Anda di halaman 1dari 42

Daftar Isi…..

1. Introducing 1………………………………..4

2. Introducing 2………………………………6

3. Introducing 3 ……………………………9

4. Bab 1……………………………………. 11

5. Bab 2…………………………………….13

6. Bab 3…………………………………….15

7. Bab 4…………………………………….17

8. Bab 5…………………………………….20

9. Bab 6…………………………………….22

` 10. Bab 7……………………………………24

11. Bab 8…………………………………….26

12. Bab 9……………………………………28

13. Bab 10…………………………………..30

14. Bab 11………………………………….32

15. Bab 12………………………………….34


2
16. Bab 13…………………………………37

17. Bab 14………………………………..39

3
INTRODUCING 1
Aku yakin Kalian datang kemari karena membaca judul cerita ini. Jika Kalian
sering membaca Manga lalu membaca judul cerita ini, pasti Kalian teringat karangan
Kei Sanbe. Tetapi, sesungguhnya Aku jamin ini adalah cerita yang sepenuhnya
berbeda..

Semuanya bermula di sebuah kota kecil di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.


Angin sepoi-sepoi di Pantainya membuat siapa yang berbaring disana ingin menutup
mata. Samudera mencoba menghibur para penghuninya, menderu belahan ombak
menyentuh hangat bebatuan yang tak beraturan di Pesisir.

Dan saat pagi itu..

"Tasyaaa!!!.." panggil Maria Goreti Unes pada putrinya

"Iya, Bu??" Sahut Tasya menjawab panggilan Ibu lalu keluar dari kamar

Anatasya Goreti Unes nama Putrinya, disapa 'Tasya'. Gadis manis, berambut
ikal, tinggi badan 150,5 cm, kulit putih bersih dengan tatapannya yang tajam,
seperti Barbie (ah mungkin terlalu lebay :D) itulah dirinya bak rembulan yang selalu
menjadi pusat perhatian mereka yang sering melihat kearah langit di pagi hari.

Tasya keluar dari kamar. Rumah Tasya dan keluarganya itu besar; terdapat lima
lantai. Kamar Tasya berada di lantai ketiga. Kamar ayah Ibunya ada di lantai dua. Di
lantai pertama terdapat satu ruang tamu, empat kamar mandi dan satu dapur. Ruang
keluarga berada di lantai empat. Di ruang keluarga terkadang mereka berkumpul untuk
menonton televisi yang berukuran 375 inch dengan revolusi Full HD. Sedangkan di
lantai lima, terdapat sebuah ruangan kosong seperti desain ruangan minimalis dengan
jendela besar mengelilingi ruangan tersebut yang menyuguhkan kepada setiap
penghuni ruang, pemandangan indah dunia luar dari ketinggian lantai lima. Sebuah
ruangan luas namun minim barang-barang, hanya terdapat satu karpet lantai berbahan
sintesis yang awet dan bantal untuk duduk, yang sengaja diatur oleh Maria, Ibunya
sebagai tempat untuk bersantai sembari menikmati sunset ataukah sebagai tempat

4
untuk bermeditasi. Keluarga Maria juga sering menggunakan tempat itu sebagai tempat
menyaksikan berbagai kembang api di tahun baru.

Sampai disini, Kalian pasti faham seperti apa kekayaan dari keluarga Tasya.
Bapaknya adalah seorang Koglomerat. Sering dicari oleh para Politisi yang butuh
bekingan materi untuk berkampanye. Alfredo Anwar Unes, nama bapaknya, pernah
dicanangkan oleh salah satu Partai besar sebagai calon Bupati di Manggarai. Tetapi, Ia
menolak terjun ke dunia politik yang baginya akan sangat merepotkan.

"Ada apa Bu?" tanya Tasya pada Maria di lantai pertama setelah turun dari
kamarnya

"Tolong bantu Ibu, menyusun barang-barang ini, tasy ke dalam kardus ini"

Barang-barang itu adalah tumpukkan majalah, pakaian, CD/DVD dan buku-buku


sekolah yang sudah tidak dipakai lagi. Sangat banyak...

"Ibu mau berikan ke tetangga sebela saja, jika tidak dipakai lagi, lebih baik
dibuang atau disumbangkan" ujar Maria sembari merapihkan barang-barang tersebut.
Paradigma berfikir Maria yang seperti ini terbentuk setelah Ia membaca buku berjudul,
"The Joy of Less" yang ditulis oleh Francine Jay.

"Baik, bu.." jawab Tasya merespon permintaan tolong Ibunya. Tasya adalah
anak yang cantik dan penurut. Sekarang Tasya duduk dibangku SMA kelas Tiga di
suatu sekolah Swasta yang bergengsi.

Meskipun mereka adalah keluarga Kaya, Maria tidak menyerahkan urusan beres
memberes rumah kepada para pembantu. Rumah mewah dengan lantai lima tersebut,
Ia urus dan bersihkan sendiri tentunya dengan pedoman hidup ala seorang Minimalis.
Semua tamu yang kerumah Maria pasti akan tertarik hati melihat paduan antara
keindahan Minimalis dan kemewahan sebuah Rumah dapat dipadukan.

🌸🌸🌸

5
INTRODUCING 2
Labuan Bajo ialah representasi Surga di Dunia. Sebuah tempat yang akan memanjakan
siapa saja yang datang kesana dengan bermacam pemandangan yang menyejuk mata.
Kamu dapat melihat sunset di bukit cinta atau mencari obyek foto selfie di pulau Giri
laba. Tapi jika Kamu ingin melihat Dinosaurus terakhir di muka bumi, Kamu bisa pergi
ke Taman Nasional Komodo setelah berkunjung di Labuan Bajo. Itulah berbagai
anugerah Tuhan kepada Manggarai.

Bukit Cinta di Manggarai Timur adalah tempat favorite Hasmi, sahabat Maria. Dia
selalu datang ke tempat ini sendirian setelah seharian jenuh dengan rutinitas hidupnya.
Hasmi adalah seorang Polisi Wanita yang bergabung di Sat Reskrim Polres Manggarai.

6
Di sela-sela waktu kosong seperti saat liburan, Ia akan berkunjung ke Bukit Cinta tanpa
ditemani seorang Kekasih. Bukit ini dinamakan bukit cinta karena katanya pernah
menjadi tempat bunuh diri sepasang kekasih. Dibalik keindahan pemandangan bukit ini,
terdapat cerita suram dibaliknya yang mungkin sebagian besar orang tidak tau
tentangnya.

Satu hal yang ingin dilihat Hasmi hanyalah pemandangan Sunset di bukit itu yang tidak
akan kalah dibandingakn pemandangan di tempat manapun. Udaranya yang sejuk,
hawanya yang menyenangkan, pasti akan membuat para turis menuliskan, 'Bukit Cinta'
ke dalam daftar destinasi wisatanya.

Maria sudah bersahabat dengan Hasmi sewaktu mereka duduk di bangku kelas 1 SMA.
Sekarang, Maria menjadi Istri seorang Konglomerat sedangkan, Hasmi menjadi
seorang Polisi Wanita berpangkat Brigadir Polisi Satu...

🌸🌸

TRING RINGRING.. (suara nada dering panggilan masuk)

Hasmi saat itu sedang menikmati keindahan pemandangan Bukit Cinta, namun
akhirnya harus mengangkat telepon untuk menjawab panggilan tersebut.

" Briptu Hasmi!" suara tegas seorang Pria besuara berat yang keluar dari telepon

"Siap Sersan!" jawab Hasmi dengan tegasnya

"Segera ke kantor! Ada beberapa masalah disini!!" ujar Pria tersebut

"Siap Sersan!"

Hasmi bergerak cepat menaiki moge (motor gede) polisi berwarna putihnya itu,
menancap gas lalu meninggalkan bukit cinta ke arah kantor Polisi untuk memenuhi
panggilan tugas. Hasmi, berambut pendek, dengan tinggi tubuh 163 cm, berbody tegar,
seorang Wanita tangguh dan cerdas yang sudah berpengalaman di bidang reserse
kriminal.

7
Polisi Wanita ini akan menghadapi suatu kasus terbesar yang akan membuat namanya
terkenal di seantro Manggaria..

🌸🌸🌸

8
INTRODUCING 3
Siang panas terik di Manggarai

Pada setiap bulan September, Matahari berada di garis khatulistiwa dan terus
bergerak ke selatan hingga bulan Desember. Tentu saja, pada saat itu suhu udara
menjadi sangat panas karena pancaran sinar Matahari ke permukaan bumi. Ditambah
lagi dengan minimnya tutupan awan sehingga meningkatkan intensitas pemanasan
permukaan. Efeknya tentu kembali akan meningkatkan suhu udara.

Saat ini, para dokter akan menasihati pasiennya untuk memperbanyak meminum
air putih agar terhindar dari dehidrasi dan selalu menggunakan pakaian yang dapat
melindungi kulit dari sinar matahari.

Oleh karena itulah, Regal De Sanchez menggunakan pakaian berlengan


panjang. Rambutnya keriting, berkulit cokelat gelap dan menggunakan kacamata riben
hitam. Sambil menghisap cerutunya. Ia menaiki sebuah bemo berwarna putih. Di Nusa
Tenggara Timur, angkutan umum/angkot disebut dengan sebutan, 'Bemo'.

Dia duduk ke tempat duduk paling belakang yang terdekat dengan jendela untuk
menyaksikan rupa dari jalan raya Manggarai. Regal adalah pemuda berusia 21 tahun
yang senang berkeliaran. Kemanapun sesuka hatinya. Ia tidak memiliki tujuan yang
pasti ataupun seorang teman yang tetap. Dia bukan warga asli Manggarai. Tidak jelas
siqpa dia dan darimana dia berasal. Yang jelas, kini Ia datang ke Manggarai untuk
mencari sesuatu yang menariknya.

Bemo berhenti di sebuah titik perhentian angkutan umum. Regal turun bersama
penumpang lainnya setelah membayar. Dengan tasnya yang berisikan pakaian dan
buku-buku, Ia bergerak ke arah pesisir pantai. Memandang semua obyek disana; baik
Manusia, benda-benda ataupun lautan disana.

Seakan telah mendapatkan panggilan dari Alam, Dia merasa bahwa Ia akan
melakukan hal besar disini. Dia melihat ke sekeliling dan penglihatannya terhenti pada
seorang gadis cantik yang sedang duduk sendirian di tepi Pantai itu, jauh dari

9
kerumunan lainnya. Dua matanya melihat gadis cantik itu sembari wajahnya tersenyum
semringah... Apa yang ada di fikirannya?

🌸🌸🌸

10
Bab 1
DOOOR!!!

DOORR!!!

Suara peluru pistol meluncur dua kali di Pantai itu. Orang-orang disekitar
berlarian, terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Sementara itu, Regal masih
tersenyum. Di tangannya terdapat pistol yang masih panas, tampaknya baru saja
digunakan untuk menembak. Didepannya seorang gadis terkapar tak berdaya.

Sontak dengan gerakan cepat, Beberapa Polisi diturunkan mengamankan


tempat itu.

"ANGKAT TANGAAANN!!!..." Teriak salah satu Polisi dengan pistol terarah


kepadanya. Diantaranya terdapat Hasmi yang saat itu juga ditugaskan untuk
menangani situasi tersebut. Regal masih tidak membalikkan badannya meski begitu, Ia
juga dengan pasrah menjatuhkan pistol tersebut tanda bahwa Ia sudah menyerah.

"CEPAT BORGOLKAN DIAA!!..SELAMATKAN KORBANNYA!" Perintah seorang


Pria paruh baya yang tampaknya adalah pimpinan dari kerumunan Polisi tersebut.
Dengan sigap, Polisi mengamankan Regal. Diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil
polisi. Saat itu, tidak terlihat juga raut muka penyesalan dalam wajah Regal. Hanya ada
ekspresi wajah yang datar..

Ambulan datang tidak lama kemudian..Wanita tersebut dibawa dengan cepat


dalam keadaan darurat ke rumah sakit terdekat.

🌸🌸

Beberapa waktu setelah peristiwa tersebut terjadi, berita tak lama kemudian
tersebar ke seantero Manggarai dan bahkan keluar dan terdengar di seluruh Indonesia.
Kejadian tersebut dianggap sangat gila. Pelakunya dikatakan sebagai seorang
Psikopat.

11
Berita dengan cepat tersebar di Televisi, Media sosial dan koran-koran. Di dunia
dimana semuanya saling terhubung ini, berita di suatu tempat dapat tersebar dengan
cepat ke tempat lainnya hanya dalam hitungan menit

"Seorang Pria asing menembak seorang Gadis berusia 17 tahun yang sedang
berbaring di Pantai."

"Biadap! Pria gila ini menembak seorang Gadis di Pantai tanpa alasan"

"Di Manggarai, Polisi menangkap seorang Pria menembak Gadis di Pantai"

Seperti itulah tampak headline news dalam setiap artikel yang tersaji di Internet
ataupun Koran-koran yang meliput kejadian tersebut.

🌸🌸

Kejadian tersebut cukup menggertak jiwa Hasmi yang terlibat langsung dalam
mengamankan si Pelaku.

Hasmi tidak melihat wajah penyesalan padanya. Hanya ekspresi biasa saja
seakan baru saja melakukan hal yang biasa saja. Selama Ia menangani berbagai kasus
kriminal. Setiap kali Pelaku ditangkap. Mereka akan selalu terlihat menyesal, ketakutan
ataupun panik. Suatu hal yang dianggap nomal ketika seorang melakukan kejahatan.
Tapi Pria itu cukup aneh dibandingkan yang lainnya..

Keanehan semakin menjadi di ruang interogasi. Ketika ditanya apa alasan


melakukan tindakan tersebut. Regal hanya tersenyum dan menjawab, "Karena aku
senang.."

🌸🌸🌸

12
Bab 2
Sadisme adalah sebuah gangguan kepribadian dimana seseorang merasa
sangat puas ketika melihat orang lain sedang kesakitan. Kepolisian Manggarai setelah
bekerja sama dengan 5 orang Psikolog ternama setelah melakukan pemeriksaan
akhirnya memvonis Regal sebagai seorang yang
mengidap Sadistic Personality Disorder (SPD).

Karena itu, Regal harus ditahan. Keberadaanya di masyarakat akan menjadi


ancaman. Polisi juga sedang menyelidiki indentitas Regal; siapakah dia sebenarnya,
mau kemana dia dan darimana Ia mendapatkan pistolnya. Menurut undang undang
negara, tidak diperbolehkan seorang warga sipil memiliki senjata api. Interogasi yang
dilakukan hanya mendapat sedikit informasi, meskipun dengan intimidasi, Regal itu
seperti Manusia yang menakutkan, menjawab semua pertanyaan hanya dengan
tertawa.

🌸🌸

Hari Minggu di Manggarai

"Bu, aku pergi dulu ya.." Ujar Tasya pada Ibunya

"Mau kemana Tasy?" Tanya Maria

"Ke rumah teman, sebentar doang kok, buat kerja tugas kelompok"

"Oh ya udah, hati-hati. Pakai helm terus jangan ngebut.." Maria menasihati

"Siap, boss! Hehe.."

"Oh ya, dengerin ini, hati-hati sama orang Asing. Ibu masih shock dengan
kejadian yg viral di pantai itu. Pokoknya, kalau ada orang asing, jangan dekatin ya"
lanjut Maria menasihat..

13
"Aman amaan" jawab Tasya lalu menggunakan helm kemudian meninggalkan
rumah

Sesampainya..

"Woy Ndut, gue udah di depan rumah. Jadi gak jalan jalan nih?" Tulis Tasya
dalam WA

"Ok, Otw keluar hehehe" Balas Jane, sahabat Tasya.

Seperti anak muda pada umumnya, Tasya juga sangat


menggemari refreshing dengan jalan-jalan bersama teman. Dengan bermacam tempat
wisata yang bagus di Manggarai. Tasya dan Jane selalu tidak kehabisan tempat untuk
memanjakan mata. Hal yang tidak akan alpa dalam setiap perjalanan kemana saja bagi
kalangan remaja seperti mereka adalah swafoto untuk kebutuhan Insta Story.

Selain itu, Manggarai juga menyediakan berbagai hindangan yang menarik perut
setiap orang. Yup, oleh-oleh di Manggarai sangat enak. Ada Roti Kompiang yang
berbahan dasar tepung terigu dengan taburan biji wijen diatasnya memberi aroma yang
menarik hidung. Oleh karenanya, Tasya dan Jane tidak lupa menyempatkan diri
mereka untuk membeli beberapa Roti Kompiang di toko roti terdekat.

Sementara itu... (di kejauhan)

Sebuah Mobil sedan berwarna hitam berhenti di kejauhan, tepatnya di parkiran


toko sebelah yang berhadapan dengan toko roti, tempat Tasya dan Jane berada.
Kacanya sangat gelap. Tidak ada yang tau apa yang diperbuat orang didalamnya. Di
bangku kemudi Mobil tersebut, hanya terdapat seorang Pria yang sedang asyik
menghisap cerutu dan sembari tersenyum semringah memperhatikan kaca spion
mobilnya yang menampilkan Tasya dan Jane sedang masuk ke toko roti. Tentu,
dengan tersenyum semringah.. Senyuman yang sangat identik. Kalian pasti dapat
menebak siapa dia...

🌸🌸🌸

14
Bab 3
12.00 WITA..

Tengah hari di hari Minggu. Polisi yang ditugaskan untuk mengecek setiap
tahanan di ruangannya dibuat terkejut tengah hari itu, saat Ia menuju ke ruangan Regal
dan tidak menemukan siapapun disana. Tidak ada tanda tanda perusakan ataupun
usaha melarikan diri. Bahkan jeruji penjara masih dalam keadaan sediakala, tidak ada
yang rusak. Jeruji juga masih terkunci. Tapi yang tidak ada adalah Regal. Kemana dia?
Dan bagaimana dia bisa keluar?

Kehilangan Regal kala itu membuat gempar seluruh Kepolisian Manggarai.


Peristiwa ini segera diumumkan oleh Kepolisian agar seluruh Masyarakat
mengwaspadai Pria dengan wajah seperti Regal. Kepolisian meminta masyarakat agar
segera melaporkan ketika menemukan seorang Pria sebagaimana pada foto yang telah
diperlihatkan di media sosial.
TAHANAN KABUR
REGAL DE SANCHEZ
UMUR : 21 TAHUN

Selain itu, Patroli kemudian ditingkatkan dan diperluas di seantero Manggarai..

🌸🌸

Tasya dan Jane sudah bergerak. Mereka pergi meninggalkan toko roti dengan
membawa sekantong roti Kompiang. Mereka mengendarai motor matic berbody warna
hitam, sementara pada kepala stangnya berwarna putih

"Hitam putih adalah warna yin-yang. Menarik. Kebetulan yang bermakna," batin
Pria di mobil itu, yang tidak lain adalah Regal yang sudah melarikan diri.

Seperti remaja pada umumnya yang sedang bersenang-senang, mereka


perlahan menaikkan kecepatan motornya sembari mengkhayalkan diri mereka menjadi
dua Rossi di Manggarai. Sementara dibelakangnya, Regal membuntuti keduanya
kemana pun mereka akan pergi..

15
🌸🌸

Rapat darurat

"Sesuatu yang buruk dapat terjadi jika dia dibiarkan berada di tengah
Masyarakat. Saya inginkan agar setiap Satuan Tugas berpencar untuk mencarinya!"..

"SIAP KOMANDAN!!" Teriak serentak

🌸🌸

Betapa luasnya Manggarai ini, tentu akan sangat kesulitan untuk mencari
seorang yang bergerak secara random seperti Regal. Satuan tugas Hasmi bertugas di
area Manggarai Timur, spesifiknya di kecamatan Borong. Hasmi dengan motor
gedenya itu berusaha memantau sekitaran yang terjadi disana.

Instruksi telah dikeluarkan oleh Kapolda diteruskan kepada seluruh Kepolres se-
Manggarai untuk memperluas area pencarian dengan menggunakan teknologi kamera
pengintai drone agar dapat menjangkau area yang terpelosok.

"Pria itu harus ditangkap. Kita tidak boleh membiarkan adanya korban
selanjutnya!" Tegas seorang Komandan Pooisi

🌸🌸🌸

16
Bab 4
"Disebuah tempat dimana tidak adanya Aku

Ada sedih hati


Ada ratap tangis...."

🌸🌸

"TASSYA!!!!!... TASYAAA!! " Teriak Maria di telepon, mencoba menghubungi


Putrinya yang terputus-putus suaranya

"Apa yang sedang terjadi?" Alfredo menimpali, ikut cemas melihat ekspresi Maria

"Aku tidak tau tapi aku yakin dia dalam masalah.."

"Masalah???!!" Jawab Alfredo dengan eksperesi sangat khawatir

"DIA MEMINTA PERTOLONGAN KEPADA KITA, ALFRED!!"

Alfredo terperangah, raut mukanya pun tampak sangat cemas. Apa yang sedang
terjadi pada putriku, batinnya.

DING DUNG (suara bel pintu rumah)

Maria bergegas turun ke lantai bawah melihat siapa tamu yang datang di situasi
seperti ini.. "Siapa diluar?" Tanya Maria melalui alat suara dari pintu rumahnya

"Ini aku, temanmu!"

"Teman? Siapa?"

"Iyaa, Hasmi"

"Hasmi?!"

17
Pintu dibuka dan dua orang sahabat yang lama tak berjumpa meski dalam satu
pulau itu saling bertatapan. Air mata Maria mencucur keluar bukan karena melihat
Hasmi tetapi karena, saat ini Ia membutuhkan pertolongan dan Ia berharap Hasmi bisa
menolongnya..

🌸🌸

"Maria, berdasarkan hasil penyelidikan kami dan berdasarkan laporan


Masyarakat. Terlihat seorang Pria yang mirip dengan pelaku penembakan di Pantai
sedang mengendarai sebuah mobil sedan berwarna hitam..." Ujar Hasmi namun
sebelum Ia melanjutkan katanya, Maria memotongnya, "Hasmi, Tasya, putriku meminta
tolong padaku saat menelponku tapi suaranya terputus sebelum Ia menjelaskan apa
yang terjadi dan dimana Ia berada" ucap Maria sambil berlinang air matanya

Hasmi terperangah dengan apa yang didengarnya. Sementara itu, Maria terus
menangis dan Alfredo hanya termenung.

🌸🌸

"Disebuah tempat dimana tidak adanya Aku

Ada sedih hati


Ada ratap tangis

Aku mencintaimu, apakah kau mencintaiku?.."

Regal berpuisi dan berlagak seakan dirinya adalah seorang Chairil Anwar

"DIMANA AKU INI? LEPASKAN AKUUU!!! AYAHKU AKAN MENGHABISIMUU!!"


Teriak Tasya setelah sadar situasinya dimana

"Kau sangat manis saat terlihat marah hahaha.." ujar Regal memuji, "Ayahmu tak
akan berguna menghadapiku.."

"APA YG KAU MAU???"

18
"Tak ada. Aku hanya ingin memandang matamu saja"

Tasya sangat ketakutan melihat kelakuan Regal yang terlihat sangat aneh. Regal
duduk di kursi sambil menuliskan sesuatu di kertas. Di bawahnya terdapat kertas kertas
yang disobek seperti merupakan hasil tulisan yang salah.

Tasya mengamati ruangan ini. Dimana dia berada? Sebuah ruangan gelap,
kumuh dan berbau tikus. Barang-barang berantakan dimana-mana, kalender 2001
masih terpajang, tampak bahwa pemiliknya tidak pernah mengganti kalender, tidak tau
bahwa sekarang sudah tahun 2021.

"Aku mencoba menangkap apa artinya kehidupan," ujar Regal berbicara sendiri,
"Dan aku menemukan tidak ada artinya hahahaa..." Diakhiri dengan tawa Regal
meledak terbahak-bahak

Tasya hanya terdiam menyaksikannya. Menurutnya, orang yang menculiknya ini


adalah seorang yang sudah pasti gila. Tasya ingin sekali kabur tapi tangan dan kakinya
terikat pada kursi.

🌸🌸🌸

19
Bab 5
Tas Regal masih berada di tangan kepolisian. Atas instruksi Inspektur, Tas
tersebut digeledah. Mereka menemukan beberapa buku filsafat, antologi puisi dan
novel-novel. Selain buku, juga terdapat tiga potong pakaian yang semuanya berwarna
hitam.

Yang menarik perhatian para penyelidik adalah sebuah buku asing yang
berjudul, "di sebuah tempat dimana tidak adanya aku" ditulis oleh Regal De Sanchez.
Buku karangannya sendiri??

"Barangkali ini adalah petunjuk tentang keberadaannya, " ujar Hasmi kepada
Pimpinannya, "Aku bersedia menyelidiki kasus ini dengan mempelajari buku ini"

"Hah? Kau tidak bisa menemukan keberadaan seseorang hanya dengan


membaca bukunya" balas Pimpinan

"Siap bila Salah, Komandan! Tapi, aku yakin ini adalah cara yang tepat!" Ucap
Hasmi penuh keyakinan

"Baiklah, jika menurutmu itu yang terbaik, buku ini kuserahkan padamu," jawab
Pimpinan setelah melihat betapa besarnya keyakinan Hasmi

🌸🌸

DI SEBUAH TEMPAT DIMANA TIDAK ADANYA AKU

"JIKA KAU MEMBACA BUKU INI, ITU ARTINYA KAU SEORANG POLISI DAN
AKU SUDAH TERTANGKAP TAPI TIDAK LAMA LAGI, AKU SUDAH KABUR
HAHAHA" tertulis di awal halaman buku tersebut

Hasmi mengernyitkan dahi di awal halaman buku ini.

"AKU MEMANG BERM

20
AKSUD MELAKUKAN SEMUA TINDAKAN KEJAHATAN SEBELUMNYA. DENGAN
MAKSUD AGAR BUKU NI DIBACA. AKU HANYA INGIN AGAR KALIAN MEMBACA
BUKU INI. LALU MENCOBA MEMAHAMI APA ARTINYA SETIAP PESAN DALAM
BUKU INI. SELAMAT MEMBACA !"

🌸🌸🌸

21
Bab 6
Sebuah jasad gadis remaja ditemukan oleh Polisi dalam keadaan bergeletak tak
bernyawa. Tubuh yang tambun itu berlumuran darah. Ditemukan dengan sepeda motor
berbody warna hitam dan berkepala stang warna putih. Selain itu juga terdapat Roti
Kompiang di sampingnya. Tak lain lagi gadis itu adalah Jane, sahabat Tasya. Aku yakin
kalian bisa menebak siapa pelakunya; Regal...

"Jaaaaaneeeee, kenapaaa..huhuhh" tangis orang tuanya sejadi-jadinya saat


menyaksikan putri satu satunya dievakuasi

Hal yang paling menyakitkan bagi orang tua adalah kepergian seorang anak
yang dicinta. Seperti pepohonan yang sedih ketika dedaunan menjatuhkan diri..

"Sepeda motor itu milik Tasya.." batin Hasmi, " Aku yakin ini ada kaitannya
dengan kehilangan Tasya"

"Kami berjanji akan mengusut siapa pelakunya. Pelakunya pasti akan dihukum
sesuai dengan undang undang pidana yang berlaku!" Kata Inspektur yang bertugas di
hadapan Media

🌸🌸

"Iya, ini adalah sepeda motor putriku. Bahkan ini adalah helmnya.., " ucap Maria
tergesa-gesa, "Lalu, dimana putrikuu!?"

Hasmi menenangkan Maria, "Tenang, Maria. Aku yakin, Putrimu baik - baik saja.
Kemungkinan Tasya diculik saat berkendara bersama Jane. "

"Aku tidak menyangka ini..., " Jawab Maria lirih dengan wajah sendu

"Maria, tenanglah.. Aku akan berbuat yang tebaik untuk Putrimu! Putrimu sudah seperti
Putriku juga" balas Hasmi dengan senyum

22
Maria masih termenung. Perbincangan itu berlangsung di ruang tamu. Dekorasi
ruang tamu yang sangat minimalis, cat ruangan yang putih keabu-abuan menambahkan
suasana kesedihan di ruangan itu.

Sementara itu di lantai atas, Alfredo berusaha menyembunyikan perasaan


sedihnya. Ia sembunyikan kekhawatirannya dengan menenggelamkan diri pada
pekerjaannya.

"Mungkin selama ini aku terlalu sibuk pada pekerjaanku sampai aku lupa untuk
memperhatikan putriku," batinnya.

🌸🌸🌸

23
Bab 7
Tumpukkan buku-buku berceceran di lantai ruangan. Regal adalah seorang
maniak buku. Itu terlihat jelas dalam ruangannya; sesak dengan buku. Tasya
memperhatikan semua buku yang Ia baca. Perhatiannya terhenti pada sebuah novel
berjudul, "Pride & Prejudice" yang ditulis oleh Jane Austen, membaca nama pengarang
novel ini, barulah Tasya teringat pada sahabatnya, Jane.

Mengingat Jane, Tasya kemudian bersedih dan menjadi sangat marah pada Pria
di depannya ini. "Tasy.." panggil Regal dengan suara lirih yang sedari tadi duduk
berhadapan dengan meja tulis, "Menurutmu apakah cahaya bintang yang kita terima
pada malam hari itu berasal dari masa lalu?"

"Apa maksudmu?" Tanya Tasya dengan wajah masih kesal

"Cahaya yang dipancarkan oleh bintang di malam hari, itu dipancarkan dari
bintang yang berasal dari ratusan, ribuan atau bahkan jutaan tahun yang lalu. Apa kau
belajar itu di sekolahmu?"

Tasya memilih diam, tidak mau menggubris semua perkataan Regal. Jika saja
ada kesempatan untuk dapat melepaskan ikatan tangannya, pasti Ia akan menonjok
muka Regal itu sampai hancur tak berupa.

"Demikian juga dengan kecantikanmu..," ujar Regal sembari tersenyum,


"barangkali juga dipancarkan dari masa yang sangat lampau"

"Cih pembual gila. Dia fikir aku akan tertarik dengan wawasannya. Sewah
apapun fikirannya, dia tidak lebih dari jelmaan Iblis, " Tasya membatin

Regal bangkit dari tempat duduknya. Dia lalu mengambil kursinya dan diletakkan
berhadapan dengan Tasya. Tasya mulai sedikit panik. Regal kemudian duduk di kursi
itu lalu mentap dalam dalam ke mata Tasya. Itu membuat Tasya sangat ketakutan.

🌸🌸

24
"DI SEBUAH TEMPAT DIMANA TIDAK ADA AKU.."

Hasmi masih melanjutkan bacaannya

"Saat aku berumur 12 tahun. Aku menyaksikan Ayah menampar Ibu di kamar.
Ibu menangis terus menerus dan sejak itu, Ayah menjadi lebih sering memukul Ibu
kadang tanpa alasan. Aku masih sangat muda. Aku belum tau tentang perselingkuhan.
Sampai suatu hari, Ayah pergi dan tak pernah datang menunjukkan dirinya lagi..."

Pembukaan cerita yang menyedihkan.. Hasmi terus melanjutkan cerita, yakin


bahwa ada sesuatu pesan yang ingin disampaikan penulis,

"Itulah masa awal dimana perjalanan panjangku dimulai. Setelah itu, takdir sering
melemparku kesana dan kemari. Setelah lulus sekolah, aku bekerja di sebuah
pertenakan Ayam. Setiap pagi dan sore, aku datang ke tempat tersebut untuk memberi
makan. aku tak mendengar kabar dari Ayah lagi, sampai suatu hari, aku berhenti dari
pertenakan dan bekerja di percetakan. Ayahku dikabarkan adalah seorang dengan
posisi jabatan strategis di perusahaan besar. Tapi toh, apa artinya, sekalipun dia duduk
di posisi yang sangat strategis, toh tidak ada artinya bagiku, kami seperti sudah putus
hubungan, aku tidak merasakan bangga ataupun senang, selain amarah dan kebencian
yang menjadi-jadi. Terkadang, aku iri melihat seorang Ayah yang harmonis dengan
keluarganya.

Banyak pekerjaanku yang tidak beres. Aku dianggap tak berguna. Aku dianggap
pecundang. Sering merusak barang kerjaan, terkadang juga sampai melukai diri sendiri.
Aku tidak tau kenapa aku begitu. Tetapi hal yang paling membanggakan bagiku adalah
ketika aku pulang membawa uang untuk Ibu tercinta. Hanya dengan itu aku merasa
berguna. Setiap hari, aku selalu dimarahi. Dijadikan objek lampiasan amarah. Bahkan,
aku dianggap oleh bosku sendiri sebagai anak yang tidak bersekolah. Karena aku
payah, teramat payah dalam bekerja.

Titik balikku dimulai saat hadirnya si Dia. Dia yang membuat aku menghilang
dalam rasa...

🌸🌸🌸

25
Bab 8
"Seorang gadis cantik berkulit putih bersih, rambut lebat hitam mempermanis
wajahnya yang indah dan senyumannya yang seperti Cleoparta itu, aku
memandangnya agak lama saat pertama kali bertemu dengannya. Dia adalah karyawati
baru di tempatku bekerja...

Akhir-akhir itu, aku bekerja dengan sangat semangat. Semangat kerjaku menjadi
naik dan terlebih lebih itu karena dia, seorang gadis yang baik untuk diajak bicara.

'Hai, siapa namamu?' Tanyanya saat pertama kali bertemu

'Regal De Sanchez. Salam kenal!!'

'Hehehe.. Kamu sangat manis' katanya

Itulah perkenalan pertama kami seingatku, yang akan selalu kukenang


sepanjang hayatku...Satu hal yang aku lupa hingga saat ini, namanya. Aku benar lupa
akan namanya. Entah kenapa aku bisa lupa, mungkin karena perpisahan yang
menyakitkan membuat fikiranku melupakannya"

Hasmi mencoba mengingat sesuatu. Sesuatu yang barangkali sangat familiar di


ingatannya tapi, apa ya, Ia benar - benar lupa. Jadi, dia terus saja melanjutkan
perhatiannya untuk membaca

"Dia berasal dari Manggarai barat, katanya begitu. Saat itu, aku tidak tau dimana
itu Manggarai barat. Bahkan mendengar nama Manggarai? Aku pernah mendengar
Manggarai sebagai sebuah kelurahan di Tebet, Jakarta Selatan. Tapi yang dia maksud
bukan Manggarai yang itu. Katanya, Manggarai adalah sebuah kabupaten di pulau
Flores, Nusa Tenggara Timur..

'Kamu tau Komodo kan?'

'Iya, aku pernah melihat rupanya di televisi'

26
'Nah, Komodo itu adanya di pulau kami :D'

'Wah, apa tidak berbahaya, hidup ditengah binatang buas seperti Komodo?'
Tanyaku, kemudian merasa konyol dengan pertanyaanku sendiri

'Hahahaha..' Tawanya terbahak-bahak, membuatnya semakin manis dilihat,


'Komodo itu ada di pulaunya tersendiri. Tidak tinggal di tengah kota-lah.. Hahaha, kamu
ini ada ada aja deh'

'Hehehe.. Canda juga kok' Jawabku menahan malu

Dia bercerita banyak tentang kehidupannya di Manggarai. Tentang tempat


wisata disana, tentang Bukit cinta ataupun tentang Komodo yang dibanggakan. Aku
hanya duduk mendengar semua ceritanya. Yang paling mengesankan adalah cerita
bunuh diri sepasang kekasih di bukit cinta.

'Menurut masyarakat setempat, peristiwa bunuh diri sejoli itulah yang membuat
bukit tersebut disebut sebagai bukit cinta,' ujarnya mengakhiri ceritanya tentang bukit
cinta. Seandainya kau tau saat itu bagaimana khayalanku ketika kau menceritakan
bukit itu. Aku mengkhayal, bahwa sejoli itu adalah aku dan kau. Sejujurnya aku telah
jatuh cinta padamu, wahai perempuan yang aku lupakan namanya...

🌸🌸🌸

27
Bab 9
Di Pantai Nanga Rawa

Saat banyak masalah, biasanya, Alfredo akan menghabiskan waktunya dengan


memandang lautan di pantai Nanga Rawa. Baginya, pantai itu selalu menjadi yang
favorite. Pasir pantainya yang putih bersih. Warna lautan dan langit yang menyatu
dalam warna biru yang menyejuk mata. Deburan ombak dan desiran angin selalu
menarik hati Alfredo ketika berkunjung di Kota Komba.

Dua hari sudah, putrinya, Tasya diculik. Kepolisian terus mencari


keberadaannya. Alfredo sudah menghabiskan tenaga dan waktu yang banyak untuk
melacak keberadaan putri tercintanya. Tapi, rasanya semua hanya sia-sia. Padahal
seluruh dari dirinya sudah diserahkan untuk menemukan putrinya.

Dalam kesedihan itulah, Ia sengaja pergi ke Kota Komba, hanya untuk


berkunjung di Pantai Nanga Rawa. Seperti seorang anak yang pulang kepada Ibunya
untuk mengeluh semua beratnya yang dilalui, demikian Alfredo pulang ke Nanga Rawa,
mendudukkan pantat dan menyandarkan badan pada sebuah batu karang besar
disana. Lalu menutup mata dan terkadang terlihat beberapa tetes air mata mencucur
keluar dari mata, mengalir turun ke pipi.

🌸🌸

Bersama kepolisan, Maria sudah bekerja sangat keras. Menyebarkan foto Tasya
di Media Sosial atau bahkan menanyakan putrinya di jalan-jalan. Nihil informasi yang
mereka peroleh. Betapa telitinya tindakan penculik tersebut, sampai tidak ada cara
untuk bisa mendeteksi keberadaanya.

Disaat kekacauan melanda fikirannya, berbeda halnya dengan Alfred yang


memilih melihat lautan di Pantai Nanga Rawa. Maria lebih memilih bermeditasi di lantai
5 rumahnya dengan pemandangan langit Manggarai yang biru. Dalam keadaan duduk
bersila lotus sempurna, badan tegak, mata ditutup. Dalam meditasi, semua anggota
tubuhnya seakan menghilang, tersisa lubang hidung dan fikirannya saja. Udara masuk

28
ke dalam rongga hidungnya, disadari fikirannya. Udara keluar dari rongga hidungnya,
disadari fikirannya. Begitulah Maria tenggelam dalam meditasinya.

15 menit berlalu, barulah Maria membuka matanya perlahan-lahan. Dalam


hatinya berdoa, "Tuhan, tolong, putri kami!.."

🌸🌸

Alfred berjalan meninggalkan Frans yang masih tak senang dengan


perkataannya. Saat memasuki mobil, sebuah panggilan masuk di teleponnya. Tertulis,
'nomor tidak dikenal'.

Karena menduga telepon ini berkaitan dengan Tasya, Ia mencoba


mengangkatnya saja. Dan ternyata, benar saja!!

"AYAAAAHHH...!!!" Suara Tasya di telepon

"TASYA, KAU DIMANA?"

Suara Tasya hilang dan digantikan dengan suara seorang lelaki, "HAI AYAH
TASYA, PERKENALKAN AKU, REGAL DE SANCHEZ"

"ANJI*** KA..." balas Alfred yang terkejut..

🌸🌸🌸

29
Bab 10
"Hal yang paling aku benci adalah ketika aku mengetahui bahwa dirinya
menyukai dan disukai orang lain ketimbang diriku. Aku mencuri dengar teleponnya
dengan seorang Pria yang sepertinya adalah kekasihnya. Mereka sangat mesra di
telepon dan barangkali lebih mesra lagi bila saling bertemu..

Aku sadar selama ini, dia hanya menganggapku sebagai teman atau mungkin
hanya sebagai rekan kerja.

"DI SEBUAH TEMPAT DIMANA TIDAK ADA AKU..

ADA SEDIH HATI

ADA RATAP TANGIS

AKU MENCINTAIMU, APAKAH KAU MENCINTAIKU?

KURASA TIDAK..."

Jadi, aku berusaha menyadari fakta ini. Beruntunglah dahulu tidak kuungkap
rasaku padanya, jikalau tidak, pasti komunikasi kami menjadi tidak dekat lagi. Kini, aku
tetap menjadi seorang Sahabat yang akan mendengarkan semua keluh kesahnya.

Aku ingat saat aku bahagia melihatnya bahagia.. Aku ingat saat aku menjadi
seorang pendengar yang baik, seperti Ayah yang mendengarkan semua curhatan
putrinya Aku selalu ada bersamanya di setiap kesusahannya. Ketika Ia memerlukan
pertolongan, aku selalu berada disisinya. Sejujurnya, aku tidak perlu menyatakan cinta
padanya. Sebab, aku sudah melakukan cinta padanya. Melakukan cinta lebih tinggi
drajatnya daripada menyatakan cinta.

Hingga pada suatu hari....

30
Sikapnya berubah. Dingin dan tak peduli. Sepertinya, kekasihnya sudah
meracuni fikirannya. Dia sedingin es di Himalaya. Selang beberapa pekan kemudian,
Dia resign dari tempat kerja dan menghilang dari duniaku..

Aku mencoba menghubungi lewat nomor teleponnya. Namun dia memblokir


semua aksesku untuk berkomunikasi dengannya. Jadi inilah, akhirnya... Sebelum aku
mati, aku akan datang ke Manggarai, tempatmu itu. Akan kubuat diriku terkenal
dan kupastikan kau akan datang padaku!

~~~

"

Tulisan di buku itu berakhir. Hasmi kini mengerti semuanya. Semuanya seakan
telah jelas baginya. Jelas seperti tinta hitam diatas kertas yang putih.

🌸🌸🌸

31
Bab 11
"Aku hanya ingin menginfokan bahwa Anak Bapak aman bersama saya.."

"Lepaskan anak saya. Berapa yang kau mau? Akan kuberikan semuanya!" Ujar
Alfredo

"Pak saya tidak butuh uang berapapun yang Bapak berikan tidak menarik hati
saya"

"Lalu apa yang kau mau?"

"HAHAHAHAHAAHAHAAHA..aku hanya ingin bermain-main, temui anakmu. Aku


tidak akan apa apakan dia. Dia aman sejauh bersamaku hehe" Jawab Regal

Tit (telepon ditutup)

"Halo.. halo, heyy!! Sialan!" Balas Alfredo kesal

🌸🌸

Alfredo melaporkan informasi ini kepada pihak kepolisian. Keuntungan bagi


pihak kepolisian karena si penculik membuka informasinya sendiri. Barangkali ini
memang disengaja oleh Regal akan permainan menjadi semakin seru dan semakin
jelas. Bagi Kepolisian, ini keuntungan, karena dengan mengungkap penculikan Tasya,
mereka juga sekaligus dapat menangkap Regal, tahanan yang kabur itu... Di satu sisi,
Hasmi mengetahui cukup jelas persoalan yang sedang terjadi ini.

🌸🌸

"Maria, aku sudah faham semua alur ini. Ini semua permainan yang diciptakan
oleh Regal, " ujar Hasmi menjelaskan kepada Maria

"Permainan? Oleh Regal??" Tanya Maria kebingungan

32
"Ya, Regal. Pria yang sama yang menembak Gadis di pantai. Pria yang sama
juga yang melarikan diri dari tahanan. Juga merupakan orang yang sama yang
membunuh Jane, " jawab Hasmi dengan ekspresi serius

Sementara itu, Maria yang mendengarnya menunjukkan ekspresi kekhawatiran.


Melihat ekspresi ini, Hasmi mencoba menenangkan, "Tapi, tenang, Maria. Aku pastikan
bahwa Tasya aman-aman saja. Kita hanya perlu memancing Singa keluar dari
kandangnya saja.."

"Aku percayakan semuanya padamu, Hasmi.." jawab Maria dengan wajah


serius.

Rencananya adalah mereka akan menelpon Regal, dengan nomor yang tadi Ia
pakai untuk menelpon Alfred. Sembari melacak keberadaanya dengan nomor itu.
Hasmi akan memancingnya dengan membacakan puisi yang sudah ditulis Regal
tersebut agar Regal mengetahui bahwa bukunya sudah dibaca. Artinya bahwa pesan
yang ingin disampaikan sudah ditangkap.

Selanjutnya, Regal sendiri sudah tau apa yang harus dia lakukan. Dia akan
terbuka untuk memberi tau keberadaannya (karena memang ada sesuatu yang akan
diungkap dibelakang kemudian)

🌸🌸🌸

33
Bab 12
"Sebagai seorang penculik, kuakui kau sangat bodoh!" Ucap Tasya mengejek,
"Ayahku sangat kaya. Dia bisa memberi berapapun yang kau inginkan tapi kau tidak
meminta apapun. Kau bahkan berkata, hanya bersenang senang? Kesenangan apa
yang kau dapat, bajingan bodoh!"

"Hahaha.. Tasya, Tasya, kau tidak mengerti dunia lebih baik daripadaku. Kau
masih bocah ingusan. Kau tidak tau apa itu tragedi" Jawab Regal yang tersenyum

"Tragedi? Satu satunya tragedi bagi Manggarai yang damai ini adalah
keberadaan orang-orang seperti kau. Apa alasanmu menembak seorang gadis di
pantai? Apa alasanmu membunuh Jane? Apa alasanmu menculikku? Apa kau Psikopat
Gila yang sok filosofis???" Ujar Tasya seakan puas telah menghujat penculiknya,
seakan tidak lagi takut pada Regal..

"Apa ka...??" Tasya berniat melanjutkan tetapi sebelum sampai dilanjutkan, Ia


dibuat terperangah dengan sebuah pistol yang diarahkan Regal padanya

"Sebaiknya, kau diam atau kau akan berakhir seperti temanmu itu.."

Tentu, dengan berbagai aksi yang sudah dilakukan Regal, tidak butuh waktu
lama untuk Tasya percaya bahwa Regal dapat melakukan apa yg dikatakannya itu.
Jadi, dia memutuskan diam dan berharap Ayah, Ibu dan Polisi berhasil mengenyahkan
ketegangan ini. Yang menarik dari penculikan ini adalah bahwa Tasya tidak diperban
mulutnya. Ia memperlakukan Tasya dengan sangat baik. Tidak ada kekerasan, kecuali
bahwa tangan dan kakinya terikat. Tidak meminta tembusan uang meskipun tentu, Ia
dapat saja melakukannya.

Walau begitu diculik entah untuk mempermainkan seseorang ataupun untuk


mencari keuntungan, tidaklah menyenangkan. Hukuman yang cocok untuk Regal
adalah hukuman mati. Terlebih, sebelumnya Ia sudah melukai dan membunuh.

🌸🌸

34
"Halo.."

"Iya, halo, dengan siapa?"

"Perkenalkan, aku Hasmi" balas Hasmi memperkenalkan, "Benar ini dengan


Regal?"

"........" Tidak ada jawaban

"Halo? Apa benar ini, Tuan Regal"

"Jika Iya, kenapa dan jika tidak, kenapa juga?" Balas Regal ketus

"..." Jeda Hasmi beberapa menit kemudian, Ia membaca, "Di sebuah tempat
dimana tidak ada aku.."

Regal tersentak. Sementara itu, Hasmi terus melanjutkan, "Ada sedih hati..."

"Ada Ratap Tangis, " balas Regal mendadak menambahkan, "Kau adalah
Polisi?"

"Darimana kau tau?" Tanya Hasmi

"Puisi itu pasti hanya dibaca oleh seorang Polisi"

"hehe, iya, benar. Tuan Regal, anda tidak bisa lari dari genggamanku sekarang!"
Jawab Hasmi dengan suara meyakinkan

"Itu memang sudah rencanaku untuk kalian. Bagaimana kau bisa begitu yakin ? "
Balas Regal

"Karena wanita yang kau ceritakan di bukumu itu ada bersama kami"

Regal yang mendengar kata itu, sontak berdiri dari bangkunya, membuat
penasaran Tasya yang sedari tadi menatap tingkah aneh dari Regal.

35
"Maksudmu apa??.." tanya Regal

"Iya, dia akan menemuimu. Dimana kiranya dia dapat menemuimu"

"Akan kuberitaukan.." jawab Regal seperti terbius

Di samping itu, kepolisian sudah melacak keberadaan si penelpon untuk


memastikan saja apabila Regal berbohong terkait alamatnya

🌸🌸🌸

36
Bab 13
Regal mengambil jaketnya, mengenakan kacamata riben hitam,
memakai sepatu bootnya dan sepertinya telah menyemprotkan harum wangi ke
pakaiannya selepas itu lantas, bergegas untuk pergi.

"Kemana kau?!" Tanya Tasya

"Aku sedang ada urusan, Nona"

"Kau membiarkanku sendirian disini?" ucap Tasya ketakutan

"Hah? Kau takut? Apa peduli si penculik.." ujar Regal lalu meninggalkan Tasya di
ruangan itu. Tasya berusaha mencari akal, bagaimana caranya melepaskan ikatan ini
untuk kabur. Berteriak meminta tolong? Tidak ada gunanya, lokasinya jauh dari
keramaian. Dia menerawang tempatnya. Mencari sesuatu benda tajam yang barangkali
bisa memotong tali yang mengikatnya. Terdapat sebuah pisau di meja tapi untuk
menjangkaunya sangat tidak mungkin dalam keadaan terikat sepertinya.

Seakan datang sebuah Ilham, Tasya mengingat bahwa dahulu Ia pernah


membaca sebuah artikel berjudul, 'Techniques To Break Free From a Kidnapper'. Ia
mempelajari bagaimana teknik-teknik membebaskan diri dari penculik dari artikel
tersebut. "Benar kata Ibu, semua yang kita pelajari tidak ada yang tidak berguna.."

Tasya mengingat kembali akan apa yang sudah Ia baca..

Pertama, jika kau terikat oleh si Penculik, terus merontah-rontah agar ikatannya
menjadi tidak sempurna, berteriak histeris agar si Penculik juga terturut emosi anda

Kedua, putar pergelangan tangan bawah sebanyak 45 derajat sehingga bila


ikatan sudah erat, anda tinggal meluruskan pergelangan tangan dan melonggarkan tali

Ketiga, selagi diikat tegangkan semua otot anda agar tubuh anda mengembang.
Setelah dirilekskan, tubuh akan mengecil. Jika penyerang mengikat tali di dada, maka

37
tariklah napas sedalam-dalamnya, kembangkanlah paru - paru sebesar mungkin. Jika
mengempiskan, tali akan menjadi longgar

Tanpa disadari, Tasya sudah tergerak melakukan tiga hal diatas. Tasya terlatih
dalam pramuka. Ia tau bahwa ikatan Regal tidak sempurna karena itu, Ia berfikir masih
dapat membebaskan diri. Langkah berikutnya, Tasya menendang sepatunya ke angin
hingga sepatuna lepas. Lalu saling menggesek kedua kakinya yang terikat itu sembari
menggeliangkan tangan yang membelit kedua tangan. Tali dapat dipotong dengan
gesekkan. Ketika tangannya mulai longgar, Ia mengambil pisau yang terletak di meja itu
dengan melompat perlahan-lahan ketika kakinya masih terikat.

Pisau didapat dan slappssssh (Terpotong tali tangannya berikut ke tali yang
mengikat kakinyaa)

🌸🌸🌸

38
Bab 14
Tasya keluar dari gubuk suram itu. Ia mendobrak pintu yang terkunci, lalu
menghancurkannya dengan benda apa saja yang dia temui ruangan. Menabrakkan
kursi dengan pintu atau menghantam dengan meja, hingga pintu tersebut terbuka.
Sebuah cara yang hanya dapat dilakukan Tasya dalam keadaan super panik dengan
motivasi besar untuk menghirup udara segar.

Namun diluar yang didapatinya adalah hutan belantara. Kemanapun matanya


memandang disitu hanyalah hutan. Tasya tau dimana tempatnya ini. Ini adalah hutan
yang jaraknya 25 kilometer dari Labuan Bajo. Hutan Mbeliling.. Jadi, Regal membangun
sebuah gubuk di hutan ini? Dirinya bingung bagaimana dapat keluar dari hutan ini. Ini
adalah hutan terluas di pulau Flores tapi, tidak ada cara lagi. Hanya inilah yang harus
dilakukan...

🌸🌸

"Akhirnya setelah sekian lama, kita dapat bertemu jua, " ujar Regal yang
tersenyum, "Taukah, saat kau pergi, aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa aku
kelak akan datang kesini, membuat diriku terkenal dan kau akan datang dengan
sendirinya padaku.. Hahahaa"

"Tapi, terkenal sebagai seorang penjahat!" ujar Hasmi

"Ah ya, namamu adalah Hasmi. Astaga, aku baru ingat namamu kembali.. Ya,
Hasmi! Kenapa untuk lima huruf ini saja aku dapat melupakannya HAHAHA" kata Regal
kemudian melanjutkan, "Aku berusaha terkenal mengikuti keinginan pasar. Pasar kita
kan sangat membuka lebar bagi para pencari sensasi ataukah pembuat keonaran.
Bukankah itu artinya sangat mudah terkenal disini? Kau tak perlu menunjukkan
prestasi, cukup buatlah sensasi dan banyak wartawan akan datang ke
rumahmu...hahahahaha"

"yang kau lakukan bukan lagi soal sensasi tetapi merupakan kriminalitas. Kau
berhak dipenjara!" ucap Hasmi menegaskan dirinya sebagai Polisi Wanita

39
"Lama tak berjumpa, Hasmi. Kini kau suah menjadi Polisi ya?"

Hasmi tidak merespon basa-basi tak bermakna itu. Ia segera mengeluarkan


pistolnya.

"ANGKAAATT TANGAAANN!!! KAU DITAHAN!"

"Hahahahaha.. Lucu! Kau ingin menangkapku? Selamatkan dulu dirimu!" kata


Regal sembari mengeluarkan pistolnya juga. Keduanya berlari menjauh, mencari
tempat untuk menjadi tameng peluru dan seperti aksi dalam film-film, mereka saling
menembak satu dengan yang lainnya.

DOOOR!!

DOOOR!!!

DOOR!!!

Peluru saling menuju satu sama lain, akan tetapi tidak ada yang mengenai
mereka. Peluru saling menabrak benda. Bukan karena keduanya tidak tau caranya
menembak, melainkan keduanya pandai menghindari dari tembakan.

"Aku tau kalau kau mencintaiku, " ujar Hasmi sembari masih menembak

"Hahahaha, kau membaca semuanya," ucap Regal sambil menembak jua, "Aku
tau karena kau lebih memilih seorang yang lebih tampan dan kaya bukan? Aku
memang sangat jelek dan sangat miskin tapi kau tidak bisa menghinaku dengan pergi
begitu saja dariku "

DOOOR!!

DOOOR!!!

DOOR!!!

40
"Aku tidak percaya kalau kau sangat berlebih seperti ini!" ujar Hasmi masih terus
menghindar dari peluru Regal

"Berlebihan?" Regal tiba tiba berhenti menembak, bersama dengan itu Hasmi
juga berhenti, "Kau fikir aku berlebihan?"

"Iya, aku mengerti semua kesedihanmu. Aku dapat merasakan semua lukamu
namun, jika aku yang salah, aku minta maaf dan kau seharusnya juga tidak
melimpahkannya pada orang yang tak bersalah" ucap Hasmi tanpa disadari sebuah
peluru sedang meluncur kearahnya dan membuatnya terhenyak.

"ITU BARU BERLEBIHAAAN! HAHAHAAHA" Tawa Regal seakan puas


menyaksikan tindakan tak manusiawi itu

Tubuh Hasmi berlumuran darah. Peluru bersarang ditubuhnya. Pistolnya


tergeletak di sampingnya. Regal perlahan menghampirinya. Hasmi berusaha meraba
untuk mengambil pistolnya. Setelah menembak Hasmi, Regal merasa sangat bersalah.
Ia kemudian duduk dan memeluk kakinya yang ditekuk lalu menatap Hasmi dengan
perasaan kasihan.

"Maafkan aku.." katanya yang terucap, "Aku hanya ingin mengucapkan selamat
tinggal untukmu. Hanya itu yang ingin kusampaikan padamu. ". Hasmi meski terluka
parah, Ia tetap berusaha bangkit, "Dan untuk itu, APAKAH KAU PERLU MENEMBAK,
MEMBUNUH ATAU MENCULIK??? BAJINGAAAN!!!" lalu menendang wajah Regal
yang segera terlempar dan terpukul ke sebuah dinding. Regal tersentak dengan apa
yang baru diterimanya.

Regal mengambil pistolnya tetapi Hasmi juga sudah memegang pistol. Seperti
pertempuran Ahura Mazda dan Ahriman; dunia kebaikan sedang bertempur dengan
kejahatan. Lalu, keduanya tiba pada titik yang menentukan.

"Apakah kau tau, pada kondisi apa Polisi diperbolehkan menembak?" Tanya
Hasmi meski dalam kesakitan, "Pada saat melindungi nyawa orang lain atau untuk
membela diri dari ancaman luka berat/kematian atau juga untuk mencegah terjadinya
kejahatan lainnya" ujar Hasmi lalu tersenyum

41
Regal tidak menjawab namun menembak sekali lagi kearah Hasmi, kali ini Hasmi
juga ikut menembak. Keduanya saling menembak. Hasmi tertembak lagi, sebanyak dua
kali. Lalu sebelum tersungkur, Ia meluncurkan satu peluru lagi ke Regal. Keduanya
saling menembak dan tewas di tempat.

Tewas persis seperti apa yang dikhayalkan oleh Regal dahulu mengenai
sepasang kekasih yang bunuh diri di bukit cinta. Tapi sepasang kekasih ini tidak bunuh
diri di bukit cinta melainkan, di bukit kebencian. Bukankah kebencian dan cinta berjalan
berdampingan?

🌸🌸

"DI SEBUAH TEMPAT DIMANA TIDAK ADA AKU

(YAITU) TEMPATNYA ORANG HIDUP

ADA SEDIH HATI

ADA RATAP TANGIS

AKU MENCINTAIMU, APAKAH KAU MENCINTAIKU

KURASA TIDAK

OLEH SEBAB KAU MENCINTAI DIRI BELAKA..."

TAMAT!

42

Anda mungkin juga menyukai