Anda di halaman 1dari 27

RMK

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF

WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI


PENYAMARAN, METODE INVESTIGASI KONVERSI,
METODE PENYELIDIKAN DAN LAPORAN
KECURANGAN

Disusun oleh kelompok 12:


Barry Aditya Permana F1314023
Budi Raharjo F1314026
Kristina Wiwien F1314054
Soliqin Budi S F1314104
Wahyu Anggoro F F1314088

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI
PENYAMARAN, METODE INVESTIGASI KONVERSI,
METODE PENYELIDIKAN DAN LAPORAN
KECURANGAN
 WAWANCARA DAN INTEROGASI
Wawancara merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh Auditor dalam
menjalankan tugas audit, dan merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan
keterangan, memahami obyek pemeriksaan, menguji keterangan yang telah didapatkan
sebelumnya, melengkapi keterangan yang lain, dan tujuan-tujuan lainnya dari wawancara
tersebut.
Secara umum, setiap auditor harus menguasai tehnik wawancara. Namun
demikian masing-masing orang memiliki sifat, gaya dan karakter pribadi yang berbeda-
beda baik auditor itu sendiri maupun pihak yang akan diwawancarai. Hal ini akan
mempengaruhi tehnik dan metode wawancara yang dilakukan. Dalam hal waktu
pelaksanaan wawancara, dapat dilakukan di awal atau pada saat audit berlangsung
ataupun pada akhir audit sangat tergantung dari kondisi dan situasi audit serta tujuan
dilakukannnya wawancara. Demikian halnya dengan tempat pelaksanaan wawancara,
auditor akan menentukan tempat dilakukannya wawancara dengan mempertimbangkan
beberapa hal yang berkaitan dengan materi wawancara dan kondisi di lapangan. Tehnik,
waktu dan tempat pelaksanaan wawancara maupun hal-hal lain yang dilakukan terkait
dengan wawancara tidak menjadi masalah dan dapat berbeda antara satu dengan yang
lainnya, tetapi yang terpenting adalah tujuan dan hasil dari wawancara yang dilakukan
sebab antara tujuan yang satu dengan yang lain biasanya berbeda dan untuk mencapainya
tentunya membutuhkan tehnik, waktu, tempat dan hal-hal lainnya yang berbeda pula. Hal
lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan wawancara sehubungan dengan
audit yang dilakukan adalah bagaimana pendokumentasian hasil, bukti dan inti maksud
wawancara. Ini terkait dengan kertas kerja yang menjadi modal auditor sekaligus juga
menunjukkan kemampuan, kompetensi dan keterampilan auditor dalam melaksanakan
tugas audit. Dokumentasi wawancara dapat berupa tulisan, media elektronik atau media
lain yang digunakan dalam kaitan dengan pembuktian bahwa wawancara benar-benar
dilakukan untuk memperoleh informasi yang diinginkan dan tanpa adanya kesan yang
mengada-ada atau melakukan penekanan yang mengakibatkan informasi tidak sesuai
dengan adanya.
Terkait dengan interogasi, auditor internal pemerintah tidak memiliki kewenangan
untuk melakukan interogasi. Namun demikian metode, tujuan dan tehnik-tehnik
interogasi biasanya secara tidak langsung juga sering dilakukan namun dalam kondisi
yang tidak formal layaknya interogasi yang dilakukan oleh penyidik. Meskipun tidak ada
aturan yang melarang atau membolehkan untuk melakukan interogasi, auditor
menganggap hal ini dapat dilakukan sepanjang untuk mencapai tujuan memperoleh
informasi dan mencapai tujuan audit yang dilakukan.

Teknik Dasar Wawancara


Beberapa tehnik dasar yang harus dikuasai ketika akan melakukan wawancara, antara
lain:
 Kematangan pribadi, berupa : sikap mental, kemampuan pengetahuan yang dimiliki,
penampilan fisik, dan sebagainya.
 Gaya dan karakter, berupa : intonasi suara, tatapan mata, ekspresi wajah, kemampuan
memahami situasi dan kondisi, dan sebagainya
 Koordinasi dan kerjasama, berupa : tehnik improvisasi, fleksibilitas atau tidak kaku,
pengalaman berinteraksi, dan sebagainya.

Hal Yang Dilakukan Dalam Wawancara


Hal-hal yang dilakukan dalam wawancara dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) bagian
yang utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dokumentasi, dan analisis/ simpulan serta
interpretasi hasil wawancara.
 Persiapan
Sebelum melakukan wawancara, apakah akan dilakukan di awal penugasan atau pada
saat sedang berlangsungnya audit maupun pada akhir audit hendaknya dilakukan
persiapan-persiapan baik dilakukan secara matang ataupun hanya secara insidensial
saja. Beberapa hal yang harus disiapkan adalah :
1. Pemahaman akan tujuan dilakukannya wawancara
2. Penguasaan terhadap materi yang akan ditanyakan
3. Alat dan bahan penunjang pelaksanaan wawancara
 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan wawancara sedapat mungkin menguasai tehnik, prosedur dan
situasi atau kondisi, tidak menutup kemungkinan bahwa wawancara dilakukan tanpa
prosedur yang baku ataupun ada hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah :
 Fokus pada materi wawancara, meskipun sesekali mengalihkan atau pun
menyegarkan kembali sehingga pihak yang diwawancara tidak merasa tertekan
atau terpaksa untuk memberi informasi atau tidak memberi informasi.
 Kesiapan untuk membuat pertanyaan yang runut dan tetap berkaitan dengan
materi atau respon terhadap jawaban pihak yang diwawancarai. Disini pentingnya
improvisasi dan kemampuan mendengarkan yang baik dibutuhkan, meskipun
kendali wawancara tetap berada pada auditor.
 Bersikap tidak emosional dan tetap tenang terhadap apa pun jawaban yang
didapatkan dan senantiasa menunjukkan sikap yang sangat memahami apa yang
dimaksudkan oleh pihak yang diwawancarai tanpa bermaksud membenarkan atau
pun menyalahkan. Yang terpenting adalah mendapatkan informasi atau jawaban
yang sesungguhnya tanpa dibuat-buat.
 Harus mampu memahami psikologi pihak yang diwawancara secara sekilas dan
cepat untuk menentukan tehnik yang dipakai dan pertanyaan yang akan diajukan.
Disamping itu senantiasa mengantisipasi kejadian atau pun sikap dan perilaku
yang tidak diduga sebelumnya, dan mampu mengambil keputusan yang cepat
terkait dengan kelanjutan wawancara.
 Dokumentasi
Pendokumentasian hasil wawancara merupakan kunci utama dan merupakan sesuatu
yang sangat berharga untuk mengungkapkan informasi yang didapatkan. Demikan
halnya analisis terhadap kemungkinan-kemungkinan digunakannya dokumen atau
bukti wawancara tersebut sebagai bahan pembuktian suatu permasalahan yang akan
diungkapkan.
Beberapa hal yang senantiasa diperhatikan dalam pendokumentasian :
 Bukti wawancara harus asli dan tidak direkayasa atau dimanipulasi, bila perlu
pencantuman tanda tangan dari pemberi informasi harus diverifikasi sesuai
dengan kartu identitasnya.
 Bila menggunakan media elektronik berupa rekaman suara atau gambar, sedapat
mungkin mencantumkan tanggal wawancara, dan untuk pengambilan gambar,
lokasi sekitar wawancara dimuat dan tidak hanya wajah dari pemberi informasi.
 Fisik dari dokumentasi hasil wawancara harus disimpan di tempat yang aman
untuk menghidari kehilangan atau berubahnya wujud dari bukti dokumentasi
tersebut.
 Analisis/simpulan dan Interpretasi hasil wawancara
Dalam menganalisis atau menarik kesimpulan atau pun menginterpretasi hasil
wawancara harus teliti, obyektif, lengkap dan akurat sehingga dapat digunakan
sebagai bahan informasi atau pembuktian terhadap masalah yang ditanyakan.

