Disusun Oleh :
UNTUNG SUPRIYADI
NIM : O 000080028
Jawaban :
TEORI GUJARAT
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
b) Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia
–Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c) Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297
yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan
Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan
perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan
Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia
(Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa
di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam
dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
TEORI MAKKAH
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a) Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para
ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan
politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan
yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
TEORI PERSIA
b) Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran
yaitu Al – Hallaj.
c) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tandatanda bunyi Harakat.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari
peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.
Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali
yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
3. Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana
4. Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah
Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
8. Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar
Syaid menyebarkan Islamnya di daerah Gunung Muria.
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa
sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat
dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang
dikasihi Allah.
Soal: 2
Jawaban:
Islam sejak awal diajarkan oleh Rosulullah menolak penghambaan manusia
kepada manusia, penghambaan seorang muslim hanya mutlak kepada Allah. Islam
juga menghormati kedaulatan individu manusia, tidak benar seseorang mendholimi
orang lain dengan merampas haknya, mengekang kemerdekaannya, sebaliknya tiap
individu diharuskan mengasihi, menolong bahkan menyantuni saudaranya sesama
manusia yang tidak berkemampuan, baik secara materi atau lainnya. Oleh karenanya
penjajahan manusia atas manusia lainnya tidak dibenarkan Islam.
Jawaban:
Sejak awal Islam, Rosulullah telah mencontohkan dirinya tidak saja hanya
sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga pemimpin dalam berbagai hal, termasuk
kemasyarakatan dan kenegaraan. Hal ini juga diikuti oleh para sahabat dan para
pengikutnya. Hal tersebut sangatlah wajar, karena memang mereka menampilkan
dirinya sebagai tauladan bagi masyarakatnya, tidak hanya dalam peperangan tetapi
juga dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
Demikian halnya dengan para ulama di nusantara ini, mereka tidak hanya
mengajarkan syari’at agama, tetapi juga bagaimana membangun tata kehidupan
bermasyarakat. Merekapun tidak hanya mengajarkan saja, namun mempraktekkannya
sekaligus. Jadilah mereka sosok idola bagi masyarakatnya, didengar nasehat dan kata-
katanya, diturut perintahnya dan larangannya.
Jawaban :
Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan sejarah masa lalunya yang sangat
kelam, sampai sekarang ini masih menjadi partai terlarang. Masyarakat Indonesia
belum bisa melupakan tragedi-tragedi mengerikan yang telah dilakukan orang-orang
PKI, terutama tragedi G30S PKI tahun 1965.
Sejarah awal munculnya komunis di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari upaya
orang orang Belanda untuk lebih menguasai bangsa Indonesia, karena faham komunis
pertama kali dibawa masuk ke Indonesia oleh orang-orang belanda buangan dengan
tokohnya Henk Sneevliet. Pada tahun 1914 Ia mendirikan partai Persatuan Sosial
Demokrat Hindia Belanda (Indische Sociaal Democratische Vereegniging) yang
anggotanya semula terdiri dari orang-orang Belanda dan orang Indonesia keturunan
Belanda, tapi kemudian mereka juga merekrut orang-orang pribumi.
Soal : 3
Jawaban:
Untuk bisa mengalahkan orang Aceh, Snouck membaur dengan mereka dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini sangat memungkinkan mengingat Ia telah masuk Islam
dan memiliki banyak koneksi denga orang Arab Aceh selama Ia tinggal dan belajar di
Makkah, Snouck juga banyak menguasai ilmu-ilmu keislama termasuk penguasaan
bahasa Arab yang sangat baik.
Soal: 4
Jawaban:
Sudah menjadi fakta sejarah bahwa kata-kata yang tercantum menjadi sila-sila
dalam Pancasila mula-mula berasal dari suatu dokumen yang ditandatangai oleh
anggota-anggota Badan Penyelidik Untuk Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang diketuai oleh Sukarno. Dokumen itu kemudian dikenal sebagai
Piagam Jakarta yang ditandatangani pada tanggal 22 Juni 1945. Adalah juga fakta
sejarah bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945, terjadi perubahan dalam dokumen itu,
yaitu perubahan sila pertama Pancasila dengan menghapus tujuh kata keramat:
“dengan menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluknya” dan hanya menyisakan
kata-kata “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Ada yang mencoba mengaburkan fakta ini dengan menyebut Pancasila sebagai
buah pikiran Sukarno dalam pidato pembukaan sidang BPUPKI 1 Juni 1945 sehingga
tanggal ini kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Bahkan untuk semakin
mengaburkan makna historis yang semestinya, ditambahkanlah bumbu mitos yang
sampai sekarang masih banyak diajarkan. Pancasila ini dikait-kaitkan dengan karya-
karya Empu Prapanca, Negara Kertagama, dan Empu Tantular, Sutasoma, yang hidup
semasa kejayaan raja-raja Majapahit. Barangkali mitos itu sengaja diungkap untuk
semakin mengukuhkan bahwa Pancasila memang sesuatu yang sudah hidup sejak
lama dan berakar dalam darah daging bangsa Indonesia.
Piagam Jakarta sendiri lahir dari suatu pergulatan dan dialog antar-berbagai
kelompok dan elemen yang ke depan akan menjadi bagian dari bangsa ini. Dialog ini
tidak dimonopoli oleh suatu kekuatan manapun. Juga tidak ada intervensi dari pihak
asing manapun, termasuk dari pihak Jepang yang membentuk BPUPKI sendiri.
Masing-masing melemparkan argumen dan saling membantah dengan elegan sebagai
pemimpin-pemimpin yang layak menjadi teladan. Tidak ada kepentingan individual
yang akan mengorbankan kepentingan bangsa sendiri. Suasana diaolog begitu terbuka
hingga akhirnya setelah 22 hari bersidang, disepakatilah dokumen Piagam Jakarta
yang isinya sebagian besar menjadi Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
Semua pihak merasa puas dengan hasil kesepakatan itu. Dalam pidatonya
tanggal 9 Juli 1945, Sukarno sendiri menyebut Piagam Jakarta ini sebagai gentlemen’s
agreement antara kelompok nasionalis dan kelompok Islam. Pernyataan ini diamini
oleh hampir semua pihak. Kelompok Islam yang dengan gigih ingin tetap
memperjuangkan Islam sebagai dasar negara di negeri yang mayoritas Muslim inipun
sepakat dengan Piagam Jakarta ini. Masing-masing pihak sudah merasa cukup
terwakili kepentingannya. Tanda tangan yang dibubuhkan oleh Sukarno, M. Hatta,
A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, A.K. Muzakkir, Agus Salim, A. Subardjo, A.
Wahid Hasyim, dan Moch. Yamin sebagai wakil-wakil dari semua golongan menjadi
bukti akan kesepakatan luhur itu.
Kesepakatan ini ternyata tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan semua
pihak. Tanggal 18 Agustus 1945 mulai terjadi riak-riak kekecewaan. Bagian akhir dari
Piagam Jakarta diubah oleh panitia yang dibentuk kemudian yang hanya
beranggotakan sembilan orang. Panitia ad hoc ini dinamai Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang juga dibentuk Jepang. Poin penting yang diubah
oleh panitia ini adalah tujuh kata setelah Ke-Tuhanan, diubah menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa. Juga diubah klausul pasal pada batang tubuh UUD Pasal 6 ayat 1
mengenai kriteria presiden. Semua ayat itu mensyaratkan presiden harus orang Islam,
namun kemudian diubah menjadi hanya “harus orang asli Indonesia.”
Yang merasa paling dikecewakan atas perubahan ini adalah kelompok Islam.
Mereka merasa bahwa kesepakatan yang sudah disepakati bersama dimentahkan
hanya dalam ruang dialog sempit sembilan orang anggota PPKI. Walaupun demikian,
sebagai warga bangsa yang baik, umat Islam tetap menghormati keptusan itu. Ruang-
ruang yang memungkinkan bagi umat Islam untuk kembali merehabilitasi
kepentingan mereka yang terzhalimi dmanfaatkan sebaik-baiknya. Konstituante
adalah ruang paling terbuka untuk itu. Namun sayang, akhirnya Konstituante harus
gagal di tangan otoritiarianisme Sukarno yang memaksakan Dekrit pada 5 Juli 1959.
Di era reformasi sekarang inipun sebenarnya sudah ada beberapa upaya yang
dilakukan para politisi muslim untuk memperjuangkan kembalinya tujuh kata yang
dieliminir para founding father negeri ini di masa lalu, seperti dilakukan oleh para
politisi dari partai bulan bintang (PBB) lewat parlemen. Namun sampai sekarang ini,
usaha tersebut belum membuahkan hasil, terbentur oleh kelompok nasionalis sekuler
yang begitu kuat dan tidak adanya kesatuan dikalangan umat Islam sendiri.
Soal : 5
Jawaban:
Maka wajar saja jika kondisi Islam di Indonesia mengalami banyak perubahan
dari ajaran asli sesuai dengah al-Qur’an dan Hadis, banyak penyimpangan berupa
syirik, tahayyul, khurofat dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti itulah muncul
pemikiran untuk melakukan tajdid/purifikasi/pemurnian ajaran Islam. Tokoh yang
muncul diantaranya: kaun Padri, Syeh Surkati dengan al-Irsyadnya, KH. Ahmad
Dahlan dengan Muhammadiyahnya, A.Hasan dengan Persisnya. Pergolakan
pemikiran yang terjadi saat itu berkisar antara mereka yang terkontaminasi ajaran
lama sebelum kedatangan Islam dengan para pembaharu tersebut.
Kelompok ini telah memulai gerakannya sejak kehadiran Harun Nasution yang
kemudian mejadi rektor IAIN Jakarta, setelah harun meroket nama Nurchplis Majid
dengan jargon awalnya, Islam Yes, Partai Islam No. Di era sekarang ini kaum liberal
bagaikan petani yang sedang memanen hasil tanamnya, mereka menguasai jagad
pemikiran Islam dengan bermacam gagasan yang justru bertentangan dengan ajaran
Islam.
Soal : 6
Jawaban:
Sejarah telah mencatat peran umat Islam Indonesia pada setiap fase perjuangan
bangsa, sejak kedatangan Islam di Indonesia yang disambut dengan suka cita oleh
bangsa ini, sebagai harapan baru bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Sejak
jaman kolonial, perang kemerdekaan, jaman orde lama, umat Islam telah memberikan
kontribusinya, termasuk ketika menghantarkan Jendral Suharto ke tampuk pimpinan
orde baru.
Ada fenomena yang menarik dalam masa ini yang berulang kembali seperti
pada masa sebelumnya. Setelah sukses menghantar kekuatan politik Orba ke puncak
kekuasaannya, tidak serta merta kekuatan politik umat islam diserahi "tanda jasa"
sebagai salah satu kekuatan pendukung yang berhasil merubah peta perpolitikan di
Indonesia. Bahkan sebaliknya ada ketakutan yang kuat dari unsur militer terhadap
kekuatan politik umat Islam sehingga peran politik umat Islam secara perlahan namun
sistimatis dilumpuhkan. Sinyalemen yang pertama adalah "disingkirkannya" para
pemimpin politik umat Islam dari panggung politik Orba. Bukan pemimpin umat
Islam seperti Subchan ZE atau Nurdin Lubis (keduanya NU yang gigih ikut dalam
barisan pembasmian PKI) yang ikut barisan pemerintahan baru (Orba), melainkan
kelompok sekuler anti Islam (Ali Murtopo, Daud Yusuf) dan minoritas cina dan
katolik seperti Yusuf Wanadi, Sofyan Wanadi, Cosmas Batubara, David Napitupulu,
dll yang mendapat peran utama dalam sinetron Orde baru.
Inilah keberadaan politik umat Islam pada paruh pertama masa Orde Baru yang bisa
dikategorikan sebagai fase Konfrontasi (sebelum era 80-an) dan fase berikutnya
adalah fase Akomodasi (setelah era 80-an khususnya era 90-an). Fase kedua ini
ditandai dengan bangkitnya kelompok intelektual Muslim dan kelahiran ICMI thn
90-an. Terlepas dari pemahaman bahwa ICMI adalah buah dari rekayasa politik Orde
Baru untuk membendung kekuatan Islam baru melalui kelompok intelektualnya,
ICMI pun telah mencatat sejarah yang cukup signifikan dalam dunia perpolitikan
Indonesia. Kehadiran ICMI menyingkirkan peran dominan non Muslim dalam ranah
politik, ekonomi dan militer. Nama-nama seperti Beny Moerdani (Katolik/Militer)
dan tiga Ekonom protestan terkemuka yang dijuluki dengan "mafia berkley" atau
singkatan RMS: Radius Prawiro, Adrianus Mooy dan Sumarlin tersingkirkan oleh
kelompok Islam (seperti Habibie, Adi sasono, Marie Muhammad, dll) dalam Kabinet
Pembangunan VI (1993-). Mulai dari paruh kedua Orde Baru sampai saat ini peran
"Militer hijau" (militer yang pernah mengenyam pendidikan agama sebagai santri)
tidak dapat disepelekan dalam peta perpolitikan bangsa. Wallahu waliyyu at-taufiiq
wa al-hidaayah.