Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )

( 1 ) . POKOK BAHASA : IMSOMNIA/ TIDUR

SUB BAHASA : GANGGUAN POLA TIDUR

A. DEFINISI

Istrahat adalah suatu keadaan dimana keadaan jasmania menurun yang berakibat badan menjadi
lebih segar. Sedangkan tidur oleh Johson dianggap sebagai salah satu kebutuhan fisiologis manusia.
Tidur terjadi secara alamiah dengan fungsi dan fungsi fisiologis yang mlekat merupakan suatu proses
perbaikan tubuh. Jadi jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup unuk mempertahankan
kesehatan tubuh, dapat terjadi efek – efek seperti pelupa, konfusi, dan disorientasi terutama jika
deprivasi tidur untuk waktu yang lama. Rata – rata orang dewasa sehat membutuhkan waktu 7-8
jam untuk tidur setiap malam sedangkan pada lansia terjadi penurunan waktu tidur berkurang
karena factor ketuaan.

B. GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA

Manfaat istrahat dan tidur dalam menjaga kesehatan fisik pada lansia ini seringkali disepelekan dan
diabaikan terutam dilingkungan lembaga tempat retinitis sangat penting. Secara fisisolgis tidur
mengistrahatkan organ tubuh, menyimpan energi, menjaga irama biologis, dan memperbaiki
kesadaran mental dan efisiensi neurologis serta mengurangi ketegangan dan meningkatkan
perasaan sejatera. Fungsi pemeliharaan ini sangat penting untuk lansia yang memerlukan lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lansia waktu tidurnya terganggu
menjadi lupa, disorientasi dan konfusi

C. IMSOMNIA

Menurut DSM-IV, imsomnia adalah kesulitan untuk memulai atau memepertahankan tidur yang
berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan singnifikan atau gangguadalaa dlam
fugsi individu. Imsomnia adalah gejalah kelainan dalam tidur berupa kesulita berulang untuk tidur
atau memepertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Insomnia juga buan
suatu enyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memilki berbagai penyebab seperti kelainan
emosional, kelainn fisik dan pemakaian obat – obatan dan idak hanya mempengaruhi tingkat energy
dan suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.

D. KLASIFIKASI INSOMNIA
1. Insomnia primer
Merupakan factor penyebab yang jelas yang dapat memengaruhi tidur sekitar 3 dari 10
orang yang menderita insomnia dengan kebisaan tidur dan lingkungan tidur yang kurang
efektif.
2. Insomnia sekunder
Merupakan akibat efek hal lain, misalnya kondisi medis, masalah fisikologis seperti
perasaan bersedi depresi dan dementia dapat meneyebabakan terjadinyainsomnia pada
10 orang selain itu masalah fisik seperti penyakit atritis, diabetes dan nyeri.
E. ETIOLOGI
Menurut sebuah peeitian dalam jurnal neuron, seiring pertambahan usia maka durasi tidur
nyenyak akan semakain berkurang. Proses ini bahkan sudah dimulai sejak usia 20-an, misalnya
di usia 20-an dulu bisa tidur selama tuju jam. Namun ketika memasuki usia paruh baya sering
terbangun ditengah malam sampai beberapa kali dan susa untuk memulai tidur lagi, begitu terus
– menerus samapi usia lanjut. Parah ahlih menemukan bahwa penyebab susa tidur pada lansia
adalah terjadinya penurunan fungsi otak yang melemah shingga sinysl lelah dan mengantuk
tidak diterima dengan baik. Ada bberapa penyebanya juga antara lain :
1. Sres, terjadi akibat kekhwatiran tentang pekerjaan yang membuat fikiran aktif
sehingga sulit untuk tidur
2. Kecemasan dan depresi hal ini terjadi ketidakseimbangan kimia dalam otak atau
kekhatiran yang menyertai depresi
3. Obat – obatan dapat mempengaruhi proses tidur yang baik
F. TANDA dan GEJALA
Sebagian besar lansia berisiko tinggi mengalami ganggua tidur akibat berbagai factor, proses
patologis terkait usia dapat mempengaruhi pola tidur dan perubahan – perubahan yang men
cakup kelatenan tidu, terbangun pada dini hari, dan peningkatan tidur siang. Tanda dan
gejalanya dalah :
1. Kesulitan untuk memulai tidur pda malam hari
2. Sering terbagun pada malam hari
3. Angun tidur terlalu awal
4. Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
5. Instabilitas depresi atau kecemasan
6. Konsentrasi atau perhatian berkurang
7. Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
8. Keteganga dan sakit kepala dan juga gela gastrointestinal
9. Penyakit Alzheimer dan penyakit degeratif neuro lainnya
G. PENATALAKSANAAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA
a. Tidur seperlunya tidak kelebihan agar merasa segar dan sehat dihari berikutnya dan
memperbatasa waktu tidur karena berlebinya waktu tidur ditempat tidut
tampakanya berkaitan dengan tidur terputus – putus dan dangkal
b. Waktu bngun yang teratur dipagi hari memperkuat siklus sirkadian dan
menyebabkan awetan tidur yang teratur
c. Jumlah latihan yang stabil setiap harinya dapat memperdalam tidur, namun latihan
yang dilakukan kadang – kadang tidak dapat memeperbaiki tidur pada maam
berikutnya
d. Bunyi bising yang bersifat kadang – kadang misalnya suara – suara ataupun bunyi
lainnya
e. Rasa lapar mengganggu tidur kudapan ringan dapat membanti tidur
f. Suhu kamar yang cukup dingin ( kurang dari 24 celsius ) sehingga cukup nyaman dan
asupan kalori harus minimal pada saat menjelang tidur

Daftar Pustaka

Stanley M, Patricial GB. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC

JAWABAN SOAL NO ( 2)

H. Tujuan Instruksioanl Umum ( TIU )


Setelah mengiikuti proses penyuluhan diharapaka peserta penyeluhan mampu memahami
gangguan tidur dan memahami penanganannya.
I. Tujuan Instrutional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti penyuluhan diharapakan peserta penyuluhan dapat memahami : pengertian
tidur, pengertian gangguan tidur, tanda dan gejala gangguan tidur penyebab gangguan tidur
akibat tidur yang terganggu dan cara mengatasi gangguan tidur

Anda mungkin juga menyukai