Perbedaan Wawancara dan Interogasi


 Wawancara:
1. Bersifat netral, tidak menuduh.
2. Tujuan: mengumpulkan informasi.
3. Wawancara biasanya dilakukan pada awal investigasi.
4. Bisa dilakukan dalam berbagai lingkungan atau suasana.
5. Bersifat cair, tidak terstruktur
6. Mencatat hasil wawancara dari awal sampai akhir
 Interogasi:
1. Bersifat menuduh.
2. Taktik membuat pernyataan bukan pertanyaan.
3. Tujuan: mengetahui yang sebenarnya, apa sebenarnya yang terjadi, siapa yang mel
akukan, berapa jumlah atau nilai fraud.
4. Dilakukan pada lingkungan terkontrol, bukan disembarang tempat.
5. Hanya dilakukan pada saat investigator mempunyai keyakinan memadai mengenai
kesalahan seseorang

Dalam wawancara terdapat tiga tingkat atau saluran yang digunakan untuk komunikasi
yaitu:
a. Verbal channel adalah ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut orang yang
diwawancarai, pilihan kata dan susunan kata-kata yang dipergunakan untuk
mengirimkan pesan. Dalam metode ini dinyatakan bahwa orang yang berbohong akan
cemas, karena takut kebohongannya terungkap (Verbal Behavior).
b. Paralinguistic channel adalah ciri-ciri percakapan diluar apa yang diucapkan oleh
orang yang diwawancarai, maksudnya adalah ucapan yang makna sesungguhnya
berbeda dari apa yang keluar dari mulutnya (Paralinguistic Behavior).
c. Non verbal channel adalah merupakan sikap tubuh, gerak tangan dan mimik wajah
orang yang diwawancarai, jadi setiap ucapan selalu diperkuat dan dimodifikasi
dengan gerak tubuh/bahasa tubuh (Nonverbal Behavior).
Ketiga saluran atau metode tersebut semuanya digunakan untuk mengetahui adanya
kebohongan.

Untuk keberhasilan dalam wawancara persiapan yang harus dilakukan oleh auditor
investigatif adalah:
a. Auditor investigatif harus mempelajari berkas kasus/permasalahan dan dokumen
untuk memastikan adanya informasi penting yang belum diperoleh.
b. Menetapkan tujuan informasi yang akan digali dalam wawancara.
c. Mempelajari informasi apa yang dapat diperoleh dari calon responden yang akan
diwawancarai.
d. Mempersiapkan catatan yang berisi poin-poin yang akan ditanyakan agar informasi
yang digali tidak terlewatkan.
e. Mempersiapkan tempat untuk wawancara.

Pihak-pihak yang diwawancarai dalam audit investigatif adalah:


a. Saksi pihak ketiga yang netral (Neutral Third-Party Witness)
b. Saksi yang dapat membenarkan (Corroboraative Witness)
c. Pihak yang diduga ikut terlibat (Co-Conspirators)
d. Pihak yang diduga melakukan penyimpangan (Subject/Target)

Untuk memperoleh hasil wawancara yang memadai, maka wawancara seharusnya


dilakukan oleh auditor investigatif yang mempunyai karakteristik berikut yaitu:
a. Orang yang mudah bergaul, berbakat dalam berinteraksi.
b. Ingin membuat orang lain ingin berbagi informasi.
c. Pewawancara tidak akan menginterupsi responden dengan pertanyaan yang tidak
penting.
d. Dapat menyusun pertanyaan yang spesifik yang bisa membuat responden secara
sukarela memberikan informasi.
e. Menunjukkan keseriusan dan perhatian atas jawaban yang diberikan responden.
f. Cara mengajukan pertanyaan tidak dengan sikap yang menyalahkan.
g. Pewawancara harus tepat waktu, berpakaian rapi dan bersikap fair dalam berinteraksi
dengan responden.

 OPERASI PENYAMARAN
Operasi Penyamaran diambil dari kata aslinya yaitu covert Operations, yang
artinya yaitu tertutup, tersembunyi, terselubung, diam-diam, tidak diungkapkan secara
terbuka, tersamar, rahasia. Operasi Penyamaran membutuhkan ketrampilan yang tinggi
dan perencanaan yang matang, apabila dilaksanakan tepat waktu dengan tingkat kehati-
hatian dan kecermatan yang tinggi, maka operasi ini akan menuai hasil yang
menakjubkan yang tidak dapat dicapai melalui cara lain. Namun, jika dilaksanakan
dengan cara yang keliru atau buruk maka bisa mendatangkan bencana misal kematian,
kecelakaan, tuntutan hukum dan mempermalukan lembaganya. Operasi penyamaran
tidak boleh dilaksanakan untuk memancing, menggoda, atau mengajak orang berbuat
kejahatan. Banyak contoh mengenai operasi penyamaran yang dapat diambil dari
pemeritaan di media masa, contohnya yaitu penangkapan Jaksa Urip Tri Gunawan.

Masalah dalam melakukan covert operations:


Covert oparations merupakan kegiatan investigator yang beresiko tinggi dan hanya boleh
dilakukan sebagai opsi yang teakhir apabila cara-cara yang lain tidak ada.
1. Perekaman.
Merekam percakapan dengan menggunakan peralatan khusus seperti microfon kecil
untuk “nguping” lazimnya adalah perbuatan melawan hukum. Misalnya di US ada
undang-undang yang mengatur perekaman audio/video secara sembunyi-sembunyi.
Di beberapa negara bagian, membuat rekaman suara atau mendengar percakapan
orang lain merupakan pelanggaran hukum. Di beberapa negara lain, merekam
percakapan hanya diperkenankan oleh undang-undang apabila pihak lainnya
memberikan persetujuan untuk merekam percakapan itu.
2. Penjebakan
Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar dalam covert operations, seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa covert operations tidak boleh dilakukan untuk fishing
expeditions.

