Lalu Lintas Sumber
Lalu Lintas Sumber
1
Ii II
i1
I II it ~
.
. [
j:.. Ii
I!
II
II" lj'
sclamat, tertib, lancar, nyaman dan dengan biaya yang 4. Penggnnaan kend.araan PTibfd.i secara kurang II II'
II-
efisien. Pada sebagian besar lint san-lintasan dipusat I
terjangkau
kola Jakarta pacta jam sibuk t rlihat bahwa hanya I! .I[
Unmk Itu, pembicaraan dari sudut pandang manusia sekitar 4 % dari kendaraan p,ribadi yang dimuati Ii
ffII
I!' ,.
dalam kcgiatan transportasi (khusllsnya lalu lintas dan .
angkutan jalan) perlu 'mempcrhatikan ruanusia
dcngan lebih dari 4 orang penUl~lpang, sementara itu
sckitar 82 % dan kendaraan pribadi yang dimuati
Ii
IiI~.
Ii· ;
penyebab utama terjadinya kecelakaan lain lintas jalan
yakni sebesar 89,56 % (pengemudi 82,39% dan
dengan 1 - 2 orang saja. I
5. Kwalitas <L1.njumtah kendaraan angkutan umum
: . . Ii
I'.1
I:
l "!i'
pemakai jalan 1,17%), dan perlu disampalkan bahwa ii
yang belum memadai. SaranaJ prasarana, jaringan If II·
hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan
pelanggaran aturan lalu lintas. pelayanan, terminal dan sistem pengendalian
pelayanan angkutan umum belum bcrhasil ditata "~IiIi fit -
.II
; ! II
secara konscpsionai, Sistem !pelayanan angkutail II' ~
MASALAH-MASALAH TRANSPORTASI ; !: I'
umum yang ada belum mampu menarik minat , I'
DI DAERAH PERKOTAAN. pemakai kendaraan pribar. untuk beralih :d 11
II
Salah satu matriks kota sebagai ciri kola modem ialah keangkutan umum. I• i: Iiii 'Ii
u
tersedianya sarana transportasi yang mcmadai bagi .
; 1·
,
'!l -
6. Kurangnya pcmnan kercta ari schag.fIi angkutan.. I': I!
warga kota. Fungsi, peran serta masalah yang ,I
kota (massal), .
, Ii.
!
·1' .
Ii -
1
peranannya sejalan dengan kemajuan ekonomi dan . b. Tingkah laku pengemudi dan ~alan kaki , Ii II'
mobilitas masyarakatnya, Hal-hal yang bersangkut paut
dengan transportasi menyinggung langsung kepada
c. Polajaringanjalan I : Ii
1 :
: :
'11:
ji,
Ii:
: Ii 11
II
:!J
II
2
Ii - Ii
l;f! '
I- II
r
!
u'
:).1
.1\ .
u
,1/
II Ii0;
I I:
"n·
KEBlJAKSANAAN LALU LINTAS DAN dilembagakan danditangani seeara khusus dalam
ANGKUTAN. rangka pengembangan wilayah dan meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan mengatasi
kebutuhan angkutan di daerah perkotaan dibutuhkan 5. Di wilayah pekotaan dikembangkan transpotrasi
fasilitas jaringan angkutan yang sating mengbubungkan massal yang tertib, Iancar.aman dan nyaman dan
antara wilayah kola, pemukiman, daerah komersial dan efisien agar memberikan daya tank bagi pemakai
rekreasi. Sasaran umum kebijaksanaan pemerintah di jasa transportasi serta dapat dihindari kemacetan
dalam lalu lintas dan angkulan kota adalah untuk dan gangguan lalu lintas dan memberikan kwalitas
menciptakan suatu sistem transportasi di daerah lingkungan hidup dapat dipertahankan.
perkotaan schingga mobiJitas orang dan barang dapat
menuniang pertwnbuhan ekonomi dan dapat memenuhi 6. Pembangunan tnasportasi darat diamhkan pada
kebutuhan sosiaJ, perniagaan dan rekreasi masyarakal. pengembangan secara terpadu antara transportasi
Sesuai dengan yang telah digariskan dalam Garis-Garis jalan raya, kereta api, sungai, danau dan
Besar Haluan Ncgara Tahun 1993, pokok-pokok penyebrangan melalui pembangunan sarana,
kebijaksanaan pengembangan sislem angkutan adaJah : prasarana dengan meningkatkan tnanajcmen dan
pelayanan serta pcmbinaan pemakai jalan dan
1. Pembangunan uansportasi diarahkan pada kejelasan informasi agar dapat memaeu
terwuiudnya sistim transportasi nasional yang andaJ, pembangunan di semua sektor.
berkernampuan tinggi dan diselenggarakan secara
terpadu dalam rangka perwujudan Wawasan 7. Pembangunan jalan raya perlu ditumbuh
Nuasantara, kembangkan dan diserasikan dengan perkembangan
transponasi jalan raya antara beban dan kepadatan
2. Mcningkatkan kebijaksanaan yang berkaitan laIu Jintas kcndaraan dengan kemampuan daya
dengan peningkatan kemampuan Sumber Daya dukung jalan, jaringan jalan ill pusat pertumbuhan,
Manusia sehingga terwujud baik keandalan pusat produksi dan menghubungkan antara pusat
pelayanan maupun keterpaduan antar dan intra produksi dengan daerah pemasaran.
moda tranportasi yang disesuaikan dengan
perkembangan ekonomi, teknologi, tata ruang, 8. Dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan
lingkungan hidup kebijaksanaan energi nasionaJ dan dalam kota dan antar kota diusahakan
tuntutan masyarakat dan kebutuhan perdagangan pengembangan sistem angkutan kereta api (massal).
baik nasional maupun internasional dengan
mempemaukan keandatan maupun 1<elalkan sarana
transportasi. Arab Kebijaksanaan Pengembangan Sistem Angkutan
Kola:
3. Peran serta pihak swasta dan koperasi dalam
penyelenggaraan transportasi perlu didorong dan I. Menyusun perencanaan pengembangan sistem
digalakkan melalui penciptaan iklim yang angkutan kota yang terpadu, sejaJan dengan
menumbuhkan kompetisi yang sehat dan saling kebijaksanaan pengembangan spasial dan daya
menghidupi, sesuai dengan peramran perundang- dukung lingkungan Rencana tersebut hams dapat
undangan yang berlaku dan mengabdi pada menghasilkan kerangka pengembangan yang
kepentingan nasional. konsisten daJam penggunaan sumber daya dan
sumber dana yang terbatas.
4. Pcmbangunan transportasi dipedesaan, pulau
terpencil, daerah transmigrasi, daerah terbelakang 2. Menjabarkan pelaksanaan pengembangan sistem
dan daerah perbatasaan terutama dikawasan timur angkutan kota yang terpadu untuk dapat
Indonesia perlu terus dibangun, dikembangkan, memberikan peJayanan yang sesuai dengan
3
I
I
[I
i
kebutuhan. Pengembangan dilaksanakan melalui STRATEGI PENGEMBAJGAN LALU
efisiensi investasi sumbcr dana pcmcrintah dan IJNTAS DAN ANGKUTAf'
masyarakat/ swasta dalam membiayai pembangunan
prasarana dan sarana angkutan yang optimal dan 1. MANAJEMEN KAPASITA
,; Ii'!:
tcrpadu I
Strategi jangka pendck yang dapat dilakukan dalam
3. Mewujudkan sistem pentaripan yang dapat rangka pcngcmbangan lalu linl~S dan augkutan di
menjamin dan mendorong penggunaan scgenap dalarn kola ialah dengan pcngaturan kelancaran lalu
sarana dan prasarana angkutan kota scmaksimal dan lintas (traffic management), Mcnihgkatkan pengaturan i
sccfektif mungkin dengan mempertimbangkan f
kelancaran lalu lintas agar dap~t memaksimumkan
kepentingan dan kemampuan masyarakat dan penggunaan ruang jalan yang ada dan kapasitas
kelangsungan penyelenggara perhubungan, ruas-ruas jalan yang ada, : II ,
r
[
-- ,
I
4, Mengarahkan tahapan pcngembangannya dengan Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
meletakkan prioritas pada usaha peningkatan . [
kualitas pclayanan angkutan kota dcngan • • I
a. Pcningkatan kapasltas pcrsimpangan, .
mempcrhatikan kepcntingan pemakai jasa angkutan
umum dan keseimbangan pcngembangan yang Persimpangan mcrupakan ten{pat rawan tcrjadinya
tcrpadu antar sub-sub sektor prasarana dan samoa kemacetan, karcna di I~Simpangan tcrjadi
angkutan kota, pertemuan antara dua atau lebi lams lalu Iintas, Bil~
arus lalu lintas yang berpoton 'an tcl~h melampa~1
5, Meningkatkan kemampuan angkutan kota yang kapasitas pcrsimpang~n, kel~1cctan Udak. dapat dl-
lebih luas, tcrtib, aman, teratur, lancar dan efisicn hindari: Olch karcna itu peningkatan pcrsllllpang~
dengan biaya tcrjangkau oleh masyarakat dan dengan mclakukan peibaikan geomctrik
rnampu melayani setiap kebutuhan masyarakat di persimpangan maupun ~nenelapk.1n cara
witayah pcrkotaan, pcngendalian yang sesuai apat meningkalkan
kapasitas persimpangan.
6, Memperhatikan pengcmbangan industri otomotif
kereta api dan sarana angkutan lainnya di dalam b. Peningkatan k'p",aa, ru as J~I.n. .
negeri dalam usaha menycdiakan prasarana dan
sarana angkutan kota, Ada beberapa langkah yaAg dilakukan untuk ; Ii
meningkatkan kapasitas mas j1alan yaitu antara lain ; Ii.
7. Mengendalikan dampak Iingkungan sebagai akibat dengan melakukan pencrtibm] pcnggunaan daerah . i
dari transportasi kota, terutama dikawasan pusat manfaat jalan, penge'idalian kecepatan, ,.
kota yang selalu dipadati dengan arus kendaraan, pengendalian jenis kcndllraa9 yang menggunakan !
I
4
I·
I
!
I
i
I
2) Sistem jalan satu arah, diterapkan bila sistcm c. Menyusun strategi tahapan-tahapan pengembangan
jaringan jalan satu arah yang diusulkan dapat sistem angkutan umumlmassaI perkotaan dalam
mcngakibatkan pcningkatan mobilitas bentuk sub-sub sistem teknologi angkutan yang
kendaraan, menurunkan angka keeelakaan dapat ditingkatkan kapasitasnya sesuai pertumbuhan
serta terjadi penghematan waktu perjalanan pernuntaau jasa angkutan umumlmassal perkotaan,
secara menyeluruh pada sistem jaringan jalan
satu arah tersebut. d. Melakukan tinjau ulang dan penyempumaan
terhsdap peraniran-peraturan pendukung opera-
3) Kawasan lalu lintas terkendaii atau yang lebih sional dan perijinan bagi penyelenggaraan angkutan
dikenal dengan istilah Area Traffic Control umum/massal di wilayah perkotaan dan mendorong
(ATC). Dalam kawasan uu lalu lintas peran . serta masyarakatlswasta dalam pe-
dikendaJikan secara utuh dengan pengaturan gembangannya.
pergerakan lalu lintas serta optimasi
penggunaan jaringan jalan. Metoda Traffic
Management dengan ATCS uu akan Langkah-langkah pelaksanaan pengembangan sistem
dilaksanakan di Jakarta dan Surabaya yang angkutan kota terpadu mencakup keglatan-kegiatan
saat ini sudah dalam proses pelaksanaan sebagai berikut :
pcmasangan peralatan ATCS serta akan
dilaniutkan di kota-kota bcsar seperti Bandung, a. Melakukan evaluasi terhadap rencana
Medan, Semarang dan Ujung Pandang, pengembangan angkutan umum kota yang terpadu
dilihat dari keefcktifan biaya dan kebutuhan
perjalanan termasuk pengelolaannya.
2. MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM
b. Mengidentifikasi koridor-koridor utama angkutan
Untuk jangka mcncngah/panjang strategi pe- umum/massal dan jalur-ja1ur pengumpan (feeder
gembangan lalu lintas dan angkutan kota diarahkan line) berdasarkan pola perjalanan pemakai jasa
pada pengembangan sistem angkutan umum/massal, angkutan dan arab pengembangan spatial yang
direncanakan.
a. Peningkatan pelayanan angkutan umum merupakan
suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada c. Memperluas jaringan pelayanan angkutan umum
masyarakat serta meningkatkan efisiensi terdiri dari jenis pelayanan serta route pelayanan
penggunaan prasarana Sebagai contoh Lajur sejalan dengan penumbuhan wilayah perkotaan
Khusus Bus merupakan tindakan pemberian yang direncanakan,
prioritas kepada bus dengan membatasi lalu 1intas
Iainnya pada suatu t'>agiim tertentu dan' mas jafan d. Meru'ngkalkan kemudahan dan kenyamanan dalam
dengan lujuan agar lajur tersebut selalu tersedia perpindahan antar moda angkutan umum atau yang
untuk bus tanpa mendapat gangguan dari pemakai sejenis, dan meningkatkan sarana pejalan kaki.
jalan lainnya Penerapan lajur khusus bus ini telah
mulai diperkenalkan pada beberapa mas [alan di e. Melakukan rancang bangun yang terinci dan
wilayah DKI Jakarta sejak bulan Maret 1990 kemudian melaksanakan pola angkutan
b. Mempersiapkan penyusunan keterpaduan program umum/massal yang tcrpadu, dan menyusun
pelayanan angkutan umumlmassal, dengan usulan-usulan konsepsional dengan melaksanakan
melakukan evaluasi terhadap kapasitas dan suatu studi kelayakan untuk pengembangan suatu
frekwensi yang tersedia dan mengembangkan sistem sistem angkutan kota.
angkutan umum/massal yang terpadu dan efisien
dengan kemudahan pindah layanan. f. Melaksanakan suatu program aksi (action plan)
urnuk meningkatkan pengelolaan pelayanan bus
5
I·
II·
I
yang mcncakup kegiatan opcrasional, pcrbaikan Uutuk Il1cn~hindari teijadinya ek4s~kSCS ncgatif dalam
tingkat pelayanan, manajemen dan pembiayaan scrta pcngoperasian maka pcnataanl jcmbatan timbang
pengembangan sistcm angkutan umum yang terpadu diarahkan rncucakup hal-hal SCbnlai bcrikut :
baik oleh BUMN maupun pcrusahaan millk swasta
dan kopcrasi serta perbaikan tingkat pclayanan. 1) Program pcmbangunan, rclokasi, tata cam
pcngoperasian scrta ijin pen opcrasian merupakan
kcwenangan Pcmcrintah Pusal'; .
3. PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG
2) Pcmbukaan scrta pcnUlupaJ jcmbatan timbang
a. PcngcndaIian Pergerakan Mohil Barang di hams mcrupakan usulan scbdgai hasil kesepakatan
Dalam Kota Pemcrintah Dacrah, Kfmwil Departcmen
Perhubungan, Muspida dan Instansi terkait dibidang
engendalian pergcrakan mobil barang di dalmn kota Ialu lintas dan angkutan jalan;
umumnya ditujukan untuk mengendalikan waktu 3) Peningkatan pcngendalaiau dan pcngawasan
penggunaan ruang jalan agar tidak bersama-sama terhadap pctugas
dcngan pcrjalanan masyarakat kota pacta pcriode I
waktu sibuk, ataupun pcngendalian lintasan yang 4) Secara bcrtahap mcngura1ngi kemungkinan
dapat digunakan olch mobil barang yang terutama
ditujukan untuk mclindungi jalan-jalan kolcktor
ataupun lingkungan dad kerusakan, ataupun scbagai
awak kcndaraan
penggantian
dengan
pcralatan
l
tcrjadinya kontak langsung! antara petugas dan
pcmbangunan
da 'i pcralatan
dan
yang
alat untuk mcngcndalikan pusat-pusat distribusi dioperasikan secara mekallif mcnjadi peralatau
seperti halnya di Mcdan. elcktronis (komputcrisasi).
j
b. Untuk jaringan atau trayck yang padat, prinsip •. I,
b. Alat Pengawasan dan Pcngamanan Jalan persaingan dilaksanakau letilpi dcngan mcnjaga
berlakunya persaingan ynng fhat dan wajar, scrta
Alat pengawasan dan pengamanau jalan yang bcrfungsi tetap mcniamin kcsclamata 1 dan kenymnanan
untuk mcngawasi penggunaan jalan agar dapat dicegah transportasi.
kerusakan jalan yang diakibatkan olch pcngopcrasian
kendaraan di jalan yang mc!cbihi ketentuan berat c. Penetapan tarip jasa trallspo~si olch pemerintah
muatan maupun muatan sumbu terberat (MST) yang dimaksudkan untuk mcnjamin kclangsungan
diijinkan. penyelcnggaraan transportasi dengan multi jasa yang
scsuai dengan standar kcsclar,latan di satu pihak,
Fungsi jembatan timbang scbagi alat pengawasan dan dengan mcmpcrtimbangkan ~1ya bell masyarakat
pengamanan jalan sampai sant ini tetap akan ~rla pengaruhnya terhadap llnrga produksi di lain
dipcrtahankan mcngingat dampak dari kerusakan jaian plhal<.
dan jcmbatan untuk kclancaran pcnyelcnggamn 1
transportasi daral dan Hankam akan sangat memgikan d. Penelapan tarip olch pcmerilltah tidak mcmbatasi
sccam Nasiona\. berlakunya tnrip borongan I (charIer), pclayanan
lCm&1n(through service) dan lrin scbagainya. I
·• II
,
I ·I
I
I
6
e. Tarip jasa transportasi non-komersial seperti JenderaJ Perhubungan Darat yaitu clidasarkan pada
angkutan kota dan perimis, ditetapkan atas kepentingan Transportasi dan manajemen lalu
kemampuan membayar dari pemakai jasa lintas.
transportasi.
Salah satu hal yang menarik untuk disoroti lebih tajam
·5. PENGELOLAAN TERMINAL dari keberadaan terminal di dalam kota adalah
teljadinya kernacetan dan. kesemrawutan laIu lintas
a. Terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan disekitar terminal tersebut. Banyak hal yang dapat
transportasi jalan yang berfungsi pokok sebagai disaksikan dibalik kemacetan dan kesemrawutan terse-
pelayanan umum yaitu tempat untuk naik turon but, antara lain : adanya keeenderungan pergeseran
penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk fungsi terminal dati fungsi transportasi menjadi fungsi
pengendalian laJu lintas dan angkutan kendaraan sumber pendapatan. Pergeseran fungsi terminal ini
umum, serta sebagai tempat perpindahan intra dan berdampak sangat luas dan mendasar, karena dapat
antar moda transportasi. merubah pola poor dan dasar pertimbangan penetapan
b. Sesuai dengan fungsi tersebut maka kebijaksanaan dari orientasi pelayanan transportasi
penyelenggaraan terminal berperan menunjang menjadi orientasi pendapatan.
tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan Dilihat dari karakteristik kebutuhan jasa transportasi
angkutan yang selamat, aman, cepat, tepat, teratur dan terminal di wilayah perkotaan yang lebih
dan dengan biaya yang tcrjangkau masyarakat. menghargai waktu, kiranya perlu dikaji lebih jauh
tentang perlu atau. tidaknya fasilitas terminal di datam
c. Kebijaksanaan pengembangan terminal di- kota. Bila ditinjau dari aspek pelayanan transportasi,
landaskan pada terwujudnya sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan secara lebih mendalam
nasional secara terpadu, mengutamakan aspek adalah bagaimana mengatur trayek-trayek pelayanan
pelayanan masyarnkat serta dengan memberikan transportasi kota tersebut agar saling bersinggungan
kesempatan pada pihak swasta untuk ikut berperan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu jaringan
serta pelayanan transportasi perkotaan yang terpadu dan
cfisien. Pemikiran ini perlu dikaji dan dikembangkan
d. Untuk lebih meningkatkan efisiensi nasional dalam lebih jauh, karena sebenamya pelayanan jasa
penyelenggaran terminal, telah diatur dalam transportasi perkotaan dikatakan baik jika merupakan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1990 bahwa ban berjalan dan memiliki interval waktu pelayanan
kewenangan penyelenggaraan terminal sesuai yang rclatil'singkat dan temp.
fungsinya berada pada Pemerintah Daerah, serta
dipersyaratkan keterpaduan program pembangunan Sedangkan tempat untuk menurunkan dan rnenaikkan
terminal dengan pembangunan jalan dan penumpang, cukup memanfaatkan shelter yang sudah
perlengkapannya. banyak terpasang di sepanjangjalanlrute yang dilayani.
e. Sebagai pelaksanaan fungsi pembinaan dari Ada dua pendekatan yang digunakan daJam
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah pengembangan pelayanan angkutan dalam kaitannya
dikeluarkan Pedoman Teknis Pembangunan dengan terminal, yaitu :
Terminal Angkutan Jalan yang diharapkan dapat
membantu memecahkan masalah teknis a. Sistem angkutan bertingkat, yaitu sistem angkutan
pembangunan terminal serta telah ditentukan pu1a yang menggunakan prinsip Utama, Cabang dan
agar desain terminal mendapat pengcsahan terlebih Ranting dimana pada setiap tingkat harus dilakukan
dahulu dati Direktorat lenderal Perhubungan Darst; transfer, titik transfer merupakan terminal.
hal ini untuk menjaga agar pembangunan terminal
sesuai dengan arah kebijaksanaan Direktorat
7
b. Sistem minimal transfer, yaitu suatu sistem dimana j
2. Pembatasan penycdiaan llIang Parkir didaerah pusat
transfer dilakukan secara minimal, schingga akan kota baik parkir dipinggir ja an/on street maupnn
meningkatkan kemudahan bagi penumpang.
ataupun di bangunan parkir. l
parkir diluar jalan seperti di pclataran parkir
Langkah yang ditempuh untuk membatasi lalu lintas di dalam Rencana UmuIH Tala nang kola Baudung
I!
if
ll:I' :
kota-kota besar adalah dengan : ataupun dengan menggunakau sti er tertentu atau yang : Ii 'III
belakangan ini banyak diungkap 0 ch media massa yaitu • Ii 11
:1
'
Beberapa kebijaksanaan parkir dapat diterapkan dalam kebijaksanaan tala ntang kola da~ kota penyangga yang II
mengendalikan jumlah kendaraan menuju suatu daerah bersangkutan. Pcnalaan bcrbarai pusal kegialan, IIi!
!'
seperti pemllkiman dan kepcntingan masyarakal kola sccara Ii
tepat dan baik, akan membanltt Alcilludahkall pcrcnca- ii,
1. Peningkatan tarip parlor mcnurut (ltang dan waklu, naan dan pcngaturan transportasi[ pcrkotaan secara baik ~I ~
II'
scmakin dckat kcpusat kota semakin linggi tarip pula. I.' Ii'
yang dikenakan; I!
Konsislcnsi terhadap ketcntuan tata mang yang tclah !i
Ii:
j:
dilctapkan sccara baik terscb~t perlu dijaga dan
J ii' _
I ii' -
I -
I II:
I ,I:
II11-
I ii
.ll'
8 !
i
I
I
i
I
ditegakkan, karena setiap perubahan tata ruang secara b. Pcncgakan hukum lalu lintas angkutan jalan ;
tidak terencana dengan baik, dapat mcrusak sistem
perencanaan dan pengaturan transportasi yang pada • peningkatan pengawasan penggunaan .jalan melalui
akhirnya dapat menimbulkan permasalahan yang rumit tempat-tempat tertentu;
dan kompleks.
• menindak tegas setiap pelanggaran terhadap
Oleh karena itu, penyusunan tata ruang SU,1tU wilayah peraturan perundangan yang berlaku di bidang 1alu
perkotaan hendaknya mengikut sertakan seluruh pihak lintas jalan;
terkait, baik sektor swasta, masyarakat rnaupun
pemerintah Dcngan demikian diharapkan tercipta suatu e merealisasikan tetbentuknya penyidik pegawai
sistern tata ruang yang benar-benar mempcrhatikan negeri sipil (PPNS);
seluruh aspek kehidupan masyarakat perkotaan.
9. LINGKUNGAN
b. Penyebaran Pusat Kegiatan,
Berbagai masalah lingkungan dapat diakibaikan oleh
Pcnycbaran pusat kegiatan kc berbagai Iokasi di wilayah Sistcm Transportasi seperti polusi udara yang
perkotaan dapat ruembantu mcnghindarkan teriadinya diakibatkan olch gas buang kendaraan, polusi
pemusatan beban jalan pada suatu jaringan jalan kota kebisingan, polusi getaran yang kesemuanya merupakan
tertentu. Walaupun demikian, penyebaran pusat fungsi dari intensitas penggunaan kendaraan disuatu
kegiatan terscbut hendaknya disesuaikan dengan pola kawasan. untuk mengatasi masalah ini pemcrintah telah
tata ruang yang telah ditetapkan. menetapkan ambang batas gas buang kendaraan;
Mengurangi kadar timah (tetra ethyl lead) dalam bahan
Penyebaran pusat kegiatan juga dapat mendorong bakar minyak, dan di rahkan kepada penggunaan bahan
menurunnya panjang pcrjalanan. harian rata-rata bakar yang bebas timah, dan bila hal ini dilaksanakan
per-kapita, schingga kebutuhan penyediaan jasa maka dapat ditcrapkan kewajiban untuk menggunakan
transportasi akan menurun pula. Disamping itu, catalic converter untuk lebih mengurangi pencemaran
penyebaran pusat kegiatan juga memungkinkan udara; Menyebarluaskan penggunaan kendaraan
tetjadinya beban jalan yang relatif merata pada seluruh berbahan bakar gas yang kadar gas pencemarannya
jaringan jalan yang ada. Bcgitu pula bila hal ini rclatip lebih rendah,
dikaitkan dcngan rcncana pcngembangan sistem
jaringan transponasi kola. Tindakan-tindakan manajcmen laIu lintas yang
diterapkan umunmya juga mengakibatkan penurunan
penccmaran 8113 buang kcndaraan.
8. SUMBER DAYA MANUSJA
9
II. ORGANISASI DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
DAERAH TINGKAT II
Susunan Organisasi
11
II
:11 :
11
:11
Sub Bagian Tata Usaha Kotamadya, jalan Propinsi da 1. [alan Nasional di 1/
Ibukota Kabupatcn/ Wilayah K tamadya, =lI .
:I :
/i,
Sub Bagian Tata Usaha rnempunyai mgas melakukan li
koordinasi pcnyusurum program kerja Dinas, Ii
pcngelolaan urusan Kepegawaian, Rumah Tangga,
Perlcngkapan, Hubungan Masyarakat dan Surat
r'II
:j ~
c. melaksanakan Pengelolaan urusan kepcgawaian, a. Sub Seksi Manajemcn Lalli Lit las yang mcmpunyai ·11
urusan rumah tangga, perlcngkapan, protokol, tugas mcnyiapkan pcrencanaan dan pengaturan lalu '.u
1! :
·11
hubungan masyarakat dan surat menyurat dinas, lintas di jalan Kabupatcn/j Kotamadya, . jalau u
.!I'
'ii:
Propinsi dan jalan Nasional dl' Ibukola KabtiPIlICC.l/
•. II·
Sub Bagian Tata Usaha terdiri dan: Wilayah Kotamadya. . II
I
il
a. Urusan Program
mcngkoordinasikan
yang mempunyai mgas
penyusunan program kcija
b. Sub Seksi Rekayasa Lalu Lin s yang mempunyai
tugas menyiapkan perencanaa . kebutuhan, pcnga-
JIi
Dinas; pengumpulan dan pcngolahan data, dan daan, penempatan dan pcmeli~'lraan rarubu-rambu IiII,
pembuatan laporan lalu lintas, marka jalan dan alat pembcri isyarat lalu I! '
Hntas di jalan Kabupatcn/Kou$adya, jalan Propinsi Iii
Ii·
l! .
h. Urusan Keuangan yang mempunyai tugas dan jalan Nasional di Ibukota IKabupaten/ WiJayah
II-
melakukan pcngelolaan keuangan. Kotamadya, II1\ .
c. Urusan Kepegawaian dan Umum. yang mempunyai
tugas melakukan pengelolaan Kepegawaian,
c. Sub Seksi Bimbingan Keselat iatan dan Ketertiban
yang mempunyai tugas mcnyiapkau pembcrian
l
',I·
jJ:
11 .
pengelolaan urusan perlengkapan, surat menyurat, bimbingan keselarnatan dan Fnertiban di bidang /1
hubungan masyarakat dan protokol. lalu limas, 8nalisls daerah r~waJl kecelakaan lalu !I
lintas sesuai dengan k'ctentuan peraturan 'Iiil·:
I
I'
Scksi Lalu Llntas perundang-undangan yang her aku Ii
.~i .
ii
Seksi Lalu Lintas mcmpunyai tugas menyiapkan Scksi Angkutan ii
pembinaan manajemcn dan rekayasa lalu Iintas elijalan .1'·.1.
/1 -
:.:.
Kabupatenl Kotamadya, di jalan Propinsi dan Nasional Scksi Angkutan mcmpunyai tugas melakukan II
yang berada eli Ibukota Kabupaten/ Kotamadya dan mamuemcn angkulan orang, 8flgkutan. barang dan .!! •
dalam wilayah Kotamadya serta bimbingan Kese- angkutan khusus yang selumhnya berada di dalam .\'. jI:
lamatan dan penertiban dibidang Ialu lintas, anal isis wilayah Kabupaten/ Kotamadya' I Dacmh Tingkat II II
daerah rawan kecclakaan lalu lintas dan penyusunan berdasarkan peraturan pcnlHdrang-undangan yang III •
:j,
0),
c. menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- 2. Sub Seksi Terminal mempunyai tugas rnenyiapkan
kutan orang dan atau barang tertentu yang bersifat perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan,
khusus. pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik
serta pengendatian ketertiban terminal dan halte.;
Seksi Angkutan terdiri dari
3. Sub Seksi Perparkiran. mempunyai tugas
a. Sub Seksi Angkutan Orang yang mempunyai tugas menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi,
menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- pembangunan, pengembangan, pengelolaan,
kutan orang, dan pengawasan penyelenggaraan pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan
pengangkutan orang ill dalam Daerah Tingkat II; penyeberangan dan pengendatian ketertiban
perparkiran.
b. Sub Seksi Angkutan Barang yang mcmpunyai tugas
menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- Susunan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan
kutan barang dan pengawasan pengangkutan sesuai Angkutan Jalan Dacrah Tingkat D Pola Maksimal
dengan ketentuan peraturan pcrundang-undangan
yang bcrlaku; Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Daerah Tingkat II pola maksimal terdiri dari :
c. Sub Seksi Angkutan Khusus yang mempunyai tugas
menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengangkut- a. Kepala Dinas ;
an orang dan atau barang tertentu yang bersifat b. Sub Bagian Tata Usaha ;
khusus sesuai dengan ketentuan peraturan c. Seksi Lalu Lintas ;
perundang-undangan yang berlaku. d. Seksi Angkutan ;
e. Seksi Teknik Sarana dan Prasarana ;
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana f. Seksi Pcngendatian Operasional ;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas h. Kelompok Jabatan Fungsional.
menyiapkan bahan pembinaan inventarisasi, pembinaan
perbengkelan umum, penataan ijin pendirian bengkel Bagan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
umum, , penunjukan, pengelolaan, pcmcliharaan, Jalan Daerah Tingkat II Pola Maksimal dapat dilihat
pengembangan terminal, halte, tempat pcnyeberangan .datam gambar 2.2 berikut :
dengan jembatan penyeberangan dan perparkiran.
1'3
b. Urusan Keuangan yang mcmpunyai tugas
melaksanakan pcngelolnan keuangan;
d. mclaksanakan Pengelolaan umsan rumah tangga, a. Sub Seksi Manajemen lain I Lintas mcmpunyai
perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat rum . tugas mcnyiapkan pcrencanaan dan pcngaturan lalu
surat mcnyurat dinas, lintas di jalan Kabupatenl I Kotamadya, jabUl
Propinsi dan jalan Nasional di Ibukota
Sub Bagian Tata Usaha tcrdiri dari : Kabupatcn/Wilayah Kotamadyal.;
, I,
a. Urusan Program yang mcmpunyai tugas b. Sub Seksi Rekayasa Lalu Lil1t~s mempunyai tugas • j'
mengkoordinasikan pcnyusunan program kcrja mcnyiapkan perencanaan kcb~tllhan, pcngadaan, , !'
I:
Dinas, pcngumpulan dan pengolahan data, dan penempatan dan pemcliharaan rambu-rambu lalu II'
pembuatan laporan. lintas, rnarka jalan dan ala: l)embed isyarat lalu . "i.
lin,", di jalan KnbupalCn/Ko",n~ndya. jalan Propinsi
14
dan jalan Nasional di Ibukota Kabupatenl Wilayah Seksl Tcknik Sarana dan Prasarana
Kotamadya.;
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
C. Sub Seksi Bimbingan Keselamatan. mempunyai menyiapkan bahan pembinaan invcntarisasi, pembinaan
tugas menyiapkan pemberian bimbingan dan perbengkelan umum, penilaian ijin· pendirian bengket
penyuluhan kepada masyarakat mengenai umum, penunjukan, pengelolaan, pemelihara an,
keselamatan lalu Hntas dan angkutan jalan sesuai pengembangan terminal, halte, tempat penye-berangan
dengan ketcntuan peraturan perundang- undangan dengan jembatan pcnyeberangan dan perparkiran.
yang berlaku
Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai
Seksl Angkutan fungsi :
Seksi Angkutan mempunyai tugas menyiapkan a. menyiapkan bahan pemberian bimbingan, perijinan
pembinaan manajemen angkutan orang, angkutan bengkel umum serta pengaturan dan pengendalian
barang dan angkutan khusus yang scluruhnya berada di susunan alat tambahan pada kendaraan penumpang
dalam wilayah Kabupatenl Kotamadya Daerah Tingkat wnum.
II berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. b. menyiapkan perencanaan penunjukan lokasi,
pembangunan, pengembangan, pengelotaan, perne-
Seksi Angkutan mempunyai fungsi liharaan fisik serta pengendalian ketertiban
terminal, halte dan tempat parkir serta jembatan
a. menyiapkan pemberian bimbingan, IJIn pengang- penyeberangan.
kutan orang, dan pengawasan penyetenggaraan
pcngangkutan orang; Seksi Teknik Sarana dan Prasarana terdiri atas
b .. menyiapkan pemberian bimbingan, lJlO pengang- 1, Sub Seksi Kendaraan dan Perbengkelan yang
kutan barang dan pengawasan pengangkutan; mempunyai tugas menyiapkan bahan pemberian
bimbingan, penjman bengkcl umwn serta
c. menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang- pengaturan dan pengendalian susunan alat
kutan orang dan atau barang tertentu yang bersifat tambahan pada pcnumpang wnum.
khusus.
2. Sub Seksi Terminal mcmpunyai tugas menyiapkan
Seksi Angkutan terdiri dari perencanaan penunjukan lokasi, pembangunan,
pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan fisik
a. Sub Seksi Angkutan Orang yang mempunyai tugas serta pengendalian ketertiban terminal dan halte.
menyiapkan pemberian bimbingan, ijin pengang-
kutan orang, dan pengawasan penyelcnggaraan 3. Sub Seksi Perparkiran. mempunyai tugas
pengangkutan orang di dalam Daerah Tingkat II menyiapkan pcrencanaan penunjukan lokasi,
pembangunan, pengembangan, pengelolaan,
b. Sub Seksi Angkutan Barang yang mempunyai tugas pemeliharaan fisik tempat parkir dan jembatan
menyiapkan pembcrian bimbingan, IJIn penyeberangan dan pengendalian ketertiban.
pengangkutan barang dan pengawasan
pengangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan Seksi Pcngendalian Operaslonal
perundang-undangan yang berlaku
Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas
C. Sub Seksi Angkutan KhUS1lSyang mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pengumpulan data, analisis
menyiapkan pemberian bimbingan, IJIn dan evaluasi data bidang lalu lintas dan angkutan,
pcngarigkutan orang dan atau barang tertentu yang menyusun statistik, pengumpulan dan anal isis data
bersifat khusus sesuai dengan ketentuan peraturan kecelakaan, menyusun data daerah rawan kecelakaan,
perundang-undangan yang berlaku. menyiapkan program penanggulangan kecelakaan lalu
lintas serta melakukan pemantauan .hasil kegiatan
pcncrtiban, menyiapkan program penertiban dan
koordinasi penertiban lalu !intas dan angkutan.
15
!I'
I ,I
I ,
I ,
; !
1_
Pengendalian Operasional mempunyai fungsi : Kelompok Jabatan Fungsional tetdiri dari' sejumlah
tennga dalam jenjang jabatan fllng~Onal yang dipimpin
a. menyiapkan bahan pembinaan peugumpulan dan oleh scorang tennga Iungsional bior selaku Kctua
pengolahan data operasional dan data kecclakaan kclompok yang berada di bawah dat bertanggung jawab
lalulintas dan angkutanjaJan. kcpada Kcpala Dinas dan atau Kepala Unit Pelaksana
Teknis Dinas yang bersangkutan. I '!,
!:
b. mclaksanakan pemantauan dan analisis kecelakaan i.
!,
lalu lintas serta usulan penanggulangannya, Kelompok Jabatan Fungsional ~pat dibagi alas Ii
kelompok dan Sub kclnmpok sesuai dcngan kebutuhan. . H
c. mcnyiapkan penilaian dan penyusunan program
q
opcrasional pcnertiban lalu lintas serta pengen- Jumlah Jabatan Fungsional ditci tukan berdasarkan I:
ji
daliannya. sifat.jenis dan bcban kcrjanya.
I'I:
I
Seksi Pengendalian Operasional terdiri dari Pcmbinaan terhadap tennga Fung1ional dilaksanakan I.
I'
I,
sesuai dengan ketcntuan pcr~lUl"at1 perundang- i',
a. Sub Seksi Pengumpulan dan Pcngolahan Data yang undangan yang berlaku. I : I
I
mempunyai tugas menyiapkan bahan pcmbinaan . I"
pengumpulan dan pengolahan data operasional dan Pcngangkatan Dalam Jabatan I
data kecelakaan lalu lintas dan angkutanjalan. I
Kepala Dinas Lalli Lintas dan Angkutan Jalan Daerah
b. Sub Seksi Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas Tingkal I diangkat rum dibcrhenti~an oleh Gubernur
yang mempunyai tugas mclaksanakan pemantauan Kepala Daerah Tingkat I setclah mendapat pcrsetujuan
dan analisis kecclakaan lalu lintas serta usulan Mcnteri Dalam Ncgcri dengan mentmpnt pcrtimbangan
pcnanggulangannya dad Mcntcri Perhubungan. I
c. Sub Seksi Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Kepala Dinas dan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
yang mempunyai tugas menyiapkan penilaian dan Daerah Tingkat II diangkat dan [dibcrhcntikan oleh
penyusunan program operasional pcnertiban lalu Bupati/ Walikotamadya Daerah ffingkat II setclah
lintas serta pengendaliannya mcndapat persctujuan dari Gubernur Kopala Dacrah
Tingkat I, dengan mcndapat perti~bangan dati Kopala
Unit Pelaksana Teknls Dinas Lalu Lintas dan Kantor WiI<lyahDcpartemen perhu1 ungan. '
Angkutan JaJan Daerah Tingkat II
Kepala Unit Pclaksana Teknis ~Lalll Limas dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalli Lintas dan Angkutan Angkutan Jalan Daerah Tingka I diangkat dan
Jalan Dacrah Tingkat II adalah pelaksana teknis Dinas dibcrhentikan oleh Gubernur Kepa a Dacrah Tingkat I,
yang mempunyai tugas melaksanakan scbagian tugas alas usul KepalaDinas Lalli Limas an Angkutan Jalan
Dinas dibidang terminal dan perparkiran. Tingkat I,
I '
Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Kepala Unit Pelaksana Tchnis Ditl'as Lalu Lintas dan
Jalan Daerah Tingkat II dipimpin oleh seorang Kepala Agkutan Jalan Dcrah Tingkat II diangkat dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas yang berada di bawah dan diberhentikan olch Bupati/ Wal;kotam,adya Kepala
bcrtanggungjawab kepada Kepala Dinas, Dacrah Tingkat II atas usul Kepala Dinas Lalu Lintas
Angkutan Jalan Daerah Tingkat 11.1
Unit Pclaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
I
Jalan Dacrah Tingkat J[ dapat dibentuk sctelah I
metnenuhi kriteria tcrtcnlu yang ditetapkan olch TATAKERJA I
Mcnteri Dalam Negeri.
Dalam mclaksanakan tugasnya DJas Lalu Lintas d.1n,
KcJompok Jahatan Fungsional Angkutan lalan Dacrah Tingkat I I dan Dinas, lalli
Lintas dan Angkutan Jalan Daenlh Tingkat II, Unit
Kelompok Jabalan Fungsiollal pada pola minimal dan Pclaksana T,eknis Dinas, Kclompo~ labatall F,ungSional.
maksimal mernpunyai tugas melakSAnakan kegiatan wajib menyelenggarakan koorditlasi, intcgmsi dan
teklmik lalu tintas dan Hllgkutan sesuai bidang kcahlian sinkroni.,si baik dalam IingkuT" masing-lIIasing
dan kcblltuhan.
, I
I
I
16 I
i
I
I
maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas
masing-masing.
17
III. KESELAMATAN LALU LINTAS JALAN
19
!
I.
I
I I
· I
; I :
1 . .
hingga tingkat pcndidikan lanjutan dan lintas secara komprchensif I sehingga dapat
seterusnya, mcngantisipasi faktor-faktor kontributif terhadap
I
masalah kccclakaan lalu lin1tas secara tuntas, !
Perlunya dirumuskan pola pengembangan dan sarana lain liutas (Engineering), pcmbinaan I
!
rekayasa sarana dan prasarana yang tepat unsur manusia pemakai jalanl (Education), serta
I
namun tctap memperhatikan kondisi rekayasa dalam bidang tn)kum/pengaturannya i·
kemampuan pendanaan serta tanpa tcrmasuk penegakan hukumnya ~Enforccment).
meninggalkan berbagai ketentuan peraturan I
I
perundang-undangan yang berlaku. Luasnya bidang kegiatan ymJg hams ditempuh I
i
dalam upaya pcnanggulangan k~cclakaan Ialu Iinla.s ;! .
itu kiranya dapat mCIlambahl kcsadaran balm/a I
4. Penanganan korban. kesemuanya tidak mungkin tcrjrngkau olch bidang i
tugas dati satu aparat tertentu, misalnya Polri saja,
Dalam rangka peningkatan pelayanan Dephub saja atau Dcp, Pq saja, melainkan
J
!
korban kecclakaan, hal yang perlu diperlukan adanya keterlibatan dari berbagai pihak I
mendapatkan perhatian kita semua adalah baik aparat pemcrintah lalnnya] pihak swasta yang I
bagaimana sistem penanganan yang tcrkait maupun segenap warga tnasyarakat pemakai I·
i:
· i -
memadai dapat dibcrikan, sehingga si jalan sesuai dengan perannya myingMmaSing, ! •
i
korban mendapatkan pertolongan cepat, I
sedangkan terhadap korban yang meninggal Metode pcnanggulangan kecclakaan lalu lintas di · I·
i
dunia mendapatkan pclayanan asuransi Indonesia, pada dasarnya rnerupakan bagian dari
yang sesuai scbagaimana yang diharapakan subsistem Departemen pbrhubungan, Oleh ,
i
!
sehingga dapat meringankan beban bagi karenanya, upaya yang dltempiih juga didasarkan · i
: I
yang mendapatkan musibah. kepada pokok-pokok Kebijakdnaan Pcrhubungan,· I
J
5. Kegiatan pendukung.
garis besar meliputi :
sepenuhnya dalam mendukung program (dalam bentuk apapun), pada harckatnya merupakan 'I I
I·
pcnyebab terjadinya peristiwa 1 kccelakaan, Seem'a I·
I
I
T
i
I'
I·
20 : !
i -
I · !
II i-
I· i
I · I
I
sederhana, hal ini dapat digambarkan seperti bermasyarakat dan bernegara, terutama penataan
piramida atau gunung es. gatra-gatra dalam kchidupan tersebut, baik tri-gatra
maupun panca-gatra. Dengan rasionalitas dan
Pada tingkatan yang paling dini, faktor-faktor yang keseimbangan yang tinggi di dalam penataan gatra
dapat menyebabkan tcrjadinya kecelakaan kehidupan tcrsebut berarti benih-benih atau potensi
dikelompokkan sebagai faktor-faktor korelatif yang menjurus kepada timbulnya kecelakaan lalu
kriminogen (FKK). Faktor lni mencakup berbagai lintas dapat diantisipasi.
aspek yang terkandung dalam Astagatra. Dalam
bidang lalu lintas sebagaimana yang telah diuraikan Metode pre-emptif sebagai upaya penangkal di
terdahulu. dalam menanggulangi kecclakaan lalu lintas, pada
dasarnya meliputi perekayasaan berbagai bidang
Faktor-faktor penyebab gangguan pada eskalasi yang yang berkaitan dengan masalah transportasi, yang
lebih tinggi daripada FKK disebut Police Hazard dilaksanakan melalui koordinasi yang baik antar
(PH) yaitu suatu kondisi yang rawan dan sangat instansi terkait, maka kita akan lebih mampu
potensial untuk menimbulkan gangguan, sehingga mengantisipasi dan mengeliminir sccara dini
memerlukan kehadiran aparat pengaman. Dalam dampak-dampak negatifyang mungkin akan timbul.
konteks dengan bidang lalu lintas sebagaimana yang
telah didiskripsikan pada bab akar permasalahan di Dengan perencanaan yang matang sedemikian itu
atas. maka aparat penegak hukum tidak perlu lagi
dikejutkan oleh adanya masalah-masalah bam yang
Adapun eskalasi yang paling puncak, dalam konsep muncul akibat adanya kekeliruan kebijaksanaan,
penanggulangan keselamatan disebut sebagai misalnya: kejadian-kejadian unjuk rasa atau
Ancaman Faktual (AF), yaitu setiap bentuk pemogokan yang dilakukan olch para pcngemudi
gangguan yang tcrjadi, . berupa: kejahatan, angkutan umum karena menuntut sesuatu.
pelanggaran ataupun beneana alam. Yang termasuk Disamping itu berarti, aparat keamanan akan dapat
AF dalam bidang lalu lintas adalah masalah mengurangi upaya penindakan (represif) yang
kecelakaan lalu lintas ataupun setiap bentuk kadang-kadang malah dinilai oleh masyarakat
pelanggaran lalu lintas. sebagai suatu tindakan yang kurang manusiawi.
Terhadap ketiga faktor penyebab kecelakaan Metode pre-emptif dalam menanggulangi kecelakaan
tersebut, maka metode penanggu-langannya seeara lalu lintas secara arbitrasi dapat diimplementasikan
.singkat adalah sebagai berikut: melalui tindakan terpadu di dalam:
21
!-
I 1 I:
- I-
I
I _ I·
'I:
I
I I-
• Perencanaan pengembangan industri ken- dim ia, (informatif), I.IIJ.pencrangan jalan
I- 1-
J
I
daraan bcrmotor yang laik untuk rucnun- yang baik, serta koefisien gesekan
jang pcrcncanaan angkutan umum sccara pcrmukaan jalan yang sesuai dcngan
I
lebih efisien dan cfcktif standar geomctrik, I - I •
I-
I - I·
5) Pcrencanaan yang menyangkut komponen- 2) Upaya pcngaturan faktor keridaraan , i
komponcn sistem lalu lintas lainnya. I ! -
I-
a) Faktor karaktctristik kel~daraan juga scring I-
untuk mencegah terjadinya kecclakaan lain lintas, kendaraan hams dirancang, dilengkapi dan l
- I_
yang dalam bcntuk konkretnya berupa kegiatan- dirawat sebaik-baiknya.1 Kccelakaan Ialu -
· I
I
•
kegiatan pengaturan lalu Iintas, pcnjagaan tempat- lin las dapat tcrhindar! apabila kondisi I
tempat rawan, patroli, pengawalan dan lain kcndaraan prima, stabjl, berfungsi balk
sistem stir dan remnya, I semua lampu dan
• !
sebagainya,
I . •
reflektor berfungsi dengan baik, bodi tidak • I
Mengingat bahwa kecelakaan lalu lintas itu dapat keropos dan cukup I kuat melindungi I·
I-
terjadi karcna faktor jalan, Iaktor manusia dan faktor penumpangnya. I · i
- I -
lingkuugan secara simultan (dalam satu sistem, yaitu 'I.
'i:
sistem lain linta s) maka upaya-upaya b) Tipisnya tapak ban I yang dipakai, - I
pencegahannyapun dapat ditujukan kepada kepakcman rem (brake effisicncy) dan 'I',-
pengaturan komponen-komponen lain lintas ter- berfungsinya Iampu-lampu adalah sangat I-
sebut serta sistem lalu lintasnya sendiri. erat kaitannya dcngan I perawatan. Oleh
I:
I:
- I.
karcna itu pcmeriksaan rutin melalui
Secara garis besar, upaya-upaya terscbut diuraikau pengujian berkala harms dilaksanakan -I
- I
sebagai bcrikut: sebaik-baiknya tanpa ~danya toleransi, I'
I:
Tidak saja kcpada kc"daraan angkutan i
l
a) Karakteristik prasarana jalan akan diperlukan fasilitas yatw memadai serta I·
rnempcngaruhi intesitas dan kualitas tennga inspektur I yang cukup !
I
kccclakaau lalu lintas, maka dalam
pembangunan setiap jaringan jalan hams
bcrpengalaman. I:
I
disesuaikan dcngan pola tingkah laku dan 3) Upaya pengaturan faktor ma usia. -, I-I-
kebiasaan pernakai jalannya, Dalam 1-
dilcngkapi, dipelihara scrta diopara- yang paling kritis dalam sistcm lalu lintas,
'I-
sionalkan secara tcrcncana dan mengu- karena kcterampilan ~1Crcka sulit di-
tamakan pcmenuhan kebutuhan informasi tingkatkan dalam waktu yang singkat. . I-
pemakai jalan dalam rangka mengantisipasi Karakteristik dasar mcre~a_ yang suIit untuk I
I
ketrampilan I mereka
i
dan pengambilan kepu-tusan, Dengan dirubah, dalam - I
dengan standar desain dan geometriknya. keputusan untuk menyalip, mcngcrcm, serta I:
I
kebiasaan-kebiasaan lainrya dalam menge- I
b) Lebar jalan yang cukup, pcrmukaan yang mudikan kcndaraanny~ hanya dapat· I
nyaman dan aman, rancangan yang tepal d.itingkatkan melalui latihan secara kon- l
- I -
untuk pcrsimpnngan dcngal1 jarak pandang slsten. I· I-
yang cukup anUlIl, dilcngkapi dcngan b) Metoda yang harus ~iterapkan dalam - I-
I
rambu-rambll, mmka jalan dan tanda jalan mcningkatkan unjuk kerja pengemudi - I
- I _
yang cukup banyak dan eukup jclas dapat adaIah dengan test kdehatan fisik dan-
I
I
i
I:
I·
i
22 I.
I
· i
i'
: I
!'
psikis, dengan pcndidikan dan latihan serta promosikan sarana transportasi umum yang
ujian yang ketal, kampanye umum dan aman dan dengan meminimizekan titik
pcngawasan terhadap setiap pelanggaran konflik potensial pada persimpangan-
melalui hukum yang ketal pula. Test persimpangan sebidang.
kesehatan dan psikis hams diterapkan
untuk meyakinkan bahwa calon pengemudi c) Pembangunan daerah pemukiman, pem-
tersebut benar-bcnar memenuhi persyaratan bangunan daerah pemukiman secara kota
dasar yang menyangkut pcnglihatan, mandiri, misalnya dengan . melengkapi
pendengaran, serta kondisi psikis. fasilitas saran sekolah, pertokoan, pasar,
tempat ibadah dan lain sebagainya, akan
c) Pendidikan dan latihan hams mencakup dapat mengurangi perjalanan perorangan,
pula pelajaran ten tang sopan santun berlalu sehingga juga pada gilirannya juga berarti
hntas, Pendidikan dan latihan perlu akan dapat mengurangi kecelakaan lalu
dilaksanakan sedini mungkin semenjak lintas.
masih di TK diteruskan secara konsisten
pada tingkat SD, SMP, SMA serta melalui 5) Upaya pengaturan sistem lalu Iintas,
kelompok-kolompok kegaiatan ekstra
kurikuler. Sistem lalu lintas yang diatur didalam perturan
perundang-undangan lalu lintas yang disertai
d) Informasi tentang situasi lalu lintas serta dengan penegakan hukum, jelas dapat menekan
kampanye keselamatan la1u lintas melalui intensitas dan kualitas kecelakaan lalu lintas,
bentuk-bentuk kegiatan olah raga, eksibisi, Tujuan dibuatnya peraturan lalu lintas adalah
penerbitan brosur-brosur secara berkala untuk kepentingan pengendalian umum kepada
maupun melalui mass media. pemakai jalan, kendaraan dan prasarana jalan
serta interaksinya di dalam sistem lalu lintas.
e) Pengawasan, penegakan hukum dan Sebagaimana yang diatur di dalam UU No
pemberian sangsi hukuman hams terus 14/1992 antara lain adalah masalah prasarana,
diterapkan secfektif mungkin agar para kendaraan, pengemudi dan pejalan kaki serta
pemakai jalan selalu mentaati peraturan. tata cara berlalu lintas. Keseluruhan peraturan
tersebut hams rasional, dalam arti harus
4) Upaya pengaturan lingkungan dilengkapi dengan fasilitasnya terlcbih dahulu,
dikondisikan masyarakat pemakai jalan, baru
a) Komunikasi, Peningkatan sarana ko- diawasi dan ditegakkan melalui penegakan
munikasi, misalnya telepon, faksimail hukum bagi pelanggarnya.
mungkin akan dapat mengurangi kebutuhan
akan perjalanan dan transportasi secara 6) Upaya pengaturan pertolongan pertama pada
umum, karena orang dapat mengirirnkan gawat darurat.
data atau informasi melalui alat fasilitas
komunikasi tersebut sehingga dalam Masalah pelayan gawat darurat, misalnya
pembahasan suatu masalah tidak perlu keterlambatan datang ke tempat kejadian
harus bertatap muka langsung. Peningkatan kecelakaan lalu Iintas ataupun jeleknya
pajak kendaraan, restribusi parkir mungkin pelayanannya, seringkali membawa dampak
akan dapat mengurangi beroperasinya tingginya angka fatalitas. Peningkatan
kendaraan pribadi dan akan menggiring ke pelayanan gawat darurat melalui penataan
budaya memakai sarana transportasi umum. organisasi, penyediaan fasilitas, kemudahan
kontak serta tersedianya tenaga para medis
b) Pengembangan kota, Rancangan pe- sebagai awak ambulan, akan sangat berperan
ngembangan daerah kota akan menuntut dalam upaya penaggulangan kecelakaan lalu
kebutuhan transportasi. Kecelakaan lalu lintas.
lintas dapat ditekan apabiJa tala guna tanah
dikontrol dan dikedalikan dengan mem-
perpendek jarak perjalanan serta mern-
23
4. Mctodc Represlf,
24 I
I
I
IV. SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS
25
kcadaan sekelilingnya tcrmasuk dirinya Perhalkan Secara Optimal Si~tcm LLAJ
sendiri.
a. Sasaran
C. Kccelakaan lalu lintas mcngakibatkau I
terjadinya korban atau kerugian harta benda Upaya pcnanggulangan k~celakaan melalui
pcndekatan ini dilakukan dingan sasaran agar
d. Dalam peristiwa kecelakaan iidak ada unsur peluang tcrjadinya kecelaka~n dapat dikurangi
kesengajaan, sehingga apabila terdapat cukup dengan biay.a yang minimUr'l, yang dilakukaI.1
bukti ada unsur kesengajaan maka peristiwa dengan tindakan 'manajemen dan rekayasa Ialu
tersebut tidak dianggap sebagai kasus kecela- Iintas pada daerah-daerah yang rawan kecelakaan
kaan. serta titik/lokasi-lokasi yang berbahaya.
Kejadian kecelakaan lalu lintas sangat beragam 1) perbaikan jalan I jcmbatan dan pcrlcng-
baik dari proses kejadiannya maupun faktor kapannya, pada lokllsi-lbkasi yang rawan
penycbabnya. Untuk kepcntingan penanggu- terhadap kecelakaan; I '
langannya diperlukan adanya suatu pola yang dapat
menggambarkan karakteristik proses kejadian suatu 2) pcrbaikan tcrhadap peralu1ran lalu lintas yang
kccelakaan lalu lintas, agar dapat disimpulkan diberlakukan ruas-ruas jr1an tertentu yang
faktor penyebabnya sehingga dapat dirumuskan rawan terhadap kecelakaal11alu lintas;
pula upaya penanggulangannya.
3) pemberian arahan da~ bimbingan (pe-
Sehubungan dengan hal terscbut diatas, perlu nyuluhan) kepada masyartat; .
dilakukan pengelompokanllipologi kccelakaan lalu
lintas mcnurut proses kejadiannya, yang secara 4) pcncgakan hukum bag. pemakai jalan,
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : khususnya terhadap hal-ha! yang rawan
tcrhadap kecelakaan lalu lintas,
a. Kecelakaan kendaraan tunggal, yaitu
peristiwa kecelakaan yang terdiri hanya satu Semua upaya tersebut dia+s bertumpu pada
kendaraan; kcmampuan pcngumpulan dan analisis data dalam
menggambarkan kecelakaa~wkecelakaall serta
b. Kecelakaan pejalan kakl, yaitu peristiwa lokasinya untuk mengidentifikasi dimana
kccciakaan yang melibatkan pejalan kaki; kccelakaan tersebut tcrjadi jerla apa-apa yang
menjadi faktor penyebab erhadap tcrjadinya
c. Kecelakaan membelok lehih darl dua kecelakaan,
kendaraan, yaitu peristiwa kccelakaan yang
terjadi pada saat melakukan gerakan membclok b. Pendekatan I
dan meJibatkan lebih dari dua kendaraan; I
Pcnanggulangan kecelakaan [Ialu lintas melalui
d. Kecelakaan membelok dua kendaraan, yaitu perbaikan sistem, sesuai dengan 'kctcntuan-
peristiwa kecelakaan yang tcrjadi pada saat ketentuan terscbut, pada hakek~1lnya bert,um!>u pada
melakukan gcrakan membelok dan melibatkan manajemcn dan rekayasa I lu lintas. Namnn
demikian didalam pcnerapan iya perlu didukung
+'. .
hanya dua buah kendaraan;
dcngan upaya penyuluhan atau penycbar luasan
c. Kecelakaan IanI'D gerakan membelok, yaitu informasi, dan penegakan
peristiwa kecelakaan yang terjadi pada saat
berjalan lurus .atau kecelakaan yang terjadi Dalam menyelenggarakan manajemen dan rckayasa
tanpa ada gerakan membelok; lalu lintas dimaksud, dapat mellggunakan 4 strategi
dasar untuk mengurangi ke1clakaan lalu lin las
yaitu:
26
1) Single Sites (Black Spot Program) Langkah 1
27
· I'
· [ ,
I I:
[
[
·i
I · I'
I
dihasilkan dari Langkah 4,' terhadap pakct-pakct yang cocok
kemudian dilakukan pengum- untuk diterapkan pada lokasi-
Ipulan data
kelokasi-lokasi
dan
Langkah 9 1 '
lakaan lalu lintas.
Selanjutnya setelah' pilihan-
Langkah 6 pilihan upays penanggulangan
...---SIT-E--"" pada sctia~ lokasi tclah
Setelah data dan fakta yang, : :::::::::'~:"~:~.;:...
:: dilakukan, sclrnjutnya dilakukan
dibutuhkan terkumpul, langkah , _.J',"' "'.~...~" scleksi terh~dap lokasi-lokasi
,.--_.-----, berikutnya adalah melakukan yang perlu me idapat penanganan
analisis, untuk mcnghasilkan scgcra atau rioritas lain bcr-
Wl::~U_LJ informasi mcngenai pola kcce- dasarkan kendala-kcndala yang
lakaan lalu lintas, faktor-faktor dihadapi. I
pcnyebab, serta dampak yang
ditimbulkan, Implementasl 1
Langkah 7 Setelah dilakukan pcnilaian a s berbagai pilihan
tindakan yang diterapkan pa~a masing-masing
Informasi yang dihasilkan dad lokasi, langkah berikutnya fdalnh melakukan
analisis pada Langkah 7, masih implementasi pcnanggulanganl kecelakaan pacta
dianggap tidak cukup, karena lokasi-Iokasi sesuai dengan priOjil.aSnya; ,
masih dipcrlukan informasi lebih
lanjut mengcnai bagaimana Evaluasi .
[
""~='!;r~~~::!.~;:=-~-""~'~
kecc~demngan . pc~itaku dan.
_~~::_~_, ' reaksi pemakai jalan pada Tindakan evaluasi ini dilakukan agar, diketahui
~
DiI_a)..;..lo6:l __ ·l:Ilokasi-lokasi dimaksud scsuai seberapa jauh upaya pcnanggulangan kecelakaan
dengan keadaan medannya dapat memenuhi harapan Y3l~g diinginkan dan
masing-masing, Olch karcna itu apabila tidak sesuai dengan harapan dapat PUla,
pada langkah im dilakukan , diketahui apa sebabnya. Drngan mengctahui
penelitian perilaku manusia pada hal-hal tersebut diatas mak, dapat. dilakukan
sctiap lokasi yang dipilih dad penyempurnaan terhadap upara dimaksud balk
hasil analisis. untuk lokasi yang bersangkutan maupun
lokasi-Iokasi lain yang serupa, untuk itu perlu
3. Seleks! UpayaPenanggulangan dilakukan langkah-langkah sCb,gai berikut :
[
Langkah 8 rr:;.=--:',;~~,~ . I
I
La,ngkah 10, e~nudian dilakllkahn !
~'<io...'.::a . evaluasi ba aimana pcngaru
>' --I
k!~...;::,,"~ Mcngumpulkan
nanggulangan
pakct-paket pc-
kecelakaan yang
perna.h ~ilakllkal~ pada loka~i-
perbaikan sist m dan interaksinya
dcngan peril, ku pemakai jalan
hubungannya idCngan kccelakaan
lalu lintas yang tcrjadi pada
. .. lokasi lam, menciptakan apabila
belum pcrnah dilakukan, dan lokasi dimakSrd.
tcrkahir melakukau pilihan
I
28 !
! .
II
I
b. POLRI
Lungkuh 12
Dalarn rangka koordinasi penanggulangan ke-
Langkah selanjutnya adalah celakaan lalu lintas, POLRI berkewajiban :
melakukan analisis biaya dan
'---="'I'!"":'!~ .......- manfaat terhadap paket upaya pe- I) Mengisi laporan kecelakaan lalu lintas dan
nanggulangan kccelakaan secara menghimpun Japoran kecelakaan laIu lintas
'--_..-.
....
='--' keseluruhan sebagai dasar per- yang diisi oleh instansi pembina LLAJ dan
timbangan dalam pengambilan instansi pembina jalan;
keputusan yang akan datang.
2) Merekam data laporan kecelakaan lalu lintas
dalam media yang disepakati dan
Tugas dan Kewajiban Instansi Tcrkait menyampaikan kepada instansi yang
bertanggung jawab dalam bidang LLAJ;
Dalam upaya penanggulangan kasus kecelakaan
lalu lintas, melalui perbaikan sistem yang ada, 3) Menyampaikan data pelanggaran lalu lintas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dan pelaksanaan. penegakan hukum kepada
yang berlaku dan tindakan-tindakan tersebut diatas instansi yang bertanggung jawab dalam bidang
maka seyogyanya koordinasi dilakukan oleh LLAJ;
instansi yang bertanggung jawab dalam pembinaan
LLAJ, sedangkan instansi lain berkewajiban Dalam kedudukan sebagai petugas kepolisian,
membantu kelancaran pelaksanaannya disamping POLRI berkewajiban melaksanakan program
melaksanakan tugasnya sendiri sesuai dengan penangguJangan kecelakaan lalu lintas yang telah
wewenang dan tanggung jawabnya. disepakati bersama;
29
I
I
penataan sistem ini dapat dilakukan dcngan ketentuan peraturan pcrundlng-Undangan yang.
pendekatan sebagai berikut: berlaku agar terjamin kr'sclarnatan SCIllUR·
fihak,
1) Kebijaksanaan
4) Pendekatan Lingkllnganl (Environmental
Dilakukan dengan mengkaji ulang materi Approach) I
peraturan perundang-undangan dalam skala
nasional, untuk mempelajari seberapa jauh
ketentuan-ketentuan tersebut mampu dijadikan
Sebagaimana telah diuraik~n dimuka, bahwa
faktor penyebab tcrjadinya Ikccelakaan sangat
I.
I
I.
Dilakukan dengan merencanakan sistem lalu Bertitik tolak dari hal-hal tersrlbut dia.tas, maka
lintas dan angkutan jalan sccara keseluruhan tindakan dan langkah-langkah yang diperlukan
balk pada suatu wilayah tertentutwilayah pada dasarnya adalah samai dengan proses
perkotaan/pedesaan), maupun regional pcrencanaan sistem transportasi jrlan. .
(wilayah propinsi) dan nasional.dcngan
memperhatikan penataan ruang sesuai dengan Berdasarkan ketentuan pcnjela~an Pasal 4 UU
hierarhi pcrencanaannya. Dari tindakan ini Nomor 14 Tahun 1992, kegiatan percncanaan
diharapkan dapat dipilih suatu sistem merupakan salah satu aspck dari [pembinaan LLAJ,
transportasi jalan yang akan dikembangkan yang kemudian untuk percncana,n prasarana LLAJ
secara terpadu dengan moda transportasi lain diatur dalam Pasal 6 UU Nomar 14 Tahun 1992
yang mempunyai dampak yang minimal. dan dijabarkan dalam Pasal 2 s.id. 9 PP 43 Tahun
Disamping itu mengingat lalu lintas dan 1993. I
angkutan jalan menyatu dengan kehidupan
masyarakat sehari-hari, maka penanggulangan Berdasarkan ketentuan tersebtJt di alas dapat
kecclakaan lalu lintas disamping penanganan dijabarkan tentang tilldakalltlindakah dalam
melalui rekayasa teknikal juga perlu didukung percncanaan sistcm transportasi jhlau. .
dcngan rekayasa sosial.
KERANGKA DASAR SISTE~ INFORMASI
2) Pendekatan Pendidikan (Education Approach) YANG DIBUTUHKAN I
I
Mcngingat faktor yang paling dominan scbagai a. Umum I
pcnyebab tcrjadinya kccelakaan adalah faktor
pemakai jalan tcrutama pcngemudi, maka Scperti telah dijelaskan ldimuka, upaya
peranan pendidikan yang struktur terhadap penanggulangan khususnya untu~ upaya perbaikan
pengemudi dan pemakai jalan lainnya sangat sistem dan penataan sistem mcmerlukan data yang
diperlukan, terutama yang menyangkut tcntang sangat banyak dan bcrvariasil demikian pula
bagaimana tata cam .bcrlalu lintas di jalan dengan pengolahannya mcmerlukan perhitungan
sebagaimana mestinya. yang sangat rumit, 'schingga sudah mcmerlukan
bantuan pengolahan data secara elektronis
3) Pcndckatan Pengawasan (Enforcement (komputcr), Dcngan 1emikinll. maka
Approach) perkembangan sistern informa~i dalam upaya
pendukung dan pennnggulangan kecelakaan lalu
Disamping melalui pendekatan pendidikan lintas dilakukau dengan basis komputer, .
sebagaimana diuraikan diatas, masih
diperlukan upaya pcnegakan hukum yang
dititkberatkan agar masyarakat mcmatuhi
30
Suatu sistem informasi yang pengembangannya oleh suatu instansi akan dibutuhkan oleh instansi
berbasis pada komputer, secara umum unsur-unsur lainnya, Oleh karena itu diperlukan keseragaman
dasar sistem untuk aplikasi terdiri dari : pcngembangan sistem informasi pada
masing-masing instansi.
• Sistem pengolahan data, intinya ada pada
menajemen Pangkalan Data dengan didukung
oleh sistem komunikasi data; d. Sistem Pendukung Pengambilan
Kcputusan
• Sistem informasi untuk manajemen, antara lain
meliputi sistem informasi untuk cksekutif, Demikian pula dengan sistem pendukung
sistem informasi geografis, dan sebagainya; pengambilan keputusan juga dikembangkan oleh
masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan
• Sistem pendukung pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan. Mengingat sistern
yaitu suatu aplikasi yang dikembangkan untuk ini merupakan aplikasi yang spesifik, maka
membantu proses pengambilan keputusan. kemungkinan yang diperJukan oleh instansi lain
adalah informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem
b. Pangkalan Data yang dibutuhkan dalam ini.
Upaya Penanggulangan Kccclakaan
Lalu Lintas. PENGEMBANGAN SISTEM INFQRMASI
PENANGGULANGAN KECELAKAAN LALU
Pangkatan Data yang dibutuhkan uantuk LINTAS
mendukung upaya penanggulangan kecelakaan lalu
lintas, dikelompokkan kepentingannya dalam upaya Arah Pengembangan
penanggulangan kecelakaan lalu lintas, yaitu
sebagai berikut : Pengembangan sistem informasi untuk pe-
nanggulangan kecelakaan lalu lintas diarahkan
1) Pangkalan Data Laporan Kecclakaan sesuai tujuan yang diharapkan sebagaimana
dijelaksan dalam Bagian I. Sedangkan orientasinya
Pangkalan Data ini menampung kebutuhan adalah ke arah integrasi informasi yang lehih baik
data untuk semua instansi seperti POLRI, dengan memperhatikan sumber-sumber dan
instansi pembina LLAJ, dan instansi pambina menyempurnakan proses standarisasi agar supaya
jalan, yang dibentuk berdasarkan laporan merangsang penyebaran informasi secara luas dan
kecelakaan yang dibuat oleh POLRI, instansi konsolidasi yang cepat tentang informasi yang
pembina LLAJ, dan instansi pembina jalan. mendesak dan berkesinambungan.
Yang dimaksud denga Pangkalan Data Model data yang ditetapkan untuk mendukung
pendukung, adalah Pangkalan Data yang telah implementasi sistem informasi untuk
terbentuk untuk kepentingan tugas pokok pcnanggulangan kecelakaan dititik beratkan pada
masing-masing instansi akan tetapi diperlukan Pangkalan Data laporan kecelakaan lalu lintas.
dalam upaya penanggulangan kecelakaan lalu Data yang hams tercantum dalam Pangkalan Data
lintas; ini, dapat dikelompokkan sesuai dengan
kepentingan dalam upaya menanggulangi
terjadinya kecelakaan yaitu :
c. Sistem Informasi Manajcmcn
a. Saat kecelakaan tidak terdapat korban
Dengan berbekal pada Pangkalan Data laporan mati,
kecelakaan dan Pangkalan Data pendukung
tersebut di alas, masing-masing istansi akan Bila terjadi suatu kecelakaan tidak mengakibatkan
mengembangkan sistem informasi untuk korban mali maka petugas atau instansi yang
pimpinan/pejabat sesuai dengan kebutuhan menangani adalah POLRI, sedangkan model
tugasnya, Namun demikian tidak menutup Pangkalan Data yang dibutuhkan adalah sebagai
kemungkinan sistem informasi yang dikembangkan berikut:
31
I
I I!
I:
1)
2)
Kelompok data lokasi/dacrah
kejadian kccclakaan,
tempat Adapun
diperlukan adalah : i
model Pan lalall Oal8 yang
II
• Data lingkungan • Kondisi teknis ke daraan II"
• Data jalan, • Pemcriksaan buki uji
·11
Ii
3) Uraian singkat kejadian, terdiri dari : 2) Model Pangkalan Data u1tllk pembina jalan 'Ii
JI·
. l[
1! :
a) Data kendaraan-kendaraan yang a) Geomctrik [alan : I II.
Ii
terlibat. !I
b) data pemakai jalan yang terlibat : I II:1 f[
• Alinyemen horizontal : radius ,
c) Data pengemudi kendaraau-
kendaraan yang tertibat •
bel ok, super elcvasi, friksi,
Alinyemcn verti~al : gradien, dan
'II: f
r
d) Data penumpang kendaraan- jarak pandang I ill'
I ,
kendaraan yang terlibat Ii
c) Data pejalan kaki yang terlibat b) Kondisi jalan dan jenjbatan : lebar, daya II
II
f) I1ustrasi kejadian dukung I il
g) Keterangan saksi; I !I
h) Keterangan pengemudi !I
c) Pulau-pulau jalan. :ll
i) Kesimpulan seruentara dari petugas, 'il
tentang kecelakaan yang telah didata II
j) Uraian detail. c. Pangkalan Data untukl manajemen dan
Ii,I·
rekayasa lahl lintas I II
b. Pada saat kecelakaan terdapat korban II
mati
II'
Manajcmen dan rekayasa lain lihtas terutama yang II
berkaitan dengan pendanaan, I pengawasan dan II
Sesuai dengan PP No. 43 Pasal 94 ayat 2, pengendalian lalu lintas yang rberkaifan dengan
menyebutkan bahwa dalam hal tcrjadinya upaya penanggulangan kecela aan lain lintas, rII,
kecclakaan yang mengakibatkan korban mali, Guna mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan il
ditindaklanjuti dengan penelitian yang data pendukung yang bcrkorelas~ dengan pcnyebab IIII.
dilaksanakan sclambat-lambatnya 3 hari oleh terjadinya kecclakaan,
kepolisian negara Repub!ik Indonesia, instansi !I·
i! :
yang bertanggung jawab dibidang LLAJ, dan Data tambahan terscbut : ilII
instansi yang bertanggung jawab dibidang lalu :1i
!intas [alan. [! I
I) Data volume lalu lintas hari1n rata-rata II· - I
2) Data kecepatan II I
Model Pangkalan Data yang dikumpulkan oleh 3) Data tata guna tanah ,II
·jl
masing-masing instansi tersebut tentu berbeda 4) Data hambatan (delay)
sesuai dengan kepentingannya, 5) Data komposisi kendaraan II
6) Data sosial ekonomi I I!
1) Model Pangkalan Data untuk pembina LLAJ I
II
:11 :
Sumbcr Data I :1·
I'
II
Untuk menemukenali penyebab tcrjadinya
kecelakaan maka pembina teknis LLAJ Sumber data tidak hanya mCllcn!tukan sumber dari
wajib mengumpulkan data scsuai dengan mana dan siapa yang mengumpulkan data, tetapi
wewenang dan tanggung jawabnya.
II
tcrmasuk juga unit, dinas ata~ organisasi yang II
mengumpulkan data, I . il
II
II
32 r
!il
i:
'il
I
:11 .
.n
Ii
II
Ii
II
Pencatatan kejadian kecelakaan lalu lintas
Dalam hal pengumpuJan Pangkalan Data dengan menggunakan formulir dilaksanakan
Kecelakaan Lalu Lintas, Instansi yang terkait oleh Petugas POLRI dan atau POLRES
adalah: setempat
33
•. '( _.
.:11
IiIt
I
11
u, ."n ;1
, itI: .,1
II
n
Pemberkasan data merupakan prosedur pem- dipakai serta mode, tampilan d~ta yang dihasilkan.
berkasan data dari formulir, media komputcr dan Untuk mcncapai hal tersebut m;aka perlu dilaknkan
Ii "!I
:\\
J!
dimasukan Pangkalan Data. Pcmberkasan data pelatihan (work shop) terhadJP perangkat kcras I)
dilakukan oleh Hap unit pelaksana aiau instansi
yang berkaitan dcngan masalah kecelakaan latu
dan perangkat lunak yang dipa (i. \'
,I
it"
:,\l
Ii"
;
.,1
lintas. Dalam pemberkasan data, disamping proses . 1\
pcnyimpanan (storing) data juga dilakuakan Implcmentasl I Ii II
analisis datil sesuai dcngan kepentingan dan tujuan
instansi yang bersangkutan. Sebagai contoh : Uji Coba Penanggnlangan Kasul Kecelakaan
.
,
Ii ·11
·:1 .
]
].i
! n
!I
l .J\
• POLRI dalam analisis data kecelakaan Sebelum diadakan uji coba pen~nganan kccelakaan ,;
I.
"11
mungkin lebih ditekankan dalam idcntifikasi terscbut tentunya hams disepakati atau ditunjuk IiIi "'(
I'
I
geomctri jalan (geometric road design), I,· .11 •
semeruara , celakaan dimasa-masa yang akt datang. l!
LLAJ akan lcbih menitik bcratkan tcrhadap coba tersebut dilakukan menurut urutan prloritas,
II
"\ .. " ;1 I.
j: 'II
analisis kinerja transportasi yang antara lain yailu: • i·· . , I' . ·'1
:1\ :
ditunjukkan oleh tinggi rendahnya tingkat :J!
11
kecelakaan lalu Iintas (accident rate), dari segi
kelaikan kendaraan, faktor-faktor penyebab
• menjamin orang yang tcrlu~1a s,;dah diurus .• IiII
"i\
.nu l
'.
II ·'1
.h
I
kecclakaan ditinjau secara keseluruhan dan • menjamin kcselamatan jal n dan. mengkoor- "
Ii ii
hal-hal lain yang tcrkait langsung di bidang ke . dinasikan pembukaan kem ali arus lalu lintas, "!i Ii
lalu lintasan dan angkutan jalan sccara UIHUIl1, tetapi tidak memindallkan kcndaraan- Ii.1
kendaraan yang tcrlibat [dalam kccclakaan , Ii n 1I
Kebutuhan Piranti KCI'as dan Piranti Lunak sampai petugas pcnyelidik kecelakaan , Ii :
:1
:\iiI I
:J[ i
mempunyai kcsempatan untuk mencapal lokasi i
I:r:
:li i
Kebutuhan terhadap perangkat keras dan perangkat dan membuat evaluasi pendrhllluan. i
ii :
perangkat lunak yang dipakai dan cukup memadai • fficngcva!uasi dan mcminta bantuan yang periu IiI! )i
II
"
dalam memasukan (inputing) data kecelakaan yang dari amblllans, pClnadam \kCbakaran, t{antm 1\
I! ,
II
I,
antara Jain adalah bcmpa spreadsheet, database dan penyidik kcmaliall, dan ull[uk pengaturan lalu I! Ii .
·0
lain-lain. . lintas. t. . · It" ·'1
ii II
i I,
Pada tahap analisis data, dimana sl'll\gat • mcmberi pertoiongan pe 1ama bagi yang
J! 'I1I
.1
menentukan olch tillgkat kcpentingan masillg- tcrluka Ii
, I'· Ii
masing inslansi, mungkin dapat digunakan sebagai •
jenis pcrangkat (unak, salah satu contoh adalah : • melelakkan ramhu-rambu peringatan untuk
itI;
i'i "
·11
I'
,I
II
11 ,
Microcomputer Accident Am:lisys Package mcmbcritahukan bahwa lalu· Iinlas dalam· II ·11
(MAAP) yang dikcmbangkan oleh TRRL lnggris.
Dalam pcrangkat lunak jni mcncakup invcsligasi
kcadaan darurai. I· i
,
!, l'
1\
ii,
'\\
·11
11.
kecelakaan dan evaluasi terhadap upaya yang tdull • mcngumj)ulknn saksi-saksi mala· scheluffi !
II Ii
,I
dilakukan dalatn pcnanggulangan kecelakaan. mereka mcninggnlkan lcn!pat l<ejadian. dan
II 'I
i "
meminla mereka IIntuk nCl\\tIIggu hingga· II
Dalam kaitannya dcngall keseragaman dalam wawancara dapat dilakukan. ,
Ii
I',
Ii
Ii
Ii
"
proses transfer data, diperlukan cara pelaksanaan I:
11 Ii,\
(manual) terhadap jCllis pcrangkal Illnak yang • 'IL li
L ii
p
34 r il
Ii
:li
II
":1 ·l1
:i!
i\' ~n.
;
Ii,I! . ~I
ii
!,
\I
• mengumpulkan bukti-bukti. kepada orang lain mengenai daerah kecelakaan
tersebut.
• membersihkan dan mencuci pecahan-pecahan
dan membuka jalan kembali. Dari hasil uji coba tersebut kemudian dilakukan
analisis sehingga data yang diperoleh dapat
• mencatat keterangan dari saksi mata dan para • dipergunakan sesuai dengan keutuhannya. Terdapat
pengemudi. dua pendekatan pada analisis kecelakaan yaitu
dengan menggunakan metoda statistik dan metoda
• penyusunan laporan. klinis.
• prasarana, misalnya pengaruh hujan tcrhadap • Black spot yang mempunyai resiko tinggi,
prasarana. sering dihubungkan dengan geometrik jalan
seperti persimpangan, lengkungan tajam atau
gradien.
• penampilan kendaraan misalnya angin
kencang yang dapat membuat kendaraan
terbaik. • Resiko antara, yaitu sejumlah kecelakaan yang
tidak saling berhubungan pada lokasi yang
serupa, tetapi terlalu sedikit untuk
• arus lalu Iintas, misalnya hujan yang bcsar
mengidentifikasikan tempat-tempat dengan
akan menyebabkan kendaraan-kendaraan
berjalan Jebih lambat. resiko tinggi tersendiri atau sebab-sebabnya
yangumum.
Data yang dikumpulkan harus dieatat pada formulir
laporan . kecelakaan yang telah distandarisasikan. Analisis statistik dibagi dalam analisis makro dan
Diagram tabrakan adalah yang paling penting, mikro, dimana analisis makro menginden-
dimana gambar dapat memperlihatkan suatu yang tifikasikan karakteristik yang sangat umum seperti
sulit dijelaskan dengan kata-kata. kecelakaan yang paling buruk. Sedangkan analisis
mikro mengindentifikasikan secara khusus seperti
Diagram tabrakan memperlihatkan posisi akhir sebab-sebab pokok, yang kemudian memberikan
dari kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan pedoman tindakan perbaikan yang sesuai.
juga Jintasan pergerakannya sebelum kecelakaan
tersebut terjadi. Untuk analisis statistik yang paling praktis dan
cepat adalah analisis numerik sederhana yang
Hal yang juga penting adalah pengambilan foto memperlihatkan hal-hal seperti:
dari daerah kecelakaan, dimana foto dapat
mencatat informasi 'yang tidak mungkin • jumlah kecelakaan
dimasukkan dalam formulir laporan kecelakaan, • lokasi
mungkin karena kepentingannya belum dapat • tingkat kecelakaan dibandingkan dengan
diketahui pada saat ini. kepadatan penduduk, pemilikan kendaraan,
penggunaan kendaraan (kilometer kendaraan).
Foto juga mcmbantu untuk mengingatkan • kelaziman ciri-ciri desain.
dikemudian hari, apabila kejadian tersebut telah • keparahan luka-Juka.
dilupakan dan juga membantu memberitahukan • tipe kendaraan yang terlibat.
• karakteristik pemakai jalan, umur,
35
,
, Ii it
I : Ii Ii
II
!,
II
Ii Ii -
I: i:u I
r-
I
il
o gcrakan kcndaraan yang terlibat. Pcrsepsi pcngcmudi dan sias~t pcngemudi dapat Ii Ii!I
Itr:
• keadaan lingkungan, dsb diduga dcngan mcngh\lbun~kan posisi 'sctiap I; I!
·n
HII
Faktor yang paling mudah untnk menggambarkan
k~~d~r?an dan orang .d~ng~n yang. lain ser~a
em-em prasarana sepern tJku~gan, tanjakan, gans
Ii li'I
dan mempertunjukkan adalah lokasi, dimana dapat pandang dan alat-alat pcngaturllalu lintas. .
;
Ii II ,
digambarkan dipcta untuk menggambarkan black . I· I:Ii :11 ,
spot, lokasi yang bcresiko sedang dan faktor-faktor Rekonstruksi hams diusahakan, dengan menem- I: II
,'I
umum yang dibutuhkan. patkan rnendckati kejadian yang sebenarnya, yaitu : Ii -11
I!
u
~t:., Ii'I
Analisis numerik scbaiknya ditunjang dcngan • titik kemungkinan rscpsi, dimana IiI, ~
peninjauan lapangan, yang kemungkinan pengemudi pertama kali merasakan adanya 11
11 ji
!: II
didasarkan pada laporan dan analisis kecclakaan bahaya dari suatu kecelaka n. . I'i!
yang sesunggguhnya.
Ii ;i
• titik perscpsi sebcnarnya, dimaua pengemudi il ..,
1
I
sebagai berikut : Juga terdapat kemungkinan untuk mcnctapkan
ij
tindakan tcrhadap p.elanggarau Indang-undang lalu 'ij
.\.
• pcrnbahan tingkat kecelakaan dan kcparahan '. 11
lintas sepcrti kecepatan yan? mclampui batas, , Ii
dari tahun kc tahun, .,11
ntcngemudi secara berbahaya d~n sebagainya. , I: '!
ll ~
• perbcdaan tingkat kccelakaan antara : I; if ji
lokasi-lokast yang bcrbeda. n j!
,!
• kcparahan kccclakaau. "I: ,Ii
.).
, Ii :1\
• jcnis kendaraan yang terhbat. "" '!I
" Ii
• manuvcr kendaraan yang dilakukan, Ii Iiu
• waktu dan hari.
Ii
r, Ii
2). Metoda KJinis I,~ " 11"
Ii !iu
Metoda ini meliputi penyelidikan suatu kccclakaan " II
terscndiri guna mcncnrukan bagaimaua dan Ii
, I: ,I,'I
mengapa terjadinya dan mcngambil kcsimpulan- u
kesimpulan mengenai kecclakaan yang serupa j I:Ii ·!I
·iI
, i'I:
'il
dapat dihindari. Metoda yang sangat scderhana :·ll"
dengan peninjauan ditempat untuk menghasilkan "I'
I: u',I
j I: il
data pengarnatan yang sedcrhana dan pertimbangau I:
I:
:1
ji
I' il
secara profesional. Metoda yang Icbill rumit I', 11
,:
I'
menyangkut rekonstruksi kecelakaan didasarkan I!
ii H
'if
pada laporan-laporan dari instansi penyidik dan ; j] 1\
"i!"
saksi mata dan pada pcugamatan, .'
"I:
\1
tindakan-tindakan dan analisis lokasi ; II
:l!
mempcrkirakan hingga kccclakaan lcrjadi. ,J!
Ii Ii .
Ii
, Ii
Mcrckonstruksi kccelakaan dimulai dcngal\
I , I: Ii
,/I;1
formulir Japoran kecclakaan dan kritcria saksi
mala, serta jenis dala. Data yang dipcrolch akan I'· 'd,i ,
I! n
menghasilkan pengclahllon tcnlang gerakan .'I"
kcndaraan sewaklu kccelakaan, schingga diagram " 'j!
waktu/mang dan kecepatanl pcrcepatan dapat Ii 'I'
!If
diperkirakan. ..
Ii
11
Ii ii
i'I' , Ii"
Ii
I
n j ·11Ii
, I'"
" 1 'il
i 'n "
36
, Ii ,I'
, Ii
, !i
,
Ii 'n ,ir
" h
,j;
n ,H , ;:,
, ,II
ill
Ii I ,!)
t. PIIOPIH81
KEPOUSIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2.POLOA
Dim'~~
~,~~:
..
.__ U.QARA. __ ~. lill.!!_U.L______ _ .. _
2.8 KOOOISI _1.:.. SIANG - TERANQ A1.AMADA PENEIlANGAN
PENEIlANGAI'<...!:. SIANO - GElAP 5. MI\lMI - AOA/MAlI
JIIlAH
21' BATAS .i.
KECEPATAN ..!:.. IS0
40 'f'~C70 l2J-;,oo-~--- ._
3. SUBUH / SENJA
~'. a 0
e. MALAM - GELA!'
---~-------------------------------------.--.----------------.----_---
----------------~------~~----.------------------
..--------
----------.---------------_----_.--------------~----.-----------
-----------------------.---------~--------------.--
HIltAMAN - I
37
DATA KENDAFIAAN YANG TERUBAT I
KEN 0 A R A " N K I: - :.". KENDAR"AN KE - "." ~!-I__ ~_I
44. JEHIS ,__!,_ Mill. PENUMPANG ~ SEPEDAMOTOR 44.JE N I S ~ Mill. PENUMPANCl ri'
SEPEDA ~TOR
KiONOARAAN f-&
MIll.BVS ~ RANsve KmDARAAN ~ Mill. BUS I~ RANSUp
~c--:-.,--::- __ I---------l-~. MOL.BAMNG
+3"-'fM~Ill""-,,.IIARAN==!:!G_~~II''-l~BU~KAN=!...!flAN=!.'!M~O~R!___-l II. !!y_I5AN I\A.NMon
oIS.TIPE ~9EOAN ~mUKBEMT 4S.TlPE ~SEDAN Ill'T11UKB~reT
KmOARAAN ~ STASIONWAGON f1!-
TRUK MnKULASI KmDARAAN ~ STASION WAGON c!_1. mUK M KLlASI
,_!,_ J E EO P IE GAtJDENGAN • ~ J E E P l! GANOE ClAN
I~ MINI B US ~ BAJAJ/HELlCN< f~ M I HI B US ~ IlAJAJ/HnllC.oK
~ B EM 0 ~~EPeDAMOTOIVSKurEn ~ BE M 0 H. EPIOOAMbTORlSKlIfEll
~MIKnO BUS l~SEPEOA ~MIKRO BUS' ~SEPp.bA
fL. II U S J!. B E C A I< 7. IJ U 5 I~ Il E C A f
~ PIC K - UP JL KERElA HEWAN ,_!,_ PIC K - U P ~ KEIIETA HEWAN
O. mUK RlNGAN la.lAIN - LAIN 1--. O. TRUK RINGAN lB. I.Al",N"'___-_:::t..L,::.
N::...._
__ --4
48. G E II A K AN.._!-. BELaK KANAN ._!~:MAJU MENOAOAK -«1_ G E II A K A N f__!'_ IlElOK KANAN 'iQ: MAJU ME~IOADAK
KENDAAAAN ~ BELaK KIAI ~ PMKlA 01BADANJAli\N KENDAAAAN 1_;' IlElOK KIAI .!.!.. PARKIII DIBAOANJAlAN
3. MEMUTAFlAlW;t ~. PAl\KlALUAnBD.JAlAN ~ MEMUTAIl ARAH ~!!: fW1KIfI lyAR BO.JAlAN
~ POTONG AnUS J-1!.
STOP SEMENTARA POTONG AnUS 0- ~. STOP SE'~ENTARA .
I..!:. MASUK MUS j..!i, STOP MENDADAl< ~ MASUK MUS 1.1!. STOP MENDADAK
I~ KELUAA ARUS ,~ NAlKJ<AN MUATAN ~ KelVAn ARUS ~ NAII(KAN MUATAN
f-LMliNVALIP j1!- TURUNKANMUATAN I.L. MENVAllP 16. TUAUNKANMUATAN
~ LU R U S L.!L lAIN - LAIN ~ l U R U S l..lL LAIN - LAlIN
O. M UNO URI--- L"II'!..J,:"M,-,UrNTo_'U'_"'R--.~ .,--,....-..---1
:,:O~AIlMN==·-!--'L..I.L_
~ME~n~K~KEN:,,:'
.,-:4:--7 I..J._I..J_1 _ ___:c~ _ _lI--lI. __ L. 47 JAEIIK KENDAFlMN·J I I I Lui-I I I
48 TAHUN PEMBUATAN I -I 48 Ti\/lUN PEMflUATAN I I I
r
-
40. TANOA NOMOR KfNDAAAAN : I I I I I I 4D. TANDA NOMOA KENDAAAAN: I I I I I I
SO. WARNA ~:WASTA. (llITAM) I~ TANOACOBAKENO. SO. WAR N" ~:WASTA (HITAM) ~ TANDAC9BAKEND.
PlAT-NOMOR 2. UMUM (KUN(NG)~ A B R I PlAT-NOMOR 2_ UMUM (KUNING).!!:. A B R I
KENDAAAAN 3. 0 I N A S L.!!:. CC-CDIlNTBINAnONAl KENDARM.N 3. 0 I N A S ..~ CC-CDIl NAnONAl
BERMOTOR BEIIMOWR
51. I<ERlISAKAN L!.,_ITIOAK RUSAl< 51. I<ERUSAKAN L!JnDN< RUSAK
C!:+~[~EaJ5JBw c.
KENOAllMN KENDAAAAN
0 0 w .
~
I
~~GJ. [~ .. lei
GJ [5J 1]QLw
-cb
r7.101 IlEBEMPA TEMPAT I8.lnOAK DAI'AT DIRlNCI L..__ l7. 01 BEBEIlAPA TEMPAT _ri]noN< OAPATDlfliNel
52. STU K ADA I SAIl WnDAK AOA 52. STU .._!-. ADA I SAH
K L:dnoAK II A
~2. 2. ADA ITIDAl< SAil
! OUKU UJI I ADAI TlDAK SAH ~l!~~L
53•.KONOlSI BAN
KENDAJIMN
~
~
BAlK
(JUNOUL
TERLEPAS
~
PATAH AS
~
II. LAIN -LAIN
53. KONDISI I1AN
KENDARMN
0,[l A I K
I_g,_ GUNDUL
I_!'_ ~E C A_H____
~
4. TERlEPAS
PATAH
~ ~c ~,N----
l
3. PECAH ----~ .s,
KEFlUSAKAN nON< ADA II. LAMPUBELOK/SEIN 54. f(EnUSAKAN I_!'_ nON< ADA lAMPU B~LOK/SEIN
64.
LAMPU
f-h LAMPUBESAn/OPN~ BE B E A APA LAMPU ~3;.LAMPUDESAR/OPN~ DEBF-RrPA
~ LAMPUBELAK»JQ KENDAIlMN 3. LAMPUBELAKNJG
KENDAIlMN
~
4. LAMPV A E M -4. LAMPUA EM
55. KEAUSAKAN u, nOM( ADA tfjSUSPENSI 55. Kr,nl.lSAKAN ~_!,_ ~A~- EESusPE~sr
REM 5. LA!N - Lr N
lAINNVA
~ A E M II. LAIN - LAIN LAINNV" ~
·
3. KEMUDI /
PANJANG BEKAS REIA
snn
1 I IMETER . 3. KEMUDI / STIA
PANJNlCl DEKAS flnl
~ KOSONG ~.
_I
I, I METEA
onAN9 .
SIl. MUATAtl u,
KOSONCl
~ ORAND 511. M U ATA N
2. IIA RAN 0 --I..!-. ~!ANG OAN OFlANQ
2. BARAN G 4. BAl\ANG DAN OI1ANG
~ l Ii Cl A L I..!-. LANGGA! KEAMANAN
57. r 0 SIS I u.
LEG A L 4. tANGGAA KEAMANAN 61. PO SIS I
~ MREBUII MUAT/IN ~ lANGGAI LAINNYA .
I.4UATAN
u
MELElJlllI MUATAN ~
3. lANClGAR PEMUATAN
lANGGAIl lAINNYA I.4UATAN
3. LANOGAR PEMUATAN
··
··
SlliNDE n I CC
NOMOR STNK
NO. "ANGKA
NO. M ESI N
I<ETEllANGAN: ., DIISI nGA IIUflUF AWN. DMllAmK I(EUlmAAN.
NOIAOIl : 53 BID 55 _ KDNO!SlI<EOOmAAN SEbauu
f--- f--
KEC~[AI(AA}l
~LPi_DEn
_·_NOIAOR~~ T N K
~
• NO. ME SIN
HALAMAN - 2
I CC
•.....!lANGKA
---'
~=."-'.'
-_._-
_--
T}...I ... HI
I
~"r._~nI
.
••IE~I"{I~
.
,- I
I
38.
[ DATA PEMAKAI JALAN YANG TERLIBAT
I'£HGO(UlI ICE - ••••• PENGE...uot KE - .....
NAWA : ....... , ............................................ NAMA ...... ........ ...... .. .. .... . . .. . - .. . ... .. . ..... .
IUoMAT ., .................................................. f'UlJAAT : .
.. ..... ............................. , ......... ...
51. JaAHGSAAN 1. WN' 12.lwNA ~. KEBANGSMN I. WNI 12. WNA
5e.UMUR I
T~ ~. lIMUA I
TAk....,
eo. -'EIoIIS ~N I. \.MI -I.MI Iz.IWAtlITA eo. JENIS KElAMIN I. lAIIJ-lAIIJ 12·IWANITA
o,.~ I~T ~IW<GAH NO 1) 01. PEND4DIKAN ( UKAT 1<El'EIWlGAN NO "
«I. f'aQ;fI..I.V.H IUl<Af _IW<GAH NO 2 ~. PEKERJAAN (uw,T I<ETEfWlGAN NO 2
e.1. COt.OH<OAH $IM T~PA SI".
~ AUMUM
~ B 2 UM.....
~ 63. GOlOHGAH SIM
~
TANPA SIM .s,
A lJMUM ....!:. B 2 UMUM
C
~ B I
~ ABRI
r!!: LC B I .s. ABRI
..!.!!: WTCR-
. HaMOR ~M
4. A
0
rl:-
I I
~
02..
B 1 UMlIM tI. IHT!R-
NA11Ow.L
I I . HaMOR $1M
3. D
4. A
I
2~B 1 UMUM 11.
a. B 2
I
NA11Ow.L
I I
04. ~SIM
e.s.
1. SAH 2. 110Al( $AH M. KEABS~ SIM 1. SA H .s. 110Al< SIIJi
1<ON0!Sl - IIAOAH
r+
SEHAT
lEl..AHl NGANruK
~ MABt.I< ~I<OHOt., 85. KONOISI - BAOAN u, SEHAT ...!:.
LElAHI NGANTUK ...!:.
WBUK (ALKOHOL)
WBUK (NARKOlllQ
~
3. SAKIT
~ MABt.I< (IWIKOlllQ
3. SAKIT
~:.
KETERANGAN
..lJ f'E1>Klt)1!WI:
(NO.e •• 12.M)
,2jf'El<EruMN:
INO.02.73.81)
f2J TE....ATll.ll<A~OO9AN
lNO.87.75.831
~ f'¬ NGGUNMN
INO.M.m
AlATf'ENGAMAN:
3~2
I. so 1. SWASTA •• TOA~ l..,KA
((r- 5
1. TANPA
2.
3.
SlP
SlA
2. PF.GAWAI
3. "II R 1
NEGERr
4 j p... 6
2. TIOAK PAI<AI
3. PAKAI SA8lJ1(
_,
4. PT 4. PElAJMI 4. HELM
1--....6
5. lAIN-lAIN 5. PE NOEMUDI
e, lAIN - LAIN
g. llJ!<AIII BEBEfW'A
7<!~
TEt.f'AT '" )<!
HAI..M1AN - 3 tAJ:7II-JU....rlil.Of1m"r.'lUC4tf1 ..
39
DI JAI.»I tLIAA - KOT... I P...TOt<-kM I SKETS ... TABR ...KAN
NASIOfWJI>f\OP/TOt. KABUPATEN
I u
KOTA: KAMPUNa:
I I
KOTA
[ I I I
DATUM
I +
1 1 1 IKM.
I--
I--'-
r----
~
-
-
~
-
-
1 1 1 IKM.
I r-,-,---,- __ ::=:I
KOTA KAMPUNG • GJ.I.CAAKAN AIVJ( lIT AM.
-~ I
LAKA 01 JAlAN D~ KOTA ~SAKSI-l KETE~~. 'SAX!iI=~~
NMIII : NAMA :
ALAMAT: ALJoMAT;
< .... 2
4 ............... ----
--
A
lor--
I
A c J..IJ.AN .
Be JNAA .
o ~ JAlAN .
KECAlAATAN1 KOTA 1 ..
.I.l.lIAK TKP KE 1 ~..... .. .. I<m
.I.l.lIAK 1KP KE 2 c...... .... Km
-- I
--------~---------.-----
KETEI1ANGAN PENGEMUOll : KElEflANGAN I'ENGEMUOI 2 :
I
I
J·,,······
, "
.......~...... ~
KA " . PUKUl : -.
YANG MEMBUATLAPORm E····.··················
: ....... ...".-.
PERATORKOMi"
HAlAMAN - 4
T...'..nL·'r··'' ' .....
I
40
v. PRINSIP DASAR PENGENDALIAN PERSIMPANGAN DAN
ARUS LALU LINTAS
masing kaki persimpangan menggunakan ruang 2. menjaga agar kapasitas persimpangan opera-
jalan pada persimpangan secara bersama-sama sinya dapat optimal sesuai dengan rencana .
dengan lalu lintas lainnya. persimpangan- 3. hams memberikan petunjuk yang jeJas dan pasti
persimpangan adalah merupakan faktor-faktor yang serta sederhana, dalam mengarahkan arus lalu
paling penting dalam menentukan kapasitas dan lintas yang menggunakan persimpangan.
waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan,
khususnya di daerah-daerah perkotaan. Rancangan persimpangan dilakukan untuk
mengendalikan kecepatan kendaraan yang melalui
Persimpangan mcrupakan tempat yang rawan persimpangan serta mengendalikan mengurangi,
terhadap kecelakaan karena terjadinya kanflik antara atau menghilangkan gerakan yang berpotongan.
kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara
kendaraan dengan pejalan kaki, oleh karena itu
merupakan aspek yang penting dalam pengendalian
lalu lintas. Masalah utama (yang saling kait
mengkait) pada pcrsimpangan adalah :
+
4. parkir, akses, dan pembangunan yang sifatnya
umum.
5. pejalan kaki.
6. jarak antar persimpangan. CROSSING WEAVING
Terdapat 4 jenis dasar dari alih gerak kendaraan, Jumlah potensial titik konflik pada persimpangan
yaitu : berpencar (diverging); bergabung (merging); tergantung dari ;
berpotongan (crossing); dan bersilangan (weaving),
Seperti terlihat pada gambar 5.1. Alih gcrak yang l. 'jumlah arah pergerakan
berpotongan lebih berbahaya dari pada bersilangan, 2. jumlah kaki persimpangan
dan secara berurutan, lebih berbahaya dari pada alih 3. jumlah lajur dari setiap kaki persimpangan
gerak yang bergabung (merging) dan berpenear 4. pengaturan simpang
(diverging), hal ini disebabkan karena diikut serta-
kannya keeepatan-kecepatan relatif'yang lebih besar. Dalam menentukan sistim pengaturan persimpangan
dapat digunakan pedoman pada garnbar berikut yang
Sasaran yang harus dicapai pada pengendalian menentukan jenis pengaturan persimpangan yang
persimpangan antara lain adalah : harus digunakan berdasarkan volume lalu lintas
pada masing-masing kaki persimpangan.
41
I)
II
"!i
11 -
Ii
il
II!I
Aturan prlorltns yang sifatnya unum Ii
Ii·
Aturan prioritas umum yang adalah pembcrian II
ii'
kesernpatan bagi kendaraan ya g datang darl kiri II.'
untuk berjalan terlcbih dahulll,l prinsip ini cukup II·
II
tinggi. i II
II
III,
o 10 20 30 40 50 Pcngcndalian secara manual u:
11
Major road flow [tlmusan d veh,/doYl
Volume lalu lintas yang mcning at tcrus dari tahun !I
Gambar 5.2 ..Kriteria penentuan pengaturan
kc tahun, mengakibatkan hambatan pada kaki
pcrsimpangan jalan keeil, persimpangan prioritas IIII'
I, .
persimpangan. akan mcningkat terus hinggp mcncapai suatu II,
kondisi yang tidak dapat dileritna (rata-rata 2 ~ J ·11
, I:
j:.
"
II;
11
!I:
II
II·
r,I .
lII
Ii;
,1
42 II;
1! :
Ii
I'
: :1i _
[l :
Pada pengendalian persimpangan sccara manual LAMPU PENGATUR LALU LlNTAS
dibutuhkan petugas polisi yang dapat mengerti dan
dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar sistim Lampu pengatur lalu lintas merupakan suatu alat
prioritas untuk kepentingan keselamatan dan yang sederhana (manual, mekanis atau elektris)
efisiensi. alternatif melalui pemberian prioritas bagi
masing-masing pergerakan lalu lintas seeara
berurutan (untuk memerintahkan para pengemudi
PERSIMPANGAN PRIORITAS untuk berhenti atau berjalan. Alat ini memberikan
prioritas bergantian) dalam suatu periode waktu .
. Pada persimpangan priori las, kendaraan pada jalan Alat pengatur ini menggunakan indikasi lampu
utama (jalan mayor) selalu mempunyai prioritas hijau , amber dan merah . Tujuan dari pemisahan
yang lebih tinggi dari pada semua kendaraan- waktu pergerakan ini adalah untuk menghindarkan
kendaraan yang bergerak pada jalan-jalan ked I terjadinya pergerakan yang saling berpotongan
(minor) lainnya. Jalan-jalan keeil dan jalan utama melalui titik-titik konflik pada saat bersamaan .
hams jelas ditentukan dengan menggunakan
marka-marka jalan dan rambu-rambu lalu Iintas. Terdapat dua tipe dari konflik yaitu :
Jenis persimpangan ini dapat bekerja dengan baik 1. Konflik Primer, konflik antara arus lalu lintas
untuk lalu Iintas yang volumenya rendah, tetapi dari arah memotong.
dapat menyebabkan timbulnya hambatan yang 2. Konflik Sekunder, konflik antara arus lalu lintas
panjang bagi lalu lintas yang bergcrak pada jalan kanan dan arus lalu lintas arah lainnya atau
kecil apabila arus lalu Hulas pada jalan utama tinggi. antara arus Iau lintas belok kiri dengan pejalan
Apabila hal ini terjadi, maka para pengemudi mulal kaki.
dihadapkan kepada resiko dan kecelakaan.
Konflik Primer
Konflik Skunder
AnIS Kendaraan
l
(1at 6'
Gombar 5.4,' Contoh konfllk primer dan sekunder
tZ7H9'l
43
ii
1\
,I
, Ii II
IiIi H
i
, Ii
'I
t: Ii
\: II
1. peningkatan keselamatan lalu lintas . BUNDARAN LALlJ LINTAS IiIi 'Ii
!i
2. pemberian fasilitas pada penyebrang pejalan j) :n'J!
kaki Bundaran Ialu lintas merupakan suatu alternatif dari l Ii~l
I. 'u ,.
3. peningkatan kapasitas simpang antara dua jalan . lampu pcngatur lalu Iillias,) dirnana hal ini . t:
Ii IIn
uta rna mengendalikan lalu Iintas dcngau cara : Ii r'
f
Ii rr-
. I di
4. pcngaturan distribusi dari kapasitas bcrbagai I
r
arah arus lalu lintas atau katagori arus lau lintas 1. mcmbelokkan kendaraan~k1ndaraan dati ...suatu Ii 'III!
(kendaraan umum, (Ill). lintasan yang lurus, schinpga akan mcmper- ji
ii ,II! f
·Pcngaturan Waktu Lampu Lalu Iintas
lambat kecepatannya, f
2. membatasi alih gerak (maneuver) kendaraan
Ii
Ii :1,
'jl
j
j\ i
menjadi pergerakan betpcncar (diverging), Ii :1
u
F,
Pengaturan waktu pada persimpangan dengan bergabung (merging), (scrta bersilaugan ji
Ii' \l t.
lampu lalu lintas yang utama adalah priode . (weaving), jadi memperkccil kecepatan- Ii o.
j:
i! II f
integrcen antara phase, waktu siklus dan waktu hijau kccepatan rclatif dad kendaraan.
masing-masing phase. Prinsip-prinsip dasar untuk
;
..
r!
:\
'I
II
t G
n .~I
,.
pcngaturan waktu dapat dinyatakan scbagai berikut : Cara ini mcmpunyai kcuntl\nga~1apabila : II
Iiu
I
I!
:11
1. tidak terdapat arus lalu lintas memmggu pada
lampu mcrah jika dapat melewati persimpangan
i. ruangannya tcrsedia. \
2. volume lalu lintas kira-kiJa mcndekati sama
Ii 'II I.
tanpa menunggu arus lalu lintas laiunya. bcsarnya pada bcbcrapa kaki!pcrsimpangan. il!I !
2, Pelcpasan arus lalu lintas pada selama waktu 3. terdapat pcrgcrakan mcmbelok yang tinggi atau ! Ii!~ [I
II
,~
hijau dilakukan scefektif mungkin dalam upaya bervariasi, khususnya ken~araan~kendaraan Ii I
menghasilkan tundaan yang sekecil-kecilnya yang membelok kc kanan. I I: I!
I'
rr I
yang mungkin untuk arus lalu lintas yang 4. terdapat lebih dad 4 kaki pc~sjmpangan. . . , Ii :ij
il I
l
t
terkcna lampu merah, :
Ii :11 1
Bundaran-bundaran juga diguna~an untuk mcrnpcr- Iir II
Ii
11
Suatu lampu pcngatur Ialu lintas yang sedcrnana lambat keccpatan kendaraan-kendaraan, tetapi tidak Ii
Ii II
tcrdiri atas 3 buah lampu, yaitu : merah, kuning dan akan menghambat . kcndaraan-tendaraan tcrsebllt. ·Ji
1\ Ii
hijau dengan waktu-waktu yang tetap adalah secara bcsar-besaran seperti halt ya ketika berhenti i"i
dialokasikan kepada masing-masing pergcrakan lalu disaat lampu mcnyala merah. T knik ini khususnya : Ii 11
:11
liutas. akan sangat bcrguna jika digunakan pada ujung
. jalau yang berkcccpatan tinggi. I .; Ii ..
11
I'
H·
il
rtr
·11
I: ,'II
A""",,,,.,,"0' "~'' '
t~rhugh .hetJ)untJ~lflJu' I \\
\ \ WTlW nAD'US L!..!J Ii'Ii
·11
"
Ii
~tlTAY PATH CUAI/ATUne I'. \ \ ,\
~;'~~1I;~:~~':~:~~:',:,!~":~~~
~·s~~':~~~.~.\
liUfW""II.,~@
vt!/,klu
II. "'II,il~I.'1
j
\
11
·11
1I
II
'II
Ilam. GI....~W.V 11(11),hourd - • I E'XI,T nADIUS
Ii :1
J....'<':_:::;'"'"'m il
(IolelltUcll00m / I~ -'CD01bulflOI
"I:
,., \..,--::;\:- ..../0":0'
;-~--:--:-~::::.' .....-;:
"'"
" ...~...~ +---=:-:
.,
II
1[
Ii
il
L__ I:,'
---t.._~]
---- - ._.--..........
4tll~:IfI.'~/_i)__
Ii '!!
II'\\
Atcommend.t1"'JUllh01
(j,culllll"9'~I"D"O "'~v
,,1.2 "fTl,uimtlrnenr,y
~'7
'.5m '"
-rrl}'I.
\J/; I "",.'.....h'
~. t}(-'("
'tn.,., 10 ,ou,,,JaIHlul
1I.,td 10 prq ....tlp
; I'
I'
Ii
Ii
wl<1lll bu' nQ' "'Dr. ,h •.,
,S", I: "IIiI
m'" \ \ Ii
\i, ""11
~.~n)1 I Ii!I .1
:-
"
Gombar 5.4: COl1toh persilllpallgol1 dengan Lampu Gamba/' 5.6 : pengalul'on lalu linta...dengan H 'H"
1 I:
:1 ii11
lalll Iintas. b1111 daJ'an
I'
ji
i: II
"
\1 L!I
I: Ii
I'
!:
II
, Ii Ii
i:
I! 'II!!
I
ji
rI!,. i!
J!
T!
I: I!
44 I ,
,
I!
:'
I'
r
1!
q
;1
III' , li
!
I:
~IiI,
i'; : 'H
'il'I
l I It'I 1;
I
PERSIMPANGAN TIDAK SEBlDANG 2. didisaln sedemikian rupa, sehingga kendaraan
dapat mengikuti Iintasan-lintasannya secara
Yang dimaksud dengan tidak sebidang adalah alamiah, radius-radius yang kecil dan lengkung
apabila suatu lajur lalu Iintas atau jalan dinaikkan ke kurva-kurva yang berbalik hams dihindarkan.
atas jalan yang lain melalui penggunaan jembatan 3. menjamin bahwa para pengemudi dapat melihat
atau terowongan. Hal ini akan menghilangkan kon- .secara mudah dan cepat terhadap lintasan yang
flik dan mengurangi volume lain lintas yang harus diikutinya, dan dapat menganusipasi
menggunakan daerah yang digunakan secara secara dini kemungkinan gerakan yang ber-
bersama-sama (shared area), dan akan mengurangi potongan (crossing), bergabung (merging) dan
hambatan. Biayanya adalah tinggi' pemasangan berpencar (diverging), kaki persimpangan yang
lampu pengatur lalu lintas dapat mcmakan biaya jalannya menanjak harus dihindarkan.
Rp. 25 juta - Rp. 100juta, sedangkan suatujembatan
baru beserta perlengkapannya akau memakan biaya
sekitar Rp. 1 - 10 milyard. Biaya yang besar ini PERLENGKAPAN
dapat dibenarkan (diterima) karena akan PENGENDALIAN PERSIMPANGAN
diperolehnya penghematan waktu perjalanan,
manfaat ekonomis dan kecelakaan. Contoh sistim Perbaikan-perbaikan kecil tertentu yang dapat
pengaturan geometrik untuk pcrsiIangan tidak dilakukan untuk semua jenis persimpangan yang
sebidang ditunjukkan dalam gambar berikut : dapat meningkatkan unjuk kerja (keselarnatan dan
efisiensi).
"'-
.,
..
"
_;'
.. '
- .. ~
','
kanalisasi (mcngarahkan) kendaraan-kendaraan
ke dalam lmtasan-Iintasan yang bertujuan untuk
rnengendalikan dan mengurangi titik-titik dan
daerah-daerah konflik. Hal ini dapat dicapai
dengan rnenggunakan marka-marka jalan,
paku-paku jalan (road studs); median-median,
dan pulau-pulau Ialu Iintas yang timbul, Seperti
ditunjukkan dalam gambar 5.8.
2. Pclcbaran lajur-Iajur masuk : Pelebaranjalan
yang dilakukan pada jalan yang masuk ke
persimpangan, akan memberi kemungkinan bagi
Gambar 5. 7: Contoh persimpangan ttdok sebidang kendaraan untuk mengambil ruang antara (gap)
pada arus lalu 1intas di suatu bundaran lalu
lintas, atau waktu prioritas pada persimpangan
GEOMETRIK PERSIMPANGAN berlampu pengatur lalu Iintas. Seperti
ditunjukkan dalam gambar 5.9.
Geometrik persimpangan harus dirancang 3. Lajur-Iajur Percepatan dan Pcrlambatan:
sedemikian sehingga dapat mengarahkan pergerakan Pada persimpangan-persirnpangan antara jalan
(manuver) lalu lintas ke dalam Iintasan yang paling minor (kecil) dengan jalan-jalan kecepatan
aman dan paling efisien, dan dapat memberikan tinggi, maka merupakan suatu hal yang penting
waktu yang cukup bagi para pengemudi untuk untuk menghindarkan adanya kecepatan relatif
membuat keputusan-keputusan yang diperlukan yang tinggi dari kendaraan-kendaraan. Cam
dalam mengendalikan kendaraannya, Rancangan yang termudah adalah dengan menyediakan
geometrik persimpangan harus dapat : lajur-Iajur tersendiri untuk keperluan mem-
percepat dan memperlambat kendaraan. Seperti
1. memberikan lintasan yang termudah bagi ditunjukkan dalam gambar 5.10.
pergerakan-pergcrakan lalu lintas yang terbesar.
45
'I:
I' .
u:
II'
':1
ii·
'ilu
4. Lajur-lajur belok kanan : Sama oaluya dengan :11
"1
:
.
II
~ 1-
Gambars. J J Contoh pengendarm pershnpangan
I
dengan lajur belok anon.
I
Gamba!' 5.8 Contoh pengenaolian persimpangan I
dengan kanalisasi dam pulou-pulau.
30m
146~1
I ::
ii
ii·
I "
11·
I !II'
I j'" 5
!I
II ---, 1
7.3:1 ~~_-_-_-_-_<_. L_.=_._._•• _._==_=_==_=_u t- ji
I!
11
I'
Gombar 5.9 Contoh pengenaatlan perstmpangan u
dengan pelebaran lojur masuk pada II:
I,
kaki persimpangan.
Ii
Ii
11
ii
jl
t i
il
II
ii'
~I
~1
li
46 "
j'
PRINSIP DASAR ARUS LALU LINTAS
Kepadatan : adalah rata-rata jumlah kendaraan per
Kendaraan yang berjalan sendirian dapat berjalan satuan panjang jalan.
dengan cepat atau lambat sesuai dengan
kehendaknya. Sebagian besar pengemudi ingin n
mencapai tujuan secepat mungkin sesuai dengan k=
keadaan jalan yang memungkinkan untuk
ditempuhnya dan sesuai dengan kemampuan dari
kendaraannya. Apabila terdapat beberapa dimana:
kendaraan Jain di jalan tersebut, maka kendaraan k = kepadatan lalu lintas (kend/krn)
Jain tersebut kadang-kadang akan menghalanginya n == jumlah kendaraan pada lintasan ] (kend)
dan memaksa dia untuk mengurangi kecepatannya I = panjang Iintasan (km)
sampai dia dapat menyiap kendaraan tersebut.
Kadang-kadang dia pula yang menghalangi dan Dalam arus lalu lintas, ketiga karakteristik ini akan
memperlambat jalannya kendaraan Jain yang terus bervariasi, karenajarak antara kendaraan yang
bergcrak lebih cepat dari dia. ApabiJa lebih banyak aeak. Untuk merangkum dan menganalisa arus lalu
lagi kendaraan yang memakai jalan, maka lintas, maka nilai rata-rata dari volume, kecepatan
gangguan-gangguan semacam ini akan terjadi lebih dan kepadatan harus dihitung dalarn suatu periode
sering lagi. waktu.
47
II
I
Karakterlstlk sckunder Varlasl harlan : Arus lalu lintasl bcrvariasi sesuai
dengan had dalam seminggu. sclama enam hari, dan
Karakteristik sekunder yang terpentiug adalah jarak- di jalan antar-kota akan rncnjadi fibuk di had sabtu
antara. Ada dua parameter dari jarak-untara, yaitu : dan minggu sore. I
I
I
I
I
48 I
I.
i!
!
diperbandingkan dari tahun ke tahun. Di daerah • dimensi kendaraan untuk menentukan lebar
perkotaan, volume lalu lintas puncak per jam lajur dan radius belokan.
digunakan untuk keperluan desain, karcna volume • karakteristik kecepatan kendaraan,
ini jauh lebih besar dari pada volume pada waktu percepatan dan pengereman untuk
Jainnya dalam sehari, dan pada saat itu variasi arah menentukan kapasitas jalan. Pembagiannya
yang besar juga terjadi. Pada jalan antar-kota, berdasarkan atas kendaraan tidak
variasi lalu lintas dalam sejam cenderung untuk
jauh lebih kecil dan variasi menurut arahnya
biasanya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, untuk
.", . bermotor, bermotor kecil, sedang dan besar.
penggunaan kendaraan. Pengklasifikasian-
nya adalah angkutan pribadi (umumnya
jalan antar-kota arus lalu lintas harian digunakan mobil), angkutan umum (penumpang)
untuk keperluan desain. (umumnya bis) dan angkutan barang
(umumnya tmk).
Terminologi yang biasa digunakan adalah :
49
"
II'i
,1
:/1 ,-
ilIi
PARAMETER PENILAIAN RUAS JALAN
"II :
11 !i
Untuk mengukur kwalitas pelayauan dari mas jalan I!
adalah dcngan menggunakan tingkat pelayanan, " \-:
dirnana parameter kwalitas mas jalan tcrscbut antara II
I
11
lain adalah : 'i!
if
II
I!
• Kcccpatan !I L
• VIC Ratio !I
;11
• Tingkat pelayanan ,j ~
1
Untuk mencruukan kwalitas jalan terscbut dapat i.
1
dijelaskan pada label bcrikut : ii "
\1 't
I,I
i
TobeI5.2.: Karakteristik Tin kat Pelavanan
'i
II
Ii
II l
''I f
f
[
\1 [
~
!
yang 0,20-0,44 IIIi
,I
gerak II
"
II
dibatnsi dalam memilih O,43..(},74 "I'
'n
if
Arus mendeknti tidak stabil, kecepatan
lIlasih dikendnlikan
dilolerir
VIC masih d~pat 0,7.5..(},84 II
'"1
Volume lalu lintas mendekati/berada
kapasitns .
pad a
O,85-l,OO
II
'u
arus tidak stabil, kecepatan tcrkadang II
terhenti
11
Arus yRllg dipaksskau atBIi mncet, .Ii
kecepatan rendah, volume dibawah l!
:
kapnsitas >1,00 it
"I
Antrian panjang dnn lerjndi hambatnn- ;l!
hRl\\ballln all besar II
!I
:1
Untuk dapat melihat kwalitas pclayan dapat dilihat 1\
[I
pada gambar dibawah ini : :'1
II
.,II
'1;
!Iii
:\l
ilI'
iu
" )1 :
'.
I: ;jil
liI,
Ii ilII
II'I
IiI' l[
il
\(
:
!
I"
~ !i
),
1.0
0, neue voJllfnc/kapaltUIl
Gombar 5.J3 : Tingkat Pelayanan
, I'
: Ii .~l
'I
II
! ii; Ii
II
.. 11
II :
of!
II
50
I iii
, I,
~
-n\ \
Ii
I , l.
iiiI! i!
:if
I i
)n
! Ii
ji
Ji
Ii
VI. PENGENDALIAN PERSIMPANGAN DENGAN ALAT
PEMBERIISYARAT LALU LINTAS
Pengertian Kriteria
Alat Pcmbcri Isyarat lalu lintas, adalah perangkat Kriteria bahwa suatu persimpangan sudah harus
peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu dipasang alat pemberi isyarat lalu lintas adalah :
untuk mengatur lalu lintas orang dan atau kendaraan
a. Arus minimal lalu lintas yang menggunakan
dipersimpangan atau pada ruas
persimpangan rata-rata diatas 750 kendaraan/
Tahap, adalah bagian dari siklus apabila suatu jam selama 8 jam dalam sehari.
kombinasi perintah sinyal tertentu adalah tetap, b. Atau bila waktu menunggulhambatan rata-rata
dimulai dari periode waktu kuning dan berakhir pada kendaraan dipersimpangan telah melampaui 30
akhir dan periode hijau yang berikutnya. detik.
c. Atau persimpangan digunakan oleh rata-rata
Phase, adalah jumlah rangkaian isyarat yang
lebih dari 175 pejalan kakiljam selama 8 jam
digunakan untuk mengatur arus yang diperbolehkan
dalam sehari.
untuk bergerakf berjalan, (bila dua atau lebih arus
d. Atau sering terjadi kecelakaan pada persim-
diatur dengan isyarat yang sarna maka kedua arus
pangan yang bersangkutan.
tersebut berada dalam phase yang sarna).
e. Atau merupakan kombinasi dari sebab- sebab
.j;ibl",,;, atdalnl> ~m~Uliflr Ltnrnp..LtOhqr uiimanr JmJ)f.d~"thJt1k.'lt' ..rlinw.
semua pergerakan lalu lintas dilakukan, atau f. Atau karena pada daerah yang bersangkutan
merupakan penjumlahan waktu dari keseluruhan dipasang suatu sistem pengendalian lalu Iintas
tahapan.tselang waktu antara dimulainya hijau terpadu (Area traffic control/A TC), sehingga
sampai kembali hijau). setiap persimpangan yang termasuk di dalam
daerah yang bersangkutan harus dikendalikan
Waktu hijau antara, adalah Waklu antara
dengan alat pemberi isyarat lalu lintas.
berakhirnya isyarat hijau pada salah satu tahap dan
dimulainya waktu hijau pada tahapan berikutnya,
Syarat-syarat yang disebutkan diatas tidaklah baku,
(terdiri dari waktu kuning ditambah dengan waktu
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
merah bersama).
seternpat.
51
Penyampalan Isyarat dihilangkan dengau mclcpaskan I anya satu arus lalu :1
lintas , tetapi akau mengakibatkanI hambatan yang
a. TSYMatlampu. besar bagi arus-arus dad kaki-kaki persimpangan
lainnya dan sccara keseluruhan mcngakibatkan
b. Ukurau mengcnai isyarat alat pemberi isyarat penggunaan persimpangan tidak dfisicn. Oleh karcna
itu perlu dipertimbangkan untuk I mcngalirkan bcbe-
lalu lintas diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Pcrhubungan No.KM 62 tahun .1993 rapa arus bersamaan untuk me~pcrtinggi effisicnsi
tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Iintas. penggunaau persimpangan dcng~n tidak megurangi
perhatian pada aspck keselamatan.
c. Urutan Isyarat lampu yang berlaku di Indonesia I -I
adalah merah.hijau.kuning dan kembati merah
Menurunkan hambatan dan meniugkatkan kapasitas
dipersimpangan yang mcnggun~kan alat pcmberi
dan agar supaya tidak terjadi tumpang tindih
isyarat lalu lintas dapat 1ilakukan dcngan
antara waktu hijau antar phase, sebclum hijau
pada phase berikutnya diberi suatu waktu Iangkah-Iangkah sebagai berikut :I .
merah bersama (all-red) yang fungsinya untuk a. Menggunakan tahap sescdikif mungkin,
meningkatkan keselamatan di persimpangan, b. Arus yang mcmasuki persimpangan hams dapat
ditarnpung. I·
d. Rambu dan marka pclengkap. c. Waktu yang dialokasikan untuk masing-masing
tahap harus memenuhi kCbuttfhan. .
Rambu yang diguuakan dipersimpangan yang d. Bila memungkinkan sebaiktya koordinasikan
menggunakan alat pembcri isyarat lalu lintas antara pengendalian lalu lintas de igan alat pernbcri
lain: isyarat lalu lintas yang be dekatan, schingga
dapat menlngkatkan effisiensi (terbentuknya
1. Rambu NO.IS. tabcl Lampiran Sural
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 61 kclompok kcndaraan), I j I
~ I
· I
tahun 1993. tentang Rambu-rambu Lalu Lintas
di Jalan di Indonesia yang digunakan bila
Teknik-teknlk yang dapat dilctaPkan merupakan ,I
salah satu atau kombinasi berikut 1lini :
dipcrkirakan pcrlu untuk membcritahukan
kepada pemakai jalan bahwa dihadapan mercka
ada alat pemberi isyarat lalu Lintas.
a. Mengijinkan
.
I.
mempertegas dan mcmpermudah ditangkapnya konflik ke dalam beberapa tahap.
isyarat oleh para pemakai jalan,
Marka yang digunakan dipersimpangan yang diatur
Mcngijinlmn Pcrgerakan
dengan a1at pembcri isyarat lalu lintas berupa : garis
berhenti, panah penggunaan jalur serta garis utuh (Perslmpangan empat kald dcn 'all dua tahap
membujur mcnjclang persimpangan, diatur tebih
lanjut dalam Sural Keputusan Menteri Perhubungan
No.: KM. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan. Lain lintas yang datang dari a1 yang berlawanan
dilepas bcrsamaan, sedangkan ~edua arah lainnya
ditahan, Kcndaraan yang berjal.an lums mendapat
Prinsil) Dasar prioritas untuk bcrjalan lebih [dahulu, sedangkan
kendaraan yang akan belok kanan harus mcnunggu
Pada persimpangan yang mcnggunakan a1at pemberi kesempatan. I
isyarat lalu lintas, konflik antar ams lain lintas : II
dikendalikan dengan isyarat lampu, konflik dapal · I'
: ii
: I'
;I
· II
:· iII
I ii,
52
Bila jumlah lajur yang tersedia hanya satu maka Memisahkan Pergcrakan (persimpangan empat
kendaraan yang akan belok kanan dapat berjalan kaki dcngan tiga tahapan)
menuju pertengahan persimpangan untuk menunggu
kesempatan, dengan demikian kendaraan yang a.) Kaki yang berlawanan dengan waktu hijau yang
berada dibelakangnya yang berjalan Iurus tidak . tidak sama (Pemotongan cepat/early-cut-off).
terganggu. Pada Gambar 6.1 berikut dapat dilihat
bagaimana aliran lalu lintas diatur.
Bila arus belok kanan besar pada salah satu kaki,
tahap dapat dilakukan dengan cara pertama
sekali dilepas arus yang berlawanan bersama-
sarna, sedang yang belok kanan ditahan terlebih
-lllj
I~-·. t!-_
ditahan dan dilanjutkan dengan melepas arus
belok kanan bcrsama-sarna dengan arus yang
terus dari kaki yang sarna.
Karena arus belok kanan ditahan maka dalam
persimpangan yang diatur dengan cara ini perlu
Gombar 6.1 Pengaturan a/iran /a/u lintas sederhana
disediakan suatu Jajur khusus untuk belok kanan.
Membatasi Pergerakan (bila lalu lintas bclok Dalam persimpangan yang seperti ini maka dari
kanan dilarang) satu kaki (yang arus belok kanannya besar) perlu
disediakan dua bentuk isyarat lampu yaitu bulat
penuh untuk yang bergerak lurus dan panah yang
Langkah ini sebaiknya diterapkan bila arus dan
menunjuk ke arah kanan untuk yang akan
antrian .kendaraan yang akan belok kanan dan
membelok ke kanan. Pengaturan arus lalu lintas
sedang menunggu kesempatan untuk membelok
dengan cara pemotongan cepat disajikan pada
besar, sehingga dapat mengganggu kelancaran /
Gambar 6.3 berikut.
kapasitas persimpangan.
Jaringan yang ada disekitar persimpangan tersebut
dapat mengakomodasikan pengaJihan lalu lintas
dengan cara seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
6.2
53
Ii,II· 1\,
il· I
II: .
Dengan pengaturan yang demikian ini Pcngcndalian
persimpangan dapat diopcrasikan tanpa
j!
I! ·1
menggunakan lajur khusus belok kanan, tetapi Pengendalian alat pemberi isyarat lalu tintas dapat
bila mcmungkinkan untuk menggunakan lajur dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
I,i\ :
'I
I
belok kanan persimpangan akan beroperasi lcbih
baik. a. Waktu tetap. I
b. Dipcngaruhi olch arus lalu lintas,
Setelah arus bclok kanan bersih, bam kemudian c. Koo.rdinaSi aurar alat pembcri ~arat lalu lintas.
ditahan dan dari arah yang berlawanan dibuka .. d. Pengendalian dacrah sccara tCrradu
Jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 6.4.
1I. Waktu tetap 1
'j
.1
Dengan cara ini alat pemberl syarat lalu lintas
dikendalikan berdasarkan yang telah
ditctapkan lebih dahulu,
Pembagian waktu didasarkan tas survey yang
dilakukan tcrlcbih dahulu 1 ntuk selanjntnya
ditetapkan pembagian waktu yang terbaik.
Dengan tambahan peralatan tertentu (micro. it:;
.r
processor) pcnctapan waktu isyarat dapat
Gombar 6.4 Pengo/limn lalu lin las dengan mula/ diketompokkan sarnpai 3 alan 4 ketompok waktu,
terlambat (late-start).
untuk digunakan pada w ktu-waktu yang
berbeda-beda sepanjang hari (pa i, siang, sore dan
c). Tahap terpisah khusus untuk pergerakan belok malam dan lain-lain). I .
kanan. Kelemahan cara ini pada pencta~an waktunya yang'
tetap tidak dapat mengikuti kondisi arus lalu lintas
Bila arus bclok kanan besar pada kedua arah,
maka sebaiknya arus yang belok kanan dilepas yang bembal~-l~bah. . I... .
sccara simultan dan diberi tahapan tersendiri dan Dalam kondisi lalu lintas yang rep)
scnug tC.IJadl
arus-arus lainnya ditahan. pengemudi yang tidak sabar untuk menunggu I
II-
.
h. Dlpenguruh!olehArus ;•,lI.j,
II
Alat pemberi isyarat lal~ Iintas yang lii·
pengendaliannya dipengaruhi oleh arus lain lintas,
pcnggunaan persimpangan menjadi Iebih cfektip 11.
11: . .-_
dan waktu menunggu menjadi ebih pendek. j i ~
ll
i! .
:; I'I! il
i!i.
·i
Ii
i i . -
n
·Ii ;j!ll :.
Ii ,II
II
Gombar 6.5 Pengendalian arus dengan
memberikan tahapan khusus
untuk lalu lin/as belok kanan,
54
Setelah itu data dimasukkan kedalam kotak
pengendali. Dikotak pengendali nanti akan ditentukan
waktu hijau minimal dan waktu hijau maksimal.
Kontroler selanjutnya dihubungkan dengan detektor
yang ditempatkan pada jarak 30 in dari muJut
persimpangan, detektor ini berfungsi untuk mendeteksi
kendaraan, bila ada kendaraan yang mencapai dctektor
sebelum lampu berubah menjadi merah, maka lampu
hijau diperpanjang sampai kendaraan yang
bersangkutan dapat melewati persimpangan, dengan
batasan bahwa waktu hijau maksimum tidak terlampaui.
55
Pcngcndalian dengan komputer ini dapat • Lokasi oblck-objek ada disekitar'
dilakukan dengan dua cara, yaitu : persimpangan, teruta yang dapat
a. Dengan waktu tctap.
mengakibatkan ga terhadap pan-:
b. Dipengaruhi oleh arus lalu Iintas.
dangan,
• Lokasi tempat per-
PERHITUNGAN WAKTU PADA ALAT
simpangan.
PEMBERI ISY ARA T LALU LINT AS
• Kelandaian dari jalan
• Kelandaiari dari jala
Petunjuk ini merupakan pedoman untuk perhitungan
persimpangan.
dan pernbagian waktu pada pengendalian
persimpangan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas
Informasi ini digambarkan suatu peta
pada persimpangan yang terisolasi (tidak
inventarisasi pcrsimpangan,
dikoordinasikan dengan lampu-alat pcmbcri isyarat lalu
lintas Jainnya yang bcrdekatan).
Data 1I1'1lS lulu llntas
Sasaran perhitungan waktu ini adalah agar
persimpangan dapat beroperasi pada kondisi yang Data arus lalu lintas yang UIIJIIIUIII\(UI untuk per-'
optimal, dimana waktu mcnunggu dapat ditckan hitungan waktu alat pemberi I lalu lintas adalah
seminimal mungkin tanpa mengorbankan keselarnatan data arus untuk masing-masing pergerakan.Data
pemakai. rind pergerakan lalu Iintas yang meliputi
Volume dan arah pergerakan lalu yang diukur
selama 14, 16 alan 24 jam 1 minggu mcnurut
Informasi dan Data yang Dlperlukan klasifikasijenis kendaraan
Beberapa informasi dan data yang dipcrlukan Klasifikasi kendaraan untuk meng-
sebelum perhitungan waktu dapat dilakukan adalah: konversikan kendaraan satuan mobil
penumpang, Jangka waktu pclaksanaan survey tergan-
a. Geometri Persimpangan.dan lung kepada karaktcristik lalu lintas di
b. Data arus lalu lintas persimpangan yang bersangkutan.
56
Arus jenuh
Arus jenuh adalah jumlah maksimum kendaraan Sebagai pendekatan, arus jenuh dapat dihitung
yang dapat melalui mulut persimpangan per satuan berdasarkan rurnus:
waktu hijau.
Satuan yang biasa digunakan didalam penetapan S::: 540 w (S:MP/jam)
waktu adalah SMP/jam. Pada gambar 6.7 dapat
dilihat hubungan antara laju pelepasan arus lalu
lintas dad mulut persimpangan pada keadaan
dimana :
jenuh selarna waktu hijau pada satu siklus, pada
gambar juga akan terlihat bahwa pada saat lampu w adalah lebar kaki persimpangan yang
rnulai hijau ada bagian dari waktu yang tidak digunakan untuk mengalirkan arus
terpakai karena diperlukan suatu tenggang waktu (meter).
dad saat lampu mulai menunjukkan hijau dengan
reaksi yang timbul dari pengernudi, demikian juga
Faktor-faktor koreksi arus jenuh:
pada akhir (pada waktu lampu sedang kuning) ada a. Tanjakan atau penurunan, untuk setiap
waktu yang hilang. . presentase tarijakan dilakukan penurunan aros
jenuh sebesar 3% dan setiap presentase turunan
Sehingga waktu hijau yang efektipdigunakan untuk
dilakukan penambahan arus jenuh sebesar 3 %
mengalirkan arus lalu lintas tidaklah sarna dengan
b. Lalu tintas yang belok kanan, jumlah SMP lalu
waktu hijau pada lampu,
lintas belok kanan yang berpapasan dengan lalu
Hijau oktual = hijau efJektip ditambah dengan waktu lintas yang terus harus dikalikan dengan
kuning dikurangi waktu yang hilong. faktor 1,75.
c. Bila ada lokasi parkir dekat dengan garis henti,
maka lebar w hams dikurangi sebesar :
c
'"
::J
'":Jrr u· w = 1,68 - (0,9 (z - 7,62»1k (meter)
_.2
0"
~8.
;;; ~
.a:: .,
waktu hijau efektiv
~~ -----------'----~
dimana:
~~ I w = pengurangan lebar, meter
o fti ~_ kehilangan waktu mulai
z = jarak lokasi tcmpat parkir ke garis henti,
~ ~ (, kehilangan waktu akhir --l I
meter.
AI [l Time C 10 k = Waktu hijau dari kaki persimpangan yang
I :.I~'1I111 a·.p'~cts. r bersangkutan, detik.
ljUHH--'-'-- -- f---.>:L..~mlm d. lalu lintas, dikoreksi dengan mengkonversikan
merah hijau kuning merah kedalam satuan mobil penumpang (SMP)
Gambar 6. 7. Arus Jenuh dan waktu yang hilang pada menurut Tabel 6.1
alat pemberi isyarat. e. Radius tikungan, semakin kecil radius tikungan
. semakin kecil kapasitas dari jalur yang
n"1orn~olnl .....,#"1",..... '""ft_n~,,·.,tt _"'""'"",, a....o.... tl,....~••
Besarnya arus jenuh tidaidah sarna pada setiap .IU\,rUIV\wlVI\. )QJl6 Ul\".oIlOU\.ULI I UlIIU.;J V\,.rJ.J.AUl •
57
II
,I I
,
:I I .f
.i. I
R :::::Radius tikungan , meter. Waktu lIiju. untuk Muslng.Hru.fl"g tahap I: I
-I'
: ..
,I I
a. Waklu hijau efcktif
Diagram Phase. , I- I
Waktu hijau untuk masing-masiug
I
tahap dihitung I
Diagram phase yang akan digunakan tcrgantung dcngan menggunakan rumus berifut : I
'----------+--1 -
Eyi,mak
y
I
----··-(Co - L) (Iclik
Ji I
. I
I
I
I
I
dimana: . 1
Waktu siklus minimal dapat diperolch dengan
menggunakan rumus pendekatan bcrikut : Hi = waktu hijau untuk tahap i'Jetik. il
Co == waktu siklus optimal, deti 1. :!
L
I-
C,min == --------- (detik) b. Waktu hijau aktual I . I-
1 - y I
dimana:
L
L
C,min = waktu siklus minimal, detik
:::::n*1+ sm, detik.atau
(Ewha - I), detik
~ngend,lian ,d81:ia = Gi + k J
Waktu hijau yang aktual diprogramkan pada kotak
l I
!
n jumlah phase
Ii waktu yang hilang pada phase i., dimana: 1
SMP/jam I i
I
Kapasitas persimpangan yang dikcndalikan dcngan I
si arus jenuh untuk arah i, SMP/jam alat pemberi isyarat lalu lint s adalah jumlah
maksimum kendaraan yang dapat melalui I
b. Waktu Siklus Optimal ( Co ) pcrsimpangan.
Kapasitas persimpangan berhubt ngan dengan nilai
I
1,5L+ 5 I
i
•I
I
58 i
I
I
I
: !
,
i
!
Contoh sederhana perhitungan siklus alat pemberi 1,5 L + 5 1,5 (9) +5 18,5
isyarat : Co = -------- - ----------- ---- = 71 detik
1- Y 1-0,74 0,26
Misal terdapat simpang cmpat tertentu, dcngan lebar
kaki persimpangan seperti yang ditunjukkan dalam Pengaturan alat pemberi isyarat kemudian menjadi :
gambar 6.8. Dengan volume dan kapasitas masing-
masing kaki tercatat sebagaimana terlihat pada tabel
6.2, yang diperolch dari hasil survai lapangan. YUSmaks
H.US :=: ----------- x (Co - L) detik - 1
y
0,35
------ x (71 - 9) - 1. 28 detik
0,74
Y.TBmaks
H.TB x ( Co - L ) - 1
= -----------------
y
-----
1500
--
1400
) (--t
7.30",
1
i 0l
r 60
SELATA
0,39
---------- x (71 - 9 ) - 1
0.74
= 32 detik
36~m~365Im
.!. ...t~~
...', . pengaturan waktu ini diperlihatkan secara diagram
xz»
] seperti ditunjukkan pada gambar 6.9 berikut,
: : all red 2 dt
~~
keterangan :
Contoh lain yang lebih sederhana untuk menentukan
waktu pengaturan pada lampu pemberi isyarat lalu
q = Volume lalu lintas per jam (smp)
lintas (IL) adalah dengan menggunakan grafik
s = Kapasitasjalan (lebar jalan x 525)
penentuan waktu siklus sebagaimana ditunjukkan pada
Y = Volume per kapasitas
gambar 6.9. Dari Grafik tersebut, dapat dijelaskan
L = 2n + R = (2 x 2 ) + ( 2 + 3 ) = 9 detik
bahwa untuk menentukan pengaturan waktu pemberi
isyarat lalu lintas, langkah-langkah yang harus
Cara perhitungan :
dilakukan adalah :
1. Menghitung volume lalu lintas tiap kaki per-
Utara Selatan . Timur Barat sipangan per jam dalam satuan mobil penumpang
q (sml) 650 600 1400 1500 (smn)
'----r/'
s (smp) 1850 1900 3850 3850
2. Menentukan waktu siklus yang diinginkan
Y (q/s) 0,35 0,32 0,36 0,39
berdasarkan pilihan waktu yang ada dalam grafik
Ymaks 0,35 0,39
(40 sid 120 detik),
Y=1;Ymaks 0,74
3. Setelah itu dapat ditentukan waktu hijau sekaligus
jumlah kendaraan maksimal yang dapat melewati
persimpangan per siklus.
59
~~~M4~++++~~~~I~~44~++~~~~~~44~4+++~~~I4-~~~O
: g ~ ~ ~ I~ ~ g ~ 2 ~ 2 ~
SOl>1l$ t13d N"i>IdV\lV'Hla 9NV'A 1V'WIS>WWN'VWV'aN3>1 HV'lWnr· I
~ ~ ~ !2 !2 !!1 ~ ~ ==
N~~m.o~_~N~~m~ow-~~ro.m~owN~~ro.m~
Q Q m (7) m co. <0 "" ,... It)
VOIO_wNoo~mvolDo-~NroV(7)100WN~~~vmIOOIt)-,,"N
U) 101010 V V ~ ~ N N _. 1-
IOIO~V~~NN-~-O m~row~""~WIDIO~ •• ~~~NN--
-------------
(>l113a) NV'>lmmdlO 9N'<IAWflWINIWfl'<lflH (ll.)tVM
.
60 I
!:
II
I
\
VII. MANAJEMEN LALU LINTAS
61
I
lain scperti membuat jalan satu arah, dalam hal inl Teknik yang dapat· dilakllkan idalan mallajcmen
jawaban dari skala waktu harus dipertimbangkan demand ini alltara lain adalah dengan mclakukan :
tctapi hams telap konsisten pada penanganan jangka I
62
• kebijaksanaan parkir lalu lintas berubah dimana jaringan jalan arteri
• penutupan jalan dapat diputuskan untuk dibangun, sirkulasi jaringan
• area dan cordon licensing yang sesuai harus diputuskan untuk membangun
• batasan fisik terutama di daerah CBD, hal ini bisa berupa
perubahan sistim jalan menjadi satu arah dan
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa perubahan kontrol parkir scrta perubahan kontrol
pemilihan strategi sangat dipengaruhi oleh skala persimpangan.
waktu maka strategi yang dapat dilakukan
berdasarkan skala waktu tcrsebet adalah sebagai
berikut: . Beberapa penerapan yang dapat diaplikan langsung
dilapangan dalam melakukan manajemen lalu lintas
Sekenka, strategi seketika dilakukan untuk ini antra lain adalah :
memperbaiki arus la1u lintas dengan mengontrol
adanya gangguan dengan melakukan hal-hal sebagai . Jalan Sat" Arah
berikut:
Dengan meningkatnya arus lalu lintas banyaknya
a. tentukan janngan jalan arteri dan tentukan titik-titik konflik antar kendaraan dengan kendaraan
kebijaksanaan untuk menghubungkan seluruh lain maupan dengan pejalan kaki, hal ini mendorong
arus lalu lintas dalam jaringan jalan tersebut. dilapakukannya penerapan jalan satu arah.
b. jalan artcri ambil seluruh parameter yang Jalan satu arah biasanya dilakukan dengan cara :
.diperlukan untuk menjamin adanya arus lalu
lintas yang lancar dengan memaksimumkan a. jalan satu arah yang permanen
kapasitas arus lalu lintas bisa didapat dengan b. jalan satu arah sementara, dimana pada saat
jam sibuk dibuat jalan satu arah tetapi pada jam
mengontrol parkir baik untuk kendaraan tidak sibuk merupakan jalan dua arah.
pribadi, penumpang dan barang dengan
menentukan tempat pemberhentian angkutan Manfaat jalan satu arah
umum,
• memisahkan tipe kendaraan yang berbeda Manfaatjalan satu arah adalah sebagai berikut :
dengan membatasi penggunaan jalan untuk
tipe kendaraan tertentu. a. Meningkatkan kapasitas
• kontrol pcnyiapan (overtaking)
mempertahankan kondisi jalan dan • mengurangi hambatan-hambatan pada
memastikan bahwa tidak ada objek yang persimpangan yang ditimbulkan olch
membahayakan di jalan. konflik kendaraan membelok dan konflik
• memastikan penggunaan marka jalan dan arus kendaraan dengan penyeberang jalan.
rambu secara benar dan efektif. • memungkinkan penyesuaian lebar lajur
lalu lintas yang dapat menambah kapasitas
c. ruas jalan lainnya ambit suatu parameter untuk ataupun menambah lajur baru.
menentukan akscs dengan mengontrol ruang • meningkatkan waktu tempuh.
parkir terutama di daerah CBD untuk angkutan • memungkinkan perbaikan pengoperasian
barang dan kendaraan komersil dimana hal ini angkutan umum dengan terhindarinya
akan menghasilkan kebijaksanaan parkir dan berangkat dan pulang melalui jalan yang
kebijaksanaan pembatasan lalu lintas. sarna.
• terjadinya penyebaran lalu Iintas guna
d. persimpangan yang macet, tinjau metoda menghindari kemacetan pada jalan-jalan
pengendalian, geometrik dan pengaturan yang berdekatan.
lampunya dan metoda-metoda yang mungkin • menyederhanakan pengaturan lampu
untuk meningkatkan kapasitas. pemberi isyarat lalu lintas terutama pada
kasus koordinasi.
Manajcmcn lalu lintas jangka pendek, skala waktu
jangka pendek memungkinkan rencana manajcmen
63
[:. :1
, i,
Ii 11 :
ii' ::
I
Ii ,I
,. IIi!
II:
b. Mcningkatkan kcsclamatan c. mcmpertimbangakan jaring:(n jalan yang ada
i
. I:
I,
ril:
II·
apakah dapat diperolch sePfflsang jalan searah
pcngurangan konflik antar MUS kendaraan untuk mendistribusikan aru yang scbclumnya
dan antara arus kendaraan dengan dna arah. II:
I, :
penyeberang jalan pada pcrsimpangan. d. pcngaruh yang timbul tcrhlldap pcngopcrasian il
u
• terhindarnya penycbcrangan jalan terjebak augkutan umum. .
Ii· III.
ditengah arus lalu lintas yang saling e. apakah perlu dilakukan pertllllbangan terhadap 1~
,[
berlawauan arah, larangan parkir untuk memFnuhi jumlah lajur II
:~I .
perbaikan pada pcngarnatan di persim- yang cukup, . . .
il'I'
pangan bagi pengemudi. f. perubahan apa saja yang pertu dilakukan dalam
c. Lain-lain
perambuan, marka, lampu pemberi isyarat lalu
lintas dan peralatan pengontrbllainnya.
Ii:
II:
·11
g. memperhitungkan pengamh dari angkutan 11
11 ....
• menambah kapasitas lalu lintas untuk barang, I : ~ il . !.
interval waktu tertcntu tanpa biaya yang h. memperhitungkan pcngaruh I terhadap daerah .. !I ~
daerah pembangkit lalu lintas sckitar jalan satu ii i'
mahal, II . - ,I
arah tersebut dan diPcrhitunJlkan pula pengaruh
• pengcmbangan master plan sccara ber-
tahap. . dari sistem perparkirannya,
il; :
• memperolch pembaharuan pola lau lintas
dalam waktu singkat dengan biaya yang
i. pertimbangan gcomctri [ala 1 satu arah harus
diperhatikan schingga pada pertemuannya
il· ..
rendah, . dengan lalu lintas dua arah }idak menirnbulkan
• mcnyediakan sarana bongkar muat kcmacctan maupun masalah rselamatan. II
kcndaraan angkutan barang dengan
II·I·
pcngaruh yang kecil pada ruas lalu lintas. Disain sistcm jRlan satu arnh I :1
hams memutar untuk mcncapai suatu tujuau yang bcrlawanan arah. I II·
tertentu, hal ini akan menambah biaya
perjalanan.
• scpasang jalau searhh yang paling
disarankan adalah yanglsaling berdckatan. l
.111
d. bagi pcndatang bern mungkin pcngaturan ini il
membingungkan , khususnya apabila geometri b. Ujung .jalan satu arah I . il
'II
jaringan jalan tidak beraturan serta marka dan I . II
rambu tidak jclas. Pola jaringan jalan tcrtentu biasanya sangat !I
e. bagi kendaraan-kcndaraan untuk kebutuhan cocok unluk dioperasikan ~cbagai sisten jalan II
darurat seperti pcmadllm kebakaran dan satu arah misalnya jalan I yang berpotongan "
il
ambulance, dalam hal iui tcrpaksa mcmutar. damn menjadi satu berbcnt\~k "y" . Pada pola 'i I "
grid sistem jalan searah a~all bcmjullg pada !III·
Pcrcncanaan jalnn sntu arah persimpangan dcngan 4 kaf.i. jika suall! jalan I!
salll arah bernkhir pada s atll jatan arleri , il
Sebclllm mcnerapk:lI1 sistem jalan salu amh maka maka sebaiknya sistclll salll arab ini diteruskan
sampai satu blok di depaOl ya, schingga tidak
l II
I·
beberapa pertimbangan bcrikut ini sebaiknya I
dipcrhatiakan antara lain; mcmpengaruhi operasi lalu intas eli jalan arteri
tcrsebut.
64
Lalur !)asang surut arus lalu lintas akan melampaui kapasitas aktual,
kemungkinan penerapan lajur pasang surut dapat
Pada jam-jam sibuk tertentu, volume lalu lintas dipikirkan.
masing-masing arah pada jalan-jalan arteri dua
arah sangat tidak seimbang. kondisi ini sangat Saat tcrjadinya kemacetan ; Dalam hal ini harus
tidak efisien karena kapasitas jalan tidak dapat dipastikan bahwa saat terjadinya kernacetan
dimanfaatkan secara penub, oleh karena itu lalu lintas adalah periodik dan dapat diperkirakan,
tajur pasang surut merupakan salah satu sehingga pengoperasian sistem tajur pasang surut
alternatif pemecahannya. dapat lebih mudah.
Pada sistem lajur pasang surut, satu atau Jebih Perbandingan arah volume laID Untas ; Sistem
lajur lalu lintas dikhususkan untuk arus lalu lajur pasang surut dicapai dengan pemanfaatan lajur
lintas arah tertentu pada jam sibuk dimana pada arah dengan volume lalau lintas yang Jebih
maksud dari tajur pasang surut ini adalah untuk rendah, Perhitungan volume lalu lintas perlajur akan
memberikan tambahan lajur untuk arah yang memastikan apakah beberap tajur pada arah minor
mempunyai arus laulu Iintas yang lebih besar. dapat dikurangi atau tidak, kalaupun bisa beberapa
Pada keadaan ekstrim bahkan pada jam-jam yang akan dialokasikan untuk masing-masing arah
sibuk tertentu jalan dua arah dapat diubah dan kapan lajur pasang surut diberJakukan.
mcnjadi satu arah.
Kapasitas pada lokasi-Iokllsi akses; kapasitas
Manfaat dan kerugian yang memadai harus terpenuhi pada ujung sistem
lajur pasang surut sehingga memudahkan bagi
Sistem lajur pasang surut secara logis pengendara yang masuk maupun keluar sistem
merupakan metode yang paling efisien dalam tersebut. Apabila hal tersebut diatas tidak. terpenuhi
meningkatkan kapasitas jaringan jalan pada maka penerapan sistem lajur pasang surut tidak lebih
jam-jam sibuk. Hal tersebut dilakukan dengan dari pada hanya memindahkan masalah lalu Iintas
cara memenfaatkan lajur lalu lintas pada arah dari satu tempat ke tempat lain saja.
yang menpunyai arus yang lebih kecil untuk
digunakan bagi lalu lintas yang arusnya lebih Mctode pengaturan
besar yang berarti merupakan langkah
pemanfaatan lajur semaksimal mungkin, Metode atau cara yang dapat dilakukan dalam
menerapkan sitem lajur pasang surut antara lain:
Disamping hal tersebut diatas perlu pula
diperhattkan hal-hal yang dapat dianggap a lampu pengatur lalu lintas dapat dHetakkan
merupakan kerugian dari lajur pasang surut ini diatas masing-masing lajur.
antara lain adalah : b sistem rambu yang memberi petunjuk adanya
pengaturanlajur pasang surut serta saat
a pada jam-jam sibuk tersebut kapasitas pada berlakunya.
arab arus yang kecil berkurang. c berbagai pembatas fisik seperti kerucut lalu
b menimbulkan sedikit masalah pada ujung lintas dan lain-lain.
jalan yang bersangkutan.
c memerlukan pengawasan yang ketal, untuk
mencegah pelanggaran terhadap Pcngaturan Keceoatan
pengaturan tersebut.
Peugaturan dan pembatasan kecepatan dimaksudkan
Pertimbangan lajur pasang surut untuk membantu pengendara dalam memilih
kecepatan yang sesuai dengan kondisi jalan dan
Ada beberapa halal yang harus dipertimbangkan cuaca serta Hngkungan yang ada sehingga akan
sebelurn suatu sistem lajur pasang surut diterapkan diperoleh kondisi arus lalu lintas yang lebih baik dan
yaitu: mengurangi angka kecelakaan.
65
Faktor-faktor yang mempengaruhl kecepatan • rcgnIasi yang ditctJkan oleh badan
legislatif dan umumnya bcrlaku di seluruh
Sikap masyarakat ; instansi pengclola jalan daerah. I
biasanya menerima usulan untuk melakukan • regulasi kecepatan dala~\ suatu daerah atau
pernbatasan kecepatan yang berarti menunjukkan zona tcrtcntu yang ditc~tukan olch instansi
adanya suatu hal yang kurang benar pada suatu mas yang bcrwenang berdasarkan suatu studi
jalan. Masyarakat, baik sebagai individu maupun teknis, I
kelompok akan mcngusulkan batas kecepatan yang
lebih rendah untuk jalan-jalan disekitar tempat b. Kcecpatan maksimum Iyang disarankan
tinggalnya, (advisory maximum speed indication), yang
tidak mempunyai sangsi i hukum tcrhadap
Kecelakaan ; Tingkat frekuensi kccelakaan dalam kecepatan yang disarankan' pada suatu Ioknsi
kaitannya dcngan kecepatan, berbagai program pada kondisi tertentu. Di!e.lompokkan dalam
keselamatan lalu lintas dilakukan untuk mcyakinkan dua jenis yaitu : .
bahwa keccpatan adalah penyebab utama suatu
kecelakaan lalu lintas, . • batas : maksimum a solut. mcrnpakan
batas maksimum dimana I
bcrjalan diatas
Lingkungan ; pcngaruh lingkungan pada kecepatan, kecepatan tcrsebut I secara hukum i;_
penentuan batas kccepatan tidaklah sama pada merupakan pelanggaran, terlepas dari : [:
semua tempat tctapi sangat tenggantung sckali pada kondisi [alan, volume [alu liutas dan lain- i:
situasi kondisi daerah setcmpat, lain. i· l'I!
Jcnis dan kondis jalan ; kcpatan yang tinggi relatif
• batas maksimum Print! facie II"
I I·
i
c. Data kecelakaan pada jalan-jalan dimana sangat dibatasi, batas
d. Volume serta pengaturan lalu Iintas kecepatan muumum diberlakukan untuk
menghindarkan adanya perbedaan kecepatan yang
• volume lalu lintas terlalu besar yang biasanya merupakan penyebab
• parkir dan bongkar muat kecelakaan.
• kendaraan umum
• pengaturan arus membelok Perambuan
• . lampu pengaturan lalu lintas dan rambu serta
marka yang mempengaruhi atau dipengaruhi Perambuan untuk batas kecepatan hendalcnya
oleh kecepatan. memakai perambuan yang telah distandardkan.
• konflik kendaraan dengan pcjalan kaki Dimana jarak pemasangan berfariasi sesuai dengan
tipe jalan dan Iingkungan.
Penentuan batas kecepatan pada tikungan
(untuk kecepatn yang lebih tinggi, hendaknya Pcngaruh pembatasan lalu lintas
menggunakan sudut yang lebih keeil)
Pada kondisi macet, setiap penambahan jumlah
Perhitungan teoritis kendaraan dalam arus lalu lintas akan menambah
jumlah waktu yang diperlukan dan juga biaya yang
perhitungan ini disarankan menggunakan rumus : dibebankan pada setiap kendaraan yang berada
dalam arus lalu lintas tersebut. hal ini dapat
dijelaskan pada gambar dibawah yang
menggambarkan hubungan antara arus lalu lintas
y2 127 R (e + f)
dengan waktu perjalanan.
dimana:
67
I
I! .
Woklll perjalanen (menJllkm)
tersedia, rata guna lahan, kepadatan pcngembangan
termasuk juga kepentingan sosial ekonomi.
Efektifitas dari kebijaksanaan erkiraan seperti di
penambahon per satu alas merupakan salah satu met it pembatasan lalu
satuan WBktll
···l········································ lintas yang sangat tergantung pada beberapa hal
seperti :
.... .penambahan kelambatan
~.. , - - .
a. kendaran angkutan b rang mmungkin
mempunyai tempat parki~ scndiri sehingga II
dapat parkir tanpa dikenakan biaya. II
b. lalu lintas yang hallY" melalui daerah
pembatasan lalu lintas tanp~ berhenti tidak akan
tcrkena kebijaksanaan perparkiran ini.
c. biaya parkir yang dibayar olth perusahaan:
d. proporsi dari tempat parkir Ifribadi yang tinggi. .
n A c. jika pengaturan parkir ternyata berhasil dalam
AnlR (]rend/jal1\)
mengurangi kemacetan, maka biaya pcrjalanan
untuk kcndaraan yang tcrmasukI
dalam katagori
Gombar 7.1 Hubungan antara arus lalu lintas tersebut akan mcnjadi lebih rcndah sehingga
dengan waktu perjakman. mcrangsang pellumbuhal1lalu Iintas.
Biaya masuk
Keterangan gambar ; penambahan kendaraan pada
tingkat arus /inggi (AJ akan membangkitkan Tiga sistem pembayaran ya?g berbcda dapat
kelambatan pada setiap pemakai yang lebth besar diterapkan untuk biaya masuk ya,tu : .
dlbanding kan dengan penambahan kendaraan pada
tingkat arus lalu lin/as rendah (8) a. supplementary license (Sistit!l tanda izin) adalah
suatu tanda izin yang. memperbolchkan
penggunaan kendaraan didalam suatu daerah
Metoda pembatasan lalu llntas tcrtentu. tanda izin dapat Idibcli untuk suatu
periode tertentu dan dipdrHhatkan di kaca
Pembatasan lalau lintas yang biasa ditakukan adalah jendcIa pada waktu pcmcrjksaan . Tanda izin
dengan mcnggunakan pembatasan fisik antara lain: dapat dibeli dalam jumlah banyak dan dapat
dikembalikan jika tanda zin tcrsebut tidak
a. Mengurangi jumlah jalan akses mgunaxan. TJaera'l1 PCl'Kot'l~Jl «toag! mcn)affl
b.
c.
mengurangi waktu hijau lampu pemberi isyarat
lalu lintas.
mencadangkan bebcrapa jalan akses mcnjadi
jalan untuk angkutan umum atau tempat parkir.
seluruh daerah tcrscbut. r
bebcrapa zona dengan biaya berbcda-beda
ataupun dengan suatu harga yang sama untuk
I
68 I
I r-
I i
iii
pada pintu masuk , administrasi, deflnisi dan antara zona dan biaya hanya dikenakan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan tempar parkir. kendaraan yang melalui batas zona tersebut.
Sisitem dan Pengkajian Tanda Izin Sistem titik harga (point pricing system) ; sistem
ini dibagi alas 2 tipe yang tergantung lokasi dari
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada sistem alat pencatat inforrnasi biaya yaitu :
tanda izin adalah sebagai berikut :
a. pada kendaraan, alat ini terletak dalam
a. daerah dimana sistem ini akan diterapkan harus kendaraan dam mencatat infonnasi berapa
didefinisikan dengan jelas batas-batas jumlah titik yang telah dilalui.
daerahnya. b. tidak pada kendaraan, alat ini mencatat
b. pengemudi yang memasuki daerah tersebut identifikasi setiap kendaraan yang melalui titik
diharnskan untuk memperlihatkan tanda izin tertentu dan mengirimkan informasi tersebut ke
tersebut. Tidak terdapat adanya pintu masuk komputer pusat yang nantinya akan dibebankan
yang harus dilalui. kepada pemilik kendaraan tersebut melalui
c. . tanda izin tersebut pada dasarnya mempunyai tagihan bulanan.
harga yang seragam dengan periode waktu yang
tetap. Kedua sistem ini telah dikernbangkan terutama
d. sistem pemeriksaan pada dasarnya berupa sistem komunikasi antara jalan dan kendaraan yang
pemeriksaan dari kendaraan yang sedang dilakukan melalui kabel induktif yang ditanam
bergerak baik pada pintu-pintu masuk ataupun dalam permukaan jalan dengan penerima yang
di dalam daerah tersebut (tempat parkir). dipasang pada kendaraan.
69
VIII. FASILITAS PEJALAN KAKI
a.
P ejalan kaki adalah suatu bentuk transportasi
yang penting di daerah perkotaan sebagai
contoh di DkI Jakarta 40 % dari seluruh perjalanan
Pergerakan menyusuri jalan
71
, II,.,:
,
I
,
,
Ii.
I
I . I
I·
agar mau menggunakan
menaiki dan menuruni tangga.
fasilitad pejalan kaki untuk
I . Ii.
i'
6 orang 2,3 - 5,0
3 orang 1,5 - 2,3 Jika fasilitas pejalan kaki diperlukan, maka
2 orang 0,9 - 1,5 pertimbangkanlah hirarki dari : I
1
• pulau pelindung (refuge island), .
Ruang bebas di atasnya hams sekurang-kurangnya •
•
zebra cross.
penyebcrangan dcngan lampi pengatur (pelican
l'
2,5 meter.
crossing). I ..
Trotoar hams didesain sedemikian rupa sehingga • dan hanya jika hal-hal di atas tidak cukup i
memungkinkan bagi penderita cacat yang memakai memadai, maka dapat dipertimbangkan jembatan
kursi roda untuk dapat mcnggunakannya, yaitu dan penycberangan bawah tarah.
dengan memberikan kelandaian pada setiap akses
maupun dipersimpangan seperti ditunjukkan dalam Metodc umum untuk mcngtdcntifikasikan penna-
gambar berikut : salahan-pcnnasalahan yang mungkin tcrjadi adalah
melalui pengukuran .konflik ken1araan/pejalan kaki,
I
baik rv maupun py2, dimana : I ' ;I
"''''~~~:''~ i
T~
u
""'",...".,,,",-,,"",.
~~II " P == volume pejalan kaki yang I cnyeberangi jalan
pad a panjang 100 - }50 meter. , !
I~I:
'HOI~"
'l1~
y == volume kcndaraan setiap ja 2 arah pada jalan
OI!lAIt. 'IPoE A
't: id , ijWij
w
2 arah yang tidak dibagi (tidak a a median).
72
pejalan kaki. Mengingat hal ini, maka penggunaan
zebra cross perlu ditingkatkan dengan melakukan
pengawasan atas dioperasikannya dengan dibantu
petugas . seperti didepan sekolah oleh Patroli
Keamanan Sekolah. . Prototipe layout zebra cross
diperlihatkan pada Gambar 83.
Penyeberangan dengan alat pemberi isyarat akan • lebih mudah dibangun, dan oleh karenanya
menghentikan arus lalu lintas kendaraan. 01eh lebih murah (tetapi kira-kira 4 x biaya
kerena itu sistim ini akan mengurangi kapasitas lalu penyeberangan pelican).
lintas pada mas jalan, maka hams dievaluasi • lebih disenangi (orang tidak suka terhadap
pengaruhnya terhadap kapasitas ruas jalan pada ruang yang tertutup) ..
masa yang akan datang. Prototipe layout • lebih kecil kemungkinan untuk rusak.
penyeberangan pelican ini diperlihatkan pada • lebih aman dari kejahatan (copet, rampok).
gambar 8.4 dan 8.5. • lebih mudah untuk dibersihkan.
• lebih sedikit kemungkinan untuk banjir.
.
:
mengatasi ini dapat dilakukan dengan membuat
jalan yang landai (ramps) dengan gradien
maksimum I : 10. Gambar 8.6 menunjukkan
standard yang direkomendasikan. Terowongan
penyeberangan harus sekurang-kurangnya memiliki
lebar 2 meter dcngan tinggi 3 meter dari lantai
I I tcrowongan serta harus dilengkapi dengan lampu
...... ..., +
I 2 3
1 penerangan .
+ +-
,
,
t
,
.ao_. t
~
Fasilitas penyeberangan dengan menggunakan
T t I--
jembatan penyeberangan sekurang-kurangnya
memiliki leber 2 meter dan tinggi sekurang-
Gombar 8.4: Lampu pengatur lalu lintas untuk kurangnya 5 meter dari alas permukaan jalan.
pejalon kaki
73
I
I
2. pada kemiringan ; 1,2 meter/detik, .
3. pada tangga : 0,2 mcter/~etik .
I
Jarak pandang merupakan pe imbangan utama I
I
I'
JI·
·i .
74 II
· j
I' ! .
i
jl
i1'.
i·I
!. ·I
I:
u ! :
IX. TERMINAL TRANSPORTASI JALAN
75
• . keterpaduan moda transportasi .baik intra • mcrnpunyai jalan akscs masu atau keluar ke dan
maupun antar moda dan terminal, sesuai kebutuh n untuk kelancaran
• kondisi topografi lokasi terminal lalu lintas di sckitar terminal.
• kelestarian lingkungan
KRITERJA PEMBANGUNAN TERMINAl •.
Persyaratan Lokasi Terminal Til)C A
Pembangunan terminal dilengka~i dengan :
• Terletak di Ibu kola Propinsi, Kotamadya atau
Kabupaten dalam jaringan trayek antar kola • Rancang bangun terminal II . .
antar propinsi dan/atau angkutan Iintas batas • Analisis dampak lalu Iintas
negara. • Analisis mengenai dampak I,ngkungan
• Terletak di jalan alteri dengan kelas jalan \
sekurang-kurangnya kelas lIIA. Dalam rancang bangun terrninal,numpallg harus
• Jarak antara dua terminal pcnumpang tipe A memperhatikan :
sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km
di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya, • Fasilitas penurnpang yang di syaratkan
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 • Pembatasan yang jelas anta a lingkungan kcrja
ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, terminal dengan lokasi ptmntukan Iainnya,
dan 3 ha di pulau 1ainnya. misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan
• Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar scbagainya. ..j . . .
ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya • Pemisahan antara. 'atu Hn,as. kendaraan dan
berjarak 100 meter di Pulau Jawa dan SO meter di pergerakan orang dl dalam terminal. . .
pulau lainnya.
• Pemisahan yang jelas anl~ra jalur angkutan
antar kota antar propinsi, argkutan antar kota
Persyaratnn Lokasl Terminal Til)C B
dalam propinsi, Angkutan fota dan angkutan
Terletak di Kotamadya atau Kabupaten dan pede~a". .. . I . .•
• Manaiemen lalu lintas di dalam terminal dan di
dalam jaringan trayek angkutan kota dalam daerah pengawaaan terminal.! • .
propinsi
Terletak dt jalan alteri atau kolektor dengan kelas • I .
KRlTERIA PERENCANAAN TERMINAL
jalan sekurang-kurangnya kelas IIlB.
Jarak antara dua terminal penumpang tipe B 1. Sirkulasi Lalu-lintas
atau dengan terminal tipe A, sekurang-
kurangnya 15 km di Pulau Jawa, 30 di pulau • lalan masuk dan keluar kendaraan hams
lainnya,
lancar, dan dapat bergerak dengan mudall.
• Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 .ha Jalan masuk dan keluar calon penumpang,
untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan kendaraan umum harus terpisah dengan
2 Ita di pulau lainnya,
keluar masuk kcndaraan. I . .
Mcmpunyai jalan akses masuk atau jalan keluar Kendaraan di dalam terminal hams dapat
ke dan dari terminal, sekurang-kurangnya bcrgerak tanpa halangan yAng tidak perlu. .
bcrjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di
pulau Iainnya, . I'
Sistim sirkulasi kcndaraan di dalam terminal .
ditentukan berdasarkan : I ...
Persyaratan Lokasi Terminal Tille C
• Jumlah arah perjalanan
• Terlctak di dalam wilayah Kabupatcn Daerah Frekuensi perjalanan
Tingkat II dan dalam jaringan trayek angkutall Waktu yang diperlukan untnk tumn/llaik
pedcsaall. penumpang
tcrlclak di jalan kolektor alau loka. dengan kelas
jalan paling tinggi IlIA. . Sistim sirklllasiint Juga ha IS ditata dcngan;
Tcrscdia lahan yang sesuai dcngan perminlaan memisahkan jalur buslkend~raan dalam. kola·
angkutan. denganjalur bus angkutan antar kota ...
I
I
Ii
76 .
MA$UM ADtS
~ ~
_!l_fLL .l..!e.L;_
TURUN
H.tlK SUlK.
I-'=::t:==l-- A!COP-
'A.T.
E KLO'5
~~~~~""
AUNG
I 'lH....
(NUSKOlA lJ.Y) I
@ ~~~:~
t lE~K£NA RE TRlBUSl
,MUIJ,IJt
Io4,ASUK r.4J,SUX I- KE'LUAA
KEHO. PRtBAOI ICEHD_ PR1BAOI I TA~l
Gombar 9.1.a Gagasan pengendalian Gambar 9.1.c .' Gagasan pengendaJian sirkutasi
sirkulasi dalam terminal tipe A.' Sis; kiri dalam terminal tipe C. Sis; kendaraan
kendaraan menyinggung emplasemen. menyinggung empJasmen.
• kamar kecilltoilet
• musholla
• kioslkantin
Gombar 9. 1. b Gagasan pengendalian • ruang pengobatan
sirkulasi dalam terminal tipe B. Sis! kiri • ruang informasi dan pengaduan
kendaraan menyinggung emplasmen. • telpon umum
77
II
jl'
·'1·
1
II
·,1
• tcmpat penitipan barang !i;
" .
• taman ii
4. Turun naik penumpang dan parkir bus hams
tidak menggangu kelancaran sirkulasi bus dan
if'
!I'
dengan memperhatikan keamanan penumpang .. lj ~
fasilitas penunjang.
6. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal
hams mcmberikan kesan yang nyaman dan
akrab.
Luas pelataran
terminal tersebut di atas
ditentukan kebutuhan pada jam
berdasarkan
puncak bcrdasarkan :
§ • .".1..,
._.
'''''''
UUSI
I'
II!
.j~
ii
.',!i
II
1"1
:~I
i'
:11
11
.,
jl
1i
ii
~i
~ ~~I':"~In.u :]i i
• 1C'~'.o. It,. .11
, r
1
il:1 - r
r
i f
~ !
~
,
lJ
~ I
7. Sistim parkir kendaraan di data 1 terminal hams
II
1!,;
I'
"
!
~
ji fl
ditata sedemikian rupa sehin ga rasa aman, JI
Gambar 9.2.a: Contoh Pengelompokan ruang mudah dicapai.lancar dan terti . Ada beberapa f
:l!:jl : t
vertikal terminal tipe A, pencapaian fasllitas jenis sistim tipe dasar pcngatur,ln platform, teluk ·1'
jl :
!
i!
IIp
ii
78
• Membujur, Dengan platform yang membuiur 10. raumbu-rambu dan papan informasi, yang
bus memasuki tel uk pada ujung yang satu dan memuat petunjuk jurusan, tarip dan jadwal
berangkat pada ujung yang lain. ada tiga jenis . perjalanan.
yang dapat digunakan dalam pengaturan · 11. pelataran parkir kendaraan pengantar dan
membujur yaitu satu jalur, dua jalur dan taksi.
shallow saw tooth.
• Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus Areal pemberangkatan, yaitu pelataran yang
diparkir dengan muka menghadap ke disediakan bagi kendaraan angkutan penwnpang
platform, rnaju memasuki teluk dan berbalik umum untuk menaikkan dan memulai
keluar. Ada beberapa jenis teluk legak lurus perjaJanan. Untuk penentuan areal pelataran
ini yaitu tegak lurus terhdap platform dan pemberangkatan ini dapat dihitung sebagai
membentuk sudut dengan platform. berikut:
Untuk masing-masing jenis parkir kendaraan ini • Model parkir dengan posisi tegak lurus ( 90°
dapat dilihat pada gambar dibawah ini : ), dengan menggunakan rumus luas sebagai
berikut:
27 x ( 20,6 + [ 4 x ( n - 1)] )
o
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
o
• Model parkir dengan posisi mmng (45°),
dengan menggunakan rumus luas sebagai
berikut :
19,6 x ( 28 + [ 5 x ( n - 1)) )
Gambor 9.3: Jenis-jenis parkir kendaraan pada
terminal Areal kedatangan,. yaitu pelataran yang
disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang
FASILITAS DALAM TERMINAL umum untuk menurunkan penumpang yang
PENUMPANG dapat pula merupakan akhir perjalanan. Untuk
perhitungan kebutuan areal kedatangan ini dapat
dihitung sebagai berikut :
1. Fasilitas Utama, • Model parkir dengan bus sejajar, maka dapat
menggunakan rumus luas sebagai berikut :
Fasilitas Utama adalah fasilitas yang mutlak
dimiliki dalam terminal penumpang yaitu : 7 x (20 xn)
J . jalur pemberangkatan kendaraan umum
• Model parkir dengan posisi bus 90° rumus
2. jalur kedatangan kendaraan umum
yang digunakan adalah :
3. tempat tunggu kendaraan umum
4. tempat tunggu penumpang dan/atau
9,5 x ( 18 x n)
pengantar
5. jalur Iintasan
6. bangunan kantor terminal • Model parkir dengan posisi 90°, 60° dan 45°
7. tempat istirahat semen tara kendaraan umum luas dapat dihitung dengan menggunakan
8. menara pengawas rumus yang sarna seperti pada areal
9. loket penjualan karcis pemberangkatan.
79
• I
~I
I ;i
I
I "
Areal menunggu bus, yaitu pelataran yang Rambu-rambu dan petunjuk' inrormasi~ yang .
disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang berupa petunjuk :jurusan, "Ulrif dan jadual
umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur perjatanan, hal ini harus terseiIia karena sangat
pemberangkatan. Perhitungan luas areal yang penting untuk memberikan informasi bagi para
dibutuhkan dapat menggunakan pendekatan penumpang baik yang akan menlnggalkan
yang sama dengan pendekatan areal maupun bam tiba di terminal yang bersangkutan
I
kcbcrangkatan. sehingga tidak tersesat dan terkesan semrawut,
" I
Areal tunggu penumpang, yaitu pelataran 2,' Fasilitas Penunjang I
tempat' menunggu yang disediakan bagi orang
yang akan melakukan perjalanan dengan Fasilitas penunjang berfungsi sebagi fasilitas
kendaraan angkutan penumpang umum. pelengkap• dalam pengoperasianI terminal, berupa
Pendekatan yang dapat digunakan untuk antara lam: I
menghitung luas areal ini adalah :
• Kamar kecil/toilet I
11,2 x (0,75 x 70% x n x 50 )1 • Musholla I
• Kios/kantin
• Ruang pengobatan I
Areal Llntas, yaitu pelataran yang disediakan • Ruang informasi dan pcng~duan
bagi kendaraan angkutan penumpang umum • Telepon Umum I
yang akan langsung melanjutkan perjalanan
• Taman
setelah mcnurunkan/menaikkan penumpang.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam
menentukan areal lintas ini adalah : ALTERNATIF STANDARD TERMINAL
113 x ( 5 x n) I Terminal penumpang berdasarkan ~ingkat pelayanan
yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum
kendaraan per satu satuan waktu I rnempunyai ciri-
Dari rumus-rumus yang ada diatas lin" adalah ciri sebagai berikut : "
jumlah jalur yang dibutuhkan,
• Terminal tipe A : 50 - 100 ken100raan/jam
Bangunnn Kantor Terminal, yaitu berupa Terminal tipe B : 25 - 50 ken~araan/jam
sebuah bangunan yang biasanya berada di dalam Terminal tipe C : 25 ken~araanljam
wilayah terminal, yang biasanya digabung
dengan Mcnara Pcngawasan yang berfungsi
scbagai tempat untuk memantau pergerakan I
PERSYARATAN TEKN[S~ LUASt AKSES DAN
kendaraan dan penumpang dari atas menara. PEJABAT PENENTU LOKASI
PEMBANGUNAN TERMINAl,
I
I"
I
80 i
i
I
Kebutuhan luas terminal penumpang berdasarkan Penentuan Lokasi
type dan fungsinya secara rinci sebagaimana
disajikan dalam tabel 9.1 berikut : Penentuan Iokasi dan letak terminal penumpang
dilaksanakan oleh :
PENYELENGGARAAN TERMINAL
PENUMPANG
81
I
[
II
±
Pcrencanaan 7. pemeriksaan kewajiban pe~gusaha angkutan
sesuai dengan peraturan pcrundang-undangan
Kcgiatan perencanaan terminal meliputi : yang berlaku,
8. pemantauan pemanfaatan ter inal serta fasilitas
1. penataan pelataran terminal menurut rute atau penunjang sesuai dengan pe ntukannya,
jnrusan, 9. pencatatan jumtah kendaraab dan penumpang
2. penataan fasilitas penumpang, yang datnng dan berangkat.l
3, penataan fasilitas pcnunjang terminal,
4. penataan arus lalu lintas di dacrah pengawasan PEMELIHARAAN TERMINA
terminal,
5. pcnyajian daftar rute perjalanan dan tarif Terminal penumpang harus sellI antiasa dipelihara
angkutan, sebaik-baiknya untuk menjamin gar terminal .tetap,
6. pcnyusunan jadual perjalanan berdasarkan kartu bersih, teratur, tcrtib, rapih serta berfungsi
pengawasan, scbagaimana mestinya, Peme iharaan terminal
7. pengaturan jadual pctugas di terminal,
S. evaluasi sistem pengoperasian terminal.
meliputi : j.
1. menjaga kebersihan b ngunan beserta
Pclaksanaan Pengoperaslan Tcrminal perbaikannya, I
2. mcnjaga kebersihan pelataran. terminal,
Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal perawatan tanda-tanda dan perkerasan
pcnumpang meliputi : pelataran, .
3. mcrawat saluran-saluran air ang ada,
1. pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan 4. merawa.t instalasai listrik idan lampu-lampu
umum di dalam terminal, penerangan,
2. pengaturan kedatangan dan pemberangkatan 5. menjaga dan merawat alat komunikasi, .
kendaraan menurut jadual yang telah di- 6. menyediakan dan merawat Jistem hydrant alan
tetapkan, alat pemadam kebakaran ~ainnya yang. siap
3. pemungutan jasa pelayanan terminal pe- pakai. . I·
1
numpang,
4. pemberitahuan tentang pemberangkatan dan Untuk keperluan pemeliharafln terminal SCM
kedatangan kendaraan umum kepada pe~ bagaimana dimaksud di atas, a.rus dialokasikan
I·
numpang, anggaran pemeliharaan terminal.
5. pcngaturan arus lalu lintas di daerah pe~
ngawasan terminal. PENERTIBAN TEUMINAL I
Pengawasan Pengopcraslan Terminal Kegiatan pencrtiban di terminal, rcliPU'i :
Kegiatan pengawasan pengoperasian. terminal • penertiban calon pennmpang yang keluar dan
penumpang meliputi : atau masuk daerah kewenan~an terminal,
• penertiban penggunaan t:rsilitas penunjang
1. pcmantauan pelaksanaan tarif, sesuai penmtukannya,
2, pemeriksaan kartu pengawasan dan jadual • pencrtiban terminal dari gangguan pedagang
perjalanan, asongan, pengemis, calo dnnllain-lain, .
3. pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak • pcnertiban terminal dari ganrguan keamanan.
mcmcnuhi kclaikan jalan,
4. pemeriksaan batas kapasitas muatan yang
diijinkan, TUGAS DINAS LLAJ ~I TERMINAL
5. pemcriksaan pelayanan yang diberikan oleh SECARA UMUM I
pcnycdia jasa angkutan,
I
6. pencatatan dan pclaporan pelanggaran yang 1. Dinas LLAJ Dati II mcla'ui UPT Terminal
terjadi, melakukan penyelenggaraan terminal.
I
I
i
!
82 I
i
i
i
! . L
2. Kepala UPT Terminal melakukan evaluasi dan 8. Menjaga dan memelihara "Keindahan dan atau
optimasi terminal melalui : Kerapihan Terminal".
83
I
2. Kepala Dinas LLAJ Tk II I Kepala Dinas DKI hams dipertimbangkan a~ar penggunaan
Jakarta setiap 3 bulan secara berkala menglrim kendaraan urnum khususnya angkutan barang
rekapitulasi laporan A-4 kepada Dirjen dapat diselenggarakan seeara cepat aman dan .
Pcrhubungan Darat dengan tcmbusan dikirim murah, i
kepada Kakanwil Departemen Perhubungan dan
Kepala Dinas LLAJ Tk I. PENENTUAN LOKASI TERMIrAL
n enaikan barang
• Biaya, pcnentuan lokasi terminal perlu dan parkir kendaraan bar411g hams tidak
mcmperhatikan biaya yang dikeluarkan oleh menggangu kelancaran sir~ulasi kendaraan
pcmakai jasa, oleh sebab itu faktor biaya ini barang itu sendiri dengan flcngesampingkan
kearnanan dan kerusakan barang.
I .
84 I
I
II
I
I
!
4. Luas Bangunan, ditentukan menurut kebutuhan • Kantin dan kios,
pada jam puncak berdasarkan kegiatan sirkulasi • Musholla
barang • Ruang pengobatan
5. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal • Ruang informasi
harus memberikan kesan yang nyaman dan • Taman
aman. II TelponUmum
6. Pelataran terminal terdiri dari :
• Pelataran jalur tiba dan berangkat
• Pelataran persiapan berangkat ATERNATIF STANDARD TERMINAL
• Pelataran docking.
• Pelataran bongkar muat barang Terminal kendaraan barang berdasarkan tingkat
• Pelataran parkir kendaraan pelayanan yang, dinyatakan dengan jumlah arus
• pelataran bengkel sementara minimum kendaraan dan tonase per satu satuan
waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Luas pelataran terminal tersebut diatas
ditentukan berdasarkan kebutuhan pada jam • Terminal Utama : 6.900 - 12.000 ton/hari
puncak berdasarkan : • Terminal Cabang 4.250 - 6.900 ton/hart
• Frekwensi keluar masuk kendaraan • Terminal Ranting: 830 - 4.250 ton/han
• Kecepatan waktu bongkar muat barang
• Banyaknya jurusan yang perlu di tampung
dalam sistim jalur. PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN
TERMINAL
7. Sistim parkir kendaraan di dalam terminal harus
ditata sedemikian rupa sehingga terdapat rasa Penentuan lokasi dan letak terminal Angkutan
aman, mudah dicapai.lancar dan tertib. Barang dilaksanakan oleh :
85
I !I
ilI
il
. I 1i
ii
LLAJ scbagai penyelenggaranya, sedang I. pemantauan dan' pendataan lkendaraan barang il
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai yang keluar Imasuk terminal.] . '.
pembinanya. II!I
2. pemantauan jenis , jumlah Idan' berat barang ij
yang diangkut, I 'ii
3. pemeriksaan kendaraan yang' secara jelas tidak ii
PENGELOLAAN TERMINAL memenuhi kelaikan jalan, 1 .
I
I:
II
j!
II
4, pemeriksaan batas kapasit~s muatan yang ji II
I'
Pengelolaan terminal penumpang yang hams diijinkan, I .' I' II
1!
dilakukan adalah meliputi kegiatan pe-rencanaan, .5. pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang Iij. I:
pelaksanaan, dan pengawasan pengopcrasian tcrjadi, I' i !I
, ji li11
terminal. 6. pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan
.~
il
Pcngoperasian fasilitas/pcralatan bongkar dan atau Pelaksanaan penertiban di termina angkutan II II> !
muat barang sebagaimana dijelaskan dalam poin 4 11·
barang, meliputi : II; .,
diatas dapat dilaksanakan oleh badan hukum ii
Indonesia. 1. penertiban penggunaan fa ilitas penunjang .1 !I:I .
sesuai peruntukannya, II
II
Pengawasan Pengoperaslan Terminal 2. penertiban terminal dari ga gguan .pedagang III!
asongan, pengemis, calo dan I in-lain, Ji
Ii
II
II
il'I
86
x. TEMPAT HENTI (SHELTER)
87
)1
II
'I
\....
11
II
11
PENENTUAN BUS LAY BY TEMPAT I Iiu
HENTI Tempat henti terletak pada tiotoar dengan .
ukuran sesuai dcngan kebutuhan.· .
!i
II
Tempat henti angkutan umum juga dilengkapi Tempat henti diletakkan dimuka pusat I 11
dcngan bus Jay by yang borguna untuk kegiatan yang banyak membangkitkan 'il
menaikkan dan menurunkan penumpang serta
menghindari terjadinya ganguan terhadap lalu
pernakai angkutan umum. I • ;!
1!
,
Tempat henti terletak di tempat terbuka dan II ·.1.1
lintas lain pada saat bus berhenti. Pendekatan
yang digunakan untuk menentukan bus lay by
tidak tersembunyi. ! . i!
q
~
in
Jar~~ maksimal tempat he~ti terhad,ap· Ii:i 'j
ini adalah sebagai berikut : fasilitas penyeberangan peJal n kaki adalah
50 meter, . IIji
P b"S+C • Agar tidak mengganggu elancaran arus ,11
[ N == M_MM.
S
__ " X M
3600
_
q
P == Jumlah penumpang maksimal (orang/jam). gedung yang membUlUhkrn ketenangan IiIi
S == kapasitas angkutan umum adalah 100 meter. '.1\
(orang/kendaraau) il
.1,
"
b == Boarding time (detik) Sesuai Peraturan Pemeriutah Republik
11
x Prosen P pada tcmpat henti tersibuk
> Indonesia Nomor 41 Tahun 1993 tentang ;Ii
C == Clearance lime (detik) Angkutan Jalan, Pasal 8 menyeb itkan : ii
Ii
.J! '1:1
Pembuatan bus lay by ini diperlukan hanya Angkutan umum kota hams elalui tempat- 11 :\
li
pada tempat-ternpat yang san gat sibuk tempat yang telah ditetapkan u tuk menaikkan 'n~ 1
(headway < 1,5 menit ). dan menurunkan penumpang, maka tempat il
:I!
henti hams disediakan di ~panjang rute Iijj
angkutan kota agar perplndahan penumpang
KRITERJA PENENTUAN LOKASI lebih mudah, .' I., 11
ii
TEMPAT DENTI il
89
ruang gerak penumpang di tcmpat henti 90 x
60em2,
• jarak bebas antara penumpang dalam kota 30
em, jarak bebas antara penumpang antar
kola 60 em,
ukuran tempat henti kendaraan, panjang 12
m lebar 2,5 m. '
( R. ~erak l
30 30 .
-I+-H
ii1\
ii
'i!
Ii
i!
·nI!
I'
li
i!
I
"ii
ii
.i[
I i!
'!j
I
I
;\i
j! •
I
I ;}
I! ."u
!(
!I
Ii
90 I! .
i
I
IrOloar\ I penyeberangan pejalan kaki.
u- _.
_1.
- - - _ ...n--..!".•
10_
-.......:;:::.... _ ...
._____ - _ ... - - ---
~
20Il0l
-"';'"'
• 20.
r
.... ,1
T,: I, ....
----
,
1,· ..!.'.~
111m ~ i ~•..___
r"iP! Ot:""'U~
s z ~----.--~~~-~~~--.-~
i 10_ 1'· ". 10_
.I lto::~h.
, J L=-- - II.-s.1t--==_
10_ .., U'" 10_
..
GambaI' 10.5e :Standard Tempat Henti Kelompok 2, Sesudah Jalan Akses
I I i'~81
I.. ~h
_____
==~mmc=m=m~cm~~~~ ~tDOIlIla01trc:ar=:z;-=
.;:::ar.:=nZl_ - ---.--
,. ~a "
,
IBt,)1. I
,ot •
-
GambaI' to.s« :Standard Tempat Hentl Kelompok 3,
Berseberangan
J~r_,~ 11)1'
.hfEl
I
I IS. • "~I. I
91
. .
----~="==:nz..o;Z'7ZZ'l'ZP?'?2'a;;ruadv....y4: CCf?Z?;'"
$.ooooo--lh !t 1'. ---1u _J .
W .za:~
? 7' C
'I
I!
Gombar lO.5j : Standard Tempat Hentl Kelompok 5, Tunggal
iF
_l~= \
t"_t :>.. 'l· 14·
----=~..L22Z?7~W~?.2:Z2ZZ..i!~.../_J::20 --I
.-'
Ga:a:'10,5k "Wanda,dTempat He",1 Kelompok 5, :nmeb"a"f'.·
I
I-
I
-r--
,!-
I
92 f
I
I-
t
I
!
Gambar }0.5m : Standard Temp~ Henti Kelompok 6, Tunggal
. ,"..... n·/z,arm'
.. ~--------~---------
Gombar 10.5q t Standard Tem;;~t Henti Kelompok. 7, Berseberangtm
93
I
II·
lC4 _,\
__ Jt-',.. $1)::.
I
Gambar 10.5u :Slam/urtl Tempat Hentl Kelompok 8 Sesudah JII/an Akses
1
e,
~~ I 015_ J
13"
I 'I'· frA_JL_
_.
, 1,~I.ar
I ,OOD
1
G(lIIthar 10.511': Standard Tempat Hentl Kelompok 9, Berseberangan
J l l ". I I'~·
- - - - - ---~-- ~_~~
__I _l:~~~ .
Gamhal' 10.5." :St(m<iarti Tempat Hentl Kelompok 9, Sesudul. Ju/cm Aks s
94
i,
I
\
I
i
\
\ !IS
.v. tNllOO'/
hpo perh, ... n
,
1"'0., I,pi xrkorllilll
,T".p., f>On1oMtor>gon
j Pili'"
, I
/ / t= 10. )lion.
/ / I )a,n'';'
. 100.
Gambar 10.5: : Standard Tempat Henti Kelompok 10; Berseberangan
" Fi ptrktll un
95
.$4. j"_'
120
r -( K
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
IL _
I
...----------
FI BRE
G t, ASS
I '(LAN
:--
. i
I I C
I .
-
Lindu:an Jenis I, Tal::_~ .
.I
I fibre Gloss
I C :J I t
2~ !
60 ALUMINIUM
..
.-
150 90 30
.:...:;_:;--,.....---..........-
POT. X~)(
!
Lindungan Jenis 1, Tampak Sampit g
96
. !
!
I
-.......-.--~--_..-:.....
.
I.. . .
r ------ - - -- ----- ---- --1 o
rn .
I
I
I
I
I
I
I
I
I I K r I K I I
I~·~--~·f ~Ij--~--~'I
30 120 570 120 30
I I
I I I I
Lindungan Jenis 2. Tampak Belakang
J 1 3o
fIBRE
GLASS·
240
IKlAN
ALUMUNIUM 50 r v
190 190 190 240 30
97
I
!
Ir
r - - - - -..- - - - - .-- - - - - - - - - - _.
- - ~- o
I M
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
L.. I K I _I K I
11 3'1 120 120
_________ 5~I.~O · .__ r
\',
n
\I
'Ii
·JI
:1 •
IF
ALUMINIUM
.===========1 __, j\ ';
_-joo,-----------H
190
..---'-----.-~-.~\,---~--
190 190 30
!] .
~! :
98
99
100
I
!.
t
!
II,
!
!
!! ..
!
Ii· --:
XI. RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS
lalu Iintas merupakan obyek fisik yang dapat mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan
menyampaikan informasi (perintah, peringatan, dan reak:si terhadap pesan-pesan tersebut (syarat 2 & 6).
petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat Faktor- faktor yang utama adalah : arah muka,
mempengaruhinya penggunaan jalan. tinggi, kebebasan samping peringatan pendahuluan.
Keseragaman penggunaannya : para pemakai jalan
mendasarkan reaksinya terhadap rambu atas
JENIS INFORMASI YANG· DISAMPAIKAN
pengalaman sebelumnya terhadap rambu tersebut.
KEPADA PEMAKAI JALAN
Rambu-rambu yang standard hams digunakan,
Tiga jenis inforrnasi yang digunakan y.aitJ.l : dernikian pula untuk situasi-situasi la1u lintas yang
• ,', ._", '.~'. • I :;'.::,! -'r_, _ .)' .t~.-:._, _ ' sarna harus diberikan rambu-rambu yang sarna pula
1. Yang' bersifat peri ~t.ih dan huaJlgaq.· yang harus
dipahihi' '. _;" . ., . setiap saat, sehingga para pemakai jalan dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat
2. Peringatan terhadap suatu bahaya
mereka melihat rambu lalu lintas dan bereaksi
3. .Petunjuk, berupa arah, identifikasi tempat,
fasilitas-fasilitas. . .,' "',, dengan cepat berdasarkan pengalaman sebelumnya
terhadap rambu-rambu tersebut (syarat no. 4 & 6).
Rambu hanya digunakan apabila benar-benar
ALAT PENGENDALI LALU LINTAS YANG diperIukan saja; rambu-rambu yang tidak diperIukan
EFEKTIF (dipasang tidak pada tempatnya) akan
mengakibatkan para pengemudi kehilangan
Jika para pengemudi tidak dapat melihat informasi perhatiannya atau kepercayaannya terhadap
yang diberikan, atau tidak memberikan perhatian pentingnya pesan yang disampaikan oleh rambu
yang cukup terhadap sarana yang diberikan, maka tersebut (syarat 1 & 5). Rambu-rambu yang tidak
alat tersebut tidaklah efektif. Agar supaya alat dibutuhkan lagi hams dihapuskan.
tersebut .menjadi efektif, maka alat-alat pengendaJi Yang dimaksud dari keseragaman adalah :
lalu lintas tersebut harus :
1. bentuk, misalnya segiempat (pemberi-tahuan),
l. Memenuhi suatu kebutuhan tertentu. segiempat pada sumbu diagonal (peringatan),
2, Dapat terlihat denganjelas. bulat (wajib), segi delapan (stop).
3. Memaksakan perhatian, 2. warna, yang biasa digunakan adalah merah,
4. Menyampaikan suatu maksud yang jelas dan hitam, putih, biru dan kuning.
sederhana. 3. dimensi (ukuran-ukuran),
5. Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara 4. pesan yang disampaikan, baik melalui penulisan
penuh oleh para pemakai jalan. kata-kata maupun dengan simbol (lambang).
6. Memberikan waktu yang, cukup -untuk 5. jenis huruf.
menanggapinyalbereaksi. 6. rnetode penerangan dan pemantulannya.
7. lokasi (lihat di atas)
Untuk menjamin keefektifannya , maka ada 4 8. tiang dan pemas~ngannya.
pertimbangan yang harus dilakukan :
Disain : termasuk ukuran, bentuk, warna, 'dan Perawatan: rambu-rambu harus bersih, terpasang
kemudahan mcmbaca rambu tersebut, ditambah dengan baik, dan kebebasan pandangannya dapat
penerangan dan pemantulannya (syarat- syarat 3 '& 4 dijaga (syarat 2, 3 & 5). Rambu- rambu dan lampu
diatas). elektris hams dipasang secara tepat dan secara rutin
dirawat.
103
, uI'
I ,
, ii
I .
;
:11
\ II
I; !I
li
I:
Ii I!
Standal'd, standard Internasional yang utama untuk pemakai jalan dan tldak ",~uai dengan kcadaan : ii
II
I!
alat-alat lalu lintas jalan dan pengendali 1.1111
lintas biasa. Rambu peringatan dppat dlulangi dengan It
adalah standard Konvcnsi PBB terhadap 'Ialu Untas ketenuian jarak antara rambu dengan awal
I,
I'
:!i
jalan', dan 'Rambu dan lampu pengatur lalu bagian jalan yang berbahay,a dinyatakan dengan iii~ .11"
·\1
n i!.
lintas jalan', dimana keduanya disusun di Wina papan tambahan. Waipa .dasar :rambu p
Ii\1,.
pada tahun 1968. peringatan benvarna kuning dengan lambang
atau tulisan berwarna hi'am .. Bentuk .rambu
j;
\.
I .n
'il11
[
Di Indonesia standardisasi terhadap alat-alat peringatan adalah bujursangkar dan empat I'; ul l
pengendali lalu lintas adalah merupakan tanggung I : I'
I
persegi panjang, I. ,
jawab dari Departemcn Perhubungan c.q, Direktorat rI'
Jenderal Pcrhubungan Darat yang dibuat J i
I
I',
.,'1\
II
berdasarkan Konvensi Wma. H
I
I
: j:
,',
I
I
I
,ji
!I .
ASI'EK DAN TANGGUNG JAWAB IIUKUM 1 I
11
""Oil ,.
,.
:
I il~ . ~~
Alat-alat pcngcndali lalu Iintas, khususnya I: -.
il
ii
\
!i
'I
I.1
I, ii
" ,."
Setelah perangkat (alat-alat) tersebut telah dite- I: II
"
tapkan, maka 'Pengelola lalu Iintas dan angkutan Gombar J},} .' Con/oil 1'(111 bu peringatan , !: il
jalan' untuk mas-mas jalnn tertcntu kemudian hams i,. 'ii
bertangguug jawab untuk menjamin bahwa rambu- "\, q"
rambu lalu lintas dan marka-marka jalan tersebut 2, Rambu Larangan, qigunaknn untuk
I 'I
II;1
tetap dapat memenuhi standard yang tepat, menyatakan ~~bllatan yang dilarang .dilakukanl Iij, l\
Hj:
[!
raya berada pada polisi lalu lintas setempat, mungkin dengan titik larangan dimulai, Rambu ,
:li
:I
Fungsi dim Bcntuk SCI'ta Warna Rambu silang dengan ujung-ujung yang mncing dan I r- ·n,I
II
li
Hngkaran,
I: i!
,lI!I
1, Rambu Pcringatan, Digunakan untuk
membcri peringatan kemungkinan . ada [I
bahaya atau temp at berbahaya .bagian jalan di \'!~ il.1
depannya, Rambu pcringnlan .ditempalkan l\
il
Ii
dapnt dilengkapi dengan papan tambahan, Jarak E .H !I
I Ii p
nntara rambll dan pennulaan bagian jalnn yang I . \.
I, ~i
berbaluiya tcrscblll tidak dnpat diduga olch Gombar J}, 2 .' Contoh ralllll.ula,.<illgal1 , II "Ii
:
ji \I
I .: I,
!I
1'1
i, III:
I
~I
I
I:
!
"
I
;!
Ii
II
Ji
1 "~,iJ
104 /
1,
.~I
,I
:
\ i! j!
!'
IIj, ii
. ( .,1 iI
.11
l !~
1
";1
:lil
3. Rambu Perintall, Digunakan untuk menyatakan
.: perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai
jalan yang ditempatkan sedekat mungkin dengan
.(
titik kewajiban dimulai. Rambu ini dapat
dilengkapi dengan papan tambahan dan
.;
dilengkapi dengan rambu petunjuk pada jarak i
\
yang Iayak sebclum titik kewajiban dimuJai.
Warna dasar rambu perintah berwarna biru \.,"'.,....,.c,,~,
-"c.-c.' :_,. c)
dengan Iambang atau tulisan berwarna putih
serta merah untuk garis serong sebagai batas
akhir perintah.
GambarI 1. 4: Contohrambupetunjuk.
105
I
I
tulisan hitam di atas latar betakang tcrang yang
bcrhent.i' dan untuk .ilU jal·lk terse..but adalah.
digunakan, dan biasanya tulisan hitam di alas latar berupa jarak pandangan hen i), seperti sebagai
belakang putih atau kuning, bcrikut (lihat gambar 2). Kecepatan yang
digunakan dapat berupa kecc alan rencana, batas
Tiang penyangga rambu biasanya berwarna abu-abu. kecepatan, atau ~ jika sultu masalah yang
Tiang-tiang untuk lampu pengatur lalu lintas; sifatnya praktis t.Clah di ide~tifikaSikari maka.
penycberangan zebra dan tanda-tanda bahaya berdasarkan survai dapat di etapkan kcccpatan
lainnya adalah hitam dan putih, sctempat alas dasar pcrsent I ke 85. Secara
praktis hal inl berarti bahwa jarak pcnerupatai
rambu merupakan fungsi kccdpatan rcncana pada
.. ,'
Ukuran huruf jalan tersebut. I
"~." . .' ':.;. ~
Kemudahan membaea ditentukan oleh ukuran hurnf, 2. Penempatan : Rambu hams ~itempatlmn scsuai
dan lebar dari kctebalan hurnf. Ratio (per- dengan standard· kebc as3nr . samping,
bandingan) tinggi : lebar biasanya antara 1 : 1 dan 2 sekurang-kuraugnya 0,60 m dad tepi badanjalan
: 1. Ratio tinggi : lebar ketebalan huruf biasanya kota yang normal, dan meningkat. hingga 1,2 m
antara 9 : 1 dan 5 : 1. pada [alan ganda kecepatan' tinggi .serta 0,30
meter untuk rambu yang dipalsang pada pcmisah
Ukuran huruf dapat dihitung dari rumus: jalari (median). R.ambu dilePtpatkllll disebelah
kiri menurut arah lalu Iint~s, di luar jarak
tertentu dari tepi paling luar b~hu jalan ataujalur
lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu
L 2 tg VI + S/tan A
H= ......._ _ - -----_ _ _--_ _-_ ..- lintas ke~~~raall. ~an ~tau F.jalan ka~i .serta
20 I 20 I
mudah dilihat dengan jelas rleh pemaki jalan,
akan tetapi dalam keadaatl tcrtentu dengan
mempcrtimbangkan lokasi Idan. k()ndisi. lalu
dimana : lintas, rambu dap3. t ditcmpatk~n. di seb.e.1
ah kanan.
atau diatas daerah manf at jalan dcngan
H :::::
tinggi huruf kecil yang diperlukan (tinggi mcmperhatikan . faktor-fakt l' antara lain
huruf besar = 1,33 H) geografis, kcometri jalan, kondisi lalu lintas,
L jarak dad titik rambu mulai dibaca sampai jarak pandang dan kecepatan tencana.
ke rambu tersebut.
3, Tinggi: Bagian sisi rambu yrng paling rendah
1 = kemudahan membaea (legibility).
harus minimal I,75mcter, da~ tinggi maksimum
VI = kecepatan awal 2,65 meter dl atas titik pada sisi jalan yang tinggi
S = tinggi ramhu
A = sudut ketinggian rambu dari titik pem- . yang diukur dari pcrmukaan jf1lan sampai dengan •.
slsi daun rambu bagian b wah atau papan
baeaan rambu yang paling dekat. tambahan bagian bawah apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan sedangkan
Kemudahan membaea 'I' diukur dalam meter untuk rambu yang dipasang pada falsilitas pejalan kaki
suatu jarak tertentu yang dapat membaca per 50 mm tinggi minimum 2,00 meter dfn maksimllnl2,65
tinggi huruf. Misalnya standard seorang pengemudi meter dari sisi daun rambu yang paling bawah
dapat membaca huruf setinggl 90 mm pada jarak 22 atau papan tambahan, Khusus untuk rambu
meter, atau sarna dengan I ::: 22 x 50/90'" 13 meter perlngatan, ditempatkan dengau ketinggian ·1,20
per 50 mm tinggi hurnf. meter dan rambu yang diiempatkar, di· atas
daerah manfaatjalan minimu¥5,OO meler,
Lokasi dan llcncmllatan 4, Oricntasi: Rambu-rambu 1
pada ' \lmumnya
berorientasi (mengarah) teg, k lurus terhadap
1. Dacrah: Daerah tempat dipasangnya rambu arah perjalanan (sumbu jalan) untuk jalan yang
dihitung dengan eara mengkaitkan jarak ke- metengkung/belok kc kanan. jAkan tClapi untuk
bebasan pandangan terhadap waktu' alih gerak jalan yang lurus atau meiengkunglbelok kc kiri
(manuver) kendaraan yang· diperlukan (biasanya pemasangan posisi rambu harps digcser minimal
[
Ii·
I[
[
i
106 II
iI
i
I
3 searah jarum jam dari pasisi tegak lurus
0 Kontruksi dan pemasangan rambu
sumbu jalan kecuali rambu petunjuk seperti
tempat penyeberangan orang, tempat Jika memungkinkan, maka rambu hams dipasang
pemberhemian bus/trent, tempat parkir dan pada tiang-tiang yang telah ada di jalan, misalnya
petunjuk fasilitas, pemasangan rambunya sejajar pada liang-liang Jampu jaIan dan tiang listrik
dengan batu (lepi) jalan, dan arah dari (dengan seijin pemiliknya), dengan maksud untuk
rambu-rambu hams mengarah kepada arah yang memperkecil jumlah perlengkapan jalan untuk
tepat. Posisi rambu tidak boleh terhalang oleh alasan-alasan estetika dan keselamatan. Jika tidak
bangunan, pepohonan dan atau benda-benda lain memungkinkan, maka hams digunakan tiang bulat
yang dapat berakibat mengurangi atau dari logam. Rambu-rambu yang besar akan
menghilangkan arti rambu tersebut. Pemasangan memerIukan disain yang khusus dengan material
daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) dan pondasi yang cukup kuat untuk menahan
buah daun rambu. tekanan (gaya) angin.
•• • + PENYELENGGARA RAMBU
107
l:
"
i
:\
, r :1
IIt
1\ II
I' Ii
I'I' I'
t,
2. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pada permukaan jalan terse lit di .alas dapat ,." 1\ r
I' 'Il
pada jalan propinsi keeuali jalan propinsi yang digantikan dengan paku jatan; atau kerucut lalu !: ii t
berada dalam Ibukota Kabupaten Daerah
Tingkat II dan jalan propinsi yang berada dalam
lintas, !.. "u
"
'iI
"
Ii
~
!,:-
!
Marka-marka ini hams diglln?kan bersama-sama I~
i!
r
j;
Kotamadya Daerah Tingkat II, serta diumumkan ru !I
I
dalam Berita Daerah.·
dengan rambu jalan-jalan (bukan salah satu saja);
kadang-kadang marka ini dapat terlihat apabila I:
lj
L
rambu-rambu jalan terhalang, d~n sebaliknya rambu i
3.· Peraturan Daerah Tingkat 11, untuk pengaturan ., j: ,. 11
'il r-
jalan kadang-kadang dapat terlihat apabila marka i: ~
lalu lintas pada jalan Kabupaten/Kotarnadya,
tidak dapat terlihat. Masalahi yang utama pada
,
liI· 'IIil
jalan nasional dan jalan propinsi serta I
ii!I
marka jalan adalah bahwa rna ka tersebut mudah ~
diumumkan dalarn Berita Dacrah. I- n
'
hilang dengan cepat. i
I. , 'I01
~.:
I' ~
Rambu dan marka atau pemberi isyarat lairmya ii' 'il
'I
I, , :."
tersebut mcmpunyai kekuatan hukum setelah 30 I,
I
i!i
(tiga pulun) hari sejak tanggal pemasangan yang
mana tanggal pcmasangan rambu sebagaimana
UKURAN MARKA JALAN I'i: 1i
dirnaksud harus diumumkan kepada pemakai jalan rr II , ~~
Ukuran marka jalan untuk L garis . melintang, r: "I
olch instansi yang berwenang menyelcnggarakan
membujur .dan serong dengan Illenggunakan garis rI! 'il f
rarnbu. I,
~.
·:1
!
Rambu yang rusak karena tertabrak atau karena Jalan, '. 11
pengrusakan, hilangnya warna, kotor hams segera II Ii
n
diperbaiki dan dibersihkan, Rambu dalam kondisi i 'I
~~
yang jelek akan mengurangi rasa hormat para \, 1\
FUNGSI UTAMA MARKA
u i,
pcngemudi terhadap rambu tersebut, dan juga 'I
tcrhadap instansi pengelola lalu liutas. Oleh karena \'
itu pemeriksaan yang rutin terhadap rambu
\
1. Marka mcmbujur garis ufuh , gads putus-
I: IIII
\:
dipcrlukan, dan rambu hams secara rutin diber-
sihkan.
putus dan gal'is ganda l .. . . !1
!I
Marka membujur garls u'u~ berfungsi sebagai il
MARKA DAN TANDA JALAN larangan bagi kendaraan yang' melintasi gads il
tcrsebut, disamping itu juga ~nluk menandakan II
tepi jalur lalu lintas dan un~uk pengaturan lalu ,
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada
dipermukaan jalan atau di alas pcrmllkaan jalan
lintas dalam keadaan darurat atau sementara
waktu dapat digunakan alat remisah lajur yang
IIi '11
II
jl
'1
yang berfungsi IIntuk mcngarahkan arns lalu HUlas berfungsi scbagi marka. I , . I. \1
!!
dan membatasi daerah kepentingan lalu Iinlns, i:I" ]!
Marka mcmbujur gllris PU~US-l)UtU8 berfungsi i'
iI
il
nlarka ini terdiri dari : mcngarahkan la1u lintas <fatl memperingatkan
Ii
i' il" -
• marka garis mcmbujllr pengendara akan ada marka! mcmbujur berupa "
• marka garis melintang garis utuh di dcpan serta seb~gai pembatasjaluJ' Ii
I;
ii
II .
• marka garis serong pada dua arah. I . II
J
I II
• marka lambang Marka mcmbujlu' garis gan~a tcrdiri.dari ulull "
I' .,II
I"
~
• marka.lainnya dan putus-putus maka fung~inya adalah lalu
lintas yang berada pada sisi: garis PU\us-putus I'.
Ii
il:i ,
Marka jalan di atas pcrmukaan perkerasan jalan dapat mclintasi garis gandal tersebut dan lalli' I~ :1
t:
r .il
terntama marka garis mempunyai pesan pcrin\ah,.
peringatan, maupull larangan. Marka garis-garis
lintas yang berada pada sisi $aris uluh dil~rang·
tnclintasi garis ganda tersebut.
!~
i:
il
,I
H
I: !I
, il
I:
Ii
1\
!I
il
i !.I
i',
I'
'I
iiII
i~ 1\
I! il
·11
108 i: i,1
11 11
ii
i'
i
'1
11
ii
!: Ii.,
r "
';1
3. Marka serong
Marka serong herupa garis utuh dilarang dilintasi
kendaraan dan untuk menyatakan pemheritahuan
Ii.OO I a.oo awal atau akhir pemisah jalari, pengarah lalu
lintas dan pulau lalu lintas, sedang marka serong
r~IO.16 . rsrs
yang dibatasi dengan rangka garis utuh
digunakan untuk menyatakan daerah yang tidak
JALUR LALU LINTAS boleh dimasuki kendaraan dim sebagai
pemheritahuan awal sudah mendekati pulau lalu
lintas. Tetapi marka serong yang dibatasi dengan
garis putus-putus digunakan untuk menyatakan
kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut
sampai mendapat kepastian selamat ..
Gombar 1I. 5 : Contoh morka membujur
4. Marka lambang.
Marka lambang berupa panah, segitiga atau
tulisan digunakan untuk mengulangi rnaksud
dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberi
tahu pemakai jaJan yang tidak dinyatakan dengan
rambu lalu lintas. Marka lambang seperti
dinyatakan di atas digunakan khusus untuk
menyatakan tempat pemherhentian mobil bus,
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang,
Gombar 11.6: Contoh Marko melintang disampaing itu pula menyatakan pernisah aros
109
lalu lintas sebcluru mendekati persimpangan dimana dapat tcrlihat pada mr1am hari, dan juga
yang tanda lambangnya berbcntuk panah. berlawanan (kontras) denganl warna permukaan .
&.00 aspal yang hitarn, Bahan-bahan pcmantul cahaya
1r--=2.oo=-__ r- ~8~.OOL_
__ _+~· juga dapat digunakan, biasanya ~erwarna mcrah atau
. putih. Marka dan paku jalanl secara khusus juga
harus dapat bertahan lama, memantul, dan tidak
licin, . I ..
Material-material marka jalan yrng utama adalah :
I. cat: banyak digunakan untuk marka-marka
memanjang pada daerah !yang lalu lintasnya
tidak padat Manik-rnanik Ikaea blasanya dapat
2.60 ditambahkan gu. na membctikan kctahanan dan
pemantulannya. I .
2. material termoplastik (cai[an panas, tuangan
~~~~===::===J-t0.30 atau semprotan plastik yanF dibuat dari damar
Contoh I;wrka lambang termoplastik dengan campuran plastik, pewarna
dan agregat) : t.erutama di&u.nakan pada lokasi-
lokasi yang tingkat penggunaannya tinggi
5. Marka Lainnya seperti misalnya pada persirppangan.
Marka lainnya diantaranya adalah marka untuk 3. materiallembaran: pita yang memiliki perekat
penyeberangan pejalan kaki yang dinyatakan dan material lembaran (~hcct) telah dikem-
dengan zebra cross yaitu marka berupa garis- bangkan, dimana khususnya berguna untuk
garis utuh yang mcmbujur tersusun melintang situasi-situai yang sifatnya sementara,
jalur lalu lin las dan marka berupa dun garis utuh 4. material konstruksi perk~rasan yang mem-
melintang jalur lain lintas sedang untuk punyai beragam warna seperti misalnya blok IIII
menyatakan tempat pcnyeberangan sepeda beton (stone block/corn lilock), atau pclapis
warna permukaanjalan I . 'il'
dipergunakan dua garis putus-putus berbcntuk il
bujur sangkar atau bclah ketupat dan paku jalan
. I :jil'
yang memantulkan cahaya dapat disebut dengan : I, II
marka lainnya, FASILITAS PENDUKUNG MrRKA JALAN -, Ii,. II·
II
ilII
Jj
:1
Ii
,!
"Ii'
110 I
I· -Il:
I
I P:
mempergunakan cat berwarna merah atau putih 2, Pcmerintah Daerah Tingkat I untuk jalan
yangmemantulkan cahaya saar terkena cahaya propinsi kecuali jalan propinsi yang berada
larnpu kendaraan di malam hari. dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II
atau jalan propmsi yang berada dalam
a Traffic cones Kotamadya Daerah Tingkat II.
Merupakan alat pengendali lalu lintas yang 3. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II untuk
bersifat sementara yang berbentuk kerucut jalan kabupaten, jalan propinsi yang berada
berwarna merah dan dilengkapi dengan alat dalam ibu kota kabupaten daerah tingkat II
pemantul cahaya (reflcktor), dengan persetujuan Gubernur kepala daerah
tingkat I dan jalan nasional yang berada dalam
ibn kota kabupaten daerah tingkat II dengan
persetujuan Direktur Jenderal.
4. Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya untuk
jalan Kotamadya, jalan propinsi yang berada
dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan
persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
dan jalan nasional yang berada dalam
Kotamadya Daerah Tingkat II dengan
persetujuan Direktur Jenderal.
5. Penyelenggara jalan tol dapat melakukan
perencanaan, pengadaan, pemasangan dan
pemeliharaan marka jalan di jalan tol setelah
Gambar 11,10: Contoh paku jalan dan mendengar pendapat Direktur Jenderal,
penempatannya 6. Instansi, badan usaha atau warga negara
indonesia dapat melakukan pengadaan,
pernasangan dan pcmeliharaan marka jalan
dcngan memenuhi standar teknis dan mendapat
persetujuan sesuai dengan poin 1 sid 5.
KEKUATANHUKUM MARKAJALAN
111
I
I
4. Marka yang bcrsifat perintah atau larangan
mempunyai kekuatan hukum setelah 30 hari
scjak tanggal pcmasangan dan diumumkan
kcpada pcmakai [alan oleh instansi yang
berwenang menyelenggarakan marka jalan I
melalui media massa cetak atau media massa i
elcktronik atau media lain yang dikcluarkan
pemerintah.
I
II
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS
I-
112 I
I
I
XII. FASILITAS PARKIR KENDARAAN
T2""ebutuhan tempat parkir untuk kendaraan baik penggunaan kendaraan pribadi, kendaraan barang
.&kendaraan pribadi, angkutan penumpang ataupun angkutan umum, dan dibatasi hanya untuk
umu~, sepeda motor maupun truk adalah sangat katagori, tersebut saja (misalnya ruang bongkar-muat
penttng, Kebutuhan tersebut sangat berbeda dan barang tidak boleh digunakan oleh kendaraan
bervariasi tergantung dari bentuk dan karakteristik pribadi).
masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi
parkir. Penggunaan badan jalan untuk fasilitas parkir
kendaraan sebagaimana dimaksud di atas, hanya
dapat dilakukan pada jalan "kolektor" atau "Iokal"
JENIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR dengan memperhatikan :
Jenis-jenis kebutuhan ruang parkir antara lain untuk • kondisi jalan dan lingkungan
keperluan: • kondisi lalu lintas
• aspek keselamatan, ketertiban rum kelancaran
• Gedung perkantoran, Pusat perdagangan lalu lintas.
• Pusat Pemerintahan
Larangan Parkir
• Pusat perdagangan eceran atau pasar swatayan
• Tempat rekreasi
Parkir di jalan tidak diijinkan ;
• Hotel dan tempat penginapan
• Rumahsakit
1. pada daerah dimana kapasitas laiu lintas
• Sekolahatau Universitas
diperlukan, dimana lebar jalan secara
• Bioskop atau tempat pertunjukan
keseluruhan dibutuhkan untuk mengalirkan lalu
• Tempat pertandingan olah raga dan lain-lain
lintas.
2. pada daerah dimana akses jalan masuk ke laban
sekitamya diperlukan.
D1SAIN PARKIR DIPINGGIR JALAN
3. didalam daerah persimpangan dengan jarak
minimum absolut to meter. Jarak-jarak ini
Lajur disisi batu tepi jalan pada jalan setain
dikombinasikan dengan pertimbangan terhadap
digunakan untuk: arus lalu lintas; akses; juga parkir.
keselamatan (jarak pandangan), pembatasan
Menggunakan sisi jalan sebagai ruang parkir adalah
kapasitas {pengurangan lebar jalan), dan lintasan
murah, akan tetapi masalah-masalah keselamatan
membelok dari kendaraan-kendaraan yang besar
akan selalu timbul ; kendaraan-kendaraan yang
4. pa~ jalan yang sempit yang lebarnya kurang
diparkir disisi jalan merupakan salah satu faktor
dari 6 meter, dan mengijinkan parkir hanya pada
utam~ dari. SO% kecelakaan yang terjadi ditengah
1 sisi jalan saja untuk jalan-jalan dengan Iebar
ruas jalan didaerah perkotaan, hal ini terutama dise-
6-9 meter.
babkan karena berkurangnya kebebasan pandangan,
S. dalam jarak 6 meter dari suatu penyeberangan
kendaraan berhenti dan atau keluar dari tempat parkir
pejalan kaki.
di depan kendaraan-kendaraan yang lewat secara
6. padajembatan dan terowongan,
mendadak.
7. dalam jarak S meter dari sumber air (hydrant)
pemadam kebakaran.
Bila permintaan parkir melampaui penawaran akan
8. selanjutnya 'parkir ganda' atau parkir di alas
dapat mcnimbulkan gangguan terhadap kelancaran
trotoar tidak diperbolehkan.
lalu lintas. Dalam hal yang demikian diperlukan
suatu- s.istim pengendalian dan penindakan, agar
pernakaian ruang yang tersedia dapat dilakukan
secara bersama-sarna, dialokasikan baik untuk
113
!
Ruang Ilarkir Rilang parklr bersudut : t1engingat kendaraan
dapat langsung masuk dan keluat, maka ruang parkir
Suatu 'satuan ruang parkir (srp) , adalah tempat jenis ini dapat lebih pendek daii pada mango parkir
parkir untuk satu kendaraan. Pada tempat dimana sejajar. Sudut lnasuk ter4but menentukan
parkir dikendalikan maka ruang parkir harus diberi dimensi-dimensi dati ruang pa~kir, termasuk Jebar
marka pada permukaan jatan. dari daerah parkir, dan jalan~ yang diperlukan.
Ruang parkir standard yang dipcrlukan oleh suatu Contoh-contoh ruang parklr da \ celukan diberikan
mobil diasumsikan sebesar 4,8 x 2,3 atau 2,4 meter. dalam gambar no.12.3 dan 12. ,disamping tapak
Ruang tambahan adalah dipcrlukan bagi kendaraan lintasan diberikan dalam gambar ;00.12.5. :
untuk melakukan alih gerak, dimana hal ini
tergantung dari sudut parkirnya; sudut parkir dipih
atas dasar untuk dari pertimbangan sebagai berikut :
:I! .
Ii
I .. I 11 :
l!
.n .
I
I \. . 11.
. I,
.. . I: i!
T I I I I
TROTOAR
I
' ~.
; Ii
~ I!
.I
.u
'!!
Ii '.
;: .
11
;j
il
\\ '
'j!1 :
oCIl- ........... ::::::::~<.:.......... ."" ..... I . I: J'! .
gambol' 12. 5 Tapak lintasan ~endaraan yang . !: ,!!..
T .-,./I
" ..
,.
! Ii, ii'jI
I. .j! .
I'
~! i, ii
Ii
rIi u:
" ~,
"q:
I'
• i
• I" J!I,
114 : i
;
I' "
"11
:
i:'~
\ It
~i
; j:
yang bertingkat tinggi biasanya di tengah kola. dan parkir, mengambil ruang yang kecil, berdiri sendiri,
khnsnsnya pada bagian-bagian kota yang Jebih tua dan dapat secara mudah dipindahkan (didorong) oleh
mungkin mempunyai suatn ruang parkir kendaraan pengendaranya. Ruang parkir harus 'disediakan'
untuk masyarakat atau secara sederhana hanya berupa untuk sepeda motor dengan cara melarang
parkir di jaJan. Dna hal utama yang berkenaan mobil-mobil untuk parkir pada lokasi tersebut.
dengan parkir di perumahan adatah : . Daerah parkir hams diatur secara berbaris menurut
panjang dati sepeda motor, dengan gang parkir yang
1. Disain geometrik parkir pada daerah perumahan. membujur diantara jalan masuk dan jalan keluar,
Hal .ini berkenaan dengan bagaimana mem- sebagaimana disajikan dalam gambar berikut.
pertemukan suatu permintaan (kebutuhan)
maksimum, yaitu dengan cara :
115
Taksi, becak dan ojek
Sepeda S%LAT·
Motor·
DISAIN GEOMETRIK PARKIR DI LUAR
JALAN (GEDUNG PARKIR)
Keterangan :
Standard Penentuan Luas Ruang Parklr LAT = Luas Areal Total
LAE = Luas Areal Efektif d! '
Dalam menentukan luas ruling parkir di suatu tempat PPK ee Pendapatan Perkapita °U:
:I
yang mcmillki kegiatan tertcntu seperti; tempat . JIT ""Jumlah Tempat Tidur
perbelanjaan, perkantoran dan lain-lain dalam setiap I!
:i! .
luas areal yang tersedia berdasarkan hasil studi yang Tempat parklr dan bangunan
"if
;1',',
0
dapat dilihat pada tabel berikut : luar ja\al.l hams dapat perhatian khusus ~U '
1i
bagi pemarkir yang akan dalam n
II !i
p
il
1] .
ii,
1!
!i
ii
:1
'; II:
116 u:
;I! .
j!
I
bent uk kemudahan akses, sirkulasi, parkir, jarak memberikan garis pandangan yang terbaik
berjalan dan kembali, serta jalan keluarnya. kepada pengemudi.
• sistim 1 arah memperkecil konflik dan
Selain menyediakan ruang parkir, tempat parklr di menghindarkan terjadinya kemacetan.
luar jalan akan menawarkan suatu keamanan dari • lebar gang parkir tergantung pada sudut
kerusakan dan pencurian, dan dapat pula parkir, dimana selanjutnya tergantung pada
menyediakan fasilitas-fasilitas yang lain, seperti ukuran daerah, topografi, dan lokasi jatan
misatnya pencucian dan perawatan (service). masuk dan keluar yang dihasilkan.
• gang parkir dua arah dapat disetujui, bila
Dalam rangka mengantisipasi dan untuk ruang parkir memiliki sudut masuk sebesar
menghindarkan timbulnya tempat-tempat parkir liar 90°; untuk sudut masuk kurang dari 90°,
di luar jalan, dalam setiap membangun gedung, baik maka gang parkir l-arah adalah lebih dipilih
berupa gedung pemerintahan maupun swasta celukan tidak boleh memiliki lebih dari 30
khususnya gedung bertingkat maka "diwajibkan" ruang parkir tanpa adanya suatu gang parkir
menyediakan ruang parkir yang memadai sesuai yang memotong .
standard yang tetah ditentukan berdasarkan luas dan • radius belokan harus keeil, tetap harus diingat
lebar lantai bangunan yang tersedia. . bahwa apabila ada 1 kendaraan saja yang
mogok, maka hal ini akan menimbulkan
Ukuran-ukuran yang baik dan kemudahan sirkulasi persoalan yang besar.
adalah lebih penting daripada mencoba untuk • ruang bebas atas biasanya dibatasi hingga
memaksa menyelipkan sedikit tambahan ruang parkir 2,25 meter. Rambu peringatan dan 'tiang'
ke dalamnya. Ukuran-ukuran dan topografi daerah harus diletakkan pada titik-titik masuk.
sering akan menentukan rancangan yang terbaik • Sistim elevator dapat digunakan, tetapi hanya
untuk tempat parkir tersebut, khususnya jalan masuk akan efektif bila keterbatasan ruang adalah
dan keluar yang disediakan. Petunjuk disain yang tinggi, dan larnanya parkir adalah cukup
utama adalah mengenai : panjang.
1. Ukuran ruang parklr, ukuran celukan dan 3. Pengaturan masuk &. keluar, karcis dan
lebar gang parkir: Prinsipnya adalah sama pemhayaran Pintu masuk dan keluar hams
seperti untuk parkir di jalan; pada prakteknya ditempatkan sejauh mungkin dari
ruang parkir sejajar adalah jarang digunakan persimpangan-persimpangan jalan, dan harus
mengingal hal ini akan menggunakan ruang yang memiliki jarak pandangan yang memadai.
lebih ·banyak dari pada parkir bersudut, tetapi Daerah masuk dan keluar membutuhkan disain
pemillhan terhadap pengaturan tersebut akan yang hati-hati untuk kapasitas dan geometrik,
tergantung pada dimensi-dimensi yang tersedia khususnya jika suatu parkir kendaraan cepat
pada daerah tersebut. menjadi penuh atau menjadi kosong. Jatan
masuk ke tempat parkir biasanya termasuk
2. Sistim slrkulasl, lebar jalan tandal, kelandaian, penyerahan karcis yang dicetak waktunya. Hal
radius belokan, ruang bebas atas : ruang ini dapat dikerjakan secara manual atau dengan
sirkulasi tidak boleh digunakan untuk parkir dan pintu penghalang otomatis. Pada saat
harus dipcrkecil. Kecepatan dan kapasitas dapat meninggalkan tempat parkir tersebut, .karcis
diperkirakan dari pertimbangan-pertimbangan tersebut diserahkan ke suatu gardu parkir (booth)
praktis; kapasitas rencana harus tergantung pada dan biaya parkirnya dibayarkan. Jika biaya
arus yang dihasilkan dari volume parkir dan tersebut tetap, tidak perduli berapa lamanya
lamanya parkir. Pctunjuk disain untuk sistim parkir, maka hal ini dapat dibayarkan pada gardu
sirkulasi adalah : parkir masuk, saja dan gardu keluar menjadi
tidak diperlukan. Gardu karcis hams ditempatkan
• Kendaraan-kendaraan harus berjalan menurut sedemikian rupa untuk menghindari kendaraan-
arah jarum jam, mengingat hal ini akan kendaraan agar tidak menunggu pada jalan
umum. Panjang antrian dapat diramalkan, dan
117
\
I·
i
panjang dacrah antrian yang cukup mcmadai di l
t .
o arah sirkulasi
II jalan keluar kcndaraau
• celukan parkir, dan daerah-dacrah dimana
parkir tidak diijinkan.
• lokasi parkir khusus, misalnya untuk
orang-orang yang cacat
• pintu masuk dan kcluar bagi pcjalan kaki;
i
tangga, lift, Rambu- rambu hams ditem- I
i
patkan dengan. mcmpcrhatikan garis I
pandangan dan pcncrangannya. Rarubu terse- I
bul hams mudah terlihat oleh para i
pengemudi. Gombar 12,8,' Contoh Ruang phrktr di luarjalan
I .
,
! ;
Parldr Untul{ Mnl{sud Khusus 1 l:
PENGENDALIAN PARKlR I r
I'
Hotel, stasiun kcreta api, pusat pertokoaan,
gclanggang olah raga, pusat pcrtemuan, bundar Pengendalian Ul~ma yang scjat~h ini telah dibahas iI. i·
adalah mengenai ruang atau lcn{patnya, Akan lel"pi t'
udara, pabrik industri, universitas, iumah sakit,
secara keseluruhan membutuhkan fasililas harga dan biaya adalah pcnlh~g juga. mcnginggat .!
bongkar-muat barang yang khusus, Akan tetapi pengendalian terse.but dapal \ digunakan sccar"a . j,
prinsip dasar yang sarna dapat diterapkan disini, bersama agar penawaran ruang parkir yang ter- I
i
dengan ketentuan bahwa perhatian dibcrlkan sedia dapat disesualkan dcnga~ permintaan.: Parkir \ . !
\
; ~
misalnya tingkat bangkitan perjalanan, pembatasan-pembatasan ruang, }"akin, dan biaya, .! I'
JCIIIS I
kendaraan, perrnintaan pada saat puncak (khususnya
gelangang olah raga), larnanya parkir, bagasi (bandar Parkir tidak dijjinkan pada te ipat-tcmpat dimana
udara), petugas parkir, dll, . merupakan dacrah berbahaya, apasitas [alan yang
lebih besar adalah diperlukan, ,engcndnlian dengan
I
i
I
~
i
I
i
I
i
!
118
waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk Volume aNS
menyeimbangkan penawaran dan permintaan, dan kapasites tanpa parkir
pernbayaran kernbali atas investasi keuangan untuk
pembangunan prasarana dan perawatan.
kapasilas dengan parkir
Kombinasi-kombinasi pengendalian yang utama
adalah :
119
:, \:,'
; ji
'I,·
I:
. . I'
biaya atau dcngan cara membclinya. Sistim Petunjuk umum yang daPft digunakan unluk: ii·
kartu tersebut mcminta kepada pengemudi untuk pembatasan waktu adalah : ...; : 11.
membolougl waktu, hari, bulan dan tahun; harga .
.
. ~ !!
' L·
setiap kartu adalah sekitar 300 rupiah atau • 1 (saiu) jam untuk daerah perkotaau, . •• Ij.
sesuai ketentuan pemerintah daerah, dan kartu
tersebut hanya dapat digunakan satu kaH.
• 2 (dua) jam
sckitarnya,·
untuk (~erah
I·
pinggiran dan
..':
ii·
{.ll.
j
• 10-201 menit di daerah tertentu seperti misal ; [;
3. Sis,hn Karcis : Para pengemudi memarkir
kendaraannya dan membeli karcis untuk suatu
. Bank, kantor Pos dsb. I ..';. r'
lama parkir yang diperlukan, dimana mereka P~rkir ~i luar jalan (di gedung p~rkir) umumnya tidak ' I'.
memperlihatkan karcis tersebut dad dalam kaca
mobil. Pada saat mcsin karcis tersebut
dibatasi waktunya, oleh karena rt~
satu-satu nya cara . I:;
pengendaJiannya adalah dengan\bJaya. ;'. 1!
meageluarkan karcis, maka mesin tersebut juga
mencetak waktunya, Untuk keuntungan dan
kerugian dari masing-maslng sistim tersebut,
. ASI)ck Penlndakan, Pcngclola farkir dan Hukum. 'I,.
Parkir liar adalah merupakan s~atu }>cnyebabutama . I.
4. Surat ijin parklr perumahan : Surat izin ini terjadinya kemacetan kesemrawutan dan bahkan : Ii' 'il: H ",
umumnya berbentuk sticker yang ditcmpel pada kccelakaan, balk bagi kendaraap itu sendiri maupun ; 'I': ,.
n
bagian depan dan bclakang kaca kendaraan yang
menunjukkan identitas dari penghuni pemmanan
yang dihuni, hat ini disamping berguna untuk
bagi pejalan kaki. Hal ini juga akau merupakan
persoalan khusus .apabila tc~:a.di suatu keadaan
darn rat, sepcrti adanya k ndaraan pemadam
: .;.
:..11.•..
\ I"~
.IiI! •
:11 .
u.
l f
I.u
menghindarkan adanya parkir liar juga untuk kebakaran, ambulans atau. endaraan k~pcrluim' I:: H
11 ~ I;
,il
pcngendalian dan keperluan keamanan pcnghuni khusus lainnya. Pengendalia 1 dan. pcnindakan . i
,I'I
perumahan atau kompleks tertentu, umumnya adalah merupakan suatu masalah seternpat , i'
11· ,~
dan harus ditata administrasinya olen Pemerintah ' ~ I :
·i:
Batas Waktu Dacmh (WalikotaIB.upati) setempat melalui beberapa '. Ii, :1
l\
jenis organisasi pengelola parkir perkotaan. Adapun • Ii. i!
11
Batas waktu pada dasarnya ditentukan tergantung tanggung jawab d~ri orgauisa1i pengelola .parkir :. It. ul!
pada keseimbangan pcnawaran dan permintaan yang perkotaan antara lain :. ; I:
ada. Demi ketertiban dlusahakan supaya pemarkir :r . I'
yang lama agar parkir ditcmpat yang jauh (karena • mengumpulkan pungutan parkir, sekaJigus' Ii·
waktu berjalan menuju tempat parkir dapat ditolerir), 'merawat tempat parkir, I .• Ii
jika mungkin mereka hams parkir pada daerah parkir • memeriksa sistem pengendalian parkir sckaJigus : I:
di luar jalan (gedung parkir), sedangkan parkir di mencatat kchmr masuk kClldaraan parkir dan ; Ii
jalan hallya untuk pemarkir yang tidak lama mencalat kendaraan-kcn.dar~a~ pClangg~rpafkir, ; IL
(sebentar/jangka pendek). Kara~teristik-karakteristik • merencanakan lokasl-loKaSI parklf; dan;:
dasar yang mengindikasikan kondisi-kondisi tersebut . gun fasiiitas baik di : I'..·
mengendaJjkan~l.ya, n~embll~1
di atas adalah : jalan maupun dlluar Jalnn ( .edung);. ; Ii.
.• menetapkan besamya pungu an parkir, . i
• Tingginya angka pergantian dan tingkat .• koordinasi dengan instan~i kepoIisian guna '!i
pcmakaian ruang parkir pada batas waktu yang pcnegakan hukum termasuk penindakan terhadap ; 1
ada. setiap kendaraan yang parkir tidak terahtr ; I',
• Angka pcrgantian parkh rendah dan tingkat
pemakaian tinggi di sekitar daerah yang. tidak
(semb~ra~gan), ., .. Ii·
• koordmasl dan alas blmbt 19an tangsung oleh : Ii·
diterapkan batas waktu. . inslansi yang bcrgcrak dibi ang lalu Hntas dan :!,
• Banyak kendaraan berlalu lalang untuk meneari
mang parkir.
angkutan jalall. • Ii·
: Ii
• Parkir ganda. · Ii
~ !i.
· I·
· I:
i~
, Ii
: Ii
·: iI)
~ ,
I:
i:~i
; !
120 ;i
i'
11
: 1"1
"
: j> " .
1! :
Parkir kendaraan bermotor di jalan
Ttllud]2." : Lebar Minimal jill an Lokal Primer Sat" Arah untuk Parklr pada Badan Jatan
10,9
12,3
60 3 6 13,4
90 3 6 14,3
Tabel12.5 : Lebar Mlnimaljalan Lokal Sekunder Sat" Arah untuk Parklr pada Badan Jalan
Tabel12.6: Lebar Minimal jalan Lokal Kolektor Satu Arah untuk Parkir pad a Badan Jalan
..";.
0
30
45
60 3,5 7
90 3,5 7
121
XIII. SARANA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM
123
. I
. I;
Dal)at Diandalkan
I
Trayck Langsung.; mempunyai jadwal tetap
sesuai jam perjalanan pada ka u pengawasan
Dalam pcngcrtian ini angkutan umum yang dengan pelayanan secara teru -menerus yang
dapat diandalkan adalah yang dapat melayani bcrhenti pada tempat-tempat l ntuk menaikan
penumpang sewaktu-waktu / kapan saja dan menurunkan penumpan yang telah
angkutan umum tersebut dibutuhkan selalu ditetapkan untuk angkutan perk taan, trayek ini
tersedia. melayani angkutan antar kawasan utama dengan
kawasan pendukung dan kawasan pemukiman
Jenls Pelayanan Angkutan umum dengan mobil bus, baik mobil bus ekonomi
maupun 110nekonomi. I
pelayanan angkutan umum diperkotaan meliputi
Persyaratan Angkutan umullli I .' .
