Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pterygium berasal dari bahasa Yunani “pterygos” yang berarti sayap,


merupakan lesi pada permukaan bola mata yang berasal dari konjungtiva limbal
pada fisura palpebral yang bersifat progresif sampai melibatkan kornea dengan
karakteristik “wing-like appearance”. Lesi muncul paling sering di daerah nasal
daripada temporal (AAO, 2019).

Penyebab dari pterygium belum diketahui secara pasti, namun insidensi


meningkat pada individu dengan riwayat sering terkana paparan sinar UV dan pada
jenis kelamin laki-laki dibandingkan wanita. Prevalensi pterigium terutama pada
daerah “sabuk pterigium” yang membentang dari 30 derajat utara hingga 30 derajat
selatan ekuator. Daerah sabuk pterygium ini merupakan daerah dengan paparan
radiasi matahari yang tinggi, sehingga membuat masyarakatnya lebih rentan untuk
terkena paparan ultraviolet yang merupakan faktor resiko terjadinya pterygium.
Prevalensi pterygium sampai 22% di daerah dekat ekuator. Faktor resiko lain yang
meningkatkan kejadian pterygium adalah individu yang tinggal di iklim kering atau
sering berada di luar ruangan. Insiden pterygium cukup tinggi di Indonesia yang
terletak di daerah ekuator, yaitu 13,1% (Emilia & Evi, 2014).

Pasien dengan pterygium seringkali asimptomatis. Namun, pterygia dapat


mengalami inflamasi sehingga menyebabkan iritasi permukaan okuler dan
menimbulkan gejala. Pada pasien dengan gejala, yang mungkin dapat muncul
seperti mata merah, rasa gatal, gangguan estetika, sampai mengganggu penglihatan
apabila pterygia tumbuh mencapai visual axis (AAO, 2019; Hall, 2016).

Oleh sebab itu sebagai dokter muda, laporan kasus tentang penyakit ini sangat
penting untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pterigium
sehingga pasien dapat segera didiagnosa secara dini dan diberikan penatalaksanaan
awal serta rujukan yang tepat.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi, epidemiologi dan etiologi pterigium?
2. Bagaimana klasifikasi pterigium?
3. Bagaimana patofisiologi pterigium?
4. Bagaimana gambaran klinis dan gejala pada pasien pterigium?
5. Bagaimana penegakan diagnosa pterigium?
6. Bagaimana penatalaksanaan pterigium?
7. Apa saja komplikasi yang terjadi pada pterigium?
8. Bagaimana prognosis pterigium?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami definisi, epidemiologi dan etiologi pterigium
2. Untuk memahami klasifikasi pterigium
3. Untuk memahami patofisiologi pterigium
4. Untuk memahami gejala klinis yang ada pada pasien pterigium
5. Untuk memahami penegakan diagnosa pterigium
6. Untuk memahami penatalaksanaan pterigium
7. Untuk memahami yang terjadi pada pterigium
8. Untuk memahami prognosis pterigium
1.4 Manfaat
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai
pterigium, sehingga jika menemui kasus ini bisa memberikan
penatalaksanaan awal yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai