PENDAHULUAN
1
2
baku, industri, irigasi dan lain-lain. Hal ini disebabkan sumber air yang makin langka akibat
penggundulan hutan dan penggunaan air yang tidak terkontrol. Kejadian di lapangan pada
umumnya adalah air yang dapat disediakan, tidak selalu seimbang dengan kebutuhan dalam
hal kuantitas, sehingga perlu upaya lain secara terus menerus untuk pemenuhan kebutuhan
air saat ini. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kualitas hidup
masyarakat salah satunya yaitu di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara,
merupakan daerah yang membutuhkan air.
Ada banyak metode dalam menghitung debit banjir rancangan, diantaranya dengan
pencatatan banjir maksimum terukur, rumus empirik, cara rasional, regional flood analysis
dan pendekatan statistik dengan analisis frekuensi. Salah satu metode yang sering digunakan
untuk menghitung debit banjir rancangan yaitu dengan hidrograf satuan dan analisis
frekuensi. Dari metode tersebut tentunya menghasilkan debit banjir rancangan yang berbeda
karena proses hitungan debit banjir rancangan didasarkan pada data yang berbeda. Analisis
frekuensi yang sering dipakai yaitu distribusi gumbel dan log pearson III. Pemilihan
distribusi yang tidak benar akan mengakibatkan estimasi terlalu tinggi (over-estimated) dan
estimasi yang terlalu rendah (under-estimated).
Di wilayah Kabupaten Konawe, pengembangan sumber daya air untuk tujuan
pengendalian daya rusak air (banjir) dan pendayagunaan sumber daya air masih diperlukan
guna memanfaatkan potensi yang masih ada untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
kebutuhan air baku dan irigasi, pengendalian banjir, serta sebagai sarana prasarana olahraga,
perikanan dan wisata air.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Maksud dan Tujuan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8