• Angkutan dalam trayek tetap dan teratur
• Angkutan tidak dalam trayek Setiap kendaraan angkutan umum dalam trayek
tetap dan teratur hams memel~uhi persyaratan
Clrl-clrl Pelayanan Angkutan umum Dalam sebagai berikut : I
Trayek Tetap dan Teratur • mcncantumkan nama I~rusahaan dan
nomor urut kendaraan padalsisi kiri, kanan
Pelayanan angkutan umum dalam trayek tetap dan belakang kendaraan, i '
dan teratur di wilayah perkotaan pada urnumnya • memasang papan trayek yang memuat asal
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : dan tujuan sertajalan yang 1ilalui .
• jenis trayek yang dilayarii yang ditulis
Trayck Utama; mempunyai jadwal tetap yang secara jelas dengan huruf I balok, seperti
melayani angkutan antar kawasan utama, antara contoh pada . angkutan rHUS KOTA",
kawasan utarna dan pendukung dengan untuk angkutan jenis ~us dan. "
melakukan pcrjalanan ulang alik secara tetap ANGKUTAN KOTA" ull~uk jenis mobil
dan dilayani hanya oleh mobil bus baik untuk
pelayanan ekonomi maupun non ekonomi serta
pclayananya secara terus-rnenerus dan berhenti
contoh pada gambar 13.1 j
angkutan penumpang upmm. Seperti
124
• pengankutan dengan cara sewa • Melampaui Wilayah Administratif KOOya
• pengangkutan untuk keperJuan pariwisata Dati II atau DKI Jakarta dalam bal
kebutuhan jasa angkutan taksi makin
ANGKUTAN TAKSI meningkat, perkembangan wilayah per-
kotaan dan tersedianya prasarana jalan
Cirl~irl Pelayanan Angkutan Taksi sehingga wilayah operasi taksi dapat
rnelampaui wilayah Administratif KOOya
• tidak berjadwal Dati II dalam satu propinsi yang ditetapkan
• dilayani oleh mobil penomang yang oleh Gubemur Daerah Tingkat I dan
dUengkapi dengan argometer apabiJa lebih dari satu propinsi atau wilayah
• peJayanannya dari pintu ke pintu DKI Jakarta, ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Darat.
Persyaratan Pengangkutan dengan
menggunakan taksl ANGKUTAN SEWA
.• tanda TAKSI ditempatkan di atas atap Ciri-ciri pelayanan angkutan orang dcngan
bagian luar kendaraan dan hams menyala cara sewa
apabiJa taksi dalam keadaan kosong dan
padam apabiJa argometer dihidupkan. • pelayanan dari pintu kepintu dalam wilayah
• tulisan AC pada kaca depan dan belakang operasi yang tidak terbatas.
sebelah kiri • dilayani dengan mobil penumpang yang
• logo dan nama perusahaan yang diJengkapi dengan tanda khusus
.ditempatkan pada pintu depan • penyewaan dilaksanakan baik dengan
• lampu bahaya berwarna kuning rnaupun tanpa pengemudi
• jati did pengemudi • tidak berjadwal
• radio komunikasi
• kotak obat lengkap dengan isinya
• keterangan tentang biaya awal Pcrsyaratan Angkutan Orang dengan Cara
• nomor urut taksi Sewa
• membawa daftar penyesuaian tarif apabila
terjadi perubahan tarif dan argometer belurn Kendaraan sewa hams memenuhi persyaratan
disesuaikan. sebagai berikut :
.Pada taksi dapat dipasang papan reklame yang • tanda nomor kendaraan khusus untuk sewa
dipasang membujur di alas atap kendaran • jati diri pengemudi apabila penyewaan
dengan tidak mengganggu identitas kendaraan dengan pengemudi
dengan ukuran tinggi 350 mm . dan panjang
kebelakang 500 mm dan tebal maksimum
bagian belakang 100 mm dan terlihat jelas pada Wilayah Operasi
malam hari. Seperti contoh pada gambar 13.1.
WiIayah operasi angkutan sewa tidak dibatasi
Wilayah Operasl dengan batas wilayah administratif.
125
ANGKUTAN PARIWISATA • pakaian seragam yang dilengkani dengan
identitas perusahaan
Penyelenggaraan angkutan pariwisata dilakukan
dengan mcnggunakan mobil bus. Wilayah Operasl
]26
KARTU PENGENAL PENGEMUDI
PT. ADITIA
JI : ." "., ~ , ,Kota, Kolle Pos" .
NAMA
NO. SIM
NIP
BERLAKUsid
I .t
I
"
Contoh Bus Kota
PAPAN REKL\ME
Gambar 13.1: Tanda Jati diri Pengemudi, Bus kola dan Taksi
127
XIV. KELENGKAPAN, PERSYARATAN TEKNIS DAN
KELAIKAN JALAN SERTA PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR
129
bensin, minyak, sabun air, diterjen dan PERSYARATAN TEKNIS DA~
I
pembersih lainnya. KELAIKAN KENJ)ARAAN BJ£RMOTOR .
2. Bahan pelengkap helm hams tahan lapuk, I
tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh Kebcradaan kendaraan berrnotor di jala.n tida.k
pcrubahan tempcratur. hanya dilihat sebagai suatu hasll produksi dari
3. Bahan-bahan yang kontak dcngan tubuh industrl kcndaraan bcrmotor, tetapi hcndaknya
tidak bolch terbuat dari bahan yang dapat kendaraan bermotor terscbut difandang secara
menyebabkan iritasi atau penyakit pada Jebih luas dan lebih proporsional menurut
kulit, dan tidak mengurangi kekuatan fungsi, sehingga dengan demikian kendaraan
tcrhadap benturan maupun perubahan fisik bermotor dapat diPan.dang SCbagti hasil industri.
sebagai akibat dari kontak langsung dengan atau sebagai benda/barang yang kondisi
keringat, minyak dan lemak si pemakai. teknisnya harus dijaga sen ntiasa dalam
keadaan laikjalan dan lain sebagainya.
Scgitiga Pengaman . I
KELAIKAN JALAN KENDArtAAN
Segitiga pengaman sebagaimana dimaksud BERMOTOR !
dapat dipergunakan pada waktu kendaraan
berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di Persyaratan teknis kendaraan be~lllotor meliputi
jalan, untuk memberi peringatan pada pcrsyaratan tentang susunan, perrlatan, perleng-
kendaraan yang datang dari arah depan dan kapan , ukuran , bentuk, karo~~ri, pemuatan,
atau belakang. Segitiga pengaman sebagaimana rancangan teknis kendaraan sesuai dengan
dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai peruntukannya, emisi gas huang, penggunaan,
berikut: pcnggandengan dan penempelan kendaraan
bermotor. I
1. Berupa pelat segitiga sama sisi yang dibuat
dari bahan yang tidak mudah berkarat, Untuk mempertahankan kCbera~aan kendaraan
dengan panjang sisi sekurang-kurangnya bermotor agar senantiasa laik j~lan agar aman
0,40 meter dengan tepi berwarna merah dan dan nyaman untuk dioperasikan maka setiap
lebar tidak kurang dad 0,05 meier dengan . kendaran bermotor yang bcroIf.rasi di jalan
bagian dalam berlubang, wajib diperiksa, yang dimaksud dengan laik
2. Warna merah sebagaimana dimaksud di alas jalan adalah persyaratan minlimulll kondisi
dapat memantulkan cahaya pada waktu suatu kendaran yang hams dipeuuhi agar agar
terkena sinar lampu, terjaminnya keselamatan d~n mencegah
3. Pada waktu ditcmpatkan diatas permukaan terjadinya pcncemaran udara ~an kebisingan
jalan posisi melintang jalan dengan sudut lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan,
mcruncing mcnghadap kc alas dan warna Ada tiga hal pokok yang !mcmpengaruhi
menghadap arah lalu Iintas. kelaikan jalan kendaraan ~rmotor, . yaitu
manusia, prasarana dan. arana. Agar
Ban Cadangan penggunaan kendaraan bermot r dapat dapat
dipertahankan dalarn keadaan la k, maka ketiga
Ban cadangan yang dimaksudkan dalam hal ini faktor utama terscbut hams selalu : dalam
adalah digunakan untuk mengganti ban keadaan laik atau handal, art nya prasarana
terpasang bila sewaktu-waktu mengalami (jalan, jembatan dan kelengkapannY8) hams
kerusakan (bocor/mcletus mendadak). Ban lnik Iintas, sarana (kendaraan' bermotornya)
cadangan sekurang-kurangnya rnemiliki hams laik jalan serta I manusianya
persyaratan bcntuk ban dengan kedalaman alur (pengemudinya) harus laik operar.
1,00· milimeter, dengan ukuran tekanan ban
sarna atau hampir sama dengan ban terpasang
sebcJumnya.
I
i
I
i
I
I
130 I
i
i
I
f
i
PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Uji Berkala
Pengujian kendaraan bermotor adalah Setiap kendaraan bermotor jenis mobil bus,
serangkaian kegiatan menguji atau memeriksa mobil barang, kendaraan khusus, kereta
bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan dan kereta tempelan serta kendaraan
gandengan, kereta tempelan dan kendaraan umum yang dioperasikan di jalan mempunyai
khusus dalam rangka pemenuhan terhadap kewajiban untuk melakukan uji berkala, yang
persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan berlaku selama kurun waktu 6 (enam) bulan.
bermotor. Pengujian kendaraan bermotor Akan tetapi khusus ketcntuan mengenai mulai
dilaksanakan dalam rangka : berlakunya kewajiban uji berkala dan masa
berlakunya uji berkala bagi kendaraan bermotor
~ memberikan jaminan keselamatan secara jenis sepeda motor dan mobil penumpang akan
teknis terhadap penggunaan kendaraan dilaksanakan secara bertahap dan diatur iebih
bermotor di jalan. lanjut dalam peraturan pemerintah tersendiri.
• melestarikan Iingkungan dari kemungkinan Pengujian berkala sebagaimana dimaksud diatas
pencemaran yang di akibatkan oleh dilaksanakan oleh tenaga penguji yang memiliki
penggunaan kendaraan berrnotor di jalan. klasifikasi teknis tertentu, yang dikelompokkan
• memberikan pelayanan umum kepada berdasarkan tingkat keahlian, wewenang dan
masyarakat. tanggungjawab secara berjenjang.
Dalam pelaksanaannya pengujian kendaraan Persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh
bermotor terdiri dari dua jenis yaitu uji tipe dan tenaga penguji meliputi :
atau uji berkala dan pelaksanaannya merupakan
tanggungjawab Pemerintah. Pengujian 1. pegawai negri sipil dengan golongan
sebagaimana dimaksud di atas harus dilakukan minimum Illb.
oleh tenaga tenaga penguji yang memiliki 2. mempunyai ijazah sekolah teknik tingkat
kualifikasi teknis yang diperoleh setelah menengah (STM) jurusan mesin atau
mengikuti pendidikan dan pelatihan penguji pendidikan lain yang sederajat atau lebih
kcndaraan bermotor yang ditandai dengan tinggi dalam bidang kendaraan bermotor
pemberian sertifikat dan tanda kualifikasi teknis atau yang disamakan.
oleh Menteri yang senantiasa dikenakan tanda 3. usia minimum 21 tahun
kualifikasi teknis tersebut saat menjalankan 4. sehatjasmani dan rohani
tugas pengujian dan berlaku untuk seluruh 5. berkelakuan baik
Indonesia. 6. memiliki SIM B
7. mampu melaksanakan kegiatan
Uji Tipe administrasi PKB.
8. lulus diklat ·PKBatau yang disarnakan
Setiap kendaraan bermotor, kereta ganderigan, 9. disumpah sebagai penguji .
kereta tempelan dan kendaraan khusus, sebelum
diselujui untuk diimport atau diproduksi dan Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan
atau dirakit secara massal, wajib dilakukan uji dan kereta tempelan yang telah dinyatakan lulus
tipe, yang dapat berupa uji landasan kendaraan uji berkala, diberikan tanda bukti Iulus uji
bermotor maupun kendaraan bermotor dalam berupa buku clan tanda uji berkala yang berlaku
keadaan lengkap dan ditandai dengan diseluruh wiIayah Indonesia.
pemberian sertifikatlsurat tanda lulus uji tipe. Buku uji berkala sebagaimana dimaksud di atas
Kendaraan bermotor yang hanya dibuat atau sekurang-kurangnya berisi data mengenai :
dirakit dan atau diimport dalam jumlah
sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) unit untuk 1. nomor uji kendaraan,
setiap tipe, dibebaskan dari kewajiban uji tipe. 2. nama pemilik,
3. alamat pemilik,
4. merek/tipe,
5. jenis,
6. tahun pembuatan/perakitan,
131
I
7. isi silinder, 5. bangunan gedung administrasi I
8. daya motor penggerak, 6. pagar
9. nomor rangka landasan kendaraan bermotor,. 7. fasilitas penunjang untnk umUi
to. nomor motor penggerak/mesin, 8. fasilitas Iistrik
11.berat kosong kendaraan, 9. lampu penerangan
12.jumlah berat yang diperbolehkan/jumlah 10.pompa dan mcnara air
berat kombinasi yang diperboJehkan untuk
mobil barang dan mobil bus; I ..
Sedangkan untuk tempat pelaksanaan UJI
13.jumlah berat yang diijinkan dan atau jumlah berkala yang bersifat tidak itctap hanya
berat kombinasi yang diijinkan untuk mobil diperbolehkan apabila di dalam ~uatu Daerah
barangdan mobil bus, Tingkat IItertentu ternyata : I .
14.konfigurasi sumbu roda,
15.ukuran ban teringan, • jumlah kendaraan wajib uji tclalif sedikit
16. kelas jalan terendah yang boleh dilalui, dibandingkan dcngan luas daerah yang
17. daya angkut, harus dilayani. I
18. masa bcrlakunya, • kondisi gcografi yang tidak memungkinkan
19.bahan bakar yang digunakan, kendaraan dari tcmpaHcmbat tertentu
20. kode wiJayah pengujian .: mencapai lokasi tcmpat pelj&ksanaan uji
berkala.
Pelaksanaan uji berkala kcndaraan bermotor
dimaksudkan untuk memberikan jaminan Pembangunan fasilitas dan peralat n uji berkala
keselamatan secara teknis terhadap penggunaan . kendaraan bermotor menjadi tanggung jawab
kcndaraan bermotor di jalan dengan . pemerintah yang dilakasanakan Qleh Direktur
melestarikan Iingkungan dari kemungkinan Jcnderal atau pcjabat .yang ditunj6k dan tidak
penccmaran yang diakibatkan oleh penggunaan . menu.tup kemungkina.n apabila I. Pemerintah .
kendaraan bermotor dan mcmberikan pelayanan Daerah Tingkat I mempunyai kemampuan
umum kepada masyarakat, untuk mernbangunnya asalkan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh KM 71 tahun
1993 tentang Pengujian Bcrkal~ Kendaraan
, Pclaksanaan Uji herkala
Lokasl bermotor dan dibawah koordin~si I
Direktur
.
Jenderal Perhubungan Darat. Pembangunan
Lokasi tempat pelaksanaan uji berkala dapat dilakukan secara bertahap pada dfcrah tingkat
merupakan lokasi yang bersifat tetap ataupun II yang didasarkan pada skala prioritas yang
tidak tetap, untuk lokasi tetap harus memenuhi dikaitkan dengan kondisi daerah tillgkat II yang
persyaratan scbagai berikut : bersangkutan, Penctapan ska~a prioritas
pcmbangunan terscbut dcnlan mem-
1. terletak pada dacrah yang mudah dijangkau pertimbangkan :
oieh pemilik kendaraan .
2. sesuai dengan rcncana umum tata ruang 1. jumlah kendaraan wajib uji pada dacrah
daerah tingkat II yang bersangkutan, I .
3. luas areal yang tcrscdia sesuai dcngan 2. luas wilayah tingkat II yang dil~yani
kebutuhan 3. kondisi geografi I
4. tidak mengganggu kelcstarian lingkungan 4. tersediany.a tanah yang dileta~k.an sebagai
lokasi . tempat pelaksanaan I uji berkala
fasiJitas yang harus disediakan pada pengujian kendaraan bermotor oleh Gu~rnur Kepala
kendaraan bermotor dengan lokasi tetap terdiri daerah Tingkat I yang bersallfutall sesuai
dari dengan kebutuhan . .
I
harus dilakukan, waktu dan tempat dilakukan 7. menerbitkan dan mencabut tanda kualifikasi
pengujian ulang dan tidak dipungut biaya uji teknis tenaga penguji seluruh Indonesia.
lagi, Dalam hal hasil dari uji ulang tersebut 8. menyelenggarakan kursus .pengujian
tetap tidak lulus uji, maka pemilik kendaraan . kendaraan bermotor.
tidak diberi kesempatan uji ulang kembaU dan 9. menyelenggarakan ujian kualifikasi tenaga
untuk pengujian berikutnya diperlakukan penguji
sebagai pemohon baru. Apabila pemilik atau 10.menetapkan jumlah dan persyaratan teknis
pemegang kendaraan tidak menyetujui fasilitas dan peralatan pengujian kendaran
keputusan penguji, maka dapat mengajukan bermotor.
permohonan keberatan secara tertulis kepada
pimpinan petugas penguji yang bersangkutan. Kepala Kantor Wilayah Departemen
Perhubungan melakukan kegiatan pengawasan
Peralatan Pcngujian Kendaraan Bermotor teknis terhadap pelaksanaan uji berkala
kendaraan bermotor pada daerah propinsi yang
Peralatan uji berkala kendaraan bermotor dapat bersangkutan dilakukan berdasarkan pedoman
berupa: teknis berdasarkan pedoman yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
I. peralatan pcngujian lengkap, yang dipasang Kegiatan pengawasan teknis yang dimaksud
dan digunakan pada lokasi tempat meliputi mengawasi, mengarahkan dan
pengujian bersifat tetap dengan jumlah mengambil tindakan korektif terhadap
kendaraan wajib uji pada suatu Dati II pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor
sebanyak 4.000 unit atau lebih. pada daerah propinsi yang bersangkutan.
2. peralatan pengujian dasar, yang dipasang
dan digunakan pada lokasi tempat
pengujian yang bersifat tetap dengan PEMERIKSAAN KENDARAAN
jumlah kendaraan wajib uji pada daerah BERMOTOR DI JALAN
Dati II kurang dari 4.000 unit.
3. peralatan pengujian keliling digunakan Dalam hal pemeriksaan dan penyidikan
pada lokasi pada lokasi tempat pengujian pelanggaran di bidang LLAJ, tidak disertai
yang bersifat tidak tetap pada suatu Dati II dengan penyitaan kendaraan bermotor atau
yang memenuhi ketentuan sebagaimana surat tanda nomor kendaraan bermotor kecuali :
disebutkan dalam lokasi pelaksanaan uji
berkala di alas. a. kendaraan bermotor diduga berasal dari
hasil tindak pidana atau digunakan untuk
Pembinaan dan Pengawasan Uji Berkala melaksanakan tindak pidana.
b. pelanggaran lalu lintas tersebut
Pembinaan dan pengawasan teknis terhadap mengakibatkan meninggalnya orang.
pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor c. pengemudi tidak dapat menunjukkan buku
dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan lulus uji.
Darat yang meliputi kegiatan sebagai berikut : d. pengemudi tidak dapat menunjukkan
STNK.
I. menetapkan kcbijaksanaan pelaksanaan e. pengemudi tidak dapat menunjukkan SIM.
2. menetapkan persyaratan teknis pelaksanaan
3. memberikan pctunjuk dan bimbingan Selain penyidik Polri, Penyidik. Pegawai
4. mengawasi, mengarahkan dan mengambil Nengeri Sipil (PPNS) dilingkungan Departemen
tindakan .koreksi terhadap pelaksanaan uji yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
berkala kendaraan bermotor . meliputi pembinaan dibidang lalu lintas dan
5. menyelenggarakan pertemuan penguji angkutan jalan, diberi wewenang khusus
seluruh Indonesia secara berkala sekali sebagai penyidik yaitu :
dalam setahun.
6. menetapkan jumlah dan kualifikasl teknis a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran
tenaga penguji keterangan berkenaan dengan pemenuhan
persyaratan teknis dan laikjatan.
133
[; .\1,
I~:
u !!
.. ;ll ,
it.1 '\\
"I!
I'
'1
II
Ii i
""
b. melarang atau menunda pengoperasian I! "II
II
Ii :
J!
q
kcndaraan bermotor yang tidak memenuhi }\
:1
persyaratan teknis dan Jaikjalan. !i ,
Ii :ji
'n
c. meminta keterangan dan barang bukti dari IiI' :11 :
l!
pengemudi, pemilik kcndaraan atau l
" ii
jl
pengusaha angkutan umum sehubungan Ii i!
dengan tindak pidana yang menyangkut Ii1\
persyaratan teknis dan laik jalan. Wewenang Polisi Negara Repub ik Indonesia I'ii
d. melakukan penyitaan tanda uji kendaraan. datam melaksanaan pemeriksaan kendaraan "
, IiIi II f:r,
e. melakukan pemeriksaan terhadap perizinan bermotor di jalan adalah sebagai tkrikut : , . :l!
II :!\
angkutan umum di terminal,
f. melakukan pemeriksaan terhadap berat
kendaraan beserta muatannya.
g. membuat dan menandatangani berita acara
a. menghentikan kendaraan bermotor
b. meminta keterangan kepada Jiengemudi
c. melakukan ,pcmeriksaan I
adminstrasi ,
Ii'
1\'
1\,
I·
.H
11
li"
j:
"
I
f
,
: ,IIl\
Ruang Llngkup Pcmerlksaan Wewenang Pengawai Negeri Sipil dalam : r: I'! I,
melaksanakan perneriksaan kendaraan bermotor d
Pemcriksaan kendaraa bcrmotor dijalan diJengkapi 'dcngan peralaran I pemcriksaan
Ii IIiI i~
I"
dilakukan oleh : dijalan adalah sebagai berikut : I ;
, Ii:
fr;., ",\
II
H
"
I , ' 'il ~
a. Polisi Ncgara Repuplik Indonesia yang a. mclakukan pemerlksaan tcrhadap lamia , Ii, 'I!! ~
i'
melakukan pemeriksaan terhadap buku uji. I
;i
:j
.;1
'; r,
kelengakapan administmsi kendaraan dan b. melakukan perneriksaan t~rhadap fisik'
Ii,, !I
q
l~
pengemudi seperti: kendaraan. !i
, 1;-
!i
• Surat Izin Mengemudi I'
I' ,
klasifikasi tertentu dibidang lalu lintas dan menyangkut kendaraan bermotor cenderung . I: II i1
.uII
meningkat, ,' "
angkutan yang mclakukan pemeriksaan I: •
terhadap tanda lulus uji dan pemeriksaan . b. angka" kecelakaan lalu lintas dijalan
cenderung meningkat yang disebabkan Iii
II\I. :
fisik kendaraan bcrmotor. , n
kondisi kendaraan yang tidfk memenuhl 11 ilu
Persyara(an Pemcl'iksa persyaratan teknis dan laik j tan jumlah '. II u
r
I
a. setiap anggota Polri yang ditunjuk oleh' melakukan pengujian kendarh1an bennotor' , Ii !I ~
: ;i '\I
Kapolri dengan surat lugas. pada waktunya. : ; , jI
II -
b, pengawai negri sipil yang memiliki ' . I i
r
i I
!I
ii
I !:
ii
I
i',
',I
134
"
i 11
'1 ,
:i;l:
:li
ji
\ : ~t
i!
Ii
.1
";;
li
"
;[
a. jangka waktu pemeriksaan dilakukan 2. Peralatan pendukung
paling lama 21 hari, a. air compressor
b. pemeriksaan dijalan dilakukan dengan eara b. generator set
yang tidak mengganggu keselamatan,
ketertiban dan kelanearan lalu lintas. 3. Kendaraan pengangkut peralatan pemerik-
e. lokasi pemeriksaan harus dilengkapi saan
dengan tanda-tanda/rambu-rambu yang
berukuran panjang 70 em, lebar 50 em yang
dipasang pada liang penyangga dengan
tinggi secara keseluruhan 1,50 meter yang
ditempatkan pada jarak sekurang-
kurangnya 100 meter sebelum dan sesudah
lokasi pemeriksaan , menghadap arah lalu
lintas, dan apabila dilakukan pemeriksaan
pada matam hari harus diJengkapi pula
lampu isyarat bercahaya kuning terang,
d. pemeriksaan harus diJengkapi dengan surat
tugas dan wijib menggunakan peralatan
perneriksaan serta berpakaian seragan
beserta atribut yang jelas, tanda-tanda
khusus sebagai petugas pemeriksa dan
perlengkapan pemeriksaan.
e. pelaksanaan pemeriksaan dijalan harus
dilakukan secara gabungan yang terdiri dari
pemeriksa Polri dan PPNS.
Peralatan Pemeriksaan
135
xv. KONSEP PERENCANAAN JARINGAN
TRANSPORTASIJALAN
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, Rencana umum jaringan transportasi jalan
mampu memadukan moda transportasi lainnya mernpakan pedoman dalam penyusunan rencana
menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, umum dan perwujudan unsur-unsur jaringan
untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan transportasi jalan, meliputi ':
stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan nasional dengan biaya • simpul berupa terminal transportasi jalan,
yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. terminal angkutan sungai dan danau,
stasiun kereta api, pelabuhan penyebe-
Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlu rangan, pelabuhan laut dan bandar udara.
diwujudkan suatu sistim jaringan transportasi • mang kegiatan berupa kawasan
jaJan guna mewujudkan lalu lintas dan angkutan pemukiman, industri, pertambangan, per-
jalan yang terpadu dengan moda transportasi tanian, kehutanan, perkantoran, perdagang-
lain dengan memperhatikan seluruh aspek an, pariwisata dan sebagainya,
kehidupan masyarakat, yang didasarkan pada • , mang lalu lintas berupa jalan, jembatan
kebutuhan transportasi, fungsi, peranan, atau lintas penyeberangan.
kapasitas lain lintas dan kelas jalan,
.Rencana umum jaringan transporta:si jalan
PENGERTIAN JARINGAN primer maupun sekunder ditetapkan dengan
TRANSPORTASI JALAN Keputusan Menteri setelah mendengar pendapat
Menteri terkait dan atau Gubemur Kepala
Jaringan tranportasi jalan adalah serangkaian Daerah Tingkat I yang bersangkutan.
simpul dan latau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga Kaitan antara jaringan jalan sangat erat dengan
membentuk satu kcsatuan sistem jaringan untuk tata guna laban. Oleh karena itu jaringan yang
keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan baik . sangat mempengaruhi mobilitas dan
angkutan jalan .. aksesibilitas pergerakan di dalam jaringan
tersebut.
Jaringan transportasi jalan diwujudkan dengan
menetapkan rencana umum jaringan Untuk mempermudah mengenal jaringan rnaka
transportasi jalan, meliputi : ruas-ruas ataupun simpul-simpul diberi nomor
atau nama tertentu. Penomoran /penamaan
• rencana umum jaringan transportasi primer ditakukan sedemikian rupa sehingga dapat
• rencana umum jaringan transportasi dengan mudah dikenal dalam bentuk model
sekundcr jaringan jalan.
rencana umum tersebut memuat hal-hak sebagai Pendekatan yang biasanya digunakan untuk
berikut: perencanaan janngan adalah pendekatan
ekonomis, sosial, budaya dan . pertahanan
• rencana lokasi ruang kegiatan yang hams keamanan nasional serta tidak boleh rnelupakan
dihubungkan oleh ruang lalu lintas. hambatan phisisk yang mungkin ditemui.
• prakiraan perpindahan orang dan atau
barang menurut asal dan tujuanperjalanan,
• arah dan kebijaksanaan peranan Model jaringan jalan merupakan penye-
transportasi di jalan dalam keseluruhan derhanaan dari model ekonis jaringan jalan
moda transportasi. yang ada. Model ini dapat disederhanakan
137
,
Ii II
I,
I- :11
II
i ,
iI
II
:
• Ii
berbentuk ruas-ruas yang lurus, ataupun
.il I
PROSES PERENCANAAN JARINGAN I: ':1
mengikuti keadaan sebenarnya. Pada gambar n Iii I
berikut dapat dilihat model suatu jaringan yang TRANSPORT~SI.JALAN! .. . :
ir : -'I
\I
[
sederhana, Perencanaan jarmgan transportasi . jalan :
p
I· .~I
il ~
?,
merupakan suatu proses yang l~lenga.komodasi ;
I! If
f
f
IJata.·batas <laGrnhIln9kun9~n
interaksi antara k~giatan-~cgiatan . yang ,\ ~
1\
dilakukan pada masing-masing Itata guna lahan
dikawasan pemukiman, pernirgaan, i~dustri
ataupun pertanian. \ _
l
,
I:
IiL
t.
n"
,j!
II i
Proses perencanaan. jaringan trt' nsportasi jalan
sebagai bagian dari proses perencanaan
transportasi, dimulai dari pengi mpulan data di
lapangan sampai mengnasi kan jaringan
"
i:
"I"
Ii
, .,I;"
-""
iii
j'
!!
u
.iI'Ii .
I
t"
Jelenektpro. transportasi. Langkah-langkah perencanaan ; rr 'i
II j.
I
It.~ H
jaringanjalan ditunjukkan dalan] gambar 15.2. I:
Ii 'Ii ,I
....
\ IIi i'
IIII
I
r
I·
Ii
':I
F
f
r
I'
---r-r-r' - r-rr-r-r-r- 'IIli t:
{
1-1- -1-1- ,
Ii ~
I- -- -_. -H-- ._ -i-
J"en·fe.lett 'ollt. I
1
I,
I.
'11
l!
f
I-
I- ./ :
--i-r' _... -i-I--
-_ ---1'-
· I; 'n j
-_ .. -
h,lan'jelen'lurl
- !Iil ~~
- - 1--1-- --
I
I
--
ij
'- -1-1--1- -1--1-- - -. -1- • "
- -- '--~~ -'---'-r Ii, "II"
trrr
:j
i :
.J!
'ii
--I '"11- -J ,jl
JdJ-H+-H
In"rchl~'
b~
-1+- I'
II
-.1
11
u i:
i, Ii 'I
.ii
Gambol' J 5. J a. Peta jaringan [alan dan model ,
jaringan jalan do/alii kota ;
I, IIII
, I'
t: :1':\
, 1',
, Ii
I II ~I
Ii I!
il
-,-,
'il
.jj
'1.
q
11
i!
(i
jj
Peta jarillK(l1l jolm, ,Ii pukn: M(lilllrn
I~
\1 · II"1\ ..
r:
'ii
II"r:
;
, .11
'i. ,"
i
:
· Ii !I!
IfI :11
! I,I: II
Gambol' 15. J b. Peta Jaringon jalan dan model
I, I!
, i:,
;
11
Jarlngan jalan antar kola · -j'
II
I, · Ii
: ~!
I: 'li
!I
Ii ·jl
L ,ll
:Ii
138 \ l!
Il1: iH
j:
I :ii
1,- it(
i;
,.
"
tit
t~:: :U
:H
Garis-garis Besar Haluan
Negara
Tatanan
philosophis .
SISTRANAS )
Pertumbuhan ekonoml
Angkutan
Barang
Sarana yang
optimal
angkutan
pribadl
139
KONSEP HIERARKI JALAN 1. Sistem jaringan jalan primer
2. Sistem jaringan jalan sekunder
Jalan mempunyai peranan penting tcrutama
yang menyangkut perwujudan perkembangan SistCR1Jaringan Jalan Prime,:
antar daerah yang seimbang dalam pemerataanb
hasil pembangunan serta pemantapan . per- Sistem jaringan jalan primer] adalah sistem
tahanan dan keamanan nasional dalam rangka jaringan jalan yangberperan ser.agai pelayanan
mewujudkan pembangunan nasional, Untuk jasa distribusi untuk pengcnlbangan semua
terpenuhinya peranan jalan maka Pemerintah wilayah ditingkat Nasional dengan simpul jasa
mempunyai hak dan kewajiban untuk membina distribusi yang kernudian berwu~ud kota, .
jalan, .
Sistcm Jarinu:an Sckundcr I
MacamJalan
Sistem jaringan jalan sekundet adalah sistem
a. Jolon Umum jaringan jalan yang be~ran sebagai
pelayanan jasa distribusi untukl masyarakat di
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukan dalam kota.
bagi Ialu lintas umum,
Pengelompokan Jalan Menuru Peranan
h. Jaltm Khusus
1. Jalan Arterl
Jalan khusus adalah jalan selain dati jahm
umum (jalan yang tidak diperuntukkan bagi Jalan Arteri jalan yang melayani angkutan f:
lalu lintas umum). Contohnya : jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan I;i
• Jalan inspeksi pengairan jumlah [alan masuk dibatasi [eeara
efisien. \
i
• Jalan inspeksi saluran minyak atau gas
• Jalan perkebunan 2. Jalan Kolcktor . .
• Jalan pertambangan
• Jalan kehutanan Jalan Kolektor adalah jhlan ya~g me- r
[.
• Jalan kompleks bukan untuk umum layani angkutan pengur,PUlanJ pem-
• JaIn untuk keperluan pcrtahanan
eamanan Negara,
Macam Sistem Jaringan Jalan (Menu rut Jalan kolektor primer menglu bungkan kota
Peranan Pclajanan Jasa Distribusi) dapat jcnjang kedua dcngau kola jenj~ ng kedua atau
dibagi menumt : menghubungkan kola jeluang Redua dengan
kOla jcnjang kctiga. Jalan ~okal· primer
!
140
I
menghubungkan kota jenjang kesatu dengan • kapasitas sama dengan atau lebih besar
persil atau kola jenjang kedua dcngan persil, daripada volume lalu lintas rata-rata
kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga,
• jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga
kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di
tidak mengurangi kecepatan rencana , dan
bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil
kapasitas jalan
atau kota dibawah kola jenjang ketiga sampai
persil. • tidak terputus walaupun masuk kota
141
, ,
. I'·
, ['.
II·
I
I
jalan tersebut. Didalam Undang-undang No. 13 kolektor dapat berupa kelas III A Idan III B dan
Tahun 1980 tentang Jalan, hierarkhi jalan
disusun atas dasar jalan Arteri yang fungsinya
, jalan lokal hanya berupa kelas mlc. Penentuan
kelas ini tergantung dad jenis kendaraan berat ,
1
untuk mengalirkan arus lalu lintas yang tinggi, yang melewatinya. Pergerakan kendaraan berat
jalan kolektor yang fungsinya mengumpulkan juga dibatasi pada jalan tertentu ~ia.
arus yang datang dari jalan lokal, Jalan lokal . 1
d. Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang Sistem jaringan jalan sekunder,1 kecuali jalan
dilalui kendaraan bermotor tcrmasuk rnuatan arteri sekunder . dltetapkan oleh
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 GubernurlKepala Daerah Tk.I, atas usul
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi Bupati/Walikotamadya, sesuai petunjuk Menteri
12,000 milimeter, dan muatan sumbu P.u. dati Menteri Perhubungan. i
terberat yang diizinkan 8 ton.
PELIMPAHAN DAN PENYERAHAN
e. Jalan kelas III C, yaitu jalan lokal yang dapat WEWENANG PEMIJINAAN J~LAN
dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak mclebihi 2.100 wcwcnang peuyusunan rencana
milimeter, ukuran panjang tidak melcblhi
9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat Wewenan penyusunan rencana umum jangka
yang diizinkan 8 ton. panjangjangka menengah dan program peru
wujudan jaringan jalan bcrada pac a :
Dari pembagian kelas terlihat bahwa jalan artcri
dapat berupa kelas I, Il, dan III A dan [alan
Ii
I
142 I·
i
Ii
!
i
• jaringanjalan primer ada pada Menteri wilayah semula. mas jaJan tersebut makin
P.U. dibutuhkan masyarakat dalam rangka
pengembangan sistem transportasi.
• jaringan jalan sekunder ada pada
Pemerintah Daerah. • peralihan status diusulkan oleh pembina
status yang lebih tinggi kepada pembina
wewenang perencanaan tcknis status yang lebih rendah.
143
evaluasi dana dan kegiatan pelaksanaan
tahunan I
I
program perwujudan jaringan skunder
disusun dengan mempcrhatikan REPELlTA,
peraturan perundang-undangan yang bcrlaku I
dan pedoman yang ditctapkan olch Mcnteri I
Pekerjaan Umum. I
I, .
Rcncana tcknlk jalan
• DAMAJA
• DAMIJA
• DAWASJA I
• dimensi jalan
• beban rencana, volume lalu lintas dan II
kapasitas
• persyaratan geometrik jalan
• konstruksi jalan
• kclestarian lingkungan I
I
rencana teknik jalan dari jaringan sekunder di !
wilayah DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur I
DKI Jakarta atau pejabat yang ditunjuk
olehnya.
Pemellharaan jalan
144
Tabel J 5.1 : Fungsi Dan Peranan Jalan Yang Dikaitkan Dengan Penanggung Jawab Pembinaan
Dan Pendanaan
CATATAN:
AP = Arteri Primer
KP 1 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kola Propinsi
KP 2 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kola Propinsi ke - Kola KabupatenIKotaadya.
KP 3 = Kolektor Primer yang rnengbubungkan Kota KabupatenIKota -madya,
AS = Arteri Sekunder
KS = Kolektor Sekunder
LS = LokaL Sekunder
LP = Lokal Primer
Tipe II
FUNOSI·
145
I
I I.
1
i
Pengendallan Akses
• Tata guna lahan hams III direncanakan
•
sedemikian dengan sasaran agar perjalanan
Salah satu unsur yang pcnting dalam jaringan minimal dan aksesibilitas terhadap ang-
jalan adalah upaya untuk mengendalikan akses, kutan umum maksimal. .
yaitu dengan :
• Kawasan pernukiman hamd dipisah dad
kawasan industri ataupun kawasan nlaga
• Akses langsung kejalan hams dibatasi pad a utama. ~I
jalan-jalan utama yang baru, hanya dapat • Aktivitas yang membangkit an peIjatanan
diijinkan bila mcmang akses tersebut tidak dalam jumlah cukup bes I r hams di-
bisa dihindari tempalka~ dekat ?engan jal~1l yang sesuai
• Akses jalan kolektor masuk kejalan arteri untuk ttu, ruisalnya sekolah yang
I
arus dibatasi dan lebih diarahkan pada membangkitkan banyak pelja~nan dari dan
, simpang tiga. . ke sekolah yang muridnya berjalan kaki
• Akses tidak diperkcnankan pada daerah atau naik sepeda harus dite patkan pada
yang rawan terhadap kecelakaan sepcrti [alan yang scsuai.untuk mena~npung pejalan
lokasi yang jarak pandangnya terganggu kaki dan pescpcda, ~
atau diperslmpangan.
• Sedapat mungkin jalan hams berpotongan
• Industri ringan atau kawasan layanan dapat
ditempatkan dekat deng n kawasan
pada jalan dari kelas yang sama saja, atau .. pemukiman asal saja akSf.s kcndaraan
hanya sekelas lebih tinggi atau Icbih rendah mcnuju daerah tersebut tidak molalui
saja. kawasan pemukiman terscbllt~
TATA GUNA LAHAN DAN
PENGELOMPOKAN DAERAH/ZONING
I
Pola lalu lintas sangat dipengaruhi olch lokasi I
kegiatan antara pemukiman dengan tempat
ker]a, tempat belanja, tempat sekolah, tempat I
rekreasi ataupun tempat-tempat kegiatan
lainnya, juga dipengaruh] otch besarnya po-
pulasi yang tinggal dikawasan tersebut serta
keberadaan angkutan.: .
!
i·
146 i
i
i[
,\
'\ !I
I
POLA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN BERDASARKAN FUNGSI KOTA
KOTA
JENJANGI
KOTA
JENJANGII
KOTA
JENJANG III
KOTA
DlBAWAH
JENJANG III
Jal
Primer
Fl
KAWASAN
PRIMER
KOTA
JENJANGI
Jalan Lokal JENJANG II
~eKunaer \Yi$) \.._ .J
147
SISTEM JARINGAN JALAN SEKUNDER
Tahel 15.3 : Hubungan Antar Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam Slstem
Jarlngan Jalan Primer :
1
I
'
•...•
.' 4ENJANOI,. Arterl Arterl Lokal I
';JENJANG to Arterl Kolcktor Kolektor Lokal
•.,.·'.::/fflNJANGl: :0'. Kolektor
Lokal Loklll
Lokal
Lokal
Loknl
Loknl I
I
i,.
Tabel 15.4 : Hubungan Antar Kawasan Kota Dengan Peranan Ruas Jalan Dalam I
•., •.':'"':'PlUMER'
t . :.1 ".,',' Arteri
(Fl) :>, <
" S,BKVNDER
.'..:. I :
Arteri Artcri Arteri Lokal
. '."" .'.:':" .I'-ll_F' 2'1'1t_--}_"
~ .. __' :", ,....
. .:SeKUNPEK··'-
• II ' .: Arteri Kolektor Kolektor Lokal
:: {P2~L;( -: ._
.':.'. SEkliNDER. "'/ .- I
tit·. : . I ;,Iii:'
:. ';'::.,.(F23) ':" ..
F-':"'-"::<Po:-'1'B~R"?'tJ~"M
~AHAN~'
"~",~.,,.•"•.'I----:-+-...,.L-ok:-a-,-I-..-1--...,.Lo-,k:-a-1
Kolektor .
--+--LO-k-at,..---+--------H
Lokal
i 'Ii'
:,
TabellS. 5 : Fungsi Jalan Dan Trotoar Bagi Penggun. Jal.n Berdasarkan Aktifit•• ny.1 . ::
I
,I
148
I
I
I
I:
i
perdagangan berst,
khususnya
, perjalanan
melintas
AkBes kendaraan Tldak ada kecuali Aktivitas utama Beberapamenuju Tidak ada kecuali Tidak ada,
ke bangunan kendaraan darurat pusat kegiatan menuju pusat kecuati untuk
distribusi seperti arus kepentingan
lalu lintas yang setara lalu lintas .
dengan tingkat nasional
distribusi Iokal
Pergerakan Lalu Tidak ada kecuali Tidakada Aktivitas utama Beberapa. hanya Sangat
Llntas Lokal bila angkutan beberapa Iokasi yang sedikit, karena
umum dapat dilayani, jarak dibatasi oIeh
diperkenankan persimpangan penting jarak
masuk persimpangan
vangjauh
Lalu lIntas Teruaan Tidak ada Tidakada Tidakada Didominasi oleh lalu Didominasi
lintas jarak menengah oleh lalu lintas
[arak Iauh
Batas Kecepatan < 10 km/jam < 3Okmljam, Dibatasi 50 Dibatasi 50 atau 60 Diatas60
Kendaran diperlengkapi dengan kmljam, dengan kmljam di kawasan kmljam,
fasilitas pembatas beberapa terbangun tergantung
kecepatan pengecualian kepada
batasan
aeometrik
149
i
I
PERUMUSAN
JALAN
JARINGAN TRANSPORTASI Contoh dinmiukkan data," garbar berikut :
Karakteritik jaringan didalam kola dan jaringan
jalan regional berbeda, karena perbedaan yang I
sangat mcnyolok pad a tata guna lahan, Karena
kepadatan penggunaan lahan yang sangat tinggi
didaerah perkotaan, diperlukan aksesibiJitas yang
I
lebih tinggi didaerah perkotaan daripada diluar kota
Dengan tingkat kepadatan ruang jalan yang lebih I
padat didaerah perkotaan dapat disusun pola
jaringan jalan yang mempunyai kcterhubungan dan I
akscsibilitas yang tinggi sepcrti pola ring radial dan r~8eta=1'4=O,75 t~a=414= 1
pola kisi-kisi. Jaringan merupakan konsep matcmatis
yang digunakan untuk menyatakan prasarana jalan. Gambar J5.3, Contoh perhit 'g n" .Indeks Beta
Jaringan mempunyai 2 elemcn utama yaitu ; ruas (link) terhadapjal'ing1n yang sederhona
dan slmpul (noda). Didaerah perkotaan mas mewakili
jalan dan simpul mewakili simpang sedang didaerah h. Angk« cyc[omal;c .' .
regional simpul dapat berupa kota. Pada pelayanan
angkutan umum dalarn jaringan trayek simpul Ukuran lain yang dapat digUnakln untuk mengukur
dinyatakan sebagai tempat perhentian ataupun terminal. kinerja jalan adalah Angka LCyclomatic, . yang
menunjukkan sirkuit yang bil dibentuk untuk
Jaringan merupakan alat dasar untuk pengumpulan data rnenghubungkan simpul dari ruas-ruas jalan yang ada,
yang sistcmatis mengcnai hirarki jalan dan arus lalu Angka Cyclornatic diukur dcngan rumus berikut :
lintas yang melaluinya.
Angka cyclomatic =
UKURAN UNJUK KERJA JARINGAN
150
maksimum. Rumus yang digunakan untuk menghitung Untuk mengukur aksesesibilitas dapat dilakukan
Indeks Alpha adaJah : dengan beberapa pendekatan, seperti dijelaskan sebagai
berikut: .
Suatu simpul dikatakan mempunyai aksesibilitas yang Gombar J5.7. Contoh jaringan sederhana
tinggi bila dapat dihubungkan dengan mudah ke
simpul-simpul lainya. sebagai contoh simpuI A pada Tabel 1...7 Matrik lintasan terpendek
gambar 15.4. mempunyai aksesibilitas yang paling baik
ke semua simpuI tainnya dan simpuI E mempunyai
aksesibilitas yang paling buruk, seperti dijelaskan dalam
matriks aksesibititas.
h. Angka KeterkaiJan
Gambar J 5.6 Aksesibilitas, simpul B memtitk!nilat
Angka keterkaitan adaIah jarak terjauh yang harus
yang terbaik dan E yang terburuk
dicapai ke simpul-simpul lainnya dalam jaringan
melalui lintasan terpendek untuk mecapai simpul
Tabe. 15.6 Matrik aksessibtlitas tersebut. Sebagai contoh dari gambar 15.7 bahwa
simpul yang terjauh dari simpul A adalah simpul G
yaitu 4 satuan.
' ..:.4." 1 2 2 3 8
1 125 Dengan menggunakan rnatriks pada tabel 15.2 dapat
238 disusun angka keterkaitan untuk seluruh jaringan pada
2 1 6 gambar 15.7. .adalah sebagai berikut: .
:. E.:: 3 2 3 1 9
151
I
I
Tabel 15.8 Angka keterkaitan
i
I
akGo'sibilltas rendah
SirrlPUI .".. Angka Keterkaitan _i ..·........
··....·l·..·····
..
A 4
B 4 ". 4
C 3 \
D 3
---IV
E 2
F 3
G 4
2 +- t----- B 1 2 1 2 3 4 13 :r
:
raANGKA C 1 2 2 1 2 3 11 . j:
FREK i:i . KETERKAITAN ::~·2~...:...:1=--t-2::--1--=:..-I--:-1-t-t:::2--t-"'""::3:-+--.:1
II-'::::::'D~' ~1.,--11 ; I
1 - - ..1:....•• 2 2 1 1 1 2 9
F 3 3 2 2 1 ! 1 12
o G: 4 4 3 3 2 1 11
1 2 346 !
Dengan cara yang sama dengan I angka keterkaitan r
!
Gombar 15.8. Distribusi frekuensi angka keter- .dapat disusun lndeks Shimbel rata-Ilam, diagram batang: ... }
I!
152
Nisbah jalan - luas wilayah dihitung dengan
2.-----,111""""_---- menggunakan rumuSsebagai berikut :
FREK1 +- --;lII-IIrlIII----,g-
I ~Iw= :
(5)
dimana:
lj = luas lahan yang diperuntukkan untuk
jalan, km2 .
8' 10 12 14 18 18· ·lw = luas wilayah • km2 .
.d /ndeks Penyebaran .
e. Keroputon Jalan
I~= pj
lw
(4)
dimana : pj = panjangjalan, km
lw= luas wilayah , km2
153
i
I
I
\
I
= lI
strategl pengelolaan angkutan penumpang yang
dirumuskan dalam Jaringan Trayek dalam hierarkhi Penduduk dan pcnyeharannya
yang jelas.
Semakin besar suatu kota luas jaringan
Perencanaanjaringan trayck pelayanan angkutan umum pelayanan yang harus disediakan karena pennintaan
dan tingkat pelayanan dipengaruhi oleh beberapa hal angkutan semakin meluas. . .
seperti ditunjukkan dengan hagan alir sebagaimana I
I
Al.INVEMEN RUAS TRAVfK
SASARAN
DATA PERJALANAN
DATA
( ~EPENDUDUKAN
. !:
I
i
[.
154 i\
~i
Jenis Trayek • peJayanan cepat dan atau lambat.
• jarak pendek.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Pasal 7 • melayani tempat-tempat yang telah
Tahun 1993, Jaringan Trayek terdiri dari : ditetapkan untuk menaikan dan menurunkan
penumpang.
1. Trayek Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) yaitu :
trayck yang melalui lebih dari satu wilayah propinsi 3. Trayek Ranting, dengan ciri-ciri pelayanan sebagai
daerah tingkat 1. berikut:
2. Trayck Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yaitu
trayck yang melalui antar Daerah Tingkat IIdalam • meJayani angkutan dalam kawasan
satu wilayah Propinsi Daerah Tingkat L pemukiman
3. Trayek Kota yaitu : Trayek yang seluruhnya berada • dilayani dengan mobil bus umum dan atau
dalam satu wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II mobil penumpang.
atau Trayek Dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta. • pelayanan lambat.
4. Trayek Pcdesaan yaitu : Trayek yang seluruhnya • jarak pendek. »<
berada dalam satu wilayah Kabupaten Daerah • melaIui tempat-tempat yang telah ditetapkan
Tingkat 11. untuk menaikan dan atau .menurunkan
5. Trayek Lintas Batas Negara yaitu : Tmyek yang penumpang,
melalui batas negara,
4. Trayek Langsung, dengan ciri-ciri pelayanan
sebagai berikut :
Ctri-clri Pelayanan
• mempunyai jadual tetap,
Khusus Trayck Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah
• melayani angkutan antar. kawasan secara
Nomor 41 Pasal 8 terdiri dari : tetap yang bersifat massa1 dan langsung.
• dilayani oIeh mobil bus umum.
1. Trayek Utama dengan ciri-ciri pelayanan sebagai
• pelayanan cepat.
berikut:
• jarak pendek.
• melalui tempat-tempat yang ditetapkan
• mempunyai jadual tetap
hanya untuk menaikan dan atau menurunkan
• melayani angkutan antar kawasan utama,
penumpang.
antara kawasan ulama dan kawasan
pendukung dengan em melakukan
Wewenang dan Dasar Penetapan Jaringan T rayek
perjalanan ulang alik secara tetap dengan
pengangkutan yang bersifat massal.
Jaringan trayek ditetapkan oleh :
• dilayani oleh mobil bus umum.
• pelayanan cepat dan atau lambat. a. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, untuk
• jarak pendek. ajaringan trayek yang melaIui lebih dari satu
• melalui tempat-tempat yang hanya untuk Propinsi Dati I. .
mcnaikan dan menurunkan penumpang. b. Gubernur/Kepala Dati I, untuk jaringan trayek yang
melaIui antar Dati II daIam satu wilayah Propinsi
2. Trayek Cabang, dcngan ciri-ciri pelayanan sebagai Dati I.
berikut: e. Gubernur/Kepala Dati I, Untuk jaringan trayek
yang seluruhnya berada dalam Kabupaten Dati, II,
• mcmpunyai jadual tetap, atas usul Bupati/KepaIa Dati II. .
• melayani angkutan antar kawasan d. Gubernur/Kepala Dati I, untukjaringan trayek yang
pendukung, antar kawasan pendukung dan seluruhnya berada dalam wilayah Kotamadya Dati
kawasan pemukiman. II, atas usul WaIikotamadya Kepaia Dati II.
• diJayani dengan mobil bus umum.
155
c. Gubemur Kopala Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
untuk jaringan trayck yang seluruhnya berada
dalam wilayah OKI Jakarta.
a. Kebutuhan angkutan,
b. Kelas jalan yang sarna dan atau yang lebih tinggi,
c. Tipe terminal yang sama dan atau yang lebih
tinggi,
d. Tingkat pelayanan jalan,
e. Jenispelayanan angkutan, I
f. Rencana umum tala ruang,
g. Kelestarian lingkungan, I
I
I
I
156
JARINGAN LINTAS c. Memahami kaitan antara JTJ dengan
jaringan lintas.
Perkembangan angkutan barang muncul d. Mengetahui cara-cara untuk memberikan
karena perkembangan industri, pertanian dan kemudahan kepada angkutan· barang
pertambangan yang memerJukan pasokan dalam berJalu lintas
bahan baku dan peralatan dan distribusi e. Memahami cara-cara untuk memberikan
produknya kepusat-pusat pemasaran yang akses angkutan barang dari dan ke
memerlukan jasa transportasi barang. daerah Industri I pertambangan dan
pertanian
Agar lalu lintas angkutan barang tidak
menimbulkan peningkatan kemacetan yang
tidak terkendali, maka diperlukan strategi Langkah-Langkah Dalam Perumusan
pengelolaan angkutan barang yang Jaringan Lintas
dirumuskan dalam Jaringan Lintas dalam
hierarkhi yang jelas. Penentuan jaringan angkutan barang
dilakukan dengan menganalisis beberapa
skenario rute angkutan barang melalui
MAKSUD DAN TUJUAN tahapan yang ditunjukkan dalam bagan alir
15.13. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji
a. Memahami langkah-Iangkah yang kinerja perjalanan angkutan barang dengan
dilakukan dalam perumusan jaringan melakukan perhitungan aksesibilitas tingkat
lintas. keterhubungan untuk setiap skenario yang
b. Memahami fungsi dan peranan simpull disusun.
tempat pindah alat angkut secara
terpadu.
ALiNYEMEN
LINTAS
JARINGAN LINTAS
DATA
·PERJALANAN
DATA INDUSlRI.
PERTANIAN.
PERlAMBANGAN,
PUSAT
AlA TATA GUNA:
LAHAN, JARINGAN
TRANSPORTASI
JALAN
157
I
Fungsi Dan Peranan Slmpul
I .
Petimbangan utama dalam menentukan pusat
pelayanan angkutan baraug ata1ah sebagai
Pusat Pelayan Angkutan Barang berikut : ..
Pusat kegiatan angkutan barang bervariasi dari a. Tersedia akses yang baik ejalan artcri,
petayanan tunggal sampai pelayanan majemuk, idealnya terdapat cukup ba~yak akses ke
dari ukuran kecit sampai ukuran besar. Bentuk berbagai jalan arteri. I
pelayanan yang ada dapat diklasifikasikan b. Tersedia akses yang baik (~Ickat) dengan
sebagai berikut : jalan kcreta api, I
c. Sedckat mungkin dcngan pusat industri
• Kegiatan parkir kendaraan barang untuk memperpendek jarak pelayanan pada
• pemindahan barang antar kendaraan pergantian moda yang melay1ani konsumen
barang, dalam kola. I.
• pergudangan, d. Pembebasan lahan yang mudah dan biaya
• konsolidasi pengiriman barang, pembangunan yang murah, I .
• penjualan barang (groslr) e. Lokasi yang mengakibatkan dampak lalu
• pengcpakan barang lintas yang minimal. r • •
158 I
i
I
Ii
i
d. Jaringan lintas untuk mobil barang ringan,
159
, Ii · I
, I
, · i'
. I.
I
I
,I
l
[ :I I
, , · ~.
i
I-
Scmua perjalanan melibatkan asal dan tnjuan, dan Simpul-simpul yang tcrdapat
Imda rute-rute bis
I
I-
I
titik tujuan, pergantian antar moda, simpul dalam jangkauan jarak bCljalalllkaki 1111111k menuju
pcrgantian satu jenis moda dan simpul- simpul kc suatu simpul bis. Bcrtentangan dcngan yang , I
pcrsinggahan. Oleh karena itu suatu jaringan disebut di atas, adalah kCny~tann bahwa .suatu I
diklakukan mengenai simpul-simpul dan konsep dipandaug dari sudut pengusr ha bis (operator), I
dari suatu daerah tangkapan (catchment area) atau karena tidak semua rule his allan mcmb.angkltkan I
..
·1
.1
daerah pcndukung sekitarnya (hinterland). tingkat pcrmintaan yang cukup tinggi . agar layak
sccara ekonomis. apabila ingkat pemilikan
TRANSFER PENUMPANG kendaraannya tinggi, biasanya Imcmilild . fasilitas 1
tcrlihat dalam gambar berikut ini : dltempatkan di dckat tala ~una lahan yang Ii:i'
membangldtkan alau . mcnarik scjumlah besar
"
'.
,l
f":./"'" -/~
/1./
fff/
,~~ /
-
.
pCljalanan, sepcrti rilisalnya di dCkat stasiun bawah J
,-./~ j., ! '. j. tanah, setasiun kcrcta api, pusa~-Pllsat pcrbcla1~aan ·1
v: ~'" i
~,.C5~~~-'
-.",\%>~~)"~~~?~':, 1
I
-
_~/~~2J
TF.MPAT PERGANTIAN M1J~TI MOnA 'i'
I _
~~(I\~"~
~
~.~.,
..~~, ,
i ",~.
'd~~l\(.'-,t~.~\_{ ~\\
I ,._J ..
~"\
',W' 1~
r~((/':"-·----~.
Seperli dikctahui bahwa stbsiun
mcntpakan pcmbangkit pc~jal:anan yang cukup
kcrcta api
I
1
I
... -"','..:1 '- r.! dcngan volume yang besar antaf'a dacrah pinggiran I
~~A'Uy.!lngtit.Jalt,(1iI5Vani _~ ~f.llm ../-~ "'L,..,J !
kola dimnna orang-orang banyalc bcrtelilpal tinggal I
i
GambaI' 15. J 4. Daerah tal1gkapanpe/ayaiwn angkutan dengan pusat-pllsat kota dilllana orang-orang I
, i
Will/III. tersebut bekcl:ja. Pergcraknlll~ya dilalmlmn di
: !
, i
I -
· i -
, i
I
· I
I
·1'
I
I
160 i
I
I .! -
1--
i
I
I : {
sepat\iang jalur-jalur koridor transportasi dengan bennanfaat bagi penumpang angkutan umum yang
hubungan bis yang baik (dan kemungkinan juga akan belbelanja maupun bagi pemilik toko. Oleh karena
dengan kendaraan-kendaraan pribadi) ke daerah- itu pengembangan terminal merupakan upaya
daerah pcndukung setasiun-setasiun kereta api yang maksirnal dalam efisiensi penggunaan laban.
berlokasi pada jalur tersebut. Oleh karena itu
setasiun- setasiun kereta api kemudian menjadi
tempat perpindahan multi moda (multi modal
interchanges).
pengembangan berikut :
Secara wnum simpul jaringan transportasi yang utama Gambar 15.15. Pengembangan sentra-sentra kegiatan
dapat dikembangkan mcnjadi inti pengembangan di sekitar koridor ongkutan massal
daerah regional, dalam hal ini sctiap titik perpotongan
rute angkutan dengan koridor angkutan utamanya c.. Rancang bangun sistem transportasl dari rumah
menjadi pusat pengembangan yang penting. ke tempat kerja
Pengembangan lahan disekitar koridor studi dapat Pada saat ini pengembangan pembangunan kawasan
dipusatkan ke inti daerah yang potensial untuk pemukiman yang dilakukan di pinggir kota bertumpu
dikembangkan sebagai terminal angkutan. Oleh karena pada jaringan jalan raya yang ada. Semakin luas
itu konsentrasi investasi dapat dilakukan pada inti pembangunan kawasan pemukiman pada suatu koridor
daerah yang dikembangkan itu. Dengan demikian maka inaka semakin padat arus lalu lintas yang menggunakan
pusat-pusat pengcmbangan akan tersebar disekitar koridor jalan raya tersebut, karena umumnya
koridor utama seperti terlihat dalam gambar 15.15. masyarakat yang bersangkutan berupaya unmk
dimana satu diantara setiap 3 ataa 4 terminal menyediakan angkutan sendiri ataupun menggunakan
dikembangkan menjadi terminal kunci, diterminal ini angkutan nmum yang melayani daerah tersebut, hal ini
dilakukan integrasi angkutan pengumpan bis, mengakibatkan semakin sulit bagi peulang alik untuk
pergi dan pulang dari tempat kerja. Keadaan ini akan
b. Pengembangan terminal terpadu pada ujung semakin .parah tanpa pengembangan suatu sistem
korldor utama angkutan massal, karena kemacetan Ialu lintas kan
semakin~. .
Pada kedua UjWlg terminal dikembangkan terminal
terpadu, dimana berbagai moda angkutan Pengembangan suatu daerah pinggir kota untuk
diintcgrasikan terutama dipusat kota, oleh karena itu kawasan pemukiman oleh karena itu harus dirancang
kegiatan perpindahan penumpang akan menjadi sangat untuk bertumpu pada sistem angkutan massal. Karena
sibuk pada tempat tcrsebut, oleh karena akan menjadi bila angkutan umum massal dimattfaatkan untuk
sangat sesuai untuk dikembangkan mcnjadi daerah pengemhangan daerah pemukiman barn maka dapat
kegiatan komersil dan niaga. Daerah ini sangat diharapkan masyarakat yang tinggal eli daerah tersebut
161
:I : [
! . I'
I'
I·
I , I: i
: i -
I : II··
[
: i.
i:
akan lebih senang untuk menggunakan angkutan • Hirarki Pcngcmbangan I : ,.I
.
massal yang ada dari pada mcnggunakan angkutan , ji.
pribadi. . I..
Pcngembangan dacrah denw,n earn 1111 sepenu hrlYa
tergantung kepada angkutan massal. Kawasan
Gambar 15.16. menunjukkan beberapa earn yang dapat pemukiman dihubungkan I dengan jaringan
.dilakukan untuk mcrancang daerah pemukiman yang pengumpan ke suatu sister angkutan massal,
dipinggiran kota yang dihubungkan dengan sistem Kawasan pemukiman . rti ini biasanya
angkutan massal, yaitu : dilengkapi dengan fasilitas eperluan rnasyarakat
sepertl ternpat belanja, rekr si, sekolah, kesehatan
• Pengcmbangan terlsolasl dan lain scbagainya.
I
itu kegiatan pendukung tidak dapat disediakan
dengan baik di sini, .
Dari ketiga cam pengembangan Yi ng disebutkan di atas
ruaka cam yang paling baik ~mtuk diterapkan di
Indonesia adalah kombinasi dari ~etiga sistem tersebut
hal ini terutama karena karakteli~tik masyarakat yang
enggan untuk melakukan perpindahan alat angkut,
enggan untuk berjalan kaki karef' cuaca yang relatip
panas serta berbagai faktor lainnyr '. .
. I
I
Dispersed Development
I
162
XVI .. PENDIDIKAN DAN LATIHAN DIBIDANG
LALU.LINTAS ANGKUTAN JALAN
Pendidikan dan Latihan Penataran Teknis Fungsional 5. Mewujudkan disiplin nasional serta
bidang LLAJ selanjutnya disingkat Diklat Penataran pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Teknis Fungsional mempunyai sasaran untuk
memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan terampil di sub d. Menciptakan aparat yang memiliki kemampuan
sektor Perhubungan Darat yang dapat menunjang teknis dalam penataan Lalu Lintas Angkutan Jalan,
penyediaan jasa Perhubungan Darat sesuai dengan yang meliputi :
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri.
1. Sistem Jaringan Transportasi Jalan.
Pendidikan dan Latihan Penataran Teknis Fungsional 2. Sistem Jaringan Jalan.
mempunyai tujuan : 3. Sistem ArusIManajemen Lalu Lintas.
4. Sistem Moda Angkutan.
a. Membentuk manusia yang : 5. Sistem Perlengkapan Fasilitas Pendukung Jalan,
6. Sistem Parkir.
1. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 7. Sistem Terminal.
8. Sistem Dampak Lingkungan dan Keselamatan.
2. Dapat memelihara hubungan yang baik antara 9. Sistem Pengujian Kendaraan,
scsama manusia dan Iingkungan.
4. Dapat membanggakan/menyuburkan sikap Kelompok Diklat pada dasamya dibagi atas 4 (empat)
demokratis. kelompok, yaitu :
5. Berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian 1. Kelompok Diklat Orientasi yang selanjutnya disebut.
yang kuat dan berilmu pengetahuan. dengan Kelompok Orientasi.
b. Menyiapkan tenaga-tenaga ahli, terampil, cakap dan 2. Kelompok Diklat Penyegaran yang selanjutnya
bermutu, yang berkemampuan untuk melaksanakan disebut dengan Kelompok Penyegaran .
Lima Citra Manusia Perhubungan.
3. Kelompok Diklat Ketemmpilan yang selanjutnya
disebut dengan Kelompok Keterampilan
163
\i
IiIi
:
Ii
·:1
t
I
:
I!
Iiji
,! :
"
.:1
'!I
'ilII
: ,I
" ~
4. Kelompok Diklat Keahlian yang sclanjutnya disebut yang terampil dalam menangani berbagal bldang tugas : I! f
f
dengan Kelompok Kcahlian LLAJ. I· : Ii.. :11 '\
=
, I' ;!I
1. KelomltOk Ortentasl
. Tujwumya I· . , I: :
1
I)
I.
I,
i\
!i
:j
I
I'
r:
~
I'
t
Lulusan Diklat keterampilan ini dapat lebih I "I' ~!
II
Kelompok Diklat Orientasi adalah diklat dasar lalu
lintas dan angkutan jalan yang bersifat teknis bagi
pegawai/calon pegawai atau akan ditugaskan pada sub
sektor Pcrhubungan Darat, Pada Diklat Ini akan
terampil dalam melaksanakan tl gasnya disalab satu Ii
. kelompok bidang studi tertentu
4. Kelompek Keahllan .\
•. .' , I'
. , ,.
1\
'Ii
,II
";11\ :
11
I
I.
f~
i
diberikan pandangan mengenai pengetahuan yang 11
sifatnya umum eli bidang LLAJ sebagai bekal dasar Kelompok Diklat Keahlian merupakan diklat-diklat : Iij! iii
ll
:
"
~, ~
untuk menialankan tugas dilingkungan Pcrhubungan puncak dari pada diklat-dlklat sebelumnya. Diktat ini ~!
Daral. merupakan bcntuk .pelatihan ':tntuk menghasilkan , i;: '!\ . .'I' !'
Materi dikJat hanya berupa pengenalan ilmu-ilmu Iulusan yang mampu menganalisis masalah di bidang " H
Tujuannya
Setclah selesai mengikuti pclatihan Lulusan diklat inl
diharapkan akan mempunyai kemampuan anal isis di j
! H r~
,
bidang LLAJ. I !
Lulusan Diktat ini diharapkan dapat secara umum I i !
II ~
r
mengenal Lalu Limas dan angkutan jalan sebagai bekal I I il R
I
JENJANGDIKLAT; I·
melaksanakan tegas-tugas yang akan dihadapi. IL :,\
II
"j
ii .Iiu
dan latihan lain di bidang LLAJ dalam bidang stndi , Ii
, I;
. tcrtentu yang tclah dilaksanakan oleh Pusdiklat DiktatOrienta'; diOOW kedalam 2Jnjang, yaitu : .
Perhubungan Darat, dengan waktu minimal 2 tahun ,: 1\
setelah mengikuti diklat. a. DlkJat Orientasi tingkat I. I·I . · \! :
."
'Ii
! 'I
;
Selain itu diklat ini juga dapat diselenggarakan pada Adalah Diktat Oricntasl yang ~iperunt\\kkan bagi \1 f!
suatu kondisi tertentu dimana terjadi suatu kebjjakan Pegawai Negeri Sipil golongan J dan II. i ii
1!
oj]::
bam yang sangat mendasar. I . Ii
Ii 'Iii
·!I
b. Diklat Orientasi Tingkat II. ,. ii1i ·H
'\1'I
TujuRnl)ya , il ~
Adalah Diklat Oricntasi y~ng diperuntukkan :
., 1'1 \1,
Tujuannya untuk menyegarkan kembali para pegawai pegawai Negcri Sipil golongan IIII. ,I!I
il :j
, I:II
Perhubungan Daral. mcngeruli penget.1huan 1I
oil
transportasi darat scrta m~nyatukan PCr8CI.si dengan Z. Diktat Pcnycgllran. : 1I >.,
Ii
adanya perkembangan kebijaksanaan di lingkungan i \i
, :1
Perhubungan Daral. .Mengingat sifat dik1at ini hanya isebagai penyegaran : ~ I
:,1
dan bersifat insidentll, maka UIllukI
diklat ini tidak i !: Ii I. .11
!lII
3. Kclom).ok Kctcrnml.ilan diberijcnjang secara khusus scperti 'diktat lainnya. "I :
. 1: i
Ii 11
Kelompok Dlklat KetcrampiJan adalah suatu benluk Iiji '\\
:;1
petatihan yang diharapkan akan menghasilkan Iulllsan
!i
, Ii,
I,
'I il
II
I;
'.i
, II
, ij
H:;
,
164
II :\
:i
.:1
~
ilII
·d :
Ii .. : ·ji
':/i!l
I,
!:
,. :
\ .
ii :
I, ;
I'i ·1\
3. Dlklat Keterampilan. Bidang-bidang studi tersebnt dibagi untuk' kelompok
dik1at keterampilan dan keah1ian serta penyegaran.
Diklat Keterampilan dibagi kedalam 2 jenjang, yaitu Tidak demikian haInya dengan .. kelompok diktat
orientasi,sebab pada diktat· ini justru diberikan
a. Dik1at Keterampilan tingkat I. pengetahuan lalu lintas angkutan jalan yang bersifat
umum.
Adalah Diktat Keterampilan yang diperuntukkan
bagi Pegawai Negeri Sipil golongan I dan II serta ALURDIKLAT
telah mengikuti Dik1at Orientasi Tingkat I.
AIur Pendidikan dan Latihan TetUus Fungsional
b. Dik1at Keterampilan Tingkat II. Bidang LLAJ disusun menurut pengelompokan bidang
studi dan jenjang yang terbagi dalam beberapa kelas
Adalah Diktat Keterampilan yang diperuntukkan kemampuan seperti teIah diuraikan di atas.
bagi pegawai Negeri Sipil golongan Ill yang telah
mengikuti Diklat Orientasi Tingkat II atau yang Dalam mengikuti jenjang pendidikan tehnis fungsional
telah mengikuti Diklat Keterampilan Tingkat I. di bidang lalu lintas angkutan jalan setiap Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Perhnbungan Darat dan
4 Diklat :Keahlian. Dinas LLAJ, dalam mengikuti pendidikan dan latihan
di Pusdiklat Perhubungan Darnt dimulai dari Diktat
Diktat Keahlian dibagi kedalam 2jenjang, yaitu : Orientasi Tingkat I atau Diktat Orientasi Tingkat II,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan (lihat daftar
a. Diktat Keahlian tingkat I. persyaratan peserta). ..
Dalam mengikuti jenjang pendidikan tehnis fungsional
Adalah Diktat Keahlian yang diperuntukkan bagi di bidang Ialu lintas angkutan jalan Ini, peningkatan
Pegawai Negeri Sipil golongan IiI dan IV yang telah jenjang berlaku untuk bidang studi yang sarna.
mengikuti Dik1at Keterampilan Tingkat II atau
DikJat Orientasi Tingkat II. Sebagai contoh Pegawai yang ingin mengikuti
pendidikan keterampilan tingkat II untuk bidang studi
b Diktat Kcahlian tingkat II. perencanaan angkutan, wajib mengikuti dikJat
keterampilan tingkat I pada bidang studi yang sama,
Adalah Diktat Keahlian yang diperuntukkan yaitu bidang studi perencanaan angkutan juga.
pegawai Negeri Sipil golongan III dan IV yang telah Demikian juga misalnya seseorang yang meniti
mengikuti DikJat Keahlian Tingkat I. pendidikan dati keIompok diktat orientasi tingkat I
ingin mengikuti pendidikan puncak, yaitu diklat
KEWMPOK BIDANG STUDI keah1ian tingkat II untuk suatu bidang studi
perekayasaanlrekayasa lalu lintas, maka jenjang yang
Untuk lebih menyederhanakan bidang-bidang yang hams diikuti adalah sebagai berikut :
akan dikaji, maka pcngetahuan LaIu Lintas Angkutan
Jalan yang sangat bervariasi tersebut diperinci kedalam Dari diktat orientasi tingkat I, meIanjutkan ke diktat
bidang I kelompok studi yang lebih kecil, seperti berikut keterampilan tingkat I bidang studi rekayasa lalu lintas,
ini : kemudian kejenjang keterampilan tingkat II untuk
bidang studi yang sarna. Selanjutnya dapat mengikuti
1. Kelompok Bidang Studi Perencanaan Transportasi. . pada jenjang yang lebih tinggi yaitu kedalam diklat
(Transport Planning disingkat TP.) keahlian tingkat I bidang studi rekayasa lalu lintas, bam
kemudian dapat mengikuti pendidikan puncak, diktat
2. Kelompok Bidang Studi Rekayasa Lalu Lintas. keah1ian tingkat II bidang studi rekayasa lalu lintas,
(Traffic Engineering disingkat TE.)
Dalam . hal seseorang ingin mengikuti pendidikan
3. Kelompok Bidang Studi Angkutan Umum. (Public jenjang yang lebih tinggi namun jenjang diktat yang
Transport disingkat PT.) pernah diikuti terakhir sudah melebihi minimal 2
tahun, maka pegawai tersebut dapat mengikuti Diklat
4. Kelompok Bidang Studi Rekayasa Kendaraan Penyegaran.
Bermotor. (Vehicle Engineering disingkat VE. )
165
I
JENIS DIKLAT
.
I
I
Jenis-jenis diklat yang ada pada pola diklat teknis fungsional bidang lalu Iintas dan angkutan jalap adalah sebagaimana
tercantum pada tabel 16.1. Jenis Diklat. . i .
. I.
Tabel 16.1. Jenis Qiklat
II
.. ..
NO KELOMPOK DIKLAT JEN" KeLOMrOK
',:' BibANG
..... ..... ..
---.- - .... .. ..STUDI
.,.
,. "',' ,',
:NAMAIJ~Nr$ blKLAT 1 .• ··········· \ • ·>:L :\:
t. ... :
, , , ,
JANel' : ... ' : •• ' :.:::....... .. .• ··:· •.••• 1 " .... )/.
ORIENTASI U M UM 1. PEMBINAAN LLA~TINGKAT I
;i
KEAHLIAN 6, TEHNIK TARIP I ANGKUTAN PE- I'
· i
· I:
NUMPANG DAN BARANG · I
, i,
f
7. PERENCANAAN IANOKUTAN LAN- I·
JUTAN . L
L
I
166
NO . KElOMPOKDIKLA't. .... JEj\J· .•., KEt6M~6k~iBAN.G.$toDr••
- jANG-- ,',-,----,-,-.-.-,-.'-,--
KElERANGAN : AlCS = AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM ;; DAERAH PENGENDALIAN LALU LlNTAS DENGAN
LAMPU PENGATUR LALU LlNTAS.
167
-, .:.:-:':.:.;.:.:.::.;:.;.:.....-.'.
·.·JE;N~•.•.· :K~t;qMp:¢K:~IPJ\~9:$TI):Pi"f{NiIl,MA.tJENI.6DI
};t>.Nl:r ...' t:.: : .:.' .. ':'::.'.
KETERAMPILAN ANGKUTAN UMUM ISIPLIN KON-
36.PENINGKATAND'
PENGEMUDI I
~'PLIN CAlON
37. SURVEY DAN ~EHNIK CASAR
PENGUMPULAN D.tIATA ANGKUTAN
UMUM
41. PERAWATANARM1DA
KEAHLIAN
: ::::A::R::::1:~ TERMINAL
UMUM I
44. MANEJEMEN DAN IpENGOPERASIAN
ANGKUTAN UMUM I
45. PERENCANAAN pAN PENGEN-
CAllAN ANGKUTAN UMUM
168
KETERAMPILAN TEHNIK KENDARAAN 51. TEKNIK PERAWATAN KENDARA-
BERMOTOR AN
169
PUSTAKA
I. Box P.C. and Joseph C. OppenJander, Manual of 11. Homburger W.S., James H.Kell and David
Troffic Engineering Studies, 4th edition, Institute of D.Perkins, Fundamentals of Traffic Engineering,
Transportation Engineers, Washington, DC.,1976 13th edition" Institute of Transportation Studies,
University of California at Berkeley, 1992.
2. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat
Pembinaan Jalan Kota, Indonesian Highway 12. Institute of Transportation Engineers,
Capacity Manual, Part I tUrban and Semi-urban Trrmsportation and Traffic Engineering Handbook.
Traffic Fasilities, Jakarta, 1993 2nd edition, Prentice hall, 1982
3. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat 13. Keputusan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun
Pembinaan Jalan Kota, Indec and Associates LTD, 1993 tentang Marka Jalan
BIEC Int.,Inc, Indah Karya dan Rennie Park
(GmbH), Proyek Transportasi Perkotaan-I (RCUlP 14. Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Tahun
- I, Phase 2), Jakarta , 1990. 1993 tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di lalan
4. Direktorat Jenderal Perhubungan Damt, Lembaga ] 5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 62 Tahun
Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Gajab 1993 tentang Alat Pernberi Isyarat Lalu Lintas
Mada, Pusat Pengembangan Tehnologi Tepat, Studi
Kriteria Perancangan dan Kebutuhan Ruang 16. Keputusan Menteri Perhubungan No. 63 Tahun
Parkir pada Pusat-pusat Kegiatan (Off Street 1993 tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan
Parking), Yogyakarta, 1992 Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta
Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan Serta
S. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Wilbur Komponen-komponennya
Smith Associates in assosiation with PT Hasfarm
Dian Konsultan, Advisory services for Vehicle 17. Keputusan Menteri Perhubungan No. 64 Tahun
Wejglhs and Dimentions Regulation and 1993 tentang Persyaratan Teknis Pemakaian Bahan
Enforoement, Jakarta 1992. Bakar Gas Pada Kendaraan Bennotor
6. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, DeLeuw, 18. Keputusan Menteri Perhubungan No. 65 TahWl
Cather International, Ltd, PT. Cakra Manggilingan, 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu
Technical Report, Traffic Management and Parking lintas dan Angkutan Jalan
Policy Implementation Project, Jakarta 1991.
19. Keputusan Menteri Perhubungan No. 66 Tahun
7. Direktorat lenderal Perhubungan Darat, Lernbaga 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum
Pengabdian pada Masyarakat Universitas Gajah
Mada, Puasat Pengembangan Teknologi Tepat, 20. Keputusan Menteri Perbubungan No. 67 Tahun
Stud; Kriteria Perancangan dan Kebutuhan Ruang 1993 tentang Tata Cara Perneriksaan Persyaratan
Parkir Pada Pusat-Pusat Kegiatan (Off Street Teknis dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor
Parking), Tahun 1992
21. Keputusan Menteri Perhubungan No. 68 Tahun
8. Direktorat lenderal Perhubungan Darat, Lembage 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Pengabdian pada Masyarakat Universitas Gajah Jalan Dengan Kendaraan Umum
Mada, Puasat Pengembangan Teknologi Tepat,
Stud; Standarisasi Perencanaan Kebutuhan 22. Keputusan Menteri Perhubungan No. 69Tahun
Fasilitas Perpindahan Angkukln Umum di Wilayah 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di
Perkotaan, Jakarta, Tahun 1994 Jalan
9. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Japan 23. Keputusan Menteri Perhubungan No. 70 TahWl
Railway Technical Service, PCI, PT. Intermatrix 1993 tentang Tarif Angkutan Penumpang dan
Barang di Jalan
Bina Indonesia, PT. Winapa Consultant, Land and
Public Transport Development Study in -Jabotabek
24. Keputusan Menteri Perhubungan No.71 Tabun
Area, Volume I, Jakarta 1991
1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor
10. Hobbs,F.D. Traffic Planning & Engineering, 2nd
Edition, Pergamon International Library, Oxford,
25. Keputusan Menteri Perbubungan No. 72 Tahun
1979 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor