Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dewi Nurakmal

NIM : F1071171011
Kelas : IV A

BAB 2
Penelitian

A. KEILMIAHAN PENELITIAN
Penelitian adalah suatu upaya pengamatan secara sistematis terhadap suatu objek
penelitian untuk memperoleh faktor-faktor atau falsafah-falsafah baru. Prosedur
untuk sebuah penelitian disebut metode ilmiah yang mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut:
(1) Fakta Observasi
Suatu ilmu dikatakan berawal dari observasi (pengamatan) yang kemudian
dimantapkan sebagai suatu ilmu setelah cukup fakta-fakta yang dihasilkan
mendukung
(2) Hipotesis
Merupakan suatu pernyataan sementara (tentative idea) yang menjadi dasar
bagaimana fakta-fakta itu di interpretasi dan dijelaskan.
(3) Percobaan (experiment)
Percobaan atau suatu tindakan coba-coba (trial) yang dirancang untuk
menguji keabsahan dari hipotesis yang diajukan.

B. CIRI KHAS SUATU PERCOBAAN YANG DIRANCANG DENGAN BAIK


1. Kesederhanaan
Suatu percobaan yang baik dicirikan oleh perlakuan-perlakuan dan metode
percobaan yang sederhana dan semudah mungkin, namun tetap
mempertahankan objektivitas suatu percobaan
2. Derajat ketepatan
Percobaan memberikan pelan yang besar bagi peneliti untuk mengukur
perbedaan-perbedaan yang ada menurut derajat ketepatan yang diinginkan
oleh peneliti. Perbedaan taraf perlakuan harus makin kecil dengan makin
tingginya tingkat ketelitian yang diinginkan ataupun sebaliknya.
3. Ketiadaan galat sistematis
Percobaan harus dirancang agar siap unit-unit percobaan akan menerima
suatu perlakuan dengan peluang yang sama.
4. Kisaran keabsahan dari kesimpulan
Kesimpulan dari hasil-hasil percobaan harus mempunyai kisaran keabsahan
yang selebar mungkin. Peningkatan keabsahan kesimpulan dapat diperoleh
melalui:
a. Memperbanyak ulangan percobaan baik menurut waktu maupun ruang.
b. Menerapkan perlakuan-perlakuan yang dirancang secara faktorial.
5. Kalkulasi derajat ketidakpastian
Suatu percobaan yang baik dirancang demikian rupa agar memungkinkan si
peneliti untuk mengkalkulasikan kebolehjadian (peluang) terjadinya hasil-
hasil pengamatan yang menyimpang. Toleransi ketidakpastian (α) hasil suatu
percobaan harus makin kecil jika berhubungan dengan manusia atau dengan
besarnya resik kerugian finansial.

C. PROSEDUR PENELITIAN (EXPERIMENTATION)


Beberapa pertimbangan yang penting dan sesuai prosedur suatu penelitian
adalah:
1. Perumusan masalah
Menetapkan batasan maslah atau ruang lingkup permasalahan yang akan
diselidiki sejelas dan seteliti mungkin. Jika permasalahan tidak dibatasi
dalam ruang lingkup yang jelas, maka boleh jadi penelitian akan melenceng
dari tujuan yang sebenarnya.
2. Pernyataan tujuan
Tujuan suatu penelitian dot dinyatakan dalam bentuk:
a) Pernyataan-pernyataan yang akan dijawab lewat percobaan
b) Hipotesis-hipotesis
c) Pengaruh-pengaruh perlakuan yang akan dijadikan suatu estimasi
(kesimpulan)
Objektivitas (tujuan) ini harus dinyatakan secara tertulis menurut aturan
dan pola yang tepat.
3. Analisis tahap kritis bagi permasalahan dan tujuan
Hasil hasil percobaan tambahan/tak terduga atau yang melenceng harus
dipertimbangkan secara hati-hati menurut status teori-teori yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang diselidiki.
4. Pemilihan perlakuan-perlakuan
Pemilihan perlakuan-perlakuan menentukan ketepatgunaan (efektivitas) hasil
percobaan dalam mengevaluasi jawaban-jawaban bagi pertanyaan-
pertanyaan yang ditetapkan sebelum percobaan.
5. Pemilihan material percobaan
Dalam pemilihan material ini, pertimbangan-pertimbangan didasari oleh
objektivitas percobaan dan populasi yang diamati. Material terpilih harus
mewakili populasi yang akan digunakan sebagai ajang perlakuan-perlakuan
percobaan.
6. Pemilihan rancangan percobaan
Pemilihan rancangan yang cocok untuk suatu percobaan tergantung pada
tujuan. Meskipun demikian ada satu kaidah umum dalam pemilihan ini,
yaitu “ rancangan yang paling baik adalah rancangan yang paling sederhana,
tetapi tetap memberikan ketepatan dan ketelitian yang dibutuhkan oleh si
peneliti.
7. Pemilihan unit pengamatan dan jumlah ulangan
Untuk percobaan-percobaan lapangan dengan tanaman sebagai objek,
pemilihan ini adalah untuk menentukan dan bentuk petak-petak percobaan.
Untuk percobaan lapangan dengan binatang sebagai objek, adalah untuk
menentukan jumlah binatang yang akan dianggap sebagai suatu unit
percobaan.
8. Pengendalian pengaruh interaksi unit-unit percobaan yang berdekatan.
Pengendalian ini biasanya dilakukan lewat penggunaan jalur pembatas atau
lewat perambangan perlakuan-perlakuan.
9. Penentuan data yang akan dikumpulkan
Data yang akan dikumpulkan harus benar-benar berguna untuk mengevaluasi
pengaruh-pengaruh perlakuan sesuai dengan tujuan-tujuan percobaan. Data
tersebut harus dapat menjelaskan mengapa suatu perlakuan mempunyai
perlakuan demikian.
10. Panduan prosedur analisis statistik dan penyederhanaan hasil-hasil penelitian
Sebagai panduan, peneliti perlu membuat model matematika dari hasil-hasil
pengamatan dalam percobaannya , membuat kerangka analisis sidik ragam
(ansira) atau analysis of variance (anova) yang mencantumkan sumber-
sumber keragaman data, derajat bebas, dan prosedur uji F terhadap pengaruh
semua atau sumber keragaman yang direncanakan; Ancer-ancer tentang
bagaimana hasil percobaan tersebut akan digunakan serta mepersiapkan
kerangka-kerangja tabel atau grafik-grafik yang akan digunakan untuk
menyajikan hasil-hasil percobaan. Kemudian baningkan hasil yang
diharapkan dengan tujuan percobaan.
11. Pelaksanaan percobaan
Dalam pelaksanaan percobaan, digunakan prosedur-prosedur yang bebas dari
bias-bias atau rasa kelebihsukaan peneliti.
12. Analisis data dan interpretasi
Semua data yang diperoleh dari percobaan harus dianalisis sesuai dengan
uang direncanakan semula dan hasil-hasilnya diinterpretasikan selaras
dengan kondisi-kondisi percobaan, hipotesis-hipotesis yang diuji, dan atas
dasar hubungan hasil-hasil ini dengan fakta yang telah terbukti benar
menurut hasil-hasil penelitian lain.
13. Penyusunan laporan penelitian yang lengkap, mudah dipahami dan benar
Dalam laporan tidak dikenal adanya hasil negatif. Bahkan jika H0 tidak
ditolak hasilnya tetap positif, yaitu terbukti secara positif bawa tidak ada
perbedaan-perbedaan yang nyata antara perlakuan-perlakuan yang di uji.
Dalam penyusunan laporan penelitian, kita harus mengambil pengalaman
teman seprofesi dan melakukan diskusi untuk menetapkan kesimpulan yang
baik dan benar atas dasar percobaan yang telah dilakukan.
BAB 3
Klasifikasi Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan disusun berdasarkan:


(1) Intensitas/tingkat heterogenitas dan jumlah faktor yang menyebabkan
keragaman kondisi/lingkungan tempat percobaan dilaksanakan (galat).
(2) Jumlah faktor dan metode pelaksanaan/penerapan perlakuan-perlakuan pada
unit-unit percobaan
Makin besar galat menunjukkan makin besar keragaman data yang disebabkan oleh
adanya pengaruh nonperlakuan. Rancangan lingkungan ditata untuk memperkecil galat,
agar dapat digunakan sebagai indikator signifikansi. Rancangan perlakuan ditata
berdasarkan derajat kepentingan dan kemudahan pelaksanaan, atau penerapan faktor-
faktor penelitian pada unit-unit percobaan.
Penamaan suatu rancangan percobaan didasarkan pas:
(1) Metode penempatan perlakuan-perlakuan secara acak pada unit-unit percobaan,
yaitu (a) jika perambangan perlakuan dan ulangannya dilakukan secara lengkap
sekaligus , maka rancangannya disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL); (b)
jika perambangan perlakuannya secara lengkap dilakukan per satu lokal kontrol
(kelompok/blok) maka disebut Rancangan Acak Kelompok (RAK); (c) jika
perlakuan lengkap diacak per dua lokal kontrol, disebut Rancangan Acak
Kuadrat Latin (RAKL); dan (d) jika pengacakan perlakuan lengkap dilakukan
pertiga lokal kontrol, disebut Rancangan Kuadrat Graeco Latin (RKGL).
(2) Rancangan-rancangan yang diberi nama berdasarkan metode pelaksanaan atau
penerapan perlakuan-perlakuan pada satuan-satuan percobaannya, sehingga
disebut Rancangan Perlakuan.
Atas dasar jumlah faktor yang diteliti, rancangan percobaan dapat dipilahkan menjadi:
(1) Rancangan non faktorial, jika yang diteliti hanya satu faktor penelitian.
(2) Rancangan faktorial, jika yang diteliti terdiri dari beberapa faktor penelitian.
Berdasarkan jumlah galat yang digunakan, rancangan percobaan tersebut dapat
dipilahkan menjadi:
(1) Rancangan bergalat tunggal, yang meliputi RAK, RAL, dan RAKL nonfaktorial
dan faktorial.
(2) Rancangan bergalat ganda, merupakan rancangan yang digunakan untuk
percobaan salah satu faktor (B) dan interaksinya lebih penting dari faktor utama
lainnya (A).
(3) Rancangan bergalat triple, jumlah faktor yang diteliti ada tiga. Rancangan ini
disebut rancang petak bagian ganda atau split-split plot desing.

Anda mungkin juga menyukai