BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasional
Pendidikan nasional di negara kita dewasa ini sedang dihadapkan pada empat
krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal,
elitisme, dan manajemen. Sedikitnya ada enam masalah pokok sistem pendidikan
nasional sistem pendidikan nasional : (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik;
(2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem
pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan
dengan pembangunan nasional; (6) sumber daya yang belum profesional.
Permasalahan seperti tersebut di atas berkaitan dengan kurikulum yang dengan
sendirinya menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-
komponen pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian kelompok pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk :
a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. belajar untuk memahami dan menghayati,
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
1
2
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Keberhasilan pembangunan dewasa ini sangat tergantung kepada keberadaan
Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang berkualitas merupakan faktor penunjang
bagi kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Tanpa SDM yang
berkualitas, mustahil bagi suatu bangsa dapat mencapai kemajuan dalam segala bidang
kehidupan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola
pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif
menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri
menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 6 7) pola pembelajaran berbasis
massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu
4
pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran
kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi
tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui
penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan
kependidikan (educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana untuk
kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Penguatan Materi Penguatan
materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi
peserta didik.
e. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;
5
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Untuk mendukung keterpenuhan kegiatan di atas maka sekolah perlu
membentuk dokumen kurikulum untuk menjadi pedoman yang disusun oleh tim
perumus KTSP yang ditandai dengan penerbitan tim dalam bentuk keputusan sekolah.
Pengembangan Kurikulum SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat melibatkan seluruh
warga sekolah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku kepentingan lain (Yayasan,
Komite /Orang Tua Murid dan Konselor). Melalui Kurikulum SMK Kesehatan Nurul
Ummah Babat ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan sekolah
sesuai dengan potensi daerah,lingkungan,kebutuhan dan kesesuaian dengan kebutuhan
Dunia Usaha dan Dunia Industri, karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam
mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu
target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor pendidikan. Perubahan kurikulum
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik
mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum
adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat
para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat
kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan
terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah
ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali
profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa mengadopsi
kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang
oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta
6
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat yang berdiri sejak tahun 2011 adalah
SMK yang cukup representatif letaknya yang cukup strategis yakni di lintasan jalan
Propinsi Jawa Timur. SMK ini berdiri diatas lahan 19.583 m2 dengan pergedungan
yang permanen terdiri dari 15 ruang/gedung yang difungsikan untuk kelas, ruang guru,
musholla, dan laboratorium sementara rombongan belajar terdiri dari 9 rombel.
Sementara itu ruang kepala sekolah, ruang guru, laboratorium, perpustakaan serta
UKS cukup representatif.
B. Tujuan Pengembangan KTSP
1. Tujuan pengembangan KTSP adalah:
a. Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan,
pengaturan waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum 2006
untuk kelas XI dan XII serta kurikulum 2013 revisi untuk kelas X;
b. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program
pelaksanaan kurikulum 2006 untuk kelas XI dan XII serta kurikulum 2013 revisi
untuk kelas X agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan berkelanjutan;
c. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan
rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi
program;
d. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program;
e. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih
memahami dan mmberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum 2006
untuk kelas XI dan XII serta kurikulum 2013 revisi untuk kelas X pada tingkat
satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna; dan
f. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pembelajaran dalam mengukur
efektivitas pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
7
C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada
waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
8
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari
dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik.Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk
membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
9
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam
upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya..
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
10
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
Pemendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Menengah Kejuruan
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah Kejuruan;
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan;
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah
Kejuruan;
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Struktur Kurikulum
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 374/KEP.D/KR/2016 Tanggal 11 Juli 2016 tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 375/KEP.D/KR/2016 Tanggal 14 Juli 2016 tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013 secara Mandiri;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 253/KEP.D/KR/2017, Tanggal 7 April 2017 tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013;
Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 13/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Th. 2017
Pergub Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran bahasa Daerah Sebagai Muatan
Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah.
11
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK KESEHATAN
NURUL UMMAH BABAT
11
12
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan keunggulan mutu lulusan
1) Penyediaan tenaga menengah di bidang asisten tenaga kesehatan khususnya tenaga
medis yang berijazah setingkat SMK.
2) Mengembangkan SMK sesuai dengan potensi daerah
3) Menjadikan lembaga yang berkembang sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kejuruan Terpadu (PPKT).
b. Merumuskan struktur kurikulum
Menyusun struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan); materi pelajaran yang perlu siswa kuasai;
penyebaran peta beban belajar siswa yang memungkinkan siswa dapat
mengembangkan potensi diri dan prestasi secara optimal secara alamiah melalui
proses pengalaman belajar yang efektif.
c. Menyelanggarakan Pelayanan Belajar yang efektif
Terselenggara pelayanan belajar yang efektif dengan dukungan sistem perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang terbarukan melalui kerja sama guru
yang pembelajaran dengan indikator
1) Seluruh guru menyusun RPP yang memenuhi kebutuhan siswa mengembangkan
potensi dan prestasinya.
2) Disain pembelajaran pada seluruh mata pelajaran sesuai koteks satuan pendidikan
3) Memenuhi standar proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik
(menerapkan metode inkuiri, pemecahan masalah, dan proyek)
13
BAB III
PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN
14
A. Profil Lulusan
Berkaitan dengan mewujudkan mutu lulusan kami perlu menetapkan target
keunggulan mutu lulusan yang kami harapkan sebagai fokus utama perbaikan mutu
berkelanjutan yang merujuk pada SKL nasional.
Sesuai dengan Permendikbud NOMOR 54 TAHUN 2013tentang Standar Kompetensi
Lulusan memiliki tekad untuk mewujudkan target mutu berikut:
14
B. Standar Isi
16
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
BAB IV
DESKRIPSI KOMPETENSI
A. Deskripsi KKNI
18
19
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3. Mendeskripsi 3.1 Menjelaskan golongan obat bebas dan golongan obat bebas terbatas
kan
3.2 Menjelaskan golongan obat keras
penggolongan
obat 3.3 Menjelaskan golongan obat psikotropika
3.4 Menjelaskan golongan obat narkotika
8. Menerapkan 8.1 Menjelaskan kelengkapan resep dokter, etiket dan salinan resep
pembuatan
8.2 Menghitung dosis obat dalam resep
sediaan obat
sesuai resep 8.3 Melakukan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter
dokter di bawah
8.4 Menyerahkan obat dan informasi kepada pasien
pengawasan
apoteker
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
11. Menerapkan 11.1 Menjelaskan sifat fisika kimia obat dan sifat fisika kimia bahan tambahan
prinsip-prinsip obat
preformulasi
11.2 Menerapkan cara pencampuran bahan
11.3 Menjelaskan pengaruh bentuk sediaan terhadap khasiat obat
13. Memahami 13.1 Menjelaskan cara-cara pengujian sediaan obat,obat tradisional dan
pengujian fitofarmaka
sediaan obat,
13.2 Menjelaskan pengujian secara mikrobiologis dan organoleptis
obat tradisional
dan fitofarmaka 13.3 Menjelaskan pengujian pada hewan uji dan uji klinik
14. Memahami 14.1 Menjelaskan asal dan bagian tanaman obat yang mengandung isi
farmakognosi berkhasiat
14.2 Mengklasifikasikan sistematika tanaman obat
14.3 Melakukan pembuatan simplisia dari tanaman obat
14.4 Mengidentifikasi simplisia dan tanaman obat
14.5 Menjelaskan manfaat dan isi khasiat tanaman obat
16. Menerapkan 16.1 Menjelaskan distribusi obat bebas dan bebas terbatas dari industri ke
distribusi PBF dan dari PBF ke apotek
sediaan obat
16.2 Melakukan distribusi obat bebas dan bebas terbatas dari apotek ke
bebas, bebas
pasien
terbatas, dan
obat keras, obat 16.3 Menjelaskan distribusi obat keras dari industri ke PBF dan dari PBF ke
psikotropika dan apotek
narkotika
16.4 Melakukan distribusi obat keras dari apotek ke pasien
3.3 Menganalisis makna al- Asma’u al- 4.3 Menyajikan hubungan makna al-Asma’u al-
Husna: al- Karim, al-Mu’min, al- Husna:
Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl,
dan al-Akhir al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-
Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku
keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman,
tawakal dan perilaku adil
3.4 Menganalisis makna beriman kepada 4.4 Mempresentasikan
malaikat- malaikat Allah swt. hubungan makna beriman kepada
malaikat-malaikat Allah swt dengan
perilaku teliti, disiplin, dan waspada
3.9 Menganalisis tata cara ibadah haji, 4.9 Menyimulasikan tata cara
zakat, dan wakaf ibadah haji, zakat, dan wakaf
3.10 Menganalisis substansi, strategi, dan 4.10 Menyajikan substansi,
penyebab keberhasilan dakwah Nabi strategi, dan penyebab keberhasilan
Muhammad saw di Makkah dakwah Nabi Muhammad saw di
Makkah
3.11 Menganalisis strategi, dan keberhasilan 4.11 Mempresentasikan dan
dakwah Nabi Muhammad saw di strategi dengan keberhasilan dakwah
Madinah Nabi Muhammad saw di Madinah
3.12 Menganalisis makna QS al-Maidah 4.12.1 Membaca QS al-Maidah (5):
(5): 48; QS an- Nisa (4): 59, dan QS 48; QS an-Nisa (4): 59, dan QS
at- Taubah (9): 105, serta Hadis at-Taubah (9): 105 sesuai
tentang taat pada aturan, kompetisi dengan kaidah tajwid dan
dalam kebaikan, dan etos kerja makharijulhuruf
4.12.2 Mendemonstrasikan hafalan
QS al-Maidah (5): 48; QS an-
Nisa (4): 59, dan QS at- Taubah (9):
105 dengan fasih dan lancar
4.12.3 Menyajikan perintah berkompetisi
dalam kebaikan
dan kepatuhan terhadap ketentuan
Allah sesuai dengan pesan QS al-
Maidah (5): 48; QS an-Nisa (4): 59,
dan QS at-Taubah (9): 105
3.13 Menganalisis makna QS Yunus (10): 4.13.1 Membaca QS Yunus (10): 40-
40-41 dan QS al-Maidah (5): 32, serta 41 dan QS al-Maidah (5): 32
Hadis tentang toleransi, rukun, dan sesuai dengan kaidah tajwid dan
menghindarkan diri dari tindak makharijul huruf
kekerasan
4.13.2 Mendemonstrasikan hafalan
QS Yunus (10): 40-41 dan QS al-
Maidah (5): 32 dengan fasih dan lancar
4.13.3 Mempresentasikan perintah toleransi
dan kerukunan
sesuai pesan QS Yunus (10):
40-41 dan menghindari tindak
kekerasan sesuai pesan QS
Al-Maidah (5): 32
3.14 Menganalisis makna iman kepada 4.14 Mempresentasikan keterkaitan
kitab-kitab Allah swt. antara beriman kepada kitab- kitab
suci Allah swt dengan perilaku sehari-
hari
4.15 Menyajikan hubungan
3.15 Menganalisis makna iman
antara iman kepada rasul-
kepada rasul-rasul Allah
rasul Allah
swt.
swt dengan keteguhan
dalam bertauhid, toleransi,
ketaatan, dan kecintaan
kepada Allah
4.16 Menyajikan makna syaja’ah
3.16 Menganalisis makna
(berani membela kebenaran)
syaja’ah (berani membela
dan upaya mewujudkan
kebenaran) dalam
kejujuran dalam
mewujudkan kejujuran
kehidupan sehari-hari
24
3.24 Mengevaluasi makna QS Luqman (31): 4.24.1 Membaca QS Luqman (31): 13-14 dan QS Al-
13-14 dan QS al-Baqarah (2): 83, serta Bakoroh(2): 83 sesuai dengan kaidah tajwid
Hadis tentang kewajibanberibadah dan dan makharijul huruf
bersyukur kepada Allah sertaberbuat 4.24.2 Mendemonstrasikan hafalan QS Luqman dan
baik kepada sesama manusia
QS al-Baqarah (2): 83 dengan lancar
4.24.3 Mempresentasikan kewajiban beribadah
dan bersyukur kepada Allah serta berbuat
baik terhadap sesama manusia sesuai
pesan QS
Luqman (31): 13-14 dan QS al- Baqarah
(2): 83
25
Komepetensi Inti
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian
dengan bidang dan lingkup kajian Pendidikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
Pancasila dan Kewarganegaraan pada tingkat
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, kompetensi kerja.
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
nasional, regional, dan internasional. sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
27
Komepetensi Dasar
1.1 Menghayati hakikat bangsa dan Negara sebagai 2.1 Responsif terhadap hakikat bangsa dan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Negara
1.2 Mensyukuri fungsi dan peran Pancasila dalam 2.2 Proaktif melaksanakan fungsi dan peran
kehidupan bangsa dan negara Indonesia Pancasila dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia
1.3 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik 2.3 Menunjukkan sikap peduli terhadap penerapan
penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan berbangsa dan bernegara
Yang Maha Esa
1.4 Mengamalkan ketentuan Undang-Undang Dasar 2.4 Peduli terhadap penerapan ketentuan Undang-
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
mengatur tentang wilayah, warga Negara, Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah,
penduduk, warga Negara, penduduk, agama dan
agama dan kepercayaan serta pertahanan dan kepercayaan serta pertahanan dan keamanan
keamanan
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
1.5 Menghayati sistem politik Indonesia sebagai 2.5 Responsif terhadap sistem politik
wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Indonesia
Maha Esa
1.6 Menghayati nilai-nilai terkait fungsi dan 2.6 Peduli terhadap fungsi dan kewenangan
kewenangan lembaga-lembaga negara lembaga-lembaga negara menurut Undang-
menurut Undang-Undang Dasar Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tahun
sebagai bentuk sikap beriman dan bertaqwa 1945
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.7 Melaksanakan budaya politik Indonesia 2.7 Peduli terhadap budaya politik
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Indonesia
Yang Maha Esa
1.8 Menghayati hubungan pemerintah pusat dan 2.8 Peduli terhadap hubungan pemerintah pusat
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara dan daerah yang harmonis di daerah
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai setempat
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
1.9 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen 2.9 Menunjukkan sikap kerja sama dalam rangka
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka mewujudkan komitmen integrasi nasional
Tunggal Ika sebaga wujud syukur kepada Tuhan dalam bingkaiBhineka Tunggal Ika
yang Maha Esa
1.10 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas 2.10 Responsif terhadap ancaman negara dan upaya
nilai-nilai yang membentuk kesadaran atas penyelesaiannya di bidang ideologi, politik,
ancaman terhadap negara dan upaya ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
penyelesaiannya dalam bingkai Bhinneka keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Tunggal Ika Ika
1.13 Mengsyukuri sistem pemerintahan di Indonesia 2.13 Proaktif terhadap sistem pemerintahan di
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa Indonesia
1.14 Mengamalkan nilai-nilai ke- Tuhanan dalam 2.14 Peduli dalam berdemokrasi Pancasila
berdemokrasi Pancasila sesuai Undang- sesuai Undang- Undang Dasar Negara
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun
Tahun 1945 1945
28
1.15 Mengahayati nilai-nilai dalam sistem hukum 2.15 Disiplin terhadap aturan sistem hukum dan
dan peradilan Indonesia sesuai dengan peradilan sesuai dengan Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indonesia Tahun
1945 sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa
1.16 Mengamalkan nilai-nilai dalam sistem 2.16 Proaktif terhadap sistem perlindungan tenaga
perlindungan tenaga kerja di Indonesia kerja di Indonesia
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa
1.17 Menghayati nilai-nilai dalam sistem hukum 2.17 Disiplin terhadap aturan sistem hukum dan
dan peradilan Internasional sebagai rasa peradilan Internasional
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.21 Menghayati perbedaan sebagai anugerah Tuhan 2.21 Proaktif menghindari pelanggaran hak dan
yang Maha Esa dalam rangka menghindari pengingkaran kewajiban warga negara dalam
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban kehidupan berbangsa dan bernegara
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1.22 Mengamalkan perilaku orang beriman kepada 2.22 Berperilaku jujur dalam praktik perlindungan
Tuhan Yang Maha Esa dalam praktik dan penegakan hukum di tengah
pelindungan dan penegakan hukum untuk masyarakat
menjamin keadilan dan kedamaian
1.23 Melaksanakan pemerintahan sesuai 2.23 Berperilaku jujur dalam pelaksanaan
karakteristik good governance dengan pemerintahan sesuai karakteristik good
berlandaskan nilai-nilai ketuhanan Yang governance
Maha Esa
1.24 Menghayati kemajuan Ilmu pengetahuan 2.24 Bertanggung-jawab dalam menyikapi pengaruh
dan teknologi sebagai anugerah Tuhanan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Yang Maha Esa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.25 Mensyukuri persatuan dan kesatuan bangsa 2.25 Proaktif dalam mengembangkan persatuan
sebagai upaya dalam menjaga dan dan kesatuan bangsa sebagai upaya dalam
mempertahankan Negara Kesatuan menjaga dan mempertahanakan Negara
Republik Indonesia sebagai bentuk Kesatuan Republik Indonesia
pengabdian
1.26 Menghayati peranan pers di Indonesia 2.26 Bertanggung-jawab dalam menyikapi
dengan berlandaskan nilai-nilai peranan pers di Indonesia
ketuhanan Yang Maha Esa
1.27 Mengamalkan etos kerja masyarakat Indonesia 2.27 Peduli terhadap etos kerja masyarakat
dengan berlandaskan nilai-nilai ketuhanan Indonesia
Yang Maha Esa
29
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis hakikat bangsa dan Negara 4.1 Menyaji hasil analisis hakikat bangsa dan
negara
3.2 Menganalisis fungsi dan peran Pancasila dalam 4.2 Menyaji hasil analisis fungsi dan peran Pancasila
kehidupan bangsa dan negara Indonesia dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
3.3 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam 4.3 Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan Negara Negara
3.4 Menganalisis ketentuan Undang-Undang Dasar 4.4 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
mengatur tentang wilayah negara, warga negara Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah
dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta negara, warga negara dan penduduk, agama dan
pertahanan dan keamanan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan
3.5 Menganalisis sistem politik di 4.5 Menyaji hasil analisis tentang sistem politik di
Indonesia Indonesia
3.6 Menganalisis fungsi dan kewenangan lembaga- 4.6 Menyaji hasil analisis tentang fungsi dan
lembaga Negara menurut Undang- Undang kewenangan lembaga-lembaga Negara
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
3.7 Menganalisis budaya politik di 4.7 Menyaji hasil analisis tentang budaya politik di
Indonesia Indonesia
3.8 Menganalisis hubungan pemerintah pusat dan 4.8 Menyaji hasil analisis tentang hubungan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Republik Indonesia Tahun 1945 setempat menurut Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.11 Menelaah pentingnya Wawasan Nusantara 4.11 Mempresentasikan hasil telaah terkait pentingnya
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Wawasan Nusantara dalam konteks Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia
3.12 Menganalisis pelanggaran hak asasi manusia 4.12 Menyaji hasil analisis pelanggaran hak asasi
dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan manusia dalam perspektif Pancasila dalam
berbangsa dan bernegara kehidupan berbangsa dan bernegara
3.13 Menganalisis sistem pemerintahan di 4.13 Menyaji hasil analisis tentang sistem
Indonesia pemerintahan di Indonesia
3.14 Menganalisis sistem dan dinamika demokrasi 4.14 Menyaji hasil analisis tentang sistem dan
Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar dinamika demokrasi Pancasila sesuai
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
3.15 Menganalis sistem hukum dan peradilan di 4.15 Menyaji hasil analisis tentang sistem hukum dan
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945
3.16 Menganalisis sistem perlindungan tenaga kerja 4.16 Menyaji hasil analisis tentang sistem
di Indonesia perlindungan tenaga kerja di Indonesia
3.17 Menganalisis system hukum dan peradilan 4.17 Menyaji hasil analisis tentang system hukum dan
internasional peradilan internasional
3.18 Mengevaluasi dinamika peran Indonesia dalam 4.18 4.18 Menyaji hasil evaluasi tentang peran
perdamaian dunia sesuai Undang-Undang Indonesia dalam perdamaian dunia sesuai
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun
1945
30
3.21 Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait 4.21 Menyaji hasil analisis tentang nilai-nilai
dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan Pancasila terkait dengan kasus-kasus
pengingkaran kewajiban pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bernegara
3.22 Mengevaluasi praktik perlindungan dan 4.22 Mendemonstrasikan praktik perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin penegakan hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian keadilan dan kedamaian
3.23 Menganalisis pelaksanaan pemerintahan sesuai 4.23 Menyaji hasil analisis tentang pelaksanaan
karakteristik good governance pemerintahan sesuai karakteristik good
governance
3.24 3.24 Menganalisis pengaruh kemajuan ilmu 4.24 Menyaji hasil analisis tentang pengaruh
pengetahuan dan teknologi terhadap bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal terhadap bangsa dan negara dalam bingkai
Ika Bhinneka Tunggal Ika
3.25 Mengevaluasi dinamika persatuan dan kesatuan 4.25 Menyaji hasil evaluasi tentang dinamika
bangsa sebagai upaya menjaga dan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai
mempertahankan Negara Kesatuan Republik upaya menjaga dan mempertahankan Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia
3.26 Mengevaluasi peranan pers di 4.26 Menyaji hasil evaluasi tentang peranan pers di
Indonesia Indonesia
3.27 Mengevaluasi etos kerja masyarakat 4.27 Menyaji hasil evaluasi tentang etos kerja
Indonesia masyarakat Indonesia
3.21 Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait 4.21 Menyaji hasil analisis tentang nilai-nilai
dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan Pancasila terkait dengan kasus-kasus
pengingkaran kewajiban pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bernegara
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
konseptual, prosedural, dan metakognitif serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian kajian bahasa Indonesia.
bahasa Indonesia pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
budaya, dan humaniora dalam konteks kompetensi kerja.
pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
masyarakat nasional, regional, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
internasional. mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
31
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami laporan hasil observasi berkaitan 4.1 Menyajikan isi teks (intisari) laporan hasil
dengan bidang pekerjaan yang observasi berkaitan dengan bidang pekerjaan
dipresentasikan dengan lisan dan tulis berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun
tulis
3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari 4.2 Mengonstruksikan teks laporan observasi
minimal dua teks laporan hasil observasi berkaitan bidang pekerjaan dengan
berkaitan dengan bidang pekerjaan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks 4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi berkaitan bidang
eksposisi yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan isi
pekerjaan (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan kebahasaan
3.5 Menganalisis teks anekdot dari aspek makna 4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks
tersirat anekdot baik lisan maupun tulis
3.6 Mengevaluasi struktur dan kebahasaan 4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan
teks anekdot memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis.
3.7 Mendeskripsikan nilai-nilai dan isi yang 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat)
terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik yang didengar dan dibaca
lisan maupun tulis
3.9 Menguraikan butir-butir penting dari dua buku 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi (buku
nonfiksi (buku pengayaan) dan satu novel pengayaan) dan ringkasan dari satu novel yang
dibaca
3.11 Mengevaluasi isi, struktur (orientasi, pengajuan, 4.11 Mengonstruksikan teks negosiasi berkaitan
penawaran, persetujuan, penutup) dan dengan bidang pekerjaan dengan
kebahasaan teks negosiasi berkaitan dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi,
bidang pekerjaan pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan
3.12 Menganalisis permasalahan/ isu, sudut pandang 4.12 Mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang
dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari
debat berkaitan dengan bidang pekerjaan untuk debat berkaitan dengan bidang pekerjaan secara
menemukan esensi dari debat lisan untuk menunjukkan esensi dari debat
32
3.13 Menganalisis isi debat berkaitan dengan bidang 4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari
pekerjaan (permasalahan/isu, sudut pandang berbagai sudut pandang yang dilengkapi
dan argumen beberapa pihak, dan simpulan) argumen dalam berdebat berkaitan dengan
bidang pekerjaan
3.14 Menganalisis butir-butir penting yang dapat 4.14 Menyajikan hal-hal yang dapat diteladani dari
diteladani dari teks biografi berkaitan tokoh yang terdapat dalam teks biografi
dengan bidang pekerjaan berkaitan dengan bidang pekerjaan yang
dibaca secara tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan 4.15 Membuat teks biografi berkaitan dengan
dalam teks biografi berkaitan dengan bidang bidang pekerjaan baik lisan maupun tulis
pekerjaan
3.16 Menganalisis suasana, tema, dan makna 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau
beberapa puisi yang terkandung dalam memusikalisasikan) satu puisi dari antologi
antologi puisi atau kumpulan puisi dengan
puisi yang diperdengarkan atau memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi
dibaca (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa,
imaji, struktur, perwajahan)
3.18 Menganalisis isi dari minimal satu buku fiksi 4.18 Menyajikan replikasi isi buku ilmiah yang
dan satu buku nonfiksi yang sudah dibaca dibaca dalam bentuk resensi
3.19 Menganalisis informasi berupa pernyataan- 4.19 Merancang pernyataan umum dan tahapan-
pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam tahapan dalam teks prosedur berkaitan
teks prosedur berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan organisasi
bidang pekerjaan yang tepat secara lisan dan tulis
3.20 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.20 Mengembangkan teks prosedur berkaitan
teks prosedur berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan hasil
bidang pekerjaan analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan
3.21 Menganalisis informasi (pengetahuan dan 4.21 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan
urutan kejadian) dalam teks ekplanasi urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
berkaitan dengan bidang pekerjaan lisan dan berkaitan dengan bidang pekerjaan secara
tulis lisan dan tulis
3.22 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.22 Memproduksi teks eksplanasi berkaitan
teks eksplanasi berkaitan dengan bidang dengan bidang pekerjaan secara lisan atau
pekerjaan tulis dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan
3.23 Menganalisis informasi berupa permasalahan 4.23 Menyusun bagian-bagian penting dari
aktual yang disajikan dalam ceramah permasalahan aktual sebagai bahan
berkaitan dengan bidang pekerjaan untuk disajikan dalam ceramah
berkaitan dengan bidang pekerjaan
3.24 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan 4.24 Mengonstruksi ceramah berkaitan bidang
dalam ceramah berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan aspek
pekerjaan kebahasaan dan menggunakan struktur yang
tepat
3.21 Menganalisis informasi (pengetahuan dan 4.21 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan
urutan kejadian) dalam teks ekplanasi urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
berkaitan dengan bidang pekerjaan lisan dan berkaitan dengan bidang pekerjaan secara
tulis lisan dan tulis
3.22 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.22 Memproduksi teks eksplanasi berkaitan
teks eksplanasi berkaitan dengan bidang dengan bidang pekerjaan secara lisan atau
pekerjaan tulis dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan
3.23 Menganalisis informasi berupa permasalahan 4.23 Menyusun bagian-bagian penting dari
aktual yang disajikan dalam ceramah permasalahan aktual sebagai bahan
berkaitan dengan bidang pekerjaan untuk disajikan dalam ceramah
berkaitan dengan bidang pekerjaan
33
3.24 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan 4.24 Mengonstruksi ceramah berkaitan bidang
dalam ceramah berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan aspek
pekerjaan kebahasaan dan menggunakan struktur yang
tepat
3.25 Mendeskripsikan butir-butir penting dari satu 4.25 Menyajikan butir-butir penting dari satu buku
buku pengayaan (nonfiksi) berkaitan dengan pengayaan (nonfiksi) berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang dibaca bidang pekerjaan
3.26 Menemukan butir-butir penting dari dua buku 4.26 Menyajikan persamaan dan perbedaan isi
pengayaan berkaitan dengan bidang pekerjaan dua buku pengayaan berkaitan dengan
(nonfiksi) yang dibaca bidang pekerjaan (nonfiksi) yang dibaca
3.27 Menganalisis pesan dari satu buku fiksi 4.27 Menyusun ulasan terhadap pesan dari satu buku
yang dibaca fiksi yang dibaca
3.28 Mendeskripsikan informasi penting yang 4.28 Melengkapi informasi dalam proposal
ada dalam proposal kegiatan atau berkaitan dengan bidang pekerjaan supaya
penelitian berkaitan dengan bidang lebih efektif
pekerjaan
3.29 Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan 4.29 Merancang sebuah proposal karya ilmiah
suatu proposal berkaitan dengan bidang berkaitan bidang pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan informasi, tujuan, dan esensi
karya ilmiah yang diperlukan
3.30 Menganalisis informasi, tujuan dan esensi 4.30 Merancang informasi, tujuan, dan esensi yang
sebuah karya ilmiah berkaitan dengan bidang harus disajikan dalam karya ilmiah berkaitan
pekerjaan yang dibaca dengan bidang pekerjaan
3.31 Menganalisis sistematika dan kebahasaan 4.31 Mengonstruksi sebuah karya ilmiah berkaitan
karya ilmiah berkaitan dengan bidang bidang pekerjaan dengan memerhatikan isi,
pekerjaan sistematika, dan kebahasaan
3.32 Membandingkan isi berbagai resensi berkaitan 4.32 Menyajikan isi sebuah resensi berkaitan bidang
dengan bidang pekerjaan untuk menemukan pekerjaan dengan memerhatikan hasil perbandingan
sistematika sebuah resensi beberapa teks resensi
3.33 Menganalisis kebahasaan resensi dalam 4.33 Mengkonstruksi sebuah resensi dari buku
kumpulan cerpen atau novel setidaknya dua kumpulan cerita pendek atau novel yang
karya yang berbeda sudah dibaca
3.34 Menganalisis alur cerita, babak demi babak, 4.34 Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama
dan konflik dalam drama yang dibaca atau yang dibaca atau ditonton secara lisan
ditonton
3.35 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang 4.35 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama
dibaca atau ditonton dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan
3.36 Menganalisis pesan dari dua buku fiksi 4.36 Menyusun ulasan terhadap pesan dari dua buku
(novel dan buku kumpulan puisi) yang kumpulan puisi yang dikaitkan dengan situasi
dibaca kekinian
3.37 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.37 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-
surat lamaran pekerjaan yang dibaca unsur isi surat lamaran baik secara lisan
maupun tulis
3.38 Menganalisis unsur kebahasaan surat lamaran 4.38 Menyusun surat lamaran pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan isi, sistematika dan
kebahasaan
3.39 Menganalisis informasi, yang mencakup 4.39 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita
orientasi, rangkaian kejadian yang saling sejarah dalam sebuah teks eksplanasi
berkaitan,
34
3.40 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel 4.40 Menulis cerita sejarah pribadi dengan
sejarah memerhatikan kebahasaan
3.41 Mendeskripsikan informasi (pendapat, alternatif 4.41 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan
solusi dan simpulan terhadap suatu isu) dalam teks editorial berkaitan dengan bidang
teks editorial berkaitan dengan bidang pekerjaan baik secara lisan maupun tulis
pekerjaan
3.42 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.42 Merancang teks editorial berkaitan bidang
teks editorial berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur dan
pekerjaan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
3.43 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita 4.43 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang satu
pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku topik baik secara lisan maupun tulis
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca
3.44 Menganalisis isi teks iklan sesuai bidang 4.44 Mengonstruksi makna dan tujuan isi teks
pekerjaan iklan sesuai bidang pekerjaan
3.45 Menganalisis struktur dan ciri kebahasaan teks 4.45 Menyusun teks iklan sesuai bidang pekerjaan
iklan sesuai bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
3.46 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun 4.46 Menyusun opini dalam bentuk artikel berkaitan
opini, dalam sebuah artikel berkaitan dengan dengan bidang pekerjaan
bidang pekerjaan yang dibaca
3.47 Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau 4.47 Mengonstruksi sebuah artikel berkaitan bidang
buku ilmiah berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan fakta dan
pekerjaan kebahasaan
3.48 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.48 Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-unsur
surat dinas berkaitan dengan bidang isi surat dinas berkaitan dengan bidang
pekerjaan pekerjaan baik secara lisan maupun tulis
3.49 Menganalisis unsur kebahasaan surat dinas yang 4.49 Menyusun surat dinas yang berkaitan bidang
sesuai bidang pekerjaan pekerjaan dengan memerhatikan isi,
sistematika dan kebahasaan
3.50 Menganalisis nilai-nilai yangterdapat dalam 4.50 Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang
sebuah buku pengayaan (nonfiksi) dan satu terkandung dalam sebuah buku pengayaan
buku drama (fiksi) (nonfiksi) dan satu buku drama
(fiksi)
KOMPETENSI INTI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
dan mengevaluasi tentang pengetahuan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
faktual, konseptual, prosedural, dan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
metakognitif sesuai dengan bidang dan kajian Matematika`
lingkup kajian Matematika pada tingkat
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menerapkan konsep bilangan berpangkat, 4.1 Menyajikan penyelesaian masalah bilangan
bentuk akar dan logaritma dalam berpangkat, bentuk akar dan logaritma
menyelesaikan masalah
3.6 Menganalisis barisan dan deret geometri 4.6 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan barisan dan
deret geometri
3.7 Menganalisis pertumbuhan, peluruhan, 4.7 Menyelesaiakan masalah kontekstual yang
bunga dan anuitas berkaitan dengan pertumbuhan, peluruhan,
bunga dan anuitas
3.8 Menentukan perbandingan trigonometri pada 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
segitiga siku- siku perbandingan trigonometri pada segitiga
siku- siku
36
3.9 Menentukan nilai sudut berelasi 4.9 Menyelesaikan masalah nilai sudut
diberbagai kuadran berelasi diberbagai kuadran
3.10 Menentukan koordinat kartesius menjadi 4.10 Menyelesaikan masalah perubahan koordinat
koordinat kutub dan sebaliknya kartesius menjadi koordinat kutub dan
sebaliknya
3.12 Menerapkan aturan sinus dan kosinus 4.12 Menyelesaikan permasalah kontekstual
dengan aturan sinus dan kosinus
3.13 Menentukan luas segitiga pada trigonometri 4.13 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan luas segitiga
pada trigonometri
3.14 Menganalisis nilai sudut dengan rumus 4.14 Menyelesaikan nilai nilai sudut dengan rumus
jumlah dan selisih dua sudut jumlah dan selisih dua sudut
3.15 Menerapkan operasi matriks dalam 4.15 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
menyelesaiakan masalah yang dengan matriks
berkaitan dengan matriks
3.16 Menetukan nilai determinan, invers dan 4.16 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tranpos pada ordo 2 x 2 dan nilai dengan determinan, invers dan tranpose
determinan dan tranpos pada ordo 3 x 3 pada ordo
2 x 2 serta nilai determinan
dan tranpos pada ordo 3 x 3
3.17 Menentukan nilai besaran vektor pada 4.17 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dimensi dua dengan nilai besaran vektor pada dimensi
dua
3.18 Menentukan nilai besaran vektor pada 4.18 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dimensi tiga dengan nilai besaran vektor pada dimensi
tiga
3.19 Menentukan nilai variabel pada 4.19 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
persamaan dan fungsi kuadrat dengan persamaan dan fungsi kuadrat
3.20 Menganalisis operasi komposisi dan 4.20 Menyelesaikan masalah operasi komposisi
operasi invers pada fungsi dan operasi invers pada fungsi
3.22 Menganalisis masalah kontekstual yang 4.22 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan logika matematika berkaitan dengan logika matematika
(pernyataan sederhana, negasi pernyataan (pernyataan sederhana, negasi pernyataan
sederhana, pernyataan majemuk, negasi sederhana, pernyataan majemuk , negasi
pernyataan majemuk dan penarikan pernyataan majemuk dan penarikan
kesimpulan) kesimpulan )
3.23 Menganalisis titik, garis dan bidang pada 4.23 Menyajikan penyelesaian masalah yang
geometri dimensi tiga berkaitan dengan jarak antara titik ke titik,
titik ke garis dan garis ke bidang pada
geometri dimensi tiga
3.28 Menganalisis ukuran pemusatan data 4.28 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dengan ukuran pemusatan data tunggal
dan data kelompok
3.29 Menganalisis ukuran penyebaran data 4.29 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dengan ukuran penyebaran data tunggal
dan data kelompok
3.30 Menentukan nilai limit fungsi aljabar 4.30 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan limit fungsi aljabar
3.31 Menentukan turunan fungsi aljabar 4.31 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
menggunakan definisi limit fungsi atau dengan turunan fungsi aljabar
sifat – sifat turunan fungsi serta
penerapannya
3.32 Menganalisis keberkaitan turunan pertama 4.32 Menyelesaikan masalah kontekstual
fungsi dengan nilai maksimum, nilai yang berkaitan dengan turunan
minimum, dan selang kemonotonan pertama fungsi aljabar
fungsi, serta kemiringan garis singgung
kurva
3.33 Menentukan nilai integral tak tentu dan 4.33 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tertentu fungsi aljabar dengan integral tak tentu dan tertentu
fungsi aljabar
3.34 Menentukan luas permukaan dan volume 4.34 Menyelesaikan masalah luas permukaan dan
benda putar dengan menggunakan integral volume benda putar dengan menggunakan
tertentu integral tertentu
38
KOMPETENSI INTI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang pengetahuan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
faktual, konseptual, prosedural, dan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
metakognitif sesuai dengan bidang dan kajian Sejarah Indonesia.
lingkup kajian Sejarah Indonesia pada
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
tingkat teknis, spesifik,
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
detil, dan kompleks, berkenaan kompetensi kerja.
dengan ilmu
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
pengetahuan, teknologi, seni, menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
budaya, dan humaniora dalam kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
konteks pengembangan potensi diri terkait dengan
sebagai bagian dari keluarga, pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
sekolah, dunia kerja, warga mampu
masyarakat melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
nasional, regional, dan internasional langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
KOMPTENSI DASAR
3.1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir 4.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep
kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik,
dan waktu serta perubahan dan sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan
keberlanjutan) dan keberlanjutan)
3.2 Menganalisis kehidupan manusia dan 4.2 Menyajikan informasi mengenai manusia dan
hasil-hasil hasil-hasil budaya khususnya masyarakat Pra
budaya masyarakat Pra Aksara Aksara Indonesia
Indonesia
3.3 Menganalisis berbagai teori tentang proses 4.3 Mengolah informasi tentang berbagai teori
masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha serta pengaruhnya terhadap Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan
kehidupan masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
(pemerintahan, budaya)
3.4 Menganalisis berbagai teori tentang proses 4.4 Menyajikan hasil analisis berbagai teori
masuknya agama dan kebudayaan Islam tentang proses masuknya agama dan
serta pengaruhnya terhadap kehidupan kebudayaan Islam serta pengaruhnya
masyarakat Indonesia (ekonomi, terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
pemerintahan, budaya) (ekonomi, pemerintahan, budaya)
39
3.5 3Menganalisis proses masuk dan perkembangan 4.5 Mengolah informasi tentang proses masuk
penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, dan perkembangan penjajahan
Belanda, Inggris) ke Indonesia bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) ke Indonesia
3.6 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, 4.6 Menalar dampak politik, budaya, sosial, ekonomi,
ekonomi, dan pendidikan pada masa dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa
penjajahan bangsa Eropa, lahirnya pergerakan Eropa lahirnya pergerakan nasional dan peristiwa
nasional dan peristiwa sumpah pemuda sumpah pemuda
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi 4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan
kemerdekaan dan pembentukan pembentukan pemerintahan pertama Republik
pemerintahan pertama Republik Indonesia, Indonesia, serta maknanya bagi kehidupan
serta maknanya bagi kehidupan sosial, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan
budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
bangsa Indonesia
3.8 Menganalisis strategi dan bentuk 4.8 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
upaya mempertahankan mempertahankan kemerdekaan
3.9 Mengevaluasi upaya bangsa indonesia dalam 4.9 Menyajikan hasil kesimpulan tentang upaya
menghadapi ancaman disintegrasi bangsa bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman
antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, disintegrasi bangsa antara lain PKI Madiun
APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
G-30-S/PKI Permesta, G-30-S/PKI
3.10 Mengevaluasi perkembangan kehidupan 4.10 Menyajikan hasil telaah tentang perkembangan
politik dan ekonomi Bangsa Indonesia kehidupan politik dan ekonomi Bangsa
pada masa awal kemerdekaan Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai
sampai dengan masa Demokrasi Terpimpin masa Demokrasi Terpimpin
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.1 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
dan unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis pendek dan sederhana yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta
melibatkan tindakan memberi dan informasi terkait jati diri, dengan
meminta informasi terkait jati diri dan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
hubungan keluarga, sesuai dengan dan unsur kebahasaan yang benar dan
konteks penggunaannya. (Perhatikan sesuai konteks penggunaannya.
unsur kebahasaan pronoun: subjective,
objective, possessive)
3.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.2 Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan
dan unsur kebahasaan teks interaksi tulis sederhana yang melibatkan tindakan
interpersonal lisan dan tulis yang memberikan ucapan selamat bersayap
melibatkan tindakan memberikan ucapan (extended), dan responnya dengan
selamat bersayap (extended), dan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
responnya, sesuai dengan konteks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
penggunaannya. konteks.
3.3 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.3 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis pendek dan sederhana yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan melibatkan tindakan memberi dan meminta
tindakan memberi dan meminta informasi informasi terkait niat melakukan suatu
terkait niat melakukan suatu tindakan/kegiatan, dengan memperhatikan
tindakan/kegiatan, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
kebahasaan be going to, would like to) penggunaannya.
3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.4 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis,
unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif pendek dan sederhana, terkait orang, benda
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta dan tempat, dengan memperhatikan fungsi
informasi pendek dan sederhana terkait sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan,
orang, benda dan tempat sesuai dengan secara benar dan sesuai konteks
konteks penggunaannya.
3.5 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.5 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan beberapa pemberitahuan (announcement), lisan dan
teks khusus dalam bentuk tulis, pendek dan sederhana, dengan
pemberitahuan memperhatikan fungsi sosial,
41
3.6 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.6 Menyusun teks interaksi transaksional, lisan
4unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis, pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan melibatkan tindakan unsur dan meminta
tindakan memberi dan meminta informasi informasi terkait keadaan/tindakan/
terkait keadaan/tindakan/ kegiatan/ kejadian kegiatan/ kejadian yang dilakukan/terjadi di
yang dilakukan/terjadi di waktu lampau waktu lampau yang merujuk waktu
yang merujuk waktu terjadinya dan terjadinya dan kesudahannya, dengan
kesudahannya, sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
penggunaannya. (Perhatikan unsur dan unsur kebahasaan yang benar dan
kebahasaan simple past tense vs present sesuai konteks
perfect tense)
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.7 Menyusun teks recount lisan dan tulis,
unsur kebahasaan beberapa teks recount pendek dan sederhana, terkait
lisan dan tulis dengan memberi dan peristiwa/pengalaman, dengan
meminta informasi terkait memperhatikan fungsi sosial, struktur
peristiwa/pengalaman sesuai dengan teks, dan unsur kebahasaan, secara benar
konteks penggunaannya dan sesuai konteks
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.8 Menyajikan teks naratif pendek dan
dan unsur kebahasaan beberapa teks sederhana terkait legenda rakyat secara
naratif lisan dan tulis dengan memberi dan lisan dan tulis dengan memperhatikan
meminta informasi terkait legenda rakyat fungsi social, struktur teks dan unsur
sederhana, sesuai dengan konteks kebahasaan secara benar dan sesuai
penggunaannya konteks
3.9 Menganalisis fungsi social, struktur teks dan 4.9 Menyusun teks khusus dalam bentuk memo,
unsur kebahasaan beberapa teks khusus menu, jadwal dan tanda-tanda (signs) lisan
dalam bentuk memo, menu, schedule dan dan tulis, pendek dan sederhana, dengan
signs dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi sosial, struktur teks
informasi terkait kegiatan sekolah atau dan unsur kebahasaan secara benar dan
tempat kerja, sesuai dengan konteks sesuai konteks.
penggunaannya di dunia kerja.
3.10 Menerapkan fungsi social, struktur teks 4.10 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
dan unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis yang melibatkan tindakan member
transaksional lisan dan tulis yang dan meminta informasi terkait
melibatkan tindakan memberi dan perbandingan kata sifat dengan
meminta informasi terkait perbandingan memperhatikan fungsi social, struktur teks
kata sifat sesuai dengan bidang keahlian dan unsur kebahasaan yang benar dan
dan konteks penggunaannya. sesuai konteks.
3.11 Menganalisis fungsi social, struktur teks dan 4.11 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis, pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi dan meminta meminta informasi tentang petunjuk arah
informasi tentang petunjuk arah (direction) (direction) dengan memperhatikan fungsi
sesuai dengan konteks penggunaannya di social, struktur teks dan unsur kebahasaan
dunia kerja. yang benar dan sesuai konteks di dunia
kerja.
3.12 Menganalisis fungsi social, struktur teks 4.12 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
dan unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis, pendek dan sederhana yang
transaksional yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait kegiatan/tugas-
dan meminta informasi terkait tugas rutin sederhana (simple routine
kegiatan/tugas-tugas rutin sederhana tasks) dengan memperhatikan fungsi
(simple routine tasks) sesuai dengan social, struktur teks dan unsur kebahasaan
konteks penggunaan di dunia kerja. yang benar
dan sesuai konteks dunia kerja.
3.13 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.13 Menyusun teks interaksi transaksional,
dan unsur kebahasaan teks interaksi lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
transaksional lisan dan tulis yang yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait saran dan
meminta informasi terkait saran dan tawaran, dengan memperhatikan fungsi
tawaran, sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur
penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
kebahasaan should, can) konteks
42
3.14 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.14 Menyusun teks interaksi transaksional, lisan
teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis, pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan melibatkan tindakan memberi dan meminta
tindakan memberi dan meminta informasi informasi terkait pendapat dan pikiran,
terkait pendapat dan pikiran, sesuai dengan dengan memperhatikan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
(Perhatikan unsur kebahasaan I think, I benar dan sesuai konteks
suppose in my opinion)
3.15 Menerapkan fungsi social, struktur teks 4.15 Menuliskan kembali teks pesan sederhana
dan unsur kebahasaan teks interaksi lewat telephone terkait tempat kerja
transaksional yang dengan memperhatikan fungsi sosial,
melibatkan tindakan memberi dan meminta struktur teks dan unsur kebahasaan secara
informasi benar dan sesuai konteks dunia kerja
terkait pesan sederhana lewat telephone
(taking simple
phone message) sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia
kerja
3.16 Menganalisis fungsi 6sosial, struktur teks, 4.16 Menyusun teks khusus dalam bentuk
dan 6unsur kebahasaan beberapa teks undangan resmi lisan dan tulis, terkait
khusus dalam bentuk undangan resmi kegiatan sekolah/tempat kerja, dengan
dengan memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi 6nsure, struktur
terkait kegiatan sekolah/tempat kerja teks, dan 6unsur kebahasaan, secara benar
sesuai dengan konteks penggunaannya dan sesuai konteks
3.17 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, 4.17 Menyusun teks khusus dalam bentuk surat
dan unsur kebahasaan beberapa teks pribadi terkait kegiatan diri sendiri dan
khusus dalam bentuk surat pribadi orang sekitarnya, lisan dan tulis, dengan
dengan memberi dan menerima informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait kegiatan diri sendiri dan orang dan unsur kebahasaan, secara benar dan
sekitarnya, sesuai dengan konteks sesuai konteks
penggunaannya
3.18 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.18 Menyusun teks prosedur, lisan dan tulis,
dan unsur kebahasaan beberapa teks dalam bentuk manual terkait penggunaan
prosedur lisan dan tulis dengan teknologi dan kiat-kiat (tips), dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait dan unsur kebahasaan, secara benar dan
manual penggunaan teknologi dan kiat-kiat sesuai konteks
(tips), pendek dan sederhana, sesuai dengan
bidang keahlian dan konteks
penggunaannya
3.19 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.19 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis yang melibatkan tindakan memberi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan dan meminta informasi terkait
tindakan memberi dan meminta informasi keadaan/tindakan/ kegiatan/kejadian tanpa
terkait keadaan tindakan/ kegiatan/ kejadian perlu menyebutkan pelakunya dalam teks
tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam ilmiah, dengan memperhatikan fungsi sosial,
teks ilmiah, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
penggunaannya. (Perhatikan unsur benar dan sesuai konteks
kebahasaan passive voice)
3.20 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.20 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menyatakan dan menanyakan tentang
menanyakan tentang pengandaian jika pengandaian jika terjadi suatu keadaan/
terjadi suatu keadaan/ kejadian/peristiwa di kejadian/peristiwa di waktu yang akan
waktu yang akan datang, sesuai dengan datang, dengan memperhatikan fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
43
3.21 Menganalisis struktur teks dan unsur 4.21 Menyusun teks ilmiah faktual (factual
kebahasaan untuk melaksanakan fungsi report), lisan dan tulis, sederhana, tentang
sosial teks factual report dengan orang, binatang, benda, gejala dan
menyatakan dan menanyakan tentang teks peristiwa alam dan sosial, terkait dengan
ilmiah faktual tentang orang, binatang, mata pelajaran lain
benda, gejala dan peristiwa alam dan sosial,
sederhana, sesuai dengan konteks
pembelajaran di pelajaran lain
3.22 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.22 Menyusun teks eksposisi analitis tulis, terkait
unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi isu aktual, dengan memperhatikan fungsi
analitis lisan dan tulis dengan memberi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan,
dan meminta informasi terkait isu aktual, secara benar dan sesuai konteks
sesuai dengan
konteks penggunaannya
3.23 Menganalisis fungsi social, struktur teks 4.23 Menyusun teks biografi tokoh lisan dan
dan unsur kebahasaan pada teks biografi tulis, pendek dan sederhana, dengan
tokoh sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial, struktur
penggunaannya. teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
3.24 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan a. Menyusun teks interaksi transaksional
unsur kebahasaan teks interaksi lisan dan tulis yang melibatkan
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta
tindakan memberi dan meminta informasi informasi terkait hubungan
terkait hubungan sebab akibat, sesuai dengan sebab akibat, dengan memperhatikan
konteks penggunaannya. (Perhatikan unsur fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan because of ..., due to ..., thanks kebahasaan yang benar dan sesuai
to ...) konteks
3.25 Menganalisis fungsi social, struktur teks 4.25 Menyusun teks interaksi transaksional tulis
dan unsur kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan memberi dan
transaksional yang meminta informasi terkait penulisan
melibatkan tindakan memberi laporan sederhana dengan memperhatikan
dan meminta informasi terkait fungsi social, struktur teks dan unsur
penulisan laporan sederhana. kebahasaan yang benar dan sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia kerja.
3.26 Menganalisis fungsi social, struktur teks 4.26 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
dan unsur kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan memberi dan
transaksional yang meminta informasi terkait penyajian
melibatkan tindakan memberi laporan dengan memperhatikan fungsi
dan meminta informasi terkait social, struktur teks dan unsur kebahasaan
penyajian laporan secara lisan yang benar dan sesuai dengan konteks
(report presentation) penggunaannya di dunia kerja.
3.27 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.27 Menyusun teks interaksi interpersonal lisan
unsur kebahasaan teks interaksi dan tulis sederhana yang melibatkan
interpersonal lisan dan tulis yang tindakan menawarkan jasa, dan
melibatkan tindakan menawarkan jasa, menanggapinya dengan memperhatikan
serta menanggapinya, sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
kebahasaan May I help you? What can I do
for you? What if ...?)
3.28 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.28 Menyusun teks khusus surat lamaran kerja,
unsur kebahasaan beberapa teks khusus yang memberikan informasi antara lain jati
dalam bentuk surat lamaran kerja, dengan diri, latar belakang pendidikan/pengalaman
memberi dan meminta informasi terkait jati kerja, dengan memperhatikan fungsi sosial,
diri, latar belakang pendidikan/pengalaman struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara
kerja, sesuai dengan konteks benar dan sesuai konteks
penggunaannya
44
3.29 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.29 Menyusun teks interaksi transaksional lisan
unsur kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan memberi dan
transaksional lisan yang melibatkan meminta informasi terkait jati diri dalam
tindakan memberi dan meminta informasi konteks pekerjaan (wawancara pekerjaan),
terkait jati diri dalam konteks pekerjaan dengan memperhatikan fungsi sosial,
(wawancara pekerjaan) struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks penggunaannya
di dunia kerja.
3.30 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan 4.30 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menyatakan dan menanyakan tentang
menanyakan tentang keharusan, sesuai keharusan, dengan memperhatikan
dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
3.31 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, 4.31 Menangkap makna secara
dan unsur kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
news item lisan dan tulis dengan sosial, struktur teks, dan unsur
memberi dan meminta informasi kebahasaan teks news items lisan dan
terkait berita sederhana dari tulis, dalam bentuk berita sederhana
koran/radio/TV, sesuai dengan konteks koran/radio/TV
penggunaannya
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami tindak tutur menyapa (salam, 4.1 Mendemontrasikan tindak tutur menyapa
menanyakan keadaan), memperkenalkan (salam, menanyakan keadaan),
diri (ta’aruf), mengucapkan terimakasih memperkenalkan diri (ta’aruf),
(taqdim al-syukr), meminta maaf (al- mengucapkan terimakasih (taqdim al-
isti’fa), dan berpamitan (wada’an), dengan syukr), meminta maaf (al isti’fa), dan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, berpamitan (wada’an), dengan
dan unsur kebahasaan pada teks interaksi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks penggunaannya konteks
3.2 Menerapkan jati diri (huwiyah), dengan 4.2 Mendemontrasikan jati diri (huwiyah)
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dengan memperhatikan fungsi sosial,
dan unsur kebahasaan dari teks interaksi struktur teks, dan unsur kebahasaan,
transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan secara benar dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.3 Mengilustrasikan nama hari (asma al-ayyam), 4.3 Mengungkapkan teks sederhana terkait nama
bulan (syuhur al- hijriyahmiladiyah), nama hari (asma al- ayyam), bulan (syuhur al-
waktu dalam hari (shobah, nahar, masa hijriyah/miladiyah), nama
lailah), waktu dalam bentuk angka (sa’ah), waktu dalam hari (shobah,
tanggal (tarikh), dan tahun (sanah nahar, masa, lailah), waktu dalam bentuk
hijriyah/miladiyah), dengan memperhatikan angka (sa’ah), tanggal (tarikh), dan tahun
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur (sanah hijriyah/miladiyah), dengan
kebahasaan dari teks interaksi transaksional memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
lisan dan tulis, sesuai dengan konteks dan unsur kebahasaan yang benar dan
penggunaannya sesuai konteks
3.4 Memahami teks sederhana fungsi terkait 4.4 Menyusun teks sederhana terkait dengan
bangunan publik (al- mabani al- ‘ammah) bangunan publik (al- mabani al-‘ammah)
yang dekat dengan kehidupan siswa sehari- yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-
hari, dengan memperhatikan fungsi sosial, hari, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan pada struktur teks, dan unsur kebahasaan yang
teks interaksi transaksional lisan dan tulis, benar dan sesuai konteks
sesuai dengan konteks penggunaannya
3.5 Menggambarkan (sifat orang (sifat al-insan), 4.5 Mendemontrasikan teks sederhana terkait
dengan memperhatikan fungsi sosial, sifat orang (sifat al-insan), dengan
struktur teks, dan unsur kebahasaan pada memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks interaksi teks dan unsur
3.6 Mengklasifikasi aktivitas (ansyithah) orang 4.6 Mendemontrasikan teks sederhana terkait
dan fungsi (wadhaif) benda/ alat, dengan dengan aktivitas (ansyithah) orang dan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, fungsi (wadhaif) benda/alat, dengan
dan unsur kebahasaan pada teks interaksi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks
transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks penggunaannya konteks
3.7 Menganalisis teks sederhana tentang 4.7 Mengimplementasikan teks sederhana terkait
deskripsi orang (washf al-insan), dengan deskripsi orang(washf al- insan), dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan dari teksdeskriptif dan unsur kebahasaan yang benar dan
lisan dan tulis, sesuai dengan konteks sesuai konteks
penggunaannya
3.8 Menentukan peribahasa Arab, dengan 4.8 Mengungkapkan peribahasa Arab secara
memperhatikan fungsi sosial dan unsur sederhana dengan memperhatikan fungsi
kebahasaan sosial dan unsur kebahasaan
3.9 Menerapkan tindak tutur untuk meminta 4.9 Melatih menerapkan teks sederhana yang
perhatian (mulahazhat), mengecek berisi meminta perhatian (mulahadhat),
pemahaman (al-isti’ab), menghargai kinerja mengecek pemahaman (alisti’ab),
yang baik, dan meminta dan menghargai kinerja yang baik, dan meminta
mengungkapkan pendapat (taqdim al-ara), dan mengungkapkan pendapat (taqdim
dengan memperhatikan fungsi sosial, alaraa), dengan memperhatikan fungsi
struktur teks, dan unsur kebahasaan pada sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
teks interaksi interpersonal lisan dan tulis, yang benar dan sesuai konteks
sesuai dengan konteks penggunaannya
46
3.10 Mengungkapkan isi pesan singkat dan 4.10 Mendemontrasikan pesan singkat dan
pengumuman/ pemberitahuan (al- akhbar pengumuman/ pemberitahuan (al-akhbar
aw al-ma’lumat), dengan memberi dan aw alma’lumat), lisan dan tulis secara
meminta informasi terkait kegiatan sederhana tentang kegiatan sekolah,
sekolah, dengan memperhatikan fungsi dengan memperhatikan fungsi sosial,
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks khusus sesuai dengan konteks
penggunaannya
3.11 Membedakan ungkapan minta ijin (isti’dzan), 4.11 Mendemontrasikan teks sederhana berisi
menyuruh (al- amr), dan melarang (al- tindakan minta ijin (isti’dzan), menyuruh
nahyu),dengan memperhatikan fungsi sosial, (al-amr), melarang (al-nahyu), dengan
struktur teks, dan unsur kebahasaan pada memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
teks interaksi interpersonal lisan dan tulis, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteks penggunaannya sesuai konteks
3.12 Menentukan ucapan selamat (tahni’ah), 4.12 Mendemontrasikan teks sederhana berisi
dengan memperhatikan fungsi sosial, ucapan selamat (tahni’ah), dengan
struktur teks, dan unsur kebahasaan dari memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks interaksi transaksional lisan dan tulis, teks, dan unsur kebahasaan yang benar
sesuai dengan konteks penggunaannya dan sesuai konteks
3.13 Menganalisis contoh ungkapan sederhana 4.13 Mengungkapkan teks sederhana berisi
yang menyatakan harapan (roja’) atas suatu harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan
kebahagiaan dan prestasi, dengan dan prestasi, dengan memperhatikan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
dan kebahasaan yang benar dan sesuai
unsur kebahasaan pada teks konteks
interaksi interpersonal lisan dan tulis,
sesuai dengan konteks penggunaannya
3.14 Mengidentifikasi ungkapan sederhana terkait 4.14 Mendemontrasikan teks sederhana berisi
persetujuan (muwaf aqah), dengan ungkapan tindakan memberi dan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, meminta informasi terkait persetujuan
dan unsur kebahasaan dari teks interaksi (muwafaqah) melakukan suatu
transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan tindakan/kegiatan, dengan
konteks penggunaannya memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
3.15 Membandingkan tindak tutur yang 4.15 Mengembangkan teks sederhana berisi
menyatakan dan menanyakan tindakan memberi dan meminta
perbandingan jumlah (muqaranah al- informasi terkait dengan perbandingan
adad), dengan memperhatikan fungsi jumlah (muqaranah al-‘adad) dengan
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan memperhatikan fungsi sosial, struktur
dari teks interaksi transaksional lisan dan teks, dan unsur kebahasaan yang benar
tulis, sesuai dengan konteks dan sesuai konteks
penggunaannya
3.16 Menentukan ungkapan terkait maksud (al- 4.16 Menyajikan teks sederhana berisi ungkapan
maqashid) dan tujuan(al-ahdaf) tindakan memberidan meminta informasi
melakukan suatu tindakan/ kegiatan,
dengan memperhatikan fungsi terkait maksud (al- maqashid) dan tujuan
(al- ahdaf) melakukan suatu tindakan/
kegiatan, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
3.17 Menentukan isi teks cerita (al- qashash) 4.17 Menyajikan teks naratif sederhana secara
pendek dan sederhana, dengan lisan dan tulis, terkait teks cerita (al-
memperhatikan fungsi sosial, struktur qashash) dengan memperhatikan fungsi
teks, dan unsur kebahasaan, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya kebahasaan sesuai konteks
47
3.18 Menganalisis contoh ungkapan sederhana 4.18 Mengungkapkan contoh teks sederhana
yang menyatakan harapan (roja’) atas berisi harapan (roja’) atas suatu
suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, memperhatikan fungsi sosial, struktur
dan unsur kebahasaan pada teks interaksi teks, dan unsur kebahasaan yang benar
interpersonal lisan dan tulis, sesuai dengan dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.19 Mengidentifikasi kembali ungkapan 4.19 Mendemontrasikan teks sederhana berisi
sederhana terkait persetujuan ungkapan tindakan memberi dan
(muwafaqah), dengan memperhatikan meminta informasi terkait persetujuan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur (muwafaqah) melakukan suatu
kebahasaan dari teks interaksi tindakan/kegiatan, dengan
transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial struktur
konteks penggunaannya teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
3.20 Menentukan ungkapan terkait maksud (al- 4.20 Menyajikan teks sederhana berisi ungkapan
maqashid) dan tujuan (al-ahdaf) tindakan memberi dan meminta
melakukan suatu tindakan/kegiatan, informasi terkait maksud (al- maqashid)
dengan memperhatikan fungsi sosial, dan tujuan (al- ahdaf) melakukan suatu
struktur teks, dan unsur kebahasaan dari tindakan/kegiatan, dengan
teks interaksi transaksional lisan dan tulis, memperhatikan fungsi sosial, struktur
sesuai dengan konteks penggunaannya teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
3.22 Menentukan isi teks cerita (al- qashash) 4.22 Menyajikan teks naratif sederhana secara
pendek dan sederhana, dengan lisan dan tulis, terkait teks cerita (al-
memperhatikan fungsi sosial, struktur qashash) dengan memperhatikan fungsi
teks, dan unsur kebahasaan, sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya kebahasaan sesuai konteks
3.23 Menentukan iklan (al-i’lan), sesuai 4.23 Mendemontrasikan informasi dalam teks
dengan konteks penggunaannya iklan (al-i’lan) dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai
konteks
3.24 Menganalisis kisah-kisah teladan dalam 4.24 Mengimplementasikan teks- teks kisah
bahasa Arab sangat sederhana dengan teladan dalam bahasa Arab sangat
memahami fungsi sosial dan unsur sederhana dengan memperhatikan fungsi
kebahasaan sosial dan unsur kebahasaan
48
2. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Kewilyahan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
a. Mata pelajaran : Seni Budaya
Jam Pelajaran : 108 JP @ 45 menit
KOMPETENSI INTI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
konseptual, operasional dasar, dan memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian/kerja
metakognitif sesuai dengan bidang dan Seni Budaya.
lingkup kajian/kerja Seni Budaya pada
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
tingkat teknis, spesifik, detil, dan
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompleks, berkenaan dengan ilmu kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
dan humaniora dalam konteks
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
pengembangan potensi diri sebagai kolaboratif, komunikatif, dan solutif
bagian dari keluarga, sekolah, dunia dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
kerja, warga masyarakat nasional, regional, yang dipelajarinya
dan internasional
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis jenis, fungsi dan unsur seni 4.4. Memilah jenis, fungsi dan unsur seni budaya
budaya Nusantara Nusantara
49
3.5 Menganalisis perkembangan seni budaya 4.5. Merumuskan perkembangan seni budaya
Nusantara Nusantara
3.6 Menerapkan apresiasi seni budaya 4.6. Melaksanakan peniruan karya seni budaya
Nusantara Nusantara
3.7 Menerapkan apresiasi seni budaya 4.7. Melaksanakan apresiasi seni budaya
mancanegara mancanegara
3.8 Menganalisis karya seni budaya 4.8. Mengembangkan karya seni budaya
Nusantara Nusantara
KOMPETENSI INTI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menerapkan teknik dasar salah satu aktifitas 4.1 Mempraktikan teknik dasar salah satu aktifitas
olahraga permainan bola besar untuk olahraga permainan bola besar untuk
menghasilkan koordinasi gerak yang baik menghasilkan koordinasi gerak yang baik
3.2 Menerapkan teknik dasar salah satu aktifitas 4.2 Mempraktikan teknik dasar salah satu aktifitas
olahraga permainan bola kecil untuk olahraga permainan bola kecil untuk
menghasilkan koordinasi gerak menghasilkan koordinasi gerak
3.3 Menerapkan salah satu keterampilan 4.3 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas atletik untuk menghasilkan gerak aktifitas atletik untuk menghasilkan gerak
yang efektif yang efektif
3.4 Menerapkan salah satu keterampilan aktifitas 4.4 Mempraktikan salah satu keterampilan aktifitas
olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak
yang efektif yang efektif
3.5 Menerapkan latihan pengukuran komponen 4.5 Mempraktikan latihan pengukuran komponen
kebugaran jasmani untuk kesehatan (daya kebugaran jasmani untuk kesehatan (daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan
kelenturan) menggunakan instrumen kelenturan) menggunakan instrumen
terstandar terstandar
3.6 Menerapkan keterampilan rangkaian gerak 4.6 Memraktikan keterampilan rangkaian gerak
dasar aktifitas olahraga senam untuk dasar aktifitas olahraga senam lantai untuk
menghasilkan koordinasi yang baik menghasilkan koordinasi yang baik
3.7 Menerapkan keterampilan gerak rangkaian 4.7 Mempraktikan hasil analisis gerakan rangkaian
aktifitas olahraga senam ritmik untuk aktifitas olahraga senam ritmik untuk
menghasilkan koordinasi yang baik menghasilkan koordinasi yang baik
3.8 Menerapkan keterampilan salah satu gaya 4.8 Mempraktikan keterampilan salah satu gaya
renang pada aktifitas olahraga air* renang pada aktifitas olahraga air*
3.9 Memahami cara perilaku budaya hidup 4.9 Mempresentasikan cara perilaku budaya
sehat dalam kehidupan sehari-hari hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
3.10 Menganalisis teknik dasar salah satu aktifitas 4.10 Mempraktikan teknik dasar salah satu
olahraga permainan bola besar untuk aktifitas olahraga permainan bola besar
menghasilkan koordinasi gerak yang baik untuk menghasilkan koordinasi gerak
yang baik
51
3.12 Menganalisis salah satu keterampilan 4.12 Mempraktikan salah satu keterampilan
aktifitas atletik untuk menghasilkan gerak aktifitas atletik untuk menghasilkan gerak
yang efektif yang efektif
3.13 Menganalisis salah satu keterampilan aktifitas 4.13 Mempraktikan salah satu keterampilan aktifitas
olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak
yang efektif yang efektif
3.14 Menganalisis latihan pengukuran komponen 4.14 Mempraktikan latihan pengukuran komponen
kebugaran jasmani untuk kesehatan (daya kebugaran jasmani untuk kesehatan (daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan
kelenturan) menggunakan instrumen kelenturan) menggunakan instrumen
terstandar terstandar
3.15 Menganalisis keterampilan rangkaian gerak 4.15 Mempraktikan keterampilan rangkaian gerak
dasar aktifitas olahraga senam untuk dasar aktifitas olahraga senam untuk
menghasilkan koordinasi yang baik menghasilkan koordinasi yang baik
3.16 Menerapkan keterampilan gerak rangkaian 4.16 Mempraktikan hasil analisis gerakan rangkaian
aktifitas olahraga senam ritmik untuk aktifitas olahraga senam ritmik untuk
menghasilkan koordinasi yang baik menghasilkan koordinasi yang baik
3.17 Menganalisis keterampilan salah satu gaya 4.17 Mempraktikan keterampilan salah satu gaya
renang pada aktifitas olahraga air* renang pada aktifitas olahraga air*
2)
4)
5)
BAB V
STRUKTUR KURIKULUM DAN PERATURAN AKADEMIK
SMK KESEHATAN NURUL UMMAH BABAT
Struktur kurikulum SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat Program keahlian Farmasi
dapat dijelaskan sebagai berikut :
4) Program pengembangan diri yang disediakan sekolah terdiri atas bimbingan dan
konseling.
Struktur kurikulum SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat Program Keahlian Farmasi
klinis dan Komunitas disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat Program keahlian
Farmasi Klinis dan Komunitas
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. MUATAN NASIONAL
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3
7 Bahasa Arab - - - - 1 1
B. Muatan Kewilayahan
10 Seni Budaya 3 3 - - - -
11 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
12 Ke-NU-an 1 1 1 1 1 1
13 BAHASA Daerah 1 1 1 1 1 1
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
14 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
15 Fisika 2 2 - - - -
16 Kimia 2 2 - - - -
17 Biologi 2 2 - - - -
C2 Dasar Program Keahlian
18 Dasar Dasar Kefarmasian 6 6 - - - -
19 Perundang-undang kesehatan 2 2 - - - -
Keselamatan,Kesehatan Kerja, dan Lingkungan
20 2 2 - - - -
Hidup
74
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
21 Farmakognosi dasar 2 2 - - - -
C3 Kompetensi Keahlian
22 Pelayanan Farmasi - - 12 12 12 12
23 Farmakognosi - - 4 4 4 4
24 Farmakologi - - 4 4 4 4
25 Kimia Farmasi - - 4 4 5 5
26 Produk kreatif dan kewirausahaan - - 4 4 4 4
Pengembangan Diri
24 Bimbingan dan Konseling 1 1 1 1 1 1
TOTAL 48 48 48 48 48 48
\
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok Normatif
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 4 4
4 Penjaskes 2 2 2 2 2 2
5 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Kelompok Normatif
6 Bahasa Inggris 4 4 4 4 4 4
7 Matematika 4 4 4 4 4 4
8 Ilmu Pengetahuan Alam
a) IPA 1 1 1 1 1 1
b) Fisika 2 2 2 2 2 2
c) Kimia 2 2 2 2 2 2
d) Biologi 2 2 2 2 2 2
75
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
9 IPS 2 2 2 2 1 1
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
10 2 2 2 2 2 2
Informasi
11 Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
Kelompok Produktif
Dasar Kompetensi Kejuruan
Memahami dasar-dasar kimia dan prinsip kerja
12 - - - 2 - -
kefarmasian
24 Menerapkan swamedikasi - - 2 2 2 1
Menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter
25 di bawah pengawasan apoteker 2 2 - - - 2
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
31 Memahami farmakognosi 2 - - 1 - 2
B. Peraturan Akademik
pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam
satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Satu
Minggu
jam Jumlah
Efektif Waktu Jumlah jam
pemb. jam
Satuan Pendidikan Kelas per pembelajaran per per tahun
tatap pemb. Per
tahun tahun (@60 menit)
muka minggu
ajaran
(menit)
1728-1920 jam
SMK Kesehatan pembelajaran (103680-
Nurul Ummah X s.d. XI 45 48 36-40 115200
(77760-86400
Babat menit)
menit)
a. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada SMK Kesehatan Nurul Ummah selama 45 menit. Beban belajar
kegiatan tatap muka per minggu adalah 48 jam pelajaran pembelajaran di kelas X
dan
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi
waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap
dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi
waktu yang sama setiap semesternya yakni 44 dan 46 jam pelajaran per minggu.
Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi minimal didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, tingkat
kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa.
g. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap paket adalah tiga tahun maksimum 6 tahun.
2. Pengaturan Penjurusan
potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu
proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan
pendidikan tidak sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya
langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak
lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya apabila
memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara mendalam
tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan
melalui proses pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak dilakukan oleh
guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan
layanan administrasi akademik yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa
adanya upaya yang dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta
didik, misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik
antara sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/SMK, peserta didik diberikan
mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan . Di samping itu, bagi peserta
didik SMA diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan peserta didik
SMK diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut
peminatan kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata
pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang
dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan,
namun juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang
relevan dengan pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di setiap satuan
pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung pembelajaran. Penciptaan penghormatan
eksistensi bidang keahlian suatu profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan
pendidikan sangat diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.
3) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih mata
pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran program keahlian
tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai
dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau melanjutkan
pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan
pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran sewaktu di SMK.
prestasi belajar diperoleh melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon
peserta didik menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan.
2) Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri peserta didik.
Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis,
menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta
didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara kejuaraan
suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata
pelajaran tertentu yang sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat
diperoleh melalui isian (angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa
fotocopy piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3) Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik
mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai
pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan
bahwa peserta didik tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan
belajar tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat sebagai
pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya.
Nilai UN diperoleh melalui teknik dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan
daftar isian (angket) yang disiapkan.
4) Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam terhadap
peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian,
kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta
didik merasa senang, antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguh-sungguh dalam
mengikuti pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan
memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya. Pernyataan minat dapat
secara tertulis. Pernyataan mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi
akan kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat dengan
minatnya.
5) Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat hubungannya
dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur
dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas
dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung juga
82
berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan
prospesktif juga dapat merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk
mencapai bidang studi lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif
terhadap aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta didik
dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk mencapai cita-cita, dapat
menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya.
6) Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif
terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua
merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh
peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai
hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan semangat belajar.
Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat menumbuhkan motivasi belajar yang
berdampak kualitas proses dan hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar
adalah anak, dan orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi
belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap peminatan
peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu peminatan. Bila
terdapat perbedaan antara peminatan peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu
dikaji lebih mendalam adalah prospek peminatan dan kesiapan belajar anak. Orang tua
diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Namun demikian, guru BK/Konselor hendaknya cermat dalam berdialog dengan
orangtua tentang penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
c. Penelusuran Potensi, Bakat, Minat, dan Prestasi Peserta Didik
Ketepatan dalam penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam
data atau informasi tentang diri peserta didik. Data yang dapat digunakan dalam
layanan peminatan peserta didik antara lain prestasi belajar kelas VII, VIII, dan VIII di
SMP/MTs, prestasi non akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni, olah raga, dll. mulai
dari SD/MI), nilai ujian nasional, minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan,
cita-cita kehidupan dimasa depan, perhatian orang tua, fasilitasi pembelajaran, status
sosial ekonomi, harapan orang tua dalam pilihan peminatan, dan harapan orang tua
setelah putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk peminatan
peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik-teknik sebagai
berikut :
83
menditeksi potensi peminatan peserta didik. Data yang diperlukan untuk menetapkan
peminatan peserta didik meliputi :
1) Data prestasi belajar peserta didik dari sekolah sebelumnya (SMP/MTs) kelas VII,
VIII, dan IX dicermati perkembangan dan jumlah nilai setiap mata pelajaran yang
terkait dengan peminatan belajar.
2) Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan dan nilai
UN digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan menyusun ranking.
3) Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya dengan
peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1, kecamatan = 2, kabupaten = 3,
provinsi = 4, nasional = 5, dan internasional =7. Pemberian skore ini diperlukan
sebagai bahan menyusun ranking.
4) Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat mata
pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang peminatan yang dipilih,
harus dicermati apakah terdapat relevansinya. Bila terdapat kesesuaian, maka
mendukung untuk penetapan peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan
dengan peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan
diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas.
5) Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi orang tua
diharapkan memberikan dukungan terhadap peminatan peserta didik, terutama data
tentang keinginan bidang keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan
orang tua. Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan
dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih lanjut
tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam penetapan peminatan perlu
lebih mendasarkan pada data prestasi dan minat yang telah diperoleh dan ditambah
hasil wawancara dan observasi.
6) Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru
BK/Konselor SMP/MTs tentang peminatan peserta didik.
7) Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang dilaksanakan di
SMA/ SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan jenis peminatan peserta
didik
Adapun Acuan yang dijadikan untuk Menentukan Peminatan Untuk Program Keahlian
Kesehatan adalah sebagai berikut :
85
Prestasi
Prestasi Nilai
Nilai Prestasi
Prestasi Non
Non Minat
Minat
Belajar
Belajar UN
UN Akademik
Akademik siswa
siswa
sisw
sisw
Perhatian Rekomendasi
Rekomendasi Guru
Guru
Perhatian Orang
Orang Peminatan
Tua Peserta Didik BK
BK SMP/MTs
SMP/MTs
Tua
berdasar
analisis
Deteksi
Deteksi Peminatan
Peminatan
di
di SMA/SMK
SMA/SMK
SMA SMK
3 Peminatan Peserta Didik 8 Bidang Studi Keahlian
45 Program Studi
121 Kompetensi Keahlian
Penetapan Peminatan
Peserta Didik
Penetapan Peminatan
Peserta Didik
melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu keterlibatan Dunia Usaha/Dunia
Industri secara integral untuk memajukan pendidikan dalam proses mencerdaskan
anak Bangsa adalah suatu bagian yang sangat diharapkan, karena pada akhirnya akan
dapat mendorong pertumbuhan pembangunan secara nasional.
Selain itu di dalam PP No. 29 tahun 1990 Pasal 3 ayat (2) tentang :
Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
03/M-IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.
Oleh kartena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam dalam kaitan
yang harmonis, selaras dengan aspirasi kebutuhan yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat.
Atas dasar itu maka tidak seharusnya pendidikan sekedar untuk pendidikan
(education not just for the sake of education), tetapi harus merupakan bagian integral
dari upaya pengembangan sumber daya menusia, dan jelas perannya sebagai
instrumental pembangunan dalam menghasilkan manusia-manusia pelaku
pembangunan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, keterlibatan Dunia Usaha/Dunia
Industri sebaiknya mengikat jalinan kerjasama dalam bentuk :
1. Penyusunan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja
2. Sebagai guru tamu bagi lembaga pendidikan
3. Pemberian beasiswa bagi siswa yang tidak mampu
4. Pemberian Fasilitas tempat prakerin
5. Kerjasama unit produksi
6. Rekrutmen tenaga kerja
b. Menentukan praktik Kerja Industri
Idealnya Industri yang dapat dijadikan sebagai industri pasangan untuk
melaksanakan program prakerin sebaiknya adalah Industri yang telah memiliki Badan
Usaha secara formal yang didukung dengan sarana dan fasilitas yang memadai serta
ditunjang oleh tenaga kerja yang professional. SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat
dalam pelaksanaan PRAKERIN adalah untuk siswa yang mencapai semester III-IV,
hal tersebut karena menyesuaikan kebutuhan DU/DI dalam pencapaian Standar
87
Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. DU/DI yang dimaksud dalam hal ini
adalah Rumah Sakit Islam Nashrul Ummah Lamongan,Puskesmas Babat, Puskesmas
Moropelang, Puskesmas Turi, Apotek K-24 Lamongan, Apotek Kimia Farma, Apotek
27 Lamongan,dan APotek Banaran Babat
c. Strategi dan Upaya Peningkatan Pelaksanaan Praktik kerja Industr
1. Model Prakerin.
Model Prakerin yang digunakan oleh SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat adalah
Block Release . Block Release adalah bentuk pelaksanaan kegiatan praktik kerja
industri bagi siswa yang dilakukan secara penuh belajar di industri sesuai waktu
yang disepakati bersama
2. Waktu dan Pelaksanaan Prakerin
Waktu Pelaksanaan
Di Sekolah Mengantar ke DU/DI
Persiapan dan perlengkapan
Adapun administrasiprakerin
waktu pelaksanaan secara ideal sebaiknyapeserta
Serah terima mengacu prakerin dari
pada tuntutan
Pembekalan Teknis pembimbing, sekolah dengan pihak
kurikulum SMK edisi 99 yaitu 6 bulan, karenapembimbing
adanya keterbatasan
DU/DI sekolah dengan
DU/DI, maka prakerin baru dapat tercapai sampai dengan 3 bulan saja.
4. Sistem Penilaian
a. Penilaian Harian
Penilaian Harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih
b. Ujian Tengah Semester
Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian tengah
semester mepiluti seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut
c. Ujian Akhir Semester
Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir
semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
d. Ujian Tingkat Kompetensi
Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
e. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional
f. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan kegiatan pengukuran
capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mata pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
g. Ujian Sekolah
90
Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur tentang penilaian yang terdiri atas penilaian
hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi dengan mengacu pada kriteria ketuntasan secara nasional. Kriteria
ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) dapat dilihat dalam capaian
kompetensi pada diagram yang terdapat dalam bagian penilaian.
Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004 tentang Pengkajian Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), atau Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kurikulum 2013 dan KTSP 2006 sesuai dengan pelaksanaan Standar Isi, yang menyangkut
masalah Standar Kompetensi (SK)/Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
maka sesuai dengan petunjuk dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), maka
dipandang perlu setiap sekolah untuk menentukan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM)-
nya masing-masing sesuai dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada, artinya
antara sekolah A dengan sekolah B bisa KKM-nya berbeda satu sama lain.
Dalam penetapan KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang studi yang
belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk
menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan
Rapor.
Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang
harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud
adalah:
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.
b. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.
c. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau rentang nilai yang
sudah ditetapkan.
d. Kreteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 %
e. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kreteria ideal ( sesuai kondisi sekolah)
f. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendukung.
g. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih
sekolah.
Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) maka akan dapat diperoleh berapa KKM dari masing-masing
bidang studi. Ada beberapa kreteria penetapan KKM yang dapat dilaksanakan , diantaranya :
92
KELAS/KOMPETENSI INTI
X
MATA PELAJARAN
KI-3 KI-4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
A. MUATAN NASIONAL
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 63 70
Pendidikan Pancasila dan
2 63 63
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 63 63
4 Matematika 63 63
5 Sejarah Indonesia 63 63
6 Bahasa Inggris 63 65
7 Bahasa Arab - -
B. Muatan Kewilayahan
8 Seni Budaya 63 65
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
9 63 70
Kesehatan
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Simulasi dan Komunikasi Digital 63 65
11 Fisika 63 63
12 Kimia 63 63
13 Biologi 63 63
C2 Dasar Program Keahlian
14 Dasar Dasar Kefarmasian 70 70
15 Perundang-undang kesehatan 70 70
Keselamatan,Kesehatan Kerja, dan
16 70 70
Lingkungan Hidup
17 Farmakognosi dasar 70 70
C3 Kompetensi Keahlian
18 Pelayanan Farmasi - -
19 Farmakognosi - -
20 Farmakologi - -
21 Kimia Farmasi - -
22 Produk kreatif dan kewirausahaan - -
Muatan Lokal dan Pengembangan Diri
22 Ke-NU-an 70 70
94
KELAS/KOMPETENSI INTI
X
MATA PELAJARAN
KI-3 KI-4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
23 BAHASA Daerah 70 70
KELAS/KURIKLUM
XI XII
MATA PELAJARAN (KTSP (KTSP
2006) 2006)
1 2 1 2
Kelompok Normatif
1 Pendidikan Agama 78 78 80 80
2 Pendidikan Kewarganegaraan 78 78 80 80
3 Bahasa Indonesia 78 78 78 78
4 Penjaskes 78 78 78 78
5 Seni Budaya 78 78 78 78
Kelompok Normatif
6 Bahasa Inggris 78 78 78 78
7 Matematika 78 78 78 78
8 Ilmu Pengetahuan Alam
a) IPA 78 78 78 78
b) Fisika 78 78 78 78
c) Kimia 78 78 78 78
d) Biologi 78 78 78 78
9 IPS 78 78 - -
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
10 78 78 78 78
Informasi
11 Kewirausahaan 78 78 78 78
Kelompok Produktif
12 MAPEL PRODUKTIF 78 78 78 78
95
KELAS/KURIKLUM
XI XII
MATA PELAJARAN (KTSP (KTSP
2006) 2006)
1 2 1 2
MUATAN LOKAL
13 MULOK 78 78 78 78
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas
didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan pertimbangan seluruh
KD yang belum tuntas pada semester ganjil saat semester genap belum berakhir. Hal ini
sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan
harus mengikuti pembelajaran remidial sampai yang bersangkutan mampu mencapai
standar ketuntasan. Seserang peserta didik dapat dinyatakan naik kelas jika memenuhi
syarat berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester;
b. Mencapai ketuntasan belajar minimal dengan sebanyak-banyaknya pada tiga mata mata
pelajaran belum mencapai KKM.
c. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas apabila yang bersangkutan tidak mencapai
ketuntasan belajar minimal salah satu mata pelajaran ciri khas peminatannya sesuai
dengan Permendikbud 69 tahun 2013. Nilai akhir diambil dari rerata semester
ganjil dan genap mata pelajaran tersebut
d. Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia, dan kepribadian
secara keseluruhan kurang dari baik (Deskripsi sikap minimal BAIK)
e. Peseerta didik dinyatakan tidak naik jika perolehan nilai ektrakurikuler wajib (Pramuka)
selama 2 semester minimal Baik dan yang bersangkutan tidak mengikuti kegiatan
tambahan yang diselenggarakan sekolah.
f. Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri dalam rapat dewan
pendidik.
3. Kriteria Kelulusan
96
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan lulus atau kompeten untuk mata
pelajaran yang diujikan. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas
dan SOP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
d. lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris,
Matematika, dan Ujian Kompetensi Keahlian). Pelaksanaan Ujian Nasional mengikuti
Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan SOP yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ke empat persyaratan di atas
merupakan urutan prasyarat, artinya kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan
oleh kelulusan ujian nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian nasional dan ujian
sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan
tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan
pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB)
peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan
perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi
peserta didik yang ingin mutasi ke SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat untuk mengetahui
mengetahui kemampuan peserta didik.
97
Adapun alur mutasi peserta didik di SMK kesehatan Nurul Ummah Babat sebagai
berikut:
a. Keunggulan Lokal
Untuk menyempurnakan dan menyeimbangkan pendidkan yang diterima siswa SMK
Kesehatan Nurul Ummah Babat memberikan tambahan berupa :
1) Siswa mendapatkan materi sesuai dengan cirri khas SMK Kesehatan Nurul
Ummah Babat yang berpedoman pada Ahlusunnah Waljama’ah dengan
memberikan materi pelajaran Aswaja.
2) Di SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat Siswa dibiasakan melaksanakan Sholat
Dhuha dan Dzuhur berjamaah, dengan harapan dalam semua kegiatan dapat
berlangsung dengan lancar dan bermanfaat.
98
3) Setiap Satu bulan sekali juga diadakan istigotsah bersama yang diikuti oleh
seluruh siswa dan dewan guru beserta karyawan.
4) Setiap tiga bulan sekali seluruh wali murid, guru, karyawan dan Yayasan
mengadakan istigothsah bersama.
b. Keunggulan Global
Untuk mewujudkan lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing SMK
Kesehatan Nurul Ummah Babat memberikan yang terbaik dengan :
1) Mendapatkan pendalaman materi yang langsung mendatangkan pembimbing
dari dunia industri dan usaha.
2) Siswa bebas mengekspresikan kemampuanya dengan Fasilitas sekolahan dan
diterjunkan langsung untuk mengelola UPJ yang dimiliki sekolah.
3) Siswa mendapatkan tambahan pelajaran agama yang lebih sesuai dengan
karakter SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat yaitu ala ahlisunah waljamaah.
4) Pengelola SMK Kesehatan Nurul Ummah , berikut dewan guru berkompeten
dan mampu mengimbangi perkembangan metode pembelajaran dengan
tehnologi, terutama pada guru – guru produktif juga memiliki pengalaman
didunia usaha.
5) Mengadakan kerjasama langsung dengan dunia usaha dan industri untuk
memberi peluang kerja bagi lulusan, Seperti RSI Nashrul Ummah
Lamongan.Mengadakan kerjasama dengan dinas penyalur ketenagakerjaan
BAB VI
PROGRAM MUATAN LOKAL, EKSTRAKURIKULER,PENUMBUHAN KARAKTER,
LITERASIDAN BIMBINGAN KONSELING
99
A. Muatan Lokal
1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan
daerah ( Peraturan Gubernur )
Muatan lokal yang diajarkan di SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat adalah
Bahasa Jawa, sesuai dengan anjuran Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui
Peraturan Gubernur No 19 tahun 2014 . Dalam melaksanakannya SMK Kesehatan
Nurul Ummah Babat menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada
ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket
adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan
pendidikan mulai dari kelas X dan XII. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran dengan alokasi jam per
minggu untuk tiap tingkatan adalah dua jam pelajaran (2X45 menit). Adapun Nilai
mata pelajaran Bahasa Daerah akan ditulis pada nilai ijazah siswa.
2. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai kebutuhan peserta
didik dan karakteristik sekolah
63
100
masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian
dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
Melalui implementasi Muatan Lokal Aswaja (Ke-NU-an) yang dikembangkan di
SMK Kesehatan Nurul Ummah , diharapkan peserta didik dapat:
1) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya
daerah;
2) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan
daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di
daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam
rangka menunjang pembangunan nasional;
4) berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah
5) meningkatkan pemahaman mengenai agam Islam khususnya yang berkaitan dengan
karakteristik Nahdhlatul Ulama.
6) Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar mata pelajaran
lain dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil
Belajar (rapor) berupa angka (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan predikat
(untuk aspek afektif), disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi
peserta didik.
Muatan lokal lain yang diterapkan di SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat adalah
Aswaja (ke-NU-an), sesuai dengan anjuran karakteristik sekolah yang berafiliasikan
Nahdhlatul Ulama. Dalam melaksanakannya SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat
menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban
belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan mulai dari kelas X-XII. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran dengan alokasi jam per minggu untuk tiap tingkatan adalah satu jam
pelajaran (1X45 menit)
a.Pramuka
a. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan ialah:
a) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
b) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.
c) Pembinaan kepramukaan juga bertujuan untuk membangun sikap siswa melalui
kegiatan praktis dan empiris sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk mengembangkan sikapnya yang sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat
dalam pelaksanaan pelatihan pramuka.
d) Sasaran pelatihan dinyatakan dalam indikator pencapaian kompetensi yang dapat
diukur ketercapaiannya sebagai dasar penentukan evaluasi kegiatan pelatihan.
b. Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan kegiatan kepramukaan menggunakan pendekatan standar
pengelolaan, yaitu meliputi kegiatan merencanakan, melaksanakan, memonitor, dan
mengevaluasi kegiatan yang disertai dengan tindak lanjut perbaikan. Ketua Pembina
wajib memenuhi dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta bertanggu
jawab kepada kepala sekolah.
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan meliputi tiga model strategi, yaitu;
a) Model Blok
Pendidikan model Blok, wajib diikuri oleh seluruh siswa, yaitu layanan pendidikan
yang diberikan pada tiap awal tahun pelajaran sebanyak 36 jam pelajaran. Model
102
layanan sistem blok dilakukan selama satu minggu untuk merumuskan target
program dan tata nilai yang akan dikembangkan selama satu tahun pelajaran pada
tiap kelompok rombongan belajar dan sistem koordinasi pada tingkat satuan
pendidikan. Pada proses pendidikan sistem blok dikembangkan pula sasaran
kegiatan yang akan diwujudkan pada tiap rombongan belajar.
b) Model Aktual
Strategi pelatihan aktualisasi, kegiatan ini wajib diikuri oleh seluruh siswa,
dilaksanakan 2 jpl tiap minggu dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Progam
latihan mengacu pada program tahunan satuan pendidikan, sasaran pada tiap
rombongan belajar, serta mewadahi perkembangkan kepentingan actual dalam
merespon proses perubahan yang berkembang di sekolah maupun di lingkungan
sekitar siswa. Pembentukan sikap yang relevan dengan kebutuhan siswa belajar
menjadi target utama pelatihan.
Pelaksanaan strategi pelatihan dibina oleh seorang pelatih yang telah memiliki
sertifikat keterampilan mahir dasar (KMD) kepramukaan.Jadwal pelatihan
ditentukan oleh Pembina serta dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah.
Pelatihan dilaksanakan di sekolah, kecuali jika pelaksanaan diperlukan di luar
sekolah setelah mendapat ijin kepala sekolah. Pelaksanaan pelatihan pada program
aktualisasi siswa tidak wajib menggunakan atribut kepramukaan.Artinya siswa
dapat menggunakan pakaian seragam sekolah, maupun seragam yang ditentukan
oleh sekolah. Materi pelatihan dapat mengadopsi dari kegiatan gugus depan yang
diintegrasikan dengan materi pelajaran yang siswa perlu dalami dari hasil tatap
muka di dalam kelas. Pendalaman materi dalam aktivitas pramuka mengarah pada
penguatan pengalaman praktik di lapangan bukan untuk tambahan penguatan
konsep teori.
c) Model reguler
Pelatihan reguler adalah pelatihan berbasis gugus depan. Pelaksanaan pelatihan
mengacu pada Undang-undang tentang Gerakan Kepramukaan nomor 12 tahun
2010.Kesertaan siwa dalam kegiatan itu bersifat sukarela serta mengikuti seluruh
ketentuan yang berlaku untuk gerakan kepramukaan.
c. Jadwal kegiatan
103
Jadwal kegiatan ditetapkan pada awal tahun pelajaran dan dapat direvisi pada tiap
akhir semester.Jadwal latihan disosialisasikan kepada seluruh pihak yang
berkepentingan.
d. Sumber Anggaran
Sumber anggaran menggunakan dana kegiatan kesiswaan yang bersumber dari
anggaran sekolah serta sumber anggaran lain yang tidak bertentang dengan peraturan
yang berlaku.
e. Penilaian, Evaluasi dan Pelaporan
Penilaian dilaksanakan oleh Pembina sebagai basis untuk menentukan keberhasilan
pelaksanaan pembinaan siswa dalam bidang kepramukaan.
Nilai yang dihimpun dari kegiatan pramukan meliputi kompetensi sikap dan
keterampilan yang didistribusikan ke nilai mata pelajaran yang relevan pada tiap akhir
semester.
1) partisipasi aktif;
2) menyenangkan.
b. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
dilakukan melalui tahapan:
maka SMK Kesehatan Nurul Ummah Babat menetapkan ekstra kurikuler tambahan
adalah sebagai berikut :
104
1. PMR
2. Banjari/Hadrah
3. Olahraga (Volly dan Futsal)
C. Penumbuhan Karakter
1. Rasional
a. Religius
105
b. Nasional
c. Mandiri
d. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
106
c. Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional
terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan
pendidikan.
d. Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan
publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan
sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat
menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah
yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan
strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK
e. Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi.
Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan
lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga
dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa
Indonesia
f. Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara
lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill),
termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam
pembelajaran (collaborative learning).
g. Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan
dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat
manusia
h. Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik
108
D. Literasi
1. Pengertian, Tujuan
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang
di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu,
makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya "kemampuan untuk
mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan,
video, gambar)." (Wikipedia). Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa
melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah.
Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan
melek budaya, tata nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas. Pengertian
Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GLS
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
109
Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis
saja. Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16
keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana
peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari),
kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan
karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka).
Berikut adalah penggambaran hal itu (Word Economic Forum, 2016). Semua ini
merambah pada pemahaman multiliterasi. Dalam lingkup karakter, penguatan
pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1)
religius, (2) nasionalis, (3) mandiri,(4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud,
2016). Menurut Cope dan Kalantzis (2000), pedagogi multiliterasiyang
dikembangkan oleh New London Group merupakan pandangan yang melihat
semakin berkembangnya dimensi literasi yang multibahasa dan multimodal.
Dengan demikian, sekolah dan masyarakat perlu mengembangkan praktik dan
keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-
ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun
110
bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015). Beragam teks
yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimodal (multimodaltext).
Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi--menggunakan strategi literasi
dalam pembelajaran dengan memadukan keterampilan abad ke-21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi)--diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup
sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan apa yang tersaji dalam peta jalan gerakan
literasi nasional (GLN). Dalam buku tersebut, makna dan cakupan literasi
meliputi: :”(a) literasi sebagai rangkaian kecakapan membaca, menulis, berbicara,
kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan
informasi; (b) literasi sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh
konteks; (c) literasi sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan
menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan , dan
mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari, (d) literasi sebagai teks yang
bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas bahasa.”Berdasarkan
uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus
berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan konteksnya
sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan, hingga
kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman
kehidupan dan berbagai aspeknya karena teks itu representasi dari kehidupan
individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing. Komunitas sekolah akan
terus berproses untuk menjadi individu ataupun sekolah yang literat. Untuk itu,
implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar siswa menjadi literat, warga
sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang
dimiliki individu atau sekolah tersebut.Saat ini kegiatan di sekolah ditengarai
belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru
dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga
sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta
minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan
membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum
melibatkan jenis bacaan lain. Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut. “PIRLS atau Progress International Reading
Literacy Study (PIRLS) mengevaluasi kemampuan membaca siswa kelas IV. PISA
atauProgrammefor International Student Assessment mengevaluasi kemampuan
111
siswa berusia 15 tahun dalam hal membaca, matematika, dan sains. INAP atau
Indonesia National Assessment Programme (INAP) atau Asesmen Kompetensi
Siswa Indonesia (AKSI) mengevaluasi kemampuan siswa dalam hal membaca,
matematika, dan sains. INAP/AKSI disejajarkan dengan PIRLS karena sama-sama
untuk SD kelas IV. Hasil AKSI menunjukkan bahwa kemampuan yang berkategori
kurang adalah 77,13% untuk matematika;46,83% untuk membaca, dan 73,61%
untuksains. Yang berkategori cukup adalah 20,58% untuk matematika; 47,11%
untuk membaca; 25,38% untuk sains. Yang berkategori baik adalah 2,29% untuk
matematika; 6,06% untuk membaca, dan 1,01% untuk sains.”
Sejalan dengan hal tersebut, hasil tes PIAAC atau Programme for the
International Assessmentof Adult Competencies tahun 2016 untuk tingkat
kecakapan orang dewasa juga menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Indonesia
berada di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang
diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota
masyarakat.Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuan dan
keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan pengetahuan,
keterampilan, dan pembentukan sikap siswa. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan
Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. (Satgas GLS
Kemendikbud, 2016).
Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca
dan kecakapan literasitelah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum
sepenuhnya menyentuh aspek pembelajaran di kelas karena kondisi sekolah dan
kelas berbeda-beda. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun 2016
oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,
(2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan
Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4) Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah
Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung
Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama; (9) Strategi
112
b. Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan.
Sekolah mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
i. mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi
buku
ii. pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
iii. membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta
didik dalam agenda khusus presentasi buku.
iv. mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis,
analitis, kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi
atau menyajikan kritik buku.
v. mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan
antara buku dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
vi. Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar
siswa baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan
mandiri. Kegiatan ini bertujuan:
1) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya
Keterlaksanaan/
No. Indikator Pencapaian
Ya Tidak
4) Evaluasi Keterlaksanan
Sekolah membaharui bacaan siswa secara
1.
berkala.
Sekolah menyedaiakan akses internet
2.
pendukung pembelajaran
3. Sekolah menyediakan e book.
4. Guru melaksanakan pembiasaan membaca
5. Guru memberikan peluang membaca di awal
pembelajaran
6. Mencapai target seluruh siswa membiasaakan
membaca.
7. Guru meningkatkan potensi siswa
menggunakan TIK dalam pembelajaran
5) Evaluasi Pencapaian Hasil
8. Siswa merumuskan resume materi yang dibaca
di perpustakaan.
9. Siswa membiasakan membaca sebelum belajar
dilaksanakan.
10. Lima % siswa yang menunjukan kompetensi
yang berkunggulan sehingga dapat
berkompetisi dengan siswa dari sekolah lain.
116
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini,
kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan
bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-
baiknya.
i. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
j. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan
konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik
dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada
di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
l. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju. [10]
3. Komponen Program BK ( Program &layanan )
119
Rencana Program Layanan dan/ atau Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana
Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Konseling
Penyelenggaraan Layanan Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling,
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban
menyelenggarakan layanayang mengarah pada:
1) pelayanan dasar
Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan
siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar,
dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan
orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan
mendorong para significant persons berperan optimal dalam memenuhi
kebutuhan paling elementer siswa.
2) pelayanan pengembangan
Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi
peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-bangannya.
Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani
kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang
dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya
pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan
bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan
terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu
diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
3) Pelayanan peminatan studi
Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu
pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi
125
kurikulum yang ada. Arah peminatan/ lintas minat/pendalaman minat ini terkait
dengan bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik
ini terkait pula dengan aspekaspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
4) pelayanan teraputik
Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang
diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan,
serta pelayanan peminatan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya
menangani permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar
pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.
5) pelayanan diperluas.
Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa
pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga
masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan
dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan,
proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan
diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan
pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.
Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung bimbingan dan
konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung)dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
Di dalam jam pembelajaran:
a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar
siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
126
b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah pada waktu pembiasaan hari
Sabtu pada jam 1 dan pada waktu jam kosong.
c) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Di luar jam pembelajaran:
a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksana-kan di luar
kelas.
b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan
pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
d) Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan
pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan bimbingan dan konseling
f. Program Pengembangan bakat, minat, dan Prestasi Peserta didik
1) Pengembangan kehidupan pribadi
Pengembangan kehidupan pribadi dilakukan melalui pelayanan konseling yang
berhubungan dengan pemahaman diri, mengenal potensi diri, bakat, minat pribadi
dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya dimasa mendatang.
Menemukan nilai-nilai kehidupan bagi diri sendiri maupun bagi diri dan
lingkungan, pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemantapan dalam
perencanaan pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah yang sehat termasuk
perencanaan hidup bersama atau berkeluarga
2) Pengembangan kehidupan sosial
127
BAB VII
KALENDER PENDIDIKAN
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMK
Kesehatan Nurul Ummah Babat mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya (Untuk Tahun Pelajaran 2018/2019 permulaan tahun adalah tanggal 16
Juli 2018 dan berakhir tanggal 22 Juni 2018)
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
127
129
Kamis 4 11 18 25
Jum'at 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27
Minggu 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
7 Pemantapan Ukom Kelas XII
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31 28 Prakerin kelas XI Gel 1
Jum'at 4 11 18 25 21 s.d. 24 Simulasi UNBK 18/19
Sabtu 5 12 19 26
Minggu 6 13 20 27
Rabu 3 10 17 24 31
Kamis 4 11 18 25
Jum'at 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27
Minggu 7 14 21 28
1