Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan STA 1 Lapangan 1
STA pertama berlokasi di daerah di Dusun Nglengkong, desa Sambirejo Kecamatan
Prambanan, Kabupaten, Sleman. Objek pengamatan pada sta 1 lapangan 1 ini adalah Tebing
Breksi. Lokasi pertama ini memiliki koordinat 7°46”55’ S sampai 110°30”17’ E. Cuaca pada
saat sedang dilaksanakan pengamatan yaitu cerah. Lokasi pengamat saat melakukan observasi
yaitu di depan bagian bawah tebing breksi. Adapun untuk mencapai lokasi ini dari Gedung
Pertamina Sukowati, Teknik Geologi, Universitas Diponegoro diperlukan waktu sekitar 3 jam
apabila perjalanan menggunakan bus, kemudian melakukan tracking dengan berjalan kaki
kurang lebih 5 menit. Adapun perkiraan jarak dari Gedung Pertamina Sukowati kurang lebih
80 km. Kami berangkat dari Gedung Pertamina Sukowati pukul 06.00 WIB dan sampai di
lokasi tujuan pukul 08.55 WIB. Kegiatan fieldtrip ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16
November 2019.

Bentuklahan lokasi pertama ini adalah bentuklahan asal vulkanik yang berasal akibat
proses vulkanisme. Daerah ini juga berada di daerah dataran tinggi. Jenis bentuklahan vulkanik
daerah ini adalah daerah vulkanik terdenudasi. Dan hasil dari proses vulkanisme ini adalah
tebing breksi. Tebing Breksi merupakan bongkahan batu kapur raksasa yang berasal dari sisa
endapan abu vulkanik dari gunung api purba Nglanggeran.

Tebing Breksi ini tersusun atas batuan beku fragmental akibat letusan yang sangat
eksplosif dan lava yang dikeluarkan bersifat piroklastik. Batuan di tebing breksi ini mempunyai
bedding atau perlapisan seperti batuan sedimen karena dalam prosesnya batuan beku ini
mengalami proses seperti batuan sedimen tetapi tidak mengalami proses sementasi. Terjadi
perlapisan juga disebabkan karena adanya perbedaan waktu pengendapan dan perbedaan energi
pengendapannya. Tebing ini juga dikatakan sebagai tebing dengan batuan breksi karena
mempunyai formasi semilir, dengan kandungan magma yang bersifat asam. Batuan yang ada
dalam daerah ini mempunyai ukuran lanau dan perlapisannya berupa tuff akibat hujan dari abu
erupsi.

Batuan yang menyusun tebing breksi ini terdiri dari tuff dan lapilli stone. Tuff berada
dibagian bawah tebing, dan lapilli stone berada di bagian atasnya. Sortasi dari batuan ini yaitu
baik yang berarti ukuran dari butir mineralnya sudah dominan seragam dan kemasnya bersifat
tertutup. Lapilli stone memiliki jenis kebundaran angular karena bentuknya masih dominan
mengerucut, sedangkan tuff memiliki jenis kebundaran rounded karena bentuknya sudah
cenderung membundar. Ukuran dari batuan tuff sendiri yaitu kurang dari 2 mm, sedangkan
ukuran dari lapilli stone yaitu antara 2 sampai 64 mm. Lithologinya yakni batuan beku
fragmental, ash, lapilli, dan batuan vulkanik. Keempat batuan itu memiliki perbedaan pada
warnanya karena pengaruh proses geomorfik. Adapun jenis pertumbuhan dari batuan ini adalah
amorf atau gelasan dan tidak terbentuk kristal karena proses pembekuan yang sangat cepat dari
magmanya. Tingkat pelapukan dari batuan ini yaitu rendah, memiliki slope sesuai pengukuran
85°-90°, strike N 261 °E, dan dip N 25°E. Dimensi dari tebing breksi ini secara horizontal
sekitar 800 m dan secara vertikal sekitar 200 m. Vegetasi dari daerah ini yaitu terdapat banyak
semak-semak dan pohon. Tata guna lahan dari lokasi ini yaitu untuk tempat wisata dan studi
geologi yang sebelumnya adalah lokasi tambang batu gamping. Potensi positif yang bisa
dimanfaatkan dari daerah ini adalah dapat dimanfaatkan untuk objek studi geologi ,
dimanfaatkan pula sebagai tempat wisata, dan tempat tambang. Sedangkan potensi negatifnya
yaitu rawan terhadap longsor dan pencemaran lingkungan akibat kegiatan pertambangan.

4.2 Hasil Pengamatan STA 1 Lp 2


STA kedua berlokasi di daerah di Dusun Nglengkong, desa Sambirejo Kecamatan
Prambanan, Kabupaten, Sleman. Objek pengamatan pada sta 1 lp 2 ini adalah tebing breksi.
Lokasi kedua ini memiliki koordinat 7°46”55’ S sampai 110°30”17’ E. Cuaca pada saat
sedang dilaksanakan pengamatan yaitu cerah. Lokasi pengamat saat melakukan observasi
yaitu di depan bagian atas tebing breksi. Waktu yang diperlukan untuk menncapai lapangan 2
dari lapangan 1 yaitu sekitar lima menit dengan berjalan kaki.

Bentuklahan dari lapangan 2 ini adalah bentuklahan asal vulkanik, dan lokasi yang
telah diamati merupakan hasil letusan dari vulkanik purba. Lokasi ini juga merupakan sebuah
bukit yang cukup besar dan bisa digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap
bentuklahan yang ada disekitarnya. Morfologi yang didapat dari lokasi ini berupa kerucut
gunung api, lereng gunung, dan bukit terisolasi yang merupakan bentukan dari bentuklahan
asal vulkanik dan struktural. Tingkat pelapukan dari lokasi ini yaitu pelapukan sedang
sampai tinggi karena batuannya sudah menunjukan adanya proses erosi, dan perbedaan warna
dan tekstur yang juga ditumbuhi oleh berbagai vegetasi.

Proses geomorfiknya yaitu proses vulkanisme sehingga terbentuklah gunung api tipe
stratovulkano, dan bukit yang terisolasi merupakan hasil hari material letusan Gunung
Merapi. Daerah ini juga berbatasan dengan wilayah karst maka memiliki resistensi lebih
tinggi dibanding daerah di sekitarnya. Dimensi dari lokasi ini secara horinzintal yaitu kurang
lebih 8 km, dan secara vertikal yaitu sekitar 300 m. Potensi positif yang dimiliki yaitu untuk
kawasan wisata dan objek studi berbagai ilmu pengetahuan. Sedangkan potensi negatif yang
dapat terjadi yaitu daerah yang rawan akan longsor.

Anda mungkin juga menyukai