e 1
BAB I
PENDAHULUAN
e 2
mempunyai ciri khas tersendiri yaitu suasana tradisional yang sangat kental seperti suasana
tawar menawar harga dagangan.
Permasalahan di Pasar Induk Sayur Mayur Baturiti salah satunya berkaitan dengan
masalah tata ruang dan sanitasi lingkungan yang berpengaruh pada kenyamanan yang
membuat pengunjung pasar menjadi tidak nyaman bahkan kemungkinan pengunjung dapat
mengalami stress. Permasalahan tersebut jika tidak ditangani akan berdampak pada
pengembangan pasar secara berkelanjutan.
e 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
e 4
e 5
e 6
kebutuhan produksinya seperti modal, peralatan, dan tenaga. Di bidang distribusi pasar
mempunyai peranan dalam menyebarluaskan barang-barang hasil produksi yang
dibutuhkan masyarakat. Sedangkan di bidang konsumsi, pasar menyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan tambahan lainnya (Depdikbud, 1990:159).
Menurut Koentjaraningrat dalam Siwarni (2009:3) pengertian pasar adalah pranata
yang mengatur komunikasi dan interaksi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk
mengadakan transaksi pertukaran benda-benda, jasa ekonomi dan uang, dan tempat hasil
transaksi yang dapat disampaikan pada waktu yang akan datang berdasarkan harga yang
ditetapkan. Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan bahwa, pasar adalah tempat
pertemuan antara produsen dan konsumen yang melakukan transaksi barang dan jasa
berdasarkan harga yang di tetapkan.
Menurut Wicaksono dkk. (2011) pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang
dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar tradisional cenderung menjual
barang-barang lokal dan kurang ditemui barang impor, karena barang yang dijual dalam
pasar tradisional cenderung sama dengan pasar modern, maka barang yang dijual pun
kualitasnya relatif sama dengan pasar modern.
Pasar tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka dimana terjadi proses transaksi
jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar. Di pasar tradisional pengunjung tidak
selalu menjadi pembeli, namun pengunjung bisa menjadi penjual, bahkan setiap orang bisa
menjual dagangannya di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan sektor
perekonomian yang sangat penting bagi mayoritas penduduk di Indonesia. Masyarakat
miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar tradisional tidak sedikit, menjadi
pedagang di pasar tradisional merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya
pengangguran di Indonesia (Masitoh, 2013).
Keberadaan Pasar Induk (agribisnis) berfungsi sebagai terminal komoditi pertanian
dari produsen sebelum disalurkan ke konsumen. Pasar Induk diharapkan mampu
memberikan data kebutuhan konsumen, di wilayah cakupannya dari segi jumlah, kualitas
dan harga. Apabila jaringan Pasar Induk sudah memadai, maka data kebutuhan dari Pasar
Induk akan bisa digunakan sebagai input pasar-pasar penunjang di daerah produsen untuk
merencanakan pola tanam dan menyesuaikan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan pasar.
Dengan jaringan Pasar Induk (agribisnis) yang baik akan memperlancar distribusi
komoditi pertanian sehingga disparitas harga antar wilayah diperkecil dan akan membantu
daerah produsen pada saat Over Supply agar dapat menyalurkan ke daerah lain dengan
mekanisme perdagangan yang cepat dan aman. Selain fungsi dasar di atas Pasar Induk
diharapkan mampu membantu membentuk mekanisme perdagangan yang lebih adil, agar
distribusi pendapatan dari produk pertanian lebih adil.
e 7
Pasar sehat adalah kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat yang
terwujud melalui kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam menyediakan bahan pangan
yang bergizi bagi masyarakat (Pedoman Penyelengggaraan Pasar Sehat, 2008).
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan pasar dapat dilihat dari :
A. Lokasi
Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat (RUTR)
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai,
aliran lahar, rawan longsor, banjir dan sebagainya
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan termasuk sempadan jalan
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau
bekas lokasi pertambangan
Mempunyai batas wilayah yngg jelas, antara pasar dan lingkungannya
B. Area Parkir
Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar
Adanya parkir yang terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti : mobil,
motor, sepeda, andong/delman dan becak
Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup dan hewan mati
Tersedia area bongkar muat khusus yg terpisah dari tempat parkir
pengunjung
Tidak ada genangan air
Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah
dalam jumlah yang cukup, minimal setiap radius 10 m
Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yg berbeda antara jalur
masuk dan keluar
Adanya tanaman penghijauan
Adanya area resapan air di pelataran parkir
C. Sanitasi
C.1 Air Bersih
Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang
Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan
Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan air dan
dilengkapi dengan kran yang tidak bocor
Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 meter
Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali
C.2 Kamar Mandi dan Toilet
Pag
e 8
e 9
1
e
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara yang kami lakukan ke beberapa pedagang didapatkan beberapa
permasalahan yaitu : Tata ruang Pasar Induk Sayur Baturiti (los dagang dan lahan parkir)
dan Sanitasi lingkungan (pengelolaan sampah serta fasilitas kamar mandi dan toilet).
3.1
Analisis Permasalahan Penataan Ruang Pasar Induk Sayur Baturiti
3.1.1 Los Pedagang
Pasar Induk Sayur Baturiti merupakan pasar yang khusus menjual sayuran dalam
bentuk grosiran di Kabupaten Tabanan. Jika dilihat dari latar belakang didirikannya pasar
sayur ini diperuntukkan untuk mengakomodir hasil sayur mayur petani di kecamatan
Baturiti. Pasar ini tidak hanya membantu pedagang sayur mayur tetapi lebih jauh
membantu mensejahterahkan petani didaerah Baturiti.
Dari gambar diatas terlihat penataan parkir Pasar Induk Sayur Baturiti belum
tertata dengan baik. Lahan yang disediakan untuk parkir truk, mobil pick up, parkir
motor letaknya menyebar dan mobilitas kendaraan terlihat tidak beraturan. Dari hasil
wawancara juga diungkapkan bahwa masih ada pengemudi yang tidak mentaati alur
keluar masuk mobil dan tempat parkir yang seharusnya (menggunakan bahu jalan) yang
secara menyebabkan terjadinya kemacetan. Dilihat dari sudut pandang sosial budaya,
belum menampakkan adanya kepatuhan akan aturan - aturan yang dibuat pengelola
pasar dalam penertiban parkir kendaraan.
Sedangkan dilihat dari kondisi jalan di Pasar Induk Sayur Baturiti, ada
perbedaan sangat signifikant yang terjadi pada musim kemarau dan musim hujan. Saat
musim kemarau udaranya sangat berdebu yang tentu saja berpengaruh pada kesehatan
apalagi dengan mobilitas kendaraan yang cukup tinggi. Sebaliknya pada musim hujan
karena kondisi jalan yang tidak rata dan berlubang mengakibatkan jalanan cukup becek
sehingga sangat menggangu kenyamanan kegiatan di pasar tersebut.
3.2
Analisis Permasalahan Sanitasi Lingkungan
3.2.1
Pengelolaan sampah
Penampungan sampah di Pasar Induk Sayur Baturiti terletak di sebelah barat
dari lokasi pasar. Hal ini sesuai dengan teori pengelolaan sampah yakni lokasi TPS tidak
berada dijalur utama pasar dan berjarak lebih dari 10 meter dari bangunan pasar dan
sampah sudah diangkut setiap 1 x 24 jam oleh petugas DKP untuk dibawa ke Tempat
Pembuangan Akhir.
3.2.2
Kamar Mandi dan toilet
Sarana kamar mandi dan toilet di Pasar Induk Sayur Baturiti berjumlah 4 buah
dan tidak ada pemisahan antara pria dan wanita. Hal itu tidak sesuai dengan syarat
kamar mandi dan toilet dalam pasar sehat yakni harus tersedia toilet laki-laki dan
perempuan yang terpisah yang dilengkapi dengan tanda dan simbul yang jelas. Untuk
ketentuan proporsi kamar mandi dan toilet pun belum memenuhi syarat yakni 4 buah
baik kamar mandi dan 4 buah toiletnya. Dari gambar diatas dapat dilihat kondisi kamar
mandi dan toilet kurang bersih.
Lalu lintas pedagang dan pembeli yang tinggi, dengan membawa bakteri,
kotoran, dan partikel lainnya dari menjadi alasan utama lantai kamar mandi menjadi
bagian yang paling kotor. Toilet adalah salah satu ruangan yang rawan menjadi sarang
kuman, terlebih lagi jika bersifat umum dan jarang dibersihkan. Meskipun terlihat
bersih, toilet umum masih menyimpan kuman sumber penyakit yang tersembunyi
karena digunakan oleh banyak orang. Toilet yang seharusnya selalu dalam kondisi
bersih dan segar kini banyak yang terkontaminasi akibat penggunaan yang kurang
benar, misalnya tidak menyiram air setelah buang air, buang tisu/sampah sembarangan
di dalam toilet, bau asap rokok yang membuat pengap, banyaknya serangga atau hewan
lainnya yang memenuhi toilet sehingga semua ini menyebabkan bau tak sedap yang
sungguh membuat penggunanya tidak nyaman dan memilih untuk tidak menggunakan
toilet ini, kecuali terpaksa.
3.3
Pemecahan Masalah
1.
Berdasarkan permasalahan mengenai tata ruang pasar, perlu dilakukan survey
mendalam ke Pasar Induk Sayur Baturiti oleh organisasi yang bergerak di bidang
perencanaan tata ruang. Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan
masukan advokasi ke PEMDA Tabanan dan jajarannya, salah satunya melalui
kegiatan Musrembang sebagai upaya dalam memperbaiki masalah yang timbul baik
dari sarana prasarana seperti kesediaan kamar mandi dan toilet, pengelolaan
sampah, perbaikan akses jalan, penambahan Ruang Tata Hijau pada lahan parkir
dan memasang rambu-rambu tertulis.
2.
Revitalisasi terhadap tata ruang pasar dengan menggunakan konsep kearifan lokal
yang ada di Bali (Tri Angga). Revitalisasi yang dilakukan harus secara menyeluruh
terhadap lahan pasar (bangunan suci, los dagang, lahan parkir, pengolahan sampah
dan sarana kamar mandi/toilet)
3.
Untuk sanitasi lingkungan, Pihak Pengelola Pasar (PD) Induk Sayur Baturiti
diharapkan bisa meningkatkan manajemen pengelolaan sampah bermulai dari
tahap awal yaitu pengumpulan seperti menyediakan tempat sampah basah dan
kering agar sampah yang dihasilkan mudah untuk memasuki tahap berikutnya.
Tempat sampah yang di sediakan lorong pasar harus yang memenuhi syarat seperti
terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup dan mudah di
bersihkan. Selain itu untuk menjaga agar lingkungan pasar menjadi sehat
sebaiknya TPS berjarak minimal 10 meter dari lingkungan pasar, serta menjaga
kebersihan TPS agar tidak menjadi tempat perindukan vector.
Selain itu, PD Pasar juga diharapkan membuat aturan tertulis yang tegas
mengatur tentang penataan los pedagang sehingga konsep tata ruang bisa
berjalan dengan baik guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
4.
Perlu diberikan edukasi kepada SDM Pengelola Daerah (PD) Pasar agar lebih
professional dalam melakukan pengelolaan terkait segala aktivitas yang ada di area
pasar termasuk pembuatan aturan tertulis guna mendukung keberlangsungan pasar
tersebut.
5.
Pemberdayaan masyarakat
Peran masyarakat selalu menjadi unsur yang utama dalam sanitasi lingkungan,
karena dalam proses perencanaan masyarakat sekaligus diajak turut membuat
keputusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Untuk itu sangat diperlukan adanya
penyuluhan (edukasi) terkait bagaimana cara pengelolaan sampah dan apa
kaitannya dilihat dari aspek kesehatan dan lingkungan demikian juga tentang
sanitasi, dengan melibatkan lintas terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas
Lingkungan Hidup, Universitas atau organisasi yang bergerak dibidang kesehatan
lingkungan.
Selain itu edukasi tentang cara memberikan pelayanan pada konsumen yang sesuai
dengan etika budaya Bali juga perlu diberikan kepada pedagang sebagai langkah
mendukung pembangunan berkelanjutan dari sisi budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliati, 2011. Studi Eksplorasi Permasalahan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Jurnal
Planesa
Vol 2 No. 2. November 2011