Ada dua bentuk Covert Operations dan surveillance operations:


1. Undercover Operations
Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara langsung dari
pelaku kejahatan dengan menggunakan samaran(disguise) dan tipuan(deceit).
Pemeriksa tidak menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui jalur yang biasa
ditempuh, keputusan dilakukan secara sadar dan matang untuk melakukan
Undercover Operations.
Samaran dan tipuan dikenal dengan hukum dan sistem peradilan Amerik Serikat
sebagai bentuk atau cara penegakan hukum yang diterima, asalkan undercover
tersebut dilakukan ketika ada dugaan atau alasan yang kuat, artinya tingkat
probabilitas adanya kejahatan itu tinggi.
Sebelum melaksanakan undercover operations ini pemimpin operasi harus membuat
memorandum atau catatan mengenai:
a. Informasi yang sudah terkumpul yang menjadi dasar operasi ini
b. Informasi yang diharapkan dapat dikumpulkan melalui operasi ini
c. Identitas tersangka kalau diketahui
d. Para pelaksana yang berada dalam binaannya, dalam penjagaannya, atau dibawah
kendalinya.
Para pemeriksa fraud melaksanakan undercover ketika ia meninggalkan identitasnya
secara resmi sebagai investigator dan menggunakan identitas baru untuk mendapatkan
informasi dari orang-orang yang tidak mengetahui identitas barunya.
Tujuan dari Undercover Operations:
a. Untuk mengumpukan bukti mengenai kejahatan masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang. Bukti yang dikumpulkan dari operasi ini biasanya berkaitan dengan
kejahatan yang dilakukan pelaku. Jika agen berkedok seperti pencuri maka
pencuri yang sebenarnya bisa mengakui tanpa menyadari bahwa percakapannya
direkam.
b. Untuk menentukan siapa saja yang terlibat.
Ketika cara ini berhasil mengungkap siapa saja yang telibat maka operasi ini
dihentikan dan proses pengumpulan buktinya dilakukan dengan cara tradisional.
c. Untuk memulihkan kerugian yang terjadi karena perbuatan melawan hukum.
Jika seorang pegawai mencuri uang kantor, maka cara ini dapat untuk menelusuri
dan menentukan dimana aset itu berada yang akan membantu dalam upaya
tuntutan gati rugi.
d. Untuk menentukan rekan sepermainan atau bahkan otak di belakang kejahatan.,
e. Untuk menentukan modus operandi.
Misalnya bagaimana cara pelaku bisa menembus benteng keamanan, dimana
kelemahannya.
2. Surveillance operations
Merupakan pengamatan untuk memastikan tindak pelaku kejahatan.Operasi ini
dilakukan dengan penuh ketrampilan dan kesabaran.
Surveillanceatau pengintaian adlaha pengamatan terencana terhadap manusia, tempat
atau objek. Tempat atau objek merupakan prioritas yang kedua, yang utama adalah
penagamatan terhadap manusia.
Ada dua jenis Surveillance, yaitu:
a. Pengintaian bergerak (mobile Surveillance)
Sering disebut membuntuti atau membayangi, dapat dilakukan dengan berjalan
kaki atau berkendaraan apabila yang diintai berpindah dari satu tempat ke tempat
lain
b. Pengintaian tetap (fixed Surveillance)
Apabila yang diintai tetap ditempat, meskipun pengamat atau pengintainya
berpindah disekitar area pengintaian.
Dalam pengintaian yang longgar, target tidak perlu diamati terus menerus, bahkan
kegiatan ini harus dihentikan ketika target mulai curiga.
Dalam pengintaian yang ketat, objek harus diamati terus menerus, sekalipun jika dia
mencurigai adanya pengintaian. Yang diupayakan yaitu mengurangi atau menghindari
kecurigaan.
Dalam investigasi, keadaan dapat berubah terhantung situasi di lapangan, bisa dari
pengamatan longgar ke pengamatan ketat, atau sebaliknya. Oleh karena itu pengintai
harus mengamati dan menginterpretasikan tindakan atau keadaan yang terjadi secara
cermat untuk membuat keputusan yang tepat.

Sumber dan Informan (sources and informants)


Seorang Confidential source memberikan informasi yang terkait dengan jabatan,
pekerjaan atau profesinya dan tidak terlibat dalam kejahatan yang dicurigai, bisa seorang
tukang cukur yang mendengar percakapan pelanggannya atau seorang akuntan dalam
perusahaan atau bisa juga seorang anggota penegak hukum.
Seorang confidential informant mempunyai keterlibatan langsung atau tidak langsung
dengan hal yang diselidiki sehingga ia berpotensi ikut bersalah.
1. Basic lead informants
adalah informan yang memberi informasi tentang kejahatan yang pernah mereka
alami atau ambil bagian, informan ini mempunyai bermacam-macam motive,
mungkin ingin membalas dendam, ingin membuka usaha serupa, menghancurkan
saingannya.
2. Participants informants
Terlibat langsung dalam pengumpulan bukti-bukti awal dalam investigasi, bukan
hanya menyuplai informasi tapi juga ikut merancang sting operations, mengadakan
kontak dengan pelaku dan berakhir dengan penangkapan.
3. Covert informations
Informan yang ditanam dalam situasi skenario selama beberapa tahun. Informan ini
seperti musuh dalam selimut bagi pelaku kejahatan, ia berada di kancah kejahatan
sebagai mata dan telinga investigator, informan ini sering dipakai dalam kejahatan
terorganisasi seperti mafia.
4. Accomplice/witness informants
Adalah informan yang dari waktu ke waktu dapat diminta informasinya, beda dengan
informan lainnya adalah selama ia tidak diminta informasinya ia berpotensi dapat
diseret ke mijau hijau untuk kejahatan itu. Informan seperti ini sering diminta untuk
membocorkan rahasia teman-temannya dengan imbalan diberikan hukuman yang
lebih ringan.

Penggunaan Operatives
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert operations, yang perlu diperhatikan
adalah bahwa operatives ini tidak mempunyai pelatihan sama sekali untuk suatu
investigasi, oleh karena itu harus disupervisi secara ketat.

 METODE INVESTIGASI KONVERSI


Fokus penting dalam investigasi, selalu disertai upaya untuk mengetahui bahwa
bagaimana pelaku “mengkonversi” atau menghabiskan uang yang di curi. Sebagian besar
investigasi konversi melibatkan pencarian catatan publik dan sumber lain untuk menlacak
pembelian aset, pembayaran kewajiban, dan perubahan dalam gaya hidup dan nilai bersih.

Pencarian Bentuk Konversi


Pencarian bentuk konversi dilakukan untuk dua alasan yaitu:
1. untuk menentukan luasnya penggelapan dan
2. untuk mengumpulkan bukti yang dapat digunakan dalam proses interogasi untuk
memperoleh pengakuan.
Teknik yang paling umum digunakan dalam investigasi adalah wawancara yang
dijelaskan di Bab 17.
Untuk menjadi cakap dalam investigasi konversi, pemeriksa kecurangan perlu memahami
dalam mengumpulkan informasi dari:
1. Badan federal, negara bagian dan lokal serta organisasi lain yang mengelola informasi
yang dapat di akses selama proses pencarian
2. Sumber informasi dari pihak luar pemerintah
3. Sumber informasi online
4. Menggunakan metode nilai bersih dalam menganalisi informasi pengeluaran.
Situs berikut ini memberikan tinjauan informasi bagaimana untuk menginvestigasi dan
melakukan pencarian:
a. Howtoinvestigate.com => memberikan informasi mengenai bagaimana melakukan
investigasi
b. Investigative resources international ( www.factfind.com) => memberikan informasi
kepada publik, sumber catatan secara terbuka, dan catatan perusahaan.
c. Legal resources center ( www.crimelynx.com) => memberikan sejumalh informasi
jaringan pemerintah, statistik peradilan atas tindak kejahatan, pencarian catatan, dan
informasi bernilai lainnya.

Sumber-sumber informasi pemerintah


1. Sumber-sumber informasi federal
 Departemen pertahanan mengelola informasi atas semua personil militer, baik
yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas. Departemen ini juga mengelola
informasi individu-individu yang dapat mengancam keamana negara.
 Departemen keadilan adalah badan federal yang memeiliki tugas untuk
menegakan hukum perdata dan hukum pidana federal. Badan ini mengelola
sejumlaha catatan terkait dengan pendeteksian, pengusutan dan rehabilitasi bagi
para pelaku pelanggaran.
 Internal revenue services mengelola semua hukum pendapatan nasional.
Secret services bertanggung jawab untuk memberikan proteksi terhadap Presiden
Amerika Serikat dan orang penting federal lainnya.
 Layanan pos Amerika Serikat bertanggung jawab untuk kegiatan surat
menyurat dan memberikan proteksi dari kerugian akibat kegiatan surat menyurat.
 Central Intelligence Agency dapat memberikan informasi yang bermanfaat yang
melibatkan masalah internasionalseperti pencucian uang.
 Administrasi jaminan sosial memiliki informasi mengenai individu-individu
yang memiliki nomor jaminan sosial.
2. Sumber-sumber informasi negara bagian
 Pengacara umum negara bagian memiliki catatan terkait individu yang telah
dihukum karena pelanggaran hukum perdata dan pidana negara bagian.
 Penjara negara bagian mengelola catatan atas semua individu yang telah
dipenjarakan dalam sitem penjara negara bagian dan juga individu yang dalam
masa percobaan atau pembebasan bersyarat.
 Sekretariat negara bagian mengelola semua jenis catatan yang terkait bisnis dan
dokumen Uniform Commercial code (UCC). Setiap perusahaan harus
mengarsipkan dokumen di negara bagian dimana ia didirikan. Dokumen ini berisi
informasi terkait penggadaianbarang bergerak, pinjaman untuk individuatau bisnis
atas peralatan, furnitur, mobil, dan proerti pribadi lainnya.
 Department of Motor Vehicles mengelola catatan surat ijin mengemudi. Catatan
ini termasuk sejarah berkendara seseorang, alamat, sanksi atas pelanggaran lalu
lintas, nama, tanggal lahir, dan foto.
 Departemen terkait regulasi bisnis mengelola informasi berlisensi terkait
sejumlah tenaga profesional. Informasi mengenai spesialisasi kegiatan bisnis,
alamat kegiatan bisnis, sejarah pengaduan terkait bisnis, keluhan, denda,
investigasi, dan kepercayaan secara profesional.
3. Catatan wilayah dan lokal
Petugas wilayah mengelola berbagai catatan warga negara lokal, termasuk catatan
registrasi sebagai pemilih dan lisensi pernikahan.
 Kantor tanah wilayah dan kantor penilai pajak yang mengelola catatan real
estate untuk tanah yang berlokasi di wilayah tertentu.
 Kepala polisi wilayah dan pejabat lainnya mengelola informasi mengenai
sanksi dari tindak kejahatan, pernyataan dakwaan, laporan yang berisi informasi
terkait proses hukum, pernyataan atas sanksi yang dikenakan, informasi terkait
masa penahanan, dan informasi pembebasan bersyarat.
 Pengadilan lokal mengelola informasi atas pelanggaran hukum di masa lalu,
dakwaan yang pernah diputuskan, perjanjian penyelesaian perceraian, masalah
terkait properti, tuntutan hukum atas kesalahan pribadi, klaim keuang dan proses
peradilan, klaim kecurangan, kebangkrutan, surat pernyataan hibah, dan surat
pengesahan dari hakim.
 Departemen perizinan mengelola informasi atas ijin kepemilikan senjata api, ijin
gangguan kesehatan, ijin membangun lift dalam gedung, dan ijin mendirikan
bangunan.

Sumber Informasi Dari Pihak Di Luar Pemerintah


Berbagai lembaga pelaporan kredit mengelola catatan kredit secara pribadi atas setiap
individu ataupun organisasi. Ada dua jenis lembaga pelaporan, yaitu:
1. Lembaga pelaporan kredit berbasis dokumen, yang mengembangkan informasi dari
dokumen kredit mereka
2. Lembaga pencatatan dan investigasi publik, yang mengumpulkan sebagian informasi
melalui wawancara.

Basis Data Online


Basis data dapat diperoleh dengan berlangganan, memiliki biaya tertentu per-penggunaan,
atau memungkinkan pencarian bebas yang tidak terbatas. Beberapa basis data saling
tumpang tindih dengan yang lainnnya, tetapi sebagian besar memilikI informasi unik
yang berguna untuk sebuah kasus.
Pencarian Internet
Ketersediaan internet secara publik merupakan sumber informasi yang sangat berharga.
Dengan menggunakan beberapa mesin pencari seperti Google, Alta vista, Yahoo!, dll.
Metode Nilai Bersih
Metode nilai bersih yaitu menggunakan formula yang didasarkan pada asset seseorang,
liabilitas (utang), biaya hidup, dan pendapatan. Perhitungan nilai bersih:
1. Nilai bersih = asset – liabilitas
2. Peningkatan nilai bersih = nilai bersih – nilai bersih tahun lalu
3. Pendapatan = peningkatan nilai bersih + biaya hidup
4. Dana dari sumber yang tidak diketahui = pendapatan – dana dari sumber yang
diketahui

 METODE PENYELIDIKAN DAN LAPORAN KECURANGAN


Metode Penyelidikan
Wawancara merupakan sebuah sesi tanya jawab yang dirancang untuk mendapatkan
informasi, sifat wawancara adalah terstruktur dan memiliki tujuan. Dalam wawancara
investigator dapat juga memperoleh:
1. Informasi yang menjadi elemen penting kejahatan
2. Petunjuk untuk mengembangkan kasus dan mengumpulkan bukti lainnya
3. Kerjasama korban dan responden
4. Informasi tentang latar belakang pribadi dan responden.
Tiga jenis sikap interviewee (orang yang diwawancarai), yaitu:
1. Ramah, merupakan interviewee yang dapat membantu investigator tetapi patut
diwaspadai apakah tulus membantu atau memiliki motif lain seperti mengalihkan
perhatian investigator.
2. Netral, merupakan interviewee yang tidak memiliki kepentingan dalam wawancara,
sehingga mereka biasanya paling membantu diantara semua tipe interviewee karena
paling objektif.
3. Memusuhi, merupakan interviewee yang paling sulit diwawancarai karena biasanya
mereka memiliki hubungan dengan tersangka atau dengan tindak kejahatan.
Karakteristik wawancara yang baik, yaitu:
1. Dilakukan secara mendalam dan fokus untuk mengungkap fakta yang relevan
2. Dilakukan sedekat mungkin dengan kejadian yang di selidiki
3. Wawancara harus objektif
4. Diakhiri dengan catatan positif.
Pewawancara yang baik adalah orang yang ramah sehingga membuat nyaman
respondennya. Karakteristik pewawancara yang baik, yaitu:
1. Tidak memotong pembicaraan responden
2. Menunjukan ketertarikan terhadap pokok persoalan
3. Pertanyaan yang diajukan tidak terkesan menuduh
4. Menunjukan sikap yang objektif
5. Profesionalisme dalam wawancara

Reaksi atas Krisis


Orang yang mengalami suatu krisis (kecurangan) biasanya memiliki serangkaian reaksi
yang dapat diprediksi, pewawancara harus memahami reaksi-reaksi ini agar proses
wawancara lebih efektif. Tahap-tahap reaksi atas krisis (kecurangan), yaitu:
1. Penyangkalan
Berfungsi sebagai penahan setelah orang menerima berita yang tidak diharapkan atau
mengejutkan, mereka akan sangat terkejut, bingung, menolak informasi yang
diberikan. Tindakan ini merupakan “pengabur rasa terkejut”
2. Kemarahan
Tahap ini merupakan waktu yang paling berbahaya dalam menyelesaikan kecurangan,
mereka dapat melakukan fitnah, perusakan nama baik, penyerangan atau tindakan
tidak logis lainnya.
3. Rasionalisasi
Pada tahap ini orang berusaha untuk menjustifikasi tindakan tidak jujur atau kejahatan
yang meraka lakukan, wawancara pada tahap ini sering tidak objektif dan
mengganggu upaya untuk mendapatkan bukti yang relevan.
4. Depresi
Di tahap ini rasa kemarahan tergantikan rasa rugi dan kecewa bahkan malu, mereka
sering kali menarik diri dan tidak koperatif. Wawancara pada tahap ini sering kali
tidak berguna karena mereka cenderung tidak mau memberikan informasi secara
sukarela dan membantu proses investigasi.
5. Penerimaan
Tahap kelima ini mereka tidak lagi marah dan depresi tetapi berusaha menyesuaikan
diri terhadap krisis kecurangan, memiliki pemahaman realistis terhadap apa yang
terjadi (fakta terhadap kecurangan). Wawancara pada tahap ini sangat efektif dan
produktif karena responden akan sangat koperatif.
Perencanaan Wawancara
Dalam melakukan wawancara, buatlah rencana untuk memastikan tercapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Persiapan yang dilakukan saat merencanakan wawancara, yaitu:
1. Peroleh fakta tentang pelanggaran
 Sifat hukum pelanggaran
 Tanggal, waktu dan tempat kejadian
 Cara kejahatan dilakukan
 Motif yang memungkinkan
 Semua bukti yang ada
2. Peroleh informasi tentang interviewee
 Informasi latar belakang pribadi
 Perilaku selama investigasi
 Kodisi fisik dan mental
3. Tempat wawancara
 Pilih lokasi yang memudahkan interviewee mengakses dokumen, pembukuan dan
bukti lain yang dibutuhkan
 Tempat yang meminimalisir kontak interviewee dengan kolega

Jenis-Jenis Pertanyaan
Ada 5 jenis pertanyaan yang dapat diberikan oleh pewawancara, jika wawancara
dilakukan pada responden yang netral atau ramah maka hanya 3 pertanyaan yang biasa
ditanyakan yaitu perkenalan, informatif dan penutup. Tetapi jika anda berpendapata
responden tidak jujur dapat dilakukan pertanyaan penilaian dan jika responden dianggap
bertanggungjawab atas pelanggaran maka dapat dilakukan pertanyaan untuk mendapatkan
pengakuan.
1. Pertanyaan perkenalan
Tujuannya untuk memulai wawancara dan membuat responden menyatakan
persetujuan untuk bekerja sama.
2. Pertanyaan informatif
Tujuannya untuk mengumpulkan fakta terdiri dari pertanyaan terbuka, tertutup dan
arahan.
3. Pertanyaan penilaian
Bila pewawancara memiliki alasan logis bahwa responden melakukan penipuan maka
dapat diberikan pertanyaan hipotesis dan tidak terkesan menuduh dengan mengamati
respons verbal atau nonverbal dari responden atas pertanyaan tesebut.
4. Pertanyaan penutup
Digunakan untuk mengkonfirmasi ulang fakta, memperoleh fakta yang belum
terungkap, mencari bukti baru dan menjaga kesesuaian sikap.
5. Pertanyaan untuk memperoleh pengakuan
Pertanyaan ini ditujukan untuk individu yang sudah pasti bersalah dengan tujuan
untuk membebaskan orang yang tidak bersalah dan mendorong orang yang bersalah
untuk memberikan pengakuan.

Elemen-Elemen Percakapan
Wawancara secara esensial membentuk percakapan, adapun elemen-elemen percakapan
antara lain:
1. Ekspresi, pewawancara harus mendorong ekspresi diri untuk mencapai tujuan
pengumpulan informasi.
2. Persuasi, merupakan sebuah usaha untuk meyakinkan responden mengenai legitimasi
dari roses wawancara.
3. Terapi, membuat responden merasa nyaman dalam proses wawancara akan
menimbulkan komunikasi yang efektif.
4. Budaya, deteksi kebiasaan responden dalam menjawab untuk mencegah waktu
terbuang dalam wawancara tanpa memperoleh informasi.
5. Pertukaran informasi, dua masalah yang sering timbula dalam pertukaran informasi
adalah informasi yang dicari pewawancara tidak sama pentingnya bagi responden dan
hambatan komunikasi karena latar belakang yang berbeda.

Penghambat Komunikasi
Penghambat adalah semua hambatan sosio-psikologis yang mengganggu penyampaian
informasi yang relevan sehingga membuat responden tidak besedia atau tidak dapat
memberikan informasi. Penghambat komunikasi, antara lain:
1. Pertimbangan penggunaan waktu
Responden merasa ragu untuk memulai wawancara karena keterbatasan waktu
mereka.
2. Ego yang terancam
Tiga respons umum responden atas ancaman ego adalah penahanan informasi,
antisipasi ketidaksetujuan dari pewawancara dan takut akan kehilangan status sosial.
3. Etiket
Jika jawaban atas pertanyaan berisikan informasi yang tidak sesuai dengan etika.
4. Trauma
Perasaan tidak menyenangkan terkait pengalaman terhadap suatu krisis.
5. Lupa
Hambatan yang paling sering terjadi dalam komunikasi adalah ketidakmampuan
responden dalam mengingat kembali informasi tertentu.
6. Kekacauan kronologis
Umumnya terjadi saat wawancara bertujuan mencari informasi mengenai riwayat
suatu kasus, responden kadang mengacaukan urutan kejadian.
7. Kekacauan inferensial
Dibagi menjadi dua kategori yaitu induksi (responden diminta men-konversi
pengalaman konkret ke dalam level generalisasi yang lebih tinggi) dan deduksi
(responden diminta untuk memberikan contoh konkret dari pengalaman tertentu).
8. Perilaku tidak sadar
Dibagi menjadi tiga, yaitu adat atau kebiasaan, reaksi sirkuler (respon langsung secara
tidak disengaja terhadap isyarat seseorang yang berbentuk nonverbal) dan krisis
emosional akut (perilaku yang tidak mengikuti pola kebiasaan dan tidak disebabkan
oleh reaksi dari orang lain).

Pendukung Komunikasi
Pendukung komunikasi adalah kekuatan sosio-psikologis yang membuat percakapan,
termasuk wawancara mudah untuk dilakukan. Jenis pendukung komunikasi, antara lain:
1. Pemenuhan ekspektasi
Kemampuan untuk merespon ekspektasi dari responden merupakan kekuatan penting
dalam wawancara, berusaha menyampaikan ekspektasi umum di awal akan
memudahkan responden dalam menjawab dengan jujur.
2. Pengakuan
Setiap orang butuh pengakuan dan penghargaan dari orang lain, termasuk para
responden dalam wawancara.
3. Pertimbangan altruistis
Sikap altruistis biasanya meningkatkan harga diri, sikap ini sangat penting dalam
memotivasi para responden.
4. Pemahaman simpatis
Respon simpatis sangat dibutuhkan dalam melakukan wawancara, karena setiap orang
suka klo diperhatikan atau dipahami.
5. Pengalaman baru
Responden dapat dimotivasi dengan rasa penasaran terkait proses wawancara,
hilangkan rasa khawatir makan wawancara akan menjadi pengalaman yang menarik
bagi para responden.
6. Katarsis
Katasis adalah proses untuk melepaskan tekanan emosional yang tidak menyenangkan
dengan pembicaraan mengenai sumber tekanan tersebut.
7. Kebutuhan akan keberatian
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk merasa berarti, pewawancara dapat
menunjukan rasa ketertarikan terhadap informasi yang dimiliki oleh responden.
8. Penghargaan ekstrinsik
Bentuk penghargaan ekstrinsik yang dapat diberikan setelah wawancara adalah uang,
promosi jabatan dan hak istimewa.

Metedologi Wawancara
1. Membuat kontak fisik, bertujuan untuk mengatasi hambatan psikologis dalam
berkomunikasi, bisa dengan cara menggunakan gerak atau gestur tubuh dan
komunikasi verbal seperti kata-kata yang lembut serta menghindari istilah-istilah
negatif.
2. Menetukan tujuan wawancara, semakin umum alasan atau tujuan dari wawancara
maka akan mudah di terima dan dijelaskan secara logis.
3. Jangan mewawancarai lebih dari satu orang dalam satu waktu, keterangan satu
responden dapat mempengaruhi keterangan responden lain.
4. Melakukan wawancara pribadi, wawancara dilakukan secara empat mata tanpa
interupsi dari orang lain.
5. Menanyakan pertanyaan yang tidak sensitif, hindari pertanyaan sensitif yang akan
menyebabkan responden defensif dan enggak memberikan informasi.
6. Memperoleh komitmen atas bantuan, kegagalan memperoleh komitmen dari
responden untuk membantu anda merupakan kesalahan umum yang sering terjadi
dalam wawancara.
7. Jangan melanggar jarak tubuh, saat wawancara sebainya tetap berjarak 4 hingga 6
kaki dari responden, jika berjarak terlalu dekat akan membuat responden merasa tidak
nyaman.

Pertanyaan Perkenalan
Yang dilakukansaat tahap ini antara lain:
1. Memulai perkenalan
2. Menciptakan hubungan
3. Menyatakan tujuan atau tema wawancara
4. Mengamati reaksi
5. Mengembangkan tema wawancara

Pertanyaan Informatif
Pertanyaan informatif dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka membutuhkan respon atau jawaban yang monolog dan panjang
serta dapat dijawab dengan berbagai cara.
2. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup membutuhkan jawaban yang pasti seperti “ya” atau “tidak” dan
sesuatu yang spesifik seperti lokasi, tanggal, waktu.
3. Pertanyaan arahan
Pertanyaan arahan berisikan jawaban di dalam pertanyaan tersebut, biasanya
digunakan untuk mengkonfirmasi sesuatu hal yang sudah kita ketahui.
4. Pertanyaan negatif-ganda
Pertanyaan negatif ganda kadang membingungkan dan sering kali menghasilkan
jawaban yang tidak sesuai dengan jawaban sebenarnya, contoh: “apakah anda tidak
mencurigai adanya sesuatu yang tidak benar?”
5. Pertanyaan kompleks
Pertanyaan kompleks merupakan pertanyaan yang lebih dari satu objek dan
membutuhkan lebih dari jawaban.
6. Pertanyaan prilaku
Pertanyaan prilaku bertujuan untuk mencairkan suasana wawancara.

Teknik jawaban terkontrol merupakan pernyataan yang digunakan untuk menstimulasi


jawaban atau kesan yang diinginkan, teknik ini mengarahkan wawancara pada poin-poin
tertentu.

Narasi bebas adalah catatan yang berurutan dan berlanjut mengenai kejadian atau
insiden, yang diberikan dengan atau tanpa desakan. Narasi bebas digunakan untuk
meringkas apa yang diketahui mengenai suatu masalah dengan cepat.

Pencatatan
Poin-poin yang harus diperhatikan dalam proses pencatatan, yaitu:
1. Menjaga kontak mata, tetap jaga kontak mata dengan responden selama proses
pencatatan agar tetap tercipta lingkungan yang nyaman.
2. Opini, hindari penulisan opini atau kesan pribadi dalam catatan wawancara karena
akan menyebabkan masalah pada kredibilitas.
3. Menulis pertanyaan, jangan menulis daftar pertanyaan biarkan pertanyaan mengalir
secara bebas tetapi boleh meliskan poin-poin penting yang ingin didiskusikan.
4. Mendokumentasikan hasil wawancara, dokumentasikan hasil wawancara
secepatmungkin setelah proses wawancara selesai.

Mengamati Reaksi Responden


Sebagian besar isyarat nonverbal dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Proksemik, mengacu pada penggunaan ruang antar pribadi untuk menyampaikan
maksud. Jarak antara pewawancara dengan responden merupakan contoh dari
komunikasi proksemik.
2. Kronemik, mengacu pada penggunaan waktu pada hubungan pribadi untuk
menyampaikan maksud, prilaku dan keinginan. Contoh responden yang datang telat
mungkin tidak tertarik terhadap wawancara.
3. Kinetik, berkaitan dengan bagaimana gerakan tubuh untuk menyampaikan makna.
Kontak mata merupakan contoh komunikasi kinetik.
4. Paralinguistik, mengacu pada penggunaan volume, nada dan kualitas suara untuk
menyampaikan makna.
Metodelogi Transisi
Setelah perkenalan selesai, pertanyaan pengantar untuk dilanjutkan ke bagian utama
wawancara, tahap-tahap yang dilakukan antara lain:
1. Mulai dengan pertanyaan terkait latar belakang responden
2. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal
3. Menanyakan pertanyaan yang tidak mengarahkan (terbuka)
4. Mengajukan pertanyaan sensitif secara berhati-hati.

Menghadapi Penolakan
Beberapa contoh penolakan dan cara menghadapinya, antara lain:
1. “saya sangat sibuk”
Pewawancara dapat menekankan bahwa:
 wawancara akan sangat singkat,
 wawancara ini tidak sulit, atau
 proyek ini sangat penting.
2. “saya tidak tahu apa pun mengenai hal itu”
Pewawancara dapat mengalihkan pertanyaan menjadi “saya mengerti, Apa saja tugas
anda saat ini?”
3. “saya tidak ingat”
Pewawancara dapat memberikan respon dengan meberikan waktu berfikir atau
memberikan pertanyaan yang lebih sempit.

Menghadapi Orang yang Sulit


Lima langkah umum yang dapat dilakukan pewawancara, yaitu:
1. Jangan bereaksi
Hindari tindakan menyerang balik, menyerah atau menghentikan wawancara,
pewawancara sebaiknya diam saja untuk tidak bereaksi.
2. Menenangkan responden
Mencoba membuat responden tenang, cukup dengarkan, pahami poin yang
disampaikan dan berikan persetujuan semampu anda.
3. Mengubah taktik
Untuk menghindari sikap permusuhan dari responden, pewawancara dapat mengubah
taktik untuk mengalihkan perhatian responden seperti bertanya apa yang mereka
lakukan untuk meyelesaikan masalah.
Mendeteksi Upaya Penipuan
Bagi sebagian besar orang, berbohong menimbulkan tekanan dan kemudian tubuh akan
memberikan reaksi verbal maupun nonverbal untuk melepaskan tekanan tersebut. Isyarat
verbal adalah isyarat yang terkait dengan kata-kata, ekspresi dan respons untuk
pertanyaan spesifik sedangkan isyarat nonverbal meliputi gerakan tubuh dan gestur yang
mengikuti isyarat verbal.
Dalam sebuah penelitian, lima keadaan yang ditunjukkan oleh seorang pembohong,
adalah:
1. Peningkatan tegangan
Peningkatan tegangan akibat berbohong, maka mereka akan gelisah, tekanan dan nada
suara meningkat serta memiliki jeda yang lebih lama untuk berfikir.
2. Kurang positif dan menyenangkan
Orang yang berbohong mnjadi kurang koperatif, mengeluarkan pernyataan negatif
atau lebih banyak megeluh.
3. Kurangnya respons
Perbedaan respon akan tampak terlihat ketika orang berbohong, mereka akan terlihat
berfikir untuk menemukan jawaban yang tepat.
4. Cerita yang kurang meyakinkan
Orang yang berbohong memiliki banyak ketidaksesuaian dalam ceritanya, penjelasan
mereka sering terasa kurang logis.
5. Sedikitnya ketidaksempurnaan yang wajar
Dalam percakapan biasa, kadang penjelasan seseorang kurang sempurna dan
kemudian mengakui sendiri dalam diskusi tersebut. Tetapi orang yang berbohong
cenderung terlihat menutupi kebenaran dan tidak mengakui kesalahannya.

Pertanyaan untuk Memperoleh Pengakuan


Pertanyaan ini diberikan jika responden terdapat kemungkinan logis melakukan tindakan
yang sedang diselidiki. Pengukuran kesalahan dapat didasarkan pada respon verbal dan
nonverbal terhadap pertanyaan wawancara, dokumen dan bukti fisik.
Tujuan dari pertanyaan ini adalah:
1. Untuk membedakan antara orang yang bersalah dan orang yang tidak bersalah
2. Memperoleh pengakuan yang valid dari responden.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1. Ruang wawancara
 Lokasi wawancara sebaiknya ditutup tetapi tidak dikunci
 Meminimalkan gangguan, hindari foto atau objek lain yang dapat mengganggu
perhatian
 Jarak antar kursi sebaiknya 4-6 kaki
2. Keberadaan orang luar
Hindari keberadaan pihak ketiga dalam proses wawancara karena dapat memberikan
“gangguan” dalam proses wawancara.
3. Peringatan miranda
Peringatan Miranda diwajibkan oleh polisi jika penahanan langsung dilakukan setelah
wawancara. Pengakuan secara umum dapat dilakukan di peradilan jika (1) didapatkan
secara suka rela (2) pewawancara memiliki keyakinan yang logis bahwa pengakuan
tersebut benar.

Tahapan Wawancara untuk Memperoleh Pengakuan


Tahapan pertanyaan untuk memperoleh pengakuan, yaitu:
1. Menuduh secara langsung
Penuduhan sebaiknya tidak dalam bentuk pertanyaan tetapi dalam bentuk pernyataan.
2. Mengamati reaksi
Orang yang bersalah biasanya akan diam atau menyangkal dengan lemah, sedangkan
orang yang tidak bersalah terkadang akan menunjukkan reaksi terkejut saat dituduh.
3. Mengulangi tuduhan
Jika tertuduh tidak menyangkal dengan kuat, maka ulangi tuduhan dengan keyakinan
dan kekuatan yang sama.
4. Menghentikan penyangkalan
Baik orang yang bersalah maupun tidak bersalah biasanya akan menolak tuduhan dan
berusaha menyangkal, tetapi jika anda telah yakin atas kesalahan orang tersebut maka
anda perlu menghentikan penyangkalannya.
5. Menunda
Taktik penundaan merupakan cara yang paling efektif untuk menghentikan
penyangkalan, jangan sampai berdebat dengan tertuduh tetapi usahakan untuk
menunda penyangkalan.
6. Interupsi
Lakukan interupsi jika penyangkalan terjadi berulang-ulang.
7. Pemberian alasan
Berikan beberapa bukti kepada tertuduh yang menunjukkan keterlibatan mereka.
8. Membuat rasionalisasi
Setelah tuduhan disampaikan dan diulangi serta penyangkalan dihentikan, tahap
selanjutnya adalah membuat rasionalisasi yang dapat diterima secara moral yang
memungkinkan tertuduh menilai kesalahannya dengan hati nurani.
Contoh motif yang menyebabkan tindakan kecurangan, antara lain:
 Perlakuan yang tidak adil
 Pengakuan yang tidak memadai
 Permasalahan keuangan
 Penyimpangan prilaku
 Permasalahan keluarga
 Tekanan, obat-obatan dan alkohol
 Pembalasan dendam
 Kebutuhan yang mendesak

Menyangkal Alibi
Ketika tersangka sudah dihadapkan kepada rasionalisasi, mereka sering kali masih
menyangkal keterlibatan mereka. Pewawancara sebaiknya berusaha untuk meyakinkan
tersangka mengenai kekuatan bukti yang mengarah kepadanya.
Secara umum alibi dapat disangkal dengan cara:
1. Menunjukkan bukti fisik
Tunjukan satu bukti fisik pada satu waktu untuk menyangkal alibi tersangka, jangan
menunjukkan semua bukti fisik yang kita punya.
2. Mendiskusikan saksi
Mendiskusikan keterangan saksi merupakan salah satu cara untuk menyangkal alibi,
cara ini bertujuan untuk memberikan informasi yang memadai tanpa memberikan
terlalu banyak informasi.
3. Alternatif saat ini
Setelah alibi tersangka terbukti salah, mereka biasanya akan diam dan menarik diri.
Pewawancara sebaiknya memberikan pertanyaan alternative kepada tersangka,
tujuannya adalah agar tersangka menyampaikan alasan dia melakukan kecurangan
atau tersangka mengakui alasan yang diberikan oleh pewawancara.
4. Tolak ukur pengakuan
Tolak ukur pengakuan adalah tersangka membuat pernyataan bersalah, pertanyaan
alternatif yang di buat menggiring tersangka untuk membuat pengakuan positif.

Pernyataan yang Ditandatangani


Setelah mendapatkan pengakuan verbal, untuk semakin menguatkan bukti pewawancara
membuat sebuah pernyataan tertulis yang kemudian ditandatangani oleh pengaku. Poin-
poin yang harus ada dalam pernyataan yang ditandatangani, adalah:
1. Kesukarelaan pengakuan
2. Tujuan
3. Perkiraan tanggal pelanggaran
4. Perkiraan jumlah kerugian
5. Perkiraan jumlah kasus
6. Keinginan untuk bekerja sama
7. Ketentuan pengecualian
8. Pengaku harus membaca pernyataan
9. Kejujuran pernyataan

Uji Kejujuran
Metode penyelidikan yang paling umum atas smua teknik investigasi adalah wawancara,
namun sebenarnya ada tiga metode lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi mengenai kejujuran seseorang, yaitu:
1. Pengujian secara tertulis
Pengujian secara tertulis adalah pengujian objektif untuk memperoleh informasi
mengenai kejujuran dan kode etik pribadi seseorang. Pengujian ini sering digunakan
sebagai alat perekrutan pegawai dibandingkan sebagai alat untuk menentukan
seseorang melakukan tindak kejahatan.
Salah satu keunggulan pengujian ini adalah hasilnya dapat ditabulasi oleh komputer
dalam hitungan menit, membuat pengujian ini ideal untuk perekrutan pegawai.
2. Grafologi
Grafologi merupakan ilmu tentang tulisan tangan dengan tujuan untuk menganalisis
karakter, metode ini banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Metode ini
banyak digunakan dalam bidang yang mementingkan integritas pegawai seperti
perbankan, manufaktur dan asuransi. Namun banyak investigator kecurangan bersikap
skeptis atas realibilitas grafologi.
3. Analisis tekanan suara dan poligraf
Analisis tekanan suara menentukan apakah seseorang berbohong atau berkata jujur
dengan mengunakan alat mekanis yang terhubung kepada orang tersebut.
Poligraf bekerja dengan teori bahwa orang yang berbohong akan memunculkan
perasaan bersalah sehingga akan mengakibatkan tekanan pada orang tersebut, alat ini
mengukur tingkat denyut nadi, tekanan darah, respons galvanis kulit dan pernapasan.
Poligraf dan penganalisis tekanan suara dapat berfungsi dengan baik jika digunakan
oleh ahli yang menguasainya, ditangan administrator yang kurang berpengalaman
kedua alat ini bisa jadi berbahaya.

Laporan Kecurangan
Introgasi terhadap tersangka merupakan tahap akhir dari investigasi, setelah invesigasi
selesai laporan kecurangan dipersiapkan.
Poin-poin penting dalam laporan kecurangan, antara lain:
1. Laporan ini mencakup semua temuan, kesimpulan, rekomendasi dan tindakan korektif
yang diambil.
2. Laporan ini mengungkapkan semua fakta yang terhubung, terkait siapa, apa, di mana,
kapan, bagaimana dan mengapa kecurangan terjadi.
3. Laporan ini berisi rekomendasi untuk peningkatan pengendalian yang akan
meminimalkan eksplosur untuk kejadian yang sama di masa mendatang.
4. Laporan ini tidak boleh berisi tindakan pendisiplinan atau tindakan hukum terhadap
siapa pun tersangka.
5. Laporan ini tidak boleh menuduh atau membuat kesimpulan bersalah, karena
keputusan benar atau salah merupakan wewenang pengadilan.
6. Laporan ini harus objektif, faktual, tidak bias dan terbebas dari distorsi serta mengacu
pada aktivitas perilaku.

Anda mungkin juga menyukai