MAKALAH
KELOMPOK 1
KELAS : 5-A3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah sistem pengendalian
manajemen yang berjudul “Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan dan Biaya’’ ini dengan
baik .
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian Penjualan
Angsuran,Laba Kotor dan Bunga beserta contohnya. Makalah ini dibuat supaya dapat
dijadikan acuan dalam media pembelajaran sehingga pembaca dapat mudah memahami
materi tentang Penjualan Angsuran,Laba Kotor dan Bunga.
Dalam proses penyusunan makalah ini , kami selaku penulis makalah tentunya
memerlukan bimbingan dan arahan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Akhmad Naruli,SE.,MSA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 yang
telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan .
Untuk itu Kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
memperbaiki kekurangan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca . Sekian dan terima kasih.
.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………..
1.3. Tujuan……………………………………………………………………
BAB II Pembahasan
2.1. Penjualan Angsuran………………………………………………………
2.2 Laba Kotor………………………………………………………………
2.3 Bunga……………………………………………………………………
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………
3.2. Saran…………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada
perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah
berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan seperti
mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri
metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan
usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah
penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam
Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat,
tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan
perusahaan.
Pada cara ini yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan
angsuran yang direalisasikan dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur ini
biasanya dipergunakan untuk kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu
periode akuntansi.
Contoh 1
Misalnya pada tanggal 1 januari 2018 telah dijual sebuah mesin dengan harga Rp. 1.250.000,00
atas dasar perjanjian penjualan angsuran. Uang muka ditetapkan sebesar Rp. 350.000,00
sedang sisanya dibayar dlam waktu 1 tahun dengan 6 kali angsuran (setiap 2 bulan) dan bunga
ditetapkan sebesar 12% setahun. Harga pokok mesin tersebut adalah Rp. 750.000,00.
Pembayaran yang akan dilakukan sesuai dengan 4 (empat) cara seperti diterangkan di
deepan,akan tertera sseperti perhitungan dan pencatatan berikut ini.
Perhitungan:
1. Bunga periodik diperhitungkan dari sisi harga kontrak pada setiap awal periode
angsuran.
Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasar jangka waktu yang sama untuk setiap
angsuran,yaitu 2 bulan. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo
harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan,sehingga
jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran.
Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang
bersangkutan.
Tanggal Bunga atas saldo Angsuran atas Harga Jumlah Sisa Harga
Pembayaran harga kontrak Kontrak pembayaran kontrak
pada awal periode
angsuran
1 Januari 1980 -- -- -- Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 -- Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 750.000
1 Mei 1980 Rp. 15.000 Rp. 150.000 Rp. 165.00 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 12.000 Rp. 150.000 Rp. 162.000 Rp. 450.000
1September 1980 Rp.9.000 Rp. 150.000 Rp. 159.000 Rp. 300.000
1November 1980 Rp. 6.000 Rp. 150.000 Rp. 156.000 Rp. 150.000
12
12
Maka pencatatan di dalam buku-buku si pembeli dan si penjual akan ternyata sebagai berikut:
Pembayaran yang harus dilakukan akan terlihat seperti di dalam daftar dibawah ini:
1- 1
A= (1 + i)n
i
keterangan A = Anuitet
i = tingkat harga
angsuran.
Faktor Anuitet
1 - 1
A = ( 1 + 0,02)6
0,02
A = 1 – 0,8879.7135 = 5,601.431
0,02
5.601.431
Dapat dilihat pada tabel antuitet di bawah kolom 2% dan pada baris n = 6 (12% setahun
sama dengan 2% setiap 2 bulan).
Maka dapatlah disusun daftar pmbayaran angsuran dan alokasi setiap pembayaran di
antara beban bunga dang angsuran harga kontrak sebagai berikut:
Pembayaran Angsuran periodik yang sama besarnya,termasuk bunga yang dipehitungkan
12
12
Dari daftar tersebut,maka pencatatan pembayaran angsurannya akan tertera pada masing-
masing buku pembeli dan penjual antara lain sebagai berikut:
1 Mei 1980
Pembayaran angsuran kedua Biaya bunga 15.146 Kas 160.673
sebesar Rp. 160.673 untuk Hutang Pembeli- Pendapatan bu-
bunga Rp. 15.146 dan an Angsuran 145.527 nga 15.146
Kas 160.673 Piutang Penjual-
pelunasan harga kontrak an Angsuran 145.527
sebesar Rp. 145.527
Apabila contoh di muka diterapkan pada metode ini,maka dapatlah disusun daftar
pembayaran angsuran sebagai berikut:
Dipandang dari sudut si penjual,cara terakhir ini yang paling menguntungkan,sebab bunganya
jauh lebih besar daripada ketiga metode ang terdahulu.
Prosedur pembukuan dalam hal ini berlaku sama dengan prosedur pembukuan menurut
metode yang terdahulu.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA