Anda di halaman 1dari 78

1

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN


PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah “Pembangunan SMP NEGERI
55 BANDUNG”.

1.2. Lokasi Pekerjaan


Lokasi : Jl. Cigondewah Kaler, Bandung Kulon, Bandung.
Provinsi : Jawa Barat

1.3. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan SMP NEGERI 55
BANDUNG Terdiri Dari :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1 Pek. Papan nama proyek
A.2 Pek. Screed dinding untuk treatment
B.1 PEKERJAAN DINDING
B.2.1 Pek. Treatment dinding dan kolom batu andesit bintik bakar 30 x 30 cm
(Seluruh Kelas lt. 1&2)
B.2.2 Pek. List ban profil 10 cm, t 3 mm (Seluruh Kelas lt. 1&2)
B. PEKERJAAN LANTAI 3
C.1 PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON
C.1.1 Pek. Kolom K-1 25/40, beton K.250
C.1.2 Pek. Kolom K-2 25/35, beton K.250
C.1.3 Pek. Kolom KP1. 15/30, beton K.250
C.1.4 Pek. Kolom KP2. 15/15, beton K.175
C.1.5 Pek. Balok B-3 20/40, beton K.250
C.1.6 Pek. Balok B-4 20/30, beton K.250
C.1.7 Pek. Plat Beton t= 10 cm, beton K. 250
C.2 PEKERJAAN DINDING
C.2.1 Pek. Dinding bata 1 : 5
C.2.2 Pek. Dinding Ampig bata 1 : 5
C.2.3 Pek. Plesteran dinding 1 : 5
C.2.4 Pek. Acian dinding
C.2.5 Pek. Finishing opening kusen
C.2.6 Pek. Acian kolom dan balok
C.2.7 Pek. Treatment dinding dan kolom batu andesit bintik bakar 30 x 30 cm
C.2.8 Pek. List ban profil 10 cm, t 3 mm
C.3 PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG
C.3.1 Pek. Kusen Jendela Alumunium, sek. Alexindo
C.3.2 Pek. Kusen Pintu Kayu Kamper
C.3.3 Pek. Daun Pintu Panil Kayu Kamper

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


2

C.3.4 Pek. Frame daun jendela alumunium, sek. Alexindo


C.3.5 Pek. Silinder kunci pintu alumunium
C.3.6 Pek. Engsel pintu 4 inch
C.3.7 Pek. Slot tanam pintu (espagnolet)
C.3.8 Pek. Engsel casement jendela
C.3.9 Pek. Slot daun jendela
C.3.10 Pek. Kaca polos 5mm
C.3.11 Pek. Handrill besi pipa bulat D. 2 1/2", t= 3,6 mm
C.3.12 Pek. Plitur Kusen dan Pintu Kayu
C.4 PEKERJAAN LANTAI
C.4.1 Pek. Keramik Lantai 40 x 40 cm
C.4.2 Pek. Plint Lantai 10/40
C.5 PEKERJAAN PLAFOND
C.5.1 Pek. Rangka Hollow 4x4
C.5.2 Pek. Penutup Plafond Gypsum
C.5.3 Pek. List Plafond Gypsum Datar
C.6 PEKERJAAN LISTRIK
C.6.1 Pek. Instalasi titik lampu
C.6.2 Pek. Instalasi saklar dan stop kontak stop kontak
C.6.3 Pek. Lampu SL 18 watt, sek. Philips
C.6.4 Pek. Armature saklar ganda, sek. Broco
C.6.5 Pek. Armature saklar tunggal, sek. Broco
C.6.6 Pek. Armature stop kontak, sek. Broco
C.6.7 Pek. Panel distribusi
C.6.8 Pek. Penyambungan instalasi listrik dari panel eksisting
C.7 PEKERJAAN PENGECATAN
C.7.1 Pek. Pengecatan Dinding Interior 2 Lapis Pengecatan, sek. Dulux Pentalite
C.7.2 Pek. Pengecatan Dinding Eksterior 2 Lapis Pengecatan, sek. Dulux Pentalite
C.7.3 Pek. Pengecatan Kolom dan Balok ekspose interior 2 Lapis Pengecatan, sek.
Dulux Pentalite
C.7.4 Pek. Pengecatan Kolom dan Balok ekspose eksterior 2 Lapis Pengecatan, sek.
Dulux Pentalite
C.7.5 Pek. Pengecatan Plafond, 3 lapis pengecatan sek. Dulux

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


3

C.8 PEKERJAAN ATAP


C.8.1 Pek. Atap Baja Ringan
C.8.2 Pek. Penutup Atap Genteng Metal
C.8.3 Pek. Bubungan Atap Genteng Metal
C.8.4 Pek. Jurai Dalam
C.8.5 Pek. Listplank
C.8.6 Pek. Talang 1/2 Lingkaran D. 15 cm, seng Plat BJLS
C. PEKERJAAN GROUND TANK
D.1 Pek. Galian Tanah
D.2 Pek. Urugan pasir t= 5 cm
D.3 Pek. Lantai Kerja t= 5 cm, beton K. 100
D.4 Pek. Lantai dan Dinding Beton t= 20 cm, beton K. 250
D.5 Pek. Ringbalk 15/20, beton K. 250
D.6 Pek. Besi Siku 50.50.5 (Rangka Penutup)
D.7 Pek. Pengelasan
D.8 Pek. Besi Plat T= 3 mm
D.9 Pek. Pengelasan
D.10 Torn Kap. 2000 Lt
D.11 Engsel
D.12 Handle
D.13 Pek. Instalasi Pipa PVC ¾”, sek. Maspion (Sumur ke Tanki)
D. PEKERJAAN DRAINASE
E.1 Pek. cucuran air hujan, PVC 3 inch
E. PEKERJAAN LAIN - LAIN
F.1 Pek. Pembersihan dan buangan sisa-sisa pekerjaan
F.2 Tangga Rooftank
F.3 Bata camp. 1 : 5
F.4 Plester Bata
F.5 Acian
F.6 Besi siku 50.50.5 (Rangka Penutup)
F.7 Pek. Pengelasan
F.8 Pek. Besi Plat T=3 mm Penutup Tangga
F.9 Pek. Pengelasan
F.10 Engsel
F.11 Handle

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


4

BAB I
SYARAT UMUM, PERATURAN DAN STANDAR

1.1 SYARAT - SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

Istilah - istilah yang digunakan dalam Syarat - Syarat Umum Kontrak ini harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
A. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
B. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
C. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA.
D. Tim Suakelola Pembangunan yang selanjutnya disebut KONSULTAN PENGAWAS
adalah tim yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
E. Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Pekerjaan Konstruksi.
F. Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia
penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
G. Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar penyedia
baik penyedia nasional maupun penyedia asing, yang masing - masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.
H. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh
penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS untuk menjamin terpenuhinya kewajiban
penyedia.
I. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara KONSULTAN PENGAWAS dengan penyedia yang mencakup
Syarat - Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat - Syarat Khusus Kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
J. Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
K. Hari adalah hari kalender.
L. Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh
KONSULTAN PENGAWAS, terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan
dalam syarat - syarat khusus kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
M. Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


5

N. Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas
yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
O. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
P. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu;
Q. Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang
sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
R. Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan
yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
S. Personil inti adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang
diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
T. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh KONSULTAN
PENGAWAS.
U. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
V. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada
Surat Perintah Mulai Kerja (SPPENGAWAS), yang diterbitkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS.
W. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan
selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang
diterbitkan oleh KONSULTAN PENGAWAS.
X. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat -
syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
Y. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
Z. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS.
1.1.1 PENERAPAN
SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi
tidak dapat bertentangan dengan ketentuan - ketentuan dalam Dokumen
Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat
Perjanjian.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
6

1.1.2 BAHASA DAN HUKUM


a. Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia.
b. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia.
1.1.3 LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) SERTA
PENIPUAN
a. Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua anggota
Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak akan melakukan tindakan yang dilarang.
b. Penyedia yang menurut penilaian KONSULTAN PENGAWAS terbukti
melakukan larangan - larangan di atas dapat dikenakan sanksi - sanksi
administratif sebagai berikut:
 Pemutusan Kontrak;
 Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK.
c. Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi.
1.1.4 ASAL MATERIAL/BAHAN
a. Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.
b. Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh, antara
lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau diproduksi.
c. Material/bahan harus diutamakan yang manufaktur, pabrikasi, perakitan,
dan penyelesaian akhir pekerjaannya dilakukan di Indonesia (produksi dalam
negeri).
d. Jika dalam material/bahan digunakan komponen berupa barang, jasa, atau
gabungan keduanya yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) maka
penggunaan komponen impor harus sesuai dengan besaran TKDN dalam
formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila diberikan preferensi harga)
yang merupakan bagian dari penawaran penyedia.
1.1.5 KORESPONDENSI
a. Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e - mail dan/atau faksimili
dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
b. Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan Kontrak
ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah
diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para
Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat, e - mail,
dan/atau faksimili yang ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.
1.1.6 WAKIL SAH PARA PIHAK
Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan
Kontrak ini oleh KONSULTAN PENGAWAS atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


7

1.1.7 PEMBUKUAN
Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
1.1.8 PERPAJAKAN
Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban
untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua
pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
1.1.9 PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

1.2 PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN


KONTRAK

1.2.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian
oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.
b. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat - syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPPENGAWAS.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan
dalam SSKK.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada KONSULTAN PENGAWAS, maka
KONSULTAN PENGAWAS dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum kontrak.
1.2.2 PENYERAHAN LOKASI KERJA
a. KONSULTAN PENGAWAS menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
penyedia sebelum SPPENGAWAS diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan
dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.
b. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal - hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
c. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja
maka PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu
yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


8

1.2.3 SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPPENGAWAS)


a. KONSULTAN PENGAWAS menerbitkan SPPENGAWAS selambat - lambatnya
14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda - tanganan kontrak.
b. Dalam SPPENGAWAS dicantuPengawasan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
1.2.4 PROGRAM MUTU
a. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS.
b. Program mutu disusun paling sedikit berisi:
 Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
 Organisasi kerja penyedia;
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
 Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
 Prosedur instruksi kerja; dan
 Pelaksana kerja.
c. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
d. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
e. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program
mutu harus mendapatkan persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
f. Persetujuan KONSULTAN PENGAWAS terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
1.2.5 RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
a. Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPPENGAWAS dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, KONSULTAN PENGAWAS bersama dengan
penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
b. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
 Program mutu;
 Organisasi kerja;
 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
 Tadwal pelaksanaan pekerjaan;
 Padwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
1.2.6 PENENTUAN TEMPAT LOKASI GUDANG SEMENTARA
Penentuan tempat lokasi gudang sementara paling lambat harus sudah
ditentukan dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPPENGAWAS.
1.2.7 LOKASI PENEMPATAN GUDANG SEMENTARA DAN MOBILISASI

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


9

a. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 7


(tujuh) hari sejak diterbitkan SPPENGAWAS.
b. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
 Mendatangkan peralatan - peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
 Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
 Mendatangkan personil - personil.
c. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
1.2.8 PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, KONSULTAN PENGAWAS
jika dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal
dari personil KONSULTAN PENGAWAS atau konsultan pengawas. Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak
untuk kepentingan KONSULTAN PENGAWAS. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah KONSULTAN
PENGAWAS.
1.2.9 PERSETUJUAN PENGAWAS PEKERJAAN
a. Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik
yang permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Pekerjaan.
b. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya
Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara
tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada
tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab
secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.
1.2.10 PERINTAH
Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas
Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak
ini.
1.2.11 WAKTU PEKERJAAN
KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat - lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPPENGAWAS.
1.2.12 PERPANJANGAN WAKTU
a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka KONSULTAN PENGAWAS
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


10

harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut


mengubah Masa Kontrak.
b. KONSULTAN PENGAWAS harus menetapkan ada tidaknya perpanjangan
dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu berapa hari setelah
keterlambatan waktu penyelesaian.
1.2.13 PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN
KONSULTAN PENGAWAS dapat memerintahkan menunda pelaksanaan
pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus dibuat secara tertulis.
1.2.14 RAPAT PEMANTAUAN
a. KONSULTAN PENGAWAS dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan
dan perencanaaan atas sisa pekerjaan.
b. Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh KONSULTAN PENGAWAS
dalam berita acara rapat, dan dokumennya diserahkan pihak - pihak yang
menghadiri rapat.
c. Mengenai hal - hal dalam rapat yang perlu diputuskan, KONSULTAN
PENGAWAS dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui
pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.
1.2.15 PERINGATAN DINI
a. KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk memperingatkan sedini
mungkin atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. KONSULTAN PENGAWAS dapat menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai
Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera
mungkin disampaikan oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk bekerja sama dengan seluruh
pihak untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.
1.2.16 SERAH TERIMA PEKERJAAN PERENCANAAN
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), KONSULTAN
PENGAWAS mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pemilik
Perusaan penyedia untuk penyerahan pekerjaan.
b. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
1.2.17 PERUBAHAN KONTRAK
a. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
b. Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
 Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam
kontrak;

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


11

 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan


pekerjaan;
 Perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan perubahan
jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga.
1.2.18 PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang paling kurang sama
dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar.
KONSULTAN PENGAWAS dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan
tertulis yang diajukan oleh penyedia.
b. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum
kontrak.
1.2.19 KEADAAN KAHAR
a. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
 Bencana alam;
 Bencana non alam;
 Bencana sosial;
 Pemogokan;
 Kebakaran; dan/atau
 Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
b. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada
KONSULTAN PENGAWAS paling lambat 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar
dari pihak yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang -
undangan.
c. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban
Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang
sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
d. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
e. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir.
1.2.20 PENGHENTIAN KONTRAK
a. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar.
b. Dalam hal kontrak dihentikan, maka KONSULTAN PENGAWAS wajib
membayar seluruh pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


12

 Biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan


ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada
KONSULTAN PENGAWAS, dan selanjutnya menjadi hak milik
KONSULTAN PENGAWAS;
 Biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
 Biaya langsung demobilisasi Personil.
1.2.21 PEMUTUSAN KONTRAK
Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak
KONSULTAN PENGAWAS.

1.3 HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA

1.3.1 HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA


Penyedia memiliki hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga
yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas - fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
KONSULTAN PENGAWAS untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KONSULTAN
PENGAWAS;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
f. memberikan keterangan - keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan KONSULTAN PENGAWAS;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
h. mengambil langkah - langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.
1.3.2 PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI
Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen
kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar - gambar,
kecuali dengan ijin tertulis dari KONSULTAN PENGAWAS.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


13

1.3.3 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL


Penyedia wajib melindungi KONSULTAN PENGAWAS dari segala tuntutan atau
klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) oleh penyedia.
1.3.4 PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung
tanpa batas KONSULTAN PENGAWAS beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap KONSULTAN PENGAWAS beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat KONSULTAN PENGAWAS) sehubungan dengan klaim yang
timbul dari hal - hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
 kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan personil;
 cidera tubuh, sakit atau kematian personil;
 kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan
atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian KONSULTAN PENGAWAS.
c. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
1.3.5 PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
a. Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang - undangan.
b. Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya
untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
c. Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
d. Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada TSK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
14

1.3.6 PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah - langkah yang memadai
untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.
1.3.7 ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPPENGAWAS sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
 semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
 pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
 perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam nilai kontrak.
1.3.8 TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN
KONSULTAN PENGAWAS
Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis
KONSULTAN PENGAWAS sebelum melakukan tindakan - tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
1.3.9 LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan
dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
 jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
 penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
 jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
 jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
 keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
 catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


15

e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal - hal penting
yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal - hal penting
yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, KONSULTAN PENGAWAS
membuat foto - foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
1.3.10 KEPEMILIKAN DOKUMEN
Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen -
dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan
Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik KONSULTAN PENGAWAS.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut
beserta daftar rinciannya kepada KONSULTAN PENGAWAS. Penyedia dapat
menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut.
Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak
tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.
1.3.11 KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUBPENYEDIA
a. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam
Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
c. Ketentuan - ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak
serta menganut prinsip kesetaraan.
1.3.12 USAHA MIKRO, USAHA KECIL, DAN KOPERASI KECIL
a. Penyedia dapat bekerja sama dengan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
koperasi kecil, antra lain dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaanya.
b. Dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut.
c. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama.
d. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di atas..
1.3.13 PENYEDIA LAIN
Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
bersama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak lainnya yang
berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, KONSULTAN
PENGAWAS dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.
1.3.14 KESELAMATAN
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


16

1.4 HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS

1.4.1 HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS


KONSULTAN PENGAWAS memiliki hak dan kewajiban :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan - laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak
yang telah ditetapkan kepada penyedia;
d. mengenakan denda keterlambatan (apabila ada);
e. membayar uang muka (apabila diberikan);
f. memberikan instruksi sesuai jadwal;
1.4.2 FASILITAS
KONSULTAN PENGAWAS dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK
untuk kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.
1.4.3 PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai
berikut :
 KONSULTAN PENGAWAS mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
 keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
 KONSULTAN PENGAWAS tidak memberikan gambar - gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
 penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
 KONSULTAN PENGAWAS menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
 KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
 KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh
KONSULTAN PENGAWAS;
 ketentuan lain dalam SSKK.
b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KONSULTAN PENGAWAS
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KONSULTAN
PENGAWAS, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
17

perpanjangan waktu Penyelesaian berdasarkan data penunjang dan


perhitungan kompensasi yang diajukan oleh Penyedia kepada KONSULTAN
PENGAWAS. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.

1.5 PERSONIL DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA

1.5.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran.
1.5.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada KONSULTAN PENGAWAS dengan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan
beserta alasan penggantian.
1.5.4 KONSULTAN PENGAWAS dapat menilai dan menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi
yang dibutuhkan.
1.5.5 Jika KONSULTAN PENGAWAS menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin
personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari
sejak diminta oleh KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang
setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan
tanpa biaya tambahan apapun.
1.5.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika
diperlukan oleh KONSULTAN PENGAWAS, Personil inti dapat sewaktu - waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

1.6 PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA

1.6.1 HARGA KONTRAK


a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


18

b. Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya


overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
1.6.2 PEMBAYARAN
a. Uang muka
 uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan
persiapan teknis lain;
 besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
 dalam hal KONSULTAN PENGAWAS menyediakan uang muka maka
Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada KONSULTAN PENGAWAS disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
 pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur - angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
b. Prestasi pekerjaan
 pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
KONSULTAN PENGAWAS, dengan ketentuan:
 penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
 pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
 pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi
pekerjaan;
 pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila
ada);
 untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
 pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan;
 KONSULTAN PENGAWAS dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
 bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KONSULTAN PENGAWAS
dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


19

sementara dengan mengesampingkan hal - hal yang sedang menjadi


perselisihan.
1.6.3 HARI KERJA
a. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing - masing pekerja
dan dapat diperiksa oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.
c. Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
1.6.4 PERHITUNGAN AKHIR
a. Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
b. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan
terakhir yang jatuh tempo. KONSULTAN PENGAWAS berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat -
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1.6.5 PENANGGUHAN
a. KONSULTAN PENGAWAS dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran
prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. KONSULTAN PENGAWAS secara tertulis memberitahukan kepada penyedia
tentang penangguhan hak pembayaran, disertai alasan - alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan
atau kelalaian penyedia.
d. Jika dipandang perlu oleh KONSULTAN PENGAWAS, penangguhan pembayaran
akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

1.7 PENGAWASAN MUTU

1.7.1 PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


KONSULTAN PENGAWAS berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, KONSULTAN PENGAWAS dapat memerintahkan kepada pihak
ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


20

1.7.2 PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH KONSULTAN


PENGAWAS
a. KONSULTAN PENGAWAS dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat
melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
b. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.
1.7.3 CACAT MUTU
KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat
Mutu yang ditemukan. KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat
Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh KONSULTAN
PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa
Pemeliharaan.
1.7.4 PENGUJIAN
Jika KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan
penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat
Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian
tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut
dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
1.7.5 PERBAIKAN CACAT MUTU
a. KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan
Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama
Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
b. Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban
untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
c. Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka KONSULTAN PENGAWAS, berdasarkan pertimbangan
Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh KONSULTAN PENGAWAS melakukan perbaikan
tersebut. Penyedia segera setelah menerima klaim KONSULTAN PENGAWAS
secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut.
KONSULTAN PENGAWAS dapat memperoleh penggantian biaya dengan
memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada)
atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika
tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang
penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS yang telah jatuh tempo.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


21

1.8 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1.8.1 PENYELESAIAN PERSELISIHAN


a. Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh - sungguh
menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak
dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.
1.8.2 ITIKAD BAIK
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak - hak yang terdapat dalam kontrak.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing - masing pihak.
c. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

1.9 PEKERJAAN STRUKTUR

1.9.1 STANDARD NASIONAL INDONESIA (SNI)


a. SNI 03 - 1972 - 2008 - Metode Pengujian Slump.
b. SNI 03 - 1974 - 1990 - Metode pengujian kuat tekan beton
c. SNI 03 - 2458 - 2008 - Tata cara pengambilan contoh uji beton segar.
d. SNI 03 - 2492 - 2002 - Metode pengambilan dan pengujian beton inti
e. SNI 03 - 2493 - 1991 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium.
f. SNI 03 - 3403 - 1994 - Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
g. SNI 03 - 4810 - 1998 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di lapangan.
h. SNI 03 - 2847 - 2002 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di lapangan.
1.9.2 AMERICAN SOCIETY OF TESTING AND MATERIALS (ASTM)
a. ASTM C31 - Test Method of Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Field.
b. ASTM C39 - Test Method for Compressive Strength of Cylindrical
Concrete Specimens.
c. ASTM C42 - Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete.
d. ASTM C143 - Test Method for Slump of Hydraulic Cement Concrete.
e. ASTM C172 - Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.
f. ASTM C231 - Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete
by the
g. Pressure Method.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


22

1.9.3 AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI)


ACI 308 - Standard Practice for Curing
Concrete.
1.9.4 SPESIFIKASI TEKNIS 03300
Beton Cor Ditempat.

1.10 PEKERJAAN ARSITEKTUR

PERATURAN UMUM UNTUK PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


A. NI – 3 ( PUBB) 1960
B. NI – 3 ( PUBB) 1960
C. NI – 3 ( PUBB) 1960
D. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
E. PBI (Peraturan Beton Indonesia )
F. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI - 1982/NI - 3).
G. Standard Industri Indonesia (SII) - 0021 - 78.
H. SNI 15 - 2049 - 1994 Semen Portland.
I. SNI 03 - 2156 - 1991 Block beton ringan bergelembung udara (Aerated).

1.11 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PERATURAN UMUM UNTUK PEMERIKSAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


A. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 2000.
B. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
C. Peraturan - peraturan yang telah ditentukan Pemda Jawa Barat.
D. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
E. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
F. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No.59/DP/1980.
G. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
H. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
I. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung.
J. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
K. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77,
tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang
berhubungan dengan kesehatan.
L. Peraturan - peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
M. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
N. Peraturan - peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat
dalam gambar - gambar.
O. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI).

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


23

P. Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).


Q. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985 (Departemen PU).
R. N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
S. Peraturan Telekomunikasi 1989.
T. Peraturan - peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan - persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

1.12 PEKERJAAN PLUMBLING

PERATURAN UMUM UNTUK PEKERJAAN PLUMBING


A. Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
B. Peraturan - peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
C. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
D. Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
E. Standard Nasional Indonesia Th. 2000
F. SNI 03 - 6481 - 2000, Sistem Plumbing 2000
1.13 PEKERJAAN INTERIOR

PERATURAN UMUM UNTUK PEKERJAAN INTERIOR


Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional Pada Kegiatan Penyusunan Rancangan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) dibentuk berdasarkan surat
keputusan Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Nomor: 25/KPTS/Kk/2012 tanggal
17 Februari 2012.

Daftar Unit Kompetensi Kerja Pelaksana Pekerjaan Interior terdiri dari:


A. F.433000.001.01
Melaksanakan penerapan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan(sPengawas3l) pada pekerjaan interior
B. F.433000.002.01
Menerapkan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja
C. F.433000.003.01
Melakukan persiapan kerja pelaksanaan pekerjaan interior
D. F.433000.004.01
Melaksanakan pekerjaan langit - langit/plafon
E. F.433000.005.01
Melaksanakan pekerjaan dinding dan partisi
F. F.433000.006.01
Melaksanakan pekerjaan lantai
G. F.433000.007.01
Melaksanakan pekerjaan furniture
H. F.433000.008.01

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


24

Melakukan pemeriksaan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan interior


I. F.433000.009.01
Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan interior

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana diharuskan membuat beberapa dokumen yang


diantaranya :
 Shop drawing yang telah disetujui oleh konsultan pengawas.
 Jadwal dan metoda pelaksanaan kerja ( SDM, Alat kerja dan material kerja ) yang
telah disetujui oleh konsultan pengawas.

2.2 PEKERJAAN STRUKTUR

2.1.1 PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


a. Rencana kerja Beton Struktural dan non struktural
Pelaksana membuat rencana awal untuk menentukan jenis pekerjaan
beton baik ready mix atau site mix dan disetujui Oleh konsultan pengawas.
 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna
pengambilan contoh beton selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran
beton.
b. Uji Beton dan Pelaksanaan
 Prosedur Umum.
 Benda Uji beton harus diambil sesuai dengan prosedur S NI 03 -
2458 - 1991 atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.
 Apabila pelaksana menentukan jenis pekerjaan pengecoran
menggunakan site mix , pelaksana wajib membuat mix design dan
membuat penakar ( dolag ) serta melaporkan dan meminta
persetujuan konsultan Pengawas.
 Contoh Benda Uji Beton harus mewakili setiap kelompok
pencampuran dan terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat
yang berbeda dalam kelompok pencampuran. Komposisi contoh
harus terdiri tidak kurang dari 28,320 cm3 (1 cu.ft.).
 Minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk
setiap volume beton 5m 3 beton harus dibuat.
 Pada saat pelaksanaan pekerjaan Pengecoran baik struktural dan
non struktural tinggi jatuh beton yang dijinkan maksimum 1,5 m’.
Apabila tinggi jatuh beton melebihi 1,5 m , pelaksana harus
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
25

menggunakan pipa tremi.


 Nilai Slump yang dipersyaratkan tidak boleh melebihi 12 ± 2 cm
 Setiap beton segar yang dituangkan baik pada bagia struktural dan
non struktural harus dipadatkan menggunakan teknik penggetaran
( Concrete Vibrator ).
 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat
cuaca hujan, kecuali pelaksana menyediakan alat bantu / penutup
pada area yang akan dituangkan beton segar.
 Konsultan pengawas wajib menghadiri dan menyaksikan seluruh
kegiatan pekerjaan Pembetonan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah dipersyaratkan.
 Setiap penambahan air terhadap campuran beton hasil Ready mix
maupun site mix harus mendapatkan persetujuan konsultan
Pengawas.
 Penambahan admixture pada campuran beton ( ready mix dan site
mix ) harus mendapatkan persetujuan konsultan pengawas
c. Perawatan Sample benda uji di lokasi pekerjaan
 Benda uji berbentuk kubus / S i l i n d e r harus dirawat dan diuji
sesuai ketentuan SNI 03 - 2493 - 1991.
 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting.
Benda uji hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke
gudang penyimpan, dan dijaga harus tetap dalam posisi vertikal dan
hindarkan dari getaran dan benturan. Benda uji boleh disimpan di
tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau bangunan
sementara selama temperatur di sekitarnya berkisar antara
15,6 C - 26,7 C dan penguapan dari contoh dapat dicegah.
 Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak
berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk
menyimpan peralatan dan merawat benda uji di lokasi pekerjaan
dan menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk
mempersiapkan contoh benda uji.
d. Pengujian Benda Uji.
 Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor
dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Pengujian semen dan batu pecah dapat dilakukan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan yang disyaratkan
 Pengujian kandungan udara dilakukan setiap kali penyiapan satu set
benda uji untuk uji kuat tekan. Pengujian harus sesuai ketentuan.
 Pengujian dan pemeriksaan lapangan harus mencakup ketentuan
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 30m3 atau setiap
kedatangan truk.
 Pelaksana wajib memberikan laporan hasil setiap pengujian benda
uji yang dilaksanakan di laboratorium resmi kepada konsultan
pengawas
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
26

 Apabila benda uji tidak mencapai mutu yang dipersyaratkan ,


pelaksana diharuskan mengambil langkah perbaikan terhadap beton
yang sudah terpasang
e. Perawatan dan Pemeliharaan pekerjaan pembetonan
 Pelaksana wajib melakukan perawatan beton ( curing ) terhadap
beton yang terpasang.
 Metoda perawatan beton ( curing ) dapat dilakukan dengan cara
penyiraman air secara menyeluruh terhadap penampang beton yang
terpasang ataupun menggunakan bahan – bahan kimia yang
disetujui oleh konsultan pengawas.
 Durasi pelaksanaan perawatan beton ( curing ) yang menggunakan
metoda penyiraman air minimal harus dilaksanakan tiga hari secara
terus menerus setelah pekerjaan pengecoran selesai.
 Perancah Minimal 12 mm.
 Pekerjaan pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai
maksimal 14 hari kerja dan atau apabila hasil pengujian telah
mencapai kuat tekan yang dipersyaratkan sebelum 14 hari kerja dan
mendapatkan persetujuan konsultan Pengawas.
 Pekerjaan Pembongkaran pada Kolom dapat dilakukan maksimal 7
hari kerja dan atau apabila hasil pengujian telah mencapai kuat
tekan yang dipersyaratkan sebelum 7 hari kerja dan mendapatkan
persetujuan konsultan Pengawas.
 Konsultan pengawas wajib memperhatikan seluruh persyaratan
terkait pekerjaan perawatan pembetonan .
 Apabila pada saat pembongkaran bekisting terdapat sarang kerikil
(honey comb ) pelaksana diwajibkan untuk melakukan perawatan (
treatment ) / injeksi terhadap hal tersebut . Metoda yang digunakan
harus disetujui oleh konsultan Pengawas ( cth : metoda grouting ).

2.2 BAJA TULANGAN.


2.2.1 PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN BAJA TULANGAN
 Pelaksana wajib menyediakan Mill Certificate yang terdiri dari
beberapa hasil pengujian seperti hasil uji Tarik, kadar korositas,
kapasitas tegangan leleh yang dikeluarkan oleh suplier baja tulangan
sebelum pekerjaan dimulai.
 Pelaksana wajib membuat bar bending Schedule terkait pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan disetujui oleh konsultan Pengawas.
 Pemasangan baja tulangan yang terdiri dari kait, bengkokan,
pemotongan, penempatan dan pengencangan dan sambungan overlap
harus sesuai dengan gambar yang dikeluarkan oleh perencana dan
spesifikasi yang dipersyaratkan.
 Apabila terdapat korosi pada baja tulangan , pelaksana harus
melakukan treatmen khusus untuk menghilangkan korosi tersebut.
 Jarak overlap join besi (panjang sambungan besi) adalah 40 kali
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
27

diameter besi.
 Pemasangan baja tulangan tidak boleh dilaksanakan sampai
Pengawas Lapangan telah memeriksa hal - hal berikut :
- Konstruksi penumpu dalam keadaan sempurna, dan setiap
keadaan yang tidak sesuai telah diperbaiki dan diperiksa
ulang.
- Tata letak, lokasi dan toleransi sudah sesuai dengan ketentuan
pekerjaan dimaksud.
 Bila penulangan tidak dapat dipasang dengan baik dan rata karena
suatu alasan yang dapat diterima, lengkapi dengan penguat, ikatan,
sengkang atau bahan lainnya sesuai kebutuhan tanpa tambahan
biaya kepada Pemilik Proyek dan mendapatkan persetujuan
konsultan Pengawas.

2.3 PEKERJAAN ARSITEKTUR

2.3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


a. JALAN MASUK KETEMPAT KERJA
 Jalan masuk ke pekerjaan harus diadakan dan dibuat atas biaya
Pelaksana sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan proyek.
 Kontraktor harus memeliharanya selama pekerjaan berlangsung, bila
ada kerusakan pada saat tersebut maka harus diperbaiki oleh
Pelaksana.
b. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
 Semua penghalang dalam batas pembangunan yang menghalangi
jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan dipindahkan
dari tanah bangunan, kecuali hal - hal yang tercantum dalam gambar
atau yang ditentukan oleh Pemberi Tugas, dilindungi agar tetap utuh.
Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik - baiknya
untuk menghindarkan harta/ benda yang berdekatan dari kerusakan.
 Kerusakan yang terjadi pada harta/ benda instansi atau badan lain atau
perorangan di dalam atau diluar halaman karena alasan pekerjaan -
pekerjaan yang harus diperbaiki tanpa penambahan biaya dari Pemberi
Tugas.

 Semua pohon, semak, rumput dan tumbuhan lainnya yang ada di


daerah yang akan dikerjakan harus dihilangkan/ dibersihkan.
c. PERLINDUNGAN PADA BENDA - BENDA BERFAEDAH
Semua saluran yang masih berfungsi, riol, air, listrik atau benda lain yang
berfaedah, harus dilindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan
untuk dihilangkan. Bila timbul kerusakan diperbaiki atau diganti
Kontraktor.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


28

d. PAGAR PROYEK
 Pagar proyek didirikan pada batas - batas yang mengelilingi tapak
proyek seperti ditentukan dalam gambar, dengan tinggi pagar 2.00
meter.
 Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 22 atau sejenis,
dipasang pada tiang rangka kayu 5/7 dan diberi pondasi.
 Pintu pagar dibuat dengan konstruksi serupa.
 Seng gelombang dicat dengan cat merk Danapaint atau setaraf, dengan
warna yang ditentukan oleh Direksi lapangan, pada bagian sisi luar saja.
 Pagar proyek harus dipelihara keutuhannya selama pembangunan dan
diserahkan dalam keadaan terpasang baik setelah selesainya pekerjaan.

2.3.2 PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


a. PEKERJAAN DINDING
 Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini mencakup tenaga kerja, material, peralatan dan
kelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pasangan blok beton ringan aerasi sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam spesifikasi ini.
 Pekerjaan pasangan balok beton ringan aerasi meliputi :
Dinding Toliet, dinding pembatas ruangan, dinding sisi luar
bangunan atau sebagimana yang ditentukan dalam gambar.
 Bagian - bagian yang terkait :
o Pekerjaan plesteran.
o Pekerjaan keramik.
o Pekerjaan kusen.
 Pengajuan (Submittal)
 Data Produk :
o Ajukan data produk berupa spesifikasi teknis/ brosur dari pabrik
lengkap dengan metode pelaksanaan dan data hasil test/
pengujian. Jika diperlukan akan diadakan pengujian ulang yang
disaksikan oleh Direksi Pengawas.
o Ajukan kualifikasi Pabrikator yang berisi populasi dari
pemakaian material yang diproduksinya.
 Gambar Kerja (Shop Drawing)
Ajukan gambar kerja yang berisi antara lain lay out pasangan blok,
posisi kolom praktis, ring balok, posisi angkur pengikat dinding blok
terhadap kolom dan balok, dan lain sebagainya, untuk persetujuan
pelaksanaan.
 Contoh Material (Sample)
o Ajukan contoh material dari masing - masing komponen
pekerjaan, yaitu : block beton ringan aerasi, adukan (mortal)
instant/ dry mix, dan material kelengkapan pekerjaan pasangan

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


29

berupa angkur, wire mesh dan lainnya yang diperlukan sesuai


gambar.
o Jika dianggap perlu akan diadakan test/ pengujian terhadap
contoh material tersebut.
 Mock - up
o Membuat mock - up pekerjaan pasangan blok beton ringan aerasi
dengan ukuran tidak kurang dari panjang 2 m dan tinggi 2 m
untuk persetujuan dan mock - up yang telah disetujui akan
dipakai sebagai standar kualitas pekerjaan selanjutnya.
o Tempat/ lokasi pembuatan mock - up ditentukan Direksi/
Pengawas.
 Jaminan Kualitas (Quality Assurance)
 Standar pekerjaan mengacu kepada :
o Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI - 1982/NI
- 3).
o Standard Industri Indonesia (SII) - 0021 - 78.
o SNI 15 - 2049 - 1994 Semen Portland.
o SNI 03 - 2156 - 1991 Block beton ringan bergelembung udara
(Aerated).
 Produk yang digunakan merupakan produksi pabrik/ perusahaan
yang sudah berpengalaman dan teruji dan jika dianggap perlu akan
diadakan peninjauan ke pabrik.
 Kualifikasi pekerja di lapangan harus ada yang ahli terhadap
pekerjaan ini selama pelaksanaan.
 Material harus diuji sesuai metode/ standar pengujian terhadap
material tersebut.
 Pengiriman, Penyimpanan dan Pengangkutan
 Pengiriman dan penyimpanan serta pengangkutan material block
beton ringan aerasi, agar dijaga dengan baik untuk menghindari
kerusakan.
 Blok - blok beton ringan aerasi harus terlindung dari air dan hujan
dan terhindar dari penurunan kualitas atau kerusakan karena
kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi, atau kasus lain.
 Lindungi agregat material pasir dari kotoran tanah dan curahan
air hujan dan untuk material semen Portland disimpan di tempat
yang rata diberi alas papan/ kayu, dalam ruang tertutup, kering,
terlindung dari lembab dan pengerasan. Penyimpanan semen tidak
lebih dari 6 bulan.
 Simpan dan pelihara material kelengkapan pekerjaan pasangan yang
berupa angkur, wire mesh dan lainnya yang berupa logam untuk
mencegah penurunan kualitas akibat korosi/ pengkaratan dan
akumulasi kotoran/ debu.
 Bahan
 Blok Bata Ringan Aerasi
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
30

o Standar produk balok beton ringan aerasi sesuai spesifikasi


teknis pabrik dari produk yang diajukan dengan mutu kelas satu.
o Beton ringan dan kuat pengganti batu bata. Memberikan
keakuratan, kekuatan, ekonomis, kemudahan dan kecepatan
pemasangan, serta kerapian dalam membangun rumah tinggal,
gedung komersial, dan bangunan industri.
o Setara dengan blok bata ringan setara hebel atai label yang
existing telah dipasang.
 Adukan (Mortal) Spesi Perekat Blok Beton Ringan Aerasi
o Adukan (mortar) spesi pelekat blok beton ringan aerasi
menggunakan adukan semen (mortar) instan.
o Sebelum pemakaian agar mengajukan data produk berupa
spesifikasi teknis/ brosur dari pabrik lengkap dengan metode
pelaksanaan dan data hasil test/ pengujian, dan ajukan
kualifikasi Pabrikator yang berisi populasi dari pemakaian
material yang diproduksinya. Jika diperlukan akan diadakan
pengujian ulang yang disaksikan oleh Direksi Pengawas.
 Pelaksanaan
 Pasangan Blok Beton Ringan Aerasi
o Bersihkan permukaan daerah kerja, laksanakan pengukuran (uit
- zet) secara teliti sesuai gambar dan dibuat marking untuk posisi
dari dinding blok.
o Pekerjaan pasangan blok dilaksanakan harus lurus dan tegak
dengan menggunakan tarikan benang acuan untuk menentukan
posisi dan kerataan dinding. Benang acuan horisontal dipasang
untuk setiap penambahan ketinggian satu blok atau tidak lebih
dari 20 cm dari pasangan di bawahnya. Gunakan waterpass
untuk menyamakan ketinggian benang dan gunakan theodolite
bila diperlukan.
o Dengan menggunakan sikat halus, bersihkan permukaan blok
setiap kali akan memasang lapisan baru.
o Bilamana suhu udara di atas normal, celupkan sikat halus ke
dalam air sebelum menyikat agar kandungan air pada adukan/
mortal tidak cepat mengering.
o Pemasangan blok dilakukan dengan berlapis, lapisan yang satu
dengan lapisan yang di atasnya harus dipasang zigzag (berselang
seling) dengan jarak selingan setengah panjang blok. Dan tidak
dibenarkan menggunakan potongan blok, kecuali sesuai
ketentuan dan atau pada daerah sudut dan pengakhiran dinding.
Pemotongan blok harus menggunakan gergaji kayu.
o Gunakan trowel/ cetok dengan lebar yang sesuai dengan lebar
blok. Letakkan adukan/ mortal pada arah vertikal terlebih
dahulu, baru kemudian arah horisontal. Tebarkan adukan/

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


31

mortal secukupnya untuk satu blok saja. Pastikan pasangan


adukan/ mortal menutup seluruh permukaan blok.
o Pada saat meletakkan blok, angkat permukaan blok yang
menghadap adukan vertikal dan mulai letakan sisi blok yang
berlawanan terlebih dahulu. Setelah blok diletakkan, rapatkan
dengan palu karet secara merata. Pastikan bahwa seluruh
permukaan blok sudah tertutup dengan adukan tanpa ada celah
dan periksa kembali level blok dengan menggunakan waterpass,
lakukan langkah yang sama untuk lapis berikutnya.
o Di sekeliling dinding blok harus dibuat kerangka perkuatan
dinding. Untuk blok dengan ketebalan 100 mm, kerangka
perkuatan harus ada dengan luasan tidak lebih dari 12 m².
o Kerangka perkuatan dinding dibuat dengan kolom dan balok
praktis atau terhadap kolom dan balok struktur. Pengikatan
dinding blok terhadap kolom dan balok menggunakan stek besi
beton panjang 200 mm dia. 10 mm, dengan jarak pada kolom
setiap tiga lapis blok atau 60 cm dan pada balok setiap dua baris
blok atau 100 cm, kecuali ditentukan lain.
 Adukan / Mortar
o Kedalam adukan/ mortar dry mix dituangkan air secukupnya
sesuai ketentuan spesifikasi fabric dan diaduk sampai dengan
didapat campuran yang plastis.
o Adukan yang sudah mengering dan atau melewati 2 jam
tidak digunakan, tidak boleh dipakai atau dicampurkan lagi
dengan adukan baru dan harus dibuang.
b. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
 Lingkup Pekerjaan
 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan termasuk alat - alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.
 Persyaratan Bahan
 Semen portland harus memenuhi NI - 8 (dipilih dari satu produk
untuk seluruh pekerjaan).
 Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
 Air harus memenuhi NI - 3 pasal 10.
 Penggunaan adukan plesteran :
o Adukan 1 PC:3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
o Adukan 1 PC:4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya.
o Seluruh permukaan plesteran di - finish acian dari bahan PC.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
32

 Syarat - syarat Pelaksanaan


 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas, dan Persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat
Pekerjaan ini.
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang
beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan
gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk
profilnya.
 Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
o Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata
di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/ toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk
plesteran 1 PC:3 pasir.
o Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond,
dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond.
o Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC:4
pasir.
o Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix
dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.
o Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum
mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.
 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan
dari sisa - sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih
dahulu dan semua lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plester.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


33

 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plesterannya).
 Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur - alur garis horizontal atau diketrek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima air.
 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 5 cm, dipasang tegak
dan menggunakan keping - keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan dinding.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/
kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil - peil yang
diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diizinkan Konsultan Pengawas.
 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran
lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di
dalam gambar.
 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung
atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan
biaya atas tanggungan Kontraktor.
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba - tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya
atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang - kurangnya 2 kali setiap hari.
 Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum
difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan - kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


34

 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari 5 hari dan atau permukaan nya telah
kering sempurna.

2.3.3 PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING


a. PEKERJAAN LANTAI
 LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, kerja, bahan - bahan,
peralatan dan alat - alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan keramik untuk
pekerjaan finishing lantai dan atau seperti tercantum dalam gambar
kerja.
 Pasangan lantai keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk
Perencana/ Konsultan Pengawas.
 PERSYARATAN BAHAN
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan -
peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI - 19), PVBB 1970
dan PVBI 1982.
 Semen Portland harus memenuhi NI - 8, pasir dan air harus
memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI - 3)
dan PBI 1971 (NI - 2) / PBI 1990 dan ASTM.
 Keramik yang digunakan dimensi sesuai yang dijelaskan dalam
gambar kerja dan RAB.
 Bahan - bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh - contohnya kepada Perencana/ Konsultan
Pengawas.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
 Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat Shop
drawing mengenai pola lantai.
 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat dan bernoda.
 Adukan pasangan/ pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir
pasang dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau
dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.
 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar - benar rata, tidak bergelombang, dengan
memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
 Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai
gambar detail atau sesuai petunjuk Perencana/ Konsultan

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


35

Pengawas. Perhatikan lubang instalasi dan drainage/ bak kontrol


sebelum pekerjaan dimulai.
 Jarak antara unit - unit pemasangan granit satu sama lain (siar -
siar), harus sama lebarnya maksimum 3 mm, yang membentuk garis
- garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk
siar - siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar - siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari
bahan seperti yang telah disyaratkan di atas dan sesuai dengan
warna keramik yang dipasang.
 Pemotongan unit - unit keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan lantai, hingga betul - betul bersih.
 Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/ beban
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat
dari pekerjaan lain.

b. PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN KOLOM


 LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan,
peralatan dan alat - alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Pekerjaan pelapis dinding ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pelapis dinding batu andesit bintik
bakar yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan ini juga meliputi pekerjaan hand rail dinding.
 PERSYARATAN BAHAN
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan -
peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI - 19), PVBI 1970
dan PVBI 1982.
 Bahan - bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Perencanan/ PENGAWAS.
 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis - operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan
Pengawas.
 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
36

 Material Hand Rail dinding terbuat dari allumunium dengan cover


PVC.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
 Pada permukaan dinding beton/ bata merah yang ada, batu andesit
bintik bakar dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
perekat spesi 1 PC : 3 pasir, diaduk baik memakai larutan
supercement, jumlah pemakaian adalah 10 % dari berat semen yang
dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan
perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
 Batu andesit bintik bakar yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh
retak, gompal atau cacat lainnya.
 Pemotongan batu andesit bintik bakar harus menggunakan alat
potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
 Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam air
sampai jenuh.
 Batu andesit bintik bakar harus memperhatikan ukuran/ letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust fan,
panel, stop kontak, lemari gantung dan lain - lain yang tertera di
dalam gambar.
 Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
 Awal pemasangan batu andesit bintik bakar pada dinding dan ke
mana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih
dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
 Bidang dinding batu andesit bintik bakar harus benar - benar rata,
garis - garis siar harus benar - benar lurus. Siar arah horizontal pada
dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
 Batu andesit bintik bakar harus disusun menurut garis - garis lurus
dengan siar sebesar 4 - 5 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar - siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti
yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
 Pembersihan permukaan ubin dari sisa - sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih khusus
untuk keramik dan marmer atau sejenis.
 Naad - naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
supergrant.

2.3.4 PEKERJAAN PLAFOND


a. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM
 LINGKUP PEKERJAAN
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
37

Meliputi penyediaan bahan plafond Gypsum dan konstruksi


penggantung - nya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat -
tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
 RANGKA PLAFOND
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond dibuat dari batang
besi hollow sesuai dengan gambar yang dibuat oleh Perencana.
 PEMASANGAN LEMBARAN
Bahan penutup plafond berpedoman pada Gambar perencana.

2.3.5 PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG


a. PEKERJAAN KUSEN KAYU KAMPER DAN ALUMUNIUM
 LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta
Shop drawing dari Kontraktor.
 PERSYARATAN BAHAN
 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan
syarat - syarat dari pekerjaan kusen kamper serta memenuhi
ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
 Konstruksi kusen kamper yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai
hasil test, minimum 100 kg/m².
 Ketahanan terhadap tekanan air 15 kg/m² yang harus disertai hasil
test jika dianggap perlu
 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi
warna profil - profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian
pada waktu fabrikasi unit - unit, jendela, pintu partisi dan lain - lain,
profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut : Untuk tinggi dan lebar 1 mm, Untuk diagonal 2 mm.
 Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip
dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant, angkur - angkur
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
38

untuk rangka/ kusen kamper dan aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2 - 3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
 Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih
atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar -
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang) dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
Prioritas proses fabrikasi, harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu Shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk,
ukuran.
Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Pemotongan kusen kamper hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati
- hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
Pengelasan dibenarkan mengggunakan non - activated gas (argon) dari
arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
Angkur - angkur untuk rangka/ kusen kamper dan aluminium terbuat
dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/ stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen kamper
harus ditutup oleh sealant.
Disyaratkan bahwa kusen kamper dilengkapi oleh kemungkinan -
kemungkinan sebagai berikut :
 Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan lain - lain.
 Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


39

 Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus


dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit -
langit.
 Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan di
atas.
Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
kamper akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium
untuk menghindari kontak korosi.
Toleransi pemasangan kusen kamper di satu sisi dinding adalah 10 - 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/ grout.
Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(pelubang dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus
waterpass.
Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan
double door.
Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap suara.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
b. PEKERJAAN DAUN PINTU
 LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu teak plywood/ formica
seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.
 PERSYARATAN BAHAN
Bahan Rangka Kayu
 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI -
5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab
material kayu.
 Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak - retak, mata kayu
dan cacat lainnya.
 Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 % - 14 %.
 Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu Kamper Samarinda
dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kelas kuat I - II. Ukuran
daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
 Daun pintu dengan konstruksi lapis teak plywood dan plastic
laminated sebelah dalam. Ukuran disesuaikan gambar - gambar
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
40

detail, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh


untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
 Tebal rangka kayu pintu minimum 3.20 cm.

Bahan Perekat
 Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merek relok,
herferina, agca aibon.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut harus rata, lurus dan
siku.

Bahan Panil Daun Pintu


Daun pintu dengan konstruksi teak plywood/plastic laminated dengan
bahan - bahan :
 Plastic laminated ketebalan 1 (satu) mm, mutu terbaik buatan merek
formika atau USA atau Daijibyo Jepang atau setara.
 Teak plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri.
 Plywood ketebalan 4 mm produk dalam yang telah disetujui oleh
Perencana / PENGAWAS.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan
siku.
 List akhiran daun pintu digunakan kayu jati.
Finishing untuk permukaan teak plywood dari cat kayu yang bermutu
baik produk ICI atau setara.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar - gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang - lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail - detail sesuai gambar.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/ menjaga kerapian terutama untuk bidang - bidang
tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku - siku
satu sama lain sisi - sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap
untuk penyetelan/ pemasangan.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan/ pemasangan.

Daun Pintu :
 Daun pintu teak plywood / plastic laminated yang dipasang pada
rangka kayu adalah dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


41

diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan


Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak. Khususnya untuk formica direkatkan
dengan lem pada permukaan bidang plywood (4 mm) yang telah
dipasang pada kerangka daun pintu, keretakan ini harus dilakukan
dengan press di work Shop.
 Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
 Permukaan teak plywood tidak boleh didempul.
c. PEKERJAAN DAUN JENDELA ALUMUNIUM DAN BESI
 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan
dan layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Jendela
Alumunium dan Besi sebagaimana diindikasikan dalam gambar.
Unit jedela alumunium dan baja yang disyaratkan adalah jendela
arsitektural yang difabrikasikan dari potongan “extruded” standar untuk
jendela alumunium dan lembaran baja untuk jendela baja dan
komponen - komponen dengan tingkat yang sama dari modifikasi
fabrikan.
Tipe dari unit jendela arsitektural yang disyaratkan termasuk berikut ini
:
 Jendela Dorong Keluar (Casement Window).
 Jendela dengan engsel diatas/ Projected top hinged windows.
 Louver/ Kisi alumunium dan baja untuk jendela, agar mengacu
terhadap gambar perencana.
Aplikasi jendela arsitektur di proyek termasuk unit - unit individual yang
dipasang secara konvensional pada konstruksi dinding.
Aplikasi jendela arsitektur di proyek termasuk urut - urut dalam arah
horisontal yang kontinyu sejalan dengan “mullious”.
Aplikasi jendela arsitektur di proyek konstruksi dinding curtain
termasuk urut - urut yang dipasang kaca.
 AJUAN
Gambar Kerja : Ajukan gambar kerja untuk setiap tipe jendela termasuk
informasi yang tidak dirinci benar dalam data produk standar dari
pabrikan dan berikut ini :
Tampak (Elevation) dari pekerjaan yang menerus/kontinyu pada skala
1 : 10.
Tampak urut tipikal pada skala 1 : 5.

Detail potongan berukuran sebenarnya dari setiap bagian komposit yang


tipikal.
 Angkur
 Hardware
 Pengoperasian/ Pergerakan (Operations)
 Assesori
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
42

Detail pemasangan kaca (Glazing Details).


Data Produk : Ajukan spesifikasi produk pabrikan, data teknik produk,
detail standar dan rekomendasinya untuk tipe - tipe unit jendela
arsitektur yang disyaratkan. Termasuk informasi berikut :
 Metode Fabrikasi.
 Finishing.
 Hardware.
 Assesori.
 Berat per “fort” tiap potongan baja untuk jendela baja.
Contoh : Ajukan pasangan contoh dari finish yang dispesifikasikan pada
panjang 300 mm dari bagian jendela. Yang memperlihatkan range
ekstrim dari variasi penampilannya.
Pengawas berhak untuk mensyaratkan contoh tambahan, yang
memperlihatkan teknis fabrikan dan pengerjaannya dan desain
hardware dan assesori.
 JAMINAN KUALITAS
Tanggung jawab satu sumber : Menyediakan jendela yang diproduksi
oleh pabrikan tunggal yang mampu memperlihatkan sebelum produksi
unit - unit sejenis yang disyaratkan.
Kriteria Desain : Gambar - gambar berdasarkan pada tipe dan model
khusus untuk jendela arsitektur oleh pabrikan tunggal. Tipe yang
serupa/ ekuivalen oleh pabrikan lain yang didaftarkan mungkin dapat
diterima asalkan perbedaan/ deviasi dalam dimensi dan profilnya kecil/
minor dan tidak mengubah material konsep desainnya atau mengurangi
persyaratan performa minimum yang dinyatakan yang diputuskan/
ditentukan sepenuhnya oleh Konsultan Pengawas.
KUALITAS : Setiap tipe dan ukuran unit jendela yang disyaratkan harus
sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh konsultan Perencana
dan standart pabrikan yang mengacu kepada SNI
 KEADAAN / KONDISI PROYEK
Pengukuran lapangan : Koordinasikan skedul fabrikasi dengan
kemajuan konstruksi untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.
Ceklah bukaan jendela sebenarnya dalam pekerjaan konstruksi dengan
pengukuran lapangan yang akurat sebelum fabrikasi, perlihatkan
pengukuran - pengukuran yang tercatat pada gambar kerja akhir (final
Shop drawings).
 JAMINAN
Jaminan Khusus Proyek : MengiriPengawasan jaminan tertulis,
dilakukan oleh Kontraktor, pemasang dan pabrikan jendela, yang
menyetujui untuk memperbaiki atau mengganti unit - unit yang gagal
material atau pengerjaannya dalam waktu/ periode jaminan yang
dispesifikasikan. Kegagalan termasuk tapi tidak terbatas pada kegagalan
struktural termasuk defleksi berlebihan, kebocoran atau unfiltrasi udara
yang berlebihan, kesalahan pengoperasian dari sash dan hardware dan
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
43

penurunan kualitas logam, finish logam dan material lain diatas cuaca
normal. Jaminan ini sebagai tambahan pada dan tidak membatasi hak -
hak lain dari Pemilik yang mungkin bertentangan dengan Kontraktor
dalam Dokumen Kontrak.
Periode Jaminan adalah 3 tahun setelah tanggal penyelesaian akhir.
 PABRIKAN
Pabrikan yang dapat digunakan : Tergantung pada pemenuhan
persyaratan, produk yang ditawarkan pabrikan yang dapat disudutkan
dalam pekerjaan, harus mengikuti prosedur tertentu (shortlisting
procedure) yang dibuat oleh Pengawas sebelum nominasi/ penunjukkan
supplier/ sub - kontraktor.
 MATERIAL
Material untuk Jendela Alumunium :
Alumunium Extrusion : Menyediakan campuran dan “temper” yang
direkomendasikan oleh pabrikan jendela untuk kekuatan, ketahanan
terhadap korosi/ karat dan aplikasi finish yang disyaratkan.
Fasteners : Sediakan alumunium, stainless steel non magnetik, adhesive
epoxy, atau material lainnya yang dijamin oleh pabrikan akan non
korosif dan sesuai dengan bagian - bagian jendela, “trim”, hardware,
angkur dan komponen unit jendela lainnya.

Penulangan (reinforcement) : Ditempat sekrup fastener diangkurkan ke


dalam alumunium kurang dari 3.1 mm tebalnya, perkuatlah bagian
dalamnya dengan alumunium atau stainless steel non magnetik untuk
mendapatkan sekrup berulir atau menyediakan “splined grommet nuts”
yang ditekan ke dalam dan non korosit standard.
Fastener yang terbuka : Jangan menggunakan fastener yang diekspos,
kecuali jika tak mungkin dihindari untuk aplikasi hardwarenya. Untuk
aplikasi hardware, gunakan fastener yang cocok sesuai dengan finish
bagiannya atau hardware dikencangkan sehingga sesuai/ tepat.

Angkur, jepitan (clips) dan assesori jendela : Tergantung pada kekuatan


dan persyaratan penghambat korosi/ karat, angkur fabrikasi, jepitan
dan assesori jendela dari alumunium atau stainless steel non magnetik.
Angkur, jepitan dan assesori jendela difabrikasikan dari baja atau besi
lapis seng hot - dip yang memenuhi syarat dapat digunakan untuk
pekerjaan yang tertutup/ tersembunyi.
Kompresi/ Tekanan tipe “Weatherstripping” : Sediakan gasket
weatherstripping dari neo prene yang dapat mengembang berbentuk
(molded expanded) yang bersifat kompresif.
Sealant : Untuk sealant disyaratkan dalam unit jendela yang
difabrikasikan, sediakan tipe yang direkomendasikan oleh pabrikan
jendela untuk ukuran sambungan dan pergerakannya. Sealant harus
tetap elastis secara permanen, tidak menciut dan tidak berpundak.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


44

 HARDWARE
Tipe - tipe Jendela : Paragraf berikut ini mendefinisikan hardware yang
disyaratkan untuk pengoperasian tipe jendela yang dinyatakan :
Jendela Dorong Keluar (Casement Windows) : Sediakan peralatan dan
hardware pengoperasian berikut :
 Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Gigi tersembunyi tipe
rotari diletakkan pada jamb di sillnya.
 Kunci : Diangkat tipe sisir (cam) penggerak grendel (latch) dan
pengungkit (lever).
 Engsel : Engsel atau pasak yang mengembangkan tipe non - friksi/
gesek (2 per sash/ daun jendela).
 Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Kombinasi pegangan
(handle) tarik dan pengungkit dengan sisir - tipe grendel (latch).
 Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Dengan tarikan jari
pada lubang pengudaraan (vent) dengan grendel tipe pisau pada
rangka.
 Engsel : Engsel atau pasak yang mengembang, tipe gesek (friksi) (2
per sash/ daun jendela).
 Peralatan Pembatas (Limit Device) : tipe “simplex” untuk batang friksi
(friction stay bar) dengan peralatan pembuka pegangan yang dapat
disesuaikan.
 FINISH
Untuk Jendela Alumunium :
Finish jendela alumunium untuk menyesuaikan komponen - komponen
alumunium lainnya dari sistem tampak berkaca proyek atau sistem
dinding curtain. Lihat bagian “Dinding Tirai dan Sistem Penutupannya”
untuk persyaratan finish.
 PEMERIKSAAN
Periksalah bukaan - bukaan sebelum memulai pemasangan, ceklah
bahwa bukaan pasangan batu atau kasar telah benar dan plat still telah
benar levelnya.
 Permukaan pasangan batu harus terlihat kering dan bebas dari
adukan yang berlebihan, pasir atau kotoran konstruksi lainnya.
 Dinding rangka kayu harus kering, bersih, kuat dan dipaku dengan
baik, bebas dari lubang dan tanpa tonjolan pada sambungan.
Yakinkan bahwa kepala paku dipukul rata dengan permukaan
bukaan dan dalam jarak 3 inci dari bukaan, jika posisinya
dinyatakan berdekatan dengan rangka jendela alumunium.
 Permukaan logam harus kering, bersih, bebas dari minyak, kotoran,
karat dan korosi dan bebas lasan, tanpa ujung - ujung, tajam atau
tonjolan pada sambungan, jika posisinya dinyatakan berdekatan
dengan rangka jendela alumunium.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


45

 PEMASANGAN
 Lihat “Dinding Tirai dan Sistem Pemasangannya” atau sistem tampak
berkaca untuk persyaratan dasar untuk pemasangan unit jendela
alumunium dan baja.
 Memenuhi rekomendasi dan spesifikasi pabrikan untuk pemasangan
unit jendela, hardware, operator, dan komponen lain dari pekerjaan
ini.
 Pasanglah unit tegak lurus, level dan benar - benar garisnya, tanpa
melebihi atau merusak rangka atau daun pintu. Sediakan
pendukung dan angkur yang tepat yang dipasangkan dengan aman.

d. PEKERJAAN KACA
 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
alat ukur, alat penggosok tepi dan tenaga kerja.
Pemasangan kaca pada jendela kaca, untuk pintu lipat dan untuk kusen
sesuai dengan yang dinyatakan pada gambar.
Pemasangan kaca patri dengan bentuk dan pola seperti pada gambar,
pekerjaan ini termasuk pekerjaan khusus.
 BAHAN
 Semua kaca yang digunakan adalah kaca Tempered bening kualitas
baik setara ASAHI dengan kekuatan dapat menahan beban angin
sebesar 122 kg/m2.
 Semua jenis kaca yang digunakan setaraf produksi ASAHI.
 Tebal kaca yang dipakai adalah 6 mm dan 15 mm, atau yang
ditentukan pada gambar perencanaan.
 Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun
jendela dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu
menerima getaran, harus dari kualitas terbaik, produksi dari pabrik
yang disetujui Pengawas.
 Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima di kaleng, tidak
boleh kering dan atau sudah mengeras.
 Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui Pemberi Tugas.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
 Sebelum pemasangan kaca, kusen harus bebas dari semua kotoran.
 Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran
cukup, sehingga pada waktu kaca berkembang, tidak pecah.
 Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh
pada rangka terutama pada sudut - sudutnya. Karet - karet (silent,
kaca harus rapih dan baik).
 Kaca yang dipasang pada kusen pintu daun jendela semua sudutnya
(bagian sisinya) harus ditumpulkan.
 Pemasangan kaca pada kusen, daun pintu daun jendela dan lain -
lain harus mengikuti petunjuk pabrik.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
46

 Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya


retak / pecah atau tergores harus diganti.

e. PEKERJAAN KUNCI/ENGSEL
 MACAM DAN LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan memasang kunci pada semua daun pintu sesuai rencana
pada gambar.
Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu, kecuali pada
pintu lipat di bagian sisi / pinggir yang menghubungkan daun pintu
rangka besi dengan ambang kusen sebanyak 5 (lima) buah.
 Memasang grendel pada daun pintu dan daun jendela. Pemasangan
hak angin pada setiap daun jendela, dipasang 2 buah hak angin
untuk masing - masing daun jendela.
 Memasang grendel kosong - isi pada daun pintu WC.
 Memasang door closer pada setiap pintu, kecuali pintu lipat.
 Memasang door stopper.
 Memasang asesoris pintu lipat
o Rel atas
o Rel bawah
o Engsel
o Grendel tanam dll.
 Memasang pintu geser (difabel)
o Rel atas pintu
o Stopper
o Handle vertikal/tanam/geser
 BAHAN
 Kunci yang dipakai adalah setaraf merk DEKSON dengan type
cylinder.
 Engsel yang digunakan adalah setaraf merk DEKSON dengan type H.
 Grendel setaraf DEKSON.
 Grendel (kunci) kosong - isi untuk Kamar Mandi/ WC, setaraf merk
DEKSON.
 Pelaksana diwajibkan untuk mengajukan contoh kunci, grendel
dengan persetujuan Pengawas.
 SYARAT PELAKSANAAN
Semua pemasangan kunci - kunci, engsel, grendel, hak angin dan
sebagainya harus dikerjakan oleh ahli atau oleh orang yang sudah biasa
dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, untuk mendapatkan hasil akhir
pemasangan yang baik. Sebelum penyerahan pekerjaan, semua kunci -
kunci diminyaki sehingga dapat bekerja dengan baik.

2.3.6 PEKERJAAN CAT DAN FINISHING LAINNYA


a. PEKERJAAN CAT
 MACAM DAN LINGKUP PEKERJAAN
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
47

 Mengecat dengan cat tembok pada bidang exterior dan interior


seperti dinyatakan pada gambar dan RAB.
 Melamic spray kayu untuk pintu, pergola dan sebagainya seperti
yang dinyatakan pada gambar.
 Mengecat dengan cat besi/ profil - profil baja konstruksi atap
bangunan selasar penghubung, rangka pipa talang dan sebagainya.
 Railing tangga dan balustrade.
 Melabur dak beton/ atap beton apapun yang berhubungan
langsung dengan air, menggunakan water proofing. Mutu bahan
yang dipakai type membran atau coating setara product fosroc.
 Untuk pengadaan pekerjaan ini, Pelaksana sebelumnya diwajibkan
konsultasi dengan Pengawas Lapangan/ Pemberi Tugas, terutama
dalam penggunaan warna dan type yang akan dipakai (sebagai
contoh), untuk persetujuan Pemberi Tugas kecuali bila telah
ditentukan dalam gambar.
 BAHAN
 Pengertian disini meliputi emulsi, plituran, sealer cement semulsion
filler dan pelapis - pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara dan cat akhir.
 Cat pigmen dimasukkan dalam kaleng dimana tertera nama
perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna nomor
seri dan tanggal pembuatannya.
 Plamur, dempul, meni dan bahan pengencer untuk pekerjaan
pengecatan, dipakai merk yang terbaik setaraf dengan merk cat
yang dipergunakan.
 Cat Besi Setara SEIV.
 Cat dinding dan plafond yang digunakan setara Dulux, diantaranya:
- Cat Dinding Interior : Dulux Pentalite
- Cat Dinding Eksterior : Dulux Pentalite
- Cat Plafond : Dulux
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
 Cat Tembok.
o Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosok memakai kain yang dibasahi air, setelah kering
bidang/ permukaan yang akan di cat terlebih dahulu harus
didempul/ diplamur dan diampelas sedemikian rupa, sehingga
permukaan yang akan di cat benar - benar rata dan licin.
o Pengecatan dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali lapis pengecatan
dengan menggunakan roller minimal 20 cm dengan mengikuti
aturan/ cara yang telah ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan.
 Cat Kayu.
Sebelum dilakukan pengecatan, kayu tersebut harus dalam keadaan
kering, dan selanjutnya diampelas sampai halus dan dimeni sampai
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
48

rata. Setelah itu didempul rata dan halus lalu diampelas, dilakukan
cat dasar, pendempulan dan ampelas akhir, lalu dilakukan
pengecatan dengan mengikuti peraturan pabrik.

b. PEKERJAAN WATER PROFFING


 LINGKUP PEKERJAAN
 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
- bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
syarat - syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
 Bagian yang diwaterproofing :
o Plat atap.
o Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
 PERSYARATAN BAHAN
 Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan produser yang ditentukan oleh pabrik dan
standar - standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan
cara apapun tanpa izin dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk
penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan
pemeliharaan secara cuma - cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa
:
o Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process
Performance Warranty) dan
o Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator’s Warkmanship Warranty)

 WATERPROOFING UNTUK ATAP


 Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat - pelat beton
yang berfungsi sebagai atap dan sebagai talang.
 Lapisan Waterproofing terbuat dari membrane bakar merk/type
disesuaikan dengan RAB.
 Ketebalan waterproofing minimal 3 mm sesuai dengan spesifikasi
dari pabrik dan atau gambar yang dikeluarkan oleh perencana.
 Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke
pipa - pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).
 Semua cara pemasangan, cara - cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk - petunjuk yang dikeluarkan pabrik / produsen.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


49

 Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh


Perencana, dari pilihan warna yang tersedia.
 PENGUJIAN
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan - percobaan dengan cara
memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
 PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
 Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik
dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
 Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.
 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan/ persyaratan pabrik yang bersangkutan.
 Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
 Cara - cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
 Bila ada perbedaan dalam hal apa pun antara gambar, spesifikasi
dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/ perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
 GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN
 Kontraktor wajib membuat Shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat Shop drawing untuk detail - detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja/
dokumen kontrak.
 Dalam Shop drawing harus jelas dicantuPengawasan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan
atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
50

dalam gambar kerja/ dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi


pabrik.
 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari KONSULTAN PENGAWAS.
 CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman
(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik
untuk mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS. Khusus
untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung
terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian lapisan atas dari
lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, di mana lapisan ini dapat berupa screed maupun material
finishing.
 PENGAMANAN PEKERJAAN
 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.
 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/
dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki/ mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

2.3.7 PEKERJAAN ATAP


a. PEKERJAAN ATAP DAN PERLENGKAPANNYA
 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan -
bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap sesuai yang tercantum
dalam gambar kerja, hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya.
 PERSYARATAN BAHAN
 Bahan : - Bahan Rangka Atap Baja Ringan ( Profile S dan
Capsule dengan Conektor Mur dan Baud)
- Genteng Echoroof Rubber Coating Insulasi Colour
- Aspalt/bitumen, fiberglass, sand pasir dan full self
adesif (full lem).
- Pada bagian belakang atap bitumen.
 Ukuran : P= 1000 mm, L= 317 mm, T= 3 mm
 Ekspose : 143 mm
 Berat : 9,3 kg/m²
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
51

 Garansi : 15 th garansi material (bersertifikat)


 Sertifikast : ISO 9001, VTT uji bahan dari Negara Firlandia EN 544,
CE MARK.

 SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN


 Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, kontraktor agar
meneliti gambar - gambar dan kondisi di lapangan.
 Kontraktor agar terlebih dahulu membuat Shop drawing lengkap
dengan petunjuk dari Direksi/ Pengawas Lapangan meliputi gambar
denah lokasi, ukuran, bentuk dan kualitas.
 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Direksi/ Pengawas Lapangan berdasarkan
contoh yang dilakukan Kontraktor.
 Sebelum pamasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar -
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing - sparing, cara
pemasangan dan detail - detail sesuai dengan gambar kontrak.
 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi/ Pengawas
Lapangan.
 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di satu tempat bila
ada kelainan/ perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
 Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

2.4 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

2.4.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Instalasi yang dinyatakan didalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan Undang - undang dan Peraturan - peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan - ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


52

Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat - syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Direksi / Pengawas.
Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga - tenaga ahli dalam
instalasi Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung - jawabkan.
a. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Direksi/ Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan
proyek skala kecil maupun skala besar.
b. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh dibawah
persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan dihadapan Direksi /
Pengawas.
c. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung - jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki
hal tersebut yang rusak/salahpasang pekerjaanproyek.
d. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung -
jawab Kontraktor.dalam pekerjaan.
e. Semua syarat - syarat penerimaan bahan - bahan, peralatan, cara - cara
pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain - lain, untuk sistem instalasi
Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar - standar sebagai
berikut :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik dengan sesuai titik tertentu/yang di
butukan.
 Peraturan yang telah ditentukan PLN oleh pemerintah/pemda
 Peraturan - peraturan yang telah ditentukan masing masing Pemda
setempat
 Pedoman Plumbing Indonesia 1979. - 2000 sekian.
 Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air
buangan, rancangan1968DirjenCiptaKarya,Direktorat
 Teknik Penyehatan/pencamaran air.
 Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM
 Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir.
 No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari
Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan
kesehatan.
 Peraturan - peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan
peraturan dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM,
VDE, BS, NEC, IEC, dll.
 Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
 Peraturan - peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang
terdapat dalam gambar - gambar.
 Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI).kota

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


53

 Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).


 Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan
Gedung tahun 1985 (Departemen PU).
 N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
 Peraturan Telekomunikasi 1989.
 Peraturan - peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal / Elektrikal
ini selain dari persyaratan - persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Pekerjaan dianggap selesai dengan aturan.
a. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi /
Pengawas.
b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
c. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama - sama dengan Direksi /
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis
 KONTRAKTOR.
 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal
ini sampai selesai.
 untuk pekerjaan plumbing dan kebakaran (pemipaan) sebagai
penanggung - jawab dibidangnya masing - masing. Kontraktor
bertanggung - jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
 Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan - peraturan di
lapangan yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
 Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang -
undang, peraturan - peraturan, persyaratan umum, maupun
suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit - unit peralatan, buku - buku dokumen
pelelangan, bundel gambar - gambar serta segala petunjuk tertulis
yang telah dikeluarkan.
 Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Pengawas atau
pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada
dokumen - dokumen pelelangan, gambar - gambar atau lainnya
terdapat hal - hal yang kurang jelas.
 Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan -
pekerjaan pelaksanaan dari pihak - pihak Kontraktor lain yang ikut

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


54

mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat


mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
 Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib
mengerjakan saran - saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila
hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung - jawab atas segala
kerugian - kerugian yang ditimbulkan.
 KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN.
 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
koordinasi penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh
disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan
dimulai maupun pada waktu pelaksanaan.
 Kontraktor wajib bekerja - sama dengan pihak - pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini,terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor sipil maupun arsitektur.
 Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak - pihak lainnya, agar
sejauh / sedapat mungkin digunakan peralatan - peralatan yang
seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah
pemeliharaannya.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor bertanggung - jawab penuh
atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
 Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk
kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel -
kabel, pemasangan sensor - sensor, perletakan peralatan / instalasi,
pembuatan sparing dan lain - lainnya pada dan untuk peralatan
Mekanikal / Elektrikal agar sistem Mekanikal / Elektrikal keseluruhan
dapat berjalan dengan sempurna.
 PENOLAKAN PEKERJAAN SISTEM MEKANIKAL / ELEKTRIKAL.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat,
gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar,
ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu
yang cukup menurut Direksi / Pengawas serta pihak yang berwenang,
maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
 PENGAWASAN INSTALASI.
 Shop Drawing.Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus
membuat gambar kerja / Shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar
kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.
 Kontraktorharus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
55

untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat


dipasang.
 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan,
skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning
yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi
/ Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
Kontraktor harus mengadakan :
o Laporan kegiatan pekerjaan harian
o Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
o Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto - foto
dokumentasi.
 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang
telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan
tertulis dari pihak Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa tahap pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal
telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem
Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Pengawas,
Konsultan, Ahli atau pihak - pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi /
Pengawas. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merek peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang
bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan
sudah ditera.
 Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas atau Ahli
yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan -
gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
 Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi /
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh
Kontraktor.
 PEMBERSIHAN LAPANGAN.
 Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan
lapangan yang digunakan.Kontraktor hendaknya menghubungi pihak -
pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
 Setelah kontrak selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan
selama masa pemeliharaan.
 Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung /
bangunan dengan Portable Fire Extinguisher class A/B/C (15 lbs) atau
jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku
atas biaya Kontraktor.
 PETUNJUK OPERASI, PEMELIHARAAN, DAN PENDIDIKAN.
 Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus
menyerahkan :
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
56

o gambar - gambar jadi (as - built drawing), dalam bentuk gambar


cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir sebanyak 1
(satu) set.
o katalog spare - parts.
o buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
o buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.
 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk
operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Direksi / Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu
kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin
utama atau tempat lain yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
 SERVICE DAN GARANSI.
Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1
(satu) tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Direksi / Pengawas
secara baik (setelah masa pemeliharaan).
 Kontraktor harus bertanggung - jawab atas seluruh peralatan yang
rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang
- barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah -
terimakan untuk pertama kalinya.
 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal / Elektrikal
dan mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.
 Kontraktor harus memberikan service secara cuma - cuma untuk
seluruh sistem Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah - terimakan pertama
kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.
 IJIN.
 Semua ijin - ijin dan persyaratan - persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain - lain, beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk
oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
 Kontraktor harus bertanggung - jawab atas penggunaan alat - alat
yang dipatentkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya -
biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib
menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
57

 Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang


diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Direksi / Pengawas
atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi /
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian
pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja
lembur).
 Kontraktor harus mendapatkan ijin - ijin yang berhubungan dengan
pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh
Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan
untuk pengurusan IMB.
 KORELASI PEKERJAAN.
 Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Mekanikal / Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor
harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian /
pembersihan.
 Semua pekerjaan pembuatan lubang - lubang dan penutupan kembali
pada dinding, lantai, langit - langit untuk jalannya pipa dan kabel,
dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing - nya
kembali.
 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel - kabel listrik
dari peralatan - peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor
listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh
Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data - data, ukuran -
ukuran, gambar - gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuan.
 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air,
listrik, sanitair darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas.
 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit - langit dan lain -
lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(Sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja
kepada Direksi / Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala
akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
 Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.)
harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang
rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas - bekas pembobokan.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


58

 Selambat - lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor


harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan
keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat
beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.Jika hal ini tidak
dilaksanakan, maka segala akibatnya menjadi tanggung - jawab
Kontraktor.
 SUB KONTRAKTOR.
 Apabila diperlukan tenaga - tenaga ahli khusus karena tenaga - tenaga
pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan,
penyetelan, pengujian dan lain - lain, Kontraktor dapat menyerahkan
sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
 Kontraktor masih harus bertanggung - jawab sepenuhnya atas segala
lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun
terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di -
subkontrak - kan).
 SITE MANAGER.
 Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh
seorang Site Manager yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang
oleh penandatangan kontrak untuk mengambil keputusan di lapangan.
Ia bertanggung - jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi
pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan
meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan
wewenang untuk mewakilinya.
 Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh
Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.
 Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi / Pengawas,
Konsultan Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang
ditunjuk kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus
menggantinya dengan orang lain.
 Selama Site Manager belum ditunjuk, Penanda - tangan kontrak yang
harus bertindak sebagai Site Manager.
 BAHAN.
 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel,
pipa konduit, katup - katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data
- data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
brosur - brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda
dengan warna yang jelas.
 Apabila ada data - data serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar - gambar dan spesifikasinya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
59

 Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan


gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan -
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan /peralatan lama, bekas
dipergunakan, bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan - bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosurnya disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah dise-
tujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Direksi/ Pengawas. Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut
segera akan dimusnahkan.
 LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan
pengadaan bahan - bahan serta peralatan - peralatan utama, peralatan
bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat - alat,
pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan
pengujian dan keperluan kerja.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian
lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat - syarat Khusus Teknik) :
 Sistem Mekanikal.
o Instalasi pemipaan air bersih.
o Instalasi pemipaan air kotor dan air bekas.
o Instalasi pemipaan HYDRANT.
 Sistem Elektrikal.
o Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel - panel
daya.
o Instalasi penerangan dan stop kontak .
o Instalasi penangkal petir.
o Instalasi intercom.
o Instalasi data.
 Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar - gambar
yang ada.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


60

 Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal /


Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya
sesuai dengan kontrak.
 Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang
jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi /
Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
 Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung - jawab atas kerugian - kerugian yang mungkin terjadi.
 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Mekanikal / Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap
dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta addendum lainnya.
 Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal - klausal / butir - butir yang
ditulis / disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihi-
langkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
 Kontraktor harus memperhitungkan didalam harga instalasi Mekanikal
/ Elektrikal segala biaya pengujian di pabrik pembuatnya dan
memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Pemilik. Sistem pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu)
bulan sesudah menerima SPK.

2.4.2 SYARAT - SYARAT KHUSUS TEKNIK INSTALASI LISTRIK


Syarat - syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
maupun di luar bangunan Asrama.

 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK.


Sumber daya listrik utama bagi Puskesmas ini diperoleh dari jaringan
tegangan rendah 220/380 V PLN sebesar 41,5 kVA, diterima oleh SDP yang
diletakkan di bangunan kantor bagian dalam.
 LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian - bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar - gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing
/ pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, PENGAWAS dan / atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah - terima dan pemeliharaan / garansi selama 12
bulan.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat - syarat umum untuk

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


61

menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada


Syarat - syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :


 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel SDP (Sub
Distribution Panel) tegangan rendah.
 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel - panel daya /
penerangan. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
 Pengadaan dan pemasangan kabel - kabel daya jenis NYY untuk
penghubung antarpanel daya / penerangan dan kabel - kabel daya
menuju pompa air bersih.
 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, baik penerangan dalam bangunan maupun
penerangan luar bangunan.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir konvensional,
lengkap berikut pentanahan dan bak kontrolnya.
 GAMBAR - GAMBAR.
Gambar - gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan
listrik yang didalamnya dicantuPengawasan besaran - besaran listrik dan
mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan - peralatan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Gambar - gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak
lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
 KETENTUAN - KETENTUAN INSTALASI.
 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop -
kontak), saklar, kotak - kotak tarik (pull box), kabinet / panel daya,
kabel, alat - alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
 Kotak - kotak (doos) Outlet.
o Jenis.
Kotak - kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE
atau standar lain. Kotak - kotak ini bisa berbentuk single / multi gang
box empatpersegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak - kotak
lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
o Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya
ditempat yang diperlukan.Setiap kotak harus cukup besar untuk
menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan,
tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
62

o Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak - kotak outlet di tempat - tempat tersebut di bawah ini harus
dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
- tempat - tempat yang kena matahari.
- tempat - tempat yang kena hujan.
- tempat - tempat yang kena minyak.
- tempat - tempat yang kena udara lembab.
- tempat - tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
o Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar - saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu
harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi - sisi
tegak.
o Saklar dan Stop Kontak.
- Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak - kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptacles otlet harus dari bahan
galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x
10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk
dua peralatan dan kotak - kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
- Cara Pemasangan.
Saklar - saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating
minimum 10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata
terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar.Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan
dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan
lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi /
Pengawas.
- Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.
- Pendukung dan Pengikat.
Kotak - kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
- Kabel - kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah
meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories,
peralatan - peralatan dan barang - barang lain yang diperlukan
untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta
operasi dari semua sistem dan peralatan.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


63

 Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan KONSULTAN PENGAWAS untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan
khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah
2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control
yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2.
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit
atau dipasang di atas rangka plafon atau menempel pada pelat lantai di
atas ruang sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel - kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di
dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian
konduit oleh kabel - kabel maksimum adalah sebesar 40 %.
 Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan KONSULTAN PENGAWAS untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.Ukuran
kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang
kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2).Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam
tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukanoleh tenaga yang
benar - benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran abrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh
hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai
sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
 Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel - kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension
dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan
panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high - impact
heavy gauge.
 Splice / Pencabangan.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak - kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor
harus dihubungkan pada konduktor - konduktor dengan baik sedemikian

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


64

rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor


telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
 Kabel Kontrol.
otor, Starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga
jenis stranded annealed copper yang fleksibel.Ukuran konduktor harus
sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih
dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan
yang dikontrol, dengan pertimbangan - pertimbangan mengenai panjang
sirkit dan sebagainya.
 Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain - lain seperti karet,
PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,
composition dan lain - lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain - lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran Direksi /
Pengawas atau pabrik pembuatnya.
 Pemasangan Kabel.
Pemasangan di Permukaan.
o Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur.Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari - jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat - syarat pabrik (minimum
15 kali diameter kabel).Konduit ex CLIPSAL atau setara.
- Kabel Daya Penghubung Antarpanel.
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan
secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan
penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton.Untuk
keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang
dipasang horizontal maupun vertikal.
- Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor - motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan di atas pelat lantai.Ukuran konduit
fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar - benar
kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap
box terminal motor.
- Pemasangan di Dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di
dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact
heavy gauge dengan ukuran minimum ¾".Penarikan kabel menuju

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


65

titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.
- Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup
terhadap penampang kabel.
- Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan
fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan
oleh PUIL 1987, yaitu :
- Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
- Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :
Merah : fasa R
Kuning : fasa S
Hitam : fasa T
Biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)
- Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak - kotak yang ada di
atas panel daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak
klem dan peralatan pendukung lain - lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
- Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata
terhadap dinding atau langit - langit.
- Sistem "Race Way"
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan
flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang
diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
o Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PUIL dan lain - lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾" menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


66

o Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
uPVC high - impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari
jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan
BS 4568 : part I & II class 4.
o Pemasangan.
- Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi
dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
- Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak - lurus dengan dinding bagian struktur
atau pertemuan bidang - bidang vertikal dengan langit - langit.
Ujung - ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup /
dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting -
fitting, klem dan lain - lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa - pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan
harus dicat satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah
dipasang, dengan warna yang ditentukan oleh Direksi /
Pengawas.Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung
permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut :
Pipa penerangan dan daya : orange
Pipa intercom / telepon : hijau
- Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah
luar sebelum dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi
patok penunjuk.
- Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit - langit
dan lain - lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga
tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan
asap.
- Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman kabel di
bawah tanah minimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


67

dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan
harus ditanam setelah pengerasan tanah.
- Konduit Logam Flexibel Tahan Air.
Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi
di mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan
dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa
minyak.Termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel
masuk ke terminal motor pompa.
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan
sebagainya dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting
jenis "insulated throat type" yang dianjurkan oleh pembuat dari
konduit logam tahan cairan tersebut.
- Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box
cabinet dan lain - lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating
bushing insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre
minded" yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan
kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding
dari race way.
- Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan - bahan logam / metal dari peralatan - peralatan listrik
yang terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour),
konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur,
saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2
dan dimasukkan ke dalam konduit.Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Direksi / Pengawas.
 Panel Tegangan Rendah dan Perlengkapannya
o U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan -
peralatan dan barang - barang lain yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan
peralatan - peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel - panel tegangan rendah dan dapat memberikan keterangan
bahwa panel - panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama
paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


68

o Panel - panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus - bar, alat - alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
- Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead - front,
terbuat dari plat baja (metal clad) dengan ketebalan minimum 1,7
mm.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta
termal akibat hubung - singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1
detik).
Panel harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan
sisi - sisinya. Bagian bawah dan atas panel dilengkapi dengan
pelat penutup yang bisa dilepas.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang
tersembunyi dan gerendel / kunci.Semua sumber yang perlu
untuk rangkaian kontrol, daya dan lain - lain harus dipasang pada
sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres)
ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian - bagian
yang mengalirkan arus pada nilai - nilai yang dipersyaratkan
dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup.
Tebal pelat baja yang digunakan minimum 1.7 mm.
- Konstruksi.
Panel - panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti
ditunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang
diperlukan.
Tempat struktur bus - bar dan hubungan - hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung -
singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan - hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta
diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik.
- Ventilasi
Lubang - lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda - benda asing masuk melalui
lubang tersebut, pada bagian dalam harus diberi lapisan pelat
yang juga dilubangi (di - punch).
- Papan Nama.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


69

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan


papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara - cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutus daya atau alat - alat yang tersambung
padanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam
gambar kerja.
- Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan - ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus
daya cadangan, terminal, klem - klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan
lain - lain.
- Bus - Bar / Rel Daya.
Bus - Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
Bus - Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn
high conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi
perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran
sesuai dengan kemampuan 150% dari arus beban terpasang.
Semua Bus - Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan
isolator yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non -
hygroscopic) misalnya porselin atau moulded insulator, sedemikian
rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat
arus hubung - singkat.
Setiap panel harus mempunyai bus - bar netral dengan kapasitas
penuh (full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah
bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada
kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari
peralatan yang perlu ditanahkan.Dalam hal ini, konfigurasi bus -
bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus - bar menuju pemutus daya atau
saklar dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui
batang - batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus - bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan menggunakan kabel
berisolasi PVC (NYY atau NYA).
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu
teminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu
terminal atau bus - bar.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


70

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara


memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.
- Alat - alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat - alat ukur dan trafo
ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amperemeter selector switch (ASS / saklar pindah),
pada saat pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk
amperemeter harus berada pada posisi off, dan pada posisi ini
trafo arus harus dalam keadaan terhubung - singkat.
Meter - meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus
untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel.
Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan
melingkar (minimum 90º), skala linier, dipasang secara flush
dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 mm x 144 mm.
Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.

. Amperemeter (A - m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer)
untuk menandai besarnya arus beban penuh.
Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang
timbul akibat arus start motor dan mempunyai skala overload
yang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.

. Voltmeter (V - m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan
nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
- Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar - standar VDE untuk
keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan
gaya - gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubung -
singkat 3 fasa simetris.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


71

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan


dengan kWh - meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya
(kapasitas burden mencukupi).
- Kabel - Kabel Kontrol.
Kabel kontrol (control wiring) dari panel - panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan
dikencangkan dengan alat penekan (press - tang / kerf tang)
secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar
(loose contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
- Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu
pabrik.
Peralatan - peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
- Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.

. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Untuk pemutus daya cabang dengan arus antara 80 A sampai
dengan 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part
1 1977 atau IEC 155.1 dan sesuai untuk temperatur operasi
40ºC (fully tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1000 VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak -
kontak utamanya secara menyapu (wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan
"quick break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya
sewaktu opening, closing maupun trip.
- Mekanisme ini harus trip - free untuk mencegah kontak
utama menutup kembali tanpa sengaja.
- Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


72

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing -
masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan
bimetal, pengatur arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent
protection.
- Pada MCCB dengan rating 250 A - 630 A thermal -
magnetic trip unit harus dari jenis interchangeable trip unit,
sedangkan untuk MCCB di atas 630 A menggunakan solid -
state relay yang dienergize oleh CT yang terpasang di dalam
MCCB sehingga tidak memerlukan catu daya dari luar MCCB.
- Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu
ON, OFF dan TRIP.
- Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting /
breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.

. Miniature Circuit Breaker (MCB).


MCB digunakan untuk arus kurang dari 80 A, harus memenuhi
persyaratan B.S. 4752 /Part 11977 atau IEC155.1 (fully
tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1000 VAC. Dengan MCB Box setiap kamar
menggunakan type in bow.
- MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat
dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak - kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis trip - free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
- Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
- MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban
lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal
dan arus hubung - singkat (overcurent - instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan
gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity)
disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
73

- Kontraktor.
Kontraktor - kontraktor harus memenuhi persyaratan B.S.5424
Part 1 : 1977.
- Rating kontaktor yang digunakan untuk Direct On Line
Starter (DOL) pompa sirkulasi dan panel penerangan luar
harus sesuai dengan gambar dan tidak kurang dari 25 A.
Rating tersebut harus merupakan rating kontinyu.
- Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis
dengan perak (silver).
- Coil dari kontaktor harus mempunyai rating tegangan 220
V, 50 Hz.
- Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut
digunakan beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut,
Kontraktor harus juga menyediakan terminal pembantu yang
diperlukan.
Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama
dengan terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai
dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang
digunakan. Setiap mur - baut yang digunakan harus
dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan
hubungan - longgar (loose contact).
 Peralatan Penerangan.
o Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu - lampu, accessories,
peralatan serta alat - alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar - gambar.
o Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama.Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Armatur ex ARTOLITE/ PHILIPS atau setara.
o Jenis Armature.( sesuai RAB ) :
Contoh :
- Lampu - lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead - lag
untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari
tipe low losses.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


74

Perlengkapan lain seperti Starter, ballast, pemegang lampu harus


memenuhi standar PLN / SII / PENGAWAS.
- Lampu LED.
Lampu LED yang dipasangkan di ruang - ruang tertentu
menggunakan jenis lampu PLC sesuai dengan gambar rencana.
- Lampu Baret.
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat
dari kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL
circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.
- Lampu Penerangan Luar.
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana lengkap
dengan tiang yang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasangkan
box berisi fuse 2 A dan terminal penyambungan kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYM 3 x
2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel dipasangkan ke badan
metal lampu untuk pentanahan.
Jenis lampu mercury adalah mixed type (ML) 100 W yang
penyalaannya tidak memerlukan ballast.
o Pemasangan.
Semua armature penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara - cara yang
disetujui Direksi / Pengawas.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela - sela di antara bagian - bagian
fixture dan permukaan - permukaan di sebelahnya.
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada
dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

2.4.3 PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM


 Pekerjaan ini meliputi ketentuan - ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
 Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan - peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
 Pengujian - pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi / Pengawas antara lain :
 Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall).

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


75

 Pengujian pentanahan panel.


 Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
 Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel - panel daya.
 Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing - out)
 Load testing.
 Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelan yang dilakukan
 Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
 Hasil - hasil pengujian harus sesuai dengan syarat - syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar - standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

2.5 PEKERJAAN PLUMBING


2.5.1 SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
a. PERSYARATAN UMUM
 Pelaksana harus membuat jadwal/schedule waktu yang terperinci untuk
setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada pemilik proyek/Pengawas/
Perencana atau pihak yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
 Pelaksana harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaannya setiap
minggu serta perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun.
Bilamana terjadi perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-
cara penanggulangannya.
 Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya
Pelaksana harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak pemilik
proyek/Pengawas/ Perencana dan pihak yang ditunjuk bahwa tahap
instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang
ada. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal
perincian wakta yang diserah kan oleh Pelaksana.
 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan trial run sistem
instalasi ini haruslah pula dihadiri pihak pemilik proyek/Pengawas
/Perencana dan Ahli serta pihak-pihak lain yang bersangkutan.
Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan hasil
pengujian oleh yang berwenang memberikannya.
 Pelaksana wajib melaporkan kepada pemilik proyek/Pengawas/
Perencana atau Ahli yang ditugaskan bilamana sekiranya terjadi
kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin ada.
 Air kerja dan listrik kerja untuk keperluan test merupakan tanggung
Pelaksana dan sudah termasuk dalam item penawarannya.
 Lapangan yang dipergunakan setiap hari harus dibesihkan setelah selesai
bekerja.
Pelaksana hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan.
 Segera setelah Kontrak selesai maka Pelaksana harus memindahkan
semua sisa bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih
diperlukan selama pemeliharaan

b. PEMASANGAN PERALATAN UTAMA


 Sebelum unit-unit pompa dipasang pada lokasi yang telah ditentukan,
Pelaksana diwajibkan untuk membuat gambar shop-drawing yang
menunjukkan detail penempatan, detail pemasangan, potongan-potongan
gambar. Shop-drawing tersebut harus dimintakan persetujuannya kepada
Pengawas dan Perencana.
 Seluruh unit pompa harus di pasang pada dudukan/fondasi dan diberi
peredam getaran pada bagian baseplate pompa.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


76

 Alignment antara motor dan pompa harus betul-betul segaris sehinggan


dapat memperkecil proses keausan dan getaran yang ditimbulkan akibat
dari perputaran motor pompa.
 Pemasangan pengkabelan dari Panel pompa ke tiap-tiap unit harus
menggunakan konduit dari jenis high-impact
 Pada masing-masing fondasi pompa harus dibuatkan tali air untuk
menampung drainase dari tetesan-tetesan yang mungkin timbul dari
pompa.
 Pelaksana harus membuat pemipaan dari pompa penguras sampai ke
saluran pembuangan

c. INSTALASI PEMIPAAN
 Sistem Penyambungam Pipa
 Pipa Air Bersih
Memakai sambungan ulir/secrewed atau las untuk pipa berdiameter
32 mm ke bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk
diameter pipa 75 mm ke atau dari bahan yang sesuai dengan jenis
bahan pipanya.
Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dies berpresisi
tinggi (bermesin) pada sambungan ulir yang sering kali dibuka harus
dipasang water mour.
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran penyambungan pipa
dengan ulir harus terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau
pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubber
set/ring seal dari karet secara homogen.
 Pipa Air Kotor/Buangan, Air Hujan dan Ventilasi :
Memakai sistem lem/solvens cemend untuk pengikatnya terutama
untuk pipa-pipa cabang atau pipa yang berdiameter kecil.
Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JIS 101
1967 dimana untuk ukuran nominal pipa 50 mm kebawah
menggunakan solvens cement dan untuk pipa 65 mm keatas
menggunakan solvens cement Joint.
Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran
solvens cement harus memenuhi antara lain :
Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimaì sebanyak 20
gram pada setiap penyambungan.
Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvens cement
minimal sebanyak 120 gram pada setiap penyambungan.
Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini
harus benar- benar mengikuti petunjuk pabrik dan minimal pada
pelaksanaannya dilapangan Kontraktor harus menyertakan tenaga
ahli/supervisor dari pabrik pembuatnya.
Sistem penyambungan pipa induk dan pipa cabang (Jointing pipe)
uPVC menggunakan sistem Flanged diberi rubber ring set gasket
dan di-bout. Hal ini berlaku pula untuk sistem pencabangan pipa
air hujan dan ventilasi.
 Penggantung / Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibout dengan kuat
lengkap dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigid) agar
inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran Standard merk
yang dipersyaratkan harus buatan pabrik .
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak maksimum tidak lebih dari 2,0 meter.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan
rongga 10 mm. Rongga pipa karena adanya sleeve harus diberi bahan
khusus rubber eal yang elastis. Pemasangan pipa harus rata dan rapih
serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem pemipaan
vertikal.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan
terbuat dari karet getas.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)


77

Penggantung atau penumpu pipa adalah product pabrik dan harus


disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert angker yang
dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.
Pipa-pipa ditumpu dengan clem clam dan dibuat dengan jarak tidak
lebih dari 250 cm untuk setiap clam.
 Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixture harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan-pemasangan/dinding porselen dan
sebagainya.
Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi juga kuat
kedudukannya untuk komponen misalnya fixtures, fittings dan sebagainya.
Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di
dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk dipasang balok-
balok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

d. PEKERJAAN AIR KOTOR


 Air Kotor dan Buangan
Diadakan pemisahan antara air kotor, buangan dari closed/WC dan air
buangan dari urinoir dengan air buangan dari Wastafel atau floor drain.
Pengumpulan digunakan sistem bercabang yang berupa pipa-pipa
horizontal kemudian disalurkan ke septick tank.
 Pipa Ventilasi
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter
pipa 25 mm - 65 mm. Pada akhir pipa ventilasi dipasang vent cup pada
lokasi paling atau (ceiling lantai atap atau di atap bangunan). Instalasi
harus rapih tidak bocor dan untuk sistem maupun layoutnya bisa
dilihat pada detail gambar perencanaan.

2.5.2 SYARAT-SYARAT PENERIMAAN


a. M A T E R I A L
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah
baru bebas dari defective material improved material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu)
minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi
tanggungan/beban Kontraktor.

b. PENGUJIAN INSTALASI DISTRIBUSI AIR BERSIH


 Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan
distribusi air bersih ke tiap-tiap bangunan, Pelaksana diwajibkan untuk
melakukan pengujian secara parsial terhadap perlalatan utama (pompa-
pompa, panel listrik, dan panel kontrol, pressure tank, dll.). Pengujian yang
harus dilakukan minimum antara lain : putaran pompa, arus kerja motor,
cut- in/cut-off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini, harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.
 Bersama-sama Pengawas, Pemilik Proyek dan Perencana, Pelaksana
diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap performasi peralatan
utama dengan sistem telah di fungsikan secara penuh.
Pengujian ini meliputi : kapasitas pompa, arus kerja motor, kerja Pressure
Tank, tekanan air pada fixture terjauh, dan lain-lain.
Hasil pengujian ini, harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.
 Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus
diuji dengan tekanan 10 kg/cm² untuk pipa air bersih sedangkan
untuk pipa air kotor dengan tekanan 5 kg/cm² tanpa mengalami
kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan ter sebut tidak
Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)
78

turun/berubah. Pada prinsipnya pe ngetesan dilakukan dengaa cara


bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.
 Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi
tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor. Pengetesan pipa harus
dilaksanakan dengan disaksikan oleh pemilik
proyek/Pengawas/Perencana dan selanjutnya apabila telah diterima/
memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.

Rencana Kerja Syarat – Syarat (RKS)

Anda mungkin juga menyukai