Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh MEPET PESANTREN (Marvelous Erytrocyte Protector from Sansevieria

Trifasciata Laurentii Extract) terhadap Jumlah Sel Eritrosit sebagai Solusi

The Effect of Sansevieria Trifasciata Laurentii Extract in Red Blood Cell Count as
Solution of Plumbum Intoxication

Adib Danurdipta1, Yusri Chizma Najwa1, Rif’atul Ifada1, Sri Setya Wahyu
Ningrum1, Riswanda Imawan1, Diah Hermayanti2
1Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
2Bagian Patologi Klinik, Laboratorium Biomedik
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Email: adibjam9@gmail.com (Adib Danurdipta)
ABSTRAK

Latar Belakang : Aktivitas manusia yang terus meningkat dalam bidang industri dapat
berdampak negatif, karena kegiatan industri merupakan sumber utama timbulnya
pencemaran di lingkungansalah satunya adalah polusi timbal. Keracunan timbal dapat
menimbulkan anemia hemolitik. Di sisi lain, Sansevieria trifasciata laurentii memiliki
kandungan senyawa pregnane glycoside yang dapat mengadsorbsi zat-zat polutan menjadi
senyawa organic, gula, dan asam amino.
Tujuan :Mengetahui bagaimana pengaruh MEPET PESANTREN (Marvelous Erytrocyte
Protector from Sansevieria Trifasciata Laurentii Extract) terhadap jumlah sel eritrosit.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain True Experimental: Post Test Only Group
Design. Terdapat lima kelompok tikus yaitu kelompok yang tidak diinduksi timbal dan
tidak diberi ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii (kontrol negatif), kelompok yang
diinduksi timbal dan tidak diberi ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii (kontrol positif),
kelompok yang diinduksi timbal dan diberi ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii dosis
0,0083 g/ kgBB, kelompok yang diinduksi timbal dan diberi ekstrak Sansevieria trifasciata
laurentii dosis 0,041 g/ kgBB, serta kelompok yang diinduksi timbal dan diberi ekstrak
Sansevieria trifasciata laurentii dosis 0,083 g/ kgBB. Induksi timbal dengan timbal asetat
dosis 15 mg/ 100 g BB selama 15 hari. Pemberian ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii
satu jam setelah induksi timbal. Pengambilan sampel darah tikus melalui ventrikel
kemudian dilakukan pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat hitung darah HoribaTM
di laboratorium patologi klinik Universitas Brawijaya.
Hasil : Dari uji One-Way Anova nilai signifikansi MCHC, limfosit dan granulosit < 0,05
yang menunjukkan bahwa pemberian ekstrak berpengaruh terhadap besaran MCHC,
limfosit dan granulosit. Namun, seteleh dilakukan uji Post Hoc didapatkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pemberian dan tanpa pemberian ekstrak. Dengan
demikian data di atas tidak bisa dilanjutkan untuk uji korelasi dan uji regresi.
Kesimpulan : Pemberian ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii terhadap jumlah sel
eritrosit tikus yang diinduksi timbal tidak memberikan pengaruh yang signifikan, namun
signifikan terhadap MCHC, limfosit, dan granulosit.

Kata Kunci : Sansevieria trifasciata laurenti, timbal asetat, eritrosit.


ABSTRACT

Background : Industrial activities have negative impacts, including plumbum or Pb pollution.


Plumbum intoxication can cause hemolitic anemia. Meanwhile, Sansevieria trifasciata laurentii
contains pregnane glycoside that can change pollutants become organic subtances, sugar, and amino
acid.
Aim: To find out the effect of MEPET PESANTREN (Marvelous Erytrocyte Protector from
Sansevieria Trifasciata Laurentii Extract) to the number of erythrocyte.
Method : The method is True Experimental: Post Test Only Group Design. There were five groups of
rats: without intervention of Pb and extract (negative control); Pb-only intervention (positive control);
Pb and 0,0083 g/ kgBB of Sansevieria trifasciata laurentii extract; Pb and 0,041 g/ kgBB of
Sansevieria trifasciata laurentii; Pb and 0,083 g/ kgBB of Sansevieria trifasciata laurentii extract. The
dose of acetic Pb as intervention was 15 mg/ 100 g BB for 15 days. The intervention of Sansevieria
trifasciata laurentii extract was one hour after intervention of acetic Pb. The blood was taken from left
ventricle and sent to clinical patology laboratory of Medical Faculty, Brawijaya University by using .
Result : There are significant results in MCHC, lymphocyte, and granulocyte in One- Way Anova test
(p < 0,05), showing that Sansevieria trifasciata laurentii extract had effect to the amount of MCHC,
lymphocyte and granulocyte. However, in Post Hoct test, there were no significant effects in giving
intervention and without intervention. Therefore, the data couldn’t be tested with correlation and
regretion test.
Conclution : There were no significant effect in red blood cell count, but had significant effect in
MCHC, lymphocyte and granulocyte.

Keyword : Sansevieria trifasciata laurenti, Plumbum, red blood cell

Pendahuluan
Aktivitas manusia yang terus meningkat dalam bidang industri dapat berdampak
negatif, karena kegiatan industri merupakan sumber utama timbulnya pencemaran di
lingkungan. Hal ini diperparah dengan perilaku manusia yang cenderung mengabaikan
kelestarian lingkungan. Padahal, kualitas lingkungan yang buruk pada akhirnya juga akan
merugikan manusia itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Pencemaran
lingkungan dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang dihasilkan dari aktivitas manusia, salah
satunya timbal atau Pb. Timbal adalah logam berat karena mempunyai masa jenis lebih dari
lima kali masa jenis air, bersifat toksik, karsinogenik, biomagnifikasi dan bioakumulatif (Palar
2008, Withgott & Brennan 2007).
Keracunan timbal menjadi masalah kesehatan lingkungan yang sangat serius. Efek
keracunan timbal kronis terjadi sebagai akibat paparan timbal yang sedikit demi sedikit dalam
jangka waktu yang lama. Efek negatif keracunan timbal kronis pada manusia menurut laporan
penelitian Pokras dan Kneeland (2009) terdiri atas penurunan libido dan kesuburan (jantan dan
betina), keguguran dan kelahiran prematur, masalah kecerdasan, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, lebih agresif, gangguan fungsi ginjal, serta inhibisi produksi heme. Selain
melalui inhibisi pada sintesis heme, anemia yang terjadi pada keracunan Pb juga disebabkan
adanya destruksi eritrosit atau dikenal dengan anemia hemolitik. Anemia hemolitik yang terjadi
karena keracunan Pb disebabkan oleh singkatnya masa hidup eritrosit. Patogenesis terjadinya
hemolisis pada keracunan Pb diperkirakan berhubungan dengan inhibisi pada pyrimidine-5'
nucleotidase (Palar, 1994). Banyaknya masalah kesehatan yang timbulkan karena timbal belum
diimbangi dengan tersedianya alternatif pengobatan yang memadai. Saat ini EDTA merupakan
terapi yang dianggap terbaik untuk penderita keracunan timbal. Namun, EDTA memiliki
banyak kontroversi.
Di sisi lain, Indonesia merupakan daerah yang kaya akan tanaman herbal salah satunya
yaitu Sansevieria Trifasciata Laurentii atau lidah mertua yang mengandung senyawa aktif
pregnane gliycoside yang berfungsi sebagai mengadsorbsi zat-zat polutan menjadi senyawa
organik, gula, dan asam amino, sehingga tanaman ini sangat resisten terhadap polutan di daerah
padat lalu lintas, ruangan dengan asap rokok, serta tempat yang tercemar limbah perak (Ag)
dan timbal (Pb) (Purwanto, 2006). Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti, diperoleh hasil bahwa ekstrak Sansevieria Trifasciata Laurentii
dengan kepekatan 100% sebanyak 5,5 ml dapat menyerap seluruh timbal yang terkandung
dalam larutan timbal konsentrasi 0,1 M sebanyak 5 ml. Berdasar uraian di atas, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii
terhadap jumlah sel eritrosit sebagai solusi keracunan timbal.

Metode
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi, dan Laboratorium Biomedik, Fakultas
Kedokteran, Universits Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas
Kedokteran, Universitas Brawijaya selama bulan Februari sampai dengan Mei 2016.
Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tikus Putih jantan galur Wistar
(Rattus norvegicus) dengan berat badan 110 – 160 gr, ransum, daun tanaman Sansevieria
trifasciata laurentii, Ethanol, timbal asetat Pb(CH3COO)2., aquades.
Alat-alat yang digunakan adalah kandang tikus, botol air, handscoon, masker,
timbangan electrical scale, sonde oral, kertas saring, blender, tabung reaksi, gelas ukur,
pengaduk, beaker glass, spuit 5 cc, dan pisau.
Cara kerja
Pengurusan Ethical Clearence kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan. Permintaan
ethical clearance pada Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan penelitian menggunakan makhluk
hidup dan publikasi ilmiah.
Pengurusan Surat Determinasi. Surat determinasi menyatakan bahwa peneliti benar – benar
memakai spesies Sansevieria trifasciata laurentii. Surat determinasi dikeluarkan oleh UPT
Materia Medika yang berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Batu.
Adaptasi Tikus (Rattus norvegicus). Adaptasi tikus dilakukan selama dua minggu, namun
karena berat badan tikus terlalu kecil maka adaptasi diperpanjang menjadi 3 minggu. Dilakukan
pemberian pakan dan minum secara ad libitum.
Persiapan Perlakuan pada Tikus dan Perawatan Tikus. Sebelum diberikan perlakuan tikus
dikelompokkan terlebih dahulu menjadi 5 kelompok tikus. Setiap kelompok berisi 5 ekor tikus
dan dilakukan penimbangan untuk menentukan rata-rata berat badan tiap kelompok tikus
dengan hasil kelompok satu 132 g, kelompok dua 142 g, kelompok tiga 112,2 g, kelompok
empat 140,8 g, kelompok lima 147,4 g. Perawatan tikus dilakukan dengan memberikan pakan
dan minum secara ad libitum setiap hari serta mengganti sekam 2-3 hari sekali.
Pembuatan Ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii. Daun Sansevieria trifasciata laurentii
dicuci bersih di bawah air mengalir, ditiriskan, dirajang dan ditimbang berat basahnya lalu
dikeringkan selama 4 hari. Daun yang telah kering dijadikan serbuk dan direndam methanol
untuk mengaktifkan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya, larutan
methanol diuapkan sehingga didapatkan ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii.
Pembuatan Larutan Ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii. Pembuatan dosis dilakukan
dengan mencampurkan ekstrak Sansevieria dengan pelarut aquades yaitu sebagai berikut:
a. Kelompok 3: diberikan dosis 0,0083 g/ kgBB sehingga diperlukan 0,074 g ekstrak
Sansevieria dengan 80 ml aquades
b. Kelompok 4: diberikan dosis 0,041 g/kgBB sehingga diperlukan 0,462 g ekstrak
Sansevieria dengan 80 ml aquades
c. Kelompok 5: diberikan dosis 0,083 g/kgBB sehingga diperlukan 0,979 g ekstrak
Sansevieria dengan 80 ml aquades
Selanjutnya disuspensikan dengan menggunakan CMC 0,1% dari volume larutan
ekstrak Sansevieria.
Pembuatan Larutan Timbal Asetat. Pembuatan larutan timbal asetat dosis 15 mg/100 g BB
dengan mencampurkan serbuk timbal asetat dengan pelarut aquades yaitu sebagai berikut:
a. Kelompok 2: 1.707 mg timbal asetat dengan 80 ml aquades
b. Kelompok 3: 1.346,4 mg timbal asetat dengan 80 ml aquades
c. Kelompok 4: 1.689,6 mg timbal asetat dengan 80 ml aquades
d. Kelompok 5: 1.768,8 mg timbal asetat dengan 80 ml aquades
Timbal dan Pemberian Ekstrak Sansevieria trifasciata laurentii. Induksi dengan
pemberian larutan timbal asetat secara peroral selama 15 hari. Satu jam setelah induksi timbal,
juga dilakukan pemberian ekstrak Sansevieria secara peroral.
Pembedahan dan Pengambilan Sampel Darah Tikus. Dilakukan pembedahan dan
pengambilan sampel darah tikus dengan terlebih dahulu menghilangkan kesadaran dengan
menggunakan cloroform. Pengambilan darah dengan menggunakan spuit 5 cc dari ventrikel.
Sampel darah tetap ditampung dalam spuit.
Uji Jumlah Eritrosit dengan Pemeriksaan Darah lengkap. Sampel darah dilakukan
pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat hitung darah HoribaTM di laboratorium
patologi klinik Universitas Brawijaya.
Hasil dan Pembahasan

Dengan total sampel yang digunakan adalah 25 ekor tikus, maka hasil uji normalitas
data yang dipakai adalah Saphiro – Wilk. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai signifikansi
uji normalitas data dari eritrosit dan granulosit.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Awal Darah Lengkap Tikus Bagian 1

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Awal Darah Lengkap Tikus Bagian 2

Table di atas menunjukkan bahwa signifikansi >0,05 atau memenuhi nilai p<0,05 yang
berarti data terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, syarat uji komparasi parametrik
One – Way ANOVA dan Pearson sudah terpenuhi dan diperoleh hasil sebagai berikut. uji
korelasi yang dipakai adalah Spearman.

Tabel 4. Hasil Uji One – Way ANOVA Bagian 1

Tabel 5. Hasil Uji One – Way ANOVA Bagian 2

Berdasar tabel di atas, nilai signifikansi MCHC, limfosit dan granulosit < 0,05 yang
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak berpengaruh terhadap besaran MCHC, limfosit dan
granulosit. Namun, seteleh dilakukan uji Post Hoc, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pemberian dan tanpa pemberian ekstrak. Dengan demikian, secara statistik,
data di atas tidak bisa dilanjutkan untuk uji korelasi dan uji regresi.

Kesimpulan
Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara pemberian ekstrak Sansevieria trifasciata
laurentii terhadap jumlah sel eritrosit.

Daftar Pustaka

Arifin, M.N. dan B. Santoso. 2011. Dampak Kandungan Timbal (Pb) dalam Udara terhadap
Kecerdasan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Riset Daerah, Vol. 1, No.2.
Cadha. 1995. Timbal, Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi 5. Jakarta: Widya Medika.
Darmawan, H. 2006. The Effect of ROS on Sperm Function, Mitochondrial DNA, DNA
Damage, Apoptosis of Human Spermatozoa. Palembang: Makalah Seminar Andrology.
Hal. 51-76
Darmono.1995. Logam dan Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press.
Depkes RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Harbone. 2009. Ekstraksi. Jurnal Kelautan Nasional, Vol. 2, P.64.
Lara, Aviana Gita, dkk. 2012. Uji Efektivitas Tanaman Lidah Mertua dalam Penyerapan
Formaldehid dalam Ruangan. Surabaya: Universitas Airlangga.
Margarita, Meilisa Lidya. 2014. Potensi Putih Telur Bebek dalam Mengatasi Keracunan
Timbal Sub Akut. Bogor: Departemen Anotomi Fisiologi dan Farmakolgi Fakultas
Kedokteran Hewan IPB.
Nurhayati, Arin. 2008. Efektivitas Penyiraman Ekstrak Kulit Kacang Hijau dan Air Cucian
Beras (Leri) terhadap Pertumbuhan Sansevieria Trifasciata. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mukhlisin, Amirul, dkk. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata
Laurentiii) sebagai Bahan Penyerap Logam Toksik Timbal dalam Limbah Cair.
Malang: Universitas Brawijaya.
Palar H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Palar, Heryanto. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. 1994 : 20-30
Purwanto, Arie W. 2006. Sansevieria: Flora Cantik Penyerap Racun. Yogyakarta: Kanisius.
Pokras MA, Kneeland MR. 2009. Understanding lead uptake and effects across
species lines: a conservation medicine approach. Di dalam:Watson RT, Fuller M,
Pokras M, Hunt WG, editor. Ingestion of Lead from SpentAmmunition: Implications for
Wildlife and Humans. Idaho (US): The Peregrine Fund. doi:10.4080/ilsa.2009.0101.
S., Febri Endra Budi. 2012. Strategi Penanggulangan Masalah Kesehatan pada Industri
ACCU. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Trussel, R.H. 1989. Standard Method for Examination Engineering. Newyork: Mc. Graw Hill
International.
Withgott J & Brennan S. 2007. Environment: The Science Behind the Stories. San Fransisco:
Pearson Benjamin Cumming.

Anda mungkin juga menyukai