PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
utama masalah morbiditas dan mortalitas. Pada abad ke-21 ini diperkirakan
1
2
jantung atau payah jantung, hipertensi, dan stroke (Kemenkes RI, 2014).
(Balitbangkes, 2013).
jantung koroner pada umur ≥15 tahun pada provinsi Kalimantan Selatan
jantung umur ≥15 tahun pada provinsi Kalimantan Selatan memiliki jumlah
diagnosa/gejala, hal ini meningkat dari tahun 2007 yaitu sebesar 1.3%
2013).
(Kemenkes RI, 2014). Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar di bentuk
hormon estrogen dan progesteron serta sebagai pembentuk asam empedu dan
dan garam empedu, namun jika kadarnya berlebihan di dalam tubuh dapat
tahunnya atau sekitar 7,9% dari total angka kematian global (Wahyuni,
15,9% memiliki kadar LDL tinggi, 11,9% memiliki kadar TG tinggi, dan
22,9% memiliki kadar HDL rendah (<40 mg/dl) (Balitbangkes RI, 2013).
mg/dl) lebih tinggi daripada daerah rural (204,71 mg/dl). Begitupun jika
diikuti oleh Sumatera (214,05 mg/dl), Jawa-Bali (210,06 mg/dl) dan NTT-
2012).
5
gemuk, tetapi juga bisa terjadi pada orang yang kurus dan dapat menimpa
menjalani pola hidup sehat agar dapat menjaga kolesterol dalam darahnya
tetap normal. Dalam tubuh terdapat kadar kolesterol normal yaitu 160-200
alkohol yang berlebih, obesitas dan kurang aktivitas, diabetes melitus, stres,
darah arteri bagian dalam sebagai akibat dari kurangnya konsumsi serat
dalam makanan setiap harinya. Tanpa serat, kadar kolesterol dalam darah
nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat
dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat
makanan dapat digolongkan menjadi serat tidak larut dan serat larut
(Almatsier, 2010).
asupan serat maka semakin tinggi kadar kolesterol total. Durstine dalam
kadar kolesterol total darah dengan mengikat kolesterol dan lemak lainnya
berkurang maka akan membentuk asam empedu yang baru dari kolesterol
yang ada didalam darah sehingga kolesterol darah menurun. Semakin tinggi
konsumsi serat larut, semakin banyak asam empedu dan lemak dikeluarkan
yang mudah ditemukan dalam bahan pangan dan hampir selalu terdapat
mentah (lalapan segar) atau setelah diolah menjadi berbagai macam bentuk
2011).
konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat sejumlah 400 gr (5 porsi) per
orang per hari, yang terdiri dari 250 gr sayur (setara dengan 2½ porsi atau
2½ gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gr buah (setara
dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1½ potong pepaya ukuran
sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi orang Indonesia dianjurkan
konsumsi sayur dan buah 300-400 gr per orang per hari bagi anak balita dan
anak usia sekolah, dan 400-600 gr per orang per hari bagi remaja dan orang
dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah konsumsi sayur dan buah tersebut
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2007 hingga 2013 meningkat dari
Selatan sebagai provinsi dengan kurang konsumsi sayur dan buah tertinggi
Menurut data Studi Diet Total (SDT) tahun 2014, rata-rata penduduk
olahannya hanya sebanyak 40,2 gram per orang per hari serta untuk buah
dan hasil olahannya 40,05 gram per orang per hari. Jika dijumlahkan, maka
80,25 gram per orang per hari, jumlah tersebut masih jauh dari anjuran
sayur dan buah per hari penduduk umur ≥10 tahun di Kabupaten Banjar
hanya mengonsumsi 0,4 porsi sayur dan 1,0 porsi buah dalam seminggu
tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
pola konsumsi sayur dan buah dengan kadar kolesterol pada pengunjung
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2017.
2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Pengunjung
lanjut.