil
mencapai persimpangan Ixworth pada waktunya agar tidak terperangkap
kemacetan. Ada beberapa lagi di desa Ixworth Thorpe dan dua lagi diparkir
dekat sebuah gereja kecil lebih jauh lagi ke hilir.

300

“Aku tak tahu,” ia berbisik.

Valeri Petrofsky melihat polisi yang tadi menyetopnya berjalan


menghampirinya. Pawai massa itu sudah menipis sedikit; tinggal ekornya saja
dan itu pun sudah akan lewat sekarang.

“Maaf sampai begitu lama, sir. Nampaknya jumlahnya lebih banyak daripada
yang diperkirakan.”

Petrofsky mengangkat bahu dengan ramah. “Habis bagaimana lagi. Pak Polisi.
Saya tadi bodoh mau mencoba menembusnya. Saya pikir bisa lolos pada
waktunya.”

“Ah, cukup banyak mobil yang terperangkap. Tak akan lama lagi. Sepuluh
menit lagi orangnya akan habis, lalu diikuti beberapa van peliput berita di
ekornya. Begitu semua itu lewat, kami akan membuka jalan kembali.”

Di seberang ladang-ladang di depan mereka, sebuah helikopter polisi


mendesing lewat membuat lingkaran besar. Dari mulut pintunya yang terbuka
www.ac-zzz.tk

Petrofsky bisa melihat sang pengontrol lalu lintas sedang berbicara ke


walkietalkie-i\ya.

“Harry, kau bisa dengar aku? Masuk, Harry, ini John.” Preston duduk di mulut
pintu heli di atas Ixworth Thorpe, mencoba menghubungi Burkinshaw.

Suara si pelacak menjawab, dengan banyak gangguan komunikasi, dari


Thetford. “Harry di sini. Roger, John.”

301

“Harry, di bawah sedang ada demonstrasi anti Cruise. Ada kemungkinan, cuma
kemungkinan, bahwa Chummy terperangkap di dalamnya. Tahan.” Ia menoleh
kepada sang pilot. “Sudah berapa lama pawai itu berlangsung?”

“Sekitar satu jam.”

“Kapan mereka mulai menutup jalan di Ixworth di bawah itu?”

Dari belakang, si pengontrol lalu lintas mencondongkan tubuhnya kc depan.


“Jam lima dua puluh,” katanya.

Preston melihat kc arlojinya. Jam enam dua puluh lima. “Harry, cepat ke jalan
A134 ke Bury St. Edmunds, lalu ambil jalan A45, dan temui aku di
persimpangan jalan AI088 dan A45 di Elmswell. Minta si polisi yang berada di
garasi itu bertindak sebagai pemandu jalan di depan. Dan Harry, bilang pada
Joc supaya melarikan mobilnya seperti yang belum pernah dilakukannya seumur
hidupnya.” Ia menepuk pilot itu di pundaknya. “Bawa saya kc Elmswell dan
turunkan saya di lapangan dekat persimpangan jalan itu.”

Lewat udara hanya makan waktu lima menit. Saat terbang di atas
persimpangan Ixworth, melintasi jalan A143 Preston bisa melihat deretan bis —
bagaikan ular—diparkir di mulut jalan; bis-bis yang tadi mengangkut sebagian
besar para pengunjuk rasa ke daerah pedesaan yang cantik dan hijau. Dua
menit kemudian ia sudah bisa melihat jalan

302

raya A45 yang lebar membentang dari Bury St. Edmunds ke Ipswich.

Pilot memiringkan heli untuk membuat belokan, mencari-cari landasan yang


bisa dipakai mendarat. Ada lapangan-lapangan rumput di dekat titik di mana
jalan A1088 yang sempit menyilang jalan A45.
www.ac-zzz.tk

“Mungkin saja itu padang rumput yang berair,” teriak si pilot. “Saya akan
terbang hover—tak bergerak. Anda bisa melompat dari ketinggian beberapa
kaki.”

Preston mengangguk. Ia menoleh kc sang pengontrol lalu lintas yang


berseragam. “Pakailah topi Anda. Anda ikut saya.”

“Itu bukan pekerjaan saya,” protes sersan itu, “saya pengontrol lalu lintas.”

“Memang itulah yang saya minta dari Anda. Mari kita lompat.”

Ia melompat setinggi enam puluh sentimeter dari pijakan heli Bell itu ke atas
rumput yang tebal dan tinggi. Sersan, polisi itu, sambil memegangi topinya
yang ditiup angin rotor, mengikutinya. Pilot itu naik lagi, lalu terbang pergi
menuju Ipswich yang merupakan pangkalannya.

Dengan Preston memimpin di depan, mereka berlari menyeberangi padang


rumput, melompati pagar, dan mencapai jalan A1088. Seratus meter dari situ,
jalan itu bergabung dengan jalan A45. Di seberang persimpangan mereka bisa
melihat iring—

303

iringan kendaraan yang lak ada habisnya ke arah Ipswich.

“Sekarang bagaimana?” tanya sersan polisi itu.

“Sekarang Anda berdiri di sini dan hentikan mobil-mobil yang menuju ke


selatan di jalan ini. Tanyakan kepada pengemudinya apakah dia sudah berada
di jalan ini sejak paling jauh Honington di utara itu. Kalau ia masuk kc jalan ini
di sebelah selatan persimpangan Ixworth, atau dari situ, biarkan dia terus.
Lapor kepada saya kalau Anda bertemu dengan mobil pertama yang lolos dari
arak-arakan itu.”

Preston lalu berjalan di jalan A45 dan memandang kc sebelah kanan, ke arah
Bury St. Edmunds. “Ayo, Harry. Ayolah.”

Semua mobil yang menuju kc selatan diminta berhenti oleh si polisi


berseragam, tapi semuanya menyatakan mereka masuk ke jalan itu di sebelah
selatan arak-arakan demonstrasi anti nuklir. Dua puluh menit kemudian,
Preston melihat si polisi bersepeda motor dari Thctford, sirenenya meraung-
raung membuka jalan, berpacu ke arahnya diikuti kedua mobil pelacak.
Semuanya lalu menggerit berhenti di depan mulut jalan A108N. Polisi itu
membuka helmnya.
www.ac-zzz.tk

“Saya harap Anda tahu apa yang Anda lakukan, sir. Saya kira ini sudah yang
paling cepat yang bisa kami lakukan. Pasti nanti akan ada pertanyaan-
pertanyaan.”
www.ac-zzz.tk

Preston mengucapkan terima kasih kepadanya

304

dan menginstruksikan kedua mobil pelacak untuk maju beberapa meter kc


jalan sempit itu. Ia menunjuk tanggul yang berumput. “Joe, tabrakkan
mobilmu ke situ.” ŚApa?!”

“Tabrakkan. Tapi jangan keras-keras supaya mobilnya tidak hancur. Usahakan


supaya nampak sungguh-sungguh.”

Kedua polisi itu menyaksikan dengan tercengang saat Joe menabrakkan


mobilnya ke tanggul di tepi jalan. Bagian belakang mobil itu mencuat dan
memblokir separo badan jalan.

Preston menyuruh mobil yang lainnya maju lima belas meter. “Okay, keluar,”
ia memberi instruksi pada pengemudinya. “Ayo, semuanya bersama-sama,
sekarang. Balikkan kc sampingnya.”

Mereka harus mendorong tujuh kali sebelum berhasil membalikkan mobil milik
MI-5 itu. Preston lalu mengambil sebuah batu dari pagar jalan dan menghantam
salah satu jendela mobil Joc, menyerok pecahan kristal kaca itu dengan kedua
telapak tangannya dan menaburkannya di jalanan.

“Ginger, kau berbaring di jalanan, di sini, dekat mobil Joe. Barney, ambil
selimut dari bagasi dan tutupkan di alas badannya. Seluruh badannya.
Wajahnya juga. Okay, yang lain lompati pagar itu dan jangan tampakkan diri
kalian.”

Preston memberi isyarat pada dua polisi itu untuk mendekat kepadanya.
“Sersan, anggap saja baru terjadi tabrakan karena mobil mengerem

305

mendadak. Saya minla Anda berdiri di sebelah jenazah itu dan mengarahkan
lalu lintas yang melewatinya. Dan Anda, parkir motor Anda, berjalanlah ke
depan sana dan pelankan laju lalu lintas yang datang dari sana saat mendekat
ke tempat ini.”

Masing-masing polisi itu telah menerima instruksi dari Ipswich dan Norwich.
Bckcrjasamalah dengan orang-orang dari London itu. Biarpun ternyata mereka
itu gila.
www.ac-zzz.tk

Preston duduk di atas tanggul berumput, dengan saputangan ditempelkan kc


wajahnya, seakan sedang menghambat keluarnya darah dari hidung yang
berdarah.

Tidak ada yang lebih ampuh yang bisa menyebabkan para pengendara mobil
mengurangi laju mobilnya daripada sebuah jenazah, atau membuat mereka
menatap melalui jendela mobil ketika melewatinya. Preston telah mengatur
supaya “jenazah” Ginger berada di sisi pengemudi berada untuk mobil-mobil
yang menuju ke selatan di jalan A1088.

Mayor Valeri Petrofsky berada dalam mobil ketujuh belas. Seperti mobil-mobil
di depannya, mobil keluarga model hatchback itu mengurangi kecepatannya
ketika melihat isyarat si polisi, lalu pelan-pelan melewati tempat kecelakaan
itu. Di dasar tanggul berumput, dengan mata setengah terpejam dan wajah
yang di foto itu terpeta di benaknya, Preston memandang agen Rusia yang
hanya

306

tiga setengah meter darinya ketika mobil sedannya maju perlahan melewati
kedua mobil yang hampir memblokir badan jalan.

Dari sudut matanya Preston menyaksikan hatchback kecil itu membelok kc kiri
ke jalan A45, berhenti sebentar di depan lalu lintas yang melaju lewat situ,
kemudian masuk kc jalur kendaraan yang menuju Ipswich. Ia lalu bangkit dan
berlari. -

Kedua pengemudi dan kedua pelacak kembali kc situ melompati pagar


mendengar panggilannya. Seorang pengendara mobil yang baru saja
mengurangi kecepatan, tercengang melihat “mayat” itu melompat bangun dan
membantu lainnya membalikkan mobil itu kembali kc posisi semula pada empat
rodanya. Mobil itu jatuh ke jalan dengan suara keras.

Joe masuk ke mobilnya sendiri, duduk di belakang setir, lalu memundurkan


mobilnya—lepas dari tanggul itu. Barney membersihkan lampu-lampu depan
mobil itu dari lumpur dan rumput yang menempel sebelum ia memasukinya.
Harry Burkinshaw mengambil—bukan satu—tapi tiga permen mint dan
memasukkan semuanya kc dalam mulutnya.

Preston menghampiri polisi bersepeda motor itu. “Sebaiknya Anda kembali ke


Thctford, dan banyak terima kasih atas semua bantuan Anda.” Kepada sang
sersan yang berjalan kaki dia berkata, “Maafkan saya, saya harus meninggalkan
Anda di sini.

307
www.ac-zzz.tk

Seragam Anda sangat mencolok sehingga Anda tidak bisa ikut dengan kami.
Tapi banyak terima kasih atas bantuan Anda.” Kedua mobil MI-5 itu lalu
berpacu ke jalan A45, kemudian berbelok kc kiri menuju Ipswich.

Pengendara mobil yang kebingungan, yang melihat semuanya itu, bertanya


kepada sersan yang ditinggalkan itu, “Apa mereka sedang membuat film untuk
televisi?”

“Saya tidak akan terlalu heran kalau memang begitu,” kata si sersan.
“Ngomong-ngomong, Bung, apa boleh saya menumpang sampai Ipswich?”

Jalan menuju Ipswich penuh dengan kendaraan niaga dan mobil para pekerja
kantor yang**bcrangkat kerja, dan semakin dekat ke kota semakin padat. Itu
merupakan perlindungan yang baik bagi kedua mobil pelacak, yang terus-
menerus berganti posisi, agar mereka bisa tetap melihat hatchback itu secara
bergantian.

Mereka memasuki kota melewati Whitton, tapi ketika hampir tiba di pusat
kota, mobil kecil di depan itu berbelok kc kanan memasuki Chevallier Street
dan mengitari bundaran menuju Handford Bridge, di mana ia melintasi Sungai
Orwell. Di sebelah selatan sungai itu, si target menyusuri Ranclagh Road,
kemudian berbelok lagi ke kanan.

“Ia keluar dari kota lagi,” kata Joe yang berada lima mobil di belakang mobil
yang dicurigai. Mc—

308

reka memasuki Bclstcad Road, yang berarti meninggalkan Ipswich menuju kc


selatan.

Tiba-tiba hatchback itu membelok kc kiri dan memasuki sebuah kompleks


perumahan.

“Awas,” Preston memperingatkan Joc, “dia tidak boleh melihat kita sekarang.”

Ia memberitahu mobil kedua untuk mengambil posisi di persimpangan antara


jalan masuk kc kompleks itu dan Belstead, kalau-kalau si target berputar balik
dan keluar lagi. Joe meluncur perlahan memasuki kompleks yang terdiri dari
tujuh culs-desac yang membentuk pemukiman The Hayes. Mereka melewati
gerbangnya dan menuju Cherryhaycs Close, tepat pada waktunya untuk melihat
orang yang mereka kuntit memarkir mobilnya di depan sebuah rumah kecil yang
terletak kira-kira di pertengahan jalan itu. Orang itu kini sedang turun dari
mobilnya. Preston menginstruksikan pada Joe untuk terus melaju sampai hilang
dari pandangan, lalu berhenti.
www.ac-zzz.tk

“Harry, pinjam topimu dan coba periksa apa masih ada hiasan bunga Partai
Konservatif di kotak sarung tangan itu.”

Masih ada—sisa dari masa dua minggu itu— yang digunakan tim itu supaya bisa
masuk-keluar rumah Royston melalui pintu depan tanpa dicurigai. Preston
memasang itu di dadanya, menanggalkan jas hujan yang tadi dipakainya di
pinggir jalan tempat dia pertama kali melihat Petrofsky dengan

309

mata-kcpala sendiri, mengenakan topi porkpie Harry, lalu (urun dari mobil.

la berjalan kc arah Cherryhayes Close dan memasuki jalan setapak yang menuju
rumah yang tepat berhadapan dengan rumah agen Soviet itu. Rumah yang
berada tepat di hadapan rumah No. 12 adalah rumah No. 9. Di jendelanya
tertempel poster Partai Sosial Demokrat Ia berjalan ke pintu depannya dan
mengetuk.

Pintu dibuka oleh seorang wanita muda yang cantik. Preston bisa mendengar
suara seorang anak kecil, lalu suara seorang pria dari dalam rumah itu. Saat itu
jam delapan; keluarga itu sedang bersantap pagi.

Preston mengangkat topinya. “Selamat pagi, madam.”

Melihat hiasan bunga di dadanya, wanita itu berkata, “Oh, maafkan saya. Anda
hanya akan membuang waktu saja di sini. Kami memilih Sosial Demokrat”

“Saya sepenuhnya mengerti, ma’am. Tapi saya mempunyai selebaran promosi.


Saya akan sangat berterima kasih kalau Anda mau menunjukkannya kepada
suami Anda.” Ia lalu memberikan kartu plastik yang memual identifikasi dirinya
sebagai petugas dari MI-5.

Wanita itu tidak memandang kartu yang disodorkan Preston, hanya menghela
napas, “Oh, ya. Tapi saya yakin, itu tidak akan mengubah apa-apa.”

310

Ia meninggalkan Preston berdiri di undakan pintu depan dan masuk ke dalam


rumah; beberapa detik kemudian, Preston mendengar bisik-bisik percakapan
dari dapur di bagian belakang rumah. Seorang pria muda keluar dan
menghampiri lorong masuk pintu depan sambil memegang kartu itu. Ia adalah
seorang eksekutif perusahaan yang mengenakan celana berwarna gelap,
kemeja putih, dan dasi bergaris. Jas’ tidak ada; itu akan dikenakannya nanti
pada saat ia akan berangkat kerja. Ia sedang memegang kartu Preston dan
wajahnya nampak cemberut
www.ac-zzz.tk

“Ini sebenarnya apa, sih?” tuan rumah itu bertanya.

“Ya seperti yang nampak di situ, sir. Itu adalah kartu identitas petugas MI-5.”

“Ini bukan lelucon?”

“Tidak, itu sungguh asli.”

“Baiklah. Well, apa yang Anda kehendaki?”

“Bisakah Anda membiarkan saya masuk dan menutup pintu?”

Pria muda itu diam sebentar, lalu mengangguk. Preston membuka topinya lagi
dan melangkah melompati ambang pintu. Ia menutup pintu di belakangnya.

Di seberang jalan, Valcri Petrofsky sedang berada di ruang duduk rumahnya di


balik gorden tipis berwarna coklat opaque. Ia lelah, dan otot-ototnya terasa
pegal karena perjalanan jauh itu. Ia menuangkan segelas whisky. Memandang
melalui

311

gorden, ia, bisa melihat seorang petugas kampanye—yang biasa berkeliaran


hari-hari itu— sedang berbicara dengan penghuni rumah No. 9. Ia sendiri sudah
dikunjungi tiga petugas kampanye selama sepuluh hari ini, dan sejumlah brosur
partai telah berada di bawah pintunya waktu dia tiba di rumah tadi. Ia
menyaksikan pemilik rumah itu membolehkan orang itu masuk ke lorong pintu
depan rumahnya. Satu lagi kena jaring, pikirnya. Itu akan menyenangkan
partai.

Preston menarik napas lega. Pria muda itu memandang dia dengan curiga,
sementara istrinya menatap dari pintu dapur. Wajah seorang gadis kecil
berumur sekitar tiga tahun muncul di mulut pintu, di samping lutut ibunya.

“Anda benar-benar dari MI-5?” tanya pria itu.

“Ya. Kami memang tidak mempunyai dua kepala dan telinga hijau.”

Untuk pertama kalinya pria muda itu tersenyum. “Tidak. Tentu saja tidak. Saya
hanya heran saja. Tapi apa yang Anda inginkan dari kami?”

“Tidak ada, tentu saja,” Preston menyeringai. “Saya bahkan tidak tahu Anda
siapa. Rekan-rekan saya dan saya telah menguntit seseorang yang kami kira
agen asing, dan dia tadi masuk ke dalam rumah di seberang itu. Saya ingin
meminjam telepon Anda dan barangkali Anda akan mengizinkan beberapa
www.ac-zzz.tk

orang untuk mengawasi orang yang dicurigai itu dari jendela kamar tidur Anda
yang di lantai atas.”

312

“Agen asing?” tanya pria itu. “Jim Ross? Ia bukan orang asing.”

“Kami duga mungkin dia agen asing. Bolehkah saya meminjam telepon Anda?”

“Well, ya. Saya kira begitu.” Ia menoleh pada keluarganya. “Ayo, semua
kembali kc dapur.”

Preston menelepon Charles Street dan dihubungkan dengan Sir Bernard


Hcmmings, yang masih berada di Cork. Burkinshaw telah menggunakan jaringan
radio polisi untuk memberitahu Cork dalam bahasa kode bahwa sang “klien”
sedang berada di rumahnya di Ipswich dan bahwa “taksi-taksi” sudah berada di
sekitar situ dan “siap dipanggil”.

“Preston?” kata sang Direktur Jenderal ketika dia menerima telepon itu. “John?
Kau berada di mana tepatnya?”

“Di sebuah kompleks pemukiman di Ipswich yang disebut Cherryhayes Close,”


kata Preston. “Kami telah melacak “Chummy* sampai kc sarangnya. Saya yakin,
kali ini adalah pangkalannya.”

“Menurut kau sudah waktunya kita masuk?”

“Ya, sir, saya kira begitu. Saya kualir, mungkin dia bersenjata. Saya kira Anda
tahu apa maksud saya. Saya kira ini bukan urusan Cabang Khusus atau satuan
polisi setempat.” Ia mengatakan kepada Direktur Jenderal, apa yang
diinginkannya, lalu meletakkan gagang telepon itu dan menelepon Sir Nigel di
Sentinel House.

“Ya, John, aku setuju,” kata C ketika dia diberi

313

informasi yang sama. “Kalau dia mempunyai si sualu yang kita perkirakan,
memang sebaiknya d tempuh cara yang kauminta itu. Pasukan SAS.”

314
www.ac-zzz.tk

OBI KENOBI

I )i lanmgirarng-komersi) - kail atau keratan menimpa anda selamanya

22

Memanggil sas (Special Air Service), yaitu resimen elit dan multifungsi yang
terdiri dari pakar-pakar penetrasi ke dalam, pengawasan, dan (kadang-kadang)
serbuan di dalam kota, tidaklah semudah seperti yang diperlihatkan dalam
drama-drama televisi yang penuh petualangan.

SAS tidak pernah beroperasi atas inisiatif sendiri. Di bawah Undang-Undang


Dasar, seperti semua sektor angkatan bersenjata, SAS beroperasi di dalam
Kerajaan Inggris hanya kalau didukung oleh kekuasaan sipil—yaitu kepolisian.
Jadi, rupanya kepolisian lokal masih tetap berfungsi sebagai komando
pemegang umum operasi itu. Dalam kenyataannya, sekali orang-orang SAS telah
diberi perintah “jalankan”, maka kepolisian setempat dianjurkan untuk
sebaiknya mundur saja.

Sesuai dengan undang-undang, kepala polisi distrik tempat keadaan darurat itu
timbul—suatu keadaan darurat yang tidak bisa ditangani oleh kepolisian
setempat tanpa dibantu—yang harus mengajukan permintaan resmi kc
KcmcrHcrian Dalam

315

Negeri untuk melibatkan SAS. Mungkin saja kepala polisi itu “dinasihati” untuk
mengajukan permintaan itu, dan hanya orang yang punya nyali besar yang
berani menolak kalau “nasihat” itu datang dari atas sana.

Setelah kepala polisi mengajukan permintaan resmi kepada Permanent Under


Secretary di Kementerian Dalam Negeri, yang kemudian menyampaikan
permintaan itu kepada Kcmenterian Pertahanan, yang lalu memberitahu
pimpinan operasi militer mengenai permintaan itu—dan Kemcnlcrian
Pertahanan ini kemudian memberitahu SAS di pangkalannya di Hereford.

Bahwa prosedur seperti ini bisa diselesaikan hanya dalam waktu beberapa
menit adalah karena telah dipraktekkan berulang-ulang dan telah dipoles
menjadi sangat canggih, dan juga karena sistem pemerintahan Inggris—jika
dituntut untuk bergerak cepat—memiliki jalinan antarpribadi yang cukup bagus,
sehingga banyak prosedur yang bisa dilakukan melalui komunikasi lisan saja,
yaitu dengan kelengkapan administrasinya disusulkan kemudian. Birokrasi
Inggris memang nampaknya lamban dan tidak praktis di mata orang Inggris, tapi
masih jauh lebih efisien daripada birokrasi di negara-negara Eropa lainnya dan
Amerika. Yang jelas, kebanyakan kepala polisi di Inggris sudah pernah
www.ac-zzz.tk

berkunjung kc Hereford untuk melihat sendiri unit yang dikenal dengan sebulan
“the Regiment” itu, dan menyaksikan dengan jelas jenis-316

jenis bantuan apa saja yang bisa diberikan kepada mereka jika diminta. Hanya
sedikit di antara mereka yang tidak terkesan.

Pagi itu. Kepala Polisi Distrik Suffolk diberitahu dari London tentang adanya
krisis di wilayahnya, yaitu dicurigai ada seorang agen asing yang diperkirakan
bersenjata dan barangkali memiliki sebuah bom, yang saat ini sudah dikepung
di Cherryhayes Close, Ipswich. Kepala polisi itu lalu menghubungi Sir Hubert
Villicrs di Whitehall, di sana teleponnya itu memang sudah ditunggu-tunggu. Sir
Hubert menghubungi rekannya, Menteri Sekretaris Kabinet, yang lalu
memberitahu Perdana Menteri. Setelah memperoleh persetujuan dari Downing
Street, Sir Hubert menyampaikan permintaan yang kini sudah sah secara
politis, kepada Sir Peregrine Jones di Kcmenterian Pertahanan, yang sudah tahu
tentang semua itu karena ia telah berbicara dengan Sir Martin Flanncry. Dalam
waktu enam puluh menit sejak kontak pertama antara kepala polisi Suffolk dan
Kcmenterian Dalam Negeri, pimpinan operasi militer berbicara melalui jalur
komunikasi bersandi kepada komandan SAS di Hereford.

Seksi tempur SAS dibentuk berdasarkan unit-unit empat. Empat orang


membentuk satu patroli, empat patroli membentuk satu pasukan, dan empat
pasukan satu skuadron. Keempat skuadron “pedang saber” ini adalah A, B, D,
dan G. Mereka bertugas bergiliran di berbagai wilayah operasi

317

SAS: Irlandia Utara, Timur Tengah, latihan di hutan, dan proyek-proyek khusus,
selain tugas-tugas reguler NATO dan tugas mengadakan satu skuadron yang
selalu standby di Hereford.

Tugas-tugas itu biasanya meminta waktu enam sampai sembilan bulan, dan
bulan itu Skuadron B-lah yang sedang bertugas di Hereford. Seperti biasanya,
ada satu pasukan yang standby setengah jam dan pasukan lain yang berjaga-
jaga dua jam. Keempat pasukan dalam tiap skuadron adalah selalu pasukan
udara (penerjun payung terlatih), pasukan perahu (marinir yang terampil
mengendarai kano dan melakukan manuver di bawah air), pasukan gunung
(para pendaki gunung), dan pasukan mobil (mengendarai Land Rover yang
dipersenjatai-).

Ketika Brigadir Jenderal Jeremy Cripps selesai menelepon dari London,


ternyata yang diberi tugas ke Ipswich adalah Pasukan Tujuh —penerjun payung
—dari Skuadron B.

“Apa kegiatan rutin Anda biasanya pada jam begini?” tanya Preston kepada
pemilik rumah di Cherryhayes Close, yang bernama Adrian. Eksekutif muda itu
www.ac-zzz.tk

baru saja selesai menelepon Wakil Kepala Polisi Suffolk yang berada di
kantornya di markas besar kepolisian Ipswich. Kalau tadinya Adrian masih saja
kurang percaya akan keabsahan identitas tamunya yang tidak diharapkan itu,
maka sekarang keragu-raguan sudah lenyap. Preston mc-318

nyarankan supaya Adrian sendiri yang menelepon dan pria muda itu sekarang
benar-benar yakin bahwa kepolisian Suffolk mendukung petugas MI-5 yang kini
berada di ruang duduknya. Dia juga diberitahu bahwa orang yang berada di
seberang rumahnya itu mungkin bersenjata dan berbahaya, dan bahwa akan
dilakukan penangkapan tidak lama lagi, hari itu juga.

“Well, saya berangkat kerja dengan mobil sekitar jam sembilan kurang
seperempat—yaitu sepuluh menit lagi. Sekitar jam sepuluh, Lucinda
mengantarkan Samantha kc sekolah taman kanak-kanak. Ia biasanya shopping
sebentar, lalu tengah hari menjemput Samantha, dan pulang kc rumah.
Berjalan kaki. Saya pulang kerja sekitar jam enam tiga puluh, dengan mobil
tentunya.”

“Saya minta hari ini Anda tidak masuk kerja,” kata Preston. “Hubungi kantor
Anda sekarang dan katakan Anda kurang enak badan. Tapi tinggalkan rumah
pada jam yang biasa. Anda akan dijemput di ujung jalan, di mana Belstead
Road memotong jalan masuk ke The Hayes, oleh sebuah mobil polisi.”

“Bagaimana istri dan anak saya?”

“Saya minta Mrs. Adrian menunggu di sini sampai tiba saatnya ketika dia biasa
pergi—lalu pergi dengan Samantha sambil membawa tas belanja, berjalan
menuju kc sana dan bergabung dengan Anda. Apakah ada tempat yang bisa
Anda tuju untuk menghabiskan hari ini?”

319

“Ada ibu saya di Felixstowe,” kata Lucinda Adrian dengan tegang.

“Bisakah Anda hari ini tinggal bersama dia? Malahan barangkali malam ini
juga?”

“Bagaimana mengenai rumah kami?”

“Saya menjamin, Mr. Adrian, tidak akan terjadi apa-apa di sini,” kata Preston
dengan nada optimis. Padahal seharusnya ia menambahkan bahwa rumah itu
bisa saja tetap utuh atau, jika ada yang salah, akan lenyap total. “Saya mohon
Anda mengizinkan saya dan rekan-rekan saya menggunakan rumah ini sebagai
pos pengawasan untuk memantau gerak-gerik orang yang rumahnya di seberang
itu. Kami akan masuk keluar lewat belakang. Kami tidak akan menyebabkan
kerusakan apa-apa.”
www.ac-zzz.tk

“Bagaimana pendapatmu, darling?” Adrian bertanya pada istrinya.

Lucinda mengangguk. “Aku hanya ingin membawa Samantha keluar dari sini,”
katanya.

“Satu jam lagi, saya berjanji,” kata Preston. “Kami tahu bahwa Mr. Ross tidak
tidur semalaman karena kami menguntit dia. Dia mungkin sedang tidur
sekarang; dan bagaimanapun juga, tidak boleh ada tindakan polisi terhadap
rumah itu sebelum sore hari, mungkin malahan sampai senja hari.”

“Baiklah,” kata Adrian, “akan kami lakukan itu.”

Ia menelepon kantornya minta izin tidak masuk hari itu, kemudian berangkat
naik mobil pada jam

320

delapan empat puluh lima. Dari jendela kamar tidurnya di lantai atas, Valeri
Petrofsky menyaksikan dia berangkat. Si Rusia sedang bersiap-siap untuk tidur
beberapa jam. Tidak ada sesuatu yang aneh di jalanan. Adrian selalu berangkat
kerja pada jam begini.

Preston melihat ada tanah kosong di belakang rumah Adrian. Ia menghubungi


Harry Burkinshaw dan Barney lewat radio, yang lalu masuk lewat belakang,
mengangguk kepada Lucinda yang terkejut melihat mereka, dan naik ke lantai
atas untuk menjalankan profesi mereka sehari-hari—mengawasi. Ginger telah
menemukan sepetak tanah di ketinggian yang jauhnya lima ratus meter dari
situ, dari sana ia bisa melihat Teluk Orwell dengan dermaga-dermaga di
tepinya, dan juga kompleks pemukiman kecil yang terbentang di bawahnya.
Dengan memakai teropong ia bisa memantau bagian belakang rumah
Chcrryhaycs Close Nomor 12.

“Rumah itu bagian belakangnya berbatasan dengan halaman belakang rumah


lain di Brackenhayes,” kala Ginger pada Preston melalui radionya. “Tidak ada
tanda-tanda gerakan di dalam rumah atau di halamannya. Semua jendela
tertutup—aneh juga dalam cuaca sepanas ini.”

“Awasi terus,” kata Preston. “Aku akan ada di sini. Kalau aku harus pergi,
Harry yang mengambil alih.”

Satu jam kemudian, Lucinda dan Samantha ber—

321

jalan dengan tenang keluar dari rumah itu dan berlalu dari situ.
www.ac-zzz.tk

Di dalam kota itu sendiri, suatu operasi lain sedang disiapkan. Kepala Polisi,
yang menangani sektor polisi berseragam, telah menyerahkan rincian operasi
itu kepada asistennya. Inspektur Kepala Peter Low.

Low telah mengirimkan dua detektif kc balai kota, di sana mereka memperoleh
informasi bahwa rumah target itu dimiliki oleh seseorang bernama Mr. Johnson,
lapi rekening-rekening diminta untuk dikirimkan ke Oxborrows, kc agen real-
estate. Ketika Oxbonrows dihubungi, diperoleh keterangan bahwa Mr. Johnson
sedang berada di Saudi Arabia dan rumah itu sekarang disewakan kepada Mr.
James Duncan Ross. Foto kedua Ross alias Timothy Donnelly yang diambil di
jalanan Damaskus, dikirimkan via telex kc Ipswich dan ditunjukkan pada agen
di Oxborrows itu—yang membenarkan bahwa orangnya sama dengan penyewa
rumah itu.

Dinas perumahan di balai kota juga melaporkan nama-nama para arsitek yang
lelah membangun pemukiman yang disebut The Hayes, dan dari kerja sama ini
diperoleh peta pembagian ruang dari rumah di Cheryhaycs Close itu. Para
arsitek itu malahan membantu lebih jauh; rumah-rumah lain yang bercorak
sama persis sampai kc dciail-dctailnya, lelah dibangun di lokasi lain di Ipswich,

322

dan satu didapati masih kosong. Itu akan berguna bagi tim penyergap SAS;
mereka bisa mengetahui dengan tepat seluk-beluk rumah itu nanti kalau
mereka masuk ke dalamnya.

Salah satu tugas lain Peter Low adalah mencarikan suatu “pangkalan operasi”
untuk digunakan pasukan SAS jika mereka tiba. Sebuah pangkalan harus
menyendiri, tertutup, dan bisa dicapai dengan cepat, dengan cdkup ruang
untuk kendaraan-kendaraan dan sarana telepon. Sebuah gudang kosong di Eagle
Wharf ditemukan, dan pemiliknya setuju untuk meminjamkannya kepada pihak
kepolisian untuk keperluan “latihan tempur”.

Gudang itu memiliki pintu-pintu geser besar yang bisa dibuka untuk
membiarkan konvoi kendaraan masuk dan ditutup untuk menghindari
pengamatan orang luar, ruang yang cukup luas untuk memuat peniruan
bangunan rumah yang di The Hayes, dan sebuah kantor kecil bersekat kaca
untuk dipakai sebagai ruang operasi.

Sesaat sebelum tengah hari sebuah helikopter Army Scout melayang ke ujung
bandara kota Ipswich dan menurunkan liga orang. Yang salu adalah komandan
Resimen SAS, Brigadir Cripps; salu lagi perwira operasi berpangkat mayor, staf
tetap resimen itu; dan yang ketiga adalah komandan tim itu. Kapten Julian
Lyndhurst. Mereka semua mengenakan pakaian sipil, membawa koper yang
berisi seragam mereka, dan disambut oleh sebuah mobil polisi tanpa identitas,
yang kemudian
www.ac-zzz.tk

323

membawa mereka langsung kc pangkalan, tempat polisi sedang


mengembangkan pusat operasi mereka.

Inspektur Low memberikan briefing pada ketiga perwira itu dengan


mengerahkan segenap kemampuannya, yaitu dengan menyampaikan semua
keterangan yang telah diterimanya dari London. Ia telah berbicara dengan
Preston melalui telepon tapi belum pernah bertemu dengan dia.

“Saya tahu ada yang bernama John Preston,” kata Brigadir Cripps, “pengendali
lapangan dari MI-S. Dia ada di sana?”

“Saya kira ia masih di sana, di pos pengawasan,” kata Low, “di rumah yang
terletak di seberang rumah si target. Saya bisa menghubungi dia, minta dia
meninggalkan rumah itu lewat belakang dan bergabung dengan kita di sini.”

“Begini, sir,” kata Kapten Lyndhurst kepada KO (Komandan Operasi), “apakah


tidak sebaiknya saya langsung kc sana dulu. Jadi saya bisa melihat sendiri
“benteng si target*, lalu saya bisa kembali ke sini bersama Preston.”

“Baiklah, kebetulan ada mobil yang akan ke sana,” kata KO.

Lima belas menit kemudian, polisi yang ditempatkan di lereng bukit di


seberang teluk dari arah Eagle Wharf menunjuk pintu belakang rumah No. 9
dan memberitahu Lyndhurst. Masih mengenakan pakaian sipil, kapten berumur
dua puluh sembilan tahun itu berjalan di tanah yang tidak rata, mclom—

324

pati pagar halaman, dan masuk melalui pintu belakang, la bertemu dengan
Bamcy di dapur, si pelacak sedang memasak air untuk membuat teh dengan
kompor Mrs. Adrian.

“Lyndhurst,” kata perwira itu, “dari Resimen. Mr. Preston ada?”

“John,” Barney memanggil kc lantai alas dengan bisikan yang parau, karena
rumah itu harus nampak kosong, “ada orang yang ingin bertemu denganmu.”

Lyndhurst menaiki tangga kc kamar tidur di sana ia mendapati John Preston


dan memperkenalkan diri. Harry Burkinshaw menggumamkan sesuatu mengenai
minum teh dan pergi dari situ. Kapten itu lalu memandang ke seberang jalan kc
rumah No. 1Z

“Masih ada yang kurang jelas bagi kami,” kata Lyndhurst. “Siapa lepatnya yang
menurut Anda berada di situ?”
www.ac-zzz.tk

“Saya yakin dia agen Soviet,” kata Preston, “seorang ilegal yang bermukim di
sini dengan menyamar sebagai James Duncan Ross. Umur liga puluh limaan,
tinggi sedang dan perawakan sedang, mungkin sangat bugar kondisinya, seorang
top-pro*

Ia memberikan foto yang diambil di jalanan Damaskus itu kepada Lyndhurst.


Sang Kapten mengkajinya dengan penuh perhatian.

“Ada orang lain di dalam sana?”

“Barangkali. Kita tidak tahu. Yang jelas ada Ross.

325

Ia mungkin punya pembantu. Kami tidak bisa berbicara dengan para tetangga.
Di lingkungan seperti ini kita tidak bisa mencegah mereka menyebar berita.
Sebelum mereka pergi tadi, penghuni-penghuni rumah ini mengatakan dengan
pasti bahwa ia tinggal sendiri saja. Tapi kami tidak bisa membuktikan itu.”

“Dan dalam briefing yang kami peroleh tadi, menurut Anda dia bersenjata dan
mungkin berbahaya. Terlalu berbahaya untuk ditangani polisi setempat yang
bersenjata, mmmmm?”

“Ya, kami berpendapat dia punya bom di dalam sana. Dia harus dicegah
sebelum bisa menggunakannya.”

“Bom, eh?” kata Lyndhurst, kurang berminat. (Ia telah dua kali ditugaskan di
Irlandia Utara.) “Cukup besar untuk membuat rumah itu berentakan, atau
seluruh jalan ini?”

“Agak lebih besar dari itu,” kata Preston. “Kalau kami benar, dia punya bom
nuklir kecil.”

Perwira yang jangkung itu dengan cepat menoleh dari tatapannya ke rumah di
seberang jalan, dan matanya yang biru pucat menatap mata Preston.

“Bloody hell* katanya. “Saya sungguh terkesan.”

“Well, begitulah seharusnya,” kata Preston. “Pokoknya, saya menginginkan dia,


dan saya menginginkan dia hidup-hidup.”

“Mari kita kembali kc pangkalan dan berbicara dengan KO,” kata Lyndhurst.

326
www.ac-zzz.tk

Ketika Preston dan Lyndhurst sedang berkenalan di Cherryhayes Close, dua


helikopter lagi, sebuah Puma dan sebuah Chinook, tiba di bandara dari
Hereford. Yang pertama mengangkut tim penyergap, yang kedua mengangkut
berbagai jenis peralatan mereka yang bersifat rahasia.

Tim itu secara darurat dipimpin oleh wakil komandan tim, seorang veteran
sersan bernama Steve Bilbow. Ia berperawakan pendek, berkulit gelap, dan
tegap, ulet bagai kulit sepalu tua, dengan mata cemerlang bagai kenop hitam
dan sering menyeringai. Seperti semua WKO (Wakil Komandan Operasi) di
Resimen, ia telah sangat lama berdinas di situ—dia sendiri khususnya—sudah
lima belas tahun.

SAS juga unik dalam hal ini: para perwiranya semuanya hanya bertugas secara
sementara saja, meninggalkan resimen “induk”-nya dan biasanya bertugas
selama dua sampai tiga tahun sebelum kembali ke unit mereka masing-masing.
Hanya perwira-perwira “Berpangkat Lain” yang tetap berdinas di SAS—itu pun
bukan semuanya, hanya yang terbaik saja. Bahkan perwira komandannya,
meskipun ia sudah pernah berdinas di Resimen sebelumnya dalam perjalanan
kariernya, hanya berdinas dalam masa singkat saja sebagai KO. Sangat sedikit
perwira yang berdinas lama, dan semuanya berdinas di pos-pos
logistik/suplai/teknik di Markas Besar Kelompok SAS.

Steve Bilbow masuk sebagai penerjun di Rcsi—

327

men Terjun Payung, memenuhi penugasannya, dipilih uniiik diperpanjang masa


dinasnya berdasarkan prestasinya, dan telah dinaikkan pangkatnya menjadi
sersan staf. Ia telah dua kali ditugaskan dalam misi tempur di Dhofar, bermandi
peluh di rimba raya Belize, beku kedinginan di malam-malam yang tak
terhitung banyaknya dalam misi penyergapan di Armagh selatin, dan bersantai
di Cameron Highlands di Malaya. Ia pernah membantu melatih tim-tim GSG-9
Jerman Barat dan bekerja dengan kelompok Delta milik Charlie Beckwith di
Amerika.

Di saat-saat seperti itu ia telah terbiasa dengan rasa bosan karena latihan yang
diulang-ulang terus-menerus yang membuat anggota SAS mencapai puncak
kebugaran dan keadaan siap siaga, dan romantika dari operasi-operasi yang
sangat menegangkan saraf: berpacu di bawah hujan tembakan para
pemberontak untuk mencari perlindungan di bukit-bukit Oman, mengerahkan
sebuah satuan penyergap rahasia melawan para pemberontak bersenjata IRA di
Belfast timur, dan melakukan lima ratus kali terjun payung yang kebanyakan
dilakukan dengan cara HALO—high altitude, low opening. Ia merasa malu
karena dulu waktu rekan-rekannya menyerbu Kedutaan Iran di London di tahun
1981, ia merupakan salah salu serdadu cadangan yang tidak diikutsertakan.
www.ac-zzz.tk

Anggota tim lainnya terdiri dari satu fotografer, tiga perancang intelijen,
delapan penembak jitu,

328

dan sembilan penyergap. Sejumlah van polisi yang tidak beridentitas telah
menjemput mereka di bandara dan membawa mereka ke pangkalan. Pada
waktu Preston dan Lyndhurst tiba di gudang itu, tim telah berkumpul dan
sedang membentangkan peralatannya di lantai dengan disaksikan polisi-polisi
Ipswich yang melihat semuanya itu dengan terheran-heran.

“Hello, Steve,” kata Kapten Lyndhurst, “semua beres?”

“Hello, boss. Ya, bagus. Lagi disiapkan.”

“Aku telah melihat bentengnya bertahan. Rumah pribadi yang kecil. Penghuni
yang diketahui satu, mungkin dua. Dan sebuah bom. Ini akan merupakan
sergapan kecil karena tempatnya sempiL Aku ingin kau yang masuk pertama.”

“Coba halangi aku, bos,” Bilbow menjawab sambil menyeringai.

Karakter utama SAS adalah disiplin pribadi dan bukan disiplin yang diciptakan
di permukaan. Setiap orang yang tidak bisa menunjukkan disiplin pribadi yang
diperlukan untuk mengatasi semua yang terjadi di SAS, tidak akan bisa lama
bertahan di situ. Mereka yang bisa, tidak perlu bersikap kaku dalam hubungan
antarpribadi seperti yang dituntut dalam resimen biasa.

Jadi, para perwira biasa memanggil anak buahnya—selain rekan perwiranya—


dengan nama depannya. Anak buahnya senang memanggil perwira atasannya
dengan sebulan “bos” meskipun KO-nya

329

dipanggil dengan “sir”. Di antara mereka sendiri, para serdadu SAS menyebut
perwira mereka dengan istilah “seorang Rupert”. .

Sersan Staf Bilbow melihat Preston, wajahnya langsung berbinar dan ia


menyeringai senang. “Mayor Preston…. Good heavens, sudah lama sekali.”

Preston mengulurkan tangannya dan membalas tersenyum. Yang terakhir ia


bertemu dengan Bilbow adalah saat ia berlindung dalam sebuah rumah di mana
cmpatanggola SAS di bawah komando Bilbow sedang melakukan penyergapan
rahasia. Selain itu, mereka berdua adalah eks penerjun payung yang selalu
merasa senasib sepenanggungan.
www.ac-zzz.tk

“Aku bekerja di Lima sekarang,” kata Preston, “pengendali lapangan untuk


operasi ini, setidaknya dari segi Lima.”

“Apa yang lelah Anda peroleh bual kami?” tanya Steve.

“Orang Rusia. Agen KGB. Top-pro. Mungkin pernah menjalani latihan spetsnaz,
jadi pasti dia terampil, cepat, dan barangkali bersenjata.”

“Bagus. Spetsnaz, eh? Akan kita lihat seberapa baiknya mereka.” .

Ketiga orang yang hadir di situ tahu apa pasukan spetsnaz, pasukan penyabot
elit Rusia, kelas satu, yang merupakan SAS-nya Soviet.

“Maaf, aku mengganggu percakapan kalian, Lapi mari kita lakukan briefing itu
dulu,” kata Lyndhurst.

330

Dia dan Preston menaiki tangga menuju kantor yang di atas, di sana mereka
bertemu dengan Brigadir Cripps, sang mayor yang memimpin operasi itu.
Inspektur Kepala Low, dan para perancang intelijen SAS. Preston menggunakan
waktu satu jam untuk memberikan briefing selengkap mungkin, dan suasana
menjadi amat sangat tegang.

“Adakah Anda punya bukti bahwa di dalam sana ada bom nuklir?” tanya Low
akhirnya.

“Tidak, sir. Kami merampas sebuah komponen di Glasgow yang sedianya akan
disampaikan kepada seseorang yang berada dalam penyamaran di dalam negeri
ini. Para ilmuwan menyatakan bahwa benda itu tidak bisa digunakan untuk
maksud lain di dunia ini. Kami tahu bahwa orang yang di dalam rumah itu
adalah agen ilegal Soviet—dia dikenali di jalanan kota Damaskus oleh Mossad.
Kaitannya dengan transmiter rahasia di Chesterfield telah memastikan siapa dia
sebenarnya. Jadi saya bisa mengambil kesimpulan-kesimpulan.

“Kalau komponen yang disita di Glasgow itu bukan dipakai untuk merakit
sebuah bom nuklir kecil, lalu untuk apa? Sehubungan dengan itu, saya tidak
bisa mendapat penjelasan yang lebih masuk akal. Akan halnya Ross, kecuali ada
dua operasi rahasia besar-besaran yang diluncurkan di Inggris oleh KGB, maka
komponen itu dimaksudkan untuk diberikan kepada dia. Q.E.D.”

“Ya,” kata Brigadir Cripps, “saya kira kita harus berasumsi begitu. Kita harus
menganggap bahwa

331
www.ac-zzz.tk

bom itu ada di dalam sana. Kalau ternyata tidak ada, kita terpaksa harus
berbicara dengan Kamera d Ross dengan agak serius.”

Inspektur Kepala Low merasa bagaikan sedang bermimpi buruk. Ia harus


menerima kenyataan bahwa tidak ada jalan lain kecuali menyerbu ke dalam
rumah itu. Yang dicoba dibayangkannya adalah kondisi kota Ipswich kalau bom
itu meledak. “Apa kita bisa mengungsi lebih dahulu?” ia bertanya dengan
setitik harapan yang tersisa.

“Dia akan melihat itu,” kata Preston datar. “Saya kira kalau dia tahu dia akan
hancur, dia akan mengajak kita semua bersamanya.”

Para serdadu itu mengangguk. Mereka tahu, bahwa di pedalaman Rusia sana,
mereka akan memilih melakukan hal yang sama.

Jam makan siang telah berlalu dan tak seorang pun menyadari hal itu. Makanan
sangat berlimpah. Sore hari itu digunakan untuk melakukan observasi dan
persiapan.

Steve Bilbow kembali kc bandara dengan si fotografer dan seorang polisi.


Ketiganya naik mobil Scout itu yang meluncur dengan cepat ke Teluk Orwell,
cukup jauh dari The Hayes tapi masih bisa melihatnya. Si polisi menunjuk ke
arah rumah itu; fotografer itu membuat lima puluh jepretan ke rumah itu,
sementara Steve membidikkan kamera videonya cukup lama untuk membuat
rekaman yang nantinya akan dipakai untuk melakukan ob-332

servasi terhadap rumah itu sekembalinya kc pangkalan’

Seluruh tim penyergap, masih mengenakan pakaian sipil, pergi bersama si polisi
untuk meninjau rumah kosong yang dibangun oleh arsitek yang sama dengan
rancangbangun yang sama dengan rumah yang di Cherryhayes Close. Pada saat
kembali ke pangkalan, mereka bisa melihat benteng si target dalam video dan
dalam foto-foto elose-up.

Mereka menghabiskan sisa sore itu di dalam pangkalan, melakukan latihan


dengan rumah bualan yang dibuat dengan bantuan para polisi, di bawah
pengawasan SAS, di lantai gudang tersebut. Bangunan itu dibuat dengan
tergesa-gesa, dengan “dinding-dinding” kanvas yang menyekat “kamar-kamar”,
tapi dimensi-dimensinya sangat tepat, dan satu hal menjadi sangat jelas: ruang
dalam rumah ilu ternyata sangat sempit. Pintu depannya sempit, lorong tempat
masuknya sempit, tangganya sempit, dan kamar-kamarnya kecil.

Dengan sangat mengecewakan keempat orang yang tidak diikutsertakan,


Kapten Lyndhurst memutuskan hanya akan memakai enam orang penyergap.
Juga akan ada tiga penembak jitu—dua di kamar tidur depan di lantai atas
rumah Adrian dan satu di atas bukit di atas halaman belakang rumah itu.
www.ac-zzz.tk

Bagian belakang rumah Cherryhayes Close No. 12 akan diawasi oleh dua dari
enam penyergap Lyndhurst. Mereka akan mengenakan pakaian tem—

333

pur lengkap, tapi seragam mereka akan ditutupi oleh jas hujan preman. Mereka
akan diantar dengan mobil polisi tanpa identitas ke Brackcnhayes Close. Mereka
akan turun di sini dan, tanpa minta izin kepada pemiliknya, akan berjalan
melalui halaman depan rumah yang bagian belakangnya bersambung dengan
benteng si target, lalu terus menuju jalan setapak samping di antara rumah dan
garasi, dan masuk kc halaman belakang. Di sini mereka akan melepaskan jas
hujan mereka, melompati pagar halaman, dan mengambil posisi di halaman
belakang rumah si target.

“Mungkin ada kawat penghalang di halaman,” Lyndhurst memperingatkan.


“Tapi barangkali dekat dengan bagian belakang rumah itu sendiri. Jangan
berdiri terlalu dekat dengan itu. Kalau ada isyarat, aku ingin satu granat
dilemparkan langsung melalui jendela kamar tidur belakang dan satu lagi
melalui jendela dapur. Lalu siapkan IIK kalian dan ambil posisi. Jangan
melepaskan tembakan kc dalam rumah itu; Steve dan anak-anak akan masuk
dari depan.”

Para penyergap lewat belakang itu mengangguk. Kapten Lyndhurst tahu bahwa
ia tidak akan ikut melakukan sergapan. Dulu dia adalah seorang letnn di
Pasukan Berkuda Kerajaan (King’s Dragoon Guards), dia baru pertama kali ini
bertugas di SAS dan menyandang pangkal kapten karena SAS lidak punya
perwira dengan pangkal itu. la akan kembali ke pangkat letnan jika sudah

334

berada dt resimen asalnya lagi, setelah bertugas selama satu tahun, meskipun
ia berharap bisa kembali lagi kc SAS kelak, sebagai komandan skuadron.

Ia juga tahu bahwa tradisi khas SAS—yang berbeda dengan kebiasaan yang
berlaku bagi satuan Angkatan Darat lainnya—adalah bahwa perwira hanya boleh
ikut serta dalam pertempuran di padang pasir atau di hutan, tapi tidak di suatu
lingkungan perkotaan. Hanya Wakil-wakil KO dan anggota pasukan yang boleh
melakukan sergapan seperti itu.

Serangan ulamanya, Lyndhurst telah bersepakat dengan KO-nya dan perwira


operasinya, akan dilakukan lewat depan. Sebuah mobil van akan meluncur
perlahan dan empat penyergap akan turun. Dua akan mencoba mendobrak
pintu depan, satu membawa Wingmasler, yang lain menggunakan sebuah palu
godam seberat kira-kira tiga setengah kilogram dan/atau gergaji baut jika
diperlukan.
www.ac-zzz.tk

Segera setelah pintu terbuka, lapisan penyergap depan—Sieve Bilbow dan


seorang kopral—akan masuk. Para pendobrak pintu akan menjatuhkan
Wingmastcr dan palu godam mereka, menyiagakan HK mereka yang tergantung
di dada, memasuki lorong pintu depan dan bertindak sebagai pelindung bagi
pasangan pertama.

Saat memasuki lorong pintu depan, Stcvc akan melangkah langsung melewati
dasar tangga menuju pintu ruang duduk di sebelah kirinya. Si

335

Kopral akan lari menaiki tangga untuk menduduki kamar tidur depan. Salah
satu serdadu pelindung akan mengikuti kopral itu sampai ke puncak tangga,
kalau-kalau si Chummy berada di kamar mandi, dan satunya lagi akan
mengikuti Steve masuk ke ruang duduk.

Isyarat yang akan diberikan kepada dua orang di pos mereka di halaman
belakang untuk melemparkan granat kejutan ke dalam kedua ruang belakang,
dapur dan kamar tidur belakang, akan berupa bunyi Wingmastcr yang
ditembakkan kc engsel pintu depan. Karena itu, pada saat para penyergap
sudah masuk, siapa pun yang berada di dapur atau kamar tidur belakang akan
kebingungan menduga-duga, apa yang baru saja menghantamnya tadi.

Preston, yang dengan sukarela menawarkan diri untuk kembali ke pos


pengawasan, diperbolehkan mendengarkan rincian rencana penyergapan itu.

Dia sudah tahu bahwa SAS adalah satu-satunya resimen di Angkatan Darat
Inggris yang diperbolehkan memilih senjata dari daftar senjata yang ada di
dunia. Untuk penyergapan di tempat sempit ini mereka memilih senjata jenis
Heckler und Koch (HK) buatan Jerman, yaitu senapan semi-mesin berkecepatan
tembak tinggi, bersilinder pendek, berukuran sembilan milimeter—ringan,
gampang ditangani, dan sangat andal—dengan cara pengisian up-and-over.

Mereka biasanya menyandang HK—bermuatan

336

peluru dan dengan moncong ke atas—diselempangkan’di dada mereka; senjata


itu ditahan di tempat oleh dua klip yang diberi per. Dengan demikian lengan
mereka tetap bebas untuk membuka pintu, masuk melalui jendela, atau
melemparkan granat kejutan. Pada waktu senjata itu diperlukan, maka satu
sentakan saja sudah cukup untuk mengoperasikannya dalam waktu kurang dari
setengah detik.

Pengalaman menunjukkan bahwa untuk mendobrak sebuah pintu adalah lebih


cepat meledakkan kedua engselnya daripada merusak kuncinya. -Untuk maksud
www.ac-zzz.tk

ini mereka memilih senapan pompa sekali tembak, yaitu Remington


Wingmaster, tapi dengan menggunakan peluru berkepala padat dan bukan
peluru timah besar.

Selain mainan-mainan ini, salah satu anggota satuan pendobrak pintu


membutuhkan sebuah palu godam dan pemotong baut kalau-kalau pintu itu—
walaupun engsel-engselnya sudah jebol—tertahan di baliknya oleh sejumlah
baut dan sebuah rantai. Mereka juga membawa granat-granat kejutan, yang
dirancang untuk membutakan mata sementara dan memekakkan telinga, lapi
tidak membunuh. Akhirnya, setiap orang akan membawa sebuah pistol
Browning otomatik dengan tiga belas peluru berukuran sembilan milimeter di
pinggangnya.

Dalam penyergapan ini, Lyndhurst menekankan, timing merupakan kuncinya.


Sebagai saat dimulainya sergapan ia memilih jam 9-45 malam, saat

337

malam sudah semakin pekat di kawasan Close, tapi belum sangat pekat.

Lyndhurst sendiri akan berada di rumah Adrian di seberang jalan, mengawasi


rumah target dan melakukan kontak radio dengan van yang mengangkut para
penyergap. Jadi ia akan bisa memantau timnya pada saat mendekati rumah itu.
Seandainya nanti ada pejalan kaki yang menyusuri jalan di Close itu pada jam
9.44, Lyndhurst akan bisa menyuruh pengemudi van untuk menunggu sampai
pejalan kaki itu melewati pintu rumah target yang akan disergap. Mobil polisi
yang membawa kedua penyergap halaman belakang ke posisinya akan
dihubungi dengan radio melalui gelombang yang sama, dan akan menurunkan
kedua orang itu sembilan puluh detik sebelum pintu depan rubuh.

Lyndhurst menyempurnakan rencananya dengan menambah satu detail


terakhir. Pada saat van penyergap meluncur di jalan Close itu, ia akan
menelepon Ross dari rumah Adrian di seberangnya. Ia sekarang sudah tahu
bahwa semua telepon dalam rumah-rumah itu diletakkan di atas meja kecil di
lorong pintu masuk. Tipuan ini dimaksudkan untuk menjauhkan agen Soviet itu
dari bomnya, di mana pun bom itu diletakkan, dan memberi kesempatan bagi
para penyergap untuk bisa menyergap dengan cepat.

Penembakan—seperti biasanya—dilakukan dua kali berturut-turut, dua


tembakan setiap kalinya.

338

Meskipun senapan HK busa memuntahkan seluruh muatan liga puluh pelurunya


dalam waktu beberapa detik, SAS selalu bertindak cukup cermat, bahkan dalam
keadaan kacau seperti misalnya dalam menghadapi teroris yang melakukan
www.ac-zzz.tk

penyanderaan; SAS tetap membatasi penembakan dengan satu kali muntahan


dua tembakan, yang diulang sekali. Setiap orang yang menerima keempat
tembakan itu akan cukup parah keadaannya, seketika itu juga. Penghematan
seperti itu juga akan memungkinkan para sandera tetip hidup.

Segera setelah operasi selesai dijalankan, polisi akan bergerak menuju Close
dalam jumlah besar untuk menenangkan kerumunan massa yang sudah pasti
akan membanjir keluar dari rumah-rumah di sekitar situ. Sepasukan polisi akan
disebar di sekitar bagian depan rumah target, dan para penyergap akan
meninggalkan tempat itu melalui belakang rumah, melintasi halaman, dan naik
ke van mereka yang pada saat itu sudah akan menunggu di Brackenhaycs Close.
Akan halnya isi rumah target, akan ditangani oleh pejabat sipil yang
berwenang. Sebuah tim dari Aldermaston yang terdiri dari enam orang, akan
tiba di Ipswich saat minum teh pelang itu.

Pada jam enam, Preston meninggalkan pangkalan dan kembali ke pos


pengawasan—rumah Adrian—yang dimasukinya tinpa dilihat orang melalui pintu
belakang.

“Lampu-lampu baru saja dinyalakan,” kata*

339

Harry Burkinshaw ketika Preston bergabung dengannya di kamar tidur lantai


atas. Preston melihat bahwa tirai-tirai di ruang duduk rumah seberang ditutup,
tapi nampak ada cajiaya di baliknya dan seberkas cahaya pantulan menembus
panel pintu depan.

“Saya kira saya melihat gerakan di balik tirai tipis di kamar tidur lantai atas,
sesaat setelah kau pergi tadi,” kata Barney. “Tapi ia tidak menyalakan lampu—
well, ia pasti tidak akan. Saat itu baru saja lewat jam makan siang. Pokoknya,
dia belum keluar sejak tadi.”

Preston menghubungi Ginger yang berada di lereng bukit dengan radio, tapi
laporan Ginger sama saja. Di bagian belakang juga tidak terlihat gerakan apa-
apa.

ŚBeberapa jam lagi hari akan mulai gelap,” Ginger berbicara dengan dia
melalui radio. “Pandangan akan menjadi kabur setelah itu.”

Valeri Petrofsky tidur, tetapi tidurnya tidak tenang dan tidak lelap. Sesaat
sebelum jam satu ia terjaga penuh, duduk di tempat tidumya, dan menatap
melintasi kamar tidurnya, menembus gorden tipis ke arah rumah di seberang
jalan. Sepuluh menit kemudian ia turun dari tempat tidurnya, berjalan ke
kamar mandi dan mandi.
www.ac-zzz.tk

Ia bersantap siang pada jam dua dan melakukan itu di meja dapur, sambil
sesekali memandang ke halaman belakang, di sana terpasang seutas tali

340

pancing yang halus dan tidak kelihatan—dari ujung kc’ujung—yang diikatkan ke


sebuah katrol yang pada malam hari diikatkan pada pagar halaman, dan
direntangkan masuk ke pintu belakang rumah. Senar itu diikatkan kc ujung
rangkaian kaleng-kaleng kosong di dapur. Ia mengendurkan tegangan senar itu
kalau dia keluar rumah dan mengencangkannya lagi kalau dia berada di rumah.
Sampai saat itu belum ada yang menyebabkan kaleng-kaleng itu berbunyi.

Sore sudah mulai berubah menjadi petang. Dan bukan tanpa sebab—mengingat
apa yang dipercayakan kepadanya, yang sudah siap dilaksanakan—di ruang
duduknya ia merasa tegang. Segenap inderanya berada dalam keadaan siaga
penuh. Ia mencoba membaca, lapi merasa sulit berkonsentrasi. Moskow saat itu
pastilah sudah menerima pesannya sejak dua belas jam yang lalu. Ia
mendengarkan musik radio, lalu pada jam enam ia duduk di ruang duduk.
Meskipun dia bisa melihat cahaya matahari yang terpantul dari jendela-jendela
rumah di seberang jalan, rumahnya sendiri menghadap ke arah timur, sehingga
saat itu berada dalam naungan bayang-bayang. Mulai saat itu senja akan
menjadi semakin gelap di ruang duduknya. Ia menutup gorden-gordennya,
seperti biasanya, sebelum menyalakan lampu baca; kemudian, karena ingin
melakukan sesuatu yang lebih baik, ia menghidupkan televisi dan
mendengarkan berita.

341

Seperti biasa, berita didominasi oleh kampanye pemilihan umum.

Di pangkalan yang tadinya adalah gudang, ketegangan semakin memuncak.


Persiapan-persiapan terakhir sedang dilakukan di mobil van para penyergap,
yaitu sebuah Volkswagen biasa berwarna abu-abu dengan pintu geser. Dua
orang dalam pakaian sipil akan duduk di depan, yang satu mengemudi dan
lainnya siap -dengan radio yang dihubungkan dengan Kapten Lyndhurst. Mereka
mengecek radio-radio itu berulang-ulang, sebagaimana mereka juga mengecek
semua peralatan lainnya.

Van itu akan dipandu ke gerbang The Hayes oleh sebuah mobil polisi tanpa
identitas; pengemudi van itu telah menghafalkan seluk-beluk The Hayes dan
tahu persis bagaimana menuju kc Cherryhayes Close. Pada saat mencapai The
Hayes, mereka akan dibimbing melalui radio oleh Kapten Lyndhurst dari pos
pengawasan. Bagian belakang van itu telah dilapis dengan busa polystyrene
untuk mencegah bunyi yang terjadi karena benturan logam dengan logam.
www.ac-zzz.tk

Tim penyergap sedang mengenakan seragam dan menata perlengkapan. Di alas


pakaian dalamnya, setiap orang mengenakan jump suit hitam terusan yang
terbuat dari bahan anti api. Akhirnya nanti ini akan dilengkapi dengan sebuah
topi balaclava dari bahan hitam. Setelah itu dikenakan

342

perisai tubuh, yaitu rompi rajutan logam ringan yang dirancang untuk bisa
menyerap tenaga hunjaman peluru dengan cara menyalurkannya ke luar dan ke
samping-samping titik tembusnya. Di balik rompi itu mereka menjejalkan
“bantalan benturan” keramik untuk melengkapi daya penumpulan dan
penghambatan peluru itu lebih lanjut

Di atas semuanya ini dipasang perangkat pengikat untuk memegang senjata


yang dipakai dalam penyergapan itu, yaitu HK, dan untuk memegang granat
dan pistol. Kaki mereka mengenakan sepatu bot padang pasir tradisional
setinggi lutut yang bersol karet tebal, yang warnanya hanya bisa digambarkan
sebagai “kolor”.

Kapten Lyndhurst melakukan briefing terakhir dengan anak buahnya, dan yang
paling lama dengan pimpinan penyergapan itu, Steve Bilbow. Tentu saja tidak
ada ucapan yang mengharapkan sukses—yang lain boleh, tapi “Good luck” tidak
pernah diucapkan. Lalu sang Komandan menuju ke pos pengawasan.

Ia memasuki rumah Adrian pada jam 8.00 malam lewat sedikit. Preston bisa
merasakan ketegangan yang terpancar dari orang ini. Pada jam 8.30 telepon
berdering. Barney sedang berada di lorong depan, jadi ia yang menerimanya.
Ada banyak telepon masuk hari itu. Preston memuluskan akan kurang baik
kalau tidak dijawat)—seseorang bisa saja datang ke rumah itu. Setiap kali, si
penelepon diberitahu bahwa keluarga Adrian berada di rumah ibunya hari

343

itu dan bahwa yang mengangkat telepon adalah salah satu tukang cat yang
sedang merenovasi ruang duduk. Tidak ada penelepon yang tidak menerima
penjelasan ini. Ketika Barney mengangkat gagang telepon, Kapten Lyndhurst
sedang berjalan keluar dari dapur sambil membawa secangkir teh.

“Untuk Anda,” Barney berkala kepada sang Kapten, lalu kembali kc atas lagi.

Mulai jam 9.00 ke atas ketegangan semakin memuncak. Lyndhurst


menghabiskan banyak waktu di radio untuk menghubungi pangkalan—dari mana
pada jam 9.15 van abu-abu itu bersama mobil polisi pemandunya berangkat
menuju The Haycs. Pada jam 9.33 kedua mobil itu telah sampai kc jalan masuk
di Belstcad Road, dua ratus meter dari rumah target. Mereka harus berhenti
dulu dan menunggu. Pada jam 9.41 Mr. Armitagc keluar untuk meletakkan
www.ac-zzz.tk

empat botol susu untuk diambil si pengantar susu. Dan celakanya, ia lalu
berhenti di kegelapan yang mulai membayang itu untuk memeriksa tanaman
bunganya di pot batu besar di tengah halaman depan rumahnya. Lalu dia
menyalami seorang tetangga di seberang jalan.

“Masuk ke dalam, goblok,” bisik Lyndhurst, yang sedang berdiri di ruang duduk
dan memandang kc seberang ke cahaya lampu di balik gor-den-gorden di rumah
target. Pada jam 9.42 mobil polisi yang lak beridentitas, yang membawa dua
penyergap halaman belakang, sudah mengambil posisi di Brackcnhayes Close
dan menunggu. Sc—

344

puluh detik kemudian Armitagc mengucapkan selamat malam kepada


tetangganya dan masuk kembali ke rumahnya.

Pada jam 9.43 van abu-abu itu memasuki Gor-sehayes, yaitu jalan masuk ke
pemukiman tersebut. Berdiri di lorong masuk depan dekat telepon, Preston
bisa mendengar percakapan antara pengemudi van dan Lyndhurst. Van itu
sedang meluncur perlahan dan tenang menuju gerbang masuk kc Cherryhayes.

Tidak ada pejalan kaki di jalanan. Lyndhurst memerintahkan kedua penyergap


halaman belakang untuk meninggalkan mobil polisi dan mulai bergerak.

“Masuk ke Cherryhayes lima belas detik,” gumam petugas di samping


pengemudi van.

“Pelankan sedikit, masih tiga puluh detik lagi,” jawab Lyndhurst. Dua puluh
detik kemudian ia berkata, “Masuk kc Close sekarang.”

Dari sudut jalan muncullah van itu, cukup perlahan, dengan lampu kecilnya
dihidupkan. “Delapan detik,” gumam Lyndhurst ke dalam pesawat penerima,
lalu berbisik dengan tajam kepada Preston, “Putar nomornya sekarang.”

Van itu meluncur di jalan Close, melewati rumah No. 12 dan berhenti di depan
pot bunga di halaman depan rumah Armitagc. Posisinya memang sengaja
ditentukan begitu—para penyergap ingin mendekati rumah target dari arah
serong. Pintu geser van yang sudah diminyaki ditarik terbuka, dan turunlah
empat

345

orang berpakaian hitam-hitam tanpa mengeluarkan bunyi sama sekali,


disambut kegelapan malam. Tidak ada bunyi orang berlari, tidak ada derap
langkah, tidak ada teriakan parau. Dalam urutan yang sudah dipraktekkan
berulang-ulang sebelumnya, mereka berjalan dengan tenang melintasi halaman
www.ac-zzz.tk

berumput rumah Armitage, melewati mobil hatchback Ross yang diparkir, dan
fiba di pintu depan rumah Cherryhayes Close No. 12. Penyergap yang membawa
Wingmaster tahu persis pada sisi mana engsel-engsel pintu itu terletak.
Sebelum langkahnya berhenti, senjatanya telah berada di pundaknya. Ia
menentukan posisi engsel lalu membidik dengan cermat Di samping dia, sebuah
sosok menunggu dengan palu pengungkit yang sudah diayunkan ke belakang. Di
belakang mereka berdiri Steve dan sang Kopral dengan HK mereka yang sudah
siaga….

Di ruang duduknya. Mayor Valeri Petrofsky merasa gelisah. Dia tidak bisa
berkonsentrasi ke televisinya; indera-inderanya menangkap terlalu banyak—
bunyi gemerincing botol-botol susu yang diletakkan, suara meong seekor
kucing, deru mesin sepeda motor di kejauhan, lengkingan peluit kapal barang
yang sedang memasuki Teluk Orwell di seberang lembah sana.

Pada jam sembilan liga puluh, televisi menyiarkan program berita yang memuat
wawancara-wawancara dengan para menteri dan para calon men—

346

teri. Dengan perasaan gundah ia memindahkan saluran kc BBC 2, yang ternyata


cuma menyiarkan tayangan dokumentasi tentang dunia burung. Ia menghela
napas. Itu masih lebih baik daripada politik.

Acara itu baru berlangsung kurang dari sepuluh menit ketika ia mendengar
Armitagc di rumah sebelah mengeluarkan botol-botol susunya yang kosong.
Jumlahnya selalu sama dan waktunya selalu sama setiap malam, pikirnya. Lalu
si tolol tua itu menyapa seseorang di seberang jalan. Sesuatu di televisi
menarik perhatiannya dan ia menatap dengan tertegun. Pewawancara sedang
berbicara dengan seorang pria langsing yang mengenakan topi pipih tentang
kegemarannya, yaitu memelihara burung merpati. Ia sedang memegang seekor
burung merpati di depan kamera, seekor burung merpati berbulu mengkilat
dengan warna mencolok di paruh dan kepalanya.

Petrofsky duduk tegak, berkonsentrasi menatap burung itu dengan


mencurahkan hampir seluruh perhatiannya dan menyimak pewawancara itu
dengan sungguh-sungguh. Ia merasa yakin bahwa burung merpati itu persis
sama dengan yang pernah dilihatnya sebelumnya.

“Apakah burung yang cantik ini untuk dipertontonkan dalam lomba?”


pewawancara itu bertanya. Ia masih baru dalam profesinya, agak terlalu pintar,
mencoba menyerap terlalu banyak dari wawancara ini.

347
www.ac-zzz.tk

“Good Lord, tidak/ kala pria bertopi pipih itu. “Ini bukan burung sembarangan.
Ini burung jenis WcstcotL”

Secercah ingatan terkilas di benak Petrofsky dan terbayang kembali ruang tamu
di dacha milik sang Sekretaris Jenderal di Usovo. “Saya menemukan dia di
jalanan di musim dingin yang lalu,” orang Inggris yang sudah uzur itu berkata,
dan burung merpati itu memandang ke luar dari sangkarnya dengan matanya
yang cemerlang dan cerdik.

“Well, ini bukan jenis burung merpati yang bisa kita temukan di lingkungan
kota ini,” pewawancara televisi itu berkomentar. Ia nampak bimbang. Pada
saat itu telepon di lorong masulj depan rumah Petrofsky berdering….

Biasanya ia akan bangkit untuk menerima telepon, kalau-kalau yang menelepon


tetangganya. Kalau ia berpura-pura sedang keluar, orang akan curiga karena
lampu-lampu di rumahnya menyala. Dan biasanya ia tidak perlu membawa
pistolnya ke lorong depan. Tapi ia diam saja dan terus menatap ke layar
televisi itu. Telepon itu terus saja berdering. Ditambah dengan percakapan di
televisi, bunyi lapak kaki yang beralas karet lunak di jalur semen di depan
rumahnya tidak terdengar.

“Saya harap tidak,” jawab pria bertopi pipih itu

dengan riang.

“Merpati jenis Weslcott bukan burung jalanan. Barangkali ia merupakan salah


satu jenis merpati pos yang terbagus yang ada. Burung cantik ini

348

akan selalu terbang kembali ke tempat ia dibesarkan. Itulah, maka ia lebih


sering dikenal dengan sebutan homer.”

Petrofsky bangkit dari kursinya sambil menggeram murka. Pistol Sako besar
yang dibuat dengan presisi tinggi, yang selalu berada dekat dengannya sejak ia
memasuki Inggris, dikeluarkannya dari wadahnya di bawah di sisi bantalan
kursi. Ia memuntahkan sebuah kata pendek dalam bahasa Rusia. Tidak ada yang
mendengarnya, tapi kata itu artinya pengkhianat. Pada saat itu terdengar bunyi
ledakan hebat, lalu satu lagi, begitu dekat jaraknya sehingga hampir-hampir
bersamaan. Serentak dengan itu terdengar bunyi kaca pecah berantakan dari
pintu depan rumahnya, dua ledakan keras menyusul dari belakang rumah, dan
suara langkah kaki di lorong masuk depan. Petrofsky berputar ke arah pintu
ruang duduk dan menembak tiga kali. Pistol Sako Triace, yang dirancang untuk
memuat tiga magasin peluru yang bisa dipertukarkan, saat itu memuntahkan
peluru berkaliber terbesar dari ketiganya. Tiap magasin memuat lima butir
peluru. Ia hanya menembakkan tiga—mungkin dia akan memerlukan yang dua
www.ac-zzz.tk

untuk dirinya sendiri. Tapi ketiga peluru yang ditembakkannya menghantam


dan menembus panel pintu kayu yang rapuh dan meluncur kc lorong masuk di
baliknya….

Warga Cherryhayes Close akan terus mengenang peristiwa malam itu sepanjang
hidup mereka,

349

lapi tak seorang pun yang bisa menggambarkannya dengan lepat, apa yang
sebenarnya terjadi.

Dentuman Wingmasler, saat menghancurkan engsel-engsel pintu, membuat


semua warga Cherryhayes Close itu terlompat dari kursi mereka. Segera setelah
ia menembak, serdadu itu melangkah ke samping untuk memberi ruang kepada
rekannya. Satu ayunan palu godam membuat kunci, baut, dan rantai di balik
pintu terbang ke segala penjuru. Lalu dia juga melangkah ke samping dan
mundur. Kedua orang itu lalu menjatuhkan senjata masing-masing dan
menyiagakan HK mereka, mengarahkan moncongnya kc depan.

Steve dan sang Kopral telah melangkah masuk ke celah yang kini terbuka.
Kopral itu membuat tiga lompatan untuk mencapai tangga, diikuti serdadu yang
tadi membawa palu godam. Steve berlari melewati telepon yang masih
berdering, liba di pintu ruang duduk, memutar badannya untuk menghadap ke
pintu itu, dan tiba-tiba tubuhnya melayang. Tiga tembakan Petrofsky yang
menembus pintu ruang duduk dan meluncur kc lorong masuk menghantamnya
dengan suara keras dan melemparkan tubuhnya membentur tangga. Serdadu
yang tadi membawa Wingmastcr begitu saja mencondongkan badannya ke arah
pintu ruang duduk yang masih tertutup dan memuntahkan tembakan dua
rentetan—masing-masing dua tembakan. Kemudian ia menendang pintu itu
sampai terbuka, masuk ke dalamnya dengan menggulingkan badannya, lalu
bangkitsegera dengan

350

posisi berjongkok—ia benar-benar sudah berada di dalam ruang duduk itu


sekarang.

Ketika senapan Wingmasler ditembakkan, Kapten Lyndhurst membuka pintu


depan rumah di seberang jalan dan mengawasi; Preston berada di belakangnya.
Melalui lorong masuk yang terang kapten itu menyaksikan wakil komandan
operasinya menghampiri ruang duduk dan langsung tubuhnya terpental bagai
boneka mainan. Lyndhurst mulai berjalan ke depan; Preston mengikuti.

Ketika serdadu yang menembak dua kali itu sudah berdiri dan mengamati sosok
yang lemas di atas karpet. Kapten Lyndhurst muncul di mulut pintu. Ia bisa
www.ac-zzz.tk

melihat adegan yang terjadi, meskipun pandangannya dikaburkan oleh


gumpalan asap mesiu. “Pergi dan tolong Stcvc di lorong,” katanya tajam.
Serdadu itu tidak membantah. Sosok yang di karpet mulai bergerak. Lyndhurst
menarik keluar pistol Browning dari balik jaketnya.

Serdadu itu telah menembak dengan jitu. Petrofsky kena di lutul kirinya, satu
lagi di perut bagian bawah, dan satu lagi di pundak kanannya. Pistolnya
terlempar ke seberang ruangan. Walaupun dirintangi pintu kayu yang sudah
terkoyak, serdadu itu berhasil menyarangkan tiga dari empat tembakan.
Petrofsky berada dalam kesakitan yang mengenaskan, tapi ia masih hidup. Ia
mulai merangkak. Tiga setengah meter dari situ ia bisa melihat baja berwarna
abu-abu itu, dengan kotak pipih di sebelahnya, kedua kenop itu, satu kuning

351

dan satu merah. Kapten Lyndhurst membidik dengan cermat dan menembak
satu kali.

John Preston berlari melewati dia begitu cepatnya sehingga ia menabrak


pinggang perwira itu. Ia berlutut di samping tubuh yang tergeletak di lantai.
Orang Rusia itu tergeletak pada sisi tubuhnya, separo belakang kepalanya
hancur, mulutnya masih bergerak-gerak bagai ikan yang baru disembelih.
Preston mendekatkan kepalanya kc wajah yang sedang sekarat itu. Lyndhurst
masih membidikkan pistolnya. Lapi Ťagen MI-5 itu berada antara dia dan si
agen Rusia. Ia melangkah ke samping untuk memperoleh pandangan yang lebih
jelas, lalu menurunkan moncong Browning-nya. Preston bangkit. Tembakan
kedua tidak diperlukan lagi.

“Sebaiknya kita memanggil para pakar dari Aldcrmaston itu untuk memeriksa
itu,” kata Lyndhurst, sambil memberi isyarat kc arah lemari baja yang berada
di sudut ruangan.

“Saya menginginkan dia hidup-hidup,” kata Preston.

“Maaf, old boy. Ternyata tidak bisa,” kata sang Kapten.

Saat itu kedua pria itu terlompat kaget karena mendengar bunyi “klik” yang
cukup keras—dan sebuah suara terdengar dari dinding sebelah. Mereka melihat
bahwa suara itu berasal dari sebuah radio besar yang hidup sendiri dengan
bantuan sebuah alat timer. Suara itu berkata,

“Selamat malam. Di sini Radio Moskow, prog—

352
www.ac-zzz.tk

ram bahasa Inggris, dan inilah siaran berita jam sepuluh. Di TerTy… maaf, saya
ulangi. Di Teheran hari ini, pemerintah menyatakan….”

Kapten Lyndhurst melangkah dan mematikan radio itu. Sosok di lantai menatap
karpet dengan tatapan kosong, tidak bisa mendengar pesan bersandi itu, yang
dimaksudkan hanya untuk dirinya.

353

23

UNDANGAN makan siang itu adalah untuk jam satu hari Jumat, tanggal 19 Juni,
di Brooks’s Club di St. James’s. Preston memasuki gerbangnya pada jam itu,
tapi sebelum dia sempat menyatakan identitasnya kepada penjaga pintu klub,
yang berdiri di samping meja penerima tamu di scbcla)) kanannya. Sir Nigel
sudah berjalan menghampirinya di lorong masuk yang terbuat dari marmer,
untuk menjumpainya. “My dear John, kau baik sekali mau datang.”

Mereka lalu pergi ke bar untuk menikmati minuman sebelum makan siang, dan
percakapan mereka bersifat tidak resmi. Preston menceritakan kepada sang
Pemimpin bahwa ia baru saja kembali dari Hereford, mengunjungi Steve Bilbow
di rumah sakit. Sersan staf itu sungguh beruntung bisa selamat. Setelah peluru-
peluru berkepala rata yang dimuntahkan oleh senjata agen Rusia itu
disingkirkan dari rompi anti pelurunya, salah satu dokter di situ melihat suatu
guratan yang lengket dan lalu menganalisanya. Untunglah preparat sianida itu
ga-354

gal menembus aliran darah; serdadu SAS itu telah diselamatkan oleh bantalan
penahan hantaman. Jadi dia cuma luka-luka parah, sedikit penyok, tapi berada
dalam kondisi bagus.

“Bagus sekali,” kata Sir Nigel dengan kegembiraan yang tulus, “sangat tidak
rela rasanya kehilangan orang yang begitu baik.”

Kemudian, kebanyakan orang di bar itu membicarakan hasil-hasil pemilihan


umum dan banyak dari yang hadir di situ semalaman tidak tidur menunggu hasil
akhir penghitungan suara dalam pertarungan yang ketat yang berkenaan
dengan pemilihan di propinsi-propinsi.

Pada jam satu tiga puluh mereka masuk untuk bersantap siang. Sir Nigel
mempunyai sebuah meja di sudut tempat mereka bisa berbicara secara pribadi.
Ketika menuju ke situ mereka berpapasan dengan Sekretaris Kabinet, Sir Martin
Flannery, yang datang dari arah berlawanan. Walaupun keduanya saling
mengenal, Sir Martin dengan segera bisa melihat bahwa rekannya sedang
“dalam konferensi”. Kedua pejabat pemerintah itu saling menyapa dengan
sedikit gerakan kepala yang hampir-hampir tidak terlihat, yang bagi kedua
www.ac-zzz.tk

alumnus Oxford itu sudah cukup. Menyapa dengan tepukan punggung biarlah
dilakukan orang asing saja.

“Aku mengundangmu datang ke sini, John,” kata C sambil membentangkan


serbet linen di pangkuannya, “adalah untuk mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan selamat. Suatu operasi

355

yang hebat dengan hasil yang sangat bagus. Aku mengusulkan kaucoba daging
domba ini, sangat enak untuk musim seperti ini.”

“Mengenai ucapan selamat itu, sir, saya rasa saya tidak bisa menerimanya,”
kata Preston perlahan.

Sir Nigel meneliti menu melalui kacamatanya yang berbentuk setengah


lingkaran. “O, ya? Apa kau ingin bersikap rendah hati atau terlalu sopan? Ah,
buncis, wortel, dan barangkali kentang panggang, my dear.”

“Cuma ingin realistis saja, saya kira,” kata Preston ketika pelayan sudah pergi.
“Kalau boleh, saya ingin berdiskusi tentang pria yang kita kenal dengan nama
Franz Winkler?”

“Yang kaukuntit dengan begitu baiknya sampai

ke Chesterfield.”

“Izinkan saya untuk berterus terang, Sir Nigel. Winkler tidak akan hilang pusing
kepalanya meskipun dia minum sekotak aspirin. Dia seorang agen yang sangat
tidak mahir dan tolol.”

“Kalau tidak salah kalian hampir kehilangan dia di Stasiun Chesterfield.”

“Hanya karena dia mujur,” kata Preston. “Dengan tim pelacak yang lebih
besar, kita bisa menempatkan cukup orang di setiap persinggahan di sepanjang
jalur pelacakan itu. Yang ingin saya kemukakan di sini ialah, manuver-
manuvernya sangat buruk; kata mereka dia seorang pro, tapi ternyata sangat
buruk dan gagal mengecoh kita.”

356

“Baik. Ada apa lagi mengenai Winkler? Ah, ini daging dombanya—dimasak
dengan sempurna.”
www.ac-zzz.tk

Mereka menunggu sampai masakan selesai dihidangkan dan pelayan berlalu dari
situ. Preston mencicipi masakan itu, wajahnya nampak gundah. Sir Nigel
bersantap dengan nikmat.

“Franz Winkler datang ke Heathrow dengan menggunakan paspor Austria asli


yang memuat visa Inggris.”

“Ya, memang begitu.”

“Dan kita berdua tahu, juga petugas imigrasi itu, bahwa warga Austria tidak
memerlukan visa untuk memasuki Inggris. Semua pejabat konsulat kita di Wina
pasti akan memberitahu Winkler mengenai hal itu. Visa itulah yang membuat
petugas pengontrol di Heathrow merasa perlu mengecek nomor paspornya
lewat komputer. Dan ternyata paspor itu palsu.”

“Kita semua bisa saja melakukan kekeliruan,” gumam Sir Nigel.

“KGB tidak pernah membuat kekeliruan seperti itu, sir. Dalam masalah
dokumen mereka sangat cermat, sampai-sampai boleh dikatakan sempurna.”

“Jangan menilai mereka terlalu tinggi, John. Semua organisasi besar terkadang
membuat kekeliruan. Tambah lagi wortelnya? Tidak? Kalau begitu, izinkan
aku….”

“Yang ingin saya permasalahkan, sir, ada dua cacat dalam paspor itu. Mengapa
nomor itu membuat lampu merah menyala adalah karena tiga

357

tahun lalu seorang lain yang juga disangka warga Austria, yang membawa
paspor dengan nomor yang sama, ditangkap di California oleh FBI dan sekarang
sedang menjalani hukuman di Soledad.” “O, ya? Good Lord, ternyata orang-
orang Soviet

itu tidak begitu pintar.”

“Saya menghubungi agen FBI yang di London

sini dan menanyakan tuduhannya apa ketika itu. Ternyata agen itu mencoba
memeras seorang eksekutif dari Intel Corporation di Silicon Valley supaya
menjual kepadanya formula-formula rahasia

teknologi.”

“Jahat sekali dia.” “Teknologi nuklir.”


www.ac-zzz.tk

“Yang lalu memberimu kesan bahwa…?”

“Bahwa masuknya Franz Winkler ke negeri ini memberi isyarat bagai lampu
neon. Dan isyarat itu adalah pesan—sebuah pesan dalam bentuk manusia
hidup.”

Wajah Sir Nigel masih memancarkan kegembiraan, tapi sinar matanya nampak
mengandung secercah keseriusan.

“Dan bagaimana bunyi pesan yang Istimewa itu,

John?”

“Saya kira bunyinya: Aku tidak bisa menunjukkan kepadamu agen ilegal
pelaksananya karena aku tidak tahu ia berada di mana. Tapi ikuti orang ini; ia
akan membawamu ke transmiter itu. Dan memang benar. Lalu transmiter itu
saya awasi dan

358

agen yang kita cari-cari itu akhirnya datang padanya.”

Sir Nigel meletakkan pisau dan garpunya ke piringnya yang sudah kosong dan
mengusap mulutnya dengan serbet. “Tepatnya apa yang ingin kaukatakan?”

“Saya kira, sir, operasi ini sebenarnya sudah dibocorkan. Saya tak bisa
menghindari untuk menyimpulkan bahwa seseorang di seberang sana dengan
sengaja telah menggagalkannya.”

“Benar-benar suatu kesimpulan yang luar biasa. Silakan harap cicipi strawberry
flan ini. Minggu lalu saya makan ini juga. Lain jenisnya, tentu saja. Ya? Dua, my
dear, tolong. Ya, dengan sedikit cream segar.”

“Boleh saya bertanya?” kata Preston ketika piring-piring sudah disingkirkan.

Sir Nigel tersenyum. “Saya sudah tahu kau akan bertanya.”

“Mengapa agen Rusia itu harus mati?”

“Kalau tidak salah, saat itu ia sedang merangkak menuju bom nuklir itu dengan
tekad bulat untuk meledakkannya.”

“Saya berada di sana saat itu,” kata Preston ketika strawberry flan itu datang.
Mereka menunggu sampai eream-nya sudah dituangkan.
www.ac-zzz.tk

“Dia terluka di lututnya, perut, dan pundaknya. Kapten Lyndhurst seharusnya


bisa saja menghentikan dia dengan sebuah tendangan saja. Tidak perlu
menembak kepalanya sampai hancur.”

359

“Aku yakin kapten yang baik itu ingin sepenuhnya pasti,” komentar sang
Master.

“Dengan agen Rusia itu hidup, Sir Nigel, seharusnya kita bisa memukul pihak
Uni Soviet, menangkap basah. Tanpa dia, kita tidak punya apa-apa yang tidak
bisa disangkal secara meyakinkan. Dengan kata lain, seluruh masalah ini
sekarang harus disimpan untuk selamanya.”

“Benar sekali,” spymaster itu menjawab sambil mengunyah kue pencuci mulut
dan strawberry.

“Kapten Lyndhurst kebetulan adalah putra Lord Frinton.”

“Benar. Frinton? Apa dia cukup dikenal?” “Rupanya begitu. Anda salu sekolah
dengan dia.”

“O, ya? Banyak sekali lemanku. Sulit mengingatnya.”

“Dan saya yakin, Julian Lyndhurst adalah putra baptis Anda.”

“A/y dear John, ternyata kau sudah mengecek kc mana-mana, ya?”

Sir Nigel telah selesai dengan dessert-nya. Ia menangkupkan kedua tangannya,


menopangkan dagunya pada buku-buku tangannya, dan memandang penyelidik
MI-S itu dengan serius. Keramahannya masih tetap terpancar; tapi keceriaannya
telah memudar. “Ada lagi yang lain?”

Preston mengangguk dengan serius. “Satu jam sebelum penyergapan kc rumah


itu dilakukan. Kapten Lyndhurst menerima telepon di lorong

360

masuk rumah di seberang jalan. Saya telah mengeceknya melalui seorang


rekan, siapa yang memulai pembicaraan telepon itu. Ternyata peneleponnya
melakukannya dari sebuah box telepon umum.”

“Jadi itu pasti salah satu rekannya.”


www.ac-zzz.tk

“Bukan, sir. Mereka menggunakan radio. Dan tak seorang pun di luar operasi ini
yang tahu bahwa kami berada di dalam rumah itu. Tak seorang pun, kecuali
beberapa orang saja di London.”

“Boleh saya bertanya apa yang ingin kaukatakan sebenarnya?”

“Satu detail lagi. Sir Nigel. Sebelum dia mati, agen Rusia itu membisikkan satu
kata. Ia nampak sangat ngotot untuk mengeluarkan kata itu sebelum dia mati.
Saat itu saya dekatkan telinga saya ke mulutnya Yang dikatakannya adalah:
‘PhilbyV

“Philby’? Good heavens. Aku sungguh ingin tahu apa maksudnya dengan itu.”

“Saya kira saya tahu. Saya kira dia menyangka bahwa Harold Philby telah
mengkhianati dia, dan saya kira dia benar.”

“Begitu. Dan bolehkah saya tahu apa kesim pulanmu?”

Suara sang Pemimpin terdengar lembut, tapi nadanya sama sekali sudah tidak
mengandung keceriaannya yang tadi.

Preston menarik napas dalam-dalam. “Saya menyimpulkan bahwa Philby si


pengkhianat ikut

361

mendalangi operasi ini, barangkali malah dari awalnya. Kalau itu benar, maka
dia tidak mungkin berada dalam posisi terbuka, tanpa pengawalan ketat.
Seperti yang lain-lain, saya mendengar desas-desus bahwa ia ingin pulang ke
rumah, ke Inggris sini, untuk melewatkan hari-hari terakhirnya.

“Seandainya rencana itu berhasil, barangkali dia akan bisa memperoleh izin
pembebasannya dari para majikan Soviet-nya dan izin masuk dari pemerintah
baru Ekstrem Kiri di London. Barangkali satu tahun dari sekarang. Atau dia bisa
mengungkapkan kepada London, garis besar rencana itu untuk kemudian
mengkhianatinya.”

“Dan pilihan yang mana yang menurut kau telah dipilihnya?”

“Yang kedua, Sir Nigel.”

“Untuk tujuan apa, ya?”

“Untuk membeli tiket pulang kc rumah. Dan bagi pihak Inggris, ini merupakan
suatu pertukaran jasa.”
www.ac-zzz.tk

“Dan menurutmu, aku terlibat dalam pertukaran ini?”

“Saya tidak tahu saya harus berpikir bagaimana, Sir Nigel. Saya tidak tahu
harus berpikir apa lainnya. Ada desas-desus tentang sahabat-sahabat lamanya,
the magic circle, solidaritas dalam suatu sistem di mana dia pernah menjadi
anggotanya… hal-hal seperti itu.”

Preston menatap piringnya dan strawberry yang

362

baru separo dimakannya. Sir Nigel memandang ke langit-langit, cukup lama,


sebelum ia menarik napas dalam-dalam. “Kau orang yang luar biasa, John. Aku
ingin tahu, apa yang akan kaulakukan satu minggu dari sekarang?” “Tidak ada,
saya rasa.”

“Kalau begitu tolong temui aku di depan pintu Sentinel House jam delapan pagi
tanggal dua puluh enam Juni. Bawalah paspormu. Dan sekarang, kalau kau
tidak keberatan, aku usul kita lewatkan saja acara minum kopi di
perpustakaan….”

Laki-laki di jendela lantai alas rumah persembunyian di sebuah jalanan sepi di


Jencwa itu berdiri dan menyaksikan tamunya berlalu dari tempat itu. Kepala
dan pundak tamu itu muncul di bawah tempatnya berdiri; orang itu berjalan
melewati jalan setapak yang pendek, menuju gerbang depan, dan melangkah
kc jalanan tempat mobilnya sedang menunggu. Pengemudinya turun dari mobil,
berjalan memutari mobil dan membukakan pintu untuk pria yang sudah
berumur itu. Lalu ia berjalan balik ke pintu pengemudi.

Sebelum masuk kc mobil, Preston mengarahkan pandangannya ke atas, kc sosok


yang berdiri di balik kaca jendela di lantai atas itu. Setelah berada di belakang
kemudi, dia bertanya, “Betulkah itu dia? Itu benar-benar dia? Orang dari
Moskow itu?”

“Ya, itu benar dia. Dan sekarang, tolong ke

363

bandara,” jawab Sir Nigel dari tempat duduk belakang. Mereka meluncur pergi.

“Well, John, aku berjanji untuk menjelaskan,” kata Sir Nigel beberapa saat
kemudian. “Kau boleh bertanya.”

Preston bisa melihat wajah sang Pemimpin dari kaca spion di atasnya. Orang
tua itu sedang memandang lingkungan pedesaan yang melaju di sampingnya.
www.ac-zzz.tk

“Operasi itu?”

“Ternyata kau benar. Operasi itu diluncurkan secara pribadi oleh sang
Sekretaris Jenderal, dengan nasihat dan bantuan Philby. Rupanya itu
dinamakan Rencana Aurora. Memang benar rencana itu dikhianati, tapi bukan
oleh Philby.”

“Mengapa rencana itu digagalkan?”

Sir Nigel tepekur selama beberapa menit. “Sejak tingkat yang sangat dini
kurasa kau mungkin benar. Baik kesimpulan sementaramu di bulan Desember
yang lalu, dalam apa yang kini disebut Laporan Preston, maupun kesimpulan
yang kau-buat setelah penyergapan di Glasgow itu. Walaupun Harcourt Smith
tidak mempercayai keduanya. Aku tidak yakin apakah keduanya saling
berhubungan, tapi aku juga tidak mau mengabaikannya. Semakin ku kaji,
semakin aku yakin bahwa Rencana Aurora bukan merupakan operasi KGB yang
sebenarnya. Ia tidak memiliki ciri-cirinya, yailu sifatnya yang teramat cermat
dan rumit Ia nampak sepr-1ť sebuah operasi yang diluncurkan oleh satu

364

orang atau sebuah kelompok yang tidak percaya pada KGB. Tapi toh hampir-
hampir tidak ada harapan bagimu untuk bisa menemukan agen itu pada
waktunya.”

“Saya meraba-raba dalam gelap, Sir Nigel. Dan saya sadar akan itu. Tak ada
pola tertentu yang dimunculkan kurir-kurir itu, yang bisa ditangkap pos imigrasi
kita. Tanpa Winkler, saya tidak akan pernah sampai ke Ipswich tepat pada
waktunya.”

Mereka berdiam untuk beberapa saat lamanya. Preston menunggu sang Master
untuk memulai berbicara pada saat yang dikehendakinya.

“Jadi, aku mengirimkan sebuah pesan ke Moskow,” kata Sir Nigel akhirnya.

“Dari Anda sendiri?”

“Good Lord, bukan. Tidak akan pernah bisa dengan cara begitu. Terlalu kentara
sekali. Lewat sumber lain, yang kuharapkan bisa dipercaya oleh mereka. Pesan
itu sebenarnya bukan pesan yang jujur. Kadang-kadang kita harus berbohong
dalam melakukan pekerjaan seperti ini. Tapi disampaikan melalui saluran yang
kuharap akan dipercaya.” • “Dan bisakah dipercaya?”

“Syukurlah, ya. Ketika Winkler tiba, aku yakin pesanku itu sudah diterima,
dimengerti, dan, lebih dari itu, dipercayai kebenarannya.”
www.ac-zzz.tk

“Winkler itu merupakan jawabannyakah?” tanya Preston.

“Ya. Kasihan dia. Dia mengira bahwa dia sedang diberi lugas rutin untuk
mengecek kafcak—

365

beradik Stcphanides dan transmiter itu. Tak tahunya, ia ditemukan mati


tenggelam di Prana dua minggu yang lalu. Dianggap tahu terlalu banyak,
kurasa.”

“Dan agen Rusia yang di Ipswich itu?”

“Namanya—baru saja aku tahu tadi—adalah Petrofsky. Seorang profesional


kelas satu, dan seorang patriot”

Tapi, ternyata dia juga harus mati?”

“John, itu adalah suatu keputusan yang amat sulit. Tapi tak terhindarkan.
Kcdatingan Winkler mewakili suatu tawaran, suatu usulan untuk pertukaran
jasa. Tidak ada perjanjian resmi, tentunya. Cuma semacam kesepakatan
terselubung. Agen Petrofsky tidak boleh ditangkap hidup-hidup untuk
diinterogasi. Waktu itu aku harus berjanji secara tidak tertulis kepada orang
yang kaulihat di jendela d| rumah persembunyian tadi.”

“Seandainya kita menangkap Petrofsky hidup-hidup, kita akan bisa


menjatuhkan Uni SovicL”

“Ya, John, itu jelas. Kita akan membuat mereka dipermalukan di depan
masyarakat internasional. Tapi apa untungnya? Uni Soviet tidak akan menerima
penghinaan itu dengan diam saja. Mereka akan membalasnya di suatu bagian
dunia yang lain. Lalu apa yang akan terjadi? Kembali lagi ke zaman pahit
Perang Dingin?”

“Rasanya sayang sekali kehilangan kesempatan untuk bisa menjatuhkan


mereka, sir.”

“John, mereka itu besar, bersenjata canggih, ber—

366

bahaya. Uni Soviet akan tetap hadir esok, minggu depan, dan tahun depan. Mau
tak mau kita harus berbagi tempat dengan mereka di planet ini. Lebih baik
mereka dikuasai oleh kaum pragmatis dan kaum realis daripada oleh orang-
orang yang keras kepala dan kaum fanatik.”
www.ac-zzz.tk

“Dan itukah yang menyebabkan Anda mau berunding dengan orang yang di
jendela itu. Sir Nigel?”

“Kadang-kadang kita harus melakukan hal seperti ini. Aku seorang profesional
dan dia juga. Ada jurnalis dan penulis yang mengira bahwa kami, dalam profesi
kami, hidup dalam dunia impian. Kenyataannya, itu malahan terbalik. Kaum
politisilah suka yang justru bermimpi—kadang-kadang mimpi yang berbahaya,
seperti mimpi Sekretaris Jenderal itu, yaitu ingin mengubah wajah Eropa
sebagai monumen pribadinya.

“Seorang petugas intelijen top harus lebih berkepala dingin daripada pengusaha
yang paling ulet sekalipun. Kita harus bisa bersikap realistis, John. Jika mimpi
yang mendominasi, maka kita bisa mengalami hal-hal seperti yang terjadi di
Bay of Pigs—Teluk Babi—dulu. Usulan pertama berkenaan dengan masalah
rudal-rudal Kuba itu dibuat oleh jaringan KGB di New York. Saat itu Krushchev,
dan bukan kaum profesional, yang sedang berada di puncak kekuasaan.”

“Lalu apa yang terjadi selanjutnya, sir?”

Spymastcr kawakan itu menghela napas. “Kami

367

menyerahkannya pada kebijaksanaan mereka. Akan dilakukan sejumlah


perubahan. Mereka akan melakukan itu dengan cara mereka, yang lain dari
yang lain. Orang yang berada di jendela tadi akan mengupayakan itu. Kariernya
akan terus menanjak, sedangkan yang lain-lain akan jatuh.”

“Dan Philby?” tanya Preston.

“Ada apa dengan Philby?”

“Apa ia berusaha untuk pulang?”

Sir Nigel mengangkat pundaknya dengan tidak sabar. “Sudah bertahun-tahun,”


katanya. “Dan, memang benar, dia terus menghubungi kami—secara
terselubung dan dari waktu ke waktu—anak buahku di kedutaan kita di sana.
Kami memelihara burung-burung merpati pos….”

“Burung merpati?”

“Memang kedengarannya kuno. Dan sederhana. Tapi ternyata masih sangat


efisien. Dengan cara itulah ia berkomunikasi. Tapi bukan tentang Rencana
Aurora. Dan jika seandainya iya, kalau aku….”

“Kalau Anda…?”
www.ac-zzz.tk

“Biar dia membusuk di neraka,” kata Sir Nigel perlahan.

Mereka berdiam diri lagi untuk beberapa saat.

“Bagaimana dengan kau, John? Apakah kau akan tetap bekerja di Lima setelah
ini?”

“Saya kira tidak, sir. Sudah cukup saya di situ. Direktur Jenderal akan pensiun
pada tanggal satu September, tapi dia akan mengambil cutinya yang

368

terakhir bulan depan ini. Saya kira lak ada masa depan bagi saya di bawah
penggantinya itu.”

“Aku tidak bisa mengambilmu bekerja di Enam. Kau tahu itu. Kami tidak
mempekerjakan karyawan yang masuk belakangan. Tidakkah kaupertim-
bangkan untuk kembali kc Civvy Street?”

“Sekarang sudah tidak bisa—seseorang berumur empat puluh enam tanpa bekal
keterampilan khusus untuk memperoleh pekerjaan yang bagus,” kata Preston.

“Aku punya beberapa kawan,” kata sang Master sambil merenung. “Mereka
punya bisnis perlindungan aset. Mungkin mereka memerlukan seorang tenaga
yang cakap. Aku bisa bicara dengan mereka.”

“Perlindungan aset?”

“Sumur-sumur minyak, tambang, kuda-kuda balap….

Barang-barang yang dirasa perlu untuk diamankan dari pencurian atau


penghancuran. Bahkan diri mereka sendiri juga. Bayarannya pasti bagus.
Supaya kau bisa membiayai putramu itu sepenuhnya.”

“Rupanya bukan cuma saya sendiri yang telah melakukan pengecekan secara
menyeluruh,” kata Preston sambil menyeringai.

Laki-laki yang lebih tua itu sedang menatap ke luar jendela, seakan
memandang sesuatu yang jauh dan sudah lama lewat. “Aku sendiri juga pernah
punya putra,” katanya perlahan. “Cuma satu-satunya. Anak yang sungguh baik.
Tewas dalam per—

369

tempuran di Falklands. Aku mengerti bagaimana perasaanmu.”


www.ac-zzz.tk

Dengan keheranan Preston memandang ke arah orang tua itu dari kaca spion.
Tidak pernah terpikir olehnya bahwa spymaster yang berbudi pekerti tinggi dan
sangat cerdik ini pernah juga bermain kuda-kudaan dengan seorang anak kecil
di karpet ruang duduk.

“Maafkan saya. Mungkin saya mengingatkan Anda akan hal itu.”

Mereka tiba di bandara, mengembalikan mobil sewaan, dan terbang kembali ke


London secara terselubung, sama dengan ketika mereka berangkat.

Laki-laki yang berdiri di jendela rumah persembunyian menyaksikan mobil


orang Inggris itu berlalu. Pengemudinya sendiri baru akan tiba satu jam lagi. Ia
membalikkan badan, menyeberangi ruangan, lalu duduk di depan meja tulis
untuk mengkaji kembali map yang sejak tadi dibawanya dan saat itu masih saja
dipegangnya. Ia merasa senang; pertemuan itu cukup berhasil, dan dokumen-
dokumen yang dipegangnya itu akan mengamankan masa depannya.

Sebagai seorang profesional. Letnan Jenderal Ycvgeni Karpov menyayangkan


gagalnya Rencana Aurora. Rencana itu bagus—cermat, low profile, dan efektif.
Tapi, sebagai seorang profesional dia juga tahu, bahwa sekali sebuah operasi
dideteksi

370

maka tidak ada jalan lain daripada membatalkan dan mencabutnya secara total
sebelum terlambat. Menunda hanya akan membuahkan bencana.

Ia masih ingat dengan jelas setumpuk dokumen yang dibawa kurirnya dari Jan
Marais di London, hasil perolehan agennya Hampstead. Enam di antaranya
adalah bahan-bahan seperti biasanya, bahan-bahan intelijen kelas satu yang
hanya bisa diperoleh melalui orang sepenting George Berenson. Yang ketujuh—
waktu itu membuat dia tercengang.

Itu adalah sebuah memorandum pribadi dari Bcrcnson kepada Marais, untuk
dikirim ke Pretoria. Di dalamnya pejabat Kemcnterian Pertahanan itu telah
menyatakan bahwa, sebagai Wakil Pimpinan Pengadaan Pertahanan, dengan
tanggung jawab khusus atas peralatan nuklir, dia hadir dalam suatu briefing
yang sangat rahasia sifatnya, yang diselenggarakan Direktur Jenderal MI-5, Sir
Bernard Hemmings.

Pimpinan kontra-intclijcn itu menyatakan kepada sejumlah kecil yang hadir,


bahwa pihaknya telah menemukan—dengan sebagian besar rinciannya— adanya
suatu komplotan Soviet untuk memasukkan seperangkat komponen,
merakitnya, serta meledakkan bom atom kecil tersebut di dalam negeri Inggris.
Yang mengejutkan adalah bagian akhir memo itu: MI-5 sudah hampir berhasil
memojokkan agen ilegal Rusia yang memimpin operasi di Inggris,
www.ac-zzz.tk

371

dan merasa yakin akan dapat menangkap dia berdasarkan bukti-bukti yang
diperlukan.

Dengan hanya memperhitungkan sumbernya yang amat terpercaya itu. Jenderal


Karpov mempercayai laporan itu sepenuhnya. Seketika itu juga ia tergoda
untuk membiarkan pihak Inggris melanjutkan aksinya; tapi setelah
dipertimbangkannya kembali, ia berpendapat bahwa ini akan menjadi bencana.
Kalau pihak Inggris berhasil sendirian tanpa dibantu, maka mereka tidak
mempunyai kewajiban untuk menutupi skandal yang memalukan itu. Untuk
menciptakan kewajiban itu, ia perlu mengirimkan sebuah pesan kepada
seseorang yang cukup mengerti harus berbuat apa; seseorang yang bisa
diajaknya berunding melintasi jarak yang jauh itu.

Kemudian masih ada masalah kariernya sendiri…. Setelah lama berjalan-jalan


sendirian di Hutan Pcredelkino yang hijau dan segar di awal musim semi itu, ia
memutuskan untuk mengambil risiko yang paling besar dalam hidupnya. Ia
memutuskan untuk melakukan kunjungan rahasia kc kantor pribadi Nubar
Gevorkovitch Vartanyan.

Ia memilih orang ini dengan hati-hati. Anggota Politbiro dari Armenia ini
dipergunjingkan orang sebagai orang yang memimpin faksi tcrselubung di dalam
Politbiro, yang secara pribadi berpendapat bahwa saatnya sudah tiba untuk
membuat perubahan di puncak.
www.ac-zzz.tk

Vartanyan waktu itu mendengarkan keterangan

372

dan rencana tanpa mengucapkan sepatah kata pun, merasa aman karena
kedudukannya terlalu tinggi sehingga kantornya tidak mungkin disadap. Ia
hanya menatap jenderal KGB itu dengan mata kadalnya yang hitam sambil
menyimak. Setelah Karpov selesai berbicara, ia bertanya, “Apa Anda yakin
informasi yang Anda terima itu benar, Kamerad Jenderal?”

“Saya memiliki uraian lengkap yang diberikan oleh Profesor Krilov dalam pita
rekaman,” kata Karpov. “Tape recorder itu ada di tas saya sekarang.”

“Dan informasi yang dari London?”

“Sumbernya sempurna. Saya secara pribadi telah mengendalikan orang itu


selama hampir tiga tahun.”

Power broker—pialang kekuasaan—dari Armenia itu menatapnya lama, seakan


sedang merenungkan banyak hal, yang salah satunya adalah bagaimana
informasi ini bisa menguntungkan bagi dirinya.

“Kalau yang Anda katakan itu benar, berarti ada tindakan yang nekat dan
bersifat petualangan di puncak kekuasaan di negeri kita. Kalau itu bisa
dibuktikan—tentu saja kita perlu bukti—mungkin perlu ada perubahan di
puncak. Selamat siang.”

Karpov mengerti. Kalau orang yang berada di puncak kekuasaan di Soviet jatuh,
maka semua pendukungnya akan ikut jatuh bersamanya. Kalau ada perubahan
di atas sana, akan ada tempat lo—

373

wong sebagai direktur KGB, suatu jabatan yang menurut Karpov akan sangat
cocok baginya. Tapi untuk bisa mengkonsolidasikan semua kekuatan Partai,
Vartanyan membutuhkan bukti, lebih banyak bukti, yang mantap, tak
terbantahkan, bukti dokumenter, bahwa tindakan nekat itu hampir saja
menyebabkan bencana. Tak seorang pun bisa melupakan bahwa Mikhail Suslov
telah menggulingkan Khrushchev pada tahun 1964 dengan tuduhan tindakan
petualangan pada saat krisis rudal Kuba tahun 1962.

Tidak lama setelah pertemuan itu, Karpov mengirimkan Winkler, yaitu agen
yang paling tidak terampil yang terdapat dalam filc-fllc-nya. Ternyata pesannya
itu bisa dibaca dan dipahami. Sekarang di tangannya ada bukti-bukti yang
www.ac-zzz.tk

diperlukan oleh sponsor Armenia nya itu. Ia memeriksa dokumen-dokumen itu


lagi.

Laporan fiktif tentang interogasi dan pengakuan Mayor Valcri Petrofsky kepada
pihak Inggris itu perlu sedikit diperbaiki, tapi ia punya orang-orang di
Yasycncvo yang akan sanggup melakukannya. Lembar-lembar laporan interogasi
itu seratus persen otentik—itu yang paling penting. Padahal laporan Preston
tentang pelaksanaan tugasnya saja, yang telah diubah untuk tidak menyertakan
semua hal yang menyinggung Winkler, adalah fotocopy aslinya.

Sang Sekretaris Jenderal tidak akan bisa dan tidak akan mau menyelamatkan si
pengkhianat

374

Philby; dan kelak juga tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
Vartanyan akan mengupayakan hal itu, dan Karpov pasti tidak akan melupakan
jasanya.

Mobil Karpov lelah tiba untuk membawanya kc Zurich dan ke pesawat yang
akan menerbangkannya ke Moskow. Ia bangkit. Pertemuan itu sangat
bermanfaat. Dan seperti biasanya, melakukan perundingan dengan Chelsea.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai