Anda di halaman 1dari 19

PENJUALAN ANGSURAN,LABA KOTOR DAN BUNGA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sistem Pengendalian Manajemen
Yang dibina oleh Bapak AKHMAD NARULI,SE.,MSA

KELOMPOK 1

1. Kinanti Widyaningrum (17130310131)


2. Lailatul Kholimah (17130310194)

KELAS : 5-A3

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah sistem pengendalian
manajemen yang berjudul “Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan dan Biaya’’ ini dengan
baik .
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian Penjualan
Angsuran,Laba Kotor dan Bunga beserta contohnya. Makalah ini dibuat supaya dapat
dijadikan acuan dalam media pembelajaran sehingga pembaca dapat mudah memahami
materi tentang Penjualan Angsuran,Laba Kotor dan Bunga.
Dalam proses penyusunan makalah ini , kami selaku penulis makalah tentunya
memerlukan bimbingan dan arahan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Akhmad Naruli,SE.,MSA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 yang
telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan .
Untuk itu Kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
memperbaiki kekurangan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca . Sekian dan terima kasih.
.

Kediri, 20 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………..
1.3. Tujuan……………………………………………………………………
BAB II Pembahasan
2.1. Penjualan Angsuran………………………………………………………
2.2 Laba Kotor………………………………………………………………
2.3 Bunga……………………………………………………………………
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………
3.2. Saran…………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada

perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah

berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan seperti

mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri

metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.

Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan

usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah

penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam

hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat,

tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan

perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penegertian Penjualan Angsuran,Laba Kotor,dan Bunga?
2. Bagaimana cara menghitung Penjualan Angsuran,Laba Kotor,dan Bunga?
3. Apa saja metode yang digunakan untuk memperoleh bunga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penjualan Angsuran,Laba Kotor dan Bunga.
2. Untuk mengetahui cara menghitung Penjualan Angsuran,Laba Kotor dan Bunga.
3. Untuk mengetahui metode apa saja untuk memperoleh bunga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjualan Angsuran


Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana
pembayarannya dilaksanakan secara bertahap,yaitu:
1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli,penjual menerima pembayaran
pertama sebagian dari harga penjualan.
2. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
 Terdapat beberapa bentuk perjanjian penjualan angsuran:
a. Perjanjian penjualan bersyarat,dimana barang yang telah diserahkan,tetapi hak atas
barang masih berada di tanan penjual sampai seluruh pembayaran sudah lunas.
b. Pada saat perjanjian ditanda-tangani,maka hak milik dapat diserahkan kepada
pembeli,tetapi dengan menggadakan untuk bagian harga penjualan yang belum
dibayar kepada si penjual.
c. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan
’’trust’’ sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas
oleh pembeli,baru trust menyerahkan hak atas barang kepada pembeli.
d. Beli sewa,dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran
angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas,baru
sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.

2.2 Laba Kotor dalam Penjualan Angsuran

Terdapat pengakuan dalam transaksi penjualan angsuran

1. Laba kotor diakui untukperiode dimana penjualan dilakukan atau


2. Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode dimana realisasi pembayaran
telah terjadi sesuai dengan perjanjian.
 Laba Kotor diakui untuk periode terjadinya transaksi penjualan.
Pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan
kepada langganan. Apabila prosedur diikuti sebagai konsekuensinya pengakuan
terhadap biaya-biaya yang berhubungan dan dapat diidentifikasikan dengan
pendapatan-pendapatan yang bersangkutan. Beban biaya untuk pendapatan dalam
periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang diperkirakan akan
terjadi penjualan angsuran,kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan
maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Biasanya dibentuk
suatu rekening Cadangan Kerugian piutang.
 Pengakuan laba kotor dihubungkan dengan periode-periode terjadinya realisasi
penerimaan kas.

Pada cara ini yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan
angsuran yang direalisasikan dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur ini
biasanya dipergunakan untuk kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu
periode akuntansi.

Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi peneriman


angsuran pada perjanjian penjualan angsuran:

1. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok dari


barang-barang yang dijual,sesudah seluruh harga pokok kembali,maka penerimaan-
penerimaan selanjutnya dicatat sebagai keuntungan.
2. Sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi ,maka penerimaan-penerimaan
dicatat sebagai pengumpulan kembali/pengembalian harga pokok.
3. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian sebagai
pengembalian harga pokok maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam
perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi
pasa saat perjanjian penjualan angsuran ditanda tangani.

2.3 Bunga dalam Penjualan Angsuran


Di dalam perjanjian penjualan angsuran,biasanya di penjual samping
memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga
dalam kontrak yang belum dibayar oleh pembeli. Beban bunga biasanya dibayar
bersama dengan pembayaran angsuran atas harga menurut kontrak.
Kebijaksanaan pembayaran bunga secara periodik dilakukan sebagai berikut:
1. Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran.
2. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar,yang dihitung sejak
tanggal perjanjian ditanda-tangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran
yang bersangkutan.
3. Pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, dimana di
dalamnya termasuk angsuran pokok dan bunga dari saldo harga kontrak selama
jangka waktu perjanjian.
4. Bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak.

Cara pembayaran bunga dan angsuran atas harga kontrak.

Contoh 1

Misalnya pada tanggal 1 januari 2018 telah dijual sebuah mesin dengan harga Rp. 1.250.000,00
atas dasar perjanjian penjualan angsuran. Uang muka ditetapkan sebesar Rp. 350.000,00
sedang sisanya dibayar dlam waktu 1 tahun dengan 6 kali angsuran (setiap 2 bulan) dan bunga
ditetapkan sebesar 12% setahun. Harga pokok mesin tersebut adalah Rp. 750.000,00.
Pembayaran yang akan dilakukan sesuai dengan 4 (empat) cara seperti diterangkan di
deepan,akan tertera sseperti perhitungan dan pencatatan berikut ini.

Perhitungan:

Harga jual mesin..................................................................................... Rp. 1.250.000,00

Uang muka.............................................................................................. Rp. 350.000,00

Dibayar 6 kali angsuran tiap-tiap 2 bulan ............................................... Rp. 900.000,00

Besarnya pembayaran setiap kali angsuran........................................... Rp. 150.000,00

1. Bunga periodik diperhitungkan dari sisi harga kontrak pada setiap awal periode
angsuran.

Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasar jangka waktu yang sama untuk setiap
angsuran,yaitu 2 bulan. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo
harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan,sehingga
jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran.
Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang
bersangkutan.

Tanggal Bunga atas saldo Angsuran atas Harga Jumlah Sisa Harga
Pembayaran harga kontrak Kontrak pembayaran kontrak
pada awal periode
angsuran
1 Januari 1980 -- -- -- Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 -- Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 750.000
1 Mei 1980 Rp. 15.000 Rp. 150.000 Rp. 165.00 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 12.000 Rp. 150.000 Rp. 162.000 Rp. 450.000
1September 1980 Rp.9.000 Rp. 150.000 Rp. 159.000 Rp. 300.000

1November 1980 Rp. 6.000 Rp. 150.000 Rp. 156.000 Rp. 150.000

31Desember 1980 Rp. 3.000 Rp. 150.000 Rp. 153.000 NIHIL

Jumlah Rp. 63.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.313.000

*) 12% x 2 x Rp. 900.000 = Rp. 18.000

12

**) 12% x 2 x Rp. 150.000 = Rp. 3.000

12
Maka pencatatan di dalam buku-buku si pembeli dan si penjual akan ternyata sebagai berikut:

Transaksi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual


1 Januari 1980 1.) Mesin –mesin 1.250.000 1.) Piutang Penjual-
Penjualan Angsuran Hutang Pembeli- an Angsuran 1.250.000
sebuah mesin seharga Rp. an Angsuran 1.250.000 penjualan Angsuran 1.250.000
1.250.000 dengan uang 2.) Hutang pembelian 2.) Kas 350.000
muka Rp. 350.000 Angsuran 350.000 Piutang Penjualan 350.000
Kas 350.000 Angsuran
3.) Harga Pokok Pen-
jualan Mesin 750.000
Persediaan mesin 750.000
1 Maret 1980 Hutang Pembelian Kas 165.000
Pembayaran angsuran Angsuran 150.000 Piutang penjual-
pertama sebesar Rp. Biaya Bunga 18.000 an Angsuran 150.000
150.000 bunga 12% Kas 168.000 Pendapatan bunga 18.000
setahun dari saldo harga
kontrak sebesar Rp.
900.000
1 Mei 1980 Hutang Pembelian Kas 165.000
Pembayaran Angsuran Angsuran 150.000 Piutang Penjual-
kedua sebesar Rp. Biaya Bunga 15.000 an Angsuran 150.000
150.000 Kas 165.000 Pendapatan 15.000
bunga 12% setahun dari
saldo harga kontrak
sebesar Rp. 750.000
2. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar atau dasar jangka
waktu angsuran yang bersangkutan.
Pada metode ini,bunga diperhitungkan dari besarnya angsuran yang tetap
jumlahnya,sedang jangka waktunya selalu dihitung dari permulaan ditanda-tanganinya
atau berlakunya perjanjian sampai dengan saat pembayaran angsuran yang bersangkutan.

Pembayaran yang harus dilakukan akan terlihat seperti di dalam daftar dibawah ini:

Bunga dari tanggal Angsuran atas Jumlah Sisa Harga


transaksi sampai harga kontrak Pembayaran Kontrak
Tanggal Pembayaran dengan tanggal
pembayaran (1% per
bulan)
1 Januari 1980 --- --- --- Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 --- Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 3.000 *) Rp. 150.000 Rp. 153.000 Rp. 750.000
1 Mei 1980 Rp. 6.000 Rp. 150.000 Rp. 156.000 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 9.000 Rp. 150.000 Rp. 159.000 Rp. 450.000
1 September 1980 Rp. 12.000 Rp. 150.000 Rp. 162.000 Rp. 300.000
1 November 1980 Rp. 15.000 Rp. 150.000 Rp. 165.000 Rp. 150.000
31 Desember 1980 Rp. 18.000 **) Rp. 150.000 Rp. 168.000 NIHIL

Jumlah Rp. 63.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.313.000

*) 12 % x 2 x Rp. 150.000 = Rp. 3.000.000


12

**) 12% x 12 x Rp. 150.000 = Rp. 18.000


12
Dalam hal ini bahwa jumlah pembayaran bunga tidak sesuai dengan beban bunga yang
benar-benar terjadi terhadap sisa harga kontrak yang belum dibayar. Oleh karena itu
apabila metode ini akan dipakai,di dalam mencatat bunga yang akan diterima oleh si
penjual atau bunga yang akan dibayar oleh si pembeli harus dicatat adanya atau timbulnya
hutang atau piutang bunga yang masih diperhitungkan.
Untuk pihsk pembeli harus dicatat adanya hutang bunga yang ssejalan dengan saldo
Hutang Pembelian Angsuran jangka waktu yang bersangkutan,sedang bagi pihak penjual
harus mecatat adanya piutang bunga. Pembayaran bunga yang riel dilakukan sesuai dengan
daftar di atas merupakan pengurangan dari hutang atau piutang bunga.

Maka pencatatan di dalam buku-buku si pembeli dan si penjual sebagai berikut:


Transaksi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual
1 Januari 1980 1. Mesin 1.250.000 1. Piutang Penjual-
Penjualan angsuran Hutang Pembeli- an Angsuran 1.250.000
sebuah mesin seharga an Angsuran 1.250.000 Penjualan Angsuran 1.250.000
Rp.1.250.000 dengan 2. Hutang Pembeli-
uang muka Rp. 350.000 an Angsuran 350.000
Kas 350.000

1 Maret 1980 1. Bunga yang akan


1.) Pencatatan bunga 1. Biaya Bunga 18.000 diterima atas penjual-
yang harus
Bunga yang akan 18.000 an angsuran 18.000
diperhitungkan
hutang bunga dibayar atas pembeli- Pendapatan bunga 18.000
selama 2 bulan dari an angsuran
sisa harga kontrak
sebesar Rp. 900.000
2.) Pencatatan
pembayaran
angsuran pertama
2. Hutang Pembelian 2. Kas 153.000
sebesar Rp. 150.000
dan bunga 12% Angsuran 150.000 Piutang Pembeli-
setahun selama 2 Bunga yang akan an Angsuran 150.000
bulan dari angsuran dibayar atas Pembeli- Bunga yang akan
yang bersangkutan
an Angsuran 3.000 diterima atas Penjualan
Kas 153.000 Angsuran 3.000
1 Mei 1980
1.) Mencatat bunga 1.) Biaya Bunga 15.000 1.) Bunga yang akan
yang harus
Bunga yang akan Diterima atas Penjual-
diperhitungkan
(accrued interest) dibayar atas Pembeli- an Angsuran 15.000
selama 2 bulan dari an Angsuran 15.000 Pendapatan Bunga 15.000
sisa harga kontrak
Rp. 750.000
2.) Pencatatan 2.) Hutang Pembelian 2.)Kas 156.000
pembayaran Angsuran Bunga yang akan
cicilan kedua Bunga yang akan Diterima atas Penjual-
beserta bunga 4 Dibayar atas Pembeli- an Angsuran 6.000
bunga dari an Angsuran 150.000 Piutang Penjual-
cicilan yang Kas 150.000 an Angsuran 150.000
dibayar

Meskipun dalam pencatatan tersebut pembebeanan bunga lebih besar daripada


pembayarannya,tetapi pembebanan tersebut akan turun secara periodik,sedang
pembayarannya naik dari periode ke periode. Pada akhirnya nanti,jumlah pembayaran
bunga akan sama dengan jumlah pembebanan yang telah dicatat.
Perubahan-perubahan daripada saldo bunga yang masih diperhitungkan itu dapat
diikhtisarkan sebagai berikut (dipandang dari sudut si pembeli).
Tanggal Kenaikan bunga Pengurangan bunga Saldo bunga yang
Pembayaran yang yang dibayar akan dibayar atas
diperhitungkan (Debit) pembelian
(kredit) (angsuran)
1-1-1980 Rp. 18.000 Rp. 3.000 Rp.15.000
1-5-1980 Rp. 15.000 Rp. 6.000 Rp. 24.000
1-7-1980 Rp. 12.000 Rp. 9.000 Rp. 27.000
1-9-1980 Rp. 9.000 Rp. 12.000 Rp. 24.000
1-11-1980 Rp. 6.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000
1-12-1980 Rp. 3.000 Rp. 18.000 NIHIL

3. Pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, di mana di


dalamnya sudah diperhitungkan angsuran pokok dan bunga.
Metode ini dikenal dengan nama “metode anuitet”. Di sini jumlah pembayaran
angsuran dari peride ke periode jumlahnya tetap.
Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan.
a. Pembayaran bunga atas sisa Harga kontrak,dan
b. Angsuran atas harga kontrak itu sendiri.
Cara menghitung jumlah anuitet ini menggunakan bantuatn rumus matematik dengan
terlebih dahulu mencari anuitetnya.
Adapun rumus anuitet sebagai berikut:

1- 1
A= (1 + i)n
i
keterangan A = Anuitet
i = tingkat harga

n = jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan

angsuran.

(1 + 1)n = Nilai tunai


Apabila sudah diketahui faktor anuitetnya,maka jumlah pembayaran cicilannya dihirung
sebagai berikut:

Jumlah pembayran angsuran = Sisa Harga Kontrak

Faktor Anuitet

Pada contoh ini,maka dapat dicari faktor anuitetnya sebagai berikut:

1 - 1

A = ( 1 + 0,02)6

0,02

A = 1 – 0,8879.7135 = 5,601.431

0,02

Sedang besarnya setiap kali angsuran adalah :

= Rp. 900.000 = Rp. 160.673

5.601.431
Dapat dilihat pada tabel antuitet di bawah kolom 2% dan pada baris n = 6 (12% setahun
sama dengan 2% setiap 2 bulan).

Maka dapatlah disusun daftar pmbayaran angsuran dan alokasi setiap pembayaran di
antara beban bunga dang angsuran harga kontrak sebagai berikut:
Pembayaran Angsuran periodik yang sama besarnya,termasuk bunga yang dipehitungkan

Tanggal Pembayaran Bagian pembayaran Bagian pembayaran Sisa harga


yang merupakan yang dipakai untuk
Pembayaran Angsuran kontak
beban bunga yang melunasi Harga
diperhitungkan Kontrak
1 Januari 1980 --- --- --- Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 Rp. 350.000 --- Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 160.673 Rp. 18.000 Rp. 142.673 Rp. 757.327
1 Mei 1980 Rp. 160.673 Rp. 15.146 Rp. 145.527 Rp. 611.800
1 Juli 1980 Rp. 160.673 Rp. 12.236 Rp. 146.437 Rp. 463.363
1 September 1980 Rp. 160.673 Rp. 9.267 Rp. 151.406 Rp. 311.957
1 November 1980 Rp. 160.673 Rp. 6.239 Rp. 154.434 Rp. 147.523
31 Desember 1980 Rp. 160.673 Rp 3.150. Rp. 157.523
Jumlah Rp. 1.314.038 Rp. 64.038 Rp. 1.250.000

*) 12% x 2 x Rp. 900.000 = Rp. 18.000

12

**) 12% x 2 x Rp. 757.327 = Rp. 15.146

12

Dari daftar tersebut,maka pencatatan pembayaran angsurannya akan tertera pada masing-
masing buku pembeli dan penjual antara lain sebagai berikut:

Transaksi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual


1 Maret 1980
Pembayaran angsuran Biaya Bunga 18.000 Kas 160.000
pertama sebesar: Rp. 160.673 Hutang Pembelian Pendapatan bu-
untuk pembayaran bunga Rp. Angsuran 142.673 nga 18.000
18.000 dan pelunasan harga Kas 160.673 Piutang Penjual-
kontrak sebesar Rp. 142.673 an Angsuran 142.673

1 Mei 1980
Pembayaran angsuran kedua Biaya bunga 15.146 Kas 160.673
sebesar Rp. 160.673 untuk Hutang Pembeli- Pendapatan bu-
bunga Rp. 15.146 dan an Angsuran 145.527 nga 15.146
Kas 160.673 Piutang Penjual-
pelunasan harga kontrak an Angsuran 145.527
sebesar Rp. 145.527

4. Bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak


Pada cara yang terkhir ini tidak banyak menimbulkan persoalan perhitungan yang
terperinci.
Sebab besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja,dan selanjutnya pembayaran bunga
pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Apabila contoh di muka diterapkan pada metode ini,maka dapatlah disusun daftar
pembayaran angsuran sebagai berikut:

Bunga diperhitungkan ataas dasar (sisa) harga kontrak.


Tanggal Bunga yang Angsuran atas Jumlah Sisa harga
Pembayaran didasrkan atas harga kontrak Pembayaran kontrak
harga kontrak
1 Januari 1980 --- --- --- Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 --- Rp. 150.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 750.000
1 Mei 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 450.000

1 September 1980 Rp. 18.000 Rp. 300.000


1 November 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000
31 Desember 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 NIHIL
Rp. 150.000 Rp. 168.000
Rp. 150.000 Rp. 168.000

Dipandang dari sudut si penjual,cara terakhir ini yang paling menguntungkan,sebab bunganya
jauh lebih besar daripada ketiga metode ang terdahulu.

Prosedur pembukuan dalam hal ini berlaku sama dengan prosedur pembukuan menurut
metode yang terdahulu.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Drebin,Allan R,Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Edisi Kelima,Jakarta:


Erlangga,1996

Anda mungkin juga menyukai