Anda di halaman 1dari 9

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui manfaat dan tujuan

penelitian yang berjudul “Perbedaan Bladder Training Kegel Exercise Fast

Twich Dan Slow Twich Terhadap Pemulihan Fungsi Miksi Pada Pasien

Stroke”, menyatakan (setuju / tidak setuju)* diikutsertakan dalam penelitian

dengan catatan apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak

membatalkan persetujuan ini, saya percaya informasi yang saya berikan dijamin

kerahasiaannya.

Malang, ...................... 2019

Peneliti Responden

Emilia Dyah Novitasari ......................................


NIM. 1601460044 Nama Terang
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran 3
LEMBAR WAWANCARA

Identitas Responden

1. No.Responden :

2. Nama :

3. Alamat :

4. Umur :

5. Pekerjaan :

6. Diagnosa :

7. Jumlah cairan infus yang masuk :

8. Waktu terpasang kateter :

9. Kondisi kateter :

10. Sudah berapa banyak air yang sudah di minum?

11. Apakah air putih/ susu/ teh atau yang lainnya?

12. Apakah anda mempunyai riwayat penyakit penyerta lainnya?


STANDART OPERATIONAL PROSEDUR BLADDER TRAINING

METODE KEGEL EXRCISE FAST TWICH

Pengertian Salah satu upaya mengembalikan fungsi berkemih yang


mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi
optimal neurogenic
Tujuan 1. Menetapkan dan mempertahankan jadwal berkemih secara
teratur
2. Meningkatkan kekuatan otot blandder
3. Menigkatkan control miksi
Indikasi 1 Kelemahan otot berkemih, gangguan pola berkemih, stress
inkontinesia
2 Pasien terpasang kateter, menjelang kateter dilepas (2-3
hari sebelum dilepas) dan setelah kateter dilepas
Kontraindikasi 1. Cystitis
2. Pielonefritis
3. Hydronefrosis
4. Kelainan traktus urinarius
5. Urolitiasis
6. Tidak kooperatif (gelisah, kesadaran menurun)
7. Post operasi system perkemihan
Pengkajian 1. Keluhan pasien terkait dengan kateter : panas, nyeri daerah
orifisium urethra
2. Jumlah urine
3. Warna urine
4. Endapan urine
Persiapan 1. Memberikan informasi pasien tentang tujuan dan prosedur
lingkungan bladder training
2. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama
bladder training dilaksanakan
3. Memasang sketsel atau penutup tirai jendela atau pintu
keluar pasien
Alat – alat 1. Air minum ± 2000cc
2. Gloves (sarung tangan) 1 pasang
3. Perlak/underpad
4. Neerbeken
5. Lembar observasi
Pelaksanaan 1. Melakukan cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memakai sarung tangan disposible
4. Melakukan pengukuran volume urine pada urobag
5. Mengosongkan urobag
6. Mengkontraksikan otot pelvis tanpa adanya tahanan
7. Merelaksasikan otot pelvis
8. Mengulangi sampai 10 frekuensi latihan
9. Memulai berkemih dan menghentikan aliran urine
menghentikan aliran urine secara mendadak selama proses
berkemih dan menahannya 3-5 detik sampai kandung
kemih kosong
10. Melepaskan sarung tangan dan merapikan semua peralatan
11. Mencatat pada lembar observasi
Evaluasi 1. Memperhatikan kemampuan berkemih pasien (sensasi
berkemih, pasca urin, kemudahan memulai berkemih,
residu urine)
2. Menanyakan apakah sudah memahami latihan bladder
training
3. Memberi advice kepada pasien untuk mengulangi latihan
5-7 sedikitnya 3 kali sehari dengan frekuensi 10-20 kali
latihan setiap waktu

Sumber : Lemone, 2008. Dan Neuman, et al., 2006 dalam Rahayu, 2016
STANDART OPERATIONAL PROSEDUR BLADDER TRAINING

METODE KEGEL EXRCISE SLOW TWICH

Pengertian Salah satu upaya mengembalikan fungsi berkemih yang


mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi
optimal neurogenic
Tujuan 1. Menetapkan dan mempertahankan jadwal berkemih secara
teratur
2. Meningkatkan kekuatan otot blandder
3. Menigkatkan control miksi
Indikasi 1. Kelemahan otot berkemih, gangguan pola berkemih, stress
inkontinesia
2. Pasien terpasang kateter, menjelang kateter dilepas (2-3
hari sebelum dilepas) dan setelah kateter dilepas
Kontraindikasi 1. Cystitis
2. Pielonefritis
3. Hydronefrosis
4. Kelainan traktus urinarius
5. Urolitiasis
6. Tidak kooperatif (gelisah, kesadaran menurun)
7. Post operasi system perkemihan
Pengkajian 1. Keluhan pasien terkait dengan kateter : panas, nyeri daerah
orifisium urethra
2. Jumlah urine
3. Warna urine
4. Endapan urine
Persiapan 1. Memberikan informasi pasien tentang tujuan dan prosedur
lingkungan bladder training
2. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama
bladder training dilaksanakan
Memasang sketsel atau penutup tirai jendela atau pintu
keluar pasien
Alat – alat 1. Air minum ± 2000cc
2. Gloves (sarung tangan) 1 pasang
3. Perlak/underpad
4. Neerbeken
5. Lembar observasi
Pelaksanaan 1. Melakukan cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memakai sarung tangan disposible
4. Melakukan pengukuran volume urine pada urobag
5. Mengosongkan urobag
6. Mengkontraksikan otot pelvis selama 10 hitungan (10
detik)
7. Merelaksasikan otot pelvis selama 10 hitungan (10 detik)
8. Mengulangi sampai 10 frekuensi latihan
9. Memulai berkemih dan menghentikan aliran urine
menghentikan aliran urine secara mendadak selama proses
berkemih dan menahannya 3-5 detik sampai kandung
kemih kosong
10. Melepaskan sarung tangan dan merapikan semua peralatan
11. Mencatat pada lembar observasi
Evaluasi 1. Memperhatikan kemampuan berkemih pasien (sensasi
berkemih, pasca urin, kemudahan memulai berkemih,
residu urine)
2. Menanyakan apakah sudah memahami latihan bladder
training
3. Memberi advice kepada pasien untuk mengulangi latihan
5-7 sedikitnya 3 kali sehari dengan frekuensi 10-20 kali
latihan setiap waktu

Sumber : Lemone, 2008


LEMBAR OBSERVASI BLADDER TRAINING DENGAN METODE
KEGEL EXERCISE FAST TWICH PADA PASIEN YANG TERPASANG
KATETER URIN

Langkah-langkah bladder (√) Keterangan


training
2. Mengosongkan bladder
3. Mengkontraksikan otot
pelvis tanpa adanya tahanan
4. Merelaksasikan otot pelvis
5. Memulai berkemih dan
menghentikan aliran urine
menghentikan aliran urine
secara mendadak selama
proses berkemih dan
menahan 3-5 detik sampai
kandung kemih kosong
6. Mengulangi latihan 5-7
sedikitnya 3 kali sehari
dengan frekuensi 10-20 kali
latihan setiap waktu

Sumber : Neuman, et al., 2006 dalam Rahayu, 2016


LEMBAR OBSERVASI BLADDER TRAINING DENGAN METODE
KEGEL EXERCISE SLOW TWICH PADA PASIEN YANG TERPASANG
KATETER URIN

Langkah-langkah bladder (√) Keterangan


training
1. Mengosongkan bladder
2. Mengkontraksikan otot
pelvis selama 10 hitungan
(10 detik)
3. Merelaksasikan otot pelvis
selama 10 hitungan (10
detik)
4. Memulai berkemih dan
menghentikan aliran urine
menghentikan aliran urine
secara mendadak selama
proses berkemih dan
menahan 3-5 detik sampai
kandung kemih kosong
5. Mengulangi latihan 5-7
sedikitnya 3 kali sehari
dengan frekuensi 10-20 kali
latihan setiap waktu

Sumber : Lemone, 2008


LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MIKSI PASCA KATETERISASI

No Kemampuan Berkemih (√) Keterangan


1 Sensasi berkemih

1. Tidak ada sensasi


2. Lemah
3. Cukup
4. Kuat
2 Memulai berkemih

1. Sulit memulai
2. Mengejan
3. Sedikit mengejan
4. Mudah
3 Pancaran urine

1. Urine tidak keluar


2. Menetes
3. Lemah
4. Kuat
4 Residu urine

1. Urine menetes
2. Banyak sisa urine
3. Sedikit sisa urine
4. Tidak ada sisa urine

Anda mungkin juga menyukai